Bab IV Hasil Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian tanah asli dan tanah campuran dengan semen yang dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di laboratorium bertujuan untuk mengetahi sifat fisik mekanik tanah dari tanah asli maupun tanah campuran dengan semen. 4.1.1 Karakteristik Tanah Asli Berdasarkan pengamatan secara visual menunjukan bahwa tanah tersebut berbutir halus berwarna coklat pada saat tanah basah maupun pada saat tanah kering. Selain itu, pada saat keadaan basah tanah tersebut lengket atau liat, sedangkan pada keadaan kering tanah tersebut mengeras. Pada pengujian tanah asli sudah dilakukan oleh peneliti Rahman,HR,2011. Adapun hasil pengujian dan penelitian tanah di laboratorium mengenai karakteristik tanah meliputi batas – batas Atterberg, klasifikasi butiran, kerapatan maksimum, kadar air optimum, berat jenis, CBR dan nilai kembang susut (swelling) seperti pada tabel 4.1.
IV - 1
Bab IV Hasil Penelitian
Tabel 4.1 Karakteristik Tanah Asli Berat jenis
2,65 gr/cm2
Batas cair
64,85%
Batas plastis
31,55%
Batas susut
13,74%
Indeks plastis
33,3%
Lanau/Lempung lolos saringan
25,3%
No.200 Lempung (fraksi < 0.002mm)
45,82%
Kerapatan kering maksimum
1,565
Kadar air
24%
CBR
4,62%
Swelling potensial
4.44%
Dari klasifikasi tanah sistem USCS hasil analisa butir hidrometer analysis dan sieve analysis dapat diketahui bahwa klasifikasi menurut AASHTO tergolong klasifikasi A – 7 -5. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tanah memiliki indeks plastisitas kurang dari 35%, dengan batas cair kurang dari 50. Menurut ASTM tanah berbutir halus yang merupakan lempung dan lanau, ini menunjukkan bahwa tanah ini adalah jenis CH (lanau organik dengan plastisitas rendah sampai sedang yang berupa lempung kerikilan, lempung kepasiran, lempung kelanauan dan lempung humus). IV - 2
Bab IV Hasil Penelitian
Pengidentifikasian tanah ekspansif pada awal penyelidikan tanah, diperlukan untuk melakukan metode pengujian yang tepat di laboratorium. Klasifikasi yang didasarkan atas index properties tanah seperti kandungan lempung dan plastisitas, yang umum dilaksanakan dalam praktek untuk pengidentifikasian tanah ekspansif. Lempung ekspansif dapat digolongkan berdasarkan lolos saringan NO.200, batas cair dan digolongkan berdasarkan batas susut.
Tabel 4.2 Klasifikasi Tanah Ekspansif Berdasarkan % Lolos Saringan No.200 dan Batas Cair Laboratory and Field Data Persen Passing LL Standart No.200 (%) Penetration >95 >65 >30 60-95 40-60 20-30 30-60 30-40 10-20 <30 <30 <20
% Total Volume Change
Degree Of Ekspansion
>10 3-10 1-5 <1
Very High High Medium Low
Sumber : Chen (1965) dalam chen (1988)
Tabel 4.3 Klasifikasi Tanah Ekspansif Berdasarkan Batas Susut Linier Shrinkage <5 5-8 >8
SL (%) >12 10-12 <12
Probable Swell <0.5 0.5-1.5 <1.5
Degree Of Ekspansion Non Critical Marginal Critical
Sumber : Altmeyer (1955) dalam Altmeyer (1955) Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa tanah ekspansif berdasarkan batas susut mempunyai nilai
sebesar 13,74% . Maka ini tergolong dalam
ekspansifitas yang tidak kritis.
IV - 3
Bab IV Hasil Penelitian
4.2 Pengujian Tanah Yang Distabilisasi dengan Semen Pada pengujian ini tanah yang akan diuji adalah tanah yang akan dicampur dengan semen. Persentase campuran semen adalah 7%, 9%, 11%, 13%, 15% dari berat tanah. Proses stabilisasi ini dilakukan pemeraman selama 7 hari, 14 hari, dan 21 hari dikarenakan adanya proses kimia. 4.2.1 Pengujian Berat Jenis Berat jenis tanah merupakan ratio perbandingan berat butir tanah dengan berat air destilasi di udara dengan volume yang sama dan pada temperatur tertentu. Adapun hasil dari pengujian ini dapat dilihat dari Gambar 4.1
3
Berat Jenis
2,5 2 1,5
7hari 14hari
1
21hari 0,5 0 0
5
10
15
20
Kadar Semen
Gambar 4.1 Kurva Berat Jenis Tanah Berdasarkan Persentase Semen
IV - 4
Bab IV Hasil Penelitian
Pada gambar diatas dapat dilihat hasil dari pengujian berat jenis terhadap kadar semen mengalami peningkatan di setiap penambahan kadar semen. Pada grafik menunjukan bahwa pada kadar semen 7% dengan pemeraman 7 hari ke 14 hari dan ke 21 hari mengalami penurunan. Kemudian, pada kadar semen 9% dengan pemeraman 7 hari,14 hari, dan 21 hari mengalami kenaikan yang tidak terlalu signifikan. Pada kadar semen 11% dengan pemeraman 7 hari,14 hari, dan 21 hari mengalami penurunan. Pada kadar semen 13% dengan pemeraman 7 hari dan 21 hari mengalami kenaikan yang tidak terlalu signifikan dan pada pemeraman 14 hari mengalami penurunan. Kemudian pada kadar semen 15% denagn pemeraman 7 hari,14 hari dan 21 hari mengalami kenaikan yang tidak terlalu signifikan. Pada kadar semen 7% dengan pemeraman 7 hari didapatkan berat jenis sebesar 2,05 gr/cm2, pada prosentase semen 9% dengan pemeraman 7 hari berat jenis yang didapat sebesar 2,35 gr/cm2, pada prosentase semen 11% dengan pemeraman 7 hari berat jenis yang didapat sebesar 1,53 gr/cm2, pada prosentase kadar semen 13% dengan pemeraman 7 hari berat jenis yang didapat sebesar 1,79 gr/cm2, dan pada prosentase kadar semen 15% dengan pemeraman 7 hari didapat berat jenis sebesar 2,4 gr/cm2. Ini berarti campuran tanah dengan semen pada prosentase 15% adanya perubahan dan berpengaruh pada nilai – nilai daya dukung tanah. Adapun hasil yang didapat per tiap persentase dan tiap pemeraman dapat dilihat dilampiran.
IV - 5
Bab IV Hasil Penelitian
4.2.2 Pengujian Batas Plastic Pengujian batas plastis bertujuan untuk menentukan kadar air tanah pada kondisi plastis dengan campuran semen 7%,9%,11%,13%,15%. Adapun hasil yang didapat dalam pengujian batas plastis ini dengan umur pemeraman 7 hari,14 hari dan 21 hari dapat dilihat di gambar 4.2.
45 40 Batas Plastis
35 30 25 20
7hari
15
14 hari
10
21hari
5 0 0
5
10
15
20
Kadar Semen
Gambar 4.2 Kurva Batas Plastis Berdasarkan Persentase Semen
Pada gambar kurva batas plastis diatas dapat dilihat bahwa pada kadar semen 7% dengan pemeraman 7 hari,14 hari dan 21 hari mengalami kenaikan. Tetapi, pada kadar semen 9% dengan pemeraman 7 hari,14 hari dan 21 hari mengalami penurunan yang tidak terlalu signifikan. Pada kadar semen 11% dengan pemeraman 7 hari,14 hari dan 21 hari masih mengalami penurunan. Kemudian, Pada kadar semen 15% dengan pemeraman 7 hari mengalami penurunan, sedangkan pada pemeraman 14 hari dan 21 hari mengalami kenaikan yang tidak terlalu signifikan.
IV - 6
Bab IV Hasil Penelitian
Dapat dilihat pada gambar 4.2 bahwa pengujian batas plastis cenderung menurun dengan semakin meningkatnya prosentase kadar semen. Pada tanah asli batas plastis yang didapat adalah 31,55% sedangkan pada tanah yang dicampur dengan prosentase semen 7% dengan pemeraman 7 hari sebesar 40,55%, pada prosentase semen 9% dengan pemeraman 7 hari didapat batas plastic sebesar 24.43%, pada prosentase 11% dengan pemeraman 7 hari didapat batas plastic sebesar 22,13%, pada prosentase 13% dengan pemeraman 7 hari didapat batas plastic sebesar 26.975%, dan pada prosentase 15% dengan pemeraman 7 hari didapat batas plastic sebesar 8.905%. Dengan menurunnya hasil pengujian batas plastic yang dicampurkan dengan semen, ini berarti adanya peningkatan terhadap stabilitas tanah sekaligus potensi pengembangan menjadi lebih kecil. 4.2.3 Pengujian Batas Cair Pengujian batas cair bertujuan untuk menentukan batas cair tanah dan untuk
mengetahui jenis serta sifat - sifat tanah dari bagian tanah yang
mempunyai ukuran butir lolos saringan no.40 pada campuran tanah dengan semen 7%,9%,11%,13%,15% untuk pemeraman selama 7 hari, 14 hari dan 21 hari.
IV - 7
Bab IV Hasil Penelitian
60
Batas cair
50 40 30
7hari
20
14 hari
10
21hari
0 0
5
10
15
20
Kadar Semen
Gambar 4.3 Kurva Batas Cair Berdasarkan Persentase Semen
Pada gambar 4.3 terlihat bahwa kadar semen 7% umur 7 hari meningkat dan pada pemeraman 14 hari,21 hari grafik menunjukan penurunan. Setelah itu, pada kadar semen 9% dengan pemeraman 7 hari dan 14 hari mengalami penurunan, tetapi pada pemeraman 21 hari grafik menunjukan kenaikan yang tidak terlalu signifikan. Pada kadar semen 11% dengan pemeraman 7 hari,14 hari, dan 21 hari mengalami peningkatan. Kemudian pada kadar semen 15% dengan pemeraman 7 hari, 14 hari, dan 21 hari mengalami peningkatan yang tidak terlalu signifikan.
IV - 8
Indeks Plastic
Bab IV Hasil Penelitian
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
7hari 14 hari 21hari
0
5
10
15
20
Kadar Semen
Gambar 4.4 Kurva Indeks Plastis Berdasarkan Persentase Semen
Pada hasil penelitian ini nilai PI pada setiap penambahan kadar semen meningkat. Pada kadar semen 7% dengan pemeraman 7 hari,14 hari dan 21 hari indeks plastic mengalami peningkatan. Kemudian pada kadar semen 9% dengan pemeraman 7 hari,14 hari mengalami peningkatan yang tidak signifikan, tetapi pada pemeraman 21 hari nilai plastis indeks mengalami peningkatan yang mencapai titik optimum. Pada kadar semen 11% dengan pemeraman 7 hari,14 hari mengalami peningkatan dan pada pemeraman 21 hari nilai indeks plastis menurun Pada kadar semen 15% dengan pemeraman 7 hari,14 hari dan 21 hari nilai indeks plastis mengalami peningkatan. Pada grafik diatas, garis warna hijau menunjukkan data yang kurang benar dengan ditandai tanda silang, untuk secara umum data yang benar, biasanya grafik ditunjukkan dengan warna garis jingga. Kesalahan ini bisa di mungkinkan terdapat kesalahan teknis pada praktek.
IV - 9
Bab IV Hasil Penelitian
70 60
PI, PL dan LL
50 40 LL
30
PL
20
PI
10 0 0
2
4
6
8
10
12
14
16
Kadar Semen
Gambar 4.5 Kurva Hubungan Batas Cair, Batas Plastic, Indeks Plastis Berdasarkan Persentase Semen 7%,9%,11%,13%,15%
Pada hasil penelitian ini nilai PI, LL, PL pada prosentase semen 7%,9%,11%,13%,15% menurun dari tanah asli. Hasil dari tanah asli LL didapat sebesar 64,85% dan PL didapat sebesar 31,55%. Penurunan nilai PI tersebut dapat mengurangi potensi pengembangan dan penyusutan dari tanah yang bersangkutan. Hal ini disebabkan terutama oleh proses hidrasi dari semen yang ditambahkan ke tanah. Proses ini memperkuat ikatan antara partikel - partikel tanah, sehingga terbentuk butiran yang lebih keras dan stabil. Terisinya pori - pori tanah memperkecil terjadinya rembesan pada campuran tanah - semen tersebut yang berdampak pada berkurangnya potensi kembang susut. Dan menurut Anastia (1991) dari penelitianya, bahwa penurunan LL (liquid limit) 30% - 40% dan menaikan PL(batas plastis) 15% - 20%, ini dianggap pengaruh campuran cukup berarti dan dianggap signifikan, sedang berdasarkan
IV - 10
Bab IV Hasil Penelitian
hasil percobaan batas - batas atterberg pada campuran tanah dengan prosentase semen 7% menurunkan LL 26% dan PL 4,52%, pada prosentase 9% menurunkan LL 27% dan PL 12,65%, pada prosentase 11% menurunkan LL 21,66% dan PL 13,61%, pada prosentase 15% menurunkan LL 37,55% dan PL 16,28%. Hal ini berarti bahwa pengaruh penambahan semen dengan prosentase 7%,9%,11%,15% pengaruhnya tidak signifikan.
4.2.4 Pengujian Batas Susut Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air tanah pada kondisi batas susut, yaitu kadar air minimum yang masih dalam keadaan semi solid dan juga merupakan batas antara keadaan semi solid dengan solid. Dapat dilihat di gambar 4.6 hasil pengujian dengan prosentase 7%,9%,11%,13%,15% dengan
Batas Susut
pemeraman 7 hari,14 hari dan 21 hari.
50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
7hari 14 hari 21 hari
0
5
10
15
20
Kadar Semen
Gambar 4.6 Kurva Batas Susut Berdasarkan Persentase Semen
IV - 11
Bab IV Hasil Penelitian
Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa pada kadar semen 7% pemeraman 7 hari mengalami kenaikan dan sedangkan pada pemeraman 14 hari,21 hari mengalami penurunan. Pada kadar semen 9% dengan pemeraman 7 hari,14 hari dan 21 hari mengalami penurunan. Kemudian pada kadar semen 11% dengan pemeraman 7 hari mengalami penurunan, sedangkan pada pemeraman 14 hari dan 21 hari grafik menunjukan peningkatan yang tidak terlalu signifikan. Pada kadar semen 13% dengan pemeraman 7 hari dan 21 hari mengalami peningkatan yang tidak terlalu signifikan, sedangkan pada pemeraman 14 hari grafik menunjukan penurunan. Kemudian pada kadar semen 15% dengan pemeraman 7 hari dan 21 hari mengalami penurunan, sedangkan pada pemeraman 14 hari mengalami peningkatan. Dapat dilihat pada gambar 4.6 bahwa pengujian batas susut terlihat naik dari tanah asli. Hasil yang diperoleh tanah asli batas susut sebesar 13,74% sedangkan penambahan semen hasil yang diperoleh adalah sebesar 22,14%. Hal ini
menunjukan
bahwa
pencampuran
prosentase
semen
sebesar
7%,9%,11%,13%,15% adanya pengaruh peningkatan daya dukung tanah dengan catatan kadar air pada keadaan optimum terhadap masing – masing campuran.
IV - 12
Bab IV Hasil Penelitian
4.2.5 Pengujian Pemadatan Pengujian ini dilakukan untuk mencari nilai kepadatan maksimum (Maximum Dry Density) dan kadar air optimum (Maximum Moisture Content) dari suatu sampel tanah. Pada pengujian ini tanah dicampur dengan semen sesuai dengan
persentase
yang
diujikan
yaitu
7%,9%,11%,13%,15%.
Dalam
pencampuran ini semakin banyak persentase yang dicampur dengan semen, maka semen semakin mengikat pada tanah, sehingga tanah yang dicampur dengan semen menjadi keras. Pada pengujian pemadatan ini tanah dicampur dengan semen dan air sesuai prosentase semen yang diujikan dan sesuai dengan kadar air masing – masing. Setelah dicampur dengan semen, tanah diperam selama 7 hari, 14 hari, dan 21 hari setelah itu dilakukan uji pemadatan. Tanah yang sudah dicampur dan diperam selama umur ketentuan maka dilakukan uji pemadatan. Hasil dari tanah yang sudah dicampur dan diperam selama umur yang ditentukan tanah menjadi keras.
IV - 13
Bab IV Hasil Penelitian
Kepadatan Kering optimum
7% 7hari 1,6 1,55 1,5 1,45 1,4 1,35 1,3 1,25
7hari
0
5
10
15
20
25
Kadar air optimum
Gambar 4.7 Kurva Kepadatan Kering Maksimum dengan Kadar Air Optimum Pada Pengujian Compaction Berdasarkan Persentase Semen 7%
1,8 1,6
Kepadatan Kering
1,4 1,2 1 7hari
0,8
14 hari
0,6
21hari
0,4 0,2 0 -0,2 0
5
10
15
20
Kadar Semen
Gambar 4.8 Kurva Kepadatan Kering Maksimum Pada Pengujian Compaction Berdasarkan Persentase Semen
IV - 14
Bab IV Hasil Penelitian
Pada gambar 4.7 merupakan gambar dari kepadatan kering optimum dari tiap prosentase dengan pemeraman selama 7 hari,14 hari dan 21 hari. Pada gambar ini dapat dilihat bahwa kadar semen 7% dengan pemeraman 7 hari dan 14 hari memiliki nilai yang sama sedangkan pada pemeraman 21 hari meningkat. Kemudian pada kadar semen 9% dengan pemeraman 7 hari,14 hari dan 21 hari kepadatan kering mengalami penurunan. Pada kadar semen 11% dengan pemeraman 7 hari dan 21 hari mengalami penurunan, sedangkan pada pemeraman 14 hari mengalami kenaikan yang tidak terlalu signifikan. Pada kadar semen 13% dengan pemeraman 7 hari mengalami penurunan, sedangkan pada pemeraman 14 hari masih stabil sama dengan kadar semen 11% dengan pemeraman yang sama pula, kemudian pada pemeraman 21 hari mengalami peningkatan yang tidak terlalu signifikan. Pada kadar semen 15% dengan pemeraman 7 hari mengalami peningkatan, sedangkan pada pemeraman 14 hari masih stabil danpada pemeraman 21 hari mengalami penurunan. Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa kepadatan kering pada prosentase semen 7% didapat sebesar 1,542gr/cm , pada prosentase semen 9% didapat sebesar 1,422gr/cm , pada prosentase semen 11% didapat sebesar 1,512gr/cm , pada prosentase 13% didapat 3,60 gr/cm , dan pada prosentase 15% didapat kepadatan kering sebesar 3,78gr/cm. Sedangkan pada tanah asli kepadatan kering didapat sebesar 1,565gr/cm. Kenaikan kepadatan kering pada prosentase 13% dan 15% ini adanya perubahan dan berpengaruh pada nilai – nilai daya dukung tanah. Adapun hubungan antara kadar air optimum dengan kadar semen pada pemeraman selam 7 hari,14 hari dan 21 hari dapat dilihat gambar dibawah ini.
IV - 15
Bab IV Hasil Penelitian
45 40 35 Kadar Air
30 25
7hari
20 15
14 hari
10
21hari
5 0 -5 0
5
10
15
20
Kadar Semen
Gambar 4.9 Kurva Kadar air Optimum Berdasarkan Persentase Semen Pada gambar 4.8 dapat dilihat bahwa pada kadar semen 7% dengan pemeraman 7 hari,14 hari,dan 21 hari masih stabil. Kemudian pada kadar semen 9% dengan pemeraman 7 hari dan 21 hari mengalami kenaikan, sedangkan pada pemeraman 14 hari kadar air mengalami penurunan. Pada kadar semen 11% dengan pemeraman 7 hari mengalami penurunan sedangkan pada pemeraman 14 hari dan 21 hari mengalami kenaikan yang tidak terlalu signifikan. Kemudian pada kadar semen 13% dengan pemeraman 7 hari mengalami kenaikan dan pada pemeraman 14 hari dan 21 hari mengalami penurunan. Pada kadar semen 15% denagn pemeraman 7 hari,14 hari dan 21 hari mengalami penurunan. Pengujian pada tanah asli kadar air yang didapat adalah sebesar 24%. Dari hasil pengujian prosentase semen 7% didapat 18.78%, pada prosentase semen 9% didapatkan kadar air sebesar 37,30%, pada prosentase semen 11% didapatkan sebesar 12,15%, pada prosentase 13% didapatkan 18,44%, dan pada prosentase 15% kadar air didapat sebesar 13,07%. Ini menunjakkan bahwa penurunan kadar IV - 16
Bab IV Hasil Penelitian
air dari tiap prosentase semen meningkatkan stabilisasi tanah sekaligus potensi pengembangan menjadi menurun.
4.2.6 Pengujian Swelling Test dan CBR Rendaman Pada pengujian CBR rendaman ini tanah yang telah didapatkan memperoleh hasil kadar optimumnya dari pengujian pemadatan standart. Setelah itu, tanah yang bercampur dengan semen direndam selama 4 hari di dalam bejana berisi air dan dibebani dengan beban seberat 4,5kg. Pada pembacaan pembebanan dilakukan setiap 24 jam dan diukur pengembangannya dengan dial penetrasi. Hasil nilai swelling tiap 24 jam terlampir di lampiran. Dalam pengujian ini tanah yang akan digunakan untuk test CBR mengalami perkerasan setelah dicampur semen dengan kadar persentase 7%,9%,11%,13%,15% dari berat tanah tersebut. Setiap penambahan persentase kadar semen maka semakin keras tanah yang sudah tercampur dengan semen tersebut. Sehingga, pada saat ingin melakukan test CBR, tanah harus dihancurkan terlebih dahulu agar dapat dilakukan test CBR. Adapun dari hasil uji CBR tersebut adalah:
IV - 17
Bab IV Hasil Penelitian
5 4,5 4 3,5 3 SWELLING 2,5 2 1,5 1
7 Hari 14 hari 21 hari
0,5 0 0
5
10
15
20
Kadar Semen (%)
Gambar 4.10 Kurva Perbandingan Swelling Test Dengan Prosentase Semen
Dari gambar grafik diatas dapat dilihat bahwa pada kadar semen 7%, 9%,11%,13% dan 15% dengan pemeraman 7 hari, 14 hari dan 21 hari mengalami penurunan. Pada CBR swelling ini pada kadar semen 7% memiliki nilai sebesar 4,48%, pada kadar semen 9% nilai CBR swelling yang didapat adalah sebesar 4.2%, pada kadar semen 11% didapat nilai sebesar 3,88%, pada kadar semen 13% didapat nilai sebesar 3,22% dan pada kadar semen 15% didapat nilai sebesar 2,98%. Nilai CBR rendaman yang didapat pada prosentase semen 7% sebesar 4,48%. Pada kondisi yang terjadi pada tanah yang distabilisasi dengan semen dapat meningkatkan daya dukung tanah. Pencampuran tanah dengan semen dan air membentuk hydrated gel yang mengikat butiran. Proses tersebut memakan waktu beberapa hari, karena setelah perawatan (curing time) selama 7 hari, IV - 18
Bab IV Hasil Penelitian
perendaman dalam air justru membantu proses hidrasi. Hal ini mengakibatkan campuran tanah-semen menjadi semakin kuat yang kemudian meningkatkan nilai CBR. Nilai CBR rendaman yang didapat pada prosentase semen 9% sebesar 4,2%. CBR rendaman yang didapat pada prosentase semen 11% sebesar 3,88%. Nilai CBR rendaman yang didapat pada prosentase semen 13% sebesar 3.28%. Nilai CBR rendaman yang didapat pada prosentase semen 15% sebesar 2,98%.
70 60
CBR
50 40 7 hari
30
14 hari 20
21 hari
10 0 0
5
10
15
20
Kadar Semen
Gambar 4.11 Kurva CBR Test Dengan Prosentase Semen
Nilai CBR yang didapat pada prosentase kadar semen 7% adalah 18,52% (atas) dan 18,11% (bawah). Sedangkan pada tanah asli nilai CBR yang didapat adalah sebesar 4,62%. Penambahan semen pada pengujian ini telah meningkatkan nilai daya dukung tanah. Reaksi sementasi yang terjadi pada campuran tanahsemen membentuk butiran baru yang lebih keras sehingga lebih kuat menahan beban yang diberikan. Di samping itu,terisinya rongga pori tanah yang IV - 19
Bab IV Hasil Penelitian
menyebabkan sifat saling mengikat (inter locking) antara butir butirnya semakin besar sehingga menghasilkan stabilitas yang lebih tinggi. Nilai CBR yang didapat pada prosentase kadar semen 9% adalah 35,80% (atas) dan 32,10% (bawah). Sedangkan pada tanah asli nilai CBR yang didapat adalah sebesar 4,62%. Nilai CBR yang didapat pada prosentase kadar semen 11% adalah 60,50% (atas) dan 50,21% (bawah). Nilai CBR yang didapat pada prosentase kadar semen 13% adalah 55,56% (atas) dan 50,21% (bawah). Nilai CBR yang didapat pada prosentase kadar semen 13% adalah 55,56% (atas) dan 50,21% (bawah).
IV - 20
Bab IV Hasil Penelitian
4.3 Perbandingan Hasil dengan Peneliti Lain Pada penelitian ini dapat dibandingkan dengan peneliti yang lain dengan kadar semen yang berbeda. Adapun perbandingan dari hasil penelitian lain yaitu sebagai berikut : Tabel 4.4 Hasil Pengujian Tanah Asli dan Tanah dengan Semen dengan Kadar Semen 7%, 9%, 11%, 13%, 15% Tanah Asli
Uraian
Berat jenis Batas cair Batas plastis Indeks plastis Kerapatan kering maksimum Kadar air CBR Swelling potensial
Tanah+7% Tanah+9% Tanah+11% Tanah+13% Tanah+15% pc pc pc pc pc
2,65 gr/cm2 64,85% 31,55% 33,30% 1,565
2,05 gr/cm2 44.00% 40.55% 32,00% 1,474
2,35 gr/cm2 40.80% 24.4% 17,00% 1.514
1.53 gr/cm2 43.00% 22.13% 21,00% 1,474
1.79 gr/cm2 27.50% 26.8% 2,00% 1,48
2.4 gr/cm2
24% 4,62% 4.44%
18.52% 18.84% 4.48%
35.80% 36.7% 4.2%
60.50% 8.91% 3.88%
55.56% 21.1% 3.28%
46.92% 16.2% 2.00%
29.50% 8905,00% 20,00% 1,484
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Perbandingan Tanah dengan Kadar Semen 2%, 10%
Uraian
Berat jenis Batas cair Batas plastis Indeks plastis Kerapatan kering maksimum Kadar air CBR Swelling potensial
IV - 21
Tanah+2% pc
Tanah+10% pc
2,489 gr/cm2
2,58 gr/cm2
31.00% 18.50% 12.50% 1,57
98.00% 39,00% 59.41% 1,282
19% 7.20% 3.00%
50.18% 20.83% 25.00%
Bab IV Hasil Penelitian
IV - 22