PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Pendidikan Bahasa, Sastra, Indonesia, dan Daerah
PIPIT NUGRAHASARI A310080022
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012
ABSTRAK PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Pipit Nugrahasari, A 310080022, Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra, Indonesia, dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012.
Konjungsi di dalam sebuah wacana khususnya pada teks pidato Kepresidenan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia melalui penelitian ini peneliti akan menunjukkan lebih dalam lagi bagaimana bentuk-bentuk penggunaan konjungsi beserta makna yang dimunculkan di dalam penggunaan konjungsi antarkalimat dan intrakalimat. Tujuan dari penelitian ini adalah meneliti bentuk kohesi konjungsi (conjunction) antrakalimat dan intrakalimat dalam teks Pidato Kepresidenan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2008 – 2009 serta makna yang ditimbulkan dalam teks Pidato Kepresidenan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2008 – 2009. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang memberikan hasil berupa naratif, sedangkan data dan sumber data didapat dari teks Pidato Kenegaraan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Kata kunci: konjungsi, antarkalimat, intrakalimat, teks pidato. Dengan demikian, wacana padu
1. Latar Belakang Masalah Sejalan
dengan
pandangan
adalah
wacana yang memiliki
bahwa bahasa terdiri atas bentuk
hubungan bentuk atau struktur lahir
(form) dan makna (meaning), maka
bersifat kohesif, dan dilihat dari
hubungan antarbagian wacana dapat
segi hubungan makna atau stuktur
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
batinnya bersifat koheren.
hubungan
bentuk
yang
disebut
Di dalam penelitian ini peneliti
kohesi (cohesion) dan hubungan
akan mengaitkan hubungan tersebut
makna atau hubungan semantik
ke dalam salah satu aspek dari
yang disebut koherensi (coherence).
kohesi gramatikal yaitu konjungsi. 1
Jenis kohesi gramatikal sendiri
dari itu, misalnya alinea dengan
sebenarnya terbagi menjadi empat
pemarkah
aspek atau sering disebut dengan
pembicaraan dengan pemarkah alih
aspek
topik atau pemarkah disjungtif.
gramatikal
meliputi
wacana
pengacuan
yang
(reference),
Kata
lanjutan,
penghubung
dan
topik
antar
penyulihan (subtitusion), pelesapan
(intrakalimat)
(ellipsis),
ditengah-tengah kalimat, sedangkan
dan
perangkaian
biasanya
klausa
(conjunction). Di sini peneliti akan
kata
mengambil satu aspek gramatikal
berada di awal kalimat biasanya
wacana yang lebih mengfokuskan
setelah tanda titik, tanda seru atau
kepada konjungsi yaitu konjungsi
tanda tanya.
intrakalimat
dan
Berkaitan dengan penelitian ini
Konjungsi atau perangkaian salah
antarkalimat
konjungsi
antarkalimat.
ialah
penghubung
terletak
satu
jenis
kohesi
peneliti
mengambil
data
dari
wacana teks pidato Kepresidenan
gramatikal yang dilakukan dengan
Hari
kemerdekaan
Republik
cara menghubungkan unsur yang
Indonesia dengan objek konjungsi
satu dengan unsur yang lain dalam
yang terdapat dalam teks tersebut
wacana. Unsur yang dirangkaikan
serta mengaitkannya dengan bentuk
dapat berupa satuan lingual kata,
atau struktur
frasa, klausa, kalimat, dan dapat
ditimbulkan
dan makna yang dari
penggunaan
juga berupa unsur yang lebih besar 2
konjungsi
atau
perangkaian
tersebut.
bias
kongkrit,
Dari contoh diatas peneliti akan menunjukkan
betapa
pentingnya
penggunaan konjungsi di dalam
pidato
Kepresidenan
Hari
kata
abstrak,
benda afikasi,
reduplikasi,
dan
pemajemukan. 2) Kata kerja (Verba)
sebuah wacana khususnya di dalam teks
berupa
Kata kerja ialah semua kata
yang
menyatakan
Kemerdekaan Republik Indonesia
perbuatan
melalui penelitian ini peneliti akan
Berdasarkan ragamnya dapat
menunjukkan
dibedakan antara kata kerja
lebih
bagaimana penggunaan
dalam
lagi
bentuk-bentuk konjungsi
beserta
atau
laku.
aktif dan kata kerja pasif.. 3) Kata Sifat (Adjektiva)
makna yang dimunculkan di dalam
Sifat atau kata keadaan
penggunaan konjungsi intrakalimat
ialah kata yang menyatakan
dan antarkalimat.
sifat atau keadaan suatu benda atau sesuatu yang dibendakan.
2. Landasan Teori a. Kata
4) Kata Ganti (Pronomina) Kata
ganti
atau
1) Kata Benda (Nomina) pronominal ialah kata yang Kata benda ialah nama dipakai untuk menggantikan benda atau segala sesuatu kata benda atau kata yang yang dibendakan. Macamnya dibedakan. 3
5) Kata Bilangan (Numeralia) Kata
7) Kata Sambung (Conjunction)
bilangan
Kata
sambung
atau
(numeralia) ialah kata yang
conjuction ialah kata yang
menyatakan
menghubungkan kata dengan
jumlah
suatu
benda, jumlah kumpulan, atau
kata
menunjukkan urutan tempat
menghubungkan
bagian
suatu benda dalam deretan
kalimat
bagian
nama-nama benda yang lain.
kalimat
Kata bilangan utama, tingkat,
menghubungkan
tak tentu, dan kumpulan..
dengan kalimat yang lain.
6) Kata Keterangan (Adverbia)
Kata sambung mempunyai
Kata
keterangan
atau
sifat
yang
lain,
dengan yang
atau
lain,
atau
kalimat
cara
dalam
adverbial ialah kata yang
menjalankan
menerangkan kata bukan kata
diantaranya
untuk
benda. Macam-macam kata
menyatakan
gabungan,
keterangan diantaranya aialah
pertentangan, waktu, tujuan,
keterangan
sebab, akibat, syarat, pilihan,
jumlah,
derajat,
modalitas, syarat, akibat,
tempat,
alat,
keadaan,
bandingan,
kesertaan,
perlawanan,
perlawanan, tujuan,
perbandingan.
waktu,
sebab, dan
fungsinya,
tingkat, pengantar
kalimat, penjelas, dan sebagai penetap sesuatu. 8) Kata Depan (Prepositio) 4
Kata depan atau preposisi
menjadi tiga, yaitu kata seru
ialah kata yang merangkaikan
asli, kata seru dari kata-kata
kata-kata
biasa, dan kata seru dari
yang
berbeda
jabatannya atau bagian-bagian kalimat dalam suatu kalimat 9) Kata Sandang (Articula) Kata
b. Frasa Chaer (2008) mengungkapkan
atau
bahwa frasa ialah satuan sintaksis
yang
yang dibentuk dari dua buah kata
menentukan kata benda atau
atau lebih dan hanya mengisi satu
membatasi kata benda. Kata
fungsi. Sebagai pengisi fungsi-
sandang bias berupa kata
fungsi sintaksis frasa-frasa juga
yang
menyatakan
memiliki kategori. Kategori itu
gelar/jabatan,
bias berupa frasa nominal, frasa
articula
sandang
ungkapan-ungkapan.
ialah
kekerabatan,
kata
merendahkan,
atau
menyatakan penghormatan. 10) Kata Seru (Interjectio)
mengungkapkan
semua
perasaan/maksud
seseorang
dalam
semacam
frasa
adjectival,
frasa
preposisional, frasa numeral, dan frasa
Kata seru ialah kata yang
bentuk
verbal,
adverbial.
Frasa
dapat
digolongkan berdasarkan macam strukturnya. c. Klausa Klausa
merupakan
satuan
kalimat sempurna. Macam-
sintaksis yang berada di atas
macam
satuan frasa dan dibawah satuan
kata
seru
terbagi
5
kalimat, berupa runtutan kata-kata
gramatikal
berkonstruksi
gramatikal tertinggi dan terbesar.
predikat.
Berdasarkan kategori dan tipe
merupakan
satuan
Wacana dapat direalisasikan
kategorinya klausa dapat berupa
dalam
klausa nominal, verbal, ajektival,
paragraph, atau karangan yang
preposisional, dan numeral.
utuh (buku, novel, ensiklopedia) yang
d. Kalimat Kalimat sintaksis
yang
adalah
satuan
disusun
dari
konstituen dasar, yang biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, serta disertai dengan intonasi final.
bentuk
membawa
lengkap,
dan
kalimat,
amanat
yang
cukup
jelas
berorientasi pada jenis wacana tulis. f. Konjungsi Konjungsi adalah salah satu jenis
kohesi
dilakukan
e. Wacana
kata,
gramatikal
yang
dengan
cara
Wacana merupakan satuan
menghubungkan unsur yang satu
gramatikal terbesar dan terlengkap
dengan unsur yang lain dalam
yang mempunyai awal dan akhir
wacana.
serta bersifat kohesif dan koheren.
dirangkaiakan dapat berupa satuan
Kridalaksana
232)
lingual kata, frasa, klausa, dan
menyatakan wacana adalah satuan
dapat juga berupa unsur yang
bahasa terlengkap dalam hierarki
lebih besar dari itu, misalnya
(2001:
Unsur
yang
alinea dengan pemarkah lanjutan, 6
dan topik pembicaraan dengan pemarkah
alih
topik
b) Konjungsi koordinatif
atau
Konjungsi
koordinatif
pemarkah disjungtif.
adalah
1. Konjungsi
menghubungkan dua unsur
Konjungsi
atau
konjungsi
yang
kalimat atau lebih
yang
perangkaian di dalam wacana
kedudukannya sederajat atau
mempunyai bermacam-macam
setara (Chaer, 2008: 98).
makna.
Dilihat
a) Konjungsi antarklausa
hubungannya
Konjungsi
yang
menghubungkan dua klausa atau
lebih.
dihubungkan
Jika dua
(1)
konjungsi koordinatif. Jika dua klausa itu memiliki status tidak sama dinamakan konjungsi Adapun konjungsi meliputi:
subordinatif. macam-macam antarklausa
dikenal
dan
(menyatakan
penambahan) (2)
atau lebih yang memiliki status sintaksis sama disebut
sifat
adanya konjungsi.
yang klausa
dari
tetapi
(menyatakan
perlawanan) (3)
Atau
(menyatakan
pemilihan) c) Konjungsi subordinatif Konjungsi subordinatif adalah
konjungsi
yang
menghubungkan dua unsur kalimat
(klausa)
kedudukannya
yang tidak 7
sederajat.
Artinya,
kandatipun
kedudukan klausa yang satu lebih tinggi ( sebagai klausa utama)
dan
(menyatakan konsesif) (6) seakan-akan,
yang kedua
seolah-olah,
sebagai klausa bawahan atau
laksana
lebih
pemiripan)
rendah
dari
yang
pertama (Chaer, 2008: 100). (1) sesudah,
seperti,
(7) hingga,
setelah,
sampai
sebelum, sehabis sejak,
akibat)
selesai,
ketika,
(8) sebab,
sementara,
sampai
karena,
sebagai,
(menyatakan
sehingga, (menyatakan
karena,
(menyatakan
(menyatakan waktu)
sebab)
(2) jika, jikalau, asalkan,
d) Konjungsi korelatif
manakala (menyatakan syarat)
Konjungsi adalah
(3) andaikan,
seandainya,
oleh
korelatif
konjungsi
yang
menggabungkan dua kata ,
sekiranya (menyatakan
frase
pengandaian)
hubungan kedua unsur itu
(4) agar,
supaya,
biar
(menyatakan tujuan) (5) biarpun, walaupun,
atau
klausa
dan
memiliki derajat yang sama (Chaer, 2008: 100).
meskipun,
(1)
baik…maupun
sekalipun,
(2)
tidakhanya…tetapi 8
demikian(rupa)…sehi
(3)
b. kemudian,
sesudah
ngga
setelh
itu,
(4)
apakah…atau…
kelanjutan
(5)
entah……entah…
atau keadaan)
itu,
(menyatakan dari
peristiwa
c. tambahan pula, lagi pula, 2. Konjungsi antarkalimat Konjungsi
selain
itu,
(menyatakan
yang
adanya hal, peristiwa atau
menghubungkan satu kalimat
keadaan lain di luar dari
dengan kalimat yang lain. Oleh
yang
karena itu, konjungsi itu selalu
sebelumnya)
memulai kalimat yang baru dan
telah
dinyatakan
d. sebaliknya
(mengacu
huruf pertamanya diawali huruf
kebalikan
kapital.
dinyatakan sebelumnya)
Yang
termasuk
konjungsi antarkalimat sebagai
dari
yang
e. sesungguhnya, bahwasannya
berikut :
(menyatakan keadaan yang
a. biarpun demikian, sekalipun
sebenarnya)
begitu,
sungguhpun
demikian,
walaupun
demikian
(menyatakan
kesediaan untuk melakukan sesuatu)
f. malahan,
bahkan
(menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumya) g. akan
tetapi,
(menyatakan
namun
pertentangan
9
keadaan
yang dinyatakan
sebelumnya)
pidato kenegaraan. Sumber data
h. dengan demikian (menyakan konsekuensi)
itu (menyatakan akibat) itu
dari penelitian ini adalah sumber data tertulis yang berupa teks pidato
i. oleh karena itu, oleh sebab
j. sebelum
konjungsi yang terdapat pada teks
(menyatakan
kenegaraan Republik
hari Indonesia
kemerdekaan dari
tahun
2008-2009. Dalam penelitian ini,
kejadian yang mendahului
pengumpulan
hal
dengan mencatat data yang yang
yang
dinyatakan
sebelumnya
memiliki
data
dilakukan
kohesi
konjungsi
k. kecuali itu ( menyatakan
antarkalimat dan intrakalimat yang
keeklusifan dari hal yang
terdapat pada wacana teks. Teknik
dinyatakan sebelumnya).
trianggulasi yang digunakan adalah trianggulasi data, yaitu penelitian dengan
3. Metode Penelitian Pendekatan dalam
yang
penelitian
digunakan ini
sumber
data
untuk
mengumpulkan data yang sama.
adalah
Adapun teknik yang dipakai dalam
pendekatan yang bersifat deskripsi
metode padan adalah Teknik Pilah
kualitatif. Data dalam penelitian ini
Unsur Penentu atau PUP.
yaitu teks Pidato Kenegaraan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
4. Hasil dan Pembahasan
Objek pada penelitian ini adalah 10
Penelitian ini, yakni “Penanda Kohesi
Konjungsi
menghubungkan antara kalimat satu
Antarkalimat
dengan yang lain atau antar kalimat.
Dan Intrakalimat Pada Teks Pidato
Persamaan dengan penelitian ini
Kenegaraan
Republik
sama-sama
Indonesia” dibandingkan dengan
konjungsi,
penelitian
dengan penelitian ini terletak pada
dilakukan
Presiden
sebelumnya oleh
Hadi
yang Prayitno
sumber
mengkaji sedangkan
data
yang
tentang perbedaan
digunakan.
(2009) yang berjudul “Analisis
Penelitian
Penanda Hubungan Konjungsi Pada
sumber data tertulis yang terdapat
Novel Setitik Kabut Selaksa Cinta
novel Setitik Kabut Selaksa Cinta
Karya
Dari
Karya Izzatul Jannah, sedangkan
penelitian ini terdapat beberapa
penelitian ini menggunakan sumber
konjungsi
tertulis yang terdapat pada Teks
Izzatul
Jannah”.
diantaranya
konjungsi
Hadi
yang menyatakan (1) hubungan
Pidato
pertentangan, (2) hubungan sebab
Republik Indonesia.
akibat, (3) hubungan urutan, (4)
penelitian
Kenegaraan
Presiden
Penelitian ini dengan penelitian Sutarti (2011) yang berjudul “
hubungan kosesif. Pada
menggunakan
ini
hanya
Analisis
Penanda
Hubungan
difokuskan pada penanda konjungsi
Konjungsi Subordinatif Pada Novel
yang
hubungan
Negeri 5 Menara Karya A.Fuandi”.
penggunaan
perbedaannya terletak pada sumber
menyatakan
pertentangan
dan
penanda hubungan konjungsi yang
data
yang
digunakan
dalam 11
penelitian
Sutarti
menggunakan
pada penggunaan penanda kohesi
sumber data tertulis pada novel
konjungsi
Negeri 5 Menara sedang dalam
intrakalimat.
antarkalimat
dan
penelitian ini menggunakan data tertulis
pada
Kenegaraan
Teks
Pidato
Presiden
5. Simpulan
Republik
Berdasarkan klasifikasi data
Indonesia. Persamaan penelitian ini
ditemukan 50 data yang dianalisis
yaitu
pada bab IV, dapat ditarik simpulan
sama-sama
mengenai
mengkaji
penenda
kohesi
konjungsi.
sebagai berikut: 1. Ditemukan 15 bentuk pengunaan
Penelitian
ini
dibandingkan
penanda
kohesi
dengan penelitian terdahulu yang
intrakalimat yaitu:
dipakai dalam tinjauan pustaka
a. dan
hampir
sama
yaitu
sama-sama
mengkaji mengenai penanda kohesi konjungsi.
Perbedaanya
hanya
terletak pada sumber data yang digunakan.
Penelitian
ini
menggunakan sumber data tertulis pada
Teks
Presiden
Pidato
Kenegaraan
Republik
Indonesia.
Penelitian ini lebih penitik beratkan
konjungsi
menyatakan
makna
penambahan. b. tetapi
menyatakan
makna
perlawanan. c. atau
menyatakan
makna
pemilihan. d. setelah, ketika, dan sejak menyatakan makna waktu. e. manakala menyatakan makna syarat. 12
f. agar,
supaya
menyatakan
makna tujuan. g. walaupun,
meskipun,
dan
kosesif. menyatakan
makna
makna akibat.
c. Selain itu menyatakan makna
keadaan lain diluar dari yang
d. Sebaliknya
menyatakan
makna kebalikan dari yang
menyatakan
makna
sebab.
dinyatakan sebelumnya. e. Sesungguhnya
menyatakan
makna
penjelasan.
konjungsi
antarkalimat yaitu: a. Meskipun
keadaan
yang
f. Bahkan menyatakan makna
2. Ditemukan 9 bentuk penggunaan kohesi
makna
menyatakan
sebenarnya.
l. baik…maupun.
penanda
dari peristiwa atau keadaan.
telah dinyatakan sebelumnya.
i. hingga, sehingga menyatakan
k. bahwa
itu
adanya hal, peristiwa atau
pemiripan.
j. karena
Setelah
menyatakan makna kalanjutan
sekalipun menyatakan makna
h. seperti
b. Kemudian,
keadaan
yang
dinyatkan
sebelumnya. g. Namun menyatakan makna
demikian
menyatakan makna kesediaan untuk melakukan sesuatu.
pertentangan keadaan yang dinyatakan sebelumnya. h. Dengan demikian menyatakan makna konsekuensi.
13
i. Oleh karena itu, Oleh sebab itu menyatakan makna akibat. DAFTAR PUSTAKA Chaer, Abdul. 2008. Sintaksis Bahasa Indonesia ( Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka Cipta. Dhani, Antika. 2011. (Definisi, Pengertian Pidato. Html). Diunduh tanggal 1 Desember 2011. http://www.presidensby.info Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Markhamah, dkk. 2009. “Ragam Dan Analisis Kalimat Bahasa Indonesia”. Surakarta: Muhammadiyah University Press UMS. Rohmadi, dkk. 2010. “ Morfologi Telaah Morfem dan Kata”. Surakarta: Yuma Pustaka. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa (Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistik). Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Sumarlam . 2003. Teori dan Praktik Analisis Wacana. Surakarta: Pustaka Cakra. Tarigan, Henri Guntur. 1993. Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa. Wikipedia Bahasa Indonesia. 2012. (Definisi Pidato). Diunduh tanggal 28 Januari 2012.
14