BAB IV PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Berdirinya Organisasi Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang Pada masa Orde Baru kaum wanita telah diminta untuk berpartisipasi dan lebih banyak memainkan peranannya di dalam proses pembangunan. (Hardjito Notopuro,1984: 16-17). Garis-Garis Besar Haluan Negara (Ketetapan MPR-RI Nomor II/MPR/1983) yang didalamnya menerangkan tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) perihal “Peranan
Wanita
dalam
Pembangunan
dan
Pembinaan
Bangsa”
menentukan: 1. Pembangunan yang menyeluruh mensyaratkan ikut sertanya pria maupun wanita secara maksimal di segala bidang. Oleh karena itu, wanita mempunyai hak, kewajiban dan kesempatan yang sama dengan pria untuk ikut serta sepenuhnya dalam segala kegiatan pembangunan. 2. Peranan dan tanggung jawab wanita dalam pembangunan makin dimantapkan melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan di berbagai bidang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. 3. Dalam
rangka
mendorong
partisipasi
wanita
dalam
pembangunan perlu makin dikembangkan kegiatan wanita dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga antara lain melalui
22
organisasi Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). (Hardjito Notopuro, 1984: 27-29) Dengan adanya kebijakan tersebut, maka pada masa Orde Baru banyak organisasi wanita didirikan sebagai wadah bagi para wanita untuk menyadarkan dan mendorong tentang eksistensi wanita serta kedudukannya di masyarakat dalam pembangunan nasional. Salah satu diantaranya adalah dibentuknya organisasi Dharma Wanita. Organisasi Dharma Wanita didirikan pada tanggal 5 Agustus 1974 Anggota organisasi meliputi seluruh istri pegawai Republik Indonesia, yang terdiri dari para istri Pegawai Negeri Sipil (PNS), istri Badan Usaha Milik Negara/ Daerah, istri Pegawai Bank Milik Negara/ Daerah, Istri Pegawai Badan Usaha/ organisasi swasta atau lembaga di bawah wewenang departemen, misalnya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), istri para penyelenggara pemerintahan desa, istri para pensiunan pegawai yang telah disebut diatas dan karyawati yang bekerja pada birokrasi tersebut (Liza Hadiz, 2005:440-441). Berjalannya waktu, Dharma Wanita semakin memantapkan langkah sebagai satu-satunya wadah organisasi bagi para istri pegawai negeri sipil Republik Indonesia. Pada tahun 1998 adanya tuntutan reformasi kepada pemerintah dan kehidupan globalisasi abad ke-21 yang mensyaratkan adanya tata kehidupan yang menghormati dan melindungi hak asasi manusia, demokratis, keterbukaan, serta tegaknya supremasi hukum. Hal tersebut merupakan ciri kehidupan masyarakat madani yang akan mendorong terwujudnya tujuan nasional. Pada masa itu Dharma Wanita sempat tidak terdengar sepak
23
terjangnya kemudian barulah pada tahun 1999 mengadakan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub). Pembahasan yang sangat hangat ketika itu ialah ketika membahas tentang perubahan nama ”Dharma Wanita” dengan sederetan nama yang diusulkan, antara lain : Persatuan Istri Pegawai Negeri Sipil (PIPNS) RI. Dalam upaya menjembatani masalah tersebut, pengurus Pusat saat itu, yaitu Ibu Hartini Hartarto selaku pemimpin Munaslub menyampaikan jalannya Munaslub pada hari pertama kepada Ibu Sinta Nuriyah, Penasehat Utama Dharma Wanita. Pada saat itu beliau mengusulkan menambah nama ”Persatuan” dibelakang nama Dharma Wanita untuk disesuaikan dengan nama Kabinet Persatuan Nasional dibawah Presiden Abdurrahman Wahid, yang pada saat itu menjabat sebagai presiden Republik Indonesia. Pada Munaslub tersebut juga diputuskan bahwa Organisasi Dharma Wanita Persatuan menjadi organisai sosial kemasyarakatan dalam jumlah yang besar dan terbesar di seluruh kawasan Indonesia, serta satu-satunya wadah bagi istri Pegawai Negeri Sipil Republik Indonesia yang terorganisasi dan diberi nama Dharma Wanita Persatuan pada tanggal 7 Desember
1999,
nama
tersebut
digunakan
sampai
sekarang.
(dwpsmkn1larch.blogspot.com dan wawancara dengan Wuryanti Sudjiwo pada tanggal 8 Mei 2013). Organisasi Dharma Wanita Persatuan menghimpun dan membina istri Pegawai Negeri Sipil Republik Indonesia melalui kegiatan di bidang pendidikan, ekonomi dan sosial budaya serta tidak terkait dengan kekuatan politik
manapun,
tetapi
hak
berpolitik
anggota
tetap
dihormati
24
(www.firdaaprilianto.blogspot.htm). Visi dan Misi Organisasi Dharma Wanita Persatuan adalah sebagai berikut: Visi
:
Menjadi organisasi istri Pegawai Negeri Sipil yang kukuh dan mandiri. Misi
:
Menyejahterakan anggota melalui bidang pendidikan, bidang ekonomi, dan bidang sosial budaya secara demokratis. Dengan demikian organisasi Dharma Wanita Persatuan memiliki tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan anggota dan keluarganya pada khususnya serta masyarakat pada umumnya melalui peningkatan kualitas sumber daya anggota, untuk mendukung tercapainya tujuan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Guna mencapai tujuannya organisasi ini pun memiliki tugas pokok untuk melakukan pembinaan mental dan spiritual anggota agar menjadi manusia bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berkepribadian serta berbudi pekerti luhur juga membina anggota mempererat persatuan dan kesatuan, meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dan menjalin hubungan kerjasama dengan berbagai pihak (Anonim, 2009: 26-27)
25
Organisasi Dharma Wanita Persatuan memiliki lambang sebagai berikut :
5
1
4
2 3 6
Pada gambar yang ditunjuk oleh nomor 1 yaitu berupa bunga melati berwarna putih berkelompak lima dengan latar belakang bendera Merah Putih mengandung arti bahwa kedudukan wanita sebagai salah satu aset bangsa dalam pengabdiannya kepada bangsa, tanah air dan negara Republik Indonesia, yang berasaskan Pancasila dan berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945. Warna putih melambangkan kesucian dan keluhuran budi wanita serta persaudaraan kekeluargaan di antara sesamanya. Pada gambar yang ditunjuk nomor 2 berupa putik bunga berwarna kuning dan berjumlah lima melambangkan cita-cita dan perintis yang mewariskan sifat-sifat kemurnian pengabdian dan kesetiaan terhadap bangsa, tanah air dan negara serta kepada generasi wanita pengurus dalam pembangunan masyarakat dan manusia Indonesia seutuhnya. Warna kuning melambangkan cita-cita yang luhur, sedangkan lima putik bunga melambangkan adanya generasi wanita penerus yang berkelanjutan. Pada gambar nomor 3 dan 4 yang menunjuk pada kapas dan padi melambangkan
26
cita-cita dan tujuan organisasi Dharma Wanita Persatuan, yaitu mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan yang merata berasaskan Undang-Undang Dasar 1945. Bagi seluruh masyarakat pada umumnya dan bagi seluruh anggota Dharma Wanita Persatuan khususnya. Gambar Padi juga sebagai simbol kegiatan bidang ekonomi, sedangkan gambar kapas sebagai simbol kegiatan bidang sosial budaya. Pada gambar nomor 5 menunjuk pada 15 mata rantai, melambangkan rasa persatuan dan persaudaraan yang erat di antara seluruh anggota Dharma Wanita Persatuan, untuk bersama-sama bahu-membahu dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi organisasi guna mencapai citacita dan tujuan organisasi dan nomor 6 yang menunjuk pada buku melambangkan kegiatan bidang pendidikan untuk meningkatkan kualitas anggota dengan senantiasa menimba ilmu pengetahuan sesuai dengan laju perkembangan teknologi melalui kegiatan keterampilan, taman bacaan dan pengembangan wawasan, pengetahuan melalui seminar ataupun workshop (Anonim, 2009: 11-14) Organisasi ini menganut azaz teritorial dimana organisasi ini dapat dijumpai mulai tingkat kecamatan sampai dengan pusat. Salah satu organisasi ini berada di Kabupaten Semarang yaitu Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang yang anggotanya terdiri dari para istri Pegawai Negeri Sipil instansi dinas dan kecamatan atau biasa disebut Unsur Pelaksana Dinas Kabupaten Semarang dan Unsur Pelaksana Kecamatan. Kantor sekretariat Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang berada di Gedung PKK kompleks DPRD Kabupaten Semarang yang terletak di
27
Jalan Diponegoro No. 203 Ungaran (lihat lampiran gambar no.1). Gedung PKK ini merupakan gedung yang digunakan secara khusus untuk kegiatankegiatan organisasi wanita termasuk digunakan oleh Dharma Wanita Kabupaten Semarang (wawancara dengan Ayu Setyawati). Di kantor sekretariat tersebut terdapat kantor untuk para fulltimer (pekerja penuh waktu) Dharma Wanita Persatuan dan PKK Kabupaten Semarang (lihat lampiran gambar no. 2). Terdapat juga aula yang cukup luas yang digunakan untuk pertemuan-pertemuan organisasi Dharma Wanita ataupun organisasi wanita lainnya (lihat lampiran gambar no. 5). Fulltimer yang diperbantukan ini bertugas untuk mengurus arsip-arsip ataupun dokumen, surat-surat kegiatan dan segala sesuatu menyangkut administrasi Dharma Wanita ataupun PKK hal ini dikarenakan para pengurus organisasi Dharma Wanita Persatuan tidak memiliki jam kantor sendiri karena para pengurus juga telah memiliki peran lain di masyarakat. Pengurus Dharma Wanita Kabupaten Semarang terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara dan tiga orang ketua bidang (bidang pendidikan, bidang ekonomi, bidang sosial budaya) dengan masa bakti selama lima tahun dan wilayah kerjanya meliputi Kabupaten Semarang. Ketua Dharma Wanita Kabupaten Semarang dipilih dari utusan unsur pelaksana Dharma Wanita Kabupaten Semarang ataupun calon yang diusulkan oleh Dharma Wanita Kabupaten Semarang dan ditetapkan dalam Musyawarah Kabupaten/Kota. Anggota pengurus lainnya ditetapkan oleh ketua Dharma Wanita yang telah terpilih. Kemudian, kepengurusan Dharma
28
Wanita Kabupaten Semarang ditetapkan oleh Dharma Wanita Persatuan Provinsi Jawa Tengah. Pengurus organisasi
Dharma Wanita Kabupaten Semarang
memiliki tugas untuk menetapkan kebijaksanaan organisasi sesuai angggaran dasar dan angggaran rumah tangga, Keputusan Musyawarah Nasional, dan kebijaksanaan pemimpin organisasi satu tingkat diatasnya. Selain itu, pengurus juga memiliki tugas untuk menetapkan, melaksanakan program dan kegiatan organisasi serta melakukan evaluasi untuk kemudian melaporkan pelaksanaan dan hasil kerja kepada pengurus Dharma Wanita satu tingkat diatasnya, yaitu Dharma Wanita Persatuan Provinsi Jawa Tengah. Pengurus juga memiliki tugas untuk mengesahkan organisasi, pengurus dan katua Dharma Wanita satu tingkat dibawahnya, dalam hal ini adalah Dharma Wanita Kecamatan dan Kelurahan yang termasuk dalam Kabupaten Semarang. Penggantian pengurus juga dapat sewaktu-waktu terjadi disebabkan adanya mutasi pegawai ataupun hal lainnya. Jika hal ini terjadi pada jabatan ketua, maka penggantian harus melalui kesepakatan pengurus dan anggota berpedoman pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Dharma Wanita Persatuan. Penggantian jabatan pengurus lainnya, dapat ditentukan oleh ketua Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang. Penggantian ketua ini kemudian disahkan oleh ketua satu tingkat diatasnya, yaitu Dharma Wanita Persatuan Provinsi Jawa Tengah, sedangkan jika ada penggantian pengurus lainnya, maka pengesahan dilakukan oleh ketua Dharma Wanita Kabupaten Semarang sendiri. Serah terima jabatan ketua
29
kemudian dituliskan dalam berita acara dan ditandatangani oleh ketua yang lama dan baru disaksikan oleh Dewan Penasihat, dalam hal ini adalah Dewan Penasihat Dharma Wanita Persatuan Provinsi Jawa Tengah (Anonim, 2009: 35-29) Sejak masa bakti 2009-2013, Dharma Wanita Kabupaten Semarang telah mengalami beberapa kali pergantian dalam kepengurusan, disebabkan adanya mutasi pegawai, usia pensiun ataupun hal lainnya. Seperti yang terjadi awal tahun 2013 ini, ketua Dharma Wanita Kabupaten Semarang mengalami sakit dan memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatan kepengurusan. Jabatan ketua secara sementara digantikan oleh wakil ketua Dharma Wanita Kabupaten Semarang, Hj. Eppy Agus Purwoko Djati sampai masa bakti 2014 (wawancara dengan Ayu Setyawati pada tanggal 26 April 2013) B. Bentuk-bentuk Kegiatan Organisasi Dharma Wanita Kabupaten Semarang Kegiatan Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang meliputi 3 bidang kegiatan, yaitu Bidang Pendidikan, Bidang Ekonomi, Bidang Sosial Budaya (wawancara dengan Eppy Agus Purwoko Djati tanggal 5 Maret 2013). 1)
Bidang Pendidikan Bidang Pendidikan tersebut terdiri dari 3 sub bagian, yaitu pendidikan formal, pendidikan non formal informal dan perpustakaan atau taman bacaan.
30
Program kerja bidang pendidikan ini antara lain : a) Meningkatkan pendidikan bagi anggota dan keluarganya melalui bantuan pendidikan secara berkesinambungan. b) Membina secara baik dan tepat lembaga-lembaga pendidikan sekolah yang dibina oleh Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang. c) Menyelenggarakan pendidikan non formal dan informal sehingga dapat secara nyata meningkatkan kemampuan, keterampilan dan memperluas wawasan dan pengetahuan Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang. d) Meningkatkan fungsi dan peran perpustakaan, taman bacaan dan sudut baca sebagai sumber ilmu pengetahuan bagi anggota Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang. Melalui
bidang
pendidikan
diharapkan
terwujudnya
peningkatan pendidikan, pengetahuan, keterampilan dan sikap mental anggota dan keluarga Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang dalam segala segi kehidupan. 2)
Bidang Ekonomi Konsentrasi program bidang ekonomi meliputi kegiatan usaha, pemberdayaan ekonomi produktif dan perkoperasian. Kegiatan usaha dilaksanakan secara terencana dan terarah untuk mendapatkan dana bagi organisasi melalui berbagai kegiatan usaha seperti bazaar ataupun mengikuti pasar murah.
31
Pemberdayaan ekonomi produktif dilaksanakan dengan maksud
menambah
kemampuan
anggota
untuk
meningkatkan
kemampuan ekonomi keluarga dan kegiatan koperasi dilaksanakan dengan tujuan memberi bimbingan dalam rangka meningkatkan kehidupan berkoperasi meliputi ideologi, organisasi, manajemen dan pembinaan terhadap anggota Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang. Program kerjanya meliputi pengembangan jenis-jenis usaha yang dikelola oleh Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang untuk menghimpun dana bagi organisasi, melakukan pemberdayaan ekonomi produktif dan kreatif serta memasyaratkan kehidupan berkoperasi. Tujuan program kerja bidang ekonomi adalah a) Melaksanakan kegiatan untuk mendapatkan dana bagi organisasi. b) Meningkatkan pengetahuan, keterampilan anggota untuk menambah penghasilan keluarga. c) Memasyarakatkan kehidupan berkoperasi. 3) Bidang Sosial/ Budaya Program kerja Sosial Budaya meliputi 3 program yaitu ketahanan keluarga, kepedulian sosial dan keanekaragaman budaya. Ketahanan keluarga adalah wujud sebuah kelurga yang dibangun berdasarkan prinsip-prinsip saling menghargai, memiliki hak dan kewajiban yang sama, meyakini bahwa keberhasilan adalah upaya yang memerlukan waktu dan kerja keras.
32
Kepedulian sosial merupakan wujud dari kepedulian terhadap kondisi kesejahteraan anggota organisasi, keluarga dan masyarakat dan keanekaragaman budaya adalah pemahaman nilai-nilai budaya yang beranekaragam dengan dilandasi semangat Bhineka Tunggal Ika. Tujuan
program
kerja
bidang
sosial
budaya
yaitu
terwujudanya peningkatan kesejahteraan anggota dan keluarga, baik lahir maupun batin dalam upaya menuju keluarga bahagia yang berkualitas, harmonis, berbudaya dan berbudi luhur. C. Implementasi Kegiatan Dharma Wanita Kabupaten Semarang Selama Masa Bakti 2009-2010 Kegiatan-kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan oleh organisasi Dharma Wanita Kabupaten Semarang tidak hanya sekedar sebuah kegiatan yang sepintas lalu. Semua kegiatan benar-benar dirancang dengan tujuan yang bermanfaat bagi para anggota Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan terwujudnya pengembangan wawasan, pengetahuan dan keterampilan sehingga tercipta kesejahteraan anggota. Sejahtera yang dimaksud tidak bicara mengenai materi yang berlimpah, yang dimaksud sejahtera dimana setiap anggota memiliki
kesempatan
untuk
mengembangkan
keterampilan
dan
pengetahuannya guna memenuhi kebutuhan hidup, baik yang sifatnya jasmani maupun rohani dalam rangka mencapai kesejahteraan diri, keluarga dan masyarakat.
33
Jumlah peserta dari setiap kegiatan berkisar antara 60-90 orang terdiri dari pengurus Dharma Wanita Kabupaten Semarang dan utusanutusan Unsur Pelaksana (UPEL) Dharma Wanita Kabupaten Semarang baik dari dinas maupun kecamatan. Utusan-utusan ini terdiri dari ketua Dharma Wanita Persatuan dari setiap Unsur Pelaksana baik dinas maupun kecamatan, namun jika ketua berhalangan untuk hadir maka masing-masing Unsur Pelaksana mengirimkan 1- 2 orang anggotanya untuk mengikuti kegiatan.
Kecuali
pada
kegiatan-kegiatan
tertentu
jumlah
peserta
disesuaikan dengan jumlah undangan yang diminta dan biasanya utusan berasal dari daerah sekitar dimana acara berlangsung. Kegiatan tersebut seperti upacara hari besar kota atau hari besar nasional, ziarah, kegiatan anjangsana, jalan sehat dalam memperingati kemerdekaan ataupun hari besar baik kota ataupun hari besar nasional. Sumber dana untuk kegiatan organisasi Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang diperoleh melalui iuran anggota yang diadakan setiap satu bulan sekali berkisar Rp 10.000 untuk UPEL Dharma Wanita yang anggotanya sedikit dan Rp 15.000 untuk UPEL yang lebih besar. Sesuai kesepakatan organisasi jumlah iuran antara UPEL kecil dan UPEL yang jauh lebih besar memang berbeda, hal ini dengan tujuan agar iuran UPEL yang lebih besar dapat digunakan untuk mensubsidi silang UPEL yang lebih kecil. Sumber dana juga diperoleh dari keuntungan hasil usaha, dana hibah dari APBD (jika ada), dana sosial dari pengurus, bantuan yang tidak mengikat dari Penasihat organisasi Dharma Wanita Persatuan, Dharma Wanita Sekretariat Daerah (Setda), Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah
34
(SKPD) Kabupaten Semarang yang sebelumnya melalui pengajuan proposal kegiatan. Keseluruhan dana yang diperoleh kemudian dikelola oleh bendahara organisasi dan digunakan untuk melaksanakan program-program kegiatan Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang. Dalam melaksanakan kegiatannya, baik di bidang pendidikan, bidang ekonomi dan sosial budaya organisasi Dharma Wanita secara tidak langsung memiliki 2 kategori kegiatan, yaitu kegiatan rutin tahunan yang selalu dilaksanakan setiap tahun seperti pemberian dana pendidikan, kegiatan koperasi, bazar ataupun expo dan siraman rohani dan kegiatan anjangsana. Kegiatan-kegiatan tidak rutin, dimana jenis kegiatan ini selalu berganti setiap tahun namun dalam wadah yang sama yaitu seperti pelatihan keterampilan ataupun sosialisasi pendidikan dan kesehatan. a) Bidang Pendidikan Bidang pendidikan memiliki beberapa program-program yang selalu dilaksanakan setiap tahun yaitu, pemberian dana pendidikan dan pembinaan TK asuhan Dharma Wanita Kabupaten Semarang. Menghimpun dan menyalurkan dana pendidikan yang sifatnya tidak mengikat dan diberikan setiap satu tahun sekali kepada putra-putri anggota Dharma Wanita. Masing-masing Unit Pelaksana Dinas ataupun Kecamatan (UPEL) mengirimkan 1 orang anak yang layak untuk menerima dana pendidikan. Biasanya anak-anak tersebut berasal dari putra-putri anggota Dharma Wanita Kabupaten Semarang yang berpangkat PNS Golongan I, II ataupun III. Pada tahun 2009
35
masing-masing anak menerima Rp. 100.000 dan pada tahun 2010 mereka menerima bantuan Rp. 120.000. Kegiatan tahunan program pendidikan formal yang lain adalah melakukan pembinaan pada lembaga pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) yang dibina oleh Dharma Wanita Kabupaten Semarang setiap satu tahun sekali. Pembinaan ini bekerjasama dengan Gabungan Organisasi Pendiri Taman Kanak-Kanak Kabupaten Semarang (GOPTKI). Setiap tahun anggota Dharma Wanita berusaha melakukan pembinaan dengan mengadakan kunjungan ke TK binaan, bercengkerama dengan anak-anak dan membagi hadiah berupa alat tulis. Kini TK binaan Dharma Wanita telah berkurang dibandingkan sebelumnya yang jumlahnya lebih banyak, hal ini dikarenakan karena terbatasnya dana yang dimiliki oleh Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang untuk membina TK-TK tersebut. Pembinaan TK tersebut diambil alih oleh pihak lain dan tidak mejadi TK binaan Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang lagi. Pihak Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang pun melepas TK-TK tersebut dikarenakan memang tidak adanya biaya pembinaan. Dua diantara Taman Kanak-Kanak yang dibina antara lain Taman Kanak-Kanak Teladan di Ungaran dan Taman Kanak-Kanak di Bergas (wawancara dengan Wuryanti Sudjiwo pada tanggal 8 Mei 2013) Pada program pendidikan non formal dan informal Dharma Wanita terus berusaha mengadakan pelatihan-pelatihan keterampilan dan seminar yang berbeda setiap tahunnya untuk menambah dan
36
mengembangkan keterampilan dan pengetahuan anggota. Diantaranya pada
tahun
2009
Dharma
Wanita
Kabupaten
Semarang
mengikutsertakan guru TK Dharma Wanita Persatuan dan TK Pertiwi dalam penataran yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan bekerjasama dengan Gabungan Organisasi Penyelenggara Taman Kanak-Kanak Indonesia (GOPTKI). Hal ini dilakukan dalam rangka pembinaan TK-TK asuhan Dharma Wanita Kabupaten Semarang. Pada kegiatan non rutin bidang pendidikan, Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang mengadakan pelatihan keterampilan, salah satunya diadakan pada tanggal 5 Mei 2009, mengadakan praktik keterampilan membuat kue, sirup dari bahan lidah buaya. Kegiatan ini membuka pengetahuan para anggota yang selama ini menganggap tanaman lidah buaya sekedar tanaman herbal, ternyata dapat diolah menjadi kue dan sirup. Sosialisasi dalam rangka usaha mensejahterakan anggota dengan cara hidup sehat yaitu diadakannya ceramah tentang kesehatan dari tanaman hias yaitu Sanseviera pada 9 Juli 2009. Pada ceramah kali ini, anggota Dharma Wanita diajak untuk mengenali tanaman Sanseviera atau tanaman lidah mertua (lihat lampiran gambar no. 8) sebagai salah satu tanaman kesehatan. Tanaman ini dapat menyerap radiasi buruk dari barang elektronik dan menyerap polutan di daerah padat lalu lintas at upun ruangan penuh asap rokok. Oleh karena itu para anggota Dharma Wanita Kabupaten Semarang mengaplikasikan hal ini dengan memiliki tanaman Sanseviera di rumah, diletakkan di
37
dekat televisi dan komputer atau diletakkan di pekarangan rumah (Hasil wawancara dengan Ibu Ani Sutrianingsih, pada tanggal 25 April 2013). Melalui sosialisasi tanaman kesehatan ini, secara tidak langsung Dharma Wanita mengajak setiap anggotanya untuk hidup sehat yang merupakan salah satu ciri kehidupan sejahtera yaitu dengan cara menghindari radiasi buruk melalui tanaman Sanseviera. Pada tanggal 22 Juli 2009 Dharma Wanita Kabupaten Semarang mengikuti lomba kreasi penganekaragaman pangan olahan non beras non terigu, sekaligus menampilkan demo merangkai bunga, pembuatan tepung lokal dan bazar panganan olahan. Dharma Wanita Kabupaten Semarang senantiasa mengikutsertakan anggotanya untuk mengikuti lomba baik yang diadakan oleh Dharma Wanita Persatuan ataupun yang diadakan oleh pemerintah daerah. Hal ini mendorong kepercayaan diri anggota, serta sarana menumbuhkan bibit-bibit baru yang terampil. Dari penuturan Wuryanti Sudjiwo diketahui ada salah satu anggota yang selalu disertakan dalam lomba merangkai bunga, yaitu Ibu Budi, telah mahir dalam merangkai bunga dan ikut serta dalam lomba-lomba tersebut membuatnya terus memacu diri untuk mengembangkan keterampilannya. Pada tanggal 5 Januari 2010 bekerjasama dengan Meidia Sanggar Kecantikan mengadakan ceramah tentang Etika Penampilan, Etika Berbusana, Etika Berperilaku. Dalam acara ini anggota Dharma Wanita
diajak
untuk
menyadari
betapa
pentingnya
etika
berpenampilan, berbusana dan berperilaku yang baik dan santun bagi
38
perempuan. Cara berpenampilan, berbusana dan cara berperilaku akan menunjukkan identitas seseorang. Jika ketiga hal ini dipenuhi dengan baik, maka akan tercipta identitas baik yang terpancar melalui sopan santun penampilan, busana dan berperilaku. Hal ini juga menunjukkan penghargaan dan rasa menghormati diri sendiri sebagai bagian dalam faktor mencapai kesejahteraan. Tanggal 26 Maret 2010 dan 22 Juni 2010 Dharma Wanita Kabupaten Semarang bekerjasama dengan Pelatih Keterampilan Satria Kabupaten Semarang mengadakan kursus acara membuat bros dari bahan Acrylic (lihat lampiran gambar No. 9). Bahan Acrylic adalah adalah plastik yang diperoleh dari reaksi gas bumi. Material ini biasanya ringan dan merupakan jenis plastik thermoplastik yaitu jika dinaikkan temperaturnya maka akan menjadi lunak dan akan mengeras ketika didinginkan (Hasil wawancara dengan Ibu Ani Sutrianingsih, pada tanggal 25 April 2013). Hal menarik dari adalah, adanya anggota Dharma Wanita yang memanfaatkan keterampilanketerampilan yang diperoleh untuk kemudian dikembangkan sendiri. Seperti yang dilakukan oleh Sudjiwo, yang merupakan pengurus Dharma Wanita bidang pendidikan Kabupaten Semarang sekaligus penggagas kegiatan pelatihan pembuatan bros acrylic. Pada tahun 2010 dimana anaknya akan melangsungkan pernikahan, Sudjiwo memutuskan membuat sendiri bros berbahan acrylic sebagai cenderamata pernikahan anaknya. Pembuatan bros ini berlangsung selama 3 bulan, dengan membuat bros sendiri biaya yang dikelurkan
39
untuk pembelian cenderamata resepsi pun terasa jauh lebih ringan. Hal ini menunjukkan bahwa Dharma Wanita telah ikut serta mewujudkan kesejahteraan anggotanya, dengan cara
memberikan kesempatan
belajar bagi para anggotanya melalui latihan keterampilan yang bisa diterapkan oleh anggotanya di kehidupan sehari-hari. Dharma
Wanita
Kabupaten
Semarang
juga
turut
mensosialisasikan mengenai Kabupaten Semarang Menuju Kabupaten Layak Anak
yang dicanangkan oleh Menteri Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA). Melalui program ini Kabupaten Semarang memacu segala daya upaya untuk menciptakan kondisi Kabupaten layak anak. Anak diberikan fasilitas memadai untuk jasmani dan rohaninya dan diberikan perlindungan dari tindak kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi. Dharma Wanita Kabupaten Semarang dihimbau untuk mewujudkan program ini dengan cara memulai menjadikan institusi terkecil masyarakat yaitu keluarga sebagai sebuah tempat yang layak bagi tumbuh kembang anak. (Hasil wawancara dengan Eppy Agus Purwoko Djati dan Ibu Wuryanti Sudjiwo, pada tanggal 5 Maret 2013). Selain itu, Dharma Wanita juga mengadakan sosialisasi tentang Peran Ibu menuju Ibu Pintar bagi anak dan keluarga. Sosialisasi ini mengajak para anggota organisasi Dharma Wanita Kabupaten Semarang untuk menyadari peran penting seorang ibu bagi anak dan keluarga. Disini peran ibu dituntut untuk mengusahakan kesejahteraan keluarga dengan menjadi ibu pintar dengan terus
40
mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang bisa mendukung perannya bagi anak dan keluarga. Contohnya, pintar menyediakan makanan sehat, mendidik anak, menjadi sahabat dalam tumbuh kembang anak, mejadi pendamai, dan istri yang baik bagi suami. Ada pula sosialisasi Pendidikan Usia Sekolah, menerangkan bahwa setiap individu memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan. Anggota Dharma Wanita memiliki peran untuk menyampaikan pesan ini kepada masyarakat sekitarnya dan membantu memberikan informasi mengenai pendidikan termasuk bantuan-bantuan pendidikan. Disampaikan juga mengenai Pendidikan Menengah Universal pada 5 Maret 2013 bertepatan dengan rapat program kerja organisasi Dharma Wanita Kabupaten Semarang, sosialisasi ini disampaikan oleh Ibu Wuryanti Sudjiwo selaku pengurus bidang pendidikan organisasi Kabupaten Semarang, sosialisasi ini menerangkan bagi anak-anak yang telah menyelesaikan wajib belajar 9 tahun disarankan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena banyak sekali beasiswa pendidikan yang disediakan pemerintah bagi anakanak
berprestasi
ataupun
kurang mampu
untuk
meneruskan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Anggota Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang berperan untuk memberikan informasi tentang hal tersebut kepada masyarakat di lingkungan sekitarnya (Hasil wawancara pada tanggal 5 Maret dengan Ibu Wuryanti Sudjiwo)
41
Pada program penyelenggaraan sudut baca yang berlangsung setiap tahun organisasi Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang
berusaha
mengumpulkan
buku-buku
bacaan
yang
bermanfaat bagi para anggotanya dan mensosialisasikan fungsi perpustakaan dan taman bacaan sebagai sumber ilmu dengan harapan tumbuhnya kesadaran gemar membaca bagi anggota organisasi Dharma Wanita Kabupaten Semarang dan anggota kelurganya (Anonim, 2009:10-12). Sudut baca ini merupakan program yang bertujuan untuk menumbuhkan kebiasaan membaca bagi setiap anggota organisasi, dimana buku ataupun majalah atau koran merupakan sumber ilmu. Buku merupakan sumber ilmu, sumber didikan yang membuat setiap individu lebih bijak dan pintar menyikapi sesuatu. Melalui program sudut baca ini Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang mengajak anggotanya untuk mencapai hidup sejahtera melalui penambahan pengetahuan dan kebiasaan baik melalui pembacaan buku, baik koran, ataupun majalah. Sebagai sebuah program, sudut baca telah menjadi program rutin tahunan bagi Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang, namun dalam pelaksanaannya program ini mengalami kesulitan dengan tidak adanya tempat atau ruangan khusus yang dapat digunakan sebagai sudut baca tempat menyimpan buku-buku yang telah dimiliki Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang. Buku-buku tersebut kini hanya dapat disimpan oleh fulltimer Dharma Wanita Kabupaten Semarang.
42
b) Bidang Ekonomi Mengikuti bazar, menjual hasil karya anggota, dan mengelola koperasi adalah kegiatan rutin tahunan yang dilaksanakan oleh bidang ekonomi dalam upaya peningkatan kemampuan ekonomi dan keterampilan anggota untuk menambah pengahasilan. Menjelang Idul Fitri, bidang ekonomi Dharma Wanita Kabupaten Semarang menerima pesanan untuk kebutuhan lebaran dan mengikutsertakan hasil karya anggota organisasi Dharma Wanita Kabupaten Semarang dalam bazar-bazar yang diadakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang. Hasil karya ini dapat berupa tudung saji, tempat air minum dengan hiasan acrylic, dan juga beraneka makanan (wawancara dengan Herlina Triyoga). Mengikutsertakan hasil karya anggota merupakan salah satu usaha Dharma Wanita Kabupaten Semarang bidang ekonomi untuk menjadi wadah mensejahterakan anggotanya, karena dengan mengikutsertakan hasil karyanya sendiri para anggota mendapatkan tambahan penghasilan. Selain itu, bidang ekonomi ini juga melakukan kegiatan menjual atribut Dharma Wanita Persatuan berupa agenda (lihat gambar no. 14), lencana, seragam (lihat gambar no. 15) dan kerudung bagi para anggota organisasi Dharma Wanita Persatuan. Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang mempunyai Koperasi Wanita dengan nomor hukum: 10.686/BH/VI/1986 dengan nama Koperasi Wanita “Setya Karya”, dengan susunan pengurus sebagai berikut :
43
Ketua
: Ibu Meidy Sudarmo
Sekretaris
: Ibu Rianto
Bendahara
: Ibu Pujiati
Pembantu Umum : Ibu Tuti Erna dan Sdri Ayu Setyawati Badan Pengawas : Ibu Tenti Harianti dan Ibu Gadis Sultoni Kegiatan koperasi meliputi kegiatan simpan pinjam dimana terdapat 3 jenis simpanan yang wajib dipenuhi oleh anggota, yaitu pertama, simpanan pokok sebesar Rp 20.000 diserahkan pada awal mula menjadi anggota koperasi, simpanan pokok berikutnya tidak ditentukan jumlah nominalnya. Kedua, simpanan wajib sebesar Rp 5.000 dan simpanan sukarela yang tidak ditentukan jumlahnya. Kemudian untuk kegiatan pinjaman, tidak ditentukan batas minimum atau maximum jumlah peminjaman. Pada intinya, kegiatan ini mengajak setiap anggota untuk memiliki sifat gemar menabung. Peminjaman dana yang disediakan koperasi juga dapat dimanfaatkan oleh anggota organisasi yang memiliki kesulitan ekonomi untuk dapat mengajukan pinjaman dalam rangka pemenuhan kebutuhan. Dengan demikian, koperasi ini pun secara tidak langsung memberikan jalan bagi anggota untuk mencapai hidup sejahtera yaitu dapat memenuhi kebutuhan hidupnya melalui kegiatan simpan pinjam koperasi. (Hasil wawancara dengan Ayu Setyawati, pada tanggal 26 April 2013) Bidang ekonomi dalam usahanya mengumpulkan dana bagi kas Dharma Wanita salah satunya juga dengan usaha menjual lotre atau semacam undian berhadiah. Setiap pertemuan Dharma Wanita,
44
bidang ekonomi akan menjual lotre dengan harga Rp 1.000 untuk 3 lotre. Setiap anggota Dharma Wanita yang hadir diwajibkan untuk membeli lotre tersebut. Jika lotre habis terjual dalam satu kali pertemuan, maka bidang ekonomi biasanya akan mendapat hasil Rp. 40.000 kemudian dipotong untuk mengembalikan uang kas yang dipakai untuk modal sebesar Rp. 20.000. Hasil bersih kemudian dikembalikan ke kas untuk menambah jumlah uang kas. Anggota yang beruntung akan membawa pulang bingkisan yang isinya peralatan mandi ataupun kebutuhan pokok (lihat gambar no. 16) Selain mengusahakan dana bagi kas organisasi, bidang ekonomi secara tidak langsung ikut serta dalam meningkatkan ekonomi masyarakat. Pada setiap pertemuan Dharma Wanita, di halaman depan gedung PKK tempat dimana Dharma Wanita Kabupaten mengadakan kegiatannya, selalu saja ada pedagangpedagang yang menawarkan dagangannya. Kesempatan berdagang ini bermula dari ajakan anggota Dharma Wanita yang menjadi tetangga ataupun telah mengenal mereka sejak lama untuk berdagang di setiap pertemuan Dharma Wanita Kabupaten Semarang. Seperti yang dilakukan oleh Tri Haksanti yang diajak oleh Maskur yang merupakan Ketua Dharma Wanita dari Unsur Pelaksana Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan
dan
Aset
Daerah
(DPPKD).
Selain
menawarkan tas rajut, produk utamanya adalah Lerak “Sekar Tantri” (lihat lampiran gambar no. 17) produk sabun khusus untuk mencuci batik yang dibuatnya sendiri. Tidak hanya sekedar berdagang, ia juga
45
sempat diundang untuk berbicara mengenai pemeliharaan batik sekaligus mengenalkan produk buatannya (Hasil wawancara dengan Tri Haksanti pada tanggal 9April 2013) Ada pula Asih, yang pada tahun 2013 ini baru pertama kali berdagang di pertemuan Dharma Wanita Kabupaten Semarang, Asih yang berdagang kain Shaha, mengaku pertama kali diajak oleh Tri yang merupakan anggota Dharma Wanita Unsur Pelaksana Dinas Sosial (Hasil wawancara dengan Asih pada tanggal 9 April 2013). Mereka yang kemudian berdagang pada setiap kegiatan Dharma Wanita, terkadang akan memberikan sekian persen dari hasil penjualan untuk mengisi kas organisasi Dharma Wanita, jumlah yang paling besar diterima adalah sebesar Rp 15.000. Hal ini sebenarnya bersifat sukarela, jadi pemberian tersebut menurut keikhlasan pedagang (wawancara dengan Herlina Triyoga pada tanggal 8 Mei 2013). c) Bidang Sosial Budaya Halal Bihalal dan kegiatan anjangsana menjadi agenda rutin tahunan bidang sosial budaya organisasi Dharma Wanita Kabupaten Semarang. Pada tanggal 15 Juli 2009 mengadakan kegiatan anjangsana bekerjasama dengan panitia Hari Ulang Tahun Dharma Wanita Persatuan ke-10 tahun 2009 di Panti asuhan Nurul Iza di Desa Candirejo Kecamatan Ungaran Barat, Desa Plumutan dan Yayasan Insan Mandiri Masjid Baitul Taqwa. Di Panti asuhan Nurul Iza desa Candirejo Kecamatan Ungaran Barat, Dharma Wanita Persatuan
46
Kabupaten Semarang membawa 14 dos mie instan dan 1 dos sabun mandi, kecap dan teh. Untuk Desa Plumutan, Kecamatan Bancak dengan membawa 100 paket berisi beras, gula, minyak dan mie instan. Yayasan Insan Mandiri Masjid Baitul Taqwa desa Dorit Kecamatan Ungaran Timur, dengan membawa mie instan, pakaian pantas pakai dan peralatan sholat. Bersama rombongan Dharma Wanita Persatuan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009 para anggota Dharam Wanita Kabupaten Semarang mengikuti ziarah ke makan Ibu. Hj. Isriati Moenadi pendiri PKK. Mengadakan siraman rohani pada bulan suci Ramadhan pada tanggal 4 September 2009 oleh KH. Komami. Kegiatan siraman rohani ini juga telah menjadi kegiatan rutin tahunan bidang sosial budaya. Dharma Wanita Kabupaten Semarang mengadakan ceramah KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) dari RSJD Semarang bekerjasama dengan Dharma Wanita Persatuan Dinas Kesehatan, dilaksanakan pada tanggal 4 Juni 2009. Kemudian pada tanggal 9 Juli 2009 Dharma Wanita Kabupaten Semarang bekerjasama dengan bidang pendidikan mengadakan ceramah kesehatan tentang kegunaan tanaman hias Sansivera bagi kesehatan bekerjasama dengan Dharma Wanita Persatuan Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang.
47
Pada tanggal 4 Agustus 2009 mengadakan ceramah kesehatan tentang Penyebaran Virus Flu Babi (H1N1) oleh Dr. Rudy S.Pd (Anonim,
2009:21-25).
Tanggal
26
Agustus
2010,
kembali
mengadakan kegiatan anjangsana di Panti Asuhan Abul Yatama Bawen dan di Desa Lembu Kecamatan Bancak. Tanggal 4 November 2010 mengadakan Donor Darah yang dibuka untuk anggota Dharama Wanita Kabupaten Semarang dan masyarakat umum, mendapat 19 kantong. Tanggal 4 Februari 2010 mengadakan ceramah tentang Botol Sehat bertempat di Gedung Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang. Tanggal 4 Maret 2010 mengadakan ceramah kesehatan tentang kanker serviks yang disampaikan oleh Dr. Umi bertempat di Gedung Dharma Wanita Kabupaten Semarang. Tanggal 4 Maret 2010 Dharma Wanita Kabupaten Semarang bekerjasama dengan PT. ASKES mengadakan Sosialisasi Kartu ASKES. Pada saat itu PT. ASKES memberikan kesempatan pemeriksaan kesehatan gratis bagi para anggota Dharma Wanita yang ingin memeriksakan kesehatannya (wawancara dengan Ayu Setyawati pada tanggal 26 April 2013). Kemudian pada tanggal 2 September 2010 bertempat di Gedung Dharma Wanita Kabupaten Semarang mengadakan ceramah kesehatan mengenai HPV bekerjasama dengan Prodia Kegiatan seperti ini adalah usaha Dharma Wanita untuk mensejahterakan anggotanya dalam bidang kesehatan. Selain itu, untuk membekali anggotanya tentang kepedulian lingkungan, anggota Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang menghadiri undangan
48
dari SETDA Kabupaten Semarang bertempat di Hotel Grand Candi dengan acara Sosialisasi Perlindungan Lapisan Ozon dengan topik Peran Pemangku Kepentingan Daerah Dalam Upaya Perlindungan Lapisan Ozon dan Pengendalian Dampak Perubahan Iklim pada tanggal 22 Maret 2010. (Anonim, 2010:16-20). Melalui kegiatan-kegitan Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang Wuryanti Sudjiwo mengakui bahwa Dharma Wanita Persatuan Kabupaten
Semarang
telah
menjadi
wadah
bagi
dirinya
untuk
mengaktualisasikan diri. Sejak SMP, Wuryanti mengaku senang sekali dengan kegiatan organisasi, dengan bergabungnya Wuryanti dalam organisasi Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang, Wuryanti dapat terus menggeluti hobinya ini dengan menjadi pengurus Dharma Wanita Kabupaten Semarang. Oleh karena itu, Wuryanti selalu bersemangat untuk datang ke kegiatan Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang karena selain menjadi wadah aktualisasi, Wuryanti memperoleh pengetahuan dan wawasan yang semakin bertambah melalui Dharma Wanita. Disunggung tentang kesejahteraan yang menjadi misi Dharma Wanita, Wuryanti mengatakan
bahwa
kesejahteraan
tidak
hanya
mengenai
meteri,
kesejahteraan baginya adalah tentang kepandaian mengelola apa yang telah dimilikinya dengan baik dan itu diperolehnya melalui Dharma Wanita Kabupaten Semarang (Wawancara dengan Wuryanti Sudjiwo pada tanggal 25 April 2013)
49
Hal yang sama disampaikan oleh Wahyu dan Slamet Riadi di kesempatan yang berbeda, mereka mendapatkan banyak pengetahuan dengan bergabung di organisasi Dharma Wanita Kabupaten Semarang. Wahyu senang dengan kegiatan ceramah dengan topik yang berkaitan dengan dirinya seperti kesehatan, keagamaan, kecantikan dan kepribadian “Etika Berpenampilan, Berbusana, dan Etika Berperilaku (Hasil wawancara dengan Wahyu dan Slamet Riadi pada tangal 4 Mei 2013). Hal ini berdampak positif jika mereka sedang membicarakan topik-topik tersebut di luar anggota Dharma Wanita Kabupaten Semarang, Wahyu dan Slamet Riadi merasa cepat tanggap dengan topik tersebut.
Slamet Riadi juga
mengakui bahwa Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang juga secara tak langsung menjadi wadah memasarkan olahan pangan ataupun kerajinan milik anggota yang kadang dititipkan setiap pertemuan organisasi. Pemasaran dan penjualan ini tidak berhenti di pertemuan organisasi, namun juga pada bazar ataupaun pasar murah yang sering diikuti Dharma Wanita Kabupaten Semarang menjelang hari besar seperti Lebaran dan Natal. Pendapat yang sedikit berbeda disampaikan oleh Ani Sutrianingsih, bagi Ani mengikuti kegiatan Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang sangat bermanfaat baginya, terutama menambah pengetahuannya serta pelepas kejenuhan dan mengisi waktu luangnya sebagai ibu rumah tangga. Namun saat disinggung tentang kesejahteraan yang dia dapatkan, Ani mengartikan kesejahteraan pasa nilai-nilai materi dan itu belum sepenuhnya dia peroleh melalui Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang.
50
D)
Hambatan-Hambatan Pelaksanaan Kegiatan Dharma Wanita Kabupaten Semarang Dalam melaksanakan peran dan program, Dharma Wanita Kabupaten Semarang mengalami beberapa hambatan atau kesulitan. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Eppy Agus Purwoko Djati, Ibu Wuryanti Sudjiwo (tanggal 5 Maret 2013) dan laporan berkala Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang 2009-2010, maka diperoleh sebab-sebab sebagai berikut: 1. Sulitnya menumbuhkan kesadaran anggota Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang untuk menghadiri pertemuan atau rapat setiap bulannya serta kegiatan lainnya karena tidak ada sanksi apabila tidak mengikuti kegiatan. Ketidakhadiran para anggota terkadang
disebabkan
adanya
pekerjaan
yang
tidak
bisa
ditinggalkan di tempat kerja, mengingat banyak pula para anggota yang bekerja di luar rumah ataupaun adanya kepentingan mendesak lainnya. 2. Seringnya pergantian pengurus antar waktu karena adanya mutasi pegawai, pensiun ataupun kondisi lainnnya menyebabkan program kerja mengalami hambatan. Untuk mengatasi hal ini maka para pengurus sesegera mungkin mengadakan rapat guna memilih pengurus baru demi kelancaran pelaksanaan kegiatan organisasi. 3. Terbatasnya dana dan sarana yang dimiliki organisasi Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Semarang, sehingga terkadang ada program kerja dalam satu periode yang belum terlaksana pada
51
periode tersebut dan berusaha ditindaklanjuti pada periode berikutnya.
52