BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Dalam
melaksanakan penelitian
ini,
peneliti
didampingi
oleh
ibu
Dra. Nurhayati Alie sebagai guru matematika kelas X di SMA N 3 Gorontalo dan juga teman sejawat yang bertindak sebagai observer. Penelitian ini hanya dilakukan dalam satu siklus yang terdiri dari 4 kali pertemuan dimana siklus lanjutan tidak dilaksanakan karena kemampuan analisis siswa pada PBM siklus satu telah memenuhi kriteria keberhasilan yang diharapkan. Berikut ini diuraikan data hasil penelitian tindakan siklus satu tersebut. 4.1.1 Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Pengambilan data oleh peneliti bersama guru dan teman sejawat sebagai pengamat dilakukan pada hari Jumat tanggal 27 April 2012 sampai dengan 7 Mei 2012 sebanyak 4 kali pertemuan. Kegiatan guru dan kegiatan siswa yang direncanakan selama proses pembelajaran diamati dan dinilai menggunakan lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi kegiatan siswa. Hasil pengamatan kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran yang dilakukan selama empat kali pertemuan dikumpulkan sebagaimana terdapat pada lampiran 6, kemudian dihitung rata-ratanya diperoleh data sebagai berikut: 1.
Hasil Pengamatan Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran Berdasarkan kriteria komponen kegiatan guru dalam pembelajaran yang
diamati/dinilai, hasilnya dapat diuraikan pada Tabel 1 berikut.
41
42
Tabel 1: Rata-Rata Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Penilaian
Aspek kegiatan guru yang No. diamati/dinilai 1.
Nilai
Kriteria
1. Melakukan apersepsi
4
SB
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
4
SB
4
SB
3
B
4
SB
3
B
4
SB
Kegiatan Pendahuluan
dan memotivasi siswa 2.
Kegiatan Inti 3. Menyajikan materi dan membagikan lembar bahan diskusi 4. Mengarahkan setiap kelompok untuk memahami materi dan contoh soal dalam lembar bahan diskusi 5. Meminta siswa untuk menukar pekerjaannya dengan kelompok yang lain 6. Mengarahkan siswa untuk memeriksa pekerjaan teman
3.
Kegiatan Penutup 7. Mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi
43
Dapat juga dilihat pada diagram di bawah ini. Diagram 1: Persentase Hasil Pengamatan Kegiatan Guru
70
64
Persentase
60 50 36
40
Sangat Baik (SB)
30
Baik (B)
20
Cukup (C)
10
0
0
Kurang (K)
0 Sangat Baik (SB)
Baik (B)
Cukup (C) Kurang (K)
Kriteria Penilaian
Terdapat 7 aspek pada lembar pengamatan kegiatan guru. Dari uraian data pada Tabel 1 dan Diagram 1 di atas terlihat bahwa 4 aspek (64 %) memperoleh kriteria nilai pengamatan sangat baik (SB) dan 3 aspek lainnya (36 %) memperoleh kriteria nilai pengamatan baik (B). 2.
Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa dalam Proses Pembelajaran Berdasarkan kriteria komponen kegiatan siswa dalam pembelajaran yang
diamati/dinilai, hasilnya dapat diuraikan pada Tabel 2 berikut. Tabel 2: Rata-Rata Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Penilaian No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Aspek kegiatan siswa yang diamati/dinilai Kesiapan belajar Perhatian siswa pada pelajaran Mengorganisasikan diri dalam kelompok belajar Mencermati dan membahas lembar bahan diskusi Merespon penjelasan guru Membelajarkan teman sekelompok Mengerjakan kuis Kemampuan dalam menarik kesimpulan
Nilai
Kriteria
3 3 3 3 4 3 4 3
B B B B SB B SB B
44
Dapat juga dilihat pada Diagram 2 di bawah ini : Diagram 2: Persentase Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa 69.23 70
Persentase
60 50 40
30.77
Sangat Baik (SB)
30
Baik (B)
20
Cukup (C)
10
0
0
Kurang (K)
0 Sangat Baik (SB)
Baik (B)
Cukup (C) Kurang (K)
Kriteria Penilaian
Terdapat 8 aspek pada lembar pengamatan kegiatan siswa. Dari uraian data pada tabel 2 dan diagram 2 di atas terlihat bahwa 2 aspek (30,77%) memperoleh kriteria nilai pengamatan sangat baik (SB) dan 6 aspek lainnya (69,23%) memperoleh kriteria nilai pengamatan baik (B). 4.1.2 Kemampuan Analisis Siswa Berdasarkan analisis yang telah dilakukan peneliti, diperoleh data hasil belajar dari 25 orang yang dikenai tindakan pada proses pembelajaran, dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut.
45
Tabel 3: Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Analisis Siswa Kelas X-2 SMAN 3 Gorontalo Tahun Pelajaran 2011/2012 Pada Materi Luas Segitiga
No
Skor yang Diperoleh
Klasifikasi
Bobot
Persentase
Siswa
(%)
Ket
1
54 – 61
Rendah
2
1
4
Tidak tuntas
2
62 – 69
-
-
-
-
-
3
70 – 77
-
-
-
-
-
4
78 – 85
-
-
-
-
-
5
86 – 93
-
-
-
-
-
6
94 – 100
Tinggi
4
24
96
Tuntas
25
100
Jumlah
3.
Jumlah
Refleksi Refleksi dilakukan pada akhir pembelajaran melalui diskusi dengan guru
matematika dan teman sejawat yang bertindak sebagai pengamat bertujuan untuk mengetahui kualitas pembelajaran, yakni menyangkut kegiatan guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran tersebut, serta dampaknya terhadap kemampuan analisis siswa. Dengan kata lain, refleksi dimaksudkan untuk melihat apakah capaian poses pembelajaran telah sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi luas segitiga ini, telah berhasil sesuai rencana baik dari segi kegiatan guru maupun
46
kegiatan siswa. Dimana 99,99% dari aspek-aspek kegiatan guru dan kegiatan siswa telah mencapai kriteria sangat baik (SB) dan baik (B). Terhadap kemampuan analisis sendiri juga telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, dimana 96% dari keseluruhan siswa dinyatakan memiliki kemampuan analisis yang tinggi. Dengan demikian dapat simpulkan bahwa tindakan yang telah direncanakan berhasil memenuhi kriteria keberhasilan penelitian yang diharapkan. Sehingga tidak perlu adanya siklus lanjutan, dan guru dapat melanjutkan penyajian materi berikutnya. Walaupun kemampuan analisis siswa telah mencapai kriteria keberhasilan yang diharapkan, namun masih perlu adanya tindak lanjut beberapa hal terkait siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar yakni memperoleh nilai dibawah dari standar KKM dengan cara melakukan remedial, sehingganya siswa tersebut berhasil mencapai standar ketuntasan belajar. 4.2 Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan analisis siswa pada dalam menghitung luas segitiga dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses pembelajarannya. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memang sangat berdampak positif terhadap peningkatan kemampuan analisis siswa kelas X-2 SMAN 3 Gorontalo tahun pelajaran 2011/2012 pada materi luas segitiga. Nur (1998: 9) menjelaskan bahwa “Penerapan pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa mengaktifkan pengetahuan latar mereka dan belajar dari pengetahuan latar teman sekelas mereka”.
47
Hasil
penelitian
menunjukan
adanya
peningkatan
terhadap
proses
pembelajaran, baik dari aspek-aspek kegiatan guru maupun kegiatan siswa. Data hasil pembelajaran terlihat bahwa kemampuan analisis siswa pada materi luas segitiga. Dari hasil analisis data menunjukan bahwa 24 dari 25 orang siswa atau 96% dari keseluruhan siswa yang dikenai tindakan mencapai skor minimal ≥ 79. Meskipun kualitas pembelajaran dan kemampuan analisis siswa kelas X-2 SMAN 3 Gorontalo tahun 2011/2012 pada materi luas segitiga telah meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, namun masih perlu adanya tindakan lanjutan bagi siswa yang belum mencapai standar ketuntasan belajar. Hal ini karena sesuai analisis hasil tes masih terdapat 1 orang lagi yang belum mencapai skor minimal yang diharapkan. Tindak lanjut yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan remedial, agar siswa tersebut dapat mencapai standar ketuntasan belajar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis yang telah dirumuskan yaitu “Kemampuan Analisis Siswa dalam Menghitung Luas Segitiga akan Meningkat Jika Dibelajarkan melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas X-2 SMAN 3 Gorontalo Kecamatan Kota Tengah Kabupaten Gorontalo” dapat diterima.