KEMAMPUAN BERBAHASA DALAM BERORGANISASI
O L E H
MUH. SUTRISNO,S.PD. NIP. 19670710 198901 1 005
Disajikan dalam Pelatihan Kepemimpinan OSIS SMP Negeri 2 Gerokgak, Sumberkima (30 – 31 Januari 2010)
Kemampuan Bahasa dalam Berorganisasi Oleh : Muh Sutrisno,S.Pd Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat, yang berupa bunyi suara atau tanda/ lambang yang dikeluarkan oleh manusia untuk menyampaikan isi hatinya kepada manusia lain. Dalam hal ini jelas terjadi interaksi antar anggota masyarakat dengan yang lain, baik sebagai individu ataupun sebagai kelompok (organisasi). Bahasa digunakan oleh si A untuk berinteraksi dengan si B atau sebaliknya. Bahasa dipakai oleh organisasi A untuk berkomunikasi dengan organisasi B atau sebaliknya. Bahkan bisa terjadi komunikasi lintas individu dengan organisasi. Menurut pemakaiannya, bahasa dibedakan atas dua macam yakni bahasa lisan dan bahasa tulis.Bahasa lisan ialah bahasa yang penyampaiannya dilakukan dengan jalan berbicara, sedangkan yang menerimanya melakukan dengan jalan mendengarkan. Bahasa tulis ialah bahasa yang penyampaiannya dilakukan dengan jalan menulis, sedangkan yang menerimanya melakukan dengan jalan membaca. Bahasa yang asli ialah bahasa yang diucapkan atau bahasa lisan, karena sebelum pandai menulis, orang sudah pandai berkomunikasi dengan suara yang mengandung arti. Baru kemudian timbul bahasa tulis. Itu tidak berarti bahwa bahasa lisan lebih penting dari pada bahasa tulis atau sebaliknya. Keduanya memegang peranan penting sebagai alat komunikasi, lebih-lebih pada zaman modern dewasa ini. Keduanya saling membantu. Jika seseorang misalnya karena berjauhan tempat, tidak mungkin melakukan komunikasi dengan bahasa lisan, maka dipergunakan bahasa tulis, yakni dengan jalan mengirim surat, SMS; sebaliknya apabila orang yang menerima surat , SMS tidak dapat menangkap maksud pengirimnya, maka si pengirim surat ,SMS dapat menjelaskan maksudnya itu dengan bahasa lisan melalui telepon atau pada waktu berjumpa. Bahasa sebagai alat komunikasi menjalankan dua macam fungsi, yakni fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi umum bahasa ialah funsi bahasa yang berlaku bagi semua bangsa di semua Negara, dan dapat diperinci sebagai berikut : a.Untuk tujuan praktis,yakni untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari.Fungsi ini ada tiga macam : 1. Fungsi produktif Dalam fungsi ini bahasa dipakai oleh manusia untuk menyampaikan isi hatinya kepada manusia yang lain. 2.Fungsi reseptif Dalam fungsi ini bahasa dipakai oleh manusia untuk menerima isi hati manusia yang lain yang disampaikan kepadanya. 3.Fungsi reproduktif Dalam fungsi ini bahasa dipakai oleh manusia untuk menyatakan isi hatinya setelah menerima pernyataan isi hati orang lain. b. Untuk tujuan artistik, yakni untuk mengolah dan mempergunakan bahasa Itu dengan cara yang seindah-indahnya guna pemuasan rasa keindahan/estetis manusia. c.
Untuk tujuan filologis, yakni mempelajari naskah-naskah kuno untuk menyelidiki latar belakang sejarah manusia, sejarah kebudayaan dan
adat
istiadat serta perkembangan bahasa itu sendiri. d.
Sebagai kunci untuk mempelajari ilmu pengetahuan lain di luar bahasa.
Fungsi khusus bahasa, adalah fungsi bahasa yang disesuaikan dengan kepentingan nasional suatu Negara. Demikian pula bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional kepentingan bangsa Indonesia yakni sebagai :
mempunyai fungsi khusus sesuai dengan
1) lambang kebanggaan kebangsaan ; 2) lambang identitas nasional; 3) alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang social budaya; 4) alat perhubungan antar daerah dan antar budaya. Bahasa Indonesia juga berkedudukan sebagai bahasa Negara, sesuai dengan ketentuan yang tertera di dalam Undang-Undang Dasar 1945, Bab XV, Pasal 36. Di dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai 1) Sebagai alat menjalankan Administrasi Negara, karena dipakai dalam suratmenyurat resmi, dalam peraturan-peraturan dan undang-undang,
demikian
pula dalam pidato pertemuan resmi; 2) Bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan; 3) Alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional; 4) Sebagai wahana untuk menampung kebudayaan baru dalam membina Kebudayaan Nasional. Demikian pentingnya suatu bahasa Indonesia sebagai alat berhubungan satu dengan yang lain (apakah individu atau organisasi ), wajar jika ada pedoman-pedoman dalam pemakaian bahasa. Termasuk dalam hal ini komunikasi dalam Organisasi Internal sekolah yakni OSIS. Organisasi Siswa Itra Sekolah Pedoman berbahasa itu dimaksudkan agar komunikasi dapat efektif , tepat makna dan tercapai maksud satu sama lain. Oleh karena itu , siswa yang berkecimpung dalam OSIS seyogyanya memiliki kemampuan berbahasa yang memadai, baik lisan maupun tulis. Kemampuan berbahasa Indonesia dalam berorganisasi itu meliputi beberapa hal, antara lain, a)kemampuan berpidato ;b) kemampuan dalam memimpin diskusi/musyawarah ; c) kemampuan dalam surat-menyurat; d) kemampuan dalam kreasi seni bahasa.
A. Kemampuan Berpidato Berpidato merupakan kegiatan berbahasa secara aktif yang disampaikan secara lisan. Sebenarnya berpidato mempunyai banyak persamaan dengan mengarang. Adapun perbedaannya ialah, mengarang disampaikan dalam bentuk tulisan, dan pidato disampaikan dalam bentuk lisan. Dengan demikian sebelum berpidato harus menentukan tema maupun kerangka pidatonya. Bagian-bagian dalam berpidato : 1. Pembukaan ialah uraian ringkas yang berisikan pengantar ke arah isi/pokok pembicaraan, yang biasanya diawali dengan : salam pembuka, ucapan penghormatan(sapaan) , ucapan terima kasih , yel-yel, atau semuanya dipergunakan. 2. Isi pidato ialah penjabaran pokok masalah yang dipidatokan yang disampaikan kepada pendengarnya. 3. Penutup ialah kesimpulan isi pidato yang dilanjutkan dengan kata-kata penutup atau salam penutup. Hal-hal yang perlu diketahui sebelum berpidato : 1. Jangan menghafal, sebab jika ada bagian yang lupa dapat berakibat pidatonya berantakan. 2. Jangan memandang pendengar satu per satu, tetapi pandanglah semua yang ada di hadapan Anda dengan pandangan kabur. 3. Untuk menghilangkan gemetar, pegang dan tekanlah benda yang memungkinkan, atau memang sengaja telah Anda persiapkan.Misalnya : kertas, fulpen, kabel, atau mik.
4. Sebelum ke podium tentukanlah dahulu tema serta kerangka pidato secara garis besar.(dapat ditulis dalam kertas kecil, jika lupa dapat dilihat kembali) 5. Jangan memperhatikan siapapun pendengarnya.Anggaplah tidak seorangpun yang mengetahui masalah yang Anda sampaikan, kecuali Anda. 6.Jangan mulai berpidato sebelum Anda berdiri dengan tenang, dan jangan meninggalkan
podium sebelum tuntas berpidato.
7. Uraikan tema pidato Anda sesuai dengan kerangka pidato yang telah Anda rencanakan. 8. Bebaskan gerakan anggota tubuh Anda mengikuti jalannya pikiran Anda. 9. Bicaralah dengan suara lepas dan tidak dibuat-buat.
B. Kemampuan dalam memimpin diskusi/musyawarah Diskusi dan musyawarah sebenarnya ada perbedaan makna.Diskusi adalah pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah sedangkan musyawarah bermakna pembahasan bersama dangan maksud mencapai keputusan atas penyelesaian masalah bersama.Namun demikian ada garis kesamaan antara keduanya yakni cara mengelolanya. Pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan diskusi sebagai berikut : 1. Moderator/pemandu diskusi/ ketua diskusi Syarat dan kewajibannya : a.
Menguasai masalah yang didiskusikan;
b.
Sabar, adil dan tidak memihak;
c.
Membuka dan menutup terselenggaranya diskusi;
d.
Memberi kesempatan kepada peserta diskusi yang akan mengajukan pendapatnya;
e.
Melerai jika terjadi perbedaan pendapat yang tidak didapat titik temunya;
f.
Mengumumkan hasil diskusi.
2. Penyaji/ pembawa masalah yang didiskusikan Syarat dan kewajibannya: a.
Menguasai pokok permasalahan yang didiskusikan;
b.
Menghargai pendapat orang lain;
c.
Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peserta diskusi lainnya setelah diijinkan oleh moderator;
d.
Tidak mudah tersinggung;
e.
Memahami aturan yang telah ditetapkan.
3. Penyanggah/ peserta diskusi Syarat dan kewajibannya: a.
Mematuhi aturan berdiskusi;
b.
Mau menerima pendapat orang laian;
c.
Memberikan :sanggahan, kritik, saran, pendapat, atau pertanyaan atas pokok permasalahan yang diajukan oleh penyaji setelah diijinkan oleh moderator;
d.
Menghindari sikap emosional;
e.
Tidak memaksakan pendapat.
Santun berdiskusi secara umum 1.
Menghargai pendapat orang lain.
2.
Tidak memaksakan pendapatnya.
3.
Pendapat yang diajukan mengandung unsure kebenaran.
4.
Berbicara setelah diijinkan oleh moderator.
5.
Tidak mengeluarkan kata-kata yang menusuk perasaan.
6.
Tidak mudah tersinggung.
7.
Mengusahakan terwujudnya kesamaan pendapat.
8.
Menghindari sikap bermusuhan.
C. Kemampuan dalam Surat-menyurat Surat adalah satu sarana komunikasi tertulis untuk menyampaikan informasi dari satu pihak, (orang, instansi, atau organisasi) kepada pihak lain (orang, instansi, atau organisasi ). Apabila surat dari satu pihak kepada pihak lain itu berisi informasi yang menyangkut kepentingan tugas dan kegiatan dinas instansi yang bersangkutan, surat semacam itu disebut surat dinas atau surat resmi. Fungsi Surat Dinas Surat dinas mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut. 1) Surat dinas sebagai bukti tertulis hitam di atas putih, terutama surat-surat perjanjian. 2) Surat dinas sebagai alat pengingat karena surat dapat diarsipkan dan dapat dilihat jika diperlukan. 3) Surat dinas sebagai bukti sejarah, seperti pada surat-surat tentang perubahan dan perkembangan suatu instansi. 4) Surat dinas sebagai pedoman kerja, seperti surat putusan atau surat intruksi. 5) Surat dinas sebagai duta atau wakil penulis untuk berhadapan dengan lawan bicaranya. Oleh karena itu surat merupakan gambaran mentalitas pengirimnya. Beberapa Format Surat Dinas Yang dimaksud format surat dinas adalah tata letak atau posisi bagian – bagian surat dinas. Termasuk di dalamnya penempatan tanggal, nomor, salam pembuka, salam penutup, tembusan, dan lainlaian. Sebagai gambaran, berikut akan diperlihatkan berbagai contoh format surat dinas yang dipakai oleh berbagai instansi di Indonesia, antara lain 1) format lurus penuh ,2) format lurus ,3) format setengah lurus a ,4) format setengah lurus b, 5) format takuk atau format bergerigi, dan 6) format paragraf menggantung. Format surat dinas yang sering dijumpai dan digunakan oleh berbagai instansi, baik pemerintah maupun swasta, adalah format lurus penuh, format lurus, dan format setengah lurus, baik format setengah lurus a maupun format setengah lurus b, sedangkan format takuk atau bergerigi dan format paragraph menggantung agak langka pemakaiannya. Dapat diinformasikan bahwa format setengah lurus a (gambar 3) termasuk format surat resmi Indonesia versi lama, sedangkan format setengah lurus b (gambar 4) termasuk format surat resmi Indonesia versi baru.Pada dasarnya, tidak ada format yang dibakukan. Namun pusat bahasa , lembaga yang membidangi kajian bahasa Indonesia, menganjurkan pemakaian format setengah lurus b (gambar 4).
Kepala Surat
Tanggal Nomor Surat Lampiran Hal
: : : : Alamat yang Dituju
Yth……………………. ………………………... …………………………
Salam Pembuka, ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………..
Salam Penutup, Tanda Tangan Nama Penanda Tangan Nama Jabatan
Tembusan ………………… Inisial
Gambar 1 Format lurus Penuh (Full block style)
Paragraf Pembuka
Paragraf Isi
Paragraf Penutup
Kepala Surat
Nomor Lampiran Hal
: : :
Tanggal
Yth. …………………….. ………………………….. ………………………….. …………………………..
Salam Pembuka, ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………..
Salam Penutup, Tanda Tangan Nama Penanda Tangan Nama Jabatan
Tembusan ………………… Inisial
Gambar 2 Format lurus ( Block style)
Alamat yang Dituju
Paragraf Pembuka
Paragraf Isi
Paragraf Penutup
Kepala Surat
Nomor Lampiran Hal
: : :
Tanggal
Yth. …………………….. ………………………….. ………………………….. …………………………..
Salam Pembuka, …………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………... ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………... …………………………………………………………………………………...
Salam Penutup, Tanda Tangan Nama Penanda Tangan Nama Jabatan
Tembusan ………………… Inisial
Gambar 3 Format Setengah Lurus a ( Semi Block style)
Alamat yang Dituju
Paragraf Pembuka
Paragraf Isi
Paragraf Penutup
Kepala Surat
Nomor Lampiran Hal
: : :
Tanggal
Yth. …………………….. ………………………….. ………………………….. …………………………..
Alamat yang Dituju
Salam Pembuka, …………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………... ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………... …………………………………………………………………………………...
Salam Penutup, Tanda Tangan Nama Penanda Tangan Nama Jabatan
Tembusan ………………… Inisial
Gambar 4 Format Setengah Lurus b ( Semi Block style)
Paragraf Pembuka
Paragraf Isi
Paragraf Penutup
Bagian-bagian Surat Dinas Surat Dinas memiliki bagian-bagian sebagai berikut 1) kepala surat, 2) tanggal surat, 3) nomor surat, 4) lampiran surat, 5) hal atau perihal surat, 6) alamat yang dituju, 7) salam pembuka, 8) paragraph pembuka surat, 9) paragraf isi surat, 10) paragraf penutup surat, 11) salam penutup, 12) tanda tangan, 13) nama jelas penanda tangan, 14) jabatan penanda tangan, 15) tembusan, 16) inisial Kepala Surat Contoh :
PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG DINAS PENDIDIKAN ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH(OSIS) SMP NEGERI 2 GEROKGAK JALAN RAYA SERIRIT - GILIMANUK , DESA SUMBERKIMA, KEC. GEROKGAK, KAB. BULELENG KODE POS : 81155 TELEPON : 0362….
Tanggal Surat Contoh :
Kepala Surat 28 Oktober 2010
Nomor Surat Perhatikan penulisan yang salah : Nomor : 3241 / F8 / UI.5/ 10,No : 3241 / F8 / UI.5 / 10,Perhatikan penulisan yang benar : Nomor : 3241/F8/UI.5/2010 No. : 3241/F8/UI.5/2010 Lampiran Perhatikan penulisan lampiran yang salah. Lampiran : satu berkas. Lamp : dua eksemplar Lamp : sertus dua puluh lima eksemplar.
Perhatikan penulisan yang benar. Lampiran : Satu berkas Lamp. : Dua eksemplar Lampiran : 125 eksemplar Ketentuan di atas berlaku jika pada surat tersebut dilampirkan sesuatu.Jika tidak ada yang dilampirkan, kata Lampiran tidak perlu dicantumkan sehingga tidak akan terdapat kata Lampiran yang dikuti tanda hubung atau angka nol, seperti Lampiran : Lampiran : 0
Hal Surat Perhatikan penulisan Hal yang salah Hal :
Penentuan petugas pameran ( dalam rangka HUT OSIS X ) Yang akan diselenggarakan Tanggal 5 – 10 Februari 2010
Hal :
Permohonan ijin pemakaian Lapangan basket untuk bazaar OSIS SMPN 2 Gerokgak
Perhatikan penulisan Hal yang benar Hal : Hal :
Petugas pameran Dies Natalis Permohonan Ijin
Alamat (dalam) Surat Perhatikan contoh penulisan alamat yang salah. Kepada Yth. Bapak Made Tiro, S.H. Kepada Yth. Bapak Drs. Darwino Kepada Yth. Ibu Ir. Dewi Rinjani Yth. Bapak Kepala Desa Sumberkima Yth. Bapak Kapten Dewa Rai Perhatikan contoh penulisan alamat yang benar. Yth. Bapak Made Tiro, S.H. Yth. Bapak Darwino Yth. Ir. Dewi Rinjani Yth. Kepala Desa Sumberkima Yth. Kapten Dewa Rai Perhatikan contoh penulisan alamat yang salah. Kepada Yth. Bapak Ir. Wayan Bawa Jl. Bunter V. No. 2 Badung BALI. Kepada Yth. Bapak Kepala SMP Negeri 4 Gerokgak Jl. Raya Seririt- Gilimanuk GONDOL ======== Perhatikan contoh penulisan alamat yang benar. Yth. Ir. Wayan Bawa Jalan Bunter V, No. 2 Badung 71156 Bali Yth. Kepala SMP Negeri 4 Gerokgak Jalan Seririt – Gimanuk Gondol 81155
Salam Pembuka Ungkapan yang lazim digunakan sebagai salam pembuka dalam surat-surat dinas yang bersifat netral Adalah. Dengan hormat, ( D capital, h kecil) Salam sejahtera, ( S capital, s kecil ) Saudara …, Saudara … yang terhormat, Bapak … yang terhormat, Dra. A.A Sri Sukmawati yang terhormat, Dalam surat dinas yang bersifat khusus digunakan salam pembuka yang sesuai dengan lingkungannya, seperti
Assalamualaikum w.w, Salam Pramuka, Para jemaat yang dikasihi Tuhan, Om Swastiastu,
Isi Surat Isi surat terbagi menjadi tiga bagian, yaitu a.
paragraf pembuka
b.
paragraf isi surat yang sesungguhnya,dan
c.
paragraf penutup
a) paragraf Pembuka Surat Kalimat pegantar yang lazim digunakan untuk mengawali paragraph pembuka pada surat dinas antara lain sebagai berikut. 1) Dengan ini perkenankanlah kami melaporkan kepada Bapak tentang pelaksanaan lomba baca puisi di Lingkungan SMP …. 2) Dalam rangka Bulan Bahasa dan HUT ke-25 SMP Negeri 2 Gerokgak, pada bulan Oktober 2010, kami akan menyelenggarakan lomba pidato antarsiswa se-Buleleng. 3) Berkenaan dengan surat Saudara tanggal 31 Januari 2010 No.162/OSIS/SMP 1/XII/2010 tentang pertandingan persahabatan, kami ingin menanggapinya sebagai berikut. b) paragraf Isi Surat yang Sesungguhnya Paragraf isi merupakan pokok surat yang memuatsesuatu yangdi beritahukan, yang di kemukakan, atau yang dikehendaki oleh pengirim surat. Sesuatu yang disampaikan inilah yang diharapkan memperoleh tanggapa,jawaban,atau reaksi dari penerima surat. Oleh karena itu, hindari pengunaan singkatan atau istilah yang tidak lazim. Kalimat-kalimat dalam paragraf hendaknya pendek,tetapi jelas. c) paragraph penutup Contoh Paragraf penutup. 1) Demikian laporan kami, semoga mendapat perhatian Bapak. 2) Atas perhatian Saudara, saya ucapkan terima kasih. 3) Harapan kami, semoga kerja sama kita dapat kita tingkatkan terus.
Salam Penutup Huruf awal kata salam penutup ditulis dengan huruf capital, sedangkan kata-kata lainnya di tulis kecil. Sesudah salam penutup dibubuhkan tanda koma. Benar Salam takzim, Salam kami, Hormat kami,
Salah Salam Takzim, Salam Kami, Hormat Kami,
Tanda Tangan, Nama Jelas, dan Jabatan Perhatikan pecantuman tanda tangan, nama jelas, dan jabatan yang salah. Tanda Tangan
Tanda Tangan
(Drs. Sungaji).Kepala
(Prof. DR.SANGKUNI,M.Sc). REKTOR NIP 13042272
Perhatikan pencantuman tanda tangan, nama yang jelas, dan jabatan yang benar. Tanda Tangan
Tanda Tangan
Drs. Sungaji Kepala
Prof. Dr. Sangkuni, M.Sc NIP. 13042272 Rektor
Tembusan Tembusan berfungsi untuk memberitahukan kepada pembaca bahwa surat tersebut dikirimkanjuga kepada pihak lain yang perlu ikut mengetahui pula isi surat. Jadi, tembusan itu dicantumkan hanya jika memang ada instansi lain yang harus mengetahui isi surat. Perhatikan penulisan tembusan yang salah. Tembusan: 1. Kepada Yth. Kepala Desa Sumberkima (sebagai laporan) 2. Yth. Kepala Bagian Tata Usaha (sebagai undangan) 3. Sdr. Gusti Rai (agar dilaksanakan) 4. Arsip Perhatikan penulisan tembusan yang benar. Tembusan: 1. Kepala Desa Sumberkima. 2. Kepala Bagian Tata Usaha 3. Sdr. Gusti Rai Inisial Inisial di sebut juga sandi, yaitu kode pengenal yang berupa singkatan nama pengonsep dan singkatan nama pengetik surat. Inisial berguna untuk mengetahui siapa pengonsep dan pengetik surat sehingga jika terjadi kesalahan dalam surat tersebut, pengonsep dan pengetik surat dapat di hubungi dengan mudah. Inisial ditempatkan pada bagian palingbawah disebelah kiri. Misalnya: SR/Gt
Singkatan nama pengonsep: Siti Rahayati Singkatan nama pengetik: Gatot
D. Kemampuan Kreasi Seni Sebagai produk seni, bahasa tidakmemiliki acuan yang baku. Nilai estetis (keindahan) dan artistik (nilai seni) bahasa tergantung pada penciptanya. Kreasi seni bahasa biasanya tertuang dalam ranah sastra atau susastra. Bisa dalam bentuk puisi, prosa, dan drama. Media sekolah yang dikelola oleh OSIS, misalnya Mading (Majalah Dinding) dapat manjadi sarana corat-coret kreasi seni bahasa tersebut. Adapun Mading sendiri biasanya membagikan beberapa kolom karya. Ada karya tulis, artikel, opini, berita, info, dan sastra.
Daftar Pustaka Arifin, E. Zaenal. 1996. Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Surat Dinas. Jakarta : Akademi Pressindo. Bagyono, Sis. 1987. Materi Lengkap Bahasa Indonesia : Untuk SMP kelas 1,2,&3. Solo: SETI-AJI Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Tirtawijaya, Totong. 1990. Bahasa Indonesia : Untuk Perguruan Tinggi. Surabaya : University Press IKIP Surabaya. Wirjosoedarmo, Soekarno. 1987. Tata Bahasa Indonesia. Surabaya : Sinar Wijaya
Lampiran : Contoh Surat
PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG DINAS PENDIDIKAN ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) SMP NEGERI 2 GEROKGAK JALAN RAYA SERIRIT-GILIMANUK, DESA SUMBERKIMA, KEC.GEROKGAK, KAB.BULELENG KODE POS :81155 TELEPON : 03621111 =====================================================================================
Sumberkima, 2 Februari 2010 No. : 405/OSIS/I/2010 Hal : Undangan Rapat
Yth. Pengurus OSIS SMP 2 Gerokgak Sumberkima
Dengan hormat, Kami mengharap kehadiran seluruh pengurus OSIS untuk rapat tentang Peringatan Bulan Bahasa pada hari
: Sabtu
tanggal
: 6 Februari 2010
pukul
: 10.00
tempat
: Ruang perpustakaan Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terimakasih.
Salam Kami,
Agung Prasetya Ketua
Tembusan : Bapak I Nyoman Triyasa, S.Pd
SR/Gt