AR-40Z0 STUDIO PERANCANGAN AKHIR
SEMESTER I-2007/2008 A. A. Putra Munchana / 152 03 061
BAB IV KONSEP PERANCANGAN
4.1 IDE AWAL / CONSEPTUAL IDEAS Pertimbangan awal saat hendak mendesain kasus ini adalah : •
bahwa ini adalah sebuah proyek urban,
•
proyek ini merupakan proyek bangunan publik,
•
serta terletak di koridor kreatif Jalan Dago.
Keberadaannya yang terletak di tengah daerah urban, dikelilingi oleh fungsi-fungsi yang sebagian besar terdiri dari daerah residensial dan komersial, membutuhkan penyelesaian-penyelesaian desain tertentu. Terutama mengenai masalah pengaruh audial terhadap fungsi hunian di sebelah Barat lokasi proyek. Oleh karena itu diperlukan suatu
barrier audial agar aktivitas yang berlangsung di dalam fasilitas tidak mengganggu lingkungan sekitarnya. Proyek ini adalah proyek milik Pemerintah Kota Bandung, oleh karena itu proyek ini adalah proyek milik publik. Hal inilah yang mendasari munculnya konsep permeabilitas. Sebagian besar lantai dasar akan dirancang untuk dapat menjadi daerah sirkulasi yang nyaman dan aman bagi publik serta dapat menjadi jalan pintas diagonal bagi alur-alur sirkulasi publik di sekitar lahan perancangan. Kenyamanan ini dicapai dengan merancang sebuah taman hijau sebagai ruang publik di lantai dasar. Sementara area parkir yang disediakan untuk pengguna fasilitas diletakkan di tingkat semi-basemen agar tak mengganggu kenyamanan alur-alur sirkulasi di lantai dasar, baik secara visual, audial, maupun polusi. Jalan Ir. H . Juanda yang merupakan salah satu jalan yang cukup ramai di Bandung juga memberi pengaruh-pengaruh baik negatif maupun positif bagi proyek ini. Banyaknya kendaraan umum yang menunggu penumpang di badan jalan seringkali menyebabkan kemacetan di sekitar lahan perancangan. Oleh karena itu diperlukan suatu penataan interface lahan perancangan dan badan jalan. Sebuah angkot stop yang terancang diharapkan dapat
78
AR-40Z0 STUDIO PERANCANGAN AKHIR
SEMESTER I-2007/2008 A. A. Putra Munchana / 152 03 061
menjadi solusi agar proyek ini tak menambah kemacetan di jalan Ir. H. Juanda. Penyediaan area parkir yang cukup juga dituntut dalam proyek ini. Di sisi lain, keberadaan Jalan Ir. H. Juanda (Dago) sendiri dapat menjadi nilai positif bagi proyek karena reputasinya sebagai koridor kreatif serta aksesibilitasnya yang begitu mudah. Hal ini dapat menarik publik untuk berkegiatan di fasilitas ini. Keberadaan proyek ini sendiri diharapkan dapat menarik keramaian jalan Dago lebih ke arah Dago atas. Secara konseptual, proyek ini diharapkan dapat menjadi sebuah ruang terbuka publik yang positif dan terbuka bagi lingkungan sekitarnya. 4.2 BANGUNAN PUBLIK YANG BERKARAKTER REMAJA Seperti yang telah dibahas sebelumnya, proyek gelanggang remaja ini termasuk ke dalam tipologi proyek bangunan publik. Seperti yang telah sering kita lihat, bangunan publik pada umumnya memiliki sebuah sumbu utama tengah, massa bangunanya cenderung platonis, menggunakan sistem struktur yag sederhana, dan perancangannya biasanya berorientasi pada rendahnya biaya perawatan. Dalam kasus Gelanggang Remaja Musik Bandung ini, perancang berusaha melihat dari sisi lain, bukan hanya bahwa kasus ini adalah kasus bangunan publik, tetapi karakter penggunanya yaitu remaja yang cenderung dinamis, pemberontak, dan kompak. Karakter ini tentunya bertolak belakang dengan karakter bangunan publik yang biasa dijumpai. Oleh karena itu konsep ‘bangunan Publik yang berkarakter remaja ini diambil. Karakter bangunan publik yang dipakai adalah keteraturan dan axis-axisnya. Tentunya bangunan in juga harus dapat berkontribusi kepada publik. Sementara karakter remaja dimunculkan pada fasade pembungkus bangunannya. Bangunan ini akan dirancang sebagai bangunan publik sebagai hakikatnya, namun memiliki karakter remaja pada ruang dan penampakannya.
79
AR-40Z0 STUDIO PERANCANGAN AKHIR
SEMESTER I-2007/2008 A. A. Putra Munchana / 152 03 061
4.3 ELEVATED LANDSCAPED DECK
Gambar 40 Elevated Landscaped Deck
Sebagai kontribusinya kepada publik, yang dalam hal ini yang paling dekat adalah masyarakat di sekitarnya, bangunan ini dirancang untuk merespon alur-alur sirkulasi di sekitar lahan perancangan. Bangunan ini dirancang untuk dapat menjadi ruang terbuka yang nyaman bagi publik. Untuk mewujudkan sebuah ruang terbuka yang nyaman, langkah yang diambil adalah membuat sebuah ruang terbuka hijau yang dijauhkan dari polusi jalan raya, yaitu dengan menaikkan ketinggian taman tersebut. 4.4 PEMINTAKATAN DENGAN ANALOGI PEMBELAJARAN MUSIK
Gambar 41 Analogi pembelajaran musik sebagai konsep pemintakatan
Sebagai respon perancangan terhadap aktivitas yang diwadahinya, yaitu musik, sebuah konsep analogi proses pembelajaran musik diterapkan pada pemintakatan. Proses pembelajaran musik yang dimaksud adalah proses pembelajaran menurut Adam Nitti, yaitu:
80
AR-40Z0 STUDIO PERANCANGAN AKHIR
SEMESTER I-2007/2008 A. A. Putra Munchana / 152 03 061
1. Learn, masa seorang musisi belajar tentang dasar-dasar musik. Pembelajaran pada umumnya dilakukan secara individual. Pada tahap ini musisi cenderung belum berani untuk menunjukkan kemampuannya di depan umum.
2.
Rehearse, masa seorang musisi mulai belajar mengharmonisasikan musiknya
dengan musisi lain. Pembelajaran dilakukan secara berkelompok.
3.
Perform, masa sekelompok musisi bersama-sama menunjukkan musik mereka di
depan umum. Umumnya terjadi pembelajaran secara missal, baik dari penyaji kepada penonton maupun timbal balik dari penonton. (sumber : Adam Nitti, bassis internasional, instruktur di Atlanta Institute of Music, 2001) Proses ini dapat dianalogikan ke dalam arsitektur berdasarkan persinggungannya dengan publik. Dalam pemintakatan, lahan perancangan dibagi atas zona privat, semi-privat, dan publik berdasarkan sejauh mana publik diijinkan untuk mengakses bangunan perancangan, begitu pula dengan proses pembelajaran musik yang mana tahapan Learn adalah tahap yang sangat individual, hingga tahap perform yang begitu dekat dengan publik. 4.5 PERMEABILITAS RUANG DAN SIRKULASI
Gambar 42 Permeabilitas ruang dan sirkulasi
Keberadaan proyek ini sebagai bangunan publik menuntut bangunan ini untuk dapat diakses dan dimanfaatkan oleh publik hingga batas-batas tertentu. Gelanggang Remaja Musik Bandung ini dirancang untuk menjadi ruang publik yang dapat berfungsi sebagai jalan pintas bagi alur-alur sirkulasi publik di sekitar lahan. Konsep permeabilitas diterapkan untuk
81
AR-40Z0 STUDIO PERANCANGAN AKHIR
SEMESTER I-2007/2008 A. A. Putra Munchana / 152 03 061
menjawab hal ini. Alur-alur sirkulasi yang dirancang di dalam lahan perancangan merupakan kelanjutan dari alur-alur sirkulasi yang telah ada di sekitar lahan perancangan. Permeabilitas ini juga berarti bahwa bangunan ini membuka diri bagi publik secara visual maupun ruang. 4.6 PEMISAHAN SIRKULASI PEJALAN KAKI DAN KENDARAAN
Gambar 43 Pemisahan secara vertikal sirkulasi orang dan kendaraan
Untuk mewujudkan jalan pintas yang nyaman untuk pejalan kaki, jalur sirkulasi kendaraan dipisahkan sama sekali dengan jalur sirkulasi orang. Pemisahan total ini dilakukan dengan memisahkan kedua alur sirkulasi ini secara vertikal. Dengan kata lain menempatkan sirkulasi mobil ke semi-basemen sehingga ruang publik yang ada tidak terganggu oleh keberadaan kendaraan bermotor, baik secara polusi maupun visual. Pada intinya hal ini dilakukan untuk mengutamakan pejalan kaki daripada kendaraan. 4.7 SISTEM STRUKTUR YANG SEDERHANA
Gambar 44 Struktur kolom dan balok
82
AR-40Z0 STUDIO PERANCANGAN AKHIR
SEMESTER I-2007/2008 A. A. Putra Munchana / 152 03 061
Struktur yang dipakai adalah sistem struktur yang sederhana yaitu sistem struktur kolom dan balok. Ini juga merupakan salah satu karakter bangunan publik. Selain memudahkan proses konstruksi, sistem struktur yang sederhana ini dimungkinkan karena tak ada tuntutan struktur yang khusus pada tipologi ini. 4.8 KESINAMBUNGAN RUANG MELALUI SISTEM SELASAR
Gambar 45 Selasar mengelilingi bangunan
Keberadaan selasar di bagian luar bangunan selain sebagai penghalau sinar matahari untuk menembus langsung ke dalam bangunan juga sebagai respon dari karakter remaja yang suka melihat dan dilihat. Konsep selasar ini juga berfungsi sebagai penghubung dari ruanganruangan yang berada di sepanjang bangunan. Selasar ini merupakan perwujudan dari sistem sirkulasi bangunan yang selalu looping dan tidak terputus sebagai penggambaran karakter remaja yang kompak dengan sesamanya. 4.9 AKUSTIK RUANG DALAM DAN RUANG LUAR Beberapa fungsi pada bangunan ini memerlukan penyelesaian akustik khusus. Akustik yang diperlukan adalah akustik untuk pertunjukan musik. Konsep akustik yang diterapkan pada bangunan ini ada tiga tingkatan karena bervariasinya besar dan kegunaan studio musik yang ada di fasilitas ini.
83