46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Deskripsi Singkat Lokasi Penelitian Awal mula berdirinya SMA Negeri 2 Gorontalo untuk menanggulangi kesulitan masyarakat dalam melanjutkan pendidikan anak-anaknya ketingkat Sekolah Menengah Atas dan mengingat anim masyarakat yang begitu berantusias untuk mendambakan sebuah SMA di wilayah Kecamatan Kota Barat, maka pemerintah tingkat Kecamatan Kota barat beserta tokoh-tokoh masyarakat tepatnya pada bulan Agustus tahun 1983 mengadakan rapat untuk membentuk panitia. Panitia ini dikenal dengan nama panitia pendiri sekolah dalam hal ini pendiri SMA Negeri 2 Gorontalo. Setelah ditemukan kata mufakat dalam rapat tersebut bahwa perlu dalam waktu yang tidak terlalu lama harus segera didirikan satu sekolah di Kecamatan Kota Barat. Adapun hasil kesepakatan rapat tersebut dikirim ke Bapeda Kotamadia Gorontalo, Kandep Dikbud Kodia Gorontalo dan diteruskan ke Kantor Wilayah Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Propinsi Sulawesi Utara untuk diteruskan ke Pusat guna mendapat persetujuan serta penerbitan Diknya. Hasil rapat yang diajukan itu setelah dipelajari dan di telaah, serta ditimbang maka pemerintah menyetujui yang di tandai dengan pengukuhan surat keputusan menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 0558/0/1984 tanggal 20 November
46
47
1984, dan berlaku surut terhitung mulai tanggal 1 Juli 1984 tentang pembukaan SMA Negeri 2 Gorontalo. Lokasi sekolah tersebut didirikan dilokasi jalan Prasetya Kelurahan Buladu Kecamatan Kota Barat Kotamadia Gorontalo, yang didirikan diatas tanah seluas 25.000 M2 yang dibeli dari tanah adat dengan harga Rp 21.815.000. Sambil menunggu pembangunan baru SMA Negeri 2 Gorontalo maka murid baru angkatan pertama tahun 1984 / 1985 untuk sementara ditampung di SMPP Negeri Gorontalo (SMA Negeri 3 Gorontalo sekarang). Selang waktu yang tidak terlalu lama tepatnya tanggal 24 April 1985 gedung baru SMA Negeri 2 Gorontalo resmi dibuka sekalipun masih dalam taraf serba kekurangan. Adapun ruang belajar yang dipersiapkan baru berjumlah 3 lokal dengan tenaga pengajar 11 orang. Jumlah murid pada waktu itu dianggap terlalu banyak bila dibanding dengan fasilitas ruang belajar yang ada maka kebijakan yang ditempuh adalah dengan cara membagi unit belajar menjadi 2 unit yakni sekolah pada waktu pagi dan siang hari. Diketahui jumlah pengajar pada waktu itu masih kurang sehingga dicari lagi jalan keluarnya yakni dengan mendatangkan tenaga pengajar dari sekolah lain (khususnya SMA Negeri 1 dan SMP Negeri Gorontalo) dengan status sebagai guru honor. Pada tahun ajaran 1988/1989 sudah mulai nampak usaha BP3 untuk menambah sebuah ruang belajar sehingga jumlah ruang belajar yang tadinya hanya 3 lokal telah menjadi 4 lokal. Dan semakin bertambah jumlah siswa setiap tahun maka upaya lain ditempuh yakni dengan memanfaatkan ruang Ketrampilan dan ruang
48
Laboratorium. Upaya kearah itu masih terus dilaksanakan yakni dengan adanya usulan ke Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi Sulawesi Utara, dan atas inisiatif dari pengurus BP3 semakin bertambah jumlah ruangan belajar. Ini dapat dibuktikan dengan fasilitas ruang belajar yang sudah berjumlah 11 lokal. Hal ini belum dirasakan cukup memadai bila dibanding dengan semakin bertambahnya jumlah siswa pendaftar setiap tahun, akhirnya atas bantuan pemerintah melalui proyek pengembangan pendidikan dan pengajaran lokasi SMA Negeri 2 Gorontalo semakin memperlihatkan kemajuan yang pesat. Besarnya animo masyarakat untuk memasukan anaknya di SMA Negeri 2 Gorontalo dapat dilihat dari jumlah murid yang setiap penerimaan siswa baru semakin bertambah. Hingga sekarang ini SMA Negeri 2 Gorontalo telah memiliki 855 siswa dengan tenaga pengajar 44 orang dan 7 orang pegawai tata usaha yang tersebar pada 28 kelas yakni : a. Kelas X 10 Lokal b. Kelas XI 9 Lokal c. Kelas XII 9 Lokal 4.1.2
Visi Dan Misi
Perkembangan dan tantangan masa depan seperti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, globalisasi yang sangat cepat, era informasi, dan berubahnya kesadaran masyarakat dan orang tua terhadap pendidikan memicu sekolah untuk merespon tantangan sekaligus peluang itu. SMA Negeri 2 Gorontalo
49
memiliki citra moral yang menggambarkan profil sekolah yang diinginkan dimasa akan datang yang diwujudkan dalam visi sekolah sebagai berikut : a. VISI SMA NEGERI 2 GORONTALO Unggul Dalam Iptek, Mantap dalam Imtaq, Luhur dalam
Budi Pekerti
dan Menjunjung tinggi kebersamaan serta peduli terhadap lingkungan Visi tersebut di atas mencerminkan cita-cita sekolah yang berorientasi ke depan dengan memperhatikan potensi kekinian, sesuai dengan norma dan harapan masyarakat. Untuk mewujudkannya, sekolah menentukan langkah-langkah strategis yang dinyatakan dalam Misi berikut : b. MISI SMA NEGERI 2 GORONTALO 1. Meningkatkan Kualitas Lulusan Yang Memiliki Keterampilan Yang Berdasarkan Iman dan Taqwa. 2. Menumbuhkembangkan Semangat Kerja Yang Dilandasi Semangat Keteladanan. 3. Mengefektifkan
Pelaksanaan
Pembelajaran
dan
Bimbingan
Konseling,
pemanfaatan perpustakaan, Multi media, Internet, Laboratorium IPA dan Komputer. 4. Mengembangkan Bakat dan Minat Siswa Dibidang Olah Raga dan Seni Budaya. 5. Mengutamakan Rasa Kebersamaan dan Kekeluargaan Keputusan.
dalam Pengambilan
50
6. Mengembangkan sistim Kelembagaan, Organisasi manajemen
admistrasi, Budi
Daya, Sinergis, serta pengembangan SDM warga masyarakat sekolah yang dinamis dan berprestasi. 4.1.2
Tujuan Sekolah Tujuan sekolah sebagai bagian dari tujuan pendidikan nasional adalah
meningkatkan
kecerdasan,
pengetahuan,
kepribadian,
akhlak
mulia,
serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut, lebih rinci dapat dijabarkan sebagai berikut : 1.
Peningkatan nilai rata-rata ujian nasional pada Tahun Pelajaran 2012/2013
2.
Peningkatan daya serap siswa rata – rata 82.5 %
3.
Terciptanya budaya mutu di lingkungan sekolah
4.
Terciptanya kerja sama yang baik dengan istansi terkait.
5.
Lulusan yang memiliki keterampilan Komputer dan PBK serta keterampilan lain.
6.
Memiliki Tim Olahraga dan Kesenian serta KIR yang siap berkompotisi
7.
Melengkapi sarana dan prasarana yang memadai
4.1.3
Standar Kompetensi Lulusan
Untuk mencapai standar mutu pendidikan yang dapat di pertanggung jawabkan secara nasional, kegiatan pembelajaran di sekolah mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan yang telah ditetapkan oleh BSNP sebagai berikut : 1.
Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja
51
2.
Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya
3.
Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan dan pekerjaannya.
4.
Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial.
5.
Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global.
6.
Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kratif, dan inovatif.
7.
Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kratif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan.
8.
Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri.
9.
Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik
10. Menunjukkan kemampuan menganalisa dan memecahkan masalah kompleks 11. Menunjukkan kemampuan menganalisa gejala alam dan sosial 12. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab 13. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia 14. Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya 15. Mengapresiasi karya seni dan budaya 16. Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok
52
17. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta keberhasilan lingkungan 18. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun 19. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat 20. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain 21. Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan estetis 22. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa indonesia dan inggris 23. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan tinggi 4.1.4
Sasaran Program Kepala Sekolah dan para guru serta dengan persetujuan Komite Sekolah
menetapkan sasaran program, baik untuk jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Sasaran program dimaksudkan untuk mewujudkan visi dan misi sekolah. Sasaran program tersebut selanjutnya ditindaklanjuti dengan strategi pelaksanaan yang wajib dilaksanakan oleh seluruh warga sekolah sebagai berikut : 1.
Mengadakan pembinaan terhadap peserta didik, guru dan karyawan secara berkelanjutan
2.
Mengadakan jam tambahan pada pelajaran tertentu
53
3.
Melakukan kerjasama dengan pihak pemerintah kota
untuk membantu
pembiayaan bagi peserta didik yang mempunyai semangat dan motivasi yang tinggi untuk melanjutkan ke perguruan tinggi 4.
Mengadakan perayaan hari-hari besar keagamaan
5.
Menjalin komunikasi yang baik dengan Dinas Pemuda dan Olahraga, untuk kegiatan pelaksanaan pencak silat.
6.
Membentuk kelompok gemar bahasa inggris
7.
Membentuk kelompok belajar
8.
Pengadaan buku penunjang
9.
Pengadaan komputer
10. Melaksanakan kegiatan life skill komputer 11. Mengintensifkan komunikasi dan kerjasama dengan orang tua 12. Pelaporan kepada orang tua secara berkala 13. Bekerjasaman dengan komite sekolah dalam pemenuhan sarana dan prasarana sekolah 4.1.5
Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana merupakan penunjang kelancaran proses belajar
mengajar untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar merupakan pelengkap segala aktivitas yang ada di sekolah. Maka sarana dan prasarana sebuah sekolah harus lengkap dan selalu menunjang proses kegiatan belajar mengajar, Sarana dan prasarana juga merupakan salah satu faktor penting dalam mendukung fungsi sekolah sebagai tempat penyelenggaraan pendidikan secara umum. Dengan ketersediaan
54
sarana dan prasarana yang memadai, maka dipastikan kegiatan pendidikan, ataupun kegiatan belajar mengajar akan berjalan lancer yang tentunya pula memenuhi harapan serta tujuan penyelenggaraan KBM itu sendiri. Sampai dengan T.A 2013/2014 SMA Negeri 2 Gorontalo telah memiliki sejumlah sarana dan prasarana sekolah yang menurut pandangan peneliti kondisi ini sangat mendukung bagi penyelenggaraan KBM, baik yang sifatnya kurikuler maupun ekstrakurikuler. Berikut ini disajikan mengenai keadaan sarana dan prasarana sekolah yang terdapat di SMA Negeri 2 Gorontalo: Tabel 2: Sarana dan Prasarana Jumlah No
Uraian
1
Ruang teori kelas
2
Ruang perpustakaan
3
Ruang keterampilan
4
Ruang praktek kerja
Kondisi Rusak
Rusak
ringan
berat
-
-
1
-
-
2
1
-
-
-
-
-
-
-
-
Yang ada
Kebutuhan
kekurangan
26
28
2
1
2
1
Baik
5
Ruang Aula
1
1
-
-
-
6
Ruang UKS
1
1
-
-
-
7
Ruang kepala
1
1
-
-
-
sekolah 8
Ruang tata usaha
1
1
-
-
-
9
Ruang dewan
1
2
1
-
-
Ket.
55
guru 10
Ruang BP/BK
1
1
-
-
-
11
Lab. Biologi
1
1
-
-
-
12
Lab. Fisika
1
1
-
-
-
13
Lab. Kimia
1
1
-
-
-
14
Lab. Bahasa
-
1
-
-
-
-
15
Ruang Osis
1
1
-
-
-
16
Mesjid/Musholah
1
1
-
-
-
17
Koperasi
1
1
-
-
-
18
Rumah dinas
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
4
1
-
-
11
15
4
-
-
kepala 19
Asrama Guru
20
Rumah Penjaga Sekolah
21
KM/WC Guru
22
KM/WC Peserta Didik
23
Meja Guru
80
-
-
-
-
24
Kursi Guru
80
-
-
-
-
25
Lemari
-
-
-
-
-
-
26
Brangkas
1
1
-
-
-
27
Mesin FotoCopy
1
1
-
-
-
28
Komputer/lektop
10
-
-
-
-
29
Aipone
-
-
-
-
-
-
30
Telepon
1
1
-
-
-
31
Lemari file/arsip
5
-
-
-
-
33
Meja Peserta
860
-
-
-
-
860
-
-
-
-
didik 34
Kursi peserta didik
56
35
Papan tulis
30
-
-
-
-
36
Meja praktikum
8
-
-
-
-
37
Kursi praktikum
35
-
-
-
-
38
Loadspeker
-
-
-
-
-
-
39
Lab. Komputer
1
1
-
-
-
40
Gudang
1
1
-
-
-
41
Kantin
1
3
2
-
-
Tanah sekolah sepenuhnya milik negara. Luas areal seluruhnya 25000 m2. Sekitar sekolah dikelilingi oleh pagar sepanjang 900 m2, Keadaan Tanah Sekolah SMA Negeri 2 Gorontalo, Status : Milik Negara, Luas Tanah : 25.000 m2, Keliling : 633 m, Luas Banguna : 3.151 m2, Pagar : 633 m2. 4.1.6
Keadaan Guru Komponen lainya dalam penyelenggaraan KBM disekolah selain sarana dan
prasarana, guru dan tenaga administrasi juga merupakan komponen penting. Sebagai perantara kegiatan pembelajaran, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya sangat diharapkan dan menciptakan pembelajaran yang berkualitas, sebagai penentu keberhasilan sekolah maupun pembelajaran siswa dalam mengikuti setiap proses belajar mengajar berdasarkan hal itu maka keadaan guru yang ada di SMA Negeri 2 Gorontalo sebagai berikut: Tabel 3: Keadaan Guru Tingkat No
Nama
L/P
Jabatan Pendidikan
1
Abdul Wahab Pahrun, S.Pd
L
Kepalah Sekolah
S1
57
2
Dra. Hj. Miska Rauf
3
Dra. Aisah Lamondo
P
Bendahara
S1
Wakasek P
S1 kurikulum
4
Dra. Rosna Kude
P
Guru kelas
S1
5
Dra. Hj. Warda Bungi
P
Guru kelas
S1
6
Drs. Yance Hilimi
L
Guru kelas
S1
7
Dra. Yusni Kadir
P
Guru kelas
S1
8
Dra. Wirda Abdullah
P
Guru kelas
S1
9
Drs. Suryanto Lamuda
L
Guru kelas
S1
10
Mena Bantali, S.Pd
P
Guru kelas
S1
11
Hj. Silvana Bokings, S.Pd
P
Guru kelas
S1
12
Drs. H. Ali Rais, M.Pd
L
Guru kelas
S2
13
Rita Umar, S.Pd
P
Guru kelas
S1
14
Drs. Irwan Adudu
L
Guru kelas
S1
15
Ismiati Husain, S.Pd
P
Guru kelas
S1
16
Dra. Rabi Abas
P
Guru kelas
S1
17
Hj. Yolanda Pateda, S.Pd,
Wakasek P
M.Pd
S2 sarana/prasarana
18
Hamid Adam, S.Pd
L
Guru kelas
S1
19
Mintje Dubaili, S.Pd
P
Guru kelas
S1
20
Femi Hasan, S.Pd
P
Guru kelas
S1
58
21
Alma Bau, M.Pd
22
Musrin Abd. Ibrahim, S.Pd,
P
Guru kelas
S2
L
Guru kelas
S2
M.Pd 23
Hj. Beti Husain, S.Pd
P
Guru kelas
S1
24
Dra. Hj. Elvi H.P. Usuly
P
Guru kelas
S1
25
Andi Lahabi, S.Pd
Wakasek L
S1 kesiswaan
26
Amnah R. Ismail, S.Pd
P
Guru kelas
S1
27
Suleman H. Habibi, S.Pd
L
Guru kelas
S1
28
Gunadi Sioni, S.Pd
L
Guru kelas
S1
29
Isbar Duku, S.Pd
L
Guru kelas
S1
30
Habiba H. Hulopi, S.Pd
P
Guru kelas
S1
31
La ode Sarudin, S.Pd, M.Pd
L
Guru kelas
S2
32
Hajijah Djafar, S.Pd
P
Guru kelas
S1
33
Leksni Kaunang, S.Pd
P
Guru kelas
S1
34
Raflin Arief, S.Pd
L
Guru kelas
S1
35
Suci Retnadi Naue, S.Pd.
P
Guru kelas
S1
36
Dra.Sunarsi NGG. Dai,M.MPd
P
Guru kelas
S1
37
Rohana Abubakar, S.Pd
P
Guru kelas
S1
38
Marlina Siba, S.Pd
P
Guru kelas
S1
39
Al Malik, S.Pd
L
Guru kelas
S1
59
40
Ilfa Zahra, M.Pd
P
Guru kelas
S2
41
Eka Yustisiawaty Usman, S.Pd
P
Guru kelas
S1
42
Rusnani hippy, S.Pd
L
Guru kelas
S1
43
Abd. Rahman Thalib, S.Pd
L
Guru kelas
S1
44
Nurani usman, M.Pd
P
Guru kelas
S1
45
Novi Lamondo, A.md
P
Honorer
D1
46
Rusmiati, S.Pd
P
Honorer
S1
47
Imam Mashudi, S.Pd
L
Honorer
S1
4.1.7
Keadaan Siswa Sebagai anak didik yang dibelajarkan, maka keberadaan siswa setiap satuan
pendidikan akan menentukan keberhasilan sekolah dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajarannya. Adanya peningkatan jumlah siswa yang keluar pada setiap akhir tahun pembelajaran serta siswa yang masuk setiap pembukaan tahun ajaran baru merupakan realita sosial bahwa satuan pendidikan merupakan tempat yang ideal bagi siswa dalam menjalani proses pembelajaran secarah utuh. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah siswa di SMA Negeri 2 Gorontalo berjumlah 855 orang yang tersebar pada kelas X, XI, dan XII. Bersama dengan guru serta komponen sekolah lainya, sumber daya siswa (kualitas dan kuantitas) akan turut menentukan eksistensi sekolah bersangkutan terhadap
60
lingkungan sosialnya. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan data tentang keadaan siswa SMA Negeri 2 Gorontalo. Tabel 4: Keadaan Siswa Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
X
134
183
317
XI
102
142
244
XII
137
157
294
Jumlah
373
482
855
Ket.
Sumber data : profil SMA Negeri 2 Gorontalo 4.2 Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan responden diperoleh gambaran tentang kinerja guru tersertifikasi sebagai berikut: A. Pentingnya sertifikasi guru Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dalam bentuk formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru sebagai tenaga profesional. Berdasarkan hal tersebut sertifikasi guru dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompotensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompotensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Jadi pentingnya sertifikasi guru itu, merupakan hal yang sangat penting bagi calon guru, karena sertifikasi
61
merupakan prosedur untuk menentukan apakah calon seseorang calon guru layak diberikan izin dan kewenangan untuk mengajar. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bendahara (15-11-2013), Ibu Miska Rauf selaku guru mata pelajaran ekonomi mengatakan bahwa sertifikasi itu sangatlah penting, mengingat bahwa sertifikasi pendidik mempunyai manfaat dalam pengawasan mutu dan penjaminan mutu. Antara lain sertifikasi itu bertujuan untuk melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan, melindungi masyarakat dari praktik-praktik yang tidak kompoten, membantu dan melindungi lembaga penyelenggaraan pendidikan, membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga kependidikan, memberikan solusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan. Hal ini diperkuat oleh Wibowo (2004) dalam bukunya Mulyasa (2011). Melengkapi uraian diatas Jalal (2001: 221-225), dan Tilaar (2003: 382-391), mengungkapkan bahwa proses sertifikasi guru menuju profesionalisasi pelaksanaan tugas dan fungsinya harus dibarengi dengan kenaikan kesejahteraan guru, sistem rekrutmen guru, pembinaan, dan peningkatan karir guru. Sertifikasi guru merupakan amanat Undang-Undang Republik Indonesi Nomor 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas. Pasal 61 menyatakan bahwa sertifikasi dapat berbentuk ijasah dan sertifikat kompotensi, tetapi bukan sertifikat yang diperoleh melalui pertemuan ilmiah seperti seminar, diskusi panel, lokakarya, dan
62
simposium. Namun, sertifikasi kompotensi diperoleh dari penyelenggara pendidikan dan lembaga pelatihan setelah lulus uji kompotensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi. Ketentuan ini bersifat umum, baik untuk tenaga kependidikan maupun non-kependidikan yang ingin memasuki profesi guru. B. Faktor yang menentukan kinerja guru tersertifikasi Dalam hal ini dikemukakan apabila para guru mempunyai kinerja yang tinggi, mereka akan terdorong dan berusaha untuk meningkatkan kemampuanya dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kurikulum yang berlaku disekolah sehingga diperoleh hasil kinerja yang maksimal. Namun dengan adanya faktor dilingkungan kinerja seperti yaitu dorongan untuk bekerja, tanggung jawab terhadap tugas, minat terhadap tugas, penghargaan terhadap tugas. 1. Dorongan untuk bekerja Sebelumnya kita tauh bersama seseorang yang memiliki dorongan untuk bekerja, karena dirinya memiliki keinginan-keinginan untuk merealisasikan kehidupanya, sehingga dalam kinerjanya ia selalu termotivasi untuk melakukan pekerjaan tersebut. menurut Maslow (dalam supartini) seseorang melakukan pekerjaanya dan memiliki dorongan untuk bekerja, karena adanya kebutuhan dalam suatu hirarki, yaitu kebutuhan psikologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan cinta kasih, dan kebutuhan akualisasi diri.
63
Berdasarkan hasil pemantauan disaat penelitian guru tersertifikasi yang tepatnya berada di SMA Negeri 2 gorontalo memiliki tugas masing-masing disetiap mata pelajaran, guru-guru tersebut sudah siap untuk mengajar dan berada tepatnya di dewan guru menunggu jam mata pelajaran berjalan. Dilihat dari persipan yang mereka siapkan dan dilihat dari banyak kesibukan yang mereka kerjakan, peneliti mengganggap bahwa guru-guru tersebut benar-benar ingin bekerja dengan baik. Dilihat pula sosok seorang pemimpin yang tidak lain adalah bapak Abdul wahab pahrun sebagai kepalah sekolah SMA Negeri 2 gorontalo yang tidak henti-hentinya mengamati dan menyusuri ruangan kelas siswa beserta dewan guru. Jadi hasil penelitian bahwa guru-guru tersebut memiliki dorongan untuk bekerja. Demikian halnya dengan keinginan-keinginan yang ada pada dirinya sesuai perannya, ia akan terdorong sendiri dan berusaha melakukan tugas-tugas dalam suatu pekerjaannya. 2. Tanggung jawab terhadap tugas Sesuai konsekuensi atas pekerjaan atau jabatan yang dimiliki seorang guru, dengan adanya sejumlah tugas yang harus dikerjakan sesuai jabatanya. Dengan demikian, berat ringanya suatu pekerjaan tersebut sehingga mempengaruhi guru dalam bertanggung jawab terhadap tugasnya. Itu disesuaikan dengan kemampuanya, dalam artian jika seorang guru memiliki kemampuan atau memiliki nalar diatas ratarata, peneliti menganggap seorang guru tersebut mampu bertanggung jawab terhadap tugasnya.
64
Seorang guru dalam pekerjaannya ditentukan oleh besar kecilnya tanggung jawab yang ada, dengan adanya tanggung jawab yang tdk sesuai dengan kemampuan guru, sesuai wawancara dengan berbagai responden bahwa ditemukan bahwa tugas tersebut tdk dapat dikerjakan sendiri, melainkan akan dibahas nanti di dewan guru (musawara dengan guru-guru mata pelajaran). Berdasarkan tugas yang sudah ada para guru sudah berada di dewan guru dari semenjak jam 06.30 pagi menunggu jam mata pelajaran dimulai, walaupun dengan adanya tugas tambahan dilain mata pelajaran, namun para guru-guru tersebut tetap mengejarkannya, walaupun terkadang terlihat sebagian guru yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan namun guru tersebut memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan dengan alasan kurang sehat. Jika dihubungkan dengan tanggung jawab para guru tersebut masing-masing memeliki tanggung jawab terhadap tugasnya walaupun belum maksimal dikerjakan. Supartini, (2001:3) menyatakan guru melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepada dirinya dapat dikatakan sebagai realisasi dari kegiatan-kegiatan yang didambakan. Pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar dan mencapai sasaranya, antara lain diwarnai oleh adanya minat guru terhadap suatu tugas yang akan mempengaruhi kadar atau mutu kinerja. Peneliti menggangngap seseorang guru termotivasi untuk melaksanakan tugasnya tergantung dari apakah guru tersebut memiliki minat terhadap tugas tersebut.
65
3. Minat terhadap tugas Minat (interest) Nawawi dalam Supartini (2001) menyatakan bahwa minat adalah dorongan untuk memilih suatu objek atau tidak memilih objek lain yang sejenis. Objek minat dapat berupa benda, kegiatan, jabatan atau pekerjaan, orang, dan lain-lain. Sendangkan minat diekspresikan dengan perasaan suka atau tidak atau tidak suka terhadap objek. Untuk guru yang bersertifikasi sesuai dengan wawancara dengan wakasek kesiswaan yaitu bapak Andi Lahabi mengatakan bahwa jika menggungkit tentang minat terhadap tugas itu dilihat dulu dari sisi tugasnya, karena kadang kala tugas tersebut setelah kita kerjakan apakah dampaknya bagi siswa. Disini dilihat disaat kita menjalankan tugas (mengajar) terlihat siswa yang tidak fokus dan partisifasi dalam pembelajaran sehingga terkadang timbulnya kemalasan dalam menjalankan tugas, namun disaat tugas yang lain seperti mendidik siswa di luar kelas minsalya disaat olahraga siswa tersebut terlihat semangat dan ingin belajar terus sehingga guru tersebut ikut semangat dan lupa akan jam mata pelajaran yang selesai. Sehingga terkadang ada sebagian guru disaat siswanya semangat dalam belajar gurunyapun menikmati dan senang atas tugas yang diberikan sehingga guru tersebut memiliki minat terhadap tugas-tugas tersebut. (wawancara, 11 November 2013) Peneliti mengganggap jika hubunganya minat terhadap tugas, disini terlihat bahwa adanya pengaruh dari dalam diri atau dari luar diri guru. Sehingga menyebabkan perbedaan minat setiap guru walaupun berada di tiap tugas yang sama.
66
Dengan adanya itu, terlihat pula sebagian guru yang belum merasa puas menjadi guru tersertifikasi sehingga dampaknya terhadap minat terhadap tugas. 4. Penghargaan atas tugas Penghargaan atas tugas sangatlah penting, mengingat dengan adanya penghargaan akan membuat seseorang terdorong terhadap tugasnya, penghargaan atas suatu jabatan atau keberhasilan yang dicapai guru dalam bekerja merupakan salah satu motivator yang mendorongnya bekerja lebih baik. Penghargaan, penghormatan, penggakuan, serta perlakuan terhadap karyawan pendidik sebagai subyek atau manusia yang memiliki kehendak, pikiran, perasaan sangat besar pengaruhnya terhadap modal kerja mereka. Selanjutnya peneliti mengganggap dengan adanya penghargaan akan menyebabkan munculnya rasa cinta dan bangga terhadap tugastugas yang diberikan. Hal ini disebabkan karena adanya kepuasan dalam pekerjaanya, sehingga menyebabkan mereka bekerja lebih giat lagi. Sesuai wawancara dengan kepalah sekolah, (Bapak Abdul Wahab Pahrun) mengatakan untuk penghargaan atas tugas yang diberikan itu belum ada, karena setiap guru tersebut sudah diberikan tunjangan masing-masing sesuai golongan sertifikasinya, sehingga guru tersebut wajib mengajarkan tugasnya karena sudah menjadi tugas guru. Namun akan berlaku di tahun ajaran 2014 beserta diadakannya penilaian untuk kinerja guru bersertifikasi.
67
C. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru tersertifikasi Hasil penelitian menunjukan bahwa upaya atau usaha untuk meningkatkan kinerja guru tersertifikasi di SMA Negeri 2 Gorontalo telah mulai dijalankan dengan baik. Sesuai hasil wawancara dengan kepalah sekolah SMA Negeri 2 Gorontalo bahwa terdapat langka yang strategis yang dilakukan dalam usaha meningkatkan kinerja guru tersertifikasi yaitu: 1. Penerapan manajemen pembelajaran yang efektif dikelas Hasil penelitian menunjukan bahwa di SMA Negeri 2 Gorontalo mulai diterapkan sistem manejemen pembelajaran yang efektif. Sesuai hasil wawancara dengan kepala sekolah bahwa penerapan manajemen ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dikelas. Manajemen pembelajaran ini menjadi inspirasi bagi guru-guru yang tersertifikasi sehingga dapat meningkatkan kinerja mereka. 2. Mengikutsertakan guru secara rutin dalam kegiatan pelatihan pembelajaran atau dalam kegiatan ilmiah tentang mata pelajaran yang diajarkan Sesuai hasil wawancara dengan kepala sekolah bahwa strategi lainya yang tempuh dalam usaha untuk meningkatkan kinerja guru tersertifikasi adalah dengan mengikutsertakan guru dalam pelatihan atau kegiatan ilmiah yang membahas tentang pembelajaran. Kegiatan ini sebagian besar didanai oleh sekolah sehingga lebih memotivasi kepada guru untuk mengikutinya.
68
3. Mengadakan supervisi guna peningkatan kualitas pembelajaran Pelaksanaan supervisi secara rutin merupakan bagian lain dari aktivitas kepala sekolah untuk me ningkatkan kualitas pembelajaran dan kinerja guru. Supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah menjadi motivasi guru untuk lebih meningkatkan kemampuanya dalam membelajarkan siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun beberapa tindakan yang perlu dikerjakan guru untuk meningkatkan kinerjanya. a. Persiapan guru dalam pembelajaran Temuan hasil penelitian bahwa guru tersertifikasi di SMA Negeri 2 Gorontalo telah memiliki persipan yang cukup matang sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas, sesuai hasil wawancara dengan bapak/ibu guru yang bersertifikasi, bahwa bentuk persipan dalam pembelajaran, evaluasi serta blanko penilaian kerja siswa pada pembelajaran. Persipan pembelajaran ini dilakukan melalui kegiatan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) yang dilaksanakan secara rutin. Pada kegiatan MGMP tersebut seluruh guru mata pelajaran merumuskan secara bersama-sama bentuk RPP yang akan digunakan selama satu semester, dalam kegiatan ini pula antara guru mata pelajaran yang ada saling tukar pengalaman tentang mekanisme ideal dalam menyusun program tahunan serta perangkat lainya, dalam rangka menghasilkan persiapan pembelajaran yang maksimal. Hasil yang diperoleh melalui kegiatan
69
tersebut selanjutnya dijadikan sebagai pola acuan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Sesuai hasil wawancara dengan wakasek kurikulum, ibu Aisah lamondo menggungkapkan selain persipan perangkat pembelajaran sebelum mengajar guru di SMA Negeri 2 Gorontalo juga menyiapkan media pembelajaran ini dimaksutkan untuk lebih memberi maknakan konsep yang diterima oleh peserta didik, namun diakui bahwa media yang disedikan selama ini belum maksimal sehingga cukup mempengaruhi aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru di kelas. Berdasarkan temuan penelitian tersebut jelas bahwa persipan kegiatan pembelajaran telah dilaksanakan dengan cukup baik. Temuan ini sekaligus menunjukan bahwa guru mata pelajaran khususnya guru yang tersertifikasi di SMA Negeri 2 Gorontalo telah menyiapkan rancangan pembelajaran guna memaksimalkan kegiatan belajar siswa. b. Pelaksanaan pembelajaran Berdasarkan hasil wawancara dengan guru-guru yang bersertifikasi di SMA Negeri 2 Gorontalo serta pengamatandilapangan menunjukan, bahwa pelaksanaan pembelajaran di SMA Negeri 2 Gorontalo senantiasa mengacu pada program serta rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Dan jam mengajar guru yang tersertifikasi masing-masing dalam seminggu adalah 24 sampai 36 jam mengajar. Adapun guru yang mengajar 24 jam seminggu pada SMA Negeri 2 Gorntalo mereka ada jadwal mengajar disekolah lain, sehingganya semua guru yang tersertifikasi di SMA Negeri 2 Gorontalo masing-masing memiliki 24 jam mengajar dalam seminggu, sebagaimana kriteria guru tersertifikasi dan guru yang profesional.
70
Dalam aktualisasi kegiatan pembelajaran dikelas terdapat beberapa strategi utama yang dikembangkan untuk memaksimalkan kegiatan pembelajaran yaitu: 1. Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. 2. Melaksanakan kegiatan inquiry untuk menentukan topik pada setiap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. 3. Mengembangkan sikap ingin tahu siswa dengan bertanya. 4. Menciptakan masyarakat belajar melalui belajar secara kelompok. 5. Menghadirkan model pembelajaran yang relavan dengan materi yang diajarkan. 6. Mengaktualisasikan materi sesuai dengan pengalaman dan kebutuhan siswa. 7. Mengadakan penilaian autentik untuk menilai keberhasilan dan kinerja guru tersertifikasi. c. Evaluasi dan tindak lanjut pembelajaran Penilaian merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur keberhasilan dalam melaksanakan suatu kegiatan. Penilaian dapat diartikan sebagai proses pengukuran dan perbandingan dari pada hasil-hasil pekerjaan yang nyatanya dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya dicapai. Dengan demikian maka penilaian merupakan aktivitas untuk meneliti dan mengetahui sampai dimana pelaksanaan yang dilakukan di dalam proses keseluruhan kegiatan mencapai hasil sesuai dengan rencana atau program yang telah ditetapkan.
71
Hasil penelitian menunjukan bahwa evaluasi dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan telah berjalan dengan cukup baik. Kegiatan penilaian yang dilaksanakan meliputi penelian proses dan penilaian hasil belajar siswa, namun aspek penekanan penilaian dalam kegiatan pembelajaran yang selama ini dilakukan selalu menekankan pada penilaian hasil. Sementara penilaian proses belum dilaksanakan secara maksimal. Temuan ini menu njukan adanya sedikit kepincangan dalam kegiatan penilaian yang dilaksanakan, sehingga kegiatan penilaian dilakukan secara berimbang baik antara proses maupun dengan hasil akhir. Hal ini disadari oleh pandangan bahwa hasil akhir dari nilai siswa sangat ditentukan oleh proses yang dilakukan dengan demikian maka untuk meningkatkan kualitas penilaian terhadap hasil belajar siswa perlu dilakukan penilaian proses dan hasil secara berimbang. Terkait dengan temuan diatas maka perlu peningkatan kualitas penilaian serta tindak lanjut dalam penelitian. Dalam hal ini perlu perbaikan terhadap proses pembelajaran serta tindak lanjut yang telah dilaksanakan, namun demikian diakui sebagian besar siswa yang diremedial mampu menunjukan hasil belajar yang cukup baik. Melalui perbaikan terhadap aspek ini diharapkan mampu meningkatkan kinerja guru tersertifikasi. Kinerja guru tersertifikasi perlu mendapatkan perhatian, mengingat bahwa kinerja guru memegang peranan yang cukup signifikan dalam meningkatkan kualitas kinerja guru. Dengan kinerja guru yang maksimal akan membentuk perilaku kerja yang dinamis dalam mendidik siswa. Istilah kinerja berasal dari kata motif yang dapat diartikansebagai daya pengerak dari dalam diri subyek untuk melakukan suatu
72
aktivitas tertentu dalam mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata motif maka kinerja dapat diartikan sebagai daya pengerak yang telah aktif. Kinerja yang ada pada seseorang merupakan kekuatan pendorong yang akan mewujudkan suatu perilaku guna mencapai tujuan kepuasan dirinya. Temuan di atas menunjukan bahwa guru tersertifikasi di SMA Negeri 2 Gorontalo telah mampu menunjukan kinerja guru yang cukup baik. Dalam konteks ini pada umumnya guru memiliki persipan mengajar mulai dari program tahunan, program semester, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta perangkat evaluasi yang diperlukan. Persipan yang cukup baik yang dilakukan guru ini menunjukan bahwa pada umumnya guru yang tersertifikasi di SMA Negeri 2 Gorontalo telah berusaha secara maksimal dalam menjalankan tugas dan profesinya sebagai pendidik. Hal ini ditunjukan oleh persiapan guru secara matang dalam pembelajaran dikelas. Berdasarkan uraian secara keseluruhan jelas bahwa secara umum kinerja guru tersertifikasi ditunjukan dengan adanya persipan yang cukup matang dalam pembelajaran, adanya
pelaksanaan pembelajaran dengan mengunakan pola
pembelajaran yang efektif serta adanya evaluasi dan tindak lanjut kegiatan pembelajaran meski belum mencapai titik optimalisasi. SMA Negeri 2 Gorontalo didirikan pada tahun 1984, Pimpinan sekolah yang pernah bertugas di SMA 2 Gorontalo sejak awal berdirinya (1984) adalah
73
Tabel 5: Kepemimpinan Kepalah sekolah NAMA
PERIODE TUGAS
HAINIM DAI, BA
1984 – 1992
DRS.GIAS R NONO
1992 – 1995
KASIM MOHUNE,BA
1995 – 1996
DRS.ROLAN DODA
1996 – 1998
DRS.RUSLI MOHUNE
1998 – 2001
DRS.SUMARWOTO,M.SI
2001 – 2003
DRS.RUSLI MOHUNE
2003 – 2003
DRS. H.RAHMAN KADIR
2003 – 2008
DRS.ABDURRAHMAN DEU,M.PD
2008 – 2010
Hi. HASAN T. AJA, S.Ag, M.HI
2010 – 2013
ABDUL WAHAB PAHRUN S.Pd
2013 – Sekarang
Jumlah seluruh personil sekolah ada sebanyak 56 orang, terdiri atas guru 47 orang, karyawan tata usaha 8 orang, dan pesuruh 1 orang.