23
BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya yang ada (Kadariah et al. 1999). Studi kelayakan proyek dilakukan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya suatu proyek (biasanya berupa proyek investasi) yang telah dilaksanakan (Husnan dan Suwarsono 2008). Pihak swasta menilai keberhasilan suatu proyek dilihat dari manfaat ekonomis dari investasi. Sedangkan lembaga non profit seperti pemerintah, menilai keberhasilan suatu proyek bukan hanya dilihat dari manfaat ekonomisnya saja melainkan manfaat lainnya seperti penyerapan tenaga kerja dari masyarakat. Komponen biaya dan manfaat diukur dalam menilai suatu proyek. Biaya dapat diartikan sebagai korbanan ekonomis yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan. Sedangkan manfaat merupakan segala sesuatu yang membantu maupun yang dapat menimbulkan kontribusi tercapainya suatu tujuan. Biaya dapat menimbulkan pengurangan terdapat manfaat yang diperoleh dari suatu proyek.
4.1.2
Aspek-Aspek Studi Kelayakan Usaha Husnan dan Suwarsono (2008) menyatakan bahwa belum ada
kesepakatan mengenai berbagai aspek yang perlu diteliti dalam studi kelayakan hingga saat ini. Aspek-aspek studi kelayakan proyek yang akan dikaji pada penelitian ini, antara lain aspek pasar, pemasaran, teknis dan teknologi, manajemen, sumber daya manusia, finansial, sosial, yuridis, dan aspek lingkungan hidup. 4.1.2.1 Aspek Pasar Pasar, menurut para ahli, merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli atau bertemunya kekuatan permintaan dan penawaran dari kedua pihak untuk membentuk suatu harga (Umar 2003). Pengertian pasar
24
jika dilihat dari sudut pandang pemasaran merupakan kumpulan pembeli aktual dan potensial dari sebuah produk yang melakukan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan atau keingingan yang sama (Kotler dan Armstrong 2004). Tjiptono (2008) menyatakan bahwa pasar adalah semua pelanggan potensial yang bersedia dan mampu melakukan proses pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan tertentu. Terdapat tiga faktor utama dalam pembentukan terjadinya pasar, yaitu orang yang memiliki kebutuhan dan keinginan, daya beli, dan perilaku dalam pembeliannya. Permintaan dan penawaran dilakukan oleh penjual dan pembeli ketika melakukan proses pertukaran produk. Umar (2003) menyatakan permintaan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan dan mampu dibeli oleh konsumen pada berbagai tingkat harga. Permintaan yang hanya dipengaruhi oleh kebutuhan disebut permintaan potensial dan permintaan yang disertai daya beli disebut permintaan efektif. Hukum permintaan menyatakan bahwa jika harga suatu barang meningkat maka jumlah barang yang diminta semakin berkurang dan jika harga suatu barang mengalami penurunan maka jumlah barang yang diminta akan semakin meningkat. Penawaran memiliki arti jumlah barang yang ditawarkan pada berbagai tingkat harga. Jika harga suatu barang meningkat maka produsen berusaha meningkatkan jumlah barang yang akan dijual. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran barang pada berbagai tingkat harga, di antaranya harga barang itu sendiri, harga barang lain, biaya produksi, tingkat teknologi, dan tujuan perusahaan. 4.1.2.2 Aspek Pemasaran Analisis mengenai segmen, target, posisi produk di pasar, dan bauran pemasaran dilakukan setelah pasar bagi rencana produk dipilih. Segmentasi pasar dilakukan dengan melihat keberagaman keinginan, kemampuan keuangan, lokasi, sikap pembelian, dan praktek pembelian dari banyaknya pembeli (Umar 2003). Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam segmentasi, di antaranya aspek geografis, demografis, psikografis, dan aspek perilaku. Target pasar menentukan jumlah segmen yang akan dicakup dan yang akan dilayani. Kemudian posisi yang akan
25
ditempati dalam segmen tersebut ditentukan dengan mengidentifikasi keunggulan kompetitif, memilih keunggulan kompetitif, serta mewujudkan dan mengkoomunikasikan posisi. Kotler dan
Armstrong
(2004) menyatakan
bahwa
bauran
pemasaran (marketing mix) merupakan kombinasi satu perangkat alat pemasaran perusahaan untuk mencapai tujuan. Bauran pemasaran adalah sebagai berikut: 1. Produk (Product) Produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi konsumen sehingga kebutuhan dan keinginan konsumen terpenuhi. Produk memiliki manfaat tangible dan intangible dengan mutu, ciri, dan desain tertentu (Tjiptono 2008). 2. Harga (Price) Harga merupakan sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan produk yang akan dibeli. Harga produk ditetapkan dalam proses tawar-menawar antara penjual dan pembeli atau ditetapkan oleh penjual untuk harga yang sama terhadap semua pembeli (Umar 2003). 3. Distribusi (Place) Perantara pemasaran produk yang umum digunakan oleh produsen, yaitu membangun saluran distribusi, sekelompok organisasi yang saling tergantung dalam proses penyediaan produk atau jasa bagi konsumen atau pengguna industrial (Umar 2003). 4. Promosi (Promotion) Promosi dilakukan dengan memberitahu masyarakat mengenai produk yang ditawarkan agar dikenal dan dibeli sehingga volume penjualan meningkat. Strategi bauran promosi yang umum digunakan, yaitu periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan penjualan perorangan.
26
4.1.2.3 Aspek Teknis dan Teknologi Evaluasi aspek teknis dan teknologis menurut Sutojo (2008), sebagai berikut: 1. Penentuan lokasi proyek, yaitu dimana suatu proyek akan didirikan, baik untuk pertimbangan lokasi dan lahan proyek. 2. Penentuan kapasitas produksi ekonomis yang merupakan volume satuan produk yang dihasilkan selama waktu tertentu. 3. Pemilihan teknologi yang tepat yang dipengaruhi oleh pengadaan tenaga kerja ahli, bahan baku dan bahan pembantu, kondisi alam, dan lainnya tergantung proyek yang akan didirikan. 4. Penentuan proses produksi yang akan dilakukan dan tata letak pabrik yang akan dipilih, termasuk tata letak bangunan dan fasilitas lain. 4.1.2.4 Aspek Manajemen Manajemen
merupakan
cara
pencapaian
tujuan
dengan
menggunakan sumber-sumber yang ada. Sumber-sumber ini berupa uang (modal), mesin dan peralatan, personil (tenaga kerja), dan material. Tujuan studi aspek ini adalah untuk mengetahui dapatkah pembangunan dan implementasi bisnis direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan sehingga rencana bisnis dapat dikatakan layak atau sebaliknya (Umar 2003). 4.1.2.5 Aspek Sumber Daya Manusia Studi aspek ini bertujuan untuk memperkirakan kelayakan pembangunan dan implementasi dilihat dari ketersediaan SDM (Umar 2003). Kajian dalam aspek ini, yaitu perencanaan SDM, analisis pekerjaan, rekuitmen, seleksi, orientasi, hingga pada pemutusan hubungan kerja. 4.1.2.6 Aspek Finansial Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam aspek keuangan menurut Husnan dan Suwarsono (2008), yaitu aktiva tetap, modal kerja, dan sumber dana untuk modal kerja dan investasi aktiva tetap. Aktiva tetap terbagi dua, yaitu aktiva tetap berwujud dan aktiva tetap tidak berwujud. Tanah dan pengembangan lokasi, bangunan dan perlengkapan, pabrik dan mesin serta aktiva lainnya termasuk dalam aktiva
27
tetap berwujud. Sedangkan biaya pendahuluan dan biaya sebelum operasi termasuk aktiva tetap tidak berwujud. Modal kerja terbagi dua, yaitu modal kerja bruto dan modal kerja netto. Modal kerja bruto menunjukkan semua investasi yang diperlukan untuk aktiva lancar yang terdiri dari kas, surat-surat berharga (kalau ada), piutang, persediaan, dan lainnya. Modal kerja netto adalah selisih antara aktiva lancar dengan utang jangka pendek. Aktiva lancar adalah aktiva yang hanya memerlukan waktu pendek untuk berubah menjadi kas, yaitu kurang dari satu tahun atau satu siklus produksi (Husnan dan Suwarsono 2008). Sumber dana untuk membiayai aktiva tetap dan modal kerja berasal dari milik sendiri, saham, obligasi, kredit bank, leasing, dan project finance. Kombinasi sumber dana yang dipilih, yaitu mempunyai biaya rendah dan tidak menimbulkan kesulitan likuiditas bagi proyek atau atau perusahaan yang mensponsori proyek tersebut selama jangka waktu pengembalian dan penggunaan dana. Evaluasi kriteria investasi dilakukan pada aspek finansial menggunakan Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C), Pay Back Period (PBP), dan analisis sensitivitas (Sutojo 2008). 4.1.2.7 Aspek Sosial Untuk melakukan analisis dalam studi kelayakan bisnis diperlukan informasi dari lingkungan luar perusahaan untuk mengetahui peluang dan ancaman bagi rencana bisnis serta mengetahui hal yang dapat disumbangkan oleh proyek bisnis bagi lingkungan luar setelah bisnis terealisasi (Umar 2003). Selain memperoleh keuntungan (benefit), perusahaan memiliki tanggung jawab sosial. Aspek sosial yang dikaji dalam analisis ini, yaitu perusahaan sebagai lembaga sosial, perubahan kondisi sosial yang kompleks, dan perusahaan dalam masyarakat yang pluralistik.
28
4.1.2.8 Aspek Yuridis Aspek ini menyangkut hukum yang mengatur tingkah laku badan usaha mengenai perizinan sebagai legalitas usaha. Menurut Umar (2003), studi ini dilakukan untuk menetahui rencana secara yuridis dapat dikatakan layak atau tidak. Jika rencana bisnis yang tidak layak tetap dilaksanakan maka bisnis akan beresiko besar akan dihentikan oleh pihak yang berwajib atau oleh protes masyarakat. Hal yang perlu dikaji dalam aspek ini, yaitu siapa pelaksana bisnis, bisnis apa yang akan dilaksanakan, waktu pelaksanaan bisnis, di mana bisnis dilaksanakan, serta peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. 4.1.2.9 Aspek Lingkungan Hidup Studi pada aspek ini bertujuan menentukan secara lingkungan hidup rencana bisnis ini diperkirakan dapat dilaksanakan secara layak atau sebaliknya. Hal yang berkaitan dengan aspek ini, yaitu mengenai peraturan dan perundangan AMDAL dan kegunaannya dalam kajian pendirian industri dan pelaksanaan proses pengelolan dampak lingkungan (Umar 2003). 4.1.3 Analisis Finansial Analisis finansial membatasi manfaat dan pengorbanan dari sudut pandang perusahaan (Husnan dan Suwarsono 2008). Kadariah et al. (1999) menyatakan bahwa analisis finansial menyangkut perbandingan antara pengeluaran uang dengan revenue earning proyek, apakah proyek tersebut akan terjamin dananya yang diperlukan, mampu membayar kembali dana tersebut, dan berkembang sedemikian rupa sehingga secara finansial dapat berdiri sendiri. 4.1.4 Kriteria Kelayakan Investasi Kriteria investasi yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut: 1. Net Present Value (NPV) atau nilai sekarang bersih merupakan analisis manfaat finansial untuk mengukur kelayakan suatu usaha dilihat dari nilai sekarang arus kas bersih yang akan diterima dibandingkan dengan nilai sekarang dari jumlah investasi yang dikeluarkan. Arus kas merupakan laba
29
bersih usaha ditambah penyusutan. Jumlah investasi adalah jumlah total dana yang dikeluarkan untuk membiayai pengadaan seluruh alat produksi yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha. Suatu proyek dikatakan layak bila nilai NPV lebih besar dari nol. 2. Internal Rate or Return (IRR), nilai discount rate yang membuat NPV dari proyek yang dijalankan sama dengan nol (Kadariah et al. 1999). Nilai ini dianggap sebagai tingkat keuntungan atas inventasi bersih dari proyek. Jika nilai IRR yang diperoleh lebih besar dari nilai rate return yang ditentukan maka investasi dapat diterima. 3. Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C), yaitu perbandingan antara jumlah PV yang positif (pembilang) dengan PV yang negatif (penyebut) (Kadariah et al. 1999). Hasil perhitungan nilai ini menunjukkan manfaat tambahan yang diterima dari setiap tambahan biaya yang dikeluarkan. Proyek dikatakan layak bila Net B/C bernilai lebih dari satu. 4. Payback Period, yaitu umur dimana pada tingkat diskonto tertentu manfaat bersih kumulatif sama dengan nol dan menunjukkan pada umur proyek berapa investasi dapat kembali (Umar 2003). 4.1.5 Analisis Sensitivitas Kadariah et al. (1999) menyatakan bahwa analisis sensitivitas merupakan suatu analisis untuk menguji secara sistematis hal yang akan terjadi pada kapasitas penerimaan suatu proyek apabila terjadi kejadian-kejadian yang berbeda dengan perkiraan yang dibuat dalam perencanaan. Tujuannya untuk melihat hal yang akan terjadi dengan analisis proyek jika terjadi kesalahan atau perubahan dalam dasar perhitungan biaya atau manfaat. Hal ini dilakukan karena analisis proyek didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung ketidakpastian mengenai hal yang akan terjadi di masa yang akan datang.
30
4.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Usaha Budidaya Ulat Sutera
Analisis Kelayakan
Aspek Internal :
Aspek Eksternal :
Aspek Teknis dan Teknologis
Aspek Pasar dan Pemasaran
Aspek Manajemen
Aspek Yuridis dan Sosial
Aspek Sumberdaya Manusia
Aspek Lingkungan Hidup
Aspek Internal & Eksternal
Analisis Finansial
Analisis Sensitivitas
Layak
Tidak Layak
Gambar 2 Kerangka pemikiran operasional.