59
BAB IV KEMAMPUAN PENGGUNAAN PENANDA KOHESI DALAM TEKS DESKRIPTIF BERBAHASA INGGRIS
Bagian ini membahas (1) penggunaan penanda kohesi dalam teks deskriptif berbahasa Inggris peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Denpasar tahun pelajaran 2014/ 2015 sebelum penerapan strategi tell and show, (2) penggunaan penanda kohesi dalam teks deskriptif berbahasa Inggris peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Denpasar tahun pelajaran 2014/ 2015 setelah penerapan strategi tell and show, dan (3) pengaruh penerapan strategi tell and show terhadap penggunaan penanda kohesi dalam teks deskriptif berbahasa Inggris peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Denpasar tahun pelajaran 2014/ 2015. Berikut ini pemaparan singkat terkait dengan rumusan permasalahan di atas.
4.1 Penggunaan Penanda Kohesi dalam Teks Deskriptif Berbahasa Inggris Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 1 Denpasar Tahun Pelajaran 2014/ 2015 sebelum Penerapan Strategi Tell And Show Pada bagian ini analisis teks deskriptif para peserta didik dibagi menjadi dua bagian, yaitu secara kuantitatif dan kualitatif.
4.1.1 Analisis Kuantitatif pada Pre-Test Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menentukan dua kelas yang dipilih dengan melihat jumlah peserta didik di setiap kelas. Setelah itu
59
60
dilakukan pengkajian terhadap nilai rerata peserta didik sebelumnya. Hal itu dilakukan agar didapatkan dua kelas yang memiliki kesamaan dalam belajar, khususnya dalam menulis sebuah teks. Setelah kedua proses ini dilakukan maka ditentukan bahwa kelas yang dijadikan fokus penelitian ini adalah kelas VIII C dan VIII E. Setelah ditentukan dua kelas tersebut, pre-test dilaksanakan pada 4 Februari 2015. Dalam pelaksanaan pre-test ini, para peserta didik di kedua kelas tersebut diminta untuk mendeskripsikan seekor panda. Berikut ini adalah hasil pre-test kelas VIII C dan VIII E.
4.1.1.1 Analisis Kuantitatif pada Pre-Test di Kelas VIII C Berikut ini adalah perincian hasil pre-test peserta didik dalam menulis teks deskriptif.
Kode VIIIC01 VIIIC02 VIIIC03 VIIIC04 VIIIC05 VIIIC06 VIIIC07 VIIIC08 VIIIC09 VIIIC10 VIIIC11 VIIIC12 VIIIC13 VIIIC14 VIIIC15
Tabel 4.1 Hasil Pre-Test Peserta Didik Kelas VIII C Aspek Tanda Tata Kata Ejaan Ide Baca Bahasa Ganti 5 5 12 13 10 5 5 15 15 6 4 5 9 12 6 5 5 12 14 8 5 5 11 13 9 3 5 11 15 8 5 5 14 15 8 4 5 11 13 9 5 5 16 10 6 5 5 8 10 9 5 5 10 13 10 5 5 15 15 8 4 5 8 10 6 5 5 8 11 8 5 5 12 13 8
Total 75.00 76.67 60.00 73.33 71.67 70.00 78.33 70.00 70.00 61.67 71.67 80.00 55.00 61.67 71.67
61
VIIIC16 VIIIC17 VIIIC18 VIIIC19 VIIIC20 VIIIC21 VIIIC22 VIIIC23 VIIIC24 VIIIC25 VIIIC26 VIIIC27 VIIIC28 VIIIC29 VIIIC30 VIIIC31 VIIIC32 VIIIC33 VIIIC34 VIIIC35 VIIIC36
4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5
5 14 5 11 5 18 5 14 5 8 5 9 5 12 5 13 5 12 5 14 5 10 5 17 5 10 5 17 5 14 5 8 5 10 5 11 5 11 5 9 4 14 NILAI RERATA
12 12 16 15 9 6 13 14 13 14 11 18 13 9 14 11 12 13 12 11 10
10 8 8 8 6 6 6 7 9 8 6 10 4 9 6 10 9 4 8 9 10
75.00 68.33 86.67 78.33 53.33 50.00 66.67 73.33 73.33 76.67 61.67 91.67 61.67 75.00 71.67 65.00 68.33 63.33 68.33 65.00 71.67 69.77
Berdasarkan tabel 4.1, diketahui bahwa nilai tertinggi peserta didik dalam menulis teks deskriptif adalah 91.67. Selanjutnya terdapat dua peserta didik yang memperoleh nilai masing-masing adalah 86.67 dan 80.00. Berikut ini disajikan pula sebaran nilai yang diperoleh peserta didik di kelas VIII C.
62
20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
18
12
1 ≥ 90.00
3
2 ≥ 80.00
≥ 70.00
≥ 60.00
≥ 50.00
Diagram 4.1 Sebaran Nilai Peserta Didik di Kelas VIII C
Dari diagram 4.1 di atas, diketahui bahwa mayoritas peserta didik di kelas VIII C memperoleh nilai antara 70.00 hingga 79.99, yaitu delapan belas peserta didik. Selanjutnya, dua belas peserta didik memperoleh nilai kurang dari 70.00 dan peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari 60.00 sebanyak tiga orang. Dengan kata lain, tabel 4.1 dan diagram 4.1 di atas menunjukkan bahwa hanya terdapat tiga peserta didik atau 8.33% dari 36 peserta didik di kelas VIII C yang mampu memenuhi KKM (80.00, ditetapkan oleh MGMP Bahasa Inggris), sedangkan 33 atau 91.67% peserta didik lainnya belum. Dalam upaya mengidentifikasi permasalahan terkait dengan lima aspek penilaian menulis yang digunakan, dipaparkan juga nilai rerata setiap aspek penilaian tersebut yang diperoleh dari hasil pre-test para peserta didik di kelas VIII C. Adapun hasil yang dimaksud adalah sebagai berikut.
63
Tabel 4.2 Nilai Rerata Setiap Aspek Penilaian di Kelas VIII C pada Pre-Test Persentase Aspek Nilai Maksimal Rerata kelas Capaian Tanda baca 5 4.72 94.44% Ejaan 5 4.97 99.44% Tata bahasa 20 11.89 59.44% Ide 20 12.50 62.50% Kata ganti 10 7.78 77.78%
No. 1. 2. 3. 4. 5.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa permasalahan utama yang dihadapi oleh peserta didik dalam menulis teks deskriptif adalah bagaimana menggunakan tata bahasa yang benar. Hal ini ditunjukkan dengan persentase capaian pada aspek tersebut yang hanya 59.44%. Permasalahan peserta didik juga ada pada proses penyusunan dan pengembangan ide (62.50%). Selanjutnya, penggunaaan penanda kohesi yang ditunjukkan dengan pemakaian kata ganti juga menjadi kendala (77.78%), terutama pada saat peserta didik menyusun dan mengembangkan ide dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa urutan permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik dalam menulis teks deskriptif adalah (1) tata bahasa, (2) ide, (3) kata ganti, (4) tanda baca, dan (5) ejaan.
4.1.1.2 Analisis Kuantitatif pada Pre-Test di Kelas VIII E Pre-test juga dilaksanakan di kelas VIII E yang peserta didiknya berjumlah 36 orang. Setelah dilakukan penilaian, ditemukan permasalahan-permasalahan yang ditemukan tidak jauh berbeda dengan apa yang ditemukan di kelas VIII C. Berikut adalah hasil pre-test peserta didik di kelas VIII E.
64
Kode VIIIE01 VIIIE02 VIIIE03 VIIIE04 VIIIE05 VIIIE06 VIIIE07 VIIIE08 VIIIE09 VIIIE10 VIIIE11 VIIIE12 VIIIE13 VIIIE14 VIIIE15 VIIIE16 VIIIE17 VIIIE18 VIIIE19 VIIIE20 VIIIE21 VIIIE22 VIIIE23 VIIIE24 VIIIE25 VIIIE26 VIIIE27 VIIIE28 VIIIE29 VIIIE30 VIIIE31 VIIIE32 VIIIE33
Tabel 4.3 Hasil Pre-Test Peserta Didik Kelas VIII E Aspek Tanda Tata Kata Ejaan Ide Baca Bahasa Ganti 2 5 9 11 6 5 5 16 15 7 5 5 11 13 7 4 5 9 10 8 5 5 14 14 7 5 5 10 12 7 5 5 14 14 6 5 5 9 12 7 5 4 12 13 6 5 5 10 10 6 5 4 10 11 6 5 5 17 16 6 5 5 12 14 6 5 5 14 15 8 5 5 17 16 7 5 5 13 14 6 5 4 9 11 7 5 4 12 14 9 5 5 18 16 7 5 5 9 11 7 5 5 12 13 7 5 5 18 16 7 5 5 13 15 8 4 5 9 11 7 5 5 9 11 7 5 5 9 11 9 5 5 12 14 7 5 5 14 13 9 4 5 10 12 10 4 5 9 10 6 5 5 15 15 6 5 5 14 14 9 5 5 14 13 9
Total 55.00 80.00 68.33 60.00 75.00 65.00 73.33 63.33 66.67 60.00 60.00 81.67 70.00 78.33 83.33 71.67 60.00 73.33 85.00 61.67 70.00 85.00 76.67 60.00 61.67 65.00 71.67 76.67 68.33 56.67 76.67 78.33 76.67
65
VIIIE34 VIIIE35 VIIIE36
4 5 5
5 12 5 9 5 11 NILAI RERATA
13 12 12
7 7 7
68.33 63.33 66.67 69.81
Berdasarkan tabel 4.3, diketahui bahwa peserta didik yang meraih nilai tertinggi adalah peserta didik VIIIE19 dan VIIIE22, yaitu sama-sama mendapatkan nilai 85.00. Selanjutnya, terdapat tiga peserta didik yang meraih nilai berturut-turut 83.33, 81.67, dan 80.00. Berikut ini disajikan pula sebaran nilai yang diperoleh peserta didik di kelas VIII E.
18
16
16 13
14 12 10 8 5
6 4 2
2 0
0 ≥ 90.00
≥ 80.00
≥ 70.00
≥ 60.00
≥ 50.00
Diagram 4.2 Sebaran Nilai Peserta Didik di Kelas VIII E Diagram 4.2 di atas menunjukkan bahwa terdapat enam belas peserta didik mendapatkan nilai antara 60.00 hingga 69.99. Selanjutnya, tiga belas peserta didik mendapatkan nilai 70.00 hingga 79.99 dari teks deskriptif yang telah ditulis, sedangkan dua peserta didik memperoleh nilai di bawah 60.00. Berdasarkan tabel 4.3 dan diagram 4.2, dapat disimpulkan bahwa hanya terdapat lima peserta didik (13.89%) kelas VIII E yang mampu memperoleh nilai sama dengan atau melebihi
66
KKM, sedangkan 31 peserta didik lainnya atau 86.11% belum mampu memenuhi persyaratan ‘belajar tuntas.’ Di samping menampilkan nilai-nilai dan sebaran nilai di kelas VIII E melalui tabel dan diagram sebelumnya, juga dijabarkan nilai rerata kelima aspek penilaian pada
pre-test
untuk
mempermudah
pengidentifikasian
permasalahan-
permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik dalam menulis teks deskriptif. Adapun nilai yang dimaksud adalah seperti di bawah ini.
No. 1. 2. 3. 4. 5.
Tabel 4.4 Nilai Rerata Setiap Aspek Penilaian di Kelas VIII E pada Pre-Test Persentase Aspek Nilai Maksimal Rerata kelas Capaian Tanda baca 5 4.78 95.56% Ejaan 5 4.89 97.78% Tata bahasa 20 12.08 60.42.% Ide 20 12.97 64.86% Kata ganti 10 7.17 71.67%
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, diketahui bahwa permasalahan utama yang dihadapi oleh peserta didik di kelas VIII E dalam menulis teks deskriptif adalah bagaimana menggunakan tata bahasa yang benar. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelas, baik kelas VIII C maupun VIII E, memiliki permasalahan utama yang sama, yaitu penggunaan tata bahasa (60.42%). Permasalahan kedua yang dihadapi oleh peserta didik di kelas VIII E adalah pada proses penyusunan dan pengembangan ide (64.86%). Hal ini membuktikan bahwa peserta didik belum mendapatkan pengajaran yang dapat membantu dalam menentukan hal-hal apa saja yang relevan dan dapat membantu dalam membuat sebuah teks deskriptif.
67
Selain itu, para peserta didik di kelas ini juga mengalami kendala dalam menentukan kata ganti yang mengindikasikan adanya penggunaan penanda kohesi (71.67%).
Hal ini tentu saja dapat memengaruhi kekoherensian sebuah teks
deskriptif, terutama pada tataran kalimat hingga wacana. Simpulannya adalah permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik di kelas VIII E dalam menulis teks deskriptif bertutut-turut, adalah (1) tata bahasa, (2) ide, (3) kata ganti, (4) tanda baca, dan (5) ejaan. Berdasarkan penyajian tabel, diagram batang, dan penjelasan di atas, maka dapat diketahui bahwa nilai rerata peserta didik antara kelas VIII C dan VIII E tidak jauh berbeda atau serupa. Seperti yang terdapat dalam tabel 4.1 dan 4.3, nilai rerata kelas VIII C adalah 69.77, sedangkan untuk kelas VIII E adalah 69.81. Selanjutnya, berdasarkan nilai rerata kelima aspek penilaian, terdapat permasalahan-permasalahan yang sama, baik peserta didik di kelas VIII C maupun kelas VIII E. Permasalahan-permasalahan tersebut, yaitu penggunaan tata bahasa yang benar, penyusunan dan pengembangan ide yang hendaknya disampaikan, penggunaan kata ganti yang tepat, serta penulisan setaip kata dan tanda baca yang digunakan. Sebelum menentukan kelas mana yang menjadi experimental group ataupun control group, berikut ini dijelaskan analisis secara kualitatif beberapa teks deskriptif peserta didik di kelas VIII C dan VIII E untuk mendukung data kuantitatif yang telah ditampilkan sebelumnya.
68
4.1.2 Analisis Kualitatif pada Pre-Test Dalam menganalisis kemampuan peserta didik menulis teks deskriptif, khususnya penggunaan penanda kohesi, tiga sampel dari tiap-tiap kelas baik, kelas VIII C maupun kelas VIII E, dipaparkan seperti berikut ini.
4.1.2.1 Analisis Kualitatif pada Pre-Test di Kelas VIII C Pada bagian ini tiga teks deskriptif yang dibuat oleh peserta didik digunakan sebagai sampel dari kelas VIII C. Berikut ini disajikan teks dari tiga peserta didik tersebut.
1) Teks Deskriptif yang Disusun oleh Peserta Didik VIIIC05 Teks deskriptif pertama yang digunakan sebagai sampel adalah teks yang disusun oleh peserta didik VIIIC05. Berikut ini ditampilkan teks deskriptif peserta didik tersebut.
Teks Deskriptif oleh VIIIC05 Panda Panda is a mamal animal who come from China. Panda has an interesting body. Panda is a herbivore animal because it usually eat young bamboos. Panda is a lazy animal because it always eat and sleep along a day. The body colour of Panda make it look interesting. Panda has a white and black fur. The fur is very thick, that can make it feel warm in the low temperature. Panda has a big body. Its tall can reach until 200-400 centimeters. It very tall if you compare it with the other animals in the world. It has a weight from 150 until 200 kilograms. Can you imagine? It only eat the young bamboos but it can reach a very weight. However, it has a big body, it also can climbs the tree for take its foods. It’s a good ability. Panda can swim under the water. It also play with her friends. It is a rare animal. The governments keep it. We must keep they too. Because they are a good animals.
69
Jika dilihat secara umum, terdapat beberapa kesalahan yang ditemukan di dalam teks deskriptif yang ditulis oleh peserta didik VIIIC05, Berikut ini adalah pemaparan
lebih
terperinci
terkait
dengan
kesalahan-kesalahan
tersebut
berdasarkan lima aspek penilaian yang digunakan.
(1) Tanda baca Tanda baca merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan di dalam menulis sebuah teks oleh peserta didik. Jika terdapat kesalahan tanda baca di dalam sebuah teks, seorang pembaca dapat mengalami kesulitan untuk memahami teks tersebut. Berdasarkan teks deskriptif yang ditulis oleh peserta didik VIIIC05, ditemukan dua kesalahan penggunaan tanda baca yang dijabarkan seperti berikut ini. a)
The fur is very thick, that can make it feel warm in the low temperature. (Kalimat 3, Paragraf 2) Pada kalimat ini terdapat kesalahan penggunaan tanda baca koma (,) setelah
kata thick yang diikuti oleh pronoun ‘that’. Dalam hal ini, penggunaan pronoun ‘that’ seharusnya tidak disertai oleh tanda baca koma (,) sebelumnya. Selain itu, that berfungsi sebagai konjungsi yang menghubungkan anak kalimat dan induk kalimat. Konjungsi tersebut adalah konjungsi yang berfungsi sebagai penjelas. Oleh karena itu, kalimat tersebut hendaknya ditulis seperti ‘The fur is very thick that can make it feel warm in the low temperature’.
70
b) The body colour of Panda …. (Kalimat 1, Paragraf 2) Kesalahan lainnya terkait dengan penggunaan tanda baca, khususnya huruf kapital, juga terdapat pada kalimat di atas. Dalam menulis kata ‘Panda’, peserta didik seharusnya tidak menggunakan huruf kapital karena berdasarkan modul dari Universitas Lincoln (2013:4) yang berjudul Punctuation Basics, salah satu aturan dalam menggunakan huruf kapital adalah ketika kata tersebut menunjukkan a proper noun, seperti nama seseorang atau nama tempat tertentu.
(2) Ejaan Dalam menulis sebuah teks, seseorang juga perlu memperhatikan ejaan setiap kata, terutama menulis sebuah teks dalam bahasa asing, khususnya bahasa Inggris. Jika terdapat kesalahan dalam ejaan, maka kata tersebut dapat menimbulkan makna yang berbeda dan dapat pula tidak memiliki makna sama sekali. Terkait dengan hal tersebut, ditemukan sebuah kesalahan ejaan dalam teks deskriptif peserta didik VIIIC05, yaitu seperti berikut. ‘Panda is a mamal animal who come from China.’ (Kalimat 1, Paragraf 1) Dalam kalimat tersebut peserta didik bermaksud untuk menggunakan sebuah kata yang merepresentasikan bahwa panda adalah seekor binatang menyusui. Oleh karena itu, peserta didik bermaksud menulis kata mammal yang terkait dengan ciri binatang tersebut.
(3) Tata Bahasa Tata bahasa merupakan elemen penting dalam menulis sebuah teks, khususnya dalam bahasa Inggris. Kesalahan dalam menggunakan tata bahasa
71
dapat memengaruhi kekoherensian dalam sebuah teks dan membuat ide yang ingin disampaikan menjadi kurang jelas. Dalam teks deskriptif tata bahasa yang digunakan adalah simple present tense dan tidak jarang seseorang juga menggunakan passive sentence. Simple present tense digunakan dalam sebuah teks deskriptif karena teks deskriptif umumnya berisikan fakta-fakta. Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap teks deskriptif yang disusun oleh peserta didik VIIIC05, terdapat beberapa kesalahan yang ditemukan dari 22 kalimat yang ditulis oleh peserta didik tersebut. Kesalahan-kesalahan dalam teks deskriptif peserta didik VIIIC05 ditampilkan dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.5 Kesalahan Tata Bahasa yang Ditemukan dalam Teks Deskriptif Peserta Didik VIIIC05 No. Kesalahan Perbaikan Keterangan Panda is a mamal animal Panda is a mammal that Kalimat 1, 1. who come from China. comes from China Paragraf 1
2.
3.
4. 5. 6.
Panda is a herbivore animal because it usually eat young bamboos.
Panda is a herbivore because it usually eats young bamboos.
Kalimat 3, Paragraf 1
Panda is a lazy animal because it always eat and sleep along a day.
Panda is a lazy animal because it always eats and sleeps all day long.
Kalimat 4, Paragraf 1
The body colour of Panda make it look interesting. Its tall can reach until 200400 centimeters. It very tall if you compare it with the other animals in the world.
The fur colour of a panda makes it look interesting. It can grow up to 400cm.
Kalimat 1, Paragraf 2 Kalimat 2, Paragraf 3 Kalimat 3, Paragraf 3
It is very tall if you compare it with other animals in the world.
72
7.
8. 9. 10.
It only eat the young bamboos but it can reach a very weight. However, it has a big body, it also can climbs the tree for take its foods. It also play with her friends. We must keep they too. Because they are a good animals.
It only eats young bamboos but it can be very heavy. However, it has a big body, it can also climb the tree to take its food. It also plays with its friends. We must keep them too because they are good animals.
Kalimat 6, Paragraf 3 Kalimat 1, Paragraf 4 Kalimat 4, Paragraf 4 Kalimat 3, Paragraf 5
Pertama, peserta didik melakukan kesalahan dalam menggunakan pronoun ‘who’ dan kata kerja ‘come’. Pronoun ‘who’ digunakan untuk menunjukkan atau mewakili orang yang telah disebutkan sebelumnya. Dalam hal ini panda adalah seekor binatang, sehingga, pronoun yang seharusnya digunakan adalah that. Selain itu, terkait dengan penggunaan simple present tense, peserta didik VIIIC05 juga melakukan kesalahan ketika menggunakan kata kerja ‘come’. Dalam kalimat tersebut, seharusnya digunakan kata kerja ‘comes’ karena kalimat tersebut mengacu pada seekor panda. Selanjutnya, penggunaan kata ‘animal’ pada kalimat tersebut kurang tepat karena kata ‘mammal’ sudah memiliki arti ‘jenis binatang yang betinanya melahirkan dan menyusui bayinya. Kesalahan kedua dalam menggunakan simple present tense terdapat pada kalimat ‘Panda is a herbivore animal because it usually eat young bamboos’. Kata kerja ‘eat’ pada kalimat tersebut seharusnya ‘eats’ karena kata ganti subjek yang digunakan sebelumnya adalah ‘it’ yang menyatakan seekor binatang (panda). Seperti yang ditemukan pada kesalahan pertama, kata ‘animal’ seharusnya tidak digunakan karena kata ‘herbivore’ sebelumnya sudah
73
menyatakan ‘binatang pemakan tumbuh-tumbuhan’. Kesalahan serupa juga ditemukan pada kalimat ‘Panda is a lazy animal because it always eat and sleep along a day’. Kata kerja yang digunakan agar sesuai dengan simple present tense, artinya penulis seharusnya menggunakan ‘eats’. Selain itu, kata kerja ‘sleep’ juga seharusnya diganti dengan ‘sleeps’ karena kata kerja tersebut masih mengacu pada kata ganti subjek ‘it’ (Seligson, 2012:100--102). Di sisi lain, peserta didik juga seharusnya menulis ‘…. and sleep all day long’. Selanjutnya, terdapat juga kesalahan penggunaan kata kerja pada kalimat ‘The body colour of Panda make it look interesting’. Kata kerja ‘make’ seharusnya adalah ‘makes’ karena kalimat tersebut mengacu pada subjek tunggal ‘warna tubuh seekor panda’. Kesalahan lainnya ditemukan pada kalimat ‘Its tall can reach until 200-400 centimeters’ yang akan menjadi lebih baik jika peserta didik menulis kalimat ‘It can grow up to 400cm’. Kesalahan penggunaan kata kerja juga ditemukan pada kalimat ‘It only eat the young bamboos but it can reach a very weight’ yang seharusnya digunakan ‘It only eats ….’. Di sisi lain, kesalahan juga ditemukan ketika peserta didik menggunakan modal verb ‘can’ yang seharusnya diikuti oleh infinitive pada kalimat ‘…. it also can climbs…’. Dalam kalimat ini, peserta didik seharusnya menggunakan kata ‘climb’. Selanjutnya, kesalahan serupa ditemukan kembali pada kalimat ‘It also play with her friend’. Kata kerja ‘play’ seharusnya ‘plays’ karena kalimat tersebut menunjukkan seekor panda dengan menggunakan kata ganti subjek ‘it’. Kesalahan ini terjadi karena peserta didik masih dipengaruhi oleh bahasa
74
Indonesia yang tidak mengenal adanya persesuaian verba seperti pada bahasa Inggris, khususnya pada simple present tense. Kesalahan terakhir ditemukan ketika peserta didik seharusnya menyatukan kalimat ‘We must keep they too’ dan ‘Because they are a good animals’. Selain itu, determiner ‘a’ yang digunakan untuk menyatakan ‘sebuah’ juga tidak tepat karena sebelumnya kata ganti untuk subjek yang digunakan adalah ‘they’ yang mengindikasikan jumlah subjek lebih dari satu atau jamak.
(4) Ide Ide dalam sebuah teks deskriptif sangat dipengaruhi oleh struktur teks, penggunaan tata bahasa, dan kata ganti. Ide juga tidak lepas dari koherensi teks tersebut. Dari teks deskriptif yang ditulis oleh peserta didik VIIIC05, dapat dilihat bahwa struktur teksnya kurang baik karena tidak dilihat yang mana bagian identification dan description. Selain itu, paragraf 2, 3, 4, dan 5 dapat dijadikan sebuah paragraf (description) karena ide-ide yang dituangkan di dalamnya memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya. Penggunaan tata bahasa dijadikan tolok ukur untuk mengetahui ide atau keutuhan teks deskriptif peserta didik VIIIC05 dapat dikategorikan. Faktanya adalah persentase kesalahan dalam menggunakan simple present tense oleh peserta didik VIIIC05 adalah 45.46%. Hal ini mengindikasikan bahwa ide yang disampaikan melalui teks deskriptif cukup baik. Selanjutnya, ide dalam sebuah teks deskriptif juga dipengaruhi oleh faktafakta yang digunakan. Berdasarkan World Wide Fund For Nature (2015),
75
diketahui bahwa tinggi seekor panda dapat mencapai 150 cm, sedangkan peserta didik menuliskan kalimat ‘Its tall can reach until 200-400 centimeters’. Hal ini tentu saja memengaruhi kekoherensian teks deskriptif terutama pada tataran kalimat. Berdasarkan relevansi yang ditampilkan, peserta didik VIIIC05 sudah cukup baik dalam menerangkan aspek-aspek yang terkait dengan panda. Akan tetapi peserta didik kurang memberikan gambaran fisik seekor panda secara lebih terperinci.
(5) Kata Ganti Penggunaan kata ganti dalam sebuah teks sangat erat terkait dengan penggunaan penanda kohesi. Dalam teks deskriptif peserta didik VIIIC05 terdapat beberapa kesalahan penggunaan penanda kohesi yang terkait dengan referensi (kata ganti). a)
It also play with her friend. (Kalimat 4, Paragraf 4) Dalam kalimat ini, penggunaan kata ganti yang menyatakan kepemilikan
‘her’ kurang tepat karena kata ganti yang digunakan sebelumnya adalah ‘it’. Kata ganti kepemilikan ‘her’ digunakan untuk menyatakan pemiliknya seorang perempuan, sedangkan konteks kalimat ini adalah seekor panda (it) yang merupakan seekor binatang. Oleh karena itu, kalimat tersebut seharusnya menjadi ‘It also plays with its friends’. b) It is a rare animal. The goverments keep it. We must keep they too. (Paragraf 5) Pada kalimat di atas kata ganti yang menyatakan objek ‘it’ mengacu pada seekor panda. Akan tetapi, di sini peserta didik melakukan kesalahan dengan
76
menggunakan kata ganti ‘they’ yang sebenarnya menyatakan sebuah subjek dalam kalimat. Dalam hal ini peserta didik seharusnya menggunakan ‘it’ yang juga dapat berfungsi sebagai kata ganti untuk objek tunggal.
2) Teks Deskriptif yang Disusun oleh Peserta Didik VIIIC14 Teks deskriptif kedua yang dipilih menjadi sampel dalam penelitian ini adalah teks deskriptif peserta didik VIIIC14. Berikut ini adalah teks deskriptif peserta didik tersebut.
Teks Deskriptif oleh VIIIC14 Panda Panda is a animal. Panda from the China and they live in the judge. Panda is the famous animal in the world. The favourite food of panda is bamboo. And that make panda is the famous animal. If we disturb, the panda will be a wild animal. Panda eat bamboo in everyday life. And they be a famous animal because they very cute. and panda has a unique color in they body. Such as black and white. Panda has a big body.
(1) Tanda baca Dalam teks deskriptif yang disusun oleh peserta didik VIIIC14, terdapat sebuah kesalahan seperti berikut ini. ‘…. . Such as black and white.’ (Paragraf 2) Pada kalimat di atas seharusnya peserta didik tidak menggunakan tanda titik (.) sebelum such as. Berdasarkan modul yang disusun oleh Universitas Lincoln (2013:5), tanda titik (.) digunakan untuk mengakhiri sebuah kalimat atau diletakkan di akhir sebuah kalimat, sedangkan such as tidak dapat digunakan
77
untuk mengawali sebuah kalimat baru karena such as digunakan untuk menghubungkan antara kalimat sebelumnya dan contoh-contoh yang terkait. Oleh karena itu, tanda titik (.) hendaknya dihilangkan agar kata such as dapat digabungkan dengan kalimat sebelumnya.
(2) Ejaan Berdasarkan teks yang diperoleh dari peserta didik VIIIC14, terdapat sebuah kesalahan ejaan sebuah kata pada kalimat di bawah ini. ‘Panda from the China and they live in the judge.’ (Kalimat 2, Paragraf 1) Hal ini dikategorikan sebagai kesalahan ejaan karena peserta didik bermaksud untuk menulis kata’jungle’ yang merupakan habitat seekor panda. Di sisi lain, kata judge memang memiliki arti, yaitu ‘hakim’, tetapi kata tersebut tidak memiliki keterkaitan dengan konteks kalimat yang digunakan.
(3) Tata Bahasa Setelah melakukan proses analisis dan identifikasi terkait dengan tata bahasa yang digunakan dalam teks deskriptif peserta didik VIIIC14, terdapat beberapa kesalahan yang ditampilkan pada tabel berikut ini.
Tabel 4.6 Kesalahan Tata Bahasa yang ditemukan dalam Teks Deskriptif Peserta Didik VIIIC14 No. Kesalahan Perbaikan Keterangan Panda is a animal. Panda is an animal. Kalimat 1, 1. Paragraf 1 Panda from the China and Panda is from China and Kalimat 2, 2. they live in the judge It lives in the jungle. Paragraf 1
78
3. 4. 5. 6.
7.
And that make panda is the famous animal. If we disturb, the panda will be a wild animal. Panda eat bamboo in everyday life And they be a famous animal because they very cute. and panda has a unique color in they body. Such as black and white.
That makes panda famous. If we disturb, panda will be angry. Panda eats bamboo everyday. They are famous animals because they are very cute. Panda has black and white fur on its body.
Kalimat 5, Paragraf 1 Kalimat 6, Paragraf 1 Kalimat 7, Paragraf 1 Kalimat 1, Paragraf 2 Kalimat 2 dan 3, Paragraf 2
Kesalahan pertama terdapat pada penggunaan determiner ‘a’. Hal ini terjadi karena ‘a’ digunakan untuk menyatakan ‘sebuah’ benda yang awalannnya memiliki bunyi konsonan. Oleh karena itu, kalimat tersebut akan menjadi tepat jika determiner ‘a’ diganti ‘an’ karena pelafalan kata animal diawali oleh bunyi vokal. Selanjutnya terdapat beberapa kesalahan pada kalimat kedua yang ditampilkan pada tabel di atas. Kesalahan yang terkait dengan penggunaan simple present tense adalah tidak adanya be ‘is’ setelah kata ‘Panda’ pada awal kalimat. Dalam bahasa Inggris, penggunaan is tersebut sangat penting mengingat fungsinya untuk menjelaskan sesuatu. Selain itu, penggunaan the sebelum kata China tidak tepat karena sebuah lokasi atau negara tidak diawali oleh sebuah determiner. Oleh karena itu, kalimat tersebut akan lebih baik jika diubah menjadi ‘Panda is from China and It lives in the jungle.’ Kesalahan selanjutnya terdapat pada kalimat ‘And that make panda is the famous animal.’. Kata kerja make yang digunakan seharusnya diganti dengan
79
makes karena acuan pada kalimat sebelumnya menggunakan kata ganti yang bersifat tunggal. Selain itu, pola penulisan kalimat menggunakan kata kerja make adalah kata benda lalu diikuti oleh kata sifat. Jadi, simpulannya adalah kalimat tersebut akan banar jika ditulis ‘That makes panda famous.’ Secara sekilas, dalam kalimat ‘If we disturb, the panda will be a wild animal’ tidak terdapat kesalahan, tetapi kesalahan terdapat pada pemilihan kata wild. Melalui kalimat ini, peserta didik bermaksud untuk menyatakan bahwa jika seekor panda diganggu, maka dia akan marah. Simpulannya adalah kalimat yang dapat disesuaikan dengan konteks tersebut adalah ‘If we disturb, panda will be angry.’ Kalimat selanjutnya yang memiliki permasalahan adalah kalimat ‘Panda eat bamboo in everyday life’. Dalam kalimat ini kata kerja eat seharusnya diganti dengan eats. Sesuai dengan pola sebuah kalimat yang menyatakan sesuatu yang terjadi hingga kini (simple present tense), kata kerja mendapatkan akhiran –s atau –es ketika subjek yang digunakan menunjukkan benda tunggal. Selain itu, ‘everyday life’ seharusnya diganti dengan ‘everyday’. Jadi, kalimat tersebut seharusnya menjadi ‘Panda eats bamboo everyday.’ Selanjutnya, pada kalimat ‘And they be a famous animal because they very cute’ ditemukan kesalahan dalam menggunakan be. Menurut Seligson (2012:100102), pada pola kalimat nominal sentence, be yang digunakan untuk subjek they adalah are. Di sisi lain kata hubung and tidak digunakan untuk mengawali sebuah kalimat. Dengan kata lain, kalimat di atas seharusnya menjadi ‘They are famous animals because they are very cute.’ Kesalahan serupa juga ditemukan dalam
80
kalimat 2 dan 3 pada paragraf 2. Kedua kalimat tersebut seharusnya menjadi sebuah kalimat yang utuh, yaitu ‘Panda has black and white fur on its body’. Secara kuantitatif, persentase kesalahan yang dilakukan peserta didik dalam menulis teks deskriptif terkait dengan tata bahasa adalah sebesar 63.64% dari seluruh kalimat yang digunakan.
(4) Ide Dalam menentukan dan mengembangkan ide dalam menulis sebuah teks deskriptif, peserta didik VIIIC14 terlihat mengalami kesulitan. Hal ini dibuktikan dari persentase kesalahan menggunakan tata bahasa yang tepat, khususnya simple present tense yang cukup besar. Hal ini tentu saja memengaruhi kekoherensian teks deskriptif tersebut. Dilihat dari struktur teks yang disajikan, terlihat peserta didik tersebut tidak mendeskripsikan secara lebih terperinci gambaran tentang seekor panda, terutama pada paragraf ke-2 (description). Peserta didik hanya memberikan gambaran fisik seekor panda yang membuat seekor panda dikenal banyak orang. Faktanya adalah indikasi
tersebut
telah
dipaparkan
sebelumnya
pada
paragraf
pertama
(identification). Selanjutnya, jika diperhatikan, peserta didik VIIIC sebenarnya dapat mengembangkan ide-ide seperti bentuk wajah, tinggi badan, berat, hingga kegunaan lengan seekor panda setelah kalimat ‘Panda has a big body’ sehingga paragraf ke-2 tidak terhenti pada kalimat tersebut.
81
(5) Kata Ganti Permasalahan dalam menggunakan penanda kohesi yang ditandai dengan adanya kata ganti juga dtemukan dalam teks deskriptif peserta didik VIIIC14. Kesalahan penanda tersebut juga dapat memengaruhi kekoherensian yang berpengaruh juga dalam penilaian aspek ide. Berikut ini adalah kesalahankesalahan yang ditemukan dalam teks yang ditulis oleh peserta didik tersebut. a)
‘Panda from the China and they live in the judge.’ (Kalimat 2, Paragraf 1) Kesalahan pertama ditemukan ketika peserta didik menggunakan kata ganti
they. Pada kalimat ini seharusnya peserta didik menggunakan kata ganti it karena jumlah panda yang dijadikan acuan hanya satu ekor. Dalam menggunakan kata ganti they, subjek yang disebutkan sebelumnya harus lebih dari satu, seperti pandas (lebih dari satu ekor panda). b) ‘and panda has a unique color in they body.’ (Kalimat 2, Paragraf 2) Kesalahan kedua terdapat pada penggunaan kata ganti they. Jika dikaitkan dengan konteks dalam kalimat ini dan subjek yang digunakan, kata ganti yang tepat untuk mengganti kata ganti they adalah kata ganti yang menyatakan kepemilikan, yaitu its. Kata ganti tersebut digunakan untuk menyatakan kepemilikan oleh seekor panda (tunggal).
3) Teks Deskriptif yang Disusun oleh Peserta Didik VIIIC29 Teks deskriptif ketiga adalah teks deskriptif yang dibuat oleh peserta didik VIIIC29. Berikut ini adalah teks deskriptif peserta didik tersebut.
82
Teks Deskriptif oleh VIIIC29 Panda Panda is an unique animal. Panda is from China. Now, panda is rare animal so the goverment are preserve it. But, in Bali zoo, we can find it. Panda is omnivore. They usually eat bamboo. But in the zoo, they eat eggs, fish, and many other. Panda has two small eyes, a cute nose, and two big ears. Panda has black and white fur. Panda is mamal.
(1) Tanda baca Berdasarkan kajian terhadap teks deskriptif peserta didik VIIIC29, ditemukan kesalahan penggunaan huruf kapital pada kalimat berikut. ‘But, in Bali zoo, we can find it.’ (Kalimat 4, Paragraf 1) Pada kalimat di atas, kata ‘zoo’ seharusnya diawali dengan huruf kapital karena menunjukkan sebuah lokasi atau tempat yang spesifik (menurut Universitas Lincoln melalui modul Punctuation Basics, 2013:4). Oleh karena itu, penulisan seharusnya menjadi ‘Bali Zoo’.
(2) Ejaan Dalam teks deskriptif yang ditulis oleh peserta didik VIIIC29 terdapat dua kesalahan terkait dengan ejaan. Berikut ini pemaparan dan penjelasan terkait dengan kesalahan ejaan yang ditemukan. a) ‘Now, panda is rare animal so the goverment are preserve it. (Kalimat 3, Paragraf 1) Kesalahan pertama yang dilakukan oleh peserta didik adalah pada penulisan kata goverment. Dalam bahasa Inggris, kata goverment tidak memiliki makna.
83
Akan tetapi, pada dasarnya peserta didik VIIIC29 ingin menyampaikan bahwa pemerintah melindungi spesies panda sehingga peserta didik seharusnya menulis government. b) Panda is mamal. (Kalimat 3, Paragraf 2) Kesalahan kedua ditemukan dalam kalimat di atas ketika peserta didik VIIIC29 menulis mamal yang seharusnya adalah mammal. Kata mammal memang terkait dengan seekor panda yang melahirkan dan menyusui anaknya.
(3) Tata Bahasa Dalam menulis teks deskriptif, peserta didik VIIIC29 juga mengalami kendala dalam aspek tata bahasa. Berikut ini adalah kesalahan-kesalahan tata bahasa yang dilakukan oleh peserta didik VIIIC29 dalam menulis teks deskriptif.
Tabel 4.7 Kesalahan Tata Bahasa yang Ditemukan dalam Teks Deskriptif Peserta Didik VIIIC29 No. Kesalahan Perbaikan Keterangan Panda is an unique animal. Panda is a unique animal. Kalimat 1, 1. Paragraf 1 Now, panda is rare animal Now, panda is rare Kalimat 3, 2. so the goverment are animal so government Paragraf 1 preserve it. preserve it.
Kesalahan pertama terkait dengan tata bahasa adalah saat peserta didik menggunakan determiner ‘an’ yang kurang tepat. Seharusnya pada kalimat tersebut peserta didik menggunakan determiner ‘a’ karena kata sifat ‘unique’ memiliki bunyi konsonan saat diucapkan. Di sisi lain, determiner ‘an’ digunakan ketika mengikuti sebuah kata yang memiliki bunyi awal berupa vokal.
84
Selanjutnya, kesalahan kedua ditemukan pada kalimat ‘Now, panda is rare animal so the goverment are preserve it.’ Kesalahan pada kalimat tersebut terletak pada penggunaan be ‘are’. Seharusnya ‘are’ tidak digunakan karena preserve merupakan kata kerja yang pada pola kalimat berbahasa Inggris (simple present tense) tidak diawali dengan sebuah be. Oleh karena itu, kalimat tersebut akan benar jika diubah menjadi ‘Now, panda is rare animal so government preserve it.’
(4) Ide Dalam
menulis
sebuah
teks
deskriptif,
peserta
didik
hendaknya
memperhatikan juga ide-ide yang akan dituangkan. Peserta didik VIIIC29, misalnya, menulis beberapa ide yang tidak sesuai dengan fakta, seperti ketika menuliskan bahwa seseorang dapat menemukan atau melihat panda di Bali Zoo. Bali Zoo adalah kebun binatang yang ada di Provinsi Bali dan di Bali Zoo tidak terdapat seekor panda pun. Kalimat lain, yaitu ‘But in the zoo, they eat eggs, fish, and many other’ juga tidak relevan dengan fakta yang ada. Beberapa ekor panda memang ada yang bersifat omnivora, tetapi mereka tidak memakan telur. Berdasarkan struktur teks yang disajikan, peserta didik VIIIC29 sudah memiliki pemahaman yang cukup baik. Akan tetapi, permasalahan muncul ketika pada bagian description hanya ada sedikit gambaran fisik dan sifat yang disajikan sehingga teks menjadi kurang baik. Selain itu, adanya kesalahan-kesalahan tata bahasa dan penanda kohesi yang ditandai dengan penggunaan kata ganti juga dapat memengaruhi ide ataupun kekoherensian teks deskriptif itu sendiri.
85
(5) Kata Ganti Kata ganti merupakan salah satu komponen penanda kohesi yang tentu saja harus dipahami penggunaannya. Hal ini penting diperhatikan karena penanda kohesi dapat mengubah ataupun memengaruhi kekoherensian teks yang identik dengan aspek ide. Berikut ini adalah kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik VIIIC29 dalam menggunakan salah satu komponen penanda kohesi. ‘Panda is omnivore. They usually eat bamboo.’ (Kalimat 5 dan 6, Paragraf 1) Pada kalimat di atas penggunaan kata ganti they tidak tepat karena pada kalimat sebelumnya dinyatakan bahwa ‘Panda is omnivore.’ Kalimat tersebut jelas menunjukkan bahwa acuan yang digunakan hanyalah seekor panda bukan lebih dari satu ekor panda. Oleh karena itu, kalimat kedua akan menjadi lebih baik jika ditulis ‘It usually eats bamboo.’
4.1.2.2 Analisis Kualitatif pada Pre-Test di Kelas VIII E Analisis kualitatif teks deskriptif tidak hanya dilakukan terhadap hasil dari peserta didik di kelas VIII C, tetapi juga kelas VIII E. Dalam proses ini dipilih tiga teks deskriptif yang digunakan sebagai sampel dalam pembahasan berikut.
1) Teks Deskriptif yang Disusun oleh Peserta Didik VIIIE03 Teks deskriptif pertama adalah teks deskriptif yang ditulis oleh peserta didik VIIIE03. Berikut ini adalah pemaparan dan penjelasan terkait dengan permasalahan yang dialami peserta didik tersebut.
86
Teks Deskriptif oleh VIIIE03 Panda Panda is one of the animals that big and large. They weigh more than 100kg. So if we look from distance they look so big and beautiful. Panda has black and white fur and look so beautiful. Panda came from China. They have two big hands and two big legs.
(1) Tanda baca Dalam sebuah teks, tanda baca dapat dijadikan acuan bagaimana pembaca memahami ide-ide, bahkan dalam setiap kalimatnya. Oleh karena itu, dalam menulis teks, khususnya teks deskriptif, seorang peserta didik tidak dapat mengabaikannya. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap teks peserta didik VIIIE03, ditemukan sebuah kesalahan pada kalimat berikut ini. ‘So if we look from distance they look so big and beautiful.’ (Kalimat 4, Paragraf 1) Pada kalimat di atas kesalahan terjadi ketika peserta didik tidak meletakkan tanda koma (,) setelah kata so. Menurut Universitas Lincoln dalam modul yang berjudul Punctuation Basics (2013:6), tanda koma (,) dapat digunakan pada coordinating conjunction, seperti yet dan so. Oleh karena itu, kalimat tersebut akan menjadi lebih tepat jika ditulis ‘So, if we look from distance they look so big and beautiful’.
(2) Ejaan Dalam teks yang ditulis oleh peserta didik VIIIE03 tidak ditemukan kesalahan penulisan satu kata pun. Dengan kata lain peserta didik tersebut telah
87
menunjukkan ketelitian dalam menulis setiap kata yang dituangkan ke dalam teks deskriptifnya.
(3) Tata Bahasa Peranan tata bahasa dalam sebuah teks deskriptif juga tidak dapat dilepaskan begitu saja. Jika terdapat kesalahan tata bahasa, ide ataupun kekoherensian teks tersebut dapat menjadi kurang baik. Seiring dengan hal tersebut, berikut ini diuraikan beberapa kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik VIIIE03 dalam teks deskriptifnya.
Tabel 4.8 Kesalahan Tata Bahasa yang Ditemukan dalam Teks Deskriptif Peserta Didik VIIIE03 No. Kesalahan Perbaikan Keterangan Panda is one of the Panda is one of the Kalimat 1, 1. animals that big and large. biggest animals. Paragraf 1 Panda has black and white Panda has black and Kalimat 3, 2. fur and look so beautiful. white fur and looks so Paragraf 1 beautiful. Panda came from China. Panda comes from China. Kalimat 5, 3. Paragraf 1
Kesalahan pertama ditemukan pada kalimat ‘Panda is one of the animals that big and large.’ Dalam kalimat ini peserta didik ingin menyampaikan bahwa panda merupakan salah satu binatang yang besar. Hal ini dibuktikan dengan adanya kata big dan large untuk menekankan pernyataan tersebut. Akan tetapi, kalimat yang ditulis oleh peserta didik menjadi kurang efektif. Dengan kata lain, kalimat tersebut akan lebih baik jika diubah menjadi ‘Panda is one of the biggest animals.’
88
Kesalahan kedua yang dilakukan adalah kesalahan dalam menggunakan penanda kohesi, yaitu elipsis. Pada kalimat ‘Panda has black and white fur and look so beautiful, peserta didik VIIIE03 sebenarnya hendak menggabungkan dua kalimat berikut. a) Panda has black and white fur. b) Panda looks so beautiful. Jika diperhatikan, kesalahan terletak pada penggunaan kata kerja look dalam kalimat yang ditulis oleh peserta didik. Seharusnya peserta didik menulis looks karena acuan yang digunakan hanyalah seekor panda (it). Berdasarkan pola simple present tense, S (she, he, atau it) diikuti oleh kata kerja yang diberikan akhiran –s. Dari kedua kalimat tersebut, peserta dapat menggabungkan menjadi sebuah kalimat menjadi ‘Panda has black and white fur and looks so beautiful’. Kesalahan terakhir adalah pada penggunaan kata kerja came. Hal ini disebabkan oleh kata kerja came adalah bentuk lampau (past) yang biasa digunakan untuk menyatakan kegiatan yang telah berlalu (seperti simple past). Di pihak lain faktanya adalah panda memang merupakan salah satu binatang endemik yang biasa ditemukan di dalam hutan bambu Cina. Selain itu, Seligson (2012:100--102) menyatakan bahwa jika subjek dalam sebuah kalimat bersifat tunggal seperti panda, maka kata kerja seharusnya berbentuk infinitive disertai dengan akhiran –s. Dengan kata lain, tense yang seharusnya digunakan adalah simple present tense dan kalimat di atas menjadi Panda comes from China.
89
(4) Ide Berdasarkan apa yang telah dituangkan peserta didik VIIIE03 dalam teks deskriptifnya, ditemukan kesalahan yang dapat memengaruhi ide yang ingin disajikan, yaitu dari sisi struktur teksnya. Dilihat dari teks deskriptif secara umum, terdapat dua struktur, yaitu identification dan description, sedangkan peserta didik ini hanya menuliskannya dalam satu paragraf. Hal lain yang mendukung dalam aspek ide adalah peserta didik dapat menyampaikan lebih dari delapan ide yang relevan dengan keadaan seekor panda sekarang. Hal ini dapat mendukung terciptanya koherensi yang baik pada teks tersebut. Di sisi lain, untuk membuat ide-ide dari sebuah teks deskriptif dapat mendukung satu sama lain, seharusnya peserta didik memperhatikan juga penggunaan tata bahasa yang tepat, seperti kalimat ‘Panda came from China’ yang seharusnya adalah ‘Panda comes from China’.
(5) Kata Ganti Dalam teks deskriptif yang disusun oleh peserta didik VIIIE03 terdapat dua kesalahan penggunaan kata ganti yang serupa. Berikut ini dipaparkan kesalahankesalahan tersebut. a)
Panda is one of the animals that big and large. They weigh more than 100kg. (Kalimat 1 dan 2, Paragraf 1)
b) Panda came from China. They have two big hands and two big legs. (Kalimat 5 dan 6, Paragraf 1)
90
Kesalahan pertama dan kedua ini sama-sama terletak pada penggunaan kata ganti they. Seharusnya peserta didik menggunakan kata ganti it karena acuan yang digunakan pada kalimat sebelumnya adalah seekor panda. Oleh karena itu, kalimat tersebut hendaknya ditulis secara berturut-turut, yaitu ‘it weighs more than 100kg’ dan ‘It has two big hands and two big legs’.
2) Teks Deskriptif yang Disusun oleh Peserta Didik VIIIE18 Teks deskriptif kedua yang digunakan sebagai sampel adalah teks peserta didik VIIIE18. Berikut ini adalah teks deskriptif peserta didik tersebut.
Teks Deskriptif oleh VIIIE18 Panda Before I describe about panda, I want tell you that I really love panda. Panda habitat is bamboo forest in China. In China, Panda is used to be their symbol. China’s people belive that Panda can bring them luck. Panda loves interaction with human. It is a tame animal, but if them think that panda in dangerous time panda can change to be a wild animal. The caracteris tic of panda are panda have big body with soft fur. Panda have two handas, the colour is black and two legs, the colour is black. Stomach’s panda colour is white. Around panda’s eyes, there are black fur out there. It makes panda look like pocket. The unic of panda, panda like roll body in the ground land Now, Panda is getting lost. So now we have to save them.
(1) Tanda baca Berdasarkan hasil analisis, ditemukan empat kesalahan dalam menggunakan tanda baca yang dilakukan oleh peserta didik VIIIE18. Berikut ini adalah pemaparan dan penjelasan tentang kesalahan-kesalahan tersebut.
91
a)
In China, Panda is used to be their symbol. (Kalimat 3, Paragraf 1)
b) China’s people belive that Panda can bring them luck. (Kalimat 4, Paragraf 1) Pada kalimat pertama dan kedua di atas terdapat kesalahan yang sama, yaitu penggunaan huruf kapital. Peserta didik seharusnya tidak menggunakan huruf kapital pada kata Panda, karena huruf kapital hanya digunakan untuk menunjukkan nama seseorang, nama daerah, institusi, ataupun untuk mengawali sebuah kalimat (menurut Universitas Lincoln dalam modul yang berjudul Punctuation Basics, 2013:4). c)
The unic of panda, panda like roll body in the ground land (Kalimat 6, Paragraf 2) Pada kalimat ketiga ini kesalahan terjadi akibat tidak adanya tanda titik (.)
untuk mengakhiri sebuah kalimat. Berdasarkan modul berjudul Punctuation Basics (2013:5) yang disusun oleh Universitas Lincoln, untuk mengakhiri kalimat, tanda titik (.) harus diletakkan di akhir kalimat. Hal ini terjadi karena tanda titik dapat mempermudah pembaca memahami ide yang ditunjukkan kalimat tersebut dan kalimat-kalimat berikutnya. d) Now, Panda is getting lost. (Kalimat 1, Paragraf 3) Kesalahan terakhir juga memiliki kesamaan dengan kesalahan pertama dan kedua. Kata panda pada kalimat di atas pun seharusnya tidak menggunakan huruf kapital karena panda bukanlah nama seseorang atau daerah, melainkan seekor binatang.
92
(2) Ejaan Dalam teks deskriptif yang ditulis oleh peserta didik VIIIE18 ditemukan beberapa kesalahan ejaan. Berikut ini adalah kalimat-kalimat yang mengandung kesalahan ejaan pada teks tersebut. a)
China’s people belive that Panda can bring them luck. (Kalimat 4, Paragraf 1) Pada kalimat pertama di atas peserta didik menulis kata belive. Berdasarkan
konteks kalimat tersebut, seharusnya peserta didik menulis kata kerja believe yang berarti ‘memercayai’. b) The caracteris tic of panda are panda have big body with soft fur. (Kalimat 1, Paragraf 2) Kesalahan ejaan kedua ditemukan saat peserta didik menulis kata caracteris tic. Pada kalimat di atas peserta didik menyampaikan ‘karakteristik-karakteristik seekor panda adalah …’ sehingga kata yang seharusnya ditulis oleh peserta didik adalah kata characteristics. c)
Panda have two handas, the colour is black and two legs, the colour is black. (Kalimat 2, Paragraf 2) Selanjutnya, peserta didik melakukan kesalahan ketika menggunakan kata
benda yang bersifat jamak. Kata handas pada kalimat ketiga tidak tepat dilihat dari konteks kalimat, yakni peserta didik ingin menyampaikan bahwa panda memiliki dua tangan. Oleh karena itu, kata hand untuk tangan jika diubah ke dalam bentuk jamak, maka akan menjadi hands.
93
d) The unic of panda, panda like roll body in the ground land (Kalimat 6, Paragraf 2) Saat menulis kalimat keempat di atas, peserta didik ingin menyampaikan bahwa ‘Keunikan seekor panda adalah ….’, tetapi peserta didik menulis kata unic yang tidak memiliki makna dalam bahasa Inggris. Untuk mengganti kata tersebut, kata yang seharusnya dipilih oleh peserta didik adalah kata ‘uniqueness’.
(3) Tata Bahasa Dalam menganalisis kalimat-kalimat yang ditulis oleh peserta didik VIIIE18 ditemukan pula kesalahan-kesalahan yang dapat dikategorikan ke dalam tata bahasa. Tabel berikut ini merupakan pemaparan dari kalimat-kalimat yang mengandung kesalahan dari segi tata bahasa.
Tabel 4.9 Kesalahan Tata Bahasa yang Ditemukan dalam Teks Deskriptif Peserta Didik VIIIE18 No. Kesalahan Perbaikan Keterangan Before I describe about Before I describe panda, I Kalimat 1, 1. panda, I want tell you that want to tell you that I Paragraf 1 I really love panda. really love panda. China’s people belive that Chinese people believe Kalimat 4, 2. Panda can bring them that panda can bring luck. Paragraf 1 luck. It is a tame animal, but if It is a tame animal. Kalimat 6, them think that panda in However if panda is in Paragraf 1 3. dangerous time panda can dangerous time, it can be change to be a wild angry. animal. The caracteris tic of panda The characteristics of a Kalimat 1, are panda have big body panda are big body and Paragraf 2 4. with soft fur. soft fur.
5.
Panda have two handas, the colour is black and two legs, the colour is black’
Panda has two hands. It also has two black legs.
Kalimat 2, Paragraf 2
94
6. 7.
Stomach’s panda colour is white. The unic of panda, panda like roll body in the ground land
Panda’s stomach colour is white. Panda is a unique animal because it likes rolling its body on the ground.
Kalimat 3, Paragraf 2 Kalimat 6, Paragraf 2
Pertama, kesalahan terjadi pada kalimat ‘Before I describe about panda, I want tell you that I really love panda’. Kesalahan pertama ditemukan pada penggunaan preposisi about setelah kata kerja describe. Dalam penggunaannya, kata kerja describe tidak diikuti oleh preposisi about, tetapi diikuti sebuah kata benda sebagai objek pada kalimat tersebut. Selanjutnya, ditemukan ketika peserta didik menggunakan kata want. Ketika menggunakan kata kerja want, peserta didik seharusnya menambahkan to sebelum kata kerja lainnya (seperti tell). Oleh karena itu, kalimat tersebut akan menjadi lebih tepat jika diganti menjadi ‘Before I describe panda, I want to tell you that I really love panda’. Kesalahan kedua ditemukan ketika peserta didik salah menggunakan istilah atau kata. Pada kalimat kedua tersebut peserta didik menulis ‘China’s people’. Dalam konteks ini terdapat kata Chinese yang memiliki arti ‘orang Cina’ yang akan membuat kalimat tersebut menjadi lebih baik. Kesalahan penyusunan kalimat yang baik dan benar ditemukan pada kalimat ‘It is a tame animal, but if them think that panda in dangerous time panda can change to be a wild animal’. Dengan menggunakan kalimat ini peserta didik VIIIE18 hendak menyampaikan idenya, yakni panda merupakan binatang yang jinak, tetapi jika berada dalam bahaya, panda tetap bisa saja marah. Selain itu, peserta didik juga tidak menggunakan be ‘is’ sebelum menggunakan preposisi in.
95
Oleh karena itu, kalimat tersebut akan lebih mudah dimengerti jika ditulis, seperti ‘It is a tame animal. However if panda is in dangerous time, it can be angry’ Selain kesalahan ejaan, kalimat ‘The caracteris tic of panda are panda have big body with soft fur’ juga mengandung kesalahan gramatika. Dalam hal ini, peserta didik seharusnya hanya menyebutkan karakteristik-karakteristik yang dimiliki oleh panda, tanpa membuat sebuah kalimat lain setelah kalimat sebelumnya. Oleh karena itu, kalimat peserta didik VIIIE18 akan lebih baik jika ditulis ‘The characteristics of a panda are big body and soft fur’. Selanjutnya, kesalahan juga ditemukan dalam teks peserta didik ketika menggunakan kata kerja yang menunjukkan kepunyaan. Pada kalimat ‘Panda have two handas, the colour is black and two legs, the colour is black’, peserta didik seharusnya mengganti kata kerja have menjadi has karena subjek dalam kalimat tersebut adalah tunggal (it). Selain itu, kalimat ini juga kurang efektif karena peserta didik telah menyatakan bahwa kaki panda berwarna hitam. Jadi, kalimat tersebut akan menjadi lebih efektif jika ditulis ‘Panda has two hands. It also has two black legs’. Kesalahan tata bahasa juga ditemukan ketika peserta didik menyusun katakata untuk menunjukkan kepemilikan. Susunan kata ‘Stomach’s panda colour’ seharusnya ditulis ‘Panda’s stomach colour’ karena yang memilki perut berwarna putih adalah panda, bukan perut yang memilki panda berwarna. Kesalahan terakhir dalam teks deskriptif peserta didik VIIIE18 adalah penggunaan kalimat yang kurang efektif. Selain mengandung sebuah kesalahan ejaan, kalimat ‘The unic of panda, panda like roll body in the ground land’ juga
96
kurang efektif karena peserta didik hanya ingin menyampaikan bahwa panda adalah seekor binatang yang unik karena suka menggulingkan badannya di atas tanah. Oleh sebab itu, kalimat tersebut akan menjadi lebih baik jika peserta didik menulis ‘Panda is a unique animal because it likes rolling its body on the ground’.
(4) Ide Berdasarkan struktur teks deksriptif yang ditulis oleh peserta didik VIIIE18, teks tersebut dapat dikategorikan cukup baik karena sudah terdapat bagian identification dan description. Bahkan, peserta didik memberikan bagian conclusion yang tentu saja diperbolehkan dalam menulis teks deskriptif, tetapi bersifat opsional. Hal yang menjadi perhatian adalah bagaimana peserta didik ini menyusun hal-hal yang dapat dikategorikan sebagai identification dan description. Selain itu, cukup banyaknya kesalahan, baik tata bahasa maupun penggunaan kata ganti, membuat inti teks deskriptif menjadi sulit dipahami. Sebagai contoh, kalimat ‘Stomach’s panda colour is white’ menunjukkan ketidakkoherensiannya karena yang memiliki perut itu adalah seekor panda, bukan perut yang memiliki seekor panda. Oleh karena itu, dalam menulis teks deskriptif, peserta didik VIIIE18 juga perlu memperhatikan koherensi, terutama pada tataran kalimat.
97
(5) Kata Ganti Kata ganti dalam sebuah teks juga perlu diperhatikan karena dapat memengaruhi alur dari ide-ide yang dituangkan. Tak terkecuali kesalahankesalahan penggunaan kata yang ditemukan dalam teks deskriptif peserta didik VIIIE18. Berikut ini adalah pemaparan kesalahan-kesalahan kata ganti yang dilakukan oleh peserta didik VIIIE18. a)
It is a tame animal, but if them think that panda in dangerous time panda can change to be a wild animal. (Kalimat 6, Paragraf 1) Kesalahan pertama ditemukan ketika peserta didik menggunakan kata ganti
them untuk mengacu pada seekor binatang. Berdasarkan konteks kalimat tersebut, peserta didik seharusnya menggunakan kata ganti it yang berfungsi sebagai kata ganti
yang
dapat
diposisikan
sebagai
subjek
sebuah
kalimat
untuk
menggambarkan suatu benda atau seekor binatang. Hal ini penting karena kata ganti them merupakan kata ganti yang digunakan sebagai objek dalam sebuah kalimat dan mengacu pada benda atau binatang yang berjumlah lebih dari satu. Selanjutnya, kesalahan serupa pun ditemukan pada kalimat berikut ini. b) Now, Panda is getting lost. So now we have to save them. (Kalimat 1 dan 2, Paragraf 3) Kesalahan kedua ditemukan ketika peserta didik menggunakan kata ganti them. Berdasarkan kalimat yang ditulis sebelumnya, peserta didik menunjukkan bahwa panda yang dimaksud hanyalah seekor. Oleh karena itu, kata ganti yang tepat untuk menggantikan kata ganti them adalah it.
98
3) Teks Deskriptif yang Disusun oleh Peserta Didik VIIIE24 Teks terakhir yang digunakan sebagai sampel adalah teks deskriptif yang disusun oleh peserta didik VIIIE24. Berikut ini adalah hasil karya peserta didik tersebut berupa sebuah teks deskriptif.
Teks Deskriptif oleh VIIIE24 Panda Panda famous with it black and white fur. Panda stay in the China. Panda stay in the jungle. It has 2 hand and 2 legs. It hand to use eat. they eat bamboo everyday. they just eat, sleep, eat, sleep. they weight can 100-150kg. Panda is lazy animal. Panda is bigger animal, because they just eat, sleep. they love it life. they are mamal animals. When given birth, they love they child. Panda has cute eyes and body.
(1) Tanda baca Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap teks peserta didik VIIIE24, ditemukan lima kesalahan serupa. Kesalahan-kesalahan tersebut dikategorikan kesalahan dalam menggunakan huruf kapital. Berikut ini merupakan pemaparan kesalahan-kesalahan tersebut. a)
they eat bamboo. (Kalimat 6, Paragraf 1)
b) they just eat, …. (Kalimat7, Paragraf 1) c)
they weight can 100-150kg. (Kalimat 8, Paragraf 1)
d) they love it life. (Kalimat 2, Paragraf 2) e)
they are mamal animals. (Kalimat 3, Paragraf 2)
99
Walaupun ditemukan dalam lima kalimat, kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik VIIIE24 dikategorikan ke dalam sebuah kategori, yaitu kesalahan dalam menggunakan huruf kapital. Dalam bahasa Inggris, huruf kapital digunakan untuk mengawali sebuah kalimat baru, menunjukkan nama orang, daerah, lokasi tertentu, hari, bulan, dan negara. Menurut Universitas Lincoln (2013:4) dalam modulnya yang berjudul Punctuation Basics, huruf kapital digunakan pada huruf pertama sebuah kalimat. Oleh karena itu, kata ganti they pada daftar di atas seharusnya ditulis They karena kata ganti tersebut digunakan untuk mengawali kalimat baru.
(2) Ejaan Berdasarkan analisis teks deskriptif peserta didik, ditemukan sebuah kesalahan ejaan kata. Berikut ini adalah kalimat yang mengandung kesalahan ejaan. ‘they are mamal animals.’ (Kalimat 3, Paragraf 2) Dalam kalimat di atas peserta didik sebenarnya ingin menyatakan bahwa para panda merupakan mamalia atau binatang yang melahirkan dan menyusui anaknya. Dengan kondisi seperti itu, kata yang seharusnya digunakan oleh peserta didik VIIIE24 adalah mammal.
(3) Tata Bahasa Dalam kalimat bahasa Inggris, peserta didik harus memerhatikan tense yang benar, terutama ketika menulis sebuah teks deskriptif. Hal ini dilakukan agar ide ataupun gagasan yang ingin disampaikan dapat dengan mudah dipahami oleh
100
pembaca. Berdasarkan teks deskriptif yang dikumpulkan, peserta didik VIIIE24 melakukan beberapa kesalahan seperti pada tabel berikut ini.
Tabel 4.10 Kesalahan Tata Bahasa yang Ditemukan dalam Teks Deskriptif Peserta Didik VIIIE24 No. Kesalahan Perbaikan Keterangan Panda famous with it black Panda is famous with its Kalimat 1, 1. and white fur. black and white fur. Paragraf 1 Panda stay in the China. Panda stays in China. Kalimat 2, 2. Paragraf 1 Panda stay in the jungle. Panda stays in the jungle. Kalimat 3, 3. Paragraf 1 It has 2 hand and 2 legs. It has 2 hands and 2 legs. Kalimat 4, 4. Paragraf 1 It hand to use eat. Its hands are used to eat. Kalimat 5, 5. Paragraf 1 they weight can 100Their weight can be 100Kalimat 8, 6. 150kg. 150kg. Paragraf 1 Panda is lazy animals. Panda is a lazy animal. Kalimat 9, 7. Paragraf 1 When given birth, they When giving birth, they Kalimat 4, 8. love they child. love their child. Paragraf 2
Kesalahan pertama ditemukan pada kalimat ‘Panda famous with it black and white fur’. Pada kalimat tersebut peserta didik tidak melengkapi kalimatnya dengan be. Penggunaan be merupakan salah satu komponen penting dalam simple present tense karena be dapat menjelaskan kualitas seseorang, benda, ataupun binatang. Pada kalimat tersebut peserta didik hendak menyatakan bahwa panda adalah binatang yang terkenal karena bulu hitam dan putihnya. Oleh karena itu, be yang tepat untuk melengkapi kalimat tersebut adalah is.
101
Kesalahan kedua terletak pada penggunaan kata kerja stay. Dalam konteks kalimat kedua di atas, subjek yang diacu adalah seekor panda. Berdasarkan pola simple present tense yang dikemukakan oleh Seligson (2012:100--102), peserta didik seharusnya menambahkan akhiran –s pada kata kerja stay. Selain itu, penggunaan determiner ‘the’ juga tidak tepat karena kata yang mengikutinya adalah nama sebuah negara, yaitu Cina. Dengan demikian, kalimat yang seharusnya dituangkan dalam teks deskriptif peserta didik VIIIE24 adalah Panda stays in China. Tidak berbeda dengan apa yang dilakukan peserta didik dalam menulis kalimat sebelumnya, kesalahan serupa pun dijumpai pada kalimat Panda stay in the jungle. Pada kalimat ini peserta didik seharusnya menulis kata kerja stays. Kesalahan keempat yang dilakukan oleh peserta didik VIIIE24 adalah penjamakan suatu kata benda. Pada kalimat It has 2 hand and 2 legs, peserta didik seharusnya menggunakan kata hands karena nominal yang digunakan lebih dari satu. Selanjutnya, kesalahan juga ditemukan ketika peserta didik menulis kalimat It hand to use eat. Kategori kesalahan yang ditemukan adalah penggunaan kalimat pasif dan penjamakan suatu kata benda. Dalam kalimat tersebut seharusnya peserta didik menggunakan kata hands karena faktanya panda memiliki dua tangan. Oleh sebab itu, kalimat tersebut akan benar jika diubah menjadi Its hands are used to eat. Pada kalimat they weight can 100-150kg, peserta didik seharusnya menambahkan kata kerja be karena hal yang disampaikan setelah modal verb
102
‘can’ bersifat ciri, bukan suatu aktivitas. Dengan demikian, kalimat tersebut akan menjadi tepat jika ditulis ‘Their weight can be 100-150kg.’ Dalam teks deskriptif peserta didik VIIIE24 juga terdapat kesalahan pada saat peserta didik menulis ‘Panda is lazy animals’. Kesalahan pada kalimat ini terletak pada kata animals karena dengan kalimat ini, peserta didik hanya ingin menyatakan bahwa panda merupakan seekor binatang yang malas. Di sisi lain, kata animals bersifat jamak. Oleh karena itu, kalimat tersebut akan tepat jika diubah menjadi ‘Panda is a lazy animal’. Kesalahan terakhir terkait dengan tata bahasa yang dilakukan peserta didik terdapat pada kata given. Kata kerja given merupakan past participle yang biasanya digunakan untuk kalimat pasif dan perfect tense. Pada konteks kalimat ini, seharusnya digunakan kata kerja yang berakhiran –ing. Jadi, peserta didik hendaknya memperbaiki kalimat tersebut menjadi When giving birth, they love their child.
(4) Ide Terkait dengan aspek keempat ini, peserta didik telah berupaya untuk menampilkan teks yang terdiri atas dua paragraf, yaitu bagian identification dan description. Akan tetapi, peserta didik terlihat ragu ketika menuangkan ide-ide, baik yang terkait dengan identification maupun description. Kesalahan-kesalahan pada tata bahasa juga membuat ide yang ingin disampaikan menjadi tidak utuh. Dengan kata lain, koherensi pada teks ini pun menjadi kurang baik. Kekoherensian dalam teks deskriptif dapat dilihat pada
103
kalimat Panda has cute eyes and body. Kalimat tersebut menunjukkan bahwa ide yang ditampilkan tidak koheren karena ciri mata dan badan seekor panda tentunya berbeda. Pada umumnya panda memiliki badan yang besar (big body). Selain struktur dan tata bahasa, penggunaan kata ganti juga dapat dijadikan indikator apakah ide yang disampaikan baik karena kata ganti merupakan salah satu indikasi penggunaan penanda kohesi. Selanjutnya ditampilkan beberapa kesalahan dalam penggunaan kata ganti.
(5) Kata Ganti Kesalahan-kesalahan penggunaan kata ganti atau penanda kohesi yang ditemukan dapat dilihat dalam empat kalimat berikut ini. a)
Panda famous with it black and white fur. (Kalimat 1, Paragraf 1)
b) It has 2 hand and 2 legs. It hand to use eat. (Kalimat 4 dan 5, Paragraf 1) Pada kalimat pertama dan kedua terdapat kesalahan yang serupa ketika peserta didik menggunakan kata ganti it. Pada kedua kalimat tersebut peserta didik ingin menyampaikan bahwa seekor panda memiliki bulu yang berwarna putih dan hitam serta tangannnya digunakan untuk memakan sesuatu. Oleh karena itu, dua kalimat pertama tersebut seharusnya menggunakan kata ganti its yang menyatakan kepemilikan terhadap sesuatu. Dengan kata lain, dua kalimat tersebut seharusnya ditulis ‘Panda is famous with its black and white fur’ dan ‘Its hands are used to eat’. Dalam kalimat berikut ini juga ditemukan kesalahan penggunaan kata ganti yang serupa.
104
c)
they weight can 100-150kg. (Kalimat 8, Paragraf 1)
d) When given birth, they love they child. (Kalimat 4, Paragraf 2) Pada kalimat ‘they weight can 100-150kg’ terdapat kesalahan penggunaan kata ganti they. Hal ini disebabkan oleh they yang diletakkan untuk menunjukkan kepemilikan. Faktanya, kata ganti tersebut seharusnya digunakan sebagai subjek kalimat. Akan tetapi, pada kalimat tersebut, peserta didik hendak menyampaikan bahwa berat badan yang dimiliki oleh para panda dapat mencapai 150 kg. Oleh karena itu, kata ganti yang tepat untuk kalimat tersebut adalah their sehingga kalimat tersebut menjadi Their weight can be 100-150kg. Kesalahan serupa pun ditemukan pada kalimat keempat, yaitu penggunaan kata ganti they. Dengan kata lain, kalimat tersebut dapat langsung diubah menjadi When giving birth, they love their child.
4.1.3 Refleksi Hasil Pre-Test di Kelas VIII C dan VIII E Berdasarkan data pre-test yang ditampilkan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, peserta didik di kelas VIII C dan VIII E memiliki permasalahan yang serupa, terutama pada aspek tata bahasa, ide, kata ganti, tanda baca, dan ejaan. Permasalahan utama adalah bagaimana peserta didik menggunakan kalimat yang baik dan benar sesuai dengan kaidah bahasa Inggris. Permasalahan kedua muncul ketika peserta didik ingin menentukan, mengembangkan, dan menyusun ide agar sesuai dengan struktur teks deskriptif (identification dan description). Selanjutnya, permasalahan muncul pada saat peserta didik menggunakan kata ganti yang dalam hal ini merupakan penanda kohesi. Berdasarkan kajian yang dilakukan terhadap
105
teks, diketahui bahwa peserta didik masih mengalami kesulitan dalam memilih dan menggunakan kata ganti yang tepat agar teks mudah dipahami (koherensi). Dua permasalahan yang terakhir adalah penggunaan tanda baca dan penulisan setiap kata yang digunakan. Jika dilihat nilai rerata dan sebaran nilai peserta didik yang memperoleh nilai 80.00 (KKM mata pelajaran bahasa Inggris kelas VIII), dapat disimpulkan bahwa peserta didik belum terampil dengan baik dalam menulis sebuah teks, khususnya teks deskriptif. Hal yang serupa pun ditemukan pada hasil penelitian-penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Swardiani (2007), Ginting dan Sitanggang (2012), Palupi (2013), Javed dkk. (2013), dan Siburian (2013). Secara umum, pada penelitian Swardiani, Ginting dan Sitangang, Siburian, serta penelitian ini ditemukan nilai rerata peserta didik pada pre-test atau tes awal yang menunjukkan bahwa mereka belum cukup terampil dalam menulis teks deskriptif berbahasa Inggris. Selain itu, permasalahan-permasalahan yang dipaparkan pada penelitian Javed dkk. dan Palupi menunjukkan kemiripan yakni pada penelitian ini ditemukan kesalahan dalam aspek tata bahasa, ide, dan kata ganti yang merupakan indikasi penggunaan penanda kohesi. Perbedaan penelitian ini dengan kelima penelitian sebelumnya adalah pada data yang diperoleh karena jumlah kelas yang digunakan pada penelitian ini adalah dua kelas. Selanjutnya, terkait dengan teori yang dikemukakan oleh Halliday dan Hasan (1976) tentang kohesi, khususnya referensi, sebagian besar peserta didik masih mengalami kesulitan, baik di kelas VIII C maupun VIII E. Penggunaan tata bahasa dan pemaparan ide yang mengindikasikan kekoherensian teks deskriptif
106
juga menjadi permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik, terutama pada tataran kalimat dan seleksi fakta yang digunakan dalam menulis teks deskriptif pada saat pre-test. Setelah melakukan analisis secara kuantitatif dan kualitatif terhadap teks deksriptif, penentuan kelas mana yang digunakan sebagai experimental group dan control group dilakukan melalui undian atau lottery. Hasil lottery menunjukkan bahwa kelas VIII C menjadi experimental group (dalam pemaparan selanjutnya peserta didik diberikan kode EG), sedangkan VIII E menjadi control group (diberikan kode CG).
4.2 Penggunaan Penanda Kohesi dalam Teks Deskriptif Berbahasa Inggris Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 1 Denpasar Tahun Pelajaran 2014/ 2015 setelah Penerapan Strategi Tell And Show Setelah melakukan analisis terhadap teks deskriptif peserta didik pada pretest, baik secara kualitatif maupun kualitatif, analisis juga dilakukan terhadap hasil post-test di experimental group dan control group. Bagian ini diawali dengan pemaparan proses pembelajaran di experimental group dan control group.
4.2.1 Proses Pembelajaran di Experimental Group dan Control Group Berdasarkan pemilihan secara lottery, ditentukan bahwa kelas VIII C menjadi experimental group yang proses pembelajarannya diintegrasikan dengan strategi tell and show, sedangkan kelas VIII E menjadi control group. Control group ini
107
diajarkan dengan strategi konvensional guru pengajar bahasa Inggris di kelas tersebut. Setelah penyelenggaraan pre-test di experimental group, proses pembelajaran menulis teks deskriptif yang diintegrasikan dengan strategi tell and show dilakukan selama empat kali, yaitu pada 11, 12, 25 Februari dan 5 Maret 2015. Di sisi lain, observasi terhadap control group juga dilakukan sebanyak empat kali, yaitu pada 11, 25, 27 Februari dan 4 Maret 2015. Berikut ini adalah perincian dari kegiatan yang dilakukan, baik pada experimental group maupun control group, pada setiap pertemuan.
1) Pertemuan Pertama di Experimental Group (Rabu, 11 Februari 2015) Pada pertemuan pertama di experimental group ini proses pembelajaran diawali dengan pemberian salam panganjali “Om Swastyastu”, yaitu memberikan salam pembuka, mengecek, dan mencatat kehadiran siswa. Selanjutnya, guru mulai memberikan pertanyaan yang mengundang perhatian peserta didik terkait dengan kebun binatang, seperti binatang-binatang di kebun binatang yang pernah dikunjungi. Pertanyaan seperti itu ternyata sangat berguna untuk “memancing” partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran. Perlahan guru mengajak seluruh peserta didik untuk masuk ke materi yang diajarkan, yaitu tentang teks deskriptif dengan menanyakan bagaimana gambaran binatang yang pernah dilihat di kebun binatang. Hal ini dilakukan oleh guru agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan sistematis.
108
Pada kegiatan inti peserta didik diajak untuk mengingat kembali tentang materi teks deskriptif sebelum menayangkan power point yang telah disediakan. Materi yang dipaparkan oleh guru melalui power point berupa definisi teks deskriptif, fungsi sosialnya, struktur-struktur umum (generic structures), ejaan, kata ganti, dan ciri-ciri kelinguistikan yang mendukung sebuah teks deskriptif. Setelah menjelaskan materi teks deskriptif, beberapa peserta didik diminta kesediaannya untuk mengulang kembali materi tersebut dengan memberikan pertanyaan seputar teks tersebut. Hal ini dilakukan agar guru dapat mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik tentang materi yang telah diajarkan. Dalam upaya meningkatkan pemahaman dan kemampuan peserta didk dalam menggunakan tata bahasa terutama kalimat simple present, guru meminta peserta didik untuk menganalisis secara bersama-sama penggunaan kata kerja yang kurang tepat pada teks yang ditampilkan pula dengan power point. Selain itu, guru juga mengingatkan untuk memperhatikan kata ganti dan ejaan yang kurang tepat. Pada sesi ini terlihat peserta didik mencatat kesalahan tata bahasa dan ejaan yang ditemukan pada teks. Setelah membahas kesalahan-kesalahan tersebut, peserta didik diberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti tentang penjelasan yang diberikan terkait dengan teks deskriptif. Sebelum mengakhiri pertemuan tersebut, guru mengingatkan kembali peserta didik untuk mempelajari kembali materi tersebut di rumah dan pada pertemuan selanjutnya akan diberikan bagaimana cara mengidentifikasi struktur teks deskriptif sekaligus menyusun kalimat rumpang menjadi sebuah teks yang
109
utuh.
Pertemuan
pertama
tersebut
diakhiri
dengan
memberikan
salam
pramasanthi.
2) Pertemuan Kedua di Experimental Group (Kamis, 12 Februari 2015) Pada pertemuan kedua ini guru juga disambut salam panganjali “Om Swastyastu” oleh peserta didik. Guru pun terlihat mengecek kehadiran para peserta didiknya. Sebelum melangkah ke inti proses pembelajaran pada pertemuan tersebut, guru menanyakan kembali beberapa hal terkait dengan materi teks deskriptif yang telah dipelajari oleh peserta didik pada pertemuan sebelumnya. Beberapa peserta didik menjawab pertanyaan guru tersebut dengan benar. Seperti yang telah disampaikan pada pertemuan pertama sebelumnya, peserta didik diajak secara bersama-sama untuk mengidentifikasi beberapa kalimat yang terkait dengan binatang (panda) yang ditampilkan melalui power point. Pada kesempatan ini para peserta didik dengan cukup kompak menyebutkan kalimatkalimat mana saja yang masuk ke ranah identification ataupun description. Selanjutnya, guru memberikan lembar kerja siswa yang mengandung sepuluh kalimat rumpang yang harus diidentifikasi peserta didik apakah kalimat tersebut adalah bagian identification atau description. Selanjutnya, mereka harus menyusun kalimat-kalimat tersebut menjadi sebuah teks yang utuh. Dalam kegiatan ini guru memantau bagaimana peserta didik mengerjakan tugas ini dengan saksama. Hal ini dilakukan karena guru mengetahui bahwa beberapa peserta didik tidak memperhatikan ejaan kata tertentu dengan baik. Setelah selesai mengerjakan tugas tersebut, guru dan peserta didik membahasnya bersama-sama.
110
Hal ini dilakukan oleh guru agar peserta didik lebih memahami setiap struktur penyusun sebuah teks deskriptif. Selanjutnya, pada pertemuan kedua ini, guru mengajak peserta didik secara bersama-sama menyebutkan ciri-ciri fisik seekor beruang hitam (black bear). Peserta didik terlihat menulis dan menyebutkan ciriciri seekor beruang madu, seperti big body, sharp claws, black fur, dan a mammal. Selain untuk membuat suasana belajar yang berbeda, guru melakukan ini untuk melihat bagaimana kemampuan analisis peserta didik terhadap suatu objek. Secara tidak langsung, salah satu komponen dalam strategi tell and show sudah digunakan, yaitu bagaimana peserta didik memvisualisasikan seekor binatang. Hal ini tentu saja dapat menjadi persiapan awal sebelum mengikuti pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. Pada akhir pertemuan kedua ini guru menyampaikan bahwa peserta didik harus mencari sebuah contoh teks deskriptif sederhana tentang binatang dari berbagai sumber dan mempelajari kembali apa yang telah dipelajari di rumah. Pertemuan kedua ini pun diakhiri dengan paramasanthi.
3) Pertemuan Ketiga di Experimental Group (Rabu, 25 Februari 2015) Setelah membuka pertemuan ketiga dengan mengucapkan salam panganjali dan mengecek kehadiran peserta didik, guru meminta peserta didik untuk menyebutkan hal-hal yang terkait dengan identification dan description. Beberapa peserta didik mampu menyampaikan dan menjawab kedua hal tersebut dengan baik. Setelah itu guru menanyakan tentang tugas untuk mencari teks deskriptif kepada peserta didik. Guru pun menanyakan kepada beberapa peserta didik hal-
111
hal tentang teks yang didapatkan. Secara lisan peserta didik mampu menjelaskan isi teks deskriptif yang ditemukan dari berbagai sumber. Sebagai bentuk penyegaran, guru menampilkan sebuah gambar binatang, yaitu harimau melalui power point. Pada kesempatan ini peserta didik secara langsung menyebutkan asal, habitat, dan ciri-ciri binatang tersebut mulai dari baris depan tempat duduk peserta didik. Hal ini dilakukan agar pemberian kesempatan dapat merata. Setelah peserta didik terlihat bersemangat, guru memberikan sebuah lembar kerja siswa yang berisi kolom tell dan visualize. Guru terlihat memberikan arahan bagaimana kegiatan pembelajaran akan berlangsung. Pertama, guru menyebutkan sebuah kalimat ‘Polar is a bear with white fur that lives near the North Pole’ di depan kelas dan peserta didik menulis kata tersebut di kolom tell. Kedua, peserta didik harus menyusun kata-kata yang terkait dengan kalimat tesebut di kolom visualize. Inti kegiatan ini adalah mendorong setiap peserta didik untuk berpikir dan berusaha menyusun ide yang ingin disajikan. Pada kesempatan yang bersamaan, guru memberikan imbauan untuk menyusun kata-kata tersebut secara sistematis, seperti menggambarkan binatang tersebut dari kepala sampai ke kaki. Selain itu, guru juga menyampaikan bahwa peserta didik dapat menuliskan kata-kata yang terkait dengan kegunaan dari bagian tubuh binatang tersebut (description). Setelah itu guru meminta peserta didik untuk membuat kalimat berdasarkan ciri-ciri yang telah disusun di lembar berikutnya. Hal ini dilakukan untuk membuat peserta didik lebih fokus terhadap tiap-tiap kalimat yang dibuat. Hal ini pun terkait dengan tata bahasa yang digunakan (terutama simple present tense).
112
Setelah peserta didik menyelesaikan kalimat-kalimat tersebut, guru meminta mereka untuk saling menukarkan hasil kerja ke rekan di sebelahnya. Dalam hal ini terlihat diskusi antara peserta didik terkait dengan ide yang dikembangkan oleh rekannya. Pada kegiatan ini tidak jarang peserta didik yang saling memberikan saran kepada rekannya, baik dalam ejaan, penggunaan tata bahasa, maupun kata ganti (penanda kohesi). Peran guru di sini terlihat sebagai pemantau agar jalannya diskusi tetap kondusif. Sebelum mengakhiri pertemuan, guru meminta peserta didik untuk mengumpulkan lembar kerja. Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalahmasalah terkait dengan kelima aspek penilaian yang tidak terpikirkan oleh peserta didik tadinya pada saat proses diskusi. Akhirnya, guru pun mengakhiri pertemuan ketiga tersebut.
4) Pertemuan Keempat di Experimental Group (Kamis, 5 Maret 2015) Pada pertemuan terakhir di experimental group ini guru dan peserta didik saling memberikan salam dan guru memulainya dengan mengecek kehadiran peserta didik. Setelah memberikan beberapa koreksi terhadap kesalahan yang masih dilakukan oleh peserta didik, terutama pada penggunaan kata ganti, tata bahasa, ejaan, dan tanda baca, guru kembali menyerahkan lembar kerja siswa yang dikumpulkan pada pertemuan berikutnya kepada peserta didik. Setelah itu guru meminta peserta didik untuk memeriksa kembali kalimat mereka, sebelum nantinya diberikan satu lembar kerja siswa yang berisikan kolom show. Setelah beberapa menit memeriksa, guru mendistribusikan lembar yang
113
berisikan kolom show kepada peserta didik dan meminta peserta didik untuk menyusun kalimat-kalimat tersebut ke dalam sebuah teks deskriptif yang utuh di lembar yang baru diterima. Pada saat yang bersamaan, guru meminta peserta didik untuk kembali mengingat dua struktur teks deskriptif dan kata ganti yang telah dipelajari. Setelah selesai menyusun teks deskriptif pada kolom show, beberapa peserta didik membacakan teks yang dibuat di depan kelas. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah ide yang dipaparkan oleh peserta didik sudah mengalami perubahan atau tidak. Secara umum dari peserta didik yang membacakan teks dekriptifnya, terlihat struktur dan ide teks sudah semakin baik. Sebelum mengakhiri pertemuan terakhir ini, guru mengumumkan bahwa akan ada sebuah tes (post-test) pada pertemuan berikutnya. Pertemuan tersebut pun diakhiri dengan paramasanthi. Selain di experimental group, observasi juga dilakukan di control group untuk mengetahui pembelajaran yang terjadi di kelas tersebut. Berikut ini adalah hasil observasi di kelas tersebut.
1) Pertemuan Pertama di Control Group (Rabu, 11 Februari 2015) Pada pertemuan pertama, guru dan peserta didik secara bersama-sama memberikan salam panganjali. Setelah itu guru mulai mengecek kehadiran peserta didik. Sebagai awalan, guru memancing partisipasi peserta didik dengan menunjukkan beberapa gambar binatang dalam power point. Terlihat peserta didik secara aktif menjawab binatang apa yang ditunjukkan dalam power point tersebut.
114
Selanjutnya, guru mulai bertanya tentang gambaran umum seekor singa. Beberapa peserta didik terlihat cukup lancar dalam menyampaikan idenya. Selanjutnya, guru mulai menyampaikan materi tentang teks deskriptif yang ditayangkan melalui power point. Sama halnya dengan apa yang terjadi pada experimental group, materi yang disajikan berupa definisi teks deskriptif, struktur, dan fungsi teks. Untuk mengetahui sejauh apa daya tangkap peserta didik, guru menyakan kembali materi yang telah dijelaskan sebelumnya. Setelah itu guru memberikan contoh teks deskriptif kepada peserta didik untuk menganalisis struktur teks deskriptif. Setelah sesi diskusi tersebut, guru mengundang peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti. Selanjutnya, peserta didik diminta secara berpasangan untuk membuat sebuah teks deskriptif tentang seekor binatang yang disukai. Terlihat peserta didik cukup serius mengerjakan apa yang diminta oleh guru. Sebelum mengakhiri pertemuan tersebut, guru mengingatkan peserta didik untuk membawa hasil teks deskriptifnya untuk dibahas secara bersama-sama. Pertemuan pada hari itu pun diakhiri dengan paramasanthi.
2) Pertemuan Kedua di Control Group (Jumat, 13 Februari 2015) Setelah membuka pertemuan dengan saling memberikan salam panganjali dan mengecek kehadiran peserta didik, guru kembali mengingatkan teks deskriptif yang telah dibuat oleh para peserta didik dengan pasangannya pada pertemuan sebelumnya. Guru secara teliti memperhatikan teks deskriptif peserta didik dengan cara berkeliling.
115
Selanjutnya guru meminta peserta didik untuk mengamati video tentang seekor singa. Setelah menyaksikan video, peserta didik diminta untuk memberikan beberapa pernyataan terkait dengan binatang tersebut. Guru kembali menayangkan sebuah teks deskriptif terkait dengan singa. Setelah sesi membaca ini, guru meminta peserta didik untuk menemukan kata-kata sulit dan menulisnya di papan tulis. Melalui arahan guru, peserta didik memahami arti beberapa kata tersebut. Setelah kegiatan tersebut guru meminta peserta didik untuk memberikan pernyataan secara tertulis tentang makna, gagasan, atau ide yang terkandung dalam teks deskriptif tersebut. Setelah itu guru meminta partisipasi peserta didik dengan menyatakan secara lisan apa yang telah ditulis. Sebelum mengakhiri pertemuan kedua ini, peserta didik diminta mencari sebuah teks deskriptif sebagai tugas dan dibawa pada pertemuan berikutnya.
3) Pertemuan Ketiga di Control Group (Rabu, 25 Februari 2015) Pada pertemuan ketiga ini guru dan peserta didik seperti biasa memberikan salam panganjali. Setelah mengecek kehadiran, guru meminta peserta didik untuk menunjukkan teks deskriptif yang ditemukan. Selanjutnya, guru meminta beberapa peserta didik untuk menyampaikan gagasan utama teks yang dibawa. Pada kegiatan ini guru membawa gambar seekor beruang hitam dan ditunjukkan di hadapan peserta didik. Selanjutnya guru meminta peserta didik untuk mendeskripsikan beruang hitam tersebut. Di sini guru memberikan waktu yang cukup lama kepada peserta didik untuk membuat teks deskriptifnya. Terlihat
116
peserta didik berdiskusi dengan peserta didik lain ketika mengalami kesulitan dalam menyusun teks deskriptif. Sebelum mengakhiri pertemuan tersebut, guru bersama peserta didik membuat suatu kesepakatan bahwa peserta didik harus menyelesaikan teks deskriptif tersebut dan memahami isi teks karena mereka akan menceritakan teks yang disusun di depan kelas pada pertemuan berikutnya. Pertemuan ketiga di control group pun diakhiri dengan paramasanthi.
4) Pertemuan Keempat di Control Group (Jumat, 6 Maret 2015) Pertemuan terakhir di control group seperti biasa dibuka dengan memberikan salam panganjali umat. Setelah itu guru mulai mengecek kehadiran peserta didik. Selanjutnya, pembelajaran dimulai dengan menanyakan kesiapan peserta didik untuk menceritakan teks deskriptifnya di depan kelas. Guru terlihat membawa dan mempersiapkan daftar nilai. Sebelum kegiatan tersebut dimulai, peserta didik diberikan waktu lima menit menyiapkan diri untuk menceritakan teks deskriptifnya. Pada sesi ini peserta didik terlihat serius dalam mempersiapkan diri. Setelah itu satu per satu peserta didik maju dan menceritakan teks deskriptifnya di depan kelas dengan membawa juga teks yang telah disiapkan. Waktu yang diberikan untuk setiap peserta didik adalah dua menit. Sebelum waktu pembelajaran berakhir sekitar beberapa menit lagi, kegiatan bercerita di depan kelas ini pun selesai dengan catatan terdapat dua peserta didik yang tidak mengikuti pembelajaran sampai akhir karena permisi.
117
Setelah itu guru memberitahukan bahwa akan ada sebuah tes (post-test) pada pertemuan selanjutnya. Pertemuan terakhir pun diakhiri dengan paramasanthi.
4.2.2 Analisis Kuantitatif pada Post-Test Setelah melakukan tindakan di experimental group dan mengobservasi kegiatan belajar mengajar di control group, post-test dilaksanakan pada Jumat, 13 Maret 2015. Dalam post-test yang dilaksanakan selama empat puluh menit, peserta didik, baik yang tergabung di dalam experimental group dan control group, diminta untuk mendeskripsikan seekor beruang (Grizzly bear). Berikut ini adalah hasil post-test dari experimental group dan control group.
4.2.2.1 Analisis Kuantitatif pada Post-Test di Experimental Group Setelah melalui empat pertemuan yang mengimplementasikan strategi tell and show, maka diperoleh hasil berupa post-test. Berikut ini adalah hasil post-test peserta didik yang berada di dalam experimental group.
Tabel 4.11 Hasil Post-Test Peserta Didik di Experimental Group Aspek Kode Tanda Tata Ejaan Ide Kata Ganti Baca Bahasa EG01 5 5 13 14 10 EG02 5 5 17 16 8 EG03 5 5 12 14 8 EG04 5 5 13 15 9 EG05 5 5 15 15 10 EG06 5 5 13 15 9 EG07 5 5 15 15 9 EG08 5 5 12 14 9 EG09 5 5 17 14 8
Total 78.33 85.00 73.33 78.33 83.33 78.33 81.67 75.00 81.67
118
EG10 EG11 EG12 EG13 EG14 EG15 EG16 EG17 EG18 EG19 EG20 EG21 EG22 EG23 EG24 EG25 EG26 EG27 EG28 EG29 EG30 EG31 EG32 EG33 EG34 EG35 EG36
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 12 5 12 5 16 4 13 5 12 5 13 5 15 5 14 5 18 5 17 5 10 5 11 5 13 5 14 5 15 5 14 5 13 5 18 5 14 5 17 5 14 5 13 5 15 5 13 5 15 5 15 5 16 NILAI RERATA
13 13 17 14 14 15 14 15 16 15 11 13 14 15 15 15 14 18 14 16 15 14 15 14 14 14 13
10 10 8 7 8 10 10 8 9 9 9 9 8 9 9 10 7 10 10 9 9 10 10 8 10 9 10
75.00 75.00 85.00 71.67 73.33 80.00 81.67 78.33 88.33 85.00 66.67 70.00 75.00 80.00 81.67 81.67 73.33 93.33 80.00 86.67 80.00 78.33 83.33 75.00 81.67 80.00 81.67 79.35
Berdasarkan tabel 4.11 di atas diketahui terdapat seorang peserta didik yang mampu memperoleh nilai 93.33 atau melampaui KKM yang telah ditetapkan. Selain itu, secara umum terdapat beberapa peserta didik yang telah memperoleh nilai di atas 80.00 sehingga dapat dikatakan bahwa mereka telah menuntaskan proses pembelajaran dalam menulis teks deskriptif. Selanjutnya, nilai rerata kelas ini pun sudah mengalami perkembangan yang pada awalnya (pre-test) hanya
119
69.77, tetapi sekarang telah mencapai 79.35. Hal ini tentu saja berbeda dengan hasil pada pre-test yang menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik di experimental group (sebelumnya VIII C) belum mencapai syarat ketuntasan tersebut. Terkait dengan hal tersebut, berikut ini adalah diagram yang menggambarkan sebaran nilai dan jumlah peserta didik di experimental group.
20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
19 15
1
≥ 90.00
1
≥ 80.00
≥ 70.00
≥ 60.00
0
≥ 50.00
Diagram 4.3 Sebaran Nilai Peserta Didik di Experimental Group
Berdasarkan sebaran nilai dan peserta didik di atas, diketahui bahwa sebagian besar peserta didik telah mampu mencapai KKM, bahkan terdapat seorang peserta didik yang mendapatkan nilai lebih dari 90.00. Secara kuantitatif, peserta didik yang telah mencapai KKM adalah dua puluh atau 56.00% orang, sedangkan yang belum mencapai KKM adalah enam belas orang. Jika dibandingkan dengan sebaran yang ditunjukkan pada diagram 4.1 untuk nilai pada pre-test, maka terdapat peningkatan sebesar 47.22% untuk peserta didik yang telah berhasil mencapai atau melampaui KKM. Selanjutnya, berdasarkan nilai-nilai pada post-
120
test tersebut, maka setiap peserta didik telah mengalami kemajuan dalam menulis teks deskriptif. Di sisi lain tabel 4.12 berikut ini menyajikan data berupa nilai rerata peserta didik di setiap aspek penilaian dalam menulis teks deskriptif, seperti tanda baca, ejaan, tata bahasa, ide, dan kata ganti.
No. 1. 2. 3. 4. 5.
Tabel 4.12 Nilai Rerata Setiap Aspek Penilaian di Experimental Group pada Post-Test Persentase Aspek Nilai Maksimal Rerata kelas Capaian Tanda baca 5 4.97 99.44% Ejaan 5 4.97 99.44% Tata bahasa 20 14.14 70.69% Ide 20 14.50 72.50% Kata ganti 10 9.03 90.28%
Berdasarkan tabel 4.12 diketahui bahwa terdapat peningkatan pada aspek tanda baca, tata bahasa, ide, dan kata ganti dari pre-test yang dilakukan sebelumnya. Akan tetapi untuk aspek ejaan, tidak ditemukan, baik peningkatan maupun penurunan karena nilai rerata yang ditemukan pada post-test untuk aspek ini sama seperti apa yang ditemukan pada pre-test. Selanjunya, jika dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Swardiani (2007), Ginting dan Sitanggang (2012), dan Siburian (2013), nilai rerata peserta didik di experimental group juga sama-sama mengalami peningkatan dalam menulis teks deskriptif pada post-test. Peningkatan cukup signifikan terjadi pada aspek tata bahasa, ide, dan kata ganti yang merupakan salah satu indikasi penggunaan penanda kohesi.
121
Penjelasan lebih lanjut terkait dengan peningkatan dan pengaruh strategi tell and show terhadap kelima aspek ini dapat dilihat pada bagian 4.3 dalam bab ini.
4.2.2.2 Analisis Kuantitatif pada Post-Test di Control Group Setelah melakukan post-test di experimental group, kegiatan yang sama juga dilakukan pada peserta didik di control group. Hal ini bertujuan untuk dapat membandingkan nilai rerata peserta didik di kedua kelompok. Selain membandingkan nilai dari aspek-aspek kelinguistikannya, post-test ini juga bertujuan untuk mengetahui perubahan yang terjadi di control group setelah diajarkan dengan strategi konvensional. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan nilai peserta didik di control group pada post-test.
Kode CG01 CG02 CG03 CG04 CG05 CG06 CG07 CG08 CG09 CG10 CG11 CG12 CG13 CG14 CG15
Tabel 4.13 Hasil Post-Test Peserta Didik di Control Group Aspek Tanda Tata Ejaan Ide Kata Ganti Baca Bahasa 3 4 10 10 7 5 5 18 16 8 5 5 11 13 9 5 5 11 12 7 5 5 14 14 8 5 5 10 12 9 5 5 14 14 8 5 5 11 12 7 5 5 12 13 10 5 5 15 13 6 5 5 11 12 7 5 5 14 13 8 5 5 12 13 7 5 5 12 13 7 5 5 14 16 7
Total 56.67 86.67 71.67 66.67 76.67 68.33 76.67 66.67 75.00 73.33 66.67 75.00 70.00 70.00 78.33
122
CG16 CG17 CG18 CG19 CG20 CG21 CG22 CG23 CG24 CG25 CG26 CG27 CG28 CG29 CG30 CG31 CG32 CG33 CG34 CG35 CG36
5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 14 5 11 5 14 5 14 5 10 5 10 5 16 5 13 5 10 4 14 5 12 5 14 5 15 5 13 5 12 5 14 5 13 4 15 5 13 5 14 5 12 NILAI RERATA
15 11 15 15 11 12 15 15 11 14 11 14 16 13 12 15 14 15 13 13 12
8 10 7 8 7 10 8 9 9 7 7 10 10 8 8 10 9 9 10 9 7
78.33 70.00 75.00 78.33 63.33 70.00 81.67 78.33 66.67 73.33 65.00 80.00 85.00 73.33 70.00 81.67 76.67 80.00 76.67 76.67 68.33 73.52
Berdasarkan penjabaran nilai yang diperoleh tiap-tiap peserta didik di control group, ditemukan bahwa terdapat enam peserta didik yang nilainya telah mampu mencapai atau melebihi KKM. Secara umum, para peserta didik pun telah mengamali perkembangan dalam menulis teks deskriptif. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai rerata kelas yang pada pre-test hanya mencapai 69.81, tetapi pada post-test telah mencapai 73.52. Selain itu, sebaran nilai dan jumlah peserta didik pun mengalami perkembangan. Berikut ini adalah diagram yang menunjukkan sebaran nilai peserta didik di control group.
123
25 21
20 15 10
8 6
5 1
0 0 ≥ 90.00
≥ 80.00
≥ 70.00
≥ 60.00
≥ 50.00
Diagram 4.4 Sebaran Nilai Peserta Didik di Control Group
Diagram 4.4 di atas menunjukkan adanya pergeseran sebaran nilai ke arah positif. Bila pada pre-test ditemukan hanya ada lima peserta didik yang nilainya mampu mencapai atau melebihi KKM, pada post-test ini terdapat enam peserta didik yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 80.00. Selain itu, sebaran nilai di atas juga menunjukkan bahwa para peserta didik di control group mengalami perkembangan, tetapi masih ada seorang peserta didik yang mendapatkan nilai kurang dari 60.00. Dengan kata lain, melalui pengajaran yang menggunakan strategi konvensional dari guru, peserta didik di control group telah mampu mengembangkan kemampuannya dalam menulis teks deskriptif. Selanjutnya, untuk memerinci perkembangan peserta didik dilihat dari nilai rerata tiap-tiap aspek penilaian, berikut ini ditampilkan tabel 4.14.
124
No. 1. 2. 3. 4. 5.
Tabel 4.14 Nilai Rerata Setiap Aspek Penilaian di Control Group pada Post-Test. Persentase Aspek Nilai Maksimal Rerata kelas Capaian Tanda baca 5 4.89 97.78% Ejaan 5 4.92 98.33% Tata bahasa 20 12.38 64.17% Ide 20 13.28 66.39% Kata ganti 10 8.19 81.94%
Berdasarkan tabel 4.14, diketahui bahwa nilai rerata kelas untuk setiap aspek penilaian mengalami peningkatan. Sebagai contoh, untuk aspek tanda baca, nilai rerata yang diperoleh dari teks deskriptif peserta didik di control group meningkat 0.11 dari pre-test sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa selain adanya peningkatan nilai rerata teks deskriptif peserta didik di control group secara utuh, setiap aspek linguistik yang dijadikan acuan penilaian pun mengalami peningkatan pada post-test ini. Setelah dilakukan analisis, berikut ini ditampilkan perbandingan secara umum terhadap nilai rerata teks deskriptif dan nilai rerata setiap aspek yang diperoleh peserta didik di experimental group dan control group pada post-test.
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Tabel 4.15 Perbandingan Nilai Rerata Teks Deskriptif serta Nilai Rerata Setiap Aspek Penilaian Nilai Rerata di Control Kategori Nilai Rerata di Group Experimental Group Teks Deskriptif Tanda baca Ejaan Tata bahasa Ide Kata ganti
79.35 4.97 4.97 14.14 14.50 9.03
73.52 4.89 4.92 12.38 13.28 8.19
125
Tabel 4.15 menunjukkan bahwa secara umum nilai rerata peserta didik di experimental group lebih tinggi dibandingkan dengan nilai peserta didik yang tergabung di dalam control group. Berdasarkan kondisi ini, penelitian ini juga memiliki kemiripan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Palupi (2013), yakni menggunakan dua kelompok dan terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara nilai rerata peserta didik pada experimental group dan control group. Di sisi lain, perbedaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya terdapat pada data yang disajikan dalam penelitian ini, yaitu melingkupi lima aspek yang disesuaikan dengan rubrik, seperti tanda baca, ejaan, tata bahasa, ide, dan kata ganti. Untuk penjelasan lebih terperinci terkait dengan pengaruh strategi strategi tell and show terhadap peserta didik di experimental group dapat dilihat pada bagian 4.3 pada bab ini. Selanjutnya dipaparkan juga analisis kualitatif beberapa sampel teks deskriptif yang diperoleh dari peserta didik di experimental group dan control group.
4.2.3 Analisis Kualitatif pada Post-Test Dalam menganalisis teks deskriptif yang telah ditulis oleh peserta didik, baik yang tergabung di dalam experimental group maupun control group, berikut ini dipaparkan tiga sampel teks deskriptif dari tiap-tiap kelompok.
126
4.2.3.1 Analisis Kualitatif pada Post-Test di Experimental Group Analisis terhadap teks deskriptif peserta didik di experimental group (sebelumnya VIIIC pada pre-test) dilakukan untuk mengetahui perkembangan yang terjadi setelah mendapatkan pengalaman dari penerapan strategi tell and show. Berikut ini adalah tiga teks deskriptif peserta didik yang digunakan sebagai sampel.
1) Teks Deskriptif yang Disusun oleh Peserta Didik EG05 Teks pertama yang digunakan sebagai sampel adalah teks deskriptif peserta didik EG05. Berikut ini teks deskriptif peserta didik tersebut.
Teks Deskriptif oleh EG05 Grizzly Bear Grizzly bear is one of mammals in the world. It is from Canada. It can live until fifty years old and we can see it in the zoo. Grizzly bear has a big body with a pair of hands and legs. Its fur color is brown. It has two ears, two eyes, and big mouth. It has short claws but its claws are very sharp. The bears usually swim in the pool to catch many fish. Fish are their daily food. They can eat fifty fish in one day. Their voice is very loud. We can hear their voice in 20 km. In the winter they will do hibernate in long time until spring arrive. They will give some milk for their kid;, because they are mammals. They can live in the cold place because they are strong animal.
Setelah mengikuti pembelajaran dalam menulis teks deskriptif yang mengimplementasikan strategi tell and show, terdapat beberapa perbedaan pada teks deskriptif peserta didik EG05 dibandingkan dengan teks deskriptif pada pretest. Perbedaan pertama yang dapat dilihat dari teks di atas adalah peserta didik
127
tersebut sudah memahami bagaimana menyusun sebuah teks deskriptif sesuai dengan struktur umum (identification dan description). Selanjutnya, berikut ini penjelasan tentang teks deskriptif peserta didik EG05 pada tiap-tiap aspek penilaian.
(1) Tanda Baca Berikut ini kesalahan tanda baca yang terdapat pada sebuah kalimat teks deskriptif yang disusun oleh peserta didik EG05. ‘They will give some milk for their kid;, because they are mammals.’ (Kalimat 11, Paragraf 2) Berdasarkan kalimat tersebut, ditemukan bahwa kesalahan penggunaan tanda titik koma (;) dan koma (,) sebelum kata hubung because. Berdasarkan modul berjudul Punctuation Basics yang disusun oleh Universitas Lincoln (2013:10), tanda titik koma (;) digunakan untuk menghubungkan dua klausa bebas yang di antaranya tidak diletakkan kata hubung. Selain itu, kata hubung because tidak diawali dengan sebuah tanda baca. Oleh karena itu, kalimat di atas seharusnya menjadi ‘They will give some milk for their kid because they are mammals’. Akhirnya, jika dibandingkan dengan hasil teks deskriptif pada pre-test, khususnya aspek tanda baca, peserta didik EG05 mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan perbandingan persentase kesalahan yang dilakukan pada aspek penilaian ini. Pada pre-test, persentase kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik sebesar 9.09% dari seluruh tanda baca yang digunakan, sedangkan
128
persentase kesalahan dalam pemakaian tanda baca yang ditemukan pada post-test adalah 6.67%. Dengan kata lain, terdapat peningkatan sebesar 2.42%.
(2) Ejaan Dalam teks deskriptif peserta didik EG05 tidak ditemukan kesalahan ejaan dalam setiap kata. Jika dibandingkan dengan hasil pre-test sebelumnya yang terdapat kesalahan dalam pengejaan kata ‘mamal’ pada teks deskriptif peserta didik tersebut, tetapi pada post-test tidak ditemukan kembali. Hal ini mengindikasikan bahwa peserta didik EG05 menjadi lebih memperhatikan dan fokus terhadap ejaan setiap kata pada teks deskriptifnya. Sama halnya dengan yang terjadi pada aspek tanda baca, peserta didik EG05 juga mengalami peningkatan jika dilihat dari tidak adanya kesalahan pada ejaan. Persentase kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik pada pre-test sebesar 0.58% dari jumlah kata yang dilakukan, sedangkan pada post-test, persentase menunjukkan angka 0% atau tidak ditemukan kesalahan pada ejaan kata.
(3) Tata Bahasa Penggunaan tata bahasa tidak hanya dapat dilihat dari bagaimana peserta didik menggunakan tense yang tepat, tetapi juga dapat dilihat dari penggunaan kata hubung dan pilihan kata (nominal). Berikut ini adalah kesalahan-kesalahan terkait dengan hal tersebut yang ditemukan di dalam teks deskriptif peserta didik EG05.
129
Tabel 4.16 Kesalahan Tata Bahasa yang Ditemukan dalam Teks Deskriptif Peserta Didik EG05 No. Kesalahan Perbaikan Keterangan It has short claws but its It has short claws and its Kalimat 4, 1. claws are very sharp. claws are very sharp. Paragraf 2 They can eat fifty fish in They can eat fifty fish Kalimat 7, 2. one day everyday. Paragraf 2 In the winter they will do They will hibernate in the Kalimat 10, 3. hibernate in long time until winter. Paragraf 2 spring arrive. They can live in the cold They can live in the cold Kalimat 12, 4. place because they are place because they are Paragraf 2 strong animal. strong animals.
Berdasarkan pemaparan kesalahan tata bahasa pada tabel 4.16 di atas, diketahui terdapat empat kalimat yang masih kurang tepat penggunaannya dilihat dari sisi gramatika. Kesalahan pertama merupakan kesalahan penggunaan kata hubung. Pada kalimat ‘It has short claws but its claws are very sharp’ penggunaan kata hubung but tidak tepat karena kata hubung tersebut digunakan untuk menunjukkan dua hal yang bertolak belakang atau berbeda dengan apa yang telah disebutkan sebelumnya. Dalam kalimat tersebut peserta didik berkeinginan untuk menyatakan bahwa seekor beruang memiliki cakar yang pendek dan tajam. Dengan kata lain, kata hubung yang tepat untuk menggantikan kata hubung but pada kalimat tersebut adalah and. Kesalahan kedua terjadi ketika peserta didik menggunakan keterangan waktu in one day. Berdasarkan konteks kalimat yang hendak disampaikan oleh peserta didik, keterangan tersebut akan menjadi lebih baik jika diganti dengan everyday. Selanjutnya, kesalahan terjadi pada penggunaan modal verb. Pada kalimat ‘In the
130
winter they will do hibernate in long time until spring arrive’, peserta didik melakukan kesalahan dalam menggunakan dua kerja berurutan (do dan hibernate) setelah modal verb ‘will’. Dalam penggunaannya kata will seharusnya diikuti oleh sebuah kata kerja. Oleh karena itu, kalimat akan lebih baik jika diubah menjadi ‘They will hibernate in the winter’. Kesalahan terakhir ditemukan pada kata animal. Pada kalimat tersebut subjek yang digunakan adalah they yang menunjukkan binatang yang berjumlah lebih dari satu. Dengan kata lain, kalimat tersebut akan menjadi lebih baik jika ditulis ‘They can live in the cold place because they are strong animals’. Setelah mendeskripsikan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik EG05 pada aspek tata bahasa, maka dapat dilihat adanya peningkatan dalam menggunakan tata bahasa yang tepat. Hal ini diindikasikan dengan adanya penurunan persentase kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik EG05 pada pre-test, yaitu sebesar 45.45% hingga pada post-test yang menunjukkan persentase kesalahan sebesar 26.67% dari seluruh kalimat yang digunakan. Dengan demikian, terdapat peningkatan pemahaman sebesar 18.78% dari peserta didik EG05 dalam menggunakan tata bahasa yang benar.
(4) Ide Dalam ide-ide yang dituangkan ke dalam teks deskriptif, terdapat perkembangan yang dialami oleh peserta didik. Ditinjau dari segi struktur teks yang digunakan, peserta didik terlihat sudah memahami bagian identification dan description (dua paragraf).
131
Selanjutnya, pada paragraf kedua terlihat peserta didik telah menuangkan ideidenya dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya kalimat ‘The bears usually swim in the pool to catch many fish’ yang diikuti oleh ‘Fish are their daily food. Kedua kalimat tersebut mendukung satu sama lain. Oleh karena itu, koherensi dari teks yang ditulis oleh peserta didik EG05 menjadi lebih baik. Akan tetapi, kesalahan tata bahasa yang ditemukan dalam teks deskriptif tersebut dapat mengganggu kekoherensian teks itu sendiri. Hal lainnya adalah tidak adanya kesalahan dalam penggunaan kata ganti pada teks tersebut menyebabkan ide yang dipaparkan menjadi lebih mudah dimengerti. Dengan kata lain, penggunaan kata ganti yang mengindikasikan adanya penggunaan penanda kohesi dapat membantu meningkatkan kekoherensian sebuah teks deskriptif.
(5) Kata Ganti Berbeda dengan hasil pre-test sebelumnya, dalam teks deskriptif peserta didik EG05 tidak ditemukan kesalahan penggunaan penanda kohesi yang diindikasikan dengan penggunaan kata ganti, baik kata ganti subjek, objek, ataupun yang bersifat kepemilikan. Dengan kata lain, setelah melalui pembelajaran menulis teks deskriptif yang mengimplementasikan strategi tell and show, peserta didik EG05 lebih memahami bagaimana menggunakan penanda-penanda kohesi berupa kata ganti sehingga referensi dengan kalimat sebelumnya menjadi tepat. Secara kuantitatif, terdapat peningkatan yang dialami oleh peserta didik EG05 dalam menggunakan salah satu penanda kohesi ini setelah mengikuti
132
pembelajaran yang menerapkan strategi tell and show. Pada pre-test ditemukan persentase kesalahan dalam menggunakan kata ganti sebesar 10.53%. Di sisi lain, persentase kesalahan yang ditemukan hingga 0% pada post-test. Oleh karena itu, peningkatan yang dialami oleh peserta didik EG05 dalam menggunakan kata ganti sebesar 10.53%.
2) Teks Deskriptif yang Disusun oleh Peserta Didik EG14 Teks deskriptif kedua yang digunakan sebagai sampel adalah teks yang ditulis oleh peserta didik EG14 (sebelumnya VIIIC14). Berikut ini adalah salinan teks deskriptif peserta didik tersebut.
Teks Deskriptif oleh EG14 Grizzly Bear Grizzly is a bear. Grizzly bear lives in tropical climate. So, It is from Canada. Grizzly is the famous animal in the world. But, they are wild animal. Grizzly can lives until twenty five years old. Grizzly lives in the jungle. But we can see it in the zoo. Grizzly has a big body. It is has scary face. Its eyes including cute part, because they have a round eyes. Grizzly bear has 4 legs. They have brown fur and soft fur too. Its favourite food is fish. Usually it hibernates in winter season. After hibernating, Grizzly doing its activities as usual.
(1) Tanda baca Berikut ini analisis kesalahan tanda baca yang ditemukan di dalam teks deskriptif peserta didik EG14. ‘After hibernating, Grizzly doing its activities as usual.’ (Kalimat 8, Paragraf 2)
133
Pada kalimat di atas ditemukan kesalahan penggunaan huruf kapital. Kata Grizzly dalam kalimat tersebut seharusnya tidak menggunakan huruf kapital karena tidak mengawali sebuah kalimat. Huruf kapital umumnya digunakan untuk menyatakan nama orang, kota, negara, dan nama hari (menurut Universitas Lincoln dalam booklet yang berjudul Punctuation Basics, 2013:4). Dengan kata lain, kata tersebut seharusnya ditulis grizzly. Dari sisi jumlah kesalahan yang dilakukan terkait dengan aspek tanda baca, peserta didik EG14 melakukan sebuah kesalahan, baik pada pre-test maupun posttest. Namun, jika dilihat persentase kesalahannya, terdapat penurunan dari pre-test yang menunjukkan 7.69%, sedangkan pada post-test hanya 4.67%. Hal ini disebabkan oleh jumlah tanda baca yang digunakan dalam teks deskriptif pada post-test lebih banyak daripada sebelumnya. Dengan demikian, terdapat peningkatan pemahaman sebesar 2.93% dari peserta didik dengan terkait penggunaan tanda baca yang tepat.
(2) Ejaan Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa dalam teks deskriptif peserta didik EG14 tidak ditemukan kesalahan terkait dengan ejaan dari setiap kata yang digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik ini fokus dalam menulis kata-kata yang digunakan dalam teks deskriptifnya. Berdasarkan fakta tersebut, maka terdapat peningkatan dari apa yang dikerjakan oleh peserta didik EG14 pada pre-test dan post-test. Persentase kesalahan ejaan pada pre-test sebesar 6.38%, sedangkan pada post-test 0% dari
134
seluruh kata yang digunakan. Oleh karena itu, peningkatan dalam memperhatikan ejaan oleh peserta didik tersebut adalah 6.38%.
(3) Tata Bahasa Di samping ditemukan kesalahan dalam ejaan, dalam teks deskriptif yang ditulis oleh peserta didik EG14 juga terdapat beberapa kesalahan yang dikategorikan kesalahan dalam aspek tata bahasa. Tabel berikut ini merupakan kumpulan kesalahan-kesalahan tata bahasa yang dilakukan oleh peserta didik EG14.
Tabel 4.17 Kesalahan Tata Bahasa yang Ditemukan dalam Teks Deskriptif Peserta Didik EG14 No. Kesalahan Perbaikan Keterangan But, they are wild animal. They are wild animals. Kalimat 5, 1. Paragraf 1 Grizzly can lives until Grizzly can live until Kalimat 6, 2. twenty five years old. twenty five years old. Paragraf 1 It is has scary face. It has scary face. Kalimat 2, 3. Paragraf 2 Its eyes including cute Its eyes are one of cute Kalimat 3, 4. part, because they have a parts because it has two Paragraf 2 round eyes. round eyes. Usually it hibernates in It usually hibernates in Kalimat 7, 5. winter season. winter. Paragraf 2 After hibernating, Grizzly After hibernating, grizzly Kalimat 8, 6. doing its activities as does its daily activities. Paragraf 2 usual.
Kesalahan pertama ditemukan pada kalimat ‘But, they are wild animal’. Kata benda animal seharusnya diubah dalam bentuk jamak karena subjek yang diacu,
135
yaitu they merupakan kata ganti orang ketiga jamak. Oleh karena itu, kata animal akan menjadi benar jika ditulis animals. Kesalahan selanjutnya ditemukan ketika peserta didik menggunakan modal verb ‘can’. Secara gramatika, ketika menggunakan can, peserta didik seharusnya menggunakan kata kerja bentuk pertama atau infinitive. Dengan kata lain, kalimat kedua tersebut akan menjadi tepat secara gramatika jika ditulis ‘Grizzly can live until twenty five years old’. Pada kalimat It is has scary face, peserta didik melakukan kesalahan ketika menggunakan be ‘is’ sebelum kata kerja ‘has’ yang menyatakan kepemilikan. Dilihat dari konteks kalimat yang ingin ditunjukkan, peserta didik EG14 hendak menyatakan bahwa beruang memiliki muka yang menakutkan. Jadi, kalimat tersebut seharusnya diubah menjadi ‘It has scary face’. Kesalahan terkait dengan penyusunan kalimat dalam proses menuangkan ide terdapat pada kalimat ‘Its eyes including cute part, because they have a round eyes’. Ide yang ingin disampaikan oleh peserta didik adalah mata beruang merupakan salah satu bagian tubuh beruang yang lucu karena berbentuk bulat. Ketika menulis kalimat ini, peserta didik bermaksud untuk memberikan acuan pada seekor beruang. Oleh sebab itu, peserta didik seharusnya memperbaiki kalimat tersebut menjadi ‘Its eyes are one of cute parts because it has two round eyes’. Kesalahan kelima yang dilakukan oleh peserta didik adalah dalam meletakkan adverb. Dalam menulis, kata usually seharusnya ditulis setelah subjek dalam sebuah kalimat. Selain itu, kata season juga kurang tepat karena kata winter telah
136
menyatakan sebuah musim (dingin). Oleh karena itu, kalimat tersebut akan menjadi lebih baik jika ditulis ‘It usually hibernates in winter’. Yang terakhir adalah ketika peserta didik ingin menyatakan bahwa setelah proses hibernasi, seekor beruang segera melakukan aktivitas seperti biasanya. Hal tersebut sebenarnya telah menggambarkan fakta terkait dengan kehidupan seekor beruang. Oleh karena itu, peserta didik seharusnya menggunakan pola simple present tense untuk menggambarkan kondisi tersebut. Jadi, kalimat tersebut seharusnya diubah menjadi ‘After hibernating, grizzly does its daily activities’. Setelah pemaparan kesalahan tata bahasa yang digunakan oleh peserta didik EG14 secara kualitatif, terdapat peningkatan secara kuantitatif dari hasil pre-test hingga post-test berdasarkan persentase kesalahan yang dilakukan. Pada pre-test persentase kesalahan mencapai 63.64%, sedangkan persentase kesalahan menurun pada post-test hingga menjadi 43.75%. Meskipun jumlah kesalahan yang dilakukan sama, baik pada pre-test maupun post-test, jumlah kalimat yang digunakan oleh peserta didik tersebut pada post-test lebih banyak daripada pretest. Berdasarkan jumlah tersebut, dapat dikatakan bahwa peningkatan yang dialami oleh peserta didik EG14 setelah mendapatkan pembelajaran menggunakan strategi tell and show mencapai sebesar 19.89%.
(4) Ide Setelah melakukan kajian terhadap hasil tulisan peserta didik, ditemukan adanya perkembangan dari segi pemaparan ide. Selain itu, struktur teks yang ditampilkan juga telah sesuai dengan teks deskriptif pada umumnya, yakni
137
terdapat identification dan description. Ide-ide yang tergabung di setiap struktur itu pun sudah benar. Selanjutnya, untuk memahami ide yang ingin ditampilkan, peranan tata bahasa juga tidak dapat dikesampingkan begitu saja. Berdasarkan analisis sebelumnya, diketahui masih terdapat kesalahan tata bahasa yang mengganggu kekoherensian teks tersebut. Sebagai contoh, melalui kalimat ‘Its eyes including cute part, because they have a round eyes’, peserta didik ingin mengatakan bahwa mata seekor beruang lucu karena bentuknya bulat. Akan tetapi penggunaan kalimat tersebut terlihat kurang efektif karena selain adanya kata including, kalimat tersebut juga mengandung kesalahan kata ganti, terutama its dan they yang sama sekali tidak terkait satu sama lain. Dengan kata lain, dalm menciptakan suatu koherensi yang baik dalam sebuah teks, peranan tata bahasa dan kata ganti perlu mendapatkan perhatian khusus.
(5) Kata Ganti Saat menulis teks deskriptif, peserta didik juga melakukan kesalahan dalam penggunaan kata ganti yang juga terkait dengan penanda kohesi. Berikut ini dijabarkan kalimat-kalimat yang mengandung kesalahan-kesalahan penggunaan kata ganti. a)
Grizzly is the famous animal in the world. But, they are wild animal. (Kalimat 4 dan 5, Paragraf 1) Pada kalimat pertama ini peserta didik jelas menggunakan kata grizzly
(tunggal) untuk dijadikan acuan kalimat berikutnya. Akan tetapi, kesalahan terjadi
138
ketika peserta didik menggunakan kata they yang bersifat jamak. Jadi, kata ganti yang tepat untuk mengganti kata ganti they tersebut adalah it. b) Its eyes including cute part, because they have a round eyes. (Kalimat 3, Paragraf 2) Selanjutnya kesalahan serupa pun ditemukan ketika peserta didik menulis kalimat ‘Its eyes including cute part, because they have a round eyes’ di atas. Kata ganti they menjadi tidak tepat karena kata ganti kepemilikan yang digunakan sebelumnya adalah its untuk menyatakan suatu benda yang dimiliki oleh seekor binatang. Oleh karena itu, kata ganti yang tepat untuk mengganti kata ganti they adalah it. c)
Grizzly bear has 4 legs. They have brown fur and soft fur too. (Kalimat 4 dan 5, Paragraf 2) Kesalahan terakhir ditemukan ketika peserta didik menulis kalimat-kalimat di
atas, yaitu pada kalimat pertama, peserta didik menggunakan kata grizzly bear untuk mengawali kalimatnya. Dalam hal ini terlihat jelas yang digambarkan oleh peserta didik tersebut adalah seekor beruang, sedangkan pada kalimat selanjutnya muncul kata ganti they yang bersifat jamak. Oleh sebab itu, untuk membuat kalimat pertama koheren dengan kalimat kedua, peserta didik seharusnya menggunakan kata ganti it. Berdasarkan perhitungan terhadap persentase kesalahan kata ganti, terdapat sedikit peningkatan yang dialami oleh peserta didik EG14. Persentase kesalahan yang ditemukan pada pre-test sebesar 28.57%, sedangkan persentase kesalahan yang didapat pada post-test adalah 27.27%. Faktanya, jumlah kesalahan yang
139
ditemukan pada post-test lebih banyak daripada pre-test, tetapi jumlah kata ganti yang digunakan oleh peserta didik EG14 pada post-test sedikit lebih banyak daripada kata ganti yang digunakan pada pre-test. Dengan demikian, terjadi peningkatan sebesar 1.30% dialami oleh peserta didik tersebut dalam menggunakan kata ganti.
3) Teks Deskriptif yang Disusun oleh Peserta Didik EG29 Teks deskriptif ketiga adalah teks deskriptif yang dibuat oleh peserta didik EG29 (sebelumnya VIIIC29). Berikut ini adalah teks deskriptif peserta didik setelah mengikuti pembelajaran yang menerapkan strategi tell and show.
Teks Deskriptif oleh EG29 Grizzly Bear Grizzly bear is a wild animal. They are mammals because they have ears. Then they came from North America and Canada. It can live until 75 years. The real habitat is in the forest. But now the goverment preserve this bear because they are almost extinct. This bear has a big body with brown fur. The fur is thick and harsh. They have a pair of big ears so they can hear voice from far place. It has a pair of eyes. Then they have a long snout. It has a big nose to smell something. Grizzly bears have sharp teeth to chew meat. They have a big stomach to keep many food. Then they have a small tail. Then four strong legs to run. They have sharp claws to clawing fish. (1) Tanda baca Terdapat perbedaan antara hasil pre-test dan post-test peserta didik EG29. Dalam teks deskriptif peserta didik EG29 pada post-test tidak terdapat kesalahan dalam penggunaan tanda baca, baik koma (,), titik (.), maupun huruf kapital,
140
sedangkan pada pre-test sebelumnya ditemukan sebuah kesalahan dalam penggunaan tanda baca. Dengan membandingkan persentase kesalahan pada aspek tanda baca, diketahui terdapat peningkatan yang dialami oleh peserta didik. Pada pre-test, persentase kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik sebesar 5.88%, sedangkan pada post-test tidak ditemukan kesalahan atau 0%. Bedasarkan kedua persentase tersebut, maka peserta didik EG29 mengalami peningkatan 5.88% dalam menggunakan tanda baca yang benar.
(2) Ejaan Dalam teks deskriptif peserta didik EG29 pada post-test ditemukan kesalahan serupa saat peserta didik tersebut menulis kalimat di bawah ini ‘But now the goverment preserve this bear ….’ (Kalimat 6, Paragraf 1) Kesalahan ditemukan pada kata ‘goverment’ yang seharusnya ditulis ‘government’. Ketidaktelitian peserta didik dalam memperhatikan penulisan sebuah kata menyebabkan kesalahan yang sama dalam menulis kata tersebut terulang kembali. Akan tetapi, dalam menulis kata dalam bahasa Inggris untuk seekor binatang yang melahirkan dan menyusui (mammal) tidak ditemukan kesalahan penulisan pada kalimat, ‘They are mammals because….’ seperti pada pre-test. Selanjutnya, untuk mengetahui peningkatan yang terjadi pada peserta didik EG29, maka perbandingan persentase kesalahan yang ditemukan pada pre-test dan post-test perlu dilakukan terkait dengan aspek ejaan. Seperti diketahui bahwa
141
terdapat dua kesalahan atau 2.89% dari seluruh kata yang dilakukan oleh peserta didik EG29 pada pre-test. Di sisi lain, peserta didik melakukan sebuah kesalahan dalam menulis ejaan atau persentasenya 0.78%. Melalui pernyataan-pernyataan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan yang terjadi dalam menuliskan ejaan setiap kata adalah 2.15%.
(3) Tata Bahasa Berdasarkan teks deskriptif peserta didik EG29 pada post-test, ditemukan bahwa terdapat lebih banyak kalimat yang digunakan daripada teks deskiptif pada pre-test yang disusun oleh peserta didik yang sama (VIIIC29). Namun, beberapa kesalahan juga ditemukan dalam teks deskriptif pada post-test seperti berikut ini.
Tabel 4.18 Kesalahan Tata Bahasa yang Ditemukan dalam Teks Deskriptif Peserta Didik EG29 No. Kesalahan Perbaikan Keterangan Then they came from They come from North Kalimat 3, 1. North America and America and Canada. Paragraf 1 Canada. They have a big stomach They have a big stomach Kalimat 8, 2. to keep many food. to keep much food. Paragraf 2 They have sharp claws to They have sharp claws to Kalimat 11, 3. clawing fish. catch fish. Paragraf 2
Kesalahan pertama yang ditemukan pada kalimat dalam teks deskriptif peserta didik EG29 adalah pengunaan kata kerja ‘came’. Faktanya adalah grizzly bear memang berasal dari Amerika Utara atau Kanada. Oleh karena itu, peserta didik seharusnya menggunakan simple present tense, bukan simple past tense, karena ‘came’ adalah bentuk past dari come yang merupakan infinitive. Oleh
142
karena itu, kalimat tersebut seharusnya menjadi ‘They come from North America and Canada.’ Kesalahan kedua yang ditemukan adalah penggunaan many. Kata many digunakan untuk menyatakan benda yang dapat dihitung. Namun, pada konteks kalimat yang digunakan, makanan yang dapat ditampung di dalam perut seekor grizzly bear tidak dapat diperkirakan. Oleh karena itu, kalimat tersebut akan menjadi lebih baik jika kata many diganti dengan much. Kesalahan terakhir yang ditemukan dalam teks deskriptif peserta didik EG29 adalah pada kalimat ‘They have sharp claws to clawing fish.’ Kata ‘clawing’ pada kalimat tersebut tidak tepat karena sebelumnya terdapat preposition ‘to’ yang diikuti oleh infinitive. Selain itu, pemilihan kata tersebut juga kurang tepat jika dibandingkan dengan kegunaan dari cakar beruang tersebut. Oleh karena itu, kalimat tersebut akan lebih baik jika diubah menjadi ‘They have sharp claws to catch fish.’ Berdasarkan perbandingan antara jumlah kesalahan yang ada pada teks deskriptif peserta didik EG29 dari pre-test dan post-test dapat dikatakan terjadi sedikit perkembangan dalam penggunaan tense yang benar. Pada pre-test, perbandingan kesalahan dengan jumlah kalimat yang ditulis adalah 2:10 atau 20.00% sedangkan pada post-test perbandingannya menjadi 3:17 atau 17.65%. Dengan kata lain, terdapat perkembangan peserta didik EG29 dalam menggunakan tata bahasa sebesar 2.35%.
143
(4) Ide Berdasarkan teks deskriptif yang ditulis peserta didik EG29 pada pre-test dan post-test, diketahui terdapat beberapa perbedaan yang cukup signifikan. Pada pretest peserta didik terlihat masih ragu menuangkan ide-ide yang ingin ditampilkan, tetapi pada post-test peserta didik terlihat telah memahami hal-hal apa saja yang dapat disajikan, baik pada identification maupun description. Dalam melakukan kajian terhadap aspek ide, tense yang digunakan juga dapat digunakan sebagai acuan. Hal ini terkait dengan kekoherensian sebuah teks pada tataran kalimat, yakni penyampaian fakta-fakta yang relevan. Pada kalimat ‘Then they came from North America and Canada’ ditemukan penggunaan past tense. Jenis kalimat tersebut umumnya digunakan untuk menyatakan sesuatu yang telah terjadi pada masa lampau dan tidak lagi terjadi pada saat ini. Akan tetapi, faktanya adalah grizzly bear memang berasal dari negara Amerika Utara dan Kanada. Oleh karena itu, fakta yang ingin disampaikan melalui kalimat tersebut kurang relevan. Hal lain yang dapat memengaruhi kekoherensian ide-ide yang ditampilkan adalah kata ganti. Pada bagian berikutnya dipaparkan kesalahan-kesalahan penggunaan kata ganti yang ditemukan pada teks deskriptif yang ditulis oleh peserta didik EG29.
(5) Kata Ganti Hasil kajian teks deskriptif peserta didik EG29 menunjukkan bahwa masih terdapat kesalahan dalam menggunakan kata ganti yang tepat agar ide teks
144
tersebut dapat menyatu satu sama lain. Berikut ini adalah pemaparan kesalahan kesalahan yang ditemukan pada teks deskriptif tersebut. a)
Grizzly bear is a wild animal. They are mammals because they have ears.(Kalimat 1 dan 2, Paragraf 1) Pada kalimat di atas ditemukan kesalahan penggunaan kata ganti ketika
peserta didik menggunakan kata ganti they, sedangkan kata yang diacu adalah grizzly bear yang menunjukkan hanya ada seekor beruang. Dengan kata lain, kata ganti they seharusnya diganti dengan kata ganti it untuk membuat ide-ide yang disampaikan menjadi lebih baik. b) But now the goverment preserve this bear because they are almost extinct. (Kalimat 6, Paragraf 1) Kesalahan kedua juga ditemukan ketika peserta didik menggunakan kata ganti they untuk mengacu objek yang digunakan sebelumnya, yaitu this bear. Kata this digunakan untuk menunjukkan objek yang bersifat tunggal. Oleh karena itu, agar tercipta kekoherensian yang baik pada tataran kalimat, maka kata ganti they tersebut diubah harus menjadi it. c)
They have a pair of big ears so they can hear voice from far place. It has a pair of eyes. (Kalimat 3 dan 4, Paragraf 2) Kesalahan terakhir dalam menggunakan kata ganti pada kalimat-kalimat di
atas, yaitu kata ganti it pada kalimat ‘It has a pair of eyes’ seharusnya diganti dengan they karena kata ganti it menunjukkan subjek yang berjumlah tunggal, sedangkan pada kalimat sebelumnya peserta didik menggunakan kata ganti they untuk subjek kalimatnya.
145
Selanjutnya, jika dilihat jumlah kesalahan yang ditemukan pada teks deskriptif peserta didik EG29, maka kesalahan pada post-test lebih banyak dibandingan dengan saat pre-test. Akan tetapi, pada post-test peserta didik tersebut lebih banyak menggunakan kata ganti daripada saat pre-test. Berdasarkan perhitungan, perbandingan kesalahan yang terjadi pada pre-test dengan jumlah kata ganti yang digunakan adalah 1:5 atau persentase kesalahannya mencapai 20%, sedangkan pada post-test perbandingan yang didapatkan adalah 3:17 atau memiliki persentase kesalahan 17.65%. Dengan kata lain, peserta didik mengalami peningkatan dalam menggunakan kata ganti setelah belajar dengan strategi tell and show adalah sebesar 2.35%.
4.2.3.2 Analisis Kualitatif pada Post-Test di Control Group Selain menganalisis teks deskriptif peserta didik di experimental group pada post-test, analisis juga dilakukan terhadap teks deskriptif peserta didik yang tergabung dalam control group. Hal ini bertujuan untuk membandingkan secara kualitatif peningkatan yang terjadi di tiap-tiap kelompok. Berikut ini merupakan hasil kajian dari tiap-tiap teks deskriptif tersebut.
1) Teks Deskriptif yang Disusun oleh Peserta Didik CG03 Berdasarkan sampel pertama yang digunakan, teks deskriptif peserta didik CG03 di post-test kembali disajikan. Berikut ini adalah teks deskriptif tersebut.
146
Teks Deskriptif oleh CG03 Grizzly Bear Bear is a big animal which live in the forest that you can find them in North America and Canada. Bear usually eat fish or meat. Bear is a carnivore. Bear almost as tall as humans. Bear has four legs for walk. Bear has sharp teeth and, sharp claws to catch fish. Bear has two eyes. Bear has a mouth to eat fish and meat. Bear has two ears. Bear sleeps in winter for Hibernation. Its ears usually use to listen audio sonic voices. Its eyes use to see anything. It having child. Bear uses its claws for self defense. Bear also uses its teeth for self defense.
(1) Tanda baca Tanda koma (,) merupakan salah satu tanda baca yang digunakan untuk memisahkan setiap bagian pada sebuah daftar dalam kalimat. Umumnya tanda koma digunakan jika terdapat tiga hal atau lebih yang disebutkan di dalam kalimat. Selain itu, penggunaan huruf kapital juga perlu diperhatikan yang digunakan untuk menampilkan nama dan mengawali sebuah kalimat. Terkait dengan tanda-tanda baca tersebut, kesalahan penggunaan tanda koma ditemukan dalam teks deskriptif peserta didik CG03 pada kalimat berikut ini. a)
Bear has sharp teeth and, sharp claws to catch fish. (Kalimat 3, Paragraf 2) Kalimat di atas menunjukkan terdapat kesalahan yang terjadi ketika peserta
didik meletakkan tanda koma setelah kata hubung and. Berdasarkan modul Punctuation Basics dari Universitas Lincoln (2013:6) , tanda koma (,) tidak diletakkan setelah kata hubung ‘and’. Dalam menulis, kata hubung and tidak diikuti oleh sebuah tanda koma. Oleh karena itu, peserta didik seharusnya menulis ‘Bear has sharp teeth and sharp claws to catch fish’.
147
b) Bear sleeps in winter for Hibernation. (Kalimat 7, Paragraf 2) Kesalahan kedua yang ditemukan adalah kata Hibernation. Penggunaan huruf kapital pada kata tersebut tidak tepat karena tidak digunakan untuk mengawali sebuah kalimat. Selain itu, kata tersebut bukan merupakan sebuah nama, melainkan suatu kegiatan (noun). Berdasarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik CG03, perbandingan persentase kesalahan yang dilakukan pada pre-test dan post-test perlu dikaji untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada peserta didik. Persentase kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik CG03 pada pre-test sebesar 7.69%, sedangkan pada post-test hanya 6.67%. Meskipun jumlah kesalahan sama, baik pada pre-test maupun post-test, peserta didik CG03 menggunakan tanda baca yang lebih banyak. Oleh karena itu, pada aspek ini, peserta didik CG03 mengalami peningkatan sebesar 1.02%.
(2) Ejaan Setelah melakukan kajian terperinci terhadap ejaan setiap kata yang digunakan oleh peserta didik CG03, tidak ditemukan kesalahan di dalam teks deskriptif. Hal ini tentunya dapat dijadikan sebuah indikasi bahwa peserta didik CG03 memahami dengan baik ejaan setiap kata yang dituangkannya ke dalam tulisan. Berdasarkan analisis teks deskriptif pada pre-test dan post-test, peserta didik CG03 tidak melakukan kesalahan dalam mengeja setiap kata yang ditulisnya. Oleh karena itu, persentase kesalahan yang ditunjukkan adalah 0%.
148
(3) Tata Bahasa Dalam menulis sebuah teks deskriptif, simple preset tense merupakan jenis tense yang dapat digunakan karena menyatakan hal yang masih eksis hingga sekarang atau berdasarkan fakta. Dengan kata lain, dalam menampilkan ideidenya, peserta didik harus memperhatikan penggunaan tense ini. Berdasarkan analisis terhadap teks deksriptif, peserta didik CG03 melakukan beberapa kesalahan dalam menggunakan pola simple present tense. Tabel 4.19 berikut ini merupakan daftar kesalahan tata bahasa yang dilakukan oleh peserta didik, termasuk penggunaan simple present tense.
Tabel 4.19 Kesalahan Tata Bahasa yang Ditemukan dalam Teks Deskriptif Peserta Didik CG03 No. Kesalahan Perbaikan Keterangan Bear is a big animal which Bear is a big animal that Kalimat 1, live in the forest that you lives in the forest. You Paragraf 1 1. can find them in North can find it in North America and Canada. America and Canada. Bear usually eat fish or Bear usually eats fish or Kalimat 2, 2. meat. meat. Paragraf 1 Bear almost as tall as Bear is almost as tall as Kalimat 1, 3. humans. humans. Paragraf 2 Bear has four legs for Bear has four legs to Kalimat 2, 4. walk. walk. Paragraf 2 Its ears usually use to Its ears usually are used Kalimat 8, 5. listen audio sonic voices. to listen audio sonic Paragraf 2 voices. Its eyes use to see Its eyes are used to see Kalimat 9, 6. anything. anything. Paragraf 2 It having child. It usually produces a Kalimat 10, 7. baby. Paragraf 2
149
Kesalahan pertama ditemukan ketika peserta didik menggunakan kata kerja live. Dalam menyusun kalimat tersebut, peserta didik seharusnya menambahkan akhiran –s pada kata kerja live agar sesuai dengan aturan ketika subjek yang ditampilkan pada kalimat adalah tunggal (seperti bear). Selain itu, kalimat tersebut juga sedikit kurang efektif karena menggabungkan ide-ide yang sedikit berbeda. Oleh karena itu, kalimat di atas akan menjadi lebih tepat jika ditulis ‘Bear is a big animal that lives in the forest. You can find it in North America and Canada’. Kesalahan kedua ditemukan ketika peserta didik menggunakan simple present tense. Pada kalimat ‘Bear usually eat fish or meat’, kata kerja eat seharusnya ditulis eats karena subjek kalimat yang dijadikan acuan bersifat tunggal (berdasarkan pola kalimat yang dikemukakan oleh Seligson, 2012:100--102). Kesalahan selanjutnya juga masih terkait dengan simple present tense, khususnya penggunaan nominal sentence. Secara gramatika, kalimat ‘Bear almost as tall as humans’ kurang tepat karena peserta didik ingin menyatakan bahwa beruang memiliki tinggi yang hampir sama dengan manusia. Oleh karena itu, kalimat tersebut perlu penambahan be ‘is’ agar menjadi benar secara gramatika sehingga menjadi ‘Bear is almost as tall as humans’. Kesalahan keempat ditemukan ketika peserta didik menggunakan preposisi for dalam kalimat yang disusunnya. Terkait dengan konteks kalimat tersebut, preposisi yang lebih tepat untuk digunakan adalah to, yakni preposisi yang digunakan untuk menunjukkan aksi selanjutnya dalam bentuk infinitive.
150
Selanjutnya, kalimat ‘Its ears usually use to listen audio sonic voices’. Peserta didik seharusnya menggunakan kalimat pasif, karena ingin menyatakan bahwa subjek kalimat (its ears) merasakan pengaruh dari suatu tindakan (listen the audio sonic voice). Oleh karena itu, kalimat tersebut akan menjadi dimengerti jika ditulis ‘Its ears usually are used to listen audio sonic voices’. Hal serupa juga ditemukan pada kalimat ‘Its eyes use to see anything’. Dalam menggunakan kalimat pasif, peserta didik harus meletakkan be (sesuai dengan subjek kalimat) sebelum kata kerja bentuk past participle. Dengan kata lain, peserta didik seharusnya menulis ‘Its eyes are used to see anything’. Kesalahan terakhir terkait dengan aspek tata bahasa ditemukan ketika peserta didik bermaksud menerangkan bahwa seekor beruang umumnya melahirkan seekor bayi beruang. Oleh karena itu, kalimat yang tepat untuk mengganti kalimat sebelumnya adalah ‘It usually produces a baby’. Setelah melakukan analisis secara kualitatif, persentase kesalahan yang ditemukan dalam menggunakan tata bahasa pada pre-test adalah 50.00%, sedangkan pada post-test sebesar 46.67%. Dengan kata lain, setelah mengikuti pembelajaran di kelas terkait dengan teks deskriptif, peserta didik CG03 mengalami peningkatan sebesar 3.33% dalam menggunakan kalimat yang sesuai dengan tata bahasa dalam bahasa Inggris.
(4) Ide Berdasarkan apa yang telah ditulis oleh peserta didik CG03, dapat dikatakan bahwa terdapat peningkatan terutama dalam penyajian teks deskriptif. Pada posttest peserta didik telah mampu membagi teks deskriptif menjadi dua bagian, yaitu
151
identification dan description. Ide-ide yang dikembangkan pun sudah cukup sesuai dengan struktur tersebut. Di sisi lain, seperti pada penjelasan sebelumnya bahwa ide-ide atau koherensi teks deskriptif dapat dipengaruhi oleh tata bahasa. Dalam teks peserta didik CG03 pun ditemukan kesalahan tata bahasa yang membuat ide-ide teks menjadi kurang baik. Sebagai contoh, jika kalimat ‘Its eyes use to see anything’ diterjemahkan secara literal maka berarti ‘Mata-matanya menggunakan untuk melihat apa pun.’ Berdasarkan hal tersebut, untuk membuat idenya menjadi jelas, seharusnya peserta didik menggunakan kalimat pasif ‘Its eyes are used to see anything’ karena beruang menggunakan matanya untuk melihat, bukan mata yang menggunakan beruang untuk melihat. Aspek yang terakhir yang penting dalam menentukan apakah koherensi teks deskriptif telah mencapai kata ‘baik’ adalah penggunaan kata ganti, yakni salah satu penanda kohesi. Pada bagian berikutnya dipaparkan kesalahan yang ditemukan dalam teks deskriptif peserta didik CG03.
(5) Kata Ganti Penggunaan kata ganti yang juga menandai adanya penanda kohesi sangat penting diperhatikan karena dapat menciptakan koherensi atau paparan ide yang baik dan sistematis. Oleh karena itu, analisis dilakukan untuk menemukan apakah peserta didik telah memahami penggunaan kata ganti yang tepat. Faktanya, pada teks deskriptif peserta didik CG03 masih ditemukan kesalahan kata ganti yang dipaparkan sebagai berikut.
152
‘Bear is a big animal which live in the forest that you can find them in North America and Canada.’ (Kalimat 1, Paragraf 1) Kalimat di atas menunjukkan adanya kesalahan penggunaan kata ganti them. Kata ganti them digunakan untuk mengacu hal-hal yang telah disebutkan sebelumnya. Oleh karena itu, kata ganti tersebut dapat merepresentasikan subjek yang berjumlah lebih dari satu, tetapi sebelumnya, subjek yang ditemukan bersifat tunggal (bear). Dengan kata lain, kata ganti yang tepat untuk menggantikan them pada kalimat di atas adalah it. Berbeda dengan apa yang ditemukan pada pre-test, kesalahan yang ditemukan pada post-test untuk teks deskriptif peserta didik hanyalah satu. Namun untuk mengetahui seberapa besar peningkatan yang terjadi, persentase kesalahan pada pre-test dan post-test perlu diperhatikan. Persentase kesalahan penggunaan kata ganti yang juga salah satu indikator penggunaan penanda kohesi pada pre-test sebesar 40.00%, sedangkan pada post-test, persentase kesalahan yang didapatkan hanya 16.67%. Jadi, peserta didik CG03 lebih mengerti bagaimana menggunakan kata ganti yang tepat dengan adanya peningkatan pemahaman sebesar 23.33%.
2) Teks Deskriptif yang Disusun oleh Peserta Didik CG18 Teks deskriptif selanjutnya yang digunakan sebagai sampel adalah teks yang ditulis oleh peserta didik CG18 (yang sebelumnya VIIIE18). Berikut ini ditampilkan teks deskriptif yang telah disusun oleh peserta didik tersebut pada post-test.
153
Teks Deskriptif oleh CG18 Grizzly Bear As you know there are many kinds of bear in this world. Like polar bear, honey bear, grizzly, etc. Every bear has their own characteristic. But now, I want describe grizzly bear. They are one of the biggest carnivores in the world. We can find this kind of bear in North America and Canada. They usually live at the jungle near the river. They really like to eat fish, and it is salmon. I think Grizzly bear is funny animal but sometimes they can be a wild animal if there’s other grizzly bear come to their territorial. Grizzly bear live in their own territorial. Grizzly bear has a big body and thick brown fur. It helps they to feel warm when the winter day comes. They have 2 hands and two legs. They have claws. it used to catch fish at the river, and to protect themselves if they feel dengarous. They have a sharp smell, because of that it can help them to smell their food althought in far way. And then They have short tail.
(1) Tanda baca Berikut ini merupakan kesalahan-kesalahan yang ditemukan dalam teks deskriptif peserta didik CG18. a)
As you know there are many kinds of bear in this world. Like polar bear, honey bear, grizzly, etc. (Kalimat 1, Paragraf 1) Dari teks deskriptif peserta didik tersebut, ditemukan dua kesalahan
penggunaan tanda baca, yakni tanda titik (.) dan huruf kapital. Pertama, tanda titik setelah kata world kurang tepat karena setelah kata tersebut terdapat preposisi Like yang digunakan untuk menunjukkan contoh-contoh terkait dengan apa yang telah disebutkan sebelumnya. Selain itu, menurut Universitas Lincoln (2013:5) melalui modul yang berjudul Punctuation Basics, dinyatakan bahwa tanda titik (.) digunakan untuk mengakhiri sebuah kalimat. Oleh karena itu, penggunaan huruf kapital pada kata Like menjadi kurang tepat karena preposisi tersebut dapat
154
digunakan untuk menyatukan sesuatu yang telah disebutkan dengan contoh yang diberikan. b) They really like to eat fish, and it is salmon. (Kalimat 7, Paragraf 1) Kesalahan tanda koma (,) ditemukan pada kalimat di atas. Peserta didik seharusnya tidak menggunakan tanda koma setelah kata hubung and karena hanya terdapat dua hal yang disebutkan. c)
I think Grizzly bear is funny animal but sometimes they can be a wild animal if there’s other grizzly bear come to their territorial. (Kalimat 8, Paragraf 1) Dalam mengkaji kalimat di atas, ditemukan kesalahan penggunaan huruf
kapital pada kata Grizzly. Kata tersebut bukan nama seekor beruang, melainkan salah satu jenis beruang, seperti polar bear. Selain itu, kata Grizzly tersebut tidak digunakan sebagai subjek untuk mengawali sebuah kalimat. d) it used to catch fish at the river, and to protect themselves if they feel dengarous. (Kalimat 5, Paragraf 2) Kesalahan pertama ditemukan ketika kata ganti it tidak ditulis dengan huruf kapital padahal kata ganti tersebut digunakan untuk mengawali sebuah kalimat. Kesalahan yang sama ditemukan pada kalimat di atas, yakni penggunaan tanda koma (,) setelah kata hubung and. Untuk membuat kalimat yang lebih tepat, peserta didik seharusnya tidak meletakkan tanda koma (,). e)
And then They have short tail. (Kalimat 7, Paragraf 2) Kesalahan penggunaan huruf kapital juga terdapat pada kutipan kalimat di
atas. Kata ganti They seharusnya tidak diawali dengan huruf kapital karena kata tersebut tidak diletakkan di awal kalimat.
155
Selanjutnya, untuk mengetahui seberapa besar perubahan yang terjadi pada peserta didik CG18 dalam menggunakan tanda baca yang benar, maka persentase kesalahan pada pre-test dan post-test perlu dibandingkan. Seperti diketahui bahwa pada pre-test terdapat empat kesalahan penggunaan tanda baca atau sebesar 17.39%, sedangkan pada post-test, peserta didik tersebut melakukan lima kesalahan atau 20.00%. Berdasarkan kondisi ini, maka pemahaman peserta didik CG18 dalam menggunakan tanda baca mengalami penurunan sebesar 2.61%. Dengan kata lain, peserta didik tersebut kurang fokus atau memperhatikan penggunaan tanda baca pada saat menulis sebuah teks.
(2) Ejaan Berdasarkan hasil analisis, ditemukan dua kesalahan ejaan kata dalam teks deskriptif peserta didik CG18. Berikut ini merupakan pemaparan kesalahankesalahan tersebut. a)
It used to catch fish at the river, and to protect themselves if they feel dengarous. (Kalimat 5, Paragraf 2) Berdasarkan kata yang digarisbawahi pada kalimat di atas, dapat dikatakan
bahwa peserta didik ingin menuliskan kata ‘bahaya’ dalam bahasa Inggris. Dengan demikian, ejaan yang tepat untuk mengganti kata tersebut, yaitu dangerous. b) They have a sharp smell, because of that it can help them to smell their food althought in far way. (Kalimat 6, Paragraf 2)
156
Kesalahan kedua terjadi ketika peserta didik menulis kata althought. Berdasarkan konteks kalimat yang ingin dituangkan, ejaan yang tepat adalah although. Selanjutnya, berbeda dengan apa yang terjadi pada tanda baca, persentase kesalahan yang dilakukan peserta didik CG18 dalam mengeja setiap katanya mengalami peningkatan. Persentase kesalahan yang dilakukan peserta didik pada pre-test mencapai 2.92%, sedangkan persentase pada post-test hanya 1.14%. Dengan demikian, peserta didik CG18 mengalami peningkatan dalam menuliskan ejaan setiap kata yang digunakan sebesar 1.78%.
(3) Tata Bahasa Setelah dilakukan kajian terhadap kalimat-kalimat yang menyusun teks deskriptif peserta didik CG18, berikut ini dikemukakan daftar kesalahan tata bahasa yang ditemukan.
Tabel 4.20 Kesalahan Tata Bahasa yang Ditemukan dalam Teks Deskriptif Peserta Didik CG18 No. Kesalahan Perbaikan Keterangan But now, I want describe Now, I want to describe Kalimat 3, 1. grizzly bear. grizzly bear. Paragraf 1 I think Grizzly bear is I think grizzly bear is Kalimat 8, funny animal but funny animal but Paragraf 1 sometimes they can be a sometimes it can be a 2. wild animal if there’s other wild animal if there are grizzly bear come to their other grizzly bears come territorial. to its territorial. Grizzly bear live in their Grizzly bears live in their Kalimat 9, 3. own territorial. own territorial. Paragraf 1
157
4.
5.
it used to catch fish at the river, and to protect themselves if they feel dengarous. They have a sharp smell, because of that it can help them to smell their food althought in far way.
They are used to catch fish at the river and protect themselves when they feel dangerous. They have a good sense of smell so they can smell their prey from a mile away.
Kalimat 5, Paragraf 2
Kalimat 6, Paragraf 2
Kesalahan pertama ditemukan ketika peserta didik menggunakan kata kerja want. Menurut aturan gramatika dalam bahasa, penggunaan kata kerja want diikuti oleh to + infinitive. Infinitive pada kalimat tersebut adalah kata kerja describe. Oleh karena itu, kalimat tersebut akan tepat jika diubah menjadi ‘Now, I want to describe grizzly bear’. Kesalahan selanjutnya dikategorikan ke dalam kesalahan penggunaan be. Berdasarkan konteks yang dimaksud oleh peserta didik pada kalimat ‘I think Grizzly bear is funny animal but sometimes they can be a wild animal if there’s other grizzly bear come to their territorial’ terdapat kata other yang menyatakan jumlah yang lebih dari satu. Selain itu, kata bear akan menjadi lebih baik jika diubah ke bentuk jamaknya, yaitu bears. Dengan demikian, kalimat tersebut akan menjadi lebih tepat jika diganti dengan ‘I think grizzly bear is funny animal but sometimes it can be a wild animal if there are other grizzly bears come to its territorial’. Kesalahan ketiga ditemukan pada kalimat ‘Grizzly bear live in their own territorial’. Subjek yang tepat digunakan dalam kalimat tersebut adalah Grizzly bears karena kata ganti yang terdapat pada kalimat tersebut adalah their. Kata
158
ganti their yang bersifat kepemilikan merupakan kata ganti yang digunakan untuk mengacu, baik pada orang, benda, maupun binatang lebih dari satu atau jamak. Kesalahan keempat terdapat pada kalimat ‘it used to catch fish at the river, and to protect themselves if they feel dengarous. Dengan kalimat tersebut, peserta didik ingin menyatakan bahwa cakar-cakar yang dimiliki beruang digunakan untuk menangkap ikan di sungai dan melindungi diri ketika merasa terancam. Oleh karena itu, akan lebih mudah dimengerti jika diganti dengan ‘They are used to catch fish at the river and protect themselves when they feel dangerous’. Kesalahan terakhir ditemukan pada teks deskriptif CG18 pada kalimat ‘They have a sharp smell, because of that it can help them to smell their food althought in far way’. Kesalahan terjadi terutama ketika peserta didik menggunakan kata because karena pada konteks kalimat tersebut, kata hubung yang seharusnya digunakan adalah so, yakni kata hubung yang digunakan untuk menyatakan sebabakibat. Dengan kata lain, kalimat tersebut akan lebih baik jika diubah menjadi ‘They have a good sense of smell so they can smell their prey from a mile away’. Dalam upaya mengetahui perubahan yang terjadi pada peserta didik CG18 dalam menggunakan tata bahasa yang benar, perlu dilakukan perbandingan persentase kesalahan tata bahasa pada pre-test dan post-test. Pada pre-test peserta didik tersebut melakukan tujuh kesalahan atau 42.89% dari seluruh jumlah kalimat yang digunakan, sedangkan persentase kesalahan peserta didik dalam menggunakan tata bahasa pada post-test sebesar 31.25%. Dengan demikian,
159
pemahaman peserta didik CG18 dalam menggunakan tata bahasa meningkat sebesar 11.64%.
(4) Ide Ide yang dituangkan dalam teks deskriptif peserta didik CG18 telah mengalami perkembangan, terutama pada saat menampilkan ide-ide apa saja yang seharusnya terdapat pada struktur, baik identification maupun description. Berdasarkan hal-hal yang dituangkan dalam setiap struktur tersebut, diketahui bahwa peserta didik sudah cukup memahami definisi identification dan description. Di sisi lain jika dilihat koherensi teks deskriptif peserta didik CG18, maka dapat dikategorikan cukup baik. Akan tetapi, masih terdapat kesalahan dalam menggunakan tata bahasa yang benar. Pada kalimat ‘it used to catch fish at the river, and to protect themselves if they feel dengarous’ misalnya, peserta didik bermaksud untuk menggambarkan bahwa cakar-cakar yang dimiliki oleh beruang digunakan untuk menangkap mangsa dan melindungi diri. Dengan adanya kalimat tersebut kekoherensian teks deskriptif peserta didik CG18 menjadi kurang. Berbeda halnya jika peserta didik menggunakan kalimat ‘They are used to catch fish at the river and protect themselves when they feel dangerous’ yang tentunya dapat membantu meningkatkan kekoherensian teks sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Dalam menilai ide yang ditampilkan melalui teks deskriptif, penggunaan kata ganti yang merupakan salah satu indikator penggunaan penanda kohesi perlu
160
mendapatkan perhatian khusus. Bagian selanjutnya memaparkan penggunaan kata ganti yang ditemukan dalam teks deskriptif peserta didik CG18.
(5) Kata Ganti Kata ganti pada teks deskriptif CG18 juga dijadikan acuan untuk mengetahui koherensi teks tersebut. Oleh karena itu, berikut diuraikan kesalahan-kesalahan yang ditemukan saat mengkaji aspek kata ganti. a)
But now, I want describe grizzly bear. They are one of the biggest carnivores in the world. (Kalimat 3 dan 4, Paragraf 1) Dalam menganalisis kalimat-kalimat di atas, ditemukan kesalahan ketika
peserta didik menggunakan kata ganti they. Pada kalimat sebelumnya peserta didik hanya menyebutkan seekor beruang (grizzly bear). Dalam upaya menciptakan keterhubungan yang baik antara kalimat pertama dan kalimat selanjutnya, kata ganti yang tepat adalah it. b) We can find this kind of bear in North America and Canada. They usually live at the jungle near the river. (Kalimat 5 dan 6, Paragraf 1) Kesalahan serupa dalam menggunakan kata ganti juga ditemukan ketika memperhatikan kalimat-kalimat di atas. Peserta didik seharusnya menggunakan kata ganti it untuk menggantikan kata ganti they karena sebelumnya terdapat objek this kind of bear yang bersifat tunggal. c)
I think Grizzly bear is funny animal but sometimes they can be a wild animal if there’s other grizzly bear come to their territorial. (Kalimat 8, Paragraf 1)
161
Dalam kalimat di atas terdapat dua kesalahan, yaitu penggunaan kata ganti they dan their. Berdasarkan subjek yang disebutkan sebelumnya, koherensi pada tataran kalimat akan terjaga apabila kata-kata ganti tersebut diubah menjadi it and its. d) Grizzly bear has a big body and thick brown fur. It helps they to feel warm when the winter day comes. (Kalimat 1 dan 2, Paragraf 2) Berdasarkan analisis yang dilakukan, diketahui bahwa penggunaan kata ganti they kurang tepat karena subjek yang digunakan sebelumnya adalah grizzly bear dan it yang hanya berjumlah satu. Oleh karena itu, peserta didik seharusnya menggunakan kata ganti it untuk menggantikan kata ganti they. e)
They have claws. it used to catch fish at the river, and to protect themselves if they feel dengarous. (Kalimat 4 dan 5, Paragraf 2) Dalam menuangkan ide pada kalimat-kalimat di atas terdapat kesalahan yang
dilakukan peserta didik, terutama pada kata ganti it. Berdasarkan konteks kalimat yang ingin disampaikan, acuan untuk kata ganti pada kalimat kedua adalah claws yang berjumlah lebih dari satu (jamak). Dengan kata lain, kata ganti yang tepat untuk membuat kalimat pertama dan kedua di atas menjadi koheren adalah they. Setelah menganalisis teks deksriptif peserta didik CG18 secara kuantitatif dan kualitatif, ditemukan persentase kesalahan dalam menggunakan kata ganti pada pre-test sebesar 14.29%, sedangkan persentase kesalahan pada post-test adalah 31.82%. Dengan demikian, terjadi penurunan dalam menggunakan kata ganti yang tepat sebesar 17.53%.
162
3) Teks Deskriptif yang Disusun oleh Peserta Didik CG24 Analisis secara kualitatif yang terakhir adalah teks deskriptif peserta didik CG24 (sebelumnya VIIIE24). Berikut ini disajikan teks deskriptif peserta didik tersebut yang diperoleh pada saat post-test.
Teks Deskriptif oleh CG24 Grizzly Bear Grizzly Bear is a big animal. Grizzly bear come from North America and Canada. Grizzly bear has brown fur. Grizzly bear lives in the forest and it looking for fishes in the river. It is mammals. They are give birth 2-3 grizzly bear’s baby. It has four legs with long sharp nails. It uses for protect themself and they baby’s. Maybe, they weight near 100 until 150 kg. They are lived in cold place. Every winter season, they do hibernation. They do hibernation for warm their body in cold environment. Grizzly bear is a sensitive animal. If they feel disturbed, they will be dangerous, and strach their enemies. They are walked fastly, because they have strong body.
(1) Tanda baca Berikut ini diuraikan kesalahan tanda baca yang ditemukan pada teks deskriptif peserta didik CG24. ‘Grizzly Bear is a big animal.’ (Kalimat 1, Paragraf 1) Kesalahan dilakukan oleh peserta didik CG24 ketika menggunakan huruf kapital pada kata Bear. Berdasarkan modul Punctuation Basics yang dikembangkan Universitas Lincoln (2013:4), huruf kapital digunakan pada huruf pertama sebuah kalimat dan kata yang menunjukkan nama seseorang dan tempat tertentu, seperti nama negara, provinsi, dan kota. Berdasarkan hal tersebut, kata
163
Bear seharusnya tidak ditulis dengan huruf kapital karena bukan sebuah nama atau kata yang diletakkan di awal kalimat, melainkan sejenis binatang yang berbadan besar. Berdasarkan persentase kesalahan dalam menggunakan tanda baca yang benar pada pre-test dan post-test, maka diperoleh perubahan yang dialami oleh peserta didik CG24. Dari hasil analisis teks deskriptif peserta didik tersebut pada pre-test, ditemukan lima kesalahan atau 27.28%. Di sisi lain, persentase kesalahan yang ditemukan pada post-test adalah 6.25. Oleh karena itu, peserta didik telah meningkatkan pemahamannya dalam menggunakan tanda baca yang tepat sebesar 21.03%.
(2) Ejaan Setelah melakukan analisis, ditemukan dua kesalahan dalam menulis ejaan yang dilakukan oleh peserta didik CG24. Berikut ini dipaparkan secara terperinci kesalahan-kesalahan ejaan tersebut. a)
It uses for protect themself and they baby’s. (Kalimat 8, Paragraf 1) Pada kalimat tersebut peserta didik sebenarnya ingin menggunakan the
reflexive form dari kata ganti they. Oleh karena itu, ejaan yang tepat adalah themselves. b) If they feel disturbed, they will be dangerous, and strach their enemies.(Kalimat 5, Paragraf 2) Berdasarkan konteks kalimat di atas, peserta didik CG24 sebenarnya ingin menyatakan bahwa ketika beruang berada dalam bahaya, maka mereka akan
164
mencakar musuhnya. Ejaan kata kerja cakar dalam bahasa Inggris yang benar adalah scratch. Dalam upaya mengetahui perubahan yang terjadi pada peserta didik CG24 dalam menulis ejaan kata-kata yang digunakan, maka perbandingan antara persentase kesalahan pada pre-test dan post-test perlu dilakukan. Pada pre-test persentase kesalahan yang ditemukan sebesar 1.43%, sedangkan persentase kesalahan pada post-test mencapai 1.72%. Dari kondisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa peserta didik kurang memerhatikan ejaan kata-kata yang digunakan sehingga mengalami penurunan 0.29%.
(3) Tata Bahasa Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap kalimat-kalimat yang digunakan dalam teks deskriptif CG24, ditemukan beberapa kesalahan yang dikategorikan ke dalam kesalahan tata bahasa. Tabel 4.21 berikut ini menunjukkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik tersebut.
Tabel 4.21 Kesalahan Tata Bahasa yang Ditemukan dalam Teks Deskriptif Peserta Didik CG24 No. Kesalahan Perbaikan Keterangan Grizzly bear come from Grizzly bear comes from Kalimat 2, 1. North America and North America and Paragraf 1 Canada. Canada. Grizzly bear lives in the Grizzly bear lives in the Kalimat 4, 2. forest and it looking for forest and it looks for fish Paragraf 1 fishes in the river. near the river. It is mammals. It is mammal. Kalimat 5, 3. Paragraf 1
165
4. 5. 6. 7.
8.
They are give birth 2-3 grizzly bear’s baby. Maybe, they weight near 100 until 150 kg. They are lived in cold place. They do hibernation for warm their body in cold environment. They are walked fastly, because they have strong body.
When they give birth, they usually produce 2 babies. Their weight can be up to 100kg. They live in cold place. They do hibernation to warm their body in cold environment. They can walk so fast because they have strong legs.
Kalimat 6, Paragraf 1 Kalimat 9, Paragraf 1 Kalimat 1, Paragraf 2 Kalimat 3, Paragraf 2 Kalimat 6, Paragraf 2
Kesalahan pertama merupakan kesalahan dalam menggunakan simple present tense. Pola kalimat simple present tense (Seligson, 2012:100--102), yaitu kata kerja come seharusnya ditulis comes karena subjek yang digunakan bersifat tunggal. Selanjutnya, kesalahan serupa juga ditemukan ketika peserta didik menggunakan kata kerja looking yang seharusnya looks. Hal ini disebabkan oleh subjek yang digunakan pada kalimat tersebut adalah it, yaitu kata ganti yang digunakan untuk benda atau binatang tunggal. Kesalahan ketiga dikategorikan kesalahan penjamakan suatu kata benda. Pada kalimat ‘It is mammals’, kata mammals seharusnya tidak diubah menjadi bentuk jamak karena subjek kalimat tersebut adalah it. Kesalahan selanjutnya terdapat pada kalimat ‘They are give birth 2-3 grizzly bear’s baby’. Berdasarkan konteks kalimat tersebut, peserta didik ingin menyampaikan bahwa para beruang biasanya melahirkan dua bayi beruang. Oleh karena itu, kalimat di atas akan lebih efektif jika diubah menjadi ‘When they give birth, they usually produce 2 babies.’ Kesalahan serupa juga ditemukan pada
166
kalimat selanjutnya dalam tabel 4.21. Artinya, kalimat tersebut tidak efektif dan dapat memengaruhi koherensi teks yang dibuat oleh peserta didik CG24. Dalam upaya menyusun teks yang lebih koheren, maka kalimat tersebut seharusnya diganti menjadi ‘Their weight can be up to 100kg’. Kesalahan keenam yang ditemukan dalam teks deskriptif tersebut adalah penggunaan kalimat pasif. Kalimat ‘They are lived in cold place’ seharusnya tidak digunakan. Jika kalimat itu diterjemahkan, akan menjadi Mereka dihidupi di tempat dingin. Faktanya, melalui kalimat ini, peserta didik ingin menyampaikan bahwa ‘They live in cold place’. Kesalahan ketujuh ditemukan ketika peserta didik menggunakan preposisi for. Dalam kalimat ‘They do hibernation for warm their body in cold environment’, preposisi yang tepat untuk menggantikan for adalah to. Preposisi to tepat digunakan sebelum kata kerja (warm) untuk menunjukkan bahwa kata kerja tersebut adalah infinitive. Selain itu, kata kerja do akan menjadi lebih tepat dan sesuai dengan konteks jika diganti dengan go into. Setelah melakukan kajian, maka kalimat tersebut akan lebih baik jika diubah menjadi ‘They go into hibernation to warm their body in cold environment’. Kesalahan terakhir yang ditemukan dapat dikategorikan dalam menggunakan kalimat pasif. Kalimat pasif ‘They are walked fastly, because they have strong body’ seharusnya tidak digunakan karena tidak sesuai dengan ide yang sebenarnya ingin ditampilkan oleh peserta didik CG24. Melalui kalimat tersebut, peserta didik hendak mengutarakan bahwa para beruang dapat berlari dengan cepat karena
167
memiliki kaki-kaki yang kuat. Oleh karena itu, kalimat yang tepat menggantikan kalimat sebelumnya adalah ‘They can walk so fast because they have strong legs’. Selanjutnya, untuk mengetahui perkembangan yang terjadi pada peserta didik CG24 dalam menggunakan tata bahasa yang benar, persentase kesalahan pada pre-test dan post-test perlu disajikan. Pada pre-test, kesalahan yang ditemukan berjumlah delapan atau 57.14%, sedangkan pada post-test juga ditemukan delapan kesalahan atau 53.33%. Persentase kesalahan pada post-test tersebut lebih rendah meskipun jumlah kesalahan sama dengan kesalahan pada pre-test karena jumlah kalimat yang digunakan oleh peserta didik CG24 pada post-test lebih banyak daripada saat pre-test. Oleh karena itu, peserta didik tersebut telah mengalami peningkatan dalam menggunakan tata bahasa yang benar sebesar 3.81%.
(4) Ide Terkait dengan aspek ide yang ditampilkan melalui teks deskriptif, peserta didik sudah cukup mengalami perkembangan. Hal pertama yang mengindikasikan hal tersebut adalah adanya struktur-struktur teks deskriptif, yakni identification dan description. Akan tetapi, terdapat beberapa kalimat yang tidak sesuai dengan struktur teks deskriptif, misalnya kalimat ‘It has four legs with long sharp nails’ dan ‘Maybe, they weight near 100 until 150 kg’ yang menggambarkan karateristik seekor beruang seharusnya disusun dalam paragraf kedua. Selain struktur teks, penggunaan tata bahasa pun menjadi perhatian khusus. Dalam hal ini, peserta didik masih terlihat ragu tentang perbedaan kalimat aktif dan pasif, seperti kalimat ‘They are give birth 2-3 grizzly bear’s baby’. Jika
168
diterjemahkan, kalimat tersebut bermakna mereka (para beruang) dilahirkan dua sampai tiga bayi beruang. Faktanya adalah beruang yang melahirkan dua atau tiga ekor bayi, bukan sebaliknnya. Oleh karena itu, ide menjadi kurang baik sehingga mengganggu kekoherensian teks deskriptif tersebut, khususnya pada tataran kalimat. Dalam upaya menilai ide yang ditampilkan dan mengetahui kekoherensian teks tersebut, analisis terhadap penggunaan kata ganti juga dilakukan terhadap teks deskriptif peserta didik CG24. Pada bagian berikutnya dipaparkan hasil analisis terhadap penggunaan kata ganti (penanda kohesi) yang ditemukan dalam teks tersebut.
(5) Kata Ganti Dengan memperhatikan setiap kata ganti yang digunakan oleh peserta didik CG24, ditemukan dua kesalahan kata ganti. Kesalahan-kesalahan tersebut dibahas sebagai berikut.
a)
It uses for protect themself and they baby’s. (Kalimat 8, Paragraf 1) Dalam upaya menciptakan koherensi pada tataran kalimat, kata ganti themself
(juga kesalahan ejaan) dan they seharusnya diganti dengan kata ganti itself dan its yang digunakan untuk menyatakan kepemilikan. Dikatakan demikian karena subjek it yang digunakan pada kalimat tersebut adalah kata ganti tunggal.
169
b) Maybe, they weight near 100 until 150 kg. (Kalimat 9, Paragraf 1) Kata ganti they pada kalimat di atas seharusnya digunakan untuk menerangkan kalimat yang menunjukkan sebuah aktivitas atau kualitas sekumpulan beruang. Akan tetapi, setelah kata ganti tersebut terdapat kata benda weight sehingga maksud peserta didik CG24 di sini adalah berat badan mereka (para beruang) dapat mencapai 100 hingga 150 kg. Oleh karena itu, kata ganti yang tepat digunakan pada kalimat tersebut adalah their yang bersifat menerangkan sesuatu yang dimiliki oleh sekumpulan beruang. Di sisi lain untuk mengetahui peningkatan yang terjadi pada peserta didik CG24, berikut ini dijelaskan persentase kesalahan yang dilakukan pada pre-test dan post-test. Persentase kesalahan pada pre-test terkait dengan kata ganti adalah 36.36%, sedangkan persentase kesalahan pada post-test ditunjukkan dengan angka 14.29%. Dengan kata lain, terdapat peningkatan 22.07% yang dialami peserta didik CG24 dalam menggunakan kata ganti atau salah satu indikator penanda kohesi dalam sebuah teks ini.
4.2.4 Refleksi Hasil Post-Test di Experimental Group dan Control Group Berdasarkan hasil analisis post-test secara kuantitatif dan kualitatif sebelumnya, baik di experimental group maupun control group, terdapat peningkatan yang lebih signifikan pada peserta didik di experimental group daripada control group. Peningkatan di experimental group terjadi pada empat aspek, yaitu tanda baca, tata bahasa, ide, dan kata ganti, sedangkan peningkatan di control group terjadi pada semua aspek penilain. Walaupun demikian, nilai rerata
170
pada aspek ejaan yang ditunjukkan oleh peserta didik di experimental group lebih besar daripada di control group. Terkait dengan penelitian-penelitian sebelumnya, terutama yang dilakukan oleh Swardiani (2007), Ginting dan Sitanggang (2012), serta Siburian (2013), terjadi pula peningkatan kemampuan peserta didik dalam menulis teks deskriptif dari pre-test atau tes awal hingga post-test pada siklus ke-2 karena metode penelitian mereka adalah penelitian tindakan kelas. Setelah mendapatkan treatment, pada penelitian ini (experimental group) dan penelitian-penelitian sebelumnya ditemukan bahwa keterampilan peserta didik dalam menulis teks deskriptif mengalami peningkatan. Berbeda dengan dua penelitian lainnya, yaitu dari Palupi (2013) dan Javed dkk. (2013) yang tidak melihat peningkatan keterampilan menulis peserta didik karena penelitian mereka bukan penelitian tindakan kelas ataupun eksperimen yang menguji keefektifan sebuah strategi atau teknik. Jika dikaitkan dengan teori penanda kohesi dan koherensi yang dikemukakan oleh Halliday dan Hasan (1976) serta Zaimar dan Harahap (2009), terjadi peningkatan signifikan yang dialami oleh peserta didik di experimental group. Secara umum, peningkatan pada aspek kata ganti yang merupakan indikasi adanya penanda kohesi di experimental group yang belajar dengan strategi tell and show lebih baik daripada mereka yang menggunakan strategi konvensional. Selain itu, dengan menerapkan strategi tell and show, tanda baca, ejaan, tata bahasa, dan ide yang ditampilkan oleh peserta didik di experimental group lebih baik daripada mereka yang tergabung di dalam control group. Selanjutnya, pada bagian 4.3
171
berikutnya dipaparkan pengaruh strategi tell and show terhadap peningkatan yang terjadi pada peserta didik di experimental group dengan mengkaji hipotesis.
4.3 Pengaruh Penerapan Strategi Tell and Show terhadap Penggunaan Penanda Kohesi dalam Teks Deskriptif Berbahasa Inggris Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 1 Denpasar Tahun Pelajaran 2014/ 2015 Selain menanyakan pendapat peserta didik, analisis terhadap skor peserta didik dalam menulis teks deskriptif juga dianalisis. Analisis dilakukan dengan uji t. Akan tetapi, sebelum analisis dilakukan, diadakan uji prasyarat analisis.
4.3.1 Uji Normalitas Sebaran Data Hasil uji normalitas sebaran data dengan formula Kolnogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS disajikan sebagai berikut.
Tabel 4.22 Uji Normalitas Sebaran Data Kolmogorov-Smirnova Statistic
Df
Sig.
Experimental group
.083
36
.200*
Control group
.107
36
.200*
a. Lilliefors Significance Correction
Kelompok data dikatakan memiliki sebaran yang normal jika nilai probabilitasnya (Sig.) di atas 0.05. Berdasarkan output SPSS, diketahui bahwa
172
kelompok data eksperimen memiliki nilai Sig. sebesar 0.200 dan kelompok kontrol juga sebesar 0.200. Hal ini membuktikan bahwa kedua kelompok data tersebut memiliki sebaran data yang normal (lihat lampiran 10).
4.3.2 Uji Homogenitas Varians Hasil uji normalitas sebaran data dengan formula Levene dengan bantuan SPSS disajikan sebagai berikut.
Tabel 4.23 Uji Homogenitas Varians Levene Statistic df1 Skor Based on Mean
df2
Sig.
3.469
1
71 .067
Based on Median
3.247
1
71 .076
Based on Median and with adjusted df
3.247
1 69.945 .076
Based on trimmed mean
3.445
1
71 .068
Data dikatakan homogen jika memiliki nilai probabilitas (Sig.) pada Based on Mean lebih tinggi daripada 0.05. Berdasaran tabel 4.23, diketahui bahwa nilai Sig. adalah sebesar 0.067 atau lebih besar daripada 0.05 (lihat lampiran 11). Jadi, simpulannya adalah data bersifat homogen, sehingga hasil uji hipotesis memang berasal dari perbedaan antarkelompok.
4.3.3 Uji Hipotesis dengan Uji t Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t dan ringkasannya disajikan sebagai berikut.
173
Tabel 4.24 Uji Hipotesis dengan Uji t Sumber T Sig Tulisan peserta didik 5.077 0.000
Keterangan Signifikan
Pada tabel 4.24 tampak bahwa nilai probabilitas (Sig.) kemampuan menulis teks deskriptif sebesar 0.000 atau lebih rendah daripada 0.05. Jadi, simpulannya adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara teks deskriptif peserta didik yang diajarkan dengan strategi tell and show dan mereka yang diajar dengan strategi konvensional (lihat lampiran 12). Hal lain yang dapat mendukung pernyataan tersebut adalah nilai rerata penggunaan penanda kohesi (kata ganti) oleh peserta didik di experimental group dan control group. Penggunaan penanda kohesi yang mendukung terciptanya koherensi dalam teks deskriptif antara peserta didik yang diajar dengan strategi tell and show dan strategi konvensional adalah sebagai berikut. Nilai rerata teks deskriptif peserta didik yang diajarkan dengan strategi tell and show adalah 0.30, sedangkan nilai rerata teks deskriptif peserta didik yang diajar dengan strategi konvensional adalah 0.17 (berdasarkan perhitungan pada lampiran 10). Hal ini berarti bahwa kemampuan menulis teks deskriptif peserta didik yang memperhatikan penggunaan penanda kohesi dan kekoherensiaan melalui strategi tell and show lebih tinggi daripada yang diajar dengan strategi konvensional. Simpulannya adalah strategi tell and show berpengaruh lebih baik terhadap kemampuan menulis teks deskriptif peserta didik yang memperhatikan penggunaan penanda kohesi dan kekoherensiaannya.
174
Setelah melakukan serangkaian tindakan terhadap experimental group dan mengobservasi control group, kuesioner juga diberikan kepada para peserta didik yang tergabung dalam experimental group. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pendapat setiap peserta didik terkait dengan proses pembelajaran yang menerapkan strategi tell and show dalam upaya meningkatkan kemampuan mereka
terhadap
penggunaan
penanda
kohesi
yang
juga
mendukung
kekoherensian teks deskriptif. Jumlah peserta didik yang ambil bagian dalam pengisian kuesioner ini adalah 36 orang. Berikut ini adalah hasil kuesioner peserta didik yang ditampilkan dalam sebuah tabel.
Tabel 4.25 Sebaran Pendapat Peserta Sidik Terkait dengan Proses Pembelajaran yang Mengintegrasikan Strategi Tell and Show. ALTERNATIF JAWABAN NO. PERNYATAAN JUMLAH SS SR KD JR SJ Saya mengidentifikasi struktur teks deskriptif 1. 2 dengan baik setelah 3 23 4 6 0 36 . penerapan strategi Tell and Show. Penerapan strategi Tell and Show membantu saya dalam 2. 3 mengembangkan ide-ide 10 18 5 3 0 36 . yang akan dituangkan ke dalam teks deskriptif. Melalui penerapan strategi Tell and Show, saya 3. memahami 4 bagaimana 6 17 12 1 0 36 menyusun . ide-ide dalam sebuah teks deskriptif secara sistematis.
175
4.
5.
6.
7.
8.
Saya memahami bagaimana penggunaan 5 kata ganti yang digunakan . dalam sebuah kalimat. Setelah mengikuti pembelajaran yang menerapkan strategi Tell and 6 Show, saya mengetahui bagaimana . cara menyusun sebuah kalimat dalam bahasa Inggris dengan benar. Dalam menulis teks deskriptif, 7 saya lebih memerhatikan . ejaan yang benar dari setiap kata Setelah mengikuti serangkaian proses pembelajaran yang menerapkan 8 strategi Tell and Show, . saya memahami bagaimana cara menyusun sebuah teks deskriptif secara utuh dengan lebih baik. Saya menikmati proses pembelajaran yang menerapkan dengan strategi Tell and Show.
11
12
12
1
0
36
6
22
7
1
0
36
5
15
14
2
0
36
5
23
7
1
0
36
8
15
10
3
0
36
Berdasarkan tabel di atas, diketahui peserta didik yang tergabung dalam experimental group menyatakan bahwa penerapan strategi tell and show dalam proses pembelajaran menulis teks deskriptif dapat membantu mereka memahami bagaimana cara menulis yang benar dan lebih baik dengan memperhatikan aspekaspek penanda kohesi yang mendukung terciptanya koherensi teks itu sendiri.
176
Berikut ini dipaparkan setiap komponen pada kuesioner yang dihubungkan juga dengan nilai yang diperoleh peserta didik dari pre-test dan post-test.
1) Pengidentifikasian Struktur Teks Deskriptif Dalam menyusun sebuah teks, struktur teks itu sendiri harus mampu dipahami dengan baik oleh peserta didik. Begitu pula sama halnya dengan teks deskriptif yang memiliki struktur tersendiri, yaitu identification dan description. Pada komponen pertama yang ditanyakan dalam kuesioner ini, terdapat rincian yang digambarkan melalui diagram batang dan tabel persentase berikut ini.
Identifikasi Struktur Teks 25 20 15 10 5 0
Diagram 4.5 Pendapat Peserta Didik Terkait dengan Pengidentifikasian Struktur Teks Deskriptif
No. 1. 2. 3. 4. 5.
Tabel 4.26 Persentase Sebaran Pendapat Peserta Didik Terkait dengan Pengidentifikasian Struktur Teks Deskriptif. Keterangan Jumlah Persentase Sangat Sering 3 8% Sering 23 64% Kadang-Kadang 4 11% Jarang 6 17% Sangat Jarang 0 0%
177
Diagram dan tabel persentase di atas menunjukkan bahwa terdapat tiga atau 8% peserta didik memberikan pendapat bahwa melalui proses pembelajaran yang telah diikuti sebelumnya, mereka selalu memahami bagaimana mengidentifikasi struktur teks deskriptif, baik bagian identification maupun description. Selanjutnya, sebanyak 23 atau 64% peserta didik juga menyatakan bahwa mereka lebih memahami jika mengidentifikasi struktur-struktur tersebut setelah mengikuti proses pembelajaran yang diintegrasikan dengan strategi tell and show. Di sisi lain, terdapat pula empat atau 11% peserta didik di kelas tersebut menyatakan bahwa mereka memiliki sedikit keraguan saat menentukan hal-hal apa saja yang terkait dengan identification ataupun description. Di samping itu, enam peserta didik juga menyatakan bahwa mereka jarang dapat mengidentifikasi struktur teks dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa mereka memiliki keraguan terkait dengan hal-hal yang termasuk, baik ke dalam identification maupun description. Berdasarkan diagram, tabel, dan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 26 atau 72% dari seluruh peserta didik di experimental group tersebut terbantu dalam mengidentifikasi struktur-struktur umum sebuah teks deskriptif setelah belajar dengan strategi tell and show. Namun, terdapat sepuluh peserta didik atau sebesar 28% masih mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi struktur-struktur umum tersebut sehingga terdapat keraguan saat mengerjakan tugas ataupun dalam menulis sebuah teks deskriptif.
178
2) Pengembangan Ide Dalam menyusun sebuah teks, ide merupakan salah satu hal yang penting diperhatikan oleh peserta didik. Sama halnya dengan menulis sebuah teks deskriptif. Artinya, dalam sebuah teks deskriptif, seorang peserta didik harus dapat menentukan dan mengembangkan ide yang yang akan dituangkan ke dalam bentuk tulisan. Ide dalam teks tersebut hendaknya juga relevan dengan fakta seseorang, benda, ataupun binatang yang dideskripsikan. Terkait dengan hal tersebut, berikut ini disampaikan pendapat para peserta didik di experimental group tentang bagaimana pengaruh strategi tell and show terhadap kemampuan mereka dalam menentukan dan mengembangkan ide teks deskriptif.
Pengembangan Ide 20 15 10 5 0
Diagram 4.6 Pendapat Peserta Didik Terkait dengan Pengembangan Ide
No. 1. 2. 3.
Tabel 4.27 Persentase Sebaran Pendapat Peserta Didik Terkait dengan Pengembangan Ide Keterangan Jumlah Persentase Sangat Sering 10 28% Sering 18 50% Kadang-Kadang 5 14%
179
4. 5.
Jarang Sangat Jarang
3 0
8% 0%
Berdasarkan sebaran pendapat peserta didik pada diagram dan tabel di atas, diketahui sebanyak sepuluh orang atau 28% dari seluruh peserta didik yang tergabung dalam experimental group menyatakan bahwa mereka sangat terbantu dalam menentukan dan mengembangkan ide dengan strategi tell and show. Mereka menyatakan bahwa mereka menjadi terbiasa dalam menentukan ide-ide yang relevan dengan binatang yang akan dideskripsikan. Selanjutnya, terdapat delapan belas peserta didik atau 50% menyatakan bahwa setelah mengikuti pembelajaran strategi tell and show, mereka lebih mudah memilih ide-ide yang terkait dengan binatang pada saat latihan di dalam kelas. Di sisi lain, terdapat lima peserta didik atau sebanyak 14% yang menyatakan bahwa mereka masih sedikit ragu saat memilih ide-ide yang relevan. Selain itu, 8% atau tiga peserta didik menyatakan bahwa dalam menentukan ide, mereka masih bingung dan ragu terutama pada saat memilih ide yang faktual. Hal ini tentu saja berpengaruh dengan kekoherensian sebuah teks deskriptif yang mengandung komponen berupa fakta. Dengan kata lain, berdasarkan sebaran pendapat yang diberikan oleh peserta didik yang telah mendapatkan treatment strategi tell and show, mayoritas dari mereka (28 peserta didik atau 78%) berpendapat bahwa mereka menjadi lebih mudah dan terbantu dalam menentukan serta mengembangkan ide yang dituangkan ke dalam teks deskriptif. Setelah mengikuti langkah-langkah dalam pembelajaran yang menerapkan strategi tell and show, para peserta didik tersebut
180
mendapatkan kemudahan dalam menuliskan ide-ide yang terkait dengan binatang yang dideskripsikan. Akan tetapi, terdapat delapan peserta didik atau 22% dari jumlah peserta didik secara keseluruhan menyatakan bahwa mereka masih kebingungan tentang bagaimana cara menentukan dan mengembangkan ide-ide yang terkait dengan binatang yang dideskripsikan.
3) Penyusunan Ide ke dalam Teks Deskriptif Setelah proses menentukan serta mengembangkan ide, peserta didik juga hendaknya dapat menyusun ide-ide tersebut ke dalam teks deskriptif secara sistematis sesuai dengan struktur teks tersebut. Penyusunan ide ini menjadi hal penting karena susunan ide dalam teks juga memengaruhi kekoherensian sebuah teks selain aspek-aspek lainnya. Setelah melalui beberapa proses pembelajaran yang terintegrasi dengan strategi tell and show, diagram dan tabel berikut ini menunjukkan data berupa sebaran pendapat peserta didik terkait dengan pengaruh strategi tell and show terhadap penyusunan ide dalam sebuah teks deskriptif.
Penyusunan Ide ke dalam Teks Deskriptif 20 15 10 5 0
Diagram 4.7 Pendapat Peserta Didik Terkait dengan Penyusunan Ide
181
No. 1. 2. 3. 4. 5.
Tabel 4.28 Persentase Sebaran Pendapat Peserta Didik Terkait dengan Penyusunan Ide Keterangan Jumlah Persentase Sangat Sering 6 17% Sering 17 47% Kadang-Kadang 12 33% Jarang 1 3% Sangat Jarang 0 0%
Berdasarkan diagram 4.7 dan tabel 4.28, diketahui bahwa terdapat enam peserta didik yang dapat dengan mudah menyusun ide-ide yang telah ditulis sebelumnya ke dalam sebuah teks deskriptif. Peserta didik telah mengetahui halhal apa saja yang termasuk ke dalam identification ataupun description. Selanjutnya, pengalaman belajar dengan strategi tell and show membuat tujuh belas atau 47% peserta didik mampu lebih memahami unsur-unsur penyusun di dalam setiap stuktur sebuah teks deskriptif. Di sisi lain, sebanyak dua belas atau 33% peserta didik di experimental group menyatakan bahwa mereka masih sedikit ragu-ragu dalam menyusun ide yang telah dikembangkan agar teks deskriptif menjadi lebih baik dan mudah untuk dimengerti. Di pihak lain seorang peserta didik masih cukup ragu ketika menyusun teks deskriptif. Simpulannya adalah sebanyak 23 peserta didik merasa terbantu dalam menyusun ide-ide yang telah dikembangkan ke dalam teks deskriptif, sedangkan tiga belas peserta didik lainnya masih merasa ragu-ragu ketika ingin menyusun ide-ide mereka. Dengan kata lain, melalui penerapan strategi tell and show, teks deskriptif peserta didik menjadi lebih baik, terutama pada aspek ide yang tentu saja menjadi tolok ukur kekoherensian sebuah teks. Selain melihat sebaran
182
pendapat peserta didik terkait dengan manfaat strategi tell and show, analisis secara kuantitatif pun dijabarkan dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.29 Perbandingan Nilai Rerata Aspek Ide dalam Teks Deskriptif Peserta Didik di Experimental Group dan Control Group pada Pre-Test dan Post-Test Nilai Nilai Rerata Rerata No. Kelas Persentase Persentase Ket. Pre-Test Post-Test (1--20) (1--20) Experimental 1. 12.50 62.50% 14.50 72.50% +2.00 Group Control 2. 12.97 64.86% 13.28 66.39% +0.32 Group
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa terdapat peningkatan terkait dengan aspek ide di dalam teks deskriptif peserta didik, baik di experimental group maupun control group dari pre-test hingga post-test. Akan tetapi, jika dilihat skor peningkatan rerata yang ditampilkan, dapat disimpulkan bahwa peningkatan di experimental group lebih baik daripada control group. Dengan demikian, strategi tell and show dapat mendorong dan meningkatkan pemikiran kritis peserta didik ketika menentukan, mengembangkan, dan menyusun ide-ide yang harus dituangkan dalam sebuah teks deskriptif sehingga ide yang ditampilkan menjadi lebih baik dan relevan.
4) Penggunaan Kata Ganti yang Relevan Dalam sebuah teks deskriptif, peranan kata ganti tidak dapat dikesampingkan begitu saja. Hal ini disebabkan oleh kata ganti, yakni komponen penanda kohesi dalam sebuah teks. Oleh karena itu, penggunaan kata ganti atau penanda kohesi
183
ini sangat penting dalam membangun koherensi teks deskriptif. Setelah melalui kegiatan pembelajaran yang mengintegrasikan antara konsep penanda kohesi dan strategi tell and show, berikut ini dikemukakan pendapat peserta didik yang tergabung di experimental group.
Penggunaan Kata Ganti yang Relevan 14 12 10 8 6 4 2 0
Diagram 4.8 Pendapat Peserta Didik Terkait dengan Penggunaan Kata Ganti yang Relevan
No. 1. 2. 3. 4. 5.
Tabel 4.30 Persentase Sebaran Pendapat Peserta Didik Terkait dengan Penggunaan Kata Ganti yang Relevan Keterangan Jumlah Persentase Sangat Sering 11 31% Sering 12 33% Kadang-Kadang 12 33% Jarang 1 3% Sangat Jarang 0 0%
Diagram 4.8 dan tabel 4.30 menunjukkan bahwa terdapat sebelas peserta didik yang merasa bahwa melalui strategi tell and show mereka memahami bagaimana menggunakan kata ganti (penanda kohesi) agar teks deskriptif yang
184
dibuat menjadi lebih mudah dimengerti dan alur idenya tidak putus. Selanjutnya, sebanyak dua belas atau 33% peserta didik menyatakan bahwa mereka menjadi lebih mudah memahami kata ganti apa yang harus ditulis agar dapat mengacu tepat pada kalimat sebelumnya. Selain terdapat peserta didik yang menjadi lebih paham menggunakan kata ganti, terdapat dua belas peserta didik lain yang menyatakan bahwa mereka sedikit ragu ketika menentukan kata ganti yang tepat untuk ditulis di dalam teks deskriptif mereka. Bahkan, seorang peserta didik masih ragu dalam menggunakan kata ganti. Akan tetapi, jika dilihat rerata aspek kata ganti di tiap-tiap kelompok, maka terdapat perbedaan yang membuat strategi tell and show lebih efektif. Berikut ini adalah nilai rerata penggunaan kata ganti di tiap-tiap kelompok.
Tabel 4.31 Perbandingan Nilai Rerata Aspek Kata Ganti dalam Teks Deskriptif Peserta Didik di Experimental Group dan Control Group pada Pre-Test dan PostTest Nilai Nilai Rerata Rerata No. Kelas Persentase Persentase Ket. Pre-Test Post-Test (1--10) (1--10) Experimental 1. 7.78 77.78% 9.03 90.28% +1.25 Group Control 2. 7.17 71.67% 8.19 81.94% +1.02 Group
Tabel 4.31 menunjukkan adanya peningkatan yang lebih baik di experimental group dibandingkan dengan di control group. Pada pre-test rerata yang dicapai oleh peserta didik di experimental group adalah 7.78, sedangkan pada post-test, nilai yang ditunjukkan adalah 9.03. Dengan kata lain adanya peningkatan 1.25
185
dari nilai sebelumnya. Di sisi lain, peningkatan juga terjadi ketika nilai rerata peserta didik di control group pada awalnya (pre-test) hanya 7.17 menjadi 8.19 pada post-test. Berdasarkan kondisi ini, dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan penggunaan kata ganti di control group sebesar 1.02. Dengan kata lain, melalui strategi tell and show, penggunaan kata ganti yang terkait erat dengan penanda kohesi oleh peserta didik menjadi lebih baik dibandingkan dengan peserta didik yang belajar tanpa strategi ini. Selain itu, juga menunjukkan bahwa melalui strategi tell and show, peserta didik menjadi lebih fokus terhadap apa yang telah ditulis sebelumnya dengan kata ganti (penanda kohesi) dan apa yang harus digunakan agar teks menjadi lebih koheren.
5) Penyusunan Kalimat yang Baik dan Benar Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya terkait dengan permasalahanpermasalahan yang dihadapi oleh peserta didik dalam menulis sebuah teks deskriptif bahwa menyusun kalimat yang baik dan benar, terutama simple present tense menjadi masalah utama. Penggunaan kalimat yang benar tentu saja terkait dengan bagaimana ide-ide dalam teks tersebut dimengerti oleh pembaca. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran, aspek ini mendapat perhatian khusus selain penggunaan kata ganti. Terkait dengan hal tersebut, pembelajaran yang sistematis mulai dari menyusun kata-kata yang terkait dengan binatang yang dideskripsikan hingga mengembangkan setiap kata dilakukan agar peserta didik menjadi lebih paham dalam menyusun kalimat dengan benar. Selain itu, adanya tahapan penyuntingan menyebabkan peserta didik juga aktif terlibat dalam memberikan saran kepada rekannya jika ditemukan kesalahan dalam penggunaan
186
tense. Setelah melalui proses pembelajaran dan post-test, berikut ini dikemukakan pendapat para peserta didik terkait dengan manfaat strategi tell and show dalam pembelajaran menulis teks deskriptif.
Penyusunan Kalimat yang Baik dan Benar 25 20 15 10 5 0
Diagram 4.9 Pendapat Peserta Didik Terkait dengan Penyusunan Kalimat yang Baik dan Benar
No. 1. 2. 3. 4. 5.
Tabel 4.32 Persentase Sebaran Pendapat Peserta Didik Terkait dengan Penyusunan Kalimat yang Baik dan Benar Keterangan Jumlah Persentase Sangat Sering 6 17% Sering 22 61% Kadang-Kadang 7 19% Jarang 1 3% Sangat Jarang 0 0%
Berdasarkan diagram 4.9 dan tabel 4.32, diketahui tiga peserta didik menyatakan bahwa mereka menjadi terbiasa menggunakan kalimat yang benar, terutama simple present tense. Selanjutnya, 22 peserta didik lainnya berpendapat bahwa setelah mendapatkan pengajaran dari guru yang menerapkan strategi tell and show, mereka lebih memahami bagaimana menggunakan kalimat (simple
187
present tense) sesuai dengan aturan. Hal ini disebabkan oleh dalam pembelajaran, peserta didik didorong untuk lebih fokus dan teliti dalam menggunakan kalimat yang benar. Akan tetapi, sebanyak tujuh atau 19% peserta didik menyatakan bahwa mereka masih mengalami kendala karena belum memahami dengan baik bagaimana menggunakan simple present tense yang benar. Selain itu, seorang peserta didik terlihat masih ragu ketika menuangkan setiap idenya ke dalam kalimat yang benar. Berdasarkan apa yang disajikan dalam diagram dan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa 28 atau 78% peserta didik setuju bahwa setelah mendapatkan pengalaman belajar dengan strategi tell and show, mereka merasa lebih memahami kapan dan bagaimana menggunakan simple present tense yang benar. Di pihak lain, 22% peserta didik lainnya masih ragu-ragu dalam menggunakan kalimat yang benar. Untuk mendukung pernyataan tersebut, berikut ini dikemukakan nilai rerata aspek tata bahasa peserta didik di experimental group yang dibandingkan dengan nilai-nilai mereka yang tergabung di dalam control group.
Tabel 4.33 Perbandingan Nilai Rerata Aspek Tata Bahasa dalam Teks Deskriptif Peserta Didik di Experimental Group dan Control Group pada Pre-Test dan PostTest Nilai Nilai Rerata Rerata Persentase Persentase Ket. No. Kelas Pre-Test Post-Test (1--20) (1--20) Experimental 11.89 59.44% 14.14 70.69% +2.25 1. Group Control 12.08 60.42% 12.83 64.17% +0.75 2. Group
188
Tabel 4.33 menunjukkan bahwa adanya peningkatan yang cukup signifikan pada peserta didik di experimental group. Nilai rerata peserta didik pada aspek tata bahasa pada pre-test hanyalah 11.89. Nilai rerata tersebut bahkan lebih kecil daripada mereka yang tergabung di control group, yaitu sebesar 12.08. Akan tetapi, setelah mendapatkan pengalaman belajar yang berbeda, nilai rerata peserta didik untuk aspek ini menjadi 14.14 atau mengalami peningkatan 2.25, sedangkan peserta didik di control group hanya mampu mencapai rerata 12.38 atau meningkat 0.75. Selain penggunaan kalimat yang baik dan benar, penggunaan tanda baca juga perlu diperhatikan karena aspek ini tidak hanya terkait erat dengan tata bahasa, tetapi juga dapat mendukung terbentuknya suatu koherensi yang baik dalam sebuah teks. Berikut ini dikemukakan perbandingan nilai rerata penggunaan tanda baca di experimental group dan control group.
Tabel 4.34 Perbandingan Nilai Rerata Aspek Tanda Baca dalam Teks Deskriptif Peserta Didik di Experimental Group dan Control Group pada Pre-Test dan PostTest Nilai Nilai Rerata Rerata No. Kelas Persentase Persentase Ket. Pre-Test Post-Test (1--5) (1--5) Experimental 1. 4.72 94.44% 4.97 99.44% +0.25 Group Control 2. 4.78 95.56% 4.89 97.78% +0.11 Group
Berdasarkan apa yang dijabarkan pada tabel 4.34 di atas, diketahui bahwa terdapat peningkatan juga pada aspek penggunaan tanda baca di tiap-tiap kelompok. Akan tetapi, yang membedakan adalah besarnya peningkatan yang
189
terjadi di setiap kelompoknya. Di experimental group, peningkatan nilai rerata yang tertera sebesar 0.25, sedangkan peningkatan sebesar 0.11 terjadi di control group. Hal ini membuktikan bahwa peserta didik di experimental group menjadi lebih teliti ketika menggunakan tanda baca, seperti koma (,), titik (.), dan huruf kapital jika dibandingkan dengan peserta didik di control group. Berdasarkan pemaparan-pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi tell and show membantu peserta didik dalam menyusun sebuah kalimat dan menggunakan tanda baca lebih baik atau lebih efektif daripada pembelajaran yang menggunakan strategi konvensional. Selain itu, inti teks deskriptif yang ditulis peserta didik di experimental group menjadi lebih mudah dipahami.
6) Perhatian terhadap Ejaan Ejaan merupakan salah satu komponen atau aspek yang penting dalam menulis sebuah teks. Teks juga dapat dinilai dari penggunaan ejaan-ejaan yang benar, terutama teks berbahasa Inggris. Setelah melalui kegiatan belajar mengajar yang mengimplementasikan strategi tell and show, peserta didik memberikan pendapatnya terkait dengan aspek ejaan.
190
Perhatian terhadap Ejaan 16 14 12 10 8 6 4 2 0
Diagram 4.10 Pendapat Peserta Didik Terkait dengan Perhatian terhadap Ejaan
No. 1. 2. 3. 4. 5.
Tabel 4.35 Persentase Sebaran Pendapat Peserta Didik Terkait dengan Perhatian terhadap Ejaan Keterangan Jumlah Persentase Sangat Sering 5 14% Sering 15 42% Kadang-Kadang 14 39% Jarang 2 6% Sangat Jarang 0 0%
Diagram 4.10 dan tabel 4.35 menunjukkan bahwa terdapat lima peserta didik yang setuju bahwa mereka menjadi lebih memperhatikan ejaan ketika menulis sebuah teks deskriptif. Hal ini juga didukung dengan adanya lima belas atau 42% peserta didik lainnya yang memberikan pendapat serupa. Akan tetapi, terdapat empat belas peserta didik yang menyatakan bahwa setelah melalui proses pembelajaran di kelas, mereka masih sedikit ragu-ragu ketika menulis setiap kata yang digunakan. Selanjutnya, dua atau 6% peserta didik menyatakan bahwa mereka masih ragu-ragu walaupun sudah memperoleh pengalaman belajar dengan strategi tell and show. Berdasarkan sebaran peserta didik di atas, diketahui bahwa
191
jumlah peserta didik yang menyatakan terbantu dengan strategi tell and show hampir berimbang dengan mereka yang menyatakan belum terbantu secara maksimal dengan strategi ini dalam memperhatikan ejaan. Hal ini juga didukung dengan nilai rerata aspek ejaan yang diperoleh peserta didik di experimental group. Berikut ini dikemukakan perbandingan nilai rerata aspek ejaan di experimental group dan control group.
Tabel 4.36 Perbandingan Nilai Rerata Aspek Ejaan dalam Teks Deskriptif Peserta Didik di Experimental Group dan Control Group pada Pre-Test dan Post-Test Nilai Nilai Rerata Rerata No. Kelas Persentase Persentase Ket. Pre-Test Post-Test (1--5) (1--5) Experimental 1. 4.97 99.44% 4.97 99.44% 0 Group Control 2. 4.89 97.78% 4.92 98.33% +0.03 Group
Berdasarkan tabel di atas, tidak terdapat peningkatan nilai rerata aspek ejaan di experimental group karena tidak ada selisih yang ditunjukkan, sedangkan nilai rerata aspek ejaan di control group meningkat 0.03. Ketika melakukan analisis terhadap teks deskriptif pada post-test, terdapat sedikit peserta didik di experimental group yang masih melakukan kesalahan dalam menulis kata yang sama pada pre-test, seperti menulis kata mamal atau mamalia untuk mammal atau goverment yang seharusnya government. Dengan kata lain, pengaruh strategi tell and show belum terlihat untuk aspek ini. Namun, strategi ini cukup mampu
192
membantu peserta didik untuk tetap fokus dan teliti dalam menulis setiap kata dan memperhatikan ejaan.
7) Penyusunan Teks Deskriptif secara Utuh Setelah medapatkan pendapat peserta didik di experimental group terkait dengan pengidentifikasian struktur teks, pengembangan dan penyusunan ide, tata bahasa, tanda baca, kata ganti, dan ejaan, penilaian secara keseluruhan pun dilakukan untuk mengetahui apakah pengaruh strategi tell and show signifikan atau tidak. Peserta didik merasakan dampak dan memberikan pendapatnya yang dikumpulkan dan dijabarkan melalui diagram dan tabel seperti berikut ini.
Penyusunan Teks Deskriptif secara Utuh 25 20 15 10
5 0
Diagram 4.11 Pendapat Peserta Didik Terkait dengan Penyusunan Teks Deskriptif secara Utuh
193
No. 1. 2. 3. 4. 5.
Tabel 4.37 Persentase Sebaran Pendapat Peserta Didik Terkait dengan Penyusunan Teks Deskriptif secara Utuh Keterangan Jumlah Persentase Sangat Sering 5 14% Sering 23 64% Kadang-Kadang 7 19% Jarang 1 3% Sangat Jarang 0 0%
Berdasarkan diagram 4.11 dan tabel 4.37, diketahui terdapat lima peserta didik yang menyatakan bahwa mereka sering kali merasa terbantu dalam menyusun teks deskriptif setelah melalui pembelajaran yang mengintegrasikan strategi tell and show. Pendapat serupa juga diberikan oleh 23 atau 64% peserta didik lainnya yang lebih memahami bagaimana langkah-langkah dalam menyusun menulis teks deskriptif yang baik. Di sisi lain, terdapat tujuh orang peserta didik yang menyatakan bahwa cukup terbantu dalam menulis sebuah teks deskriptif dengan pengalamannya mendapatkan pembelajaran yang menerapkan strategi tell and show. Selanjutnya, seorang peserta didik hanya dapat merasakan sedikit manfaat strategi ini. Berdasarkan sebaran tersebut, maka terdapat 28 peserta didik yang menyatakan bahwa strategi tell and show membuat mereka lebih mudah membangun ide hingga menuangkannya dalam sebuah teks deskriptif. Di pihak lain delapan peserta didik lainnya belum merasakan perubahan atau dampak besar setelah mereka belajar dengan strategi ini. Hal ini juga didukung dengan adanya data kuantitatif berupa sebaran hasil post-test peserta didik di experimental group (diagram 4.3) yang menunjukkan bahwa terdapat dua puluh nilai dari peserta didik yang telah mampu mencapai KKM, sedangkan enam belas peserta didik
194
lainnya dapat dikategorikan sudah mengalami perkembangan. Selain diagram 4.3 tersebut, berikut ini ditampilkan perubahan nilai rerata teks deskriptif yang utuh dari experimental group dan control group. Tabel 4.38 Perbandingan Nilai Rerata Teks Deskriptif Peserta Didik di Experimental Group dan Control Group pada Pre-Test dan Post-Test Nilai Nilai Rerata Rerata No. Kelas Persentase Persentase Ket. Pre-Test Post-Test (1--100) (1--100) Experimental 1. 69.77 69.77% 79.35 79.35% +9.58 Group Control 2. 69.81 69.81% 73.52 73.52% +3.71 Group
Berdasarkan tabel 4.38 di atas, terlihat bahwa terjadi peningkatan nilai rerata peserta didik di experimental group dari pre-test ke post-test sebesar 9.58. Di samping itu, nilai rerata peserta didik di control group juga mengalami peningkatan sebesar 3.71. Faktanya, hasil pre-test kedua kelompok, menunjukkan bahwa nilai rerata di experimental group lebih kecil daripada nilai rerata di control group. Selanjutnya, bukti ini juga dapat dikaitkan dengan melihat pengujian hipotesis dengan uji t yang ditampilkan melalui tabel 4.23 sebelumnya yang menunjukkan bahwa strategi tell and show memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan menulis teks deskriptif peserta didik secara keseluruhan.
195
8) Suasana Proses Pembelajaran Menulis Teks Deskriptif Melalui Strategi Tell and Show Setelah diketahui pengaruh strategi tell and show terhadap kemampuan menulis teks deskriptif, terutama penggunaan penanda kohesi yang dilihat dari aspek kata ganti dan pengaruhnya terhadap koherensi (aspek ide), berikut ini juga dipaparkan pendapat peserta didik terkait dengan suasana atau kondisi proses pembelajaran yang telah dilalui di experimental group. Hal ini dilakukan untuk memberikan suatu gambaran yang jelas bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran yang telah berlangsung sebelumnya.
Suasana Proses Pembelajaran 16 14 12 10 8 6 4 2 0
Diagram 4.12 Pendapat Peserta Didik Terkait dengan Suasana Proses Pembelajaran Menulis Teks Deskriptif Melalui Strategi Tell and Show
Tabel 4.39 Persentase Sebaran Pendapat Peserta Didik Terkait dengan Suasana Proses Pembelajaran Menulis Teks Deskriptif Melalui Strategi Tell and Show No. Keterangan Jumlah Persentase 1. Sangat Sering 8 22% 2. Sering 15 42% 3. Kadang-Kadang 10 28%
196
4. 5.
Jarang Sangat Jarang
3 0
8% 0%
Berdasarkan diagram dan tabel di atas, diketahui delapan peserta didik menyatakan bahwa mereka sangat senang dan menikmati proses pembelajaran yang mengimplementasikan staretegi tell and show. Selain itu, lima belas peserta didik juga memberikan pendapat serupa ketika mereka dengan antusias mengikuti setiap langkah-langkah pembelajaran dalam menulis teks deskriptif di dalam kelas. Di sisi lain, sepuluh peserta didik lainnya cukup menikmati dengan adanya pengimplementasian strategi tell and show dalam proses pembelajaran, sedangkan tiga peserta didik lainnya tidak begitu antusias atau jarang menikmati proses pembelajaran. Berdasarkan persentase dari sebaran pendapat para peserta didik di experimental group, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar peserta didik menyukai dan menikmati setiap pengalaman dalam belajar menulis teks deskriptif melalui strategi tell and show. Setelah melalui proses pembelajaran, mereka dapat melihat keterampilan menulis teks deskriptif yang mengalami peningkatan. Dengan kata lain, strategi tell and show memiliki pengaruh yang cukup baik untuk memotivasi dan mendorong peserta didik untuk menjadi lebih kreatif dan teliti dalam menulis teks deskriptif.
197
4.3.4 Refleksi terhadap Pengaruh Strategi Tell and Show terhadap Penggunaan Penanda Kohesi dalam Teks Deskriptif Berbahasa Inggris Berdasarkan uji normilitas sebaran, homogenitas varians, dan kajian hipotesis melalui uji t dengan SPSS 16.05 for Windows, ditemukan bahwa melalui penerapan strategi tell and show, peserta didik, khususnya di experimental group mengalami peningkatan yang signifikan dalam menulis teks deskriptif. Dengan kata lain, hipotesis yang dipaparkan sebelumnya diterima sesuai dengan kondisi peserta didik di experimental group yang terlihat dalam penelitian ini. Seperti halnya dengan penelitian-penelitian sebelumnya, khususnya penelitian yang dilakukan oleh Swardiani (2007), Ginting dan Sitanggang (2012), serta Siburian (2013), yakni penelitian tindakan kelas, peserta didik juga mengalami peningkatan dari segi keterampilan dalam menulis teks deskriptif. Dalam penelitian Swardiani (2007) yang menggunakan teknik draw a story, penelitian Ginting dan Sitanggang (2012) yang menerapkan teknik semantic mapping, dan penelitian Siburian (2013) yang mengintegrasikan think pair share terdapat peningkatan yang konstan dari pre-test atau tes awal, tes pada siklus I, hingga post-test pada siklus II. Perbedaan yang dapat ditemukan antara penelitian eksperimen ini dan penelitian-penelitian tindakan kelas sebelumnya adalah pengaruh strategi yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu strategi tell and show dihitung secara kuantitatif dan menunjukkan skor yang dapat dikategorikan signifikan (menguji hipotesis dengan uji t). Menurut Peha (2003), melalui strategi tell and show,
198
peserta didik akan terbantu dalam mengumpulkan dan menyusun ide sesuai dengan struktur teks deskriptf (berdasarkan modul dari Board of Studies NSW,1998:85). Dengan kata lain, strategi tell and show dapat dijadikan strategi terdepan dalam mengajarkan teks, khususnya teks deskriptif. Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis pada pre-test dan post-test secara kuantitatif, serta pengumpulan pendapat peserta didik melalui kuesioner dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan strategi Tell and Show, peserta didik di experimental group mengalami peningkatan yang lebih baik pada aspek tanda baca, tata bahasa, ide, dan kata ganti dibandingkan dengan mereka yang tergabung di control group. Di sisi lain, walaupun tidak terdapat peningkatan pada aspek ejaan, nilai rerata peserta didik di experimental group pada aspek ini masih lebih baik daripada peserta didik di control group. Hal ini membuktikan bahwa melalui penerapan strategi tell and show, peserta didik secara tidak langsung tetap fokus dalam menulis setiap kata teks deskriptif. Terkait dengan fokus utama penelitian ini, yaitu pengaruh strategi tell and show terhadap penggunaan penanda kohesi yang dalam penelitian ini berada pada aspek kata ganti, nilai rerata pada aspek kata ganti yang ditunjukkan oleh peserta didik di experimental group lebih besar daripada control group. Berdasarkan kondisi tersebut, sesuai dengan pendapat Halliday (1994:311), yakni penanda kohesi digunakan sebagai penghubung dalam sebuah atau antarkalimat, ide-ide yang ditampilkan oleh peserta didik di experimental group pada post-test menjadi lebih jelas dan sistematis dibandingkan dengan ide-ide yang terdapat pada pretest. Dengan kata lain, kekoherensian pada teks deskriptif peserta didik di
199
experimental group pada post-test, baik dalam tataran kalimat maupun wacana, menjadi lebih baik dibandingkan dengan pre-test. Selanjutnya, hasil teks deskriptif yang lebih baik di experimental group juga ditunjang dengan adanya teori konstruktivisme, metode task based learning, dan tahapan menulis. Pengintegrasian teori-teori tersebut juga disertai dengan penerapan strategi tell and show. Melalui pengintegrasian tersebut, peserta didik di experimental group menjadi lebih fokus dalam mengembangkan ide-ide secara sistematis dan mendapatkan kesempatan yang lebih dalam menuangkan kreativitas atau buah pemikiran ke dalam teks deskriptif.