15
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Wilayah Administrasi dan Letak Geografis Menurut administrasi pemerintahan, Kota Selatpanjang terletak di Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau. Luas wilayah Kota Selatpanjang adalah ± 4.544 ha dengan batas administrasi sebagai berikut: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Air Hitam b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Sei Suir Kanan dan Sei Suir c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Alai, Kecamatan Tebing Tinggi Barat d. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Suir. Kota Selatpanjang meliputi 4 (empat) kelurahan dan 5 (lima) desa (Lampiran 3), yaitu Kelurahan Selatpanjang Kota, Kelurahan Selatpanjang Selatan, Kelurahan Selatpanjang Barat, Kelurahan Selatpanjang Timur, Desa Alah Air Timur, Desa Alah Air, Desa Sesap, Desa Banglas, dan Desa Banglas Barat (Bappeda Kab. Kepulauan Meranti 2010b). 4.2 Kondisi Fisik Kota Selatpanjang 4.2.1 Topografi Topografi Kota Selatpanjang sebagian besar datar dengan rata-rata kemiringan lereng 0-2% serta memiliki ketinggian dari 0 hingga 5-7 m dpl. Wilayah daratan pesisir pantai Kota Selatpanjang sebagian besar terdiri dari rawa gambut dan sebagian lainnya lahan kering dengan ketinggian antara 0-25 m dpl. 4.2.2 Geologi Berdasarkan struktur dan jenis tanahnya, Kota Selatpanjang didominasi endapan permukaan tua yang terdiri dari lempung, lanal, kerikil lempungan, sisasisa tumbuhan, dan pasir granit. Beberapa daerah didominasi oleh endapan permukaan muda berbentuk rawa gambut berwarna abu-abu kecoklatan pada keadaan basah, sangat lunak, plastis, rekah kerut tinggi, mengandung bahan organik. Tanah gambut yang terdapat di Selatpanjang sebagaimana di wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti merupakan jenis tanah gambut trofik yang
16
dibentuk oleh bahan-bahan sisa tanaman purba yang berlapis-lapis hingga mencapai ketebalan >30 cm. Abrasi dapat terjadi di semua daerah tepian selat, sungai dan parit sebagai akibat hantaman oleh gelombang dan pasang surut. Pengikisan terutama disebabkan oleh buruknya sifat tanah yang bersifat lunak, sehingga menyebabkan garis pantai semakin landai dan mundur. Keadaan ini juga akan merusak tumbuhan bakau. Lumpur hasil pengikisan juga menyebabkan pendangkalan setempat, sehingga mengganggu jalur lalu lintas air. Jenis tanah Jenis tanah di Kota Selatpanjang terdiri atas tanah Aluvial atau dikenal dengan Fluvent, termasuk golongan Entisol dan tanah gambut atau Organosol, termasuk golongan Histosol. Tanah Aluvial dijumpai di pinggir-pinggir sungai dan laut, merupakan ekosistem hutan mangrove. Di belakang jenis tanah Aluvial mengarah ke daratan dijumpai tanah gambut, merupakan ekosistem hutan rawa gambut. Tanah Aluvial terbentuk dari aluvium berpenampang sederhana, bertekstur lempungan atau geluhan (lebih halus dari pada pasir halus geluhan), umumnya terstratifikasi dan kandungan bahan organik menurun tidak beraturan dengan bertambahnya jeluk tanah. Bahan induk tanah Aluvial adalah bahan endapan aluvium atau aluvium marin. Tanah Gambut terbentuk dari sisa-sisa bahan organik yang tidak terurai sepenuhnya dan masih berupa tumpukan berwarna coklat tua sampai kehitaman, bersifat masam dan miskin hara. Air yang menggenangi tanah gambut menjadi air gambut yang berwarna cokelat kehitaman dan masam. Gambut di Kota Selatpanjang termasuk gambut ombrogen, terbentuk karena pengaruh curah hujan dalam jumlah banyak dan airnya tergenang. 4.2.3 Klimatologi Kota Selatpanjang terletak di dataran rendah yang beriklim tropis yang sangat dipengaruhi oleh sifat iklim laut dengan temperatur udara berkisar antara 26–32°C, dengan curah hujan berkisar antara 2.200-2.400 mm/tahun. Musim kemarau pada umumnya terjadi pada bulan Februari-Agustus dan musim hujan
17
terjadi pada bulan September-Januari dengan jumlah hari hujan antara 25-63 hari/tahun (Dishut Kab. Kepulauan Meranti 2011). 4.2.4 Hidrologi Wilayah Kota Selatpanjang dikelilingi oleh sungai besar yaitu Selat Air Hitam, Sei Suwir, dan Sei Suwir Kanan. Selain sungai besar terdapat pula sungaisungai kecil antara lain: Sei Mataher, Parit Kasmin, Sei Alah Air, Sei Dora, Sei Pengkat, Sei Banglas, Sei Suak, Sei Lampan, Sei Rintis, Sei Tambun, Sei Niur, Sei Temaran, Sei Sesap, dan Sei Hulu Sungai. Kualitas air tanah di daerah wilayah pesisir bersifat asam dan payau, sehingga untuk kebutuhan air sehari-hari, sebagian besar penduduk memanfaatkan air hujan yang ditampung di bak atau gentong di samping atau belakang rumah. Sungai-sungai ini banyak dilayari oleh kapal-kapal dan kegiatan penduduk seperti kegiatan perkebunan, perikanan, perkayuan, dan lain-lain. Keberadaan gambut dengan daya serap airnya sangat tinggi mendominasi lahan Kota Selatpanjang sehingga merupakan kantong-kantong penyimpanan air yang sangat besar. Adanya potensi sumberdaya air tersebut
perlu dipertimbangkan upaya
pemanfaatannya sebagai alternatif sumber air bersih setempat. 4.2.5 Oceanografi Karakteristik pantai Kondisi pantai di Selatpanjang pada umumnya landai, berlumpur, dan hanya sebagian saja yang berpasir putih halus. Karakteristik pantai berlumpur dipengaruhi oleh sedimentasi yang cukup tinggi dan sebagian besar kawasan pesisir didominasi oleh rawa gambut. Karakteristik pantai tersebut dapat menjadikan peluang untuk mengembangan pariwisata dan perikanan. Walaupun demikian, adanya ancaman abrasi pantai terjadi pada kawasan pesisir yang berhadapan langsung dengan perairan Selat Malaka karena arus gelombang yang cukup kuat dan besar perlu mendapat perhatian yang serius. Kedalaman laut Kedalaman laut Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki kedalaman 3-20 m. Pada lokasi-lokasi tertentu memiliki kedalaman 20-30 m yang dapat dijadikan pelabuhan, seperti pelabuhan Selatpanjang, Teluk Belitung dan Tanjung Samak.
18
Laut dengan kedalaman sekitar 40 meter di perairan Selat Malaka dimanfaatkan untuk pelayaran kapal tanker dan peti kemas. Kondisi air laut Kondisi air laut di Kota Selatpanjang dipengaruhi oleh proses sedimentasi, lahan rawa gambut, limbah industri, dan limbah kapal. Kondisi air dengan tingkat kekeruhan yang cukup tinggi karena sedimentasi tanah aluvial dan gambut. Oleh sebab itu, produksi sumber daya perikanan di perairan ini relatif kecil, sehingga perairan ini tidak dimanfaatkan sebagai areal tangkap. Namun pada masa mendatang, kawasan pesisir tersebut akan dapat dimanfaatkan sebagai lokasi pengembangan budidaya perikanan air payau. 4.3 Kondisi Biologis Kota Selatpanjang 4.3.1 Flora Terdapat banyak jenis tumbuhan yang terdapat di Kota Selatpanjang, terdiri dari jenis tumbuhan ekosistem mangrove, ekosistem hutan pantai, ekosistem hutan gambut, ekosistem hutan dataran rendah, dan berbagai tanaman perkebunan dan pertanian hasil introduksi. Jenis flora yang menonjol terutama terdapat di hutan-hutan wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti adalah pohon karet, meranti, punak, sungkai , api-api, bakau, dan puluhan jenis lainnya. Kayukayuan ini sebagian besar merupakan jenis kayu komersial yang digunakan sebagi bahan baku industri kayu dan meubel. Hasil hutan lainnya adalah getah jelutung, disamping itu juga terdapat puluhan jenis anggrek hutan, pinang merah, dan sebagainya (Bappeda Kab. Kepulauan Meranti 2010a). Jenis-jenis tumbuhan yang sering ditemukan di Kota Selatpanjang disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Jenis-jenis tumbuhan yang dijumpai di Kota Selatpanjang No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama Lokal Bakau Bakau Pedada Buta-buta Paku Laut Sagu Nipah Cemara laut Ketapang Bintaro Kelapa Gelam
Nama Ilmiah Rhizophora apiculata Rhizophora stylosa Sonneratia sp. Excoecaria agallocha Acrostichum aureum Metroxylon sagu Nypa fruticans Casuarina equisetifolia Terminalia sp. Cerbera manghas Cocos nucifera Melaleuca leucadendron
19
Tabel 4 Jenis-jenis tumbuhan yang dijumpai di Kota Selatpanjang (Lanjutan) No Nama Lokal Nama Ilmiah 13 Randu Ceiba pentandra 14 Tingi Ceriops tagal 15 Bluntas Plucea indica 16 Derris Derris eliptica 17 Nyirih Xylocarpus granatum 18 Mahoni daun besar Swietenia macrophylla 19 Mahoni daun kecil Swietenia mahagoni 20 Jati Tectona grandis 21 Mangium Acacia mangium 22 Akasia Acacia crassicarpa 23 Tanjung Mimusops elengi 24 Angsana Pterocarpus indicus 25 Waru Hibiscus tiliaceus 26 Kenanga Cannarium commune 27 Jabon Anthocephalus cadamba 28 Trembesi Samanea saman 29 Laban Vitex pubescens 30 Bunga Kupu-kupu Bauhinia sp. 31 Keluwih Arthocarpus communis 32 Karet Hevea braziliensis 33 Mengkudu Morinda sp. 34 Sirsak Annona sp. 35 Nangka Arthocarpus heterophyllus 36 Jambu air Eugenia aquaea 37 Kedondong Spondias pinnata 38 Cermai Phyllanthus acidus 39 Mangga Mangifera indica 40 Durian Durio zibethinus 41 Pakel Mangifera foetida 42 Bambu Bambusa sp. 43 Pinang Areca catechu 44 Kurma Phoenix dactylifera 45 Rumput Teki Cyperus rotundus 46 Putri malu Mimosa pudica 47 Bunga Sepatu Hibiscus syriacus 48 Singkong Manihot sp. 49 Pepaya Carica papaya 50 Pisang Musa sp. 51 Sawo Kecik Manilkara kauki Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Kepulauan Meranti. 2011. Masterplan Ruang Terbuka Hijau Kota dan Hutan Kota Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Propinsi Riau.
Sektor pertanian di Kecamatan Tebing Tinggi untuk tanaman bahan makanan meliputi padi sawah, padi ladang, jagung, ketela rambat, ketela pohon, kacang tanah, talas, kedelai, dan kacang hijau. Padi sawah mempunyai luas panen yang paling besar yaitu 465 Hektar yang memproduksi 1.110 Ton. Komoditas buah-buahan yang telah dikembangkan meliputi alpukat, manga, duku, jeruk besar, jeruk siam, durian, sawo, papaya, dan pisang. Komoditas buah yang
20
memiliki luas panen yang paling besar adalah pisang sedangkan produksi yang paling banyak adalah manga (BPS Kab. Bengkalis 2010a). Sektor perkebunan di Kecamatan Tebing Tinggi cukup bervariasi. Perkebunan yang telah dikembangkan yaitu karet, kelapa sawit, kelapa, sagu, kopi, dan pinang dengan luas panen terbesar adalah tanaman sagu, 16.330 Hektar, yang memproduksi 74.268 ton (BPS Kab. Bengkalis 2010a). 4.3.2 Fauna Jenis fauna yang masih terdapat di kawasan hutan wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti diantaranya seperti lutung, kera, ayam hutan dan berbagai jenis ular, burung dan buaya (Bappeda Kab. Kepulauan Meranti 2010a). Burung pemakan ikan seperti kuntul, koak malam dan Elang Bondol (Heliastur indis) banyak terlihat terbang melayang di atas sungai untuk menangkap ikan. Biawak (Varanus salvator) juga dijumpai secara liar di hutan mangrove dan daerah basah lainnya. Di ekosistem dataran rendah dan perkebunan dapat dijumpai jenis makaka (Macaca fascicularis), babi hutan, tupai dan sebagainya. Kota Selatpanjang merupakan kota yang unik bising dengan suara alat pemanggil walet. Sarang Walet merupakan komoditas yang menjanjikan karena harganya sangat mahal. Pemerintah daerah memungut pajak sebesar 7,5% dari hasil sarang walet yang dihasilkan. Tahun 2010 terkumpul pajak sarang walet sebesar Rp. 112 juta dan pada tahun 2011 ditargetkan penerimaan dari pajak sarang walet sebesar Rp. 400 juta. Jenis ternak yang telah dikembangkan yaitu sapi, kerbau, kambing/domba, babi, ayam ras petelur, ayam ras pedaging, ayam kampong, dan itik. Populasi ternak yang paling banyak di Kecamatan Tebing Tinggi adalah kambing dan populasi unggas yang terbesar adalah ayam ras pedaging (BPS Kab. Bengkalis 2010a). Sektor perikanan di kecamatan ini pada umumnya adalah perairan tangkap di laut luas, hampir di semua desa/kelurahan ada rumah tangga yang mengusahakannya. Ikan mujair, nila, dan udang merupakan hasil produksi tambak. Masyarakat membuat tambak di tepi sungai/muara. Di sekeliling tambak ditanami dengan Rhizophora apiculata dan Ceriops tagal.
21
4.3.3 Ekosistem pesisir dan rawa gambut Ekosistem pesisir di Kota Selatpanjang adalah berupa hutan mangrove. Pada umumnya di hutan mangrove banyak dijumpai bakau, nipah, dan api-api. Hutan mangrove di Kota Selatpanjang telah mengalami kerusakan. Pemanfaatan hutan mangrove yang tidak terkendali dapat merusak habitat perikanan yang berdampak negatif terhadap produksi perikanan. Produksi perikanan dan biota lainnya akan mengalami penurunan, sedimentasi akan meningkat, abrasi pantai dan terjadinya intrusi air laut yang akan mempengaruhi proses produksi kegiatan budidaya di wilayah daratan. Pengelolaan wilayah pesisir dan laut untuk kepentingan pembudidayaan seperti jenis-jenis ikan, udang, kerang, dan sebagainya memerlukan pengetahuan terhadap jenis ekosistem di sekitarnya seperti ekosistem mangrove. Dalam rantai makanan luruhan daun mangrove biasa dimakan oleh kepiting sebagai scavenger. Daun kemudian akan berubah menjadi detritus yang akan dimakan oleh ikan pemakan detritus yang selanjutnya dimakan oleh trophi yang lebih tinggi sampai ke manusia. Berbagai ekosistem tersebut menyediakan fungsi yang sangat besar untuk kehidupan di wilayah pesisir dan laut. Oleh sebab itu, sebelum melakukan kegiatan pembangunan di daerah tersebut perlu memperhatikan kondisi ekosistem, agar menjadi pembangunan yang ramah lingkungan. Ekosistem rawa gambut adalah berupa hutan rawa gambut, di hutan ini menghasilkan sagu berkualitas sangat baik dengan jumlah produksi yang besar, sehingga ditetapkan sebagai produk komoditi unggulan dan menjadi basis kegiatan ekonomi masyarakat setempat. Upaya pemanfatan lahan rawa gambut sebagai lahan pengembangan tanaman sagu yang cenderung semakin meningkat perlu mendapat perhatian secara serius, agar tidak merusak ekosistemnya yang pada gilirannya dapat menimbulkan kerusakan terhadap lahan dan penurunan produktivitas tanaman sagu. 4.4 Penggunaan Lahan 4.4.1 Kawasan lindung Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya buatan. Kawasan lindung yang ada antara lain:
22
a. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahnya 1. Kawasan hutan lindung Kawasan hutan lindung adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun di bawahnya sebagai pengatur tata air, pencegahan banjir dan erosi serta memelihara kesuburan tanah. Kawasan tersebut meliputi kawasan lindung yang terletak di bagian selatan Kota Selatpanjang, yang saat ini masih berupa lahan hijau. 2. Kawasan bergambut Kawasan bergambut adalah kawasan yang unsur pembentuk tanahnya sebagian besar berupa sisa-sisa bahan organik yang tertimbun dalam waktu yang lama. Lahan gambut di Kota Selatpanjang terdapat di bagian selatan. b. Kawasan perlindungan setempat 1. Kawasan sempadan pantai Sempadan pantai adalah kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai. Di Kota Selatpanjang terdapat pantai atau selat yang mengelilingi kota atau Pulau Tebingtinggi. Kawasan sempadan pantai berada di bagian utara Kota Selatpanjang. 2. Kawasan sempadan sungai Kawasan sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri dan kanan sungai termasuk buatan/saluran irigasi primer yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Di Kota Selatpanjang terdapat beberapa sungai diantaranya Sei Suak, Sei Banglas, Sei Pangkat dan Sei Dorak. Pada kawasan sekitar sungai garis sempadan yang diberlakukan yaitu sekitar 50 meter dari tepi sungai sehingga pada daerah tersebut tidak diperbolehkan adanya bangunan. 3. Kawasan sekitar mata air Kawasan sekitar mata air adalah kawasan di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat penting untuk mepertahankan kelestarian fungsi mata air. Sumber mata air khusus di Kota Selatpanjang meliputi kawasan di sekitar sungai yang terdapat di bagian selatan kota Selatpanjang. Mata air biasanya muncul pada bagian ujung ataupun muara sungai.
23
4.4.2 Kawasan budidaya Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. a. Permukiman Permukiman di Kota Selatpanjang belum tertata dengan maksimal, walaupun dari kondisi jalan eksisting sudah berpola grid, namun masih perlu penataan dan penertiban terhadap tata letak perumahan, agar lebih tertata dan terkendali. Permukiman tersebar tidak merata, kondisi permukiman lebih banyak di pusat kota yang bersatu dengan perdagangan dan jasa. Permukiman penduduk lebih banyak terkonsentrasi di bagian utara dan sebagian besar permukiman berlokasi di sisi sepanjang jaringan jalan dengan pola linier mengikuti jaringan jalan. Hanya terdapat beberapa lapis rumah pada jaringan jalan tertentu. Rumah yang berlokasi di pusat kota cenderung memiliki kondisi baik. Sebagian besar ketinggian rumah penduduk hanya satu lantai, sedangkan rumah dengan ketinggian dua lantai atau lebih masih jarang dan cenderung terdapat di pusat kota yang peruntukannya untuk toko dan atau rumah walet. Selain permukiman yang terdapat di bagian tengah/daratan, juga terdapat permukiman yang berlokasi di tepian sungai yang memiliki karakter tersendiri. Dilihat dari segi tata letak, permukiman di sepanjang tepian sungai kurang tertata dengan baik, sehingga menimbulkan kesan kumuh. Kondisi permukiman di sepanjang tepian sungai sebagian besar dengan konstruksi rumah terbuat dari kayu, dengan pola rumah panggung. Sebagian besar rumah penduduk yang berlokasi di sepanjang tepian sungai memiliki dermaga dan perahu pribadi. Terdapat beberapa ruas di tepian sungai memiliki kondisi cukup baik dengan penggunaan lahan bukan permukiman yaitu perdagangan dan dermaga, dengan kondisi bangunan permanen dengan perkerasan. b. Perdagangan dan jasa Kota Selatpanjang sebagai pusat perkembangan jasa perdagangan dan transportasi, ditunjang juga oleh tersedianya prasarana pelabuhan laut yang cukup memadai. Kota Selatpanjang sebagai kota perdagangan dan jasa terlihat jelas di pusat kota, dimana terdapat bangunan-bangunan lama berupa ruko-ruko di
24
sepanjang ruas jalan kota. Jenis perdagangan yang ada berupa perdagangan modern dan perdagangan tradisional. Perdagangan modern berbentuk bangunan ruko dan pertokoan yang berlokasi di sisi jalan pusat kota, sedangkan perdagangan tradisional berbentuk bangunan pasar basah. Lokasi perdagangan selain berada di tengah-tengah kota terdapat pula perdagangan yang berlokasi di tepian sungai, yang memiliki akses langsung terhadap dermaga sebagai sarana pemberhentian perahu dan akses pergerakan pengangkutan orang dan barang. c. Pemerintahan Kota Selatpanjang sebagai ibukota Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki kawasan pemerintahan yang berlokasi di sekitar Jalan Dorak. Selain kawasan pemerintahan tingkat kabupaten dan kecamatan juga terdapat fasilitas pemerintahan skala kelurahan yang terdiri dari kantor lurah, pos keamanan, pos pemadam kebakaran, dan kantor pos pembantu. Selain fasilitas pemerintahan skala kelurahan, di Kota Selatpanjang juga terdapat fasilitas pemerintahan lainnya, kantor pelayanan umum, dipo kebersihan, kosekta, koramil, pemadam kebakaran, KUA/BP7/Balai Nikah, dan gardu listrik. Fasilitas pemerintahan di Kota Selatpanjang mengikuti struktur pemerintahan sesuai standar yang digunakan, yaitu pemerintahan skala kabupaten dan skala kecamatan. d. Industri Industri yang terdapat di Kota Selatpanjang antara lain industri kecil berupa produksi sagu dan pemanfaatannya, serta proses pengolahan getah karet, sedangkan industri besar dan industri sedang tidak terdapat di Kota Selatpanjang. e. Ruang terbuka hijau Kondisi ruang terbuka hijau di Kota Selatpanjang masih belum tertata atau dikelola dengan baik. Kota Selatpanjang memiliki ruang terbuka hijau dalam bentuk lapangan yang lokasinya menyebar, keberadaan lapangan tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berolahraga serta bersantai. Adapun lahan terbuka lainnya belum dimanfaatkan untuk Ruang Terbuka Hijau. f. Ruang terbuka non hijau Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) adalah ruang yang secara fisik bukan berbentuk bangunan gedung dan tidak dominan ditumbuhi tanaman ataupun
25
permukaan berpori, dapat berupa perkerasan, badan air ataupun kondisi tertentu lainnya. Tipe-tipe RTNH yang ada di Kota Selatpanjang antara lain: 1. Lahan parkir 2. Pembatas. g. Sektor informal Di jalan utama Kota Selatpanjang lambat laun akan bermunculan berbagai kegiatan sektor informal yang lebih bernilai komersial, seperti pedagang kaki lima yang berlokasi di sepanjang jalan pusat kota, pangkalan ojeg di setiap pertigaan atau perempatan jalan. h. Fasilitas pelayanan umum 1. Fasilitas pendidikan Fasilitas pendidikan di Kota Selatpanjang masih belum menyebar secara merata pada jenjang SLTP, SMU maupun SMK, sedangkan fasilitas pendidikan di jenjang TK dan SD sudah menyebar merata melayani semua kelurahan. 2. Fasilitas kesehatan Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kota Selatpanjang dapat dikatakan masih minim, belum lengkap dan belum menyebar secara merata dimana terdapat kelurahan yang tidak dilayani oleh fasilitas kesehatan di tingkat puskesmas ataupun puskesmas pembantu, hanya dilayani oleh praktek dokter dan poliklinik. 3. Fasilitas peribadatan Keberadaan fasilitas peribadatan di suatu daerah akan sangat bergantung pada jumlah pemeluk agama di daerah tersebut. Mayoritas penduduk di Kota Selatpanjang adalah beragama Islam akan tetapi jumlah penduduk yang memeluk agama di luar Islam juga cukup banyak. 4. Fasilitas olahraga Fasilitas olah raga di Kota Selatpanjang umumnya dapat ditemukan hampir di setiap kelurahan/desa, diantaranya lapangan sepakbola, lapangan volley, lapangan badminton serta lapangan tenis. i. Transportasi 1. Transportasi darat Kota
Selatpanjang
sudah
dilayani
oleh
jaringan
jalan
guna
menghubungkan satu tempat ke tempat yang lain. Jaringan jalan sebagian besar
26
memiliki jenis perkerasan didominasi oleh perkerasan aspal dan beton. Selain itu terdapat pula beberapa ruas jalan dengan jenis perkerasan tanah. Masalah di Kota Selatpanjang terkait aspek transportasi antara lain: a. Kemacetan Kemacetan terjadi pada jam-jam tertentu khususnya pada jam pagi hari terjadi di ruas-ruas jalan tertentu, dimana semua kalangan melakukan aktivitas secara bersamaan. Selain pada ruas jalan tertentu, terjadi pula kemacetan di lokasi pasar, hal ini terjadi karena ruang yang dialokasikan untuk pasar tidak mencukupi atau menampung para pedagang,
sehingga
para pedagang
menjajakan
dagangannya di sisi jalan sepanjang lokasi pasar. Aktivitas ini menggunakan badan jalan, sehingga ruang untuk sirkulasi kendaraan terganggu dan kemacetan tidak dapat dihindari. b. Kurangnya kelengkapan aksesoris jalan Jaringan jalan yang ada sering kali tidak dilengkapi oleh aksesoris pelengkap jalan, yang bertujuan untuk keselamatan pengguna jalan baik kendaraan bermotor ataupun manusia, untuk kenyamanan, untuk keindahan. 2. Transportasi air Selain transportasi darat Kota Selat panjang dilayani oleh transportasi air, mengingat kondisi geografis Kota Selatpanjang dilalui oleh sungai. Guna memperlancar pergerakan, masyarakat tepi sungai memanfaatkan sarana transportasi penyeberangan baik orang maupun barang. Transportasi air (sungai/laut) di Kota Selatpanjang cukup berperan dalam pengangkutan barang dan penumpang untuk keluar masuk Kota Selatpanjang, terutama yang belum terjangkau prasarana jalan. Kelancaran sistem transportasi lewat sungai sangat dipengaruhi oleh iklim dan cuaca. Pada musim kemarau umumnya debit dan tinggi permukaan air menurun, sehingga kapasitas sungai sebagai jalur transportasi menjadi menurun. j. Jaringan prasarana 1. Sistem jaringan air bersih Kebutuhan air bersih penduduk di Kota Selatpanjang dipenuhi dengan jaringan air minum kota maupun sumur-sumur dangkal dengan kedalaman permukaan air sekitar 70 cm. Peningkatan pelayanan sistem jaringan air minum
27
kota dilakukan dengan membangun instalasi pengolahan air bersih berikut pendistribusiannya melalui jaringan pipa air. Bila dilihat dari segi kesehatan, air tanah dangkal pada umumnya mempunyai kualitas yang kurang baik yaitu berwarna gambut dan asam. 2. Sistem pengelolaan air limbah Pengolahan air limbah di Kota Selatpanjang masih menggunakan sistem setempat (on-site), yakni melalui septic tank, baik septic tank individual maupun septic tank komunal. Selain itu, pada kawasan yang berbatasan langsung dengan saluran air (saluran drainase/sungai) masih banyak masyarakat yang menyalurkan air pembuangan limbahnya ke sungai secara langsung tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu. 3. Sistem drainase Pada sektor jaringan drainase, Kota Selatpanjang memiliki beberapa saluran primer yang telah dibangun terutama di bagian kota lama. Saluran tersebut berupa saluran terbuka yang dialirkan menuju Selat Air Hitam. Selain itu, pada ruas jalan di Kota Selatpanjang pada umumnya memiliki saluran drainase di sepanjang jalan yang terletak pada bahu jalan baik salah satu sisi ataupun keduanya. Di beberapa ruas jalan, terutama di pusat kota sering terjadi genangan banjir. Genangan banjir dapat diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi dan juga kapasitas saluran drainase yang tidak dapat menampung debit air yang terlalu tinggi. 4. Sistem pengelolaan persampahan Jenis persampahan di Kota Selatpanjang berupa sampah rumah tangga, sampah komersial dan sampah jalan/institusi. Pola pembuangan sampah mengikuti tiga tahap yaitu pengumpulan sampah ke tong sampah, pengumpulan sampah dari tong sampah ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS), pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sistem penanggulangan sampah saat ini adalah Sanitary Landfill dan pembakaran oleh masyarakat. Di perumahan dan permukiman sudah disediakan bak sampah sebagai tempat pembuangan sementara untuk kemudian diangkut ke TPS dan kemudian ke TPA. Lokasi TPA terletak di pinggiran kota.
28
5. Sistem jaringan telekomunikasi Pada saat ini, pelayanan telekomunikasi di Kota Selatpanjang di kelola oleh PT. Telkom dan beberapa operator telepon atau provider seperti PT. Indosat, Telkomsel dan Satelindo. 6. Sistem jaringan listrik Pembangkit tenaga listrik yang mensupply daya listrik di Kota Selatpanjang berasal dari pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) dikelola PLN. Di Kota Selatpanjang masih terjadi pemadaman secara bergilir, hal ini terjadi karena kemampuan produksi listrik lebih kecil dari kebutuhan kota yang berkembang pesat,dengan berkembangnya pembangunan ruko serta fasilitas dan utilitas baru membuat kebutuhan listrik meningkat dan adanya kerusakan dari diesel genset yang terpasang. 4.5 Kedudukan Strategis Kota Selatpanjang Kota Selatpanjang mempunyai kedudukan yang sangat strategis karena berada pada jalur pelayaran internasional, berbatasan dengan 2 negara tetangga yakni Malaysia dan Singapura serta berbatasan dengan Batam, Bintan dan Karimun. Kota Selatpanjang juga merupakan penghubung antara Kota Dumai (154 km), Bengkalis (81 km), Muar (110 km), Batu Pahat (95 km), Johor Baru (128 km), Tanjung Pelepas (105 km), Singapura (117 km), Batam (106 km), Siak (76 km) dan Pekanbaru (150 km). Kota Selatpanjang mendatang akan lebih berkembang dengan dibukanya jalur Roro Tajung Padang, Roro Lukit, Roro Meranti Bunting, Roro Kampung Balak, Terminal tipe C, Pelabuhan Dorak dan Bandar Udara Perintis. Hal ini sesuai dengan misi pembangunan Kabupaten Kepulauan Meranti, yaitu mewujudkan Kabupaten Kepulauan Meranti sebagai kawasan niaga dan investasi berskala regional yang maju, unggul dan berkelanjutan, didukung oleh sektor industri, maritim, pertambangan, perikanan dan pertanian.