84
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini terdapat dua bagian utama, yaitu hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian ditujukan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini. Hasil penelitian pada penelitian ini meliputi: (1) pematuhan maksim Prinsip Kerjasama (Observing the maxim) tuturan menjawab (answering) yang dilakukan oleh penutur, (2) pelanggaran maksim Prinsip Kerjasama (Non-observing the maxim) yang terjadi pada tiap tuturan menjawab (answering) yang dilakukan oleh penutur, (3) teknik penerjemahan yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan tindak tutur menjawab (answering) dalam dua versi novel yang berjudul Pride and Prejudice beserta terjemahannya, (4) kualitas terjemahan tindak tutur menjawab (answering) dalam dua versi novel terjemahan Pride and Prejudice berdasarkan tingkat keakuratan dan keberterimaannya. Pada bagian kedua bab ini berisi pembahasan yang berdasarkan atas hasil temuan data pada sub bab pertama. Pembahasan tersebut meliputi: (1) perbandingan teknik penerjemahan yang digunakan untuk menerjemahkan tuturan menjawab dalam novel Pride and Prejudice penerbit Shira Media dan penerbit Qanita, (2) perbandingan kualitas terjemahan tuturan menjawab dalam novel Pride and Prejudice penerbit Shira Media dan penerbit Qanita, (3) dampak dari penerapan teknik penerjemahan terhadap kualitas terjemahan tuturan menjawab, (4) hubungan maksim Prinsip Kerjasama, teknik penerjemahan, dan kualitas terjemahan tuturan menjawab.
85
A. Hasil Penelitian 1. Tindak Tutur Asertif Menjawab (Answering) Pada tahap analisis tuturan menjawab yang ada dalam novel Pride and Prejudice, peneliti menemukan 135 data pada masing-masing novel terjemahan yang mengandung tindak tutur menjawab. Analisis pemilihan tindak tutur menyarankan sebagai data dalam penelitian ini didasarkan pada kriteria pemilihan data, yakni berupa tuturan yang dikategorikan sebagai tindak tutur menjawab. Konteks situasi dalam novel Pride and Prejudice juga turut digunakan untuk menentukan apakah tuturan tersebut merupakan tindak tutur menjawab. Tuturan bertanya juga merupakan konteks situasi untuk mendukung kejelasan tindak tutur menjawab tersebut. Peneliti juga melibatkan validator yang bertugas untuk memvalidasi data atau menjamin validitas data yang telah peneliti klasifikasikan sebelumnya dalam melakukan penelitian ini. Berikut contoh yang termasuk dalam tindak tutur menjawab (answering) dalam novel Pride and Prejudice: Contoh 1: PAP007/C.02.005/B.02.012/013 Konteks situasi: Kitty bertanya kepada Elizabeth (Lizzy) tentang pesta dansa yang akan diadakan oleh pemuda pendatang kaya raya tersebut, Mr.Bingley. BSu: "When is your next ball to be, Lizzy?" "To-morrow fortnight." BSa1:
“Kapan pesta dansa berikutnya, Lizzy?” “Dua minggu lagi.”
BSa2:
“Kapan pesta dansa yang selanjutnya, Lizzy?” “Dua minggu lagi.”
86
Percakapan tersebut terjadi ketika Kitty bertanya kepada Elizabeth tentang pesta dansa yang akan diadakan oleh pemuda pendatang tampan dan kaya raya (Mr. Bingley), di dekat kediaman mereka. Elizabeth menjawab pertanyaan Kitty dengan singkat dan jelas, dan sesuai dengan apa yang ditanyakan oleh Kitty. Tidak terjadi pergeseran dari BSu ke BSa1 maupun BSa2. Di samping itu, juga tidak ada perbedaan terjemahan jawaban dari BSa1 dan BSa2. Contoh 2: PAP012/C.06.015/B.06.035/039 Konteks situasi:
BSu:
Charlotte menantang teman-temannya untuk mengobrol dengannya, saat itu juga ia mendorong Elizabeth untuk berbalik menatap Mr.Darcy, dan bertanya kepada Elizabeth mengenai apakah Mr.Darcy berlebihan ketika merayu Kolonel Forster untuk mengadakan pesta dansa di Meryton. "Did you not think, Mr. Darcy, that I expressed myself uncommonly well just now, when I was teasing Colonel Forster to give us a ball at Meryton?" "With great energy; but it is always a subject which makes a lady energetic."
BSa1:
“Apa menurutmu, Mr.Darcy, aku bertingkah berlebihan tadi ketika merayu Kolonel Forster untuk mengadakan pesta dansa di Meryton?” “Kau merayu dengan semangat berapi-api kurasa, tapi pesta dansa memang selalu membuat seorang perempuan berapi-api.”
BSa2:
“Menurutmu, Mr.Darcy, apakah aku bertingkah berlebihan tadi, saat aku merayu Kolonel Forster untuk menyelenggarakan pesta dansa di Meryton?” “Kau berbicara dengan semangat berapi-api, tapi pesta dansa memang topik pembicaraan yang selalu membuat seorang gadis bersemangat.”
87
Tuturan menjawab di atas dilakukan oleh salah satu tokoh utama dalam novel Pride and Prejudice, yaitu Mr.Darcy. Contoh di atas terjadi ketika Charlotte sedang berkumpul dengan teman-temannya, termasuk Elizabeth, di rumah Charlotte. Charlotte saat itu tiba-tiba menantang teman-temannya untuk berbincang dan membuka topik pembicaraan dengannya. Ia mengharapkan salah satu temannya membahas tentang Mr.Darcy. Tidak mereka sadari, Mr.Darcy mendekati mereka dan ikut bergabung. Untuk menutupi keterkejutannya, Charlotte bertanya kepada Mr.Darcy tentang kejadian yang ia alami saat sedang merayu Kolonel Forster. Mr.Darcy saat itu hanya menjawab biasa saja dan apa adanya. Ia memang dikenal sebagai pria yang dingin dan tidak terlalu mementingkan urusan orang lain.
2. Maksim Prinsip Kerjasama 2.1 Temuan Cara Maksim Prinsip Kerjasama pada Tindak Tutur Menjawab (Answering) dalam Novel Pride and Prejudice Data tindak tutur menjawab sebanyak 135 data tersebut kemudian dianalisis berdasarkan teori Maksim Prinsip Kerjasama yang dipaparkan oleh Grice (dalam Birner 2013:41). Dalam hal ini, peneliti lalu membagi data berdasarkan teori tersebut. Peneliti menemukan dua cara Maksim Prinsip Kerjasama (PK), yaitu Mematuhi Maksim PK (Observing the maxim) dan Tidak Mematuhi atau Melanggar Maksim PK (Non-observing the maxim). Temuan dari kedua cara Maksim PK dalam novel Pride and Prejudice tersebut adalah sebagai berikut: (1)
88
mematuhi Maksim PK sebanyak 46 data atau 34,1%, (2) melanggar Maksim PK sebanyak 89 data atau 65,9%. Pelanggaran Maksim PK (Non-observing the maxim) menjadi cara dominan yang ditemukan dalam dua novel terjemahan Pride and Prejudice dibandingkan pematuhan Maksim PK (Observing the maxim). Hal ini disebabkan karena novel tersebut merupakan novel yang menyoroti kelas sosial masyarakat pada zaman itu, dimana suatu kedudukan dan harga diri seseorang sangatlah dianggap penting dan merupakan sesuatu yang harus dijaga bagi setiap orang. Oleh karena itu, beberapa tokoh di novel Pride and Prejudice secara tidak sadar melanggar Maksim PK dengan
misalnya
berbohong,
mengatakan
sesuatu
yang
berlebihan,
menyembunyikan sesuatu saat menjawab pertanyaan dari mitra tuturnya. Dengan begitu, tokoh tersebut dapat mempertahankan kewibawaan dirinya di depan mitra tutur yang menanyakan sesuatu kepadanya. Temuan cara maksim PK pada novel Pride and Prejudice dapat diamati pada tabel berikut: Tabel 4.1 Cara Maksim Prinsip Kerjasama pada Tindak Tutur Menjawab dalam Novel Pride and Prejudice No.
Cara Maksim Prinsip Kerjasama (PK)
Jumlah
Presentase
1
Mematuhi maksim PK (Observing)
46
34,1%
2
Tidak maksim
89
65,9%
mematuhi PK (Non-
89
observing) Total Data
135
100%
2.1.1 Pematuhan Maksim Prinsip Kerjasama (Observing the maxim) Dalam penelitian ini ditemukan 46 data (34,1%) yang termasuk dalam observing the maxim. Kaidah-kaidah bertutur sangat diperlukan pada saat peserta tutur melakukan pertuturan. Salah satu kaidah tersebut adalah Prinsip Kerjasama. Oleh karena itu, peserta tutur dapat dikatakan mematuhi kaidah bertutur jika mereka mematuhi Maksim Prinsip Kerjasama (PK) tersebut. Pematuhan Maksim PK di sini maksudnya ialah penutur memberikan informasi yang secukupnya, tidak berlebihan, dan jelas kepada mitra tuturnya. Karena penelitian ini mengkaji tentang tindak tutur menjawab (answering), maka pematuhan maksim prinsip kerjasama berarti penutur menjawab pertanyaan mitra tutur sesuai dengan apa yang ditanyakan oleh mitra tutur, tidak ada pengurangan atau pun penambahan, juga tidak ada ketidakjelasan dalam menjawab. Contoh data yang termasuk dalam observing the maxim dapat dilihat dari beberapa contoh data berikut ini:
1. Pematuhan Maksim Kuantitas Maksim kuantitas menghendaki setiap peserta pertuturan memberikan kontribusi yang secukupnya atau sebanyak yang dibutuhkan oleh lawan bicaranya. Dengan kata lain, penutur harus memberikan jawaban yang dirasa cukup dan tidak berlebihan kepada mitra tuturnya. Selain itu, penutur juga
90
harus memberikan informasi yang jelas kepada lawan bicaranya. Contoh penerapan dari pematuhan maksim kuantitas dapat dilihat pada dua contoh data di bawah ini: Contoh 1: PAP022/C.09.026/B.09.061/067 Konteks situasi: Saat sedang bersama, Mr.Bingley bertanya kepada Elizabeth apakah ia sedang membaca kepribadian Mr.Bingley. BSu: "You begin to comprehend me, do you?" cried he, turning towards her.
BSa1:
"Oh! yes—I understand you perfectly." “Kau mulai membaca kepribadianku, ya?” tanggap Mr.Bingley seraya menoleh ke arah Elizabeth.
BSa2:
“Oh ya! Aku benar-benar memahamimu.” “Kau sudah mulai memahamiku, bukan?” seru Bingley menatap Elizabeth. “Oh ya! Aku sangat memahamimu.”
Contoh 2: PAP020/C.08.024/B.08.055/061 Konteks situasi: Miss Bingley bertanya kepada saudaranya, Mr.Bingley, apa maksud perkataannya. Mr.Bingley mengatakan bahwa ia kagum melihat gadis-gadis muda bisa sabar untuk meraih kesuksesan, seperti keluarga Darcy. BSu: "All young ladies accomplished! My dear Charles, what do you mean?" "Yes, all of them, I think. They all paint tables, cover screens, and net purses. I scarcely know anyone who cannot do all this, and I am sure I never heard a young lady spoken of for the first time, without being informed that she was very accomplished."
91
BSa1:
BSa2:
“Semua gadis muda sukses! Sayangku Charles, apa maksud perkataanmu?” “Ya, mereka semua punya bakat kurasa. Mereka melukis, menyulam taplak, merajut dompet. Jarang kukenal ada seseorang yang bisa melakukan semua itu, dan aku yakin aku tidak pernah mendengar seorang gadis mengatakan itu untuk pertama kalinya, tanpa diberitahu bahwa dia amat berbakat.” “Semua gadis muda punya bakat! Charles sayang, apa maksudmu?” “Ya, semuanya punya bakat, menurutku. Mereka semua bisa melukis, menyulam taplak, dan merajut dompet. Aku tidak mengenal seorang gadis pun yang tidak bisa melakukan semua itu, dan aku yakin tidak pernah mendengar seorang gadis disebut-sebut tanpa sebelumnya diberi tahu bahwa dia sangat berbakat.”
Berdasarkan contoh 1 data di atas, dapat disimpulkan bahwa penutur mematuhi maksim prinsip kerjasama. Hal ini dapat dilihat dari tuturan Elizabeth yang menjawab "Oh! yes—I understand you perfectly." pada BSu. Jawaban tersebut sudah cukup jelas dan sesuai dengan porsinya. Elizabeth tidak memberikan informasi yang tidak dibutuhkan oleh Mr.Bingley. Tidak ada yang dikurangi atau pun ditambahkan dari jawaban tersebut. Sedikit berbeda dengan contoh 1 sebelumnya, pada contoh 2 penutur menjawab pertanyaan dari mitra tuturnya lebih panjang. Meskipun jawaban penutur cukup panjang, bukan berarti jawaban tersebut bertele-tele atau tidak jelas. Dapat dilihat pada contoh di atas bahwa penutur menjelaskan sesuatu kepada mitra tuturnya dan tidak lepas konteks dari pertanyaan mitra tutur.
92
Oleh karena itu, contoh 2 juga termasuk dalam data yang mematuhi Maksim PK (observing the maxim).
2. Pematuhan Maksim Kualitas Maksim kualitas di sini mewajibkan setiap peserta percakapan mengatakan hal yang sebenarnya. Penutur dituntut untuk memberikan informasi yang benar atau tidak direka-reka mengenai suatu hal kepada lawan bicara atau mitra tuturnya. Contoh dari penerapan pematuhan maksim kualitas dapat dilihat pada data PAP033/C.11.036/ B.11.081/090 di bawah ini: PAP033/C.11.036/ B.11.081/090 Konteks situasi: Elizabeth mengungkapkan penilaiannya terhadap Mr.Darcy secara gamblang. Ia mengatakan kelemahan dan kelebihan Mr.Darcy. Setelah selesai, Miss Bingley bertanya kepada Elizabeth tentang bagaimana hasil pengamatan Elizabeth terhadap Mr.Dacry. BSu: "Your examination of Mr. Darcy is over, I presume," said Miss Bingley; "and pray what is the result?"
BSa1:
BSa2:
"I am perfectly convinced by it that Mr. Darcy has no defect. He owns it himself without disguise." “Pengamatanmu atas Mr.Darcy sudah selesai, kurasa,” ucap Miss Bingley, “dan apakah hasilnya?” “Aku betul-betul yakin bahwa Mr.Darcy tidak punya kelemahan. Kalaupun ada, dia menyembunyikannya dengan rapi sekali.” “Pemeriksaanmu atas Mr.Darcy sudah selesai, sepertinya” kata Miss Bingley, “dan apakah hasilnya?”
93
“Aku yakin sepenuhnya bahwa Mr.Darcy tidak memiliki kelemahan. Kalaupun ada, dia menyembunyikannya dengan sangat baik.”
Data PAP033/C.11.036/ B.11.081/090 di atas tergolong sebagai pematuhan maksim kualitas. Hal ini dapat kita lihat dari tuturan Miss Bingley yang diucapkan kepada Elizabeth, yaitu “Your examination of Mr. Darcy…” dan setelah itu ia bertanya “…what is the result?". Terlihat terdapat hubungan dari tuturan tersebut. Hal ini lalu diperjelas dengan jawaban Elizabeth selanjutnya, yaitu "I am perfectly convinced by it that Mr. Darcy has no defect. He owns it himself without disguise.". Hal ini membuktikan terdapat hubungan yang jelas antara pertanyaan Miss Bingley dengan jawaban Elizabeth. Dalam jawabannya, Elizabeth juga memberikan informasi dengan sangat jelas, benar adanya, dan tidak direka-reka. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tuturan tersebut termasuk dalam pematukan maksim kualitas.
3. Pematuhan Maksim Relevansi Maksim
relevansi
mengharuskan
setiap
peserta
tutur
dapat
memberikan kontribusi yang relevan atau sesuai dengan sesuatu yang sedang dipertuturkan. Maksim relevansi terjadi ketika seorang penutur memberikan jawaban yang bertautan dengan pembicaraan atau pertanyaan sebelumnya, atau pun tidak mencoba untuk mengalihkan topik pembicaraan yang sedang
94
terjadi dalam sebuah percakapan. Contoh penerapan dari pematuhan maksim relevansi dapat dilihat pada contoh data di bawah ini: PAP047/C.20.068/ B.20.154/174 Konteks situasi: Mr.Bennet tidak mengerti maksud istrinya. Ia berkata bahwa ia sebenarnya tidak mau dilibatkan dalam masalah perjodohan putrinya (Elizabeth) dengan Mr.Collins, karena ia tidak mau Lizzy tertekan dengan paksaan ibunya. Ibunya bersikeras agar Elizabeth menikah dengan Mr.Collins karena pria tersebut memiliki harta yang melimpah dan juga sebentar lagi ia akan menerima warisan dari keluarga besarnya. BSu: "And what am I to do on the occasion? It seems an hopeless business."
BSa1:
"Speak to Lizzy about it yourself. Tell her that you insist upon her marrying him." “Lantas apa kepentinganku dalam urusan ini? Kelihatannya tidak ada lagi yang dapat diharapkan.” “Bicarakanlah hal ini dengan Lizzy. Bilang kepadanya bahwa kau bersikeras agar mereka menikah.”
BSa2:
“Lalu, apa kepentinganku dalam urusan ini? Kelihatannya tidak ada lagi yang bisa diharapkan.” “Bicarakanlah hal ini dengan Lizzy. Katakan kepadanya bahwa kau bersikeras agar mereka menikah.”
Jika tidak membaca konteksnya, data PAP047/C.20.068/ B.20.154/174 terlihat sedikit membingungkan. Hal ini dapat dilihat dari tuturan Mr.Darcy yang tiba-tiba bertanya "And what am I to do on the occasion?”. Namun setelah menyimak konteksnya, maka data di atas termasuk dalam pematuhan maksim relevansi. Dapat dilihat dari jawaban Mrs.Bingley "Speak to Lizzy
95
about it yourself…” tersebut berhubungan dengan pertanyaan Mr.Bingley sebelumnya. Di sisi lain, tuturan “… Tell her that you insist upon her marrying him." dari Mrs.Bingley tersebut menyiratkan sesuatu hal kepada suaminya agar suaminya tersebut bersedia untuk membujuk Elizabeth agar bersedia menikah dengan Mr.Collins. Sangat jelas terlihat bahwa antara pertanyaan Mr.Bingley dengan jawaban Mrs.Bingley berkaitan secara kontekstual.
4. Pematuhan Maksim Cara Maksim cara mengharuskan setiap peserta percakapan berbicara secara langsung, tidak kabur, tidak taksa, dan tidak berlebih-lebihan, serta runtut. Maksim pelaksanaan ini dapat terjadi ketika penutur memberikan suatu informasi yang beraturan dan jelas kepada lawan bicaranya. Contoh penerapan dari pematuhan maksim relevansi dapat dilihat pada contoh data PAP072/C.40.130/B.40.304/340 di bawah ini: PAP072/C.40.130/B.40.304/340 Konteks situasi: Setelah Elizabeth menunggu lama untuk bisa berbicara panjang lebar kepada Jane, akhirnya mereka bisa bertemu juga. Jane takut Elizabeth akan marah saat ia tahu bahwa Jane menyanjung Wickham. Jane tahu betul bahwa saudarinya itu sedikit kesal dengan sifat Wickham yang munafik, seolah-olah sangat baik kepada setiap wanita yang ditemuinya, namun sebenarnya ia memiliki maksud lain di balik kebaikannya itu. BSu: "But you blame me for having spoken so warmly of Wickham?"
96
BSa1:
"No—I do not know that you were wrong in saying what you did." “Tapi akankah kau menyalahkanku karena sanjunganku kepada Wickham?” “Tidak – aku tidak melihat ada yang keliru dalam sanjunganmu itu.”
BSa2:
“Tapi, akankah kau menyalahkanku sanjunganku pada Wickham?”
karena
“Tidak – aku tidak melihat adanya kesalahan dalam sanjunganmu itu.”
Pematuhan maksim cara di atas dapat dilihat pada jawaban Elizabeth "No—I do not know that you were wrong in saying what you did". Jawaban “No…” tersebut membuktikan bahwa Elizabeth menjawabnya dengan lugas, jelas, tidak berputar-putar, dan tidak kabur. Ia hanya menjawab sesuai dengan pertanyaan Jane sebelumnya tentang apakah Elizabeth akan menyalahkan Jane jika Jane menyanjung Wickham. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tuturan tersebut mematuhi maksim cara.
2.1.2 Pelanggaran Maksim Prinsip Kerjasama (Non-observing the maxim) Seperti yang telah peneliti jelaskan sebelumnya, kaidah-kaidah bertutur sangatlah diperlukan pada saat peserta tutur melakukan pertuturan. Salah satu kaidah tersebut adalah Prinsip Kerjasama. Peserta tutur dapat dikatakan mematuhi kaidah bertutur jika mereka mematuhi Maksim Prinsip Kerjasama
97
(PK) tersebut. Namun bagaimana jika peserta tutur tidak mematuhi atau melanggar Maksim PK tersebut? Dalam suatu pertuturan, terkadang atau bahkan sering ditemukan penutur tidak menjawab suatu hal yang berhubungan dengan pertanyaan mitra tuturnya. Mereka terkadang menjawab dengan jawaban yang tidak benar, tidak sesuai porsinya, tidak jelas, kabur, dan berputar-putar. Hal ini menimbulkan ketidakjelasan atau ketidaksinkronan antara pertanyaan dengan jawaban. Dalam penelitian ini, pelanggaran maksim PK (Non-observing the maxim) menjadi cara dominan yang ditemukan dalam dua novel terjemahan Pride and Prejudice dibandingkan pematuhan maksim PK (Observing the maxim). Seperti yang telah peneliti jelaskan sebelumnya, novel Pride and Prejudice merupakan novel yang menyoroti kelas sosial masyarakat, dimana suatu kedudukan dan harga diri seseorang sangatlah dianggap penting. Dengan begitu, beberapa tokoh di novel tersebut secara tidak sadar melanggar maksim PK dengan misalnya berbohong, mengatakan sesuatu yang berlebihan, menyembunyikan sesuatu saat menjawab pertanyaan dari mitra tuturnya. Dalam penelitian ini ditemukan 89 data (65,9%) yang termasuk dalam nonobserving the maxim. Terdapat dua jenis dalam pelanggaran maksim PK, yaitu Flouting the maxim dan Violating the maxim. Flouting the maxim ialah bentuk pelanggaran maksim kerjasama di mana penutur berharap agar mitra tuturnya dapat menangkap sendiri maksud dari tuturan tersebut. Di sisi lain, violating the maxim ialah suatu bentuk pelanggaran maksim kerjasama di mana penutur
98
dengan sengaja menyiratkan bahwa ia tidak bersedia untuk berkontribusi dalam sebuah percakapan. Dalam hal ini, berbohong merupakan salah satu contoh dari violating the maxim tersebut. Penutur dengan sengaja menyembunyikan maksud tertentu dari mitra tuturnya. Temuan pelanggaran Maksim PK pada novel Pride and Prejudice dapat diamati pada tabel berikut: Tabel 4.2 Pelanggaran Maksim Prinsip Kerjasama (Nonobserving the maxim) pada Tindak Tutur Menjawab dalam Novel Pride and Prejudice Pelanggaran Maksim Prinsip Kerjasama (PK) Flouting
Violating
Jumlah
Presentase
Maksim Kuantitas
40
44,9%
Maksim Kualitas
3
3,4%
Maksim Relevansi
34
38,3%
Maksim Pelaksanaan
5
5,6%
Maksim Kuantitas
1
1,1%
Maksim Kualitas
-
0%
Maksim Relevansi
1
1,1%
99
Maksim Pelaksanaan Multiple Total data pelanggaran maksim PK
-
0%
5
5,6%
89
100%
2.1.2.1 Flouting Maxim 1. Pelanggaran Maksim Kuantitas Pelanggaran maksim kuantitas terjadi jika peserta tutur tidak memberikan kontribusi yang secukupnya atau sebanyak yang dibutuhkan oleh lawan bicaranya. Penutur tidak memberikan jawaban yang dirasa cukup dan tidak berlebihan kepada mitra tuturnya. Dengan kata lain, penutur memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan porsinya. Contoh 1: PAP011/C.05.012/B.05.029/031 Konteks situasi:
BSu:
Jane membantah perkataan ibunya yang mengatakan bahwa Mr.Darcy adalah pemuda yang tidak menyenangkan. Ia menanyakan kepada ibunya apakah ibunya benar-benar yakin akan hal itu. "Are you quite sure, ma'am?—is not there a little mistake?" said Jane. "I certainly saw Mr. Darcy speaking to her." "Aye—because she asked him at last how he liked Netherfield, and he could not help answering her; but she said he seemed quite angry at being spoke to."
100
BSa1:
“Apa kau yakin, Mamma? Tampaknya ada yang keliru,” tanggap Jane. “Aku benar-benar melihat Mr.Darcy berbicara dengan Mrs.Long.” “Ya—karena Mrs. Long yang akhirnya bertanya apakah Mr.Darcy menyukai Netherfield, dan dia mau tidak mau harus menjawab. Tapi kata Mrs.Long, dia kelihatannya marah karena diajak bicara.”
BSa2:
“Apa kau yakin, Mamma? Sepertinya ada yang salah,” kata Jane. “Aku yakin melihat Mr.Darcy berbicara dengan Mrs.Long.” “Ya—karena Mrs. Long akhirnya menanyakan apakah dia menyukai Netherfield, dan mau tidak mau, dia harus menjawab. Tapi, kata Mrs.Long, dia sepertinya marah karena diajak bicara.”
Contoh 2: PAP017/C.07.019/B.07.044/049 Konteks situasi:
BSu:
Setelah membaca surat dari Miss Bingley sampai selesai, Jane dengan buru-buru segera pergi ke kediaman Bingley. Ia bertanya kepada ibunya apakah ia boleh naik kereta kuda. "Can I have the carriage?"
BSa1:
"No, my dear, you had better go on horseback, because it seems likely to rain; and then you must stay all night." “Boleh aku naik kereta?” “Tidak, sayang, kau sebaiknya pergi dengan menunggang kuda, karena kelihatannya sebentar lagi hujan akan turun. Dengan begitu kau bisa menginap disana.”
BSa2:
“Bolehkah aku menaiki kereta?”
101
“Tidak, sayangku, hari ini cuaca sedang mendung. Sebaiknya kau menunggang kuda. Dengan begitu, kau bisa menginap di sana bila hujan turun.”
Berdasarkan dua contoh data di atas, dapat disimpulkan bahwa penutur tidak mematuhi atau melanggar maksim kuantitas. Pada contoh 1 (PAP011/C.05.012/B.05.029/031), pelanggaran maksim kuantitas dapat dilihat dari tuturan Mrs.Bennet yang memberikan jawaban berlebihan yang tidak ditanyakan sebelumnya oleh Jane. Jane bertanya kepada ibunya apakah ibunya benar-benar yakin dan mengetahui sifat Mr.Darcy yang tidak baik, namun pertanyaan tersebut mengakibatkan jawaban Mrs.Bennet semakin lebar dan sedikit keluar dari topik pembicaraan yang sedang terjadi. kontribusi yang diberikan Mrs.Bennet tidak sesuai dengan jawaban yang dibutuhkan, yaitu terlalu banyak. Untuk menjawab pertanyaan Elizabeth, Mrs.Bennet cukup menjawab “Aye” . Dengan jawaban semacam itu, Mrs.Bennet sudah memberikan kontribusi yang dibutuhkan oleh Elizabeth sebagai penanya. Tuturan yang di bold pada contoh 1 di atas merupakan jawaban Mrs.Bennet yang berlebihan yang mengakibatkan pelanggaran maksim kuantitas pada data PAP011/C.05.012/B.05.029/031. Sama halnya dengan contoh 1, contoh 2 di atas juga termasuk dalam pelanggaran maksim kuantitas. Hal tersebut terjadi karena jawaban tersebut secara kuantitas berlebihan. Dalam konteks situasi tersebut, Jane bertanya kepada Mrs.Bennet apakah ia boleh menggunakan kereta kuda untuk pergi ke
102
kediaman Mr.Bingley. Jawaban yang Jane perlukan ialah hanya "No, my dear…” pada tuturan awal Mrs.Bennet. Namun dapat dilihat bahwa Mrs.Bennet menambah jawabannya, sehingga membuat jawaban menjadi berlebihan dan keluar dari topik pembicaraan. Hal tersebut membuat data PAP017/C.07.019/B.07.044/049 melanggar maksim kuantitas yang mana maksim kuantitas mengharuskan peserta tutur menjawab pertanyaan dari mitra tuturnya dengan jawaban yang jelas dan tidak berlebihan.
2. Pelanggaran Maksim Kualitas Pelanggaran maksim kualitas di sini ialah jika peserta tutur mengatakan hal yang tidak benar. Penutur memberikan informasi yang diyakininya salah atau bahkan direka-reka tentang suatu hal kepada lawan bicara atau mitra tuturnya. Contoh 1: PAP010/C.04.010/B.04.023/025
Konteks situasi:
BSu:
Elizabeth bertanya kepada saudarinya, Jane, apakah ia menyukai sikap saudari-saudari Mr.Bingley. Mereka sama-sama tahu bahwa sifat dan sikap saudari-saudari Mr.Bingley agak tidak menyenangkan kepada orang yang baru dikenal. "I know you do; and it is that which makes the wonder. With your good sense, to be so honestly blind to the follies and nonsense of others! Affectation of candour is common enough—one meets with it everywhere. But to be candid without ostentation or design—to take the good of everybody's character and make it still better, and say nothing of the bad—belongs to you alone. And
103
so you like this man's sisters, too, do you? Their manners are not equal to his."
BSa1:
"Certainly not—at first. But they are very pleasing women when you converse with them. Miss Bingley is to live with her brother, and keep his house; and I am much mistaken if we shall not find a very charming neighbour in her." “Aku tahu itu; dan itulah yang membuatku heran. Dengan perasaan yang sebagus itu, bisa-bisanya kau begitu buta pada kebodohan dan omong kosong orang lain! Rasa suka itu lazim; setiap orang menjumpai hal itu di mana-mana. Namun yang jujur tanpa pamrih – yang melulu melihat sifat baik seseorang dan memujimujinya serta tidak mengungkapkan apa pun keburukannya – itulah dirimu. Itu berarti kau juga menyukai saudara-saudara perempuannya? Betul bukan? Hanya saja tingkah laku mereka tidak sama dengannya.” “Sudah pasti; pada awalnya. Tapi mereka memang menyenangkan saat kau berbincang-bincang dengan mereka. Miss Bingley tinggal bersama kakaknya dan merawat rumahnya; dan akan keliru sekali kalau kita tidak menyatakan bahwa dia perempuan yang menarik.”
BSa2:
“Aku tahu itu; dan itulah yang membuatku heran. Dengan perasaan yang sebaik itu, kau masih mudah buta akan kekonyolan dan omong kosong orang lain! Cukup banyak orang yang berpura-pura baik – kita bisa menemukannya di mana-mana. Tapi, yang berwatak tulus tanpa pamrih – yang hanya bisa melihat sifat baik seseorang dan memuji-mujinya tanpa mengatakan satu pun keburukannya – hanya dirimu seorang. Berarti kau juga menyukai adik-adik perempuannya juga, kan? Perangai mereka tidak sama dengannya.” “Tentu saja tidak—pada awalnya. Tapi, mereka menyenangkan ketika kau sudah bercakap-cakap dengan mereka. Miss Bingley akan tinggal bersama kakaknya dan merawat rumahnya, dan aku yakin dia akan menjadi tetangga yang sangat manis.”
104
Contoh 2: PAP033/C.11.036/ B.11.081/090
Konteks situasi:
BSu:
BSa1:
Elizabeth mengungkapkan penilaiannya terhadap Mr.Darcy secara gamblang. Ia mengatakan kelemahan dan kelebihan Mr.Darcy. Setelah selesai, Miss Bingley bertanya kepada Elizabeth tentang bagaimana hasil pengamatan Elizabeth terhadap Mr.Dacry. "Your examination of Mr. Darcy is over, I presume," said Miss Bingley; "and pray what is the result?" "I am perfectly convinced by it that Mr. Darcy has no defect. He owns it himself without disguise." “Pengamatanmu atas Mr.Darcy sudah selesai, kurasa,” ucap Miss Bingley, “dan apakah hasilnya?” “Aku betul-betul yakin bahwa Mr.Darcy tidak punya kelemahan. Kalaupun ada, dia menyembunyikannya dengan rapi sekali.”
BSa2:
“Pemeriksaanmu atas Mr.Darcy sudah selesai, sepertinya” kata Miss Bingley, “dan apakah hasilnya?” “Aku yakin sepenuhnya bahwa Mr.Darcy tidak memiliki kelemahan. Kalaupun ada, dia menyembunyikannya dengan sangat baik.”
Pada contoh 1 di atas, Elizabeth bertanya kepada Jane apakah ia menyukai sikap saudari-saudari Mr.Bingley. Terlihat ada keraguan dari jawaban Jane: “Certainly not—at first”. Ia lalu menambahkan jawabannya dengan sedikit memuji saudari-saudari Mr.Bingley. Dalam hal ini, Jane berusaha menutupi perasaannya jika ia sebenarnya tidak menyukai sifat dan sikap saudari-saudari Mr.Bingley. Ia dengan sengaja menutupi hal itu di depan Elizabeth, karena ia tahu bahwa Elizabeth akan tidak suka jika ia dekat
105
dengan saudari-saudari Mr.Bingley. Jane menjawab dengan jawaban yang diyakininya
salah
dan
hal
tersebut
membuat
data
PAP010/C.04.010/B.04.023/025 tergolong sebagai data yang melanggar
maksim kualitas. Contoh 2 di atas juga merupakan data yang melanggar maksim kualitas. Jawaban Elizabeth atas pertanyaan Miss Bingley "I am perfectly convinced by it that Mr. Darcy has no defect. He owns it himself without disguise." terkesan bahwa ia sangat mengagumi Mr.Darcy dengan semua sifat yang dimiliki. Namun faktanya, ia mengatakan hal seperti itu kepada Miss Bingley karena ia masih mencari tahu sifat asli sepenuhnya dari Mr.Darcy. Ia tidak mengatakan hal yang sebenarnya kepada Miss Bingley karena ia takut usahanya tersebut akan gagal. Oleh karena itu ia dengan sengaja berbohong dengan memberikan jawaban yang tidak benar kepada Miss Bingley. Dengan demikian, Elizabeth melanggar maksim kualitas karena dengan sengaja memberikan pernyataan yang tidak benar adanya.
3. Pelanggaran Maksim Relevansi Pelanggaran maksim relevansi terjadi jika peserta tutur tidak dapat memberikan kontribusi yang relevan atau tidak sesuai dengan sesuatu yang sedang dipertuturkan. Hal ini terjadi ketika seorang penutur memberikan jawaban yang tidak bertautan dengan pembicaraan atau pertanyaan sebelumnya, atau misalnya mencoba untuk mengalihkan topik pembicaraan
106
yang sedang terjadi dalam sebuah percakapan. Hal tersebut membuat topik pembicaraan bergeser dan keluar dari inti topiknya. Contoh 1: PAP006/C.01.004/B.01.010/010 Konteks situasi:
BSu:
BSa1:
Mrs.Bennet kesal dengan perkataan suaminya yang merendahkan kelima puterinya. Ia bertanya kepada suaminya mengapa begitu tega menghina kelima putri mereka dan membuatnya kesal. "Mr. Bennet, how can you abuse your own children in such a way? You take delight in vexing me. You have no compassion for my poor nerves." "You mistake me, my dear. I have a high respect for your nerves. They are my old friends. I have heard you mention them with consideration these last twenty years at least." “Mr.Bennet, bagaimana mungkin kau menghina anakmu sendiri seperti itu? Kau suka sekali membikin aku kesal. Kau sama sekali tidak menghiraukan sarafsarafku yang malang.” “Kau salah paham, sayang. Aku sangat menghargai saraf-sarafmu. Mereka kawan lamaku. Aku sudah kerap mendengar kau menyebut-nyebut mereka selama dua puluh tahun terakhir ini.”
BSa2:
“Mr.Bennet, bisa-bisanya kau menjelek-jelekkan anakmu sendiri begitu? Kau memang senang mengolok-olokku. Kau tidak mengasihani saraf-sarafku yang malang. “Jangan salah paham, sayangku. Aku sangat menghormati saraf-sarafmu. Mereka teman lamaku. Aku sudah sering mendengarmu menyebut-nyebut mereka setidaknya selama dua puluh tahun terakhir ini.”
107
Contoh 2: PAP015/C.06.017/B.06.040/043 Konteks situasi:
BSu:
BSa1:
Miss Bingley bertanya kepada Elizabeth dengan ekspresi yang agak tidak mengenakkan. Miss Bingley memang selalu menunjukkan ekspresi dan sikapnya yang tidak terlalu menyukai Elizabeth. Saudari Mr.Bingley itu selalu menganggap rendah keluarga Bennet. Menurutnya, keluarga Bennet bukanlah keluarga yang setara secara ekonomi dan sosial dengan keluarga Bingley. "Miss Elizabeth Bennet!" repeated Miss Bingley. "I am all astonishment. How long has she been such a favourite?—and pray, when am I to wish you joy?" "That is exactly the question which I expected you to ask. A lady's imagination is very rapid; it jumps from admiration to love, from love to matrimony, in a moment. I knew you would be wishing me joy." “Miss Elizabeth Bennet!” ulang Miss Bingley. “aku sungguh terpukau. Berapa lama sudah dia menjadi favorit? – dan kapan aku pernah mengharap kebahagiaan untukmu?” “Itu adalah pertanyaan tepat yang aku harap kau tanyakan. Imajinasi perempuan cepat sekali berubah; melompat dari kekaguman ke cinta, dari cinta ke pernikahan sebentar kemudian. Aku tahu kau menginginkan aku bahagia.”
BSa2:
“Miss Elizabeth Bennet!” ulang Miss Bingley. “aku terkejut sekali. Sejak kapan kau menyukainya? – astaga, apakah aku harus memberikan doa restu untuk kalian?” “Aku tahu kau pasti akan memberiku pertanyaan itu. Pemikiran seorang gadis memang hebat, dalam sekejap melompat dari kekaguman menuju cinta, dari cinta menuju pernikahan. Aku tahu kau pasti akan merestuiku.”
108
Contoh 1 data nomor PAP006/C.01.004/B.01.010/010 di atas merupakan contoh pelanggaran maksim relevansi. Hal ini disebabkan karena jawaban penutur (Mr.Bennet) “…They are my old friends. I have heard you mention them with consideration these last twenty years at least." tidak relevan dengan pertanyaan Mrs.Bennet sebelumnya. Konteks tuturan sebelumnya ialah Mrs.Bennet tidak terima atas sikap dan perkataan suaminya yang merendahkan kelima puterinya. Ia kemudian bertanya kepada suaminya mengapa begitu tega menghina kelima putri mereka dan membuatnya kesal. Namun dapat dilihat jawaban Mr.Bennet mengalihkan topik pembicaraan. Pengalihan topik pembicaraan yang dilakukan oleh Mr.Bennet ini tidak sejalan dengan topik awal pembicaraan. Hal ini lah yang mengakibatkan jawaban Mr.Bennet tersebut melanggar maksim relevansi, yaitu menjawab dengan tidak relevan dengan pertanyaan Mrs.Bennet. Pada contoh 2 di atas juga merupakan data yang melanggar maksim relevansi. Konteks yang terjadi pada pertuturan di atas adalah percakapan antara Miss Bingley dengan Elizabeth. Miss Bingley bertanya kepada Elizabeth tentang sejak kapan Elizabeth menyukai Mr.Darcy dan apakah ia perlu member restu kepada Elizabeth atau tidak. Sebenarnya dalam pertanyaannya tersebut, dapat terbaca jika Miss Bingley sedikit gugup dan terkejut ketika mengetahui Elizabeth menyukai Mr.Darcy. Di sisi lain, jawaban Elizabeth pun juga tidak relevan dengan apa yang ditanyakan oleh Miss Bingley. Jawaban “…A lady's imagination is very rapid; it jumps from
109
admiration to love, from love to matrimony, in a moment. I knew you would be wishing me joy." tidak relevan dengan pertanyaan Miss Bingley yang menanyakan hal hubungan Elizabeth dengan Mr.Darcy. Peralihan topik pembicaraan tersebut tidak sejalan dengan pertanyaan sebelumnya. Hal tersebut menyebabkan data PAP015/C.06.017/B.06.040/043 pada contoh 2 di atas melanggar maksim relevansi.
4. Pelanggaran Maksim Cara Pelanggaran maksim cara ialah jika penutur berbicara secara tidak langsung, berbelit-belit, dan tidak runtut. Dengan kata lain, pelanggaran maksim cara ini dapat terjadi ketika penutur memberikan suatu informasi yang tidak beraturan dan tidak jelas kepada lawan bicaranya. Hal tersebut dapat membuat mitra tutur tidak bisa menangkap dengan jelas apa maksud pembicaraan dari lawan tuturnya. Selain itu, hal ini menyebabkan percakapan tidak berjalan dengan lancar. Contoh 1: PAP038/C.18.056/B.18.128/144 Konteks situasi:
BSu:
Saat pesta dansa dimulai dan Elizabeth memancing Mr.Darcy agar bersedia untuk bercerita, usaha itu gagal karena Mr.Darcy menginginkan bahwa saat pesta dansa sebaiknya mereka diam saja. Elizabeth penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi kepada Mr.Darcy. Ia ingin mengorek dalam-dalam dari Mr.Darcy. "Do you talk by rule, then, while you are dancing?"
110
BSa1:
"Sometimes. One must speak a little, you know. It would look odd to be entirely silent for half an hour together; and yet for the advantage of some, conversation ought to be so arranged, as that they may have the trouble of saying as little as possible." “Apakah ada aturan untuk berbicara sewaktu sedang berdansa?” “Terkadang memang begitu. Kita mesti berbicara sedikit sewaktu sedang berdansa. Akan aneh sekali kalau pasangan dansa membisu selama setengah jam menghabiskan waktu bersama. Tapi demi kepentingan sebagian orang, percakapan harus diatur sedemikian rupa karena pasangan dansa barangkali mengalami masalah dalam berbicara.”
BSa2:
“Apakah ada aturan untuk berbicara saat sedang berdansa?” “Kadang-kadang. Kita harus sedikit berbicara saat sedang berdansa. Akan sangat aneh jika pasangan dansa diam saja selama setengah jam menghabiskan waktu bersama. Namun, demi kepentingan sebagian orang, percakapan harus diatur sedemikian rupa, karena pasangan dansa mungkin mengalami masalah dalam berbicara.”
Contoh 2: PAP067/C.32.105/B.32.243/272 Konteks situasi:
BSu:
Saat Mr.Darcy dan Elizabeth duduk berdua, Elizabeth memikirkan bahan obrolan apa yang mereka bicarakan. Tiba-tiba ia penasaran ingin mengetahui alasan Darcy tentang kepergian mendadak rombongannya dari Netherfield. "I think I have understood that Mr. Bingley has not much idea of ever returning to Netherfield again?"
111
BSa1:
"I have never heard him say so; but it is probable that he may spend very little of his time there in the future. He has many friends, and is at a time of life when friends and engagements are continually increasing." “Kudengar Mr.Bingley tidak akan kembali ke Netherfield lagi?” “Aku tidak pernah mendengar dia bilang begitu; tapi mungkin saja dia cuma akan menghabiskan sedikit waktu di sana di masa mendatang. Dia punya banyak teman, dan di masa kehidupannya ini, jumlah teman dan urusannya terus bertambah.”
BSa2:
“Kudengar Mr.Bingley Netherfield lagi?”
tidak
akan
kembali
ke
“Aku tidak pernah mendengar dia berkata begitu; tapi mungkin saja dia hanya akan menghabiskan sedikit waktu di sana di masa yang akan datang. Dia punya banyak teman, dan di masa kehidupannya ini, jumlah teman dan urusannya terus bertambah.” Pada contoh 1 di atas, dapat dilihat bahwa jawaban Mr.Darcy tidak jelas dan tidak langsung menjawab pertanyaan Elizabeth. Ia seperti berputarputar dan tidak menjawab dengan jawaban yang jelas. Konteks situasi di atas adalah Elizabeth ingin mengorek lebih dalam bagaimana sebenarnya sifat Mr.Darcy. Di sisi lain, Mr.Darcy tidak bersedia menjawab karena menurutnya semua peserta dansa sebaiknya tidak banyak berbicara saat sedang mengikuti pesta dansa. Jawaban Mr.Darcy “… It would look odd to be entirely silent for half an hour together; and yet for the advantage of some, conversation ought to be so arranged, as that they may have the trouble of saying as little as possible.” membuktikan bahwa jawaban tersebut berputar-putar dan tidak
112
jelas dari apa yang ditanyakan sebelumnya. Sebenarnya dapat dilihat dari pertanyaan Elizabeth bahwa ia sedikit menyindir Mr.Darcy tentang adanya aturan saat berdansa, namun Mr.Darcy tidak terlalu memperhatikan itu dan menjawabnya dengan jawaban yang kabur. Dapat dikatakan bahwa data PAP038/C.18.056/B.18.128/144 pada contoh 1 di atas melanggar maksim cara. Sama seperti contoh 1, contoh 2 di atas juga termasuk contoh data yang melanggar maksim cara. Konteks situasi pada contoh 2 data di atas ialah Elizabeth
bertanya
kepada
Mr.Darcy
tentang
kepergiannya
dengan
rombongan meninggalkan Netherfield. Ia ingin mengetahui alasan Mr.Darcy meninggalkan tempat itu secara tiba-tiba. Namun dapat dilihat dari jawaban Mr.Darcy “….but it is probable that he may spend very little of his time there in the future. He has many friends, and is at a time of life when friends and engagements are continually increasing." yang dirasa kabur dan tidak jelas. Ia menjawab pertanyaan Elizabeth dengan jawaban yang berputar-putar tidak pada
poinnya.
Hal
ini
lah
yang
membuat
data
PAP067/C.32.105/B.32.243/272 melanggar maksim cara.
2.1.2.2 Violating Maxim 1. Pelanggaran Maksim Kuantitas Pelanggaran maksim kuantitas pada violating maxim terjadi jika penutur tidak memberikan kontribusi yang secukupnya atau sebanyak yang
113
dibutuhkan oleh lawan bicaranya, juga terdapat unsur berbohong di dalamnya. Penutur tidak memberikan jawaban yang dirasa cukup dan tidak berlebihan kepada mitra tuturnya. Dengan kata lain, penutur memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan porsinya. Contohnya adalah sebagai berikut: PAP045/C.19.064/B.19.145/163 Konteks situasi:
BSu:
BSa1:
Mr.Collins datang ke kediaman Bennet dan bermaksud untuk mengutarakan tujuannya akan melamar Elizabeth. "May I hope, madam, for your interest with your fair daughter Elizabeth, when I solicit for the honour of a private audience with her in the course of this morning?" "Oh dear!—yes—certainly. I am sure Lizzy will be very happy—I am sure she can have no objection. Come, Kitty, I want you up stairs." “Madam, berkaitan dengan putri Anda yang cantik, Elizabeth, apakah Anda mengizinkan saya untuk berbicara secara pribadi dengannya pagi ini?” “Oh. Ya, tentu saja. Aku yakin Lizzy akan senang sekali. Aku yakin dia tidak akan keberatan. Ayo, Kitty, mari kita ke atas.”
BSa2:
“Madam, sehubungan dengan putri Anda yang cantik, Elizabeth, apakah Anda mengizinkan saya untuk berbicara secara pribadi dengannya pagi ini?” “Oh! Ya – tentu saja. Saya yakin Lizzy akan sangat senang – saya yakin dia tidak akan keberatan. Ayo, Kitty, mari kita ke atas.”
Pelanggaran maksim kuantitas di atas dapat dilihat dari tuturan Mr.Bennet “certainly” tersebut. Di sisi lain, tuturan tersebut termasuk tuturan
114
yang melanggar maksim kuantitas (violating maxim). Dalam jawaban tersebut, Mrs.Bennet mengatakan sesuatu yang tidak benar kepada Mr.Collins. Jawaban “certainly” tersebut sebenarnya digunakan Mrs.Bennet untuk menutupi kegugupannya yang sebenanrnya ia tidak mengizinkan Mr.Collins untuk menemui Elizabeth. Hal tersebut membuktikan bahwa sebenarnya Mrs.Bennet tidak mengatakan hal yang sebenananya. Dengan jawaban itu, terlihat bahwa tuturan tersebut diucapkan hanya untuk menutupi sesuatu yang diniatkan Mrs.Bennet untuk berbohong dan Mrs.Bennet melakukannya dengan sengaja.
2. Pelanggaran Maksim Relevansi Pelanggaran maksim relevansi pada violating maxim di sini terjadi jika peserta tutur tidak dapat memberikan kontribusi yang relevan atau tidak sesuai dengan sesuatu yang sedang dipertuturkan. Berbeda dengan pelanggaran maksim relevansi pada floating maxim sebelumnya, pelanggaran ini terjadi ketika seorang penutur memberikan jawaban yang tidak bertautan dengan pembicaraan atau pertanyaan sebelumnya, namun ada unsur untuk berbohong atau tidak mengatakan sesuatu yang sebenarnya. Contoh pelanggaran violating maxim pada maksim relevansi adalah sebagai berikut: PAP099/C.49.174/B.49.405/453
Konteks
115
situasi:
BSu:
BSa1:
Seusai membaca surat tersebut, Elizabeth bertanya kepada Jane dan ayahnya untuk memastikan bahwa Wickham benar-benar akan menikahi Lydia. "Is it possible? Can it be possible that he will marry her?" "Wickham is not so undeserving, then, as we thought him. My dear father, I congratulate you." “Mungkinkah itu? Mungkinkah Wickham akan menikahi Lydia?” “Wickham tidak sejahat yang kau kira, kalau begitu. Ayahku sayang, selamat untukmu.”
BSa2:
“Mungkinkah itu? menikahi Lydia?”
Mungkinkah
Wickham
akan
“Wickham tidak sejahat yang kau kira, kalau begitu. Ayahku sayang, selamat untukmu.”
Data
PAP099/C.49.174/B.49.405/453
di
atas,
Jane
menjawab
pertanyaan Elizabeth tentang Wickham. Dalam jawaban tersebut, tidak terlihat jika Jane mengatakan sesuatu yang tidak benar jika tidak mengetahui konteks sebelumnya. Jawaban Jane "Wickham is not so undeserving, then, as we thought him” tersebut sebenarnya hanya untuk membuat ayahnya lega. Ia tidak ingin membuat ayahnya sedih berkelanjutan setelah adanya kabar bahwa adiknya, Lydia, dibawa oleh Wickham. Di sisi lain, ia sebenarnya sudah mengetahui bahwa Wickham adalah pria yang munafik dan kurang bertanggung jawab. Jawaban Jane selanjutnya: My dear father, I congratulate you." menyiratkan sesuatu agar ayahnya jangan terlalu khawatir dengan Lydia
116
yang sedang bersama Wickham. Jawaban tersebut sebenarnya tidak ada hubungannya dengan pertanyaan Elizabeth. Hal itu lah yang membuat jawaban Jane tersebut melanggar maksim relevansi.
2.1.2.3 Pelanggaran Maksim Multiple Dalam suatu pertuturan, terkadang seseorang dengan tidak sengaja melanggar lebih dari satu maksim prinsip kerjasama. Hal tersebut sering terjadi mengingat bahwa seorang penutur cenderung memberikan jawaban yang runtut dan kompleks kepada mitra tuturnya atas pertanyaan yang diberikan. Penutur melakukan hal demikian karena menginginkan jawaban tersebut dapat diterima dengan baik dan jelas oleh mitra tuturnya. Namun terkadang hal tersebut lah yang membuat pertuturan menjadi kurang fokus terhadap inti percakapan. Pelanggaran maksim multiple tersebut terjadi jika misalnya seorang penutur mengatakan sesuatu yang tidak benar adanya dan juga berlebihan tidak sesuai porsinya. Kasus seperti itu dapat dikatakan bahwa penutur melanggar dua maksim kerjasama, yaitu maksim kualitas dan maksim kuantitas.Seperti yang peneliti jelaskan sebelumnya, dalam penelitian ini terdapat 5 data (5%) yang termasuk dalam pelanggaran maksim multiple. Di bawah ini adalah beberapa contoh data yang termasuk pelanggaran maksim multiple.
117
Contoh 1 (Flouting Maksim Kuantitas dan Maksim Kualitas): PAP069/C.33.108/B.33.250/279 Konteks situasi:
BSu:
BSa1:
Saat Elizabeth diam-diam membaca surat dari Jane, ia cepat-cepat menyembunyikannya dari Kolonel Fitzwilliam. Kolonel Fitzwilliam membuka obrolan dengan Elizabeth. "I have been making the tour of the park," he replied, "as I generally do every year, and intend to close it with a call at the Parsonage. Are you going much farther?" "No, I should have turned in a moment." “Aku sedang mengelilingi taman, seperti yang biasa kulakukan setiap tahun, dan berniat mengakhiri kegiatan ini dengan bertamu di Parsonage. Apakah perjalananmu masih jauh?” “Tidak, aku akan balik sebentar lagi.”
BSa2:
“Aku sedang mengelilingi taman, seperti yang biasa kulakukan setiap tahun, dan berniat mengakhiri kegiatan ini dengan bertamu di Parsonage. Apakah perjalananmu masih jauh?” “Tidak, aku akan berbalik sebentar lagi.”
Data PAP069/C.33.108/B.33.250/279 di atas merupakan data yang melanggar maksim kuantitas dan maksim kualitas. Pelanggaran maksim kuantitas dapat dilihat pada jawaban “I should have turned in a moment.". Sebenarnya Elizabeth tidak perlu memberikan jawaban itu, karena Kolonel Fitzwilliam tidak bertanya apakah Elizabeth akan pulang atau masih akan tetap di situ. Elizabeth menjawab pertanyaan Kolonel Fitzwilliam berlebihan
118
dan tidak sesuai porsinya. Hal itu mengakibatkan tuturan pada data tersebut melanggar maksim kuantitas. Di sisi lain, contoh 1 di atas juga melanggar maksim kualitas. Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban Elizabeth: “No”. Sebenarnya Elizabeth belum akan meninggalkan taman saat itu, ia masih ingin berjalan-jalan sembari melanjutkan membaca surat dari Jane. Namun tiba-tiba Kolonel Fitzwilliam datang dan ia ingin segera pergi dari taman karena ia tidak ingin surat dari Jane tersebut diketahui oleh Kolonel Fitzwilliam. Dalam hal ini, Elizabeth tidak mengatakan hal yang sebenarnya kepada Kolonel Fitzwilliam. Oleh karena itu ia dengan sengaja berbohong dengan memberikan jawaban yang tidak benar dan membuat data tersebut melanggar maksim kualitas.
Contoh 2 (Flouting Maksim Kuantitas dan Maksim Relevansi): PAP083/C.47.162/B.47.379/422 Konteks situasi:
BSu:
Mr.Gardiner, paman Elizabeth, sedang membicarakan masalah Lydia yang dibawa kabur Wickham dengan Elizabeth. Ia bertanya kepada Elizabeth mengenai bagaimana nasib Lydia jika memang ia akan benarbenar hidup dengan Wickham tanpa ada pernikahan yang sah. Ia khawatir akan terjadi sesuatu yang buruk kepada Lydia, mengingat sifat Wickham yang kurang bertanggung jawab. "But can you think that Lydia is so lost to everything but love of him as to consent to live with him on any terms other than marriage?" "It does seem, and it is most shocking indeed,that a sister's sense of decency and virtue in such a point
119
BSa1:
should admit of doubt. But, really, I know not what to say. Perhaps I am not doing her justice. But she is very young; she has never been taught to think on serious subjects; and for the last half-year, nay, for a twelvemonth—she has been given up to nothing but amusement and vanity.” “Tapi bisakah kau membayangkan Lydia akan mengabaikan semuanya dan hidup bersama Wickham tanpa ikatan pernikahan yang sah?” “Aku bisa membayangkannya, dan memang betul-betul mengejutkan, kalau seorang kakak meragukan tingkah laku adiknya sendiri. Tapi sungguh aku tidak tahu mesti bilang apa. Mungkin aku tidak bersikap adil kepada Lydia. Tapi dia masih anak ingusan; dia tidak pernah diajari untuk memikirkan hal-hal yang serius; dan selama setengah tahun – bukan, selama setahun terakhir ini, tidak ada yang dikejarnya selain kesenangan dan hal-hal duniawi lainnya.”
BSa2:
“Tapi, bisakah kau membayangkan bahwa Lydia akan mengabaikan segalanya dan hidup bersama Wickham tanpa ikatan pernikahan yang sah?” “Aku bisa membayangkannya, dan memang betul-betul mengejutkan, kalau seorang kakak meragukan kelakuan adiknya sendiri. Tapi, sungguh, aku tidak tahu harus mengatakan apa. Mungkin aku tidak bersikap adil kepada Lydia. Tapi, dia masih sangat muda; dia tidak pernah diajari untuk memikirkan hal-hal yang serius; dan selama setengah tahun – bukan, selama setahun terakhir ini, tidak ada yang dikejarnya selain kesenangan dan hal-hal duniawi lainnya.”
Data PAP083/C.47.162/B.47.379/422 di atas merupakan contoh pelanggaran maksim kuantitas dan maksim relevansi. Pelanggaran maksim kuantitas dapat dilihat dari jawaban Elizabeth: “…that a sister's sense of decency and virtue in such a point should admit of doubt. But, really, I know
120
not what to say”. Jawaban Elizabeth tersebut sebenarnya tidak diperlukan, karena Mr.Gardiner tidak menanyakan hal itu. Ia hanya menanyakan kepada Elizabeth tentang bagaimana nasib Lydia setelah ia dibawa lri oleh Wickham. Dari jawabannya tersebut, Elizabeth ingin sedikit mencurahkan isi hatinya kepada pamannya tersebut. Ia tidak bisa membayangkan dan tidak tahu akan berbuat apa untuk keselamatan Lydia. Namun, jawaban itu lah yang membuat data di atas melanggar maksim kuantitas. Pelanggaran maksim selanjutnya pada contoh di atas adalah pelanggaran maksim relevansi. Hal tersebut dapat dilihat pada jawaban Elizabeth: “Perhaps I am not doing her justice. But she is very young; she has never been taught to think on serious subjects; and for the last half-year, nay, for a twelvemonth—she has been given up to nothing but amusement and vanity”. Jawaban Elizabeth tersebut tidak relevan dengan pertanyaan Mr.Gardiner sebelumnya. Pada tuturannya tersebut, Elizabeth terkesan memberikan penjelasan kepada Mr.Gardiner tentang sikap Lydia yang belum dewasa dan belum pantas untuk berumah tangga. Hal ini menyebabkan jawaban tersebut keluar dari konteks percakapan. Pengalihan topik percakapan tersebut mengakibatkan data PAP083/C.47.162/B.47.379/422 juga melanggar maksim relevansi.
Contoh 3 (Flouting Maksim Kuantitas dan Maksim Cara): PAP131/ C.59.219/B.59.507/567
121
Konteks situasi:
BSu:
BSa1:
Elizabeth melihat Darcy mengikuti ayahnya berjalan ke perpustakaan rumahnya. Ia khawatir jawaban Darcy akan membuat ayahnya sedih. Ia pun menunggu dengan resah. Sampai akhirnya ia bertanya langsung kepada ayahnya, adakah rasa tidak nyaman dari ayahnya terkait hubungannya dengan Darcy. "Have you any other objection, than your belief of my indifference?" "None at all. We all know him to be a proud, unpleasant sort of man; but this would be nothing if you really liked him." “Apakah Papa punya keberatan lain, selain keyakinan Papa bahwa aku tidak mencintainya?” “Sama sekali tidak. Kita semua tahu dia lelaki yang sombong dan menjengkelkan; tapi itu semua tidak ada artinya kalau kau betul-betul menyukainya.”
BSa2:
“Apakah Papa punya keberatan lain, selain keyakinan Papa bahwa aku tidak mencintainya?” “Sama sekali tidak. Kita semua tahu dia adalah pria yang angkuh dan menjengkelkan; tapi itu semua tidak ada artinya jika kau betul-betul menyukainya.”
Data PAP131/ C.59.219/B.59.507/567 di atas merupakan data yang melanggar maksim kuantitas dan maksim cara. Pelanggaran maksim kuantitas terjadi dalam jawaban Mr.Bennet: “…We all know him to be a proud, unpleasant sort of man”. Sebelumnya, Elizabeth hanya bertanya kepada ayahnya tentang hubungannya dengan Mr.Darcy. Ia hanya memastikan apakah ayahnya benar-benar menyetujui hubungannya tersebut. Namun pertanyaan tersebut dijawab oleh Mr.Bennet secara berlebihan, tidak sesuai
122
porsinya. Mr.Bennet menambah jawaban yang seharusnya tidak perlu ia jawab sehubungan dengan pertanyaan Elizabeth. Selanjutnya, data di atas juga melanggar maksim cara. Dapat dilihat dari jawaban Mr.Bennet selanjutnya: “…; but this would be nothing if you really liked him" yang terasa sedikit berputar-putar. Pada intinya, Mr.Bennet hanya ingin menjawab “None at all”, namun ia berusaha menjelaskan kepada putrinya bahwa apa pun yang terjadi, ia tidak bisa mengubah keputusan Elizabeth. Lanjutan jawaban Mr.Bennet tersebut sebenarnya ingin menasihati Elizabeth agar berhati-hati jika memang ia benar-benar ingin menjalin hubungan serius dengan Mr.Darcy. Ia tidak ingin putrinya menyesal di kemudian hari. Mr.Bennet memang selalu tidak bisa menolak kemauan Elizabeth. Ia tahu betul bahwa putrinya adalah anak yang baik, penurut, dan selalu patuh kepadanya. Oleh karena itu, ia menjawab dengan jawaban yang sedikit berbelit karena memang ia tidak bisa menjawab secara direct kepada putri kesayangannya itu. Hal itu membuat contoh data di atas juga melanggar maksim cara.
3. Teknik Penerjemahan Selanjutnya peneliti akan memaparkan temuan yang berkaitan dengan teknik penerjemahan
yang
digunakan
dalam
menerjemahkan
tuturan
menjawab
(answering) dalam novel Pride and Prejudice. Teknik penerjemahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah teknik penerjemahan yang dikemukakan oleh
123
Molina & Albir (2002). Mengingat penelitian ini adalah comparing study, maka temuan teknik penerjemahan berikut ini dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama memaparkan temuan teknik penerjemahan pada novel Pride and Prejudice (penerbit Shira Media) dan bagian kedua memaparkan temuan teknik penerjemahan novel Pride and Prejudice (penerbit Qanita).
3.1 Temuan Teknik Penerjemahan Tuturan Menjawab (Answering) dalam Novel Pride and Prejudice (penerbit Shira Media) Dari 135 data yang dianalisis, ditemukan bahwa terjemahan tuturan menjawab dalam novel Pride and Prejudice (penerbit Shira Media) menggunakan 13 jenis teknik penerjemahan, antara lain: kesepadanan lazim, peminjaman, adaptasi, modulasi, transposisi, amplifikasi, reduksi, generalisasi, partikularisasi, variasi, literal, amplifikasi linguistik, dan kreasi diskursif. Teknik-teknik penerjemahan ini dipakai dalam lima jenis varian, yakni varian tunggal (satu teknik penerjemahan), varian
kuplet
(menggunakan
dua
teknik
penerjemahan),
varian
triplet
(menggunakan tiga teknik penerjemahan), varian kuartet (menggunakan empat teknik
penerjemahan),
serta
varian
kuintet
(menggunakan
lima
teknik
penerjemahan). Lebih rinci lagi, dalam 135 data tuturan menjawab (answering) tersebut menghasilkan temuan data sebanyak 54 data (40,0%) yang diterjemahkan menggunakan varian teknik tunggal, 36 data (26,7%) diterjemahkan menggunakan varian teknik kuplet, 28 data (20,7%) diterjemahkan menggunakan varian teknik
124
triplet, 14 data (10,4%) diterjemahkan menggunakan varian teknik kuartet, serta 3 data (2,2%) diterjemahkan menggunakan varian teknik kuintet. Klasifikasi varian teknik tersebut dapat diamati pada tabel berikut: Tabel 4.3 Varian Teknik Penerjemahan Tuturan Menjawab (Answering) dalam Novel Pride and Prejudice (penerbit Shira Media) No.
Teknik Penerjemahan
Frekuensi Kemunculan
Persentase
1
Varian Tunggal
54
40,0%
2
Varian Kuplet
36
26,7%
3
Varian Triplet
28
20,7%
4
Varian Kuartet
14
10,4%
5
Varian Kuintet
3
2,2%
135
100%
TOTAL
3.1.1 Varian Tunggal Varian tunggal merupakan penggunaan satu jenis teknik penerjemahan dalam menerjemahkan tuturan menjawab (answering). Dapat dilihat pada tabel di atas, sebanyak 54 data (40,0%) menggunakan varian teknik tunggal dalam menerjemahkan tuturan menjawab (answering). Pada varian tunggal ini, ditemukan 6 jenis teknik penerjemahan, yaitu: kesepadanan lazim, modulasi, peminjaman murni, adaptasi, amplifikasi, dan reduksi. Persentase temuan teknik penerjemahan varian tunggal tersebut disajikan pada tabel di bawah ini:
125
Tabel 4.4 Teknik Penerjemahan Varian Tunggal pada Tuturan Menjawab (Answering) dalam Novel Pride and Prejudice (penerbit Shira Media) N o .
Teknik Penerjemahan
Frekuensi Kemuncu lan
Persentas e
1
Kesepadanan Lazim
42
77,9%
2
Modulasi
6
11,2%
3
Amplifikasi (eksplisitasi)
2
3,7%
Amplifikasi (penambahan)
1
1,8%
4
Peminjaman Murni
1
1,8%
5
Adaptasi
1
1,8%
6
Reduksi
1
1,8%
54
100%
TOTAL
1. Kesepadanan Lazim Teknik kesepadanan lazim biasa dipakai untuk menerjemahkan ekspresi maupun istilah sehari-hari yang tidak dapat diterjemahkan kata per kata. Berbeda dengan teknik harfiah atau literal, teknik kesepadanan lazim sudah terikat dengan konteks (tidak lepas konteks). Dalam varian tunggal, hasil analisis menunjukkan bahwa teknik kesepadanan lazim dipakai sebanyak 42 kali (77,9%). Berikut adalah beberapa contoh penerapan teknik kesepadanan lazim dalam dua versi novel terjemahan Pride and Prejudice:
126
Contoh 1: PAP034/C.13.038/B.13.086/096 Konteks situasi:
BSu:
Selagi Mr. dan Mrs.Bennet sarapan, Mr.Bennet meminta istrinya untuk menyusun menu makan malam karena Mr.Bennet sedang menunggu kehadiran seorang tamu. Mrs.Bennet penasaran dan bertanya kepada suaminya siapakah tamu yang dimaksud suaminya itu. "Who do you mean, my dear? I know of nobody that is coming, I am sure, unless Charlotte Lucas should happen to call in—and I hope my dinners are good enough for her. I do not believe she often sees such at home." "The person of whom I speak is a gentleman, and a stranger."
BSa:
“Siapa yang kau maksud, suamiku? Aku tidak tahu siapa yang akan datang kemari, kecuali kalau Charlotte Lucas datang tiba-tiba, dan kurasa sajian makan malamku cukup disukainya. Aku tidak yakin dia sering mendapatkan menu sebaik itu di rumahnya sendiri.” “Orang yang kumaksud adalah seorang lelaki, dan kalian tidak mengenalnya.”
Contoh 2: PAP041/C.18.058/B.18.131/147
Konteks situasi: BSu:
BSa:
Elizabeth mencoba untuk bertanya tentang hal yang sedikit sensitif kepada Mr.Darcy. "And never allow yourself to be blinded by prejudice?" "I hope not." “Dan tidak pernah membiarkan dirimu dibutakan oleh prasangka?”
127
“Kuharap tidak.” Sesuai dengan pengertian teknik kesepadanan lazim, teknik ini digunakan untuk menerjemahkan tuturan menjawab yang disesuaikan dengan konteks situasi atau konteks keadaan. Selain itu, teknik ini tidak digunakan untuk menerjemahkan tuturan secara kata demi kata. Dapat dilihat pada data PAP034/C.13.038/B.13.086/096 di atas bahwa "The person of whom I speak is a gentleman…” diterjemahkan menjadi “Orang yang kumaksud adalah seorang lelaki..” dan "I hope not." diterjemahkan menjadi “Kuharap tidak” pada BSa. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa penerjemah sudah tepat dalam menerjemahkan tuturan tersebut dengan istilah yang lazim digunakan sehari-hari dan juga tidak lepas konteks.
2. Modulasi Penerapan teknik modulasi dilakukan dengan merubah sudut pandang (point of view), fokus, kategori kognitif pada BSa. Dengan kata lain, teknik ini mengubah perspektif leksikal atau pun struktual. Penggunaan teknik modulasi ditemukan sebanyak 6 data (11,2%). Berikut merupakan contoh data yang diterjemahkan menggunakan teknik modulasi: Contoh 1: PAP014/C.06.016/B.06.038/041
Konteks
128
situasi:
BSu:
BSa:
Sir William Lucas masih melanjutkan pertanyaannya kepada Mr.Darcy tentang seberapa sering ia berdansa di rumah St.James. "Do you not think it would be a proper compliment to the place?" "It is a compliment which I never pay to any place if I can avoid it." “Apakah Anda merasa tempatnya tidak layak?” “Layak bagi saya adalah tidak dipungut biaya dan saya melewatkan kesempatan itu.”
Terjadi perubahan sudut pandang (point of view) antara tuturan yang ada di BSu dengan yang ada di BSa. Apa yang dimaksud di BSu ialah tentang tempat untuk berdansa dan kegiatan berdansa itu sendiri. Terjemahan “tidak dipungut biaya” di atas menguatkan bahwa penerjemah mengubah sudut pandang pembaca dari tuturan yang ada antara di BSu dan BSa.
3. Amplifikasi Teknik amplifikasi merupakan teknik yang digunakan untuk memperjelas detail informasi yang ada dalam BSu yang dilakukan dengan mengeksplisitkan atau memparafrasekan BSu, maupun dengan menambah informasi yang relevan. Penggunaan teknik amplifikasi ditemukan sebanyak 3 data
(5,5%).
Berikut
merupakan
menggunakan teknik amplifikasi:
contoh
data
yang
diterjemahkan
129
Contoh 1 (Amplifikasi penambahan) PAP012/C.06.015/B.06.035/039
Konteks situasi:
BSu:
Charlotte menantang teman-temannya untuk mengobrol dengannya, saat itu juga ia mendorong Elizabeth untuk berbalik menatap Mr.Darcy, dan bertanya kepada Elizabeth mengenai apakah Mr.Darcy berlebihan ketika merayu Kolonel Forster untuk mengadakan pesta dansa di Meryton. "Did you not think, Mr. Darcy, that I expressed myself uncommonly well just now, when I was teasing Colonel Forster to give us a ball at Meryton?" "With great energy; but it is always a subject which makes a lady energetic." “Apa menurutmu, Mr.Darcy, aku bertingkah berlebihan tadi ketika merayu Kolonel Forster untuk mengadakan pesta dansa di Meryton?”
BSa:
“Kau merayu dengan semangat berapi-api kurasa, tapi pesta dansa memang selalu membuat seorang perempuan berapi-api.” Pada
data
di
atas,
dapat
disimpulkan
bahwa
penerjemah
mengeksplisitkan makna “great energy” dalam BSu. Hal tersebut dapat dilihat pada terjemahannya di BSa yang menjadi “semangat berapi-api”. Teknik amplifikasi ini menghasilkan terjemahan “Kau merayu dengan semangat berapi-api kurasa”. Penerjemah ingin menambahkan sesuatu yang relevan yang berhubungan dengan tuturan di BSu. Contoh 2 (Amplifikasi eksplisitasi) PAP127/C.57.211/B.57.488/546
Konteks
130
situasi:
BSu:
BSa:
Mr.Bennet memanggil Elizabeth setelah menerima surat dari Mr.Collins. Tujuan ayahnya memanggil Elizabeth adalah untuk memperjelas, apakah benar jika putrinya itu menyukai Darcy dan sebentar lagi ia juga akan menerima lamaran Darcy. Namun Elizabeth sedikit menahan senyumnya lantaran teringat Darcy. "Are you not diverted?" "Oh! yes. Pray read on." “Tidakkah kau memperhatikanku?” “Oh, aku memperhatikan. Lanjutkanlah, Papa.”
Teknik amplifikasi eksplisitasi tampak digunakan penerjemah pada terjemahan “Oh, aku memperhatikan”. Penerjemah membuat tuturan “Oh! Yes” pada BSu menjadi lebih spesifik atau dieksplisitkan di BSa. Dapat dilihat pada konteks situasi bahwa tuturan jawaban tersebut dilakukan oleh Elizabeth saat ia sedang bersama ayahnya. Penerjemah berusaha mengeksplisitkan tuturan “yes” di atas menjadi “aku memperhatikan” agar pembaca dapat lebih jelas memahami tuturan jawaban tersebut.
4. Peminjaman Murni Teknik peminjaman murni (pure borrowing) adalah sebuah teknik penerjemahan dengan cara mengambil istilah yang ada di teks BSu tanpa ada perubahan apa pun. Dalam varian tunggal, hasil analisis menunjukkan bahwa teknik peminjaman murni dipakai sebanyak 1 kali (1,8%). Berikut adalah contoh penerapan teknik peminjaman murni:
131
PAP002/C.01.003/B.01.008/008
Konteks situasi:
BSu: BSa:
Karena Mrs.Bennet terus-terusan menceritakan tentang pemuda yang akan menyewa Netherfield Park, akhirnya Mr.Bennet bertanya kepada istrinya siapa nama pemuda kaya raya itu. Ia tidak ingin mendengar cerita Mrs.Bennet yang tidak ada henti-hentinya. “What is his name?” “Bingley.” “Siapa namanya?” “Bingley.”
Data PAP002/C.01.003/B.01.008/008 di atas merupakan contoh penggunaan teknik peminjaman murni. Penerjemah tetap mempertahankan terjemahan “Bingley” dari BSu ke BSa. Mengingat nama adalah sesuatu yang penting, tidak bisa diubah atau pun digantikan, maka penerjemah sudah tepat jika memindah istilah tersebut tanpa ada perubahan apa pun.
5. Adaptasi Teknik adaptasi sangat erat hubungannya dengan budaya yang ada di dua bahasa. Baker (1992:31) mengungkapkan “the main advantage of using this technique is that it gives the reader a concept with which s/he can identify, something familiar and appealing”. Hal ini juga membuktikan bahwa budaya yang ada di BSu dan BSa tidaklah sama. Dengan kata lain, teknik ini digunakan jika istilah yang ada di BSu dipindah ke BSa dengan menyesuaikan budaya pada BSa tersebut. Penggunaan teknik adaptasi ditemukan hanya 1
132
data
(1,8%).
Berikut
merupakan
contoh
data
yang
diterjemahkan
menggunakan teknik adaptasi: PAP011/C.05.012/B.05.029/031
Konteks situasi:
BSu:
Jane membantah perkataan ibunya yang mengatakan bahwa Mr.Darcy adalah pemuda yang tidak menyenangkan. Ia menanyakan kepada ibunya apakah ibunya benar-benar yakin akan hal itu. "Are you quite sure, ma'am?—is not there a little mistake?" said Jane. "I certainly saw Mr. Darcy speaking to her." "Aye—because she asked him at last how he liked Netherfield, and he could not help answering her; but she said he seemed quite angry at being spoke to."
BSa:
“Apa kau yakin, Mamma? Tampaknya ada yang keliru,” tanggap Jane. “Aku benar-benar melihat Mr.Darcy berbicara dengan Mrs.Long.” “Ya—karena Mrs. Long yang akhirnya bertanya apakah Mr.Darcy menyukai Netherfield, dan dia mau tidak mau harus menjawab. Tapi kata Mrs.Long, dia kelihatannya marah karena diajak bicara.”
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa teknik adaptasi sangat erat hubungannya dengan budaya di antara dua bahasa, BSu dan BSa. Teknik ini ditunjukkan dengan terjemahan “aye” dari BSu menjadi “ya” di BSa. “aye” pada BSu merupakan ungkapan spoken yang cenderung informal. Dalam budaya BSu, ungkapan ini biasanya digunakan penutur untuk berbicara kepada mitra tutur yang hubungannya sudah dekat atau akrab. Dalam hal ini, peneliti
mencoba
untuk
menerjemahkan
ungkapan
tersebut
dengan
133
disesuaikan dengan budaya di BSa. Terjemahan “ya” di sini merupakan pilihan yang paling tepat dalam menerjemahkan “aye” di BSu.
6. Reduksi Reduksi merupakan teknik penerjemahan yang dilakukan dengan cara memadatkan informasi yang ada pada BSu. Teknik ini dilakukan dengan cara mengimplisitkan informasi BSu, maupun dengan menghapuskan sebagian atau keseluruhan informasi BSu. Satu data (1,8%) ditemukan sebagai data yang menggunakan teknik reduksi. Berikut adalah contoh data yang diterjemahkan menggunakan teknik reduksi: PAP110/ C.52.189/B.52.441/492
Konteks situasi:
BSu:
BSa:
Banyak hal yang ingin diketahui Wickham dari Elizabeth. Namun diam-diam Elizabeth sudah mengetahui watak asli Wickham, jadi ia menjawab seolah-olah ia tidak tahu bahwa Wickham adalah pria yang tidak baik. Demi adiknya, Elizabeth berusaha meredam amarahnya saat berbincang dengan Wickham. "Did you go by the village of Kympton?" "I do not recollect that we did." “Apakah kau pergi ke Desa Kympton?” “Seingatku tidak.”
Jika dilihat dari konteks situasinya, pesan dari contoh data tersebut sebenarnya sudah tersampaikan kepada pembaca. Namun kembali lagi dipandang lagi dari sisi pragmatiknya, penghilangan sebagian seperti ini dapat mengubah kejelasan pesan dari BSu ke BSa. Penerjemah menghilangkan
134
sebagian unsur verbal di BSu. Sebagian BSu, yaitu “that we did” tidak diterjemahkan. Penerjemah hanya menerjemahkan "I do not recollect” menjadi “seingatku tidak”. Dalam hal ini, teknik reduksi kemungkinan dipilih oleh penerjemah
atas dasar pertimbangan bahwa “that we did” sudah
terwakilkan oleh konteks situasi sebelumnya.
3.1.2 Varian Kuplet Temuan
selanjutnya
ialah
varian
kuplet
yang
digunakan
dalam
menerjemahkan tuturan menjawab (answering). Varian kuplet ialah penggunaan dua jenis teknik penerjemahan dalam satu tuturan menjawab (answering). Penggunaan varian kuplet lebih sedikit daripada varian tunggal, yakni ditemukan sebanyak 36 data. Tuturan menjawab (answering) tersebut diterjemahkan dengan kombinasi teknik yang beragam. Berikut merupakan kombinasi teknik-teknik penerjemahan dalam varian kuplet: Tabel 4.5 Teknik Penerjemahan Varian Kuplet pada Tuturan Menjawab (Answering) dalam Novel Pride and Prejudice (penerbit Shira Media) No.
Teknik Penerjemahan
Frekuensi Kemunculan
Persentase
1
Kesepadanan Lazim & Variasi
11
30,6%
2
Kesepadanan Lazim & Reduksi
9
25,0%
3
Kesepadanan Lazim
5
13,8%
&
135
Peminjaman Murni 4
5
Kesepadanan Lazim Amplifikasi (penambahan) Kesepadanan Lazim Amplifikasi (eksplisitasi)
16,7%
3
8,3%
&
&
6
Kesepadanan Lazim & Adaptasi
1
2,8%
7
Transposisi Amplifikasi (penambahan)
1
2,8%
36
100%
&
TOTAL
1.
6
Kesepadanan Lazim & Variasi Dalam varian kuplet, teknik kesepadanan lazim dan variasi digunakan
pada 11 data (30,6%). Teknik kesepadanan lazim biasanya dipakai untuk menerjemahkan bagian tuturan maupun istilah sehari-hari yang tidak dapat diterjemahkan kata per kata dan sangat terikat konteks. Sementara itu, teknik variasi digunakan untuk yang mengubah unsur linguistik atau paralinguistik yang mempengaruhi keragaman linguistik: tone, style, sosiolek. Berikut adalah contoh penggunaan varian teknik kuplet, yaitu kesepadanan lazim dan variasi:
136
Contoh 1 PAP015/C.06.017/B.06.040/043
Konteks situasi:
BSu:
MissBingley bertanya kepada Elizabeth dengan ekspresi yang agak tidak mengenakkan. Ia memang selalu menganggap rendah perempuan lain yang sekiranya tidak sekaya dirinya. "Miss Elizabeth Bennet!" repeated Miss Bingley. "I am all astonishment. How long has she been such a favourite?—and pray, when am I to wish you joy?" "That is exactly the question which I expected you to ask. A lady's imagination is very rapid; it jumps from admiration to love, from love to matrimony, in a moment. I knew you would be wishing me joy." “Miss Elizabeth Bennet!” ulang Miss Bingley. “aku sungguh terpukau. Berapa lama sudah dia menjadi favorit? – dan kapan aku pernah mengharap kebahagiaan untukmu?”
BSa:
“Itu adalah pertanyaan tepat yang aku harap kau tanyakan. Imajinasi perempuan cepat sekali berubah; melompat dari kekaguman ke cinta, dari cinta ke pernikahan sebentar kemudian. Aku tahu kau menginginkan aku bahagia.”
Contoh 2 PAP032/C.11.036/ B.11.080/088
Konteks situasi:
BSu:
Miss Bingley terkejut atas perkataan Mr.Darcy yang tidak bersedia diajak latihan berdansa karena ia akan dapat melihat Miss Bingley dan Elizabeth lebih jelas dari tempat duduknya. Miss Bingley lalu bertanya hukuman apakah yang pantas untuk Mr.Darcy yang telah berbicara seperti itu. "Oh! shocking!" cried Miss Bingley. "I never heard anything so abominable. How shall we punish him for such a speech?"
137
BSa:
"Nothing so easy, if you have but the inclination, we can all plague and punish one another. Tease him— laugh at him. Intimate as you are, you must know how it is to be done." “Oh, astaga!” pekik Miss Bingley. “Aku tidak pernah mendengar ucapan selancang itu. Bagaimana kami harus menghukummu karena sudah berbicara begitu?” “Tidak akan gampang, kalau kau sekadar berniat, kita semua bisa saling menyakiti dan menghukum. Mengolok-olok dia, menertawakan dia. Kalian akrab sekali, jadi kau pasti tahu bagaimana cara mengatasinya.”
Dapat diamati pada contoh di atas bahwa tuturan menjawab diterjemahkan menggunakan kombinasi dua teknik penerjemahan, yaitu teknik kesepadanan lazim dan variasi. Teknik kesepadanan lazim ditunjukkan dengan diterjemahkannya hampir semua tuturan menjawab pada data PAP015/C.06.017/B.06.040/043 dan PAP032/C.11.036/ B.11.080/088 di atas.
Penerjemah sudah tepat dalam memilih terjemahan yang biasa digunakan di BSa. Selain itu, penerjemah juga mencoba untuk menerjemahkan sesuai dengan konteksnya, tidak kata per kata. Sedangkan teknik variasi tampak digunakan penerjemah untuk menerjemahkan “I” menjadi “aku” dan “you” menjadi “kau”. Peneliti sependapat dengan teknik variasi yang digunakan oleh penerjemah. Diksi “aku” dan “kau” pada tuturan menjawab di atas memberi kesan kedekatan hubungan antar penutur atau pun menandakan bahwa penutur memiliki usia sejajar.
Hal ini sejalan dengan konteks situasi yang memang tuturan
138
menjawab di atas bukan dilakukan antara penutur yang memiliki usia yang terpaut jauh, sehingga sudah tepat jika penerjemah menerjemahkan tuturan di atas dengan menggunakan teknik variasi.
2.
Kesepadanan Lazim & Reduksi Penggunaan kombinasi teknik kesepadanan lazim dan reduksi
ditemukan sebanyak 9 data (25,0%) dalam terjemahan novel Pride and Prejudice penerbit Shira Media. Teknik kesepadanan lazim digunakan penerjemah untuk menerjemahkan tuturan yang tidak dapat diterjemahkan kata demi kata. Hal tersebut dikarenakan tuturan sangat bergantung pada konteks situasi di mana tuturan tersebut berlangsung. Di sisi lain, teknik reduksi digunakan penerjemah untuk menghilangkan beberapa bagian dari tuturan BSu ke BSa. Penghilangan tersebut terkadang dapat mempengaruhi informasi pada BSa dalam tuturan tersebut. Berikut adalah contoh penggunaan varian teknik kuplet, yaitu kesepadanan lazim dan reduksi: PAP013/C.06.016/B.06.038/041
Konteks situasi:
BSu:
Setelah Elizabeth yang dilanjutkan oleh saudarinya, Mary, menyajikan suatu hiburan untuk para tamu, Sir William Lucas bertanya kepada Mr.Darcy seberapa sering ia berdansa. "Yes, indeed, and received no inconsiderable pleasure from the sight. Do you often dance at St. James's?" "Never, sir."
139
BSa:
“Ya, tentu, dan saya sangat senang dengan yang saya lihat. Apakah Anda sering berdansa di rumah St.james?” “Tidak pernah.”
Dapat diamati pada contoh di atas bahwa tuturan menjawab diterjemahkan menggunakan kombinasi dua teknik penerjemahan, yaitu teknik kesepadanan lazim dan reduksi. Teknik kesepadanan lazim ditunjukkan dengan diterjemahkannya “never” menjadi “tidak pernah”. Penerjemah dirasa sudah tepat dengan mengaplikasikan teknik kesepadanan lazim dalam tuturan tersebut karena terjemahan “tidak pernah” merupakan istilah yang sangat lazim digunakan di BSa. Sementara itu, teknik reduksi ditunjukkan dengan dihilangkannya nama sapaan “Sir” pada BSu. Yang dimaksud “Sir” dalam tuturan di atas tidak hanya sekedar sapaan, namun “Sir” tersebut merupakan suatu gelar kehormatan yang penting. Dilihat kembali dari konteks situasinya, Mr.Darcy ingin menunjukkan rasa hormatnya kepada Sir William Lucas sehingga dalam BSu ia menambah sapaan “Sir” di belakang jawabannya. Menurut peneliti, penerjemah seharusnya tidak menghilangkan sapaan sekaligus jabatan “Sir” tersebut di BSa. Mengingat jabatan tersebut sangat penting bagi beberapa orang yang memiliki status sosial tinggi di zaman tersebut, penerjemah sebaiknya mempertahankan “Sir” tersebut di BSa.
140
3.
Kesepadanan Lazim & Peminjaman Murni Dalam varian kuplet, teknik kesepadanan lazim dan peminjaman
murni digunakan pada 5 data (13,8%). Teknik kesepadanan lazim biasanya dipakai untuk menerjemahkan bagian tuturan maupun istilah sehari-hari yang tidak dapat diterjemahkan kata per kata dan sangat terikat konteks. Sementara itu, teknik peminjaman murni (pure borrowing) digunakan jika penerjemah tidak melakukan perubahan apa pun terhadap istilah dari BSu atau digunakan ketika tidak ditemukannya padanan kata yang sesuai dalam BSa. Berikut ini merupakan contoh penggunaan varian teknik kuplet, yaitu kesepadanan lazim dan peminjaman murni: PAP016/C.07.019/B.07.044/048
Konteks situasi:
BSu:
BSa:
Surat datang di kediaman keluarga Bennet, Mrs.Bennet memaksa Jane untuk cepat-cepat membuka surat tersebut. Ia penasaran siapa pengirim dan apa isi surat itu. "Well, Jane, who is it from? What is it about? What does he say? Well, Jane, make haste and tell us; make haste, my love." "It is from Miss Bingley." “Ya, Jane, siapa pengirim surat itu? Apa isinya? Mr.Bingley bilang apa? Jane, lekas katakana kepada kami, cepatlah sayangku.” “Ini dari Miss Bingley.”
Pada data di atas, dapat diamati bahwa tuturan menjawab diterjemahkan dengan menggunakan kombinasi dua teknik penerjemahan, yaitu kesepadanan lazim dan peminjaman murni. Teknik kesepadanan lazim
141
ditunjukkan dengan diterjemahkannya “It is from…” menjadi “Ini dari…”. Penerjemah sudah tepat dengan mengaplikasikan teknik kesepadanan lazim dalam tuturan tersebut sesuai dengan konteks pada tuturan itu. Sedangkan teknik peminjaman murni tampak digunakan untuk menerjemahkan “Miss Bingley”. Peneliti setuju dengan digunakannya teknik peminjaman murni pada nama tersebut. Nama orang dan nama tempat memang sangat tepat dan efektif jika penerjemah tidak mengubahnya dan tetap mempertahankannya dari BSu ke BSa. hal tersebut dikarenakan sesuatu yang sangat penting dan merupakan suatu inisial untuk merujuk kepada seseorang atau suatu tempat.
4.
Kesepadanan Lazim & Amplifikasi (penambahan) Penggunaan kombinasi teknik kesepadanan lazim dan amplifikasi
(penambahan) ditemukan sebanyak 6 data (16,7%). Teknik kesepadanan lazim digunakan penerjemah untuk menerjemahkan tuturan yang tidak dapat diterjemahkan kata demi kata dan sangat bergantung pada konteks situasi di mana tuturan tersebut berlangsung. Di sisi lain, teknik amplifikasi digunakan penerjemah untuk memperjelas detail informasi yang ada dalam BSu yang dilakukan dengan menambah informasi yang relevan. Di bawah ini merupakan contoh data yang menggunakan kombinasi teknik kesepadanan lazim dan amplifikasi (penambahan):
142
PAP102/ C.49.175/ B.49.409/456
Konteks situasi:
BSu:
BSa:
Elizabeth meminta izin kepada ayahnya membawa surat dari pamannya tersebut dibacakan kepada ibunya. "May we take my uncle's letter to read to her?"
untuk untuk
"Take whatever you like, and get away." “Bolehkah kami membawa surat dari paman untuk dibacakan kepadanya?” “Bawa saja apa pun yang kalian mau dan pergilah dari sini.”
Pada data di atas, dapat dilihat bahwa penerjemah mengaplikasikan teknik kesepadanan lazim dan amplifikasi pada tuturan menjawab tersebut. Penggunaan teknik kesepadanan lazim ditunjukkan dengan diterjemahkannya "Take whatever you like, and…” menjadi “Bawa saja apa pun yang kalian mau dan…”. Penerjemah sudah tepat dalam menerjemahkan tuturan tersebut karena terjemahan tersebut sudah lazim dipakai di BSa. sedangkan, teknik amplifikasi tampak digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan “…get away” menjadi “…pergilah dari sini”. Terjadi penambahan “dari sini” di BSa yang membuat data tersebut tergolong sebagai data yang menggunakan teknik amplifikasi. Penerjemah berupaya memberikan tambahan informasi kepada pembaca sasaran agar lebih jelas tuturan jawaban tersebut.
143
5.
Kesepadanan Lazim & Amplifikasi (eksplisitasi) Penggunaan kombinasi teknik kesepadanan lazim dan amplifikasi
(eksplisitasi) ditemukan sebanyak 3 data (8,3%). Teknik amplifikasi (eksplisitasi) di sini digunakan penerjemah untuk memperjelas detail informasi yang ada dalam BSu ke BSa. Di bawah ini merupakan contoh data yang menggunakan kombinasi teknik kesepadanan lazim dan amplifikasi (eksplisitasi): PAP094/C.47.167/B.47.389/434
Konteks situasi:
BSu:
BSa:
Elizabeth bertanya kepada kakaknya tentang surat yang ditulis Kolonel Forster untuk istrinya. Ia penasaran apa sebenarnya isi surat itu. "Could Colonel Forster repeat the particulars of Lydia's note to his wife?" "He brought it with him for us to see." “Bisakah Kolonel Forster mengulang pesan yang ditujukan Lydia kepada Mrs.Forster?” “Dia membawa surat itu kemari agar kita bisa membacanya.”
Pada data di atas, dapat dilihat bahwa penerjemah mengaplikasikan teknik kesepadanan lazim dan amplifikasi (eksplisitasi) pada tuturan menjawab tersebut. Penggunaan teknik kesepadanan lazim ditunjukkan dengan diterjemahkannya"He brought … with him for us to see” menjadi “Dia membawa … kemari agar kita bisa membacanya”. Sedangkan, teknik amplifikasi (eksplisitasi) digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan
144
“it” menjadi “surat itu”. Dalam hal ini, penerjemah seakan ingin menunjukkan kepada pembaca sesuatu yang eksplisit dari “it” di BSu. Dengan memperjelas “it” di BSa, penerjemah berharap pembaca dapat lebih mudah memahami tuturan tersebut.
6.
Kesepadanan Lazim & Adaptasi Teknik kesepadanan lazim dan peminjaman murni hanya digunakan
pada 1 data (2,8%) dalam varian kuplet. Teknik kesepadanan lazim biasanya dipakai untuk menerjemahkan bagian tuturan maupun istilah sehari-hari yang tidak dapat diterjemahkan kata per kata dan terikat konteks. Sementara itu, teknik adaptasi sangat erat hubungannya dengan budaya yang ada di dua bahasa, BSu dan BSa. Berikut adalah contoh penggunaan teknik kesepadanan lazim dan adaptasi dalam tuturan menjawab: PAP095/C.48.171/B.48.400/446
Konteks situasi:
BSu:
BSa:
Mr.Bennet bergabung dengan putri-putrinya dengan tidak banyak bicara dan tidak sekali pun ia menyinggung urusan yang memaksanya pergi dari rumah. Tiba-tiba ia menanggapi kesedihan Elizabeth dengan penyesalan. "Say nothing of that. Who should suffer but myself? It has been my own doing, and I ought to feel it." "You must not be too severe upon yourself." “Jangan bilang apa pun tentang itu. Siapa yang lebih layak menderita daripada aku? Ini akibat dari kesalahanku, dan aku seorang yang garus menanggungnya.”
145
“Papa, jangan terlalu kejam kepada diri sendiri.” Pada data di atas, dapat diamati bahwa tuturan menjawab diterjemahkan dengan menggunakan kombinasi dua teknik penerjemahan, yaitu kesepadanan lazim dan adaptasi. Teknik kesepadanan lazim ditunjukkan dengan diterjemahkannya “…must not be too severe upon yourself" menjadi “…jangan terlalu kejam kepada diri sendiri.”. Penerjemah sudah tepat dalam mengaplikasikan teknik kesepadanan lazim dalam tuturan tersebut, yakni sesuai dengan konteks pada tuturan itu. Sedangkan teknik adaptasi tampak digunakan untuk menerjemahkan pada diksi “you” menjadi “Papa” di BSa. Alasan penerjemah menerjemahkan “Papa” di BSa ialah karena berhubungan dengan budaya di BSa. Dalam budaya bahasa Indonesia, sangat jarang bahkan tidak pernah ditemukan seorang anak memanggil ayahnya dengan sebutan nama atau menggunakan diksi kau/kamu walaupun hubungannya sangat dekat. Menurut peneliti, penerjemah sudah tepat dalam menerjemahkan “you” dari BSu menjadi “Papa” di BSa dengan melihat konteksnya, yaitu percakapan antara ayah dan anak. Penerjemah mencoba untuk menyesuaikan panggilan yang biasa digunakan oleh anak kepada ayahnya di budaya BSa.
7.
Transposisi & Amplifikasi Teknik transposisi dan amplifikasi hanya digunakan pada 1 data
(2,9%) dalam varian kuplet. Teknik transposisi biasanya dipakai untuk mengubah atau menggeser unit-unit gramatikal dari BSu ke BSa. Teknik ini
146
sama dengan teknik pergeseran kategori, struktur dan unit. Sementara itu, teknik amplifikasi biasanya dipakai jika penerjemah ingin menambah atau memperkenalkan detail informasi di BSa yang sebelumnya tidak terdapat di BSu. Berikut adalah contoh penggunaan kombinasi teknik transposisi dan amplifikasi: PAP003/C.01.003/B.01.008/008 Konteks situasi:
BSu:
Setelah mengetahui nama pemuda itu, Mr.Bennet masih melanjutkan pertanyaan yang ditujukan kepada istrinya (Mrs.Bennet). Mrs.Bennet menjawab dengan lengkap pertanyaan suaminya itu. "Is he married or single?"
BSa:
"Oh! Single, my dear, to be sure! A single man of large fortune; four or five thousand a year. What a fine thing for our girls!" “Sudah menikah atau masih bujangan?” “Oh! Tentu masih bujangan, suamiku sayang! Pemuda lajang kaya raya; berpenghasilan empat atau lima ribu pound setiap tahun. Berita bagus untuk putriputri kita.”
Pada data di atas, dapat diamati bahwa tuturan menjawab diterjemahkan dengan menggunakan kombinasi dua teknik penerjemahan, yaitu teknik transposisi dan amplifikasi. Penggunaan teknik transposisi nampak pada terjemahan yang berubah posisinya dari BSu "Oh! Single, my dear, to be sure!” menjadi “Oh! Tentu masih bujangan, suamiku sayang!” di BSa. Meskipun terjadi perubahan struktur dalam BSa, penggunaan teknik transposisi ini tidak menyebabkan perubahan makna/pesan dari BSu ke BSa.
147
Sedangkan teknik amplifikasi ditunjukkan dengan diterjemahkannya “my dear” menjadi “suamiku sayang”. Penerjemah menambahkan detail informasi “suami”
yang
sebelumnya
tidak
ada
di
BSu.
Menurut
peneliti,
ditambahkannya “suami” di BSa sama sekali tidak memberikan efek hilangnya pesan dari BSu ke BSa. Efek yang timbul ialah memudahkan pembaca dalam memahami makna dari terjemahan tuturan menjawab tersebut.
3.1.3 Varian Triplet Setelah menemukan varian teknik kuplet, peneliti juga mengidentifikasi temuan varian teknik triplet pada data tuturan menjawab. Varian triplet ialah penggunaan tiga jenis teknik penerjemahan dalam menerjemahkan tuturan menjawab. Ditemukan sebanyak 28 data (20,7%) dalam tuturan menjawab yang menggunakan kombinasi tiga jenis teknik penerjemahan pada BSa. Berikut adalah kombinasi teknik-teknik penerjemahan dalam varian triplet: Tabel 4.6 Teknik Penerjemahan Varian Triplet pada Tuturan Menjawab (Answering) dalam Novel Pride and Prejudice (penerbit Shira Media) No.
Teknik Penerjemahan
Frekuensi Kemunculan
Persentase
1
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni & Variasi
6
21,4%
2
Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (eksplisitasi) &
4
14,2%
148
Variasi 3
Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (penambahan) & Variasi
3
10,7%
4
Kesepadanan Lazim, Modulasi & Variasi
3
10,7%
5
Kesepadanan Lazim, Kreasi Diskursif & Variasi
2
7,1%
6
Kesepadanan Lazim, Harfiah & Variasi
2
7,1%
7
Kesepadanan Lazim, Adaptasi & Peminjaman Murni
1
3,6%
8
Kesepadanan Lazim, Generalisasi & Variasi
1
3,6%
9
Modulasi, Peminjaman Murni & Variasi
1
3,7%
10
Modulasi, Peminjaman Murni & Amplifikasi (penambahan)
1
3,7%
11
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni & Amplifikasi (eksplisitasi)
1
3,7%
12
Kesepadanan Lazim, Adaptasi & Variasi
1
3,7%
13
Kesepadanan Lazim, Reduksi & Amplifikasi
1
3,7%
149
(eksplisitasi) Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (eksplisitasi) & Amplifikasi (penambahan)
1
3,7%
TOTAL
28
100%
14
1.
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni & Variasi Penggunaan kombinasi tiga teknik penerjemahan: kesepadanan lazim,
peminjaman murni, dan variasi ditemukan sebanyak 6 data (21,4%). Berikut ini adalah contoh data yang diterjemahkan dengan menggunakan kombinasi tiga teknik penerjemahan, yaitu kesepadanan lazim, peminjaman murni, dan variasi: PAP027/C.10.030/ B.10.068/076 Konteks situasi:
BSu:
Mr.Bingley, Mr.Darcy, dan Elizabeth saling adu argumen tentang kerendahhatian seseorang. Mr.Bingley secara langsung bertanya kepada Mr.Darcy termasuk manakah menurutnya kerendahan hati Mr.Bingley. "And which of the two do you call my little recent piece of modesty?" "The indirect boast; for you are really proud of your defects in writing, because you consider them as proceeding from a rapidity of thought and carelessness of execution, which, if not estimable, you think at least highly interesting. The power of doing anything with quickness is always prized much by the possessor, and often without any attention to the imperfection of the performance. When you told Mrs. Bennet this morning that if you ever resolved upon quitting Netherfield you
150
BSa:
should be gone in five minutes, you meant it to be a sort of panegyric, of compliment to yourself—and yet what is there so very laudable in a precipitance which must leave very necessary business undone, and can be of no real advantage to yourself or anyone else?" “Dan termasuk yang manakah menurutmu kerendahan hatiku tadi?” “Secara tidak langsung kau menyombongkan diri, sebab kau sangat bangga atas kekuranganmu dalam menulis, karena kau menganggapnya sebagai dampak dari kecepatan berpikir dan ketergesa-gesaan yang menurutmu akan membuatmu tampak terhormat, atau paling tidak sangat menarik. Kekuatan melakukan apa pun dengan cepat selalu disanjung semua orang, sering tidak menghiraukan kekurangan yang menjadi akibatnya. Ketika kau memberitahu Mrs.Bennet pagi ini bahwa kalau kau harus meninggalkan Netherfield maka kau akan melakukannya dalam lima menit, kau bermaksud memuji dirimu sendiri. Padahal, apa yang lebih layak dipuji dari tindakan terburu-buru yang menyebabkan urusan penting terbengkalai dan tidak bermanfaat bagi dirimu sendiri ataupun orang lain?”
Pada data PAP027/C.10.030/ B.10.068/076, teknik kesepadanan lazim ditunjukkan di hampir semua tuturan menjawab. Penerjemah sudah tepat dalam menerjemahkan tuturan tersebut karena bahasa sudah lazim digunakan di BSa. Sedangkan, teknik peminjaman murni nampak pada beberapa nama orang dan nama tempat/daerah dalam tuturan tersebut, yaitu Mrs.Bennet dan Netherfield. Penerjemah tetap mempertahankan terjemahan nama dari BSu ke BSa. Mengingat nama adalah sesuatu yang penting, tidak bisa diubah atau pun digantikan, maka penerjemah sudah tepat jika memindah istilah tersebut dari BSu ke BSa tanpa ada perubahan apa pun. Teknik selanjutnya ialah variasi.
151
Teknik variasi digunakan penerjemah untuk menerjemahkan diksi “you” menjadi “kau” di BSa. Hal itu sudah benar dilakukan oleh penerjemah, karena pemilihan diksi “kau” seakan memberi kesan adanya kesejajaran posisi dan kedekatan hubungan di antara penutur. 2.
Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi Penggunaan kombinasi tiga teknik penerjemahan: kesepadanan lazim,
amplifikasi (eksplisitasi), dan variasi ditemukan sebanyak 4 data (14,2%). Berikut ini adalah contoh data yang diterjemahkan dengan menggunakan kombinasi tiga teknik penerjemahan, yaitu kesepadanan lazim, amplifikasi (eksplisitasi), dan variasi: PAP070/C.34.113/B.34.261/292 Konteks situasi:
BSu:
Elizabeth memuntahkan semua kekecewaannya kepada Darcy. Ia menyayangkan sikap Darcy yang seakan-akan tidak memihak hubungan Jane dan Mr.Bingley. "Can you deny that you have done it?"
BSa:
"I have no wish of denying that I did everything in my power to separate my friend from your sister, or that I rejoice in my success. Towards him I have been kinder than towards myself." “Sanggupkah kau menyangkal perbuatanmu itu?” “Aku tidak akan menyangkal bahwa aku sudah melakukan apa pun yang dapat kulakukan untuk menjauhkan sahabatku dari kakakmu, atau bahwa aku sudah merayakan keberhasilanku dalam hal ini. Aku bahkan lebih bersikap baik kepada sahabatku ketimbang kepada diriku sendiri.”
152
Pada data PAP070/C.34.113/B.34.261/292, teknik kesepadanan lazim ditunjukkan dalam "I have no wish of denying that I did everything in my power to separate my friend from your sister…” menjadi “Aku tidak akan menyangkal bahwa aku sudah melakukan apa pun yang dapat kulakukan untuk menjauhkan sahabatku dari kakakmu…”. Sementara itu, teknik amplifikasi (eksplisitasi) digunakan untuk menerjemahkan “my friend” menjadi “sahabatku”. Penerjemah mencoba menerjemahkan “my friend” menjadi lebih spesifik di BSa, yaitu “sahabatku”. Penggunaan teknik variasi dapat dilihat pada sapaan “I” menjadi “aku”. Pemilihan kata “aku” ini menunjukkan bahwa tidak ada jarak antara penutur dengan mitra tuturnya. Hal itu disebabkan karena dalam konteks ini penutur dan mitra tutur digambarkan sebagai tokoh yang sebenarnya saling menyukai.
3.
Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (penambahan) & Variasi Sebanyak 3 data (10,7%) diterjemahkan menggunakan kombinasi
teknik kesepadanan lazim, amplifikasi, dan variasi. Berikut merupakan contoh penggunaan kombinasi tiga teknik tersebut: PAP001/C.01.003/B.01.008/008 Konteks situasi:
BSu:
Netherfield Park, suatu tempat yang dinilai sangat mewah bagi penduduk sekitar akan disewa oleh pemuda kaya raya dari wilayah utara Inggris. Mrs.Bennet menawari suaminya (Mr.Bennet) untuk bersedia mendengarkan cerita mengenai pemuda itu. "Do you not want to know who has taken it?"
153
BSa:
"You want to tell me, and I have no objection to hearing it." “Tidakkah kau ingin tahu siapa gerangan pembelinya?” “Kau hendak memberitahu aku dan aku sama sekali tidak keberatan untuk mendengarkan.”
Pada contoh di atas, teknik kesepadanan lazim ditunjukkan di hampir semua tuturan menjawab. Penerjemah sudah tepat dalam menerjemahkan tuturan tersebut karena diterjemahkan sesuai dengan konteks dan tidak diterjemahkan secara kata demi kata. Sementara itu, teknik amplifikasi nampak pada terjemahan “sama sekali” di BSa yang sebelumnya tidak ada di BSu. Penambahan “sama sekali” dirasa tidak menjadi masalah karena tidak mengubah pesan/makna yang ada di BSu. Selain itu, teknik variasi tampak digunakan untuk menerjemahkan sapaan “you” menjadi “kau” dan “I” menjadi “aku”. Penerjemah sudah tepat dalam menerjemahkan kata sapaan tersebut karena penutur memiliki posisi yang sejajar dengan mitra tuturnya.
4.
Kesepadanan Lazim, Modulasi & Variasi Sebanyak 3 data (10,7%) diterjemahkan menggunakan kombinasi
teknik kesepadanan lazim, modulasi, dan variasi. Berikut merupakan contoh penggunaan kombinasi tiga teknik tersebut: PAP052/C.21.073/B.21.166/188 Konteks situasi:
Setelah mendengar pendapat Elizabeth mengenai isi surat dari Miss Bingley, Jane sedikit lega karena
154
BSu:
memiliki adik yang sangat mendukung dan mempercayainya. "How can you talk so?" said Jane, faintly smiling. "You must know that though I should be exceedingly grieved at their disapprobation, I could not hesitate."
BSa:
"I did not think you would; and that being the case, I cannot consider your situation with much compassion." “Bagaimana kau bisa bilang begitu?” Tanya Jane, tersenyum lemah. “Kau tentu tahu bahwa biar pun aku akan sedih sekali kalau tidak mendapat restu dari mereka, aku tidak akan mundur.” “Aku juga berpikir begitu; dan kalau memang begitu adanya, aku akan mendukungmu dengan sepenuh hati.”
Teknik kesepadanan lazim ditunjukkan dengan diterjemahkannya “and that being the case” menjadi “dan kalau memang begitu adanya”. Penerjemah menerjemahkan tuturan tersebut disesuaikan dengan konteks situasi dan tidak kata per kata. Sementara itu, teknik modulasi digunakan penerjemah untuk menerjemahkan sisa tuturan yang tidak diterjemahkan menggunakan teknik kesepadanan lazim, misalnya pada tuturan “I cannot consider your situation with much compassion” menjadi “aku akan mendukungmu dengan sepenuh hati”. Hal tersebut membuktikan bahwa penerjemah mengubah sudut pandang pembaca dari tuturan yang ada di BSu ke BSa. Selanjutnya, penggunaan teknik variasi dapat dilihat pada sapaan “I” menjadi “aku”. Pemilihan kata “aku” ini menunjukkan bahwa tidak ada jarak antara penutur dengan mitra
155
tuturnya, karena tokoh dalam tuturan di atas merupakan kakak adik yang hubungannya sangat dekat.
5.
Kesepadanan Lazim, Kreasi Diskursif & Variasi Sebanyak 2 data (7,1%) ditemukan dengan menggunakan kombinasi
teknik kesepadanan lazim, kreasi diskursif, dan variasi. Berikut merupakan contoh penggunaan kombinasi tiga teknik tersebut: PAP132/C.60.221/B.60.512/572 Konteks situasi:
BSu:
BSa:
Setelah perasaannya tenang kembali, Elizabeth meminta Mr.Darcy untuk menerangkan awal mula ia jatuh cinta kepadanya. "I can comprehend your going on charmingly, when you had once made a beginning; but what could set you off in the first place?" "I cannot fix on the hour, or the spot, or the look, or the words, which laid the foundation. It is too long ago. I was in the middle before I knew that I had begun." “Bagaimana awalnya? Aku masih ingat kapan kau mulai bersikap manis kepadaku, tapi apakah pemicunya?” “Aku tidak ingat kapan tepatnya, atau di mana, atau kejadiannya, atau kata-kata yang menjadi pemicunya. Itu sudah lama lewat. Tiba-tiba saja aku tersadar bahwa aku mencintaimu.”
Pada data di atas, dapat diamati bahwa tuturan menjawab diterjemahkan dengan menggunakan teknik kesepadanan lazim, kreasi diskursif, dan variasi. Teknik kesepadanan lazim ditunjukkan dengan
156
diterjemahkannya "I cannot fix on the hour, or the spot, or the look, or the words, which laid the foundation. It is too long ago.” menjadi “Aku tidak ingat kapan tepatnya, atau di mana, atau kejadiannya, atau kata-kata yang menjadi pemicunya. Itu sudah lama lewat”. Sedangkan teknik kreasi diskursif tampak digunakan untuk menerjemahkan “I was in the middle before I knew that I had begun." menjadi “Tiba-tiba saja aku tersadar bahwa aku mencintaimu”. Hal itu disebabkan karena penerjemah melakukan pemadanan yang lepas konteks. Teknik ini biasanya diaplikasikan jika BSu diterjemahkan ke BSa sangat berbeda bahkan tidak ada hubungannya sama sekali, seperti pada tuturan tersebut. Selain itu, teknik variasi tampak digunakan untuk menerjemahkan sapaan “I” menjadi “aku”.
6.
Kesepadanan Lazim, Harfiah & Variasi Penggunaan kombinasi tiga teknik penerjemahan: kesepadanan lazim,
harfiah, dan variasi ditemukan sebanyak 2 data (7,1%). Berikut ini adalah contoh data yang diterjemahkan dengan menggunakan kombinasi tiga teknik penerjemahan: PAP067/C.32.105/B.32.243/272 Konteks situasi:
Saat Mr.Darcy dan Elizabeth duduk berdua, Elizabeth memikirkan bahan obrolan apa yang mereka bicarakan. Tiba-tiba ia penasaran ingin mengetahui alasan Darcy tentang kepergian mendadak rombongannya dari Netherfield.
157
BSu:
BSa:
"I think I have understood that Mr. Bingley has not much idea of ever returning to Netherfield again?" "I have never heard him say so; but it is probable that he may spend very little of his time there in the future. He has many friends, and is at a time of life when friends and engagements are continually increasing." “Kudengar Mr.Bingley tidak akan kembali ke Netherfield lagi?” “Aku tidak pernah mendengar dia bilang begitu; tapi mungkin saja dia cuma akan menghabiskan sedikit waktu di sana di masa mendatang. Dia punya banyak teman, dan di masa kehidupannya ini, jumlah teman dan urusannya terus bertambah.”
Pada data di atas, teknik kesepadanan lazim ditunjukkan dengan diterjemahkannya "I have never heard him say so; but it is probable that he may spend very little of his time there in the future. He has many friends," menjadi “Aku tidak pernah mendengar dia bilang begitu; tapi mungkin saja dia cuma akan menghabiskan sedikit waktu di sana di masa mendatang. Dia punya banyak teman”. Teknik harfiah tampak digunakan penerjemah dalam menerjemahkan “engagements” menjadi “urusannya”. Hal tersebut sangat lepas konteks mengingat konteks data di atas adalah berhubungan dengan “friends”. Teknik variasi digunakan untuk menerjemahkan “I” menjadi “aku”.
7.
Kesepadanan Lazim, Adaptasi & Peminjaman Murni Penggunaan kombinasi tiga teknik penerjemahan: kesepadanan lazim,
adaptasi, dan peminjaman murni ditemukan sebanyak 1 data (3,6%). Berikut ini adalah contoh data yang diterjemahkan dengan menggunakan kombinasi
158
tiga teknik penerjemahan, yaitu kesepadanan lazim, adaptasi, dan peminjaman murni: PAP019/C.08.023/B.08.053/059 Konteks situasi:
BSu:
BSa:
Setelah Elizabeth turun ke lantai bawah untuk bergabung bersama seluruh penghuni rumah keluarga Bingley, ia agak tidak nyaman karena semuanya sedang bermain kartu bersama. Mr.Hurst menangkap ketidaknyamanan Elizabeth dan bertanya kepadanya apakah ia suka bermain kartu. "Do you prefer reading to cards?" said he; "that is rather singular." "Miss Eliza Bennet, despises cards. She is a great reader, and has no pleasure in anything else." “Apa kau lebih suka membaca daripada bermain kartu?” tanyanya, “itu agak aneh.” “Miss Elizabeth Bennet, membenci kartu. Dia itu kutu buku dan tidak punya kesenangan lain.”
Pada data PAP019/C.08.023/B.08.053/059, teknik kesepadanan lazim ditunjukkan dalam "Miss Eliza Bennet, despises cards. She is a great reader” menjadi “Miss Elizabeth Bennet, membenci kartu. Dia itu kutu buku”. Selanjutnya, teknik adaptasi juga digunakan untuk menerjemahkan data di atas, yaitu pada nama “Miss Eliza Bennet”. Penerjemah memindahkan nama tersebut dengan tidak mengubahnya sama sekali. Sementara itu, teknik adaptasi juga digunakan pada data di atas. Hal tersebut dapat diamati pada terjemahan “great reader” menjadi “kutu buku”. Penerjemah mencoba untuk menggunakan
ungkapan
yang
ada
di
budaya
BSa,
yaitu
tidak
menerjemahkannya secara literal tetapi menggunakan padanan yang sesuai
159
dalam budaya BSa. Peneliti sangat setuju dengan keputusan penerjemah dalam menggunakan teknik adaptasi tersebut karena akan memudahkan pembaca untuk memahaminya.
8.
Kesepadanan Lazim, Generalisasi & Variasi Sebanyak 1 data (3,6%) diterjemahkan menggunakan kombinasi
teknik kesepadanan lazim, modulasi, dan variasi. Berikut merupakan contoh penggunaan kombinasi tiga teknik tersebut: PAP021/C.08.025/B.08.056/062 Konteks situasi: BSu:
BSa:
Mr.Darcy bertanya kepada Elizabeth mengapa ia meragukan penilaian Mr.Darcy tentang gadis berbakat. "Are you so severe upon your own sex as to doubt the possibility of all this?" "I never saw such a woman. I never saw such capacity, and taste, and application, and elegance, as you describe united." “Apakah kau sebegitu kejam kepada kaummu sendiri sehingga meragukan adanya kemungkinan itu?” “Aku tidak pernah melihat perempuan berbakat. Aku tidak pernah berjumpa dengan perempuan yang punya kecakapan dan selera sekaligus tindaktanduk dan keanggunan seperti yang kau gambarkan tadi.”
Pada data PAP021/C.08.025/B.08.056/062, teknik kesepadanan lazim ditunjukkan dalam "I never saw such a woman. I never saw such capacity, and taste, and application, and elegance, as you describe united." menjadi “Aku tidak pernah melihat perempuan berbakat. Aku tidak pernah berjumpa
160
dengan perempuan yang punya kecakapan dan selera sekaligus tindak-tanduk dan keanggunan seperti yang kau gambarkan tadi.”. Sementara itu, teknik generalisasi tampak pada “such a woman” yang diterjemahkan menjadi “perempuan
berbakat”.
Penerjemah
nampaknya
mencoba
untuk
menerjemahkan ungkapan dari BSu ke BSa ke dalam istilah yang lebih umum. Teknik selanjutnya yang digunakan pada contoh di atas adalah teknik variasi. Penggunaan teknik variasi dapat dilihat pada sapaan “I” menjadi “aku” dan “you” menjadi “kau”. Pemilihan kata “aku” dan “kau” di sini menunjukkan bahwa tidak ada jarak antara penutur dengan mitra tuturnya.
9.
Modulasi, Peminjaman Murni & Variasi Penggunaan
kombinasi
tiga
teknik
penerjemahan:
modulasi,
peminjaman murni, dan variasi ditemukan sebanyak 1 data (3,6%). Berikut ini adalah contoh data yang diterjemahkan dengan menggunakan kombinasi tiga teknik penerjemahan, yaitu modulasi, peminjaman murni, dan variasi: PAP074/C.40.132/B.40.308/344 Konteks situasi:
BSu:
Mrs.Bennet mencoba meminta pendapat dari Elizabeth mengenai hubungan antara Jane dan Mr.Bingley. Ia sudah mulai mengetahui bahwa putrid sulungnya itu mempunyai hubungan serius dengan Mr.Bingley. "Well, Lizzy,what is your opinion now of this sad business of Jane's? For my part, I am determined never to speak of it again to anybody. I told my sister Phillips so the other day.”
161
BSa:
"I do not believe he will ever live at Netherfield any more." “Nah, Lizzy, apa pendapatmu sekarang tentang masalah menyedihkan yang sedang dihadapi Jane? Kalau aku, aku bertekad untuk tidak akan membicarakan soal ini kepada siapa pun lagi. Aku sudah membahasnya dengan Bibi Philips-mu kemarin.” “Aku yakin dia tidak akan pernah lagi tinggal dalam waktu lama di Netherfield.”
Pada data PAP074/C.40.132/B.40.308/344 di atas, teknik modulasi ditunjukkan dalam "I do not believe he will ever live at Netherfield any more." menjadi“Aku yakin dia tidak akan pernah lagi tinggal dalam waktu lama di Netherfield”. Penerjemah tampak mengubah sudut pandang dari tuturan di BSu ke BSa. Selanjutnya, teknik peminjaman murni digunakan penerjemah dalam menerjemahkan nama tempat, yakni “Netherfield”. Selanjutnya, teknik variasi ditunjukkan dengan diterjemahkannya sapaan “I” menjadi “aku”. Karena tuturan tersebut merupakan percakapan antara anak dengan orang tua yang memiliki kedekatan dan tidak ada jarak, maka sudah tepat jika penerjemah menerjemahkan sapaan “aku” di BSa.
10. Modulasi, Peminjaman Murni & Amplifikasi (penambahan) Sebanyak 1 data (3,6%) ditemukan dengan menggunakan kombinasi teknik modulasi, peminjaman murni, dan amplifikasi (penambahan). Berikut merupakan contoh penggunaan kombinasi tiga teknik tersebut:
162
PAP089/C.47.164/ B.47.383/427 Konteks situasi:
BSu:
BSa:
Elizabeth juga menanyakan kabar ibu dan semua saudarinya, apakah mereka baik-baik saja setelah kabar buruk tentang Kitty sampai di telinga mereka. "And my mother—how is she? How are you all?" "My mother is tolerably well, I trust; though her spirits are greatly shaken. She is up stairs and will have great satisfaction in seeing you all. She does not yet leave her dressing-room. Mary and Kitty, thank Heaven, are quite well." “Dan ibu kita – bagaimana keadaannya? Bagaimana keadaan kalian semua?” “Keadaan ibu kita sudah lumayan biarpun beliau masih terguncang. Beliau ada di atas dan akan sangat senang kalau bisa bertemu denganmu serta paman dan bibi. Beliau belum keluar dari kamar. Mary dan Kitty, puji Tuhan, juga baik-baik saja.”
Pada data PAP089/C.47.164/ B.47.383/427, teknik modulasi tampak digunakan dalam tuturan "My mother is tolerably well…” yang diterjemahkan menjadi “Keadaan ibu kita sudah lumayan…”. Penerjemah mengubah sudut pandang dari BSu “my mother” menjadi “ibu kita” di BSa. Sementara itu, teknik peminjaman murni digunakan penerjemah dalam menerjemahkan nama orang: “Mary” dan “Kitty”. Penerjemah meminjam dan memindah nama tersebut dari BSu ke BSa tanpa perubahan apa pun. Selanjutnya adalah teknik amplifikasi. Teknik ini ditunjukkan dengan ditambahkannya kata “paman dan bibi” dalam BSa. Ditambahkannya “paman dan bibi” tersebut menimbulkan kesan bahwa penerjemah berupaya memberikan informasi tambahan kepada
163
pembaca bahwa tidak hanya keluarga inti dari penutur yang dating, tetapi juga keluarga besarnya.
11. Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni & Amplifikasi (eksplisitasi) Penggunaan kombinasi tiga teknik penerjemahan: kesepadanan lazim, peminjaman murni, dan amplifikasi (eksplisitasi) ditemukan sebanyak 1 data (3,6%). Berikut ini adalah contoh data yang diterjemahkan dengan menggunakan kombinasi tiga teknik penerjemahan, yaitu kesepadanan lazim, peminjaman murni, dan amplifikasi (eksplisitasi): PAP093/C.47.166/ B.47.388/433 Konteks situasi:
BSu:
BSa:
Elizabeth pun juga masih tidak begitu yakin jika Kolonel Forster sebenarnya mengetahui watak asli Wickham. Elizabeth yakin bahwa sebenarnya Kolonel Forster pun tidak begitu suka dengan watak Wickham. "And did Colonel Forster appear to think well of Wickham himself? Does he know his real character?" "I must confess that he did not speak so well of Wickham as he formerly did. He believed him to be imprudent and extravagant. And since this sad affair has taken place, it is said that he left Meryton greatly in debt; but I hope this may be false." “Lantas apakah Kolonel Forster sendiri percaya kepada Wickham? Apakah dia mengetahui watak aslinya?” “Harus kuakui, dia sudah tidak mempercayai Wickham lagi. Dia menganggapnya sebagai anak muda yang ceroboh dan boros. Dan sejak peristiwa menyedihkan ini terjadi, banyak orang bilang bahwa Wickham meninggalkan banyak utang di Meryton; tapi kuharap itu cuma kabar burung.”
164
Pada data PAP074/C.40.132/B.40.308/344 di atas, teknik kesepadanan lazim ditunjukkan dengan diterjemahkannya "I must confess that he did not speak so well of Wickham as he formerly did. He believed him to be imprudent and extravagant. And since this sad affair has taken place, it is said that he left Meryton greatly in debt; but I hope this may be false." menjadi “Harus kuakui, dia sudah tidak mempercayai Wickham lagi. Dia menganggapnya sebagai anak muda yang ceroboh dan boros. Dan sejak peristiwa menyedihkan ini terjadi, banyak orang bilang bahwa Wickham meninggalkan banyak utang di Meryton; tapi kuharap itu cuma kabar burung”. Penerjemah juga menggunakan teknik peminjaman murni pada nama tokoh dan nama tempat: “Wickham” dan “Meryton”. Selanjutnya, penggunaan teknik amplifikasi (eksplisitasi) terlihat dalam “…he left Meryton greatly in debt” menjadi “…Wickham meninggalkan banyak utang di Meryton”. Tampak “he” diterjemahkan menjadi “Wickham” di BSa. Penerjemah nampaknya ingin membuat terjemahannya lebih eksplisit di BSa, yaitu menggantikannya dengan nama tokoh.
12. Kesepadanan Lazim, Adaptasi & Variasi Sebanyak 1 data (3,6%) ditemukan dengan menggunakan kombinasi teknik kesepadanan lazim, adaptasi, dan variasi. Berikut merupakan contoh penggunaan kombinasi tiga teknik tersebut:
165
PAP117/C.55.199/B.55.463/518 Konteks situasi:
BSu:
BSa:
Beberapa hari berselang, Mr.Bingley kembali dating ke kediaman Bennet, kali ini seorang diri. Mrs.Bennet mengundangnya untuk makan bersama. Mrs.Bennet berharap hanya Mr.Bingley dan Jane saja setelah makan bersama usai, ia pun memberi kode kepada Kitty untuk naik, agar tidak mengganggu Jane dan Mr.Bingley. Sayangnya Kitty tidak paham maksud ibunya tersebut. "What is the matter mamma? What do you keep winking at me for? What am I to do?" "Nothing child, nothing. I did not wink at you." “Ada apa Mamma? Mengapa Mamma mengedipngedipkan mata kepadaku? Apa yang mesti kulakukan?” “Tidak ada, Nak, tidak ada. Aku tidak mengedipngedipkan mata kepadamu.”
Pada data PAP117/C.55.199/B.55.463/518, teknik kesepadanan lazim tampak digunakan dalam tuturan "Nothing child, nothing. I did not wink at you." yang diterjemahkan menjadi “Tidak ada, Nak, tidak ada. Aku tidak mengedip-ngedipkan mata kepadamu”. Sementara itu, teknik adaptasi digunakan untuk menerjemahkan “child” menjadi “Nak” di BSa. Dalam hal ini, penerjemah mencoba untuk menerjemahkan kata “child” tersebut dengan disesuaikan dengan budaya sapaan yang biasa digunakan di BSa. Menurut peneliti, penerjemah sudah tepat menggunakan teknik adaptasi untuk menerjemahkan kata tersebut dengan tujuan untuk memudahkan pembaca memahami pesan yang ada di BSu. Teknik yang digunakan selanjutnya ialah
166
variasi. Teknik variasi ditunjukkan dengan diterjemahkannya sapaan “I” menjadi “aku”. Hal ini sudah tepat karena tuturan di atas ialah percakapan antara ibu dan anak yang hubungannya sangat dekat.
13. Kesepadanan Lazim, Reduksi & Amplifikasi (eksplisitasi) Penggunaan kombinasi tiga teknik penerjemahan: kesepadanan lazim, reduksi, dan amplifikasi (eksplisitasi) ditemukan sebanyak 1 data (3,6%). Berikut ini adalah contoh data yang diterjemahkan dengan menggunakan kombinasi tiga teknik penerjemahan, yaitu kesepadanan lazim, reduksi, dan amplifikasi (eksplisitasi): PAP122/ C.56.205/B.56.477/534 Konteks situasi:
BSu:
BSa:
Sejak dulu Lady Catherine memang menjodohkan putrinya dengan Darcy, namun sayangnya Darcy sama sekali tidak tertarik dengan putrid Lady Catherine. Lady Catherine mulai membentak Elizabeth dan mengatakan bahwa tunangan Darcy adalah putrinya. "Let me be rightly understood. This match, to which you have the presumption to aspire, can never take place. No, never. Mr. Darcy is engaged to my daughter. Now what have you to say?" "Only this; that if he is so, you can have no reason to suppose he will make an offer to me." “Akulah yang akan menjelaskannya kepadamu. Pernikahan kalian, yang tentu saja sudah kau impiimpikan, tidak akan pernah terjadi. Tidak, tidak akan pernah terjadi. Mr.Darcy sudah bertunangan dengan putriku. Sekarang, kau mau bilang apa?” “Cuma ini: anda tidak punya alasan untuk menganggap Mr.Darcy sudah melamar saya.”
167
Pada data di atas, teknik kesepadanan lazim ditunjukkan dengan diterjemahkannya "Only this; that if he is so, you can have no reason to suppose he will make an offer to me." menjadi “Cuma ini: anda tidak punya alasan untuk menganggap Mr.Darcy sudah melamar saya”. Sedangkan teknik reduksi ini ditunjukkan dengan dihilangkannya tuturan “that if he is so”. Sementara itu, dapat dilihat bahwa teknik amplifikasi (eksplisitasi)
juga
digunakan dalam menerjemahkan data di atas. Hal tersebut dapat diamati pada kata “he” yang penerjemah spesifikkan menjadi nama tokoh pada BSa. Penerjemah nampaknya ingin menjelaskan kepada pembaca bahwa “he” yang dimaksud di BSu tersebut adalah tokoh yang bernama Mr.Darcy.
14. Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (eksplisitasi) & Amplifikasi (penambahan) Penggunaan kombinasi tiga teknik penerjemahan: kesepadanan lazim, amplifikasi (eksplisitasi) dan amplifikasi (penambahan) ditemukan sebanyak 1 data (3,6%). Berikut ini adalah contoh data yang diterjemahkan dengan menggunakan kombinasi tiga teknik penerjemahan, yaitu kesepadanan lazim, amplifikasi (eksplisitasi) dan amplifikasi (penambahan): PAP023/C.09.027/B.09.062/068 Konteks situasi:
Mr.Bingley menjawab pertanyaan Mrs.Bennet mengenai kondisi perkotaan yang hampir sama dengan pedesaan. Sebelumnya, Mrs.Bennet merasa sedikit sakit
168
BSu:
BSa:
hati atas ucapan Mr.Darcy yang menyebutnya orang desa. "I cannot see that London has any great advantage over the country, for my part, except the shops and public places. The country is a vast deal pleasanter, is it not, Mr. Bingley?" "When I am in the country, I never wish to leave it; and when I am in town it is pretty much the same. They have each their advantages, and I can be equally happy in either." “Saya tidak melihat London punya banyak kelebihan di banding desa, kecuali pertokoan dan tempat-tempat umum. Desa ini lebih menyenangkan dibandingkan London, bukan begitu, Mr.Bingley?” “Sewaktu saya tinggal di desa, saya tidak pernah sedetik pun berniat untuk meninggalkannya; dan sewaktu saya ada di kota, saya juga merasakan hal serupa. Desa dan kota punya kelebihan masing-masing, dan saya senang-senang saja tinggal di dua tempat itu.”
Pada data PAP023/C.09.027/B.09.062/068, teknik kesepadanan lazim ditunjukkan di hampir semua tuturan menjawab di atas. Penerjemah menerjemahkan tuturan tersebut dengan sangat memperhatikan konteks di mana tuturan tersebut terjadi. Penggunaan teknik amplifikasi (penambahan) dapat dilihat pada terjemahan “sedetik pun” di BSa. Sementara itu, teknik amplifikasi (eksplisitasi) digunakan untuk menerjemahkan “they” menjadi “desa dan kota”. Penerjemah mencoba menerjemahkan “they” menjadi lebih eksplisit di BSa.
169
3.1.4 Varian Kuartet Setelah menemukan tiga jenis varian teknik penerjemahan, peneliti juga mengidentifikasi adanya data yang termasuk dalam varian kuartet. Varian kuartet ini merujuk pada penggunaan empat teknik penerjemahan dalam satu tuturan menjawab. Sebanyak 14 (10,4%) data ditemukan sebagai data menggunakan varian kuartet. Persentase kombinasi temuan teknik penerjemahan pada varian kuartet dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.7 Teknik Penerjemahan Varian Kuartet pada Tuturan Menjawab (Answering) dalam Novel Pride and Prejudice (penerbit Shira Media) No.
Teknik Penerjemahan
Frekuensi Kemunculan
Persentase
1
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi
4
28,8%
2
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Reduksi & Variasi
2
14,4%
3
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Partikularisasi & Variasi
1
7,1%
4
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Harfiah & Variasi
1
7,1%
5
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni,
1
7,1%
170
Adaptasi & Variasi 6
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Amplifikasi (penambahan) & Variasi
1
7,1%
7
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Peminjaman Naturalisasi & Variasi
1
7,1%
8
Kesepadanan Lazim, Modulasi, Peminjaman Murni & Amplifikasi (penambahan)
1
7,1%
9
Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (eksplisitasi), Amplifikasi (penambahan) & Variasi
1
7,1%
10
Kesepadanan Lazim, Transposisi, Amplifikasi (penambahan) & Variasi
1
7,1%
14
100%
TOTAL
1.
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi Penggunaan kombinasi empat teknik penerjemahan: kesepadanan
lazim, peminjaman murni, partikularisasi, dan variasi ditemukan sebanyak 4
171
data (28,8%). Di bawah ini merupakan contoh data yang diterjemahkan menggunakan teknik kuartet dengan kombinasi teknik kesepadanan lazim, peminjaman murni, amplifikasi (eksplisitasi), dan variasi: PAP004/C.01.003/B.01.008/008 Konteks situasi:
BSu:
BSa:
Mrs.Bennet berharap agar pemuda kaya raya itu bisa tertarik kepada satu dari lima puterinya. Ia sangat menginginkan kekayaan pemuda yang akan menyewa Netherfield Park tersebut. Namun Mr.Bennet tidak sampai berpikir ke arah itu. Sebelumnya, Mr.Bennet bertanya kepada istrinya bagaimana bisa istrinya memikirkan untuk menjodohkan pemuda kaya raya itu kepada salah satu putrinya. "How so? How can it affect them?" "My dear Mr. Bennet, how can you be so tiresome! You must know that I am thinking of his marrying one of them." “Kenapa begitu? Bagaimana itu bisa mempengaruhi mereka?” “Sayangku Mr.Bennet, bagaimana bisa kau begitu menyebalkan! Kau harusnya paham bahwa aku sedang memikirkan cara agar dia menikahi salah satu anak kita.”
Pada contoh data di atas, teknik kesepadanan lazim ditunjukkan dengan diterjemahkannya "My dear Mr. Bennet, how can you be so tiresome! You must know that I am thinking of his marrying one of them." menjadi “Sayangku Mr.Bennet, bagaimana bisa kau begitu menyebalkan! Kau harusnya paham bahwa aku sedang memikirkan cara agar dia menikahi salah satu anak kita”. Sedangkan teknik peminjaman murni dapat dilihat pada
172
terjemahan nama tokoh, yaitu Mr.Bennet. Teknik amplifikasi (eksplisitasi) juga tampak digunakan oleh penerjemah pada data di atas. Hal tersebut dapat dilihat pada tuturan “…marrying one of them." yang diterjemahkan menjadi “…menikahi salah satu anak kita”. Penerjemah mencoba untuk menggunakan istilah yang lebih spesifik, yaitu dari “one of them” menjadi “salah satu anak kita”. Sementara itu, teknik variasi tampak digunakan penerjemah untuk menerjemahkan sapaan “I” menjadi “aku” dan “you” menjadi “kau”.
2.
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Reduksi & Variasi Sebanyak 2 data (14,4%) ditemukan dengan menggunakan kombinasi
teknik kesepadanan lazim, peminjaman murni, reduksi, dan variasi. Berikut merupakan contoh penggunaan kombinasi empat teknik tersebut: PAP028/C.10.031/B.10.070/077 Konteks situasi:
BSu:
BSa:
Mr.Bingley, Mr.Darcy, dan Elizabeth masih saling adu argumen, sampai pada akhirnya Elizabeth bertanya kepada Mr.Bingley tentang bagaimana sikap Mr.Darcy jika ia diminta untuk tinggal di rumah temannya. "Would Mr. Darcy then consider the rashness of your original intentions as atoned for by your obstinacy in adhering to it?" "Upon my word, I cannot exactly explain the matter; Darcy must speak for himself." “Apakah Mr.Darcy akan menganggap ketergesaanmu lebih diakibatkan oleh keteguhanmu dalam mempertahankan pendapatmu?” “Aku tidak bisa menerangkan secara gamblang tentang hal itu, Darcy seorang lah yang harus menjelaskannya.”
173
Pada data PAP028/C.10.031/B.10.070/077, teknik kesepadanan lazim tampak digunakan dalam tuturan “I cannot exactly explain the matter; Darcy must speak for himself" menjadi “Aku tidak bisa menerangkan secara gamblang tentang hal itu, Darcy seorang lah yang harus menjelaskannya”. Sementara itu, teknik peminjaman murni tampak digunakan penerjemah untuk menerjemahkan nama tokoh, yaitu Darcy. Selanjutnya, teknik reduksi ditunjukkan dengan dihilangkannya tuturan “Upon my word” pada BSu. Terjadinya proses penghilangan tuturan tersebut dapat menimbulkan hilangnya sebagian informasi pada BSa dalam tuturan menjawab di atas. Sedangkan
teknik
variasi
tampak
digunakan
penerjemah
untuk
menerjemahkan sapaan “I” menjadi “aku”.
3.
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Partikularisasi &Variasi Penggunaan kombinasi empat teknik penerjemahan: kesepadanan
lazim, peminjaman murni, partikularisasi, dan variasi ditemukan sebanyak 1 data (7,1%) dalam penelitian ini. Di bawah ini merupakan contoh data yang diterjemahkan menggunakan teknik kuartet dengan kombinasi teknik kesepadanan lazim, peminjaman murni, partikularisasi, dan variasi: PAP101/ C.49.174/ B.49.406/454 Konteks
174
situasi:
BSu:
Mr.Bennet terbawa emosi setelah membaca surat tersebut. Saat Jane bertanya masalah sepele, Mr.Bennet langsung terpancing emosinya. "Money! My uncle! What do you mean, sir?"
BSa:
"I mean, that no man in his senses would marry Lydia on so slight a temptation as one hundred a year during my life, and fifty after I am gone." “Uang! Paman! Apa maksud Papa?” “Maksudku, tidak ada seorang pun lelaki waras yang akan menikahi Lydia cuma gara-gara tergiur oleh seratus pound setahun selama aku masih hidup, dan lima puluh sesudah aku meninggal.”
Pada contoh data di atas, teknik kesepadanan lazim ditunjukkan pada hampir semua tuturan pada data di atas. Selanjutnya, teknik peminjaman murni dapat dilihat pada nama tokoh Lydia dan satuan mata uang “pound” yang dipertahankan oleh penerjemah di BSa. sementara itu, teknik partikularisasi digunakan penerjemah untuk membuat istilah “one hundred” menjadi “seratus pound”. Teknik variasi juga diterapkan pada contoh data di atas, yaitu pada kata “I” yang diterjemahkan menjadi “aku”.
4.
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Harfiah & Variasi Sebanyak 1 data (7,1%) ditemukan dengan menggunakan kombinasi
teknik kesepadanan lazim, peminjaman murni, literal, dan variasi. Berikut merupakan contoh penggunaan kombinasi empat teknik tersebut:
175
PAP029/C.10.032/B.10.071/078 Konteks situasi:
BSu:
BSa:
Mr.Darcy memilih untuk bertanya langsung kepada Mr.Bingley dan Elizabeth tentang bagaimana pendapat mereka jika diminta oleh temannya untuk bermalam di rumah teman dengan menentukan derajat kepentingan dan derajat keakraban. "Will it not be advisable, before we proceed on this subject, to arrange with rather more precision the degree of importance which is to appertain to this request, as well as the degree of intimacy subsisting between the parties?" "By all means, let us hear all the particulars, not forgetting their comparative height and size; for that will have more weight in the argument, Miss Bennet, than you may be aware of. I assure you, that if Darcy were not such a great tall fellow, in comparison with myself, I should not pay him half so much deference. I declare I do not know a more awful object than Darcy, on particular occasions, and in particular places; at his own house especially, and of a Sunday evening, when he has nothing to do." “Sebelum kita membahas topik ini, bukankah sebaiknya kita menentukan derajat kepentingan yang mendasari permintaan tersebut, begitu juga derajat keakraban di antara kedua belah pihak?” “Dengan mempertimbangkan apa pun itu, mari kita dengarkan semua derajatnya, dan jangan lupakan juga tinggi dan besar badan mereka, sebab itu juga mesti dijadikan pertimbangan, Miss Bennet, lebih daripada yang kau sangka. Aku meyakinkanmu, seandainya Darcy tidak setinggi itu dibandingkan diriku, maka aku tidak akan menghiraukannya. Kutegaskan, aku tidak mengenal seseorang yang lebih menyebalkan daripada Darcy, terutama di saat dia berada di rumahnya sendiri, dan pada Minggu malam ketika dia sedang tidak ada kegiatan.”
176
Pada data PAP029/C.10.032/B.10.071/078, teknik kesepadanan lazim tampak digunakan dalam tuturan “let us hear all the particulars, not forgetting their comparative height and size; for that will have more weight in the argument, Miss Bennet, than you may be aware of. I assure you, that if Darcy were not such a great tall fellow, in comparison with myself, I should not pay him half so much deference. I declare I do not know a more awful object than Darcy, on particular occasions, and in particular places; at his own house especially, and of a Sunday evening, when he has nothing to do” yang diterjemahkan menjadi “mari kita dengarkan semua derajatnya, dan jangan lupakan juga tinggi dan besar badan mereka, sebab itu juga mesti dijadikan pertimbangan, Miss Bennet, lebih daripada yang kau sangka. Aku meyakinkanmu, seandainya Darcy tidak setinggi itu dibandingkan diriku, maka aku tidak akan menghiraukannya. Kutegaskan, aku tidak mengenal seseorang yang lebih menyebalkan daripada Darcy, terutama di saat dia berada di rumahnya sendiri, dan pada Minggu malam ketika dia sedang tidak ada kegiatan”. Selanjutnya, teknik peminjaman murni tampak digunakan untuk nama tokoh dalam tuturan tersebut, yaitu Miss Bennet dan Darcy. Sementara itu, teknik harfiah digunakan penerjemah untuk menerjemahkan tuturan awal pada contoh di atas: "By all means” menjadi “Dengan mempertimbangkan apa pun itu”. Penggunaan teknik harfiah ini menyebabkan terjemahan dari tuturan menjawab tersebut menjadi lepas konteks. Yang
177
terakhir ialah teknik variasi. Teknik variasi tampak digunakan penerjemah untuk menerjemahkan sapaan “I” menjadi “aku” dan “you” menjadi “kau”.
5.
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Adaptasi & Variasi Penggunaan kombinasi empat teknik penerjemahan: kesepadanan
lazim, peminjaman murni, adaptasi, dan variasi ditemukan sebanyak 1 data (7,1%) dalam penelitian ini. Di bawah ini merupakan contoh data yang diterjemahkan menggunakan teknik kuartet dengan kombinasi teknik kesepadanan lazim, peminjaman murni, adaptasi, dan variasi: PAP030/C.11.035/B.11.078/086 Konteks situasi:
BSu:
Saat semua sedang berkumpul di ruang tengah untuk membaca buku dan bermain kartu, tiba-tiba Miss Bingley bertanya kepada kakaknya, Mr.Bingley, tentang kebenaran pesta dansa yang akan diadakan oleh kakaknya itu di Netherfield. "By the bye, Charles, are you really serious in meditating a dance at Netherfield? I would advise you, before you determine on it, to consult the wishes of the present party; I am much mistaken if there are not some among us to whom a ball would be rather a punishment than a pleasure."
BSa:
"If you mean Darcy, he may go to bed, if he chooses, before it begins—but as for the ball, it is quite a settled thing; and as soon as Nicholls has made white soup enough, I shall send round my cards." “Ngomong-ngomong, Charles, apa kau benar-benar serius mau mengadakan pesta dansa di Netherfield? Kalau boleh aku memberi saran, sebelum memutuskan tentang hal itu, lebih baik kau membicarakannya dulu dengan kami. Sebab aku yakin, ada di antara kita yang
178
lebih menganggap dansa sebagai siksaan daripada kesenangan.” “Kalau yang kau maksud adalah Darcy, dia boleh tidur sebelum acara dimulai, kalau mau – tapi mengenai pesta dansa, itu sudah ditetapkan. Jadi, segera sesudah Nicholls membuat cukup banyak sup krim, aku akan menyebarkan undangan.” Pada contoh data di atas, teknik kesepadanan lazim ditunjukkan dengan diterjemahkannya "If you mean Darcy, he may go to bed, if he chooses, before it begins—but as for the ball, it is quite a settled thing; and as soon as Nicholls has made white soup enough, I shall send round my cards” menjadi “Kalau yang kau maksud adalah Darcy, dia boleh tidur sebelum acara dimulai, kalau mau – tapi mengenai pesta dansa, itu sudah ditetapkan. Jadi, segera sesudah Nicholls membuat cukup banyak sup krim, aku akan menyebarkan undangan”. Sementara itu, teknik peminjaman murni tampak digunakan penerjemahan untuk menerjemahkan nama tokoh pada tuturan menjawab di atas, yaitu Darcy dan Nicholls. Selanjutnya, teknik adaptasi dapat dilihat pada istilah makanan “white soup” yang diterjemahkan menjadi “sup krim”. Penerjemah mencoba untuk menyesuaikan istilah tersebut dengan mencari padanannya sesuai dengan budaya di BSa. Agar dapat diterima oleh pembaca, penerjemah kemudian menerjemahkannya dengan “sup krim” yang dekat dengan budaya BSa. Sedangkan teknik variasi tampak digunakan penerjemah untuk menerjemahkan sapaan “I” menjadi “aku” dan “you” menjadi “kau”.
179
6.
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Amplifikasi (penambahan) & Variasi Sebanyak 1 data (7,1%) ditemukan dengan menggunakan kombinasi
teknik kesepadanan lazim, peminjaman murni, amplifikasi (penambahan), dan variasi. Berikut merupakan contoh penggunaan kombinasi empat teknik tersebut: PAP033/C.11.036/ B.11.081/090 Konteks situasi:
BSu:
BSa:
Elizabeth mengungkapkan penilaiannya terhadap Mr.Darcy secara gamblang. Ia mengatakan kelemahan dan kelebihan Mr.Darcy. Setelah selesai, Miss Bingley bertanya kepada Elizabeth tentang bagaimana hasil pengamatan Elizabeth terhadap Mr.Darcy. "Your examination of Mr. Darcy is over, I presume," said Miss Bingley; "and pray what is the result?" "I am perfectly convinced by it that Mr. Darcy has no defect. He owns it himself without disguise." “Pengamatanmu atas Mr.Darcy sudah selesai, kurasa,” ucap Miss Bingley, “dan apakah hasilnya?” “Aku betul-betul yakin bahwa Mr.Darcy tidak punya kelemahan. Kalaupun ada, dia menyembunyikannya dengan rapi sekali.”
Pada data PAP033/C.11.036/ B.11.081/090, teknik kesepadanan lazim tampak digunakan dalam tuturan "I am perfectly convinced by it that Mr. Darcy has no defect. He owns it himself without disguise” yang diterjemahkan menjadi “Aku betul-betul yakin bahwa Mr.Darcy tidak punya kelemahan. Dia
180
menyembunyikannya dengan rapi sekali”. Selanjutnya, teknik peminjaman murni tampak digunakan untuk nama tokoh dalam tuturan tersebut, yaitu Mr.Darcy. Sedangkan, teknik amplifikasi tampak digunakan penerjemah dengan ditambahkannya tuturan “Kalaupun ada” pada BSa. Yang terakhir ialah teknik variasi yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan sapaan “I” menjadi “aku” pada BSa.
7.
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Peminjaman Naturalisasi & Variasi Penggunaan kombinasi empat teknik penerjemahan: kesepadanan
lazim, peminjaman murni, peminjaman naturalisasi, dan variasi ditemukan sebanyak 1 data (7,1%) dalam penelitian ini. Di bawah ini merupakan contoh data yang diterjemahkan menggunakan teknik kuartet dengan kombinasi teknik kesepadanan lazim, peminjaman murni, peminjaman naturalisasi, dan variasi: PAP090/C.47.166/ B.47.387/432 Konteks situasi:
BSu:
Sore itu, setelah keluarga Gardiner pamit pulang dari kediaman Bennet, Jane dan Elizabeth menghabiskan waktu bersama. Mereka membahas masalah yang sedang menimpa keluarga mereka. Elizabeth mengalihkan percakapan dengan bertanya kepada kakaknya. "But tell me all and everything about it which I have not already heard. Give me further particulars. What did Colonel Forster say? Had they no apprehension of
181
anything before the elopement took place? They must have seen them together for ever."
BSa:
"Colonel Forster did own that he had often suspected some partiality, especially on Lydia's side, but nothing to give him any alarm. I am so grieved for him! His behaviour was attentive and kind to the utmost. He was coming to us, in order to assure us of his concern, before he had any idea of their not being gone to Scotland: when that apprehension first got abroad, it hastened his journey." “Ceritakanlah kepadaku semua yang belum kudengar. Beri aku rincian-rinciannya. Apa yang diutarakan oleh Kolonel Forster? Apakah mereka sama sekali tidak tahu apa-apa sebelum kawin lari itu terjadi? Mereka tentu sudah pernah melihat mereka berduaan.” “Kolonel Forster sudah mencurigai adanya rasa suka di antara mereka, terutama dari pihak Lydia, tapi dia tidak mencemaskannya. Aku sedih sekali pada dirinya! Dia baik hati sekali dan penuh perhatian kepada kita. Sebelum Kolonel Forster mengetahui bahwa mereka tidak jadi pergi ke Skotlandia, dia datang kemari untuk menyampaikan kekhawatirannya. Sesudah mengetahui itu, dia lekas-lekas melakukan perjalanannya.”
Pada contoh data di atas, teknik kesepadanan lazim ditunjukkan dengan diterjemahkannya hampir semua tuturan menjawab di atas, yaitu sangat bergantung pada konteksnya, tidak diterjemahkan kata demi kata. Selanjutnya, teknik peminjaman murni tampak digunakan penerjemah untuk menerjemahkan nama tokoh, yaitu Forster dan Lydia. Penerjemah juga menggunakan
teknik
peminjaman
naturalisasi
untuk
menerjemahkan
“Colonel” menjadi “Kolonel” dan “Scotland” menjadi “Skotlandia”. Dalam peminjaman naturalisasi ini, penerjemah mengambil istilah yang ada di teks
182
BSu dengan memakai sedikit perubahan agar sesuai dengan tata aturan BSa. Yang terakhir ialah teknik variasi yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan sapaan “I” menjadi “aku” pada BSa.
8.
Kesepadanan Lazim, Modulasi, Peminjaman Murni & Amplifikasi (penambahan) Sebanyak 1 data (7,1%) ditemukan dengan menggunakan kombinasi
teknik kesepadanan lazim, modulasi, peminjaman murni, dan amplifikasi (penambahan). Berikut merupakan contoh penggunaan kombinasi empat teknik tersebut: PAP089/C.47.164/ B.47.383/427 Konteks situasi:
BSu:
BSa:
Elizabeth juga menanyakan kabar ibu dan semua saudarinya, apakah mereka baik-baik saja setelah kabar buruk tentang Kitty sampai di telinga mereka. "And my mother—how is she? How are you all?" "My mother is tolerably well, I trust; though her spirits are greatly shaken. She is up stairs and will have great satisfaction in seeing you all. She does not yet leave her dressing-room. Mary and Kitty, thank Heaven, are quite well." “Dan ibu kita – bagaimana keadaannya? Bagaimana keadaan kalian semua?” “Keadaan ibu kita sudah lumayan biarpun beliau masih terguncang. Beliau ada di atas dan akan sangat senang kalau bisa bertemu denganmu serta paman dan bibi.
183
Beliau belum keluar dari kamar. Mary dan Kitty, puji Tuhan, juga baik-baik saja.”
Pada data PAP089/C.47.164/ B.47.383/427, teknik kesepadanan lazim tampak digunakan dalam hampir semua tuturan di atas. Selanjutnya, teknik modulasi tampak terlihat dari kata “my mother” yang diterjemahkan menjadi “ibu kita”. Untuk teknik peminjaman murni, digunakan penerjemah dalam menerjemahkan nama tokoh pada data tersebut, yaitu Mary dan Kitty. Teknik amplifikasi (penambahan) tampak pada kata “keadaan” yang sebelumnya tidak ada di BSu.
9.
Kesepadanan
Lazim,
Amplifikasi
(eksplisitasi),
Amplifikasi
(penambahan) & Variasi Penggunaan kombinasi empat teknik penerjemahan: kesepadanan lazim, amplifikasi (eksplisitasi), amplifikasi (penambahan), dan variasi ditemukan sebanyak 1 data (7,1%) dalam penelitian ini. Di bawah ini merupakan contoh data yang diterjemahkan menggunakan teknik kuartet tersebut: PAP025/C.010.030/B.10.068/075 Konteks situasi:
Mr.Darcy kesal dengan serbuan pertanyaan dari Miss Bingley yang selalu ingin tahu apa isi surat yang sedang ditulis oleh Mr.Darcy. Salah satu pertanyaan Miss Bingley adalah apakah Mr.Darcy selalu menulis surat yang panjang dan indah kepada adiknya.
184
BSu:
BSa:
"Oh! it is of no consequence. I shall see her in January. But do you always write such charming long letters to her, Mr. Darcy?" "They are generally long; but whether always charming it is not for me to determine." “Oh, tidak apa-apa! Aku akan menemui Miss Darcy pada Januari nanti. Tapi apakah kau selalu menulis surat panjang yang indah kepada adikmu, Mr.Darcy?” “Surat-suratku memang panjang; tapi apakah indah atau jelek, bukan aku yang berhak untuk memutuskannya.”
Pada contoh data di atas, teknik kesepadanan lazim ditunjukkan dengan diterjemahkannya hampir semua tuturan menjawab di atas, yaitu sangat bergantung pada konteksnya dan tidak diterjemahkan kata demi kata. Selanjutnya, teknik amplifikasi (eksplisitasi) tampak digunakan penerjemah untuk menerjemahkan “they” menjadi “surat-suratku”. Sementara itu, teknik amplifikasi (penambahan) digunakan pada kata “berhak” yang ada di BSa. Yang terakhir ialah teknik variasi yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan sapaan “I” menjadi “aku” pada BSa.
10. Kesepadanan Lazim, Modulasi, Amplifikasi (penambahan) & Variasi Sebanyak 1 data (7,1%) ditemukan dengan menggunakan kombinasi teknik kesepadanan lazim, modulasi, amplifikasi (penambahan), dan variasi. Berikut merupakan contoh penggunaan kombinasi empat teknik tersebut: PAP020/C.08.024/B.08.055/061 Konteks
185
situasi:
BSu:
BSa:
Miss Bingley bertanya kepada saudaranya, Mr.Bingley, apa maksud perkataannya. Mr.Bingley mengatakan bahwa ia kagum melihat gadis-gadis muda bisa sabar untuk meraih kesuksesan, seperti keluarga Darcy. "All young ladies accomplished! My dear Charles, what do you mean?" "Yes, all of them, I think. They all paint tables, cover screens, and net purses. I scarcely know anyone who cannot do all this, and I am sure I never heard a young lady spoken of for the first time, without being informed that she was very accomplished." “Semua gadis muda sukses! Sayangku Charles, apa maksud perkataanmu?” “Ya, mereka semua punya bakat kurasa. Mereka melukis, menyulam taplak, merajut dompet. Jarang kukenal ada seseorang yang bisa melakukan semua itu, dan aku yakin aku tidak pernah mendengar seorang gadis mengatakan itu untuk pertama kalinya, tanpa diberitahu bahwa dia amat berbakat.”
Pada data PAP020/C.08.024/B.08.055/061, teknik kesepadanan lazim tampak digunakan dalam hampir semua tuturan di atas. Selanjutnya, teknik modulasi tampak terlihat dari kata “cannot” yang diterjemahkan menjadi “yang bisa”. Hal tersebut membuktikan bahwa penerjemah mengubah sudut pandang pembaca dari negatif di BSu menjadi positif di BSa.Untuk teknik amplifikasi (penambahan) tampak pada kata “punya bakat” di BSa yang sebelumnya tidak ada di BSu. Yang terakhir ialah teknik variasi yang
186
digunakan penerjemah dalam menerjemahkan sapaan “I” menjadi “aku” pada BSa.
3.1.5 Varian Kuintet Varian teknik selanjutnya ialah varian kuintet. Varian kuintet ini merujuk pada penggunaan lima teknik penerjemahan dalam satu tuturan menjawab. Sebanyak 3 data (2,2%) ditemukan sebagai data menggunakan varian kuintet. Varian teknik penerjemahan ini merupakan varian terkecil dalam temuan data. Di samping itu, varian kuintet merupakan varian teknik yang menggunakan kombinasi jenis teknik penerjemahan paling banyak. Persentase kombinasi temuan teknik penerjemahan pada varian kuintet dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.8 Teknik Penerjemahan Varian Kuintet pada Tuturan Menjawab (Answering) dalam Novel Pride and Prejudice (penerbit Shira Media) No .
Teknik Penerjemaha n
Frekuensi Kemuncula n
Persentas e
1
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Transposisi, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi
2
66,7%
2
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Transposisi, Reduksi & Variasi
1
33,3%
187
TOTAL
1.
3
100%
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Transposisi, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi Penggunaan kombinasi lima teknik penerjemahan: kesepadanan lazim,
peminjaman murni, transposisi, amplifikasi (eksplisitasi), dan variasi ini ditemukan sebanyak 2 data (66,7%). Berikut merupakan contoh data yang diterjemahkan dengan menggunakan teknik kuintet: kesepadanan lazim, peminjaman murni, transposisi, amplifikasi (eksplisitasi), dan variasi: PAP085/C.47.162/ B.47.380/424 Konteks situasi:
BSu:
BSa:
Mrs.Gardiner memastikan kepada Elizabeth apakah memang benar jika Lydia tidak mengetahui watak asli Wickham. Di sisi lain, Elizabeth dan Jane sebenarnya sudah menduga bahwa ada sesuatu yang aneh dari Wickham. "But does Lydia know nothing of this? can she be ignorant of what you and Jane seem so well to understand?" "Oh, yes!—that, that is the worst of all. Till I was in Kent, and saw so much both of Mr. Darcy and his relation Colonel Fitzwilliam, I was ignorant of the truth myself. And when I returned home, the ——shire was to leave Meryton in a week or fortnight's time. That she could be in any danger from the deception never entered my head.” “Tapi apakah Lydia tidak tahu apa-apa tentang semua itu? Apakah dia tidak mengetahui sesuatu yang sudah betul-betul kau dan Jane pahami?” “Oh, ya! Itulah yang terburuk. Aku mengetahui kebenaran itu sewaktu baru tinggal di Kent dan sering
188
bertemu dengan Mr.Darcy dan sepupunya, Kolonel Fitzwilliam. Dan saat aku tiba kembali di rumah, pasukan - -shire akan meninggalkan Meryton dalam waktu dua minggu. Tidak pernah terlintas di benakku bahwa Lydia bakal ditipu.” Pada data PAP085/C.47.162/ B.47.380/424, teknik kesepadanan lazim tampak digunakan dalam tuturan "Oh, yes!—that, that is the worst of all. Till I was in Kent, and saw so much both of Mr. Darcy and his relation Colonel Fitzwilliam, I was ignorant of the truth myself. And when I returned home, the ——shire was to leave Meryton in a week or fortnight's time” yang diterjemahkan menjadi “Oh, ya! Itulah yang terburuk. Aku mengetahui kebenaran itu sewaktu baru tinggal di Kent dan sering bertemu dengan Mr.Darcy dan sepupunya, Kolonel Fitzwilliam. Dan saat aku tiba kembali di rumah, pasukan - -shire akan meninggalkan Meryton dalam waktu dua minggu”. Selanjutnya, teknik peminjaman murni tampak digunakan penerjemah untuk menerjemahkan nama tokoh, yaitu: Mr.Darcy dan Fitzwilliam dan nama tempat: Kent. Penerjemah juga menggunakan teknik transposisi pada data di atas, yaitu perubahan tatanan kalimat di BSu "That she could be in any danger from the deception never entered my head.” yang diterjemahkan menjadi “Tidak pernah terlintas di benakku bahwa Lydia bakal ditipu.” di BSa. Selain itu, teknik amplifikasi (eksplisitasi) tampak digunakan penerjemah untuk mengeksplisitkan “she” dari BSu menjadi nama tokoh
189
Lydia di BSa. Yang terakhir ialah penggunaan teknik variasi dalam menerjemahkan sapaan “I” menjadi “aku” pada BSa.
2.
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Transposisi, Reduksi & Variasi Sebanyak 1 data (33,3%) ditemukan dengan menggunakan kombinasi
teknik kesepadanan lazim, peminjaman murni, transposisi, reduksi, dan variasi. Berikut merupakan contoh penggunaan kombinasi lima teknik tersebut: PAP008/C.02.006/B.02.013/014 Konteks situasi:
BSu:
BSa:
Mr.Bennet menyerah dengan bujukan istrinya dan mengatakan kepada istri dan anak-anaknya bahwa ia bersedia untuk berkenalan dengan pemuda kaya di Netherfield Park, Mr.Bingley. Namun, Mr.Bennet juga bertanya kepada istrinya mengapa tidak memberitahu dirinya tentang keadaan yang terjadi, supaya ia paham. "I am sorry to hear that; but why did not you tell me that before?" "How good it was in you, my dear Mr. Bennet! But I knew I should persuade you at last. I was sure you loved your girls too well to neglect such an acquaintance. Well, how pleased I am! and it is such a good joke, too, that you should have gone this morning and never said a word about it till now." “Aku turut menyesal; tapi kenapa kau tidak memberitahuku sebelumnya?” “Mr.Bennet, sayangku, kau memang sungguh baik. Aku tahu pada akhirnya aku berhasil membujukmu. Aku yakin sekali kau amat menyayangi anak-anakmu dan tidak akan membiarkan mereka melewatkan
190
perkenalan itu. Betapa bahagianya aku! Dan sungguh lelucon yang bagus bahwa kau berkunjung ke Netherfield pagi ini tanpa bilang apa pun kepadaku sampai sekarang.”
Pada contoh data di atas, teknik kesepadanan lazim ditunjukkan dengan diterjemahkannya hampir semua tuturan menjawab di atas, yaitu sangat bergantung pada konteksnya. Teknik peminjaman murni dapat dilihat pada terjemahan nama tokoh, Mr.Bennet, dan nama tempat, Netherfield, yang tetap dipertahankan oleh penerjemah di BSa. Sementara itu, teknik transposisi digunakan untuk menerjemahkan "How good it was in you, my dear Mr. Bennet!” menjadi berubah tatanan di BSa, yaitu menjadi “Mr.Bennet, sayangku, kau memang sungguh baik”. Selanjutnya, teknik reduksi ditunjukkan dengan dihilangkannya konjungsi “but” pada BSu, namun hal tersebut tidak mempengaruhi informasi dari BSu ke BSa. Teknik variasi juga digunakan untuk menerjemahkan pada tuturan menjawab di atas, yaitu dalam menerjemahkan sapaan “I” menjadi “aku” dan “you” menjadi “kau” pada BSa.
3.2 Temuan Teknik Penerjemahan Tuturan Menjawab (Answering) dalam Novel Pride and Prejudice (penerbit Qanita) Dibandingkan dengan terjemahan novel dari penerbit Shira Media, terjemahan tuturan menjawab novel Pride and Prejudice dari penerbit Qanita ini menggunakan teknik penerjemahan lebih sedikit, yakni sejumlah 10 teknik
191
penerjemahan. Teknik-teknik penerjemahan yang dimaksud adalah: kesepadanan lazim, peminjaman murni, modulasi, adaptasi, amplifikasi, kreasi diskursif, transposisi, reduksi, partikularisasi, dan variasi. Analisis terhadap varian teknik penerjemahan menunjukkan bahwa penerjemah menggunakan lima jenis varian teknik penerjemahan, yaitu varian tunggal (45,9%), varian kuplet (25,9%), varian triplet (17,9%), varian kuartet (8,1%), dan varian kuintet (2,2%). Tabel di bawah ini menunjukkan temuan varian teknik penerjemahan novel dari penerbit Shira Media: Tabel 4.9 Varian Teknik Penerjemahan Tuturan Menjawab (Answering) dalam Novel Pride and Prejudice (penerbit Qanita) No.
Teknik
Frekuensi
Penerjemahan
Kemunculan
1
Varian Tunggal
59
43,7%
2
Varian Kuplet
34
25,2%
3
Varian Triplet
25
18,5%
4
Varian Kuartet
16
11,9%
5
Varian Kuintet
1
0,7%
135
100%
TOTAL
Persentase
192
3.2.1 Varian Tunggal Varian teknik tunggal ialah dalam menerjemahkan suatu tuturan menjawab, penerjemah hanya menggunakan satu jenis teknik penerjemahan. Pada varian teknik tunggal, terdapat 6 jenis teknik penerjemahan, yaitu: kesepadanan lazim, modulasi, peminjaman murni, adaptasi, amplifikasi, dan reduksi. Pada varian tunggal ini, temuan jenis teknik penerjemahan dan jumlah data pada tiap teknik hampir sama dengan temuan teknik penerjemahan pada novel terjemahan penerbit Shira Media. Yang membedakan ialah hanya pada temuan data pada teknik kesepadanan lazim, yaitu 42 data pada novel terjemahan penerbit Shira Media dan 49 data pada novel terjemahan penerbit Qanita ini. Contoh penggunaan teknik penerjemahan tunggal pada novel penerbit Qanita ini juga dapat dilihat pada teknik penerjemahan tunggal pada novel penerbit Shira Media sebelumnya. Tabel di bawah ini menunjukkan frekuensi penggunaan pada masing-masing teknik dalam varian tunggal: Tabel 4.10 Teknik Penerjemahan Varian Tunggal pada Tuturan Menjawab (Answering) dalam Novel Pride and Prejudice (penerbit Qanita) No.
Teknik Penerjemahan
Frekuensi Kemunculan
Persentase
1
Kesepadanan Lazim
49
83,1%
2
Modulasi
5
8,4%
3
Peminjaman Murni
1
1,7%
193
4
Adaptasi
1
1,7%
5
Amplifikasi (eksplisitasi)
1
1,7%
Amplifikasi (penambahan)
1
1,7%
Reduksi
1
1,5%
59
100%
6
TOTAL
3.2.2 Varian Kuplet Varian kuplet dalam terjemahan novel Pride and Prejudice penerbit Qanita memiliki jumlah yang lebih sedikit dibandingkan terjemahan dari penerbit Shira Media, yakni sebanyak 8 kombinasi teknik penerjemahan. Jumlah data yang menggunakan varian teknik kuplet adalah sebanyak 34 data. Pada tabel di bawah ini menunjukkan kombinasi teknik dalam varian kuplet: Tabel 4.11 Teknik Penerjemahan Varian Kuplet pada Tuturan Menjawab (Answering) dalam Novel Pride and Prejudice (penerbit Qanita) No.
Teknik Penerjemahan
Frekuensi Kemunculan
Persentase
1
Kesepadanan Lazim & Variasi
12
35,4%
2
Kesepadanan Lazim & Peminjaman Murni
7
20,6%
3
Kesepadanan Lazim Amplifikasi (penambahan)
5
14,7%
&
194
4
Kesepadanan Lazim Amplifikasi (eksplisitasi)
2
5,9%
5
14,7%
&
5
Kesepadanan Lazim & Reduksi
6
Transposisi Variasi
&
1
2,9%
7
Peminjaman Murni & Amplifikasi (eksplisitasi)
1
2,9%
8
Kesepadanan Lazim & Adaptasi
1
2,9%
34
100%
TOTAL
Selanjutnya, peneliti akan menyajikan contoh data yang menunjukkan kombinasi teknik penerjemahan transposisi & variasi dan amplifikasi (eksplisitasi) & peminjaman murni. Untuk contoh data yang menggunakan 6 kombinasi teknik penerjemahan lainnya, peneliti sudah memaparkan contoh data pada temuan di novel terjemahan Pride and Prejudice penerbit Shira Media sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan 4 kombinasi teknik penerjemahan lainnya, yaitu: kesepadanan lazim & variasi, kesepadanan lazim & peminjaman murni, kesepadanan lazim & amplifikasi, dan kesepadanan lazim & adaptasi ditemukan pada dua versi terjemahan novel Pride and Prejudice penerbit Shira Media dan Qanita.
195
1.
Transposisi & Variasi Sebanyak 1 data (2,9%) ditemukan dengan menggunakan kombinasi
teknik transposisi dan variasi. Berikut merupakan contoh penggunaan kombinasi dua teknik penerjemahan tersebut: PAP003/C.01.003/B.01.008/008 Konteks situasi:
BSu:
Setelah mengetahui nama pemuda itu, Mr.Bennet masih melanjutkan pertanyaan yang ditujukan kepada istrinya (Mrs.Bennet). Mrs.Bennet menjawab dengan lengkap pertanyaan suaminya itu. "Is he married or single?"
BSa:
"Oh! Single, my dear, to be sure! A single man of large fortune; four or five thousand a year. What a fine thing for our girls!" “Dia sudah menikah atau masih lajang?” “Oh, aku yakin dia lajang, sayangku! Seorang bujangan kaya raya; penghasilannya empat atau lima ribu setahun. Sungguh hal yang menguntungkan bagi anak-anak gadis kita!”
Dapat diamati pada contoh di atas bahwa tuturan menjawab diterjemahkan menggunakan kombinasi dua teknik penerjemahan, yaitu teknik transposisi dan variasi. Teknik transposisi ditunjukkan dengan diterjemahkannya “Single, my dear, to be sure” menjadi “aku yakin dia lajang, sayangku”. Penerjemah mengubah tatanan kalimat dari BSu ke BSa. selanjutnya,
teknik
variasi
tampak
menerjemahkan “I” menjadi “aku” di BSa.
digunakan
penerjemah
untuk
196
2.
Amplifikasi (eksplisitasi) & Peminjaman Murni Penggunaan kombinasi dua teknik penerjemahan: partikularisasi &
peminjaman murni ini ditemukan sebanyak 1 data (2,9%). Berikut merupakan contoh data yang diterjemahkan dengan menggunakan kombinasi teknik amplifikasi (eksplisitasi) & peminjaman murni: PAP016/C.07.019/B.07.044/048 Konteks situasi:
BSu:
BSa:
Surat datang di kediaman keluarga Bennet, Mrs.Bennet memaksa Jane untuk cepat-cepat membuka surat tersebut. Ia penasaran siapa pengirim dan apa isi surat itu. "Well, Jane, who is it from? What is it about? What does he say? Well, Jane, make haste and tell us; make haste, my love." "It is from Miss Bingley." “Jadi, Jane, dari siapa surat itu? Apa isinya? Apa kata Mr.Bingley? Ayo, Jane, cepatlahs katakan kepada kami, cepatlah, sayangku.” “Surat ini dari Miss Bingley.”
Teknik amplifikasi (eksplisitasi) digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan “it” menjadi “surat ini” di BSa. Dalam hal ini, penerjemah seakan ingin menunjukkan kepada pembaca sesuatu yang lebih detail dari “it” tersebut. Dengan memperjelas “it” di BSa, penerjemah berharap pembaca dapat lebih mudah memahami tuturan tersebut. Sementara itu, teknik peminjaman murni tampak digunakan penerjemah untuk menerjemahkan
197
nama tokoh, yaitu Miss Bingley. Penerjemah mempertehankan nama tokoh tersebut di BSa dengan tidak mengubah apa pun.
3.2.3 Varian Triplet Varian triplet dalam terjemahan novel Pride and Prejudice penerbit Qanita juga memiliki jumlah yang lebih sedikit dibandingkan terjemahan dari penerbit Shira Media, yakni sebanyak 10 kombinasi teknik penerjemahan. Jumlah data yang menggunakan varian teknik kuplet adalah sebanyak 25 data. Untuk semua contoh data penggunaan varian triplet seluruhnya sudah peneliti jelaskan pada temuan novel terjemahan penerbit Shira Media sebelumnya. Di bawah ini merupakan tabel yang menunjukkan kombinasi teknik dalam varian triplet: Tabel 4.12 Teknik Penerjemahan Varian Triplet pada Tuturan Menjawab (Answering) dalam Novel Pride and Prejudice (penerbit Qanita) N o .
Teknik Penerjemahan
1
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni & Variasi
7
28,0 %
2
Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi
4
16,0 %
3
Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (penambahan) & Variasi
3
12,0 %
4
Kesepadanan Lazim, Modulasi & Variasi
3
12,0 %
5
Kesepadanan
2
8,0
Lazim,
Frekuens i Kemuncu lan
Kreasi
Persen tase
198
Diskursif & Variasi
%
6
Kesepadanan Lazim, Harfiah & Variasi
2
8,0 %
7
Modulasi, Peminjaman Murni & Variasi
1
4,0 %
8
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni & Amplifikasi (eksplisitasi)
1
4,0 %
9
Kesepadanan Lazim, Adaptasi & Variasi
1
4,0 %
1 0
Kesepadanan Lazim, Reduksi & Amplifikasi (eksplisitasi)
1
4,0 %
25
100 %
TOTAL
3.2.4 Varian Kuartet Varian kuartet dalam terjemahan novel Pride and Prejudice penerbit Qanita memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan terjemahan dari penerbit Shira Media, yakni sebanyak 12 kombinasi teknik penerjemahan. Jumlah data yang menggunakan varian teknik kuartet adalah sebanyak 16 data. Di bawah ini merupakan tabel yang menunjukkan kombinasi teknik dalam varian kuartet:
199
Tabel 4.13 Teknik Penerjemahan Varian Kuartet pada Tuturan Menjawab (Answering) dalam Novel Pride and Prejudice (penerbit Qanita) No.
Teknik Penerjemahan
Frekuensi Kemunculan
Persentase
1
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi
4
25,5%
2
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Kreasi Diskursif & Variasi
2
12,5%
3
Kesepadanan Peminjaman Partikularisasi Variasi
Lazim, Murni, &
1
6,2%
4
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Reduksi &Variasi
1
6,2%
5
Transposisi, Amplifikasi (penambahan), Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi
1
6,2%
6
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Adaptasi & Variasi
1
6,2%
7
Kesepadanan Peminjaman Amplifikasi (penambahan) Variasi
Lazim, Murni,
1
6,2%
Kesepadanan Peminjaman
Lazim, Murni,
1
6,2%
8
&
200
Peminjaman Naturalisasi & Variasi 9
Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (penambahan), Reduksi & Variasi
1
6,2%
10
Kesepadanan Peminjaman Modulasi Amplifikasi (penambahan)
Lazim, Murni, &
1
6,2%
11
Kesepadanan Lazim, Modulasi, Harfiah & Variasi
1
6,2%
12
Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (eksplisitasi), Kreasi Diskursif & Variasi
1
6,2%
16
100%
TOTAL
Selanjutnya, peneliti akan menyajikan contoh data yang menunjukkan kombinasi teknik penerjemahan kesepadanan lazim, peminjaman murni, kreasi diskursif & variasi;
transposisi,
amplifikasi (penambahan), amplifikasi
(eksplisitasi) & variasi; kesepadanan lazim, amplifikasi (penambahan), reduksi & variasi; kesepadanan lazim, modulasi, harfiah & variasi; dan kesepadanan lazim, amplifikasi (eksplisitasi), kreasi diskursif & variasi. Untuk contoh data yang menggunakan 7 kombinasi teknik penerjemahan lainnya, peneliti sudah memaparkan contoh data pada temuan di novel terjemahan Pride and Prejudice penerbit Shira Media sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan 7 kombinasi teknik
201
penerjemahan lainnya ditemukan pada dua versi terjemahan novel Pride and Prejudice penerbit Shira Media dan Qanita. 1.
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Kreasi Diskursif & Variasi
Sebanyak 2 data (12,5%) ditemukan dengan menggunakan kombinasi teknik kesepadanan lazim, peminjaman murni, kreasi diskursif & variasi. Berikut merupakan contoh penggunaan kombinasi empat teknik penerjemahan tersebut: PAP028/C.10.031/B.10.070/077 Konteks situasi:
BSu:
BSa:
Mr.Bingley, Mr.Darcy, dan Elizabeth masih saling adu argumen, sampai pada akhirnya Elizabeth bertanya kepada Mr.Bingley tentang bagaimana sikap Mr.Darcy jika ia diminta untuk tinggal di rumah temannya. "Would Mr. Darcy then consider the rashness of your original intentions as atoned for by your obstinacy in adhering to it?" "Upon my word, I cannot exactly explain the matter; Darcy must speak for himself." “Mungkinkah Mr.Darcy menganggap bahwa ketergesaanmu lebih diakibatkan oleh keteguhanmu dalam memegang pendapatmu?” “Wah, aku tidak bisa menjelaskan dengan pasti mengenai itu; Darcy sendirilah yang harus mengatakannya.”
Pada data PAP028/C.10.031/B.10.070/077, teknik kesepadanan lazim tampak digunakan dalam tuturan , “I cannot exactly explain the matter; Darcy must speak for himself" yang diterjemahkan menjadi “aku tidak bisa menjelaskan dengan pasti mengenai itu; Darcy sendirilah yang harus mengatakannya”. Selanjutnya, teknik peminjaman murni tampak digunakan penerjemah dalam
202
menerjemahkan nama tokoh yaitu Darcy. Teknik kreasi diskursif juga digunakan penerjemah dalam menerjemahkan tuturan menjawab di atas. Teknik kreasi diskursif digunakan penerjemah untuk menerjemahkan ungkapan “Upon my word” menjadi “Wah” di BSa. Hal tersebut membuktikan bahwa penerjemah salah dalam menerjemahkan tuturan yang ada di BSu ke BSa. Yang terakhir ialah teknik variasi yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan sapaan “I” menjadi “aku”.
2.
Transposisi, Amplifikasi (penambahan), Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi Sebanyak 1 data (6,2%) ditemukan dengan menggunakan kombinasi
teknik transposisi, amplifikasi (penambahan), amplifikasi (eksplisitasi) & variasi. Berikut merupakan contoh penggunaan kombinasi empat teknik penerjemahan tersebut: PAP025/C.010.030/B.10.068/075 Konteks situasi:
BSu:
Mr.Darcy kesal dengan serbuan pertanyaan dari Miss Bingley yang selalu ingin tahu apa isi surat yang sedang ditulis oleh Mr.Darcy. Salah satu pertanyaan Miss Bingley adalah apakah Mr.Darcy selalu menulis surat yang panjang dan indah kepada adiknya. "Oh! it is of no consequence. I shall see her in January. But do you always write such charming long letters to her, Mr. Darcy?" "They are generally long; but whether always charming it is not for me to determine."
203
BSa:
“Oh, tidak apa-apa! Aku akan menemui Miss Darcy Januari nanti. Tapi, apa kau selalu menulis surat yang panjang dan indah kepadanya, Mr.Darcy?” “Suratku biasanya panjang, tapi bukan aku yang berhak menilai apakah surat ini indah atau tidak.”
Pada data PAP025/C.010.030/B.10.068/075, teknik transposisi tampak digunakan dalam tuturan “whether always charming it is not for me to determine" yang diterjemahkan menjadi “bukan aku yang berhak menilai apakah surat ini indah atau tidak”. Terjadi perubahan tatanan pada BSu ke BSa. Selanjutnya, teknik amplifikasi (penambahan) tampak pada kata “berhak” yang merupakan upaya penerjemah untuk menambah informasi di BSa. Sedangkan teknik amplifikasi (eksplisitasi) terlihat pada kata “they” yang dieksplisitkan menjadi “suratku” di BSa. Yang terakhir ialah teknik variasi. Teknik variasi digunakan penerjemah dalam menerjemahkan sapaan “I” menjadi “aku”.
3.
Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (penambahan), Reduksi & Variasi Sebanyak 1 data (6,2%) ditemukan dengan menggunakan kombinasi
teknik kesepadanan lazim, amplifikasi (penambahan), reduksi, & variasi. Berikut merupakan contoh penggunaan kombinasi empat teknik penerjemahan tersebut: PAP004/C.01.003/B.01.008/008 Konteks
204
situasi:
BSu:
BSa:
Mrs.Bennet berharap agar pemuda kaya raya itu bisa tertarik kepada satu dari lima puterinya. Ia sangat menginginkan kekayaan pemuda yang akan menyewa Netherfield Park tersebut. Namun Mr.Bennet tidak sampai berpikir ke arah itu. Sebelumnya, Mr.Bennet bertanya kepada istrinya bagaimana bisa istrinya memikirkan untuk menjodohkan pemuda kaya raya itu kepada salah satu putrinya. "How so? How can it affect them?" "My dear Mr. Bennet, how can you be so tiresome! You must know that I am thinking of his marrying one of them." “Bagaimana mungkin? Apa pengaruhnya bagi mereka?” “Suamiku sayang, jangan menyebalkan begitu! Kau pasti tahu aku berpikir dia akan menikahi salah seorang dari mereka.”
Pada data di atas, dapat dilihat bahwa penerjemah mengaplikasikan teknik kesepadanan lazim, peminjaman murni, reduksi dan variasi. Penggunaan teknik kesepadanan lazim ditunjukkan pada tuturan “how can you be so tiresome! You must know that I am thinking of his marrying one of them” yang diterjemahkan menjadi “jangan menyebalkan begitu! Kau pasti tahu aku berpikir dia akan menikahi salah seorang dari mereka”. Selanjutnya, teknik amplifikasi (penambahan) nampak digunakan pada kata “suamiku” di BSa. Penerjemah ingin menjelaskan kepada pembaca bahwa yang dimaksud “my dear” di BSu adalah suami dari penutur. Sementara itu, teknik reduksi digunakan dalam menghilangkan nama tokoh, yakni Mr.Bennet yang ada di BSu. Penerjemah nampaknya memiliki pemikiran bahwa tidak akan menjadi
205
masalah jika nama tokoh tersebut dihilangkan, dan tidak akan berdampak pada keutuhan pesan dari BSu ke BSa. Yang terakhir, teknik variasi digunakan penerjemah untuk menerjemahkan kata “I” menjadi “aku” dan “you” menjadi “kau”.
4.
Kesepadanan Lazim, Modulasi, Harfiah & Variasi Sebanyak 1 data (6,2%) ditemukan dengan menggunakan kombinasi
teknik kesepadanan lazim, modulasi, harfiah & variasi. Berikut merupakan contoh penggunaan kombinasi empat teknik penerjemahan tersebut: PAP006/C.01.004/B.01.010/010 Konteks situasi:
BSu:
BSa:
Mrs.Bennet kesal dengan perkataan suaminya yang merendahkan kelima puterinya. Ia bertanya kepada suaminya mengapa begitu tega menghina kelima putri mereka dan membuatnya kesal. "Mr. Bennet, how can you abuse your own children in such a way? You take delight in vexing me. You have no compassion for my poor nerves." "You mistake me, my dear. I have a high respect for your nerves. They are my old friends. I have heard you mention them with consideration these last twenty years at least." “Mr.Bennet, bisa-bisanya kau menjelek-jelekkan anakmu sendiri begitu? Kau memang senang mengolok-olokku. Kau tidak mengasihani saraf-sarafku yang malang. “Jangan salah paham, sayangku. Aku sangat menghormati saraf-sarafmu. Mereka teman lamaku. Aku sudah sering mendengarmu menyebut-nyebut
206
mereka setidaknya selama dua puluh tahun terakhir ini.” Pada data PAP006/C.01.004/B.01.010/010, teknik kesepadanan lazim tampak digunakan penerjemah pada hampir tuturan di atas. Selanjutnya, teknik modulasi digunakan penerjemah untuk mengubah sudut pandang pembaca, yaitu dari tuturan positif di BSu, menjadi tuturan negatif di BSa: “Jangan salah paham…”. Teknik harfiah juga muncul dalam tuturan di atas, yaitu penerjemah menerjemahkan ungkapan “I have a high respect for your nerves.” menjadi “Aku sangat menghormati saraf-sarafmu” dengan kata demi kata sehingga maknanya menjadi keluar dari konteks tuturan tersebut.Teknik variasi digunakan penerjemah dalam menerjemahkan sapaan “I” menjadi “aku”.
5.
Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (eksplisitasi), Kreasi Diskursif & Variasi Sebanyak 1 data (6,2%) ditemukan dengan menggunakan kombinasi
teknik kesepadanan lazim, amplifikasi (eksplisitasi), kreasi diskursif, & variasi. Berikut merupakan contoh penggunaan kombinasi empat teknik penerjemahan tersebut: PAP005/C.01.003/B.01.008/008 Konteks situasi:
Mr.Bennet bertanya kepada istrinya tentang apa tujuan si pemuda kaya raya yang akan menyewa Netherfield
207
BSu:
Park itu. Ia hanya ingin tahu apakah pemuda itu benarbenar ingin bermukim di sana. "Is that his design in settling here?"
BSa:
"Design! Nonsense, how can you talk so! But it is very likely that he may fall in love with one of them, and therefore you must visit him as soon as he comes." “Itukah tujuannya menetap di sini?” “Tujuan! Kadang-kadang, bicaramu memang konyol! Tapi, sangat mungkin baginya untuk jatuh cinta dengan salah satu dari anak-anak kita, dan karena itulah kau harus mengunjunginya segera setelah dia tiba.”
Pada data di atas, dapat dilihat bahwa penerjemah mengaplikasikan teknik kesepadanan lazim, amplifikasi (eksplisitasi), kreasi diskursif, dan variasi pada tuturan menjawab tersebut. Penggunaan teknik kesepadanan lazim ditunjukkan dengan diterjemahkannya"Design! Nonsense, how can you talk so! But it is very likely that he may fall in love with one of them, and therefore you must visit him as soon as he comes." menjadi “Tujuan! Kadangkadang, bicaramu memang konyol! Tapi, sangat mungkin baginya untuk jatuh cinta dengan salah satu dari anak-anak kita, dank arena itulah kau harus mengunjunginya segera setelah dia tiba”. Sedangkan, teknik amplifikasi (eksplisitasi) digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan “one of them” menjadi “salah satu dari anak-anak kita”. Dalam hal ini, penerjemah seakan ingin menunjukkan kepada pembaca sesuatu yang lebih detail dan konkret dari “one of them” di BSu. Dengan memperjelas “one of them” di BSa, penerjemah berharap pembaca dapat lebih mudah memahami tuturan
208
tersebut. Sementara itu, teknik kreasi diskursif muncul pada terjemahan “kadang-kadang” di BSa. dalam hal ini, penerjemah melakukan kesalahan dalam menerjemahkan “nonsense” menjadi “kadang-kadang” di BSa. Teknik variasi digunakan penerjemah dalam menerjemahkan sapaan “you” menjadi “kau”.
3.2.5 Varian Kuintet Varian kuintet dalam terjemahan novel Pride and Prejudice penerbit Qanita juga memiliki jumlah yang lebih sedikit dibandingkan terjemahan dari penerbit Shira Media, yakni hanya ditemukan 1 kombinasi teknik penerjemahan. Jumlah data yang menggunakan varian teknik kuintet adalah sebanyak 1 data. Di bawah ini merupakan tabel yang menunjukkan kombinasi teknik dalam varian kuintet: Tabel 4.14 Teknik Penerjemahan Varian Kuintet pada Tuturan Menjawab (Answering) dalam Novel Pride and Prejudice (penerbit Qanita) No.
1
Teknik Penerjemahan Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Modulasi, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi TOTAL
Frekuensi Kemunculan
Persentase
1
100%
1
100%
209
1. Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Modulasi, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi Sebanyak 1 data (100%) ditemukan dengan menggunakan kombinasi teknik kesepadanan lazim, peminjaman murni, modulasi, amplifikasi (eksplisitasi) & variasi. Berikut merupakan contoh penggunaan kombinasi lima teknik penerjemahan tersebut: PAP085/C.47.162/ B.47.380/424 Konteks situasi:
BSu:
BSa:
Mrs.Gardiner memastikan kepada Elizabeth apakah memang benar jika Lydia tidak mengetahui watak asli Wickham. Di sisi lain, Elizabeth dan Jane sebenarnya sudah menduga bahwa ada sesuatu yang aneh dari Wickham. "But does Lydia know nothing of this? can she be ignorant of what you and Jane seem so well to understand?" "Oh, yes!—that, that is the worst of all. Till I was in Kent, and saw so much both of Mr. Darcy and his relation Colonel Fitzwilliam, I was ignorant of the truth myself. And when I returned home, the ——shire was to leave Meryton in a week or fortnight's time. That she could be in any danger from the deception never entered my head.” “Tapi, apakah Lydia tidak tahu apa-apa tentang semua itu? Apakah dia tidak mengetahui sesuatu yang telah dipahami betul oleh kau dan Jane?” “Oh, ya! Itulah yang terburuk. Aku mengetahui kebenaran itu ketika baru tinggal di Kent dan sering bertemu dengan Mr.Darcy dan sepupunya, Kolonel Fitzwilliam. Dan, saat aku tiba kembali di rumah, pasukan –k shire akan meninggalkan Meryton dalam waktu dua minggu. Tidak pernah terlintas di benakku bahwa Lydia akan menghadapi bahaya penipuan.”
210
Pada data PAP085/C.47.162/ B.47.380/424, teknik kesepadanan lazim tampak digunakan dalam tuturan , "Oh, yes!—that, that is the worst of all. Till I was in Kent, and saw so much both of Mr. Darcy and his relation Colonel Fitzwilliam, I was ignorant of the truth myself. And when I returned home, the ——shire was to leave Meryton in a week or fortnight's time”
yang
diterjemahkan menjadi “Oh, ya! Itulah yang terburuk. Aku mengetahui kebenaran itu ketika baru tinggal di Kent dan sering bertemu dengan Mr.Darcy dan sepupunya, Kolonel Fitzwilliam. Dan, saat aku tiba kembali di rumah, pasukan –k shire akan meninggalkan Meryton dalam waktu dua minggu”. Selanjutnya, teknik peminjaman murni tampak digunakan penerjemah
dalam
menerjemahkan
nama
tokoh
“Mr.Darcy”
dan
“Fitzwilliam”, juga nama tempat “Meryton” pada tuturan di atas. Teknik modulasi digunakan penerjemah untuk mengubah sudut pandang dari BSu “That she could be in any danger from the deception never entered my head” menjadi “Tidak pernah terlintas di benakku bahwa Lydia akan menghadapi bahaya penipuan” di BSa. Sementara itu, teknik amplifikasi (eksplisitasi) terlihat pada penyebutan “she” yang dieksplisitkan menjadi nama tokoh, yaitu “Lydia” di BSa. yang terakhir yaitu teknik variasi yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan sapaan “I” menjadi “aku”.
211
4. Penilaian Kualitas Terjemahan Peneliti juga mengkaji kualitas terjemahan tuturan menjawab dalam dua versi novel terjemahan Pride and Prejudice. Kualitas terjemahakn yang dikaji meliputi dua aspek, yaitu keakuratan (accuracy) dan keberterimaan (acceptability). Dalam menilai kualitas terjemahan, peneliti melibatkan tiga rater, yang salah satu diantaranya ialah peneliti sendiri (sebagai rater 3). Penilaian kualitas terjemahan tuturan menjawab dalam dua versi novel terjemahan Pride and Prejudice ini dilakukan dengan Focus Group Discussion (FGD). FGD dilakukan dalam satu waktu untuk menilai dua aspek tersebut, keakuratan dan keberterimaan. Tujuan dilakukannya FGD ini ialah agar semua data dapat secara langsung dinilai dengan satu hasil yang sama dari tiga rater. Jika memang terdapat beberapa masalah yang berhubungan dengan data tersebut, ketiga rater dapat berdiskusi secara langsung dan menentukan penyelesaiannya secara bersama-sama. Teknik FGD ini dirasa sangat efektif dalam menilai kualitas terjemahan. Penilaian kualitas terjemahan pada penelitian ini menggunakan acuan instrumen penimaian kualitas terjemahan yang dipaparkan oleh Nababan dkk (2012). 4.1 Kualitas Terjemahan Tuturan Menjawab (Answering) dalam Novel Pride and Prejudice (Penerbit Shira Media) 4.1.1
Keakuratan (accuracy)
Kriteria keakuratan (accuracy) suatu terjemahan mengacu pada tingkat ketepatan isi pesan yang terdapat di BSu ke dalam BSa. Aspek keakuratan ini dibagi menjadi tiga kriteria terjemahan, yaitu: terjemahan akurat (accurate),
212
terjemahan kurang akurat (less accurate), dan terjemahan tidak akurat (inaccurate). Pada terjemahan tuturan menjawab novel terjemahan Pride and Prejudice penerbit Shira Media ditemukan sebanyak 82 data (60,7%) sebagai terjemahan akurat, 46 data (34,1%) sebagai terjemahan kurang akurat, dan 7 data (5,2%) sebagai terjemahan tidak akurat. Berikut ini adalah hasil temuan yang berkaitan dengan keakuratan terjemahan tuturan menjawab novel terjemahan Pride and Prejudice penerbit Shira Media: Tabel 4.15 Temuan Keakuratan Terjemahan Tuturan Menjawab (Answering) pada Novel Penerbit Shira Media No.
Kriteria Keakuratan
Frekuensi Kemunculan
Persentase
1
Akurat
82
60,7%
2
Kurang Akurat
46
34,1%
3
Tidak Akurat
7
5,2%
135
100%
TOTAL
1. Terjemahan Akurat (accurate) Suatu terjemahan dikategorikan sebagai terjemahan yang akurat apabila makna kata, istilah teknis, frasa, klausa, kalimat atau teks bahasa sumber dialihkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran; sama sekali tidak terjadi distorsi makna (Nababan, dkk, 2012:50). Mayoritas terjemahan tuturan menjawab pada novel terjemahan Pride and Prejudice penerbit Shira Media
213
tergolong terjemahan akurat. Hal tersebut dibuktikan dengan persentase terjemahan akurat sebanyak 82 data (60,7%). Berikut ini merupakan contoh data yang termasuk terjemahan akurat: PAP009/C.04.009/B.04.023/025 Konteks situasi:
BSu:
BSa:
Jane menanggapi cerita Elizabeth yang sangat tersanjung saat ia diajak berdansa untuk kali keduanya oleh Mr.Bingley. Sebelumnya, Elizabeth juga bertanya kepada Jane bahwa apakah Jane jg percaya ajakan Mr.Bingley itu. "Did not you? I did for you. But that is one great difference between us. Compliments always take you by surprise, and me never. What could be more natural than his asking you again” "Dear Lizzy!" “Kau tidak menyangka? Aku berharap kau mendapatkan itu. Tapi itulah salah satu perbedaan besar di antara kita. Kehormatan selalu mendatangimu secara kebetulan, sementara aku tidak pernah begitu. Apa yang lebih alami selain memintamu untuk berdansa kembali?” “Lizzy sayang!”
Data PAP009/C.04.009/B.04.023/025 di atas merupakan terjemahan tuturan menjawab yang tergolong akurat. Ketiga rater sepakat bahwa data di atas merupakan terjemahan yang akurat karena tidak ada masalah dalam penyampaian pesan dari BSu ke BSa. Selain itu, tidak ada penambahan atau pun distorsi makna pada BSa. Dapat diamati pula bahwa penerjemah menggunakan teknik kesepadanan lazim untuk menerjemahkan data tersebut karena BSu yang sederhana dan tidak rumit.
214
2. Terjemahan Kurang Akurat (less accurate) Suatu terjemahan dikatakan sebagai terjemahan yang kurang akurat apabila sebagian besar makna kata, istilah teknis, frasa, klausa, kalimat atau teks bahasa sumber sudah dialihkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran. Namun, masih terdapat distorsi makna atau terjemahan makna ganda (taksa) atau ada makna yang dihilangkan, yang mengganggu keutuhan pesan (Nababan, dkk, 2012:50). Ditemukan sebanyak 46 data (34,1%) yang tergolong sebagai terjemahan yang kurang akurat. Berikut ini adalah contoh data yang termasuk terjemahan kurang akurat: PAP020/C.08.024/B.08.055/061 Konteks situasi:
BSu:
BSa:
Miss Bingley bertanya kepada saudaranya, Mr.Bingley, apa maksud perkataannya. Mr.Bingley mengatakan bahwa ia kagum melihat gadis-gadis muda bisa sabar untuk meraih kesuksesan, seperti keluarga Darcy. "All young ladies accomplished! My dear Charles, what do you mean?" "Yes, all of them, I think. They all paint tables, cover screens, and net purses. I scarcely know anyone who cannot do all this, and I am sure I never heard a young lady spoken of for the first time, without being informed that she was very accomplished." “Semua gadis muda sukses! Sayangku Charles, apa maksud perkataanmu?” “Ya, mereka semua punya bakat kurasa. Mereka melukis, menyulam taplak, merajut dompet. Jarang kukenal ada seseorang yang bisa melakukan semua itu, dan aku yakin aku tidak pernah mendengar seorang gadis mengatakan itu untuk pertama kalinya, tanpa diberitahu bahwa dia amat berbakat.”
215
Terjemahan tuturan menjawab di atas merupakan terjemahan yang tergolong kurang akurat. Penerjemah nampaknya kurang memahami isi pesan yang ada di BSu. Yang dimaksud dengan “paint, cover, net” pada BSu di atas ialah kemampuan (ability) dari para gadis tersebut. Namun penerjemah menerjemahkan bagian tuturan itu seakan bukan kemampuan para gadis tetapi menjadi “sedang melakukan ketiga hal tersebut”. Hal tersebut sebenarnya sudah didukung oleh konteks situasi dan juga pertanyaan dari penutur, yang dibuka dengan "All young ladies accomplished!”. Pada kasus ini, terjemahan di atas menjadi kurang akurat karena penerjemah salah menangkap pesan di BSu. Para rater juga sepakat jika tuturan menjawab di atas tergolong sebagai terjemahan yang kurang akurat dan penerjemah sepertinya tidak memahami isi pesan secara keseluruhan di BSu. Dari hasil FGD, para rater juga membahas terjemahan apa yang lebih tepat untuk menerjemahkan tuturan menjawab di atas. Hasilnya ialah sebaiknya penerjemah menerjemahkannya menjadi “Mereka memiliki kemampuan dalam melukis meja, menyulam taplak, dan merajut dompet”. Dengan diterjemahkan seperti itu, terjemahan tuturan menjawab di atas menjadi akurat dan pesan di BSu dapat tersampaikan dengan baik yang di BSa.
3. Terjemahan Tidak Akurat (inaccurate) Pada penelitian ini, ditemukan 7 data (5,2%) yang tergolong sebagai terjemahan tidak akurat. Suatu terjemahan dikatakan sebagai terjemahan yang
216
tidak akurat apabila makna kata, istilah teknis, frasa, klausa, kalimat atau teks bahasa sumber dialihkan secara tidak akurat ke dalam bahasa sasaran atau dihilangkan / deleted (Nababan, dkk, 2012:50). Ketidaktepatan terjemahan di sini dapat disebabkan karena penerjemah salah menangkap makna yang ada di BSu. Berikut ini merupakan contoh data yang termasuk terjemahan tidak akurat: PAP044/C.18.059/ B.18.134/151 Konteks situasi:
BSu:
BSa:
Elizabeth masih terus penasaran seperti apakah sebenarnya sifat Mr.Wickham. Ia terus bertanya kepada Jane mengenai hal itu. "This account then is what he has received from Mr. Darcy. I am satisfied. But what does he say of the living?" "He does not exactly recollect the circumstances, though he has heard them from Mr. Darcy more than once, but he believes that it was left to him conditionally only." “Kalau begitu dia cuma mendengar tentang Mr.Wickham dari Mr.Darcy. Aku puas dengan penjelasan ini. Tapi apa pendapatnya tentang pertikaian mereka?” “Dia tidak tahu kejadiannya, biarpun dia sudah lebih dari sekali mendengar Mr.Darcy menyinggungnya, tapi dia yakin Mr.Darcy sudah mengambil keputusan yang tepat.”
Setelah mengamati tuturan menjawab di atas, terdapat masalah yang ditemukan dari BSu ke BSa. “does not exactly recollect” pada tuturan di atas memiliki makna bahwa penutur tidak hanya “tahu” tetapi “mengingat dengan
217
pasti” suatu kejadian yang telah berlalu. Penerjemah nampaknya juga tidak mempertimbangkan konteks situasi yang ada sehingga makna terjemahan menyimpang. “tahu” memiliki makna mengerti atau sudah melihat dan “mengingat” memiliki makna tidak hanya tahu tetapi tidak lupa akan sesuatu. Para rater juga sependapat bahwa data PAP044/C.18.059/ B.18.134/151 di atas tergolong sebagai terjemahan yang tidak akurat karena penerjemah salah dalam memahami makna di BSu. Salain itu, hasil FGD antara para rater juga membedakan makna “tahu” dengan “mengingat dengan pasti”.
4.1.2
Keberterimaan (acceptability)
Kriteria keberterimaan (acceptability) suatu terjemahan mengacu pada derajat kesesuaian dan kealamiahan suatu teks terjemahan terhadap sistem, kaidah, norma, dan budaya BSa. Untuk melihat terjemahan tersebut berterima atau tidak, hanya diperhatikan BSa nya saja dan tidak perlu melihat BSu. Aspek keberterimaan ini juga dibagi menjadi tiga kriteria terjemahan, sama seperti
aspek
keakuratan,
yaitu:
terjemahan
berterima
(acceptable),
terjemahan kurang berterima (less acceptable), dan terjemahan tidak berterima (unacceptable). Pada terjemahan tuturan menjawab novel terjemahan Pride and Prejudice penerbit Shira Media ditemukan sebanyak 111 data (82,2%) sebagai terjemahan berterima, 22 data (16,3%) sebagai terjemahan kurang berterima, dan 2 data (1,5%) sebagai terjemahan tidak berterima. Berikut ini adalah hasil temuan yang berkaitan dengan
218
keberterimaan terjemahan tuturan menjawab novel terjemahan Pride and Prejudice penerbit Shira Media: Tabel 4.16 Temuan Keberterimaan Terjemahan Tuturan Menjawab (Answering) pada Novel Penerbit Shira Media No.
Kriteria Keberterimaan
Persentase
1
Berterima
111
82,2%
2
Kurang Berterima
22
16,3%
3
Tidak Berterima
2
1,5%
135
100%
TOTAL
1.
Frekuensi Kemunculan
Terjemahan Berterima (acceptable) Suatu terjemahan dikatakan berterima apabila terjemahan terasa alamiah;
istilah teknis yang digunakan lazim digunakan dan akrab bagi pembaca; frasa, klausa dan kalimat yang digunakan sudah sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia (Nababan, dkk, 2012:51). Mayoritas terjemahan tuturan menjawab pada novel terjemahan Pride and Prejudice penerbit Shira Media merupakan terjemahan berterima, yaitu sebanyak 111 data (82,2%). Berikut ini merupakan contoh temuan data yang termasuk terjemahan berterima:
219
PAP061/C.29.097/ B.29.226/252 Konteks situasi:
BSu:
BSa:
Lady Catherine terus menyerang Elizabeth dengan banyak pertanyaan. Ia sedikit terkejut saat mengetahui Elizabeth tidak pandai bermain musik dan bernyanyi. "Why did not you all learn? You ought all to have learned. The Miss Webbs all play, and their father has not so good an income as yours. Do you draw?" "No, not at all." “Kenapa kalian semua tidak belajar? Kalian semua seharusnya belajar. Semua gadis dari keluarga Webb bisa bermain musik, dan ayah mereka bahkan tidak sekaya ayahmu. Apa kalian bisa menggambar?” “Tidak, tidak bisa.”
Data PAP061/C.29.097/ B.29.226/252 di atas merupakan terjemahan tuturan menjawab yang tergolong berterima. Dalam hal keberterimaan, yang diperhatikan ialah hanya pada BSa saja. Ketiga rater sepakat bahwa tuturan menjawab di atas tergolong sebagai terjemahan berterima. Terjemahan di atas sudah memenuhi nilai-nilai, kaidah BSa, dan bahasa yang digunakan telah terasa alamiah dalam hal diksinya. Selain tuturan di atas tergolong sebagai tuturan yang tidak rumit dan hanya tuturan pendek, juga tidak ditemukan masalah pada terjemahan tuturan menjawab tersebut.
2.
Terjemahan Kurang Berterima (less acceptable) Suatu terjemahan dikatakan kurang berterima apabila pada umumnya
terjemahan sudah terasa alamiah; namun ada sedikit masalah pada
220
penggunaan istilah teknis atau terjadi sedikit kesalahan gramatikal (Nababan, dkk, 2012:51). Dalam penelitian ini, sebanyak 22 data (16,3%) tuturan menjawab pada novel terjemahan Pride and Prejudice penerbit Shira Media diterjemahkan secara kurang akurat. Berikut ini adalah contoh temuan datanya: PAP065/C.29.098/B.29.227/254 Konteks situasi:
BSu:
Lady Catherine masih saja melanjutkan pertanyaannya kepada Elizabeth. Ia terkesan mengintimidasi keluarga Bennet di depan keluarga Mr.Collins. "All! What, all five out at once? Very odd! And you only the second. The younger ones out before the elder ones are married! Your younger sisters must be very young?" "Yes, my youngest is not sixteen. Perhaps she is full young to be much in company. But really, ma'am, I think it would be very hard upon younger sisters, that they should not have their share of society and amusement, because the elder may not have the means or inclination to marry early. The last-born has as good a right to the pleasures of youth at the first. And to be kept back on such a motive! I think it would not be very likely to promote sisterly affection or delicacy of mind."
BSa:
“Semuanya! Maksudmu, kalian berlima keluar bersama-sama? Aneh sekali! Dan kau adalah anak kedua. Jadi orang tuamu membiarkan anak-anak mereka yang lebih muda keluar rumah, bahkan sebelum anak sulung mereka menikah! Adik-adikmu tentu masih muda sekali, bukan?” “Ya, adik bungsu saya belum lagi enam belas tahun. Barangkali dia betul-betul masih terlalu muda untuk memasuki dunia pergaulan. Tapi sungguh Madam, menurut saya, akan berat sekali bagi para adik kalau
221
mereka dilarang bersenang-senang, cuma karena kakak mereka tidak berniat untuk cepat-cepat menikah. Anak bungsu mempunyai hak yang sama dengan anak sulung dalam hal menikmati masa muda. Apa jadinya kalau anak bungsu mesti dikurung di dalam rumah untuk tujuan semacam itu! Menurut saya, hal itu sama sekali tidak mencerminkan kelembutan sikap dan kasih sayang antarsaudara.” Terjemahan pada data di atas termasuk terjemahan tuturan menjawab yang tergolong kurang berterima. Terdapat permasalahan yang ditemukan pada terjemahan tuturan tersebut, yaitu tuturan “adik bungsu saya belum lagi enam belas tahun” yang terasa kurang alamiah atau natural. Menurut peneliti, diksi yang digunakan penerjemah untuk menerjemahkan tuturan menjawab tersebut terasa kurang alamiah. Penggunaan “belum lagi” pada pengucapan usia jarang bahkan tidak pernah digunakan di BSa. Saat melakukan FGD, keetiga rater sepakat bahwa tuturan menjawab di atas termasuk tuturan kurang berterima. Menurut para rater, terjemahan tuturan menjawab di atas dinilai kurang memenuhi kaidah BSa dan kurang terasa alamiah dalam hal pengalihan pola/struktur bahasa serta penggunaan diksinya. Pembaca akan merasakan sesuatu yang kurang alamiah karena munculnya terjemahan tuturan tersebut yang jarang digunakan di BSa. Selanjutnya, para rater memberikan solusi untuk menerjemahkannya menjadi “Adik bungsu saya belum sampai/belum berumur 16 tahun” agar lebih berterima di BSa.
222
3.
Terjemahan Tidak Berterima (unacceptable) Dalam penelitian ini, hanya ditemukan sedikit terjemahan tuturan
menjawab yang tergolong sebagai terjemahan tidak berterima. Hanya terdapat 2 data (1,5%) yang termasuk dalam terjemahan tidak berterima. Berikut merupakan contoh data yang tergolong sebagai terjemahan tidak berterima: PAP037/C.16.048/B.16.108/122 Konteks situasi:
BSu:
Setelah acara pesta dansa digelar, kelima putri keluarga Bennet pergi bersama Mr.Collins. Disana, Elizabeth dan Lydia berbincang kepada Mr.Wickham, prajurit berparas tampan dan menyenangkan. Ia banyak mengobrol dengan Elizabeth.Sampai pada akhirnya Mr.Wickham menanyakan kedekatan Elizabeth dengan Mr.Darcy. "You may well be surprised, Miss Bennet, at such an assertion, after seeing, as you probably might, the very cold manner of our meeting yesterday. Are you much acquainted with Mr. Darcy?" "As much as I ever wish to be. I have spent four days in the same house with him, and I think him very disagreeable."
BSa:
“Kau pantas terkejut, Miss Bennet, mendengar katakataku ini, sesudah melihat sendiri begitu dinginnya pertemuan kami kemarin. Apakah kau mengenal baik Mr.Darcy?” “Sebaik yang mungkin terjadi. Aku menghabiskan empat hari di bawah atap yang sama dengannya, dan menurutku dia sungguh menjengkelkan.”
Data PAP037/C.16.048/B.16.108/122 di atas merupakan contoh data yang tergolong terjemahan tidak berterima. Pertimbangan ketiga rater atas
223
penilaian ini didasarkan pada ketidaktepatan penggunaan diksi “sebaik yang mungkin terjadi” di BSa. Diksi pada terjemahan tuturan menjawab ini menjadi membingungkan jika dikaitkan dengan konteks situasinya. Tuturan tersebut merupakan jawaban Elizabeth yang ditanya oleh Mr.Wickham tentang kedekatannya dengan Mr.Darcy. Dalam konteks bahasa dan budaya bahasa Indonesia, sangatlah tidak wajar jika seseorang yang sedang ditanya kedekatanyya dengan seseorang lalu menjawab dengan tuturan seperti itu. Jawaban tersebut sangat tidak alamiah bahkan tidak pernah digunakan dalam BSa. Dengan demikian, ketiga rater memutuskan untuk merevisi terjemahan tuturan di atas dengan jawaban “sejauh ini aku mengenalnya dengan baik”.
4.2 Kualitas Terjemahan Tuturan Menjawab (Answering) dalam Novel Pride and Prejudice (Penerbit Qanita) 4.2.1
Keakuratan (accuracy)
Kriteria keakuratan (accuracy) suatu terjemahan mengacu pada tingkat ketepatan isi pesan yang terdapat di BSu ke dalam BSa. Aspek keakuratan ini dibagi menjadi tiga kriteria terjemahan, yaitu: terjemahan akurat (accurate), terjemahan kurang akurat (less accurate), dan terjemahan tidak akurat (inaccurate). Pada terjemahan tuturan menjawab novel terjemahan Pride and Prejudice penerbit Qanita ditemukan sebanyak 84 data (62,2%) sebagai terjemahan akurat, 46 data (34,1%) sebagai terjemahan kurang akurat, dan 5 data (3,7%) sebagai terjemahan tidak akurat. Berikut ini adalah hasil temuan
224
yang berkaitan dengan keakuratan terjemahan tuturan menjawab novel terjemahan Pride and Prejudice penerbit Qanita: Tabel 4.17 Temuan Keakuratan Terjemahan Tuturan Menjawab (Answering) pada Novel Penerbit Qanita No.
Kriteria Keakuratan
Frekuensi Kemunculan
Persentase
1
Akurat
84
62,2%
2
Kurang Akurat
46
34,1%
3
Tidak Akurat
5
3,7%
135
100%
TOTAL
1. Terjemahan Akurat (accurate) Sama seperti temuan pada novel penerbit Shira Media sebelumnya, mayoritas terjemahan tuturan menjawab pada novel terjemahan Pride and Prejudice penerbit Qanita ini juga tergolong terjemahan akurat. Hal tersebut dibuktikan dengan persentase terjemahan akurat sebanyak 84 data (62,2%). Berikut ini merupakan contoh data yang termasuk terjemahan akurat: PAP018/C.08.022/B.08.052/057 Konteks situasi:
Miss Bingley masih tetap merendahkan Elizabeth. Ia terus-terusan bertanya apa maksud Elizabeth menyusul kakaknya mati-matian melewati jalanan berlumpur dan seorang diri. Namun Mr.Bingley dan Mr.Darcy tidak sependapat dengan Miss Bingley. Menurut mereka,
225
BSu:
BSa:
Elizabeth tidak serendah dan seudik yang Miss Bingley katakan. "To walk three miles, or four miles, or five miles, or whatever it is, above her ankles in dirt, and alone, quite alone! What could she mean by it? It seems to me to show an abominable sort of conceited independence, a most country-town indifference to decorum." "It shows an affection for her sister that is very pleasing." “Berjalan tiga, empat, lima, atau entahlah berapa mil, dengan kaki tercelup kubangan, dan sendirian, betulbetul sendirian! Apa sebenarnya maksudnya? Menurutku itu menunjukkan sifat congkak yang sangat buruk, yang banyak dimiliki oleh orang kampong yang acuh terhadap sopan santun.” “Itu menunjukkan rasa sayangnya kakaknya, dan menurutku itu sangat manis.”
kepada
Data PAP018/C.08.022/B.08.052/057 di atas merupakan terjemahan tuturan menjawab yang tergolong akurat. Ketiga rater pun juga sepakat bahwa data di atas merupakan terjemahan yang akurat karena tidak ada masalah dalam penyampaian pesan dari BSu ke BSa. Selain itu, tidak ada penambahan atau pun distorsi makna pada BSa. Dapat diamati pula bahwa penerjemah menggunakan teknik kesepadanan lazim untuk menerjemahkan data tersebut yang sangat terikat dengan konteks.
2. Terjemahan Kurang Akurat (less accurate) Suatu terjemahan dikatakan sebagai terjemahan yang kurang akurat apabila sebagian besar makna kata, istilah teknis, frasa, klausa, kalimat atau
226
teks bahasa sumber sudah dialihkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran. Namun, masih terdapat distorsi makna atau terjemahan makna ganda (taksa) atau ada makna yang dihilangkan, yang mengganggu keutuhan pesan (Nababan, dkk, 2012:50). Sama seperti temuan pada novel terjemahan penerbit Shira Media sebelumnya, ditemukan sebanyak 46 data (34,1%) yang tergolong sebagai terjemahan yang kurang akurat. Berikut ini adalah contoh data yang termasuk terjemahan kurang akurat: PAP029/C.10.032/B.10.071/078 Konteks situasi:
BSu:
BSa:
Mr.Darcy memilih untuk bertanya langsung kepada Mr.Bingley dan Elizabeth tentang bagaimana pendapat mereka jika diminta oleh temannya untuk bermalam di rumah teman dengan menentukan derajat kepentingan dan derajat keakraban. "Will it not be advisable, before we proceed on this subject, to arrange with rather more precision the degree of importance which is to appertain to this request, as well as the degree of intimacy subsisting between the parties?" "By all means, let us hear all the particulars, not forgetting their comparative height and size; for that will have more weight in the argument, Miss Bennet, than you may be aware of. I assure you, that if Darcy were not such a great tall fellow, in comparison with myself, I should not pay him half so much deference. I declare I do not know a more awful object than Darcy, on particular occasions, and in particular places; at his own house especially, and of a Sunday evening, when he has nothing to do." “Tidakkah sebaiknya, sebelum meneruskan topik ini, kita menentukan derajat kepentingan yang mendasari permintaan itu, begitu pula derajat keakraban di antara kedua belah pihak?”
227
“Ya ampun, mari kita dengarkan semua derajatnya, dan jangan lupakan pula tinggi dan besar badan mereka, karena itu juga harus dijadikan pertimbangan, Miss Bennet, lebih daripada segalanya. Aku meyakinkanmu, jika Darcy tidak sejangkung itu dibandingkan diriku, aku tidak akan memedulikannya. Aku menyatakan bahwa aku tidak pernah mengenal seseorang yang lebih menjengkelkan daripada Darcy; terutama saat dia di rumahnya, dan pada Minggu malam, ketikadia sedang tidak ada kegiatan.” Terjemahan tuturan menjawab di atas merupakan terjemahan yang tergolong kurang akurat. Penerjemah nampaknya kurang memahami isi pesan yang pada tuturan awal di BSu. Yang dimaksud dengan “By all means” pada BSu di atas ialah suatu ungkapan yang dapat diartikan “tentu saja” atau “dengan senang hati”. Namun penerjemah menerjemahkan bagian tuturan itu sangat jauh dari maksud atau pesan yang ada di BSu, yaitu “ya ampun”. Pada kasus ini, terjemahan di atas menjadi kurang akurat karena penerjemah salah menangkap maksud yang ada di BSu. Para rater juga sepakat jika tuturan menjawab di atas tergolong sebagai terjemahan yang kurang akurat dan penerjemah sepertinya tidak memahami isi pesan secara keseluruhan di BSu. Melihat konteks situasi dan pertanyaan dari penutur sebelumnya, terjemahan yang tepat ialah “tentu saja”. Dengan diterjemahkan seperti itu, terjemahan tuturan menjawab di atas menjadi akurat dan pesan di BSu dapat tersampaikan dengan baik yang di BSa.
228
3. Terjemahan Tidak Akurat (inaccurate) Pada penelitian ini, ditemukan 5 data (3,7%) yang tergolong sebagai terjemahan tidak akurat dalam novel terjemahan Pride and Prejudice penerbit Qanita. Suatu terjemahan dikatakan sebagai terjemahan yang tidak akurat apabila makna kata, istilah teknis, frasa, klausa, kalimat atau teks bahasa sumber dialihkan secara tidak akurat ke dalam bahasa sasaran atau dihilangkan / deleted (Nababan, dkk, 2012:50). Ketidaktepatan terjemahan di sini dapat disebabkan karena penerjemah salah menangkap makna yang ada di BSu. Berikut ini merupakan contoh data yang termasuk terjemahan tidak akurat: PAP097/C.49.173/B.49.403/450 Konteks situasi:
BSu:
BSa:
Saat Jane dan Elizabeth sedang berjalan-jalan di kebun belakang, mereka melihat pengurus rumah tangga Longbourn bergegas menghampiri mereka. Mereka terkejut setelah diberitahu Mrs.Hill bahwa baru saja datang seseorang yang mengantar surat dan surat itu sudah diterima oleh Mr.Bennet. Mereka lalu bergegas mencari ayah mereka di hutan. "Oh, papa, what news—what news? Have you heard from my uncle?" "Yes I have had a letter from him by express." “Oh, Papa, ada kabar apa – ada kabar apa? Sudahkah Papa mendengar kabar dari paman?” “Ya, dia mengutus seorang kurir.”
Setelah mengamati tuturan menjawab di atas, terdapat masalah yang ditemukan dari BSu ke BSa. Kata “express” pada tuturan di atas memiliki
229
makna bahwa penutur mendapatkan surat tersebut dari pegawai paman keluarga Bennet yang mengantarkannya kepada Mr.Bennet. Namun penerjemah nampaknya juga tidak mempertimbangkan konteks situasi dan terpengaruh dengan kata “express” yang cenderung digunakan untuk jasa pengiriman atau pemaketan barang. Saat melakukan FGD, ketiga rater juga sependapat bahwa data PAP097/C.49.173/B.49.403/450 di atas tergolong sebagai terjemahan yang tidak akurat karena penerjemah salah dalam memahami makna di BSu dan nampaknya penerjemah juga terpengaruh dengan kata “express” pada BSu.
4.2.2
Keberterimaan (acceptability)
Seperti yang telah peneliti jelaskan sebelumnya, kriteria keberterimaan (acceptability) suatu terjemahan mengacu pada derajat kesesuaian dan kealamiahan suatu teks terjemahan terhadap sistem, kaidah, norma, dan budaya BSa. Untuk melihat terjemahan tersebut berterima atau tidak, hanya diperhatikan BSa nya saja dan tidak perlu melihat BSu. Aspek keberterimaan ini juga dibagi menjadi tiga kriteria terjemahan, yaitu: terjemahan berterima (acceptable), terjemahan kurang berterima (less acceptable), dan terjemahan tidak berterima (unacceptable). Pada terjemahan tuturan menjawab novel terjemahan Pride and Prejudice penerbit Qanita ditemukan sebanyak 110 data (81,5%) sebagai terjemahan berterima, 22 data (16,3%) sebagai terjemahan kurang berterima, dan 3 data (2,2%) sebagai terjemahan tidak berterima.
230
Berikut ini adalah hasil temuan yang berkaitan dengan keberterimaan terjemahan tuturan menjawab novel terjemahan Pride and Prejudice penerbit Qanita: Tabel 4.18 Temuan Keberterimaan Terjemahan Tuturan Menjawab (Answering) pada Novel Penerbit Qanita No.
Kriteria Keberterimaan
Persentase
1
Berterima
110
81,5%
2
Kurang Berterima
22
16,3%
3
Tidak Berterima
3
2,2%
135
100%
TOTAL
1.
Frekuensi Kemunculan
Terjemahan Berterima (acceptable) Suatu terjemahan dikatakan berterima apabila terjemahan terasa alamiah;
istilah teknis yang digunakan lazim digunakan dan akrab bagi pembaca; frasa, klausa dan kalimat yang digunakan sudah sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia (Nababan, dkk, 2012:51). Sama seperti temuan sebelumnya, mayoritas terjemahan tuturan menjawab pada novel terjemahan Pride and Prejudice penerbit Qanita merupakan terjemahan berterima, yaitu sebanyak 110 data (81,5%). Berikut ini merupakan contoh temuan data yang termasuk terjemahan berterima:
231
PAP051/C.21.072/B.21.164/186 Konteks situasi:
BSu:
BSa:
Setelah Jane selesai membaca surat dari Caroline Bingley di depan Elizabeth, ia merasa kecewa atas sikap keluarga Bingley yang tiba-tiba pergi meninggalkan Hertfordshire. Namun di sisi lain, Elizabeth memiliki pandangan yang berbeda atas isi surat itu. "Yes, there can; for mine is totally different. Will you hear it?" "Most willingly." “Ya, ada; karena pemahamanku sepenuhnya berbeda. Maukah kau mendengarnya?” “Dengan senang hati.”
Data PAP051/C.21.072/B.21.164/186 di atas merupakan terjemahan tuturan menjawab yang tergolong berterima. Dalam hal keberterimaan, yang diperhatikan ialah hanya terjemahan tuturan pada BSa saja. Ketiga rater sepakat bahwa tuturan menjawab di atas tergolong sebagai terjemahan berterima. Terjemahan “dengan senang hati” di atas sudah memenuhi nilainilai, kaidah BSa, dan bahasa yang digunakan telah terasa alamiah dalam hal diksinya. Selain itu, tuturan “dengan senang hati” biasanya memang digunakan seseorang dalam menjawab sesuatu dari tawaran mitra tuturnya yang menunjukkan bahwa ia bersedia.
232
2.
Terjemahan Kurang Berterima (less acceptable) Suatu terjemahan dikatakan kurang berterima apabila pada umumnya
terjemahan sudah terasa alamiah; namun ada sedikit masalah pada penggunaan istilah teknis atau terjadi sedikit kesalahan gramatikal (Nababan, dkk, 2012:51). Sama seperti temuan tuturan menjawab dalam novel Shira Media sebelumnya, sebanyak 22 data (16,3%) tuturan menjawab pada novel terjemahan Pride and Prejudice penerbit Shira Media diterjemahkan secara kurang akurat. Berikut merupakan contoh temuan datanya: PAP073/C.40.132/B.40.306/343 Konteks situasi:
BSu:
Elizabeth bercerita kepada Jane tentang surat yang ia terima dari Mr.Darcy. Namun, semua sifat tentang adik Mr.Darcy, hanya Elizabeth lah yang tahu, ia pun dipesan untuk merahasiakannya. "That it ought not to be attempted. Mr. Darcy has not authorised me to make his communication public. On the contrary, every particular relative to his sister was meant to be kept as much as possible to myself; and if I endeavour to undeceive people as to the rest of his conduct, who will believe me? The general prejudice against Mr. Darcy is so violent” "You are quite right. To have his errors made public might ruin him for ever. He is now, perhaps, sorry for what he has done, and anxious to re-establish a character. We must not make him desperate."
BSa:
“Menurutku, kita sebaiknya tidak melakukannya. Mr.Darcy tidak memintaku untuk menyebarkan isi suratnya kepada orang lain. Sebaliknya, semua cerita tentang adiknya sebisa mungkin hanya disampaikannya kepadaku, dan kalaupun aku menceritakan tentang
233
semua itu kepada orang lain, siapa yang akan percaya? Semua orang menyangka Mr.Darcy adalah pria kejam.” “Kau benar juga. Menyiarkan kesalahan Wickham pada semua orang akan menghancurkannya untuk selamanya. Sekarang ini, dia mungkin telah menyesali perbuatannya dan ingin memperbaiki dirinya. Kita tidak boleh menyusahkannya.” Terjemahan pada data di atas termasuk terjemahan tuturan menjawab yang tergolong kurang berterima. Terdapat permasalahan yang ditemukan pada terjemahan tuturan tersebut, yaitu pada terjemahan “menyiarkan” yang terasa kurang alamiah atau natural di BSa. Menurut peneliti, diksi yang digunakan penerjemah untuk menerjemahkan kata tersebut terasa kurang alamiah. Sesuai dengan konteks tuturan di atas, diksi “menyiarkan” tidak tepat jika digunakan untuk memberi tahu kepada semua orang mengenai sesuatu hal. Menurut para rater, terjemahan tuturan menjawab di atas dinilai kurang memenuhi kaidah BSa dan kurang terasa alamiah dalam hal pengalihan pola/struktur bahasa serta penggunaan diksinya. Ketiga rater selanjutnya memberikan jalan keluar yaitu menggantinya dengan “menyebarluaskan” yang dirasa lebih alamiah di BSa. Kata “menyiarkan” di sini memiliki arti memberitahukan kepada khalayak umum yang biasanya melalui radio atau surat kabar, sedangkan “menyebarluaskan” memiliki arti menyebarkan ke mana-mana secara merata, tidak harus melalui radio atau surat kabar. Jika dicocokkan dengan konteks situasi di atas, “menyebarluaskan” lebih tepat dan lebih alamiah di BSa.
234
3.
Terjemahan Tidak Berterima (unacceptable) Sama seperti temuan sebelumnya dalam novel Shira Media, hanya
ditemukan sedikit terjemahan tuturan menjawab yang tergolong sebagai terjemahan tidak berterima pada tuturan menjawab dalam novel Pride and Prejudice penerbit Qanita. Hanya terdapat 3 data (2,2%) yang termasuk dalam terjemahan tidak berterima. Berikut merupakan contoh data yang tergolong sebagai terjemahan tidak berterima: PAP133/ C.60.221/B.60.512/572 Konteks situasi:
BSu:
Elizabeth masih melanjutkan pertanyaannya kepada Darcy, apa yang sebenanrnya membuat Darcy tertarik kepadanya. My beauty you had early withstood, and as for my manners—my behaviour to you was at least always bordering on the uncivil, and I never spoke to you without rather wishing to give you pain than not. Now be sincere; did you admire me for my impertinence?" "For the liveliness of your mind, I did."
BSa:
“Sejak awal kau sudah mencela kecantikanku, sedangkan perangaiku – sikapku kepadamu bisa dibilang selalu kasar, dan aku tidak pernah berbicara kepadamu tanpa terbebas dari niat untuk menyakitimu. Sekarang, jujurlah kepadaku; apakah kau terpesona kepadaku karena aku lancang?” “Karena keceriaan pikiranmu, sesungguhnya.”
Data PAP133/ C.60.221/B.60.512/572 di atas merupakan contoh data yang tergolong terjemahan tidak berterima. Pertimbangan ketiga rater atas
235
penilaian ini didasarkan pada ketidaktepatan penggunaan hampir semua diksi pada tuturan di atas, yakni “karena keceriaan pikiranmu” di BSa. penerjemah menerjemahkan tuturan menjawab tersebut dengan sangat literal, sehingga lepas konteks. Terjemahan pada tuturan menjawab tersebut tidak pernah digunakan di BSa, bahkan tidak memiliki arti di BSa. Dalam konteks bahasa dan budaya bahasa Indonesia, sangatlah tidak wajar jika seseorang yang sedang
ditanya
mengenai
kekagumannya
terhadap
seseorang
lalu
menjawabnya dengan tuturan seperti itu. Menurut ketiga rater saat melakukan FGD, diksi “keceriaan” mungkin bisa diganti menjadi “kecemerlangan” yang dirasa lebih alamiah dari terjemahan sebelumnya.
B. Pembahasan Pada subbab kedua ini peneliti akan membahas dan membandingkan hasil temuan penelitian yang diperoleh dari subbab pertama. Peneliti membandingkan hasil temuan tuturan menjawab pada novel terjemahan Pride and Prejudice penerbit Shira Media dan penerbit Qanita. Hasil temuan penelitian yang diperoleh pada subbab pertama meliputi pematuhan maksim prinsip kerjasama, pelanggaran maksim prinsip kerjasama, teknik penerjemahan yang digunakan, serta penilaian kualitas terjemahan. Selanjutnya, peneliti juga mengkorelasikan hasil temuan tersebut dengan teori-teori yang relevan. Pembahasan pertama dalam subbab ini berhubungan dengan teknik penerjemahan yang diterapkan dalam menerjemahkan tuturan menjawab pada dua
236
versi novel Pride and Prejudice, yakni dari penerbit Shira Media dan penerbit Qanita. Selanjutnya, pembahasan akan dilanjutkan dengan membandingkan teknik penerjemahan yang diterapkan oleh penerjemah dalam dua versi novel Pride and Prejudice penerbit Shira Media dan penerbit Qanita. Pembahasan selanjutnya ialah pengaruh penerapan teknik penerjemahan terhadap kualitas terjemahan tuturan menjawab. Analisis komponensial pada analisis sebelumnya dapat membantu peneliti untuk mengetahui bagaimanakah teknik penerjemahan yang diterapkan di setiap tuturan menjawab dan mematuhi atau melanggarnya maksim prinsip kerjasama tersebut berdampak pada kualitas terjemahan yang dihasilkan. Selanjutnya, peneliti membandingkan dua analisis komponensial tuturan menjawab pada dua versi novel Pride and Prejudice, yakni dari penerbit Shira Media dan penerbit Qanita, sehingga dapat diketahui terjemahan yang memiliki kualitas lebih baik. 1.
Perbandingan
Teknik
Penerjemahan
yang
Digunakan
untuk
Menerjemahkan Tuturan Menjawab dalam Novel Pride and Prejudice Penerbit Shira Media dan Penerbit Qanita 1.1 Frekuensi Penggunaan Masing-Masing Teknik Penerjemahan dalam Novel Penerbit Shira Media dan Penerbit Qanita Seperti yang telah peneliti paparkan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa terjemahan tuturan menjawab dalam novel terjemahan penerbit Shira Media menggunakan teknik penerjemahan yang lebih beragam, yakni 14 teknik
237
penerjemahan dan 12 teknik penerjemahan dalam novel terjemahan Penerbit Qanita. Mengingat bahwa tuturan menjawab berhubungan dengan pertanyaan yang diujarkan penutur kepada mitra tuturnya, maka pertanyaan merupakan hal penting yang juga harus diperhatikan. Pada 135 data tuturan menjawab dalam dua versi novel terjemahan Pride and Prejudice, terdapat dua jenis pertanyaan yang digunakan, yaitu pertanyaan tertutup (close question) dan pertanyaan terbuka (open question). Pertanyaan tertutup (close question) adalah pertanyaan yang menghasilkan jawaban pendek, yaitu yes/no saja. Sementara itu, pertanyaan terbuka (open question) merupakan pertanyaan yang biasanya menggunakan formulasi 5W+1H yang menghasilkan jawaban panjang atau lebih beragam. Penggunaan pertanyaan tersebut mempengaruhi penggunaan
teknik
penerjemahan. Dari temuan data pada penelitian ini, data tuturan menjawab yang menggunakan pertanyaan terbuka (open question) cenderung menggunakan teknik yang lebih beragam. Di sisi lain, data tuturan menjawab yang menggunakan pertanyaan tertutup (close question) menerapkan teknik yang lebih sedikit dibandingkan dengan open question. Hal tersebut sangat wajar karena semakin panjang atau kompleks tuturan menjawab tersebut, maka semakin banyak teknik penerjemahan yang diaplikasikan oleh penerjemah. Setelah dilihat secara keseluruhan, yakni 135 data tuturan menjawab, sebagian besar data tersebut menggunakan pertanyaan terbuka (open question) yang memuat 5W+1H.
238
Hasil temuan pada penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 135 data dari masing-masing novel terjemahan dengan dua penerbit berbeda teridentifikasi menggunakan 5 jenis varian teknik penerjemhan untuk menerjemahkan tuturan menjawab. Penerapan teknik penerjemahan tersebut dapat diamati pada tabel berikut: Tabel 4.19 Temuan Varian Teknik Penerjemahan Tuturan Menjawab dalam Novel Pride and Prejudice Penerbit Shira Media No.
Teknik
Varian Teknik Penerjemahan Kuintet
Frekuens Persent i ase Kemuncu lan Total
Tunggal
Kuplet
Triplet
Kuartet
42
35
26
14
3
120
43,4%
1
Kesepadanan Lazim
2
Variasi
-
1
23
12
3
49
17,8%
3
Peminjaman Murni
1
5
9
12
3
31
11,3%
4
Amplifikasi (eksplisitasi)
2
3
7
5
2
19
6,9%
5
Amplifikasi (penambahan)
1
7
4
3
-
15
5,5%
6
Reduksi
1
9
1
2
1
14
4,21%
7
Modulasi
6
-
5
2
-
13
4,8%
8
Adaptasi
1
1
2
1
-
5
1,9%
9
Transposisi (category shift)
-
1
-
-
3
4
1,5%
10
Harfiah
-
-
2
1
-
3
1,2%
11
Kreasi Diskursif
-
-
2
-
-
2
0,7%
12
Peminjaman
-
-
-
1
-
1
0,4%
239
Naturalisasi 13
Partikularisasi
-
-
-
1
-
1
0,4%
14
Generalisasi
-
-
1
-
-
1
0,4%
54
72
82
54
15
277
100%
TOTAL
Tabel 4.20 Temuan Varian Teknik Penerjemahan Tuturan Menjawab dalam Novel Pride and Prejudice Penerbit Qanita No.
Teknik
Varian Teknik Penerjemahan Kuintet
Frekuens Persent i ase Kemuncu lan Total
Tunggal
Kuplet
Triplet
Kuartet
49
32
24
14
1
120
45,6%
1
Kesepadanan Lazim
2
Variasi
-
13
23
14
1
51
19,3%
3
Peminjaman Murni
1
8
9
12
1
32
12,1%
4
Amplifikasi (eksplisitasi)
1
3
6
6
1
17
6,4%
5
Amplifikasi (penambahan)
1
5
3
3
-
12
4,5%
6
Modulasi
5
-
4
2
1
12
4,5%
7
Reduksi
1
5
1
1
-
8
3,0%
8
Kreasi Diskursif
-
-
2
3
-
5
1,9%
9
Adaptasi
1
1
1
1
-
4
1,5%
10
Transposisi (category shift)
-
1
-
1
-
2
0,8%
240
11
Peminjaman Naturalisasi
-
-
-
1
-
1
0,4%
12
Partikularisasi
-
-
-
1
-
1
0,4%
59
68
73
59
5
264
100%
TOTAL
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa tuturan menjawab dalam dua versi novel terjemahan Pride and Prejudice secara keseluruhan diterjemahkan dengan menerapkan lima varian teknik: varian tunggal, varian kuplet, varian triplet, varian kuartet, dan varian kuintet. Digunakannya bermacam-macam varian oleh penerjemah tersebut ialah agar menghasilkan terjemahan yang akurat dan berterima. Mengingat data pada penelitian ini adalah berbentuk tuturan, maka dalam satu tuturan sangat mungkin menggunakan lebih dari satu teknik penerjemahan. Ditemukan varian teknik yang sama dalam mayoritas penggunaan teknik penerjemahan pada dua versi novel terjemahan. Varian triplet merupakan varian teknik yang paling banyak digunakan dalam kedua novel, yaitu dari penerbit Shira Media dan penerbit Qanita. Penggunaan dalam novel penerbit Shira Media adalah sebanyak 82 kali, sementara
dalam novel penerbit Qanita digunakan
sebanyak 73 kali. Teknik
kesepadanan
lazim
merupakan
teknik
penerjemahan
yang
mendominasi terjemahan tuturan menjawab dalam dua versi novel terjemahan Pride and Prejudice. Dalam novel penerbit Shira Media, teknik kesepadanan
241
lazim ini diterapkan pada seluruh jenis varian teknik penerjemahan dengan total 120 kali penggunaan: 42 kali pada varian tunggal, 35 kali pada varian kuplet, 26 kali pada varian triplet, 14 kali pada varian kuartet, dan 3 kali pada varian kuintet. Sementara itu, teknik kesepadanan lazim juga diterapkan pada seluruh jenis varian teknik penerjemahan dalam novel penerbit Qanita dengan total sama seperti penerbit Shira Media, yaitu 120 kali penggunaan: 49 kali pada varian tunggal, 32 kali pada varian kuplet, 24 kali pada varian triplet, 14 kali pada varian kuartet, dan 1 kali pada varian kuintet. Teknik kesepadanan lazim biasanya digunakan untuk menerjemahkan sesuatu yang terikat dengan konteks situasi dan tidak bisa diterjemahkan secara kata demi kata. Hal tersebut setara dengan tuturan menjawab, di mana setiap tuturan yang muncul selalu berhubungan dengan kondisi saat tuturan tersebut disampaikan oleh penutur. Pertanyaan dari mitra tutur dalam tuturan menjawab tersebut juga merupakan konteks situasi yang penting. Karena penelitian ini merupakan penelitian yang membandingkan dua versi terjemahan novel, maka sangat wajar jika beberapa tuturan diterjemahkan dengan terjemahan yang berbeda. Hal tersebut disebabkan karena keputusan penerjemah yang menggunakan diksi berbeda saat menerjemahkan tuturan menjawab tersebut. Pemilihan diksi tersebut juga berpengaruh pada kompetensi tiap penerjemah, sehingga menghasilkan diksi yang berbeda pada tuturan yang sama. Teknik variasi merupakan posisi kedua sebagai teknik penerjemahan yang paling banyak diterapkan dalam penelitian ini. Pada novel penerbit Shira Media,
242
total penggunaannya mencapai 49 kali, yaitu: 11 kali pada varian kuplet, 23 kali pada varian triplet, 12 kali pada varian kuartet, dan 3 kali pada varian kuintet. Berbeda dengan novel penerbit Shira Media, total penggunaan teknik variasi pada novel penerbit Qanita ialah 51 kali penggunaan, yakni: 13 kali pada varian kuplet, 23 kali pada varian triplet, 14 kali pada varian kuartet, dan 1 kali pada varian kuintet. Teknik ini banyak diterapkan penerjemah saat menerjemahkan kata “I” menjadi “aku” dan “you” menjadi “kau”. Teknik ini digunakan penerjemah jika sekiranya hubungan antartokoh dalam novel Pride and Prejudice sudah dirasa dekat. Di urutan selanjutnya pada dua versi terjemahan tuturan menjawab (penerbit Shira Media dan penerbit Qanita), ditempati oleh teknik peminjaman. Teknik ini digunakan dengan selisih satu data pada dua versi novel penerbit Shira Media dan Qanita, yaitu sebanyak 31 kali pada penerbit Shira Media dan 32 kali pada penerbit Qanita. Pada novel terjemahan penerbit Shira Media, teknik ini digunakan sebanyak 1 kali pada varian tunggal, 5 kali pada varian kuplet, 9 kali pada varian triplet, 13 kali pada varian kuartet, dan 3 kali pada varian kuintet. Sementara itu, teknik ini digunakan sebanyak 1 kali pada varian tunggal, 8 kali pada varian kuplet, 9 kali pada varian triplet, 13 kali pada varian kuartet, dan 1 kali pada varian kuintet dalam novel terjemahan penerbit Qanita. Teknik peminjaman ini banyak digunakan penerjemah untuk menerjemahkan nama tokoh dan nama tempat, di mana tidak ada perubahan nama tersebut dari bahasa sumber
243
ke bahasa sasaran. Penerjemah secara langsung memindah nama tokoh atau nama tempat pada tuturan menjawab dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Teknik amplifikasi dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 berdasarkan temuan data, yaitu amplifikasi penambahan dan amplifikasi eksplisitasi. Amplifikasi eksplisitasi menempati urutan keempat sebagai teknik penerjemahan yang banyak digunakan pada dua versi novel terjemahan. Sebanyak 19 kali teknik ini digunakan dalam novel Pride and Prejudice penerbit Shira Media dengan sebaran 2 kali pada varian tunggal, 3 kali pada varian kuplet, 7 kali pada varian triplet, 5 kali pada varian kuartet, dan 2 kali pada varian kuintet. Selanjutnya, teknik amplifikasi penambahan ditemukan sebanyak 15 kali penggunaan, dengan sebaran: 1 kali pada varian tunggal, 7 kali pada varian kuplet, 4 kali pada varian triplet, dan 3 kali pada varian kuartet. Sementara itu, sebanyak 17 kali teknik amplifikasi eksplisitasi digunakan dalam novel penerbit Qanita, yaitu 1 kali pada varian tunggal, 3 kali pada varian kuplet, 6 kali pada varian triplet, 6 kali pada varian kuartet, dan 1 kali pada varian kuintet. Untuk amplifikasi penambahan dalam novel penerbit Qanita ditemukan sebanyak 12 kali penggunaan, dengan sebaran: 1 kali pada varian tunggal, 5 kali pada varian kuplet, 3 kali pada varian triplet, dan 3 kali pada varian kuartet. teknik amplifikasi penambahan umumnya digunakan penerjemah untuk menambahkan informasi yang sebelumnya tidak terdapat di bahasa sumber. Sementara itu, teknik amplifikasi eksplisitasi lazimnya digunakan penerjemah untuk menerjemahkan istilah yang lebih eksplisit dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Dengan mengaplikasikan teknik ini,
244
penerjemah nampaknya ingin membuat pembaca sasaran lebih mudah memahami terjemahan di bahasa sasaran. Dengan kata lain, teknik ini digunakan untuk mengeksplisitkan sesuatu yang ada di bahasa sumber ke bahasa sasaran, sehingga informasi yang ada pada bahasa sasaran menjadi lebih jelas.Teknik amplifikasi tidak masalah jika digunakan, selama tidak mengubah secara keseluruhan makna yang terkandung di bahasa sumber. Teknik selanjutnya pada urutan keenam (penerbit Shira Media) dan urutan ketujuh (penerbit Qanita) adalah teknik reduksi, dengan jumlah 14 kali pemakaian pada novel penerbit Shira Media dan 8 kali pemakaian pada novel penerbit Qanita. Pada novel penerbit Shira Media, ditemukan masing-masing sebaran 1 kali pada varian tunggal, 9 kali pada varian kuplet, 1 kali pada varian triplet, 2 kali pada varian kuartet, dan 1 kali pada varian kuintet. Sedangkan pada novel penerbit Qanita, ditemukan 1 kali pada varian tunggal, 5 kali pada varian kuplet, 1 kali pada varian triplet, dan 1 kali pada varian kuartet. Teknik reduksi digunakan untuk menghilangkan sebagian informasi atau pun menghilangkan keseluruhan informasi sebagaimana yang dijelaskan oleh Molina & Albir (2002). Dalam beberapa frekuensi kemunculannya, teknik ini seringkali digunakan penerjemah untuk menghilangkan gelar tokoh dalam novel Pride and Prejudice. Penerjemah nampaknya tidak terlalu mementingkan suatu gelar atau jabatan yang melekat pada beberapa tokoh dalam novel. Teknik selanjutnya pada urutan ketujuh (penerbit Shira Media) dan urutan keenam (penerbit Qanita) adalah teknik modulasi, dengan jumlah 13 kali
245
penggunaan pada novel penerbit Shira Media dan 12 kali pemakaian pada novel penerbit Qanita. Pada novel penerbit Shira Media, ditemukan masing-masing sebaran 6 kali pada varian tunggal, 5 kali pada varian triplet, dan 2 kali pada varian kuartet. Sedangkan pada novel penerbit Qanita, ditemukan 5 kali pada varian tunggal, 4 kali pada varian triplet, 2 kali pada varian kuartet, dan 1 kali pada varian kuintet. Teknik ini lazimnya digunakan penerjemah dengan mengubah sudut pandang informasi yang ada pada tuturan menjawab. Hal ini dapat diterima selama penerjemah tidak menghilangkan pesan atau informasi yang terkandung di bahasa sumber. Urutan kedelapan dalam novel penerbit Shira Media adalah teknik adaptasi, yakni: 1 kali pada varian tunggal, 1 kali pada varian kuplet, 2 kali pada varian triplet, dan 1 kali pada varian kuartet. Sementara itu, teknik adaptasi berada pada urutan kesembilan dalam terjemahan novel penerbit Qanita, yaitu: 1 kali pada varian tunggal, 1 kali pada varian kuplet, 1 kali pada varian triplet, dan 1 kali pada varian kuartet. Kedua versi novel terjemahan tersebut memiliki jumlah total dengan hanya selisih 1 kali penggunaan saja, yaitu sebanyak 5 kali pada penerbit Shira Media dan 4 kali pada penerbit Qanita. Teknik adaptasi sangat erat hubungannya dengan budaya di bahasa sasaran. Teknik ini diterapkan penerjemah jika terdapat istilah yang ada di bahasa sumber dipindah ke bahasa sasaran dengan menyesuaikan budaya pada bahasa sasaran tersebut. Teknik penerjemahan kesembilan yang sering digunakan pada novel penerbit Shira Media adalah teknik transposisi, yakni dengan jumlah total penggunaan 4
246
kali: 1 kali pada varian kuplet dan 3 kali pada varian kuintet. Di sisi lain, teknik transposisi berada pada urutan kesepuluh dalam terjemahan novel penerbit Qanita, yaitu dengan jumlah total penggunaan 2 kali: 1 kali pada varian kuplet dan 1 kali pada varian kuartet. Teknik ini digunakan penerjemah untuk mengubah atau menggeser unit-unit gramatikal dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Teknik ini sama dengan teknik pergeseran kategori, struktur, dan unit. Teknik penerjemahan pada urutan kesepuluh dalam novel penerbit Shira Media adalah teknik harfiah atau yang biasa disebut juga dengan teknik literal, dengan jumlah penggunaan 3 kali: 2 kali pada varian triplet dan 1 kali pada varian kuartet. Teknik ini digunakan penerjemah untuk menerjemahkan kata demi kata dan benar-benar diterjemahkan apa adanya dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Teknik harfiah ini lepas konteks dari segi apa pun; budaya, situasi, dan kalimat. Teknik ini adalah kebalikan dari teknik kesepadanan lazim yang sangat memperhatikan konteksnya. Dalam penelitian ini, teknik harfiah digunakan dalam tuturan “I have a high respect for your nerves” yang diterjemahkan dengan sangat literal menjadi “Aku sangat menghormati saraf-sarafmu” di bahasa sasaran. Teknik penerjemahan selanjutnya pada novel penerbit Shira Media adalah teknik kreasi diskursif, dengan jumlah penggunaan 2 kali, yaitu pada varian triplet. Berbeda dengan novel penerbit Shira Media, teknik kreasi diskursif berada pada urutan kedelapan pada novel penerbit Qanita, dengan jumlah penggunaan 5 kali, yakni 2 kali pada varian triplet dan 3 kali pada varian kuartet. Teknik kreasi
247
diskursif dilakukan dengan melakukan pemadanan yang biasanya lepas konteks. Teknik ini diaplikasikan jika bahasa sumber diterjemahkan ke bahasa sasaran sangat berbeda bahkan tidak ada hubungannya sama sekali. Penggunaan teknik ini ditemukan pada tuturan “I was in the middle before I knew that I had begun” menjadi “Tiba-tiba saja aku tersadar bahwa aku mencintaimu”. Teknik kreasi diskursif biasanya lebih sering dipakai dalam menerjemahkan judul film maupun karya-karya fiksi tulis lainnya, seperti dalam novel, puisi, cerpen, dan lain-lain. Selain itu, teknik ini digunakan apabila penerjemah salah dalam menerjemahkan suatu ungkapan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran, misalnya: “Upon my word” yang diterjemahkan menjadi “Wah”. Teknik penerjemahan selanjutnya pada urutan keduabelas pada novel penerbit Shira Media dan urutan kesebelas pada novel penerbit Qanita adalah teknik partikularisasi, yaitu dengan jumlah penggunaan yang sama, sebanyak 1 kali. Teknik partikularisasi lazimnya digunakan penerjemah untuk menerjemahkan istilah yang lebih spesifik atau lebih konkret dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Teknik ini merupakan lawan dari teknik generalisasi. Dengan mengaplikasikan teknik ini, penerjemah nampaknya ingin membuat pembaca sasaran lebih mudah memahami terjemahan di bahasa sasaran. Teknik generalisasi adalah teknik yang berada pada urutan terakhir, yaitu urutan ketigabelas pada novel penerbit Shira Media, yaitu sebanyak 1 kali penggunaan. Teknik
generalisasi
umunya
digunakan penerjemah
untuk
mengungkapkan istilah yang lebih umum (general) di bahasa sasaran. Total
248
penggunaan teknik penerjemahan pada novel penerbit Shira Media ialah 13 teknik penerjemahan. Tidak seperti teknik penerjemahan pada novel Shira Media, teknik penerjemahan yang digunakan pada novel Qanita hanya berjumlah 11 teknik penerjemahan.
2.
Perbandingan Kualitas Terjemahan Tuturan Menjawab dalam Novel Pride and Prejudice Penerbit Shira Media dan Penerbit Qanita Tabel di bawah ini merupakan tabel yang menunjukkan perbandingan kualitas
terjemahan tuturan menjawab yang ada pada novel Pride and Prejudice penerbit Shira Media dan penerbit Qanita: Tabel 4.21 Temuan Kualitas Terjemahan Tuturan Menjawab pada Dua Versi Novel Terjemahan Pride and Prejudice (Penerbit Shira Media dan Qanita) Kualitas Maksim PK
Keakuratan
Keberterimaan
3
2
1
3
2
1
Novel Penerbit Shira Media
82 (60,7%)
46 (34,1%)
7 (5,2%)
111 (82,2%)
22 (16,3%)
2 (1,5%)
Novel Qanita
84 (62,2%)
46 (34,1%)
5 (3,7%)
110 (81,5%)
22 (16,3%)
3 (2,2%)
Penerbit
Dapat diamati pada hasil temuan di atas, terjemahan pada dua versi novel Pride and Pejudice memiliki kualitas yang relatif cukup baik. Walaupun memiliki selisih yang terpaut sedikit, terjemahan tuturan menjawab pada novel penerbit Qanita memiliki tingkat keakuratan yang lebih tinggi, yaitu sebanyak 62,2%.
249
Sementara itu, tingkat keakuratan tuturan menjawab pada novel penerbit Shira Media memiliki tingkat keakuratan sebanyak 60,7%. Suatu terjemahan dapat dikatakan akurat apabila pesan yang ada di bahasa sumber dapat dialihkan secara utuh ke dalam bahasa sasaran tanpa ada penambahan atau distorsi makna. Dalam menerjemahkan tuturan menjawab, penerjemah harus dapat menyampaikan maksud dan tujuan dari penutur dengan jelas agar maksud yang terkandung dari jawaban tersebut dapat tersampaikan dengan baik kepada mitra tutur. Jika penerjemah tidak dapat menerjemahkan tuturan menjawab dengan baik dan benar, makan tuturan menjawab tersebut dapat berakibat lepas dari konteks tuturan tersebut dan dapat menimbulkan perbedaan maksud antara penutur dan mitra tutur. Dalam aspek keberterimaan, hasil temuan di atas menunjukkan bahwa terjemahan tuturan menjawab pada novel penerbit Shira Media memiliki tingkat keberterimaan yang lebih tinggi, yakni 82,2%. Sementara itu, terjemahan tuturan menjawab dalam novel penerbit Qanita memiliki tingkat keberterimaan sebesar 81,5%. Dari analisis data dalam penelitian ini, kurang berterimanya atau bahkan tidak berterimanya suatu tuturan menjawab dalam dua versi novel terjemahan Pride and Prejudice ialah dikarenakan oleh diksi yang kurang bahkan tidak alamiah (natural) dan jarang digunakan dalam bahasa sasaran. Terjemahan yang dihasilkan baiknya dekat dengan budaya, norma, dan konvensi bahasa sasaran. Hal itu dapat membuat pembaca menjadi kurang menikmati hasil terjemahan novel tersebut. Sebaliknya, jika terjemahan tuturan menjawab tersebut
250
diterjemahkan dengan menggunakan diksi yang baik, yakni terasa natural dan biasa digunakan dalam bahasa sasaran, maka terjemahan tersebut tergolong sebagai terjemahan yang berterima. Kembali lagi bahwa terjemahan tersebut diterjemahkan dengan baik atau tidak oleh penerjemah, sangatlah dipengaruhi oleh teknik penerjemahan yang digunakan untuk menerjemahkan tuturan tersebut. Jika penerjemah tepat dalam mengaplikasikan teknik penerjemahan, maka karya terjemahan yang dihasilkan relatif baik. Pada subbab selanjutnya, peneliti akan mengkorelasikan teknik penerjemahan dan kualitas terjemahan tuturan menjawab pada novel Pride and Prejudice penerbit Shira Media dan Qanita. Dengan begitu, dapat diketahui dampak penggunaan teknik pada setiap temuan terhadap kualitas terjemahan.
3.
Dampak
Penerapan
Teknik
Penerjemahan
terhadap
Kualitas
Terjemahan Tuturan Menjawab Setelah melakukan analisis pada subbab sebelumnya, kualitas terjemahan 135 data tuturan menjawab dari kedua versi novel terjemahan Pride and Prejudice dapat dikategorikan sebagai terjemahan yang memiliki kualitas baik. Hal ini merupakan hasil dari penilaian tiga rater saat FGD, yang salah satunya adalah peneliti sendiri, yang terlibat dalam penelitian ini. Seperti yang dapat dilihat pada tabulasi hasil penilaian yang peneliti tunjukkan sebelumnya, sebanyak 82 data dikategorikan sebagai terjemahan akurat, 46 data tergolong terjemahan kurang akurat, dan 7 data termasuk
251
terjemahan tidak akurat dalam novel penerbit Shira Media. Dalam novel penerbit Qanita, ditemukan sebanyak 84 data dikategorikan sebagai terjemahan akurat, 46 data tergolong terjemahan kurang akurat, dan 5 data termasuk terjemahan tidak akurat. Selain itu, hasil penilaian kualitas terjemahan juga menunjukkan bahwa sebanyak 111 data tergolong sebagai terjemahan berterima, 22 data sebagai terjemahan kurang berterima, dan hanya 2 data yang tergolong sebagai terjemahan tidak berterima dalam novel penerbit Shira Media. Sementara itu pada novel penerbit Qanita, sebanyak 110 data tergolong sebagai terjemahan berterima, 22 data sebagai terjemahan kurang berterima, dan hanya 3 data yang tergolong sebagai terjemahan tidak berterima. a. Dampak
Penerapan
Teknik
Penerjemahan
terhadap
Tingkat
Keakuratan Terjemahan Setelah diketahui hasil kualitas terjemahan dari 135 data tuturan menjawab, maka penerapan hasil kualitas ini dibagi menjadi lima varian, yakni: varian tunggal, varian kuplet, varian triplet, varian kuartet, dan varian kuintet. Sebanyak 46 data tergolong sebagai terjemahan kurang akurat dan 7 data tergolong terjemahan tidak akurat dalam novel penerbit Shira Media. Di sisi lain, ditemukan data sebanyak 46 yang termasuk kurang akurat dan 5 data tergolong sebagai terjemahan tidak akurat dalam novel penerbit Qanita. Berikut ini merupakan dampak penggunaan teknik penerjemahan terhadap kualitas terjemahan tuturan menjawab dari segi keakuratan:
252
Tabel 4.22 Varian Teknik Penerjemahan dan Kualitas Terjemahan Keakuratan Tuturan Menjawab dalam Novel Terjemahan Pride and Prejudice Penerbit Shira Media No.
Keakuratan
Varian Teknik
Teknik Penerjemahan
1
Kurang Akurat
Tunggal
Kesepadanan Lazim
7
Amplifikasi (penambahan)
1
Modulasi
1
Subtotal tunggal Kuplet
Triplet
Frekuensi Kemuncul an
varian
9
Kesepadanan Lazim & Variasi
5
Kesepadanan Lazim & Reduksi
3
Kesepadanan Lazim & Amplifikasi (penambahan)
2
Subtotal kuplet
varian
10
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni & Variasi
5
Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi
3
Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (penambahan) &
2
253
Variasi
Kuartet
Kesepadanan Lazim, Harfiah & Variasi
2
Kesepadanan Lazim, Generalisasi & Variasi
1
Modulasi, Peminjaman Murni & Variasi
1
Modulasi, Peminjaman Murni & Amplifikasi (penamabahan)
1
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Amplifikasi (eksplisitasi)
1
Kesepadanan Lazim, Modulasi & Variasi
1
Kesepadanan Lazim, Reduksi & Amplifikasi (eksplisitasi)
1
Kesepadanan Lazim, Kreasi Diskursif & Variasi
1
Subtotal triplet
varian
19
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi
2
254
Kuintet
2
Tidak Akurat
Tunggal
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Reduksi & Variasi
2
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Harfiah & Variasi
1
Kesepadanan Lazim, Modulasi, Amplifikasi (penambahan) & Variasi
1
Kesepadanan Lazim, Modulasi, Peminjaman Murni & Amplifikasi (penambahan)
1
Subtotal kuartet
varian
7
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Transposisi, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi
1
Subtotal kuintet
1
Modulasi Subtotal tunggal
Kuplet
varian
3 varian
3
Kesepadanan Lazim & Reduksi
2
Subtotal kuplet
2
varian
255
Kuartet
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Amplifikasi (penambahan) & Variasi
1
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi
1
Subtotal kuartet
2
varian
Tabel 4.23 Varian Teknik Penerjemahan dan Kualitas Terjemahan Keakuratan Tuturan Menjawab dalam Novel Terjemahan Pride and Prejudice Penerbit Qanita No.
Keakuratan
Varian Teknik
1
Kurang Akurat
Tunggal
Kuplet
Teknik Penerjemahan
Frekuensi Kemunculan
Kesepadanan Lazim
7
Modulasi
2
Subtotal tunggal
varian
9
Kesepadanan & Variasi
Lazim
4
Kesepadanan Lazim & Peminjaman Murni
2
Kesepadanan & Reduksi
2
Lazim
256
Triplet
Kesepadanan Lazim & Amplifikasi (penambahan)
2
Subtotal kuplet
varian
10
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni & Variasi
5
Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi
3
Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (penambahan) & Variasi
3
Kesepadanan Lazim, Modulasi & Variasi
2
Kesepadanan Lazim, Harfiah & Variasi
2
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Amplifikasi (eksplisitasi)
1
Modulasi, Peminjaman Murni & Variasi
1
Kesepadanan Lazim, Reduksi & Amplifikasi (eksplisitasi)
1
Kesepadanan Lazim, Kreasi Diskursif & Variasi
1
257
Subtotal triplet Kuartet
Kuintet
varian
19
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi
2
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Kreasi Diskursif & Variasi
1
Transposisi, Amplifikasi (penambahan), Amplifikasi (eksplisitasi) Variasi
1
&
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Modulasi & Amplifikasi (penambahan)
1
Kesepadanan Lazim, Modulasi, Harfiah & Variasi
1
Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (eksplisitasi), Kreasi Diskursif & Variasi
1
Subtotal kuartet
varian
7
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Modulasi, Amplifikasi (eksplisitasi) &
1
258
Variasi Subtotal kuintet Tidak Akurat
2
Tunggal
Teknik
Kesepadanan Lazim
1
Modulasi
1 varian
2
Kesepadanan & Reduksi
Lazim
1
Subtotal kuplet
varian
1
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi
1
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Amplifikasi (penambahan) & Variasi
1
Subtotal kuartet
varian
2
Penerjemahan
terhadap
Kuartet
Penerapan
1
Subtotal tunggal Kuplet
b. Dampak
varian
Tingkat
Keberterimaan Terjemahan Seperti halnya kualitas terjemahan dari segi keakuratan sebelumnya, penerapan hasil kualitas dalam hal keberterimaan ini juga dibagi menjadi lima varian utama, yakni: varian tunggal, varian kuplet, varian triplet, varian
259
kuartet, dan varian kuintet. Sebanyak 22 data tergolong sebagai terjemahan kurang berterima dan 2 data tergolong terjemahan tidak berterima dalam novel penerbit Shira Media. Di sisi lain, ditemukan data sebanyak 22 yang termasuk kurang berterima dan 3 data tergolong sebagai terjemahan tidak berterima dalam novel penerbit Qanita. Berikut ini merupakan dampak penggunaan teknik penerjemahan terhadap kualitas terjemahan tuturan menjawab dari segi keberterimaan: Tabel 4.24 Varian Teknik Penerjemahan dan Kualitas Terjemahan Keberterimaan Tuturan Menjawab dalam Novel Terjemahan Pride and Prejudice Penerbit Shira Media Keberterimaan N
o . Kurang 1 Berterima
Varian
Frekuensi
Teknik Penerjemahan
Kemunculan
Teknik Tunggal
Kuplet
Kesepadanan Lazim
7
Modulasi
2
Amplifikasi (penambahan)
1
Subtotal varian tunggal
10
Kesepadanan Lazim & Variasi
2
Kesepadanan Lazim Amplifikasi (eksplisitasi)
&
1
Kesepadanan Lazim Amplifikasi (penambahan)
&
1
Kesepadanan Lazim & Reduksi
1
Subtotal varian kuplet
5
260
Triplet
Kuartet
Tidak 2 Berterima
Tunggal
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni & Variasi
2
Kesepadanan Lazim, Harfiah & Variasi
1
Subtotal varian triplet
3
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Reduksi & Variasi
2
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Peminjaman Naturalisasi & Variasi
1
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Partikularisasi & Variasi
1
Subtotal varian kuartet
4
Kesepadanan Lazim
2
Subtotal varian tunggal
2
Tabel 4.25 Varian Teknik Penerjemahan dan Kualitas Terjemahan Keberterimaan Tuturan Menjawab dalam Novel Terjemahan Pride and Prejudice Penerbit Qanita Keberterimaan N
o . Kurang 1 Berterima
Varian
Teknik Penerjemahan
Kemunculan
Teknik Tunggal
Frekuensi
Kesepadanan Lazim
6
Modulasi
2
Subtotal varian tunggal
8
261
Kuplet
Triplet
Kuartet
Tidak 2 Berterima
Tunggal
Kesepadanan Lazim & Variasi
1
Kesepadanan Lazim Amplifikasi (eksplisitasi)
&
2
Kesepadanan Lazim Amplifikasi (penambahan)
&
1
Kesepadanan Lazim Peminjaman Murni
&
1
Subtotal varian kuplet
5
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni & Variasi
2
Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi
2
Kesepadanan Lazim, Harfiah & Variasi
1
Subtotal varian triplet
5
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Partikularisasi & Variasi
1
Kesepadanan Peminjaman Murni, Diskursif & Variasi
Lazim, Kreasi
1
Kesepadanan Lazim, Modulasi, Harfiah & Variasi
1
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi
1
Subtotal varian kuartet
4
Kesepadanan Lazim
3
Subtotal varian tunggal
3
262
Selanjutnya, peneliti akan menunjukkan analisis komponensial dampak penggunaan teknik penerjemahan pada temuan tuturan menjawab yang dihubungkan dengan mematuhi atau melanggar maksim prinsip kerjasama, dan kualitas terjemahannya (keakuratan dan keberterimaan) dalam dua versi novel terjemahan Pride and Prejudice. Berikut tabel analisis komponensial dampak penggunaan teknik penerjemahan pada masing-masing jenis temuan terhadap kualitas terjemahan tuturan menjawab yang dihubungkan dengan maksim prinsip kerjasama dari segi keakuratan:
263
Tabel 4.26 Analisis Komponensial Dampak Penggunaan Teknik Penerjemahan pada Masing-Masing Cara Maksim Prinsip Kerjasama terhadap Keakuratan (Penerbit Shira Media) Cara Maksim PK Observing
Varian Teknik Tunggal
Kuplet
Triplet
Kuartet
Teknik Penerjemahan
Jumlah
Keakuratan Akurat
Kesepadanan Lazim
15
Kurang Akurat
Tidak Akurat
-
13
2
(86,7%)
(13,3%)
Peminjaman Murni Reduksi Kesepadanan Lazim & Variasi
1 1 4
1 (100%) 1 (100%) 3
1
(75,0%)
(25,0%)
Kesepadanan Lazim & Amplifikasi (penambahan) Kesepadanan Lazim & Peminjaman Murni Kesepadanan Lazim & Reduksi Kesepadanan Lazim & Amplifikasi (eksplisitasi) Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi Kesepadanan Lazim, Kreasi Diskursif & Variasi Modulasi, Peminjaman Murni & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni & Amplifikasi (penambahan) Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (penambahan) & Variasi Kesepadanan Lazim, Modulasi & Variasi Kesepadanan Lazim, Adaptasi & Variasi Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (eksplisitasi) & Reduksi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Peminjaman Naturalisasi & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Partikularisasi & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Modulasi & Amplifikasi
3 2 2 1 2 2 1 1
3 (100%) 2 (100%) 1 (100%) 1 (50%) -
-
1 1 1 1 1 1
-
-
2 (100%)
-
2 (100%) 1 (50%) 1 (100%) 1 (100%)
-
1 (100%) 1 (100%)
1 (100%) 1 (100%) 1 (100%) 1 (100%) -
-
1
1 (100%)
-
-
1 1
1 (100%) 1 (100%)
-
-
1
-
1 (100%)
-
264
Kuintet Non-observing Kuantitas
Tunggal
Kuplet
Triplet
Kualitas
Tunggal Triplet Kuartet
Relevansi
Tunggal
Kuplet
Triplet
(penambahan) Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Transposisi, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi FLOUTING Kesepadanan Lazim Adaptasi Amplifikasi (penambahan) Modulasi Amplifikasi (eksplisitasi) Kesepadanan Lazim & Reduksi Transposisi & Amplifikasi (penambahan) Kesepadanan Lazim & Amplifikasi (penambahan) Kesepadanan Lazim & Peminjaman Murni Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (penambahan) & Variasi Kesepadanan Lazim, Modulasi & Variasi Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni & Amplifikasi (eksplisitasi) Kesepadanan Lazim, Transposisi & Amplifikasi (penambahan) Modulasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni & Adaptasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Amplifikasi (penambahan) & Variasi Kesepadanan Lazim Modulasi Kesepadanan Lazim & Variasi Kesepadanan Lazim & Reduksi Kesepadanan Lazim & Peminjaman Murni Kesepadanan Lazim & Amplifikasi (eksplisitasi) Kesepadanan Lazim & Adaptasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni & Variasi
1
22
1 (100%)
-
-
-
19
3
(86,4%)
(13,6%)
1 2 2 1 4 1 1 1 1 1 1 1
1 (100%) 1 (50%) 1 (50%) 1 (100%) 2 (50%) 1 (100%) 1 (100%) 1 (100%) 1 (100%) 1 (100%) -
1 (50%) 1 (100%) 1 (100%)
1 (50%) 2 (50%) -
1 1 1 1
1 (100%) 1 (100%) -
-
1 (100%) 1 (100%) -
5 2 3 2 2 2 1 4
3
2
(60,0%)
(40,0%)
1 (%) 1 (50%) 2 (100%) 1 (100%) 1 (100%) 1
1 (%) 3 (100%) 1 (50%) 3
(25,0%)
(75,0%)
-
-
265
Kuartet
Kuintet Cara
Tunggal Kuplet Triplet
Kuantitas Relevansi MULTIPLE
Kuplet Triplet Kuplet Triplet Kuartet Kuintet
Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (penambahan) & Amplifikasi (eksplisitasi) Kesepadanan Lazim, Generalisasi & Variasi Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (penambahan) & Variasi Kesepadanan Lazim, Harfiah & Variasi Kesepadanan Lazim, Modulasi & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Reduksi & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (penambahan), Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Harfiah & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Adaptasi & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Transposisi, Reduksi & Variasi Modulasi Kesepadanan Lazim & Variasi Kesepadanan Lazim & Amplifikasi (penambahan) Kesepadanan Lazim, Harfiah & Variasi VIOLATING Kesepadanan Lazim & Reduksi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni & Variasi Kesepadanan Lazim & Variasi Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Transposisi, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi
1
1 (100%)
-
-
1 1 1 1 2 2
1 (100%) -
1 (100%) 1 (100%) 1 (100%) 2 (100%) 1 (50%)
1 (50%)
2
2 (100%)
-
-
1 1 1
1 (100%) 1 (100%)
1 (100%) -
-
1 2 1 1
1 (50%) -
1 (50%) 1 (100%) 1 (100%)
1 (100%) -
1 1 2 1 1
1 (100%) 2 (100%) -
1 (100%) 1 (100%) 1 (100%)
-
1
-
1 (100%)
-
266
Tabel 4.27 Analisis Komponensial Dampak Penggunaan Teknik Penerjemahan pada Masing-Masing Cara Maksim Prinsip Kerjasama terhadap Keakuratan (Penerbit Qanita) Cara Maksim PK Observing
Varian Teknik Tunggal
Kuplet
Triplet
Kuartet
Non-observing Kuantitas
Tunggal
Teknik Penerjemahan
Jumlah
Keakuratan Akurat
Kesepadanan Lazim
16
Peminjaman Murni Reduksi Kesepadanan Lazim & Variasi
1 1 5
Kesepadanan Lazim & Peminjaman Murni
3
Kesepadanan Lazim & Amplifikasi (penambahan) Kesepadanan Lazim & Reduksi Amplifikasi (eksplisitasi) & Peminjaman Murni Kesepadanan Lazim, Kreasi Diskursif & Variasi Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi Modulasi, Peminjaman Murni & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni & Variasi Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (penambahan) & Variasi Kesepadanan Lazim, Modulasi & Variasi Kesepadanan Lazim, Adaptasi & Variasi Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (eksplisitasi) & Reduksi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Peminjaman Naturalisasi & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Modulasi & Amplifikasi (penambahan) Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Partikularisasi & Variasi FLOUTING Kesepadanan Lazim
Kurang Akurat
Tidak Akurat
-
14
2
(87,5%)
(12,5%)
1 (100%) 1 (100%) 3
2
(60,0%)
(40,0%)
-
2
1
(66,7%)
(33,3%)
-
3 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2
3 (100%) 1 (100%) 1 (50%) 1 (100%) 1 (50%)
1 (100%) 1 (50%) 2 (100%) 1 (100%) 1 (100%) 1 (100%) 1 (100%) 1 (100%) 1 (50%)
-
1
1 (100%)
-
-
1
-
1 (100%)
-
1
1 (100%)
-
-
26
22
3
1
267
Kuplet
Triplet
Kualitas
Relevansi
Tunggal Kuplet Kuartet Tunggal
Kuplet
Triplet
Kuartet
Modulasi Adaptasi Amplifikasi (penambahan) Amplifikasi (eksplisitasi) Kesepadanan Lazim & Reduksi Kesepadanan Lazim & Variasi Transposisi & Variasi Kesepadanan Lazim & Peminjaman Murni Kesepadanan Lazim & Amplifikasi (penambahan) Kesepadanan Lazim, Modulasi & Variasi Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni & Amplifikasi (eksplisitasi) Kesepadanan Lazim Kesepadanan Lazim & Peminjaman Murni Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Amplifikasi (penambahan) & Variasi Kesepadanan Lazim
(84,7%) 1 (50%)
(11,5%)
1 (100%) 1 (100%) 1 (100%) 1 (50%) 1 (100%) 1 (100%) 1 (100%) 1 (100%) 1 (100%) -
1 (100%) 1 (100%)
1 1 1
1 (100%) -
1 (100%) -
1 (100%) -
6
Modulasi Kesepadanan Lazim & Variasi Kesepadanan Lazim & Amplifikasi (eksplisitasi) Kesepadanan Lazim & Peminjaman Murni Kesepadanan Lazim & Adaptasi Kesepadanan Lazim & Reduksi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni & Variasi
2 2 2 2 1 1 5
Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (penambahan) & Variasi Kesepadanan Lazim, Modulasi & Variasi Kesepadanan Lazim, Harfiah & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Kreasi Diskursif & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Reduksi & Variasi
2 1 1 2 1
-
(3,8%) 1 (50%) 1 (50%) -
2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1
4
2
(66,7%) 1 (50%) 1 (50%)
(33,3%) 1 (50%) 1 (50%)
2 (100%) 2 (100%) 1 (100%) 2
1 (100%) 3
-
-
(40,0%)
(60,0%)
1 (50%)
2 (100%) 1 (100%) 1 (100%) 1 (50%)
-
1 (100%)
-
-
268
Cara
Tunggal Kuplet Triplet
Kuantitas Relevansi MULTIPLE
Kuplet Triplet Kuplet Triplet Kuartet Kuintet
Transposisi, Amplifikasi (penambahan), Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Adaptasi & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi Kesepadanan Lazim, Modulasi, Harfiah & Variasi Kesepadanan Lazim, Reduksi, Amplifikasi (penambahan) & Variasi Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (eksplisitasi), Kreasi Diskursif & Variasi Modulasi Kesepadanan Lazim & Variasi Kesepadanan Lazim & Amplifikasi (penambahan) Kesepadanan Lazim, Harfiah & Variasi VIOLATING Kesepadanan Lazim & Reduksi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni & Variasi Kesepadanan Lazim & Variasi Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Modulasi, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi
1
-
1 (100%)
-
1 1
1 (100%) 1 (100%)
-
-
1 1
1 (100%)
1 (100%) -
-
1
-
1 (100%)
-
1 2 1 1
1 (50%) -
1 (100%) 1 (50%) 1 (100%) 1 (100%)
-
1 1 2 1 1
1 (100%) 2 (100%) -
1 (100%) 1 (100%) 1 (100%)
-
1
-
1 (100%)
-
269
Tabel 4.26 dan 4.27 menunjukkan bahwa tuturan menjawab dalam dua versi novel terjemahan Pride and Prejudice berdampak baik bagi keakuratan. Hal tersebut dikarenakan penggunaan teknik penerjemahan yang menjadi latar belakang dari hasil terjemahan tersebut. Penggunaan teknik penerjemahan oleh penerjemah sangat berpengaruh pada baik buruknya hasil terjemahan tuturan menjawab. Dari tabel di atas juga dapat dilihat bahwa novel penerbit Qanita memiliki tingkat keakuratan terjemahan tuturan menjawab yang lebih tinggi daripada novel penerbit Shira Media. Hal tersebut dikarenakan masingmasing penerjemah menerapkan teknik penerjemahan yang berbeda pula dalam menerjemahkan tiap tuturan menjawab. Pada novel penerbit Shira Media, teknik kesepadanan lazim menjadi teknik yang dominan yang digunakan oleh penerjemah. Kemunculan teknik ini mendominasi pada keseluruhan cara maksim prinsip kerjasama, yakni: observing dan non-observing the maxim. Banyaknya penggunaan teknik ini dikarenakan suatu tuturan menjawab tersebut sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, sehingga penerjemah berusaha menerjemahkannya dengan istilah yang lazimnya digunakan sehari-hari dan ada di dalam kamus. Tuturan “most willingly” misalnya, yang diterjemahkan menjadi “dengan senang hati” di bahasa sasaran. Penerjemah mengaplikasikan teknik kesepadanan lazim dengan ungkapan “dengan senang hati” yang sangat lazim digunakan penutur saat berbicara dengan mitra tuturnya di bahasa sasaran. Penerjemah juga sangat memperhatikan konteks situasi di mana tuturan
270
tersebut dituturkan oleh penutur. Dengan begitu, penerjemah kemudian mencari padanan yang lazim digunakan di bahasa sasaran yang juga memiliki makna yang sama dari bahasa sumber. Selain itu, teknik penerjemahan lainnya juga diterapkan untuk menerjemahkan tuturan menjawab, seperti misalnya teknik peminjaman, variasi, amplifikasi, partikularisasi, reduksi, dan lain sebagainya. Sebagian besar kemunculan teknik peminjaman dikarenakan penerjemah meminjam secara langsung nama tokoh dan nama tempat yang ada di bahasa sumber, dengan tidak mengubahnya di bahasa sasaran. Teknik variasi juga banyak digunakan untuk menerjemahkan kata sapaan, seperti “I”menjadi “aku” dan “you” menjadi “kau”. Hampir semua kata yang diterjemahkan menggunakan teknik peminjaman dan variasi memiliki tingkat keakuratan yang tinggi. Sementara itu, teknik amplifikasi digunakan penerjemah untuk menambah informasi di bahasa sasaran. Teknik reduksi biasanya digunakan penerjemah untuk menghilangkan nama tokoh yang sebelumnya sudah disebutkan, misalnya “my dear, Mr.Bennet” yang diterjemahkan menjadi “sayangku”. Hal ini dilakukan penerjemah pada beberapa data yang ada dalam penelitian ini. Penerjemah nampaknya tidak ingin membuat terjemahan menjadi mubadzir, sehingga ia menerapkan teknik reduksi. Hal tersebut tidak mempengaruhi keakuratan terjemahan selama pesan yang terkandung dapat tersampaikan dengan baik. Di sisi lain, teknik kesepadanan lazim dan variasi juga merupakan teknik yang mendominasi terjemahan tuturan menjawab dalam novel penerbit
271
Qanita. Sama seperti hasil keakuratan pada novel Shira Media, pengaplikasian kedua teknik ini juga menghasilkan terjemahan tuturan menjawab yang relatif akurat. Penggunaan dua teknik ini secara bersamaan misalnya dalam tuturan “You want to tell me, and I have no objection to hearing it” yang diterjemahkan menjadi “Kau ingin memberitahuku, dan aku tidak keberatan mendengarnya”. Penerjemah menerjemahkan tuturan tersebut dengan ungkapan yang lazim digunakan di bahasa sasaran dan terjemahan kata “aku” dan “kau” merupakan pengaplikasian teknik variasi dalam tuturan tersebut. Selain kedua teknik tersebut, juga ditemukan pengaplikasian teknik peminjaman, modulasi, adaptasi, amplifikasi, reduksi, partikularisasi, kreasi diskursif, dan transposisi dalam menerjemahkan tuturan menjawab pada novel penerbit Qanita.
Selanjutnya, peneliti akan menunjukkan dampak penggunaan teknik penerjemahan terhadap keberterimaan tuturan menjawab dalam kedua versi terjemahannya. Hal tersebut dapat diamati pada tabel berikut:
272
Tabel 4.28 Analisis Komponensial Dampak Penggunaan Teknik Penerjemahan pada Masing-Masing Cara Maksim Prinsip Kerjasama terhadap Keberterimaan (Penerbit Shira Media) Cara Maksim PK
Observing
Varian Teknik Tunggal
Kuplet
Triplet
Kuartet
Teknik Penerjemahan
Jumlah
Keberterimaan Berterim a
Kesepadanan Lazim
15
Kurang Berterim a
Tidak Berterim a
12
2
1
(80,0%)
(13,3%)
(6,7 %)
-
Peminjaman Murni Reduksi Kesepadanan Lazim & Variasi Kesepadanan Lazim & Peminjaman Murni Kesepadanan Lazim & Amplifikasi (penambahan)
1 1 4 2 3
1 (100%) 1 (100%) 4 (100%) 2 (100%) 2
1
(66,7%)
(33,3%)
Kesepadanan Lazim & Reduksi Kesepadanan Lazim & Amplifikasi (eksplisitasi) Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni & Variasi Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi Modulasi, Peminjaman Murni & Variasi Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (penambanahan) & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni & Amplifikasi (penambahan) Kesepadanan Lazim, Modulasi & Variasi Kesepadanan Lazim, Adaptasi & Variasi Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (eksplisitasi) & Reduksi Kesepadanan Lazim, Kreasi Diskursif & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Peminjaman Naturalisasi & Variasi Kesepadanan Lazim, Modulasi, Amplifikasi (penambahan) & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Modulasi & Amplifikasi
2 1 1 2 1 1 1
2 (100%) 1 (100%) 2 (100%) 1 (100%) 1 (100%) 1 (100%)
1 (100%) -
-
1 1 1 2 2
1 (100%) 1 (100%) 1 (100%) 2 (100%) 1 (50%)
1 (50%)
-
1
-
1 (100%)
-
1
1 (100%)
-
-
1
1 (100%)
-
-
273
Kuintet Non-observing Kuantitas
Tunggal
Kuplet
Triplet
Kualitas
Tunggal Triplet Kuartet
Relevansi
Tunggal
Kuplet
(penambahan) Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Partikularisasi & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Transposisi, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi FLOUTING Kesepadanan Lazim Adaptasi Amplifikasi (penambahan) Modulasi Amplifikasi (eksplisitasi) Kesepadanan Lazim & Reduksi Transposisi & Amplifikasi (penambahan) Kesepadanan Lazim & Amplifikasi (penambahan) Kesepadanan Lazim & Peminjaman Murni Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (penambahan) & Variasi Kesepadanan Lazim, Modulasi & Variasi Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni & Amplifikasi (eksplisitasi) Kesepadanan Lazim, Transposisi & Amplifikasi (penambahan) Modulasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni & Adaptasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Amplifikasi (penambahan) & Variasi Kesepadanan Lazim
1 1
22
1 (100%)
1 (100%) -
-
18
3
(81,9%)
(13,6%)
1 2 2 1 4 1 1 1 1 1 1 1
1 (100%) 1 (50%) 2 (100%) 1 (100%) 4 (100%) 1 (100%) 1 (100%) 1 (100%) 1 (100%) 1 (100%) 1 (100%) 1 (100%)
1 (50%) -
1 (4,5%) -
1 1 1 1
1 (100%) 1 (100%) 1 (100%) 1 (100%)
-
-
5
Modulasi Kesepadanan Lazim & Variasi
2 3
Kesepadanan Lazim & Amplifikasi (eksplisitasi) Kesepadanan Lazim & Peminjaman Murni Kesepadanan Lazim & Reduksi Kesepadanan Lazim & Adaptasi
1 2 2 1
3
2
(60,0%) 1 (50%)
(40,0%) 1 (50%)
2
1
(66,7%)
(33,3%)
1 (100%) 2 (100%) 1 (50%) 1 (100%)
1 (50%) -
-
274
Triplet
Kuartet
Kuintet Cara
Tunggal Kuplet Triplet
Kuantitas Relevansi MULTIPLE
Kuplet Triplet Kuplet Triplet Kuartet Kuintet
Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni & Variasi Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (penambahan) & Amplifikasi (eksplisitasi) Kesepadanan Lazim, Generalisasi & Variasi Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (penambahan) & Variasi Kesepadanan Lazim, Harfiah & Variasi Kesepadanan Lazim, Modulasi & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Reduksi & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (penambahan), Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Harfiah & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Adaptasi & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Transposisi, Reduksi & Variasi Modulasi Kesepadanan Lazim & Variasi Kesepadanan Lazim & Amplifikasi (penambahan) Kesepadanan Lazim, Harfiah & Variasi VIOLATING Kesepadanan Lazim & Reduksi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni & Variasi Kesepadanan Lazim & Variasi Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Transposisi, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi
4
3
1
(75,0%)
(25,0%)
-
1
1 (100%)
-
-
1 1 1 1 2 2
1 (100%) 1 (100%) 1 (100%) 2 (100%)
1 (100%) 2 (100%) -
-
2
2 (100%)
-
-
1 1 1
1 (100%) 1 (100%) 1 (100%)
-
-
1 2 1 1
2 (100%) 1 (100%) 1 (100%)
1 (100%) -
-
1 1 2 1 1
1 (100%) 1 (50%) 1 (100%) 1 (100%)
1 (100%) 1 (50%) -
-
1
1 (100%)
-
-
275
Tabel 4.29 Analisis Komponensial Dampak Penggunaan Teknik Penerjemahan pada Masing-Masing Cara Maksim Prinsip Kerjasama terhadap Keberterimaan (Penerbit Qanita) Cara Maksim PK
Observing
Varian Teknik Tunggal
Kuplet
Triplet
Kuartet
Non-observing Kuantitas
Tunggal
Teknik Penerjemahan
Jumlah
Keberterimaan Berterim a
Kesepadanan Lazim
16
Kurang Berterim a
Tidak Berterim a
12
2
2
(75,0%)
(12,5%)
(12,5%)
-
Peminjaman Murni Reduksi Kesepadanan Lazim & Variasi Kesepadanan Lazim & Peminjaman Murni Kesepadanan Lazim & Amplifikasi (penambahan)
1 1 5 3 3
1 (100%) 1 (100%) 5 (100%) 3 (100%) 2
1
(66,7%)
(33,3%)
Kesepadanan Lazim & Reduksi Amplifikasi (eksplisitasi) & Peminjaman Murni Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni & Variasi Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi Modulasi, Peminjaman Murni & Variasi Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (penambahan) & Variasi Kesepadanan Lazim, Modulasi & Variasi Kesepadanan Lazim, Adaptasi & Variasi Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (eksplisitasi) & Reduksi Kesepadanan Lazim, Kreasi Diskursif & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Peminjaman Naturalisasi & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Modulasi & Amplifikasi (penambahan) Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Partikularisasi & Variasi FLOUTING Kesepadanan Lazim
1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2
1 (100%) 1 (100%) 1 (100%) 1 (100%) 1 (100%) 1 (100%) 1 (100%) 1 (100%) 2 (100%) 1 (50%)
2 (100%) 1 (50%)
-
1
1 (100%)
-
-
1
1 (100%)
-
-
1
-
1 (100%)
-
26
23
2
1
276
(88,5%)
Kuplet
Triplet
Kualitas
Tunggal Kuplet Kuartet
Relevansi
Tunggal
Kuplet
Triplet
Kuartet
Adaptasi Amplifikasi (penambahan) Modulasi Amplifikasi (eksplisitasi) Kesepadanan Lazim & Reduksi Kesepadanan Lazim & Variasi Transposisi & Variasi Kesepadanan Lazim & Peminjaman Murni Kesepadanan Lazim & Amplifikasi (penambahan) Kesepadanan Lazim, Modulasi & Variasi Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni & Amplifikasi (eksplisitasi) Kesepadanan Lazim Kesepadanan Lazim & Peminjaman Murni Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Amplifikasi (penambahan) & Variasi Kesepadanan Lazim
1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1
1 (100%) 1 (100%) 2 (100%) 1 (100%) 2 (100%) 1 (100%) 1 (100%) 1 (100%) 1 (100%) 1 (100%) 1 (100%) 1 (100%)
(7,7%) -
(3,8%) -
1 1 1
1 (100%) 1 (100%)
1 (100%) -
-
6
4
2
(66,7%) 1 (50%)
(33,3%) 1 (50%)
-
Modulasi Kesepadanan Lazim & Variasi Kesepadanan Lazim & Amplifikasi (eksplisitasi) Kesepadanan Lazim & Peminjaman Murni Kesepadanan Lazim & Adaptasi Kesepadanan Lazim & Reduksi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni & Variasi
2 2 2 2 1 1 5
2 (100%) 2 (100%) 1 (100%) 1 (100%) 4
-
2 (100%) 1
(80,0%)
(20,0%)
Kesepadanan Lazim, Modulasi & Variasi Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (penambahan) & Variasi Kesepadanan Lazim, Harfiah & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Kreasi Diskursif & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Reduksi & Variasi
1 2 1 2
1 (100%) 2 (100%) 1 (100%) 1 (50%)
1 (50%)
-
1
1 (100%)
-
-
277
Cara
Tunggal Kuplet Triplet
Kuantitas Relevansi MULTIPLE
Kuplet Triplet Kuplet Triplet Kuartet Kuintet
Transposisi, Amplifikasi (penambahan), Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Adaptasi & Variasi Kesepadanan Lazim, Modulasi, Harfiah & Variasi Kesepadanan Lazim, Reduksi, Amplifikasi (penambahan) & Variasi Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (eksplisitasi), Kreasi Diskursif & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Reduksi & Variasi Modulasi Kesepadanan Lazim & Variasi Kesepadanan Lazim & Amplifikasi (penambahan) Kesepadanan Lazim, Harfiah & Variasi VIOLATING Kesepadanan Lazim & Reduksi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni & Variasi Kesepadanan Lazim & Variasi Kesepadanan Lazim, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi Kesepadanan Lazim, Peminjaman Murni, Modulasi, Amplifikasi (eksplisitasi) & Variasi
1
1 (100%)
-
-
1 1 1
1 (100%) 1 (100%)
1 (100%) -
-
1
1 (100%)
-
-
1 1 2 1 1
1 (100%) 2 (100%) 1 (100%) 1 (100%)
1 (100%) -
-
1 1 2 1 1
1 (100%) 1 (50%) 1 (100%) 1 (100%)
1 (100%) 1 (50%) -
-
1
1 (100%)
-
-
278
Temuan ini merupakan kemampuan penerjemah dalam menghasilkan suatu terjemahan yang berterima di budaya dan norma bahasa sasaran. Pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa kedua terjemahan memiliki tingkat keberterimaan yang tinggi. Dalam novel penerbit Shira Media, 82,2% data tergolong sebagai terjemahan berterima, dengan mayoritas penggunaan teknik kesepadanan lazim, peminjaman, variasi, dan adaptasi. Tuturan tergolong berterima apabila terjemahan tersebut natural di bahasa sasaran dan berterima dengan norma bahasa sasaran. Terjemahan tuturan yang tergolong berterima misalnya saja “She is a great reader” yang diterjemahkan menjadi “Dia itu kutu buku”. Terjemahan “kutu buku” tersebut sangat alamiah digunakan untuk mendeskripsikan seseorang yang memiliki hobi membaca buku di bahasa sasaran. Sementara itu, teknik lainnya seperti kreasi diskursif dan modulasi cenderung menhasilkan terjemahan yang kurang berterima. Sama seperti hasil temuan dalam novel Shira Media, terjemahan novel Qanita juga menghasilkan terjemahan yang berterima. Hanya memiliki selisih sedikit, novel penerbit Qanita menghasilkan 81,5% data yang tergolong sebagai terjemahan berterima, dengan mayoritas penggunaan teknik sama, yakni: kesepadanan lazim, peminjaman, variasi, dan adaptasi. Contoh data yang sama seperti pada novel penerbit Shira Media memiliki hasil keberterimaan yang berbeda, yaitu tuturan “She is a great reader” diterjemahkan menjadi “Dia pembaca hebat”. Terjemahan tersebut tergolong
279
sebagai terjemahan yang kurang berterima karena terjemahan “pembaca hebat” tidak naturan digunakan di bahasa sasaran.
4.
Hubungan Maksim Prinsip Kerjasama, Teknik Penerjemahan, dan Kualitas Terjemahan Tuturan Menjawab Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan dua versi novel terjemahan Pride and Prejudice sebagai sumber datanya. Fokus utama penelitian ini adalah untuk melakukan kajian terhadap setiap tuturan menjawab dalam novel Pride and Prejudice dan terjemahannya yang dihubungkan dengan maksim prinsip kerjasama. Tahap analisis dibagi menjadi 3 bagian, yaitu dimulai dengan menganalisis cara maksim prinsip kerjasama tuturan menjawab pada BSu dan BSa, menganalisis teknik penerjemahan tuturan menjawab, serta menganalisis kualitas terjemahan tuturan menjawab yang ditinjau dari segi keakuratan dan keberterimaannya. Analisis pertama ialah dengan melakukan analisis cara maksim prinsip kerjasama, yaitu dengan menganalisis apakah tuturan menjawab termasuk mematuhi maksim (observing the maxim) atau kah melanggar maksim (nonobserving the maxim). Sebelumnya, peneliti menganalisis tuturan menjawab yang merupakan tindak tutur jenis asertif. Peneliti menggunakan teori dari Searle (1979) mengenai tindak tutur asertif ini. Selanjutnya, teori prinsip kerjasama yang disampaikan oleh Grice menjadi acuan untuk analisis maksim prinsip kerjasama. Setelah menganalisis secara keseluruhan temuan tuturan
280
menjawab dalam penelitian ini, ternyata tidak semua tuturan menjawab mematuhi maksim prinsip kerjasama. Bahkan, temuan menunjukkan bahwa pelanggaran maksim prinsip kerjasama lebih banyak ditemukan. Analisis selanjutnya dilakukan dengan mengkaji teknik penerjemahan pada tuturan menjawab. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, peneliti menggunakan teori teknik penerjemahan yang dikemukakan oleh Molina & Albir (2002). Karena teori Molina & Albir ini merupakan teori yang menjelaskan bahwa salah satu karakteristik teknik penerjemahan adalah micro-unit level, maka tidak heran jika dalam temuan ditemukan satu tuturan yang menggunakan sampai 5 teknik penerjemahan. Menerjemahkan tuturan menjawab di sini tidak semata-mata hanya menerjemahkan saja tanpa melihat konteksnya, akan tetapi penerjemah harus betul-betul memperhatikan konteks situasi bagaimana tuturan tersebut dituturkan dan siapa peserta tuturnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari ketidaktepatan dalam penerapan teknik penerjemahan. Dalam penelitian ini, teknik yang paling dominan yang digunakan dalam menerjemahkan tuturan menjawab pada kedua penerbit novel Pride and Prejudice adalah teknik kesepadanan lazim. Analisis ketiga yaitu mengkaji kualitas terjemahan tuturan menjawab dari dua versi novel terjemahan berdasarkan dua aspek, yakni keakuratan dan keberterimaan. Tahap akhir ini menilai sejauh mana tingkat kualitas terjemahan tuturan menjawab dari dua penerbit yang berbeda. Penilaian ini dilakukan oleh tiga rater, di mana salah satunya ialah peneliti sendiri, dengan
281
cara Focus Group Discussion (FGD). Tuturan menjawab merupakan tuturan yang dituturkan oleh penutur yang merupakan suatu respon dari mitra tuturnya. Dengan kata lain, penerjemah harus bisa menyampaikan pesan dalam tuturan menjawab tersebut kepada mitra tutur dengan baik agar tidak menimbulkan kesalahpahaman. Dalam hal ini, masing-masing penerjemah memiliki keyakinan yang berbeda-beda saat ia pengaplikasikan teknik tertentu, menginat bahwa teknik penerjemahan sangat mempengaruhi tingkat kualitas terjemahan. Terjemahan akurat dihasilkan karena teknik yang digunakan dapat mempertahankan bentuk tuturan menjawab, sehingga seluruh pesan dapat disampaikan secara utuh dan tidak terjadi distorsi makna. Salah satu teknik yang menghasilkan keakuratan tinggi adalah kesepadanan lazim. Di sisi lain, dikatakan kurang akurat jika terdapat beberapa makna yang dihilangkan di BSa sehingga dapat menganggu keutuhan pesan. Sementara itu, terjemahan dikatakan berterima jika teknik yang digunakan pada tuturan menjawab dapat diterima dalam budaya dan norma BSa, juga terdengar natural oleh pembaca sasaran. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa pengaplikasian teknik penerjemahan akan berdampak terhadap berhasil atau tidaknya seorang penerjemah dalam menyajikan suatu terjemahan yang akurat dan berterima.