BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Lokasi penelitian 1.
Keadaan Geografis Desa Karangtengah Desa Karangtengah merupakan desa yang berada di kecamatan Subah kabupaten Batang, dengan mayoritas penduduk beragama Islam, mata pencaharian mayoritas penduduk adalah bertani dan berkebun, desa Karangtengah dipimpin oleh kepala desa Bapak Sahuri. Tabel 4.1 Mata Pencaharian Pokok
Laki-laki
Perempuan
(orang)
(orang)
Petani
703
611
Buruh tani
424
273
Pegawai Negeri Sipil
18
14
Pedagang
13
9
Jenis Pekerjaan
Desa Karangtengah merupakan desa yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai agama, sosial dan budaya. Terlihat dari beberapa kegiatan keagamaan yang di jalankan dan tempat-tempat ibadah yang ada. Nilai-nilai sosial budaya tercermin dalam sikap dari warga masyarakat Karangtengah 31
32
yang sopan, santun dan ramah kepada sesama. Dari segi budaya desa Karangtengah juga memiliki kearifan lokal yang selalu dijaga dan di lestarikan. Seperti halnya seni barong yang di kelola dan di jaga oleh masyarakat desa Karangtengah.1 Desa Karangtengah juga memiliki beberapa permasalahan, diantaranya dari segi ekonomi sebagian masyarakat masih dalam taraf ekonomi yang rendah, dilihat dari pekerjaan warga dan penghasilan mereka yang lebih rendah dari pada pengeluran perharinya. Dari segi pendidikannnya pun tidak jauh berbeda masih banyak kepala keluarga yang hanya lulusan sekolah dasar, anak-anak di desa Karangtengah juga rata-rata berpendidikan hanya sampai pada Sekolah Menengah Pertama. Kurangnya kesadaran orang tua terhadap pendidikan anak sehingga banyak anak usia di bawah 20 tahun sudah nikah muda dan pada akhirnya pernikahan berujun pada perceraian, yang seharusnya pada usia tersebut seorang anak masih dalam jenjang pendidikan. 2.
5 Pedukuhan yang ada di desa Karangtengah 1.
Dukuh Winongsari/ pemukiman pertama di Karangtengah Jauh sebelum penyerangan Mataram yang pertama pada tahun 1628 dan penyerangan Mataram kedua pada tahun 1629. Di daerah Gunung Buntit sudah dihuni penduduk asli tepatnya di daerah Dukuh Winongsari. Sampai pada ahirnya pasukan elit Mataram datang dan mendirikan Pos pasukan di Gunung Buntit. Pasukan Elit tersebut
1
Jurnal desa Karangtengah tahun 2015
33
berjumlah 60 orang yang dipimpin oleh Raden Mas Said Mujadin atau Raden Sura Direja atau Kyai Murda Sendika yang kemudian oleh masyarakat Karangtengah dipanggil dengan panggilan Ki Ageng Kendil Wesi.Tugas pasukan elit tersebut adalah mendirikan pos pasukan dan lumbung padi serta melatih pemuda menjadi bagian dari perjuangan mengusir VOC dari Batavia. Selain itu Raden Mas Said Mujadin atau Raden Sura Direja atau Kyai Murda Sendika juga mengajak penduduk asli belajar agama dan belajar pertanian. Sehingga antara pasukan Mataram dan penduduk asli cepat berbaur dan saling bahu membahu berjuang mendirikan pos pasukan dan lumbung padi. Di Dukuh Winongsari tersebut juga didirikan Masjid sebagai pusat kegiatan keagamaan dan peribadatan penduduk. Sawah Bledo dan sawah bengkok adalah sawah pertama kali yang dibuat oleh pasukan Mataram dan penduduk Dukuh Winongsari, karena sebelumnya penduduk asli Karangtengah bertani dengan berpindahpindah. Menurut cerita turun temurun dari para orang tua, di pedukuhan Winongsari pernah berdiri sebuah pesantren. Sehingga sawah di sebelah selatan dan barat pedukuhan Winongsari sampai sekarang masih disebut sawah kidul pondok dan sawah kulon pondok. Bukti bakwa Pedukuhan Winongsari adalah pusat kegiatan Agama adalah di era sebelum kemerdekaan dan era Orde Lama masih banyak masyarakat dari desa sekitar yang jum’atan dan belajar agama di Pedukuhan Winongsari. Adapun lokasi Masjid dan Pondok Pesantren
34
berada di area Makam Mbah Kyai Salamun Dukuh Winongsari. Bangunan Pesantren dan Masjid waktu itu dihancurkan oleh pasukan VOC setelah mereka menghancurkan 200 kapal Perang Mataram di Pantai Ujungnegoro. Para Kyai dan ahli agama banyak yang gugur dan sebagian lain melarikan diri bersama masyarakat. Hal inilah yang menjadikan “Oboring Agama”, cahaya agama di Karangtengah sempat redup. Peran penduduk asli di Pedukuhan Winongsari sangatlah berarti dalam proses mendirikan Pos Pasukan dan Lumbung Padi. Dan sangat berperan aktif membantu pasukan Mataram mendirikan
Perdikan
atau
desa
Karangtengah
sebagai
basis
perjuangan melawan VOC. Sehingga oleh Raden Mas Said Mujadin/ R. Sura Direja/ Kyai Murda Sendika/ Ki Ageng Kendil penduduk Winongsari diberikan hak khusus mengelola pertanian dan dibebaskan dari membayar pajak atau upeti. 2.
Dukuh Pandek/ Pedukuhan pertama yang dibuka oleh Pasukan Mataram Dalam kamus bahasa Jawa tidak dijumpai kosakata Pandek, Pandek (Papan Kang Cindek/ Rupek atau tempat yang sempit), Pandek (Panggonan Mandek atau Tempat Berhenti). Pasukan Mataram sebelum bertemu dengan penduduk asli di Winongsari pertama kali berhenti dan beristirahat di Pandek. Yang disebut Pandek disini adalah tempat atau pemukiman yang pertama kali dibuka oleh Pasukan Mataram berbentuk persegi panjang dengan batas sebagai berikut, dari
35
Area Pekaman Wetan (Makam Ki Ageng Kendil) sebelah utara ke selatan sampai rumah Bapak Pujiono Karangtengah ke barat, jalan utama desa sampai pertigaan depan rumah bapak Ahmad Sholihin, ke utara sampai SD Negeri dan ke arah timur sampai Makam Wetan sebelah utara.Itulah daerah Pandek diera Ki Ageng Kendil walaupun sekarang daerah tersebut menjadi wilayah pedukuhan Krajan dan pedukuhan Pandek. Setelah perdikan ini dibuka banyak para pemuda dan masyarakat dari berbagai daerah bergabung ikut berjuang bersama pasukan Mataram di bawah pimpinan Raden Mas Said Mujadin/ R. Sura Direja/ Kyai Murda Sendika/ Ki Ageng Kendil Wesi. Kemudian perdikan pandek diperluas sampai Pandek Bubakan. 3.
Dukuh Pagerori Pagerori adalah pintu masuk desa Karangtengah, Pagerori dari kata Pager (pagar) dan Pring Ori (bambu berduri). Pagerori bisa dimaknai Pagar dari bambu berduri. Sebagai pintu masuk Karangtengah dimasa itu, maka di bangunlah beberapa parit-parit kecil melingkar yang ditanami Pring Ori mengelilingi sisi terluar Pagerori. Fungsi parit dan Pring Ori tersebut adalah sebagai benteng pertahanan pertama dari serangan VOC/Belanda maupun musuh dari luar. Pasukan Mataram dan Penduduk yang ada di Pagerori adalah garda terdepan yang menjaga keamanan perbatasan Karangtengah. Peran mereka di era Ki Ageng Kendil menjadi sangat vital. Dukuh Salam (desa Keborangan) dimasa itu masuk wilayah Pagerori. Nama Salam adalah simbol bagi
36
tamu sebelum masuk Pagerori (Pintu Masuk Karangtengah) agar memberi salam (Kula nuwun-jawa), di daerah Salam inilah para tamu desa termasuk lurah seratus desa membersihkan diri sebelum sowan Raden Mas Said Mujadin/ R. Sura Direja/ Kyai Murda Sendika/ Ki Ageng Kendil tiap jum’at Wage. Sebelah utara dukuh Salam ada dukuh Wates. Dilihat dari namanya itu menandakan bahwa batas terluar Karangtengah dimasa itu adalah dukuh Salam. Di situ juga didirikan Pos Penjagaan Pasukan Mataram selain pasukan penjaga pintu masuk di Pagerori. Jasa terbesar masyarakat Pagerori adalah sebagai garda terdepan keamanan perdikan Karangtengah. 4.
Dukuh Kebanyon Kebanyon maknanya daerah yang terkena air, daerah yang banyak sumber airnya. Bisa dilihat sampai sekarang masyarakat Kebanyon masih mengkonsumsi mata air untuk memenuhi kebutuhan air seharihari. Penduduk Kebanyon didominasi oleh pendatang dari daerah Roban (sekarang masuk wilayah desa Sengon kec. Subah). Sehingga Kebanyon mendapatkan julukan “Ndase Roban”, kepala Roban, Pemimpin Alas Roban. Masyarakat Kebanyon mempunyai ikatan sejarah dengan Brandal Alas Roban yang menguasai kawasan Alas Roban sejak Era Kerajaan Pajajaran dan Kerajaan Majapahit. Siapakah Brandal Alas Roban?. Dijaman Majapahit, Brandal Alas Roban adalah perampok yang sangat ditakuti oleh masyarakat. Namun perampok tersebut di era Mataram Islam telah dikalahkan oleh salah
37
satu prajurit teliksandi Mataram. Setelah mengalahkan kepala Brandal Alas Roban, prajurit telik sandi tersebut menjadi pemimpin perampok di Alas Roban. Hal ini dilakukan semata-mata untuk mempermudah penyamaran. Jadi Brandal Alas Roban disini bukan Brandal Alas Roban yang murni melakukan kejahatan melainkan prajurit Mataram yang sedang melakukan tugas penyamaran mengawasi pergerakan Kapal Perang VOC di sekitar Pantai Ujung Negoro. Setelah pasukan Mataram gagal mengusir VOC dari Batavia, Prajurit Teliksandi yang menyamar menjadi Brandal Alas Roban tetap tinggal di Roban. Sampai ahirnya bertemu dengan Ki Ageng Kendil dan ikut bergabung ke Karangtengah dan bermukim di Kebanyon. 5.
Pedukuhan Kedawung Raden Mas Said Mujadin/ R. Sura Direja/ Kyai Murda Sendika/ Ki Ageng Kendil datang ke daerah Buntit bersama dengan Mbah Balok (Padurekso) dan Mbah Bugang (Blado). Mereka memecah 60 pasukan menjadi tiga bagian, duapuluh mengikuti Mbah Bugang membuka kawasan di daerah Blado (yang sampai saat ini belum diketahui), duapuluh mengikuti Raden Mas Said Mujadin/ R. Sura Direja/ Kyai Murda Sendika/ Ki Ageng Kendil bersama masyarakat Winongsari membuka perdikan Karangtengah dan duapuluh pasukan mengikuti Mbah Balok membuka kawasan di sebelah selatan Winongsari tepatnya di pedukuhan Kedawung. Dinamakan Kedawung karena saat membuka hutan ada sebuah pohon Kedawung yang sangat besar dan
38
sulit ditebang. Oleh karena itu daerah tersebut dinamakan daerah Kedawung, daerah yang terdapat pohon Kedawung. Bersama dengan berjalannya waktu Mbah Balok pindah dari Kedawung dan membuka perdikan baru disebelah barat Karangtengah, tepatnya di Pedukuhan Padurekso (Rejo Mulyo) desa Jatisari kec. Subah. Dari cerita orang tua di Kedawung, jaman Orde Lama Pedukuhan Kedawung masih masuk Wilayah desa Jatisari. Ini membuktikan bahwa pedukuhan Kedawung mempunyai keterikatan sejarah dengan Pedukuhan Padurekso (Rejo Mulyo) desa Jatisari. 3.
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa Karangtengah Kecamatan Subah Kabupaten Batang Kepala Desa
: Sahuri
Sekretaris Desa
: Taryoto
Kasi pemerintahan
: Taryono
Kasi Pembangunan
: A.H.Kurniawan
Kasi Kesra
: S. Jasmani
Kasi Pertanian dan Pengairan
: Muharjo Suwilo
Kepala Dusun Karangtengah
: Sujud
Kepala Dusun Pandek
: Mulyadi
Kepala Dusun Pagerori
: Darmani
Kepala Dusun Kebanyon
: Suradi
Kepala Dusun Kedawung
: Terpas
39
Tabel 4.2 DATA PENDIDIKAN MASYARAKAT DESA KARANGTENGAN KECAMATAN SUBAH Laki-laki
Perempuan
(orang)
(orang)
Usia 7-18 tahun yg tidak pernah sekolah
182
176
Usia 18-56 tahun tidak pernah sekolah
7
42
Usia 18-56 tahun pernah sekolah SD tetapi
12
58
Tamat SD atau sederajat
951
963
Usia 12-56 tahun tidak tamat SLTP
61
54
Usia 18-56 tahun tidak tamat SLTA
194
210
Tamat SMP atau sederajat
164
137
Tamat SMA atau sederajat
27
36
Tamat D2 atau sederajat
3
8
Tamat S1 atau sederajat
12
16
Tamat S2
1
1
Tingkatan Pendidikan
tidak tamat
Total
3.315
40
Tabel 4.3 Data mata pencaharian masyarakat desa Karangtengah Kecamatan Subah Laki-laki
Perempua
(orang)
n
Petani
703
611
Buruh tani
424
273
Pegawai Negeri Sipil
18
14
Pedagang
13
9
Karyawan swasta
2
0
Jenis Pekerjaan
Total
4.
2.067
Potensi desa Karangtengah Desa menurut Undang-Undang No. 32 Taahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah. Yaitu suatu kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat-istiadat setempat yang duakui dan dihormati dalam pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karangtengah merupakan Desa agraris yaitu, desa yang mata pencaharian utama penduduknya adalah di bidang pertanian dan perkebunanan. Desa karangtengah yang memiliki kekayaan sumber daya alam dan manusia. Oleh karena itu,terdapat beberapa potensi yang dapat dikembangkan, digali, dan dimanfaatkan, dari SDM dan SDA dapat di
41
ketahui beberapa potensi desa Karangtengah yang terbagi menjadi 2 (dua) macam potensi desa, yaitu. 1) Potensi fisik desa Karangtengah a.
Air, kondisi alam yang masih terjaga dan sangat baik yang ada di desa Karangtengah dimanfaatkan penduduk untuk minum, memasak, mencuci, dan untuk irigasi pertanian. Sumber air yang ada di desa Karangtengah bersumber dari alam yang digali untuk dijadikan sumur, sebagian warganya juga mengambil air langsung dari mata air pegunungan, sungainya pun dimanfaatkan warga sebagai irigasi pertanian.
b.
Iklim, desa Karangtengah merupakan daerah perbukitan, sehingga daerah Karangtengah iklimnya cocok bagi pengembangan tanaman dan penggunaan lahan tertentu,seperti perkebunan, dan pertanian. Terutama pada bidang pertanian yang dijadikan sebagai mata pencarian masyarakat.Warga masyarakat disana banyak menanam padi, jagung, sayur-sayuran, palawijo, selain dimanfaatkan masyarakat sendiri sebagai makanan pokok juga dimanfaatkan sebagai modal di masa depan karena tanaman ini mendapatkan untung yang lumayan dapat merubah perekonomian masyarakat setempat.
c.
Tanah, kondisi tanah yang ada di desa Karangtengah memiliki kesuburan yang sangat baik, sehingga masyarakat desa setempat banyak yang bergantung hidup dengan berkebun dan bertani, tanaman
42
yang ditanampun tumbuh subur hingga dapat menghasilkan keuntungan bagi masyarakat setempat. d.
Sumber Daya Manusia, kreativitas dan keterampilan yang dimiliki masyarakat
Karangtengah
ada
sebagian
masyarakat
yang
memanfaatkan kedelai sebagai susu kedelai, dan juga pembuatan molen yang dijadikan usaha sekaligus membuka peluang kerja bagi masyarakat setempat. e.
Ternak, masyarakat desa Karangtengah banyak memiliki binatang ternak berupa ayam, kambing, kelinci, sapi, dll. Dari binatang ternak tersebut dapat digali potensi berupa pupuk organik cair yang terbuat dari urin kambing.
f.
Penduduk Desa, kelompok karang taruna dan kelompok sosial memiliki hubungan erat dan solidoritas tinggi. Hal ini menjadi kekuatan pembangunan wilayah pedesaan Karangtengah.
2) Potensi non fisik desa Karangtengah a.
Masyarakat desa, masyarakat Karangtengah merupakan warga masyarakat yang hidup rukun, sopan santun dan menjunjung tinggi solidaritas serta tunduk kepada peraturan desa.
b.
Lembaga dan organisasi sosial, merupakan suatu badan perkumpulan yang membantu masyarakat desa dalam kehidupan sehari-hari. Adapun organisasi sosial yang ada di desa Karangtengah adalah. LINIDA, NU, Banser, IPNU-IPPNU, Anshor, gepok tani, karang taruna, Fatayat-Muslimat, PKK, LPMD, dan BPD.
43
c.
Aparatur desa atau pamong desa, Aparat desa memiliki tugas untuk menjaga kelancaran administrasi desa dan menggerakkan SDM desa.Aparat desa yang ada di desa Karangtengah yaitu. Kepala desa / kades, kadus, RW, RT.
5.
Kondisi desa Karangtengah Desa karangtengah adalah desa yang subur dan makmur, hal itu dapat dirasakan dengan hamparan lautan sawah dan perkebunan yang menaungi dan mengayomi kebutuhan masyarakat di desa Karangtengah. Segala jenis hasil tanaman seperti bahan pangan dan sayuran dapat dengan mudah tumbuh di desa Karangtengah Kecamatan Subah tersebut. Masyarakatnya secara mayoritas mengandalkan sektor pertanian, dimana mayoritas penduduk di desa Karangtengah berprofesi sebagai petani. Sepanjang perumahan warga, mata tidak dapat lepas dari rerindangan pepohonan yang menyambut. Mayoritas pepohonan yang ditanam di pekarangan rumah warga adalah pohon coklat, sayur-sayuran seperti brokoli, cabai, dan beragam tanaman lain yang dimanfaatkan untuk konsumsi warga sehariharinya. Kondisi ekonomi atau tingkat kesejahteraan masyarakat desa Karangtengah, bisa dikatakan tidak tertinggal, dan tidak pula dikatakan sudah maju. Artinya, masyarakat desa Karangtengah masih dalam taraf masyarakat yang berada dalam kondisi tengah-tengah yang bergerak menuju ke arah yang lebih baik atau menjadi masyarakat yang lebih maju.
44
Hal itu dikarenakan masih ada beberapa warga yang tidak memiliki. Kondisi masyarakat di desa Karangtengah ditengah kemakmuran yang dimiliki desa, banyak diantaranya yang mencari penghasilan dengan bekerja sebagai TKI diluar negeri.
B. Hasil penelitian Setelah melakukan beberapa kali wawancara dengan 12 pihak yang terkait mengenai masalah diatas, maka peneliti memiliki hasil wawancara sebagai berikut: Wawancara dengan ibu Jumiati (mantan istri) pada hari Senin 4 januari 2016, Beliau menyatakan bahwa Saya berpisah dengan suami sudah 2 tahun dikarenakan faktor ekonomi, setelah berpisah anak ikut dengan saya, namun anak tinggal di rumah nenek dan dirawat oleh orang tua saya (nenek). Karena saya bekerja sebagai buruh emping berangkat pagi pulang sore. Selama dirawat oleh nenek anak belum menerima hak nya sebagaimana mestinya, dari pagi sampai sore nenek bekerja sebagai petani, anak kurang perhatian, kurang kasih sayang dan pastinya tidak ada yang mengontrol dalam kesehariannya setelah pulang sekolah anak langsung bermain sampai sore bahkan bergaul dengan remaja didesa tersebut. Selama bercerai ayah tidak memberikan nafkahnya, untuk kebutuhan sehari-hari nenek yang membiayai sekolahnya. Jika di tanya apakah ibu mengerti anatara perbedaan kewajiban dan hak sebagai orang tua
45
untuk
anaknya?
Jawabannya,
mengerti
kewajibannya menyekolahkan,
membesarkan dan sebagai haknya adalah merawatnya dengan baik.2 Suwanti (orang tua ayah)
Senin 4 Januari 2016 menyatakan bahwa
anak saya sudah bercerai selama 2 tahun, dulunya ibu yang mengasuh anaknya kemudian setelah ibu menikah lagi anak diberikan kepada ayah kandungnya, akan tetapi ayah justru pergi bekerja dan menikah lagi dengan istri yang baru, sehingga anak dirawat oleh neneknya, sedangkan nenek juga bekerja di sawah dari pagi sampai sore anak dirumah dengan kakak dari ayahnya. Selama ayah menikah lagi nafkah sudah tidak diberikan kepada anak. Jadi dalam kebutuhan sehari-hari hanya nenek yang memenuhi kebutuhan sang anak. Seperti biasa jika ditanya apakah ibu mengerti tentang hak dan kewajiban sebagai orang tua untuk
membesarkan
anaknya?
selalu
dengan
jawaban
kewajiban
menyekolahkan dan membesarkan dan tanggung jawabnya memenuhi segala kebutuhan anak.3 Kustiyah (orang tua dari ibu) Senin 4 Januari 2016 ibu Kustiyah dimana anaknya yang sudah cerai selama 2 tahun dan telah di karuniai anak laki-laki dan anak tersebut telah dirawat oleh keluarga ayahnya dan selama dirawat oleh keluarga ayah nafkah untuk kebutuhan sehari-hari adalah neneknya kadang tiga bulan sekali hanya memberikan uang sebesar dua ratus ribu karena sang ayah menikah lagi dan anak dirawat oleh nenek sedangkan neneknya dari pagi sampai sore bekerja sebagai petani , ibu tidak boleh menemui bahkan tidak mau menerima uang atau barang dari ibunya, karena takut kalau anak nya akan 2
Wawancara dengan ibu jumiati pada tanggal 4 Januari 2016 pukul 13.00 wib Wawancara dengan ibu suwanti tanggal 4 Januari 2016 pukul 13.45 wib
3
46
dibawa pergi dan dirawat oleh ibunya. Seharusnya pertanyaan ini diberikan kepada keluarga ayah, karena saya tidak merawatnya tetapi jika ditanya tanggung jawab dan kewajiban apa yang harus diberikan maka merawat, membesarkan memberikan kehidupan yang layak dan menyekolahkan sampai tinggi itu merupakan tanggung jawab dan kewajiban orang tua.4 Sundari (orang tua ibu) Senin 4 Januari 2016 anaknya sudah bercerai 3 tahun, anak ikut dengan nenek, ayah tidak memberikan nafkah, ibu bekerja di Jakarta, dan selama saya yang merawat anak tetap bersekolah, bahkan sekolah sore pun saya haruskan, dari kebutuhan anak sehari-hari dan kebutuhan untuk sekolahnya saya hanya menggantungkan kiriman uang dari anak saya. Tanggung jawabnya nya merawat, membesarkan dan menjaga sedangkan kewajiban nya menyekolahkan dan membeikan nafkah baik lahir maupun batin.5 Parni (orang tua bapak) Sabtu 9 Januari 2016 bahwa anaknya Sudah pisah 1 tahun, sekarang ikut dengan saya neneknya, setiap harinya saya yang merewatnya, ibu tidak pernah menjenguk atau memperhatikan dalam tumbuh kembang sang anak, setiap hari saya yang menyukupi kebutuhan sehari-hari, pekerjaan saya hanya pembuat emping mlinjo sedangkan pendapatannya 50.000 hanya tiap 2 hari sekali itu pun kalau cuaca nya panas, kadang ayah memberikan nafkah jika sang anak memintanya untuk keperluan sekolah, cucu saya sekarang sekolah kelas 4 sekolah dasar. Saya orang nya tidak tahu apa-
4 5
Wawancara dengan ibu Kustiyah pada tanggal 4 Januari pukul 14.15 wib Wawancara dengan ibu Sundari tanggal 4 Januari pukul 15.00 wib
47
apa, jadi jika di ditanya tanggung jawab dan kewajiban saya Cuma merawat, membesarkan dan menyekolahkan.6 Mundriyah (orang tua ibu) Sabtu 9 januari 2016 Anak saya pisah dengan suaminya sudah 2 tahun, selama berpisah anak dirawat oleh nenek, selama dirawat oleh nenek ayah tidak sama sekali memberikan nafkah, dalam kebutuhan sehari-hari hanya nenek yang memenuhinya, ibu bekerja di Jakarta, setiap setahun sekali pulangnya, anak dibesarkan di keluarga yang cukup islamic dan dalam kesehariannya anak di pantau dan diperhatikan oleh neneknya. Jadi anak menerima hak nya setelah orang tuanya bercerai. Memberikan kehidupan yang layak dan menyekolahkan sampai ke jenjang lebih tinggi.7 Tusriah (orang tua ayah) Sabtu 9 Januari 2016 Sudah bercearai selama 2 tahun, anak dirawat oleh neneknya karena ayah sudah menikah lagi, dan ibu tidak pernah memberikan kasih sayang kepada anak, dan nenek yang merawat nya selama kebutuhan anaknya masih terjamin ayah tidak memberikan nafkah, selama dirawat oleh nenek anak masih tetap sekolah. Merawat, memperhatikan dan memberikan pendidikan yang baik adalah tanggung jawab dan kewajiban orang tua. Windyawati (ibu kandung) Sabtu 9 Januari 2016 Saya sudah cerai selama setahun setengah, anak ikut dengan saya, selama saya berpisah segala kebutuhan anak baik untuk pendidikan maupun kebutuhan sehari-hari saya yang mengurusi, ayah tidak memberikan nafkah sama sekali, anak tetap saya 6 7
Wawancara dengan ibu parni tanggal 9 Januari 2016 pukul 16.00 wib Wawancara dengan ibu mundriyah tanggal 9 Januari 2016 pukul 17.00 wib
48
utamakan walaupun nantinya saya menikah lagi tetapi anak tetap nomor satu. Untung tanggung jawab dan kewajiban sebagai orang tua semuanya sudah tau yaitu membesarkan sampai dia bisa merawat dirinya sendiri dan memberikan pendidikan sampai setinggi-tingginya.8 Ahmad Farid Minggu 10 Januari 2016, Bapak sama ibu berpisah sejak saya masih berusia 5 tahun, selama berpisah saya ikut dengan bapak, tetapi saya dirumah tinggal sendirian sejak saya duduk di kelas 2 SMP, karena bapak saya pergi kerja di Kalimantan, selama itu saya sudah hidup mandiri, kadang saya ngiri dengan teman-teman saya yang hidupya rukun ayah dan ibu masih bersama, merawat anaknya dengan penuh kasih sayang, tapi kadang saya berpikir mungkin jalan hidup orang itu berbeda, selama bapak sama ibu berpisah, ibu tidak pernah menengok bahkan mau memberikan perhatian apalagi kasih sayang, sejak umur 5tahun samapai sekarang saya kelas 11 saya hidup bersama ayah. Kalau itu menurut saya kewajiban dan tanggung jawab orang tua kepada anak saya hanya menerima dari ayah, saya cuma pingin merasakan kasih sayang seorang ibu, belaian tangan dari ibu dan ibu saya tidak pernah menengok atau menemuai anaknya.9 Muhammad Nawawi Minggu 10 januari 2016, Saya berpisah dengan istri sudah satu tahun setengah, alasannya karena istri saya selingkuh, selama saya cerai dengan istri saya anak ikut dengan istri saya akan tetapi anak dirawat oleh neneknya. Selama dirawat oleh orang tua (nenek) masih memberikan nafkah untuk anak saya, akan tetapi saya sedih jika mendengar kalau anak saya lebih 8 9
Wawancara dengan ibu Windyawati tanggal 9 Januari Pukul 16.00 wib Wawancara dengan dengan Ahmad Farid tanggal 10 Januari 2016 pukul 10.00 wib
49
memilih tinggal bersama saya dan istri saya melarangnya. Padahal selama anak dirawat oleh neneknya istri saya anak kurang mendapatkan perhatian, kasih sayang karena istri saya lebih mementingkan selingkuhannya. Jika di tanya tentang kewajiban dan tanggung jawab setiap orang tua pasti tau yaitu menyekolahkan, merawatnya sampai dia dewasa dan bisa mandiri, tanggung jawabnya memberikan perhatian, kasih sayang dan menjaganya sampai dia menikah.10 Rohimah (ibu kandung) Minggu 10 januari 2016, Saya sudah pisah dengan suami saya selama 2 tahun, selama berpisah anak ikut dengan saya, tetapi anak tidak mau bertemu dengan ayah, ayah hanya memberikan nafkah ketika anak meminta.11 Dalam sehari-hari ibu yang menyukupi kebutuhannya. Setiap orang tua harus bertanggung jawab dan harus mengetahui kewajiban agar anak tumbuh berkembang dengan baik. Musyarofah (ibu kandung) Minggu 10 januari 2016, Sudah pisah selama 2 tahun, anak masih ikut saya, namun selama berpisah ayah sudah lepas terhadap tanggung jawabnya sebagai orang tua yang sehaarusnya membiayai pendidikan dan kehidupannya. Selama itu anak tidak mengetahui ayahnya, dalam kesehariannya anak masih tetap sekolah, masih bisa bermain dengan teman-temannya dan ibu pun masih memberikan kasih sayang, kedua orang tua seharusnya bisa memahami hati dan perasaan anak walaupun mereka sudah
10
Wawancara dengan bapak Muhammad Nawawi pada tanggal 10 Januari 2016 pukul 14.00 wib 11 Wawancara dengan ibu rohima pada tanggal 10 Januari 2016 pukul 09.00 wib
50
bercerai anak masih merasakan kebahagiaan bersama kedua orang tuanya (jawaban dari ibu kandungnya).12 Dari hasil wawancara di atas bahwa peristiwa perceraian, apapun alasannya, merupakan malapetaka bagi anak. Anak tidak akan dapat lagi menikmati kasih sayang orang tua secara bersamaan yang sangat penting bagi pertumbuhan mentalnya, tidak jarang pecahnya rumah tangga mengakibatkan terlantarnya pengasuhan anak. Itulah sebabnya dalam ajaran Islam perceraian haris dihindarkan sedapat mungkin bahkan merupakan perbuatan yang paling dibenci Allah swt. Bagi anak-anak yang dilahirkan, perceraian orang tuanya merupakan hal yang akan mengguncang kehidupannya dan akan berdampak buruk bagi pertumbuhan dan perkembangannya, sehingga baiasanya anak-anak adalah pihak yang paling menderita dengan terjadinya perceraian orang tuanya.13 Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah memberikan nafkah, seorang ayah berkewajiban untuk memberikan jaminan nafkah terhadap anaknya, baik pakaian, tempat tinggal maupun kebutuhan lainnya, meskipun hubungan perkawinan orang tua si anak putus. Suatu
perceraian tidak
berakibat hilangnya kewajiban orang tua untuk tetap memberi nafkah kepada anak-anaknya sampai dewasa atau dapat berdiri sendiri.14 Pemenuhan hak terhadap anak pasca perceraian orang tua ditinjau dari Undang-undang No 1 tahun 1974 tentang Perkawinan. 12
Wawancara dengan ibu Musyarofah pada tanggal 10 Januari 2016 pada pukul 10.00
13
Arif Gosita, Masalah Perlindungan Anak, (Jakarta: Akademika Pressindo, 1989),
wib hlm. 46 14
Soedaryo soimin, Hukum Orang dan Keluarga, (Jakarta: Sinar Grafika, 1992), hlm.39
51
Anak memiliki hak- hak yang tidak boleh dikesampingkan meskipun dalam keadaan orang tua yang bercerai. Memaknai bahwa sebuah perceraian adalah suatu keadaan dimana seorang suami dan istri yang berpisah dan tidak saling melakukan hak- hak dan kewajiban sebagai suami maupun istri serta tinggal di tempat yang berbeda. Keadaan dimana seorang suami dan istri tinggal di tempat berbeda dan memiliki kepentingan yang berbeda dan tidak terikat satu sama lain, tentunya memaksa si anak untuk tinggal di tempat salah satu orang tuanya (wali) setelah perceraian terjadi. Perceraian akan membawa dampak bagi anak, namun perceraian tidak membuat anak kehilangan segala haknya. Putusnya komunikasi antara anak dengan salah satu orang tuanya akan menghilangkan figur ayah atau ibu dalam pikiran anak. Secara psikolog, anak yag tidak dapat bertemu dengan salah satu dari orang tuanya akan mengalami trauma psikis. Hal ini menjadi siksaan kedua pasca perceraian orang tuanya yang sudah menyakitkan bagi anak. Ada beberapa dampak yang mungkin terjadi bagi anak seperti trauma berat, tidak dapat mengembangkan diri secara optimal, sulit untuk menentukan pasangan hidup dan sebagainya.Implementasi kepentingan terbaik bagi anak dapat terlaksana secara optimal ketika anak yang menjadi korban perceraian mendapatkan perhatian dari kedua orang tuanya meskipun mereka tidak lagi tinggal bersama dalam suatu kondisi yang nyaman bagi anak. Secara psikologis anak memiliki kedekatan emosional yang lebih kuat dengan ibu. Oleh sebab itu, dalam keadaan normal, anak sebaiknya diasuh oleh
52
ibunya. Apalagi jika anak masih memiliki kebutuhan yang hanya bisa dipenuhi oleh ibu seperti ASI. Dari penelitian yang saya lakukan khususnya mengenai pemenuhan hak anak pasca perceraian orang tua di Desa Karangtengah Kecamatan Sbah Kabupaten Batang masih ada anak yang belum sepenuhnya menerima hak nya sebagaimana mestinya anak yang hidup ditengah keluarga yang utuh, artinya Anak kurang mendapatkan perhatian, kasih sayang, dan pendidikan, terutama bimbingan ayah, karena ayah dan ibunya masing-masing sibuk mengurusi permasalahan mereka. Kebutuhan fisik maupun psikis anak menjadi tidak terpenuhi, keinginan
dan
harapan anak-anak tidak tersalur dengan
memuaskan, atau tidak mendapatkan kompensasi. Anakk tidak mendapatkan latihan fisik dan mental yang sangat diperlukan untuk hidup. Mereka tidak dibiasakan untuk disiplin dan kontrol diri yang baik. Jadi akibat yang timbul dari perceraian menyebabkan anak merasa terabaikan. Dari kasus yang terjadi di masyarakat desa Karangtengah anak yang tidak mendapatkan pemenuhan hak yang seharusnya mereka dia terima dengan baik dari kedua orang tua adalah anak yang berusia 2 tahun – 17 tahun, sehingga pada usia tersebut anak belum sepenuhnya mengerti bahwa mereka yang seharusnya masih membutuhkan perhatian, kasih sayang, pendidikan dan orang yang mendampingi dalam kesehariannya agar anak bisa hidup disiplin sehingga tidak bergaul dengan bebas dan tidak merasa sendiri bahkan terabaikan.
53
Selagi anak belum berusia 18 tahun atau belum menikah ia berada dibawah kekuasaan orang tuanya yang akan mewakilinya mengenai perbuatan hukum di dalam dan di luar pengadilan. Meskipun memegang kuasa, orang tua tidak boleh memindahkan hak atau menggadaikan barang-barang tetap milik anaknya kecuali kepentingan anak menghendaki. Anak memiliki hak- hak yang tidak boleh dikesampingkan meskipun dalam keadaan orang tua yang bercerai. Memaknai bahwa sebuah perceraian adalah suatu keadaan dimana seorang suami dan istri yang berpisah dan tidak saling melakukan hak- hak dan kewajiban sebagai suami maupun istri serta tinggal di tempat yang berbeda. Keadaan dimana seorang suami dan istri tinggal di tempat berbeda dan memiliki kepentingan yang berbeda dan tidak terikat satu sama lain, tentunya memaksa si anak untuk tinggal di tempat salah satu orang tuanya (wali) setelah perceraian terjadi. Perceraian akan membawa dampak bagi anak, namun perceraian tidak membuat anak kehilangan segala haknya. Orang tua adalah yang pertama bertanggung jawab atas kesejahteraan anak. Kewajiban memelihara dan mendidik anak sedemikian rupa, sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi orang yang cerdas, sehat, berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berkemauan serta berkemampuan meneruskan cita-cita bangsa berdasarkan Pancasila. Orang tua yang terbukti melalaikan tanggung jawabnya, dapat dicabut kuasa asuhnya dengan putusan hakim. Pencabutan kuasa asuh tidak menghapuskan kewajiban orang tua untuk
54
membiayai
penghidupan,
pemeliharaan
dan
pendidikan
anak
sesuai
kemampuan penghidupannya. Sumber hukum dalam arti formal, adalah bentuk tertentu dari sumber hukum perceraian yang berlaku, yang pembentukannya melalui prosedur atau tata cara tertentu pula, yang mencakup sebagai beriku: a.
Peraturan perundang-undangan Peraturan perundang-undangan menurut pasal 1 Undang-undang Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan perundangundangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Fungsi peraturan perundang-undangan adalah menetapkan kaidah atau memberikan bentuk formal terhadap kaidah yang diberlakukan kepada para subjek hukum. Secara teoritis, peraturan perundang-undangan merupakan instrumen untuk melakukan positivisasi kaidah yang dilakukan oleh otoritas yang berwenang. Indonesia saat ini telah memiliki Undang-undang No 1 tahun 1974 tentang Perkawinan, termasuk perceraian. Undang-undang No 1 tahun 1974 memuat ketentuan-ketentuan normatif, sebagai berikut: a. Dasar perkawinan. b. Syarat-syarat perkawinan. c. Pencegahan perkawinan.
55
d. Batalnya perkawinan. e. Perjanjian perkawinan. f. Hak dan kewajiban suami istri. g. Harta benda dalam perkawinan. h. Putusnya perkawinan dan akibat hukumnya i. Kedudukan. j. Hak dan kewajiban antara orang tua dan anak. k. Perwalian. Namun dalam penelitian ini penulis membatasi penelitiannya hanya pada pelaksanaan pemenuhan hak dan kewajiban terhadap anak oleh orang tua yang akan diberikan kepada anak. Hak-hak anak yang dilindungi oleh pasal 41 huruf a Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 dijelaskan bahwa: “hak untuk anak mendapatkan pemeliharaan dan pendidikan dari kedua orang tuanya”. Baik ibu atau bapak berkewajiban untuk memelihara dan mendidik anak yang mereka peroleh selama pernikahan. Hak pemeliharaan ini lebih mengacu kepada pemenuhan kebutuhan secara lahiriah, anak-anak berhak untuk mendapatkan pemeliharaan anggota jasmaniyah dari kedua orang tuanya. Peran kedua orang tua dalam menjaga anak-anak mereka dapat berupa pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, dan papan yang merupakan kebutuhan primer hingga jika memungkinkan pemenuhan kebutuhan tertier. Sedangkan hak untuk
56
mendapatkan pendidikan ini lebih mengacu kepada pembina kejiwaan atau rohaniah si anak, pemenuhan kebutuhan ini dapat berupa pendidikan atau pengajaran ilmu pengetahuan yang terdapat di jenjang sekolah, pendidikan agama, pendidikan kepribadian dan berbagai pendidikan lainnya yang berkaitan dengan pembinaandari kejiwaan si anak. Baik pemeliharaan meupun pendidikan, keduanya mendapatkan perhatian serius oleh kedua orang tua si anak, walaupun di saat putusan cerai dibacakan oleh hakim di depan sidang pengadilan menjatuhkan hak asuh tersebut dapat lepas tanpa tanggung jawab. Keduanya tetap bertanggung jawab dalam hal pemeliharaan dan pendidikan anak-anak mereka. Secara normatif, Pasal 41 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan bahwa akibat putusnya perkawinan karena perceraian terhadap anak ialah: a.
Baik ibu atau bapak tetap berkewajiban memelihara dan mendidik anakanaknya,
b.
semata-mata berdasarkan kepentingan anak; bilamana ada perselisihan mengenai penguasaan anak-anak, Pengadilan memberi keputusannya;
c.
Bapak yang bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan pendidikan yang diperlukan anak itu; bilamana bapak dalam kenyataan tidak dapat memenuhi kewajiban tersebut, Pengadilan dapat menentukan bahwa ibu ikut memikul biaya tersebut;
57
d.
Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk memberikan biaya penghidupan dan/atau menentukan sesuatu kewajiban bagi bekas isteri. Ibu dan bapak memiliki kewajiban yang sama dalam memelihara dan
mendidik anak. Perceraian pada dasarnya tidak memutuskan hubungan hukum apalagi hubungan psikis antara anak dengan ayah atau ibunya. Anak harus tetap mendapat perhatian dari ayah dan ibu meskipun mereka sudah tinggal terpisah. Prinsip kepentingan terbaik bagi anak menjadi prinsip penting dalam pengasuhan anak. Prinsip kepentingan terbaik bagi anak ini tercermin dalam Pasal 45 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yang menyatakan: 1.
Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-baiknya.
2.
Kewajiban orang tua yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini berlaku sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri, kewajiban mana berlaku terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus. Terlepas dari ada atau tidaknya definisi pemeliharaan atau
pengasuhan dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974, maka dapat di simpulkan tentang pemeliharaan atau pengasuhan tersebut adalah: 1.
Tanggung jawab orang tua untuk mengawasi, memberi pelayanan yang semestinya serta mencukupi kebutuhan hidup anak.
2.
Pemeliharaan
yang
dilakukan
secara
terus
menerus
berkesinambungan sampai anak berusia dewasa dan mandiri.
dan
58
Sejak anak dapat mengerti, kurang lebih pada usia 5 tahun ke atas, orang tua yang akan bercerai atau sudah bercerai berkewajiban untuk memberikan pengertian yang baik kepada anak mengenai kondisi keluarganya. Orang tua perlu menjelaskan bahwa mereka sudah memilih jalan masing-masing sehingga tidak lagi dapat tinggal bersama seperti keluarga lain. Anak juga perlu diyakinkan bahwa ia tidak akan kehilangan peran dan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Apabila orang tua tidak memberikan penjelasan maka akan berdampak negatif bagi perkembangan psikis anak seperti memiliki rasa kebencian dan dendam dengan keadaan serta orang tuanya. Terkait dengan biaya pemeliharaan dan pendidikan anak, bahwa biaya pemeliharaan dan pendidikan anak merupakan tanggung jawab dari ayah. Besar jumlah nomial kebutuhan si anak dalam hal pemeliharaan dan pendidikannya ditetapkan oleh hakim setelah perkawinan dinyatakan putus di muka pengadilan. Besarnya juga disesuaikan dengan kemampuan finansial si ayah dan banyaknya tanggungan lain yang dibebankan pada si ayah. Berdasarkan pertimbangan hakim hal ini bisa disimpangi apabila si ayah menurut pandangan hakim dalam kenyataannya tidak cukup finansial untuk memenuhi semua kebutuhan si anak, maka pengadilan dapat menetapkan bahwa ibu ikut memikul biaya tersebut. Jika menurut pandangan hakim baik ibu dan ayah dianggap samasama tidak mampu, maka pengadilan dapat mengangkat wali berdasarkan
59
Pasal 50 “Penetapan biaya pemeliharaan bagi anak ini bertujuan untuk menjamin pemenuhan kebutuhan bagi anak”. Akibat hukum perceraian pada dasarnya tidak menghilangkan hak – hak anak. Nafkah anak pasca perceraian yakni sebagai berikut: a.
Kewajiban membiayai anak tidak hilang karena putusnya perkawinan akibat adanya perceraian.
b.
Biaya pemeliharaan anak ditanggung oleh ayah (sampai anak dewasa atauberdiri sendiri, bekerja/ mendapat penghasilan atau anak menikah). Kewajiban membiayai tetap menjadi tanggung jawab ayah walaupun pemeliharaan anak tidak padanya. Artinya ayah tetap mempunyai kewajiban untuk membiayai penghidupan anak walaupun hak pemeliharaan anak berada pada ibu, kakek, nenek, bibi, dan sebagainya.
c.
Bila ayah tidak dapat memberi biaya pemeliharaan (penghidupan), maka pengadilan dapat menentukan bahwa ibu ikut memikul biaya hidup anak.
d.
Bila ayah tidak melaksanakan putusan pengadilan untuk membiayai pemeliharaan anak, maaka seorang (mantan) istri dapat melakukan permohonan eksekusi kepada Ketua Pengadilan Agama atau PengadilanNegeri dimana proses perceraian dilakukan. Selanjutnya, Pengadilan akan memanggil (mantan) suami. Jika suami tidak memenuhi surat panggilan dari pengadilan tanpa alasan yang patut, maka Ketua Pengadilan akan mengeluarkan Surat
60
Penetapan yang memerintahkan untuk melakukan eksekusi kepada Panitera atau Juru Sita. Namun, apabila (mantan) suami datang memenuhi panggilan dari Pengadilan, maka Ketua Pengadilan akan mengeluarkan peringatan Pengadilan yang ditujukan kepada mantan suami agar memenuhi kewajibannya. Lama waktu peringatan tidak boleh lebih dari 8 hari. Setelah lebih dari 8 hari, mantan suami tidak melaksanakan/memenuhi putusan Pengadilan, maka akan dikeluarkan surat penetapan oleh Ketua Pengadilan yang memerintahkan eksekusi kepada Panitera atau Juru Sita. Pasal 24 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 mengatur bahwa
selama berlangsungnya
gugatan perceraian atas permohonan penggugat atau tergugat, pengadilan dapat : a.
Menentukan nafkah yang harus ditanggung oleh suami
b.
Menentukan hal-hal yang perlu untuk menjamin pemeliharaan dan pendidikan anak.
c.
Menentukan hal-hal yang perlu untuk menjamin terpeliharanya barang-barang yang menjadi hak bersama suami-isteri atau barangbarang yang menjadi hak suami atau barang-barang yang menjadi hak istri. Ketentuan tersebut memberikan jaminan bagi anak untuk tertap
terpelihara meskipun orang tuanya sudah bercerai. Pengasuhan terhadap anak juga meliputi harta benda milik si anak yang berada di bawah kekuasaan orang tua. Untuk harta benda milik anak, hanya ditentukan
61
bahwa orang tua tidak boleh memindahkan hak atau menggadaikan barang-barang tetap milik anaknya yang belum dewasa tersebut. Dalam kenyataan, untuk mengalihkan atau menggadaikan barang tetap milik anak tersebut harus dengan izin dari hakim (pengadilan) di tempat kediaman orang tua dan anaknya tersebut. Kedudukan anak-anak sangatlah lemah apabila dibandingkan dengan orang dewasa, sebagian mereka hanya pasrah dan menurut saja. Tekanan dan ketidakpedulian orang dewasa hanya dapat diterima dengan kondidi tidak mampu berbuat apa-apa. Atas dasar lemahnya posisi anak maka UU No. 1 tahun 1974 memberikan perlindungan terhadap hak-hak anak yang orang tuanya bercerai. Selain itu, diatur juga masalah upayaupaya yang dapat dilakukan oleh anak yang orang tuanya bercerai dan tidak bertanggung jawab atau tidak mematuhi kewajiban yang diputuskan oleh pengadilan yang berkaitan dengan masalah pemberian hak-hak si anak. Upaya hukum yang dapat melindungi anak dari tindakan orang tua yang tidak bertanggung jawab sangat diperlukan dalam hal ini, jangan sampai anak-anak yang telah mengalami penderitaan akibat perceraian orang tua mereka juga mendapat perlakuan yang semena-mena dengan tidak dipenuhinya hak-hak yang seharusnya dapat mereka peroleh.