HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU KENAKALAN REMAJA DI SMK NEGERI 1 TEMON KABUPATEN KULONPROGO D.I YOGYAKARTA
SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
N ARTA A A AK
K OGY A T IY
S . YAN U P A
ER
P
E
D EN
J S E
IK
ST
L A R
Disusun oleh : ZAINUL MUHLISIN 3211072
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2016
i
HALAMAN PENGESAHAN HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU KENAKALAN REMAJA DI SMK NEGERI 1 TEMON KABUPATEN KULON PROGO D.I YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Oleh:
ZAINUL MUHLISIN 3211072 Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
N ARTA A A AK
K OGY A T IY
Tanggal:……………
US
Menyetujui:
Penguji
P AL A R E ER
P
N
A .Y
Pembimbing I
Pembimbing II
D
N JE
ES K I Dewi RetnoT P, S.Kep., Ns., MNG S NIDN: 0524048402
Rahayu Iskandar., M.Kep Puji Sutarjo, S.Kep., Ns NIDN: 0405087501 NIP : 197702012000121002
Mengesahkan, a.n Ketua Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan (S1)
Dewi Retno P, S.Kep., Ns., MNG NIDN: 0524048402
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini Nama : Zainul Muhlisin NPM : 3211072 Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar S1 Keperawatan atau kesarjanaan lain di suatu perguruan tinggi. Sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut sebagai daftar pustaka.
AN
Yogyakarta,
Februari 2016
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
S
E K I T
D
N JE
Zainul Muhlisin
A
T AR
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul ‘‘Hubungan Pola asuh orang tua dengan prilaku kenakalan remaja di SMK N 1 Temon Yogyakarta". Proposal ini dapat diselesaikan atas bimbingann, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak, dan pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih kepada: 1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
N ARTA A A AK
2. Dewi Retno Pamungkas, S.Kep., Ns., MNg selaku Ketua Program Studi Ilmu
K OGY A T IY
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
dan penguji yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
S . YAN U P A
mengadakan dan menyusun Skripsi.
3. Rahayu Iskandar M.Kep selaku pembimbing I yang telah dengan sabar
ER
L A R
memberikan bimbingan, saran dan pendapat selama proses penyelesaian Skripsi
P
DE N E 4. Puji Sutarjo J S,.Kep,.Ns selaku pembimbing II yang telah dengan sabar S E bimbingan, saran dan pendapat selama proses penyelesaian Skripsi memberikan K I Sini.T ini.
5. Kepala SMK Negeri 1 Temon Yogyakarta yang telah membantu selama studi pendahuluan sampai selesai pelaksanaan penelitian. Penulis menyadari Skripsi ini masih jauh dari sempurna dan penulis berharap pembaca dapat memberikan kritik serta saran.
Penulis
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iii KATA PENGANTAR .................................................................................... iv DAFTAR ISI ................................................................................................... v DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii INTISARI .................................................................................................... ix ABSTRACT .................................................................................................... x BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. B. Rumusan Masalah ....................................................................................... C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... E. Penelitian Terkait ........................................................................................
1 4 4 5 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ............................................................................................ 1. Konsep Kenakalan Remaja .................................................................... a. Pengertian Kenakalan Remaja ……………………………………. . b. Perbedaan Karakteristik Remaja ..................................................... c. Faktor-faktor Kenakalan Remaja ………………………………….. d. Jenis-jenis Kenakalan Remaja …………………………………….. 2. Konsep Pola Asuh ……………………………………………………… a. Pengertian Pola Asuh ……………………………………………… . b. Jenis Pola Asuh ……………………………………………………. . c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh ………………………. B. Kerangka Teori ............................................................................................ C. Kerangka konsep penelitian ........................................................................
8 8 8 9 10 14 16 16 17 20 22 23
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
BAB III. METODE PENELITIAN A. Desain dan Penelitian .................................................................................. 24 B. Populasi dan Sampel ................................................................................... 24 C. Variabel Penlitian dan Definisi Oprasional ................................................. 26 D. Instrumen dan Metode Pengumpulan Data ................................................. 27 E. Metode Pengolahan dan Analisa Data…………………………………….. 31 F. Etika Penelitian…………………………………………………………….. 32 G. Pelaksanaan Penelitian …………………………………………………….. 32 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
A
T AR
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional ....................................................................... 26 Tabel 3.2 Kisi-kisi alat ukur pola asuh orang tua ............................................ 28 Tabel 3.3 Penyebaran Angket Kenakalan Remaja ………………………….. 29
N ARTA A A AK
K OGY A T IY
S . YAN U P A
ER
P ST
IK
J S E
D EN
E
L A R
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional ....................................................................... 26 Tabel 3.2 Kisi-kisi alat ukur pola asuh orang tua ............................................ 28 Tabel 3.3 Penyebaran Angket Kenakalan Remaja ………………………….. 29
N ARTA A A AK
K OGY A T IY
S . YAN U P A
ER
P ST
IK
J S E
D EN
E
L A R
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Rencana Jadwal Penelitian Lampiran 2. Lembar Permohonan Menjadi Responden Lampiran 3. Informed Consent Lampiran 4. Lembar Kuesioner Kenakalan Remaja dan Pola Asuh Orang tua Lampiran 5. Lembar Bimbingan Skripsi Lampiran 6. Surat Penelitian
N ARTA A A AK
K OGY A T IY
S . YAN U P A
ER
P
L A R
E
D EN
J S E
IK
ST
vii
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU KENAKALAN REMAJA DI SMK NEGERI 1 TEMON KABUPATEN KULONPROGO D.I YOGYAKARTA Zainul Muhlisin1, Rahayu Iskandar2, Puji Sutarjo 3 INTISARI Latar Belakang: Kenakalan remaja disebabkan karena kegagalan dalam memperoleh
penghargaan dari sosial. Penghargaan yang remaja harapkan adalah tugas dan tanggung jawab seperti orang dewasa. Remaja lebih menginginkan peranan sebagaimana dilakukan orang dewasa, akan tetapi orang dewasa tidak dapat memberikan tanggung jawab dan peranan itu karena belum adanya rasa kepercayaan pada remaja Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku kenakalan remaja di SMK Negeri 1 Temon Yogyakarta. Metode Penelitian: Penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode analitik korelasional. Jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 60 responden siswa dengan teknik sampling yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Analisis statistik inferensial menggunakan uji Kendall Tau dengan tingkat kepercayaan 95% (α= 0,05). Hasil Penelitian: Pola asuh orang tua siswa SMK Negeri 1 Temon Kulon Progo terbanyak adalah otoriter. Perilaku kenakalan remaja siswa di SMK Negeri 1 Temon Kulon Progo kategori berat. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan kenakalan remaja di SMK Negeri 1 Temon Kulon Progo.
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
D
Kata Kunci: pola asuh, perilaku kenakalan remaja 1
S
E K I T
N JE
Mahasiswa S1 Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Dosen S1 Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 3 Dosen S1 Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2
S
A
T AR
THE CORRELATION BETWEEN PARENTING PATTERNS AND JUVENILE DELINQUENCY BEHAVIORS AT TEMON STATE VOCATIONAL HIGH-SCHOOL I, KULONPROGO REGENCY, YOGYAKARTA SPECIAL REGION Zainul Muhlisin1, Rahayu Iskandar2, Puji Sutarjo3 ABSTRACT Background: Juvenile delinquency is generally caused by a failure in attaining respect from the social surrounding. The kind of respect that teenagers expect includes tasks and responsibilities like those of adults'. Teenagers expect to have more roles like adults do, but adults can't allow such a responsibility to be handled by teenagers yet, because adults just do not trust teens. Objective: To determine the correlation between parenting patterns and juvenile delinquency behaviors at Temon State Vocational High School 1, Yogyakarta.
N ARTA A A AK
K OGY A T IY
Research Method: This is a quantitative research which uses a correlational analytic method. The samples for this research include 60 student respondents who were chosen using a purposive sampling technique. An inferential statistic analysis was performed on the data collected using Kendall’s tau coefficient with a confidence level of 95% (α= 0,05).
S . YAN U P A
ER
L A R
Research results: In terms of parenting patterns, the majority of parents of students of Temon State Vocational High School 1, Yogyakarta apply an authoritative style. In terms of juvenile delinquency behaviors, students of Temon State Vocational High School 1, Yogyakarta belong to serious category.
P
E
D EN
J S E
IK
Conclusion: There is a correlation between parenting patterns and juvenile delinquency behaviors at Temon State Vocational High School 1, Kulon Progo, Yogyakarta.
ST
Keywords: parenting patterns, juvenile delinquency behaviors.
1
Student of Nursing Sciences Department, Jenderal Achmad Yani School of Health Sciences, Yogyakarta 2 Lecturer of Nursing Sciences Department, Jenderal Achmad Yani School of Health Sciences, Yogyakarta 3 Lecturer of Nursing Sciences Department, Jenderal Achmad Yani School of Health Sciences, Yogyakarta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja disebut sebagai masa mencari identitas diri. Tujuan mencari identitas diri adalah menjelaskan dirinya dan peranananya di dalam keluarga dan lingkungan. Selama priode ini, remaja banyak mengalami perubahan baik secara fisik, psikologi, atau sosial (Heri dkk, 2011). Masalah sosial yang dikategorikan dalam perilaku menyimpang diantaranya adalah kenakalan remaja yang tidak sesuai dengan norma-norma yang hidup di dalam masyarakat (Mashudi, 2012). Kenakalan remaja merupakan kegagalan beradaptasi terhadap stimulus yang terjadi, sehingga timbul perilaku agresif dan respon maladaptif (Brownfield &
AN
Thompson, 2005). Kenakalan remaja akan berdampak pada pelanggaran hukum,
A YAK K A OG
penurunan kualitas hidup (Maria, 2007)
T ANI Y S U .Y
Kenakalan remaja didefinisikan sebagai perilaku kriminal yang menimbulkan perilaku bermasalah yang ekstrim seperti pemerkosaan, pencurian,
P AL A R E ER
dan narkoba (Kausar dkk, 2012). Kenakalan remaja sebagai suatu perlakuan jahat,
P
merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial yang disebabkan oleh satu bentuk
D
N JE
pengabaian sosial, sehingga dapat mengembangkan bentuk tingkah laku yang
S E K I (2011) ST kenakalan remaja dapat diklasifikasikan dalam 3 bagian yaitu
menyimpang (Kartono, 2011). Berdasarkan Sunarwiyati (2004) dalam Purwandari kenakalan
biasa seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit, kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai mobil tanpa SIM dan mengambil barang orang tua tanpa izin, dan kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks di luar nikah, pergaulan bebas, dan pemerkosaan. Kenakalan remaja seperti penggunaan narkoba, seks bebas, tawuran dan kenakalan ringan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan (Kausar dkk, 2012). Berdasarkan Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), kenakalan remaja yang lazim dilakukan di Indonesia adalah tawuran dengan angka kejadian
1
A
T AR
merusak tatanan sistem sosial, penurunan moralitas, konsep diri yang negatif dan
2
sebanyak 255 kasus di Indonesia (KPAI, 2013). Berdasarkan hasil survey FEKMI (2005) yang dilakukan di 10 kota besar di Indonesia, yaitu di Medan, Padang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Banjarmasin, Denpasar, Ujung Pandang menunjukkan 54% remaja pernah berkelahi, 87% berbohong, 8,9% mencoba narkoba, 28% merasa kekerasan merupakan hal yang biasa, dan 24% pernah melihat pornografi (FEKMI, 2005). Penelitian Maria (2007) yang dilakukan di propinsi Jawa Barat pada remaja berusia 13-19 tahun didapatkan hasil perilaku yang muncul pada remaja meliputi mengendarai kendaraan bermotor dengan kecepatan tinggi (ngebut), keterlibatan perkelahian antar remaja, keinginan untuk tidak mengikuti pelajaran di sekolah (membolos), meninggalkan rumah tanpa seizin orang tua dan melakukan corat coret di dinding, serta melakukan tindakan kriminal seperti pemerasan, pencurian dan perusakan gedung.
AN
Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa dari 1.110 remaja di Jawa Barat
A
RT (Bandung dan Cianjur) remaja yang pernah mengendarai kendaran bermotor A AK 85,6% dengan kecepatan tinggi sebanyak 33%, pengalaman membolos sebanyak Y G menyontek 80%, meninggalkan rumah tanpa izin orangI tua sebanyak 96,7%, corat YO ANdan perusakan gedung 5,7%. coret dinding 49,9%, pemerasan dan pencurian 7,2% Y A. (Muadz, 2014). L RA karena kegagalan dalam menjalani prosesKenakalan remaja E dilakukan D Njiwanya, proses perkembangan baik pada saat remaja maupun pada masa kanakE J S kanak-kanak dan masa remaja berlangsung begitu singkat, kanaknya. E Masa K I dengan ST perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat. Kenakalan
A K A
T S U
P R E
P
remaja secara psikologis merupakan wujud dari konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja. Seringkali didapati bahwa ada trauma dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya, maupun trauma terhadap kondisi lingkungannya, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa rendah diri (Rustinah, 2007). Remaja yang nakal biasanya mempunyai sifat memberontak, ambivalen terhadap otoritas, mendendam, curiga, impulsif dan menunjukan kontrol batin yang kurang. Sifatsifat tersebut mendukung perkembangan konsep diri yang negatif, sehingga tidak
3
berfikir panjang jika ingin melakukan sesuatu tetapi lebih banyak menggunakan emosi Conger (1997) dalam Suryaningsih (2010). Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bimbingan konseling SMK N 1 Temon pada tanggal 6 Maret 2015, masih banyak siswa yang terlambat, bolos, mencontek, menyimpan video pornografi di hand phone dan kedapatan membawa alkohol serta benda tajam. Tiga siswa yang diwawancarai singkat oleh peneliti menyatakan tidak pernah melakukan kenakalan remaja, namun mengakui terjadi perilaku yang menyimpang seperti mencontek, bolos sekolah, bahkan mencoba untuk minum alkohol. Mereka menyatakan hal tersebut dilakukan karena rasa ingin tahu dan beranggapan kalau tidak nakal maka bukan lelaki jantan, sedangkan seorang siswi menyatakan perilaku menyimpang yang sering dilakukan adalah mencoba merokok dan keluar malam tanpa pamit pada orangtua.
AN
Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang memberikan
A
T R pengaruh sangat besar bagi tumbuh kembang remaja Perkembangan remaja akan A AK optimal apabila mereka bersama keluarga yang harmonis, sehingga kebutuhan Y G remaja seperti kebutuhan fisik, sosial maupun psiko-sosial YOterpenuhi (Murtiyani, I N tentu akan menyebabkan Aremaja 2011). Perbedaan pola asuh yang diterima oleh Y A.sosial. Kompetensi sosial pada remaja perbedaan proses pembentukan kompetensi L RA pada cara remaja melihat, merasakan dan sebenarnya bergantung padaE bagaimana NDtuanya sendiri. Menurut Papalia & Olds (1993) dalam menilai pola asuh E orang S Jada beberapa karakteristik orang tua yang dapat meningkatkan Murtiyani E (2011), IK T atau menurunkan harga diri anak yang berdampak pada pola pikir anak. Orang tua S
A K A
T S U
P R E
P
yang hangat, responsif dan memiliki harapan-harapan yang realistik akan meningkatkan harga diri anak, sedangkan orang tua yang perfeksionis, suka mengkritik,
terlalu
mengontrol
atau
terlalu
melindungi,
memanjakan,
mengabaikan, serta tidak memberikan balasan-balasan serta aturan-aturan yang jelas dan konsisten akan menurunkan harga diri anak. Perkembangan remaja dapat dipengaruhi oleh orang tua. Orang tua sebagai ujung tombak di keluarga harus memiliki pola asuh yang tepat untuk kebutuhan dan situasi anak, namun disisi lain orangtua seringkali memaksakan kehendak terhadap anaknya (Kartono, 2010). Pola asuh yang diterapkan orang tua
4
akan membentuk sikap anak, dimana anak dapat memaknai keluarga yang positif yang akan mempengaruhi perkembangan remaja. Rasa tidak nyaman dalam keluarga akan menyebabkan penyimpangan dan melampiaskan ketidaknyamanan di luar rumah dengan hal-hal yang menjurus ke arah kenakalan remaja. Dari hasil penelitian Murtiyani (2011) di RW V Kelurahan Sidokare Kecamatan Sidorejo kota Kabupaten Sidoarjo didapatkan orang tua remaja yang menggunakan pola asuh otoriter sebanyak 65.0% dan remaja yang mendapatkan pola asuh demokratis sebanyak 30%. Sedangkan remaja yang mendapatkan pola asuh permisif sebanyak 5%. Remaja yang nakal yaitu sebanyak 33 remaja (82,5%) sedangkan 7 remaja 17,5% tergolong remaja yang tidak nakal. Orangtua harus menentukan pola asuh yang tepat untuk mengarahkan serta mengembangkan kemampuan anak dalam membentuk perilakunya. Tentang sikap orangtua dalam menanggapi perubahan
AN
dari patuh menjadi tidak patuh, tergantung terhadap pola asuh yang diterapkan
A
RT seperti demokratis, otoriter dan permisif. Berdasarkan fenomena di atas, A peneliti AK dengan tertarik untuk mengambil judul penelitian “hubungan pola asuh orangtua Y OG perilaku kenakalan remaja di SMKN 1 Temon”. Y NI A .Y A B. Rumusan L Masalah A R latar belakang di atas, maka perumusan Edalam Berdasarkan uraian D EN ini merumuskan sebagai berikut: adakah hubungan pola J masalah dalam penelitan S E asuh orangtua dengan perilaku kenakalan remaja di SMK Negeri 1 Temon K I T S
A K A
T S U
P R E
P
Yogyakarta ?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Diketahui hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku kenakalan remaja di SMK Negeri 1 Temon Yogyakarta. 2. Tujuan Khusus a. Diketahui pola asuh orang tua berdasarkan persepsi siswa di SMK Negeri 1 Temon Yogyakarta
5
b. Diketahui jenis perilaku kenakalan remaja pada siswa di SMK Negeri 1 Temon Yogyakarta
D. Manfaat Penelitian Harapan peneliti bahwa dengan penelitian ini nantinya akan bermanfaat bagi semua pihak meliputi : 1. Bagi Stikes Jendral Achmad Yani Menambah informasi dan wawasan tentang hubungan pola asuh orang tua terhadap kenakalan remaja. 2. Bagi SMK N 1 Temon Yogyakarta Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu tambahan pustaka atau literatur di SMK N 1 Temon Yokyakarta. 3. Bagi Peneliti selanjutnya
AN
A YAK K A OG
Sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya bila meneliti dengan variabel yang
T ANI Y S U .Y
sama.
RP
E. Penelitian Terkait
A L 1. Murtiyani, (2011) melakukan RApenelitian yang berjudul hubungan pola asuh E D remaja di RW V kelurahan Sidokare Kecamatan orangtua dengan N kenakalan E J Sidoarjo.SDesain penelitian yang digunakan disini adalah korelatif dengan E IK semua remaja di RW V Kelurahan Sidokare Kecamatan Sidoarjo populasi T S
PE
A
T AR
Kota Kabupaten Sidoarjo pada bulan Juni 2011, sampel sebanyak 40 diambil
dengan proses total sampling. Variabel yang diteliti adalah variabel independen yaitu pola asuh orangtua, dan variabel dependen adalah kenakalan remaja. Data diambil dengan menggunakan kuisioner tertutup. Data dianalisis menggunakan uji Spearman's rho. Hasil penelitian menunjukkan orang tua remaja di RW V Kelurahan Sidokare Kecamatan Sidoarjo Kota Kabupaten Sidoarjo yang menggunakan pola asuh otoriter sebanyak 65.0%, dan remaja yang mendapatkan pola asuh demokratis sebanyak 30%. Sedangkan remaja yang mendapatkan pola asuh permisif 5%.
6
Remaja yang nakal yaitu sebanyak 33 remaja 82,5%. Sedangkan 7 remaja 17,5% tergolong remaja yang tidak nakal. Uji Spearman's rho didapatkan pvalue 0,000 yang berarti ada hubungan pola asuh orang tua dengan kenakalan remaja di RW V Kelurahan Sidokare Kecamatan Sidoarjo Kota Kabupaten Sidoarjo. Nilai koefisien korelasi spearman sebesar 0,668 yang menunjukkan arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi kuat. Kesimpulan dari penelitian ini, bahwa dari semua orang tua di RW V Kelurahan Sidokare Kecamatan Sidoarjo Kota Kabupaten Sidoarjo sebagian besar menggunakan pola asuh otoriter, dan cenderung mempengaruhi kenakalan remaja dimana semakin tinggi tingkat pola asuh orang tua (otoriter), maka tingkat kenakalan remaja juga akan semakin tinggi. Persamaan dalam penelitian ini adalah pada variabel dependen maupun independen. Perbedaan terletak pada tempat
AN
penelitian, populasi dan skala data serta variabel kenakalan remaja dibedakan
A YAK K A OG
menjadi 3 tingkatan yaitu kenakalan ringan, sedang, berat. 2.
Sapirudin (2009) melakukan penelitian yang berjudul hubungan kenakalan
T ANI Y S U .Y
remaja dengan fungsi sosial keluarga. Penelitian ini merupakan penelitian
P AL A R E ER
lapangan, data diperoleh dari observasi serta wawancara. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling di desa Kauman Yogyakarta.
P
Penelitian ini menghasilkan 3 tema, yaitu pertama, tiga bentuk kenakalan
D
N JE
remaja yaitu kenakalan biasa dan kenakalan yang menjurus pada pelanggaran
S
E K I T
dan kejahatan kenakalan khusus. Kedua, terdapat hubungan negatif antara
S fungsi sosial keluarga dengan kenakalan remaja. Persamaan dalam penelitian ini adalah pada variabel terikat yaitu kenakalan remaja, sedangkan perbedaannya terletak pada variabel bebas pada penelitian ini adalah fungsi sosial keluarga, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan adalah pola asuh orangtua dengan menggunakan metode kuantitatif. 3.
A
T AR
Nurhafid (2014) melakukan penelitian yang berjudul hubungan pola asuh orang tua terhadap kenakalan remaja di kelurahan Kalibaru Jakarta Utara. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional dengan pengambilan sampel dengan cara cluster sampling sebanyak 138 orang. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner pola asuh orangtua dan
7
kenakalan remaja. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan antara pola asuh orangtua terhadap kenakalan remaja (p=0,03). Persamaan dalam penelitian ini adalah pada variabel terikat yaitu kenakalan remaja dan variabel bebas yaitu pola asuh orangtua, sedangkan perbedaannya terletak pada pengambilan sampel pada penelitian ini adalah cluster sampling, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan adalah pengambilan sampel total sampling dengan menggunakan analisis data Kendall’s tau.
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
S
E K I T
D
N JE
A
T AR
35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah sekolah SMK N 1 Temon Kulon Progo yang beralamat di Jl. Glagah, kalidengen, Temon Kulon Progo. SMK Negeri 1 Temon berdiri melalui Keputusan Bupati Kulon Progo H. Toyo Santosa Dipo Nomor 1065 Tahun 2004 tentang pendirian sekolah menengah kejuruan (SMK) Negeri 1 Temon Kabupaten Kulon progo Tanggal 15 April 2004. Yang mana dalam keputusan itu menyebutkan bahwa pendirian lembaga pendidikan sekolah menengah kejuruan (SMK) Negeri 1 Temon dengan progam keahlian
AN
kelautan.
A YAK K A OG
profesional, dan mampu berkompetensi dalam era globalisasi dan perdagangan bebas.
T ANI Y S U .Y
Misi: Melaksanakan kegiatan pembelajaran berwawasan pengembangan yang
P AL A R E ER
didukung oleh sarana pendidikan yang lengkap, tenaga pendidik yang memadai
P
dan peralatan yang canggih.
ND E J 2. Karakteristik S Responden E IKpenelitian dijabarkan dalam bentuk karakteristik responden dan orang Hasil T Stua, analisis univariat, dan analisis bivariat dengan total sampel 60. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, usia, usia orang tua, pekerjaan orang tua, dan pendidikan orang tua disajikan disajikan sebagai berikut:
A
T AR
Visi: Terwujudnya tenaga kerja tingkat menengah yang terampil, handal,
36
Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, usia, usia orang tua, pekerjaan orang tua, dan pendidikan orang tua di SMKN 1 Temon Kulon Progo (n=60) Karakteristik Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Usia Usia orang tua Pekerjaan PNS Orang tua Swasta Wiraswasta Petani Buruh Pedagang Satpam Pendidikan Tidak sekolah Orang tua SD SMP SMA Sarjana
Frekuensi 47 13
Persentase (%) 78,3 21,7
Mean±SD
16,62±1,37 50,48±5,93 3 1 12 33 7 2 2 1 17 2 37 3
5,0 1,7 20,0 55,0 11,7 3,3 3,3 1,7 28,3 3,3 61,7 5,0
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
SMK Negeri 1 Temon adalah SMK yang lebih membekali dalam
P
bidang kelautan di bidang kelautan sehingga siswa yang sekolah di SMKN 1
D
N JE
Temon 78,3% adalah laki-laki. Rerata umur responden 16,62 tahun dengan
S
E K I T
simpangan 1,37 tahun. Rerata usia orang tua 50,48 tahun dengan usia minimal
S
orang tua siswa 40 tahun dan usia maksimal 65 tahun. Pekerjaan terbanyak orang tua responden adalah petani sebanyak 55,0%. Sebagian besar orang tua responden telah berpendidikan SMA (61,7%).
A
T AR
37
3. Analisis Univariat a) Pola Asuh Orang Tua Pola asuh orang tua di SMK Negeri 1 Temon Kulon Progo disajikan pada tabel 2. Tabel 2. Pola asuh orang tua di SMK Negeri 1 Temon Kulon Progo (n=60) Pola asuh Demokrasi Otoriter Memanjakan Mengabaikan Total Sumber: data primer 2015
Frekuensi 18 10 23 9 60
Persentase(%) 30,0 16,7 38,3 15,0 100,0
Berdasarkan tabel 5 diketahui siswa di SMK Negeri 1 Temon Kulon
AN
Progo mempersepsikan tipe pola asuh orang tua mereka terbanyak adalah
A YAK K A OG
asuh orang tua mengabaikan sebanyak 9 siswa (15,0%).
T ANI Y S U .Y
b) Kenakalan remaja
Gambaran kenakalan remaja di SMK Negeri 1 Temon Kulon Progo
P AL A R E ER
disajikan pada Tabel 3.
P
Tabel 3. Kenakalan Remaja di SMK Negeri 1 Temon Kulon Progo (n=60)
D
N JE
Kenakalan Remaja Berat Sedang Ringan Total Sumber: data primer 2015
S
E K I T
S
Frekuensi 22 20 18 60
Persentase(%) 36,7 33,3 30,0 100,0
Hasil observasi pelanggaran yang dilakukan responden di sekolah, diketahui perilaku kenakalan remaja dalam kategori berat sebanyak 36,7%. 4. Analisis Bivariat Hubungan pola asuh orangtua dengan perilaku kenakalan remaja di SMK Negeri 1 Temon Kulon Progo dianalisis menggunakan Uji Korelasi Kendall’s Tau dengan program SPSS versi 15 disajikan pada tabel 4.
A
T AR
memanjakan (38,3%) dan terdapat siswa yang mempersepsikan tipe pola
38
Tabel 4. Hubungan pola asuh orangtua dengan perilaku kenakalan remaja di SMK Negeri 1 Temon Kulon Progo Pola asuh
Kenakalan remaja Sedang Ringan Total 5 (27,8%) 12 (66,7%) 18 (30,0%) 3 (30,0%) 4 (40,0%) 10 (16,7%) 7 (30,4%) 2 (8,7%) 23 (38,3%) 5 (55,6%) 0 (0,0%) 9 (15,0%) 20 (33,3%) 18 (30,0%) 60 (100%)
Berat 1 (5,6%) 3 (30,0%) 14 (60,9%) 4 (44,4%) 22 (36,7%)
Demokrasi Otoriter Memanjakan Mengabaikan Total
p-value
r
0,000
-0,475
Sumber: data primer 2015
Berdasarkan tabel 4 di atas diketahui bahwa dari 18 responden yang mempersepsikan tipe pola asuh orang tua demokrasi, sebagian besar (66,7%) tercatat memiliki perilaku kenakalan remaja dalam kategori ringan, yang mempersepsikan tipe pola asuh orang tua otoriter (40,0%) memiliki perilaku
AN
A
RT mempersepsikan tipe pola asuh orang tua memanjakan sebagian besar A tercatat AK Y memiliki perilaku kenakalan remaja kategori berat (60,9%), dan yang G YO memiliki perilaku mempersepsikan tipe pola asuh orang tua mengabaikan I N dan 44,4%). Hasil uji A(55,6% kenakalan remaja kategori sedang dan berat Y A.yang berarti terdapat hubungan yang Kendall’s Tau diperoleh nilai p=0,000 L A R signifikan antara pola asuh orang tua dengan perilaku kenakalan remaja. Nilai E N(r)D diperoleh r=-0,475 yang menunjukkan kekuatan koefisien korelasi E J S E hubungan kategori sedang dengan arah hubungan yang negatif. Sehingga dapat IK T Sdiartikan semakin tinggi dimensi kontrol dan kehangatan pada pola asuh orang kenakalan
remaja
dalam
kategori
ringan.
Sedangkan
A K A
siswa
yang
T S U
P R E
P
tua akan menurunkan perilaku kenakalan pada remaja.
B. Pembahasan 1. Pola Asuh Orang Tua di SMK Negeri 1 Temon Kulon Progo Siswa
di
SMK
Negeri
1
Temon
Kulon
Progo
terbanyak
mempersepsikan tipe pola asuh orang tua mereka memanjakan (38,3%). Pola asuh memanjakan membuat orang tua sangat terlibat dengan anakanak mereka. Mereka menuruti semua kemauan anak mereka, dengan sangat jarang membatasi perilaku anak mereka. Anak yang dihasilkan
39
dengan
pola
asuh
ini,
merupakan
anak-anak
yang
sulit
untuk
mengendalikan perilaku mereka sendiri, karena terbiasa untuk dimanja (Arisandi, 2011). Sebanyak 10 (16,7%) mempersepsikan tipe pola asuh orang tua adalah otoriter. Pola asuh otoriter ini bersifat membatasi dan menghukum, mendesak anak untuk mengikuti kata orang tua mereka, harus hormat pada orang tua mereka, memiliki tingkat kekakuan yang tinggi, dan memiliki intensitas komunikasi yang sedikit. Anak yang dididik secara otoriter memiliki sikap yang kurang kompeten secara sosial, keterampilan komunikasi yang buruk, dan takut akan perbandingan sosial. Dengan gaya otoriter, anak dimungkinkan memberontak karena tidak terima atau bosan dengan pengekangan. Oleh karena itu, remaja cenderung ingin mencari tahu tanpa mau dibatasi (Arisandi, 2011).
AN
A
RT Sebanyak 18 (30,0%) mempersepsikan tipe pola asuh orang tuaA adalah AiniKmemiliki demokrasi. Pola asuh demokratis menurut Baumrind pola asuh Y G karakteristik berupa intensitas tinggi akan kasihI sayang, YO keterlibatan orang ANnalar, serta mendorong pada tua, tingkat kepekaan orang tua terhadap anak, Y A. pola asuh seperti ini memiliki kemandirian. Orang tua yangL menerapkan RA memberikan kebebasan kepada anak tetapi sifat yang sangat demokratis, E ND tetap memberikan batasan untuk mengarahkan anak menentukan keputusan E J S dalam hidupnya. Anak yang dididik dengan pola asuh ini yang tepat E K TImemiliki tingkat kompetensi sosial yang tinggi, percaya diri, memiliki
A K A
T S U
P R E
P
S
kemampuan berkomunikasi yang baik, akrab dengan teman sebaya mereka, dan mengetahui konsep harga diri yang tinggi. Karakteristik pola asuh ini dapat mengimbangi rasa keingintahuan remaja, sehingga proses anak dalam menimbulkan perilaku tindakan antisosial cenderung bisa dibatasi. Oleh karena itu, walaupun anak dibebaskan, orang tua tetap terlibat dengan memberikan batasan berupa peraturan yang tegas (Arisandi, 2011). Terdapat 9 siswa (15,0%) yang mempersepsikan tipe pola asuh orang tua mengabaikan. Menurut Arisandi (2011) pola asuh mengabaikan ini karakterisitik orang tua tidak terlibat dalam kehidupan anak karena
40
cenderung lalai. Urusan anak dianggap oleh orang tua sebagai bukan urusan mereka atau orang tua menganggap urusan sang anak tidak lebih penting dari urusan mereka. Anak yang diasuh dengan gaya seperti ini cenderung kurang cakap secara sosial, memiliki kemampuan pengendalian diri yang buruk, tidak memiliki kemandirian diri yang baik, dan tidak bermotivasi untuk berprestasi. Pola asuh mengabaikan dapat menghasilkan anak-anak yang cenderung memiliki frekuensi tinggi dalam melakukan tindakan anti sosial. Oleh karena itu, mereka tidak biasa untuk diatur sehingga apa yang mereka mau melakukan, mereka akan lakukan tanpa mau dilarang oleh siapapun. 2. Kenakalan Remaja di SMK Negeri 1 Temon Kulon Progo Hasil observasi dari 60 siswa SMKN 1 Temon pelanggaran yang
AN
dilakukan responden di sekolah, diketahui perilaku kenakalan remaja dalam
A
RT kategori berat sebanyak 36,7%. Hal ini menunjukkan remaja yang nakal A AKotoritas, biasanya mempunyai sifat memberontak, ambivalen terhadap Y G mendendam, curiga, impulsif dan menunjukan Ikontrol YO batin yang kurang. AN konsep diri yang negatif, Sifat-sifat tersebut mendukung perkembangan Y A.ingin melakukan sesuatu tetapi lebih sehingga tidak berfikir panjang jika L RA(Suryaningsih, 2010). banyak menggunakanE emosi D Nremaja Kenakalan merupakan kegagalan beradaptasi terhadap E J S yang terjadi, sehingga timbul perilaku agresif dan respon stimulus E K TImaladaptif (Browwnfield & Thompson, 2005). Kenakalan remaja akan
A K A
T S U
P R E
P
S
berdampak pada pelanggaran hukum, merusak tatanan sistem sosial, penurunan moralitas, konsep diri yang negatif dan penurunan kualitas hidup (Maria, 2007; Kienhuis, 2009). Kenakalan remaja didefinisikan sebagai perilaku kriminal yang menimbulkan perilaku bermasalah yang ekstrim seperti pemerkosaan, pencurian, dan narkoba (Kausar, 2012). Kenakalan remaja sebagai suatu perlakuan jahat, merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial yang disebabkan oleh satu
bentuk
pengabaian
sosial,
sehingga
dapat
mengembangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang (Kartono, 2011).
41
Berdasarkan Sunarwiyati (2004) dalam Purwandari (2011) kenakalan remaja dapat diklasifikasikan dalam 3 bagian yaitu 1 kenakalan biasa seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit; 2 kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai mobil tanpa SIM dan mengambil barang orang tua tanpa izin; 3 kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks diluar nikah, pergaulan bebas, dan pemerkosaan. Kenakalan remaja disebabkan karena kegagalan dalam memperoleh penghargaan dari sosial. Penghargaan yang remaja harapkan adalah tugas dan tanggung jawab seperti orang dewasa. Remaja lebih menginginkan peranan sebagaimana dilakukan orang dewasa, akan tetapi orang dewasa tidak dapat memberikan tanggung jawab dan peranan itu karena belum
AN
adanya rasa kepercayaan pada remaja. Hal tersebut menyebabkan remaja
A
RT beranggapan kurang dihargai, sehingga muncul kelainan-kelainan A tingkah AK dalam laku (Palupi, 2013). Kenakalan remaja dilakukan karena kegagalan Y OGpada saat remaja menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik Y I N A maupun pada masa kanak-kanaknya. Masa kanak-kanak dan masa remaja Y . Aperkembangan fisik, psikis, dan emosi berlangsung begitu singkat, dengan L RA remaja secara psikologis merupakan wujud yang begitu cepat. Kenakalan E ND dari konflik E yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak J Sremaja. Seringkali didapati bahwa ada trauma dalam masa lalunya, maupun E K TIperlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya, maupun
A K A
T S U
P R E
P
S
trauma terhadap kondisi lingkungannya, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa rendah diri (Rustinah, 2007). 3. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dan Kenakalan Remaja di SMK Negeri 1 Temon Kulon Progo Berdasarkan hasil bivariat menggunakan analisis Korelasi Kendall’s Tau diperoleh dari 18 responden sebagian besar (66,7%) siswa yang mempersepsikan tipe pola asuh orang tua demokrasi memiliki perilaku kenakalan remaja dalam kategori ringan sedangkan siswa yang memiliki perilaku kenakalan remaja kategori berat mempersepsikan tipe pola asuh
42
orang tua memanjakan (60,9%), dan mengabaikan (44,4%). Terdapat hubungan yang signifikan pola asuh orang tua dengan kenakalan remaja (r=-0,475; p=0,000). Hasil penelitian ini sesuai dengan Murtiyani (2011) pada kenakalan remaja di RW V kelurahan Sidokare Kecamatan Sidoarjo hasil menunjukkan ada hubungan pola asuh orang tua dengan kenakalan remaja di RW V Kelurahan Sidokare Kecamatan Sidoarjo Kota Kabupaten Sidoarjo. Pola asuh yang diterapkan orang tua akan membentuk sikap anak, dimana anak dapat memaknai keluarga yang positif yang akan mempengaruhi perkembangan remaja. Rasa tidak nyaman dalam keluarga akan menyebabkan penyimpangan dan melampiaskan ketidaknyamanan diluar rumah dengan hal-hal yang menjurus kearah kenakalan remaja. Pola asuh
memanjakan
menghasilkan
anak-anak
AN yang
sulit
untuk
A
RdanT mengendalikan perilaku mereka sendiri, karena terbiasa untuk dimanja A AK pola asuh mengabaikan ini karakterisitik orang tua tidakYterlibat dalam G kehidupan anak karena cenderung lalai. UrusanI anak YOdianggap oleh orang ANtua menganggap urusan sang tua sebagai bukan urusan mereka atau Y orang A. mereka. Anak yang diasuh dengan anak tidak lebih penting dariLurusan RA kurang cakap secara sosial, memiliki gaya seperti ini cenderung E ND diri yang buruk, tidak memiliki kemandirian diri kemampuan E pengendalian S Jdan tidak bermotivasi untuk berprestasi. Pola asuh mengabaikan yang baik, E K TIdapat menghasilkan anak-anak yang cenderung memiliki frekuensi tinggi
A K A
T S U
P R E
P
S
dalam melakukan tindakan anti sosial. Oleh karena itu, mereka tidak biasa untuk diatur sehingga apa yang mereka mau melakukan, mereka akan lakukan tanpa mau dilarang oleh siapapun. (Arisandi, 2011). Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang memberikan pengaruh sangat besar bagi tumbuh kembang remaja Perkembangan remaja akan optimal apabila mereka bersama keluarga yang harmonis, sehingga kebutuhan remaja seperti kebutuhan fisik, sosial maupun psiko-sosial terpenuhi (Murtiyani, 2011). Akan tetapi pola asuh orang tua yang diterima anak berbeda, sebagaimana yang dialami dan diterima sejak kecil.
43
Perbedaan pola asuh yang diterima oleh remaja tentu akan menyebabkan perbedaan proses pembentukan kompetensi sosial. Kompetensi sosial pada remaja sebenarnya bergantung pada bagaimana pada cara remaja melihat, merasakan dan menilai pola asuh orang tuanya sendiri. Menurut Papalia & Olds (1993) dalam Murtiyani (2011), ada beberapa karakteristik orang tua yang dapat meningkatkan atau menurunkan harga diri anak yang berdampak pada pola pikir anak. Orang tua yang hangat, responsif dan memiliki harapan-harapan yang realistik akan meningkatkan harga diri anak, sedangkan orang tua yang perfeksionis, suka mengkritik, terlalu mengontrol atau terlalu melindungi, memanjakan, mengabaikan, serta tidak memberikan balasan-balasan serta aturan-aturan yang jelas dan konsisten akan menurunkan harga diri anak. Perkembangan remaja dapat
AN
dipengaruhi oleh orangtua sebagai ujung tombak di keluarga harus
A
RT memiliki pola asuh yang tepat untuk kebutuhan dan situasi anak, A namun AKanaknya disisi lain orangtua seringkali memaksakan kehendak terhadap Y OG (Kartono, 2010). Y NI A .Y A L A ER D EN J S E K TI
A K A
T S U
P R E
P
S
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan uraian pada bab iv maka dapat diambil kesimpulan: 1. Pola asuh orang tua siswa SMK Negeri 1 Temon Kulon Progo terbanyak adalah memanjakan. 2. Perilaku kenakalan remaja siswa di SMK Negeri 1 Temon Kulon Progo kategori berat.
N ARTA A A AK
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan kenakalan remaja di SMK Negeri 1 Temon Kulon Progo.
K OGY A T IY
B. Saran
Saran yang penulis ajukan berkaitan dengan kesimpulan di atas adalah sebagai
S . YAN U P A
berikut :
ER
1. Bagi SMK N 1 Temon Kulon Progo
P
L A R
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu tambahan
E
D EN
pustaka atau literatur di SMK N 1 Temon Kulon Progo.
J S E
2. Bagi Peneliti selanjutnya
K IDiharapkan sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya bila meneliti dengan T S menambahkan variabel yang berbeda yang mempengaruhi kenakalan remaja.
vii
DAFTAR PUSTAKA Amin W. (2010). Masalah Kenakalan Remaja dan penyalahgunaan Narkotika. Jakarta. Annisa. (2012) . Hubungan Antara Pola Asuh Ibu dengan Perilaku Bullying Remaja Fakultas Ilmu Keperawatan. Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan UI: Depok Anwar, (2000). Pola Pengasuhan Anak. Bandung : Academia Arikunto, S. (2005). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta Arisandi,
D. (2011). Pengertian Disiplin dan Penerapannya Bagi Siswa.com/pengertian-disiplin-dan-penerapannya-bagi-siswa/, diakses 23 Maret 2015
Azwar A, (2003). Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, Binarupa Aksara, Jakarta
AN
A
RtheT A Brownfield, D., & Thompson, K. (2005). Self-concept and delinquency: AKWestern effects of reflected appraisals by parents and Y peers. G 20, 2010 from Criminology Review 6 (1). Retrieved on November O Y http://wcr.sonoma.edu/v6n1/brownfield.htmI AN : Kaifa Edwards, D. (2006). Ketika Anak Sulit Diatur.YBandung . AMental FEKMI. (2005). Ferdarasi Kesehatan Indonesia (FEKMI). [Online]. L A Tersedia: http://djapartarantula.blogspot.com/2014/05/begitu.html. [01 R E November 2014 D N E Herri Z. P, Bethsaida J J & Marti S, (2011). Pengantar Psikopatologi Untuk S Keperawatan. Jakarta : Kencana. E K I Hetherington, E Mavis & Ross D Parke. (1999). Child Psychology: A ST Boyd, D., & Bee. H. (2006). Li Fes Pan Development, New York : Person
A K A
T S U
P R E
P
Contemporary View Point. New York: McGraw Hill
Hidayat, A.A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. (2009). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta : salemba Medika. (2010). Psikologi Remaja Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers Kartono, (2011). Patologi Sosial 2. Kenakalan Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kartono, Kartini. (2003). Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung: Mandar Maju.
Kausar, A. Nadeem, Masood, Rahsed, M, Amin, F, Usman M. Khurram F, Saleem S. 2012. Personality Traits and Juvenil Delinquency in Punjab, Pakistan. International Conference on Business, Economics, Management and Behavioral Sciences Journal KBBI (2005). Depertemen pendidikan. Jakarta Nasional Balai Pustaka. Kienhuis, Mandy (2009). “Youth adjustment to parental separation: The development and evaluation of an empirically-based parenting intervention For separated families with adolescent children”. Disertasi (Tidak diterbitkan). Australia: RMIT University. KPAI.
(2013). Prilaku kekerasan pada tahun 2013. Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia selama tahun 2013. Jurnal KPAI 2013
Maria, U. (2007). Peran Persepsi Keharmonisan Keluarga dan Konsep Diri terhadap Kecenderungan Kenakalan Remaja. Tesis. Universitas Gadjah Mada. Diunduh pada www. Daman diri. Or .id / file/Tesis _ Ulfah %20 Maria. pdf. Diakses tgl.16/09/2015. 21.09 Wib
AN
Martin, C.A & Colbert, K.K. (1997). Parenting ; A Life Span Perspective. New York : Mc Graw Hill
A
RT A Mashoedi, S.F. (2003). Kaitan antara gaya pengasuhan dengan gaya atribusi AKUI. mahasiswa dalam prestasi akademik. Tesis. Depok: Psikologi Y Mashudi, Farid. (2012). Psikologi Konseling. IRCiSoD: Yokyakarta OG Y NI Muadz., M.Husni. (2014). Anatomi Sistem Sosial Rekontruksi Normalitas Relasi A Y Intersubyektivitas Dengan Pendekatan Sistem. Mataram: institut . pembelajaran gelar hidup L A RA Pola Asuh Orangtua Dengan Kenakalan Murtiyani, Nanik (2011). Hubungan E DV Kelurahan Sidokare Kecamatan Sidoarjo. Jurnal Remaja di N RW E Keperawatan J – Volume 01 / Nomor 01/ Januari 2011 – Desember 2011. S STIKES Adi Mulya, Bandung. E K I Notoatmodjo, S (2010) Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta ST
A K A
T S U
P R E
P
Nurhafid (2014). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kalibaru Jakarta Utara Jurnal diakses http:// lib. ui. ac. id/ opac/ themes/ libri2 / detail. jsp? Id = 20346585 & lokasi = lokal, Jakarta. Diakses tgl.16/09/2015.21. 09Wib. Nursalam
(2010). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Keperawatan Profesional, Edisi 3. Jakarta, Salemba Medika (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika
Praktik
Penelitian
Ilmu
Purwandari, E. (2011). Keluarga, Kontrol Sosial, dan "STRAIN": Model Kontinuitas Delinquency Remaja. Jurnal Humanitas. Vol.VIII No 01. Hlm. 31
Papalia, D.E., Olds, S.W., dan Feldman, R.D. (2007). Jakarta: Kencana.
Human Development
Prasetya, G. T. dan Suyoto. (2003). Pola Pengasuhan Ideal. Jakarta: Elex Media Komputindo. Purwandari, Eny. (2011). Keluarga, Kontrol Sosial, dan "STRAIN" : Model Kontinuitas Delinquency Remaja. Jurnal Humanitas. Vol.VIII No 01. Hlm. 31 Purwanto. (2007). Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan Pengembangan dan Pemanfaatan.Yogyakarta: Pustaka Pelajar Rustinah.
(2007). Kenakalan Remaja atau Kenakalan Tua.http://www.ubb.ac.id/. Diunduh 05 Maret 2015.
Orang
Santrock, J.W. (2003). Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga Sarwono, S. W. (2010). Psikologi Remaja Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers Sastroasmoro dan Ismael, S. (2010). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis, edisi ke-3. Jakarta: Agung Seto
AN
Sochib, Moh. (2010). Pola Asuh Orang Tua. Jakarta: Rineka Cipta
A YAK K A OG
Sudarsono. (2008). Kenakalan Remaja. Jakarta : PT RINEKA CIPTA
T ANI Y S U .Y
Sugiyono, 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfa Beta
Sugiyono. (2010). Metode Penelitan dan statistika untuk penelitian. Bandung Alfabeta.
P AL A R E ER
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
P
D
N JE
Sunarti, E. (2004). Mengasuh Dengan Hati Tantangan Yang Menyenagkan. Jakarta: Gramedia
S
E K I T
A
T AR
Sapirudin (2009). Hubungan Kenakalan Remaja Dengan Fungsi Sosial Keluarga. Skripsi. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
S
Sunarwiyati, (2004). Kenakalan Remaja. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Suryaningsih, B., (2010) Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Kenakalan Remaja Pelaku Tato. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Surakarta; Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta