61
BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
4.1. Objek Riset 4.1.1. Objek Riset Objek riset yang akan dievaluasi pada karya akhir ini adalah analisis implementasi Enterprise Resources Planning Route Profitability pada perusahaan Low Cost Carrier Citilink Garuda Indonesia periode Bulan Januari sampai dengan Desember 2011. 4.1.2. Tempat Riset Kantor Cabang Citilink Garuda Indonesia, Jl. Gunung Sahari Raya, No.52, Jakarta Pusat 4.1.3. Waktu Riset Periode riset akan dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2011, atau sekitar 2 bulan.
4.2. Metode Pengambilan Keputusan 4.2.1. Tahapan / Proses Pengambilan Keputusan Secara umum metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2009, hal 2).
62
Gambar:4.8. Proses Pengambilan Keputusan
4.2.2. Operasional Variabel Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2009, hal 58). Variabel keputusan yaitu unsur – unsur dalam persoalan yang dapat
63
dikendalikan oleh pengambil keputusan. Ia sering disebut sebagai instrumen (Mulyono, 2007, hal 6) Berdasarkan teori diatas maka yang menjadi variabel operasional dalam karya akhir ini adalah implementasi ERP RP pada LCC Citilink. Selain variabel operasionalnya dibuat juga dimensi dan indikatornya sehingga pada tahap analisis data akan terlihat jelas perbedaan-perbedaan yang ditemukan. Adapun operasional variabel tersebut adalah : Tabel 4.2.: Operasional Variabel
Metode pengambilan keputusan yang diambil peneliti yaitu kriteria Hurwicz yang diajukan oleh Leonid Hurwicz (Sugiyono, 2009, hal 235). Menunjukkan suatu kompromi antara kriteria maximin dan maximax.
64
Pengambil keputusan yang tepat biasanya memperlihatkan suatu campuran antara pesimisme dan optimism. Hurwicz menyatakan suatu coefficient optimism untuk mengukur tingkat optimism pengambil keputusan. Skala koefisien a berkisar dari 0 sampai 1, dimana 0 menunjukkan pesimisme sempurna dan 1 menunjukkan optimisme sempurna. Jika a=0, pengambil keputusan dikatakan memiliki optimisme nol, sementara a=1 berarti pengambil keputusan adalah optimis secara total. Karena koefisien optimisme adalah a, maka koefisien pesimisme adalah 1-a. Tabel 4.3.: Tabel Hasil Penilaian ERP RP
Penentuan nilai maksimum dan minimum di ambil berdasarkan nilai tertinggi dan nilai terendah berdasarkan target Citilink selama periode 2011 untuk kriteria SLF, Yield, dan Cost / ASK.
4.2.3.Teknik atau Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti melalui wawancara. (Sugiyono, 2009, hal 194).
Jenis wawancara yaitu in-depth
65
interview. Indepth Interview dalam pelaksanaannya lebih bebas, tujuannya untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka (Sugiyono, 2009, hal 413). Pedoman wawancara berupa pertanyaan yang mendalam mengenai konsep LCC dan implementasi sistem ERP RP pada perusahaan Citlink Garuda Indonesia. Orang yang akan diwawancara adalah orang-orang yang dianggap paling tahu tentang apa yang akan didapatkan peneliti, baik data dan informasi. Orang tersebut bisa
pimpinan suatu bagian , atau orang yang sudah sangat
berpengalaman dalam permasalahan yang akan dibahas. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam wawancara adalah: 1. Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan 2. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan 3. Mengawali atau membuka alur wawancara 4. Melangsungkan alur wawancara 5. Mengkonfirmasi ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya. 6. Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan. Sedangkan jenis pertanyaan dalam wawancara adalah: 1. Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman 2. Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat 3. Pertanyaan yang berkaitan dengan pengetahuan.
66
Peneliti melakukan observasi nonpartisipan, peneliti tidak terlibat langsung dengan aktifitas implementasi ERP RP tersebut, namun hanya sebagai pengamat independen (Sugiyono, 2009, hal 204). Selain wawancara dan observasi, peneliti juga melakukan teknik pengumpulan data dengan dokumentasi. Dokumentasi disajikan berupa laporan keuangan.
Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode
observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. (Sugiyono, 2009, hal 422). Dokumentasi yang dikumpulkan berupa analisa rute Surabaya – Cengkareng – Surabaya, Surabaya – Batam – Surabaya, Cengkareng, - Batam – Cengkareng, Surabaya – Banjarmasin – Surabaya, Cengkareng – Balikpapan – Cengkareng, selain itu dokumen laporan keuangan berupa Operating Revenue,
Passanger
Revenue, Direct & Indirect Cost, Contribution Margin, Flight, Availabel Seat Kilometre, Revenue Pax Kilometre, Seat Load Factor, Passanger Yield, Total Cost Per ASK, bahan presentasi Citilink, Annual Report Garuda Indonesia tahun 2010.
4.2.4. Populasi / sampel Dalam
penelitian
kuantitatif
populasi
diartikan
sebagai
wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009, hal 115). Populasi untuk karya akhir ini
67
adalah Rute Penerbangan Nasional di Indonesia untuk Citilink.
Sedangkan
sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009, hal 116). Sampel dalam penelitian kuantitatif ini adalah 22 rute penerbangan Citilink di Indonesia. Karya akhir ini menggunakan Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan tujuan penelitian untuk mengetahui konsep LCC dan penerapan ERP RP dalam mengambil keputusan untuk mencapai bisnis perusahaan. Maka, berdasarkan Contribution Margin (Route Result) Citilink periode Jan – Des 2011 rute SUB – CGK – SUB memberikan keuntungan terbesar sedangkan , CGK – MES- CGK memberikan kerugian tertinggi. Di bawah ini terdapat 22 rute Citilink , tabel nilai tertimbang model Hurwicz untuk Citilink yang memberikan kontribusi keuntungan dan kerugian selama periode Jan – Des 2011.
68
Tabel 4.4.: Nilai Tertimbang Hurwicz Rute Citilink periode Jan – Des 2011
Skala koefisien a berkisar dari 0 sampai 1, dimana 0 menunjukkan pesimisme sempurna dan 1 menunjukkan optimisme sempurna. Jika a=0, pengambil keputusan dikatakan memiliki optimisme nol, sementara a=1 berarti pengambil keputusan adalah optimis secara total. Karena koefisien optimisme adalah a, maka koefisien pesimisme adalah 1-a. Dalam hal penentuan rute ini mempunyai optimis maka
seorang pengambil keputusan harus
a=0.6, hal ini disebabkan analisa SWOT masih
memperlihatkan keunggulan Citilink baik dari modal juga dari prospek penumpang yang besar, sedangkan pesimisme adalah 1-a=0,4, karena masih terdapat banyak kelemahan bagi Citilink, selain pesaing, kebijakan perusahaan masih merupakan ketentuan induk perusahaan.
69
4.3. Metode Analisis Analisis data yang digunakan dalam karya akhir ini adalah analisis kualitatif model Miles dan Huberman.
Gambar 4.9. Metode analisis deskriptif kualitatif
Sumber: metode Miles dan Huberman, Sugiyono, 2009, hal 431 Gambar di atas menjelaskan aktifitas-aktifitas dalam analisis data tersebut adalah : 1. Mengumpulkan data, Data yang didapat dari lapangan yang berupa data primer yaitu hasil wawancara dan data sekunder yaitu dokumen – dokumen Citilink periode Jan –
70
Des 2011, mengenai analisa rute, Yield, Revenue, SLF, Direct - Indirect Cost, Contribution Margin, Cost/ASK, Revenue pax km, Flight Freq,analisa rute, sub – cgk – sub, sub – bth – sub, cgk – bth – cgk, sub – bdj – sub, cgk – bpn – cgk, operating revenue, annual report GA 2010, management report Garuda, 2.Mengurangi data, Peneliti mereduksi data agar dapat memilih hal – hal pokok, sehingga dapat membuat gambaran yang jelas mengenai karya akhir ini. Beberapa dokumen data dikurangi terkait model perhitungan Hurwiczh max dan min sehingga tidak perlu semua data dimasukkan. 3.Menyajikan data, Data yang ditampilkan dalam penelitian kualitatif akan ditampilkan dengan teks yang bersifat naratif, sehingga dapat dengan mudah untuk memahami apa yang terjadi. 4.Menyimpulkan dan memverifikasi data, Langkah selanjutnya adalah membuat kesimpulan dan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
4.3.1. SWOT Analisis Analisis SWOT digunakan untuk melihat apakah lebih banyak kekurangan atau kekuatan pada maskapai LCC Citiink . Perlu diperhatikan dalam
71
sisi Weakness agar dapat mempertahankan operasional Citilink. Kemandirian operasional sehingga lebih leluasa dalam melakukan bisnis LCC murni. Gambar 4.10. SWOT Analisis LCC
Sumber: Doring, 2009, pg 36
4.3.2. Matriks Gambar 4.11. Matrix Yield vs Cost per ASK
Matriks di atas digunakan untuk mengevaluasi rute yang untung. Dihitung berdasarkan Yield dan Cost per ASK. Matrix ini bermanfaat dalam menetapkan
72
segmentasi, targeting dan positioning, sehingga bisnis dilanjutkan atau ditutup dan menjadi salah satu bahan dalam pengambilan keputusan.