BAB IV KONSEP PERANCANGAN
4.1 Konsep Dasar Falsafah/filosofi bisa diartikan sebagai ilmu cinta dan kebijaksanaan, jadi falsafah didalam karya ini bertujuan membuat pembaca dapat menyerap dan memahami konsep budi pekerti yang telah dkonsepkan secara gamblang sekaligus sederhana oleh para leluhur . Nilai budi pekerti adalah norma-norma sopan santun yang berlaku di Indonesia seperti yang muda menghormati yang tua, murid sopan terhadap gurunya, pengabdian yang tulus oleh mahluk terhadap Sang Khalik, penyebaran cinta kasih kepada seluruh umat manusia dan alam seisinya. Di dalam budaya jawa kita mengenal Amemayu Hayuning Bawana, didalam ajaran Islam mengenal : Rahmatan Lil Allamin dan di Budha kita mengenal Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta (Semoga semua makhluk hidup berbahagia). Wayang kulit, dibuktikan oleh professor Brandes bukan pembawaan orang Hindu. Orang Hindu memperkaya wayang kulit, membawa tambahan lakon. Lakon terutama sekali Mahabharata dan Ramayana.Tapi dulu kita sudah punya wayang kulit, tetapi belum dengan Mahabharata dan Ramayananya sebagian daripada restan wayang kulit kita pada zaman pra-Hindu, yaitu Semar, Gareng, Petruk, Bagong, Dawala, Cepot dan lain-lain7 Cerita wayang yang diangkat adalah Lahirnya Gatotkaca karena Gatotkaca merupakan salah satu tokoh paling familiar di masyarakat
Indonesia pada
umumnya, minimal masyarakat mengetahui tokoh Gatotkaca meskipun tidak mengetahui seperti apa sifatnya, kehebatannya maupun sepak terjangnya dalam kehidupannya. Gatotkaca juga merupakan sosok pemuda yang ideal menjadi panutan generasi Indonesia masa kini, sopan terhadap guru, memiliki ketegasan dalam membasmi angkara murka, memiliki jiwa patriotisme yang sangat tinggi.
7
Soekarno Filsafat Pancasila Menurut Bung Karno ( Jakarta : Media Pressindo, 2006 ) 120
22
4.2 Target Sasaran Perancangan Karya yang akan dirancang memiliki sasaran agar media penyampaian informasi yang berupa komik dikemas secara ringan namun berbobot mudah dicerna oleh generasi muda. Seperti di negeri maju, melalui komik dilakukan pendidikan dan pengajaran, percaya, deh! Salah satunya adalah buku kartunal yang Iebih mirip komik garapan Larry Gonick seri The Cartoon History of the Universe (kartun tentang sejarah dunia) yang begitu memukau. Di Jepang, selain komik hiburan "Manga", juga ada Jitsumu Manga (komik pengetahuan) dan Benkiyo Manga (komik pelajaran). Salah satunya adalah Manga Nihon Keizai Nyumon ciptaan Shotaro Ishinomori. Merupakan Rahasia Japan Inc. Menyingkap Habis Siasat Bisnis Jepang dalam Perang Dagang dengan Amerika.8 Penggabungan unsur komunikasi visual (dalam hal ini media komik) dengan cerita wayang serta dibubuhi informasi ringan mengenai falsafah jawa tentu saja harus memiliki resep yang seimbang, supaya karya yang akan disuguhkan nanti akan enak dibaca dan pesan yg hendak dituju sampai di khalayak pembaca 4.3 Target Audience 4.3.1 Demografis Generasi Muda pelajar SMP (12-15) SMA (15-18) Mahasiswa (19-24) generasi pada umur remaja menuju dewasa adalah masa-masa yang kritis, butuh pengakuan, pencarian jatidiri. Sehingga jika salah penanganan maka akan menghasilkan generasi yang tidak bisa menghadapi tantangan zaman. Akademisi
dan praktisi dosen, pengajar lepas, praktisi pengamat
kebudayaan patut menjadi salah satu target audiens karena dari pendidik yang bermutu maka akan menghasilkan anak didik yang berkualitas pula. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tidak kalah pentingnya dalam penyampaian informasi terutama dalam jaringan birokrasi pemerintahan sehingga karya ini dapat dukungan baik dari pihak swasta maupun pemerintah. 4.3.2 Geografis Masyarakat kota, tergolong majemuk (heterogen) dimana segala lapisan sosial, ekonomi maupun tingkat pendidikan berbaur menjadi satu. 8
Dwi Koendoro,Yuk Bikin Komik Sambil Tertawa (Bandung :Mizan, 2004) 41
24
Permasalahan yang kompleks sering berefek negatif bagi perkembangan generasi muda perkotaan. Masyarakat pedesaan meskipun termasuk masyarakat yang homogen namun ketika lingkungan tersebut semuanya berpandangan sempit, tidak mudah menerima informasi dari dunia luar, maka dikhawatirkan generasi muda juga akan ikut ketinggalan zaman. Sehingga masyarakat pedesaan dirasa perlu dijadikan salah satu target audiens.
4.3.3 Psikografis Umur remaja yang sangat rentan disusupi ideologi radikal, kebudayaan asing yang diterima tanpa filterisasi, remaja yang membutuhkan pengakuan dari lingkungan sekitar, perilaku primordialisme. 4.3.4 Behavior Kebiasaan menghabiskan waktu dengan nonton TV, bioskop, nongkrong makan di mal, kurangnya minat membaca, kebiasaan instan, kurang menekuni bakat yg dimiliki, dan lain-lain. 4.4 Muatan Lokal Dalam Perancangan Karya Desain Cerita yang akan diangkat dalam karya “Lahirnya Gatotkaca” memiliki kandungan nilai yang sarat makna yang bisa ditarik korelasinya dengan nilai-nilai kehidupan antara lain: Proses Lahirnya Gatotkaca yang penuh perjuangan, sehingga Arjuna sebagai pamannya harus mencari senjata pusaka Kuntawijaya untuk memotong talipusat jabang Tetuka. Diartikan bahwa cara mempersiapkan generasi yang bermutu memang harus dengan usaha yang keras, serius, disiplin dan tepat. Gemblengan Cawah Candradimuka mengkiaskan bahwa untuk menjadi sosok yang berguna dan memiliki kecakapan yg luar biasa haruslah ditempuh dengan cara pendidikan fisik dan spirituil yang bagus dibawah pengawasan orangtua dan pendidiknya.
25
Caping Basunanda dan kotang Antakusuma memiliki makna yang mendalam tentang filosofi cinta dan kesetiaan.
4.4.1 Mood Board
Gambar. 4.1 Moodboard Rancangan Sumber Dokumen Pribadi & www.google.com 2015
26
4.4.2 Tipografi, Styling, Konsep Styling yang akan digunakan adalah perpaduan komik barat dengan karakter local dan ornamen khas Nusantara Konsep buku komik ini adalah cerita bergambar dengan berbasis tradisi lokal dipadukan dengan nilai filsafat yang dikemas secara ringan dan unik.
Gambar. 4.2 Font : Cufon Font, Anime Ace, Wbx comic font Sumber www.dafont.com 2015
4.5 Target dan Standar Karya Desain Target dan standar dalam karya ini adalah bisa merancang buku komik yang memiliki keunikan dibanding yang sudah ada dipasaran baik memiliki sisi desain bentuk, media yg digunakan, penggayaan, karakter tokoh maupun memiliki orisinalitas dari segi cerita dan penceritaan (storytelling) dan cukup memiliki nilai pembelajaran tentang budi pekerti .
27
Karya yang akan dibuat : 4.5.1
Studi Karakter: Pencarian bentuk yang mewakili karatker masing-masing tokoh. Arti simbolis pakaian, aksesoris dan segala bentuk perlengkapan tokoh-tokoh wayang sebisa mungkin akan diaplikasikan kedalam karya ini, sehingga esensi dari masingmasing perlambangan tersebut tetap terwakili. Pembedaan karakter yang tegas antara protagonis dan antagonis diharapkan akan mudah dicermati oleh khalayak pembaca. Dan kemudian menjadi tauladan yang baik untuk generasi muda
4.5.2
Buku Komik: Buku komik yang dirancang akan menyampaikan pesan-pesan moral yang diambil dari cerita Lahirnya Gatotkaca. Alasan karya ini disampaikan dalam bentuk komik karena sumber bacaan yang masih dilirik dan diminati oleh generasi muda hanyalah buku komik dan novel. Untuk menggiatkan minat membaca salah satunya dengan media komik, sekaligus menanamkan nilia-nilai luhur dengan gaya yang ringan, cerdas serta tidak rumit.
4.5.3
Membuat Merchandise dan POP: Pembuatan merchandise dan Point Of Purchase (POP) ini bertujuan untuk meningkatkan promosi buku komik “Lahirnya Gatotkaca”. Bisa berupa bonus poster yang akan diberikan kepada pembeli komik maupun ditempatkan dilokasi-lokasi strategis a.
Action Figure (Boneka)
Anak-anak dan remaja pada umumnya sangat menyukai mainan berupa action figure yang gagah, keren dan memiliki bentuk badan yg berotot serta bersenjatakan lengkap. Sehingga penulis memiliki startegi memasarkan buku komik ini dengan membuat merchandise berupa mainan action figure b.
Senjata Mainan
Senjata ini dibuat dengan bahan yang tidak tajam, memiliki tingkat keamanan (safety) sehingga tetap bisa digunakan sebagai alat bermain untuk usia SD hingga SMP
28
c.
Aksesoris Lain
Aksesoris teknologi canggih, seperti jam tangan yang didesain seolaholah dapat memberikan sinyal/radar dimana musuh berada, senjata rahasia, dan sebagainya. 4.6 Proses Perancangan Proses perancangan dibutuhkan agar karya yang dihasilkan akan sesuai dengan harapan penulis dan bisa menjawab permasalahan desain yang ada di masyarakat. 4.7 Rincian Proses Perancangan 4.7.1 Brief Brief dalam hal ini akan didiskusikan antara penulis dengan arahan dosen pembimbing, praktisi komik, dan tentunya dalang-dalang yang mengerti secara detail makna-makna yang tersirat dari tiap adegan pewayangan 4.7.2 Solusi Desain Desain adalah sebuah solusi, permasalahan yang dijumpai dimasyarakat akan diselesaikan secara visual, sesuai dengan keilmuan yang penulis tempuh. Target dan sasaran utama adalah media penyadaran bahwa betapa maha dahsyatnya warisan leluhur kita sehingga patut kita jaga lestarikan. Pelestarian warisan tersebut bisa dilakukan dengan meneruskan tradisi asli tersebut maupun melalui modifikasi seperti rancangan karya ini sehingga bisa menjawab permasalahan desain secara tuntas. 4.7.3 Konsep Perancangan Konsep akan dibuat melalui beberapa tahapan, menentukan premis, menuliskan sinopsis, plot kemudian storyboard. Hal ini perlu dilakukan agar konsep rancangan lebih sistematis dan sesuai dengan hasil yang diharapkan. 4.7.4 Sketsa Desain Sketsa desain merupakan salah satu komponen vital dalam penyusunan karya ini. Sketsa biasa dilakukan diatas kertas gambar ukuran A4. Kemudian dilakukan tehnik inking atau penebalan garis luar (outline) menggunakan pena gambar, pena mekanik, maupun kuas harus diperhatikan unsur gradasi dan tebal tipis masing masing karakter, sehingga tehnik inking yang digunakan akan tetap selaras dengan konsep cerita komik tersebut.
29
4.7.5 Proses Digital Tahapan ini bisa dijalankan ketika susunan gambar sudah cukup dalam proses inking sehingga diperlukan proses selanjutnya yaitu proses digitalisasi untuk editan lebih halus, dalam dunia digital imaging sering disebut ditusir. 4.7.6 Proses Produksi Dalam proses ini lebih banyak kaitannya dengan dunia percetakan, diperlukan pegetahuan tentang dunia grafika yang cukup detail dimana penulis dituntut agar bisa membuat buku komik dalam jumlah massal yang memiliki nilai ekonomis sehingga dapat diperjual belikan dan bisa mendatangkan profit bagi penulis maupun penerbit Dalam prinsip ekonomi semua usaha dituntut mengeluarkan biaya sedikit mungkin dan mencapai hasil semaksimal mungkin sehingga mendapatkan keuntungan yang besar. Prinsip ini harus diterapkan atau dijadikan acuan agar komik ini mempunyai nilai profit. Diharapkan karya ini bisa mendapatkan ukuran yang sesuai keinginan penulis tetapi memiliki tingkat efisiensi pemakaian kertas secara maksimal. Bahan/material kertas harus dipertimbangkan dengan baik, apakah jenis kertas yang akan digunakan memiliki tingkat penyerapan tinta cetak yang bagus, tahan lama terhadap kelembaban suhu yang ekstrim, kekuatan kertas, serta ramah lingkungan.
30