BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN Komunitas yang menjadi target penulis adalah masyarakat dari bebagai kalangan khususnya remaja kategori umur 12 - 20 tahun. Dan dewasa yang memiliki kategori umur 21 - 20 tahun. Dengan media kaos penulis ingin memperkenalkan dan mengangkat kisah legenda Batak kepada masyarakat sekitar. Selain kaos ini sebagai media untuk mengankat dan memperkenalkan legenda batak, kaos ini menjadi terlihat fashionable dengan gambar illustrasi yang di terapkan kedalam kaos secara full. Kaos full print ini merupakan sebuah trend baru di dunia fasion dimana full print ini merupakan inovasi terbaru yang sedang popular di praktekkan di industri kaos menggantikan proses klasik dalam seni sablon yang sangat merepotkan. Hasil rancangan gambar ini juga sangat cocok untuk komunitas yang menyukai sejarah maupun legenda di daerah - daerah Indonesia, dimana legenda atau sejarah merupakan warisan leluhur yang harus di lestarikan. B. TATARAN SISTEM Cara penyebaran produk dengan cara mempromosikan produk melalui social media. Sekarang ini, social media merupakan cara paling cepat dalam hal memasarkan, menjual, bahkan untuk pembelian segala macam produk. Bisa juga dengan cara berpartisipasi dalam acara clothing agar produk kaos ini menjadi lebih high class. C. TATARAN PRODUK Produk rancangan ini berupa gambar yang memiliki tema legenda batak dimana setiap gambar di bentuk berdasarkan dari kisah cerita yang telah di pahami dan di ambil point - pointnya lalu dituang kedalam sebuah gambar. 1. Sketsa Manual
Gambar 5 : Foto sketsa manual (Sumber : Asmardin Nasution, 2015)
9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. Sketsa Digital
Gambar 6 : Sketsa digital rancangan (Sumber : Asmardin Nasution, 2015)
3. Proses Produksi Berikut ini tahapan - tahapan yang dilalui saat proses pembuatan gambar hingga sampai menjadi digital dan di terapkan di kaos : Proses pertama adalah membaca dan memahami cerita untuk memilih obkjek - objek apa saja yang pas untuk di terapkan ke dalam bentuk gambar. BATU GANTUNG - PARAPAT
SUAMI ISTRI
Putri cantik yang tidak mau di nikahi dan terperosok kelubang bebatuan dan terhimpit oleh tebing yang semakin lama semakin merapat hingga terbentuklah batu gantung yang menyerupai manusia yang di sebut batu gantung parapet.
PUNYA ANAK (SERUNI)
ANJING (HEWAN PELIHARAAN SERUNI) Bagan 2 : Bagan pengumpulan data
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Proses kedua adalah dimana setelah memilih objek dari cerita lalu penulis memulai membuat sketsa.
Gambar 7 : Sketsa manual (Sumber : Asmardin Nasution, 2015)
Proses ke tiga adalah mengubah sketsa menjadi gambar digital. Hal yang pertama penulis lakukan adalah membuat line pada gambar menggunakan Illustrator.
Gambar 8 : Sketsa digital rancangan (Sumber : Asmardin Nasution, 2015)
11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Setelah prosen line selesai tahap berikutnya adalah proses pewarnaan dan untuk pewarnaan ini penulis menggunakan aplikasi photoshop.
Gambar 9 : Sketsa digital rancangan (Sumber : Asmardin Nasution, 2015)
D. TATARAN ELEMEN 1. BATU GANTUNG Sebuah legenda tentang seorang gadis cantik bernama Seruni dan seekor anjing kesayangannya yang sedang duduk di tepi tebing. Sang gadis merasa sedih karena akan dijodohkan orangtuanya dengan lelaki yang tidak dicintainya. Dengan pikirannya yang kacau, Seruni terjatuh saat berdiri dan bergantung di tepian tebing. Sang anjing kesayangan pun berlarian ke rumah untuk memberitahukan keadaan itu kepada orangtua Seruni agar gadis itu mendapatkan pertolongan. Sekembalinya ke tempat Seruni bersama orangtuanya, Seruni yang hatinya masih dirundung kesedihan justru berkata “marapat, marapat, marapat” kepada bebatuan yang ada di dekatnya. Anjing kesayangannya pun
12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
berusaha menolong Seruni hingga turut terjatuh. Batu tersebut terus merapat hingga menghimpit tubuh Seruni dan anjingnya. Oleh sebab itu, tidak hanya batu gantung mirip tubuh manusia saja yang ada di sana, melainkan juga mirip seekor anjing di sebelahnya. Dari itu lah penduduk setempat terdahulu memberikan nama Kota Parapat. KONSEP TIPOGRAFI Font yang digunakan adalah vtks trutagem font yang memiliki bentuk yang kaku, di tambah dengan warna abu-abu membuat font batu gantung ini terlihat seperti batu sesuai dengan judul dari cerita ini yaitu batu gantung. KONSEP WARNA Konsep warna dimana dalam gambar ini warna yang digunakan adalah: 1. Batu dengan warna abu-abu yang berfungsi untuk mempertegas wujud dari batu itu sendiri. 2. Langit yang dimana menggunakan warna biru tua untuk menandakan waktu yang ingin menjelang malam. 3. Kuning merupakan warna dari matahari dan warna kuning ini dibuat blur dibagian pinggirnya agar terlihat seperti cahaya matahari yang ingin terbenam. 4. Warna biru yang menandakan dari perwujudan air, yang di dalam cerita dimana batu gantung ini terletak di dekat Danau Toba. 2. DANAU TOBA Pada jaman dahulu, hiduplah seorang pemuda tani yatim piatu di bagian utara pulau Sumatra. Daerah tersebut sangatlah kering. Syahdan, pemuda itu hidup dari bertani dan memancing ikan. Pada suatu hari ia memancing seekor ikan yang sangat indah. Warnanya kuning keemasan. Begitu dipegangnya, ikan tersebut berubah menjadi seorang putri jelita. Putriitu adalah wanita yang dikutuk karena melanggar suatu larangan. Ia akan berubah menjadi sejenis mahluk yang pertama menyentuhnya. Oleh karena yang menyentuhnya manusia, maka ia berubah menjadi seorang putri. Terpesona oleh kecantikannya, maka pemuda tani tersebut meminta sang putri untuk menjadi isterinya. Lamaran tersebut diterima dengan syarat bahwa pemuda itu tidak akan menceritakan asal-usulnya yang berasal dari ikan.Pemuda tani itu menyanggupi syarat tersebut. Setelah setahun, pasangan suami istri tersebut dikarunia seorang anak laki-laki. Ia mempunyai kebiasaan buruk yaitu tidak pernah kenyang. Ia makan semua makanan yang ada. Pada suatu hari anak itu memakan semua makanan dari orang tuanya. Pemuda itu sangat jengkelnya berkata: "dasar anak keturunan ikan!"Pernyataan itu dengan sendirinya membuka rahasia dari isterinya.Dengan demikian janji mereka telah dilanggar. Istri dan anaknya menghilang secara gaib. Ditanah bekas pijakan mereka menyemburlah mata air. Air yang mengalir dari mata air tersebut makin lama makin besar. Dan menjadi sebuah danau yang sangat luas. Danau itu kini bernama Danau Toba.
13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
KONSEP TIPOGRAFI Font yang digunakan adalah Bernard MT Condensed untuk kata legenda dimana font ini berukuran besar sebagai penjelas ketika seseorang melihat gambar ini dari jauh. Dan untuk font danau toba penulis menggunakan font Giddyup Std, dimana font bentuk dari font yang lentur dapat menambah komposisi dari kesatuan gambar. KONSEP WARNA Konsep warna dimana dalam gambar ini warna yang digunakan adalah: 1. Mawar yang berwarna merah mengartikan keberanian dan kekuatan. 2. Warna hijau yang berbentuk segitiga menandakan bahwa ini adalah sebuah bukit yang berada di danau toba. 3. Warna biru yang mengartikan sebuah air yang dimana menjadi bentuk dari air di danau toba. 4. Warna biru gelap sebagai tanda langit yang sudah menjadi gelap sebagai pertanda sebuah bencana 3. PULAU SIMARDAN Simardan adalah salah satu legenda dari tanah batak yang cukup terkenal. Dikisahkan seorang anak bernama Simardan yang berasal dari Tapanuli Selatan pergi merantau dan menjadi orang kaya namun sayang akhirnya lupa kepada orang tua dan asal usulnya. Simardan adalah anak bungsu dari dua bersaudara. Ayahnya meninggal ketika ia masih kecil. Suatu hari simardan bermimpi mendatangi sebuah tempat. Keesokan harinya ia pergi mendatangi tempat tersebut dan benar saja, ia mendapatkan harta karun yang tak ternilai harganya disana. Dengan harta tersebut kemudian ia pergi ke Malaysia (konon katanya ke daerah penang) untuk mencari peruntungan. Disana ia hidup sukses dan berhasil menikahi putri seorang raja. Akhirnya simardan hidup dalam kemewahan sampai sisa hidupnya.
14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Suatu hari ia berlayar ke daerah Tapanuli Selatan, tepatnya ke Tanjung Balai, kampung halamannya. Sebenarnya ia enggan mendatangi tempat tersebut tapi kerena desakan sang istri akhirnya ia menurut. Sesampainya di tanjung balai, orang orang berbondong – bondong mendatanginya. Sebagian orang yang masih mengenalinya memberitakan kepada ibunya bahwa anaknya simardan yang lama merantau sekarang sudah kembali. Sayang seribu sayang, si mardan ternyata tidak mau lagi mengakui ibunya. Ia tidak mau mengakui masa lalunya sebagai orang miskin karena termakan ucapan yang dulu pernah digunakannya untuk mengelabui raja Penang. Setelah diperlakukan kasar oleh Simardan, wanita tua itu lalu berdoa sembari memegang payudaranya. “Kalau dia adalah anakku, tunjukkanlah kebesaran-Mu,” begitulah kira-kira yang diucapkan ibu Simardan. Usai berdoa, turun angin kencang disertai ombak yang mengarah ke kapal layar, sehingga kapal tersebut hancur berantakan. Sedangkan tubuh Simardan, menurut cerita, tenggelam dan berubah menjadi sebuah pulau bernama Simardan. Para pelayan dan isterinya berubah menjadi kera putih, kata Daem dan Marpaung. Hal ini disebabkan para pelayan dan isterinya tidak ada kaitan dengan sikap durhaka Simardan kepada ibunya. Mereka diberikan tempat hidup di hutan Pulau Simardan. Sekitar empat puluh tahun lalu, masih ditemukan kera putih yang diduga jelmaan para pelayan dan isteri Simardan. Namun, akibat bertambahnya populasi manusia di Tanjungbalai khususnya di Pulau Simardan, kera putih itu tidak pernah terlihat lagi.
KONSEP TIPOGRAFI Font yang digunakan dalam judul dari gambar ini adalah font Morgan dengan bentuknya yang tegas dan lancip bertujuan untuk menunjukan tragis nya kisa dari cerita pulau simardan ini.
15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
KONSEP WARNA Konsep warna dimana dalam gambar ini warna yang digunakan adalah: 1. Warna putih pada kera yang menunjukan bahwa ini adalah seekor kera putih yang dimana merupak jelmaan dari seluruh awak kapal. 2. Warna biru gelap merupan tanda langit yang mendung sebagai tanda kekacauan yang ada di dalam cerita pulau simardan ini. 3. Warna hijau menjelaskan bahwa ini adalah sebuah pulau yang menjadi tempat dimana terjadinya kisah ini. 4. Warna merah menunjukan sebuah batu bata yang menjadi tiang. 4. PUSUK BUHIT Pusuk Buhit, adalah gunung yang awalnya bernama Gunung Toba Berawal dari Siboru Deak Parujar yang turun dari langit. Dia terpaksa meninggalkan kahyangan karena tidak suka dijodohkan dengan Siraja Odapodap. Padahal mereka berdua sama-sama keturunan dewa. Dengan alat tenun dan benangnya, Siboru Deak Parujar yakin menemukan suatu tempat persembunyian di benua bawah. Alhasil, dia tetap terpaksa minta bantuan melalui burung-suruhan Sileang-leang Mandi agar Dewata Mulajadi Nabolon berkenan mengirimkan sekepul tanah untuk ditekuk dan dijadikan tempatnya berpijak. Namun sampai beberapa kali kepul tanah itu ditekuk-tekuk, tempat pijakan itu selalu diganggu oleh Naga Padoha Niaji. Raksasa ini sama jelek dan tertariknya dengan Siraja Odap-odap melihat kecantikan Siboru Deak Parujar. Akhirnya Siboru Deak Parujar mengambil siasat dengan makan sirih. Warna sirih Siboru Deak Parujar kemudian semakin menawan Naga Padoha Niaji. Dia mau tangannya diikat asal yang membuat merah bibir itu dapat dibagi kepadanya. Namun setelah kedua tangan berkenan diikat dengan tali pandan, Siboru Deak Parujar tidak memberikan sirih itu sama sekali dan membiarkan Naga Padoha Niaji meronta-ronta sampai lelah. Aek Bunga-Bunga (Mata Air Pertama di Sagala) Bumi yang diciptakan oleh Siboru Deak Parujar terkadang harus diguncang gempa. Gempa itulah hasil perilaku Naga Padoha Niaji. Namun ketika guncangan itu mereda Siboru Deak Parujar mulai merasa kesepian dan mencari teman untuk bercengkerama. Tanpa diduga dan mengejutkan, diapun bertemu dengan Siraja Odap-Odap dan sepakat menjadi suami-istri yang melahirkan pasangan manusia pertama di bumi dengan nama Raja Ihat Manisia dan Boru Ihat Manisia. Dari generasi pertama ini lahir tiga anak yaitu Raja Miok-miok, Patundal Na Begu dan Si Aji Lapas-lapas.
16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
KONSEP TIPOGRAFI Font yang digunakan dalam legenda pusuk buhit ini adalah font yang dibikin oleh penulis sendiri dimana dengan bentuk font yang tidak rata dan miring membuat font ini terlihat mistis. Ditambah dengan tekstur batik khas batak menjadikan font ini menjelaskan bahwa pusuk buhit ini adalah awal dari munculnya orang batak. KONSEP WARNA Konsep warna dimana dalam gambar ini warna yang digunakan adalah: 1. Warna hitam pada baju si wanita merupakakan warna dari baju adat khas orang batak. 2. Warna background abu-abu menambah kesan suasana khas batak yang lebih keraha warna gelap. 3. Warna hijau merupakan tanda dari bentuk sebuh gunung pusuk buhit. 4. Warna biru merupakan warna sebuah danau. 5. PUTRI HIJAU Menurut legenda, dahulu di Kesultanan Deli Lama, sekira 10 km dari Medan, hidup seorang putri cantik bernama Putri Hijau. Kecantikan sang putri ini tersebar sampai telinga Sultan Aceh sampai ke ujung utara Pulau Jawa. Sang pangeran jatuh hati dan ingin melamar sang putri. Sayang, lamarannya ditolak oleh kedua saudara Putri Hijau, yakni Mambang Yazid dan Mambang Khayali. Penolakan itu menimbulkan kemarahan Sultan Aceh. Maka, lahirlah perang antara Kesultanan Aceh dan Deli. Konon, saat perang itu seorang saudara Putri Hijau menjelma menjadi ular naga dan seorang lagi menjadi sepucuk meriam yang terus menembaki tentara Aceh. Sisa “pecahan” meriam itu hingga saat ini ada di tiga tempat, yakni di Istana Maimoon, di Desa Sukanalu (Tanah Karo) dan di Deli Tua (Deli Serdang).
17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pangeran yang seorang lagi yang telah berubah menjadi seekor ular naga itu, mengundurkan diri melalui satu saluran dan masuk ke dalam Sungai Deli disatu tempat yang berdekatan dengan Jalan Putri Hijau sekarang. Arus sungai membawanya ke Selat Malaka dari tempat ia meneruskan perjalanannya yang terakhir di ujung Jambo Aye dekat Lhokseumawe, Aceh. Putri Hijau ditawan dan dimasukkan dalam sebuah peti kaca yang dimuat ke dalam kapal untuk seterusnya dibawa ke Aceh. Ketika kapal sampai di ujung Jambo Aye, Putri Hijau mohon diadakan satu upacara untuknya sebelum peti diturunkan dari kapal. Atas permintaannya, harus diserahkan padanya sejumlah beras dan beribu-ribu telur. Permohonan tuan Putri itu dikabulkan. Tetapi, baru saja upacara dimula, tiba-tiba berhembus angin rebut yang maha dahsyat disusul oleh gelombang - gelombang yang sangat tinggi. Dari dalam laut muncul abangnya yang telah menjelma menjadi ular naga itu dengan menggunakan rahangnya yang besar itu, diambilnya peti tempat adiknya dikurung, lalu dibawanya masuk ke dalam laut. Lagenda ini sampai sekarang masih terkenal dikalangan orang-orang Deli dan malahan juga dalam masyarakat Melayudi Malaysia.
KONSEP TIPOGRAFI Dalam judul putri hijau ini penulis menggunakan font Art Nouveau Caps, karena penulis ingin memunculkan sesuatu yang berbeda dengan menggabungkan unsur art nouveau kedalam legenda batak putri hijau ini. KONSEP WARNA Konsep warna dimana dalam gambar ini warna yang digunakan adalah: 1. Warna hijau yang di perbanyak adalah sebagai tanda bahwa ini adalah kisah dari putri hijau. 2. Warna biru sebai tanda sebuah air laut yang dimana di dalam kisah naga yang merupakan saudara dari putri hijau bersembunyi di dalam laut.
18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3. Warna coklat pada background merupakan tanda sebuah kekacauan peperangan yang terjadi pada kisah putrid hijau ini. 6. PUTRI BIDADARI Gadis ini selalu dipingit oleh kedua orangtuanya karena parasnya yang cukup cantik bak seorang bidadari. Di zamannya, gadis ini diyakini yang tercantik diantara gadis-gadis di Silindung (Tarutung). Berawal saat si boru Natumandi diusianya yang sudah beranjak dewasa, memiliki pekerjaan sehari-hari sebagai seorang petenun ulos. Di sebuah tempat khusus yang disediakan oleh orangtuanya, setiap hari Si boru Natumandi lebih sering menyendiri sambil bertenun, kesendirian itu bukan karena keinginannya untuk menghindar dari gadis-gadis desa seusianya, namun karena memang kedua orangtuanya-lah memingit karena terlalu sayang. Salah satu warga Desa Hutabarat yakni Lomo Hutabarat (51) yang mengaku satu garis keturunan dengan keluarga Si Boru Natumandi belum lama ini berkata, bahwa dulunya kampung halaman Si boru Natumandi adalah di Dusun Banjar Nahor, Desa Hutabarat, namun dusun itu kemudian pindah sekitar 500 meter dari desa semula dan sekarang diberi nama Dusun Banjar Nauli Dikatakan Lomo Hutabarat, bahwa dari 3 anak si Raja Nabarat (Hutabarat) antara lain Sosunggulon, Hapoltahan dan Pohan, Si boru Natumandi dikatakan berasal dari keturunan Hutabarat Pohan. Sementara itu keturunan Si boru Natumandi lainnya yakni L Hutabarat (76) mengisahkan, bahwa dia juga tidak mengetahui persis cerita yang sebenarnya tentang Siboru Natumandi, menurutnya ada beberapa versi tentang legenda gadis cantik ini. Berikut kisah Siboru Natumandi yang diketahui L Hutabarat. Suatu hari di siang bolong, Si boru Natumandi sibuk bertenun di gubuk khususnya, tiba-tiba seekor ular besar jadi-jadian menghampirinya, konon ular tersebut dikatakan orang sakti bermarga Simangunsong yang datang dari Pulau Samosir. Saat ular itu berusaha menghampiri si boru Natumandi, ia justru melihat sosok ular tersebut adalah seorang pria yang gagah perkasa dan tampan. Saat itulah, sang ular berusaha merayu dan mengajak Si boru Natumandi untuk mau menikah dengannya. Melihat ketampanan dan gagahnya sang ular jadi-jadian tersebut, Si boru Natumandi akhirnya menerima pinangan tersebut, setelah pinangannya diterima, sang ular kemudian mengajak Si Boru Natumandi untuk pergi menuju ke arah sungai Aek Situmandi dan melewati tempat pemandian sehari-hari Si boru Natumandi di Sungai Aek Hariapan. Dari tempat itu, mereka meninggalkan pesan kepada orangtua Si Boru Natumandi dengan cara menabur sekam padi dari tempat bertenun hingga ke Liang Si boru Natumandi sekarang. Pesan sekaligus tanda itu artinya agar Bapak/Ibu dan semua keluarga mengetahui kalau dia telah pergi dan akan menikah dengan seorang pria, dimana sekam padi tersebut bermakna sampai dimana sekam ini berakhir, disitulah Si Boru Natumandi berada. Sore harinya, saat kedua orangtuanya pulang dari perladangan, mereka mulai curiga melihat putri semata wayang mereka tidak ada ditempatnya bertenun dan juga tidak ada dirumah, akhirnya kedua orangtuanya 19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
memutuskan untuk memberitahukan warga sekitar untuk melakukan pencarian. Melihat sekam padi yang bertaburan bak sebuah garis pertanda dan tak kunjung ditemukannya Si boru Natumandi hingga keesokan harinya, akhirnya taburan sekam di tepi sungai Aek Situmandi dan berujung disebuah liang/gua yang hanya berjarak sekitar 500 meter dari kampung halaman Si boru Natumandi diyakini kalau Si boru Natumandi menikah dengan seekor ular. Namun versi cerita lainnya, ternyata Si boru Natumandi tidak menikah dengan siluman ular yang bermarga Simangunsong, akan tetapi siluman ular tersebut malah meninggalkan si boru Natumandi begitu saja disebuah hamparan tak berpenduduk. Setelah ditinggalkan begitu saja, Si boru Natumandi terus menerus menangis karena telah tertipu siluman ular tersebut, namun ketika itu seorang pengembala datang dan menghampirinya, penggembala tersebut juga terpikat melihat keindahan tubuh dan kecantikannya, lalu sipengembala mengajaknya agar mau menikah dengannya. Konon dalam versi ini, si pengembala tersebut dikatakan bermarga Sinaga. Si pengembala kemudian membawa Si boru Natumandi ke Pulau Samosir untuk dinikahi. Berselang beberapa generasi keturunan si boru Natumandi dan si pengembala bermarga Sinaga tersebut di Samosir, keturunannya dikatakan pernah berusaha mencari asal usul si boru Natumandi (Untuk mencari Tulang/pamannya). Usaha pun dimulai dengan menyeberangi Danau Toba dengan sebuah perahu kayu menuju Kota Tarutung dengan membawa sejumlah makanan khas adat batak. Namun sesampainya di Sipoholon (Kota Sebelum Tarutung saat ini) ada keturunan Hutabarat Pohan bermukin disana, yakni dari keturunan Raja Nabolon Donda Raja. Saat rombongan bertanya tentang Si boru Natumandi, keturunan Raja Nabolon Donda Raja yang tinggal di Sipoholon langsung mengakui kalau merekalah keturunan si boru Natumandi, dan saat itu makanan yang dibawa keturunan si boru Natumandi langsung mereka terima hingga akhirnya acara syukuran pun dilakukan. Padahal keturunan Si boru Natumandi sebenarnya adalah anak kedua dari si Hutabarat Pohan yakni si Raja Nagodang yang sampai saat ini masih ada tinggal di Dusun Banjar Nauli. Setelah acara syukuran dilakukan, rombongan keturunan Si Boru Natumandi pun berangkat kembali ke Samosir untuk memberitahukan kabar tersebut kepada keluarga. Namun saat menyeberangi Danau Toba perahu yang mereka tumpangi tenggelam hingga semua yang ada dalam perahu meninggal dunia. Versi selanjutnya, Si boru Natumandi dikatakan menikah dengan resmi, hal ini menurut L Hutabarat, karena sejak dia masih kecil pernah melihat sebuah guci yang terbuat dari kayu tempat mas kimpoi si boru Natumandi di rumah saudaranya boru Simatupang. Saat itu, boru Simatupang mengatakan kepada L Hutabarat bahwa guci tersebut adalah tempat mas kimpoi si boru Natumandi. Guci tersebut konon memiliki sejarah tersendiri, dimana isi guci tersebut hanya dipenuhi kunyit yang suatu saat akan berubah menjadi kepingan/batangan emas, hal ini diberikan dan dipastikan keluarga suami Si boru Natumandi yang memiliki kesaktian, dan selanjutnya kepada kedua
20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
orangtuanya diminta untuk tidak membuka guci tersebut sebelum tujuh hari tujuh malam. Akan tetapi, orangtua Si boru Natumandi melanggar permintaan tersebut. Setelah kedua orangtuanya membuka guci itu, ternyata kunyit tersebut sudah mulai berubah mejadi batangan emas murni. Nasib sial pun dialami kedua orangtua Si boru Natumandi kala itu. Tatkala usia orangtua Si boru Natumandi beranjak ujur, akhirnya mereka menimbun emas tersebut di Dolok Siparini (Masih di Desa Hutabarat) karena takut akan menjadi bahan rebutan bagi adik-adiknya dan keluarganya (Dari pihak laki-laki) suatu saat nanti, sebab banyak diantara keluarganya yang mengetahui tentang kisah guci ini.
KONSEP TIPOGRAFI Font yang digunakan dalam putrid hijau ini adalah font Biting My Nails, font ini merupakan font dengan bentuk yang panjang, karena font ini sesuai dengan kisah dari cerita putrid bidadari yang sangat panjang. KONSEP WARNA Konsep warna dimana dalam gambar ini warna yang digunakan adalah: 1. Warna hijau yang digunakan pada baju wanita megartikan sebuah harapan yang putri bidadari inginkan dengan menikahi seseorang yang dia sukai. 2. Warna biru gelap yang menandakan malam hari sekaligus warna biru memiliki arti yang salah satunya adalah depresi dan di dalam kisah putri bidadari ada terjadinya depresi yang di lakukan oleh orang tua dari putrid bidadari dimana mereka melanggar kesepakatan yang mengakibatkan bencana.
21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7. SAMPURAGA Salah satu cerita yang diwariskan secara turun temurun di Mandailing adalah cerita ataupun “Legenda Sampuraga”. Dahulu, Sampuraga dan ibunya tinggal di tempat daerah Padang Bolak. Keadaan sangat miskin di tempat ini, sehingga menyebabkan Sampuraga berkeinginan untuk merubah kehidupannya. Dia tidak ingin pekerjaannya hanya mencari kayu bakar setiap harinya. Ia ingin menjadi pemuda yang membayangkan masa depan yang cerah. Kemudian ia berniat untuk merantau dan mohon izin pada ibunya yang sudah sangat tua. Sampuraga meninggalkan orang tuanya dengan linangan air mata. Dia berjanji akan membantu keadaan ibunya apabila telah berhasil kelak. Ibunya kelihatan begitu sedih, karena Sampuraga adalah putera satu-satunya yang dimilikinya. Ia melepas kepergian putranya dengan tetesan air mata. Sampuraga terus melanjutkan petualangannya dengan kelelahan yang terus menerus. Setelah beberapa lama sampailah ia ke Pidelhi (Pidolo sekarang), dan berdiam disana untuk beberapa waktu. Kemudian dilanjutkannya perjalanannya ke Desa Sirambas. Pada waktu itu Sirambas dipimpin oleh seorang raja yang bernama Silanjang (Kerajaan Silancang). Ditempat ini Sampuraga bekerja keras yang merupakan kebiasannya sejak masa kanak-kanak. Rajapun tertarik dan ingin menjodohkannya pada putrinya. Tentu saja Sampuraga sangat senang setelah mengetahui hal ini. Raja bermaksud membuat pesta besar, semua raja-raja di sekitar Mandailing diundang. Sementara ibunya sangat rindu pada putranya. Sampuraga telah tumbuh menjadi dewasa dengan begitu banyak perubahan. Dia tidak lagi seorang yang miskin seperti dahulu. Dia adalah lelaki yang kaya raya dan menjadi seorang raja. sampuragaKetika upacara perkawinan tiba, ibunya dating ke pesta itu berharap dapat berjumpa denganputranya secepatnya. Tetapi apa yang terjadi ??? Sampuraga tidak mengakui kalau itu adalah ibunya. Dia malu kepada istrinya karena ibunya kelihatan sangat tua renta dan miskin, dia menyuruh ibunya untuk pergi dari tempat itu. Sampuraga berkata “Hei orang tua, kamu bukan ibu kandungku, ibuku telah lama meninggal dunia. Pergi…!!!” Sampuraga tidak peduli dengan kesedihan dan penderitaan ibunya. Ibunya pun pergi sambil memohon dan berdo’a kepada Allah SWT, Sampuraga dikutuk oleh ibunya dan kedurhakaannya tidak lain adalah disebabkan oleh kekayannya, ibunya memeras air susunya, Sampuraga lupa bahwa ia pernah disusui oleh ibunya. Atas kehendak Allah SWT, datanglah badai tiba-tiba disekitar tempat istana menjadi banjir dan dihempas oleh air. Sampuraga tenggelam dan tempat itu menjadi Sumur Air Panas. Itulah yang dikenal dengan Air Panas Sampuraga di Desa Sirambas.
22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
KONSEP TIPOGRAFI Font yang digunakan dalam gambar sampuraga ini adalah Caller outline italic. Sebuah font dengan bentuk yang tegas menunjukan bahwa kisah ini adalah kisah yang harus di jadikan pelajaran bahwa kita harus patuh pada orang tua. Dengan list warna kuning menambah kesan tegas dari font ini. KONSEP WARNA Konsep warna dimana dalam gambar ini warna yang digunakan adalah: 1. Warna ping, kuning dan merah selain mengartikan kutukan seorang ibu yang luarbiasa, warna yang cerah ini dapat menjadi point of interest pada gambar ini untuk menjadi daya tarik. 2. Warna coklat yang mengartikan kehangatan, dimana dalam kisah ini adanya kehangatan sorang ibu yang menyayangi anaknya, namun dengan anaknya yang durhaka membuat ibunya mengutuk anaknya sendiri. 3. Warna merah yang mengartikan kemarahan seorang ibu kepada anaknya. 8. SIBORU SANGKAR Kisah tentang keturunan Si Marsaitan adalah kisah paling tragis sekaligus heroik dari Tanah Batak. Yaitu kisah tentang seorang anak yang tidak diinginkan oleh ibunya, yang lahir dari cinta palsu, karena sang ibu, perempuan yang hebat itu, berpura-pura cinta dan menjadi istri musuhnya karena ingin membalas dendam atas kematian suami yang sungguh dia cintai. Di Negeri Urat, Pulau Samosir, berbahagialah Tuan Sipallat dengan istri junjungan jiwanya, Si Boru Sangkar Sodalahi, asal klan Manurung, penguasa Pegunungan Sibisa di kaki Gunung Simanuk-manuk. Tuan Sipallat dan istrinya bermukim di Suhut ni Huta. Karena hidup di dunia, bukan di surga, maka suatu ketika pecahlah perang dengan tetangga.
23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tuan Sipallat mengajak enam saudaranya untuk bangkit menghadapi musuh. Tapi, tak seorang pun yang tergerak hatinya. Tuan Sipallat maju menggempur lawan sendirian. Ia kalah, ditawan, kepalanya dipancung, dan oleh panglima dari suku pemenang, sebagai penghinaan tiada tara, kepalanya ditanam, dijadikan alas tangga batu menuju rumahnya. Dan, martabat klan yang kalah perang itu benar-benar terinjak-injak lagi ketika Si Boru Sangkar Sodalahi membuat geger marga membikin malu negeri. Bayankanlah, dia main mata, bercumbu-rayu, dan kawin pula dengan kepala suku yang memenggal kepala suami pujaannya. Sehari-hari pekerjaannya menenun. Dalam belaian suaminya yang baru, Si Boru Sangkar Sodalahi menenun ulos lebih rajin lagi, dan hasilnya lebih indah pula. Disuruhnyalah suami barunya itu membuatkan bahan pewarna yang lebih bermutu, yang dibuat dari ramuan alam, sehingga suaminya itu sibuk sampai malam, tanda kasihnya pada istrinya yang cantik, istri lawan yang telah dia taklukkan dengan darah. Apabila malam sudah melingkup seluruh gunung, berbaringlah sang suami di pangkuan istrinya itu, hanyut dalam elusan tangan dan bujuk-rayu Si Boru Sangkar Sodalahi. Suatu malam, malam penghabisan, dalam belaian dan kata-kata yang menenteramkan hati, yang dibisikkan Si Boru Sangkar Sodalahi kepada sang suami, yang dengan manjanya merebahkan kepala di pangkuan si istri, maka sang suami, karena lelahnya bekerja seharian, langsung tertidur lelap dan mendengkur. Tangan Si Boru Sangkar Sodalahi membelai jakun di leher suaminya. Namun, sekali ini, bukan asmaranya yang menggelora, tapi keinginannya menuntaskan obsesi untuk melampiaskan dendam atas kematian suami pertamanya, Tuan Sipallat. Terkesiap darahnya, dia menoleh ke kiri dan ke kanan seraya diam-diam menyisipkan tangan ke bawah tikar. Dari situ dihunusnya sebilah pedang. Cahaya samar pelita terpantul di mata senjata itu. Dia menatap leher suaminya, dengan dendam yang ingin dituntaskan tentu, dan secepat kilat ditebaskannya pedang itu. Dan kepala laki-laki itu terpelating, menggelinding, dan darah bersimbah di peraduan di mana cinta kepura-puraan baru saja berlalu. Lantas dia berdiri, mengambil kain ulos ragihidup dari peti pusaka. Bergegas dia turun ke bawah. Sambil menangis tanpa suara, dia gali tengkorak suaminya dari dasar tangga batu itu. Dibungkusnya tengkorak itu dengan ulos pusaka. Dia naik lagi ke rumah, diambilnya tikar bernoda, dengan perasaan jijik dibalutnya kepala dari musuh suaminya, dan dia berangkat menuju Suhut ni Huta, pusat marga suaminya yang pertama. Sampai di huta (desa) itu, Si Boru Sangkar Sodalahi mengetuk gerbang huta yang tegak bagaikan benteng. Kepada penjaga dia mengatakan dia datang untuk menyerahkan sesuatu. Kedua penjaga, yang mengenalnya, kontan meninggi suaranya, mengusirnya. ”Kami tak perlu apa-apa dari kamu. Tunggu kami pada waktunya ke tempatmu, mengambil apa yang kami perlukan, kepalamu dan kepala suamimu itu!” Si Boru Sangkar Sodalahi tidak
24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
menyerah karena ucapan yang menyakitkan itu. Niatnya tak tergoyahkan. Lalu, kepada penjaga di mengatakan dia harus bertemu dengan kepala marga dan percayalah bahwa dia tidak akan pergi sebelum diizinkan masuk. Wali adat pun dibangunkan, perundingan digelar di antara mereka. Hasilnya: Si Boru Sangkar Sodalahi diperkenankan masuk menghadap. ”Malam ini saya membawa kembali leluhurmu, kembali pulang ke rumah ini, melunasi utang batin yang tertimpa di atas kepalamu semua!” ucap Si Boru Sangkar Sodalahi mantap seraya melepas gendongan dan dengan takzim menggelar tengkorak suaminya yang pertama. ”Inilah junjungan kita, yang saya tebus kehormatannya.” Dengan syahdu katanya pula: ”Kamu jadi saksi sekarang, apakah saya pengkhianat ataukah istri yang setia sampai mati.” Pemimpin rapat adat diam bagai paku. Yang hadir hanya bisa menangis memandangi tengkorak yang tergeletak dalam kebesaran ulos. Selang beberapa lama, dilaksanakanlah upacara adat untuk membersihkan nama perempuan yang gagah berani menerjang langit itu. Kedudukannya di dalam marga dipulihkan, dan anak yang dikandungnya dianggap sebagai ”darah daging kami sendiri, oleh karena ia adalah buah bisikan roh leluhur.” Maka, lahirlah seorang anak laki-laki, dan diberi nama Si Marsaitan, yang salah seorang keturunannya kelak dikenal sebagai sastrawan besar dunia dari Tanah Batak, Sitor Situmorang.
KONSEP TIPOGRAFI Font yang digunakan dalam gambar siboru sangkar ini adalah Nouveau Caps. Penulis ingin menampilkan gambar dengan gaya art nouveau yang dimana gambar ini mengandung gaya-gaya art nouveau seperti bunga dan ukiran-ukiran pada background.
25
http://digilib.mercubuana.ac.id/
KONSEP WARNA Konsep warna dimana dalam gambar ini warna yang digunakan adalah: 1. Gambar yang penuh dengan warna biru mengarikan kepercayaan pada diri sendiri yang dimana kisah ini berceritakan tentang seorang wanita yang percaya pada dirinya sendiri untuk berjuang melawan musuhnya. 2. Warna merah yang mengarikan darah dan perjuangan dalam kisah siboru sangkar ini. 3. Hijau yang megartikan keberhasilan seorang siboru sangkar dalam berjuang melawan musuhnya. 9. SIGALE GALE Dahulu kala ada seorang Raja yang sangat bijaksana yang tinggal di wilayah Toba. Raja ini hanya memiliki seorang anak, namanya Manggale. Pada zaman tersebut masih sering terjadi peperangan antar satu kerajaan ke kerajaan lain. Raja ini menyuruh anaknya untuk ikut berperang melawan musuh yang datang menyerang wilayah mereka. Pada saat peperangan tersebut anak Raja yang semata wayang tewas pada saat pertempuran tersebut. hatinya mengingat anak satu-satunya sudah tiada, lalu Raja jatuh sakit. Melihat situasi sang Raja yang semakin hari semakin kritis , penasehat kerajaan memanggil orang pintar untuk mengobati penyakit sang Raja, dari beberapa orang pintar (tabib) yang dipanggil mengatakan bahwa sang Raja sakit oleh karena kerinduannya kepada anaknya yang sudah meninggal. Sang tabib mengusulkan kepada penasehat kerajaan agar dipahat sebuah kayu menjadi sebuah patung yang menyerupai wajah Manggale, dan saran dari tabib inipun dilaksanakan di sebuah hutan. Ketika Patung ini telah selesai, Penasehat kerajaan mengadakan satu upacara untuk pengangkatan Patung Manggale ke istana kerajaan. Sang tabib mengadakan upacara ritual, meniup Sordam dan memanggil roh anak sang Raja untuk dimasukkan ke patung tersebut. Patung ini diangkut dari sebuah pondok di hutan dan diiringi dengan suara Sordam dan Gondang Sabangunan. Setelah rombongan ini tiba di istana kerajaan , Sang Raja tiba-tiba pulih dari penyakit karena sang Raja melihat bahwa patung tersebut persis seperti wajah anaknya. Inilah asal mula dari patung Sigale-gale (Patung putra seorang Raja yang bernama Manggale).
26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
KONSEP TIPOGRAFI Font yang digunakan dalam kisah sigale gale ini adalah Art Nouveau Caps, karena penulis ingin membuat tema tentang pepohonan sesuai dengan kisah sigale gale yang terbuat dari batang kayu, dan font ini lah yang sesuai dengan tema ini. KONSEP WARNA Konsep warna dimana dalam gambar ini warna yang digunakan adalah: 1. Warna coklat yang mengarikan kehangatan kasih sayang seorang ayah kepada anaknya. 2. Warna dari pakaian yang dimana penulis buat sama dengan warna yang dikenakan patung sigale gale sekarang ini. 3. Warna hijau merupakan warna sebuah tanaman merambat dimana warna hijau ini menjadi keseimbangan dalam gambar, sehingga gambar ini tidak hanya di penuhi dengan warna gelap saja. 10. SIMALUNGUN Tersebutlah pada jaman dahulu kala seorang raja yang memerintah di daerah Simalungun. Sang Raja mempunyai seorang putri yang sangat cantik luar biasa sehingga terkenal ke mana-mana.Tak heran jika kemudian banyak para raja muda dan pangeran dari kerajaan-kerajaan di sekitarnya ingin menjadikan Putri Raja Simalungun itu sebagai permaisurinya. Seorang raja yang berbatasan dengan Kerajaan Simalungun segera mengirim utusan untuk meminang sang putri. Setelah segala sesuatu keperluan dipersiapkan, berangkatlah utusan tersebut menuju negeri tempat tingga Sang Putri. Setibanya di Kerajaan Simalungun, rombongan utusan tersebut langsung menghadap ayah Sang Putri di istana.
27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Mereka diterima dengan ramah tamah oleh ayah Sang Putri, dan pinangan raja mereka diterima dengan senang hati oleh Raja Simalungun. Utusan tersebut menjanjikan bahwa perkawinan Sang Putri dengan raja mereka akan dilangsungkan dua bulan kemudian. Upacara perkawinan akan diselenggarakan secara besar-besaran di istana raja mereka. Bila sudah tiba waktunya, akan dikirim utusan untuk menjemput Sang Putri. Raja muda yang tinggal berbatasan dengan Kerajaan Simalungun itu sangat gembira sekali pinangannya diterima dengan baik. Kemudian raja itu memerintahkan agar segera dipersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk upacara perkawinannya nanti. Sang Putri Raja Simalungun pun juga amat bersuka cita setelah kedua orang tuanya memberi tahu bahwa dia akan dikawinkan dengan seorang raja yang masih muda yang memerintahtak jauh dari kerajaannya. Beberapa hari menjelang perkawinannya, seperti biasa Sang Putri pergi mandi dengan diiringi oleh dayang-dayangnya. Tempat pemandian Sang Putri adalah sebuah mata air yang jernih sekali, dan dilindungi sebatang kayu besar yang rimbun daunnya. Di sekeliling mata air itu, dibangun kolam pemandian khusus bagi sang putri. Di pinggir kolam itu terletak sebuah batu besar tempat duduk sang putri sambil menikmati kesejukan air di kolam pemandian itu. Setibanya di tempat pemandian, dayang-dayang mempersiapkan langir buat pembersih rambut Sang Putri yang lebat dan panjang terurai. Sementara itu, Sang Putri bersalin pakaian, kemudian dia masuk ke dalam kolam sambil membawa langir yang diberikan oleh dayangdayangnya. Selesai berlangir, Sang Putri berendam sebentar di dalam air yang menyejukkan sekujur tubuhnya dan kemudian duduk di atas batu besar di tepi kolam pemandian sambil menjuntaikan kakinya ke dalam air. Pada saat itu Sang Putri membayangkan betapa bahagia kedua orangtuanya nanti apabila ia sudah bersanding dengan suaminya di atas pelaminan karena sudah lama kedua orang tuanya mengharapkan dia mendapat jodoh seorang raja pula. Namun tiba-tiba angin bertiup kencang sekali, sehingga sepotong ranggas pohon besar yang melindungi tempat pemandian sang putri jatuh menimpa Sang Putri. Ujungnya yang tajam tepat mengenai ujung hidung sang putri sehingga terluka agak dalam. Sang Putri menjerit kesakitan dan dayangdayangnya segera mendekatinya untuk memberi pertolongan. Sambil memegang hidungnya yang mengucurkan darah, Sang Putri meminta dayangdayang memberikan cermin kepadanya. Sang Putri pun terperanjat dan menjerit karena melihat ujung hidungnya yang mancung sompel akibat ditimpa oleh ranggas yang ujungnya tajam itu. Dengan sompelnya ujung hidung Sang Putri, wajahnya yang cantik kelihatan menjadi buruk. Dengan sedih Sang Putri memperhatikan wajahnya yang sudah cacat itu dalam cermin. Air matanya pun bercucuran karena dia merasa bahwa dengan wajahnya yang cacat itu, dia tak mungkin lagi
28
http://digilib.mercubuana.ac.id/
melakukan perkawinan dengan raja yang sudah meminangnya. Dan kegagalan perkawinannya dengan raja tersebut, pasti pula akan mengecewakan dan membuat kedua orang tuanya malu besar. Semua hal itu sangat menekan perasaan Sang Putri karena dia tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya yang sangat dia sayangi. Dalam keadaan putus asa itu, Sang Putri tiba-tiba menadahkan kedua tangannya dan berdoa dengan khusyuk dalam hati. Dengan bercucuran air mati, Sang Putri memohon hukuman atas dirinya karena dia pasti akan mengecewakan dan membuat malu kedua orang tuanya.Dan beberapa saat setelah selesai berdoa, tiba-tiba saja bagian bawah dari tubuh sang putri berangsur-angsur berubah menjadi ular. Lama-kelamaan perubahan itu menjalar ke bagian atas sehingga hampir setengah dari tubuh sang putri sudah menjelma menjadi ular. Melihat keadaan yang menakutkan itu, Sang Putri buru-buru menyuruh dayang-dayangnya memberitahukan keadaan yang sedang dialaminya itu kepada kedua orang tuanya di istana. Ketika dayang-dayang memberitahukan bahwa Sang Putri menjelma jadi ular, kedua orang tuanya sangat terperanjat. Kemudian mereka segera menuju tempat pemandian putrinya. Setibanya mereka di tempat itu, Sang Putri tak kelihatan lagi. Yang tampak oleh mereka hanyalah seekor ular yang sedang bergelung di atas batu besar di tepi kolam pemandian. Rupa-rupanya sang putri yang tadi duduk di atas batu besar itu sudah menjelma menjadi seekor ular besar. Sisiknya berwarna-warni cantik dan berkilauan sehingga kelihatan amat cantik. Dengan pandangan sayu dan kepala yang digerak-gerakkan, ular itu menatap kedua orang tuanya. Ular penjelmaan Sang Putri itu seakan-akan sedang mengatakan sesuatu dengan perasaan sedih. Dan tak lama kemudian, ular besar itu menjalar meninggalkan atu tempatnya bergelung tadi. Dalam sekejap saja ular itu sudah menghilang ke dalam belukar. Kedua orang tuanya dan semua dayang-dayang serta pengiring mereka tak dapat menahan air matanya. Mereka semua menangis tersedu-sedu. Tak satu pun yang dapat mereka lakukan untuk menolong Sang Putri. Kejadian yang menimpa diri sang putri adalah hukuman yang diberikan atas permintaannya sendiri karena merasa sangat mengecewakan dan membuat malu kedua orang tuanya.
29
http://digilib.mercubuana.ac.id/
KONSEP TIPOGRAFI Tipografi pada gambar simalungun yang menggunakan font top secret, dengan font yang berbentuk tegas dan di tambah dengan garis-garis putus membuat gambar ini menjadi satu. KONSEP WARNA Konsep warna dimana dalam gambar ini warna yang digunakan adalah: 1. Warna baju yang merupakan warna baju dari suku batak. 2. Warna kuning yang mengartikan ketidak jujurannya seorang putri kepada orang tuanya. 3. Warna hijau yang mengarikan ketidak dewasanya seorang putri dengan tidak berkata jujur kepada orang tuanya.
30
http://digilib.mercubuana.ac.id/