BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Pemanfaatan Hutan Areal konsesi hutan PT. Salaki Summa Sejahtera merupakan areal bekas tebangan dari PT. Tjirebon Agung yang berdasarkan SK IUPHHK Nomor 195/Kpts/Um4/1973 memiliki luas areal pemanfaatan 70.000 ha yang berakhir pada tanggal 31 Agustus 1993. PT. Salaki Summa Sejahtera mengajukan permohonan untuk melakukan konsesi hutan/IUPHHK di areal tersebut seluas 48.000 ha setelah dikurangi areal konservasi (perluasan Taman Nasional Siberut seluas ±20.000 ha). Berdasarkan surat rekomendasi dari Bupati Kepulauan Mentawai Nomor 552.11/392/Perek-2000 tanggal 9 Nopember 2000 dan surat rekomendasi dari Gubernur Sumatera Barat Nomor 525.26/1465/Perek-2000 tanggal 20 Nopember 2000 mendapat persetujuan pencadangan areal IUPHHK seluas 48.000 ha. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 102/Menhut-IV/2001 tanggal 30 Januari 2001 dan telaahan yang dilakukan oleh Pusat Pengukuhan dan Penatagunaan Kawasan Hutan dan Areal Kebun dengan Nomor 136/VIII/KP-4.2.1/2001 yang dihitung ulang dengan planimetris pencadangan areal seluas 49.440 ha yang merupakan areal bebas kepemilikan perusahaan atau tidak tumpang tindih dengan perusahaan lain. Perijinan kajian AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) telah dilakukan dengan menggunakan acuan pada peta pencadangan areal yang telah disahkan Gubernur Sumatera Barat SK.660.1.227.2001 tanggal 18 Juli 2001. Secara administrasi ijin IUPHHK diperoleh, maka diterbitkan SK IUPHHK melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. SK. 413/Menhut-II/04 tanggal 19 Oktober 2004 yang berisikan tentang Pemberian Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) hutan alam
atas nama PT. Salaki Summa Sejahtera di Propinsi
Sumatera Barat seluas 48.420 ha.
4.2 Letak dan Luas PT. Salaki Summa Sejahtera memiliki luas kawasan hutan sekitar 48.420 ha yang termasuk ke dalam kelompok hutan Siberut. Berdasarkan pembagian wilayah secara administrasi pemerintahan, terletak di dalam wilayah Kecamatan Siberut Utara dan Siberut Barat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Propinsi Sumatera Barat. Secara geografis wilayah PT. Salaki Summa Sejahtera terletak diantara 98°40’ Bujur Timur (BT) sampai dengan 99°15’ Bujur Timur (BT) dan 00°95’ Lintang Selatan (LS) sampai dengan 01°15’ Lintang Selatan (LS). Batas areal kerja PT. Salaki Summa Sejahtera adalah sebagai berikut: 1. Sebelah Utara
: Areal Penggunaan Lain (APL) dan Samudera Indonesia
2. Sebelah Timur
: Hutan Produksi yang dapat dikonversi (HPK) dan Areal Penggunaan Lahan Lain (APL)
3. Sebelah Selatan
: Taman Nasional Siberut, Hutan Produksi, dan eks HPH Koperasi Andalas Madani Universitas Adalas (UNAND)
4. Sebelah Barat
: Samudera Indonesia
Berdasarkan Peta Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi Sumatera Barat lembar 0614, 0615, dan 0714 skala 1:250.000, areal kerja PT. Salaki Summa Sejahtera termasuk ke dalam fungsi Hutan Produksi Tetap (HP) seluas 48.420 Ha. Pulau Siberut dengan luas sekitar 403.300 ha memiliki Hutan Produksi sekitar 43% dari total luasnya. Kawasan Lindung yang terdiri dari Hutan Suaka Alam Wisata (HSWA) dan Kawasan Suaka Alam (KSA) yang ditetapkan mencapai 51% dari luas Pulau Siberut yang sebelumnya adalah fungsi hutan HPT, HL dan sebagian HP. Taman Nasional Siberut memiliki luasan 190.500 ha yang merupakan bagian dari Kawasan Suaka Alam, sedangkan sisanya merupakan kawasan budidaya non kehutanan. 4.3 Kondisi Fisik 4.3.1 Topografi dan Kemiringan Lapangan Kondisi topografi areal IUPHHK PT. Salaki Summa Sejahtera diperoleh dari deliniasi Citra Radar (DEM SRTM) dengan skala 1:25.000. Konfigurasi
lapangan areal PT. Salaki Summa Sejahtera berbeda-beda. Persentase pada daerah datar dengan kemiringan lereng 0-8% sebesar 11% atau seluas 5.134 ha. Daerah landai dengan kemiringan lereng 8-15% sebesar 34% atau seluas 16.261 ha, daerah yang agak curam dengan kemiringan 15-25% sebesar 39% atau seluas 19.083 ha, daerah curam dengan kemiringan 25-40% sebesar 14% atau seluas 6.905 ha, dan daerah yang sangat curam dengan kemiringan >40% sebesar 2% atau seluas 1.037 ha. Ketinggian kawasan IUPHHK PT. Salaki Summa Sejahtera berada pada 50-340 mdpl. 4.3.2 Tanah dan Hidrologi Jenis tanah di areal IUPHHK PT. Salaki Summa Sejahtera diperoleh berdasarkan Peta Tanah Sistem Lahan/Kesesuian Lahan, lembar 0614 dan 0615, skala 1:250.000 Provinsi Sumatera Barat dari Pusat Penelitian Tanah dan Pengembangan Agroklimat, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, tahun 1987. Jenis tanah dalam kawasan hutan PT. Salaki Summa Sejahtera terdiri dari jenis tanah Podsolik merah kuning 37% atau seluas 18.056 ha, Latosol 32% atau seluas 15.290 ha, dan Aluvial 31% atau seluas 15.074 ha. Areal IUPHHK PT. Salaki Summa Sejahtera termasuk dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Sigep dan DAS Sikabaluan dengan beberapa Daerah Aliran Sungai yaitu DAS Sigep, Sikabaluan, Takungan, Tabekat, Kamumu, Pollainan, Togilitte, Tateku, Simabae dengan cabang-cabang anak sungainya. Sungai Sigep memiliki kedalaman 1-5 m dengan lebar sungai ±15 m. Sungai Sikabaluan ratarata kedalamannya 3 m dengan lebar ±20 m. Aliran sungai-sungai pada areal kerja IUPHHK PT. Salaki Summa Sejahtera mengalir sepanjang tahun. Alur-alur yang hanya mengalir pada musim hujan juga banyak dijumpai dikawasan tersebut. 4.3.3 Iklim Pulau Siberut terletak pada equatorial yang dikelilingi Samudera Hindia dengan kondisi udara yang selalu panas dan lembab. Kondisi iklim ini menyebabkan perubahan cuaca sangat dipengaruhi oleh sirkulasi musim tropis muson dan pengarahan konvergensi intertropis. Berdasarkan klasifikasi iklim menurut Schmidt dan Ferguson secara umum areal PT. Salaki Summa Sejahtera termasuk dalam iklim tipe A, yakni iklim tropis dengan curah hujan merata
sepanjang tahun. Data curah hujan diperoleh dari Stasiun Metereologi Sicincin, Padang Pariaman (data pengukuran Sikakap) memiliki 11,7 bulan basah dan 0,3 bulan kering dengan nilai Q = 2,65 dan IH (Intensitas Hujan) = 18,24 mm/hh dengan curah hujan rata-rata 386,21 mm/bulan dan curah hujan minimum yang terjadi pada bulan Juni (269,4 mm/bulan) maksimum pada bulan November (478,3 mm/bulan). Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 837/Kpts/Um/11/1980, intensitas hujan diatas termasuk ke dalam klasifikasi rendah dengan score 20. 4.3.4 Kondisi vegetasi Menurut perhitungan digitasi peta penutupan lahan yang bersumber dari Peta Citra Landsat TM +7 Band 542 Path 128 Row 61 liputan tanggal 12 Mei 2006 dan 5 Agustus 2005, serta hasil interpretasi ulang dari survai potensi IHMB yang dilakukan pada bulan November 2007 terutama pada daerah tertutup awan dengan memperkirakan adanya aksebilitas penebangan kayu di sepanjang Sungai Sigep maka kondisi penutupan lahan areal IUPHHK PT Salaki Summa Sejahtera yang total luasnya ±48.420 ha terdiri dari hutan primer seluas ±2.491 ha (5%), hutan bekas tebangan seluas ±42.823 ha (89%), dan non hutan 3.106 ha (6%) 4.3.5 Potensi Tegakan Pada PT. Salaki Summa Sejahtera kelas penutupan lahan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : kelas hutan primer, kelas hutan bekas tebangan, dan kelas bukan hutan. Pada kelas hutan primer, fungsi hutan produksi tetap memiliki luasan 1.244 ha dengan buffer zone Taman Nasional Siberut seluas 1.247 ha atau sekitar 5% dari luas total PT. Salaki Summa Sejahtera. Potensi rata-rata per hektar untuk seluruh jenis pohon, yaitu : kelas diameter ≥20-49 cm sebesar 302,26 m3/ha (263,21 batang/ha), kelas diameter ≥50-59 cm sebesar 182,91 m3/ha (38,74 batang/ha), dan untuk kelas diameter ≥60 cm sebesar 145,54 m3/ha (24,21 batang/ha). Kelas hutan bekas tebangan, fungsi hutan produksi tetap memiliki luasan 37.874 ha atau sekitar 89% dari luas total PT. Salaki Summa Sejahtera dengan buffer zone Taman Nasional Siberut seluas 1.949 ha. Potensi rata-rata per hektar untuk seluruh jenis pohon, yaitu : kelas diameter ≥20-49 cm sebesar 207,07 m3/ha
(260,79 batang/ha), kelas diameter ≥50-59 cm sebesar 87,03 m3/ha (20,08 batang/ha). Sementara untuk kelas bukan hutan, fungsi hutan produksi tetap memiliki luasan 3.063 ha dengan buffer zone Taman Nasional Siberut Mentawai seluas 43 ha atau sekitar 6% dari luas total PT. Salaki Summa Sejahtera. Pada umumnya penutupan lahan areal kerja PT. Salaki Summa Sejahtera didominasi oleh pohon-pohon jenis kayu Meranti. Selain Meranti, jenis yang banyak ditemukan, yaitu : Keruing, Katuka, Gut-gut, Ungra, Peiki, Alosit, Tumu, Polenggu dan Dalatkau. Dari sepuluh jenis seluruhnya termasuk ke dalam kayu komersil.
pohon yang dominan hampir