BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1
Profil PKBM Taman Pendidikan PKBM Taman Pendidikan didirikan pada tahun 2008. PKBM Taman
Pendidikan ini diwujudkan atas partisipasi masyarakat dengan cakupan layanannya yakni masyarakat Taman Pendidikan khususnya dan masyarakat sekitar Kelurahan Tapa. Program/kegiatan pembelajaran yang ada di PKBM Taman Pendidikan dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang ada di lingkungan Kelurahan Tapa serta program-program yang diselenggarakan untuk menunjang proses pendidikan warga yang kurang mampu maupun yang putus sekolah dikarenakan standar kehidupan masyarakat di Kelurahan Tapa yang tingkat perekonomiannya cenderung hanya mengandalkan hasil kebun / sawah. Tujuan PKBM: menjadi sebuah wadah yang menampung setiap inspirasi warga masyarakat dan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat sesuai dengan kemajuan teknologi, sehingga peserta didik yang dihasilkan benarbenar dapat memgembangkan ilmu yang telah diterima selama belajar di PKBM Taman Pendidikan sehingga tidak lagi merasa canggung saat mereka terjun ke lingkungan masyarakat dengan ilmu yang mereka miliki. Hasil yang diharapkan dari penyelenggaraan PKBM Taman Pendidikan adalah:
44
45
1. Hadirnya
institusi/lembaga
pendidikan
nonformal
yang
memfasilitasi
kebutuhan masyarakat untuk memperoleh pendidikan, pada jenjang SD, /MTs, dan SMA atau sederajat. 2. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang ada di Kelurahan Taman Pendidikan khususnya dan Kelurahan Tapa umunya, terutama untuk anak usia sekolah. 3. Terbangunnya situasi dan kondisi masyarakat yang gemar belajar (learning society) melalui kehadiran program kesetaraan yang berkelanjutan di PKBM Taman Pendidikan. 4. Tuntasnya program wajib belajar 9 tahun di Kelurahan Taman Pendidikan khususnya dan umumnya Kelurahan Tapa. Status Kelembagaan PKBM Taman Pendidikan adalah tertera dalam surat izin operasional yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Gorontalo Nomor: 427/Diknas-PNFI-P/2008a tahun 2008. 1. Visi PKBM a. Terwujudnya pelayanan yang prima b. Sebagai wadah kegiatan belajar masyarakat c. Mencerdaskan kehidupan bangsa d. Mensukseskan Wajar Dikdas 9 tahun e. Memberantas buta aksara 2. Misi PKBM a. Melayani masyarakat melalui program-program PNF b. Peningkatan kualitas hidup
46
c. Pembangunan masyarakat d. Pembangunan ekonomi, sosial, dan budaya Struktur PKBM Taman Pendidikan:
Pembina Penanggungjawab Ketua Bendahara
LA PUTU
Petri Podungge, SP Penyelenggara Keaksaraan
PAUD
Sekretaris Rahmawati Kadir
Penyelenggara
Penyelenggara
Kesetaraan
Life skill
WARGA BELAJAR-MASYARAKAT
Gambar: 4.1. Struktur PKBM Taman Pendidikan
KBU
47
Jabatan Pembina
Uraian Tugas a. Memberikan Informasi, keterangan, penjelasan dan bahan masukan bagi pelaksana program. b. Membantu memfasilitasi, memecahkan masalah/hambatan dalam pelaksanaan program. c. Membimbing/mengarahkan tenaga kependidikan untuk meningkatkan mutu kemajuan profesionalnya sehubungan dengan pelaksanaan program.
Ketua
a. Merencanakan pelaksanaan satuan PLS, berkenaan dengan penyusunan rencana kegiatan belajar dan usaha. Rekruitment calon warga belajar dan tutor, penyiapan sarana prasarana, orientasi/pemantapan tugas tutor. b. Pengelolaan kegiatan satuan PLS. c. Melaksanakan pemantauan dan penilaian.
Sekretaris
Membantu Ketua dalam hal: a. Merencanakan pelaksanaan satuan PLS. b. Pengelolaan kegiatan satuan PLS. Membuat laporan Administrasi. c. Bertanggungjawab terhadap ketua.
Bendahara
a. Bersama Ketua, dan Sekretaris menyusun rencana penggunaan dana. b. Mencatat pemasukan dan pengeluaran keuangan. c. Membuat Laporan keuangan. d. Bertanggung jawab terhadap Ketua.
Penyelenggara
a. Mencari data dan informasi yang berkaitan dengan program kebutuhan masyarakat. b. Mencari jaringan kerjasama/kemitraan dengan instansi/lembaga /perusahaan yang akan dijadikan penunjang kelangsungan PKBM.
48
c. Mempromosikan PKBM Taman Pendidikan kepada masyarakat. d. Bertanggung jawab terhadap Ketua. a. Merencanakan pembelajaran. b. Melaksanakan Proses pembelajaran. e. Melaksanakan penilaian hasil belajar.
4.1.2. Konsep Program PKBM Taman Pendidikan Pada bagian ini peneliti menjelaskan hasil penelitian terkait dengan program-program PKBM dan Pemberdayaan Masyarakat. Untuk mendapatkan data ini, peneliti melakukan wawancara dengan kepala PKBM Taman Pendidikan yaitu Bapak La Putu. Adapun yang pertama kali ditanyakan seputar bagaimana konsep PKBM Taman Pendidikan dalam penyelenggaraan program untuk pemberdayaan masyarakat. Begini pak, filosofi PKBM secara ringkas adalah dari, oleh dan untuk masyarakat. Ini berarti bahwa PKBM adalah suatu institusi yang berbasis masyarakat. Hal ini dapat diuraikan secara lebih rinci sebagai berikut: Dari masayarakat berarti bahwa pendirian PKBM haruslah selalu merupakan inisiatif dari masyarakat itu sendiri yang datang dari suatu kesadaran akan pentingnya peningkatan mutu kehidupannya melalui suatu proses-proses transformasional dan pembelajaran. Inisiatif ini dapat saja dihasilkan oleh suatu proses sosialisasi akan pentingnya PKBM dan hal-hal lainnya tentang PKBM kepada beberapa anggota atau tokoh masyarakat setempat oleh pihak pemerintah ataupun oleh pihak lain di luar komunitas tersebut. (W/LPKPKBM/20-01-12 jam 14.00-16.30 di PKBM Taman Pendidikan) Berdasarkan hasil wawancara di atas, bahwa dalam hal pendirian suatu PKBM peran pemerintah ataupun pihak lain di luar komunitas tersebut hanyalah berupa
proses
sosialisasi,
motivasi,
stimulasi
dan
pelatihan
untuk
memperkenalkan PKBM secara utuh dan membuka perspektif serta wawasan dan
49
langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam membentuk PKBM serta dalam pengembangan selanjutnya. Proses sosialisasi ini hendaknya tidak mengambil alih inisiatif pendirian yang harus murni datang dari kesadaran, kemauan dan komitmen anggota masyarakat itu sendiri. Hal ini sangat penting demi menjaga kelahiran PKBM itu secara sehat yang di kemudian hari akan sangat menentukan kemandirian dan keberlanjutan PKBM tersebut. ....................begini, kami menyelenggarakan PKBM tidak lepas dari masyarakat baik penyelenggaraan dan pengembangan maupun keberlanjutan PKBM sepenuhnya menjadi tanggungjawab masyarakat itu sendiri. Ini juga bermakna adanya semangat kemandirian dan kegotongroyongan dalam penyelenggaraan PKBM. Dengan kata lain, penyelenggaraan PKBM tidak harus menunggu kelengkapan ataupun kecanggihan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu masyarakat dan tidak harus menunggu ada atau tidaknya ijin legal dari pemerintah setempat. PKBM dapat saja berlangsung dalam kesederhanaan apapun yang dimiliki oleh suatu masyarakat. Penyelenggaraan PKBM harus didasarkan dan memperhatikan potensi yang dimiliki oleh suatu masyarakat. (W/LP-KPKBM/20-01-12 jam 14.00-16.30 di PKBM Taman Pendidikan) Penyelenggaraan oleh masyarakat tentunya tidak berarti menutup kemungkinan partisipasi dan kontribusi berbagai pihak lain di luar masyarakat tersebut. Pemerintah, perorangan, lembaga-lembaga usaha, lembaga-lembaga sosial, keagamaan dan sebagainya bahkan perorangan yang berasal dari luar masyarakat itu pun dapat saja turut berpartisipasi dan berkontribusi. Namun semua bentuk dukungan itu hendaknya harus tetap disertai semangat kemandirian dan komitmen masyarakat itu sendiri untuk membangun dan mengembangkan PKBM tersebut. Untuk Masyarakat berarti bahwa keberadaan PKBM haruslah sepenuhnya demi kemajuan kehidupan masyarakat dimana PKBM tersebut berada. Itu
50
berarti juga bahwa pemilihan program-program yang diselenggarakan di PKBM harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Hal ini tentunya juga tidak berarti menutup kemungkinan anggota masyarakat di luar masyarakat tersebut untuk dapat turut serta mengikuti berbagai program dan kegiatan yang diselenggarakan oleh PKBM. Kemungkinan tersebut dapat saja diwujudkan sepanjang tidak menghambat pemberian manfaat bagi masyarakat sekitarnya. Prioritas dan fokus pemberdayaan tentunya haruslah tetap tertuju kepada masyarakat sasaran PKBM itu sendiri. Masyarakat bertindak sekaligus sebagai subyek dan obyek dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh PKBM. (W/LP-KPKBM/20-01-12 jam 14.00-16.30 di PKBM Taman Pendidikan) 4.1.3. Sistem penyelenggaraan Program Untuk mendapatkan data ini, peneliti melakukan wawancara dengan kepala PKBM Taman Pendidikan yaitu Bapak La Putu. Adapun yang pertama kali ditanyakan seputar bagaimana konsep PKBM Taman Pendidikan dalam penyelenggaraan program untuk pemberdayaan masyarakat. Proses pelaksanaan program untuk pendidikan kesetaraan meliputi beberapa tahap, yaitu sebagai berikut: pertama, tahap ini dilaksanakan dengan melakukan pendataan. Hasil yang didapatkan kemudian diverifikasi untuk kemudian ditetapkan sebagai sasaran utama program pendidikan kesetaraan. Pada tahap berikutnya, berdasarkan data yang didapatkan dan berdasarkan hasil perbandingan dengan data lainnya, maka ditetapkan kebutuhan untuk kegiatan belajar mengajar (KBM). Dalam penilaian tersebut, direkomendasikan pula mengenai kebutuhan belajar secara khusus seperti jumlah sarana dan prasarana yang dibutuhkan, media belajar, bahan belajar, dan sebagainya. Sehingga, segala kebutuhan penunjang proses pembelajaran sedapat mungkin mengakomodasi dari hasil penilaian data yang ada dan kondisi lapangan. (W/RK-S.PKBM/20-01-12 jam 14.00-16.30 di PKBM Taman Pendidikan) Berdasarkan hasil wawancara di atas, pada tahap perencanaan, dilakukan berdasarkan hasil verifikasi (pengesahan) kebutuhan belajar yang dilakukan sebelumnya. Pada tahap ini data yang telah didapatkan, diolah untuk kemudian
51
dijadikan rekomendasi untuk pengembangan bahan belajar atau kebutuhan lainnya. Gambaran umum dari kegiatan ini akan menjadi rujukan pelaksanaan program pendidikan kesetaraan. Sehingga implementasi program sesuai dengan visi dan misi yang akan dicapai oleh PKBM Taman Pendidikan. Pada tahap pengorganisasian, penyelenggara PKBM melaksanakan inventarisasi berbagai kebutuhan yang diperlukan. Seperti mendata jumlah dan kompetensi tutor, jumlah warga belajar beserta latar belakang keluarga dan pendidikannya, beserta jumlah sarana dan prasarana yang ada dan yang perlu diadakan. Pada tahap pengorganisasian ini, skala prioritas menjadi sebuah keharusan, sebab tidak semua program dapat dilaksanakan dengan berbagai sarana pendukung yang menunjang. Oleh karena itu, pemilihan mana yang lebih diprioritaskan menjadi sangat penting. Dalam tahap ini pula, penyelenggara melaksanakan rencana penggunaan sarana dan prasarana, supaya efisiensi dan efektivitas dapat terukur dengan cermat. (W/RK-S.PKBM/20-01-12 jam 14.00-16.30 di PKBM Taman Pendidikan) Berdasarkan
hasil wawancara
di atas,
pada
tahap
implementasi,
penyelenggara menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, seperti tutor dan instansi yang terkait, dan beberapa unit usaha. Hal ini dilaksanakan untuk mendukung pelaksanaan pendidikan kesetaraan. Untuk program pendidikan kesetaraan sendiri, PKBM Taman Pendidikan berupaya
untuk
memberikan
fasilitas
yang
seoptimal
mungkin
dalam
mengembangkan potensi warga belajar dengan dukungan sumber daya yang tersedia. Meskipun belum mencapai titik yang diharapkan, namun setidaknya hal ini akan membantu pelaksanaan dan pengembangan program di masa yang akan datang sehingga menjadi lebih baik. Pada masing-masing kegiatan, PKBM Taman Pendidikan memperkenalkan program yang telah dan akan dilaksanakan. Pada dasarnya setiap even tersebut
52
adalah
sebagai
sarana
peningkatan
jangkauan
komunikasi
dengan
instansi/lembaga terkait. Sehingga pelaksanaan program pendidikan kesetaraan akan lebih bervariatif dan bermakna. Dengan mengenalkan warga belajar dengan dunia yang baru, maka diharapkan akan membantu mereka dalam mengenal lingkungan masyarakat yang lain, sehingga jangkauan pergaulannya lebih luas, wacana yang ada pun terbuka. Dengan kondisi seperti itu, diharapkan akan meningkatkan kreatifitas dan daya inovasi warga belajar dalam melihat sebuah persoalan, baik menyangkut diri pribadi maupun masyarakat. Tahap pengendalian ini adalah sebagai salah satu cara untuk menjaga kualitas lulusan. Sebab, output (luaran) pendidikan nonformal juga membutuhkan daya tawar yang cukup tinggi, karena persaingan yang semakin hari semakin kuat. Oleh karena itu, penekanan kemandirian menjadi salah satu pilihan. Kemandirian menjadi faktor penting dalam membangun dunia pendidikan. Ketergantungan pada syistem pendidikan yang tidak sesuai dengan budaya lokal hanya akan menyebabkan warga belajar semakin terasing dengan budaya sendiri, dan akhirnya tidak mampu untuk bersaing dengan kelompok masyarakat lainnya. (W/RK-S.PKBM/2001-12 jam 14.00-16.30 di PKBM Taman Pendidikan) Proses pengendalian program ini dilaksanakan secara kontinyu dalam berbagai even. Bahkan perkembangan peserta didik dari sisi afektif dan psikomotor menjadi salah satu point penilaian penting dalam setiap program, baik pembelajaran regular maupun program pengayaan yang dilaksanakan secara internal maupun eksternal. Penilaian secara internal dilaksanakan secara sinergi antara pengelola, tutor, dan anggota masyarakat itu sendiri, termasuk orang tua. Setiap perkembangan anak, sebaik mungkin dikomunikasikan dengan para orang tua, sehingga proses pendidikan tidak hanya berlangsung secara parsial oleh lembaga, tetapi melibatkan orang tua, yang berperan sebagai pendidik utama.
53
Pada tahap evaluasi, dilaksanakan melalui dua tahap. Tahap pertama, ialah evaluasi internal yang dilaksanakan oleh masing-masing tutor mata pelajaran. Pada tahap ini evaluasi diarahkan untuk manilai sejauh mana efektifitas dan efisiensi program pendidikan yang berjalan. Penialain dilakukan melalui ujian formatif dan sumatif. Tahap kedua, ialah evaluasi ekstenal. Penialain dilakukan melalui penilaian oleh penilik terkait kehadiran warga belajar, daya serap warga belajar terhadap materi yang disampaikan, proses interaksi yang berjalan di dalam kelas sampai pada penilaian hasil termasuk tindak lanjut. (W/RK-S.PKBM/20-01-12 jam 14.00-16.30 di PKBM Taman Pendidikan) Berdasarkan hasil wawancara di atas, peneliti melihat evaluasi internal dan eksternal yang dilaksanakan oleh penyelenggara. Tahap internal, ialah evaluasi internal yang dilaksanakan oleh masing-masing tutor mata pelajaran. Pada tahap ini evaluasi diarahkan untuk manilai sejauh mana efektifitas dan efisiensi program pendidikan yang berjalan. Penialain dilakukan melalui ujian formatif dan sumatif. Pada tahap ini dilaksanakan penilaian dengan melihat kondisi tutor, seperti jumlah kehadiran, peran dalam mengembangkan proses pembelajaran yang lebih bermakna dan produk inovatif yang dilaksanakan berdasarkan kebutuhan belajar, seperti penggunaan media pembelajaran dan metode pembelajaran yang digunakan. Selain itu pihak penyelenggara juga menilai keberhasilan program kesetaraan melalui partisipasi warga masyarakat untuk mengikutsertakan anaknya untuk mengikuti program pendidikan kesetaraan. Tahap eksternal dilaksanakan dengan melibatkan penilik PLS. Tahap tindak lanjut dilaksanakan dengan menjalin kerjasama. Baik dengan instansi pendidikan maupun dengan instansi pemerintah/swasta lainnya. Sehingga program yang dilaksanakan lebih produktif dan dapat memfasilitasi kabutuhan-kabutuhan belajar lain yang ada di masyarakat. Sebab, masyarakat sendiri adalah lingkungan yang dinamis dan selalu berubah,
54
oleh karena itu kepekaan pengelola maupun komponen lain dalam PKBM harus senantiasa terpelihara, supaya program yang dilaksanakan selalu up to date (sesuai dengan perkembangan zaman). 4.1.4. Pelaksanaan penyelenggaraan Program Inti keberadaan PKBM dalam suatu komunitas adalah adanya kegiatankegiatan di tengah-tengah masyarakat yang diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan mutu kehidupan komunitas tersebut dalam arti luas, baik dari sudut ekonomi, sosial, dan sebagainya. Keberadaan kelembagaan, manajemen dan ketenagaan yang baik haruslah dalam rangka terwujudnya program-program dan kegiatan PKBM yang sesuai dan menjawab secara efektif kebutuhan komunitas tersebut. Oleh karenanya pengembangan program PKBM merupakan salah satu program pengembangan PKBM yang strategis. Pengembangan program ini dapat meliputi peningkatan kapasitas dalam melakukan inovasi program, peningkatan kapasitas dalam melakukan identifikasi kebutuhan masyarakat dan dalam pemetaan potensi masyarakat, Peningkatan kapasitas dalam perencanaan program dan manajemen mutu program, Peningkatan kapasitas dalam ‘participatie program planning dan sebagainya. Untuk mendapatkan data ini, peneliti melakukan wawancara dengan kepala PKBM Taman Pendidikan yaitu Bapak La Putu. Salah satu program yang dikembangkan melalui PKBM adalah proram pendidikan kesetaraan Paket B. Program ini mendesak untuk dikembangkan lebih lanjut mengingat beberapa faktor berikut, yaitu : Dengan digunakannya jalur pendidikan kesetaraan sebagai alternatif bagi para murid sekolah yang tidak mampu lulus dalam ujian nasional menyebabkan pendidikan kesetaraan menjadi perhatian nasional dan memberi pengaruh kepada jauh lebih banyak pihak; Penuntasan program nasional wajib belajar
55
juga membutuhkan dukungan keberadaan pendidikan kesetaraan terutama Paket A dan Paket B; Karakteristik pendidikan kesetaraan sebagai pendidikan non formal akan selalu menjadi alternatif bagi sebagian anggota masyarakat yang karena situasi dan kondisinya tidak memungkinkan mengikuti pendidikan formal melalui sekolah; Semakin meningkatnya ‘home schooling’ di tengah-tengah masyarakat karena alasan teknis, filosofis dan ideologis, membutuhkan jembatan penyetara (dalam hal ini melalui pendidikan kesetaraan) agar dapat diintegrasikan ke dalam sistem pendidikan nasional dan mendapat pengakuan nasional. (W/HI/WB/20-0112 jam 14.00-16.30 di PKBM Taman Pendidikan) Peningkatan pengawasan pelaksanaan dan penilaian ujian kesetaraan sehingga menutup kemungkinan terjadinya praktek-praktek kecurangan, ketidak jujuran, manipulasi dan sebagainya baik yang dilakukan oleh peserta ujian, bantuan pihak lain, maupun justru yang dilakukan bekerjasama dengan oknum-oknum aparatur pemerintahan baik di daerah maupun pusat baik secara sendiri-sendiri maupun secara kolektif terorganisir. Peningkatan kemungkinan warga masyarakat yang telah memenuhi persyaratan kemampuan akademik untuk dapat mengikuti ujian nasional tanpa terhalangi oleh persyaratan administratif maupun prosedural birokratik. Peningkatan akses semua warga masyarakat mengikuti ujian nasional secara lebih mudah, murah dan kapan saja serta dengan mendapatkan hasil penilaian yang cepat dengan menggunakan dukungan teknologi informasi. Pembaharuan kebijakan kurikulum pendidikan kesetaraan agar lebih diarahkan pada pendidikan bermatapencaharian sedangkan aspek lainnya diberikan minimalis dengan menggunakan prinsip yang digunakan pada pendidikan formal khususnya pendidikan kejuruan. Perlu dikembangkan proyek percontohan suatu program pendidikan kesetaraan yang didukung oleh seluruh sarana dan prasarana lengkap seperti gedung, meubelair, laboratorium, perpustakaan, administrasi serta tenagatenaga pendidik dan kependidikan yang profesinal dan mendapat kesejahteraan yang memadai. Hanya perbedaan satu-satunya dengan persekolahan yang bermutu hanya dalam pendekatan dan kurikulum yang digunakan yang sepenuhnya mengikuti pendekatan pendidikan non formal. Jika berhasil diharapkan proyek ini akan dianjukan dengan program yang sejenis yang lebih luas. (W/AT/WB/20-01-12 jam 14.00-16.30 di PKBM Taman Pendidikan) Program pendidikan keaksaraan juga merupakan program strategis yang perlu dikembangkan lebih sungguh-sungguh mengingat target
56
pemberantasan buta aksara ini merupakan target nasional, merupakan bagian dari komitmen global dan menyangkut hal sangat mendasar bagi kemanusiaan. Salah satu pemikiran yang dapat dikaji dan dikembangkan lebih lanjut dalam penuntasan buta aksara adalah dengan menggabungkan pendekatan fungsional yang selama ini dikembangkan dengan pendekatan wilayah. Pemikiran dasar dari gagasan ini adalah bagaimana memposisikan penuntasan buta aksara ini lebih sebagai pemberantasan ‘epidemi’ yang berbahaya dan telah meluas. Berdasarkan pemikiran tersebut disamping kombinasi pendekatan fungsional dan pendekatan wilayah, juga tidak hanya membangun sistem pemberantasannya saja tetapi juga harus disertai oleh pembangunan sistem deteksi dan pencegahan serta sistem pengendalian yang efektif. Kelurahan atau desa dapat digunakan sebagai satuan wilayah terkecil yang memiliki secara utuh sistem deteksi dan pencegahan, sistem pemberantasan, dan sistem pengendalian. Untuk itu dapat dikembangkan konsep desa bebas buta aksara dimana jumlah buta aksaranya telah minimal dan seluruh sistem tersebut beroperasi secara efektif. (W/FT-WB/20-01-12 jam 14.00-16.30 di PKBM Taman Pendidikan)
Berdasarkan hasil wawancara di atas, ternyata bahwa ada banyak program lain yang dapat dikembangkan secara nasional melalui dan di dalam PKBM. Dalam dokumentasi PKBM Taman Pendidikan (2010), beberapa program yang dapat dikembangkan antara lain: 1). Program pendidikan anak usia dini 2). Program penciptaan dan peningkatan penghasilan 3). Program pendidikan lingkungan 4). Pengembangan unit usaha PKBM 5). Pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan 6). Pengembangan pemuda dan olah raga 7). Pegembangan sosial dan budaya 8). Pendidikan prevensi narkoba, HIV/AIDS dan penyakit sosial lainnya 9). Pembangunan higienitas, kesehatan masyarakat dan gizi
57
Sasaran 1). Warga Belajar Warga belajar Paket B setara kelas 1 baru 2). Syarat-syarat warga belajar a. Sehat jasmani dan rohani b. Usia maksimal 40 tahun c. Putus sekolah /MTS atau tamat SD/MI tetapi tidak melanjutkan ke /MTS (berijasah SD atau sederajat) d. Mempunyai keinginan untuk melanjutkan sekolah Paket B setara kelas 1 e. Mau mengikuti peraturan yang ada di paket B setara Rencana Kegiatan Rekruitmen Calon Peserta Didik Sistem perekrutan peserta didik dilaksanakan dengan cara : a.
Penyampaian informasi kepada pemerintah Kelurahan
b.
Pemerintah Kelurahan melakukan pendataan calon warga belajar yang memenuhi persyaratan
c.
Calon warga belajar melengkapi dokumen-dokumen yang diperlukan
d.
Dokumen-dokumen
diserahkan
kepada
penyelenggara
untuk
kemudian diseleksi e.
Peserta yang memenuhi kriteria ditetapkan sebagai calon warga belajar
58
Rekruitmen Calon Narasumber Teknis / Tutor (NST) System perekrutan calon NST maupun totor yaitu dengan memanfaatkan sumber daya yang ada disekitar dan sesuai dengan bidang yang diajarkan, hal ini bertujuan untuk : a.
Ilmu yang disampaikan dapat disampaikan dengan baik
b.
NST maupun tutor telah mengetahui karakter dari peserta didiknya
c.
Peserta didik telah mengenal NST maupun tutor yang mengajarnya sehingga tidak merasa canggung atau takut
d.
Efektifitas waktu
Penyusunan Program Program yang akan dilaksanakan adalah proses pembelajaran akademik dan Ketrampilan yang diusulkan pendanaanya melalui Dinas Pendidikan Kota Gorontalo dan diketahui oleh Dinas Pendidikan Provinsi. Sosialisasi
Program
dengan
Peserta
Didik
dan
Narasumber
Teknis/Tutor Sosialisasi program dilaksanakan terhadap masyarakat peserta didik dan narasumber teknis melalui pendataan yang bekerja sama dengan pemerintah Kelurahan setempat maupun kontak langsung. Persiapan dan Penyusunan Perangkat Administrasi Penyelenggara Program Adminsitrasi yang telah disiapkan antar lain : a.
Buku induk warga belajar (WB)
b.
Buku daftar hadir WB
c.
Buku daftar nilai WB
59
d.
Buku leger
e.
Buku induk tutor
f.
Buku daftar hadir tutor
g.
Buku kemajuan pembelajaran
h.
Buku administrasi tutor
i.
Buku laporan bulanan
j.
Buku tamu
k.
Buku inventaris
l.
Buku agenda surat masuk dan keluar
m. Buku kas umum Tahap Pelaksanaan 1. Program pembelajaran dilaksanakan 3 hari seminggu, dengan jadwal sebagai berikut : No 1
2
3
Hari Senin
Selasa
Jum’at
Jam
Mata Pelajaran
13.00 - 14.30
PPKN
14.30 - 16.00
B.Indonesia
13.00 - 14.30
Matematika
14.30 - 16.00
B.Inggris
13.00 - 14.30
IPA
14.30 - 16.00
IPS
16.00 - 17.00
Pendidikan Agama
2. Praktek Ketrampilan 8 jam pelajaran perminggu dengan jadwal sebagai berikut :
60
No
3.
Hari
Jam
Praktek
1
Sabtu
08.00 – 15.00
Menjahit
2
Minggu
08.00 – 15.00
Elektronika
Bahan Pembelajaran Bahan ajar menggunakan modul/buku panduan yang disesuaikan dengan potensi kebutuhan nyata dan pengalaman belajar yang sesuai dengan kecakapan hidup serta buku-buku dan sumber lainnya.
4.
Metode Pembelajaran Yang Digunakan Metode yang bersifat praktek, dan belajar mandiri yang disesuaikan dengan program tersebut.
5.
Pelaksanaan Kegiatan Berlokasi di PKBM Taman Pendidikan dengan pertimbangan telah ada ruang belajar yang representative dan lokasinya tidak jauh dari calon warga belajar, agar proses kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan baik dan lancar. Pelaksanaan kegiatan dengan memperhatikan tahap-tahap : a. Memulai kegiatan belajar sesuai dengan jadwal yang telah disepakati bersama. b. Melaksanakan kegiatan belajar c. Memberikan bimbingan baik secara individual maupun kelompok d. Melaksanakan kegiatan evaluasi
61
Hasil Program Untuk Pemberdayaan Masyarakat Untuk mendapatkan data ini, peneliti melakukan wawancara dengan K Abu sebagai tokoh masyarakat. Pada dasarnya tujuan keberadaan PKBM di suatu komunitas adalah terwujudnya peningkatan kualitas hidup komunitas tersebut dalam arti luas. Pemahaman tentang mutu hidup suatu komunitas sangat ditentukan oleh nilai-nilai yang hidup dan diyakini oleh komunitas tersebut. Nilai-nilai yang diyakini oleh suatu komunitas akan berbeda dari suatu komunitas ke komunitas yang lain. Dengan demikian rumusan tujuan setiap PKBM tentunya menjadi unik untuk setiap PKBM. (W/K.Abu;TM/21-01-12 jam 14.00-16.30 di PKBM Taman Pendidikan) Berbicara tentang mutu kehidupan akan mencakup dimensi yang sangat luas seluas dimensi kehidupan itu sendiri. Mulai dari dimensi spiritual, social, ekonomi, kesehatan, mentalitas dan kepribadian, seni dan budaya dan sebagainya. Ada komunitas yang hanya menonjolkan satu atau dua dimensi saja sementara dimensi lainnya kurang diperhatikan, tetapi ada juga komunitas yang mencoba memandang penting semua dimensi. Ada komunitas yang menganggap suatu dimensi tertentu merupakan yang utama sementara komunitas lainnya bahkan kurang memperhatikan dimensi tersebut. Untuk memperoleh suatu konsep mutu kehidupan yang secara umum dapat diterima oleh berbagai komunitas yang beragam, dikembangkanlah beberapa konsep seperti Human Development Index (Indeks Pembangunan Manusia). Indeks ini menggambarkan tingkatan mutu kehidupan suatu komunitas. Dengan menggunakan indeks ini kita dapat membandingkan tinggi rendahnya mutu kehidupan suatu komunitas relatif dengan komunitas yang lain. Dengan menggunakan indeks ini juga kita dapat memonitor kemajuan upaya peningkatan mutu kehidupan suatu komunitas tertentu secara kuantitatif. Suatu PKBM dapat saja memanfaatkan indeks tersebut sebagai wahana dalam merumuskan tujuannya serta dalam mengukur sudah sejauh mana PKBM tersebut telah efektif dalam memajukan mutu kehidupan komunitas sekitarnya. (W/YG.TP/27-01-12 jam 12.00-14.30 di PKBM Taman Pendidikan)
62
Selaras dengan tujuan PKBM yaitu terwujudnya peningkatan mutu hidup komunitas, dimana dimensi mutu kehidupan itu sangatlah luas, maka bidang kegiatan yang dicakup oleh suatu PKBM pun sangatlah luas mencakup semua dimensi kehidupan itu sendiri. Untuk memudahkan dalam analisis, perencanaan dan evaluasi, keragaman bidang kegiatan yang diselenggarakan di PKBM ini dapat saja dikelompokkan dalam beberapa kelompok kegiatan yang lebih sedikit namun menggambarkan kemiripan ciri dari setiap kegiatan yang tergolong di dalamnya.
Khusus
untuk
negara-negara
berkembang
seperti
Indonesia,
berdasarkan pengalaman PKBM, seluruh kegiatan PKBM dapat dikelompokkan dalam tiga bidang kegiatan, yaitu bidang kegiatan pembelajaran, bidang kegiatan usaha ekonomi produktif dan bidang kegiatan pengembangan masyarakat. Untuk mengukur tingkat kemajuan PKBM adalah manfaat bagi masyarakat. Yang dimaksud dengan manfaat (impact) adalah seberapa besar PKBM tersebut telah memberikan sumbangan yang berarti bagi peningkatan mutu kehidupan komunitas tersebut. Sumbangan ini dapat berupa peningkatan pengetahuan anggota masyarakat, peningkatan keterampilan, perbaikan perilaku, peningkatan pendapatan, penciptaan lapangan kerja, penciptaan keharmonisan dan lain-lain. (W/DH.TP/27-01-12 jam 12.00-14.30 di PKBM Taman Pendidikan) Untuk mendapatkan data pendanaan, mitra kerja, faktor-faktor pendukung dan penghambat program ini, peneliti melakukan wawancara dengan L sebagai ketua PKBM. ……. Oh ya, terkait pendanaan, program Paket di PKBM Taman Pendidikan menggunakan dana block grant dan dana dekon dari provinsi. Selanjutnya kita bermitra dengan beberapa instansi terkait pengembangan kompetensi dan skill warga belajar. (W/L-KPKBM-TP/27-01-12 jam 12.00-14.30 di PKBM Taman Pendidikan)
63
…….adapun faktor pendukung pada Program Paket B setara SMP Binaan PKBM Helumo Kelompok Leato yaitu ketersediaan fasilitas dan ketenagaan serta dukungan warga belajar itu sendiri dan masyarakat serta pemerintah setempat. ………..yang menjadi faktor penghambat dalam proses pelaksanaan Program ini yaitu faktor pekerjaan dari warga itu sendiri dimana mereka jika terjadi Musim Panen maka angka kehadiran sangat menurun drastis. Untuk mengatasi hal tersebut pihak penanggung jawab berusaha mengadakan pendekatan secara individu/ dari rumah kerumah dan sering menggunakan sistem pembelajaran dengan menggunakan modul.
Berdasarkan hasil wawancara di atas, adanya starata kehidupan warga belajar maka permasalahan yang ditemui dalam penyelenggaraan program sebagai berikut : 1.
Kurikulum. Belum semua mata pelajaran mempunyai kurikulum program paket B
2.
Keterlambatan modul, yang seharusnya bulan Agustus akan tetapi modul nanti pada bulan Desember diserahkan ke penyelenggara.
3.
Belum semua tutor mampu membuat RPP Adapun pemecahan dari problem atau masalah diatas adalah :
1.
Kalau dapat untuk kurikulum Kesetaraan khususnya paket B diserahkan kesetiap penyelenggara
2.
Kalau dapat modul dipercepat
3.
Kalau dapat RPP di buat oleh Dikpora provinsi dan diserahkan ke penyelenggara.
4.2. Pembahasan 4.2.1. Program-program PKBM
64
Berdasarkan pada teori di Bab II, PKBM merupakan ujung tombak pelaksanaan pembangunan pendidikan non formal. Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa PKBM merupakan satuan pendidikan yang menyelenggarakan berbagai jenis program PNF seperti Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Kesetaraan (Program Paket A, B dan C) Pendidikan Keaksaraan Fungsional (KF), Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill), Lembaga Pendidikan Kursus (LPK ) dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Oleh karena itu peran PKBM ini bisa dimanfaatkan oleh warga masyarakat di sekitar PKBM itu berada. Pemerintah, dalam hal ini Ditjen PAUDNI juga mengharapkan sekurang-kurangnya setiap desa dan kelurahan memiliki sebuah PKBM. Salah satu strategi untuk pendirian PKBM di desa adalah menjalin kerjasama dengan masyarakat. Komplementasi Pendidikan Non Formal yang didalamnya merupakan manajemen
penyelenggaraana
PKBM
pada
hakikatnya
berfungsi untuk
melakukan semua kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas-batas kebijakan umum yang telah ditentukan pada tingkat administrasi pendidikan non formal. Jelas hal ini tidak berarti bahwa manajemen tidak boleh menentukan tujuan, akan tetapi tujuan yang ditentukan pada tingkat manajemen hanya boleh bersifat departemental atau sektoral. Di bidang penentuan kebijakan, tidak pula berarti bahwa pada tingkat manajemen PNF, tidak ada proses penentuan policy. Hanya saja kebijakan yang ditentukan pada tingkat manajemen,
hanya boleh bersifat khusus dan/atau
pelaksanaan (operasional). Manajemen PNF sebagai pelaksana, merupakan proses
65
perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan dan pengendalian dari penggunaan sumber daya untuk mengerjakan tujuan-tujuan kinerja. Pengelompokan komplemen PKBM mencakup 5 (lima) fungsi dasar, yaitu “Planning, organizing, staffing, leading and controlling”. Menurut Siagian (2003:5), manajemen dapat didefinisikan dari dua sudut pandang, yaitu sebagai proses penyelenggaraan berbagai kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan, dan sebagai kemampuan atau keterampilan orang yang menduduki jabatan manajerial untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain. Berdasarkan hasil wawancara di atas, ternyata bahwa ada banyak program lain yang dapat dikembangkan secara nasional melalui dan di dalam PKBM. Dalam dokumentasi PKBM Taman Pendidikan (2010), beberapa program yang dapat dikembangkan antara lain: 1). Program pendidikan anak usia dini 2). Program penciptaan dan peningkatan penghasilan 3). Program pendidikan lingkungan 4). Pengembangan unit usaha PKBM 5). Pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan 6). Pengembangan pemuda dan olah raga 7). Pegembangan sosial dan budaya 8). Pendidikan prevensi narkoba, HIV/AIDS dan penyakit sosial lainnya 9). Pembangunan higienitas, kesehatan masyarakat dan gizi
66
Penyelenggaraan program tersebut berorientasi pada mutu. Untuk menilai mutu dan relevansi program yang diselenggarakan, perlu memperhatikan input, proses dan output dalam pelaksanaan program. Untuk mengukur mutu dan relevansi program-program pembelajaran yang diselenggarakan telah banyak dikembangkan model-model pengukuran dan evaluasi pendidikan maupun modelmodel pengukuran dan evaluasi mutu yang lebih general, misalnya Manajemen Mutu Total (Total Quality Management atau TQM), seri International Standard Organization (ISO) dan lain-lain. Kemandirian adalah kemampuan PKBM untuk tetap berjalan dengan baik melaksanakan berbagai programnya tanpa harus bergantung kepada berbagai pihak lain di luar dirinya. Sedangkan yang dimaksud dengan keberlanjutan lembaga di sini adalah kemampuan PKBM untuk tetap bertahan terus menerus melaksanakan seluruh programnya sesuai dengan dinamika kebutuhan yang ada di komunitas tersebut. Untuk meningkatkan kemandirian dan keberlanjutan lembaga perlu dikembangkan sistem pendanaan yang lebih mandiri dan berkelanjutan, meningkatkan kemampuan lembaga dalam melakukan inovasi program, membangun system manajemen yang baik, melakukan pelatihan dan pengembangan personalia yang baik dan melakukan sistem kaderisasi kepemimpinan yang baik. Karakter merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari PKBM. Karakter PKBM menunjukkan nilai-nilai yang harus selalu menjiwai seluruh kegiatan PKBM. Untuk membangun PKBM yang baik maka harus juga dibentuk dan diperkuat terus karakter PKBM. Tanpa memiliki karakter, PKBM akan sulit bertahan dan berkembang dengan baik dalam mencapai tujuan-tujuannya.
67
Setidaknya ada 7 karakter yang harus dimiliki dan dikembangkan dalam suatu PKBM yaitu : 1.
Keperdulian terhadap yang lebih berkekurangan
2.
Kemandirian dalam penyelenggaraan
3.
Kebersamaan dalam kemajuan
4.
Kebermaknaan setiap program dan kegiatan
5.
Kemitraan dengan semua pihak yang ingin berpartisipasi dan berkontribusi
6.
Fleksibilitas program dan penyelenggaraan
7.
Pembaharuan diri yang terus menerus (continuous improvemen).
4.2.2. Program PKBM Untuk Pemberdayaan Masyarakat Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat, peranan pendidikan luar sekolah yang dapat ditampilkan dalam pemecahan masalah pendidikan sekolah adalah sebagai
pelengkap,
penambah,
dan
pengganti.
Sebagai
pelengkap
(Complementary Education), pendidikan luar sekolah dapat menyajikan berbagai mata pelajaran atau kegiatan belajar yang belum termuat dalam kurikulum pendidikan sekolah, sedangkan materi pelajaran atau kegiatan belajar tersebut sangat dibutuhkan oleh anak didik atau masyarakat yang menjadi layanan sekolah tersebut. Sebagai penambah (Suplementary Education) Pendidikan Luar Sekolah memberikan kesempatan tambahan pengalaman belajar dalam mata pelajaran yang sama yang ditempuh di sekolah kepada mereka yang masih sekolah atau mereka yang menamakan satuan pendidikan luar sekolah sebagai pengganti (Substitue Education), Pendidikan Luar Sekolah dapat berfungsi sekolah di daerah yang karena berbagai alasan, penduduk belum terjangkau pendidikan sekolah.
68
Untuk mendapatkan data ini, peneliti melakukan wawancara dengan K Abu sebagai tokoh masyarakat. Pada dasarnya tujuan keberadaan PKBM di suatu komunitas adalah terwujudnya peningkatan kualitas hidup komunitas tersebut dalam arti luas. Pemahaman tentang mutu hidup suatu komunitas sangat ditentukan oleh nilai-nilai yang hidup dan diyakini oleh komunitas tersebut. Nilainilai yang diyakini oleh suatu komunitas akan berbeda dari suatu komunitas ke komunitas yang lain. Dengan demikian rumusan tujuan setiap PKBM tentunya menjadi unik untuk setiap PKBM. Pemberdayaan mencakup dimensi yang sangat luas seluas dimensi kehidupan itu sendiri. Mulai dari dimensi spiritual, social, ekonomi, kesehatan, mentalitas dan kepribadian, seni dan budaya dan sebagainya. Ada komunitas yang hanya menonjolkan satu atau dua dimensi saja sementara dimensi lainnya kurang diperhatikan, tetapi ada juga komunitas yang mencoba memandang penting semua dimensi. Ada komunitas yang menganggap suatu dimensi tertentu merupakan
yang
utama
sementara
komunitas
lainnya
bahkan
kurang
memperhatikan dimensi tersebut. Untuk memperoleh suatu konsep mutu kehidupan yang secara umum dapat diterima oleh berbagai komunitas yang beragam, dikembangkanlah beberapa konsep seperti Human Development Index (Indeks Pembangunan Manusia). Indeks ini menggambarkan tingkatan mutu kehidupan suatu komunitas. Dengan menggunakan indeks ini kita dapat membandingkan tinggi rendahnya mutu kehidupan suatu komunitas relatif dengan komunitas yang lain. Dengan menggunakan indeks ini juga kita dapat memonitor kemajuan upaya peningkatan mutu kehidupan suatu komunitas tertentu secara
69
kuantitatif. Suatu PKBM dapat saja memanfaatkan indeks tersebut sebagai wahana dalam merumuskan tujuannya serta dalam mengukur sudah sejauh mana PKBM tersebut telah efektif dalam memajukan mutu kehidupan komunitas sekitarnya. Selaras dengan tujuan PKBM yaitu terwujudnya peningkatan mutu hidup komunitas, dimana dimensi mutu kehidupan itu sangatlah luas, maka bidang kegiatan yang dicakup oleh suatu PKBM pun sangatlah luas mencakup semua dimensi kehidupan itu sendiri. Untuk memudahkan dalam analisis, perencanaan dan evaluasi, keragaman bidang kegiatan yang diselenggarakan di PKBM ini dapat saja dikelompokkan dalam beberapa kelompok kegiatan yang lebih sedikit namun menggambarkan kemiripan ciri dari setiap kegiatan yang tergolong di dalamnya.
Khusus
untuk
negara-negara
berkembang
seperti
Indonesia,
berdasarkan pengalaman PKBM, seluruh kegiatan PKBM dapat dikelompokkan dalam tiga bidang kegiatan, yaitu bidang kegiatan pembelajaran, bidang kegiatan usaha ekonomi produktif dan bidang kegiatan pengembangan masyarakat. Untuk mengukur tingkat kemajuan PKBM adalah manfaat bagi masyarakat. Yang dimaksud dengan manfaat (impact) adalah seberapa besar PKBM tersebut telah memberikan sumbangan yang berarti bagi peningkatan mutu kehidupan komunitas tersebut.
Sumbangan ini dapat berupa peningkatan pengetahuan
anggota masyarakat, peningkatan keterampilan, perbaikan perilaku, peningkatan pendapatan, penciptaan lapangan kerja, penciptaan keharmonisan dan lain-lain.
70
4.2.3. Pendanaan, Mitra Dan Faktor Pendukung Serta Penghambat Program Berdasarkan hasil wawancara di atas, untuk mendapatkan data pendanaan, mitra kerja, faktor-faktor pendukung dan penghambat program ini, peneliti melakukan wawancara dengan L sebagai ketua PKBM. Terkait pendanaan, program Paket di PKBM Taman Pendidikan menggunakan dana block grant dan dana dekon dari provinsi. Selanjutnya kita bermitra dengan beberapa instansi terkait pengembangan kompetensi dan skill warga belajar. Adapun faktor pendukung pada Program Paket B setara SMP Binaan PKBM Taman Pendidikan yaitu ketersediaan fasilitas dan ketenagaan serta dukungan warga belajar itu sendiri dan masyarakat serta pemerintah setempat. Yang menjadi faktor penghambat dalam proses pelaksanaan Program ini yaitu faktor pekerjaan dari warga itu sendiri dimana mereka jika terjadi Musim Panen maka angka kehadiran sangat menurun drastis. Untuk mengatasi hal tersebut pihak penanggung jawab berusaha mengadakan pendekatan secara individu/ dari rumah kerumah dan sering menggunakan sistem pembelajaran dengan menggunakan modul. Berdasarkan hasil wawancara di atas, adanya starata kehidupan warga belajar maka permasalahan yang ditemui dalam penyelenggaraan program sebagai berikut : 1.
Kurikulum. Belum semua mata pelajaran mempunyai kurikulum program paket B
2.
Keterlambatan modul, yang seharusnya bulan Agustus akan tetapi modul nanti pada bulan Desember diserahkan ke penyelenggara.
71
3.
Belum semua tutor mampu membuat RPP Adapun pemecahan dari problem atau masalah diatas adalah :
1.
Kalau dapat untuk kurikulum Kesetaraan khususnya paket B diserahkan kesetiap penyelenggara
2.
Kalau dapat modul dipercepat
3.
Kalau dapat RPP di buat oleh Dikpora provinsi dan diserahkan ke penyelenggara.
4.2.4. Implementasi dan keberlanjutan Program Penyelenggaraan Pendidikan Luar Sekolah pada hakekatnya memberikan pelayananan pendidikan kepada masyarakat yang karena suatu hal tidak terlayani pada Pendidikan Jalur Sekolah, sehingga memungkinkan mereka untuk memiliki pengetahuan, ketrampilan, sikap yang diperlukan untuk mengembangkan diri bekerja mencari nafkah atau melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Upaya untuk menunjang kegiatan ini khususnya bagi mereka yang tidak tamat SD karena pertimbangan: 1. Pemerataan
dan
peningkatan
kwalitas
pendidikan
dasar
untuk
menyukseskan pelaksanaan Wajib Belajar 9 Tahun. 2. Faktor lingkungan dimana anak tumbuh dan berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. 3. Terdapat adanya I (satu) Kelompok Belajar “Taman Pendidikan”, 25 warga belajar Paket B setara SMP Kelas VII Semester I di Kelurahan Tapa.
72
Implementasi program PKBM Taman Pendidian memiliki hasil yang diharapkan adalah sebagai berikut : a. Dapat menumbuhkan kebutuhan masyarakat dibidang pendidikan melalui program belajar Peket B Setara SMP b. Dapat menumbuhkembangkan potensi peserta didik mewujudkan manusia gemar belajar dan berusaha. c. Mepersiapkan peserta didik program kesetaraan Paket B Setara SMP untuk melanjutkan Pendidikan yang lebih tinggi d. Memiliki kemampuan setara dengan SMP e. Minimal 95 % dari peserta didik dapat menyelesaikan pendidikan kesetaraan Paket B Manfaat dan dampak dari program ini yaitu meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan serta menciptakan suasana transparan akuntabil dan demokratis dalam penyelenggaranan pendidikan yang bermutu serta dapat mencerdaskan kehidupan bangsa sekaligus menuntaskan Wajar 9 Tahun. Kegiatan program kesetaraan paket B setara SMP dikatakan berhasil : 1) Tumbuhnya kesiapan dan motifasi peserta untuk terlibat secara aktif dalam pelaksanaan program kegiatan 2) Kehadiran peserta didik dalam mengikuti kegiatan sebanyak 95 % atau sebanyak 22 Orang tuntas mengikuti pembelajaran 3) Sebanyak 95 % peserta didik dapat menuntaskan pemberlajaran Kesetaraan Paket B
73
4) Kehadiran tutor dan pemberian materi pembelajaran tuntas 95 % 5) Materi pembelajaran dapat disampaiakan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati Program Kesetaraan Paket B Setara SMP merupakan upaya pemerintah dalam rangka pengentasan pendidikan dasar 9 tahun dengan memberikan ilmu pengetahuan dan tehnologi serta ketrampilan sesuai dengan kurikulum yang dibelajarkan dengan berbekal ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki akan menambah meingkatkan kesejahteraan bagi peserta didik itu sendiri serta sekaligus menyiapkan peserta didik untuk melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi.