BAB IV PEMBAHASAN
Di dalam melakukan penjualan HDMF lebih sering mengalami kerugian. Kerugian tersebut disebabkan oleh gagalnya usaha pembiayaan kendaraan bermotor HDMF yang menyebabkan kendaraan bermotor tersebut harus ditarik dari konsumen dan dijual kembali kepada konsumen lain dengan harga yang biasanya lebih rendah dari nilai buku kendaraan bermotor tersebut. Kendaraan bermotor yang ditarik tersebut biasanya dijual oleh HDMF secara tunai dan secara cicilan di cabang-cabang HDMF. Di dalam melakukan penjualan baik secara tunai ataupun cicilan, HDMF mengakui laba dan rugi di dalam periode penjualan, di mana laba dan rugi tersebut langsung diakui dan dicatat pada saat penjualan terjadi. Di dalam skripsi ini akan dibahas perlakuan akuntansi untuk penjualan kendaraan bermotor hasil tarikan secara cicilan di HDMF pada tahun 2008. Pada tahun 2008, HDMF mengalami 3 kali kegagalan di dalam penjualan cicilan yang diselenggarakannya. Ketiga kegagalan penjualan tersebut akan dibahas dan dianalisis di dalam skripsi ini.
IV.1. Penjualan Cicilan HDMF pada bulan April 2008 IV.1.1. Analisis Perlakuan Akuntansi untuk Penjualan Cicilan HDMF Transaksi penjualan cicilan HDMF pada bulan April terjadi pada tanggal 22 April 2008, HDMF menjual secara cicilan kendaraan bermotor merek Honda dengan tipe Vario CW tahun 2008 dengan nomor
polisi B 6467 KKN kepada Marsion
Tumanggor. Kendaraan bermotor ini merupakan hasil tarikan tanggal 27 Maret 2008 46
yang mempunyai nilai buku Rp 12.550.000,00. Harga jual dari kendaraan bermotor tersebut Rp. 11.511.000,00 dengan flat rate 22.6745% , effective rate 37.63% dan tenor 35 bulan. Realization date dari transaksi tersebut terjadi pada tanggal 22 April 2008, realization start pada tanggal 22 Mei 2008, dan installment end pada tanggal 22 Maret 2011. Biaya administrasi yang harus dibayar oleh customer sebesar Rp 225.000,00 dan biaya asuransi sebesar Rp 286.000,00 (biaya administrasi dan biaya asuransi sudah termasuk di dalam harga jual). Di dalam transaksi penjualan cicilan ini, customer membayar uang muka sebesar Rp. 1.611.000,00 dengan presentase 13.995%. Total principal atas transaksi ini sebesar Rp.9.900.000,00 dengan total interest Rp 6.547.270,00, dan total A/R sebesar Rp 16.447.270,00. Jumlah installment yang harus dibayar oleh customer setiap bulan sebesar Rp 469.922,00 yang dibulatkan menjadi Rp 470.000,00, dan collectibility dari transaksi ini kurang lancar. Berikut ini ditampilkan tabel penjualan cicilan: Tabel 4.1 Tabel Angsuran Penjualan Cicilan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
ANGSURAN 469,922 469,922 469,922 469,922 469,922 469,922 469,922 469,922 469,922 469,922 469,922
POKOK
159,475 164,475 169,633 174,952 180,439 186,097 191,933 197,951 204,159 210,561 217,164
BUNGA
310,448 305,447 300,289 294,970 289,483 283,825 277,989 271,971 265,763 259,361 252,758 47
SALDO AR
SALDO POKOK
16,447,270 15,977,348 15,507,426 15,037,504 14,567,582 14,097,660
9,900,000 9,740,526 9,576,050 9,406,417 9,231,465 9,051,026
13,627,738 13,157,816 12,687,894 12,217,972 11,748,050 11,278,128
8,864,929 8,672,997 8,475,045 8,270,887 8,060,326 7,843,162
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
469,922 469,922 469,922 469,922 469,922 469,922 469,922 469,922 469,922 469,922 469,922 469,922 469,922 469,922 469,922 469,922 469,922 469,922 469,922 469,922 469,922 469,922 469,922 469,922
223,974 230,997 238,241 245,711 253,417 261,363 269,559 278,012 286,730 295,721 304,995 314,559 324,423 334,596 345,089 355,910 367,071 378,582 390,453 402,697 415,325 428,349 441,781 455,635
245,948 238,925 231,681 224,211 216,505 208,559 200,363 191,910 183,192 174,201 164,927 155,363 145,499 135,326 124,833 114,012 102,851 91,340 79,469 67,225 54,597 41,573 28,141 14,287
10,808,206 10,338,284 9,868,362 9,398,440 8,928,518 8,458,596 7,988,674 7,518,752 7,048,830 6,578,908 6,108,986 5,639,064 5,169,142 4,699,220 4,229,298 3,759,376 3,289,454 2,819,532 2,349,610 1,879,688 1,409,766 939,844 469,922 ‐
7,619,189 7,388,192 7,149,951 6,904,240 6,650,823 6,389,460 6,119,901 5,841,888 5,555,158 5,259,437 4,954,442 4,639,883 4,315,460 3,980,864 3,635,775 3,279,865 2,912,794 2,534,212 2,143,759 1,741,062 1,325,736 897,387 455,606 (29)
Sumber: HDMF Jurnal yang dibuat oleh HDMF untuk pencatatan tersebut adalah: Jurnal untuk penjualan cicilan aktiva dalam penguasaan: Bank
Rp 1.611.000
Piutang Customer
Rp 9.900.000
Kerugian atas Aktiva dalam penguasaan
Rp 1.550.000
Aktiva dalam Penguasaan
Rp 12.550.000
Beban Administrasi
Rp
225.000
Utang Asuransi
Rp.
286.000
Jurnal untuk pembayaran asuransi ke pihak asuransi: 48
Hutang Asuransi
Rp. 286.000
Bank
Rp. 286.000
Jurnal untuk pencatatan piutang customer: Piutang Customer
Rp 16.447.270
Aktiva dalam penguasaan
Rp 9.900.000
Unearned Revenue
Rp 6.547.270
Jurnal pada pembayaran pertama: Bank
Rp 470.000 Piutang Customer
Rp 469.922
Pendapatan lain-lain
Rp
Unearned Revenue
78
Rp 310.448
Pendapatan Bunga
Rp 310.448
Untuk pembayaran berikutnya sama dengan pembayaran pertama. Pada tanggal 31 Desember 2008 dilakukan penyesuaian untuk bunga yang masih harus diterima, jurnalnya: Unearned Revenue
Rp
81.591
Pendapatan Bunga
Rp
81.591
Jurnal untuk menutup perkiraan nominal: Pendapatan Bunga
Rp 392.039
Ikhtisar laba-rugi
Rp 1.382.961
Biaya Administrasi
Rp 225.000
Kerugian atas penjualan
Rp 1.550.000
Pada tanggal 1 Januari 2009 dilakukan reversing entry untuk bunga yang masih harus diterima, jurnalnya: 49
Pendapatan Bunga
Rp
Unearned Revenue
81.591 Rp
81.591
IV.1.2. Analisis Perlakuan Akuntansi untuk Asset Tarikan HDMF Pada contoh kasus di penjualan cicilan HDMF pada tanggal 22 April 2008 terdapat keterangan bahwa collectibility kurang lancar. Hal ini terlihat dari pembayaran angsuran yang tidak tepat pada waktunya dan menyebabkan customer harus membayar penalti atas keterlambatannya. Pada angsuran yang ke delapan customer tidak mampu untuk membayar angsurannya dan menyebabkan kendaraan bermotor tersebut harus ditarik oleh HDMF. Berikut ini adalah data-datanya: Tabel 4.2 Tabel Pembayaran Angsuran Penjualan Cicilan
50
Sumber: HDMF Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa sebenarnya customer tidak membayar angsuran ke delapan, angsuran tersebut dibayar karena kendaraan bermotor tersebut telah ditarik. Tambahan data tarikan kendaraan bermotor tersebut adalah outstanding principal Rp 8.270.891,00 dengan outstanding interest Rp 3.947.081,00, dan outstanding A/R
Rp 12.217.972,00
Berikut ini adalah jurnal yang dilakukan oleh HDMF terkait dengan asset tarikan: Jurnal untuk pembayaran penalti: Bank
Rp
25.850
Pendapatan penalti
Rp
Pembayaran penalti berikutnya sama dengan pembayaran penalti pertama. Pada angsuran ke 9, kendaraan bermotor tersebut ditarik. Jurnal pada waktu kendaraan bermotor ditarik:
51
25.850
Aktiva dalam penguasaan
Rp 8.270.891
Unearned Revenue
Rp 3.947.081
Piutang Customer
Rp 12.217.972
Pada tanggal 02 Maret 2009 kendaraan bermotor tersebut dijual dengan harga Rp. 6.500.000, jurnal yang dibuat: Bank
Rp 6.500.000
Kerugian atas Aktiva dalam penguasaan
Rp 1.770.891
Aktiva dalam penguasaan
Rp 8.270.891
IV.1.3. Evaluasi Perlakuan Akuntansi untuk Penjualan Cicilan dan Asset Tarikan pada HDMF Perlakuan akuntansi di HDMF untuk penjualan cicilan dan asset tarikan yang sudah disajikan pada poin 4.1.1 dan 4.1.2 masih memiliki kekurangan di dalam keakuratan pencatatannya. Berdasarkan metode penjualan cicilan, HDMF seharusnya mengakui kerugian pada saat kendaraan bermotor tersebut ditarik dan bukan pada waktu kendaraan bermotor tersebut dijual kembali. Apabila HDMF mengakui kerugian pada saat penjualan kembali kendaraan bermotor tersebut, maka hal ini tidak menunjukkan keakuratan pencatatan pada tahun tersebut apabila kendaraan bermotor tersebut dijual pada tahun yang berbeda dengan tanggal penarikan kendaraan bermotor tersebut. Pada waktu pencatatan piutang customer, HDMF juga seharusnya tidak melakukan pencatatan atas Unearned Revenue karena pendapatan tersebut masih belum pasti terealisasi semua. Sehingga pada waktu penarikan kendaraan bermotor, HDMF seharusnya juga tidak melakukan pencatatan pada Unerned Revenue.
52
Berikut ini cara perhitungan kerugian atas pemilikan kembali yang dilakukan HDMF dengan menggunakan metode penetapan laba/rugi di dalam periode penjualan: Total yang ditagih dan diterima ( Rp 11.000.000-Rp 8.270.891) Rp 2.729.109 Kerugian dari nilai aktiva yang dimiliki kembali: Dasar Semula
Rp 12.550.000
Nilai pasar yang wajar atas aktiva
Rp 6.500.000
Rp 6.050.000
Kerugian bersih
Rp 3.320.891
Kerugian yang ditetapkan sebelum pemilikan kembali
Rp 1.550.000
Kerugian atas pemilikan kembali
Rp 1.770.891
Jurnal koreksi yang dibuat atas jurnal yang dibuat oleh HDMF pada waktu kendaraan bermotor ditarik dari customer: Piutang Customer
Rp 3.947.081
Kerugian atas Aktiva dalam penguasaan kembali
Rp 1.770.891
Aktiva dalam penguasaan
Rp 1.770.891
Unearned Revenue
Rp 3.947.081
Berdasarkan jurnal koreksi di atas, maka jurnal yang seharusnya dibuat oleh HDMF adalah: Aktiva dalam penguasaan
Rp 6.500.000
Kerugian atas Aktiva dalam penguasaan kembali
Rp 1.770.891
Piutang Customer
Rp 8.270.891
IV.2. Penjualan Cicilan HDMF pada bulan Mei 2008 IV.2.1. Analisis Perlakuan Akuntansi untuk Penjualan Cicilan HDMF
53
Transaksi penjualan cicilan HDMF pada bulan Mei terjadi pada tanggal 05 Mei 2008, HDMF menjual secara cicilan kendaraan bermotor merek Yamaha dengan tipe Jupiter MX CW Auto tahun 2008 dengan nomor polisi B 6123 TOZ kepada Soetrisno. Kendaraan bermotor ini merupakan
hasil tarikan tanggal 10 April 2008 yang
mempunyai nilai buku Rp 12.610.000,00. Harga jual dari kendaraan bermotor tersebut Rp. 12.023.180,00 dengan flat rate 20.6750% , effective rate 34.6900%, dan tenor 35 bulan. Realization date dari transaksi tersebut terjadi pada tanggal 05 Mei 2008 dengan realization start 05 Juni 2008, dan installment end pada tanggal 05 April 2011. Biaya administrasi yang harus dibayar oleh customer sebesar Rp 225.000,00 dan biaya asuransi sebesar Rp 583.180,00 (biaya administrasi dan biaya asuransi sudah termasuk di dalam harga jual). Di dalam transaksi penjualan cicilan ini, customer membayar uang muka sebesar Rp. 1.500.000,00 dengan persentase 13.3749%, Total principal atas transaksi ini sebesar Rp.10.523.180,00 dengan total interest Rp 6.345.700,00, dan total A/R Rp 16.868.880,00. Jumlah installment yang harus dibayar oleh customer setiap bulan sebesar Rp 481.968,00 yang dibulatkan menjadi Rp 482.000,00, dan collectibility dari transaksi ini kurang lancar. Berikut ini ditampilkan tabel penjualan cicilan: Tabel 4.3 Tabel Angsuran Penjualan Cicilan
ANGSURAN 1 2 3 4 5 6
POKOK
481,968 481,968 481,968 481,968 481,968 481,968
BUNGA
177,760 182,899 188,186 193,627 199,224 204,983
304,208 299,069 293,782 288,341 282,744 276,985 54
SALDO AR 16,868,880 16,386,912 15,904,944 15,422,976 14,941,008 14,459,040 13,977,072
SALDO POKOK 10,523,180 10,345,420 10,162,520 9,974,334 9,780,707 9,581,483 9,376,500
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
481,968 481,968 481,968 481,968 481,968 481,968 481,968 481,968 481,968 481,968 481,968 481,968 481,968 481,968 481,968 481,968 481,968 481,968 481,968 481,968 481,968 481,968 481,968 481,968 481,968 481,968 481,968 481,968 481,968
210,909 217,006 223,279 229,734 236,375 243,208 250,239 257,473 264,916 272,575 280,454 288,562 296,904 305,487 314,318 323,404 332,753 342,372 352,270 362,453 372,931 383,712 394,805 406,218 417,961 430,043 442,475 455,266 468,427
271,059 264,962 258,689 252,234 245,593 238,760 231,729 224,495 217,052 209,393 201,514 193,406 185,064 176,481 167,650 158,564 149,215 139,596 129,698 119,515 109,037 98,256 87,163 75,750 64,007 51,925 39,493 26,702 13,541
13,495,104 13,013,136 12,531,168 12,049,200 11,567,232 11,085,264 10,603,296 10,121,328 9,639,360 9,157,392 8,675,424 8,193,456 7,711,488 7,229,520 6,747,552 6,265,584 5,783,616 5,301,648 4,819,680 4,337,712 3,855,744 3,373,776 2,891,808 2,409,840 1,927,872 1,445,904 963,936 481,968 0
9,165,591 8,948,585 8,725,306 8,495,572 8,259,196 8,015,988 7,765,749 7,508,276 7,243,360 6,970,785 6,690,331 6,401,769 6,104,866 5,799,379 5,485,061 5,161,657 4,828,904 4,486,532 4,134,262 3,771,809 3,398,877 3,015,165 2,620,361 2,214,143 1,796,182 1,366,139 923,664 468,397 (30)
Sumber: HDMF Jurnal yang dibuat oleh HDMF untuk pencatatan tersebut adalah: Jurnal untuk penjualan cicilan aktiva dalam penguasaan: Bank
Rp 1.500.000
Piutang Customer
Rp 10.523.180
Kerugian atas Aktiva dalam penguasaan
Rp 1.395.000
Aktiva dalam Penguasaan
Rp 12.610.000
55
Beban Administrasi
Rp
225.000
Utang Asuransi
Rp.
583.180
Jurnal untuk pembayaran asuransi ke pihak asuransi: Hutang Asuransi
Rp. 583.180
Bank
Rp. 583.180
Jurnal untuk pencatatan piutang customer: Piutang customer
Rp 16.868.880
Aktiva dalam penguasaan
Rp 10.523.180
Unearned Revenue
Rp 6.345.700
Jurnal pada pembayaran pertama: Bank
Rp 482.000 Piutang customer
Rp
481.968
Pendapatan lain-lain
Rp
32
Unearned Revenue
Rp 304.208
Pendapatan Bunga
Rp
304.208
Untuk pembayaran berikutnya sama dengan pembayaran pertama.
IV.2.2. Analisis Perlakuan Akuntansi untuk Asset Tarikan HDMF Pada contoh kasus di penjualan cicilan HDMF pada tanggal 05 Mei 2008 terdapat keterangan bahwa collectibility kurang lancar. Hal ini terlihat dari pembayaran angsuran yang tidak tepat pada waktunya dan menyebabkan customer harus membayar penalti atas keterlambatannya. Pada angsuran yang ke delapan, customer tidak mampu untuk membayar angsurannya dan menyebabkan kendaraan bermotor tersebut harus ditarik oleh HDMF. Berikut ini adalah data-datanya: 56
Tabel 4.4 Tabel Pembayaran Angsuran Penjualan Cicilan
Sumber: HDMF Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa sebenarnya customer tidak membayar angsuran ke enam, angsuran tersebut dibayar karena kendaraan bermotor tersebut telah ditarik. Tambahan data tarikan kendaraan bermotor tersebut adalah outstanding principal
Rp
9.165.592,00 dengan
4.329.512,00, dan outstanding A/R
outstanding interest
Rp13.495.072,00.
Berikut ini adalah jurnal yang dilakukan oleh HDMF terkait dengan asset tarikan: Jurnal untuk pembayaran penalti: Bank
Rp
26.510
Pendapatan penalti
Rp
Pembayaran penalti berikutnya sama dengan pembayaran penalti pertama. Pada angsuran ke 7, kendaraan bermotor tersebut ditarik. Jurnal pada waktu kendaraan bermotor ditarik: Aktiva dalam penguasaan
Rp 9.165.592 57
26.510
Rp
Unearned Revenue
Rp 4.329.512
Piutang Customer
Rp 13.495.072
Pada tanggal 11 Januari 2009 kendaraan bermotor tersebut dijual dengan harga Rp. 7.800.000, jurnal yang dibuat: Bank
Rp 7.800.000
Kerugian atas Aktiva dalam penguasaan
Rp 1.365.592
Aktiva dalam penguasaan
Rp 9.165.592
IV.2.3. Evaluasi Perlakuan Akuntansi untuk Penjualan Cicilan dan Asset Tarikan pada HDMF Perlakuan akuntansi di HDMF untuk penjualan cicilan dan asset tarikan yang sudah disajikan pada poin 4.2.1 dan 4.2.2 masih memiliki kekurangan di dalam keakuratan pencatatannya. Berdasarkan metode penjualan cicilan, HDMF seharusnya mengakui kerugian pada saat kendaraan bermotor tersebut ditarik dan bukan pada waktu kendaraan bermotor tersebut dijual kembali. Apabila HDMF mengakui kerugian pada saat penjualan kembali kendaraan bermotor tersebut, maka hal ini tidak menunjukkan keakuratan pencatatan pada tahun tersebut apabila kendaraan bermotor tersebut dijual pada tahun yang berbeda dengan tanggal penarikan kendaraan bermotor tersebut. Pada waktu pencatatan piutang customer, HDMF juga seharusnya tidak melakukan pencatatan atas Unearned Revenue karena pendapatan tersebut masih belum pasti terealisasi semua. Sehingga pada waktu penarikan kendaraan bermotor, HDMF seharusnya juga tidak melakukan pencatatan pada Unerned Revenue.
58
Berikut ini cara perhitungan kerugian atas pemilikan kembali yang dilakukan HDMF dengan menggunakan metode penetapan laba/rugi di dalam periode penjualan: Total yang ditagih dan diterima ( Rp 11.215.000-Rp 9.165.592) Rp 2.049.408 Kerugian dari nilai aktiva yang dimiliki kembali: Dasar Semula
Rp 12.610.000
Nilai pasar yang wajar atas aktiva
Rp 7.800.000
Rp 4.810.000
Kerugian bersih
Rp 2.760.592
Kerugian yang ditetapkan sebelum pemilikan kembali
Rp 1.395.000
Kerugian atas pemilikan kembali
Rp 1.365.592
Jurnal koreksi yang dibuat atas jurnal yang dibuat oleh HDMF pada waktu kendaraan bermotor ditarik dari customer: Piutang Customer
Rp 4.329.512
Kerugian atas Aktiva dalam penguasaan kembali
Rp 1.365.592
Aktiva dalam penguasaan
Rp 1.365.592
Unearned Revenue
Rp 4.329.512
Berdasarkan jurnal koreksi di atas, maka jurnal yang seharusnya dibuat oleh HDMF adalah: Aktiva dalam penguasaan
Rp 7.800.000
Kerugian atas Aktiva dalam penguasaan kembali
Rp 1.365.592
Piutang Customer
Rp 9.165.59
IV.3. Penjualan Cicilan HDMF pada bulan Juni 2008 IV.3.1. Analisis Perlakuan Akuntansi untuk Penjualan Cicilan HDMF
59
Transaksi penjualan cicilan HDMF yang terjadi pada tanggal 29 Juni 2008, HDMF menjual secara cicilan kendaraan bermotor merek Yamaha dengan tipe Scorpio Z CW tahun 2008 dengan nomor polisi B 6545 NVN kepada Ridwan AR. Kendaraan bermotor ini merupakan hasil tarikan tanggal 14 Juni 2008 yang mempunyai nilai buku Rp 18.346.000,00. Harga jual dari kendaraan bermotor tersebut Rp. 15.282.000,00 dengan flat rate 20.2431%, effective rate 35.4000%, dan tenor 11 bulan. Realization date dari transaksi tersebut terjadi pada tanggal 29 Juni 2008 dengan realization start 29 Juli 2008, dan installment end pada tanggal 29 Mei 2009. Biaya administrasi yang harus dibayar oleh customer sebesar Rp 125.000,00 dan biaya asuransi sebesar Rp 150.700,00 (biaya administrasi dan biaya asuransi sudah termasuk di dalam harga jual). Di dalam transaksi penjualan cicilan ini, customer membayar uang muka sebesar Rp. 2.000.000,00 dengan persentase 13.0873%, Total principal atas transaksi ini sebesar Rp.13.282.000,00 dengan total interest Rp 2.464.643,00, dan total A/R Rp 15.746.643,00. Jumlah instalment yang harus dibayar oleh customer setiap bulan sebesar Rp 1.431.513,00 yang dibulatkan menjadi Rp 1.432.000,00, dan collectibility dari transaksi ini kurang lancar. Berikut ini ditampilkan tabel penjualan cicilan: Tabel 4.5 Tabel Angsuran Penjualan Cicilan 1 2 3 4 5 6 7
ANGSURAN 1.431.513 1.431.513 1.431.513 1.431.513 1.431.513 1.431.513 1.431.513
POKOK 1,039,693 1,070,364 1,101,940 1,134,447 1,167,913 1,202,367 1,237,836
BUNGA 391,820 361,149 329,573 297,066 263,600 229,146 193,677 60
SALDO AR 15,746,643 14,315,130 12,883,617 11,452,104 10,020,591 8,589,078 7,157,565 5,726,052
SALDO POKOK 13,282,000 12,242,307 11,171,943 10,070,003 8,935,556 7,767,643 6,565,276 5,327,440
8 9 10 11
1.431.513 1.431.513 1.431.513 1.431.513
1,274,353 1,311,946 1,350,648 1,390,493
157,160 119,567 80,865 41,020
4,294,539 2,863,026 1,431,513 0
4,053,087 2,741,141 1,390,493 0
Sumber: HDMF Jurnal yang dibuat oleh HDMF untuk pencatatan tersebut adalah: Jurnal untuk penjualan cicilan aktiva dalam penguasaan: Bank
Rp 2.000.000
Piutang Customer
Rp 13.282.000
Kerugian atas Aktiva dalam penguasaan
Rp 3.339.700
Aktiva dalam Penguasaan
Rp 18.346.000
Beban Administrasi
Rp
125.000
Utang Asuransi
Rp.
150.700
Jurnal untuk pembayaran asuransi ke pihak asuransi: Hutang Asuransi
Rp. 150.700
Bank
Rp. 150.700
Jurnal untuk pencatatan piutang customer: Piutang customer
Rp 15.746.643
Aktiva dalam penguasaan
Rp 13.282.000
Unearned Revenue
Rp 2.464.643
Jurnal pada pembayaran pertama: Bank
Rp 1.432.000 Piutang customer
Rp 1.431.513
Pendapatan lain-lain
Rp
Unearned Revenue
Rp
61
391.820
487
Pendapatan Bunga
Rp
391.820
Untuk pembayaran berikutnya sama dengan pembayaran pertama.
IV.3.2. Analisis Perlakuan Akuntansi untuk Asset Tarikan HDMF Pada contoh kasus di penjualan cicilan HDMF pada tanggal 29 Juni 2008 terdapat keterangan bahwa collectibility kurang lancar. Hal ini terlihat dari pembayaran angsuran yang tidak tepat pada waktunya dan menyebabkan customer harus membayar penalti atas keterlambatannya. Pada angsuran yang ke delapan, customer tidak mampu untuk membayar angsurannya dan menyebabkan kendaraan bermotor tersebut harus ditarik oleh HDMF. Berikut ini adalah data-datanya: Tabel 4.6 Tabel Pembayaran Angsuran Penjualan Cicilan
No Date 1 29 Juli 2008 29 Agustus 2 2008 29 September 3 2008 29 Oktober 4 2008 29 November 5 2008 Total
Principal 1,039,693
Interest 391,820
Installment 1.432.000
1,070,364
361,149
1.432.000
1,101,940
329,573
1.432.000
1,134,447
297,066
1.432.000
1,167,913 5,514,357
263,600 1,643,208
1.432.000 7,115,000
Penalty Past Due Paid Date 0 29 Juli 2008 15 September 121,720 2008 12 Oktober 93,080 2008 19 Desember 365,160 2008* 19 Desember 143,200 2008* 723,160
*item(s) paid because reposess Sumber: HDMF Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa sebenarnya customer tidak membayar angsuran ke empat, angsuran tersebut dibayar karena kendaraan bermotor tersebut telah ditarik. Tambahan data tarikan kendaraan bermotor tersebut adalah
62
outstanding principal Rp 7.767.643,00 dengan outstanding interest Rp
821.435,00,
dan outstanding A/R Rp 8.589.078,00. Berikut ini adalah jurnal yang dilakukan oleh HDMF terkait dengan asset tarikan: Jurnal untuk pembayaran penalti: Bank
Rp
121.720
Pendapatan penalti
Rp
121.720
Pembayaran penalti berikutnya sama dengan pembayaran penalti pertama. Pada angsuran ke 5, kendaraan bermotor tersebut ditarik. Jurnal pada waktu kendaraan bermotor ditarik: Aktiva dalam penguasaan
Rp 7.767.643
Unearned Revenue
Rp
821.435
Piutang Customer
Rp 8.589.078
Pada tanggal 09 Januari 2009 kendaraan bermotor tersebut dijual dengan harga Rp. 8.500.000, jurnal yang dibuat: Bank
Rp 8.500.000 Aktiva dalam penguasaan
Rp 7.767.643
Keuntungan atas Aktiva dalam penguasaan
Rp
732.357
IV.3.3. Evaluasi Perlakuan Akuntansi untuk Penjualan Cicilan dan Asset Tarikan pada HDMF Perlakuan akuntansi di HDMF untuk penjualan cicilan dan asset tarikan yang sudah disajikan pada poin 4.3.1 dan 4.3.2 masih memiliki kekurangan di dalam keakuratan pencatatannya. Berdasarkan metode penjualan cicilan, HDMF seharusnya mengakui keuntungan pada saat kendaraan bermotor tersebut ditarik dan bukan pada 63
waktu kendaraan bermotor tersebut dijual kembali. Apabila HDMF mengakui keuntungan pada saat penjualan kembali kendaraan bermotor tersebut, maka hal ini tidak menunjukkan keakuratan pencatatan pada tahun tersebut apabila kendaraan bermotor tersebut dijual pada tahun yang berbeda dengan tanggal penarikan kendaraan bermotor tersebut. Pada waktu pencatatan piutang customer, HDMF juga seharusnya tidak melakukan pencatatan atas Unearned Revenue karena pendapatan tersebut masih belum pasti terealisasi semua. Sehingga pada waktu penarikan kendaraan bermotor, HDMF seharusnya juga tidak melakukan pencatatan pada Unerned Revenue. Berikut ini cara perhitungan kerugian atas pemilikan kembali yang dilakukan HDMF dengan menggunakan metode penetapan laba/rugi di dalam periode penjualan: Total yang ditagih dan diterima ( Rp15.006.300-Rp 7.767.643) Rp 7.238.657 Kerugian dari nilai aktiva yang dimiliki kembali: Dasar Semula
Rp 18.346.000
Nilai pasar yang wajar atas aktiva
Rp 8.500.000
Rp 9.846.000
Kerugian bersih
Rp 2.607.343
Kerugian yang ditetapkan sebelum pemilikan kembali
Rp 3.339.700
Keuntungan atas pemilikan kembali
Rp
732.357
Jurnal koreksi yang dibuat atas jurnal yang dibuat oleh HDMF pada waktu kendaraan bermotor ditarik dari customer: Piutang Customer
Rp 821.435
Aktiva dalam penguasaan
Rp 732.357
Keuntungan atas Aktiva dalam penguasaan kembali
Rp 732.357
Unearned Revenue
Rp 821.435
64
Berdasarkan jurnal koreksi di atas, maka jurnal yang seharusnya dibuat oleh HDMF adalah: Aktiva dalam penguasaan
Rp 8.500.000
Piutang Customer
Rp 7.767.643
Keuntungan atas Aktiva dalam penguasaan kembali
Rp
732.357
IV.4. Evaluasi Laporan Keuangan HDMF atas Penjualan Cicilan Di dalam menjalankan usahanya, HDMF menyusun laporan keuangan seperti yang terdapat di dalam skripsi ini. Akun-akun yang terkait dengan usaha penjualan cicilan HDMF adalah: 1. Piutang Pembiayaan Konsumen-bersih Akun ini mencatat nilai dari piutang konsumen dari hasil usaha pembiayaan konsumen dan hasil penjualan cicilan. Piutang pembiayaan konsumen-bersih ini diperoleh dari piutang konsumen dikurangi dengan unearned revenue. 2. Aktiva Lain-lain Akun ini mencatat nilai buku dari aktiva yang ditarik oleh HDMF akibat ketidakmampuan konsumen membayar angsuran dari usaha pembiayaan konsumen atau penjualan cicilan yang dilakukan oleh HDMF. 3. Pendapatan Lain-lain Akun ini mencatat keuntungan yang diperoleh oleh HDMF apabila HDMF menjual kendaraan bermotor hasil tarikannya melebihi dari nilai buku kendaraan bermotor tersebut. 4. Beban Lain-lain
65
Akun ini mencatat kerugian yang ditanggung oleh HDMF apabila HDMF menjual kendaraan bermotor hasil tarikannya di bawah dari nilai buku kendaraan bermotor tersebut.
Berdasarkan akun-akun yang terkait dengan usaha penjualan cicilan tersebut, maka berikut ini disajikan laporan laba rugi dan neraca HDMF pada tahun 2008 yang dapat dilihat pada lampiran 4 dan lampiran 5. Berdasarkan ketiga transaksi penjualan cicilan yang dilakukan oleh HDMF, maka seharusnya pada transaksi penjualan cicilan HDMF pada bulan Mei 2008 dan Juni 2008, HDMF mencatat dan mengakui kerugian akibat penarikan kembali kendaraan bermotor tersebut pada tahun 2008. Hal ini mengakibatkan HDMF harus menambahkan jumlah pendapatan lain-lain dan beban lain-lain di laporan laba-rugi HDMF pada tahun 2008. Hal ini juga mengakibatkan jumlah aktiva lain-lain pada neraca HDMF menjadi berubah dan pada akhirnya total ekuitas dari HDMF menjadi berubah pula. HDMF seharusnya membuat akun tersendiri untuk mencatat kerugian atau keuntungan yang didapat oleh HDMF atas usaha penjualan cicilan. Oleh karena itu, maka pada lampiran 6 dan lampiran 7 disajikan laporan laba rugi dan neraca perbaikan pada HDMF tahun 2008.
66