BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Tempat Penelitian a. Kondisi Fisik SMP Negeri 1 Ngemplak SMP Negeri 1 Ngemplak Sleman Yogyakarta terletak di Jalan Jangkang, Widodomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. SMP Negeri 1 Ngemplak memiliki luas area 14.300 m² dan berlantai dua pada sisi utara. Gedung ini terdiri dari ruang kelas (18 kelas), ruang tata usaha, ruang guru, ruang kepala sekolah, laboratorium (IPA, multimedia, dan bahasa), ruang UKS , ruang BK, dan perpustakaan (digital dan non digital), ruang AVA, ruang OSIS, ruang aula, mushola, koperasi, dan lapangan (basket, voli, badminton, sepak bola), serta area parkir. b. Kondisi Non Fisik SMP Negeri 1 Ngemplak Guru yang ada di SMP Negeri 1 Ngemplak berjumlah 48 orang dengan latar belakang pendidikan mayoritas lulusan SI. Adapun kegiatan diluar sekolah yang dilakukan untuk mendukung kegiatan belajar mengajar adalah dengan mengikuti diskusi MGMP dan mengikuti berbagai seminar. Sebagian guru juga aktif membina siswa dalam berbagai kegiatan ekstrakulikuler. Karyawan merupakan salah satu unsur yang turut mendukung potensi SMP N 1 Ngemplak. Staf tata usaha SMP N 1 Ngemplak ada 9
56
57
orang. Selain tata usaha, karyawan SMP N 1 Ngemplak juga terdiri dari Satpam dan penjaga sekolah, serta tukang kebun. Penjaga sekolah juga bertugas untuk bergiliran melaksanakan piket jaga malam di sekolah. Siswa SMP Negeri 1 Ngemplak memiliki potensi yang baik. Hal ini dibuktikan dengan beberapa kejuaraan yang pernah diraih seperti kejuaraan lomba KIR, lomba cerdas cermat dan lain-lain. Untuk mengembangkan potensi siswanya dalam bidang non-akademik, SMP Negeri 1 Ngemplak memiliki berbagai ekstrakurikuler seperti pramuka, drum band, komputer, KIR, PMR, voli, basket dan berbagai aktivitas bagi siswa lainnya. SMP Neegeri 1 Ngemplak memiliki struktur organisasi sekolah sebagai berikut: 1) Kepala Sekolah Kepala sekolah
: Drs. R. Tri Wahyana Kuntara, MA
Pendidikan Terakhir : S2 2) Wakil Kepala Sekolah Dalam melaksanakan tugasnya kepala sekolah dibantu oleh empat orang wakil kepala sekolah yaitu: a) Wakasek Kurikulum b) Wakasek Kesiswaan c) Wakasek Sarana dan Prasarana d) Wakasek Humas
58
SMP Negeri 1 Ngemplak memiliki kualitas yang baik yang terkait dengan visi dan misi sekolah. Adapun visi dan misi SMP Negeri 1 Ngemplak, yaitu: a) Visi “Terselenggaranya layanan pendidikan yang prima agar terwujud warga sekolah yang berakhlak mulia, berbudaya dan berprestasi berdasarkan iman dan taqwa.” b) Misi (1) Menyelenggarakan program pendidikan yang senantiasa mengacu pada agama dan budaya, sistem dan norma yang berlaku dengan tanpa mengabaikan perkembangan dunia luar. (2) Melaksanakan berbagai usaha dalam rangka meningkatkan prestasi siswa, di bidang akademik maupun non akademik. (3) Mengupayakan peningkatan ketrampilan dalam berkarya sesuai dengan bakat dan minat serta mengacu pada life skill yang dikembangkan oleh sekolah antara lain dengan mengembangkan seni baca Al Qur’an, seni rupa/kerajinan tangan, tata busana dan olah raga. c. Kondisi Umum Kelas VII B SMP Negeri 1 Ngemplak Ruang Kelas VII B SMP Negeri 1 Ngemplak berada di sebelah utara. Jumlah siswa di kelas tersebut yaitu 32 anak. Sarana dan prasarana yang ada di kelas VII B antara lain sebagai berikut: 1 meja
59
dan 1 kursi untuk guru, 16 meja dan 32 kursi untuk siswa, papan absen, papan tulis, jadwal piket, struktur organisasi, dan jadwal pelajaran. 2. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan mulai tanggal 10 Januari sampai 17 Januari 2013. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus yang disesuaikan dengan jadwal mata pelajaran IPS yaitu hari Kamis. Satu pertemuan berlangsung selama 2x40 menit. Data dari siklus I disimpulkan belum
mencapai
kriteria
keberhasilan
tindakan
yang ditetapkan.
Sedangkan pada siklus II sudah mencapai keberhasilan tindakan yang ditetapkan. Berikut ini jabaran data pada masing-masing siklus. a. Siklus I Siklus I dilaksanakan pada tanggal 10 Januari 2013. Pertemuan pada siklus I berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x40 menit). Berikut adalah deskripsi pelaksanaan pembelajaran IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division di SMP Negeri 1 Ngemplak. 1) Perencanaan Tindakan Siklus I Pada tahap perencanaan tindakan ini dilakukan persiapan dan perencanaan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Berikut langkah-langkah pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD:
60
a) Peneliti
dan
guru
mempersiapkan
rencana
pelaksanaan
pembelajaran (RPP) terkait kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model STAD yang disesuaikan dengan materi pelajaran. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I, materi yang disampaikan meliputi Standar Kompetensi (SK) 4. Memahami usaha manusia untuk mengenali perkembangan lingkungannya dan 6. Memahami kegiatan ekonomi masyarakat dengan Kompetensi Dasar (KD) 4.3 Mendeskripsikan kondisi geografis penduduk dan 6.1 Mendeskripsikan pola kegiatan ekonomi penduduk, penggunaan lahan dan pola permukiman berdasarkan kondisi fisik permukaan bumi, yang dirangkum dalam tema “Potensi di Lereng Merapi”. b) Menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari: (1) Lembar observasi aktivitas belajar siswa Lembar observasi berisi indikator-indikator aktivitas belajar siswa yang digunakan sebagai pegangan bagi peneliti dalam melakukan observasi terhadap siswa dalam pembelajaran IPS dengan model STAD. (2) Lembar observasi kegiatan guru Lembar
observasi
keterlaksanaan
guru
berisi
langkah-langkah
indikator-indikator
kegiatan
pembelajaran
dengan menggunakan model STAD pada pembelajaran IPS.
61
(3) Lembar kerja kelompok Lembar kerja kelompok digunakan dalam kegiatan diskusi kelompok. Lembar kerja ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan materi pelajaran. Pertanyaan dalam lembar kerja siswa tersebut didiskusikan dan dijawab secara kelompok. (4) Soal tes Tes diberikan pada siswa untuk mengukur seberapa besar pemahaman siswa akan materi yang diajarkan. Tes berupa tes objektif (pilihan ganda) yang dikerjakan secara individu. (5) Catatan lapangan Catatan lapangan digunakan untuk mencatat segala kejadian yang terjadi pada pelaksanaan pembelajaran IPS dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. c) Melakukan koordinasi dengan guru sebagai kolabolator dan teman sejawat yaitu mahasiswa. d) Memberikan pengarahan kepada teman sejawat yang bertindak sebagai observer. 2) Pelaksanaan Tindakan Siklus I a) Pendahuluan Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan memimpin doa, kemudian guru menanyakan kehadiran siswa. Setelah melakukan presensi siswa, guru menyampaikan
62
apersepsi. Guru bertanya pada siswa “Siapa yang pernah pergi ke Kaliurang?”. Tujuannya untuk mengajak siswa mengetahui kondisi geografis wilayah dan pola penggunaannya. Beberapa siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Jawaban dari siswa diterima oleh guru kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran agar siswa mampu menjelaskan kondisi geografis wilayah dan pola penggunaan lahannya. Kemudian guru melanjutkan dengan membagi siswa menjadi 6 kelompok secara heterogen, masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Suasana kelas menjadi gaduh pada saat pembagian kelompok, namun guru mengatasi dengan menegur siswa agar tetap tenang. b) Penyampaian Materi Guru
memberikan
pengantar
pada
siswa
untuk
memahami materi tentang kondisi geografis wilayah dan pola penggunaan lahan masyarakat. Pada kegiatan ini, guru menyampaikan pokok materi saja, kemudian siswa mendalami materi pada kegiatan diskusi kelompok. Namun, guru kurang memperhatikan waktu pada saat penyampaian materi, sehingga melewati batas waktu yang ditetapkan. Aktivitas belajar siswa belum begitu terlihat. Masih banyak siswa yang gaduh dan tidak memperhatikan penjelasan guru. Kemudian guru meminta siswa untuk membaca materi pada buku. Masih terlihat beberapa
63
siswa yang tidak membaca. Tidak banyak siswa yang bertanya, mereka cenderung diam bahkan terlihat tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Setelah menyampaikan materi pelajaran,
guru
melanjutkan
dengan
melakukan
belajar
kelompok. c) Belajar Kelompok Guru membagikan lembar kerja kelompok pada masingmasing kelompok untuk didiskusikan. Lembar kerja kelompok berisi
pertanyaan-pertanyaan
terkait
dengan
materi
pembelajaran mengenai kondisi geografis wilayah dan pola penggunaan lahan oleh masyarakat. Guru menyediakan 3 jenis lembar kerja dimana 2 kelompok mengerjakan dan menjawab pertanyaan yang sama. Lembar kerja tipe A mengenai letak geografis wilayah Indonesia dan pengaruhnya bagi kehidupan manusia, tipe B mengenai keanekaragaman bentuk muka bumi potensi lahan di daerah Merapi, tipe C mengenai pola penggunaan lahan pertanian dan non pertanian di wilayah Merapi. Guru berkeliling untuk membimbing siswa dalam kegiatan diskusi. Selain itu guru juga menyampaikan pada siswa untuk saling bekerjasama dalam kelompok. Guru membimbing agar semua anggota kelompok mampu memahami materi, sehingga jika salah satu anggota kelompok sudah paham dapat membantu anggota yang lain. Siswa masih beradaptasi dengan
64
kelompok belajarnya dan suasana kelas menjadi gaduh. Beberapa siswa terlihat pasif saat kegiatan diskusi kelompok. Masih terlihat beberapa kelompok yang tidak mau bekerjasama dalam mengerjakan lembar kerja kelompok. Guru memberikan peringatan pada masing-masing kelompok bahwa waktu untuk diskusi sudah hampir selesai dan setiap kelompok menyelesaikan tugas tersebut. Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, guru mengklarifikasi hasil kerja kelompok siswa dan memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya. Kmudian guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajarai. d) Pelaksanaan Tes Siswa diberi lembar soal tes berupa soal obyektif yang terdiri dari 10 soal pilihan ganda. Soal tersebut dikerjakan secara individu. Guru memperingatkan siswa agar tidak saling bekerjasama dalam mengrjakan tes. Beberapa siswa masih terlihat saling bertanya dan bekerjasama. e) Penghargaan Kelompok/Rekognisi Tim Penghargaan kelompok diberikan kepada masing-masing kelompok berdasarkan rata-rata perolehan skor tim berdasarkan hasil tes.
65
3) Observasi a) Hasil observasi aktivitas belajar siswa Hasil observasi aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada tabel 9. berikut ini: Tabel 9. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I No. Indikator Persentase 37,50% 1. Siswa membaca materi yang akan dipelajari 78,13% 2. Siswa berdiskusi dengan teman 3. Siswa bertanya pada guru atau teman 50,00% 4. Siswa menyimak penjelasan dari guru 56,25% 5. Siswa membuat catatan tentang materi pelajaran 65,63% 6. Siswa menanggapi pendapat teman atau guru 59,38% 7. Siswa mengerjakan tes dengan kemampuan sendiri 62,50% 8. Siswa bersemangat dalam mengikuti pelajaran 59,38% Rata-rata 58,59% Hasil observasi pada tabel 9. di atas, apabila disajikan dalam bentuk diagram batang menjadi berikut:
80 70 60 50 40
Siklus I
30 20 10 0 1
2
3
4
5
6
7
8
Gambar 3. Diagram Persentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus I (dalam %)
66
Berdasarkan tabel 9. dan gambar 3. menunjukkan bahwa persentase aktivitas belajar siswa belum mencapai kriteria yang diharapkan. Persentase tertinggi sebesar 78,13% pada indikator siswa berdiskusi dengan teman, sedangkan persentase aktivitas belajar siswa terendah sebesar 37,50% pada indikator siswa membaca materi yang dipelajari. Hal ini menunjukkan bahwa perlu adanya siklus II untuk melakukan perbaikan sehingga mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa. b) Hasil Tes Tes digunakan untuk mengukur pemahaman siswa mengenai materi yang dipelajari selama proses pembelajaran berlangsung. Persentase ketuntasan siswa dalam mengerjakan tes dapat dilihat pada tabel 10. berikut ini: Tabel 10. Persentase Ketuntasan Siswa Siklus I Jumlah Keterangan Persentase Siswa yang mencapai 21 65,63% KKM Siswa yang tidak 11 34,38% mencapai KKM Berdasarkan tabel 10. di atas, diketahui bahwa dari 32 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM yaitu sebanyak 21 siswa dengan persentase sebesar 65,63%. Siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 11 siswa dengan persentase sebesar 34,38%. Hasil tes tersebut menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar dan perlu ditingkatkan. Oleh karena itu perlu dilaksanakan siklus II untuk
67
meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa. Tabel 11. berikut ini adalah data hasil tes dan skor perkembangan individu siswa pada siklus I: Tabel 11. Perolehan Skor Perkembangan Individu Siklus I Kelompok
1
2
3
4
5
6
No.
Nama Anggota
Skor Awal
Skor Tes
Poin Kemajuan
1
Almira Ardiana
80
90
20
2
Andi Dwi Prasetya
76
80
30
3
Anjani Krisna Dewi
72
90
30
4
Apik Apriliyanto
68
70
20
5
Bretya Syafira Soca W
60
80
30
6
Dayo Nur Rogo
60
70
20
7
Desti Ira Pratiwi
80
90
20
8
Diany Eka Chofifah
64
70
20
9
Dyah Uspita Sari
84
90
20
10
Aduardus Ananta W
80
80
-
11
Erika Alvianasari
48
60
30
12
Fatika Febrianti
80
90
20
13
Iqbal Akbar Nafis
64
80
30
14
Kiki Syahnakri
64
70
20
15
Milenia Putri R
72
80
20
16
Mita Dwi Astuti
72
90
30
17
Muhamad Syafii
80
80
-
18
Nisvia Muzaizana
60
80
30
19
Nuur Qomarus Saleh
64
70
20
20
Radika Syafna
72
90
30
21
Rika Akana Suryani
56
70
30
22
Ris'qa Novita MP
80
90
20
23
Rizki Enggal Kurniawan
64
80
30
24
Rizki Kurniawan
68
80
30
25
Siska Amelia
64
70
20
26
Siti Istikomah
64
80
30
27
Siti Latifah
64
70
20
28
Syaiful Anwar
68
80
30
29
Tangguh Junior Rio S
60
90
30
30
Tri Wahyu Handayani
52
60
20
31 32
Yuda Dian Anggara Zaid Indra Alfian
84 60
80 70
10 20
68
Tabel 12. Kriteria Perolehan Poin Kemajuan Individu Siklus I
No
Nilai tes
1.
Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar 10 sampai 1 poin di bawah skor dasar Skor 0 sampai 10 poin di atas sko dasar Lebih dari 10 poin di atas skor dasar Pekerjaan sempurna (tanpa memperhatikan skor dasar) Jumlah
2. 3. 4. 5.
Skor Perkembangan 0 poin 10 poin 20 poin 30 p0in 30 poin
Jumlah siswa yang mendapat poin kemajuan 2 1 15 14 0 32
Berdasarkan tabel 12. di atas dapat diketahui jumlah siswa dengan perolehan skor perkembangan atau kemajuan berdasarkan kriteria nilai. Siswa yang mendapatkan skor 10 poin karena nilai terkini di bawah skor dasar sebanyak 1 siswa, sebanyak 15 siswa mendapatkan skor 20 poin karena nilai terkini meningkat 0-10 poin di atas skor dasar, sebanyak 14 siswa mendapatkan skor 30 poin karena nilai terkini meningkat > 10 poin di atas skor dasar, dan tidak ada siswa yang mendapatkan skor 30 poin dengan pekerjaan sempurna tanpa melihat skor dasar. Tabel 13. berikut menunjukkan kriteria penghargaan yang diperoleh tiap kelompok pada siklus I:
69
Tabel 13. Kriteria Penghargaan Kelompok Siklus I Penghargaan
F
Keterangan
-
Rata-rata Skor 6 ≤ N ≤ 15
1. Tim Baik (Good Team) 2. Tim Sangat Baik (Great Team) 3. Tim Istimewa (Super Team)
1
16 ≤ N ≤ 20
Kelompok II
5
21 ≤ N ≤ 30
Kelompok I, III, IV, V, VI
-
Berdasarkan tabel 13. di atas menunjukkan bahwa satu tim memperoleh penghargaan sebagai Tim Sangat Baik (Great Team) yaitu kelompok II. Lima kelompok lainnya mendapatkan penghargaan sebagai Tim Istimewa (Super Team) yaitu kelompok I, III, IV, V, dan VI. c) Keterlaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) (1) Kegiatan guru pada pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran STAD Pada
pelaksanaan
pembelajaran,
guru
sudah
melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan model pembelajaran STAD sesuai dengan RPP. Namun, guru masih terlalu banyak menyampaikan materi sehingga melewati batas waktu. Selain itu guru masih kurang dalam memberikan motivasi pada siswa dalam kegiatan belajar sehingga masih ada siswa yang kurang antusias mengikuti pembelajaran. Guru membagi kelas dalam beberapa
70
kelompok dengan anggota kelompok masing-masing 5-6 siswa. Kegaduhan sempat terjadi saat pembagian kelompok. Namun, guru mampu mengatasi dengan menegur siswa yang gaduh. Pada kegiatan diskusi guru membimbing siswa untuk saling membantu dalam menyelesaikan tugas kelompoknya. Guru mengarahkan agar semua anggota kelompok dapat memahami materi yang diajarkan. Di sini guru bertindak sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. Setelah kegiatan diskusi selesai, guru meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas.
Untuk
menyamakan
persepsi
siswa,
guru
mengklarifikasi hasil diskusi siswa. Pada akhir pembelajaran guru dan siswa menyimpulkan materi pelajaran. Hasil observasi kegiatan guru dalam pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 10. (2) Aktivitas Belajar Siswa pada Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievent Division (STAD) Aktivitas belajar siswa pada saat pembelajaran di siklus I masih kurang. Hal ini ditunjukkan dengan hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa belum mencapai kriteria
yang
diharapkan.
Keterlibatan
siswa
dalam
71
pembelajaran
juga
masih
kurang.
Pada
saat
guru
menyampaikan apersepsi dan memberikan pertanyaan masih ada siswa yang tidak menjawab pertanyaan bahkan tidak memperhatikan. Pada
kegiatan pembagian
kelompok,
suasana kelas menjadi tidak kondusif karena kegaduhan yang ditimbulkan oleh beberapa siswa. Begitu pula pada saat guru menjelaskan materi. Ada 7 siswa yang mengobrol dengan teman dan gaduh. Namun, terlihat 21 siswa yang membuat catatan pada bukunya, 12 siswa membaca materi pelajaran, 16 siswa bertanya dan menanggapi pendapat guru. Siswa mulai memperhatikan ketika guru menegur siswa yang gaduh. Pada kegiatan diskusi siswa saling bertanya dan menyelesaikan tugas kelompok. Namun, belum semua siswa terlibat aktif dalam diskusi kelompok. Terlihat 7 siswa tidak ikut serta melakukan diskusi. Setelah kegiatan diskusi siswa mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas. Saat presentasi ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan. Kemudian guru memberikan klarifikasi mengenai hasil diskusi mereka. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru. Dilanjutkan
dengan
menyimpulkan
materi
pelajaran.
Langkah terakhir pada pembelajaran dengan model STAD yaitu pemberian tes dan penghargaan. Siswa mengerjakan
72
tes dengan baik, meskipun masih terlihat beberapa siswa mencontek pekerjaan milik temannya.
Saat pemberian
penghargaan, siswa terlihat antusias dengan penghargaan yang diterimanya. Data hasil observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada lampiran 11. 4) Refleksi Tindakan Siklus I Berdasarkan deskripsi pelaksanaan tindakan pada siklus I, diperoleh beberapa kekurangan yang perlu mendapatkan perbaikan di siklus II, antara lain: a) Guru belum mengelola waktu dengan baik. b) Masih ada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru yaitu 14 siswa. c) Masih ada siswa yang tidak ikut berpartisipasi dalam kegiatan diskusi kelompok yaitu 7 siswa. d) Ada 12 siswa yang bertanya pada teman atau bekerjasama dalam mengerjakan tes. e) Guru kurang maksimal dalam memotivasi siswa sehingga semangat belajar siswa kurang. Dari beberapa kekurangan di siklus I tersebut maka didapatkan solusi agar kekurangan tersebut tidak terjadi di siklus II, yaitu: a) Guru memancing siswa dengan memberikan pertanyaan sehingga siswa lebih memperhatikan dan aktif.
73
b) Memantau setiap kelompok agar semua anggota kelompok dapat berpartisipasi dalam kegiatan diskusi. c) Melakukan pengawasan yang lebih intensif pada saat siswa mengerjakan tes. d) Memberikan motivasi agar siswa bersemangat dalam belajar. b. Siklus II Siklus II dilaksanakan pada tanggal 17 Januari 2013. Pertemuan pada siklus II berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x40 menit). Pembelajaran IPS pada siklus II merupakan perbaikan dari pelaksanaan pembelajaran pada siklus sebelumnya. Berikut adalah deskripsi pelaksanaan pembelajaran IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division di SMP Negeri 1 Ngemplak. 1) Perencanaan Pada tahap perencanaan tindakan ini dilakukan persiapan dan perencanaan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Berikut langkah-langkah pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD: a) Peneliti dan guru mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) terkait kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model STAD yang disesuaikan dengan materi pelajaran. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II, materi yang disampaikan meliputi Standar Kompetensi (SK) 4.
74
Memahami usaha manusia untuk mengenali perkembangan lingkungannya masyarakat
dan
6.
dengan
Memahami
kegiatan
Kompetensi
Dasar
ekonomi
(KD)
4.3
Mendeskripsikan kosndisi geografis penduduk dan 6.1 Mendeskripsikan
pola
kegiatan
ekonomi
penduduk,
penggunaan lahan dan pola permukiman berdasarkan kondisi fisik permukaan bumi, yang dirangkum dalam tema “Inilah Indonesiaku”. b) Menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari: (1) Lembar observasi aktivitas belajar siswa Lembar observasi berisi indikator-indikator aktivitas belajar siswa yang digunakan sebagai pegangan bagi peneliti dalam melakukan observasi terhadap siswa dalam pembelajaran IPS dengan model STAD. (2) Lembar observasi kegiatan guru Lembar
observassi
guru
berisi
indikator-indikator
keterlaksanaan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model STAD pada pembelajaran IPS. (3) Lembar kerja kelompok Lembar kerja kelompok digunakan dalam kegiatan diskusi kelompok. Lembar kerja ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan materi pelajaran. Pertanyaan dalam
75
lembar kerja siswa tersebut
didiskusikan dan dijawab
secara kelompok. (4) Soal tes Tes diberikan pada siswa untuk mengukur seberapa besar pemahaman siswa akan materi yang diajarkan. Tes berupa tes obyektif (pilihan ganda) yang dikerjakan secara individu. (5) Catatan lapangan Catatan lapangan digunakan untuk mencatat segala kejadian yang terjadi pada pelaksanaan pembelajaran IPS dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. c) Melakukan koordinasi dengan guru sebagai kolabolator dan teman sejawat yaitu mahasiswa. d) Memberikan pelatihan kepada teman sejawat yang bertindak sebagai observer. Berdasarkan permasalahan yang muncul pada siklus I, maka peneliti dan guru IPS membuat tambahan perencanaan pada pembelajaran siklus II sebagai berikut: a) Mengelola waktu dan kelas dengan lebih baik dengan memperhatikan waktu dalam melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dan menegur siswa yang gaduh agar mampu mengikuti pelajaran dengan baik. b) Memantau kegiatan diskusi lebih intensif di tiap-tiap kelompok.
76
c) Memberikan motivasi pada siswa agar dapat mengikuti pembelajaran dengan baik sehingga hasil belajarnya juga baik. d) Menggunakan media pendukung seperti peta Indonesia. 2) Pelaksanaan Tindakan Siklus II a) Pendahuluan Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan memimpin doa, kemudian guru menanyakan kehadiran siswa. Setelah melakukan presensi siswa, guru menyampaikan apersepsi. Guru bertanya pada siswa mengenai musim yang terjadi di Indonesia dan mata pencaharian penduduk Indonesia. Tujuannya untuk mengajak siswa mengetahui perubahan musim yang terjadi di Indonesia dan pengaruhnya terhadap kegiatan konomi penduduk. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Jawaban dari siswa diterima oleh guru kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran agar siswa mampu menjelaskan faktor perubahan musim dan pengaruhnya terhadap pola kegiatan ekonomi masyarakat. Kemudian guru melanjutkan dengan membagi siswa menjadi 6 kelompok secara heterogen, masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Siswa lebih tenang dalam pembagian kelompok. Namun, siswa yang terlihat gaduh ditegur oleh guru agar lebih suasana belajar menjadi lebih tenang.
77
b) Penyampaian Materi Guru
memberikan
pengantar
pada
siswa
dalam
memahami materi tentang kondisi faktor perubahan musim di Indonesia dan pengaruhnya terhadap kegiatan ekonomi penduduk. Dalam kegiatan ini, guru menyampaikan pokok materinya saja, sehingga sisw dituntut untuk mendalami materi dengan kegiatan diskusi. Untuk lebih menarik perhatian siswa, pada saat menjelaskan materi guru menggunakan media berupa peta Indonesia agar siswa lebih mudah dalam memahami materi. Siswa terlihat lebih antusias dengan mengamati peta. Terlihat siswa mulai membuat catatan pada bukunya. Beberapa pertanyaan yang disampaikan oleh guru mendorong siswa lebih aktif. Ada 24 siswa mulai berani bertanya dan menanggapi pendapat guru. Kemudian guru meminta siswa untuk membaca materi pada buku. Masih terlihat 7 siswa yang tidak membaca. c) Belajar Kelompok Guru membagikan lembar kerja kelompok pada masingmasing kelompok untuk didiskusikan. Lembar kerja kelompok ini
berisi
pertanyaan-pertanyaan
terkait
dengan
materi
pembelajaran yaitu faktor perubahan musim di Indonesia dan pengaruhnya terhadap kegiatan ekonomi penduduk. Guru menyediakan 3 jenis lembar kerja dimana 2 kelompok mengerjakan dan menjawab pertanyaan yang sama. Lembar
78
kerja tipe A mengenai terjadinya musim di Indonesia dan pengaruhnya terhadap pertanian di Indonesia, tipe B mengenai macam-macam kegiatan ekonomi penduduk, tipe C mengenai dampak perubahan musim bagi penduduk di Indonesia. Agar semua siswa dapat berperan aktif, guru berkeliling untuk membimbing siswa dalam kegiatan diskusi. Guru memberikan motivasi agar siswa bersemangat dan saling bekerjasama dalam kelompok. Guru membimbing agar semua anggota kelompok mampu memahami materi, sehingga jika salah satu anggota kelompok sudah paham dapat membantu anggota yang lain. Diskusi berjalan dengan lancar dan suasana kelas lebih kondusif. Guru memberikan peringatan pada masing-masing kelompok bahwa waktu untuk diskusi sudah hampir selesai dan setiap kelompok menyelesaikan tugas tersebut. Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, guru mengklarifikasi hasil kerja kelompok siswa dan memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya. Setelah tidak ada lagi yang bertanya, guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajarai.
79
d) Pelaksanaan Tes Siswa diberi lembar soal tes berupa soal obyektif yang terdiri dari 10 soal pilihan ganda. Soal tersebut dikerjakan secara individu. Guru berkeliling untuk memantau siswa dan mengingatkan siswa agar tidak saling bekerjasama dalam mengrjakan tes. Tes berjalan dengan baik dan lancar. Hampir semua siswa mengerjakan tes dengan kemampuan sendiri. e) Penghargaan Kelompok/Rekognisi Tim Penghargaan kelompok diberikan kepada masing-masing kelompok berdasarkan rata-rata perolehan skor tim berdasarkan hasil tes. 3) Observasi a) Hasil observasi aktivitas belajar siswa Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 14. berikut ini: Tabel 14. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Indikator Siswa membaca materi yang akan dipelajarai Siswa berdiskusi dengan teman Siswa bertanya pada guru atau teman Siswa menyimak penjelasan dari guru Siswa membuat catatan tentang materi pelajaran Siswa menanggapi pendapat teman atau guru Siswa mengerjakan tes dengan kemampuan sendiri Siswa bersemangat dalam mengikuti pelajaran Rata-rata
Persentase 78,13% 87,50% 75,00% 81,25% 84,38% 81,25% 90,63% 81,25% 82,42%
80
Data hasil observasi pada tabel 14. di atas apabila disajikan dalam bentuk diagram batang menjadi berikut: 100 80 60 siklus II
40 20 0 1
2
3
4
5
6
7
8
Gambar 4. Diagram Persentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus II (dalam %) Berdasarkan tabel 14. dan gambar 4. menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I. Persentase tertinggi aktivitas belajar siswa pada indikator mengerjakan tes yaitu sebesar 90,63%. Persentase terendah dari aktivitas belajar siswa ada indikator bertanya pada guru/teman sebesar 75,00%. b) Hasil Tes Tes digunakan untuk mengukur pemahaman siswa mengenai materi yang dipelajarai selama proses pembelajaran berlangsung. Dari tes yang telah diberikan maka diperoleh hasil sebagai berikut:
81
Tabel 15. Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II Keterangan Siswa yang mencapai KKM Siswa yang tidak mencapai KKM
Jumlah
Persentase
30
93,35%
2
6,25%
Tabel 15. menunjukkan bahwa sebagian besar siswa telah mencapai KKM. Jumlah siswa yang mencapai KKM yaitu sebanyak 30 siswa dengan persentase sebesar 93,35%, sedangkan siswa yang tidak mencapai KKM sebanyak 2 siswa dengan
persentase
sebesar
6,25%.
Berikut
merupakan
perbandingan siswa yang mencapai KKM pada siklus I dan II: Tabel 16. Perbandingan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM Keterangan Siklus I Siklus II
Jumlah siswa yang mencapai KKM 21 30
Persentase yang Mencapai KKM
Rata-rata
65,63% 93,35%
84,28 89,33
Tabel 16. di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM. Diketahui pada siklus I siswa yang hasil belajarnya mencapai KKM yaitu 21 siswa dengan persentase 65,63% dan nilai rata-rata 84,28. Pada siklus II jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 30 siswa dengan persentase sebesar 93,35% dan nilai rata-rata 89,33. Terjadi peningkatan sebesar 27,72%. Data hasil belajar siswa dan perolehan skor perkembangan individu pada siklus II dapat dilihat pada tabel 17. berikut:
82
Tabel 17. Perolehan Skor Perkembangan Individu Siklus II Kelompok
1
2
3
4
5
6
No.
Nama Anggota
Skor Awal
Skor Tes
Poin Kemajuan
1
Almira Ardiana
90
100
30
2
Andi Dwi Prasetya
80
90
20
3
Anjani Krisna Dewi
90
90
-
4
Apik Apriliyanto
70
80
20
5
Bretya Syafira Soca W
80
70
10
6
Dayo Nur Rogo
70
90
20
7
Desti Ira Pratiwi
90
100
30
8
Diany Eka Chofifah
70
90
30
9
Dyah Uspita Sari
90
90
-
10
Aduardus Ananta W
80
90
20
11
Erika Alvianasari
60
90
30
12
Fatika Febrianti
90
80
10
13
Iqbal Akbar Nafis
80
100
30
14
Kiki Syahnakri
70
80
20
15
Milenia Putri R
80
80
-
16
Mita Dwi Astuti
90
100
30
17
Muhamad Syafii
80
100
30
18
Nisvia Muzaizana
80
90
20
19
Nuur Qomarus Saleh
70
70
-
20
Radika Syafna
90
90
-
21
Rika Akana Suryani
70
90
30
22
Ris'qa Novita MP
90
90
-
23
Rizki Enggal K
80
80
-
24
Rizki Kurniawan
80
90
20
25
Siska Amelia
70
100
30
26
Siti Istikomah
80
90
30
27
Siti Latifah
70
90
30
28
Syaiful Anwar
80
90
20
29
Tangguh Junior Rio S
90
90
-
30 31 32
Tri Wahyu H Yuda Dian Anggara Zaid Indra Alfian
60 80 70
80 80 80
30 20 20
83
Tabel 18. Kriteria Perolehan Poin Kemajuan Individu Siklus II No. 1. 2. 3. 4. 5.
Nilai tes Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar 10 sampai 1 poin di bawah skor dasar Skor 0 sampai 10 poin di atas sko dasar Lebih dari 10 poin di atas skor dasar Pekerjaan sempurna (tanpa memperhatikan skor dasar) Jumlah
Skor Perkembanga n
Jumlah siswa yang mendapat poin kemajuan
0 poin
8
10 poin
2
20 poin
10
30 poin
6
30 poin
6 32
Berdasarkan tabel 17. dan 18. di atas dapat diketahui jumlah siswa dengan perolehan skor perkembangan atau kemajuan berdasarkan kriteria nilai. Siswa yang mendapatkan skor 10 poin karena nilai terkini di bawah skor dasar sebanyak 2 siswa, sebanyak 10 siswa mendapatkan skor 20 poin karena nilai terkini meningkat 0-10 poin di atas skor dasar, sebanyak 6 siswa mendapatkan skor 30 poin karena nilai terkini meningkat > 10 poin di atas skor dasar, dan ada 6 siswa yang mendapatkan skor 30 poin dengan pekerjaan sempurna tanpa melihat skor dasar, serta 8 siswa tidak mendapat skor perkembangan karena nilai terkini tidak mengalami peningkatan.
84
Tabel 19. berikut merupakan kriteria penghargaan yang diperoleh tiap kelompok pada siklus I: Tabel 19. Kriteria Penghargaan Kelompok Siklus II Penghargaan 1. Tim Baik (Good Team) 2. Tim Sangat Baik (Great Team) 3. Tim Istimewa (Super Team) Sumber: Data Primer
F 6 -
Rata-rata Skor 6 ≤ N ≤ 15 16 ≤ N ≤ 20
Keterangan Kelompok 1, II, III, IV, V, VI
21 ≤ N ≤ 30
-
Berdasarkan tabel 19. di atas menunjukkan bahwa semua tim memperoleh penghargaan sebagai Tim Sangat Baik (Great Team). Semua kelompok memperoleh penghargaan yang sama karena poin perkembangan yang mereka peroleh mencapai kriteria yang sama. c) Keterlaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) (1) Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II, guru melaksanakan
langkah-langkah
pembelajaran
dengan
model pembelajaran STAD dengan baik sesuai dengan RPP. Pada siklus II guru mampu mengelola waktu dengan baik. Pada penjelasan materi guru lebih memperingkas materi yang disampaikan. Selain mampu mengelola waktu, guru juga lebih dalam memberikan motivasi pada siswa
85
dalam kegiatan belajar. Setelah itu guru membagi kelas dalam beberapa kelompok dengan anggota kelompok masing-masing 5-6 siswa. Kegaduhan masih sempat terjadi saat pembagian kelompok. Namun, tidak seperti pada siklus I. Guru mampu mengatasi dengan menegur siswa yang gaduh. Pada membimbing
kegiatan siswa
diskusi untuk
guru
saling
berkeliling membantu
dan dalam
menyelesaikan tugas kelompoknya. Guru mengarahkan agar semua anggota kelompok dapat memahami materi yang diajarkan. Guru lebih intensif dalam memberikan bimbingan. Di sini guru bertindak sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. Setelah kegiatan diskusi selesai, guru
meminta
perwakilan
kelompok
untuk
mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas. Untuk
menyamakan
persepsi
siswa,
guru
mengklarifikasi hasil diskusi siswa. untuk mengetahui pemahaman
siswa
guru
memberikan
tes.
siswa
mengerjakan tes dengan baik dan lancar. Di akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan pada masingmasing
kelompok,
kemudian
guru
dan
siswa
menyimpulkan materi pelajaran. Hasil observasi kegiatan
86
guru pada pelaksanaan pembelajaran siklus II dapat dilihat pada lampiran 10. (2) Aktivitas Belajar Siswa pada Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievent Division (STAD) Aktivitas belajar siswa pada saat pembelajaran di siklus II mengalami peningkatan dari siklus I. Hal ini ditunjukkan dengan hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa sudah mencapai kriteria yang diharapkan pada masing-masing indikatornya. Siswa mampu berperan aktif dalam
kegiatan
pembelajaran.
Pada
saat
guru
menyampaikan apersepsi dan memberikan pertanyaan ada 24 siswa yang menjawab pertanyaan guru. Sikap siswa pada saat pembagian kelompok sudah baik, suasana kelas menjadi mampu dikondisikan dengan baik, hanya 6 siswa yang masih gaduh. Begitu pula pada saat guru menjelaskan materi. Siswa ada yang mencatat sebanyak 27 siswa, 26 siswa menanggapi dan menjawab pertanyaan, mengamati peta, dan membaca materi sebanyak 25 siswa. Untuk melakukan diskusi, guru membagikan lembar kerja kelompok untuk masing-masing kelompok. Pada kegiatan diskusi siswa saling bertanya dan menyelesaikan tugas
kelompok.
Setiap
kelompok
terlihat
mampu
87
bekerjasama dengan baik. Setelah kegiatan diskusi siswa mempreentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas. Kemudian guru memberikan klarifikasi mengenai hasil diskusi mereka. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru. Dilanjutkan dengan
menyimpulkan materi
pelajaran.
Kemudian guru memberikan tes. Siswa mengerjakan tes dengan baik dan lancar. Setelah mengerjakan tes, guru memberikan penghargaan pada kelompok. Siswa sangat antusias dengan penghargaan yang diberikan. Hal ini menambah semangat siswa dalam belajar. Data hasil observasi siswa dapat dilihat pada lampiran 11. d) Refleksi Tindakan Siklus II Berdasarkan deskripsi pelaksanaan tindakan pada siklus II, guru dan peneliti melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Berdasarkan pengamatan maka diperoleh hasil sebagai berikut: a) Pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II menunjukkan peningkatan. Guru mampu melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan baik. Sementara itu, siswa juga mengalami peningkatan aktivitas dalam belajar. b) Model
pembelajaran
Kooperatif
tipe
Student
Teams
Achievement Division (STAD) mampu meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa kelas VII B.
88
B. Pembahasan Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diawali dengan observasi pada kelas VII B SMP N Ngemplak. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan belum mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa. Kegiatan pembelajaran masih terpusat pada aktivitas guru. Siswa kurang bersemangat dalam pembelajaran IPS dikarenakan oleh berbagai alasan. Siswa menganggap bahwa mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang membosankan karena penuh dengan hafalan, terlalu banyak materi dan berbagai alasan lain. Selain itu guru belum menerapkan model pembelajaran lain dari yang biasanya dterapkan. Hal ini memicu kejenuhan pada siswa sehingga siswa banyak yang tidak memperhatikan dan cenderung gaduh di dalam kelas. Beberapa permasalahan tersebut yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tindakan kelas di kelas VII B. Peneliti melakukan kolaborasi dengan guru mata pelajaran IPS untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) guna meningkatkan aktivitas belajar IPS di kelas VII B SMP Negeri I Ngemplak. Penelitian ini dibagi dalam 2 siklus. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10-17 Januari 2013. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievemet Division (STAD) pada siklus I dan siklus II menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa yang signifikan. Peningkatan aktivitas belajar siswa tersebut terlihat pada lembar observasi aktivitas belajar siswa
89
berdasarkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Kegiatan diskusi dan tes mendorong siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan belajar. Pemberian penghargaan pada penerapan model pembelajaran ini juga mampu meningkatkan semangat siswa untuk belajar. Hal ini mampu memotivasi siswa dalam kegiatan belajar. Pada siklus I dan siklus II terjadi kenaikan pada tiap indikator aktivitas belajar siswa, peningkatan indikator tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 20. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Indikator
Persentase Siklus I Siklus II
Siswa membaca materi yang 37,50% akan dipelajarai 78,13% Siswa berdiskusi dengan teman Siswa bertanya pada guru atau 50,00% teman Siswa menyimak penjelasan dari 56,25% guru Siswa membuat catatan tentang 65,63% materi pelajaran Siswa menanggapi pendapat 59,38% teman atau guru Siswa mengerjakan tes dengan 62,50% kemampuan sendiri Siswa bersemangat dalam 59,38% mengikuti pelajaran Rata-rata 58,59%
Peningkatan
78,13%
40,63%
87,50%
9,37%
75,00%
25%
81,25%
25%
84,38%
18,75%
81,25%
21,87%
90,63%
28,13%
81,25%
21,87%
82,42%
23,83%
Data dari tabel 20. di atas apabila disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:
90
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
siklus I Siklus II
1
2
3
4
5
6
7
8
Gambar 5. Diagram Peningkatan Aktivitas Belajar Siklus I dan II Berdasarkan tabel 20. dan gambar 5. di atas menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Peningkatan aktivitas belajar siswa sebesar 23,83%. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achivement Division (STAD) selain mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa, juga meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa mengalami kemajuan dari siklus I ke siklus II. Terbukti dengan adanya peningkatan jumlah siswa yang mencapai nilai di atas KKM. Peningkatan hasil belajar siswa ditunjukkan dalam tabel 21. dan gambar 6. berikut ini: Tabel 21. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Jumlah siswa Persentase yang Keterangan yang mencapai Mencapai KKM KKM Siklus I 21 65,63% Siklus II 30 93,35% Peningkatan 9 27,72% Berikut penyajian data dalam bentuk diagram batang:
Rata-rata Nilai 84,28 89,33 5,05
91
100 80 60
Nilai Tes
40 20 0 Siklus I
Siklus II
Gambar 6. Diagram Peningkatan Hasil Belajar Siswa Tabel 21. dan gambar 6. menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pada tabel tersebut disebutkan bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM pada siklus I sebanyak 21 atau sebesar 65,63% dengan rata-rata nilai 84,28. Pada siklus II jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 30 siswa atau sebesar 93,35% dengan rata-rata nilai 89,33. Terjadi peningkatan sejumlah 9 siswa dengan persentase 27,72%. C. Temuan Penelitian Selama pelaksanaan penelitian di lapangan, peneliti telah mengumpulkan data-data penelitian yang diperoleh berdasarkan hasil observasi atau pengamatan, tes, wawancara, dan catatan lapangan. Pada saat penelitian, ada beberapa pokok-pokok temuan penelitian antara lain yaitu: 1. Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Ngmplak.
92
2. Pemberian pengahargaan dalam kegiatan pembelajaran mampu meningkatkan motivasi belajar IPS siswa. 3. Penggunaan media seperti peta/gambar membantu siswa dalam memahami materi. 4. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) mendorong siswa untuk dapat bekerjasama dalam memahami materi pelajaran. D. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan. Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang hasilnya meningkat hanya untuk kelas yang dijadikan penelitian.