BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1 Sejarah Perusahaan/Instansi Pemerintah Pelaksanaan Program KB di Negara Republik Indonesia yang bertujuan untuk mengendalikan angka kelahiran sekaligus dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pendekatan keluarga, telah berlangsung selama kurun waktu 40 tahun sejak tahun 1970 sampai sekarang. disadari bahwa selama kurun waktu 40 tahun Pelaksanaan KB tidak mengalami pasang surut, terutamasetelah era desentralisasi dimana program KB tidak menjadi pembangunan prioritas didaerah. Akan tetapi dengan
diterbitkannya
Undang-Undang
No.52
Tahun
2009
yang
mengamanatkan kepada BKKBN sebagai lembaga yang menangani Kependudukan dan keluarga Berencana. Sejak Tahun 2011 merupakan tahun yang istimewa bagi BKKBN. Pertama sebagai pelaksanaan amanat Undang-Undang No.52 Tahun 2009, BKKBN bukan lagi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. Hal ini menandai semakin luasnya peran dan tanggung jawab yang berimplikasi 34
35
pada semakin beratnya beban yang dipikul oleh seluruh jajaran organisasi BKKBN. Sebagai konsekuensi dari penempatan ulang personil dan aparatur. Tahun 2011 merupakan tahun menentukan dalam persiapan reformasi birokrasi di lingkungan BKKBN, karena sesuai dengan grand-desain reformasi birokrasi Nasional, mulai tahun 2012 BKKBN termasuk unit kerja pemerintah yang harus melaksanakan reformasi birokrasi. Badan
Kependudukan
Keluarga
Berencana
Nasional
(BKKBN)
merupakan organisasi publik yang bertujuan untuk menekan jumlah pertumbuhan penduduk serta mewujudkan pembangunan berwawasan kependudukan dan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera. Strategi Badan Kependudukan Keluarga Berencana (BKKBN)
menggerakkan dan
memberdayakan seluruh masyarakat dalam program Keluarga Berencana (KB), menata kembali pengelolaan program Keluarga Berencana (KB), memperkuat Sumber Daya Manusia operasional program Keluara Berencana (KB),
meningkatkan
ketahanan
dan
kesejahteraan
keluarga
melalui
pelayanan Keluarga Berencana (KB), serta meningkatkan pembiayaan program
Keluarga
Berencana
(KB). Badan
Kependudukan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) bukan hanya mengacu pada orang-orang yang sudah berkeluarga tetapi juga pada para remaja. Karena Permasalahan remaja saat ini sangat komplek dan mengkhawatirkan. Hal ini ditujukan dengan masih rendahnya pengetahuan remaja tentang pentinya menjaga
36
kesehatan reproduksi. Jika hal ini diabaikan akan berdampak pada meningkatnya jumlah remaja yang terkena masalah kesehatan reproduksi. Tugas pokok Badan Kependudukan Keluarga Berencana (BKKBN) yaitu melaksanakan tugas pemerintahan dibidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain itu Badan Kependudukan Keluarga Berencana (BKKBN) memiliki fungsi diantaranya pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas Badan Kependudukan Keluarga Berencana (BKKBN), fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah, swasta, Lembaga Swadaya Organisasi Masyarakat (LSOM) dan masyarakat
dibidang
Keluarga
Berencana
dan
Keluarga
Sejahtera,
penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum dibidang perencanaan
umum,
ketatausahaan,
organisasi
dan
tatalaksana,
kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga. Adapun Kantor Perwakilan BKKBN ini beralamatkan Di Jln. Prof. Dr. Aloei Saboe Desa Toto Selatan Kec. Kabila Kab. Bone Bolango.
37
4.1.2 Aktifitas (Operasionalisasi) Perusahaan Uraian tugas dari masing-masing bidang di lingkungan Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Gorontalo 1. Bidang Advokasi,Penggerakan, dan Informasi (ADPIN) a. Kepala Bidang Melaksanakan penyiapan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan criteria (NSPK), serta pemantauan dan evaluasi di bidang advokasi, penggerakan, dan informasi. b. Sub Bidang Advokasi dan KIE Melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemantauan dan evaluasi di bidang advokasi, komunikasi, informasi, dan edukasi. c. Sub Bidang Hubungan Antar Lembaga Dan Bina Lini Lapangan Melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, kriteria, serta pemantauan dan evaluasi di bidang hubungan antar lembaga dan bina lini lapangan, serta penyiapan fasilitasi pembentukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Daerah.
38
d. Sub Bidang Data dan Informasi Melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemantauan dan evaluasi di bidang data dan informasi. 2.
Bidang Keluarga Sejahtera/Pemberdayaan Keluarga (KS/PK) a. Kepala Bidang Melaksanakan penyiapan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi
pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi di bidang keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga. b. Sub Bidang Bina Keluarga Balita, Anak, dan Ketahanan Keluarga Lansia Melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemantauan dan evaluasi di bidang pembinaan keluarga balita dan anak, serta ketahanan keluarga lanjut usia dan rentan. c. Sub Bidang bidang ketahanan remaja Melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi di bidang pembinaan ketahanan remaja.
39
d. Sub Bidang Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemantauan dan evaluasi di bidang pemberdayaan ekonomi keluarga. 3. Bidang Pengendalian Penduduk (DALDUK) a. Kepala Bidang Melaksanakan penyiapan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian penduduk. b. Sub Bidang Analisis Dampak Kependudukan Melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi di bidang analisis dampak kependudukan. c. Sub Bidang Kerjasama Pendidikan Kependudukan Melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi di bidang kerjasama pendidikan kependudukan d. Sub Bidang Penyusunan Paramater Kependudukan Melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria serta
40
pemantauan dan evaluasi di bidang penyusunan parameter pengendalian penduduk. 4. Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi a. Kepala Bidang Melaksanakan penyiapan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi di bidang keluarga berencana dan kesehatan reproduksi. b. Sub Bidang Bina Kesertaan KB Jalur Pemerintah dan Swasta Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan pembinaan kesertaan keluarga berencana jalur pemerintah dan swasta di provinsi. c. Sub Bidang Bina Kesertaan Kb Jalur Wilayah Dan Sasaran Khusus Melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemantauan dan evaluasi di bidang pembinaan kesertaan keluarga berencana jalur wilayah dan sasaran khusus. d. Sub Bidang Kesehatan Reproduksi Melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemantauan dan evaluasi di bidang kesehatan reproduksi.
41
5. Bidang Balai Pelatihan dan Pengembangan (LATBANG) a. Kepala Bidang Melaksanakan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan. b. Sub Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Melakukan
penyiapan
penyelenggaraan
dan
evaluasi,
serta
penyusunan laporan pendidikan dan pelatihan, serta penelitian dan pengembangan program pengendalian penduduk, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, serta keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga. c. Sub Bidang Program dan Kerjasama Melakukan
penyusunan
program
dan
kerja
sama
pendidikan,
pelatihan, dan penelitian, serta pengembangan program pengendalian penduduk, keluarga berencana, kesehatan reproduksi, serta keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga. d. Sub Bidang Tata Operasional Melakukan pelayanan
operasional
penyelenggaraan
pendidikan,
pelatihan, penelitian dan pengembangan. 6. Bidang Sekretariat a. Sekretaris Melaksanakan
koordinasi
pelaksanaan
tugas,
pembinaan,
dan
pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Perwakilan BKKBN Provinsi.
42
b. Sub Bagian Administrasi dan Pengawasan Melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan rencana dan program kerja pengawasan, inventarisasi hasil pengawasan, tindak lanjut hasil pengawasan, dan penyusunan laporan hasil evaluasi pengawasan. c. Sub Bagian Kepegawaian dan Hukum Melakukan
pengelolaan
administrasi
kepegawaian,
administrasi
jabatan fungsional, pemberian pertimbangan dan bantuan hukum, serta pengelolaan tatalaksana. d. Sub Bagian Perencanaan Melakukan koordinasi, penyusunan rencana program dan anggaran di lingkungan Perwakilan BKKBN Provinsi. e. Sub Bagian Umum dan Humas Melakukan
pemberian
dukungan
administrasi
yang
meliputi
ketatausahaan, kerumahtanggaan, arsip, dokumentasi, dan hubungan masyarakat. f. Sub Bidang Keuangan Dan Barang Milik Negara Melakukan
administrasi
keuangan,
kekayaan negara dan sarana program.
pengelolaan
barang
milik/
43
4.2
Deskripsi Hasil Pengujian
4.2.1 Pengujian Instrumen Penelitian Guna mengukur aspek-aspek yang akan diteliti maka diperlukan alat ukur yang reliable dan valid sehingga kesimpulan dari hasil penelitian tidak memberikan gambaran yang jauh berbeda dari keadaan sebenarnya. Apabila variabel penelitian dimaksud diungkap lewat alat ukur yang realibilitas dan validitasnya belum teruji, maka kesimpulan sepenuhnya dapat dipercaya. Suatu instrument penelitian dikatakan valid apabila instrument tersebut dapat mengukur serta mengungkapkan data dari variabel-variabel yang diteliti secara tetap. Sementara hasil penelitian yang valid, apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Disamping itu validitas instrument juga perlu diuji secara statistic. Dalam hal ini digunakan Pearson Product Moment Coefficient Of Correlation (Riduwan dan Santosa 2010:80), sedangkan uji reliabilitas yang digunakan adalah Alpha Cronboach dimana suatu instrument dikatakan reliable apabila memiliki koefosien reliabilitas sebesar 0,5 atau lebih.
44
4.2.1.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dan diujikan pada 60 orang responden sesuai sampel penelitian. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.1 : Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X (Kedisiplinan) No Pernyataan Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Koefisien Reliabilitas Alpha
Nilai r 0,43 0,492 0,488 0,529 0,612 0,61 0,608 0,452 0,804
r-kritis
0,3
0,6
Kesimpulan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Reliabel
Hasil pengujian validitas untuk item-item pertanyaan yang digunakan dalam mengukur variabel bebas (X) menunjukkan semua item yang digunakan telah mempunyai nilai korelasi yang lebih besar dari nilai r-tabel. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seluruh item pertanyaan yang digunakan dalam mengukur variabel X (kedisiplinan) tersebut telah menunjukkan tingkat ketepatan yang baik. Sedangkan
untuk
pengujian
reliabilitas menghasilkan
koefisien
reliabilitas sebesar 0,804 untuk variabel kedisiplinan, nilai koefisien reliabilitas
45
lebih besar dari nilai kriteria uji instrument sebesar 0,6. Dengan demikian instrument yang digunakan untuk mengukur variabel X (kedisiplinan) dinyatakan reliabel. Tabel 4.2 : Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Y (Prestasi Kerja) No Pernyataan
Nilai r
Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Koefisien Reliabilitas Alpha
0,647 0,648 0,54 0,602 0,614 0,647 0,648 0,54 0,647 0,648 0,54 0,602 0,614 0,58 0,577 0,459 0,911
rkritis
0,3
0,6
Kesimpulan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Reliabel
Hasil pengujian validitas untuk item-item pertanyaan yang digunakan dalam mengukur variabel (Y) menunjukkan semua item yang digunakan telah mempunyai nilai korelasi yang lebih besar dari nilai r-tabel. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seluruh item pertanyaan yang digunakan dalam
46
mengukur variabel Y (Prestasi Kerja) tersebut telah menunjukkan tingkat ketepatan yang baik. Sedangkan
untuk
pengujian
reliabilitas menghasilkan
koefisien
reliabilitas sebesar 0,911 untuk variabel prestasi kerja, nilai koefisien reliabilitas lebih besar dari nilai kriteria uji instrument sebesar 0,6. Dengan demikian instrument yang digunakan untuk mengukur variabel Y (prestasi kerja) dinyatakan reliable.
4.2.1.2 Pengujian Asumsi Normalitas Salah satu asumsi yang harus dipenuhi dalam melakukan analisis regresi linier baik sederhana maupun berganda adalah data variabel dependen (terikat) harus berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk itu sebelum diolah lebih lanjut, dilakukan pengujian asumsi normalitas tersebut dengan melakukan pengujian terhadap hipotesis sebagai berikut : H0
: Data variabel dependen berdistribusi normal
H₁
: Data variabel dependen tidak berdistribusi normal
α
: 5%
Kriteria uji : tolak Ho jika nilai signifikan yang diperoleh lebih kecil dari α , terima Ho dalam hal lainnya.
47
Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS dan didapat hasil sebagai berikut : Tabel 4.3 : Hasil Uji Kolmogorov-Sminorv Unstandardized Residual Persamaan N 60 Kolmogorov-Sminorv Z 1,255 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,086 Sumber: Data Primer diolah, 2013 (Terlampir) Berdasarkan tabel 4.4 dijelaskan bahwa besarnya nilai KolmogorovSminorv adalah 1,255 dan tidak signifikan secara statistic 0,086. Hal ini berarti Ho diterima yang berarti data residual berdistribusi normal.
Dari hasil perhitungan diatas, diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,086 nilai ini jauh lebih besar dari nilai α sebesar 0,05 sehingga Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data variabel kinerja berdistribusi
48
normal.
Asumsi
ini
juga
diperkuat
dengan
hasil
plot
data
yang
memperlihatkan data menyebar disekitar garis lurus sehingga dapat disimpulkan data berdistribusi normal.
4.2.2 Analisis Regresi Sederhana Analisis regresi sederhana adalah proses mengestimasi (menaksir) sebuah fungsi hubungan antara variabel dependen dan independen. Dalam suatu persamaan regresi besarnya nilai variabel dependen adalah tergantung pada nilai variabel lainnya. Berikut dapat dilihat hasil regresi linier sederhana pada tabel 4.5: Tabel 4.4 : Analisis Regresi Sederhana Coefficientsa Model
1
Unstandardized Coefficients B Std. Error -3,509 1,701 2,077 ,050
Standardize d Coefficients Beta
(Constant) Kedisiplina n a. Dependent Variable: Prestasi
,984
t -2,063 41,584
Sig. ,044 ,000
Sumber: Data Primer diolah, 2013 (Terlampir)
Berdasarkan tabel 4.5 diatas diperoleh persamaan sebagai berikut : Ŷ = -3,509 + 2,077
49
Dari model tersebut dapat diinterpretasikan hal-hal sebagai berikut : 1. Jika tidak terdapat pengaruh dari variabel bebas dalam model (pengaruhnya tidak signifikan), maka rata-rata kinerja pegawai adalah sebesar -3,509 2. Jika terdapat pengaruh yang positif kepemimpinan terhadap kinerja, setiap
kenaikan
variabel
kepemimpinan
sebesar
satuan
akan
menyebabkab variabel kinerja sebesar 2,077.
4.2.3 Pengujian Hipotesis Hipotesis ini diuji dengan menggunakan pengujian t-test. Tujuannya adalah
untuk
mengetahui
pengaruh
secara
parsial
antara
variabel
kedisiplinan pegawai terhadap prestasi kerja pada Kantor Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Provinsi Gorontalo.
4.2.3.1 Pengujian t-test (Secara Parsial) Pengujian t-test digunakan untuk mengetahui pengaruh secara sendiri “Parsial”
variabel independen (Kedisiplinan) terhadap variabel dependen
(Prestasi Kerja). Signifikan pengaruh positif dapat diestimasi dengan membandingkan Pvalue dan α = 0,05 atau nilai ttabel dan thitung. Berikut ini perhitungan coefficient statistic uji t dapat dilihat pada tabel 4.6 :
50
Tabel 4.5 : Hasil Pengujian t-test Coefficientsa Standardize Unstandardized d Coefficients Model t Coefficients B Std. Error Beta (Constant) -3,509 1,701 -2,063 1 Kedisiplina 41,58 2,077 ,050 ,984 n 4 a. Dependent Variable: Prestasi Sumber: Data Primer diolah, 2013 (Terlampir)
Sig. ,044 ,000
H0 : β1 ≤ 0, yaitu X tidak berpengaruh positif terhadap Y H1 : β1 ≥ 0, yaitu X berpengaruh positif terhadap Y Dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung untuk variabel yang mempengaruhi yaitu kedisiplinan sebesar 41,584 dengan P value = 0,000. Dengan menggunakan batas signifikan α = 0,05 didapat ttabel ( 95 : 60-2) sebesar 1,67. Dari hasil tersebut maka kriteria pengujian yaitu thitung atau Pvalue < α yang artinya H0 ditolak H1 diterima. Dengan demikian hipotesis uji t variabel kedisiplinan berpengaruh secara positif signifikan dan dapat diterima arah koefisien regresi positif artinya kedisiplinan pegawai memiliki pengaruh signifikan secara parsial terhadap prestasi kerja pada kantor BKKBN Provinsi Gorontalo.
4.2.3.2 Analisis Kolerasi ( r ) dan Determinasi ( r2 ) Untuk mengetahui arah dan kekuatan hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) digunakan koefisien korelasi ( r ),
51
besarnya koefisien korelasi adalah : 0 sampai dengan 1. Koefisien determinasi ( r2 ) digunakan untuk mengetahui tingkat yang paling baik antara dua variabel atau digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi dari variabel X terhadap variasi naik turunnya variabel Y yang biasanya dinyatakan dalam presentase dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lainnya (Ghozali, 2001), berikut ini akan dijelaskan hasil pengujian determinasi r 2 pada tebel sebagai berikut : Tabel 4.6 : Hasil Koefisien Korelasi dan Determinasi
Model
1
R
Model Summaryb R Square Adjusted R Square
Std. Error Of The Estimade ,984a ,968 ,967 1,974 a. Predictors : (Constant), Kedisiplinan b. Dependent Variable : Prestasi Sumber: Data Primer diolah, 2013 (Terlampir)
Dari hasil perhitungan diatas menunjukkan hasil regresi linier sederhana nilai koefisien r yang menunjukkan tingkat hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen yaitu 0,984 atau mendekati 1 artinya terdapat hubungan yang kuat, dan r
2
menunjukkan besarnya
kontribusi 0,968 atau 96,8% dari kedisiplinan pegawai terhadap prestasi kerja. Sementara sisanya 0,032 atau 3,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
52
4.3 Pembahasan Disiplin kerja mempunyai tujuan untuk memperbaiki kegiatan diwaktu yang akan datang, bukan menghukum kegiatan dimasa lalu, sehingga kegiatan yang akan dilaksanakan dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna. Sedangkan prestasi kerja merupakan suatu hasil kerja yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan perusahaan kepadanya. Hasil temuan mengenai Pengaruh Kedisiplinan Pegawai terhadap Prestasi Kerja Pada Kantor Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Provinsi gorontalo dapat dijelaskan bahwa berdasarkan hasil regresi Kedisiplinan Pegawai memiliki nilai1,67 maka Kedisiplinan Pegawai akan meningkat sebesar 1,67. Hal ini dipertegas oleh pengujian parsial dengan nilai thitung untuk variabel yang mempengaruhi yaitu kedisiplinan pegawai sebesar 41,584 dengan P value = 0,000. Dengan menggunakan batas signifikan α = 0,05 didapat t tabel
( 95 : 60-2)
sebesar 1,67.
Dari hasil tersebut maka kriteria pengujian yaitu thitung atau Pvalue < α yang artinya H0 ditolak H1 diterima. Dengan demikian hipotesis uji t variabel kedisiplinan berpengaruh secara positif signifikan dan dapat diterima arah koefisien regresi positif artinya kedisiplinan pegawai memiliki pengaruh signifikan secara parsial terhadap prestasi kerja pada Kantor Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Provinsi Gorontalo.
53
Dari hasil pengujian regresi dan hipotesis menunjukkan adanya pengaruh positif signifikan antara variabel kedisiplinan pegawai terhadap prestasi kerja pada Kantor Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Provinsi Gorontalo. Hasil ini menunjukkan bahwa Kedisiplinan Pegawai sangat mempengaruhi Prestasi Kerja. Hal ini sejalan dengan teori yang diangkat oleh peneliti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya tentang kedisiplinan menurut Hasibuan yakni jika pegawai selalu datang dan pulang tepat waktunya, mengerjakan semua pekerjaan dengan baik, mematuhi semua peraturan organisasi dan norma-norma yang berlaku. Adapun pada teori tentang prestasi kerja yang dikemukakan oleh Hasibuan yakni kreatifitas, kerja sama, prakarsa, kecakapan, dan tanggung jawab. Jadi berdasarkan pada teori dan hasil analisis diatas maka dapat dinyatakan bahwa kedisiplinan pegawai mempunyai pengaruh sebesar 96,8% terhadap prestasi kerja pada Kantor Perwakilan Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Provinsi Gorontalo sedangkan sisanya 3,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak didesain dalam penelitian ini seperti motivasi, insentif, kompensasi, dan lain-lain. Disisi lain sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitria Sitmar Hasan yang melakukan penelitian pada PT. Pos Indonesia Kota Gorontalo yang berjudul Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Prestasi Kerja Karyawan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Disiplin Kerja berpengaruh positif signifikan terhadap Prestasi Kerja Di PT. Pos Indonesia Kota Gorontalo.