19
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Sejarah Gunung Walat Pembangunan Hutan Pendidikan Kehutanan berawal pada tahun 1959, ketika Fakultas Kehutanan IPB masih merupakan Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Indonesia. Tahun 1959 dibangun Hutan Percobaan di Darmaga seluas 50 ha, yang diikuti dengan pembangunan Kampus Kehutanan di Darmaga. Fakultas Kehutanan idealnya dikelilingi oleh hutan agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik, terutama dalam rangka lebih memahami model pengelolaan hutan lestari di lapangan. Hutan percobaan seluas 50 ha tersebut dirasakan kurang mencukupi, sehingga pada tahun 1960 mulai membangun Hutan Pendidikan di Pasir Madang, seluas 500 ha, setelah ditanam seluas 50 ha, lahan tersebut diambil alih oleh PT. Tjengkeh Indonesia. Tahun 1961 dilakukan penjajakan ke Pemerintah Daerah Jawa Barat untuk dapat mengelola kawasan hutan di Komplek Hutan Gunung Walat. Tahun 1963 berdiri Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, bersamaan dengan berdirinya Institut Pertanian Bogor sebagai wujud pengembangan pendidikan tinggi pertanian Universitas Indonesia menjadi Lembaga Pendidikan Tinggi Pertanian yang mandiri. Tahun 1967 dilakukan penjajakan kerjasama oleh IPB kepada Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Direktorat Jenderal Kehutanan, Departemen Pertanian untuk mengusahakan areal Gunung Walat menjadi Hutan Pendidikan. Hasil dari usaha tersebut pada tahun 1968 Komplek Hutan Pendidikan Gunung Walat mulai dibina oleh Fakultas Kehutanan IPB. Surat Keputusan Kepala Jawatan Kehutanan Daerah Tingkat I Jawa Barat No. 7041/IV/69 diterbitkan tanggal 14 Oktober 1969 yang menyatakan bahwa Komplek Hutan Gunung Walat seluas 359 ha ditunjuk sebagai Hutan Pendidikan yang pengelolaannya diserahkan kepada IPB. Tahun 1973 diterbitkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Kehutanan No. 291/DS/73 tertanggal 24 Januari 1973 tentang Pengelolaan Hutan Pendidikan Gunung Walat. Tertanggal 19 februari 1973 dilakukan penandatanganan Surat Perjanjian Pinjam Pakai Tanah Hutan Gunung Walat sebagai Hutan Pendidikan oleh Kepala Dinas Kehutanan
20
Jawa Barat dengan Rektor IPB. Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 008/Kpts/DII/73 maka kemudian IPB mendapat hak pakai atas Komplek Hutan Pendidikan Gunung Walat. Tahun 1992 Menteri Kehutanan menerbitkan Surat Keputusan No. 687/kpts-II/92 tentang penunjukan Komplek Hutan Gunung Walat di Daerah Tingkat II Sukabumi Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat seluas 359 ha menjadi Hutan Pendidikan. Menteri Kehutanan menerbitkan Surat Keputusan No. 188/Menhut-II/2005 tertanggal 8 Juli 2005, tentang penunjukan dan penetapan kawasan Hutan Produksi Terbatas Komplek Hutan Pendidikan Gunung Walat seluas 359 ha sebagai Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDK) untuk Hutan Pendidikan dan Latihan Gunung Walat Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor untuk jangka waktu 20 tahun. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor diberi hak pengelolaan penuh terhadap kawasan Hutan Pendidikan dan Latihan Gunung Walat. 4.2 Letak dan Posisi Geografis Hutan Pendidikan Gunung Walat terletak 2,4 km dari poros jalan SukabumiBogor (Desa Segog). Berjarak 46 km dari Simpang Ciawi dan 12 km dari Sukabumi. HPGW memiliki luas 359 ha, yang secara geografis terletak pada koordinat 6053’35” - 6055’10” LS dan 106047’50” - 106051’30” BT. Administrasi kehutanan areal HPGW termasuk BKPH Gede Barat, KPH Sukabumi, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat, sedangkan secara administrasi pemerintahan termasuk dalam wilayah Kecamatan Cicantayan dan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Desa-desa yang terletak dan berdekatan dengan HPGW adalah Desa Batununggal dan Sekarwangi (di Bagian Utara), Desa Cicantayan, Desa Cijati (di Bagian Timur), Desa Hegarmanah (di Bagian Selatan). Hutan Pendidikan Gunung Walat dibagi kedalam 3 blok, yaitu: blok Cikatomas (120 ha) terletak di bagian Timur, blok Cimenyan (125 ha) terletak dibagian Barat dan blok Tangkalak/Seseupan (114 ha) di bagian Tengah dan Selatan. 4.3 Jenis Tanah dan Topografi Berdasarkan peta tanah Gunung Walat skala 1:10.000 tahun 1981, jenis tanah Gunung Walat, yaitu: keluarga tropophumult tipik (latosol merah
21
kekuningan), tropodult (latosol coklat), dystropept tipik (podsolik merah kekuningan), dan troporpent lipik (latosol). Keadaan ini menunjukkan bahwa tanah di Hutan Gunung Walat bersifat heterogen. Tanah latosol merah kekuningan adalah jenis tanah yang terbanyak di daerah berbatu hanya terdapat tanah latosol dan di daerah lembah terdapat tanah podsolik. Hutan Pendidikan Gunung Walat terletak pada ketinggian 460 – 715 mdpl dengan topografi yang bervariasi dari landai sampai bergelombang. HPGW merupakan bagian dari pegunungan yang berderet dari Timur ke Barat. Bagian selatan merupakan daerah yang bergelombang mengikuti punggung-punggung bukit yang memanjang dan melandai dari Utara ke Selatan, di bagian tengah terdapat puncak dengan ketinggian 676 m di atas permukaan laut, sedangkan ke bagian Utara mempunyai topografi yang semakin curam. Punggung bukit kawasan ini terdapat dua patok triangulasi KN 2.212 (670 mdpl) dan KN 2.213 (720 mdpl). Kondisi topografi agak curam berkisar 15 – 25% sampai sangat curam (>40%). 4.4 Iklim dan Hidrologi Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson, daerah Gunung Walat mempunyai tipe iklim B (basah) dengan nilai Q = 14,3% - 33% dengan banyaknya curah hujan tahunan berkisar antara 1.600 – 4.400 mm (menurut data curah hujan Gunung Walat dari tahun 1980 hingga tahun 1992). Daerah Gunung Walat memiliki suhu minimum 190C untuk malam hari dan suhu maksimum pada siang hari 290C. Areal Hutan Pendidikan Gunung Walat beriklim basah yang dapat dikembangkan menjadi objek studi hutan tropika basah yang cukup representatif. HPGW merupakan sumber air bersih yang penting bagi masyarakat sekitarnya terutama di bagian Selatan yang memiliki sejumlah sungai kecil yang airnya sebagian besar mengalir sepanjang tahun, beberapa aliran sungai yang umumnya mengalir ke arah Selatan, yaitu: anak Sungai Cipeureu, Citangkalak, Cikabayan, Cikatomas, dan Legok Pusar. Kawasan HPGW termasuk ke dalam sistem pengelolaan DAS Cimandiri.
22
4.5 Geologi Kandungan batu alam di HPGW terdiri dari batuan sedimen vulkanik berwarna hijau semu abu-abu yang membentuk seri lapisan yang sangat tebal. Tebal setiap lapisan berkisar antara beberapa centimeter hingga kurang dari 35 cm. Gunung Walat terdiri dari lapisan tufa dasit yang pada horizon tertentu diselingi dengan batuan batuan tufa andesit yang merupakan bagian dari formasi breksi tua yang berumur Meosin. Keadaan Gunung Walat merupakan pulau Meosin di tengah-tengah formasi batuan vulkanik kuarter yang berasal dari Gunung Salak dan Gunung Gede. Gunung Walat dan sekitarnya dibangun oleh batuan sedimen tersier bawah (oligosen) yang disebut formasi Walat. Formasi Walat terutama disusun oleh batu pasir kuarsa yang berlapiskan silang konglomerat kerakal kuarsa lempung, lignit lapisan-lapisan arang tipis. Semakin ke atas ukuran butiran bertambah dan tersingkap di Gunung Walat (dekat Cibadak) serta daerah sekitarnya. Pasir dari formasi ini dapat digunakan untuk pembuatan gelas dan diperkiraan tebalnya antara 1.000 meter hingga 1.373 meter. 4.6 Keadaan Vegetasi Hutan Gunung Walat pada mulanya berupa lahan kosong, dan sejak tahun 1951 dilakukan penanaman dengan jenis tanaman Agathis loranthifolia. Tahun 1973 penutupan lahan telah mencapai 53%, dan pada tahun 1980 telah mencapai 100%. Tegakan HPGW terdiri dari Agathis loranthifolia, Pinus merkusii, Swietenia macrophylla, Dalbergia lantifolia, Schima Wallichii, Gliricidae sp., Altingia excelsa, Paraserianthes falcataria, Shorea sp., dan Acacia mangium. Tahun 2005 ditemukan 44 jenis tumbuhan potensial termasuk 2 jenis rotan dan 13 jenis bambu. Jumlah tumbuhan obat sebanyak 68 jenis. Potensi hutan tanaman berdasarkan hasil inventarisasi hutan tahun 2010 yang dilakukan oleh Universitas Gottingen (TIF) adalah sebanyak 11.381 m3 kayu Agathis loranthifolia (damar), kayu Pinus merkusii (pinus) 62.782 m3, kayu Schima wallichii (puspa) 5.943 m3, tanaman campuran (mix plantation) sebanyak 19.809 m3 dan hutan sekunder (secondary forest) sebanyak 826 m3. HPGW juga memiliki lebih dari 100 pohon plus damar, pinus, maesopsis/kayu afrika sebagai sumber benih dan bibit unggul.
23
4.7 Fauna Areal HPGW memilki beraneka ragam jenis satwa liar yang meliputi jenisjenis mamalia, reptilia, burung, dan ikan. Jenis mamalia yang ada yaitu babi hutan (Sus scrofa), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), kelinci liar (Nesolangus sp.), meong congkok (Felis bengalensis), tupai (Callociurus sp.). 4.8 Kondisi Umum Desa Hegarmanah 4.8.1 Letak dan batas Desa Hegarmanah memiliki luas 1.488,13 ha yang terletak di bagian selatan HPGW termasuk dalam wilayah Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, yang mengalami pemekaran wilayah. Secara geografis, Desa Hegarmanah terletak dalam koordinat 6,570 LS dan 106,410 BT. Adapun batas-batas Desa Hegarmanah adalah sebagai berikut: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Batununggal, Kecamatan Cibadak; 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Bojongkembar, Kecamatan Cikembar; 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Cicantayan dan Sukadamai, Kecamatan Cicantayan; 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sukamulya dan Desa Sekarwangi, Kecamatan Cikembar. 4.8.2 Kondisi fisk wilayah Topografi Desa Hegarmanah memiliki bentang alam yang bervariasi mulai datar sampai pegunungan, dengan presentase masing-masing yaitu dataran rendah 29,96%, berbukit 1,83%, dan dataran tinggi atau pegunungan 68,16%. Sebagian lahan desa berupa perbukitan dan pegunungan dengan luas 1,042,33 ha dan sisanya berupa dataran seluas 446 ha. Ketinggian tempat terletak pada 600 - 700 mdpl. 4.8.3 Tata Guna Lahan dan Struktur Pemilikan Lahan Fungsi utama lahan yang ada di Desa Hegarmanah adalah sebagai lahan pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Penggunaan lahan secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 2.
24
Tabel 2. Tata guna lahan di Desa Hegarmanah No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pola penggunaan lahan Fasilitas umum Pemukiman Pertanian/palawija Perkebunan rakyat Peternakan Perikanan Hutan Perkebunan swasta Persawahan Total
Luas (ha) 18,6 26 24 783,028 25 1,5 359 130 121 1488,13
Persentase (%) 1,25 1,75 1,61 52,62 1,68 0,1 24,12 8,74 8,13 100
Sumber : Potensi Desa Hegarmanah Tahun 2011
4.8.4 Kependudukan Jumlah penduduk Desa Hegarmanah sampai bulan Maret 2011 adalah 8.314 jiwa terdiri dari (49,89%) 4.148 jiwa laki-laki dan (50,1%) 4.215 jiwa perempuan dengan jumlah kepala keluarga (KK) 2479. 4.8.5 Mata Pencaharian Sebagian penduduk bermatapencaharian dibidang pertanian baik sebagai petani maupun sebagai buruh tani sebesar 33,71%. Ada juga yang bekerja sebagai pekerja, pedagang, pegawai negeri, pensiunan. Gambaran penduduk Desa Hegarmanah berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Distribusi matapencaharian penduduk Desa Hegarmanah No. Jenis matapencaharian 1 Pegawai negeri 2 Petani/buruh tani 3 Pekerja/karyawan 4 Pensiunan 5 Pedagang 6 Buruh 7 Usaha lain 8 Pelajar dan mahasiswa Total
Jumlah (orang) 24 1472 364 15 250 350 552 1340 4367
Persentase (%) 0,55 33,71 8,34 0,34 5,72 8,01 12,64 30,68 100
Sumber : Potensi Desa Hegarmanah Tahun 2011
4.8.6 Pendidikan Sarana pendidikan formal tingkat TK/PAUD berjumlah 15 unit, SD/MI 5 unit, SLTP/Sederajat 2 unit, SLTA/Sederajat 1 unit. Jumlah peserta didik sampai Maret 2011 dapat dilihat pada Tabel 4.
25
Tabel 4. Jumlah peserta didik di Desa Hegarmanah No. Jenis Jumlah (orang) 1 TK/PAUD 275 2 SD/MI 550 3 SLTP/sederajat 270 4 SLTA/sederajat 210 5 Perguruan tinggi 35 Total 1340
Persentase (%) 20,52 41,04 20,15 15,67 2,61 100
Sumber : Potensi Desa Hegarmanah Tahun 2011
4.9 Karakteristik Responden Karakteristik umum responden di Desa Hegarmanah berdasarkan survei terhadap 50 responden. Karakteristik umum
responden
ini dijelaskan dari
beberapa kriteria seperti yang dijelaskan di bawah ini. 4.9.1 Jenis kelamin responden Sebagian reponden yang masuk dalam survei adalah laki-laki yaitu berjumlah 27 orang (54%), sedangkan yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 23 orang (46%). Dominasi responden responden laki-laki karena pemimpin dan pengambil keputusan dalam sebuah keluarga pada umumnya adalah laki-laki sehingga dalam penelitian ini kepala keluarga (laki-laki) sangat berperan dalam pengambilan keputusan dalam menjawab pertanyaan yang dilakukan pada saat survei. Perbandingan persentase jenis kelamin responden disajikan pada Gambar 2.
Jenis Kelamin
46% 54%
Laki-laki Perempuan
Gambar 2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.
26
4.9.2 Tingkat usia Tingkat usia responden cukup bervariasi dengan distribusi usia antara 21 tahun sampai 83 tahun. Sebanyak 21 persen responden atau sebanyak 10 orang berada pada kisaran usia 21 - 29 tahun. Sebanyak 30 persen responden atau sebanyak 15 orang berusia 30 – 38 tahun. Perbandingan persentase tingkat usia responden dapat dilihat pada Gambar 3. Tingkat Usia 2% 2% 8%
21-29
20%
30-38
24%
39-47 48-56
30%
57-65
14%
66-74 75-83
Gambar 3. Karakteristik responden berdasarkan tingkat usia. 4.9.3 Status perkawinan Pada penelitian ini sebagian besar responden yaitu sebanyak 4 persen atau 2 orang memiliki status pernikahan belum menikah. Sedangkan sisanya, sebesar 96 persen responden sudah menikah. Perbandingan persentase status pernikahan responden Desa Hegarmanah ditampilkan pada Gambar 4. Status Perkawinan 4%
Sudah menikah Belum Menikah 96%
Gambar 4. Karakteristik responden berdasarkan status pernikahan.
27
4.9.4 Jumlah tanggungan Jumlah tanggungan yang dimaksudkan pada penelitian ini mencakup keluarga inti (anak dan istri/suami) serta tambahan tanggungan bukan keluarga inti yang tinggal di rumah responden maupun tidak tetapi kebutuhannya dibiayai responden. Persentase jumlah tanggungan responden disajikan pada Gambar 5. Jumlah Tanggungan 4%
4% 10% 1-2 orang
34%
3-4 orang 48%
5-6 orang 7-8 orang 9-10 orang
Gambar 5. Karakterisitik responden berdasarkan jumlah tanggungan.
4.9.5 Tingkat pendidikan formal terakhir Tingkat pendidikan terakhir responden bervariasi mulai dari tidak sekolah sampai ke jenjang perguruan tinggi. Sebanyak 5 orang (10%) responden tidak sekolah, sabanyak 31 orang responden (62%) menamatkan pendidikannya sampai Sekolah Dasar (SD), sejumlah 6 orang responden (12%) tamatan Sekolah Menengah Pertama (SMP), sejumlah 5 orang responden (10%) tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA), dan sejumlah 3 orang responden (6%) menamatkan pendidikannya sampai Perguruan Tinggi. Perbandingan persentase tingkat pendidikan terakhir responden dapat dilihat pada Gambar 6.
28
Tingkat Pendidikan 6% 10%
10%
Tidak Sekolah
12%
SD SMP 62%
SMA Perguruan Tinggi
Gambar 6. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan. 4.9.6 Jenis pekerjaan Jenis pekerjaan di Desa Hegarmanah bervariasi mulai dari Ibu Rumah Tangga (IRT), wirausaha, buruh, wiraswasta, pegawai negeri, dan petani. Perbandingan persentase jumlah responden pada setiap jenis pekerjaan dapat dilihat pada Gambar 7. Jenis Pekerjaan
2%
16%
28%
IRT Wirausaha
8%
Buruh 28%
18%
Wiraswasta PNS Petani
Gambar 7. Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan.
29
4.9.7 Rata-rata pendapatan Tingkat rata-rata pendapatan responden dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini. Tabel 5. Tingkat rata-rata pendapatan responden Rata-rata pendapatan Rp. 150.000 - Rp. 900.000 Rp. 900.001 - Rp. 1.600.000 Rp. 1.600.001 - Rp. 2.300.000 Rp. 2.300.001 - Rp. 3.000.000 Rp. 3.000.001 - Rp. 3.700.000 Rp. 3.700.001 - Rp. 4.400.000 Rp. 4.400.001 - Rp. 5.100.000 Total
Persentase (%) 68 20 4 2 2 2 2 100
Jumlah responden 34 10 2 1 1 1 1 50
Sumber: Data sekunder diolah (2011)
Berikut persentase rata-rata pendapatan rumah tangga responden di Desa Hegarmanah dapat dilihat pada Gambar 8.
4%
2% 2% 2% 2%
Tingkat Pendapatan Rp. 150.000 - Rp. 900.000 Rp. 900.001 - Rp. 1.600.000
20%
Rp. 1.600.001 - Rp. 2.300.000
68%
Rp. 2.300.001 - Rp. 3.000.000 Rp. 3.000.001 - Rp. 3.700.000 Rp. 3.700.001 - Rp. 4.400.000 Rp. 4.400.001 - Rp. 5.100.000
Gambar 8. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendapatan