PENANDA METAWACANA DALAM TEKS IKLAN KONSUMEN BERBAHASA INGGRIS Ruminda Universitas Padjadjaran, Bandung
[email protected]
ABSTRACT Metadiscourse is a concept mostly used in analyzing a writing, reading, and structure of a text in its function to relate what the writer has in his mind to the reader. In this research, metadiscourse markers are used to interpret a text and to show the persuasive effect of the texts. The texts used as the object of this research are the consumer advertisement texts for male and female products taken from several English magazines. All of the texts are analyzed to identify the dominant metadiscourse markers in both kinds of advertisements. The result of this research shows that the textual metadiscourse markers dominantly found in the advertisement texts for male products are logical connectives, while in the advertisement texts for female products, the dominant markers are evidentials and code glosses. Meanwhile, the interpersonal metadiscourse markers which are dominantly found in both kinds of the advertisement texts are person markers. Kata-Kata Kunci: metadiscoure, interpersonal, consumer advertisement texts PENDAHULUAN Konsep metawacana awalnya banyak dipengaruhi oleh konsep yang dikemukakan Halliday (1974) yang membedakan antara unsur ideasional sebuah teks dengan makna tekstual dan ekspresifnya. Pada pembedaan tersebut, Halliday menyatakan bahwa bahasa merupakan perilaku sosial dan penelitian terhadap bahasa tidak hanya menyangkut pemahaman terhadap bahasa itu sendiri, tetapi juga menyangkut hubungannya dengan dengan struktur sosial. Konsep utama dalam teori sosial Halliday adalah “meaning is a form of behaving” yang berarti makna merupakan suatu bentuk perilaku. Melalui konsep ini Halliday juga menyatakan bahwa sistem makna dalam sebuah bahasa berhubungan dengan tiga fungsi utama bahasa, ideasional, interpersonal, dan tekstual, yang ketiganya merupakan tiga jenis makna.
Fungsi ideasional bahasa merujuk pada fungsi bahasa sebagai wahana dalam mengekspresikan sesuatu (Halliday, 1974:105). Fungsi ini menyatakan bahwa fungsi bahasa adalah untuk mengungkapkan isi dan pengalaman penuturnya. Fungsi interpersonal bahasa merujuk pada fungsi bahasa yang dapat digunakan untuk memberikan tanggapan, penilaian, penyikapan, maupun untuk meyakinkan (Halliday, 1974:106). Dalam fungsi ini, bahasa jelas berfungsi sebagai alat komunikasi yang terkait dengan gaya tuturan, konteks, dan hubungan penutur dan petutur. Fungsi tekstual bahasa merupakan fungsi bahasa yang diwujudkan dalam teks sebagai alat kebahasaan (Halliday, 1974:107). Ini berarti penggunaan bahasa tidak dapat dilepaskan dari unsur-unsurnya, seperti pemilihan kata dan kaidah kebahasaan.
Jurnal Al-Tsaqafa volume 10, No.1, Juli 2013
Ketiga fungsi bahasa yang dikemukakan oleh Halliday (1994) tersebut merupakan pondasi dalam konsep metawacana. Halliday menyatakan bahwa metawacana merupakan konsep yang interpretatif karena metawacana tidak menambah isi proposisi, tetapi menyediakan makna proposisi, makna tekstual, dan makna interpersonal. Artinya, metawacana memang tidak menambahi kalimat atau ujaran yang diberikan oleh seorang penutur, tetapi metawacana memberikan makna baik makna kalimat, makna tekstual, maupun makna interpersonal yang dapat diketahui melalui penanda-penanda yang ada di dalam wacana tersebut. Metawacana atau dalam istilah asingnya disebut sebagai metadiscourse umumnya dipakai untuk menganalisis karangan, bacaan, dan struktur teks. Hyland (2005:14) menyatakan bahwa metawacana mengacu pada aspek-aspek dalam sebuah teks yang secara eksplisit mengorganisasi wacana, menarik pembaca, dan menandai sikap penulis. Perannya dalam wacana tersebut adalah sebagai jembatan yang menghubungkan dan mempertahankan hubungan antara penulis dan pembaca. Metawacana memfokuskan perhatian pembaca pada cara-cara penulis memproyeksikan dirinya dalam tulisannya untuk menandai hubungan komunikatif antara penulis dan pembaca. Penelitian ini difokuskan pada bahasa dalam wacana iklan. Bahasa dalam wacana iklan menjadi daya tarik bagi penulis untuk dibahas karena dapat dikaji dari berbagai sudut karena bahasa iklan berada di antara bentuk „informasi‟ dan „manipulasi‟ (Hatim, 1990:117). Ragam bahasa yang menonjol dari sebuah iklan adalah segi persuasivitas bahasa yang dipakai. Institut Praktisi Periklanan Inggris (Jefkins, 1997:5) mendefinisikan iklan sebagai “...pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada para calon pembeli yang
paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurahmurahnya.” Hal ini juga diungkapkan oleh Malik (1994:134) yang mengemukakan bahwa tujuan pembuatan iklan adalah untuk mengikat kita (konsumen) pada produk dan janji-janji yang disertakannya dengan membujuk partisipasi kita dalam penciptaan makna iklan dan menjamin bahwa kita mempertimbangkan produk dan kebutuhan atasnya dengan menyertakan metode identifikasi, diferensiasi, asosiasi, dan partisipasi dalam pesan-pesan yang berlebihan, pesan yang berulang-ulang. Goddard (1998:6) menambahkan bahwa tujuan utama seorang pembuat iklan adalah agar masyarakat lebih tertarik pada produk atau jasa yang diiklankan. Tanaka (2001:9) berpendapat bahwa tujuan utama pemasang iklan adalah “...to change the thinking of uninterested persons in his audience and make them buy the product.” Dalam hal ini, bahasa iklan haruslah dapat mempengaruhi calon pembelinya. Hung & Bradac (1993:5) mengungkapkan bahwa “The use of language in everyday life contributes to the realization of goals – this is „power to‟.” Dengan demikian, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa bahasa memang memiliki „kekuatan‟ untuk mempengaruhi masyarakat. Metawacana merupakan salah satu konsep yang dapat digunakan untuk mengkaji masalah ini karena konsep ini memfokuskan perhatian pada aspek-aspek dari sebuah teks yang menyusun wacana tersebut, menarik perhatian pembaca/pendengar/penonton, dan memperlihatkan sikap pembuat teksnya (Hyland, 1998, dalam Fuertes-Olivera et al., 2001:1292).Dengan kata lain, kajian metawacana ini akan memperlihatkan bagaimana pembuat teks iklan dapat mempengaruhi pemahaman pembaca akan teks dan sikap mereka terhadap isi teks tersebut.
Jurnal Al-Tsaqafa volume 10, No.1, Juli 2013
Teks iklan merupakan isi iklan atau kalimat utama naskah iklan yang dicetak dengan menggunakan jenis huruf yang lebih kecil daripada unsur-unsur iklan yang lainnya (Jefkins, 1996: 233). Teks iklan ini adalah bagian yang dibahas dengan menggunakan kajian metawacana. Hyland (1998:441) menyatakan bahwa metawacana merupakan sebuah aspek bahasa yang menghubungkan antara teks dengan budayabudaya disipliner, membantu menjelaskan konteks retorik dengan mengemukakan harapan-harapan dan pemahamanpemahaman dari pembaca/pendengar/penonton yang merupakan sasaran teks tersebut. Metawacana memiliki penandapenanda yang berhubungan dengan aspek tekstual dan interpersonal suatu wacana (Hyland, 1998; Crismore, at al., 1993). Penanda-penanda tersebut dibagi dalam dua kategori penanda metawacana yaitu penanda tekstual dan interpersonal (Hyland, 1998; Kopple, 1985). Menurut Kopple (1985, dalam Jalilifar&Alipour, 2007), penandapenanda metawacana ini membantu pembaca mengorganisasi, mengklasifikasi, menginterpretasi, mengevaluasi, dan memberikan reaksi terhadap isi sebuah proposisi atau makna kalimat yang diujarkan. Penanda metawacana tekstual menandai pergantian topik, urutan, acuan, ide-ide yang berhubungan, penjelasan-penjelasan sebelumnya, dan sebagainya (Hui dan Na, 2008:2). Penanda ini antara lain meliputi: 1. Penghubung logis (logical connectives), seperti and, or, so, dan finally, 2. Penanda rangka (frame markers), seperti first, to conclude, I argue here, dan well, 3. Penanda endofora, seperti see Fig. 1, noted above, dan below, 4. Penanda evidential, seperti according to, Z states that, atau pola-
pola seperti larik dalam puisi, cerita, liflet, dan sebagainya, 5. penanda code glosses, seperti in other words, more precisely,in simple term, such as, that is,dan e.g. Penanda metawacana interpersonal merujuk pada fungsi interpersonal bahasa yang dikemukakan Halliday (1974). Fungsi interpersonal bahasa ini menyebabkan seseorang dapat berpartisipasi dalam tindak komunikasi dengan orang lain. Penandapenanda pada kategori interpersonal ini memfokuskan pada sikap penutur terhadap informasi yang akan disampaikan dan petutur yang menjadi sasaran wacana tersebut. Metawacana interpersonal bersifat interaksional dan evaluatif serta menyatakan persona penulisnya yang dikatakan Campbell (1975, dalam Hyland, 1998:443) sebagai personalitas yang diciptakan dalam tindak komunikasi. Penanda metawacana interpersonal ini antara lain meliputi: 1. Pemagaran (hedges), seperti just, might, atau more or less, 2. Penanda empatik, seperti of course, great, incredible, atau no doubt, 3. Penanda sikap, seperti I agree atau surprisingly, 4. Penanda relasional, seperti you can see atau frankly, 5. Penanda persona, seperti he, she, atau it. Dalam pembahasan ini akan dikaji penanda tekstual dan interpersonal apa saja yang dominan muncul dalam sebuah iklan konsumen serta fungsi penanda-penanda tersebut dalam menjadikan teks iklan tersebut sebagai teks persuasif. Untuk mengkaji itu semua, maka penelitian ini menggunakan metode padan, yaitu metode yang digunakan untuk menafsirkan teks iklan tersebut dengan melihat jenis dan fungsi penanda tiap kategori penanda metawacana dalam iklan tersebut. Metode ini digunakan karena penelitian ini
Jurnal Al-Tsaqafa volume 10, No.1, Juli 2013
berhubungan dengan penutur dan petutur dalam teks. PEMBAHASAN Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap teks-teks iklan, penanda metawacana yang mendominasi teks iklan konsumen produk untuk pria dan wanita ternyata berbeda. Pada teks iklan konsumen produk untuk pria, penanda metawacana tekstual yang dominan hadir adalah penghubung logis, sedangkan pada teks iklan konsumen produk untuk wanita, penanda metawacana tekstual yang dominan hadir adalah penanda evidentials dan code glosses. Untuk kategori penanda metawacana interpersonal, penanda yang dominan muncul pada teks iklan konsumen produk untuk pria dan wanita adalah penanda persona. Penanda Metawacana Tekstual yang Dominan pada Teks Iklan Konsumen Produk untuk Pria Penghubung Logis Penghubung ini terdiri atas beberapa jenis, yaitu aditif (bersifat menambahkan informasi), adversatif (menunjukkan hubungan pertentangan), dan konsekutif (memperlihatkan hubungan sebab akibat) seperti yang ditunjukkan pada beberapa data di bawah ini. …. Each element is conceived and developed respecting the highest code of Haute Horlogerie, and hand-assembled by our master watchmakers. (iklan jam tangan Corum) Pada teks di atas, penanda metawacana yang hadir berupa penghubung logis berjenis aditif, and. Dalam kalimat di atas terdapat dua kata hubung and yang memiliki sedikit perbedaan dalam fungsinya dalam kalimat.
Kata hubung and yang pertama memiliki fungsi menghubungkan dua verba, conceived dan developed yang sama-sama memiliki subjek Each element. Kata hubung and pada klausa ini memiliki makna untuk menambahkan informasi mengenai subjek. Pada klausa ini pesan yang ingin disampaikan oleh pembuat teks iklan adalah setiap bagian dari produk jam tangan yang mereka iklankan dihasilkan melalui pemikiran yang matang (conceived) dan dikembangkan (developed) sesuai dengan nilai-nilai tertinggi Haute Horlogerie. Haute Horlogerie merupakan sebuah istilah yang digunakan dalam dunia perjamtanganan untuk merujuk pada produk-produk jam tangan yang bernilai materi tinggi. Istilah ini sendiri biasanya dikenal oleh para pembuat jam dan penggemar jam tangan bernilai materi tinggi. Kata hubung and yang kedua sebenarnya juga memiliki fungsi sebagai penghubung verba, akan tetapi pada kata hubung and yang kedua ini, hubungan antarverba yang akan dihubungkannya cukup jauh sehingga pembuat teks merasa perlu untuk memberi tanda koma sebelum kata hubung ini. Hal ini untuk memudahkan pemahaman pembaca bahwa objek untuk verba conceived dan developed adalah respecting the highest code of Haute Horlogerie, sedangkan pada verba handassembled objeknya adalah by our master watchmakers. Kehadiran kata hubung and sebagai penghubung untuk verba hand-assembled memberikan informasi bahwa tiap-tiap bagian produk yang diiklankan juga dibuat secara manual oleh para pembuat jam tangan yang sudah sangat ahli dalam bidang pembuat jam tangan. Kehadiran tanda koma dan tanda hubung ini juga memberikan efek bahwa pembuat iklan ingin menekankan pada informasi bahwa produk jam tangan yang mereka iklankan merupakan hasil buatan tangan para ahli pembuat jam tangan
Jurnal Al-Tsaqafa volume 10, No.1, Juli 2013
sehingga hasilnya pun memiliki nilai jual yang tinggi. …. Supportive, rich leather-appointed seats remember your settings and place you calmly in command. While sleek magnesium paddle shifters put you in control of the smooth power of its classleading 330-horsepower VVEL engine. …. (iklan mobil Infiniti) Teks iklan di atas diambil dari teks iklan mobil di mana pembuat iklan merasa perlu untuk mendeskripsikan kelebihan produk yang mereka iklankan. Deskripsi yang dibuat adalah dengan memberikan gambaran untuk setiap bagian produk tersebut. Kalimat di atas berisi salah satu deskripsi mobil tersebut yang isinya menginformasikan kelebihan dan keistimewaan persneling pada produk mobil yang diiklankan tersebut. Kalimat di atas diawali dengan adanya sebuah penghubung logis yang bersifat adversatif yang berfungsi sebagai penanda bahwa pernyataan dalam kalimat tersebut memiliki hubungan dengan pernyataan sebelumnya. Keberadaan penghubung while pada kalimat di atas berfungsi sebagai penghubung antarkalimat, di mana informasi yang diberikan berisikan suatu pertentangan dengan informasi sebelumnya. Informasi yang dipertentangkan dalam teks iklan Infiniti ini mengacu pada informasi di kalimat sebelumnya, yaitu,“Supportive, rich leather-appointed seats remember your settings and place you calmly in command”. Pada kalimat di atas, kata supportive memberikan makna yang bertentangan dengan kata sleek dan smooth pada data. Kata supportive yang memiliki makna „penuh semangat‟, pada teks iklan ini seolah-olah mewakili sifat jantan pria, sedangkan kata sleek dan smooth yang
berarti „halus, lembut‟ seolah-olah mewakili sifat lemah lembut wanita. Dengan adanya penghubung logis while ini, pembuat iklan ingin memberikan informasi bahwa produk mobil yang mereka iklan di majalah pria ini memang sesuai dengan karakter atau sifat maskulin pria, namun, seperti halnya manusia, seorang pria juga memiliki sisi-sisi kelembutan seperti halnya wanita, dan hal ini yang ingin ditonjolkan oleh pembuat iklan lewat deskripsi bagian persneling mobil yang diiklankan. My son Jason came into this world kicking. My wife said he‟d been kicking long before he was ever born. And growing up he kicked everything. Balls in the house. The tires on the truck. His little sister. The boy just wanted to kick. So we bought the cleats, helmet, shoulder pads, and a whole bunch of jerseys with our Citi card. (iklan kartu kredit Citibank) Informasi yang diberikan oleh kalimatkalimat di atas adalah informasi mengenai kegemaran baru seorang anak bernama Jason, bermain sepak bola. Karena hobi barunya tersebut, dia menjadi gemar menendang apa pun, bola, ban truk hingga adiknya pun dia tendang. Informasiinformasi tersebut kemudian dihubungkan oleh kata hubung konsekutif so yang menyatakan bahwa ada akibat atau konsekuensi semua informasi yang diberikan di awal tersebut. Konsekuensi yang dimaksud ada pada kalimat data yang menyatakan bahwa untuk menyalurkan kegemaran anak tersebut, ayah anak tersebut membelikan anaknya sepatu sepak bola, bantalan bahu, dan kostumkostum sepak bola yang dimaksudkan agar anaknya dapat bermain sepak bola dengan semestinya.
Jurnal Al-Tsaqafa volume 10, No.1, Juli 2013
Pada kalimat data ini pula pembuat iklan memasukkan produk kartu kredit yang diiklankannya dengan maksud agar setelah pembaca tahu konsekuensi dari pernyataanpernyataan di awal iklan tersebut, pembaca juga mendapatkan informasi bahwa semua barang akan dibeli oleh tokoh dalam iklan dapat dibeli dengan menggunakan kartu kredit Citibank, dan ini memperlihatkan bahwa kartu kredit tersebut dapat memberi kemudahan bagi pemakainya. Penanda Metawacana Tekstual yang Dominan pada Teks Iklan Konsumen Produk untuk Wanita Penanda metawacana tekstual merupakan penanda-penanda yang membantu pembaca menginterpretasi sebuah teks sehingga pembaca dapat memahami maksud yang ingin disampaikan oleh pembuat teks lewat teks tersebut. Penanda ini akan membantu membentuk sebuah teks yang koheren dan meyakinkan pembacanya. Metawacana tekstual juga membantu mengorganisasi sebuah teks dengan menunjukkan penanda-penanda yang menandai pergantian topik, urutan, acuan, ide-ide yang berhubungan, ataupun penjelasan-penjelasan sebelumnya yang berhubungan dengan bagian lain dalam teks tersebut. 1. Penanda evidentials Penanda evidentials yang hadir dalam teks iklan konsumen produk untuk wanita, diantaranya berjenis kata, frasa, kalimat pernyataan, dan pola wacana seperti contoh berikut. New powerful anti-wrinkle results: (iklan kosmetik Lancome) Data di atas merupakan contoh teks iklan yang menggunakan penanda berupa kata. Kata yang digunakan adalah kata yang memiliki makna inheren hasil. Dalam
kalimat tersebut, kata tersebut dinyatakan dengan kata result yang menandai adanya informasi tambahan yang akan melengkapi informasi dalam iklan tersebut. Based on a 4-week consumer study. (iklan kosmetik Lancome) Pada teks di atas, penanda yang hadir berupa frasa based on. Penggunaan frasa tersebut menandai adanya hubungan antara informasi yang diberikan dengan kebenaran informasi tersebut. Pada teks tersebut, frasa itu memiliki makna bahwa hasil-hasil yang diberikan oleh produk yang diiklankan merupakan hasil yang diperoleh berdasarkan penelitian terhadap konsumen selama 4 minggu. Our guiding dermatologists advocate gentle daily exfoliation to improve skin of all types and tones. (iklan kosmetik Clinique) Teks di atas memperlihatkan bentuk pernyataan yang dikemukakan oleh ahli kulit. Bentuk tersebut merupakan salah satu jenis penanda evidentials karena keberadaan pernyataan ini dapat membantu meyakinkan pembacanya akan kebenaran informasi yang diberikan. Penggunaan pendapat ahli kulit seperti pada iklan akan mendukung informasi mengenai produk yang diiklankan. STEP 1 EXTRA LENGTH Microfiber basecoat attaches to tips to help visibly elongate and set the stage STEP 2 EXTRA VOLUME Microfiber topcoat locks on to seal the deal with incredible thickness and intense colour (iklan maskara Waterproof XXL)
Jurnal Al-Tsaqafa volume 10, No.1, Juli 2013
Iklan di atas memperlihatkan adanya pola wacana berupa instruksi seperti yang biasa ditemukan dalam buku petunjuk penggunaan suatu alat yang isinya dimaksudkan untuk membantu penggunanya memahami cara pakai atau cara kerja alat tersebut. Pola wacana tersebut digunakan dalam teks karena pembuat iklan lebih memokuskan isi iklannya pada cara pemakaian produk maskara tersebut. 2. Penanda code glosses Penanda ini dapat hadir dalam jenis preposisi, klausa adjektiva, dan tanda baca seperti contoh teks iklan berikut. This is a new kind of moisturizer that not only gives you the immediate, sheer, illuminating coverage, it goes beyond to fight what ages your skin most, like lines, wrinkles and discoloration. (iklan kosmetik Olay) Preposisi like pada teks iklan di atas menunjukkan penanda code glosses dalam iklan tersebut. Preposisi ini menjadi penjelas bahwa yang dimaksud dengan proses penuaan pada kulit yang paling banyak terjadi antara lain lines, wrinkles, dan discoloration. NEW Swarzkopf Nordic Blonde Intensive Lightener has an innovative formula that’s completely ammonia-free, so it‟s gentle on your hair. (iklan pewarna rambut Schwarzkopf) Pada teks iklan di atas tampak klausa adjektiva that’s completely ammonia free dengan pronomina relatif that. Pronomina that pada kalimat di atas berfungsi menggantikan objek pada induk kalimatnya, an innovative formula. Pronomina that yang digunakan untuk menggantikan nomina an innovative formula menandai adanya penjelasan untuk nomina tersebut.
Penjelasan tersebut juga sekaligus menegaskan bahwa formula yang dimiliki oleh pewarna rambut tersebut benar-benar tidak mengandung amonia sehingga pembaca juga yakin bahwa produk yang diiklankan aman untuk digunakan. For the first time from Lancome, an exclusive Refill-3X complex helps boost the synthesis of the three natural skin fillers – collagen, hyaluronic acid and elastin. (iklan kosmetik Lancome) Pada kalimat di atas, tanda pisah ‟ –‟ memisahkan frasa the three natural skin fillers dengan collagen, hyaluronic acid and elastin. Kehadiran tanda pisah ini memberikan keterangan bahwa yang dimaksud dengan tiga kandungan kulit yang alami (the three natural skin fillers) itu adalah collagen, hyaluronic acid, dan elastin. Penanda Metawacana Interpersonal yang Dominan pada Teks Iklan Konsumen Produk untuk Pria dan Wanita Penanda metawacana interpersonal merupakan penanda yang hadir dalam sebuah teks yang memperlihatkan sikap penutur – pembuat teks iklan – terhadap informasi yang akan disampaikan kepada petutur – pembaca teks iklan – yang menjadi sasaran wacana tersebut. Pada kedua jenis iklan, penanda metawacana interpersonal yang dominan hadir adalah penanda persona. Penanda ini akan memperlihatkan hubungan antara penulis dengan pembacanya. ….. Because Nadurra is non-chill filtered and because it‟s natural strength, it‟s nice just to smell it and have a little taste of it as it is. But I would recommend the addition of a small amount of water to pick up much more of the overall flavor of the whisky. …
Jurnal Al-Tsaqafa volume 10, No.1, Juli 2013
Jim Cryle, The Greenlivet Master Distiller Teks di atas memperlihatkan pronomina I sebagai subjek iklannya. Pronomina tersebut mengacu pada seseorang bernama Jim Cryle yang ditulis di bagian akhir iklan minuman wiski tersebut yang merupakan seorang master distiller (seorang ahli penyuling wiski). Pembuat iklan memberi label I untuk memberi kesan seolah-olah Jim sendiri yang sedang berbicara dengan pembacanya sehingga pembaca merasa turut dilibatkan dalam iklan tersebut. (iklan minuman wiski Glenlivet Nadurra) …. We know you have it in you. (iklan kosmetik Clinique) Penanda metawacana interpersonal dalam iklan di atas hadir dalam bentuk penanda persona berupa pronomina we. Pronomina we digunakan sebagai pronomina yang inklusif di mana di dalam pronomina ini juga terkandung makna yang menyatakan bahwa produk yang dimaksud juga turut serta berada sebagai subjek dalam kalimat tersebut. Pada teks iklan di atas, penulis mengatasnamakan orang-orang yang berada di balik produk tersebut dan memberikan sasaran iklan tersebut kepada pembaca yang diwakili oleh pronomina you. Penggunaan pronomina you inil juga memberikan asumsi umum yang menyatakan pembaca pada umumnya, tidak diberikan batasan tertentu. SIMPULAN Dari penanda metawacana tekstual yang mendominasi teks iklan produk pria dan wanita, dapat disimpulkan bahwa teks iklan yang ditujukan untuk pria lebih cenderung memperlihatkan adanya kerunutan hubungan dalam penyampaian pesannya.
Hal ini mungkin sejalan dengan adanya anggapan bahwa kaum pria cenderung untuk mengikuti analisis logika daripada hal yang lainnya sehingga sebuah pesan yang disampaikan harus jelas hubungannya agar maksudnya terpahami dengan baik. Berbeda dengan wanita, iklan-iklan yang diperuntukkan untuk kaum wanita lebih banyak berisi informasi, artinya wanita membutuhkan lebih banyak pernyataan yang dapat meyakinkan perasaannya untuk memilih produk tertentu. Untuk kategori penanda metawacana interpersonal, kedua jenis iklan memiliki dominasi penanda yang sama, yaitu penanda persona. Hal ini menunjukkan bahwa pembuat teks cenderung melibatkan pembaca dalam teks iklannya dengan maksud membentuk hubungan kedekatan di antara pembuat teks dengan pembacanya. DAFTAR PUSTAKA Bradac, James J, & Sik Hung NG. 2001. Power in Language: Verbal Communication and Social Influence. London: Sage Publication, Inc. Djajasudarma, T. Fatimah. 2006. Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: PT Refika Aditama. Goddard, Angela. 1998. The Language of Advertising: Written Texts. London: Routledge. Fuertes-Olivera, Pedro A., et al. 2000. Persuasion and Advertising English: Metadiscourse in Slogans and Headlines. Journal of Pragmatics 33: 1291-1307. Halliday, M.A.K. 1973. Explorations in The Functions of Language. London: Edward Arnold. _____. 1994. An Introduction to Functional Grammar. London: Edward Arnold. Hui, Jiang & Bian Na. 2008. Use Metadiscourse Markers in Allocating SLA learners‟ attention. USA: Sino-US
Jurnal Al-Tsaqafa volume 10, No.1, Juli 2013
English Teaching Nov. 2008, Volume 5, No. 11 (Serial No. 59). Hyland, Ken. 1998. Persuasion and Context: The Pragmatics of Academic Metadiscourse. Journal of Pragmatics 30: 437-455. Jalilifar, Alizera dan Mohammad Alipour. 2007. How explicit instruction makes a difference: metadiscourse markers and EFL learners‟ reading comprehension skill. Journal of College Reading and Learning. Jefkins, Frank. 1997. Periklanan. Jakarta: Penerbit Erlangga. Malik, Dedy Djamaluddin & Yosal Iriantara (ed.). 1994. Komunikasi Persuasif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Miles, Matthew B. dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press. Muhadjir, Noeng. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa, Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Tanaka, Keiko. 2001. Advertising Language: A Pragmatic Approach to Advertisements in Britain and Japan. London: Routledge. Vande Kopple, William, 1985. Some exploratory discourse on metadiscourse. College Composition and Communication 36: 82-93.