66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan kursus pendidik PAUD terhadap kompetensi pendidik saat ini yang diselenggarakan P2PNFI Regional 1 Bandung. Adapun pokok-pokok pembahasannya meliputi gambaran umum lokasi penelitian, gambaran umum responden penelitian, variabel yang diteliti, deskripsi hasil penelitian, pengujian hipotesis dan pembahasannya. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pusat Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (P2PNFI) Regional 1 Bandung a. Sejarah berdirinya Sejak berdiri lembaga ini telah mengalami tujuh kali reorganisasi dan restrukturisasi. Tahun 1961, berdasarkan SK Menteri Pendidikan, Pengadjaran dan Kebudajaan No 523228/UU/1960 tanggal 27 Djuni 1960 lembaga ini bernama Pusat Penelitian dan Latihan Nasional Pendidikan Masjarakat (PPLNPM), dengan wilayah kerja nasional. Pada tahun 1979 dengan SK Menteri P dan K No 0202/O/1978 nama dan fungsi lembaga ini berubah menjadi Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB), sebagai Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga dengan wilayah kerja nasional. BPKB secara teknis edukatif dan administratif bertanggung jawab dan dibina oleh Direktur Pendidikan Tenaga Teknis.
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
67
Pada tahun 1991 berdasarkan SK Mendikbud No 0136/O/1991 BPKB mengalami perubahan baik tugas, fungsi, maupun organisasinya menjadi lembaga fungsional dengan Pamong Praja sebagai tenaga fungsionalnya. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya BPKB Jayagiri secara teknis edukatif bertanggung jawab dan dibina oleh Direktur Pendidikan Tenaga teknis Direktorat Jenderal pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga, dan secara teknis administratif bertanggung jawab dan dibina oleh Kepala Kantor Wilayah Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Barat. Wilayah kerja meliputi Propinsi Jawa Barat dan Kalimantan Barat. Tahun 1997 melalui SK Mendikbud No 022/O/1997 lembaga ini berubah tugas serta fungsi, dan tetap menjadi Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BPKB Jawa Barat secara teknis edukatif bertanggung jawab dan dibina oleh Direktur Pendidikan Tenaga Teknis, dan secara teknis administrative bertanggung jawab dan dibina oleh Kantor Wilayah Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Barat, dengan wilayah kerja hanya Propinsi Jawa Barat. Tahun 2001 seiring dengan pemberlakuan Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah daerah melalui penerapan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000, tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan propinsi
sebagai
Daerah
Otonom,
Menteri
Pendidikan
Nasional
mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 125/O/2001 tentang Penutupan Instansi
Vertikal
di
lingkungan
Departemen
Pendidikan
Nasional.
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
68
Berdasarkan SK Mendiknas ini diterbitkan Surat edaran Sekretaris Departemen Pendidikan Nasional Nomor 88936/A.A5.HK/2001 tentang Kedudukan dan tanggung Jawab Unit Pelaksana Teknis di bawah Departemen Pendidikan Nasional. Surat edaran ini menetapkan BPKB Jawa Barat termasuk dari 5 BPKB yang tidak dialihkan menjadi perangkat daerah dan masih tetap menjadi Unit Pelaksana Teknis Pusat di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda. Adapun tugas, fungsi, wilayah kerja dan struktur organisasi masih mengacu kepada SK Mendikbud No 022/O/1997. Tahun 2003 berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI No 115/O/2003 tanggal 31 Juli 2003, tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, dan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 016/O/2004 tanggal 17 Februari 2004 tentang Perubahan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No 115/O/2003 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengembangan Pendidikan Nasional dan Pemuda, BPKB Jawa Barat dialihfungsikan menjadi Balai Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda (BP – PLSP). Dengan dasar tersebut lembaga ini berubah nomenklatur menjadi BP – PLSP Regional II, wilayah koordinasi kerja meliputi Propinsi: Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, Lampung, Bengkulu dan Bangka – Belitung. Seiring dengan perubahan pendidikan luar sekolah menjadi pendidikan nonformal dan informal sesuai dengan UU No 20 tahun 2003 membawa konsekuensi perubahan kelembagaan. Tahun 2007 BP – PLSP
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
69
Regional II berubah menjadi BP – PNFI Regional II sesuai dengan Permendiknas RI Nomor 28 tahun 2007, tanggal 25 Juli 2007. Tahun 2008 BP – PNFI Regional II Bandung berubah menjadi Pusat Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (P2 – PNFI) Regional I Bandung, sesuai dengan Peraturan Mendiknas RI Nomor 8 tahun 2008 tanggal 31 Maret 2008, tentang Organisasi dan Tata Kerja P2 – PNFI. Permendiknas ini sekaligus menyatakan perubahan eselonisasi lembaga dari III/a menjadi II/b. b. Visi dan Misi VISI Terwujudnya Layanan PNFI yang lebih demokratis, bermakna dan memberdayakan MISI 1) Merumuskan kebijakan teknis di bidang pendidikan nonformal dan informal di wilayah koordinasi kerja; 2) Melakukan pengkajian dan pengembangan program dan model pendidikan nonformal dan informal sebagai bahan masukan perumusan kebijakan di bidang pendidikan noformal dan informal; 3) Memfasilitasi pengembangan sumberdaya di bidang pendidikan nonformal dan informal sesuai kebutuhan daerah; 4) Melakukan pemberian bimbingan dan evaluasi pelaksanaan program pendidikan nonformal dan informal;
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
70
5) Melakukan pengembangan dan pengelolaan sistem informasi di bidang pendidikan nonformal dan informal di wilayah koordinasi kerja. c. Tugas Melaksanakan pemetaan mutu pendidikan, pengembangan program dan model pendidikan, supervisi, fasilitasi penyusunan dan pelaksanaan program, penerapan model dan pengembangan sumber daya serta kemitraan di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan nonformal dan informal. d. Fungsi 1) Pemetaan mutu pendidikan anak usia dini, pendidikan nonformal dan pendidikan nonformal. 2) Pengembangan program pendidikan di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan nonformal dan pendidikan nonformal. 3) Pegembangan model pendidikan di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan nonformal dan pendidikan nonformal. 4) Supervisi satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan nonformal dan pendidikan nonformal dalam mencapai standar pendidikan nasional. 5) Fasilitasi penyusunan dan pelaksanaan program dan penerapan model pendidikan pengembangan dan pendayagunaan sumber daya di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan nonformal dan pendidikan nonformal. 6) Pengembangan dan pelaksanaan kemitraan di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan nonformal dan pendidikan nonformal. 7) Pelaksanaan urusan administrasi pusat.
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
71
e. Wilayah Kerja Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Bengkulu, Bangka Belitung. f. Struktur Organisasi
Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi P2PNFI
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
72
B. Gambaran Umum Responden Penelitian Responden dalam penelitian ini adalah alumni peserta kursus pendidik PAUD dan pengelola lembaga PAUD tempat mengajar pendidik yang telah mengikuti kursus pendidik PAUD. Adapun alasan memilih responden yang telah dipaparkan sebelumnya karena untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan kursus pendidik PAUD terhadap kompetensi pendidik yang dilihat dari persepsi alumni kursus pedidik PAUD terhadap pelaksanaan kursus pendidik PAUD dan kompetensi pendidik setelah mengikuti kursus pendidik PAUD. Alumni peserta kursus pendidik PAUD yang dijadikan sampel dalam penelitian ini berjumlah 36 orang yang tersebar di 20 lembaga PAUD dengan karakteristik pendidikan terakhir, usia dan pengalaman mengikuti pelatihan yang berbeda. Berikut ini adalah deskripsi mengenai responden yang menjadi objek penelitian. Biodata responden terlampir. 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini : Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir No.
Pendidikan Jumlah Terakhir 1 SD 3 2 SMP 7 3 SMA 19 4 PT 7 Jumlah 36 Sumber: Pengolahan Data
Persentase 8% 19% 54 % 19 % 100 %
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
73
Gambar 4.2 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir
8%
19%
19%
SD SMP SMA PT
54%
Berdasarkan tabel dan gambar diatas dapat dijelaskan bahwa, karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir alumni kursus pendidik PAUD yaitu SD 3 orang sebesar 8%, SMP 7 orang sebesar 19%, SMA 19 orang sebesar 54%, dan PT 7 orang sebesar 19%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan terakhir SMA. 2. Karekteristik Responden Berdasarkan Usia Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini : Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia No.
Usia
Jumlah
Persentase
1
22-30 Tahun
13
36%
2
31-37 Tahun
9
25 %
3
38- 47 Tahun
14
39 %
36
100 %
Jumlah Sumber: Pengolahan Data
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
74
Gambar 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
36%
39%
22-30 31-37 38-47
25%
Berdasarkan gambar tersebut, dapat dijelaskan bahwa dari jumlah sampel 36 orang dengan karakteristik responden berdasarkan usia 22-30 tahun sebesar 36%, usia 31-37 tahun sebesar 25% dan usia 38-47 tahun sebesar 39%. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa sebagian responden berusia antara 3847 tahun. 3. Karekteristik
Responden
Berdasarkan
Pengalaman
Mengikuti
Pelatihan Karakteristik responden berdasarkan pengalaman mengikuti Pelatihan dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini : Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Mengikuti Pelatihan No.
Pengalaman Mengikuti Jumlah Pelatihan 1 Pernah 15 mengikuti Pelatihan 2 Belum pernah 21 mengikti pelatihan Jumlah 36 Sumber: Pengolahan Data
Persentase 42%
58%
100 %
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
75
Gambar 4.4 Karakteristik Responden berdasarkan pengalaman mengikuti pelatihan
42%
58%
Pernah Mengikuti Pelatihan Belum Pernah Mengikuti Pelatihan
Berdasarkan gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa, dari sampel 36 orang alumni kursus pendidik PAUD, terdapat 15 orang yang pernah mengikuti pelatihan sebesar 42% dan 21 orang belum pernah mengikuti pelatihan sebelumnya sebesar 58%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden yang belum pernah mengikuti pelatihan sebelumnya dibandingkan yang sudah pernah mengikuti pelatihan. C. Deskripsi Analisis Data 1. Perhitungan Kecenderungan Skor Umum Gambaran umum mengenai variabel penelitian diketahui dengan melakukan persentase rata-rata. Perhitungan umum skor responden dari setiap variabel dimaksudkan untuk mengetahui kecenderungan secara umum jawaban responden terhadap setiap variabel penelitian, untuk variabel X (pelaksanaan kursus pendidik PAUD) angket ditujukan kepada alumni kursus pendidik PAUD dengan jumlah item sebanyak 34 pernyataan dan jumlah responden sebanyak 36 alumni kursus pendidik PAUD, dengan begitu setelah melakukan
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
76
pengolahan data diperoleh skor minimun yaitu 96, skor maksimum yaitu 136 dan skor rata-ratanya yaitu 109,36. Jumlah skor rata-rata variabel X (pelaksanaan kursus pendidik PAUD) jika dilihat dari pendidikan terakhir responden terdiri dari SD 3 orang dengan rata-rata 107, SMP 7 orang dengan rata-rata 108.57, SMA 19 orang dengan rata-rata 110.74, dan PT (Perguruan Tinggi) 7 orang dengan rata-rata 107.43, dan jika dilihat dari usia responden terdiri dari usia 22-30 dengan rata-rata 113,08, usia 31-37 dengan rata-rata 108.44, dan 38-47 dengan rata-rata 106.50. Dari penjelasan yang telah dipaparkan sebelumnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 4.5 Nilai Rata-Rata Pelaksanaan Kursus Pendidik PAUD dilihat dari Pendidikan Terakhir 112 110,74
111 110
SD
108,57
109
SMP
108
107,43
107
SMA PT
107 106 105 SD
SMP
SMA
PT
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
77
Gambar 4.6 Nilai Rata-Rata Pelaksanaan Kursus Pendidik PAUD dilihat dari Usia
114
113,08
112 110
108,44
108
22-30 106,5
31-37 38-47
106 104 102 22-30
31-37
38-47
Jumlah standar deviasi untuk variabel X (pelaksanaan kursus pendidik PAUD ) yaitu sebesar 10,162. Apabila skor ini dibandingkan dengan skor ideal diperoleh skor kecenderungan responden sebesar 80,413 %. Skor ini pada skala Guillford berada pada kategori tinggi sehingga dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kursus pendidik PAUD berkecenderungan tinggi atau baik. Sedangkan untuk variabel Y (kompetensi pendidik PAUD) angket ditujukan kepada pengelola PAUD tempat alumni kursus pendidik PAUD mengajar dan pendidik PAUD yang pernah mengikuti kursus pendidik PAUD, hal tersebut dilakukan oleh peneliti dikarnakan agar data yang didapat bisa lebih objektif. Karena responden yang berbeda maka, jumlah variabel Y dengan responden pengelola dirata-ratakan dengan jumlah variabel Y yang respondennya pendidik, hasil dari rata-rata jumlah variabel Y yang telah diolah mejadi nilai keseluruhan angket variabel Y (kompetensi pendidik PAUD). Jumlah item pada angket variabel Y (kompetensi pendidik PAUD)
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
78
sebanyak 25 pernyataan dengan hasil pengolahan data di peroleh skor minimun yaitu 75, skor maksimum yaitu 96 dan skor rata-ratanya yaitu 87.36. Jumlah skor rata-rata variabel Y (kompetensi pendidik PAUD) jika dilihat dari pendidikan terakhir responden terdiri dari SD 3 orang dengan ratarata 81.00, SMP 7 orang dengan rata-rata 86.43, SMA 19 orang dengan ratarata 87.58, dan PT (Perguruan Tinggi) 7 orang dengan rata-rata 90.43 serta jika dilihat dari usia responden terdiri dari usia 22-30 dengan rata-rata 88,85, usia 31-37 dengan rata-rata 87,11, dan 38-47 dengan rata-rata 66.14. Dari penjelasan yang telah dipaparkan sebelumnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 4.7 Nilai Rata-Rata Kompetensi Pendidik PAUD dilihat dari Pendidikan Terakhir
92
90,43
90 87,58
88
86,43
SD
86
SMP
84
SMA
82
PT
81
80 78 76 SD
SMP
SMA
PT
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
79
Gambar 4.8 Nilai Rata-Rata Kompetensi Pendidik PAUD dilihat dari Usia 100 90
88,85
87,11
80 66,14
70 60
22-30
50
31-37
40
38-47
30 20 10 0 22-30
31-37
38-47
Jumlah standar deviasi untuk variabel Y (kompetensi pendidik PAUD) yaitu sebesar 5,249. Apabila skor ini dibandingkan dengan skor ideal diperoleh skor kecenderungan responden sebesar 87,153%. Skor ini pada skala Guillford berada pada kategori tinggi. Adapun untuk deskripsi data dengan pengolahan SPSS Versi 17.0 diperoleh data seperti dalam tabel di bawah ini:
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
80
Tabel 4.4 Deskripsi Data Hasil Penelitian Pendidikan Responden N Mean
Std. Deviation
3 107.00
2.646
1.528
104
109
Pelaksanaan SMP 7 108.57 Kursus SMA 19 110.74 Pendidik PAUD PT 7 107.43
15.054
5.690
96
136
9.966
2.286
99
136
7.850
2.967
101
120
Total 36 109.36
10.162
1.694
96
136
81.00
5.568
3.215
75
86
SMP 7 86.43 Kompetensi SMA 19 87.58 Pendidik PAUD PT 7 90.43
4.504
1.702
79
90
5.231
1.200
79
96
3.952
1.494
86
96
Total 36 87.36
5.249
.875
75
96
SD
SD
3
Std. Error Minimum Maximum
Tabel 4.5 Deskripsi Data Hasil Penelitian Usia Responden
N
Mean Std. Deviation Std. Error Minimum Maximum
Pelaksanaan 22-30 Kursus 31-37 Pendidik PAUD 38-47 Total
13 113.08
9.878
2.740
101
136
9 108.44
8.762
2.921
99
120
14 106.50
10.840
2.897
96
136
36 109.36
10.162
1.694
96
136
Kompetensi 22-30 Pendidik 31-37 PAUD 38-47
13
88.85
3.805
1.055
82
96
9
87.11
5.840
1.947
79
95
14
86.14
5.998
1.603
75
96
Total
36
87.36
5.249
.875
75
96
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
81
2. Uji Normalitas Distribusi Frekuensi Uji normalitas distribusi skor ini dimaksudkan untuk keperluan analisis selanjutnya, yaitu untuk memenuhi persyaratan dalam proses pengujian dan pembuktian hipotesis. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normalitas distribusi. Uji normalitas dilakukan terhadap terhadap kedua variabel penelitian yaitu Pelaksanaan kursus pendidik PAUD (X) dan Kompetensi pendidik PAUD (Y) di P2PNFI Regional 1 Bandung dengan menggunakan uji One Sample Kolmogorov Smirnov Test yang diperoleh hasil sebagai berikut:
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parametersa,,b
Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
X
Y
36 109.36 10.162 .194 .194 -.104 1.163 .134
36 87.36 5.249 .095 .058 -.095 .569 .903
Perumusan Hipotesis: a. Ho: Data Variabel X berdistribusi normal H1: Data Variabel X berdistribusi tidak normal b. Ho: Data variabel Y berdistribusi Normal H1: Data variabel Y berdistribusi tidak normal Dasar pengambilan keputusan Dengan melihat angka probabilitas, yaitu sebagai berikut:
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
82
a. Jika probabilitas (p-value/signifikasi) ≥ 0,05 maka Ho diterima b. Jika probabilitas (p-value/signifikasi) < 0,05 maka Ho ditolak Interpretasi hasil pengolahan data adalah sebagai berikut a. Data variabel X adalah normal karena nilai sig (2-tailed) = 0,134 > 0,05. harga ini lebih dari harga batas signifikasi sebesar 0,05 (0,134 > 0,05) b. Data variabel Y adalah normal karena nilai sig (2-tailed)= 0,903 > 0,05 Harga ini lebih dari harga batas signifikasi sebesar 0,05 (0,903 > 0,05) 3. Regresi Linier Sederhana a. Analisis Regresi Linier Sederhana Pengujian persyaratan untuk regresi linier sederhana variabel X dan variabel Y didahului oleh pembuatan diagram pencar dengan hasil pencaran terdapat pada gambar dibawah ini: Gambar 4.9 Scattergram variabel X atas variabel Y
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
83
Gambar titik dalam bidang disebut diagram pencar atau scattergram atau scatter diagram yang menunjukan pengaruh dua variabel. Gambar diatas menunjukan bahwa korelasi antara pelaksanaan kursus pendidik PAUD (X) dengan kompetensi pendidik PAUD (Y) di P2PNFI Regional 1 Bandung bersifat positif, artinya terdapat kecenderungan bahwa semakin besar harga variabel X akan diikuti oleh variabel Y walaupun tidak besar. b. Model Regresi Linier Model ini ditaksir oleh persamaan regresi linier sederhana, yaitu: Y=a+bX
Persamaan regresi digunakan untuk melihat pengaruh fungsional dari variabel Y atas variabel X. Akibat dari adanya regresi menunjukan adanya kecenderungan ke arah rata-rata dari hasil yang sama bagi pengukuran berikutnya. Istilah regresi digunakan dalam analisis statistik dalam mengembangkan suatu persamaan untuk meramalkan sesuatu variabel dari variabel kedua yang telah diketahui. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh harga-harga a = 68,241, b = 0,173 sehingga model persamaan regresi Y atas X adalah berbentuk:
Y= 68,241 + 0,173
Persamaan tersebut mengatakan bahwa setiap kenaikan satu satuan pada pelaksanaan kursus pendidik PAUD diikuti oleh kenaikan kompetensi pendidik PAUD sebesar 0,173 satuan. 0,173 adalah merupakan bilangan Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
84
konstan yang dikalikan dengan setiap nilai pada variabel X (Pelaksanaan kursus pendidik PAUD) dan 68,241 merupakan bilangan konstan yang ditambahkan kepada hasil kali b dengan X. 4. Analisis Varians dalam Regresi (ANOVA) Pengujian ketergantungan variabel Y terhadap X sebagaimana yang dinyatakan dalam persamaan regresi diatas, dilakukan melalui analisis variansi dalam regresi analisis antara variabel X (pelaksanaan kursus pendidik PAUD) dan variabel Y (Kompetensi Pendidik PAUD). Kriteria yang pertama yaitu tolak hipótesis nol yang menyatakan koefisien arah regresi tidak berarti jika F Hitung
lebih besar dari F
Tabel.
Kriteria yang kedua ádalah tolak hipótesis nol
yang menyatakan bahwa regresi linier jika F Hitung lebih kecil dari F Tabel. Dalam kondisi inilah hipótesis nol diterima. Ho: Variabel Y tidak dependen terhadap variabel X; apabila harga F
Hitung
≤ F Tabel pada tingkat kepercayaan 95 %. H1: Variabel Y dependen terhadap variabel X; apabila harga F Tabel pada
Hitung
>F
tingkat kepercayaan 95 %. Tabel 4.6
Hasil Perhitungan Analisis Varians Untuk Uji Independensi Variabel Y Terhadap Variabel X ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
117.007
1
117.007
Residual
847.299
34
24.921
F 4.695
Sig. .037a
Total 964.306 35 a. Predictors: (Constant), Pelaksanaan Kursus Pendidik PAUD b. Dependent Variable: Kompetensi Pendidik PAUD Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
85
Kriteria pengujian adalah Y bersifat independent (tidak bergantung) terhadap X apabila F
Hitung
< F
Tabel
tetapi bersifat dependen (tergantung)
bersifat sebaliknya. Berdasarkan tabel hasil perhitungan diatas, besarnya F
Tabel
pada dk
pembilang = 1, dengan dk penyebut 35 dan p = 0,05 atau F 0,05 (1, 35) = 2,855 jadi Fhitung = 4,695 > Ftabel = 2,855. Hasil tersebut menunjukan bahwa variabel Kompetensi Pendidik PAUD (Y) bergantung terhadap Pelaksanaan Kursus Pendidik PAUD (X). Hal ini berarti pula menyatakan bahwa pelaksanaan kursus pendidik PAUD (X) bergantung pada kompetensi pendidik PAUD (Y). 5. Pengujian Koefisien Korelasi Analisis korelasi yang dimaksudkan untuk mengungkapkan kadar pengaruh dan arah variabel penelitian. Perhitungan koefisien X dan Y menggunakan rumus Product Moment dengan mengunakan Excel 2007. berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh korelasi 0,337 berdasarkan penafsiran koefisien korelasi diatas, maka pengaruh antara pelaksanaan kursus pendidik PAUD dengan kompetensi pendidik PAUD di P2PNFI Regional 1 Bandung menunjukan korelasi rendah. Kriteria yang dijadikan standar untuk menginterpretasikan tingkat korelasi digunakan penafsiran korelasi dari Winarno Surakhmad (1994:302) yaitu: 0,00 s.d 0,20 : Tidak Ada Korelasi 0,20 s.d 0,40 : Korelasi Rendah 0,40 s.d 0,70 : Korelasi Sedang 0,70 s.d 0,90 : Korelasi Tinggi
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
86
0,90 s.d 1,00 : Korelasi Sempurna (Surakhmad, 1994:302) Selanjutnya untuk pengujian korelasi dari nilai r tersebut, menggunakan uji t, nilai t
Hitung
tersebut dibandingkan ke dalam nilai t
Dari hasil pengujian diperoleh t
Hitung
Tabel
= 2,167 sedangkan t
dari distribusi t.
Tabel
= 1.69 pada
tingkat kepercayaan 95 % dan dk = n-2 = 34. Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh thitung > t
Tabel
2,167 > 1.69 maka dapat dikatakan signifikan artinya
ada korelasi yang terjadi antara pelaksanaan kursus pendidik PAUD (variabel X) dengan kompetensi pendidik (variabel Y) PAUD di P2PNFI Regional 1 Bandung bersifat signifikan. 6. Perhitungan Koefisien Determinasi (KD) Besarnya pengaruh variabel bebas (pelaksanaan kursus pendidik PAUD) terhadap variabel Y (kompetensi pendidik PAUD) ditafsirkan dari koefisien determinasi dan dapat dihitung dengan rumus: c.d = r x 100 % c.d = Koefisien Determinasi r = Kuadrat koefisien korelasi dari hasil perhitungan diperoleh harga determinasi sebesar 0,11354 artinya pelaksanaan kursus pendidik PAUD memberikan pengaruh sebesar 11,354 % terhadap kompetensi pendidik PAUD, sedangkan 88,646 % kompetensi pendidik PAUD dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Data ini menunjukan bahwa pelaksanaan kursus pendidik PAUD bukanlah yang mempengaruhi kompetensi pendidik PAUD, karena kompetensi pendidik PAUD tersebut masih dipengaruhi oleh faktor lain.
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
87
D. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis bertujuan untuk membandingkan hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Adapun hipotesis yang diajukan adalah: “Terdapatnya pengaruh antara pelaksanaan kursus pendidik PAUD terhadap kompetensi pendidik yang dilaksanakan di P2PNFI”. Secara statistik hipotesis tersebut dirimuskan sebagai berikut : Ho : H1 : Hasil perhitungan korelasi antara variabel X (pelaksanaan kursus pendidik PAUD) dengan variabel Y (kompetensi pendidik PAUD) menghasilkan nilai sebesar 2,167 hal ini membuktikan bahwa adanya pengaruh antara variabel X (pelaksanaan kursus pendidik PAUD) terhadap variabel Y (Kompetensi pendidik PAUD) sehingga signifikan. Hal ini dibuktikan dengan harga t Hitung sebesar 2,167 hasil ini lebih kecil dibandingkan dengan t
tabel
yang telah ditetapkan yaitu 0,358
maka hipotesis (H0) yang diajukan diterima. E. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan kursus pendidik PAUD Pelaksanaan kursus pendidik PAUD dalam penelitian ini, diukur melalui tanggapan peserta atau persepsi peserta terhadap pelaksanaan kegiatan kursus pendidik PAUD di P2PNFI Regional 1 Bandung, yang dinilai dari kelengkapan pelaksanaan kursus pendidik PAUD, kenyamanan tempat, ketersediaan alat-alat persiapan yang dibutuhkan sebelum pelaksanaan kursus pendidik
PAUD,
pelayanan
panitia
kursus
pendidik
PAUD,
tujuan
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
88
pembelajaran, metode pembelajaran, materi pembelajaran, penampilan pengelola atau fasilitator kursus pendidik PAUD dan evaluasi.. Kamil (2010: 159) berpendapat bahwa, pelaksanaan merupakan proses pembelajaran dengan penyampaian materi yang dilakukan oleh fasilitator dengan peserta pelatihan. Menurut Sudjana (2007:12), dilihat dari fungsi manajemen atau pengelolaan dalam program pelatihan pelaksanaan merupakan tahap kedua setelah perencanaan. Menurut hasil analisis data yang telah dipaparkan sebelumnya mengenai pelaksanaan kursus pendidik PAUD berkecendrungan baik. Hal ini dilihat dari hasil proporsi kesenderungan score umum variabel X (pelaksanaan kursus pendidik PAUD) yaitu sebesar 80,413 % dan berada pada kategori tinggi. Adapun nilai rata-rata dari pelaksanaan kursus pendidik PAUD yaitu 109,36 dengan skor minimun 96, dan skor maksimum 136. Selain itu berdasarkan uji hipotesis diperoleh bahwa hasil hipotesis dapat diterima. Artinya pelaksanaan kursus pendidik PAUD berpengaruh terhadap kompetensi pendidik. 2. Kompetensi pendidik setelah mengikuti kursus pendidik PAUD Kompetensi pendidik dapat diartikan sebagai kemampuan atau kecakapan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, serta dikuasai oleh seorang pendidik yang dapat diperoleh melalui latihan (Hamzah, 2009:64). Menurut hasil analisis data yang telah dipaparkan sebelumnya mengenai kompetensi pendidik berkecendrungan baik. Hal ini dilihat dari hasil proporsi kesenderungan score umum variabel Y (kompetensi
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
89
pendidik PAUD) yaitu sebesar 87,153% dan berada pada kategori tinggi, selain itu dilihat dari jumlah score minimum dari variabel Y (kompetensi pendidik PUD) yaitu 75 dan score maksimumnya 96, untuk jumlah rata-rata variabel Y (kompetensi pendidik PUD) yaitu 87.36 dan jumlah keseluruhan dari nilai variabel Y (kompetensi pendidik PUD) yaitu 3138. Undang-Undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat 1 menyatakan bahwa kompetensi meliputi : kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Dengan demikian indikator dari kompetensi pendidik PAUD dalam penelitian ini merupakan indikator dari kompetensi yang sesuai dengan Undang-Undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat 1. Kompetensi pedagogik menurut standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a dalam Mulyana (2008:75) dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Dalam kisi-kisi penelitian ini untuk indikator dari kompetensi pedagogik terdiri dari kemampuan melaksanakan pembelajaran dan kemampuan melaksanakan evaluasi pembelajaran. Dari hasil pengolahan data untuk kedua indikator ini didapatkan jumlah seluruh item indikator yaitu 747 dengan rata-rata skor 20,75.
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
90
Kompetensi kepribadian menurut standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir b dalam mulyasa, (2008:117) dikemukakan bahwa kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Dalam kisi-kisi penelitian ini untuk indikator dari kompetensi kepribadian terdiri dari bertindak sesuai norma, agama, hukum, sosial, dan budaya serta penampilan diri yang mencerminkan keteladanan. Dari hasil pengolahan data untuk kedua indikator ini didapatkan jumlah seluruh item indikator yaitu 1144 dengan rata-rata skor 31,78. Kompetensi sosial menurut Mulyasa (2011:173) Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, teaga kependidikan, orang tua/wali dan masyarakat
sekitar. Dalam kisi-kisi
penelitian ini untuk indikator dari kompetensi sosial terdiri dari kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan anak-anak dan masyarakat sekitar serta kemampuan berkomunikasi dengan sesama pendidik, orang tua, dan masyarakat. Dari hasil pengolahan data untuk kedua indikator ini didapatkan jumlah seluruh item indikator yaitu 500 dengan rata-rata skor 13,89. Kompetensi profesional menurut Undang-Undang Guru dan dosen memuat penjelasan pasal demi pasal dalam pasal 10 ayat 1 dikemukakan bahwa yang dimaksud kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Dalam kisi-kisi penelitian ini untuk indikator dari kompetensi profesional terdiri dari kemampuan penguasaan
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
91
materi pembelajaran, kemampuan mengembangkan materi pembelajaran dan kemampuan mengembangkan profesi. Dari hasil pengolahan data untuk ketiga indikator ini didapatkan jumlah seluruh item indikator yaitu 777 dengan ratarata skor 21,58. 3. Pengaruh pelaksanaan kursus pendidik PAUD terhadap kompetensi pendidik saat ini Dalam penelitian ini untuk mengukur pelaksanaan pelatihannya peneliti meminta tanggapan alumni peserta atau persepsi alumni peserta terhadap pelaksanaan kegiatan kursus pendidik PAUD. Sedangkan untuk kompetensi pendidik peneliti meminta penilaian dari pengelola tempat pendidik PAUD mengajar dan pendidik PAUD itu sendiri yang telah mengikuti kursus pendidik PAUD di P2PNFI Regional 1 Bandung. Pelaksanaan merupakan proses pembelajaran dengan penyampaian materi yang dilakukan oleh fasilitator dengan peserta pelatihan (Kamil, 2010: 159). Sedangkan kompetensi pendidik menurut Hamzah (2009:64) dapat diartikan sebagai kemampuan atau kecakapan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, serta dikuasai oleh seorang pendidik yang dapat diperoleh melalui latihan. Kompetensi pendidik tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh faktor latar belakang pendidikan, pengalaman belajar, dan lamanya belajar. Dalam penelitian ini, peneliti mengajukan hipotesis bahwa „terdapat pengaruh antara pelaksanaan kursus pendidik PAUD terhadap kompetensi pendidik yang dilaksanakan di P2PNFI‟. Setelah melakukan analisis data di
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
92
dapatkan hasil bahwa hipotesis yang diajukan diterima yaitu „terdapat pengaruh antara pelaksanaan kursus pendidik PAUD terhadap kompetensi pendidik yang dilaksanakan di P2PNFI‟ walaupun pengaruhnya rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil analisis korelasi yang dimaksudkan untuk mengungkapkan kadar pengaruh dan arah variabel penelitian. Perhitungan koefisien X dan Y menggunakan rumus Product Moment dengan mengunakan Excel 2007. Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh korelasi 0,337 yang menurut kriteria penafsiran Winarno Surakhmad (1994:302) hasil tersebut berada pada kriteria „korelasi rendah‟. Selain itu dilihat dari hasil analisis data mengenai besarnya pengaruh variabel bebas (persepsi peserta terhadap pelaksanaan kursus pendidik PAUD) terhadap variabel Y (kompetensi pendidik PAUD) yang ditafsirkan dari koefisien determinasi didapatkan hasil bahwa persepsi peserta terhadap pelaksanaan kursus pendidik PAUD memberikan pengaruh sebesar 11,354 % terhadap kompetensi pendidik PAUD, sedangkan 88,646 % kompetensi pendidik PAUD dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Oleh sebab itu maka, tidaklah salah pendapat para ahli yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa kompetensi pendidik itu tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh faktor latar belakang pendidikan, pengalaman belajar, dan lamanya belajar. Dalam penelitian ini hanya dibahas mengenai faktor latar belakang pendidikan, pengalaman belajar dan usia, yaitu :
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
93
1. Latar Belakang Pendidikan Dalam penelitian ini latar belakang pendidikan peserta kursus pendidik PAUD terdiri dari SD, SMP, SMA dan PT (Perguruan Tinggi). Jumlah latar belakang pendidikan SD 3 orang dengan persentase 8%, SMP 7 orang dengan persentase 19%, SMA 19 orang dengan persentase 54%, dan PT (Perguruan tinggi) 7 orang dengan persentase 19%. Menurut hasil pengolahan data yang dijelaskan dalam deskripsi data hasil penelitian responden untuk variabel X (persepsi peserta kursus pendidik PAUD terhadap pelaksanaan kursus pendidik PAUD) hasil rata-rata pendidikan terakhir SD yaitu 107, SMP dengan rata-rata 108.57, SMA dengan rata-rata 110.74, dan PT (Perguruan Tinggi) dengan ratarata 107.43. Sedangkan untuk variabel Y (kompetensi pendidik PAUD) hasil rata-rata pendidikan terakhir SD peserta kursus pendidik PAUD yaitu 71 , ratarata pendidikan terakhir SMP yaitu 86.43, rata-rata pendidikan terakhir SMA yaitu 87.58 dan rata-rata pendidikan terakhir PT yaitu 90.43. 2. Pengalaman Belajar Pengalaman belajar dalam hal ini adalah pengalaman belajar alumni mengikuti pelatihan sebelum mengikuti kursus pendidik PAUD. Menurut data yang di dapat peneliti dari pengelola kursus pendidik PAUD peserta yang pernah mengikuti pelatihan sebelumnya hanya terdapat 15 orang yaitu 42% dan belum pernah mengikuti pelatihan sebelumnya terdapat 21 orang yaitu 58%. Dengan demikian maka dapat di simpulkan bahwa lebih banyak responden yang belum pernah mengikuti pelatihan sebelumnya dibandingkan yang sudah pernah mengikuti pelatihan, padahal dengan mengikiti pelatihan atau kursus
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
94
akan menambah pengetahuan, keahlian-keahlian yang berhubungan dengan profesi dalam hal ini meningkatkan pengetahuan, keahlian-keahlian sebagai seorang pendidik yang tentu saja pelatihan atau kursus yang diikuti harus sesuai dengan profesi yaitu seorang pendidik sesuai dengan pendapat Simamora dalam Kamil (2010:4) menjelas pelatihan adalah serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian-keahlian, pengetahuan, atau pun perubahan sikap seorang individu. Belajar di dalam pelatihan atau kursus tidak memerlukan waktu yang bertahun-tahun, menurut pendapat Andrew E. Sikula dalam Anwar pelatihan (training) adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir di mana pegawai non managerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuan terbatas. Pelatihan atau kursus pun sangat cocok untuk para pekerja yang formal maupun nonformal karena menurut pendapat J.Pfeiffer, James dalam Soebagio (2002:37) menjelaskan bahwa pelatihan adalah usaha untuk meningkatkan efektivitas pekerjaan. Dan jika dilihat dari tujuan umumnya menurut Moekijat dalam Kamil (2010:11) menjelaskan bahwa tujuan umum pelatihan adalah pertama,
untuk
diselesaikan
mengembangkan
dengan
lebih
cepat,
keahlian, dan
sehingga
lebih
pekerjaan
efektif;
kedua,
dapat untuk
mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat deselesaikan secara rasional;
dan
ketiga
untuk
mengembangkan
sikap,
sehingga
dapat
menimbulkan kemauan untuk bekerjasama.
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
95
3. Usia Menurut data yang didapat peneliti dari pengelola kursus pendidik PAUD usia dari peserta kursus pendidik PAUD jika di kelompokkan terdapat tiga kelompok yaitu usia 22-30 tahun dengan jumlah 13 orang, usia 31-37 tahun dengan jumlah 9 orang, dan usia 38-47 tahun dengan jumlah 14 orang dan jika dipersentasekan untuk usia 22-30 tahun yaitu 36%, usia 31-37 tahun yaitu 25%, dan usia 38-47 tahun 39%. Dengan demikian maka, dapat disimpulkan bahwa usia 38-47 lebih banyak yang mengikuti kursus pendidik PAUD. Dalam pengolahan data yang dilakukan peneliti diperoleh hasil untuk penilaian variabel X (persepsi peserta kursus pendidik PAUD terhadap pelaksanaan kursus pendidik PAUD) yaitu usia 22-30 tahun dengan nilai rata-rata skor yaitu 113.08, usia 31-37 tahun dengan nilai rata-rata skor yaitu 108.44, dan 3840 dengan nilai rata-rata skor yaitu 791,5. Sedangakan untuk variabel Y (kompetensi pendidik PAUD) usia 22-30 tahun dengan nilai rata-rata skor yaitu 87,15, usia 31-37 tahun dengan nilai rata-rata skor yaitu 85,.67 dan usia 38-40 tahun dengan nilai rata-rata skor yaitu 86.64.
Nicke Oktaviani Saputri,2013
Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik Paud Terhadap Kompetensi Pendidik Di P2pnfi Regional 1 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu