BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Di jaman pendudukan Jepang pernah Badan Kehakiman tertinggi dihapuskan (Saikoo Hooin) pada tahun 1944 dengan Undang-Undang (Osamu Seirei) No. 2.tahun 1944, yang melimpahkan segala tugasnya yaitu kekuasaan melakukan pengawasan tertinggi atas jalannya peradilan kepada Kooto Hooin (Pengadilan Tinggi). Meskipun demikian kekuasaan kehakiman tidak pernah mengalami kekosongan. Namun sejak Proklamasi Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 dari sejak diundangkannya Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 tanggal 18 Agustus 1945, semakin mantaplah kedudukan Mahkamah Agung sebagai badan tertinggi bidang Yudikatif (peradilan) dengan kewenangan yang diberikan oleh pasal 24 Undang-Undang Daser 1945, dimana Mahkamah Agung diberi kepercayaan sebagai pemegang kekuasaan Kehakiman tertinggi. Mahkamah Agung pernah berkedudukan di luar Jakarta yaitu pada bulan Juli 1946 di Jogyakarta dan kembali ke Jakarta pada tanggal 1 Januari 1950, setelah selesainya KMB dan pemulihan Kedaulatan. Dengan demikian Mahkamah Agung berada dalam pengungsian selama 3 1/2 (tiga setengah) tahun Mulai pertama kali berdirinya Mahkamah Agung, Kejaksaan Agung itu berada dibawah satu atap dengan Mahkamah Agung, bahkan: bersama dibawah
36
37
satu departemen, yaitu: Departemen Kehakiman. Dulu namanya: Kehakiman Agung pada Mahkamah Agung, seperti Kejaksaan Negeri dulu namanya: Kejaksaan Pengadilan Negeri. Kejaksaan Agung mulai memisahkan diri dari Mahkamah Agung yaitu sejak lahirnya Undang-Undang Pokok Kejaksaan (Undang-Undang No. 15 tahun 1961) dibawah Jaksa Agung Gunawan, SH yang telah menjadi Menteri Jaksa Agung. Para pejabat Mahkamah Agung.(Ketua, Wakil Ketua, Hakim Anggota dan Panitera) mulai diberikan pangkat militer tutiler adalah dengan Peraturan Pemerintah 1946 No. 7 tanggal 1 Agustus 1946, sebagai pelaksanaan pasal 21 Undang-Undang No. 7 tahun 1946 tentang Pengadilan Tentara. Mahkamah Agung pada saat itu tidak terbagi dalam majelis-majelis. Semua Hakim Agung ikut memeriksa dan memutus baik perkara-perkara Perdata maupun perkara-perkara Pidana. Hanya penyelesaian perkara pidana diserahkan kepada Wakil Ketua. Perkembangan selanjutnya dengan Undang-Undng No. 14 tahun 1970 tentang; "Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman" tanggal 17 Desember 1970, antara lain dalam pasal 10 ayat (2) disebutkan bahwa Mahkamah Agung adalah Pengadilan Negara tertinggi dalam arti Mahkamah Agung sebagai badan pengadilan kasasi (terakhir) bagi putusan-putusan yang berasal dari Pengadilan-pengadilan lain yaitu yang meliputi keempat lingkungan peradilan yang masing-masing terdiri dari: 1. Peradilan Umum; 2. Pemdilan Agama;
38
3. Peradilan Militer; 4. Peadilan Tata Usaha Negara.
Bahkan Mahkamah Agung sebagai pula pengawas tertinggi atas perbuatan Hakim dari semua lingkungan peradilan. Sejak tahun 1970 tersebut Mahkamah Agung mempunyai Organisasi, administrasi dan keuangan sendiri. Mahkamah Agung menjalankan tugasnya dengan melakukan 5 fungsi yang sebenarnya sudah dimiliki sejak Hooggerechtshof, sebagai berikut: 1. Fungsi Paradilan; 2. Fungsi Pengawasan; 3. Fungsi Pengaturan; 4. Fungsi Memberi Nasehat; 5. Fungsi Administrasi.
39
4.1.2. Arti Lambang Mahkamah Agung – RI
1. BENTUK : Perisai ( Jawa : Tameng ) / bulat telur 2. I S I : a. Garis Tepi 5 (lima) garis yang melingkar pada sisi luar lambang menggambarkan 5 (lima sila dari pancasila) b. Tulisan Tulisan " MAHKAMAH AGUNG" yang melingkar diatas sebatas garis lengkung perisai bagian atas menunjukkan Badan, Lembaga pengguna lambang tersebut. c. Lukisan Cakra
40
Dalam cerita wayang (pewayangan), cakra adalah senjata Kresna berupa panah beroda yang digunakan sebagai senjata " Pamungkas " (terakhir). Cakra digunakan untuk memberantas ketidak adilan. Pada lambang Mahkamah Agung, cakra tidak terlukis sebagai cakra yang sering/banyak dijumpai misalnya cakra pada lambang Kostrad, lambang Hakim, lambang Ikahi dan lain-lainnya yakni berupa bentuknya cakra. Jadi dalam keadaan "diam" (statis) Tidak demikian halnya dengan cakra yang terdapat pada Lambang Mahkamah Agung. Cakra pada lambang Mahkamah Agung terlukis sebagai cakra yang (sudah) dilepas dari busurnya. Kala cakra dilepas dari busurnya roda panah (cakra) berputar dan tiap ujung (ada delapan) yang terdapat pada roda panah (cakra) mengeluarkan api.Pada lambang Mahkamah Agung cakra dilukis sedang berputar dan mengeluarkan lidah api (Belanda : vlam ). Cakra yang rodanya berputar dan mengeluarkan lidah api menandakan cakra sudah dilepas dari busurnya untuk menjalankan fungsinya memberantas ketidakadilan dan menegakkan kebenaran. Jadi pada lambang Mahkamah Agung, cakra digambarkan sebagai cakra yang " aktif ", bukan cakra yang " statis " d. Perisai Pancasila Perisai Pancasila terletak ditengah-tengah cakra yang sedang menjalankan fungsinya memberantas ketidak adilan dan menegakkan
41
kebenaran. Hal itu merupakan cerminan dari pasal 1 UU Nomor 14 tahun 1970 yang rumusnya. " Kekuasaan Kehakiman adalah Kekasaan Negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila, demi terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia." Catatan : Rumusan pasal 1 UU Nomor 4 tahun 2004 sama dengan Dengan rumusan pasal 1 UU Nomor 14 tahun 1970. e. Untaian Bunga Melati Terdapat 2 (dua) untaian bunga melati masing-masing terdiri dari atas 8 (delapan) bunga melati, melingkar sebatas garis lengkung perisai bagian bawah, 8 (delapan ) sifat keteladanan dalam kepemimpinan (hastabrata). f. Seloka " dharmmayukti" Pada tulisan "dharmmayukti" terdapat 2 (dua) huruf M yang berjajar. Hal itu disesuaikan dengan bentuk tulisan " dharmmayukti " yang ditulis dengan huruf Jawa. Dengan menggunakan double M.huruf "A" yang terdapat pada akhir kata "dharma" akan dilafal sebagai "A" seperti pada ucapan kata "ACARA ", "DUA" "LUPA" dan sebagainya. Apabila menggunakan 1 (satu) huruf "M", huruf "A" yang terdapat pada akhir kata "dharmma" memungkinkan dilafal sebagai huruf "O" seperti lafal "O" pada kata "MOTOR", "BOHONG" dan lain-lainnya.
42
Kata
"DHARMMA"
KEBAIKAN.
Sedangkan
SESUNGGUHNYA,
mengandung kata
NYATA.
arti
BAGUS,
"YUKTI" Jadi
kata
UTAMA,
mengandung
arti
"DHARMMAYUKTI"
mengandung arti KEBAIKAN/KEUTAMAAN YANG NYATA/ YANG SESUNGGUHNYA
yakni
yang
berujud
sebagai
KEBENARAN DAN KEADILAN.
4.1.3. Struktur Pimpinan Mahkamah Agung – RI •
DR. HARIFIN A. TUMPA, SH, MH Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia
•
H. ABDUL KADIR MAPPONG, SH. Wakil Ketua Mahkamah Agung RI Bidang Yudisal
•
Drs. H. AHMAD KAMIL, SH., M.Hum. Wakil Ketua Mahkamah Agung RI Bidang Non Yudisial
KEJUJURAN,
43
Sumber: www.mahkamahagung.go.id
4.1.3. Biro Hukum dan Humas Mahkamah Agung – RI Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan dalam bidang pembinaan dan komunikasi kepada masyarakat mengenai kegiatankegiatan Mahkamah Agung serta melaksanakan kegiatan-kegiatan di bidang perpustakaan, teknologi informatika, pendokumentasian dan pendistribusian peraturan di lingkungan Mahkamah Agung dan Pengadilan semua lingkungan Peradilan. Fungsi : Dalam
melaksanakan
tugas,
Biro
Hukum
dan
Hubungan
Masyarakat
menyelenggarakan fungsi : 1. Pelaksanaan
penyusunan
peraturan
perundang-undangan
serta
menyelenggarakan dokumentasi peraturan perundang-undangan. 2. Pelaksanaan hubungan kerja sama dengan instansi pemerintah atau kelembagaan negara lainnya. 3. Pelaksanaan pengelolaan, pengembangan dan pembinaan perpustakaan pengadilan serta karyawan informasi Mahkamah Agung melalui sarana elektronika maupun sarana dokumentasi. 4. Pelaksanaan penyusunan rencana dan program serta pemeliharan jaringan sistem dan perangkat keras informatika serta pemberian dukungan pada pengguna.
44
5. Pelaksanaan penyusunan rencana dan program serta pengembangan sistem aplikasi dan teknologi informasi dan pemberian dukungan kepada pengguna..
Biro Hukum dan Humas memiliki Visi dan Misi sebagai berikut: Visi : Mewujudkan pelayanan hukum dan hubungan masyarakat yang prima melalui keterbukaan informasi publik yang didukung oleh Sumber Daya Manusia yang handal dan berbasis Teknologi Informasi. Misi :
1. Mewujudkan tersedianya kumpulan peraturan perundang-undangan dan dokumentasi peraturan perundang-undangan secara optimal; 2. Mewujudkan kerja sama dengan instansi pemerintah atau kelembagaan negara lainnya serta kelompok organisasi profesi; 3. Mewujudkan pengelolaan pengembangan Perpustakaan Mahkamah Agung RI dengan menerapkan Teknologi Informasi; 4. Mewujudkan infrastruktur teknologi informasi yang handal guna memberikan dukungan kepada pengguna di lingkungan Mahkamah Agung RI; 5. Mewujudkan
sistem
informasi
berbasis
Komputer
melalui
pengembangan aplikasi guna member dukungan kepada pengguna di lingkungan Mahkamah Agung RI.
45
4.1.3. Website www.mahkamahagung.go.id Mahkamah Agung – RI Website www.mahkamahagung.go.id merupakan salah satu bentuk kegiatan eksternal Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat. Pada dasarnya tujuan dibuatnya website www.mahkamahagung.go.id yaitu sebagai salah satu sarana untuk berkomunikasi dengan pihak luar atau publik eksternal dan memberikan informasi mengenai kebijakan-kebijakan Mahkamah Agung, kegiatan–kegiatan yang dilaksanakan maupun kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Mahkamah Agung,
peristiwa
yang
terjadi
di
lingkup
Mahkamah
Agung
serta
rencana/program kerja kepada publiknya. Informasi yang disajikan dalam wabsite www.mahkamahagung.go.id didesain/disusun rapi dan ditulis serta dievaluasi kebenarannya agar tidak ada kesimpangsiuran dalam pemahaman kemudian diApprove, setelah pemilihan berita barulah berita atau informasi yang sudah dibuat diUpload ke dalam website www.mahkamahagung.go.id, sehingga bisa diakses oleh siapa saja yang ingin mengetahui atau mendapatkan informasi tentang Mahkamah Agung. Tampilan yang ada pada website www.mahkamahagung.go.id: 1. Beranda: homepage yang berfungsi sebagai tab untuk melihat halaman awal. 2. Kepaniteraan: Kepaniteraan Mahkamah Agung mempunyai tugas melaksanakan pemberian dukungan di bidang teknis dan administrasi justisial kepada Majelis Hakim Agung dalam memeriksa, mengadili dan
46
memutus perkara, serta melaksanakan administrasi penyelesaian putusan Mahkamah Agung.
3. BUA (Badan Urusan Administrasi): Badan Urusan Administrasi mempunyai tugas Mahkamah Agung dalam membina dan melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, administrasi kepegawaian, finansial, perlengkapan dan ketatausahaan Pengadilan di semua lingkungan Peradilan, serta kehumasan, keprotokolan dan kerumahtanggaan di lingkungan Sekretariat Mahkamah Agung dan Kepaniteraan Mahkamah Agung.membantu Sekretaris.
47
4. Badan Pengawas: Badan Pengawasan
mempunyai tugas membantu
sekertaris mahkamah agung dalam melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dilingkungan Mahkamah Agung dan pengadilan di semua lingkungan peradilan.
5. LITBANGKUMDIL: Membantu Sekretaris Mahkamah Agung RI dalam melaksanakan Penelitian dan Pengembangan dibidang Hukum dan Peradilan, Kerjasama antar lembaga di dalam dan luar negeri serta
48
Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis dan administrasi peradilan di lingkungan Mahkamah Agung R.I.
6. BADILAG (Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama) Microsite ini merupakan milik Direktorat Jendral Badan Peradilan Agama yang membawahi peradilan agama di Indonesia)
7. BADILUM (Badan Peradilan Umum) Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum mempunyai tugas membantu Sekretaris Mahkamah Agung dalam merumuskan kebijakan dan standarisasi teknis bidang
49
pembinaan tenaga teknis, pembinaan administrasi peradilan, pranata dan tata laksana perkara dari lingkungan Peradilan Umum pada Mahkamah Agung dan Pengadilan di lingkungan Peradilan Umum.
8. BADILMILTUN (Direktorat Jenderal Badan Peradilan Militer dan Tata Usaha Negara) merupakan unit organisasi baru pada Mahkamah Agung, adalah unit eselon I yang mempunyai tugas antara lain merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis dibidang administrasi, keuangan dan organisasi ketatalaksanaan bagi tenaga teknis peradilan militer dan tata tusaha Negara.
50
9. Direktori Pengadilan Tab ini berisi daftar pengadilan tinggi daerahdaerah diseluruh Indonesia.
Dalam tampilan utama website ini terdapat berita utama yang selalu terkini, berita-berita ini dibuat serta dirangkum oleh staf humas Mahkamah Agung untuk mempermudah khalayak mengakses informasi yang ada di Mahkamah Agung. Selain terus memperbaharui data yang sesuai dengan target audience organisasi, humas yang menjalankan website juga harus secara berkesinambungan memproduksi bahan kepada audience. kegiatan kehumasan bisa lebih fleksibel
51
dari yang dilakukan di dunia nyata, ketika program kehumasan konvensional mengeluarkan budget hampir ratusan juta dalam sebuah perusahan besar, jika program tersebut dilakukan melalui Internet akan jauh lebih murah. Dalam penelitian ini, penulis mencoba untuk meneliti efektifitas cyber pr www.mahkamahagung.go.id sebagai sumber informasi bagi media massa. Manfaat dibuatnya website www.mahkamahagung.go.id yaitu sebagai akses untuk informasi kepada masyarakat, agar masyarakat dapat mengetahui perkembangan seputar Mahkamah Agung dan termasuk menjawab keluhan yang masuk. Menyediakan saluran komunikasi dengan masyarakat melalui fasilitas kontak kami. Dengan adanya website www.mahkamahagung.go.id diharapkan dapat memberikan manfaat kepada publik eksternal atau khalayak, sehingga penyajian informasi yang disampaikan melalui www.mahkamahagung.go.id dapat dijadikan sebagai pemuas kebutuhan bagi siapa saja yag mengaksesnya.
4.2. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang melibatkan 50 wartawan yang merupakan wartawan yang terdaftar sebagai media peliput di lingkungan Mahkamah Agung, maka diperoleh data primer sebagai hasil jawaban kuesioner dari hasil penelitian. Peneliti membuat tabulasi terhadap seluruh jawaban yang dibuat oleh seluruh responden dari kuesioner yang disebarkan. Dari kuesioner tersebut hasil penelitian ditampilkan dalam dua bagian, yang pertama data identitas responden dan yang kedua
data
dari
dimensi
yang
berisi
variabel
efektifitas
website
52
www.mahkamahagung.go.id sebagai sumber informasi bagi media massa. Di bawah ini penulis akan menguraikan hasil penelitian berdasarkan hal berikut : 1. Identitas Responden. a. Kategori responden berdasarkan jenis kelamin. Tabel 1 JENIS KELAMIN
JUMLAH
NO RESPONDEN
F
%
1
LAKI – LAKI
41
82
2
PEREMPUAN
9
18
50
100
JUMLAH
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa sebanyak 82% Responden merupakan laki-laki, dan sebagian kecil 18% Perempuan.
b. Kategori responden berdasarkan usia. Tabel 2 USIA
JUMLAH
NO RESPONDEN
F
%
1
20-29
25
50
2
30-39
20
40
3
40-50
5
10
4
>50
0
0
50
100
JUMLAH
53
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa paling banyak responden (80 %) berusia antara 20 tahun – 29 tahun. c. Kategori responden berdasarkan pendidikan terakhir. Tabel 3 Pendidikan
JUMLAH
NO RESPONDEN
F
%
1
SLTA Sederajat
6
12
2
Sarjana Muda
15
30
3
S1
25
50
4
S2
4
8
50
100
JUMLAH
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa paling banyak responden (50 %) berpendidikan terakhir S1. d. Kategori Berdasarkan durasi meliput di Mahkamah Agung Tabel 4 Lama Meliput
JUMLAH
RESPONDEN
F
%
NO 1
< 1 Tahun
20
40
2
1-2 Tahun
15
30
3
2-5 Tahun
13
26
4
> 5 Tahun
2
4
50
100
JUMLAH
54
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa paling banyak responden (40 %), meliput kurang dari 1 tahun
2. Variabel Efektifitas Website. Hasil penelitian mengenai responden yang mengetahui kampanye dapat dilihat pada tabel di bawah ini. a. Dimensi Website memberikan Informasi yang benar dan akurat Website sebagai sumber informasi Tabel 5 JUMLAH NO
Skala F
%
1
Sangat Efektif
16
32
2
Efektif
25
50
3
Cukup Efektif
4
8
4
Tidak Efektif
5
10
5
Sangat Tidak Efektif
0
0
JUMLAH
50
100
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa paling banyak responden (50 %), efektif dalam memanfaatkan website sebagai sumber informasi.
55
Manfaat dalam mengakses website Tabel 6 JUMLAH NO
Skala F
%
1
Sangat Efektif
7
14
2
Efektif
10
20
3
Cukup Efektif
11
22
4
Tidak Efektif
9
18
5
Sangat Tidak Efektif
13
26
JUMLAH
50
100
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa paling banyak responden (26 %), sangat tidak efektif dalam memperoleh manfaatkan website. Sumber Berita bisa dipercaya Tabel 7 JUMLAH NO
Skala F
%
1
Sangat Efektif
5
10
2
Efektif
9
18
3
Cukup Efektif
10
20
4
Tidak Efektif
12
24
5
Sangat Tidak Efektif
14
28
JUMLAH
50
100
56
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa paling banyak responden (28 %), sangat tidak efektif dalam memperoleh Sumber Berita bisa dipercaya.
Website dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam memuat berita Tabel 8 JUMLAH NO
Skala F
%
1
Sangat Efektif
0
0
2
Efektif
20
40
3
Cukup Efektif
15
30
4
Tidak Efektif
15
30
5
Sangat Tidak Efektif
5
10
JUMLAH
50
100
. Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa paling banyak responden (40 %), Efektif dalam menjadikan website sebagai bahan referensi dalam membuat berita.
57
Website memberikan informasi yang benar Tabel 9 JUMLAH NO
Skala F
%
1
Sangat Efektif
0
0
2
Efektif
20
10
3
Cukup Efektif
10
50
4
Tidak Efektif
15
25
5
Sangat Tidak Efektif
3
15
JUMLAH
50
100
. Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa paling banyak responden (50 %), Cukup efektif bahwa website memberikan informasi yang benar.
58
b. Dimensi Website Memberikan Informasi yang Lengkap dan Padat Kelengkapan informasi pada website Tabel 10 JUMLAH NO
Skala F
%
1
Sangat Efektif
0
0
2
Efektif
1
5
3
Cukup Efektif
13
15
4
Tidak Efektif
25
55
5
Sangat Tidak Efektif
5
25
JUMLAH
50
100
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa paling banyak responden (55 %), tidak efektif dalam Kelengkapan informasi pada website.
59
Website selalu memberikan informasi yang dibutuhkan khalayak Tabel 11 JUMLAH NO
Skala F
%
1
Sangat Efektif
1
5
2
Efektif
17
35
3
Cukup Efektif
20
40
4
Tidak Efektif
4
20
5
Sangat Tidak Efektif
0
0
JUMLAH
50
100
. Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa paling banyak responden (40 %), website cukup efektif dalam memberikan informasi yang dibutuhkan khalayak.
60
Sumber berita pada website lengkap Tabel 12 JUMLAH NO
Skala F
%
1
Sangat Efektif
0
0
2
Efektif
15
30
3
Cukup Efektif
20
40
4
Tidak Efektif
15
30
5
Sangat Tidak Efektif
0
0
JUMLAH
50
100
. Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa paling banyak responden (30 %), website cukup efektif dalam sumber berita pada website lengkap.
61
Artikel yang dimuat digunakan sebagai Informasi bagi media massa Tabel 13 JUMLAH NO
Skala F
%
1
Sangat Efektif
5
10
2
Efektif
15
25
3
Cukup Efektif
6
20
4
Tidak Efektif
20
40
5
Sangat Tidak Efektif
0
0
JUMLAH
50
100
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa paling banyak responden (40 %), website tidak efektif memanfaatkan artikel yang dimuat digunakan sebagai Informasi bagi media massa.
62
Informasi yang diberikan berguna bagi media massa Tabel 14 JUMLAH NO
Skala F
%
1
Sangat Efektif
2
10
2
Efektif
15
25
3
Cukup Efektif
13
20
4
Tidak Efektif
20
40
5
Sangat Tidak Efektif
0
0
JUMLAH
50
100
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa paling banyak responden (40 %), informasi yang ada pada website tidak efektif bagi media massa.
c. Dimensi Terbaru
63
Website Selalu memberikan informasi terbaru mengenai aktifitas yang dilakukan MA Tabel 15 JUMLAH NO
Skala F
%
1
Sangat Efektif
5
10
2
Efektif
15
25
3
Cukup Efektif
10
20
4
Tidak Efektif
20
40
5
Sangat Tidak Efektif
0
0
JUMLAH
50
100
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa paling banyak responden (40 %), website tidak efektif dalam memberikan informasi terbaru mengenai aktifitas yang dilakukan MA.
64
Website Selalu memberikan informasi Mengenai kebijakan-kebijakan terbaru Tabel 16 JUMLAH NO
Skala F
%
1
Sangat Efektif
1
5
2
Efektif
3
15
3
Cukup Efektif
4
20
4
Tidak Efektif
25
50
5
Sangat Tidak Efektif
5
10
JUMLAH
50
100
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa paling banyak responden (50 %), website tidak efektif dalam memberikan informasi Mengenai kebijakankebijakan terbaru MA.
65
Media massa membutuhkan Informasi dalam memperoleh berita terkini MA Tabel 17 JUMLAH NO
Skala F
%
1
Sangat Efektif
0
0
2
Efektif
20
40
3
Cukup Efektif
15
30
4
Tidak Efektif
15
30
5
Sangat Tidak Efektif
0
0
JUMLAH
50
100
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa paling banyak responden (40 %), efektif Media massa membutuhkan Informasi dari website dalam memperoleh berita terkini MA.
66
Database website selalu diupdate Tabel 18 JUMLAH NO
Skala F
%
1
Sangat Efektif
1
5
2
Efektif
3
15
3
Cukup Efektif
4
20
4
Tidak Efektif
25
50
5
Sangat Tidak Efektif
5
10
JUMLAH
50
100
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa paling banyak responden (50 %), tidak efektif Database website selalu diupdate.
67
Artikel pada website selalu diperbaharui Tabel 19 JUMLAH NO
Skala F
%
1
Sangat Efektif
0
0
2
Efektif
2
10
3
Cukup Efektif
20
40
4
Tidak Efektif
3
15
5
Sangat Tidak Efektif
15
5
JUMLAH
50
100
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa paling banyak responden (40 %), cukup efektif Artikel pada website selalu diperbaharui.
d. Dimensi Efektif Biaya
68
Media massa dengan mudah memahami isi tampilan website Tabel 20 JUMLAH NO
Skala F
%
1
Sangat Efektif
0
0
2
Efektif
2
10
3
Cukup Efektif
20
40
4
Tidak Efektif
3
15
5
Sangat Tidak Efektif
15
5
JUMLAH
50
100
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa paling banyak responden (40 %), cukup efektif Media massa dengan mudah memahami isi tampilan website.
69
Menu dalam website memberikan kemudahan dalam mengakses Tabel 21 JUMLAH NO
Skala F
%
1
Sangat Efektif
0
0
2
Efektif
1
5
3
Cukup Efektif
11
15
4
Tidak Efektif
19
45
5
Sangat Tidak Efektif
7
35
JUMLAH
50
100
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa paling banyak responden (45 %), tidak efektif Menu dalam website memberikan kemudahan dalam mengakses.
70
Fitur-fitur yang disediakan memberikan kemudahan Tabel 22 JUMLAH NO
Skala F
%
1
Sangat Efektif
0
0
2
Efektif
10
5
3
Cukup Efektif
19
45
4
Tidak Efektif
10
20
5
Sangat Tidak Efektif
4
20
JUMLAH
50
100
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa paling banyak responden (45 %), cukup efektif fitur-fitur yang disediakan dalam website memberikan kemudahan.
71
Artikel yang dimuat dapat dipahami dengan mudah Tabel 23 JUMLAH NO
Skala F
%
1
Sangat Efektif
5
10
2
Efektif
5
10
3
Cukup Efektif
20
40
4
Tidak Efektif
5
10
5
Sangat Tidak Efektif
15
30
JUMLAH
50
100
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa paling banyak responden (45 %), cukup efektif Artikel yang dimuat dapat dipahami dengan mudah.
72
e. Dimensi Bisa Diakses Website dapat dengan cepat diakses Tabel 24 JUMLAH NO
Skala F
%
1
Sangat Efektif
0
0
2
Efektif
15
30
3
Cukup Efektif
20
40
4
Tidak Efektif
10
20
5
Sangat Tidak Efektif
5
5
JUMLAH
50
100
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa paling banyak responden (40 %), cukup efektif Website dapat dengan cepat diakses.
73
Website dapat dengan mudah diakses Tabel 25 JUMLAH NO
Skala F
%
1
Sangat Efektif
0
0
2
Efektif
5
10
3
Cukup Efektif
25
50
4
Tidak Efektif
5
10
5
Sangat Tidak Efektif
10
20
JUMLAH
50
100
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa paling banyak responden (50 %), cukup efektif Website dapat dengan mudah diakses.
74
Website dapat diakses setiap waktu Tabel 26 JUMLAH NO
Skala F
%
1
Sangat Efektif
0
0
2
Efektif
17
35
3
Cukup Efektif
20
40
4
Tidak Efektif
13
23
5
Sangat Tidak Efektif
0
0
JUMLAH
50
100
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa paling banyak responden (40 %), cukup efektif Website dapat diakses setiap waktu.
75
Fitur-fitur yang disediakan dapat diakses Tabel 27 JUMLAH NO
Skala F
%
1
Sangat Efektif
0
0
2
Efektif
10
5
3
Cukup Efektif
20
40
4
Tidak Efektif
11
55
5
Sangat Tidak Efektif
0
0
JUMLAH
50
100
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa paling banyak responden (40 %), cukup efektif Fitur-fitur yang disediakan dapat diakses.
76
Menu pada website memberikan kemudahan akses Tabel 28 JUMLAH NO
Skala F
%
1
Sangat Efektif
0
0
2
Efektif
1
5
3
Cukup Efektif
25
50
4
Tidak Efektif
4
20
5
Sangat Tidak Efektif
10
20
JUMLAH
50
100
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa paling banyak responden (50 %), cukup efektif Menu pada website memberikan kemudahan akses.
Rekapitulasi Hasil dari kelima Dimensi Tabel 29 Dimensi
SE
E
CE
TE
STE
Jumlah
Website memberikan Informasi yang benar dan akurat
7
16
25
26
26
100
Website memberikan informasi yang lengkap dan padat
5
19
27
44
5
100
Terbaru
5
25
24
34
12
100
Efektif Biaya
0
11.25
37.5
26.25
25
100
Bisa Diakses
0
21
44
29
6
100
JUMLAH
3.4
18.45
31.5
31.85
14.8
100
77
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa : 1. Pada Dimensi website memberikan informasi yang benar dan akurat total sebanyak 26% responden memilih antara tidak efektif dan sangat tidak efektif. 2. Pada Dimensi Website memberikan informasi yang lengkap dan padat sebanyak 44% responden memilih tidak efektif. 3. Pada Dimensi Terbaru sebanyak 34% responden memilih tidak efektif. 4. Pada Dimensi Efektif Biaya 37.5% responden memilih cukup efektif. 5. Pada Dimensi Bisa Diakses 44% responden memilih cukup efektif. Dari total tabulasi yang dilakukan oleh ke 50 media yang melakukan peliputan di lingkungan Mahkamah Agung RI terkait efektivitas website www.mahkamahagung.go.id dari kelima dimensi maka didapat hasil rata-rata sebanyak 31.85% responden menganggap website www.mahkamahagung.go.id yang dikelola oleh Mahkamah Agung RI tidak efektif dan responden yang menyatakan cukup efektif sebanyak 31.5%. 4.3. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden dari media yang meliput dilingkungansekitar Mahkamah Agung RI (31.85 %) menganggap website www.mahkamahagung.go.id yang dikelola oleh Mahkamah Agung RI tidak efektif . Berdasarkan pengalaman di banyak negara, penggunaan TI masih menitikberatkan pada upaya-upaya pencatatan elektronis saja. TI belum
78
dioptimalkan secara maksimal untuk secara progresif meningkatkan kinerja badan peradilan. Oleh karena itu, inisiatif TI yang dilakukan tidak memberikan hasil memuaskan bagi lembaga peradilan. Salah satu penyebabnya adalah Badan Peradilan gagal dalam menetapkan peran dan arah strategis TI di dalam organisasi peradilan itu sendiri. Kegagalan ini berpotensi menciptakan ketidakmampuan dalam memetik hasil maksimal, bahkan dalam implementasi TI itu sendiri. Dalam pengelolaan website yang efektif, database merupakan hal yang terpenting. Database merupakan tulang punggung dari sebuah website. Brian K. Willams dan Stacey C. Sawyer 31 menjelaskan “besarnya manfaat informasi tergantung pada kualitas informasi dan pada system informasi yang digunakan untuk mendistribusikannya”. Selanjutnya Brian K. Willams dan Stacey C. Sawyer 32 memberikan syarat kualitas informasi pada website yang bagus sebagai berikut: 1. Benar dan bisa dibuktikan: ini berarti informasi harus akurat dan bisa dicek kebenarannya. 2. Lengkap dan padat: Lengkap berarti informasi harus menyertakan semua data yang sesuai; padat berarti informasi hanya menyertakan data yang sesuai. 3. Efektif biaya: Informasi bisa didapatkan secara efisien dan informasi itu bisa dipahami.
31
Brian K. Willams dan Stacey C. Sawyer, Op. Cit, hal. 439.
32
Ibid.
79
4. Terbaru: Terbaru berarti tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan, didasarkan pada kebutuhan informasi masa lalu, saat ini, atau yang akan datang. 5. Bisa diakses: Informasi bisa diperoleh secara cepat dan mudah. Jika dikaitkan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pada dimensi Benar dan Bisa Dibuktikan menunjukkan nilai (26 %), penulis berpendapat bahwa hal tersebut disebabkan website belum memenihi keinginan dari para responden. Hal ini memperlihatkan bahwa responden berharap : -
Website dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi;
-
Informasi yang ada pada website dapat dipercaya;
-
Website dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi para wartawan dalam membuat berita; dan
-
Wartawan dapat memverifikasi informasi yang ada pada website. Seperti
petikan
wawancara
penulis
dengan
devi,
wartawan
dari
vivanews.com “Kita tidak bisa memverifikasi langsung sumber berita yang ada pada website MA, dan yang paling penting, kita membutuhkan informasi yang paling update, sehingga kita tidak dapat mengandalkan website MA”. Pernyataan ini semakin menegaskan pada tabulasi kuesioner pertanyaan Apakah website www.mahkamahagung.go.id memiliki sumber yang terpercaya?, yang memiliki hasil cukup mengejutkan dengan 45% sangat tidak efektif. Selanjutnya hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian besar Responden (44 %) menyatakan tidak efektif dalam segi kelengkapan dan
80
kepadatan informasi. Hal ini menunjukan bahwa elemen artikel dan informasi yang tersedia belum memenuhi kebutuhan media massa. Hasil penelitian lainnya juga mengungkapkan bahwa sebagian besar responden (43%) menyatakan bahwa website tidak efektif dalm pemenuhan dimensi Terbaru, hal ini sepertinya disebabkan oleh beberapa hal seperti : -
Website kurang memperbaharui artikel;
-
Website kurang memperbaharui kebijakan-kebijakan yang berlaku pada MA;
-
Database yang ada kurang diperbaharui Selanjutnya dalam pemenuhan dimensi Terbaru, salah satu butir pertanyaan
Apakah website www.mahkamahagung.go.id memberikan informasi mengenai kebijakan terbaru mahkamah agung? Hasil menunjukan setengah dari responden (50%) menganggap tidak efektif. Devi, wartawan dari vivanews.com mengatakan “kami sangat kesulitan dalam mencari kebijakan serta keputusan-keputusan MA terkini, dan ini menjadi permasalahan yang krusial karena kami dituntut untuk memuat dasar hokum dalam sebuah liputan” Kemudian hasil penelitian yang lain menunjukkan bahwa sebagian besar (37.5 %) responden menyatakan tidak efektif pada dimensi Efektif Biaya Sedangkan pada Pada Dimensi Bisa Diakses 44% responden memilih cukup efektif. Dari total tabulasi yang dilakukan oleh ke 20 media yang melakukan peliputan di lingkungan Mahkamah Agung RI maka didapat bahwa 31.85%
81
responden menganggap website www.mahkamahagung.go.id yang dikelola oleh Mahkamah Agung RI tidak efektif. Penulis berpendapatbahwa ini dihasilkan karena beberapa hal seperti: -
Mahkamah Agung RI belum secara maksimal memanfaatkan website sebagai sumber publikasi;
-
Media massa masih lebih suka bertemu secara langsung dalam mencari berita, hal ini karena website Mahkamah Agung belum begitu update;
-
Teknologi yang berkembang secara cepat, kurang dapat di ikuti oleh Mahkamah Agung sebagai User. Untuk mencapai efisiensi pembiayaan maupun efektivitas pengelolaan
fasilitas TI yang terintegrasi, penyediaan dukungan TI bagi seluruh lini organisasi peradilan akan diberikan secara terpusat. Semua unit organisasi di MA dan badanbadan peradilan di bawahnya akan diberikan akses pada suatu sistem tunggal yang dikelola secara terpusat di MA, melalui suatu jaringan komputer terpadu yang tersebar di seluruh Indonesia. Penyediaan sistem informasi secara terpusat ini akan menjamin pelaksanaan proses kerja yang konsisten di seluruh lini organisasi MA, memudahkan dalam rotasi dan mutasi pegawai, serta memudahkan teknis penyediaan, pemeliharaan maupun pengelolaannya. Dukungan teknis pada setiap unit kerja akan bersifat minimal dan bisa dengan mudah dialihdayakan ke penyedia TI setempat. Asistensi pemakaian komputer nantinya tidak diperlukan lagi karena di masa datang penguasaan TI akan menjadi suatu kelaziman.