BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Data hasil penelitian ini berbentuk skor yang diperoleh dari alat ukur berupa angket tentang kenakalan siswa dan pola asuh orang tua di SMK Negeri 1 Bonepantai. Data penelitian ini diolah berdasarkan hipotesis penelitian, dengan menggunakan teknik pengujian yang relevan yaitu uji normalitas data dan pengujian koefisien korelasi. Pengelolaan ini bertujuan untuk memperoleh nilai numerik tentang hubungan pola asuh orang tua dengan kenakalan siswa. 4.1.1 Deskripsi Data Pola Asuh Orang Tua Berdasarkan data yang dikumpulkan dari jawaban responden terhadap hasil sebaran angket penelitian pada variabel pola asuh orang tua di SMK Negeri 1 Bonepantai untuk nilai tengah dari rangkaian data yang tersusun (median) sebesar 45,62, nilai data yang memiliki frekuensi terbesar atau paling sering tejadi (modus) adalah sebesar 43,4, dan nilai rata-rata dari rangkai data responden ( X ) sebesar 46,4, serta simpanan baku dari rangkaian data (S) sebesar 4,72 (perhitungan terlampir). Deskripsi tentang frekuensi skor data pola asuh orang tua (variabel X dapat dilihat pada lampiran 4 tabel 4. Dan ini menunjukkan bahwa lebih banyak responden menjawab diatas angka 43 – 45. Untuk lebih jelasnya distribusi frekuensi pengamatan dapat dilihat melalui grafik sebagai berikut :
36-39
40-42
43-45
46-48
49-51
52-54
55-57
Gambar 1. Histogram Distribusi Frekuensi Pengamatan pola asuh orang tua Berdasarkan grafik diatas kita dapat melihat bahwa respoden yang memiliki skor antara 36 sampai 39 adalah sebanyak 2 responden, antara 40 sampai 42 sebanyak 8 responden, antara 43 sampai 45 sebanyak 12 responden, antara 46sampai 48 sebanyak 8 responden, antara 49 sampai 51 sebanyak 7 responden, antara 52 sampai 54 sebanyak 7 responden, antara 55 sampai 57 sebanyak 2 responden. 4.1.2 Deskripsi Data Kenakalan siswa Kenakalan siswa sebagai variabel Y memperoleh skor sebagai berikut : untuk nilai tengah dari rangkaian data yang tersusun (median) sebesar 51,64, nilai data yang memiliki frekuensi terbesar atau yang paling sering terjadi (modus ) adalah sebesar 52,5, dan nilai rata-rata dari rangkaian data responden (X ) sebesar 51, serta simpangan baku dari rangkaian data (S) sebesar 4,43 (perhitungan terlampir). Deskripsi tentang frekuensi skor data kenakalan siswa (variabel Y) dapat dilihat pada lampiran 4 tabel 8. Dan ini menunjukkan bahwa lebih banyak responden menjawab diatas angka
51 – 53. Untuk lebih jelasnya distribusi frekuensi pengamatan dapat dilihat melalui grafik sebagai berikut :
39-41
42-44
45-47
48-50
51-53
54-56
57-59
Gambar 2. Histogram Distribusi Frekuensi Pengamatan kenakalan siswa Berdasarkan grafik diatas kita dapat melihat bahwa respoden yang memiliki skor antara 39 sampai 41 adalah sebanyak 2 responden, antara 42 sampai 44 sebanyak 2 responden, antara 45 sampai 47 sebanyak 5 responden, antara 48 sampai 50 sebanyak 7 responden, antara 51 sampai 53 sebanyak 17 responden, antara 54 sampai 56 sebanyak 8 responden, antara 57 sampai 59 sebanyak 4 responden. 4.1.3 Pengujian Persyaratan Analisis Pengujian normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui data hasil penelitian, apakah berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Oleh karena itu, pengujian normalitas data yang digunakan pada pengolahan ini adalah uji chi kuadrat pada kuadrat pada taraf nyata ά
= 0,05 dengan hipotesis bahwa skor variabel X (pola asuh orang tua) dan variabel Y (kenakalan siswa) berdistribusi Normal. 1) Pengujian Normalitas Data Variabel X ( Pola Asuh Orang ua ) Hasil pengujian normalitas data untuk variabel X (pola asuh orang tua) menunjukkan skor X2hitung = -28,68, sedangkan dari daftar distribusi frekuensi skor X2daftar ( 0,95) (4)= 3,8. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa X2hitung lebih kecil dari X2daftar. Maka demikian dapat disimpulkan bahwa data dari penelitian variabel X dari populasi yang berdistribusi Normal. 2) Uji Normalitas Data Variabel Y ( Kenakalan Siswa ) Hasil pengujian normalitas data untuk variabel Y menunjukkan skor X2hitung = 8,03 sedangkan dari daftar distribusi frekuensi skor X2daftar, (0,95) (4) = 9,49. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa X2hitung lebih kecil dari X2daftar. Maka demikian dapat disimpulkan bahwa data dari penelitian variabel X dari populasi yang berdistribusi Normal. 4.1.4 Pengujian Hipotesis Berdasarkan perhitungan korelasi antara variabel pola asuh orang tua (X) dengan kenakalan siswa (Y) diperoleh koefisien r = 0,46. dan r2 = 0,2116, yang berarti bahwa terdapat hubungan yang ditimbulkan oleh pola asuh orang tua dengan kenakalan siswa adalah sebesar 21,16% dan sebesar 78 % kenakalan siswa dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak terdesain oleh peneliti. Dari hasil perhitungan diperoleh tHitung sebesar 3,399, sedangkan daftar distribusi t pada taraf nyata ά = 0,01 diperoleh kriteria pengujian (1-½ά) (n–2), maka t(0,995)(43) = 4,28. dari hasil perhitungan, tHitung lebih kecil dati tTabel, yaitu (3,399 < 4,28) sehingga dapat disimpulkan bahwa
koefisien korelasinya tidak siqnifikan. Salanjutnya pada daftar distribusi taraf nyata ά = 0,05 diperoleh kriteria pengujian (1-½ά) (n–2), maka t(0,025)(43) = 4.17. Hal ini dinyatakan sama, bahwa harga tHitung lebih kecil dari tDaftar (3,399 < 4.17), sehingga diperoleh kesimpulan yang sama bahwa koefisiens korelasinya tidak siqnifikan. Dengan demikian, Ho diterima dan Hα ditolak, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan antara pola asuh orang tua dengan kenakalan siswa tidak siqnifikan. 4.2 Pembahasan Penelitian ini termasuk studi hubungan (corelation) antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dari hari penelitian menunjukkan bahwa secara empirik terbukti variabel bebas yang diteliti, ikut menentukan variabel terikat. Adapun variabel bebas pada penelitian ini adalah pola asuh orang tua (variabel X) dan variabel terikat adalah kenakalan siswa (Y) di SMK Negeri 1 Bonepantai. Dalam penelitian ini pengujian koefisien korelasi sederhana dimaksudkan adalah untuk mengetahui berapa kekuatan atau dengan derajat antara pola asuh orang tua dengan kenakalan siswa di SMK Negeri 1 Bonepantai. Oleh karena itu, berdasarkan hasil perhitungan diperoleh koefisien korelasi r = 0,46 dan koefisien determinasinya r2 = 0,2116 atau 21,16 %. Hal ini berarti bahwa variasi yang terjadi pada kenakalan siswa dapat dijelaskan oleh pola asuh orang tua sebesar 21,16 % sedangkan sisanya 78,84 % dijelaskan oleh faktor lain. Berdasarkan hasil uji keberartian koefisien korelasi yang telah dianalisis, yang dihubungkan dengan kriteria pengujian statistik t bahwa tHitung lebih keci dari tDaftar atau harga tHitung telah berada didalam daerah penerimaan H0, Maka Ho diterima dan Hα ditolak. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa korelasi antara pola asuh orang tua dengan kenakalan siswa di SMK Negeri 1 Bonepantai, dinyatakan tidak berarti.