BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Ide/Gagasan Perancangan 1. Ide/Gagasan Benyamin’s Days merupakan acara sederhana yang didedikasikan untuk Alm. Benyamin Sueb sebagai wujud penghargaan kami terhadap Alm. Benyamin atas pengabdian panjangnya di industri hiburan yang juga berhasil menjadikan budaya betawi dikenal luas hingga mancanegara. Pada sebuah event atau acara, dekorasi menjadi salah satu hal yang memegang peran penting dalam kesuksesan sebuah acara yang digelar, termasuk event semacam Benyamin’s Days. Hal ini dikarenakan dekorasi membangun kesan dan penggambaran suasana terhadap sebuah acara. Acara Benyamin’s Days itu sendiri diadakan di tengah keramaian pasar malam dan merupakan acara yang menggunakan konsep merakyat dan sederhana sebagaimana penggambaran sosok Alm. Benyamin itu sendiri. Konsep merakyat dan sederhana juga dipadupadankan dengan penggambaran sosok koboi sebagaimana peran yang pernah dimainkan oleh Alm. Benyamin di film terdahulunya yang berjudul Koboi Ngungsi, Koboi Insyaf dan 3 Djanggo. Koboi ini juga dianggap cocok menjadi penggambaran sosok Benyamin jika mengutip pembicaraan dengan perwakilan dari Bens Radio yang mengatakan bahwa yang menjadi visi Bens Radio saat ini adalah menyampaikan spirit dan pesan positif dari sosok Benyamin Sueb kepada masyarakat era sekarang yang belum sempat mengenal Benyamin Sueb. Tidak hanya itu, penulis juga memiliki pertimbangan lain seperti penggambaran sosok koboi sebagai sosok yang penuh dengan kebebasan dan sikap survive. Menyesuaikan dengan konsep yang telah dijelaskan, maka penulis memilih dekorasi yang ditampilkan di acara Benyamin’s Days didominasi dengan warna cokelat dengan ornamen dari kayu yang dibuat narutal terutama pada beberapa bagian untuk men-display keperluan acara seperti merchandise, pameran dan hadiah. Pemilihan property yang digunakan sebagai display sekaligus sebagai hiasan menggunakan bahan dasar kayu dianggap sesuai dengan konsep acara Benyamin’s Days yang sederhana dan merakyat. Hal ini juga dikarenakan lokasi acara yang bertempat di lapangan pasar malam yang merupakan area luar dan area tersebut terdapat pepohonan dan jalan yang penuh dengan tanah dan rerumputan. 30
Penggunaan media berbahan kayu yang natural ini pun penulis pilih untuk menghindari kesan terlalu mewah dan eksklusif terhadap acara, selain itu mempertimbangkan kondisi cuaca yang tidak dapat dapat diprediksi yang dapat menyebabkan kerusakan dan mengotori property. Maka menggunakan media berbahan kayu yang dibuat natural seperti peti yang kemudian dibentuk menjadi meja hadiah, merchandise, dan permainan dianggap sesuai dan tidak memperburuk kesan media sekalipun kayu tersebut sempat terkena tanah dan air hujan. Lantai dasar dalam booth pun dibuat dengan tampilan natural tanpa menggunakan alas, sehingga dibiarkan lantai yang beralaskan tanah dengan beberapa bagian rumput hijau dan rumput yang mulai mengering untuk memperkuat kesan natural. Ada pula tampilan foto-foto pameran karya mahasiswa Mercu Buana yang disusun dengan media kayu. Maka secara keseluruhan, booth acara Benyamin’s Days ini menawarkan nuansa sentuhan vintage dan natural. Penulis pun memilih untuk menggunakan desain bergaya Vintage sebagai tema desain secara keseluruhan.Vintage dimaknai sebagai style lama yang memiliki model klasik dan antik. Penjelasan tersebut pun menjadi pertimbangan penulis dalam memilih desain bergaya Vintage, tema ini dianggap cocok untuk acara Benyamin’s Days karena tujuan dari diadakannya acara ini adalah menghargai dan mengingat kembali sosok Benyamin Sueb dimana penggambaran sosok Alm. Benyamin merupakan sosok yang lucu, legend dan tidak termakan oleh usia. 2. Inovasi Desain Benyamin’s Days yang merupakan acara penghargaan atau mengingat kembali yang dibuat berbeda dengan acara pada umumnya. Acara sebagai wujud penghargaan yang biasanya identik dengan acara yang resmi dengan susunan acara yang hampir keseluruhan menampilkan sesi talk show dan dihadiri oleh tamu-tamu penting, namun event Benyamin’s Days ini dibuat berbeda dengan konsep sederhana dan diadakan langsung di tengah keramaian masyarakat. Dimana masyarakat yang hadir dan melihat secara tidak langsung mengenal sosok Benyamin Sueb sekalipun hanya melalui permaian dan karya-karya yang disajikan di dalam booth dengan luas 4m x 8m. Benyamin’s Days juga memberikan gambaran bahwa acara yang dikemas dengan tema Vintage tidak selalu terlihat membosankan dan monoton karena dianggap “tua” dan “jaman dulu”. Namun acara dengan tema Vintage pun bisa dikemas dengan 31
suasana yang menyenangkan dengan tampilan backdrop, display, flag chain dan tanda penunjuk arah menuju booth yang dipasang dari area luar hingga jalan masuk menuju area acara Benyamin’s Days. B. Sasaran Desain Sasaran desain yang penulis buat disesuaikan dengan target pengunjung acara Benyamin’s Days yaitu masyarakat usia 6 tahun hingga 40 tahun yang merupakan masyarakat umum dengan kalangan perekonomian menengah ke bawah. Usia tersebut dipilih dengan pertimbangan tempat bermain seperti pasar malam yang diisi dengan berbagai wahana permainan yang disukai oleh anak-anak. Tidak hanya wahana permainan, pasar malam Dadap juga menyediakan area hiburan untuk masyarakat dengan usia di atas 18 tahun. Keramaian pasar malam pun menunjukkan pengunjung dengan usia yang berbeda. Pukul 18.00 WIB hingga pukul 20.30 WIB, pengunjung pasar malam didominasi oleh anak-anak usia 6 tahun hingga 15 tahun yang datang bersama teman-temannya maupun yang datang ditemani oleh orang tuanya. Sedangkan masyarakat dengan usia di atas 15 tahun terlihat bermain di area pasar malam di atas pukul 20.30 WIB hingga larut malam. Tema dekorasi tentu dibuat dan dirancang agar dapat dinikmati oleh target pengunjung walaupun dengan jarak usia yang dapat dikatakan cukup jauh mulai dari anak-anak hingga orang tua. C. Pendekatan Estetis Desain Terdapat beberapa ciri khas yang digunakan terhadap desain sebagai keperluan acara yang telah dibuat, yaitu pada tema dan konsep, warna, garis, tipografi, dan ilustrasi gambar.
32
1. Tema dan konsep
Gambar 4.1 Tampilan dekorasi acara Benyamin’s Days Sumber: Mayang Deta Sari. 2014.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa acara Benyamin’s Days dibuat dengan tema berbeda dengan acara pada umumnya. Acara sebagai wujud penghargaan yang biasanya identik dengan acara yang resmi pada umumnya diadakan di tempat yang eksklusif dengan tempat acara yang sengaja disewa untuk acara tersebut, namun event Benyamin’s Days ini dibuat berbeda dengan konsep sederhana dan diadakan langsung di tengah keramaian masyarakat. Tema yang dibuat pun mengikuti lokasi acara yaitu pasar malam dimana pasar malam merupakan acara outdoor atau diluar ruangan dan jauh dari kesan eksklusif. Lokasi yang berada di tengah keramaian pasar malam pun tidak membuat acara ini menjadi acara yang dibuat tanpa persiapan dan terkesan sama dengan booth pedangan yang lain. Tantangan dari acara yang diadakan di tengah pasar malam adalah bagaimana acara Benyamin’s Days ini bisa menonjol di tengah pedagang-pedagang lain dan dapat mengundang siapapun pengunjung yang hadir di pasar malam. Maka dari itu dibuatlah konsep dan tema untuk acara ini yang tentunya diikuti dengan pertimbangan-pertimbangan melihat keadaan sekitar pasar malam. Koboi dan nuansa natural dengan media yang didominasi dengan ornament kayu pun dipilih untuk tema dekorasi acara Benyamin’s Days.
33
2. Warna
Gambar 4.2 Contoh desain dengan warna vintage Sumber: Mayang Deta Sari. 2014.
Vintage menjadi gaya desain yang dipilih untuk mendesain berbagai keperluan acara. Gaya Vintage identik dengan warna cokelat muda, coklat tua, hitam, dan berbagai warna dengan kesan gelap lainnya. Warna yang digunakan untuk desain acara Benyamin’s Days, Penulis memilih warna cokelat muda, tua, dan hijau tosca. Warna cokelat itu sendiri memiliki arti warna yang memberikan kesan hangat, nyaman, dan terdapat kesan mahal. Sedangkan warna hijau tosca dapat memberikan nuansa tropis dan menyegarkan. Warna cokelat dan hijau tosca pada perancangan acara Benyamin’s Days ini dimaksudkan untuk menguatkan tema acara, yaitu Vintage yang identik menggunakan warna-warna gelap. Warna yang dipilih dan disesuaikan dengan konsep acara yang yaitu acara yang sederhana dan memberikan kesan hangat, nyaman dan menyegarkan. 3. Garis
Gambar 4.3 Penggunaan garis pada karya desain Sumber: Mayang Deta Sari. 2014.
34
Pada beberapa desain yang digunakan sebagai penunjang acara Benyamin’s Days, Penulis menggunakan beberapa jenis garis untuk menimbulkan kesan yang berbeda-beda, yaitu garis vertikal, horizontal, lengkung dan garis putus-putus. Garis vertikal menimbulkan kesan tegas dan agung, sedangkan garis horizontal menimbulkan kesan tenang. Garis lengkung untuk memberikan kesan luwes dan menenangkan. Garis putus-putus memberikan kesan hati-hati. Penggunaan garis-garis pada perancangan acara Benyamin’s Days ini dimaksudkan untuk menguatkan tema acara, yaitu Vintage dengan menggunakan bentuk-bentuk garis sedemikian rupa yang sesuai dengan ornamen-ornamen Vintage. Penggunaan garis-garis pun disesuaikan dengan kebutuhan pada media penunjang acara, sehingga hanya beberapa perancangan yang menggunakan bentuk-bentuk garis ini. Pemilihan garis-garis ini bertujuan untuk memberikan kesan sesuai dengan sifatsifat garis yaitu kesan tegas pada garis vertikal dan kesan hati-hati yang tergambarkan pada garis putus-putus. Acara Benyamin’s Days ini memberikan ketegasan dalam visi misi, namun tetap berhati-hati dalam menjalankan mengingat acara ini membawa nama besar Benyamin Sueb. Terdapat garis lengkung pula pada perancangan desain yang menggambarkan acara ini dibuat untuk memberikan ketenangan dan hiburan. 4. Tipografi
Gambar 4.4 Penggunaan jenis-jenis font pada karya desain Sumber: Mayang Deta Sari. 2014.
Terdapat beberapa jenis font yang digunakan dalam membuat desain yang dipilih menurut kebutuhan dan fungsinya. Font yang digunakan oleh penulis dalam 35
membuat beberapa desain adalah Carnivalee Freakshow. Carnivalee Freakshow digunakan dalam penulisan nama logo Benyamin’s Days. Font tersebut memberikan kesan koboi dan vintage. Pada font ini terdapat motif-motif garis tak beraturan yang terkesan kusam. Font lain yang digunakan adalah font Bellerose. Pada font ini, beberapa huruf tampak kaku, namun huruf yang lainnya terlihat luwes dengan lengkungan-lengkungannya. Font ini digunakan dalam ukuran besar pada kata ajakan seperti “Mampir Nyok!”. Kalimat tersebut akan terlihat seperti ketegasan dalam mengajak, namun tetap terlihat akrab. Font bernama Consolas juga digunakan untuk penulisan tagline “Benyamin Punya Karya. Benyamin Punya Cerita” font yang terlihat seperti huruf mesin ketik ini dipilih untuk menimbulkan kesan lawas, namun tidak kaku.
Gambar 4.5 Jenis-jenis font yang digunakan Sumber: Mayang Deta Sari. 2014.
36
5. Ilustrasi Gambar
Gambar 4.6 Penggunaan jenis-jenis vector pada karya desain Sumber: Mayang Deta Sari. 2014.
Ilustrasi gambar yang digunakan adalah gambar Benyamin Sueb yang dibuat dalam bentuk desain vector. Tidak banyak dilakukan modifikasi atau perubahan pada gambar, vector yang digunakan hanya menggunakan jenis gambar yang sama, hanya saja dilakukan perubahan kecil pada warna untuk mengurangi kejenuhan. D. Muatan Lokal dalam Perancangan Karya Desain
Gambar 4.7 Unsur local dalam acara Benyamin’s Days Sumber: Mayang Deta Sari. 2014.
Terdapat unsur lokal yang penulis masukan dalam pembuatan dekorasi acara Benyamin’s Days, yaitu peti kayu yang biasanya digunakan sebagai wadah telur atau tempat barang dagangan milik pedagang di pasar. Tidak hanya itu, penulis juga 37
menambahkan unsur unik dan lekat dengan suasana perkampungan seperti kaleng kerupuk yang berukuran mini atau kecil. Kaleng kerupuk besar yang terdapat di warung-warung kelontong pada umumnya menjadi terlihat lebih unik dan terlihat cocok dijadikan sebagai bahan dekorasi. Tidak hanya digunakan sebagai dekorasi, kaleng kerupuk mini tersebut juga digunakan sebagai tempat cokelat yang berbentuk seperti uang recehan dan permen karet warna-warni yang diisinya akan diberikan kepada pembeli tiket untuk bermain.
38