BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian dengan judul “Meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model Active Learning Tipe The Power Of Two Topik Lingkungan Hidup” telah terlaksana dengan menggunakan dua siklus pembelajaran. Siklus I terdiri dari 3 kali pertemuan yakni pada, hari Selasa tanggal 28 Mei, hari Rabu tanggal 29 Mei, dan hari Sabtu tanggal 30 Mei 2013 yang pelaksanaannya mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pada hari Sabtu tanggal 1 Juni 2012 dilaksanakan Tes Hasil Belajar (THB) Siklus I untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa setelah dilakukan penerapan model dan metode pembelajaran pada tiga pertemuan sebelumnya. Pada Siklus II dilakukan perbaikan proses pembelajaran yang belum berhasil saat pelaksanaan Siklus I. Proses pelaksanaan siklus II dilakukan 2 kali pertemuan yakni pada, hari Senin tanggal 3 Juni 2013, dan hari Selasa tanggal 4 Juni 2013. Pada hari Rabu tanggal 5 Juni 2013 dilakukan Tes Hasil Belajar (THB) yang tujuannya untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa. Untuk mengukur tingkat keberhasilan proses pembelajaran dilakukan 2 pengamatan yang dilakukan pada setiap pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Pengamatan yang dilakukan adalah, pengamatan aktivitas siswa, dan pengamatan aktivitas guru, yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh 2 orang pengamat atau observer.
4.1.1 Data Hasil Penelitian Siklus I A. Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa pada Siklus I diukur dengan tes uraian berjumlah 7 butir soal yang terlampir pada Lampiran 5 dan hasil analisis hasil belajar siswa untuk Siklus I dapat dilihat pada Lampira 8. Rincian data hasil belajara siswa pada Siklus I dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2: Data hasil belajar siswa Siklus I
Rentang Skor
Banyaknya Siswa
Persentase(%)
85 – 100
2
14
75 – 84
8
57
51 – 74
4
29
25 – 50
0
0
0 – 24
0
0
Jumlah
14
100
Dari Tabel 2, menunjukan data hasil belajar siswa pada Siklus I yang di nyatakan tuntas atau memenuhi Keriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mencapai 71%, dan siswa yang belum tuntas atau belum memenuhi keriteria ketuntasan minimal mencapai 29% sehingga penelitian perlu dilanjutkan ke tindakan selanjutnya untuk mengukur ketuntasan siswa pada Siklus II. B. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Data aktivitas siswa pada Siklus I diperoleh dari lembar pengamatan aktivitas siswa yang terdiri dari 16 aspek yang diamati. Pengamatan dilakukan oleh seorang pengamat yang menjadi mitra saat pengumpulan data penelitian berlangsung. Untuk mengetahui secara jelas hasil analisis pengamatan aktivitas siswa, dapat dilihat pada Lampiran 9. Data aktivitas secara keseluruhan siswa sesuai hasil pengamatan di pertemuan 1 memperoleh angka pencapaian sebesar 71%. Pada pertemuan ke 2 memperoleh angka pencapaian yang relativ sama dari pertemuan sebelumnya sebesar 71%. Pada pertemuan ke 3 perolehan angka pencapaian sebesar 72%. Untuk perolehan rata-rata hasil pengamatan aktivitas siswa pada Siklus I, perolehan angka pencapaiannya sebesar 71%.
C. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Data aktivitas guru pada Siklus I diperoleh dari lembar pengamatan aktivitas guru yang terdiri dari 20 aspek yang diamati dengan skor maksimum ideal sebesar 80, dan pelaksanaann pengamatan dilakukan oleh seorang guru mata pelajaran Geografi sebagai pengamat yang menjadi mitra saat penelitian berlangsung. Untuk mengetahui secara jelas hasil analisis pengamatan aktivitas guru, dapat dilihat pada Lampiran 10. Perolehan data aktivitas guru sesuai hasil pengamatan di pertemuan 1 memperoleh angka pencapaian sebesar 70%. Pada pertemuan ke 2 memperoleh angka pencapaian yang relativ sama dari pertemuan sebelumnya sebesar 70%. Pada pertemuan ke 3 diperoleh pencapaian sebesar 72%. Untuk perolehan rata-rata hasil pengamatan aktivitas guru pada Siklus I, perolehan angka pencapaiannya sebesar 72%. 4.1.2 Refleksi Tindakan Siklus I Refleksi tindakan pada Siklus I sesuai informasi yang diperoleh dari analisis pengamatan aktivitas siswa dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3: Rincian pengamatan aktivitas siswa Siklus I, dan tidakan perbaikan
Kategori Aspek Pengamatan Perolehan Bobot 4 (SB) Perolehan Bobot 2 (C) Tindakan Perbaikan (*) Dan Bobot 3 (B)
Dan Bobot 1 (K)
Membentuk kelompok
Menggunakan Merespon
kata-kata
yang
pahami
saat
pertanyaan
belajar sesuai instruksi
mudah
di
pada apersepsi guru
memberikan pertanyaan Menggunakan
Menerima
pertanyaan
berupa pemahaman
Merespon
kata-kata
yang
pertanyaan mudah dipahami saat memberikan
pada motivasi pertanyaan
Kategori Aspek Pengamatan Perolehan Bobot 4 (SB) Perolehan Bobot 2 (C) Tindakan Perbaikan (*) Dan Bobot 3 (B)
Dan Bobot 1 (K) Memberikan
Menjawab
pertanyaan
yang
sesuai dengan skenario dan tujuan tujuan pembelajaran
secara tertulis
pembelajaran Berpasangan sesuai yang
Membacakan jawaban di instruksikan guru Mempresentasikan hasil diskusi
pemahaman
Menyimak skenario dan
secara
berpasangan
Membimbing siswa untuk lebih tertib dalam berpasangan. Memberikan pemahaman berupa
Mendengarkan penjelasan
yang
mudah
penjelasan tindak lanjut dimengerti.
Memaparkan jawaban Ket: *(Hanya dilakukan pada aspek yang menperoleh bobot 2 (C) dan bobot 1 (K). Sedangkan untuk tahap refleksi tindakan pada Siklus I sesuai informasi yang diperoleh dari analisis pengamatan aktivitas guru dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4: Rincian pengamatan aktivitas guru Siklus I, dan tidakan perbaikan Kategori Aspek Pengamatan Perolehan Bobot 4 (SB) Perolehan Bobot 2 (C) Dan Tindakan Perbaikan (*) Dan Bobot 3 (B)
Bobot 1 (K)
Menyajikan
tujuan Mengawali kelas
Menggunakan kata-kata yang sesuai
pembelajaran Memberikan apersepsi sesuai dengan Mengorganisasikan
siswa
Menyajikan Apersepsi
materi pelajaran dan menggunakan
dalam kelompok (Genap) Mengajukan satu atau dua pertanyaan dalam bentuk
kata-kata yang mudah dipahami Menyajikan
skenario Lebih jelas dalam menyajikan skenario
pembelajaran
pembelajaran
pemahaman Meminta siswa menjawab tertulis pertanyaan dengan
Menyampaikan pesan tindak Menggunakan kata-kata yang mudah lanjut
dipahami siswa
sebaik-baiknya. Meminta siswa untuk saling membantu dalam
menjawab Menginstruksikan
kelompok,
secara untuk
saling
siswa
berpasangan
Mengarahkan siswa untuk lebih tertib
berpasangan (menekankan dalam kelompok agar saling membantu) Meminta siswa untuk saling Mennyimpulkan agar seluruh mengoreksi setiap jawaban siswa memperoleh kejalasan
Menggunakan kata-kata yang mudah dipahami dan sesuai materi pelajaran
pasangan mereka Menginstruksikan
untuk Penggunaan alokasi waktu
berdiskusi dengan pasangan
Menyesuai kedaan dan waktu mata pelajaran.
Kategori Aspek Pengamatan Perolehan Bobot 4 (SB) Perolehan Bobot 2 (C) Dan Tindakan Perbaikan (*) Dan Bobot 3 (B) agar
Bobot 1 (K)
mendapat
jawaban
baru
Membimbing
kelompok
belajar dan bekerja
Ket: *(Hanya dilakukan pada aspek yang menperoleh bobot 2 (C) dan bobot 1 (K).
Seperti pada aspek-aspek peda lembar pengamatan aktivitas guru, dan lembar pengamatan aktivitas siswa, setelah dilakukan analisis maka terdapat beberapa tujuan pembelajaran yang belum mencapai indikator ketuntasan. Masalah ketidak tuntasan tujuan pembelajaran tersebut diakibatkan oleh belum terbiasanya siswa dalam menerima pelajaran dengan model yang diterapkan khususnya dalam kelompok belajar. Sehingganya perlu diadakan bimbingan yang lebih baik lagi dalam menjelaskan skenario pembelajaran, dan mengelola kelas saat memandu jalannya diskusi kelompok. 4.1.3 Data Hasil Penelitian Siklus II A. Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa pada Siklus II diukur dengan tes uraian berjumlah 5 butir soal yang terlampir pada Lampiran 5. Hasil analisis hasil belajar siswa untuk Siklus II bisa pula dilihat pada Lampira 8. Rincian data hasil belajara siswa pada Siklus II dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5: Data hasil belajar siswa Siklus II
Rentang Skor
Banyaknya Siswa
Persentase(%)
85 – 100
3
21
75 – 84
8
58
51 – 74
3
21
14
100
25 – 50 0 – 24 Jumlah
Dari Tabel 5, menunjukan data hasil belajar siswa pada Siklus II yang di nyatakan tuntas atau memenuhi Keriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mencapai 79%, dan siswa yang belum tuntas atau belum memenuhi keriteria ketuntasan minimal mencapai 21%. Hal tersebut menunjukan bahwa hasil belajar siswa pada Siklus II mengalami peningkatan dan mencapai nilai Keriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dibandingkan Siklus sebelumnya. Untuk itu penelitian tidak perlu dilanjutkan ke Siklus selanjutnya. B. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Data aktivitas siswa pada Siklus II diperoleh dari lembar pengamatan aktivitas siswa yang terdiri dari 16 aspek yang diamati. Pengamatan dilakukan oleh pengamat yang melakukan pengamatan pada siklus sebelumnya saat penelitian berlangsung. Untuk mengetahui secara jelas hasil analisis pengamatan aktivitas siswa, dapat dilihat pada Lampiran 9. Perolehan data aktivitas secara keseluruhan siswa sesuai hasil pengamatan di pertemuan 1 memperoleh angka pencapaian sebesar 76%. Pada pertemuan ke 2 perolehan angka pencapaian sebesar 81%. Untuk perolehan rata-rata hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya dan
perolehan angka pencapaiannya sebesar 79%. C. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Data aktivitas guru pada siklus II diperoleh dari lembar pengamatan aktivitas guru yang terdiri dari 20 aspek yang diamati dengan skor maksimum ideal sebesar 80. Pengamatan dilakukan oleh pengamat yang melakukan pengamatan pada siklus sebelumnya saat penelitian berlangsung.. Untuk mengetahui secara jelas hasil analisis pengamatan aktivitas guru, dapat dilihat pada Lampiran 10. Perolehan data aktivitas guru sesuai hasil pengamatan di pertemuan 1 memperoleh angka pencapaian sebesar 80%. Pada pertemuan ke 2 memperoleh angka pencapaian sebesar 75%. Untuk perolehan rata-rata hasil pengamatan aktivitas guru pada Siklus II mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya dan perolehan angka pencapaiannya sebesar 78%. 4.2
Pembahasan
Penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model Active Learning tipe The Power Of Two dilakukan dengan menggunakan dua siklus pada Topik Lingkungan Hidup Kelas XI. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model dan metode penelitian disesuaikan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan dapat dilihat pada Lampiran 2. Pada penelitian Siklus I hasil belajar siswa yang diperoleh belum mencapai tujuan yang diharapkan yakni, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 71%. Data analisis hasil belajar siswa Siklus I dapat dilihat pada Lampiran 8. Dari data tersebut diketahui bahwa siswa yang mengalami ketuntasan hasil belajar hanya berjumlah 10 orang dari jumlah total siswa 14 orang. Data ketuntasan tersebut jika dipersenkan, ketuntasan hasil belajar siswa hanya mencapai 71% dan yang belum tuntas sebesar 29%.
Setelah melakukan refleksi pada Siklus I, penelitian dilanjutkan ke Siklus II dengan melakukan dua kali pertemuan. Pada Siklus II data hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari Siklus sebelumnya, dan hasil yang diperoleh juga telah mencapai Keriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Data analisis hasil belajar siswa Siklus II dapat dilihat pada Lampiran 8, dan dari data tersebut
diketahui bahwa siswa yang mengalami ketuntasan hasil belajar sebanyak 11 orang dari jumlah total siswa 14 orang. Data ketuntasan tersebut jika dipersenkan, ketuntasan hasil belajar siswa Siklus II mencapai 79% dan yang tidak tuntas sebesar 21%. Diagram Perbandingan hasil belajar siswa dari kedua siklus dapat dilihat pada Gambar 2, di bawah ini:
Gambar 2. Diagram perbandingan hasil belajar siswa Siklus I dan Siklus II
Data hasil pengamatan aktivitas siswa pada Siklus I untuk pertemuan pertama angka pencapaiannya sebesar 71%, pada pertemuan ke dua memperoleh angka pencapaian sebesar 71%, dan pada pertemuan ke tiga memperoleh angka yang relativ sama dari pertemuan sebelumnya sebesar 72%. Untuk perolehan rata-rata hasil pengamatan aktivitas siswa pada Siklus I, perolehan angka pencapaiannya sebesar 71%. Sedangkan data hasil pengamatan aktivitas siswa pada Siklus II untuk pertemuan pertama angka pencapaiannya sebesar 76%, dan pada pertemuan ke dua perolehan angka
pencapaiannya sebesar 81%. Untuk perolehan rata-rata hasil pengamatan aktivitas siswa pada Siklus II, perolehan angka pencapaiannya sebesar 79%. Adapun perbandingan data hasil pengamatan aktivitas siswa antara Siklus I dan Siklus II, diagramnya dapat dilihat pada Gambar 3,
Gambar 3. Diagram perbandingan aktivitas siswa Siklus I dan Siklus II
Pada pengamatan aktivitas guru, data yang diperoleh dari Siklus I untuk pertemuan pertama angka pencapaiannya sebesar 70%, pada pertemuan ke dua perolehan angka pencapaiannya sebesar 70%, dan pada pertemuan ke tiga memperoleh angka pencapaian yang relativ sama dari pertemuan sebelumnya sebesar 75%. Untuk perolehan rata-rata hasil pengamatan aktivitas guru pada Siklus I, perolehan angka pencapaiannya sebesar 72%. Sedangkan data hasil pengamatan aktivitas guru pada Siklus II untuk pertemuan pertama angka pencapaiannya sebesar 80%, dan pada pertemuan ke dua memperoleh angka pencapaian yang relativ sama dari pertemuan sebelumnya sebesar 75%. Untuk perolehan rata-rata hasil pengamatan aktivitas guru pada Siklus II, perolehan angka pencapaiannya sebesar 78%. Adapun perbandingan data hasil pengamatan aktivitas guru antara Siklus I dan Siklus II,
diagramnya dapat dilihat pada Gambar 4, di bawah ini;
Gambar 4. Diagram perbandingan aktivitas guru Siklus I dan Siklus II
Pada masing-masing siklus terdapat perbandingan antara hasil belajar dan aktivitas siswa. Untuk membandingkan antara hasil belajar siswa dan aktivitas siswa pada masing-masing siklus, hasil analisis perbandingannya dapat dilihat pada Lampiran 11. Untuk lebih jelasnya hasil perbandingan antara hasil belajar dan aktivitas siswa pada masing masing siklus, diagramnya dapat dilihat pada Gambar 5 berikut ini;
Gambar 5. Diagram perbandingan hasil belajar dan aktivitas siswa Siklus I dan Siklus II
Sesuai penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa antara Siklus I dan Siklus II telah terjadi perbedaan dan mengalami peningkatan hasil belajar dari Siklus I ke Siklus II. Hal tersebut ditunjukan pada tabel dan diagram hasil analisis tes hasil belajar, analisis aktivitas siswa, dan analisis aktivitas guru. Namun dari masing-masing siklus untuk tiap pertemuannya terdapat hasil yang relatif sama pada lembar pengamatan aktivitas siswa maupun aktivitas guru. Hal tersebut tidak lain disebabkan karena pada tiap pertemuan tidak dilakukan refleksi model pembelajaran melainkan refleksi model pembelajaran dilakukan pada akhir setiap siklus.
Dengan demikian, hipotesis tindakan pada penelitian ini dinyatakan, “jika proses pembelajaran Geografi pada Topik Lingkungan Hidup diterapkan model active learning Tipe The Power Of Two maka, hasil belajar siswa akan mengalami peningkatan dan mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM)”.
Untuk lebih memperkuat hipotesis tersebut. Penelitian dengan menggunakan model dan metode yang sama juga pernah dilakukan oleh Desi Lestari (2010), yang menyatakan bahwa “Model active learning Tipe The Power Of Two sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 Cisaat, hal ini ditunjukan dari peningkatan hasil prestasi siswa. Dan telah dibuktikan pula oleh peneliti dengan menggunakan Model Active Learning Tipe The Power Of Two Pada Topik Lingkungan Hidup sangat berpengauh terhadap Hasil Belajar Siswa, hal ini dibuktikan dengan peningkatan Hasil Belajar siswa yang meningkat.