48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1
Homoseksual dan komunitas di Jakarta Kebutuhan masyarakat di kota yang padat penduduk ini akan dunia
hiburan, menjadi alasan bagi industri dunia hiburan khususnya hiburan malam mulai membangun dan mengembangkan sarana hiburan malam baik itu dalam bentuk discotique, pub, karaoke, maupun lounge bar. Bagi mereka yang memiliki gaya hidup metropolitan tentu ini merupakan kepuasan tersendiri, mereka dapat melepaskan kepenatan mereka di malam hari setelah bekerja. Kini hiburan malam telah tersegmentasikan berdasarkan berbagai usia, ras, maupun seksual. seperti D'leila yang dikhususkan untuk ras arabian, daerah selatan atau Jakarta Selatan seperti Tipsy, Fabric, New moon, dan sebagainya lebih disegmentasikan untuk kalangan remaja, sementara untuk daerah barat atau Jakarta Barat seperti Millenium, Paragon, Illegals, dan sebagainya disegmentasikan untuk dewasa, kemudian Apollo, Moonlight, Atlantis, New Heaven, dan sebagainya diperuntukan bagi kaum homoseksual. Hal ini membuktikan bahwa perkembangan kaum marjinal homoseksual khususnya gay di Jakarta sangatlah cepat, dengan berdirinya beragam dunia hiburan malam tersebut. Masyarakat Jakarta yang juga menyerap gaya hidup metropolitan yang sangat kental, membuat perkembangan homoseksual menjadi suatu hal yang biasa. namun, masih banyak pula yang memandang negatif bagi
48
49
para kaum homoseksual, pandangan negatif kaum heteroseksual terhadap homoseksual ini, menjadi dorongan para homoseksual membentuk sebuah perkumpulan untuk mereka dapat menjadi diri mereka sendiri. mereka akan menemukan zona nyaman dan tidak berpura-pura didepan masyarakat, mereka dapat membentuk negara sendiri didalam perkumpulan tersebut terlepas dari hukum negara, adat maupun sosial. Beragam jenis homoseksual yang ada diJakarta, baik itu tipe homoseksual tulen yang stereotip populernya mengenai laki-laki yang keperempuanan atau sebalaiknya perempuan yang kelaki-lakian, homoseksual yang menyembunyikan jati dirinya didepan banyak orang, hingga homoseksual mapan yang telah open atau terbuka dengan masyarakat dan mengikatkan diri dengan komunitas homoseksual setempat.
Kini homoseksual yang ada di Jakarta banyak yang
berkembang menjadi homoseksual mapan, dikarenakan kebutuhan setiap individu untuk bersosialisasi sesama homoseksual menjadi sebuah dasar homoseksual di jakarta cenderung menjadi homoseksual mapan. Saat ini, banyak komunitas homoseksual yang terbentuk di Jakarta seperti komunitas homoseksual Kota tua, komunitas homoseksual Mangga Besar, komunitas homoseksual Blok-m, komunitas homoseksual Ciledug, komunitas homoseksual fotohotgiorgionino, komunitas homoseksual PGC, komunitas homoseksual komunitas homoseksual Love Story, dan sebagainya. Sebagian besar komunitas yang terbentuk hanya dikarenakan setiap individu membutuhkan teman untuk sekedar bertemu, bercanda, dan hangout bersama, bahkan ada beberapa komunitas yang terbentuk untuk kebutuhan seks,
50
mereka melakukan pesta seks setiap dua kali sebulan. Sedikit diantara komunitas yang ada memiliki nilai postif didalam komunitas tersebut. Tidak terkecuali mereka juga membentuk sebuah komunitas berdasarkan role atau posisi seksual mereka. Dalam dunia laki-laki homoseksual, laki-laki yang berpenampilan, berperilaku, dan berorientasi seksualnya sebagai lelaki tulen maka ia dikatakan sebagai Top,sedangkan laki-laki yang berpenampilan, berperilaku secara feminim dan berorientasi seksual sebagai wanita maka ia disebut sebagai Bottom, atau bagi mereka yang bisa kedua-duanya maka ia disebut sebagai Versatile. Banyak faktor atau motif terbentuknya suatu komunitas homoseksual, selain apa yang dijelaskan diatas, faktor ekonomi juga mendorong homoseksual membentuk komunitasnya mulai dari yang tidak mampu hingga kalangan elit. semisalnya seperti komunitas homoseksual kota tua yang rata-rata anggotanya terdiri dari kalangan kelas bawah, faktor lain ialah profesi escort atau kutjing yang berarti sebagai pekerja seks komersil khusus kaum gay seperti komunitas kutjing sarinah, kutjing olimo, kutjing lapangan banteng ataupun escort Jakarta. 4.1.2
Komunitas Homoseksual Love Story di Jakarta Komunitas Love Story adalah kumpulan beberapa orang yang memiliki
orientasi homoseksual. Komunitas ini terbentuk sejak 16 desember 2010 yang dibentuk oleh Aditya dan Robin. berawal dari mereka yang berkenalan di facebook kemudian bertemu didunia nyata atau biasa disebut kopi darat (kopdar), pada saat kopi darat mereka memiliki kecocokan dan sepaham, yang kemudian mereka mempertemukan teman-teman mereka untuk bergabung, dengan sering melakukan kopi darat.
51
Berdasarkan kisah percintaan diantara anggota komunitas ini, maka mereka menamakan komunitas homoseksual ini sebagai komunitas Love Story. Sejak terbentuknya komunitas Love Story, mereka telah melakukan pergantian anggota sebanyak tiga kali, hingga kini anggota tetap dan aktif komunitas Love Story yaitu 21 orang. Anggota yang tergabung didalam komunitas love story berusia diatas 20 tahun, mereka bekerja dari berbagai bidang sebagian besar bekerja didalam dunia entertainment. Anggota Love Story sendiri terdiri atas role yang berbeda-beda baik itu Top (maskulin), Bottom (feminim), dan Versatile (tomboy). Komunitas yang diketuai oleh Jaka, telah melakukan berbagai kegiatan khususnya kegiatan seputar homoseksual, seperti ikut serta dalam penyuluhan HIV/AIDS yang diadakan oleh berbagai LSM seperti Gay Nusantara, Yayasan Inter Medika (YIM), tes VCT atau tes HIV/AIDS rutin, kegiatan tour bersama Love Story yang telah dua kali diadakan ke Bandung dan Puncak, kemudian hangout bersama Love Story, kopi darat di berbagai tempat, dan karaoke di NAV Kalibata, serta arisan bulanan yang hanya diikuti oleh anggota Love Story. Berbeda dengan komunitas homoseksual yang ada di Jakarta, komunitas Love Story menuntut seluruh anggota berperan aktif didalam group, adanya iuran bulanan atau kas sebesar lima puluh ribu rupiah juga salah satu yang membedakan komunitas ini, disamping itu komunitas ini selalu mengutamakan nilai-nilai positif dan membangun serta mendorong kaum homoseksual untuk tetap berpikiran positif dan melakukan segala sesuatu yang positif.
52
4.1.3
Jejaring Sosial Grindr Grindr adalah aplikasi jaringan sosial khusus gay, aplikasi ini pertama kali
diluncurkan pada tahun 2009, dengan lebih dari 5 juta orang di 192 negara diseluruh dunia menggunakan aplikasi ini. Dengan sistem jaringan berbasis GPS Network atau jaringan berdasarkan titik lokasi, sudah meledak dan menjadi paling populer, bahkan sekitar 10.000 lebih pengguna baru mendownload aplikasi Grindr setiap hari. 1 Berbeda dengan aplikasi jejaring sosial khusus gay lainnya, Grindr ini menggunakan jarak sebagai salah satu keunggulannya, dengan aplikasi ini kita akan menemukan orang-orang yang juga menggunakan Grindr sesuai jarak terdekat dengan kita. Kita dapat menuliskan informasi diri kita pada akun profile yang dapat dilihat oleh orang lain, informasi ini seperti tinggi badan, berat badan, role (Top, Bottom, atau Versatile), tentang diri kita, hingga apa yang kita cari. Grindr tersedia di berbagai sistem seluler seperti ios, andorid maupun blackberry, untuk dapat menggunakan Grindr kini kita tinggal download Grindr pada handphone, kemudian buka aplikasi, lalu registrasi pada e-mail kita, yang kemudian kita isi profil akun kita baik itu nama profil, foto profil, tentang diri kita, dan beberapa pertanyaan dari pihak Grindr mengenai diri kita. Kemudian kita dapat membuka aplikasi Grindr lalu mencari orang terdekat dan melakukan Chatting.
1
Learn more about Grindr. Diakses melalui http://www.grindr.com pada tanggal 18 Desember 2014
53
4.1.3.1 Logo Grindr Gambar 4.1 Logo Grindr
Logo Grindr dilatarbelakangi oleh warna oren dengan gradasi kuning, kemudia ditengahnya terdapat gambar menyerupai topeng dengan tulisan Grindr dengan warna hitam. 4.2
Hasil Penelitian Pada bab ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian mengenai pola
komunikasi antarpribadi komunitas homoseksual dalam mempertahankan solidaritas anggota. Penyusunan hasil penelitian ini berdasarkan wawancara mendalam, observasi dilapangan, dan bahan dokumentasi. 4.2.1
Pola Komunikasi dalam komunitas Love Story Suatu komunikasi antara dua orang atau lebih akan membentuk pola
tersendiri dalam proses penyampaian dan penerimaan informasi. Pola dalam komunikasi akan berbeda-beda berdasarkan arus dan struktur yang digunakan. Ketika seseorang berkomunikasi dengan orang lain, maka tercipta hubungan (link) atau jaringan yang merupakan garis-garis komunikasi yang saling berhubungan dan menjadi sebuah pola komunikasi yang membentuk sebuah aturan baik dapat menjadi formal, ataupun hanya sebuah pola yang informal namun menjadi hal yang membudaya dalam individu, kelompok, sampai organisasi. Dalam penelitian
54
ini, peneliti fokuskan bagaimana sebuah pola komunikasi yang terbentuk berdasarkan arus dan struktur komunikasi. 4.2.1.1 Arus Komunikasi Multi Arah Bagian dari arah penyampaian pesan dalam menyampaikan informasi dalam sebuah kelompok merupakan arus komunikasi. Arus komunikasi sendiri terbagi atas satu arah, dua arah maupun multi arah. Dimana masing-masing arus tersebut yang menentukan jalannya sebuah informasi. Dari proses yang dilakukan dengan
saling
memberikan
informasi,
semua
anggota
berperan
dalam
penyampaian informasi, hal ini berdasarkan hasil wawancara peneliti didapatkan, berikut kutipan hasil wawancara dengan nara sumber: ” …dari semuanya sih, semua anak-anak love story." 2 Proses penyampaian informasi yang dilakukan selain berasal dari seluruh anggota, juga berasal dari berbagai komunikator seperti lembaga sosial, komunitas lain, hingga berbagai event organizer, sebagaimana yang dikatakan oleh seorang infroman Jaka "…banyak sih kalau informasi sih palingan juga dari anak-anak, kalau gak dari komunitas lain ya, nah kalau penyuluhan hiv/aids palingan dari lembagalembaga gitu sih.. tapi kadang-kadang juga suka dapet dari EO kaya ipoos, vagaynza, terus fastingproud pokoknya EO yang suka bikin acara gay gitu deh." 3 Sumber informasi yang ada dalam komunitas Love Story tidak terbatas, artinya siapa saja berhak menjadi sumber informasi baik itu internal maupun eksternal, namun dalam komunitas ini, secara internal jaringan informasi dibentuk
2 3
Wawancara dengan Dimas, anggota komunitas Love Story Wawancara dengan Jaka, ketua komunitas Love Story
55
oleh seluruh anggota. Hal ini karena, dalam komunitas tersebut yang mengutamakan persahabatan dibandingkan dengan kekuasaan, seperti keterangan informan peneliti Robin. " persahabatan aja, he'eh..cerita cinta pokoknya.. hehe" 4 Pendekatan persahabatan juga diakui oleh informan lain yaitu Jaka. " kalau kita sih lebih ke persahabatan ya, lebih kaya keluarga juga soalnya." 5 Jaringan komunikasi tersebut juga dipermudah dengan adanya media dalam berkomunikasi, seperti yang peneliti lihat secara langsung melalui salah satu handphone milik informan, dimana media ini yang menyatukan setiap anggota dimana setiap informasi yang akan disampaikan langsung diterima oleh setiap anggota. Mereka menggunakan media handphone dan aplikasi-aplikasi jejaring sosial yang mendukung seperti Blackberry Messanger (BBM), Whatsapp, maupun Line. " melalui broadcast melalui group.. semuanya, bbm, whatsapp." (Robin) Maka, komunitas Love Story menggunakan arus komunikasi multi arah sebagai jaringan komunikasinya sebagaimana pada gambar 4.2 berikut ini :
4 5
Wawancara dengan Robin, Founder komunitas Love Story Wawancara dengan Jaka, ketua komunitas Love Story
56
Gambar 4.2 Pola Arus komunikasi
LSM LGBT, Event Organizer, Komunitas, dll
komunitas Love Story
Ketua
Anggota
4.2.1.2 Struktur Pola Komunikasi Bintang Salah satu bagian dalam pola komunikasi ialah struktur pola, dimana struktur pola diperlukan agar dapat memaksimalkan hasil dan meminimalisir hal yang tidak diinginkan / hambatan untuk mencapai tujuan. Dalam komunitas Love Story, peranan individu dalam menyampaikan informasi sangat berperan. Pengamatan peneliti selama ikut serta dalam setaip acara yang diadakan oleh komunitas, semua anggota aktif untuk menyampaikan sebuah informasi baik itu informasi yang sifatnya personal maupun umum seperti adanya kabar kedekatan salah seorang anggota dengan sesama anggota. hal ini diungkapkan oleh Robin 32 tahun, yaitu : "semuanya, kita harus aktif iya gak boleh satu orangpun pokoknya semuanya" 6
6
ibid
57
Peranan individu dalam Love Story disamping sebagai penyampai informasi, mereka juga memiliki peran dalam mengolah dan memproses pesan tersebut. " …semuanya terlibat" 7 Hal serupa juga disampaikan oleh informan lain yaitu Jaka ketua komunitas Love Story. " semuanya ya, jadi semua yang ada di love story itu harus aktif gak boleh pasif jadi yaa semuanya juga yang berperan." 8 Ungkapan tersebut menjelaskan bahwa setiap individu memiliki kekuasaan yang sama dalam proses pengolahan maupun penyampaian pesan. Hasil observasi peneliti bahwa setiap anggota diperbolehkan untuk menyampaikan informasi, pada saat menghadiri acara arisan dan ulang tahun komunitas pada bulan Desember 2014, beberapa anggota menyampaikan informasi kepada anggota bahwa salah ada tes HIV/AIDS yang diadakan oleh salah satu event organizer di Moonlight Discoutique. Keputusan dalam komunitas dilakukan berdasarkan musyawarah atau kesepakatan bersama, sehingga peran pemimpin dalam komunitas ini bukanlah sebagai penentu keputusan. setiap individu berhak untuk memberikan keputusan yang harus diikuti oleh seluruh anggota, hal ini berarti baik itu pemimpin ataupun anggota memiliki kekuasaan yang sama. "iya gak juga, selama itu tujuannya baik pasti iya" 9 Hal serupa diperjelas oleh ketua komunitas Jaka.
7
Wawancara dengan Dimas, anggota komunitas Love Story Wawancara dengan Jaka, ketua komunitas Love Story 9 Wawancara dengan Robin, founder komunitas Love Story 8
58
"kayanya gak, kan kita semua banyak jadi harus keputusan bareng-bareng. kalau keputusan aku di setujuin sama anak-anak ya harus diikutin anak-anak juga." 10 Beragam informasi yang disampaikan oleh setiap informan, informasi ini lebih mengutamakan informasi internal mengenai apa yang dibutuhkan oleh setiap individu, seperti : "info tentang birthday, sering dapat berita untuk penyuluhan hiv aids, kalau dari anak mana atau daerah mana ada informasi hiv/aids atau acara apa acara apa.. informasi apa aja kita dapat mau info casting-casting di tv,apalah acara tv.. kita mah semuanya, soalnya anggota kita semua ada, dari aspek bidang apa aja ada." 11 Pendapat Robin 32 Tahun tersebut juga di sampaikan oleh Dimas "infonya palingan juga soal kita-kita, kaya acara arisan, terus suka ada yang ulang tahun, terus kaya si A lagi pacaran si B, atau misalkan mereka ketahuan ML sama siapa gitu, apalagi ya? yaa kalau ada yang sakit, atau kena musibah… …ohya, itu juga sih penyuluhan soal HIV/AIDS kadang kaya resiko-resiko ML sembarangan juga sih.." 12 Informasi tersebut disampaikan oleh setiap individu yang merasa memiliki informasi penting. Proses penyampaian informasi ini dilakukan dengan cara melalui media, ketika individu tersebut telah memiliki sebuah informasi maka ia akan langsung memberitahukan kepada seluruh anggota melalui media Blackberry Messanger, Whatsapp maupun Line, sehingga setiap individu akan membacanya yang kemudian akan direspon oleh anggota lain, sebagaimana yang disampaikan oleh informan Jaka. " prosesnya palingan kalau ada info apapun di broadcast di group sih, nanti juga bakalan di respon sama anak-anak yang lainnya, nah kalau lagi ketemu langsung palingan juga langsung diomongin didepan anak-anak." 13 10
Op.cit Op.cit 12 Wawancara dengan Dimas, anggota komunitas Love Story 13 Wawancara dengan Jaka, ketua komunitas Love Story 11
59
Hasil wawancara terhadap informan dan pengamatan peneliti selama mengikuti kegiatan komunitas Love Story, struktur pola komunikasi yang digunakan merupakan struktur pola komunikasi bintang. Gambar 4.3 Pola Struktur Bintang Komunitas Love Story Jaka Robin
Aditya
Dimas
Fery
Dalam gambar 4.3 bahwa Jaka, Robin, Aditya, Dimas ataupun Fery dapat berperan sebagai komunikator maupun komunikan dan setiap individu dapat saling berkomunikasi sesuai dengan garis yang terbentuk. 4.2.2
Komunikasi Antarpribadi dalam komunitas Love Story Komunikasi antarpribadi dalam komunitas Love Story merupakan sebuah
landasan anggota dalam melakukan suatu interaksi atau melakukan hubungan dengan anggota lain, dimana berdasarkan jenis komunikasi, komunikasi anatarpribadi dianggap paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang. Bahkan komunikasi ini menentukan bagaimana hubungan emosional satu anggota dengan anggota lain. Selama pengamatan berlangsung, peneliti melihat bahwa setiap individu memiliki hubungan yang sangat akrab, keakraban yang peneliti lihat ialah menyapa dengan pipi saling mencium pipi kanan dan pipi kiri, kemudian dengan
60
saling merangkul satu sama lain. Informan menyatakan bahwa mereka memiliki keakraban yang sangat baik. " hubungan emosionalnya baik-baik aja, kalau deket kita semua deket banget.. udah melebihi dari keluarga mereka keluarga kedua" 14 hubungan emosional antar anggota yang sangat dekat juga disampaikan oleh Jaka " sangat dekat banget ya, udah lebih dari pacar lebih dari keluarga deh" 15 Kedekatan antar anggota ini tentu menjadi sebuah pernyataan berhasilnya komunikasi yang dibangun khususnya komunikasi antarpribadi tersebut. Penggunaan text dalam komunikasi merupakan salah satu bentuk komunikasi non verbal, namun penggunaan bahasa baik verbal dan non verbal dalam komunitas ini dapat dilihat jelas saat peneliti menghadiri acara arisan di NAV Kalibata pada bulan november 2014 yaitu mereka menggunakan komunikasi baik verbal maupun non verbal berdasarkan situasi yang terjadi pada saat itu. Misalkan ketika mereka berada di dalam komunitas dan melakukan komunikasi antarpribadi dengan salah satu anggota, dimana isi dari komunikasi tersebut sangat personal maka mereka akan menggunakan bahasa non verbal seperti menggunakan bahasa tubuh, kontak mata, ataupun menggunakan text melalui media handphone, berbalik apabila kondisi saat itu, mereka merasa isi pesan tidak begitu penting dan personal maka mereka akan menggunakan bahasa verbal.
14 15
Wawancara dengan Robin, founser komunitas Love Story Op.cit
61
Penggunaan bahasa verbal maupun non verbal dilakukan oleh seluruh anggota komunitas dimana bahasa verbal yang digunakan merupakan bahasa waria seperti penggunaan kata ayo menjadi cus, kata saya menjadi eike, kata dia menjadi dese, kata mau menjadi mawar dan sebagainya, hasil observasi peneliti ini sesuai dengan pengakuan Robin 32 tahun dan merupakan founder komunitas pada saat peneliti mewawancarai. "kalau menggunakan bahasa, bahasa-bahasa gaul gitulah.. apa yaa? misalnya menggunakan saya gak menggunakan saya, eikelah." 16 Hal serupa juga diperjelas oleh Jaka 27 tahun sebagai ketua komunitas. "gimana yaa? ya palingan kaya ngomong biasa aja pake bahasa indonesia, tapi kita sih juga suka pake bahasa-bahasa jaman sekarang gitu, ya kaya misalnya cusss, eike, ya bahasa-bahasa ngondek gitulah.." 17 Bahasa waria salah satu bahasa khusus yang digunakan oleh komunitas Love Story, dengan menggunakan bahasa tersebut mereka merasa sangat dekat dengan anggota lain, hal ini dapat dibuktikan ketika peneliti ikut bergabung dengan mereka, saat mereka berkomunikasi dengan orang lain maka mereka akan menggunakan bahasa Indonesia sementara apabila dengan anggota-anggota komunitas Love Story mereka menggunakan bahasa-bahasa waria dalam setiap percakapannya. Ketika peneliti ikut serta dalam acara ulang tahun komunitas pada 16 Desember 2014, selain penggunaan bahasa waria dalam komunitas juga menggunakan kata ganti untuk panggilan setiap anggota seperti ketua komunitas diganti dengan nama Ayah, sementara untuk anggota yang tertua atau dewasa 16 17
op.cit Wawancara dengan Jaka, ketua komunitas Love Story
62
maka ia dipanggil dengan Opah atau omah, kemudian kata sapa Bunda, Umi, ataupun Neng. 4.2.2.1 Komunikator dan Komunikan dalam Komunikasi Antarpribadi Dalam komunitas Love Story, tidak semua anggota melakukan komunikasi dengan semua anggota secara intensif, seperti pernyataan Jaka sebagai berikut. " kalau dilove story gw sih hampir semuanya sering komunikasi, tapi paling sering sih sama fery sih ya" 18 Ia mengatakan bahwa hanya satu anggota saja yang sering melakukan komunikasi dengannya, pernyataan yang sama juga disampaikan oleh Robin. "..aku sering banget yang namanya komunikasi itu dengan ocha atau sering dipanggil neng cantik.." 19 Komunikasi dengan satu anggota juga dilakukan oleh Dimas, " sering komunikasi sama si ceuce alias Daniel." 20 Pernyataan informan diatas sebanding dengan pengamatan peneliti ketika berada diantara komunitas dimana pada saat berkumpul setiap individu melakukan komunikasi dengan beberapa indiviu dalam sela-sela waktu. Mereka melakukan komunikasi antarpribadi antara dua orang atau tiga orang. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi langsung, setiap individu memiliki peran yang sama yaitu dapat sebagai komunikator maupun komunikan. 18
ibid Wawancara dengan Robin, founder komunitas Love Story 20 Wawancara dengan Dimas, anggota komunitas Love Story 19
63
Seperti yang diterangkan baik Dimas dengan Daniel, Robin dengan Ocha ataupun Jaka dengan Fery mereka memiki peran sebagai komunikator dan komunikan. Dalam penelitian ini, komunikator sebagai orang yang memulai komunikasi. Siapa saja yang ingin mencipakan, memformulasikan dan menyampaikan pesan maka ia disebut sebagai komunikator. Melalui observasi peneliti menemukan bahwa hampir semua anggota berperan sebagai komunikator. Sementara komunikan harus dapat menangkap isi pesan komunikator, penelitian yang ditemukan komunikan berperan aktif dengan memberikan respon atau feedback kepada komunikan. 4.2.2.2 Pesan dalam Komunikasi Antarpribadi Isi pesan atau informasi sangat mempengaruhi proses komunikasi antarpribadi setiap anggotanya, beragam informasi yang mereka sampaikan dan terima, seperti apa yang diungkapkan oleh informan peneliti. " kalau lagi libur bareng atau pulang kerja atau shift bareng mau kemana mau ke depok atau mau kemana mau jalan hayoo gitu." 21 Informasi personal menjadi dominasi dalam komunikasi antarpribadi, seperti halnya informan lain, Jaka. " banyak sih palingan juga tentang pribadi, kadang sih curhat-curhatan soal laki atau gak soal kerjaan gitu sih.." 22 Pendapat dari Dimas juga memperjelas terhadap isi informasi komunikasi antarpribadi setiap anggota komunitas.
21 22
op.cit op.cit
64
"haha.. ngegosipin orang, ngomongin pacar, apa aja yang bisa diomongin gitu. ya kerjaan juga, kalau ada acara di group palingan. ya paling sering ngomongin orang. hahaha sama curhat-curhatan." 23 Berdasarkan jawaban informan terhadap pesan yang disampaikan maka, kita dapat membedakan pesan-pesan tersebut menjadi pesan yang sifatnya personal dan pesan yang sifatnya umum, dimana ketiga informan tersebut menyampaikan adanya pesan mengenai curhatan. Curhatan ini merupakan bentuk pesan yang sifatnya personal, curhatan yang disampaikan berupa berbagai informasi mengenai percintaan seperti masalah putus cinta, atau jatuh cinta seperti yang disampaikan oleh informan Jaka. “Curhat kalau lagi galau banget, putus cinta atau cinta kita ditolak.. kalau lagi berantem sama bf (boy friend) juga, tapi paling sering banget tuh curhatin gebetan gitulah” ( Jaka) Pada saat peneliti berada diantara informan Robin dengan Ocha, peneliti mendengarkan percakapan diantara keduanya yang dimana isi percakapan tersebut merupakan informasi seputar hubungan Ocha dengan seorang kenalannya yang sedang melakukan pendekatan. Sedangkan pesan yang sifatnya umum ialah mengenai permasalahan kesehatan, gosip, dan sebagainya. Pesan personal yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan pada penelitian ini berupa informasi mengenai masalah percintaan, bagaimana hubungan percintaan khususnya percintaan sesama jenis yang dialami oleh komunikator maupun komunikan. Pesan tersebut meliputi : 1. Awal perkenalan komunikator dengan seseorang, misalkan komunikator mengenal seseorang melalui aplikasi Grindr. Lalu ia melakukan kopi darat 23
Wawancara dengan Dimas, anggota komunitas Love Story
65
dengan orang tersebut, komunikator menyampaikan informasi bahwa pada saat pertemuan itu hal-hal apa saja yang terjadi seperti ia dijemput oleh kenalannya, atau mereka sekedar makan dan mengobrol, atau mereka nonton bioskop bareng. 2. Menyimpan rasa kesukaan dengan orang lain, pesan yang disampaikan pada komunikan bahwa komunikator memiliki rasa sayang, cinta ataupun suka
dengan
seseorang.
Kemudian
hal-hal
yang
mengakibatkan
komunikator memiliki rasa tersebut seperti orang yang ia sukai memiliki sikap perhatian terhadap dirinya, fisik atau sifat orang yang ia sukai sesuai dengan kriteria pasangannya. 3. Proses bagaimana ia melakukan pendekatan untuk menjalin hubungan, pesan yang disampaikan ialah apa saja yang dilakukan oleh komunikator dan pasangan seperti melakukan interaksi secara rutin seperti sekedar sapa, memberikan perhatian, sering melakukan kopi darat, hingga sering melakukan hubungan fisik. 4.
Bagaimana proses terjalinnya hubungan, pesan yang disampaikan merupakan cara komunikator dan pasangan menyatakan cinta.
5. Masalah mengenai hubungan fisik seperti kepuasan komunikator mengenai
tingkat
orgasme
ketika
berhubungan
badan
dengan
pasangannya. 6. Perusakan hubungan, pesan ini meliputi adanya pihak ketiga dalam hubungan, adanya perubahan sikap yang pada awalnya perhatian kini
66
menjadi cuek, kemudian putus cinta seperti alasan mengapa hubungan mereka menjadi putus. Sementara itu pesan umum yang disampaikan meliputi kepedulian kesehatan khususnya HIV/AIDS, dimana pesan tersebut ialah bagaimana caracara menghindari penyakit HIV/AIDS seperti mengingatkan bahwa setiap berhubungan intim diharuskan untuk menggunakan kondom, rutin untuk melakukan tes kesehatan khususnya cek VCT. 4.2.2.3 Penyampaian Pesan kepada Komunikan Adanya perbedaan dalam bentuk komunikasi antarpribadi yang terjadi, melalui pengamatan secara langsung pada saat mereka melakukan arisan di bulan November 2014, perbedaan yang sangat menonjol ialah ketika komunikasi dilakukan secara tatap muka, dimana komunikasi dilakukan menggunakan sebuah simbolik verbal ataupun non verbal. Berbagai cara untuk menyampaikan sebuah informasi atau pesan, dalam komunikasi antarpribadi media dapat digunakan melalui written communication ataupun oral communication. Melalui observasi pada saat peneliti mengikuti forum komunitas Love Story di NAV Karaoke Kalibata dalam rangka arisan bulanan
komunitas,
peneliti
melihat
bahwa
adanya
cara-cara
mereka
menyampaikan informasi. Cara penyampaian pesan ini berdasarkan pada : 1. Tatap Muka (Oral Communication) Dalam tatap muka, mereka menyampaikan sebuah informasi secara verbal maupun non verbal. Secara verbal, komunikator akan menyampaikan
67
informasi dengan berbagai bahasa dan kata-kata kode atau biasa mereka sebut BOM. Peneliti amati dalam acara arisan komunitas yang diadakan dalam sebuah karaoke, pesan yang akan disampaikan adalah komunikator sedang sakit hati dengan pasangan maka komunikator akan menyampaikan pesan tersebut dengan cara bernyanyi lagu sakitnya tuh disini. Sementara itu secara non verbal, cara penyampaian pesan menggunakan lirikan mata, senyuman, raut wajah, hingga peragaan adegan tanpa adanya prolog. 2. Melalui media Melalui media, mereka menyampaikan sebuah informasi sebagaimana pada umumnya seperti menyampaikan dengan bentuk teks melalui blackberry messanger (BBM), Whatsapp, Line dan Grindr ataupun melalui SMS. Cara menyampaikan pesan terlihat berbeda dengan komunitas-komunitas kaum heteroseksual pada saat cara menyampaikan pesan secara tatap muka, yaitu komunitas homoseksual ini menyampaikan pesan tidak secara langsung melainkan melalui simbol-simbol baik itu dilakukan secara verbal maupun non verbal. 4.2.2.4 Media dalam Komunikasi Antarpribadi Komunitas ini menggunakan komunikasi antarpribadi untuk membangun sebuah pendekatan, sehingga mereka akan saling menyambung. Dalam komunikasi selain dilakukan secara tatap muka atau langsung, mereka juga menggunakan media untuk saling mengirim dan menerima informasi,
68
sebagaimana yang peneliti lihat dan menurut informan yang peneliti wawancara mereka menggunakan sebuah handphone atau perangkat seluler untuk saling berkomunikasi. " pake handphone paling sering." 24 Menggunakan handphone juga di akui oleh Jaka " menggunakan handphone." 25 Handphone merupakan media anggota komunitas untuk berkomunikasi, berbagai cara berkomunikasi yang dapat dilakukan melalui media tersebut baik itu cara verbal maupun non verbal. sebagaimana yang diterangkan oleh Robin " ..biasanya melalui ngrobol lewat group, by text.." 26 Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Jaka "ya itu lewat group BBM, atau whatsapp atau line atau juga bisa telponan" 27 4.2.2.5 Feedback dalam Komunikasi Antarpribadi Efektifnya sebuah komunikasi antarpribadi tidak bisa diakui dengan seberapa seringnya sebuah komunikasi antarpribadi terjadi melainkan berbagai persyaratan salah satunya adalah pesan yang dapat diterima dan dipahami oleh komunikan sebagaimana dimaksud oleh komunikator, hal ini mengacu pada
24
ibid Wawancara dengan Jaka, ketua komunitas Love Story 26 Wawancara dengan Robin, founder komunitas Love Story 27 op.cit 25
69
feedback atau umpan balik komunikan ataupun komunikator. Bagaimana informan yang peneliti wawancara mendapatkan berbagai umpan balik dari anggota lain maupun komunitas. " apa ya? paling kita jadi makin kenal, makin tau cara ngehargain orang, terus makin banyak temen juga, makin banyak pengetahuan kaya seks yang baik kaya gimana, makin happy aja, kalau lagi susah masih ada yang mau nolongin, banyak link juga sih buat kerjaan buat cari pacar, hahaha.." 28 Dengan cara penyampaian pesan yang dilakukan oleh komunikator, peneliti melihat secara langsung bahwa feedback yang dilakukan oleh komunikan berupa respon baik itu berbentuk simbol-simbol verbal maupun non verbal ataupun respon untuk memberikan sebuah masukan terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator. Dalam komunikasi antarpribadi, feedback yang diberikan berupa respon baik itu hanya sekedar tertawa, tersenyum, ataupun dengan memberikan balasan terhadap apa yang disampaikan oleh komunikator, hal ini peneliti amati ketika berada dalam setiap acara yang mereka adakan. Berdasarkan penjabaran sistematika komunikasi antarpribadi mengenai komunikator-komunikan, pesan, cara penyampaian pesan, media dan feedback maka komunikasi antarpribadi harus berlangsung secara efektif. Banyak yang beranggapan bahwa semakin sering kita melakukan komunikasi antarpribadi, maka semakin baik pula hubungan diantara keduanya. maka dalam komunitas ini, mereka juga sering melakukan komunikasi, bahkan hampir setiap hari mereka melakukan komunikasi.
28
ibid
70
"sering sih, gak nentu juga sih kalau semuanya itu sih palingan seminggu sekali, rutin ketemu paling sebulan sekali, kalau gak sama semuanya yaa bisa sering sih palingan seminggu itu bisa sampe tiga kali tapi gak nentu sih kalau lagi pengen ngobrol di group gue ngajak ngobrol di group atau gak personal chat sih atau telponan gitu, kadang itu sih bisa setiap hari yaa.." 29 Tidak hanya Jaka yang mengatakan bahwa ia sering melakukan komunikasi dengan anggota lain, Dimas pun melakukan komunikasi dengan anggota lain sesering Jaka. "gak nentu itu mah, kalau komunikasi sama semua anak-anaknya palingan rutin banget itu pas arisan, kalau lagi ada acara ulang tahun itu juga komunikasi semua, palingan juga cuma komunikasi sama beberapa doang itu pasti seminggu sekali pasti, malahan kalau sama beberapa pasti setiap hari kita komunikasi." 30 Komunikasi antarpribadi dapat terjadi dengan waktu yang tidak menentu berdasarkan keterangan informan diatas. Efektifnya komunikasi antarpribadi tidak selama selalu berjalan dengan baik, ketika hubungan ikatan diantara kedua pihak tengah melemah maka ini menjadi sebuah hambatan dalam efektifnya komunikasi antarpribadi, semisalnya ketika dalam komunitas Love Story ada anggota yang sedang bertengkar maka perusakan dalam komunikasi antarpribadi sadang terjadi. Tanpa upaya perbaikan hubungan maka akan terjadinya pemutusan artinya hubungan antara kedua pihak akan terputus. Dalam hal ini komunitas Love Story memiliki cara tersendiri untuk melakukan upaya perbaikan hubungan, informan peneliti bernama Robin menyampaikan :
29 30
op.cit op.cit
71
" itu biasanya lucu kalau ada yang berantem kalau ada yang ketahuan pacaran, biasanya kita nyebutnya sidang paripurna. cepet hayu cuss adain sidang paripurna, semuanya ikut itu yang paling seru kalau lagi ada kasus." 31 Sama halnya dengan Robin, informan bernama Jaka juga memberikan pernyataan yang serupa, yaitu : " nah itu, kita sih langsung selesaiin bareng-bareng yaa. langsung kita kita kumpulin semuanya buat selesaiin. iya betul kita sebutnya itu rapat paripurna. hahaha" 32 Hasil penelitian mengenai komunikasi antarpribadi yang berlangsung, bahwa komunitas Love Story menggunakan sebuah komunikasi antarpribadi dengan pola seperti gambar 4.3 berikut. Gambar 4.4 Pola Komunikasi Antarpribadi Komunitas Love Story Info pencegahan HIV/AIDS, personal (Curhat), gosip, dll.
Info pencegahan HIV/AIDS, personal (Curhat), gosip, dll.
Komunikator
Media
Komunikan Fery
Jaka
Dimas
Blackberry Messanger (BBM), Whatsapp, Line, Grindr
Daniel
Tatap Muka, Telepon
Mengikuti cara pencegahan HIV/AIDS, Merespon curhatan dan gosip dengan memberikan saran atau masukan terhadap masalah.
31 32
Wawancara dengan Robin, founder komunitas Love Story Wawancara dengan Jaka, ketua komunitas Love Story
72
Pada gambar 4.4 tersebut penyampaian pesan komunikan pada komunikator berdasarkan warna yang sama Jaka dengan Fery, Robin dengan Aditya dan Dimas dengan Daniel. Komunikator yang berperan adalah Jaka, Robin dan Dimas, sementara komunikan yang berperan adalah Fery, Aditya dan Daniel. Pesan yang disampaikan berupa pesan personal dan umum dengan menggunakan media baik blackberry messanger (BBM), Whatsapp, Line, Grindr, tatap muka maupun telepon. Hasil komunikan menangkap pesan yang disampaikan maka feedback yang diberikan juga berupa respon. 4.2.3
Grindr dalam komunitas Love Story Memiliki akun jejaring sosial khusus Gay adalah salah satu akses mudah
bagi kaum homoseksual untuk berkomunikasi, hingga mencari pasangan bahkan teman untuk berhubungan intim. Dalam jejaring gay sosial Grindr ini peneliti memfokuskan terhadap proses komunikasi yang terjadi pada anggota komunitas Love Story dengan sesama anggota komunitas. Data dari informan yang peneliti wawancarai, mereka memiliki akun Grindr di dalam handphonenya. "ya punya.." 33 Informan Dimas dan Jaka pun memiliki akun Grindr seperti apa yang diakui oleh Robin. "punya, haha" 34
33 34
op.cit Wawancara dengan Dimas, anggota komunitas Love Story
73
"iya punya." 35 Pada saat peneliti berada didaerah kalibata dalam mengahadiri acara ulang tahun komunitas bulan Desember 2014, peneliti mencoba membuka aplikasi tersebut kemudian mendeteksi adanya akun anggota-anggota komunitas Love Story seperti Robin dan Dimas. Hampir seluruh homoseksual yang berada di Jakarta menggunakan aplikasi ini, begitu pula dalam komunitas Love Story yang seluruh anggotanya memiliki akun tersebut. Dengan kemudahan seseorang untuk mencari kenalan menjadi salah satu pertimbangan homoseksual untuk membuat akun tersebut. Komunikasi dapat terjadi secara antarpribadi dikarenakan komunikasi dilakukan antara satu akun dengan akun lainnya, beragam cara yang dilakukan untuk berkomunikasi didalam aplikasi ini. seperti keterangan informan Dimas "nyapa lewat inbox, bilang hi gitu. kalau kita di sapa orang ya kita sapa balik. gitu kaya chatingan aja sih" 36 Hal yang sama juga di ungkapkan oleh Jaka. "ya kita inbox-inbox an sih yaa ngajakin kenalan gitu-gitu sih" 37 Dalam Grindr kita menentukan apakah kita sebagai orang yang aktif ataukah pasif, apabila kita homoseksual yang pasif maka kita yang menunggu orang mengirim inbox pada kita, seperti yang diucapkan oleh Robin "ya begitu palingan hay, gitu-gitu, kebanyakan sih mereka yang mulai ya soalnya jarang akunya. jadi pasif gitu" 38 35
Wawancara dengan Jaka, ketua komunitas Love Story op.cit 37 op.cit 36
74
Melalui inbox ke inbox mereka melakukan interaksi dan secara langsung mereka menggunakan bahasa non verbal yaitu text, mereka juga menggunakan simbol untuk menentukan role seperti penggunaan simbol T untuk arti top, simbol B untuk arti bottom dan simbol V untuk arti Versatile. "ya paling sih kaya hai, terus kebanyakan sih nanya role ya." 39 Penerangan untuk simbol dan penggunaan bahasa non verbal juga disampaikan oleh informan Dimas. "kaya hi, terus stay dimana?, T atau B, gitu-gitu sih palingan tukeran pin bbm atau nomer whatsapp" 40 Hal serupa juga dilakukan oleh Jaka. "paling sih kita sapa aja hi, stay dimana, gitu sih atau gak tanya langsung top atau bot gitu.." 41 Dari ketiga informan peneliti, penggunan simbol T dan B adalah bahasa non verbal yang selalu digunakan oleh homoseksual untuk berkomunikasi melalui aplikasi Grindr. Tidak hanya melalui inbox, dalam observasi peneliti melihat akun-akun yang sedang online dimana beberapa akun telah menuliskan role atau simbol T, B, dan Versatile dalam akunnya. Sehingga komunikator dapat langsung mengetahui tanpa harus bertanya terlebih dahulu. Walaupun mereka menggunakan Grindr sebagai jejaring gay sosial mereka, rupanya mereka tidak menggunakannya sebagai media untuk
38
Wawancara dengan Robin, founder komunitas Love Story ibid 40 Wawancara dengan Dimas, anggota komunitas Love Story 41 Wawancara dengan Jaka, ketua komunitas Love Story 39
75
berkomunikasi dengan anggota komunitas Love Story. Menurut Jaka, ia hanya melakukan interaksi dengan cara bercanda. ".. yaa kalau sama anak love story ya palingan sih cuma bercanda-canda aja gak ngobrolin yang lain.." 42 Seperti halnya Dimas yang menyatakan bahwa ia tidak tertarik untuk mengobrol dengan anggota lain melalui Grindr. ".. ngapain ngobrol sama anak-anak. haha tapi sih suka iseng juga sih kadang, suka nyapa-nyapa sok-sokan mau kenalan gitu.. haha" 43 Sekedar menyapa dan bercanda juga dilakukan oleh Robin ketika ia men-detect anggota Love Story di dalam Grindrnya. " ya buat bercandaan aja, misalnya nih aku bilang ke dia hei kamu pasti bancik ya? gitu-gitu.." 44 Grindr menurut mereka memiliki fungsi sebagai media untuk berkenalan dengan orang yang sesuai dengan kriteri pencarian mereka, mereka menggunakan Grindr untuk berkomunikasi dan menjalin hubungan baik itu sekedar teman, pacar atau bahkan teman kencan dan bercinta satu malam. " soalnya kan kita pake grindr itu biasanya buat kenalan sama orang atau nyarinyari buat fun fun aja gitu. hehe" 45 Keterangan untuk sekedar mencari orang juga disampaikan oleh Dimas. " gak.. kan kita online di grindr buat nyari orang.." 46
42
ibid Wawancara dengan Dimas, anggota komunitas Love Story 44 Wawancara dengan Robin, founder komunitas Love Story 45 Wawancara dengan Jaka, ketua komunitas Love Story 46 Wawancara dengan Dimas, anggota komunitas Love Story 43
76
Tujuan pribadi untuk menemukan pasangan baik teman, sahabat, pacar ataupun partner sex dapat dilihat dari berbagai akun yang langsung to the point menyantumkan apa yang mereka inginkan dalam akun profilnya hal ini berdasarkan observasi peneliti pada saat membuka aplikasi Grindr. 4.2.4
Solidaritas dalam komunitas Love Story Komunitas yang memiliki anggota banyak tentu memerlukan solidaritas
untuk mempererat hubungan emosional diantara masing-masing anggota, termasuk komunitas homoseksual Love Story. Solidaritas dapat terbentuk atas suatu persamaan antar setiap anggotanya. Seperti komunitas Love Story yang memiliki banyak persamaan, selain mereka sama-sama memiliki orientasi seksual homoseksual. " pastinya itu ada, kaya kita sama-sama homo, terus kita juga sama-sama peduli sama kesehatan makanya tadi kan kita suka ada penyulusahan HIV/AIDS, samasama pengen seneng-seneng, yang paling penting sih kita sama-sama peduli kesehatan, lingkungan sih." 47 Sebagai komunitas marjinal yang memiliki persamaan untuk peduli sesama kaum homoseksual, komunitas Love Story membangun sebuah jaringan positif bagi anggotanya. mereka menepis stereotip masyarakat mengenai pandangan negatif kaum homoseksual. Sebagaimana penjelasan Soerjono Soekanto bahwa Solidaritas menghasilkan persamaan, saling ketergantungan, dan pengalaman yang sama, merupakan unsur pengikat bagi unit-unit kolektif seperti keluarga, kelompok dan komunitas tertentu. 48
47 48
ibid Elisabeth Koes Soedijati. “Solidaritas dan Masalah Sosial Kelompok Waria”. 1995. hlm 9
77
Secara internal, komunitas ini memiliki solidaritas yang sangat postif, satu anggota dengan anggota lain memiliki hubungan emosional yang sangat dekat, menurut informan peneliti Dimas ia sangat dekat dengan anak-anak atau anggota komunitas Love Story. " deket banget, gue deket banget sama anak-anak." 49 Kedekatan antar anggota dapat peneliti lihat saat peneliti berada dalam kelompok tersebut, dimana mereka saling merangkul atau mencium pipi dengan pipi kanan dan pipi kiri ketika saling menyapa, peneliti juga menemukan adanya panggilan kata ganti yaitu kamu menjadi Neng atau Beb. Sebentar atau lamanya sebuah hubungan juga mempengaruhi kedekatan seseorang, seperti komunitas ini yang saling mengenal satu sama lain sejak tahun 2010, seperti yang disampaikan oleh Robin " udah empat tahun" 50 Hubungan emosional yang sangat dekat dan waktu empat tahun saling mengenal, komunitas ini tentu memiliki suatu ikatan secara emosional, hubungan emosional yang mereka bangun justru mempengaruhi suatu aturan dalam komunitas tersebut. sebagaimana yang disampaikan oleh informan Dimas. " iyaa, ehh gak deh, tapi kadang sih iya gitu suka ngaruh, soalnya udah pada deket banget jadi kadang ada aturan apa apa gitu. kaya gimana yaa? ya kaya itu sih kita semuanya harus aktif terus harus bisa dateng terus." 51
49
Wawancara dengan Dimas, anggota komunitas Love Story Wawancara dengan Robin, founder komunitas Love Story 51 op.cit 50
78
Aturan yang terbentuk efek hubungan emosional diantara anggota komunitas, justru membuat mereka semakin dekat. bahkan kedekatan ini membuat mereka harus memiliki rasa saling percaya satu sama lain. Jika seseorang salin percaya mereka akan satu atau persahabatan, menjadi saling hormat menghormati, terdorong
untuk
bertanggung
jawab
dan
memperhatikan
kepentingan
sesamanya. 52 Dalam komunitas Love Story, setiap anggota harus bisa saling percaya. informan Jaka mengatakan bahwa rasa saling percaya itu harus. " harus, itu harus yang namanya saling percaya. yang namanya udah deket ya pasti rasa percaya itu ada walaupun emang kadang suka bohong atau dibohongin tapi tetep aja kita pasti saling percaya." 53 Selain rasa saling percaya, hal yang mungkin terjadi adalah adanya rasa saling ketergantungan,
suatu kedekatan pada
umumnya
memiliki
rasa
saling
ketergantungan. meskipun anggota komunitas Love Story telah saling mengenal dengan waktu yang lama, serta hubungan emosional yang sangat dekat tidak mempengaruhi anggota untuk saling tergantung, mereka merasa bahwa rasa ketergantungan antara anggota tidak ada. " gak tergantung satu sama lain" 54 Hal ini berbeda dengan teori mengenai kelompok bahwa setiap anggota dalam kelompok akan saling tergantung secara positif, meskipun tidak ada rasa saling tergantung bukan berarti juga mereka tidak peduli dengan anggota yang ada. pershabatan yang terjalin justru membangun setiap individu untuk mengasah
52
Elisabeth Koes Soedijati. “Solidaritas dan Masalah Sosial Kelompok Waria”. 1995 hal. 8 Wawancara dengan Jaka, ketua komunitas Love Story 54 Wawancara dengan Robin, founder komunitas Love Story 53
79
rasa empati dan simpati masing-masing individu. Informan bernama Jaka mengatakan bahwa ia memiliki rasa empati dan simpati yang besar. "bisa dibilang sih cukup besar yaa,malahan semuanya juga sama rasa empati dan simpatinya juga pada besar. gue sih orangnya gak tegaan apalagi kalau sama sahabat sendiri, walaupun orang bilang gue ini cuek tapi tetep rasa empati dan simpati gue besar banget." 55 Dengan rasa simpati dan empati yang dimiliki setiap individu, maka ada suatu tindakan atau perilaku untuk peduli dengan anggota lain. Rasa kepedulian setiap individu berbeda-beda, seperti misalnya informan bernama Dimas, "banyak banget kaya tadi misalnya ada yang sakit kita langsung iuran gitu terus nengokin, ikutin penyuluhan HIV/AIDS, terus ngajak anak-anak untuk tes VCT, ngasih link kerjaan kalau lagi ada butuh, gitu-gitu lah." 56 Hasil pengamatan peneliti ketika mengikuti acara arisan komunitas pada bulan November 2014, peneliti melihat adanya rasa kepedulian antar sesama, bahwa adanya insiatif anggota untuk membawa berbagai makanan atau cemilan untuk mendukung acara tersebut, peneliti melihat beberapa orang membawa minuman soft drink, sebagian membawa makan kue-kue seperti bolu kukus, lupis, dan bebagai gorengan. Hal ini juga berarti anggota yang ada tidak individual. Dalam teori Durkheim adanya tingkat individual dalam solidaritas, secara pengamatan peneliti pada saat ikut serta dalam setiap kegiatan dan membaca isi group di blackberry messanger (BBM) milik informan Robin, setiap individu ikut serta dalam kebersamaan, salah satu contoh adalah dengan ikut sertanya anggota dalam sebuah arisan group Love Story.
55 56
op.cit Wawancara dengan Dimas, anggota komunitas Love Story
80
4.3
Pembahasan Komunikasi merupakan proses awal terjadinya interaksi dan sebagai
transaksi, dalam konseptualisasi komunikasi tersebut sebagai makhluk sosial manusia akan melakukan komunikasi untuk bertahan hidup. Interaksi yang sering terjadi adalah interaksi antarpribadi, suatu komunikasi antarpribadi akan menentukan sebuah hubungan antarpribadi, hal ini menentukan efektivitas komunikasi yang terjadi. Komunikasi kelompok kecil juga merupakan salah satu tipe komunikasi antarpribadi, dimana beberapa orang terlibat dalam suatu pembicaraan, percakapan, diskusi, musyawarah, dan sebagainya. Efektivitas komunikasi itu sendiri yang menentukan hubungan antarpribadi dan efektifitas kelompok. Dalam sebuah kelompok hubungan antarpribadi yang baik menentukan nilai solidaritas suatu kelompok. Peneliti akan mengkolerasikan teori Joseph A. Devito mengenai komunikasi antarpribadi dengan teori Durkheim mengenai solidariitas terhadap variabel penelitian komunitas Love Story di Jakarta, dan teori-teori yang terkait dalam penelitian ini. Pendekatan teori Durkheim mengenai paham solidaritas yang berarti keadaan saling percaya antara para anggota dalam suatu kelompok atau komunitas, jika adanya saling percaya mereka akan menjadi satu atau persahabatan, menjadi saling hormat menghormati, terdorong untuk bertanggung jawab dan memperhatikan kepentingan sesamanya sebagaimana komunitas Love Story yang memiliki rasa saling percaya antar sesama anggota dan mementingkan pendekatan persahabatan. Hal ini menunjuk pada nilai solidaritas yang dibangun oleh kelompok atau komunitas tersebut.
81
Durkheim juga membedakan solidaritas berdasarkan persamaan (mekanik) dan saling ketergantungan (organik). Sebagaimana suatu kelompok yang semua kegiatan berspesialisasi mereka berhubungan dan saling tergantung satu sama lain maka tergolong dalam solidaritas organik sementara kelompok yang melakukan aktifitas yang sama dan memiliki tanggung jawab yang sama maka tergolong dalam solidaritas mekanik. Menurut Coleman, dkk (1980) kaum homoseksual yang menerima homoseksualitas mereka, memenuhi aneka peran kemasyarakatan secara bertanggung jawab dan mengikatkan diri dengan komunitas homoseksual maka ia tergolong dalam homoseksual mapan. Oleh karena itu anggota komunitas Love Story merupakan homoseksual mapan. dengan dasar persamaan orientasi seksual dan perilaku seksual pada gender yang sama dan berdasarkan teori Durkheim terhadap jenis solidaritas, komunitas Love Story menggunakan solidaritas mekanik yang mengacu pada persamaan. Persamaan lainnya juga dimiliki oleh anggota seperti rasa peduli kesehatan (HIV/AIDS) dan pengalaman percintaan. oleh karena itu komunitas Love Story membangun solidaritas berdasarkan persamaan atau solidaritas mekanik. Jika dalam teori Durkheim mengatakan bahwa solidaritas merupakan keadaan saling percaya antara para anggota dalam suatu kelompok atau komunitas, maka harus adanya rasa percaya antar sesama anggota sebagaimana Anggota komunitas Love Story yang membangun rasa saling percaya dengan berbagai cara salah satunya adalah aktif dalam setiap diskusi dan kegiatan kelompok, dengan menjadi anggota aktif maka mereka akan membangun rasa
82
percaya bagi anggota lain terhadap dirinya dan sebaliknya. Diskusi dan kegiatan yang aktif berarti adanya komunikasi. Berawal dengan persamaan dan rasa percaya yang tinggi, komunitas Love Story memiliki berbagai aspek solidaritas yang mengacu pada solidaritas mekanik. Aspek tersebut sebagai berikut : 1. Pembagian kerja yang rendah dimana komunitas ini tidak menitik beratkan pada posisi tertentu, semua dipusatkan pada ketua yang memiliki jaringan di luar komunitas. 2. Kesadaran kolektif yang kuat, hal ini mengacu pada setiap individu yang homogen artinya permasalahan percintaan yang sama, kemudian rasa kepedulian kesehatan yang sama. 3. Hukum dalam komunitas bersifat represif, artinya apabila ada anggota yang menyimpang maka akan dihukum berdasarkan kesepakatan bersama agar kebersamaan tidak terpecahkan, contohnya hukuman sosial yaitu dengan sindiran-sindiran yang menyudutkan pelaku. 4. Komunitas ini memiliki tingkat individual rendah, setiap anggota selalu ikut dalam kebersamaan seperti ikut serta dalam arisan, selalu hadir dalam setiap forum. 5. Konsensus terhadap pola-pola normatif, dalam komunitas pola-pola normatif yang dibentuk oleh komunitas yang mengharuskan setiap anggota untuk mengikutinya ialah adanya keharusan untuk selalu aktif, kemudian adanya norma-norma dalam kehidupan yang juga digunakan.
83
6. Ketika adanya penyimpangan dalam komunitas maka setiap anggota berhak ikut serta dalam mengkum orang yang menyimpang tersebut. Sebagaimana yang dilakukan oleh komunitas yang disebut sebagai sidang paripurna yaitu keeluruhan anggota untuk mendiskusikan suatu masalah. 7. Setiap anggota tidak saling bergantung, berdasarkan wawancara dengan informan yang menyatakan bahwa mereka tidak saling tergantung artinya tidak adanya ketergantung anggota untuk mendapatkan pasangan. 8. Komunitas ini memiliki hubungan yang sangat akrab dan menjujung tingga kekeluargaan diantara setiap anggota. Suatu kelompok yang berfungsi efektif, maka setiap anggotanya harus dapat berkomunikasi dengan mudah dan efisien. secara khusus, semangat komunitas lebih besar dalam sebuah jaringan komunikasi dengan struktur yang tidak terpusat seperti lingkaran dan terbuka dibandingkan dengan struktur komunikasi yang lain. 57 Jaringan komunikasi yang terbentuk akan menentukan jumlah dan jenis informasi yang diharapkan didapat oleh seseorang anggota kelompok dari anggota lainnya. Hal ini agar dapat meminimalisir hambatan dan memaksimalkan hasil dalam mencapai tujuan kelompok. Komunitas Love Story ini membentuk sebuah jaringan komunikasi tidak terpusat, mereka tidak memiliki kekuasaan pemimpin dan setiap individu baik pemimpin maupun anggota memiliki kedudukan yang sama dan dapat melakukan komunikasi satu sama lain tanpa adanya pemutusan
57
David W. Johson, Frank P. Johnson. Dinamika Kelompok Teori dan Keterampilan Edisi : Kesembilan. Jakarta: PT Indeks. 2012. hlm. 156
84
jaringan. Hal ini sesuai dengan teori Joseph A. Devito dalam buku Komunikasi Antarmanusia mengenai struktur pola komunikasi yaitu struktur semua saluran atau pola bintang. Dimana dalam struktur ini semua anggota adalah sama dan semuanya memiliki kekuatan yang sama untuk mempengaruhi anggota lain, dan setiap anggota dapat berkomunikasi dengan setiap anggota lainnya. seperti struktur pola komunikasi berikut : Gambar 4.5 Pola Struktur Bintang Komunitas Love Story Jaka Robin
Aditya
Dimas
Fery
Dalam gambar 4.5 tersebut Jaka sebagai ketua komunitas sedangkan Robin, Aditya, Dimas, dan Fery mengambarkan anggota komunitas dan garis menggambarkan hubungan dalam jaringan. Baik Jaka, Robin, Aditya, Dimas maupun Fery dapat melakukan komunikasi satu sama lain dikarenakan adanya garis yang menghubungkan. Penggambaran ini juga dilakukan oleh seluruh anggota bahwa setiap anggota memiliki garis untuk terhubung satu sama lain. struktur pola komunikasi diatas merupakan bentuk struktur tidak terpusat dan dinamakan sebagai struktur terbuka atau bintang. Selain penggunaan struktur jaringan komunikasi yang tidak terpusat dan terbuka, kelompok yang efektif mengutamakn proses pengambilan keputusan
85
yang membiarkan anggotanya untuk berdiskusi satu sama lain. Hal ini berarti adanya interaksi antar anggota, dasar interaksi itu ialah komunikasi. Terdapat beragam
jenis
komunikasi
seperti
komunikasi
intrapribadi,
komunikasi
interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi publik, komunikasi organisasi, maupun komunikasi massa. Setiap jenis komunikasi memiliki peranan dan fungsinya masing-masing sesuai dengan kebutuhan dalam berinteraksi. Dalam struktur pola komunikasi bintang yang dilakukan oleh komunitas Love Story, memungkin
adanya
hubungan
antarpribadi
dan
berlangsungnya
sebuah
komunikasi antarpribadi. Berbagai macam bentuk komunikasi antarpribadi, misalnya sekedar bertegur sapa, bertukar pikiran, diskusi, koordinasi, lobi, negosiasi, wawancara, debat, dan sebagainya. Dalam komunikasi antarpribadi terdapat berbagai komponen yang menjadi sebuah pola dalam proses komunikasi antarpribadi tersebut berlangsung. seperti adanya komunikator, pesan, media, komunikan dan umpan balik atau feedback. berdasarkan komponen tersebut, secara umum bentuk pola komunikasi antarpribadi yang berlangsung sebagai berikut :
86
Gambar 4.6 Pola Komunikasi Antarpribadi Komunitas Love Story Info pencegahan HIV/AIDS, personal (Curhat), gosip, dll. Komunikator Jaka
Media
Komunikan Fery Daniel
Dimas Blackberry Messanger (BBM), Whatsapp, Line, Grindr Tatap Muka, Telepon
Mengikuti cara pencegahan HIV/AIDS, Merespon curhatan dan gosip dengan memberikan saran atau masukan terhadap masalah.
Pada gambar 4.6 Jaka, Robin dan Dimas merupakan komunikator sebagai orang yang memulai suatu komunikasi, kemudian pesan yang akan disampaikan berupa informasi pencegahan HIV/AIDS, curhatan pribadi maupun gosip, pesan tersebut dilakukan melalu media pada komponen ini maka komunikator akan menentukan media apa yang akan gunakan sesuai dengan kondisi dan situasi pada saat berlangsungnya komunikasi tersebut, disini maka komunikasi antarpribadi dapat berupa oral communication jika komunikator melakukan komunikasi secara tatap muka maupun melalui telepon sedangkan jika komunikator menggunakan media seperti blackberry messanger (BBM), Whatsapp ataupun Line maka komunikasi antarpribadi tersebut berupa written communication, setelah itu pesan akan diterima oleh Fery, Aditya dan Daniel yang berperan sebagai komunikan. Ketika pesan yang disampaikan telah diterima oleh komunikan maka komunikan akan memberikan feedback atau umpan balik dengan berbagai respon baik verbal
87
maupun non verbal dengan mengikuti cara pencegahan HIV/AIDS, dan merespon curhatan dan gosip dengan memberikan saran atau masukan terhadap masalah. Komunikasi
antarpribadi
lebih
mengutamakan
isi
pesan
dalam
berlangsungnya proses komunikasi tersebut. Pesan ini dapat bersifat personal maupun non personal, hasil penelitian menjabarkan adanya perbedaan isi pesan yang sangat mencolok yaitu mengenai percintaan dan kepedulian akan kesehatan. Masalah percintaan yang dialami oleh komunikator maupun komunikan merupakan pesan yang bersifat personal, seperti pesan mengenai jatuh cinta maupun putus cinta, hubungan berpasangan, hingga hubungan fisik. sementara kepedulian akan kesehatan merupakan pesan bersifat non personal, pesan ini meliputi cara-cara mencegah HIV/AIDS, cara mengatasi penyakit-penyakit kelamin, hingga apa saja yang baik dan tidak baik saat melakukan hubungan fisik. Permasalahan mengenai percintaan yang menjadi pesan personal dalam komunitas homoseksual tidak jauh berbeda dengan permasalahan percintaan terhadap kaum heteroseksual, kebutuhan cinta bagi kaum homoseksual sama seperti kebutuhan kaum heteroseksual, yang membedakan hanya pada peran gender yaitu laki-laki dengan laki-laki dan laki-laki dengan perempuan. Selain pesan yang bersifat personal dan non personal, penyampain pesan merupakan hal yang sangat penting guna pesan yang akan disampaikan dapat diterima oleh komunikan sesuai dengan harapan komunikator, bentuk mengekspresikan pesan-pesan tersebut dapat dilakukan secara lisan atau oral communication maupun secara tertulis atau written communication, kedua bentuk
88
komunikasi antarpribadi ini memiliki kelebihan dan kelemahannya masingmasing. Sehingga penerapannya perlu memperhatikan situasi dan kondisi yang ada. Berdasarkan gambar 4.6, bahwa komunitas Love Story menerapkan kedua bentuk komunikasi antarpribadi tersebut. Oral communication yang mereka gunakan ketika mereka sedang berada dalam situasi dan kondisi yang sama atau tatap muka, dimana secara tatap muka penyampaian sebuah pesan sangat berpengaruh berdasarkan hasil penelitian secara tatap muka penyampaian sebuah pesan menggunakan bahasa verbal dan non verbal, dalam oral communication penggunaan bahasa verbal dengan penyampain secara simbolik menjadi sebuah ciri khas dalam komunitas ini. Mengekspresikan atau penyampaian pesan dengan menggunakan simbolik seperti misalkan seorang komunikator bernyanyi lagu sakitnya tuh disini maka secara simbolik komunikator menyampaikan sebuah pesan bahwa ia sedang merasakan sakit hati. sebagaimana dalam gambar 4.7 berikut : 4.7 Pola Komunikasi Antarpribadi Tatap Muka Sakit hati karena pacarnya sedang selingkuh Komunikator
Menyanyikan lagu Cita Citata dengan judul 'Sakitnya Tuh
Robin
Komunikan Ocha
Mengelus dada Robin sambil merangkulnya
89
Gambar 4.7 Pola Komunikasi Antarpribadi Tatap Muka diatas menerangkan bahwa Robin sebagai komunikan menyampaikan sebuah pesan bahwa ia sedang sakit hati, kemudian ia menyampaikan pesan secara simbolik dengan bernyanyi yang kemudian pesan tersebut diterima oleh Ocha sebagai komunikan, Ocha memberikan feedback secara simbolik dengan mengelus dada Robin dan merangkulnya artinya Robin diharuskan untuk bersabar. Sementara mereka menggunakan written communication ketika mereka berada pada ruang dan waktu yang berbeda. Faktanya adalah ketika mereka berada dalam waktu dan ruang yang berbeda mereka menggunakan handphone sebagai alat atau media berkomunikasi kemudian mereka berinteraksi melalui sebuah aplikasi chatting seperti Blackberry Messanger (BBM) ataupun whatsapp dan Line. Media jejaring sosial juga dapat digunakan sebagai media written communication, salah satu jejaring sosial kaum gay yang digunakan oleh anggota komunitas Love Story ialah Grindr. Aplikasi yang memiliki keunggulan dalam sistem jaringan berbasis GPS ini justru tidak digunakan oleh komunitas Love Story sebagai media dalam komunikasi antarpribadi secara intensif. Karena anggota yang menggunakan Grindr hanya dikhususkan sebagai media untuk mendapatkan teman, partner sex ataupun pacar bukan sebagai media dalam komunikasi dengan anggota lain. Komunikasi antarpribadi pada dasarnya akan membangun sebuah hubungan yang efektif, menurut Joseph A. Devito dalam buku "Komunikasi Antar Manusia" hubungan antarpribadi yang efektif akan melalui berbagai tahap seperti kontak, keterlibatan, keakraban, perusakan, dan pemutusan. sebagaimana
90
hubungan antarpribadi yang ada pada anggota komunitas Love Story, mereka melakukan tahap-tahapan seperti teori Joseph A. Devito tersebut. dengan proses kontak dilalui ketika mereka saling memperhatikan akun facebook setiap anggota pada saat itu adanya keputusan setiap individu untuk melalukan interaksi dengan saling berkomunikasi. dengan adanya komunikasi tersebut mereka akhirnya melakukan suatu pertemuan yang biasa disebut sebagai kopi darat, dalam hal ini tahap keterlibatan sedang terjadi. Dimana berdasarkan pengalaman kaum homoseksual, ketika mereka sudah memutuskan untuk melakukan kopi darat maka ada tujuan mereka untuk saling mengenal lebih jauh, setelah kopi darat mereka justru menjadi akrab. Namun dengan hubungan antarpribadi yang kuat, maka tahap penurun hubungan seperti perusakan dan pemutusan dapat segara di selesaikan melalui proses musyawarah atau biasa mereka sebut sebagai sidang paripurna
dimana
individu-individu
yang
memiliki
permasalahan
dapat
berkomunikasi secara tatap muka dan dibantu oleh seluruh anggota. Komunikasi antarpribadi dalam komunitas Love Story memberikan pengaruh terhadap hubungan antarpribadi diantara setiap anggota. Hasil komunikasi antarpribadi tersebut memberikan hasil hubungan antarpribadi yang baik dan semakin dekat. Penjelasan mengenai pola komunikasi antarpribadi diatas menunjukan bahwa komunitas Love Story menggunakan komunikasi antarpribadi sesuai dengan tujuan komunikasi antarpribadi berdasarkan Joseph A. Devito yaitu to learn atau mempelajari banyak hal, to relate atau menemukan suatu hubungan, to play atau pembicaraan mengenai kesenangan satu sama lain, dan to help atau membantu banyak hal dalam suatu interaksi.
91
To relate atau menemukan suatu hubungan berkaitan dengan solidaritas yang mengharuskan adanya hubungan yang baik untuk membangun berbagai aspek-aspek seperti kolektif, indivudual, sampai hukum represif ataupun restitutif. Oleh karena itu, dalam membangun solidaritas maka komunikasi antarpribadi tersebut merupakan salah satu cara yang digunakan komunitas Love Story. Penggunaan komunikasi antarpribadi dengan struktur jaringan tidak terpusat atau pola bintang mampu mempertahankan solidaritas dalam komunitas tersebut, dimana secara keseluruhan dapat dilihat dengan pola komunikasi yang digunakan oleh komunitas Love Story sebagai berikut :
92
F
Dimas
A
E
B
Aditya
Jaka
D
C
Fery
Robin
Gambar 4.8 Struktur dan Pola Komunikasi Komunitas Komunitas Love Story
93
Pada gambar 4.8 bahwa solidaritas komunitas Love Story dipertahankan dengan sistem komunikasi antarpribadi sebagaimana dalam pola tersebut Jaka, Aditya, dan Robin merupakan komunikator, dimana komunikasi yang dilakukan adalah komunikasi antarpribadi dengan pesan yang disampaikan berupa info pencegahan HIV/AIDS, personal (curhat), gosip maupun lainnya, kemudian media yang digunakan ialah Blackberry Messanger (BBM), Whatsapp, Line, Grindr, tatap muka maupun melalui telepon, kemudian komunikan seperti Jaka, Robin, Dimas, dan Fery akan memberikan respon seperti mengikuti cara pencegahan HIV/AIDS, dan memberikan saran atau masukan terhadap masalah. Jaka, Robin, Aditya, Dimas maupun Fery dapat berperan sebagai komunikator ataupun komunikan, dimana dengan struktur pola bintang ini setiap garis baik A,B,C,D,E dan F memiliki pola komunikasi antarpribadi seperti garis antara Jaka dan Robin, Aditya dan Jaka, Aditya dan Dimas, maupun Robin dan Fery. setiap anggota dapat berkomunikasi satu sama lain sesuai dengan garis-garis tersebut.