49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum
4.1.1
Latar Belakang Berdirinya Televisi Edukasi (TVE) Potensi televisi untuk pendidikan tidak diragukan lagi. Pengalaman dari
negara lain baik negara maju maupun negara berkembang yang memanfaatkan media televisi untuk pendidikan, telah memetik manfaat yang tidak sedikit sebagai upaya menunjang peningkatan dan perluasan akses pendidikan. Negara yang telah memetik manfaat TV pendidikan salah satunya adalah Hongkong. Hongkong mengadakan siaran pendidikan dimulai pada tahun 1971 dengan tujuan meningkatkan kualitas pendidikan di tingkat SD, SMP, SMA serta sertifikasi dan kualifikasi guru, dan mulai tahun 2000 dilengkapi dengan internet (Web TV Pendidikan) sehingga siswa dan guru dapat berkomunikasi (interaktif). Di Indonesia sendiri, keinginan untuk mendayagunakan teknologi komunikasi dan informasi untuk pendidikan sesungguhnya telah lama muncul, paling tidak pada tahun 1975. Pada saat itu Departemen Pendidikan dan Kebudayaan melakukan kajian tentang potensi satelit untuk keperluan pendidikan, yang kemudian dijadikan salah satu alasan kuat dalam pembelian satelit komunikasi domestik (Palapa) pada tahun 1976, yaitu salah satu alasan utamanya adalah pemerataan pendidikan melalui media televisi mengingat kondisi geografis
49
50
Indonesia, yang memiliki luas wilayah 5.193.252 km2 , 17.508 pulau, 80.000 km2 garis pantai dan penduduk sekitar 250 juta. Sesuai dengan tugas dan fungsinya, Pustekkom sejak tahun 1978 telah merintis pengembangan program video pendidikan sebagai persiapan untuk digunakan sebagai materi siaran televisi pendidikan. Sebagai langkah awal menuju penyiaran program pendidikan, pada tahun 1980-an Pustekkom melakukan kerjasama penyiaran program televisi pendidikan dengan TVRI. Program yang disiarkan dan sangat pupolar saat itu adalah serial Aku Cinta Indonesia (ACI). Selanjutnya pada tahun 1990-1995, Pustekkom melakukan kerjasama di bidang penyiaran dengan Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), yaitu sebuah televisi swasta yang pada awalnya dirancang sebagai televisi yang mengemban misi pendidikan. Meskipun kerjasama ini cukup berhasil, namun karena satu dan lain hal tidak bisa berlanjut dan harus berakhir karena pihak TPI telah mengubah kebijakan menjadi sebuah stasiun televisi komersial. Sebagai Upaya untuk mendapatkan pengalaman dalam penyelenggaraan siaran langsung melalui pemanfaatan satelit, Pustekkom menangani kegiatan teleconference yang berupa koordinasi dalam manajemen pendidikan antara Menteri dengan Kanwil Pendidikan di seluruh propinsi, yang diadakan pada tahun 1994-1995. Bahkan pada 2 Mei 1994 dalam rangka hari Pendidikan Nasional diadakan teleconference antara Wakil Presiden (Tri Sutrisno) di Yogyakarta dengan 4 Dinas Pendidikan. Pengalaman memanfaatkan satelit, bertambah ketika
51
pada tahun 1996-1998 Pustekkom bekerjasama dengan Cakarwarta (Indovision) untuk menyiarkan materi pendidikan di Quick Channel. Setelah dirasakan kemampuan untuk menyelenggarakan siaran televisi berdasarkan pengalaman-pengalaman tersebut, maka pada tanggal 2 November 2004, Mendiknas Malik Fajar, meresmikan Stasiun Televisi Pendidikan yang diberi nama Televisi Edukasi (TVE). Status TVE sendiri saat ini merupakan sebuah stasiun TV lokal atau stasiun TV daerah ciputat, pamulang dan sekitarnya 4.1.2
Filosofi Logo TVE
Tipografi/ huruf - Logo TV Edukasi mengunakan Font “Frutiger LT Std” dan telah dimodifikasi sehingga menghasilkan logotype yang memiliki karakter khas dan mudah dikenali. Agar terkesan dinamis logo TV Edukasi dibuat serong kekanan memberi arti menuju arah yang lebih baik, selalu berfikir ke depan atau maju dalam menghadapi era globalisasi. - Warna kuning emas pada logo memberi arti kemegahan, keluhuran, melambangkan cita-cita yang luhur, dan juga prestasi terbaik. Melalui warna
52
kuning emas TV Edukasi ingin merangsang pemirsa untuk selalu berprestasi dan menjadi yang terbaik untuk memajukan bangsa. Pada visual logo TV Edukasi menampilkan visual yang sederhana namun memiliki makna atau filosofi yang luar biasa dan di dalamnya terkandung Visi Misi dari TV Edukasi sebagai televisi pendidikan yang santun dan mencerdaskan.
4.1.3
Visi dan Misi TVE Visi : Menjadi siaran televisi pendidikan yang santun dan mencerdaskan. Misi : a. Mencerdaskan masyarakat. b. Menjadi tauladan masyarakat. c. Menyebarluaskan informasi dan kebijakan- kebijakan Depdiknas. d. Mendorong masyarakat gemar belajar.
4.1.4
Target Audiens TVE
a. Peserta didik dari semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
b. Praktisi pendidikan.
c. Masyarakat
53
4.1.5
Struktur Organisasi
PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN BAGIAN TATA USAHA
BIDANG PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN BERBASIS RADIO, TELEVISI, DAN FILM
SUB BAGIAN
SUB BAGIAN
SUB BAGIAN
RUMAH TANGGA
KEPEGAWAIAN
KEUANGAN
BIDANG PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA DAN WEB
BIDANG PENGEMBANGAN JARINGAN
SUBBIDANG
SUBBIDANG
SUBBIDANG
SUBBIDANG
SUBBIDANG
SUBBIDANG
PERANCANGAN DAN PRODUKSI
PENYIARAN DAN PENGENDALIAN
PERANCANG DAN PRODUKSI
APLIKASI DAN PENGENDALIAN
PENGKAJIAN DAN PERANCANGAN
PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN
4.1.6
Program TVE o Kihajar
o Bincang Cerdas
o Ujian Nasional Untuk SMP
o English Corner
o Siaran Pendidikan Interaktif
o Informasi Pendidikan
o Redaktion-D
o E-Flash
o Fisika Itu Asyik
o Kreatifnya Anak Indonesia
54
4.2
Gambaran Umum Siaran Pendidikan Interaktif Siaran Pendidikan Informasi merupakan program yang memberikan
kesempatan siswa-siswi SD hingga SMA/ SMK dan setingkatnya selama 60 menit untuk bertanya segala kesulitan dalam memahami suatu materi pelajaran, baik yang telah diberikan di sekolah maupun yang telah disiarkan TVE secara langsung (live) dan di-relay TVRI setiap senin - jum’at pukul 14.00 - 15.00 dan disiarkan kembali (siaran ulang) pada pukul 18.30 – 19.30 setiap hari senin – minggu. Program ini bertujuan untuk membantu siswa-siswi untuk memahami suatu materi dan membantu siswa-siswi dalam menghadapi Ujian Semester ataupun Ujian Nasional. Program. Siaran Pendidikan Interaktif menghadirkan guru-guru terpilih yang akan membantu siswa-siswi dalam memahami materi pelajaran yang nantinya akan diuji nasionalkan seperti Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Fisika, Sejarah dan lainnya. Format program ini berdurasi satu jam dan terdiri dari 5 segmen dimana segmen pertama dan kedua merupakan pembahasan materi. Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan soalsoal dan sesi interaktif yang dilakukan melalui saluran telepon, sms, facebook, maupun e-mail, pada segmen ketiga dan keempat dan dilanjutkan kuis pada segmen kelima. Acara dipandu oleh seorang guru penyaji yang didampingi oleh seorang presenter. Guru penyajilah yang nantinya akan membahas materi dan soal-soal. Setiap episode dibahas satu macam materi dari satu pelajaran. Materi disediakan berbagai macam sesuai mata pelajaran dan jenjangnya. Contoh : Siaran Pendidikan Interaktif SMA episode Matematika, Aljabar, Siaran Pendidikan Interaktif SMP episode Bahasa Indonesia, Kalimat Majemuk. Seting studio dalam
55
program Siaran Pendidikan Interaktif menggunakan teknik green screen dan menggunakan virtual sehingga tampilan terlihat seperti di sebuah ruangan dengan layar besar di belakang presenter dan guru penyaji sebagai penggambaran sebuah papan tulis yang biasanya terdapat dalam sebuah ruang kelas.
4.3
Hasil Penelitian Pada dasarnya Program Siaran Pendidikan Interaktif dibuat untuk
membantu siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) untuk menghadapi Ujian Nasional, seperti yang dikatakan oleh Amar, salah satu staff produksi TVE:
“Yang mendasari dibuatnya program Siaran Pendidikan Interaktif adalah dengan adanya kebijakan pemerintah, khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Pustekkom yang dibawahnya Pustekkom mengelola Televisi Edukasi (TVE) mengeluarkan program unggulan yang diberi nama Siaran Pendidikan Interaktif yang ditujukan kepada siswa-siswi seluruh Indonesia dari jenjang SD sampai SMA dan SMK untuk membantu persiapan Ujian Nasional.”
Namun lebih dari itu, ada misi lain yang tidak kalah pentingnya dibalik penyelenggaraan program Siaran Pendidikan Interaktif itu sendiri, seperti yang dikatakan oleh Kusdianto Hilman selaku Kepala Penyiaran dan Pengendalian Bidang Pengembangan Radio, Televisi, dan Film Pustekkom :
“Program ini dibuat pada awalnya karena adanya penyelenggaraan Ujian Nasional. Jadi, dengan diselenggarakannya Ujian Nasional, siswasiswi, terutama di daerah-daerah perlu dibantu dalam hal penguatan materi. Karena kita tahu bahwa tidak semua guru dan siswa mempunyai kemampuan yang sama, sedangkan Ujian Nasional soalnya sama secara nasional.”
56
Berdasarkan latar belakang itulah TVE melalui Program Siaran Pendidikan Interaktif membantu siswa-siswi di seluruh Indonesia dalam hal tayangan pembahasan soal-soal guna menghadapi Ujian Nasional. Berbicara tentang program Siaran Pendidikan Interaktif ini yang awalnya dibuat untuk membantu siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama atau SMP, Kusdianto Hilman menerangkan alasannya :
“Pertama karena kehadiran TVE di awalnya adalah untuk menunjang wajib belajar 9 tahun. Kedua, karena SMP di hampir seluruh Indonesia sudah kita berikan TV 29” dan parabola. Untuk daerah yang tidak ada listrik kita juga beri bantuan genset. Tetapi di daerah yang bisa menangkap siaran TVRI tidak kita berikan parabola. Kita telah berikan kepada sekitar 24.000 SMP di seluruh Indonesia.”
Kusdianto menambahkan bahwa sesungguhnya tujuan utama dibuatnya program Siaran Pendidikan Interaktif adalah untuk pendidikan yang merata di Indonesia :
“Tujuannya sudah sangat jelas, yaitu supaya terjadi keadilan dalam hal penyebaran konten pendidikan. Contoh, siswa Jakarta dengan siswa di NTT misalnya, pasti kemampuannya berbeda, yang di NTT pasti kekurangan akses, informasi dan bahkan daerah-daerah lain kekurangan guru dan sebagainya jika dibandingkan dengan Jakarta pasti jomplang. Nah, dengan dihadirkannya Siaran Pendidikan Interaktif ini kita ingin mencoba membantu menyebar luaskan informasi materi-materi pembelajaran terutama materi Ujian Nasional. Dan media televisi itulah yang kita anggap cocok untuk membantu siswa-siswa didaerah itu.”
57
Program ini sendiri dipandu oleh seorang presenter dan seorang guru penyaji yang dimana sang guru akan membahas pelajaran sesuai tema yang akan di ajarkan. Guru yang dihadirkan pun dari berbagai sekolah sesuai jenjang dan mata pelajarannya. Seperti yang dikatakan oleh Amar, salah satu staff produksi TVE :
“Formatnya seperti dialog, antara narasumber yang notabene adalah seorang guru serta didampingi oleh seorang presenter,nah guru itu akan membahas materi-materi yang khususnya membahas tentang materi ujian nasional.”
Kemudian Kusdianto menambahkan dengan lebih terperinci mengenai format program Siaran Pendidikan Interaktif :
“Formatnya, kita menghadirkan guru di studio di dampingin oleh satu presenter, lalu guru menjelaskan materi dalam bentuk Power Point, lalu di tunjang oleh insert-insert dalam bentuk visual untuk memperjelas materi yg dibahas dan durasinya itu 1 jam dibagi menjadi 5 segmen. Awalnya Siaran Pendidikan Interaktif hanya bersiaran 3 bulan sebelum Ujian Nasional, karena diperuntukan untuk persiapan menghadapi Ujian Nasional dengan jam tayang 2 jam per hari yaitu dari jam 1 sampai jam 2 dan jam 2 sampai jam 3.”
Program Siaran Pendidikan Interaktif bisa dibilang sebagai satu-satunya program televisi yang menyajikan sebuah tontonan berbeda untuk pemirsanya. Siaran Pendidikan Interaktif menghadirkan sebuah ruang untuk pemirsanya menambah khasanah ilmu pengetahuan khusunya dibidang pendidikan formal layaknya belajar di sekolah dengan materi-materi yang tentunya sangat bermanfaat membantu siswa-siswi dalam menghadapi Ujian Nasional di sekolah.
58
Adapun pemilihan materi yang akan ditayangkan melalui beberapa proses, seperti yang diungkapkan oleh Kusdianto :
“Kalo materi ini yang kita utamakan yang di Ujian Nasional-kan dari setiap jenjangnya dan pelajarannya, nah itulah yang nanti kita garap menjadi sebuah tayangan interaktif. Kita disini memiliki forum guru, sehingga dalam penentuan materi yang akan ditayangkan melibatkan guru-guru serta mengadakan kerjasama dengan pusat penyelenggaraan Ujian Nasional, karena mereka akan memeberikan kisi-kisinya. Jadi dari kisi-kisi itu kita bedah, sehingga materinya tidak sembarangan di pilih. Dari pembedahan itu kita membuat contoh contoh soal yang menjadi topik-topik bahasan yang nantinya bakal keluar di Ujian Nasional.”
Demi menyajikan yang terbaik TVE tidak sembarangan menayangkan materi yang akan ditayangkan. Semua materi melalui beberapa proses sebelum akhrinya nanti disiarkan, seperti yang diuraikan oleh Amar :
“Berawal dari identifikasi topik dahulu yang notabene bukan dari divisi produksi, ini dari perencanaan. Nah dari situ disusun GBIM atau Garis Besar Isi Media ditambah jabaran materi. Materi tersebut dibuat oleh guru, kemudian dikaji oleh dosen. Baru kemudian di terjemahkan kedalam Power Point untuk materi siaran. Lalu dikirim ke produksi, dan oleh produksi kemudian divisualkan lah soal-soal tadi sesuai materi yang ada, jadi produksi membantu mengembangkan konteks visualnya.”
Penjelasan itu diamini oleh salah seorang narasumber yang juga guru SMA N 39 Jakarta, Dwi Harmelia :
“Kebetulan kalo disini untuk materi pelajaran biologi SMA saya yang membuat. Prosesnya sama seperti kita membuat materi di kelas. Tetapi kalo di kelas kan kita membuat RPP Garis Besar Pengajaran, nah kalo disini kita membuat RPP Garis Besar Penyiaran. Jadi disini kita membuat RPP-nya, kita bikin Power Point-nya. Nah, setelah kita buat semua, materi tadi dikoreksi oleh Dosen, dan kebetulan materi yang saya buat
59
dikoreksi oleh Dosen dari Universitas Negeri Jakarta dan kemudian untuk media visualnya seperti insert-insert yang akan ditayangkan dikoreksi dari pihak Televisi Edukasi itu sendiri.”
Setelah materi dimiliki, tim produksi Televisi Edukasi melakukan pemilihan atau casting narasumber untuk menyajikan materi pelajaran. Demi menyajikan program yang interaktif dan menarik maka sangat perlu memilih narasumber yang baik, seperti yang dijelaskan oleh Amar :
“Jadi kami melakukan casting. Kami membuka casting setiap tahunnya kepada narasumber yang disini adalah para guru dari sekolah unggulan seluruh JABODETABEK. Kami menilai pertama dari fisiknya tentu, yang kedua kemampuan dia berbicara didepan kamera, ketiga kemampuan dia menguasai teknologi, keempat bertanggung jawab dan disiplin karena berkaitan dengan siaran yang waktunya sangat ketat jadi tidak bisa seenaknya harus sesuai jadwal.”
Setelah semua lengkap, barulah semua dirangkum dalam sebuah kemasan program Siaran Pendidikan Interaktif yang bisa dinikmati oleh seluruh siswasiswi diseluruh Indonesia. Penyelenggaran Siaran Pendidikan Interaktif dirasa sangatlah bermanfaat bagi siswa-siswi diseluruh penjuru Indonesia, terutama daerah-daerah yang memang kurang dalam akses pendidikan maupun SDM-nya itu sendiri. Hal itu lah yang membuat TVE mempunyai mimpi menjadi televisi publik yang mampu bersiaran sendiri tanpa di-relay oleh televisi manapun seperti yang dikatakan oleh Kusdianto :
60
“Kita ini sebenernya ingin siaran kami ini bisa ditonton oleh seluruh Indonesia dengan mudah, tetapi kita selama ini hanya bekerja sama dengan TVRI selain juga melalui satelit, jadi kalo kita bisa bersiaran sendiri atau teresterial itu mungkin akan jauh lebih efektif karena manajemen dan sebagainya kita yang mengendalikan. Hanya saja kendala terbesar dalam penyelenggaraan teresterial adalah kita terganjal oleh regulasi UU Penyiaran, karena TV publik itu hanya TVRI sehingga kita hanya bisa bekerja sama dengan TVRI dan tv lokal.”
Namun persoalan itu tidak menjadi halangan TVE untuk terus menyajikan program terbaiknya yaitu Siaran Pendidikan Interaktif sebagai media untuk membantu
penyebaran
dan
pemerataan
pendidikan
lewat
televisi.
Kusdiato yakin bahwa Siaran Pendidikan Interaktif merupakan salah satu program yang memiliki kelebihan dari program-program lain dan memiliki kekuatan untuk tetap diminati oleh pemirsanya :
“Sebenarnya kalau berbicara format, format Siaran Pendidikan Interaktif ini sangat sederhana karena hanya pembahasan soal. Cuma kelebihannya karena program ini sangat segmented. Jadi sasarannya memang sasaran yang benar-benar dituju, yaitu siswa yang memang sedang ingin menjalankan Ujian Nasional dan juga karena pembahasan prediksi materi soal-soalnya yang akan diujikan di Ujian Nasional dibedah disitu, terus juga disini menjelaskan materi tidak seperti di kelas biasa karena tidak semua sekolah memiliki sarana bantuan seperti visual seperti di Siaran Pendidikan Interaktif. Jadi lewat media televisi ini visual itulah yang banyak berbicara dan menjelaskan lebih clear. Dan satu lagi, Televisi Edukasi melalu Siaran Pendidikan Interaktif merupakan satu-satunya program di Indonesia yang menyiarkan program interaktif untuk Ujian Nasioal, Tidak ada TV lain yang menyelenggarakan hal yang sama.”
Begitu pula yang disampaikan Dwi Harmelia mengenai tanggapannya soal program Siaran Pendidikan Interaktif :
61
“Acara ini bagus untuk membantu memberi alternatif lain selain di sekolah. Tetapi kalo di Jakarta kan banyak sekali media-media, jadi tidak terlalu pokok. Berbeda dengan daerah-daerah lain yang mungkin tidak terlalu bisa mengakses banyak hal jadi dengan adanya siaran ini mampu memberi nilai lebih untuk daerah-daerah lain.”
Beliau juga menambahkan bahwa Siaran Pendidikan mempunyai beberapa kelebihan, seperti dikutip dalam wawancaranya :
“Kelebihan dari program ini menurut saya adalah pertama, program ini ada interaksi antara presenter dengan pemirsa. Kemudian program ini memiliki tayangan-tayangan yang mungkin banyak siswa yang merasa “wah saya belum sempat mendapat visualnya” tetapi lewat siaran ini ternyata mereka mendapatkannya. Jadi insert-insert atau visual-visual ini mampu member pemahaman lebih.”
Pemanfaatan program Siaran Pendidikan Interaktif pun dirasa cukup baik dengan adanya respon yang baik dari pemirsa yang bertanya langsung ke studio sebagai bentuk interaksi, yang memang itulah tujuan dari program ini yaitu “interaksi” antara presenter atau penyaji dengan pemirsanya yaitu para siswa. Hal ini diutarakan oleh Kusdianto dalam wawancaranya : “Kalo dilihat dari feedback yang menelepon, sms, mengirim email, facebook dan sebagainya, luar biasa sekali dan sebarannya juga secara nasional jadi tidak hanya untuk wilayah tertentu tetapi seluruh Indonesia, dan datanya ada di kita. Dari data yang kita miliki baik dari pemirsa yang menelepon, sms mengirim email dan facebook itu menunjukan bahwa program kita tepat sasaran dan benar-benar terjadi sebuah interaksi.”
Bukan itu saja. Manfaat dari Siaran Pendidikan Interaktif pun dirasakan sangat baik menurut Dwi Harmelia :
62
“Bagi saya program Siaran Pendidikan Interaktif memang menjadi alternatif media belajar. Karena saya bisa membawanya ke sekolah dan saya putar di kelas.”
Dwi Harmelia sebagai penyaji, guru serta orang yang memanfaatkan program Siaran Pendidikan Interaktif sebagai sarana media belajar alternatif pun mengutarakan harapannya terhadap program ini seperti yang di ungkapkannya dalam sesi wawancara :
“Saya harap program ini bisa terus berlanjut, dengan dukungan dari seluruh pihak yang ada sehingga terselenggarannya program ini. Dan dari saya sendiri sebagai narasumber juga terus mengembangkan diri serta penambahan insert-insert dan visual yang lebih bagus lagi serta penambahan jam tayang agar semua pelajaran bisa ter-cover.”
4.4 Pembahasan Setelah mengumpulkan berbagai data dari hasil penelitian, maka pada bab ini peneliti akan membahas hasil penelitian berdasarkan dari berbagai data yang diperoleh dari berbagai narasumber. Penulis akan menguraikan hasil penelitian mengenai peran program siaran pendidikan interaktif di Televisi Edukasi sebagai media belajar alternatif dengan mendasari rumusan masalah pada Bab I dan teori yang terkait pada Bab II dengan hasil yang diperoleh melalui wawancara secara mendalam dengan narasumber yang kompeten dibidangnya. Dibuatnya Siaran Pendidikan Interaktif berawal dari adanya kebijakan pemerintah pada saat itu untuk membantu siswa-siswi dalam menghadapi Ujian Nasional serta mensukeskan program pemerintah wajib belajar 9 tahun. Jadi,
63
dengan adanya Ujian Nasional dan program wajib belajar 9 tahun, siswa-siswi di daerah-daerah perlu dibantu untuk penguatan materi pelajaran, karena dirasa kemampuan SDM di daerah tidak sama dengan di kota besar sedangkan Ujian Nasional dilaksanakan secara nasional. Program ini dibuat sebagai alat pemerataan penyebaran materi-materi pelajaran agar merata keseluruh Indonesia. Kehadiran Siaran Pendidikan Interaktif merupakan sebuah angin segar bagi dunia pendidikan. Karena dapat membantu siswa-siswi dalam memahami sebuah pelajaran lebih mendalam dan mendapat latihan soal sebagai persiapan menghadapi Ujian Nasional dengan berbagai visualisai dengan gratis hanya dengan menonton televisi. Tidak hanya itu, hadirnya program Siaran Pendidikan Interaktif juga sebagai satu-satunya program di televisi yang memenuhi fungsi televisi sebagai sumber pendidikan bagi pemirsanya. Apalagi pendidikan disini pendidikan formal. Program ini berisikan pelajaran-pelajaran di sekolah dan sesuai dengan kurikulum. Berbeda dengan program pendidikan lainya seperti bolang, rangking satu dan lainnya yang tidak menyentuh pendidikan formal yang mampu membantu siswa-siswi dalam pelajaran di sekolah. Manfaat yang sangat besar dirasakan begitu mendalam dengan adanya program seperti Siaran Pendidikan Interaktif ditengah banyaknya programprogram televisi yang sangat kurang memberi manfaat terhadap perkembangan kemampuan anak khususnya dibidang pendidikan. TVE sebagai penyelenggara program Siaran Pendidikan Interaktif sebenarnya memiliki mimpi agar program tersebut dapat di saksikan oleh seluruh masyarakat khususnya para siswa-siswi di seluruh Indonesia secara regular seperti program-program di televisi swasta yang
64
ada atau seperti program-program yang ada di TVRI yang disiarkan secara nasional. Namun keinginan mulia tersebut terganjal oleh regulasi Undang-undang Penyiaran yang mengesahkan hanya TVRI lah TV publik satu-satunya di negeri ini, sehingga Siaran Pendidikan Interaktif melalui TVE hanya dapat di-relay oleh TVRI. Status TVE sendiri saat ini merupakan sebuah stasiun TV lokal atau stasiun TV daerah ciputat, pamulang dan sekitarnya. Program ini disiarkan secara langsung dan pemirsanya dapat berinteraksi langsung dengan guru penyaji di studio, sehingga mampu memenuhi rasa keingintahuannya terhadap sesuatu hal atau materi yang sedang dibahas yang mungkin tidak Ia dapatkan di sekolah baik dari segi visualisainya maupun segi penjelasan materi. Berdasarkan teori difusi inovasi yang telah dijelaskan peneliti pada Bab II, bahwa teori ini adalah dimana adanya penemuan (inovasi), kemudian disebarkan (difusi) melalui media massa. Dalam hal ini, Siaran Pendidikan Interaktif merupakan sebuah inovasi yang kemudian disebarkan melalui media massa yaitu TVE. Siaran Pendidikan Interaktif merupakan sebuah terobosan baru di dunia pendidikan dan dunia penyiaran dimana sebuah program dibuat khusus untuk memberikan pendalaman dan pemahaman yang lebih terhadap sebuah materi pelajaran yang biasa dilakukan di dalam kelas secara konvensional kedalam bentuk siaran atau program acara yang disiarkan di televisi.
65
Dalam teori difusi inovasi pun diterangkan adanya agen perubahan yang biasanya mempunyai pendidikan yang lebih tinggi daripada individu-individu yang dicoba untuk mereka pengaruhi, yang membuat mereka berbeda dari pada klien mereka yang dimana dalam kasus ini bisa dijelaskan bahwa guru penyaji atau presenter dalam acara Siaran Pendidikan Interkatif merupakan sosok sang agen perubahan itu sendiri. Program Siaran Pendidikan Interaktif dirasakan sendiri oleh guru penyaji yang sekaligus guru di salah satu sekolah menengah atas sebagai suatu alternatif pembelajaran untuk anak didiknya selain belajar disekolah. Peran TVE dalam mendukung program pemerintah dilakukan melalui penyebaran materi pelajaran bagi siswa-siswi dari tingkat SD, SMP, SMA dan SMK diseluruh Indonesia melalui jaringan televisi lokal yang kemudian di-relay oleh TVRI pusat yang kemudian di-relay kembali oleh seluruh stasiun TVRI daerah diseluruh Indonesia untuk nantinya dapat dinikmati oleh pemirsa di daerah-daerah, khususnya para siswa-siswi SD hingga SMA.