PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DENGAN TIPE PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO Oleh: Lilis Puji Astuti Program Studi Pendidikan Matematika Alamat korespondensi. e-mail:
[email protected]
Abstrak Banyak penelitian di bidang pendidikan yang telah dilakukan oleh para peneliti dengan tujuan memperbaiki mutu pendidikan dari berbagai sisi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah tipe the power of two dapat meningkatkan keaktifan dan pemahaman konsep siswa kelas V SD Negeri 2 Maron Tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri 2 Maron yaitu sebanyak 29 siswa. Faktor yang diteliti yaitu peningkatan keaktifan dan pemahaman konsep siswa. Metode pengumpulan data adalah metode tes, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif persentase. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa keaktifan siswa meningkat, hal ini dapat dilihat dari persentase siswa yang memperoleh skor ≥ 70 meningkat dari siklus I ke siklus II yaitu dari 65,52% menjadi 82,76%. Pemahaman konsep siswa juga meningkat, ditunjukkan dengan persentase siswa yang mencapai tingkat pemahaman > 75% (kategori baik dan sangat baik) dari siklus I ke siklus II adalah 51,72% menjadi 72,41%.
Kata kunci: the power of two, keaktifan, pemahaman konsep PENDAHULUAN SD Negeri 2 Maron adalah salah satu sekolah dasar yang belum menerapkan
model
pembelajaran
yang
efektif
dalam
kegiatan
pembelajaran terutama dalam pembelajaran matematika. Berdasarkan pengamatan peneliti selama bekerja di sekolah tersebut dan hasil wawancara dengan guru kelas, diketahui bahwa dalam kegiatan
Ekuivalen : Peningkatan Keaktifan Dan Pemahaman Konsep Siswa Dengan Tipe Pembelajaran The Power Of Two
17
pembelajaran
guru
masih
menggunakan
model
pembelajaran
konvensional, dimana kegiatan pembelajarannya masih terpusat pada guru, sehingga siswa cenderung pasif. Hal ini terlihat pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, salah satunya ketika siswa diminta untuk mengerjakan soal di depan, siswa hanya saling tunjuk dan saat ditanya apakah sudah paham, sedikit siswa yang menjawab sudah. Berdasarkan observasi yang dilakukan, diketahui hasil belajar yang memuat salah satunya yaitu tingkat pemahaman konsep siswa, pada mata pelajaran matematika masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan nilai ratarata rapot kelas V semester I tahun pelajaran 2011/2012 dimana nilai mencapai 68,4 dan untuk Ulangan Akhir Semester II (UAS II) rata-ratanya 68,1. Pada tahun pelajaran 2012/2013, nilai rata-rata kelas pada UAS I mencapai 68,2 dan untuk nilai rapot semester I mencapai 69,1. Dari hasil UAS I tahun pelajaran 2012/2013 diketahui bahwa siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hanya 50% saja. Dalam kegiatan pembelajaran sebaiknya melibatkan siswa secara aktif dalam proses mental dan fisik melalui interaksi antara siswa, siswa dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya untuk memperoleh pengalaman belajar yang sesuai dengan tujuan. Keaktifan merupakan salah satu bagian dari kegiatan pembelajaran. Menurut Acikgoz dalam Orhan Aklinoglu dan Ruhan Ozkardes Tandogan (2006) : The active learning is a learning process in which the learner takes the responsibility of his/her learning and she/he is given the opportunity to make decisions about various dimensions of the learning process and to perform selfregulation. Dengan siswa terlibat langsung, maka siswa akan memperoleh pengalaman yang terkait dengan dirinya sendiri dan pegalaman tersebut tidak akan
18
Ekuivalen : Peningkatan Keaktifan Dan Pemahaman Konsep Siswa Dengan Tipe Pembelajaran The Power Of Two
mudah hilang dari ingatan. Pembelajaran yang aktif dan kreatif diberikan dalam
kegiatan
pembelajaran
dengan
tujuan
agar
siswa
dapat
meningkatkan pemahaman konsep. Seperti yang disampaikan Benton (2001: 5): In short, I think conceptual knowledge and relational understanding is generated and intelligent learning occurs when the learner is given the possibility to actively create rich structures of cognitive connections within and between mathematical concepts. Hence, the teaching procedures and interpersonal relations in the mathematics classroom should provide a framework that enhances the prosperity of such a creative and active learning culture. Oleh karena itu model pembelajaran yang tepat, menarik dan yang melibatkan siswa secara aktif dapat diterapkan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memuat pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran, yang digunakan untuk menyajikan materi secara maksimal dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tipe pembelajaran the power of two merupakan pengembangan dari
model
pembelajaran kooperatif.
Dalam tipe
pembelajaran ini diharapkan dengan belajar kelompok (dua orang) akan lebih memahami materi dari pada belajar seorang diri. Seperti yang disampaikan Johnson, Johnson dan Holubec dalam Carlan, Rubbin, dan Morgan (2005): Some research provides exceptionally strong evidence that cooperative learning results in greater effort to achieve, more positive relationships, and reater psychological health than competitive or individualistic learning efforts.
Ekuivalen : Peningkatan Keaktifan Dan Pemahaman Konsep Siswa Dengan Tipe Pembelajaran The Power Of Two
19
Menurut Agus Suprijono (2011: 107) seperti pembelajaran kooperatif lainnya, praktik pembelajaran dengan tipe the power of two diawali dengan mengajukan pertanyaan. Diharapkan pertanyaan yang dikembangkan adalah pertanyaan yang membutuhkan pemikiran kritis. Langkah-langkah kegiatan pembelajarannya sebagai berikut: 1.
Mintalah kepada peserta didik secara perorangan untuk menjawab pertanyaan yang diterimanya, kemudian menyelesaikan jawabannya.
2.
Mintalah kepada peserta didik untuk mencari pasangan.
3.
Setelah berpasangan, diwajibkan saling menjelaskan jawaban masingmasing, kemudian menyusun dan menulis jawaban baru yang disepakati bersama.
4.
Setiap pasangan membandingkan jawaban dengan pasangan lain, dan seterusnya.
5.
Berikan waktu yang cukup agar peserta didik dapat mengembangkan pengetahuan yang lebih integratif.
6.
Di akhir kegiatan pembelajaran membuat rumusan/rangkuman sebagai jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan. Rumusan tersebut merupakan konstruksi atas keseluruhan pengetahuan yang telah dikembangkan selama diskusi.
Tabel 1. Kelebihan dan Kekurangan Tipe Pembelajaran The Power of Two. Kelebihan Kekurangan a. Siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran. a. Model pembelajaran b. Siswa tidak terlalu bergantung kepada guru. tipe ini membutuhkan c. Menambah kepercayaan diri dan kemampuan waktu yang cukup lama berfikir siswa. dalam penerapannya. d. Siswa juga dapat belajar untuk mengungkapkan b. Jika jumlah siswa ganjil ide-ide atau gagasannya kepada orang lain. maka ada yang tidak e. Siswa dapat belajar untuk bekerja sama. memiliki pasangan.
20
Ekuivalen : Peningkatan Keaktifan Dan Pemahaman Konsep Siswa Dengan Tipe Pembelajaran The Power Of Two
Guru harus mampu mengatur waktu setiap tahapan kegiatan pembelajaran dengan penerapan tipe the power of two. Tipe pembelajaran the power of two adalah pengembangan dari model pembelajaran kooperatif, jadi setiap siswa harus memiliki kelompok, jika jumlah siswa ganjil, maka harus ada satu kelompok yang berjumlah tiga anak. Dengan demikian, melalui tipe pembelajaran the power of two diharapkan dapat menjadi salah satu solusi yang efektif untuk meningkatkan keaktifan dan pemahaman konsep siswa kelas V SD Negeri 2 Maron tahun pelajaran 2012/2013.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). PTK adalah penelitian tindakan
yang
dilakukan
di
kelas
dengan
tujuan
memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran (Suhardjono, 2012: 58). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus adalah putaran secara berulang dari kegiatan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi (Mohammad Asrori, 2009: 103). Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri 2 Maron, Desa Maron,
Kecamatan
Loano,
Kabupaten
Purworejo.
Waktu
untuk
melaksanakan penelitian ini adalah 10 bulan dimulai dari bulan November 2012 sampai dengan bulan Agustus 2013 mulai dari penyusunan proposal, perijinan,
penyusunan
instrumen
penelitian,
pengumpulan
data,
pengolahan data, hingga penulisan laporan hasil penelitian. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V tahun pelajaran 2012/2013 yang Ekuivalen : Peningkatan Keaktifan Dan Pemahaman Konsep Siswa Dengan Tipe Pembelajaran The Power Of Two
21
berjumlah 29 siswa. Variabel masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya keaktifan dan pemahaman konsep siswa, sedangkan variabel tindakannya adalah penerapan tipe pembelajaran the power of two. Metode
pengumpulan
data
adalah
metode
tes,
observasi
dan
dokumentasi. Instrumennya yaitu soal tes tertulis dan lembar observasi/ pengamatan. Analisis data penelitian ini menggunakan analisis deskriptif persentase.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga pertemuan, dengan pertemuan ketiga diadakan tes evaluasi akhir siklus. Pada setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
Tahap
perencanaan
meliputi
penyusunan
perangkat
pembelajaran beserta instrumennya, hingga soal evaluasi akhir siklus. Tahap tindakan dilaksanakan bersamaan dengan tahap pengamatan, setiap pertemuan berlangsung selama 2 × 35 menit. Pengamatan dilakukan oleh dua orang pengamat dan menuliskan hasilnya pada lembar pengamatan. Hasil pelaksanaan siklus I belum memenuhi indikator keberhasilan, sehingga dilanjutkan pada siklus II. Tabel 2. Hasil Pelaksanaan Siklus I dan Siklus II, Perbaikan Rencana Tindakan Siklus II Siklus I Perbaikan Rencana Tindakan Siklus II 1. Kegiatan pembelajaran pada siklus I belum berjalan dengan baik, sebagian siswa masih malu untuk bertanya dan
22
1. Mempersiapkan diri untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya dengan lebih baik. 2. Memberi pengarahan kepada siswa untuk tidak malu atau takut dalam bertanya tentang hal yang belum dipahami dan juga dalam
1. Pembelajaran pada siklus II berjalan lebih baik dari siklus I, siswa terlihat lebih aktif, baik dalam bertanya, mengemukakan pendapat,
Ekuivalen : Peningkatan Keaktifan Dan Pemahaman Konsep Siswa Dengan Tipe Pembelajaran The Power Of Two
2.
3.
4.
5.
menyampaikan pendapat. Alat peraga yang disediakan masih terlalu sedikit dan belum dimanfaatkan dengan baik pada saat berdiskusi. Masih terdapat beberapa siswa yang malu dan pasif pada saat berdiskusi. Dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, siswa masih harus ditunjuk terlebih dahulu. Beberapa siswa masih belum memperhatikan pada saat pembelajaran dan kurang menjaga ketertiban kelas.
mengemukakan pendapatnya. 3. Mengajak siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan alat peraga yang telah disediakan secara maksimal dan tidak saling berebut. 4. Mendekati siswa-siswa yang pasif dan memberikan pengarahan kepada siswa untuk melaksanakan tugas dengan baik, lebih aktif berdiskusi dengan teman satu kelompok, meningkatkan kerjasama dan membagi tugas dengan adil. 5. Memberikan pengarahan kepada siswa untuk tidak takut atau malu dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya tanpa ditunjuk terlebih dahulu. 6. Mendekati dan mengajak siswa yang kurang memperhatikan dan bermain sendiri serta siswa yang kurang tertib untuk lebih memperhatikan pada saat kegiatan pembelajaran, terutama pada saat teman sedang mengemukakan pendapat atau pada saat presentasi dan juga menjaga ketertiban. 7. Menambah jumlah alat peraga yang digunakan.
2.
3.
4.
5.
memanfaatkan alat peraga. Kerjasama siswa dalam diskusi juga jauh lebih baik dan kegiatan pembelajaran juga lebih tertib. Siswa yang mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya tanpa ditunjuk juga mengalami peningkatan. Siswa lebih menghargai dan memperhatikan saat pembelajaran dan saat teman yang lain sedang mengemukakan pendapat atau sedang mempresentasikan hasil diskusi. Sebagian besar siswa menjaga ketertiban kelas.
Tabel 3. Hasil Pengamatan Keaktifan dan Hasil Tes Pemahaman Konsep per Siklus Variabel Hasil Indikator keberhasilan Masalah Siklus I Siklus II Keaktifan Pemahaman konsep
Secara
70 % siswa mencapai skor keaktifan ≥ 70 70 % siswa mencapai tingkat penguasaan pemahaman konsep ˃ 75%
keseluruhan
hasil
penelitian
65,52 %
82,76 %
51,72 %
72,41 %
menunjukkan
adanya
peningkatan, baik keaktifan siswa maupun pemahaman konsep siswa. Pada siklus II ini, hasil yang diperoleh sudah memenuhi indikator keberhasilan, sehingga penelitian dihentikan dan tidak berlanjut ke siklus berikutnya.
Ekuivalen : Peningkatan Keaktifan Dan Pemahaman Konsep Siswa Dengan Tipe Pembelajaran The Power Of Two
23
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis data yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe the power of two dapat meningkatkan keaktifan dan pemahaman konsep siswa kelas V SD Negeri 2 Maron tahun pelajaran 2012/2013. Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis mengemukakan beberapa saran yaitu guru hendaknya mengajak siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran agar keaktifan siswa meningkat terutama pembelajaran matematika. The power of two dapat menjadi salah satu pilihan tipe pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru sekolah dasar untuk meningkatkan keaktifan dan pemahaman konsep siswa. Perlu dilakukan penelitian lanjutan terhadap jenjang pendidikan lain.
DAFTAR PUSTAKA Aklinoglu, Orhan dan Tandogan, Ruhan Ozkardes. 2006. The Effects of Problem Based Active Learning in Science Education on Students’Academic Achievement, Attitude and Concept Learning. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 3(1), 71-81. diakses dari http://www.ejmste.com/v3n1/EJMSTEv3 n1 Akinoglu.pdf pada 1 Agustus 2013. Arikunto, Suharsimi dan Suhardjono. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Asrori, Mohammad. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Wacana Prima.
24
Ekuivalen : Peningkatan Keaktifan Dan Pemahaman Konsep Siswa Dengan Tipe Pembelajaran The Power Of Two
Benton, N&S (Eds.). 2001. Active Learning of Mathematic. Experiential Learning for the Third Millenium, 2, 159-168. diakses dari http://www.vasa.abo.fi/users/aroj/Active%20 learning%20of%20mathematics.pdf pada tanggal 06 Juli 2013 . Carlan, Veronica Galvan, et.al. 2009. Cooperative Learning, Mathematical Problem Solving, and Latinos. diakses dari http://www.cimt.plymouth.ac.uk/journal/ morgan.pdf pada tanggal 1 Agustus 2013. Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ekuivalen : Peningkatan Keaktifan Dan Pemahaman Konsep Siswa Dengan Tipe Pembelajaran The Power Of Two
25