BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Bab ini akan membahas proses pengolahan data dan penganalisisannya disertai penarikan kesimpulan berdasarkan analisis yang telah dilakukan tersebut. Sesuai dengan rumusan masalah yang harus dipecahkan maka pembahasan dalam bab ini dibagi menjadi dua yaitu statistik deskriptif dan statistik induktif. Statistik deskriptif digunakan untuk menjawab masalah penelitian ke-1 dan ke-2. Adapun masalah penelitian ke-3 dipecahkan melalui statistik induktif. 4.1.1
Gambaran Umum Subjek Penelitian Bank Perkreditan Rakyat Syariah PNM Mentari Garut (Bank PNM
Mentari) didirikan pada tahun 1991 oleh beberapa tokoh masyarakat Garut dengan nama PT. BPRS Mentari dan memperoleh izin operasional pada tanggal 28 Januari 1993. PT. BPRS Mentari lahir sebagai solusi bagi masyarakat, khususnya masyarakat Garut dan sekitarnya baik dalam upaya penitipan/penyimpanan dana untuk dikelola secara produktif dan profitable dalam bentuk tabungan dan deposito maupun bagi masyarakat yang membutuhkan modal kerja atau investasi guna mengembangkan usahanya dalam bentuk pembiayaan dengan skema bagi hasil dan jual beli. PT. Bank Perkreditan Rakyat Syariah PNM Mentari Garut (BPRS PNM Mentari) didirikan pada tahun 1991 dihadapan Notaris Dorika, S.H. No. Akta 123 dan diperbaiki dengan Akta Muchlis Patachna, S.H. Notaris di Jakarta tanggal 22
43
44
Juli 1992 dan telah diperbaharui dengan Akta Nomor 3 tanggal 4 Desember 1997 dan telah mengalami perubahan dengan Akta Nomor 31 tanggal 30 juni 2000, Akta Nomor 1 tanggal 4 Februari 2002 dan Akta Nomor 20 tanggal 29 November 2002 yang dibuat oleh Notaris Yooce Sofiati Yusup, S.H. di Garut, dengan modal dasar sebesar Rp. 7.500.000.000,00. Pada tahun 2000 PT. Permodalan Nasional Madani mulai bergabung dengan BPRS Mentari sebagai pemegang saham. Berdasarkan hasil
rapat
pemegang saham nama PT. BPRS Mentari berubah nama menjadi PT. BPRS PNM Mentari atau disingkat Bank PNM Mentari. Bank PNM Mentari adalah Lembaga Keuangan berbasis syariah yang sahamnya dimiliki oleh beberapa perusahaan yang cukup bonafid seperti PT. Permodalan Nasional Madani, Bank Muamalat Indonesia, Keluarga Picnic (Dodol Garut), dan beberapa tokoh seperti Bpk. H. Machnan R. Kamaluddin (Jakarta), Bpk. KH. Abdul Halim (Garut), Bpk. H. Sukarna ND (Alm.)(Garut), dan masyarakat
luas
yang
tergabung
dalam
ormas-ormas
islam
seperti
Muhammadiyah, Nahdhatul Ulama dan Persatuan Islam. Modal Dasar Bank PNM Mentari adalah sebesar Rp. 7,5 Milyar sedangkan modal disetor sampai dengan Desember 2005 adalah sebesar Rp. 3.386.900,000-. Bank PNM Mentari dikelola oleh managemen, staff karyawan yang profesional, amanah dengan senantiasa berupaya memenuhi ketentuan syariat Islam.
45
Dalam perkembangannya Bank PNM Mentari senantiasa menunjukkan pertumbuhan kinerja yang baik dan menggembirakan sehingga sangat cocok untuk wahana berinvestasi dan tepat untuk melakukan kerjasama. Seiring dengan perkembangannya, saat ini
Bank PNM Mentari telah
memiliki Gedung sendiri yang terletak di Jl. Merdeka No. 54 Garut dan untuk memperluas jaringan usahanya dalam rangka meningkatkan pelayanan dan kinerja, Bank PNM Mentari telah memiliki 4 kantor kas yang tersebar di Kabupaten Garut. Kantor Pusat dan 4 kantor kas tersebut adalah:
Kantor
Tabel 4.1 Wilayah Kerja BPRS PNM Mentari Lokasi/Wilayah
Pusat
Tarogong, Garut Kota, Cilawu, Karangpawitan.
Wanaraja
Wanaraja, Sukawening, Cibatu, dan sekitarnya
Cikajang
Cikajang, Cisurupan, Banjarwangi, Bungbulang, Pameungpeuk.
Bayongbong
Bayongbong, Samarang, Sukaresmi, dan sekitarnya.
Limbangan
Banyuresmi, Leuwigoong, Limbangan, Kadungora, Leles.
Sumber: PT. BPRS PNM Mentari
4.1.1.1. Visi dan Misi Visi : Mewujudkan
BPRS PNM Mentari sebagai harapan Umat “menarik
dan terbaik di kelasnya”. Misi : 1.
Bersama masyarakat dan pemerintah memaksimalkan peran serta pengembangan ekonomi umat.
46
2. Memberikan keuntungan yang memadai bagi pemegang saham, nasabah dan karyawan serta umat. 3. Tumbuh dan berkembang secara optimal. 4. Mengembangkan mutu dan kualitas berusaha Strategi : 1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pembiayaan terutama pada usaha kecil diberbagai sector diwilayah Garut dan sekitarnya. 2. Membuka cabang diseluruh wilayah yang terjangkau oleh operasi bank. 3. Meningkatkan pelayanan secara maksimal. 4. Meningkatkan kualitas dan profesionalisme SDM dalam knowledge, skill dan attitude. 5. Taat azas, taat aturan dan etika berusaha. 6. Meningkatkan pengawasan internal dan eksternal.
47
Gambar 4.1
STRUKTUR ORGANISASI PT. BPRS PNM MENTARI Rapat Umum Pemegang Saham
Dewan Komisaris H. Machnan Reginand Kamaluddin KH. Abdul Halim, Lc H.R. Herry Hermawan, SH, MBA DPS H.M. Iqbal Santoso KH. Sajidin Drs. H. Asep Zakaria, Lc
Direktur Utama Yali Supyali, S.Ip
SPI Team
Direktur Ir. R. Andri Hernawan
General Manager
Drs. Cucu Sopian
Ka. Pembiayaan
Aih Ihsan
Ka. Pendapatan Dan Remedial
Ka. Operasional Ifa Nurulhaifah,
Ka. Gadai Ahmad Ihsan
Deni Priadi
AO / AAO Ahmad Ihsan Aim Salimudin
Staff Pendapatan
Usep Rusli Eet Saepul dll (15 orang)
Remedial Agus Arifin
Unit Keuangan Mia Kurniasih
Accounting / Adm / Legal ALCO Bakti Rahayu Mia Kurniasih
Unit Layanan dan SDM Yeni Andriani
SDM & Umum
Yeni Andriani
ADM PBY R. Bhatara Tyasdiq Ardi
Sumber: PT. BPRS PNM Mentari
Juru Taksir Ari Maulani
Teller Enjang Moch. Evi SIlviani
4.1.1.2. Produk Pembiayaan Produk Pembiayaan yang ada di BPRS PNM Mentari: 1.
Mudharabah : Bank dapat menyediakan modal investasi atau modal kerja hingga 100% untuk usaha dan proyek akan dikelola oleh nasabah dengan perjanjian bagi hasil.
2.
Musyarakah : Pembiayaan usaha atau untuk proyek yang dalam pengelolaannya mengalami kekurangan dana, maka Bank dapat memberikan pembiayaan sesuai analisa usaha nasabah yang bersangkutan.
3.
Murabahah : Pihak Bank akan menyediakan dana atau membelikan barang sesuai dengan kebutuhan nasabah dengan perjanjian jual beli dengan pembayaran secara angsuran sesuai perjanjian yang disepakati.
4.
Murabahah Kepemilikan Sepeda Motor : Bank menyediakan dana untuk pembelian sepeda motor kepada pegawai dan pensiunan dengan sistem jual beli, menggunakan cara pembayaran SKPG (Surat Kuasa Potong Gaji) sesuai rekomendasi dari pejabat yang bersangkutan.
5.
Murabahah Kepemilikan Barang Elektronik : Pihak Bank memberikan pembiayaan untuk pembelian barang elektronik dengan perjanjian jual beli dan cara pembayaran melalui potong gaji untuk Pegawai dan Pensiunan.
6.
Rahn (Gadai Emas) : Perjanjian pembiayaan gadai merupakan keterangan dari perjanjian pokoknya (perjanjian pinjam meminjam), artinya adalah apabila perjanjian pokoknya hapus maka otomatis perjanjian gadai ini hapus pula.
43
7.
Pembiayaan Pensiunan dan Pegawai : Produk pembiayaan kepada pensiunan dan pegawai melalui Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan Koperasi Pegawai Kantor Pos Garut (KKPG) yaitu pembiayaan kepada pensiunan dan pegawai yang pengambilan gajinya di PT Pos Garut dengan sistem Surat Kuasa Potong Gaji (SKPG).
8.
Pembiayaan Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan Instansi Pemerintah dan Swasta : Produk pembiayaan ini adalah pembiayaan kepada pegawai Instansi Pemerintah dan Swasta dengan pola SKPG (Surat Kuasa Potong Gaji) dimana pembayaran angsuran pembiayaan dipotong dari gaji pegawai yang bersangkutan dengan mendapat rekomendasi dari pejabat instansi dimana nasabah atau pegawai itu bekerja.
Gambar 4.2 Prinsip Pembiayaan
Pembiayaan (Financing)
Bagi Hasil (P&L Sharing)
Jual-Beli (Sale&Purch)
Pemb. Lain (Other Fin.)
Mudharabah
Murabahah
Hiwalah Rahn Multijasa
Sumber: PT. BPRS PNM Mentari
4.1.2
Deskripsi Data Variabel Penelitian
4.1.2.1 Pembiayaan Pembiayaan merupakan kegiatan menyalurkan dana yang diperoleh lembaga keuangan syariah untuk memperoleh keuntungan dari bagi hasil yang diperoleh. PT. BPRS PNM Mentari menyediakan 8 jenis produk pembiayaan seperti yang dijelaskan pada subjek penelitian. Namun dalam pelaksanaannya sampai dengan akhir tahun 2007 produk pembiayaan yang disalurkan hanya 2 yaitu pembiayaan mudharabah dan pembiayaan murabahah. Tabel 4.2 Perkembangan Pembiayaan PT. BPRS PNM Mentari (dalam ribuan Rupiah) Tahun
Triwulan
Mudharabah
Murabahah
Pembiayaan
2003
I
467.048
7.393.310
7.860.358
II
636.155
7.532.963
8.169.118
Perubahan
Persentase(%)
Keterangan
-
-
-
3,93
Naik
308.760
III
583.533
8.172.993
8.756.546
587.428
7,19
Naik
IV
582.651
8.490.304
9.072.955
316.409
3,61
Naik
I
518.736
8.865.307
9.384.043
311.088
3,43
Naik
II
385.414
9.379.166
9.764.580
380.537
4,06
Naik
III
324.082
10.032.255
10.356.337
591.757
6,06
Naik
IV
322.366
10.381.535
10.703.901
347.564
3,36
Naik
I
307.807
11.623.692
11.931.499
1.227.598
11,47
Naik
II
293.481
12.807.993
13.101.474
1.169.975
9,81
Naik
2004
2005
III
286.275
14.656.546
14.942.821
1.841.347
14,05
Naik
IV
268.975
15.985.796
16.254.771
1.311.950
8,78
Naik
I
262.311
17.599.455
17.861.766
1.606.995
9,89
Naik
II
202.551
17.391.303
17.593.854
(267.912)
(1,50)
Turun
III
200.751
18.511.472
18.712.223
1.118.369
6,36
Naik
IV
200.101
18.948.168
19.148.269
436.046
2,33
Naik
I
197.010
18.488.968
18.685.978
(462.291)
(2,41)
Turun
II
193.410
18.008.464
18.201.874
(484.104)
(2,59)
Turun
2006
2007
III
192.006
17.584.602
17.776.608
(425.266)
(2,34)
Turun
IV
190.996
16.629.630
16.820.626
(955.982)
(5,38)
Turun
JUMLAH
6.615.679
268.483.922
275,099,601
RATA_RATA
330.784
13.424.196
13,754,980
4,1
Sumber: Laporan Keuangan PT. BPRS PNM Mentari, diolah
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui rata-rata pembiayaan PT. BPRS PNM Mentari periode 2003 sampai 2007 adalah sebesar Rp. 13.754.980.000. Perubahan peningkatan penyaluran pembiayaan tertinggi terjadi pada Triwulan III tahun 2005 sebesar 14,05% dan perubahan penurunan penyaluran pembiayaan tertinggi terjadi pada Triwulan IV tahun 2007 sebesar 5,38%. Jumlah penyaluran pembiayaan tertinggi terjadi pada Triwulan IV tahun 2006 sebesar Rp. 19.148.269.000, sedangkan pembiayaan terendah terjadi pada bulan Triwulan I tahun 2003, yaitu sebesar Rp. 7.860.358.000. Rata-rata pertumbuhan pembiayaan pada PT. BPRS PNM Mentari dari triwulan I tahun 2003 sampai dengan triwulan IV tahun 2007 yaitu sebesar 4,1%. Rata-rata tersebut merupakan rata-rata geometris, yaitu rata-rata yang berguna untuk menemukan rata-rata perubahan persentase, rasio, indeks, atau tingkat pertumbuhan dari waktu ke waktu. Rata-rata geometris tersebut dihitung menggunakan rumus (Lind Marchal Wathen, 2007:75):
Gambar 4.3 Perkembangan Pembiayaan PT. BPRS PNM Mentari
Sumber: PT. BPRS PNM Mentari, diolah
Pada gambar 4.3 dapat dilihat bahwa mulai Triwulan I tahun 2003 jumlah pembiayaan mengalami perkembangan yang cenderung terus meningkat sampai dengan triwulan IV tahun 2005, pada triwulan I tahun 2006 penyaluran pembiayaan mengalami penurunan dan kemudian meningkat kembali sampai dengan triwulan IV tahun 2006. Memasuki triwulan I tahun 2007 penyaluran pembiayaan mengalami penurunan sampai dengan Triwulan IV 2007.
4.1.2.2 Total Pendapatan Sebagai lembaga keuangan, PT. BPRS PNM Mentari selalu berusaha meningkatkan pendapatan agar dapat memberikan bagi hasil yang maksimal
kepada pihak ketiga dan pemegang saham. Berikut ini adalah total pendapatan yang diperoleh PT. BPRS PNM Mentari per triwulan periode 2003-2007 Tabel 4.3 Perkembangan Total Pendapatan PT. BPRS PNM Mentari (dalam ribuan Rupiah) Perkembangan Total Tahun Triwulan Keterangan Pendapatan Perubahan % I 2003 1.064.856 II 1.048.773 (16.083) (1,51) Turun III 1.006.308 (42.465) (4,05) Turun IV 948.692 (57.616) (5,73) Turun I 2004 999.996 51.304 5,41 Naik II 1.053.805 53.809 5,38 Naik III 1.066.696 12.891 1,22 Naik IV 1.066.273 (423) (0,04) Turun I 2005 1.096.913 30.640 2,87 Naik II 1.013.845 (83.068) (7,57) Turun III 1.212.721 198.876 19,62 Naik IV 1.376.485 163.764 13,50 Naik I 2006 1.250.082 (126.403) (9,18) Turun II 1.349.417 99.335 7,95 Naik III 1.114.400 (235.017) (17,42) Turun IV 1.177.023 62.623 5,62 Naik I 2007 1.283.231 106.208 9,02 Naik II 1.184.781 (98.450) (7,67) Turun III 1.152.312 (32.469) (2,74) Turun IV 1.182.830 30.518 2,65 Naik Jumlah 22.649.439 0,6 Rata-rata 1.132.472 Sumber: PT. BPRS PNM Mentari, diolah
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui rata-rata total pendapatan triwulan PT. BPRS PNM Mentari periode 2003 sampai 2007 adalah sebesar Rp. 1.132.472.000. Perubahan peningkatan total pendapatan tertinggi terjadi pada Triwulan III tahun 2005 sebesar 19,62% dan perubahan penurunan total pendapatan tertinggi terjadi pada Triwulan III tahun 2006 sebesar 17,42%. Jumlah
total pendapatan tertinggi terjadi pada Triwulan IV tahun 2005 sebesar Rp. 1.376.485.000, sedangkan pembiayaan terendah terjadi pada bulan Triwulan IV tahun 2003, yaitu sebesar Rp. 948.692.000. Rata-rata pertumbuhan total pendapatan pada PT. BPRS PNM Mentari dari triwulan I tahun 2003 sampai dengan triwulan IV tahun 2007 yaitu sebesar 0,6%. Rata-rata geometris ini didapat dari perhitungan sebagai berikut:
Gambar 4.4 Perkembangan Total Pendapatan PT. BPRS PNM Mentari
Sumber: PT. BPRS PNM Mentari, diolah
Pada gambar 4.4 dapat dilihat bahwa total pendapatan yang diperoleh PT. BPRS PNM Mentari fluktuatif dimulai dari Triwulan I tahun 2003 hingga akhir triwulan IV tahun 2007. Total pendapatan dari triwulan I tahun 2003 sampai triwulan II tahun 2005 tidak ada perkembangan yang signifikan. Perkembangan yang cukup signifikan baru terjadi pada triwulan III tahun 2005 sampai triwulan I tahun 2007. Peningkatan pendapatan yang besar terjadi pada triwulan triwulan III tahun 2005 sampai dengan triwulan IV tahun 2005. Sedangkan penurunan terbesar terjadi pada triwulan III tahun 2006.
4.1.3
Pengujian Hipotesis Dalam pengujian hipotesis, yang diuji apakah Ho diterima atau ditolak.
Untuk dapat memutuskan apakah Ho diterima atau ditolak, maka diperlukan kriteria tertentu dengan nilai tertentu baik hasil perhitungan maupun hasil tabel.
Untuk menguji hipotesis asosiatif yang datanya berbentuk rasio maka dapat dilihat melalui analisa korelasi, dengan menggunakan korelasi product moment. Korelasi product moment yang dinyatakan dengan parameter ( ), dan besarnya angka korelasi disebut koefisien korelasi dinyatakan dalam lambang r. Tabel 4.4 di bawah ini merupakan data sampel yang digunakan untuk menghitung korelasi product moment.
Tahun 2003
2004
2005
2006
2007
Tabel 4.4 Pembiayaan Dan Total Pendapatan PT. BPRS PNM Mentari Data per Triwulan Periode 2003-2007 (Dalam ribuan rupiah) Triwulan Pembiayaan Total Pendapatan I 7.860.358 1.064.856 II
8.169.118
1.048.773
III
8.756.546
1.006.308
IV
9.072.955
948.692
I
9.384.043
999.996
II
9.764.580
1.053.805
III
10.356.337
1.066.696
IV
10.703.901
1.066.273
I
11.931.499
1.096.913
II
13.101.474
1.013.845
III
14.942.821
1.212.721
IV
16.254.771
1.376.485
I
17.861.766
1.250.082
II
17.593.854
1.349.417
III
18.712.223
1.114.400
IV
19.148.269
1.177.023
I
18.685.978
1.283.231
II
18.201.874
1.184.781
III
17.776.608
1.152.312
IV
16.820.626
1.182.830
Sumber: PT. BPRS PNM Mentari, diolah
Dalam korelasi product moment terdapat asumsi yang harus dipenuhi, di bawah ini merupakan hasil pengujian atas asumsi-asumsi yang harus dipenuhi (menggunakan SPSS 17). a.
Uji normalitas Salah satu asumsi untuk yang harus dipenuhi bila ingin menggunakan
korelasi product moment adalah variabel yang dihubungkan mempunyai data yang berdistribusi normal, maka harus dilakukan pengujian normalitas data. Pengujian normalitas data digunakan untuk menguji apakah data kontinu berdistribusi normal sehingga analisis dengan validitas, reliabilitas, uji t, korelasi, regresi dapat dilaksanakan. Dalam penelitian ini pengujian normalitas akan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Pengujian normalitas datanya adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Uji Normalitas Data Pembiayaan Dan Total Pendapatan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Y total x pembiayaan N Normal Parameters
a,,b
Most Extreme Differences
pendapatan
20
20
Mean
13754980.05
1132471.95
Std. Deviation
4199499.916
118463.589
Absolute
.174
.161
Positive
.166
.161
Negative
-.174
-.082
Kolmogorov-Smirnov Z
.779
.718
Asymp. Sig. (2-tailed)
.579
.680
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Dari tabel hasil uji normalitas diatas didapat N=20 yang berarti jumlah sampel yang diamati ada 20 sampel data. Pada kolom pembiayaan terdapat nilai Kolmogorov Smirnov = 0,779 dengan probabilitas 0,579 (Asymp.Sig.(2-tailed)). Persyaratan data disebut normal jika probabilitas atau dengan Kolmogorov Smirnov. Oleh karena nilai
> 0,05 pada uji normalitas
= 0,579 atau
> 0,05, maka
diketahui bahwa data variabel pembiayaan pada 20 sampel adalah normal, atau memenuhi persyaratan uji normalitas. Pada kolom total pendapatan terdapat nilai Kolmogorov Smirnov = 0,718 dengan probabilitas 0,680 (Asymp.Sig.(2-tailed)). Oleh karena nilai atau
= 0,680
> 0,05, maka diketahui bahwa data variabel total pendapatan pada 20
sampel adalah normal, atau memenuhi persyaratan uji normalitas. b.
Uji linieritas Asumsi yang kedua dari korelasi product moment adalah variabel yang
dihubungkan mempunyai data linier, maka perlu uji linieritas yang dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara kedua variabel yang diteliti bersifat linier atau tidak. Pola hubungan antara variabel tak bebas (Y) dengan variabel bebas (X) dapat diperkirakan sebelum melakukan pendugaan model regresi, baik model model regresi linier sederhana maupun regresi berganda.
Berikut ini adalah grafik Normal P-Plot of Regresion Standardized Residual dari hasil pengolahan SPSS. Gambar 4.5 Normal P-Plot of Regresion Standardized Residual
Grafik 4.3 di atas melukiskan titik-titik pada bidang (Xi, Yi) yang tiap titik ditentukan oleh setiap pasang (Xi, Yi) sehingga dapat dilihat ada sesuatu hubungan yang berarti di antara variabel-variabel. Grafik di atas menunjukkan bahwa letak titik-titik itu berada pada sekitar garis lurus, sehingga cukup menjadi alasan bahwa antara variabel-variabel itu ada hubungan linier. c.
Uji independensi Uji independensi dilakukan untuk mengetahui apakah dua sifat atau
karekter tersebut tidak berhubungan. Pemeriksaan independensi atau kebebasan galat dapat dilakukan dengan melihat plot antara sisaan dengan urutan sisaan
tersebut. Selain itu kebebasan galat dapat juga diuji secara formal dengan menggunakan Uji Durbin Watson (D-W). Hipotesis yang diuji pada Uji D-W adalah: H0 : Tidak terdapat autokorelasi pada variabel X dan variabel Y H1 : Terdapat autokorelasi pada variabel X dan variabel Y Di bawah ini merupakan tabel hasil uji independensi dengan menggunakan uji D-W pada SPSS 17: Tabel 4.6 Model Summary Durbin-Watson Model 1
R .762
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square a
.580
.557
78855.852
Durbin-Watson 1.774
a. Predictors: (Constant), x pembiayaan b. Dependent Variable: Y total pendapatan
Pada Tabel 4.7 diketahui nilai D-W sebesar 1,774. D-W tabel pada
=
0,05, N = 20, dan K (jumlah variabel bebas) = 1 adalah: 1. dL = 1,20 2. dU = 1,41 Penentuan pengambilan keputusan: 1. Jika D-W > dU, maka tidak ada autokolerasi. 2. Jika D-W < dL, maka terjadi autokolerasi. 3. Jika dL < D-W < dU, maka tidak dapat dideteksi apakah terjadi autokolerasi atau tidak.
Oleh karena D-W hitung = 1,774, maka D-W > dU > dL. Dengan demikian dapat diputuskan bahwa tidak terjadi autokolerasi pada variabel X dan variabel Y. Setelah pengujian atas asumsi-asumsi yang harus dipenuhi dalam menggunakan korelasi terpenuhi, selanjutnya dapat dilakukan perhitungan korelasi product moment. Koefisien korelasi antara pembiayaan dengan total pendapatan yang didapatkan dari hasil perhitungan menggunakan SPSS 17, adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7 Correlations Y total pendapatan
x pembiayaan x pembiayaan Y total pendapatan
Pearson Correlation
1
.762(**)
Sig. (2-tailed)
.
.000
.762(**)
1
.000
.
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). a Listwise N=20
Dari Tabel 4.8 dapat dilihat output korelasi pearson 0,762 atau yang ditampilkan dengan penulisan .762 adalah angka koefisien korelasi atau nilai r = 0,762. Jika dihubungkan dengan tabel interpretasi koefisien korelasi dari Sugiyono, apabila nilai koefisien korelasi berada pada 0,600 – 0,799 berarti hubungan yang kuat antara variabel X terhadap variabel Y. Dengan kata lain, pembiayaan memberikan pengaruh yang kuat terhadap total pendapatan. Tidak adanya tanda ”-” (minus) di depan angka .762 pada tampilan output menunjukkan bahwa korelasi memiliki pola positif atau searah. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa setiap pada saat penyaluran pembiayaan tinggi,
maka akan diiringi oleh tingginya total pendapatan. Dan sebaliknya pada saat penyaluran pembiayaan rendah maka akan diiringi oleh rendahnya total pendapatan. Adanya tanda ”**” (bintang) dibelakang angka koefisien korelasi berarti angka korelasi memenuhi kriteria signifikansi 1%, yang berarti memenuhi taraf kepercayaan 99% dan secara otomatis memenuhi taraf kepercayaan 95%. Dengan demikian dapat diambil keputusan bahwa hubungan pembiayaan terhadap total pendapatan adalah signifikan pada taraf kepercayaan 95%. Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan bahwa pembiayaan memberikan pengaruh positif terhadap total pendapatan bank, dapat diterima. Adapun besarnya pengaruh pembiayaan terhadap total pendapatan dapat diketahui dengan menghitung koefisien determinasi yang merupakan pangkat dua dari koefisien korelasi. Kd = r2 x 100% Kd = 0,7622 x 100% Kd = 58,06% Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi di atas, dapat disimpulkan bahwa variasi pembiayaan mempengaruhi variasi naik turunnya total pendapatan sebesar 58,06%, sedangkan 41,94% dipengaruhi oleh variasi faktorfaktor lainnya yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
4.2.
Pembahasan Setelah mengolah data yang diperoleh, PT. BPRS PNM Mentari selalu
berusaha meningkatkan pembiayaan yang disalurkan. Hal ini sesuai dengan perannya sebagai lembaga perantara (intermediary) antara unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana (surplus units) dengan unit-unit yang lain yang mengalami kekurangan dana (defisit units). Melalui bank, kelebihan tersebut dapat disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan sehingga memberikan manfaat kepada kedua belah pihak. (Arifin, 2002: 42). Berdasarkan data yang diperoleh dan berdasarkan wawancara tidak terstruktur, dari triwulan II tahun 2003 sampai dengan triwulan I tahun 2006 pembiayaan yang disalurkan selalu meningkat. Sedangkan triwulan II tahun 2006 menurun dan kembali meningkat di dua triwulan selanjutnya. Sedangkan pada tahun 2007 seluruh pembiayaan yang disalurkan menurun. Meningkatnya penyaluran pembiayaan sampai dengan triwulan I tahun 2006 disebabkan oleh kerjasama dengan berbagai perusahaan. Pada tahun 2003 PT. BPRS PNM Mentari kerjasama dengan PT. POS Indonesia dengan target market penyaluran pembiayaan kepada pensiunan PNS. Selain itu PT. BPRS PNM Mentari menyalurkan pembiayaan kepada guru bantu sekolah. Pada triwulan II tahun 2006 pembiayaan yang disalurkan mengalami penurunan karena sebagian besar target market sudah diberikan pembiayaan. Pada triwulan III tahun 2006 sampai dengan triwulan IV tahun 2006, penyaluran pembiayaan kembali meningkat dengan tambahan target market penyaluran pembiayaan yang baru yaitu karyawan hotel pariwisata di Cipanas Garut. Tetapi peningkatan penyaluran pembiayaan ini tidak
terjadi di tahun 2007. Walaupun pada tahun 2007 target market penyaluran pembiayaan masih baik, tetapi perusahaan tidak memaksimalkan penyaluran pembiayaan karena adanya berbagai kendala seperti NPF, PPAP dan kendala lainnya. Secara keseluruhan rata pertumbuhan pembiayaan yang disalurkan adalah sebesar 4,1%. Hal ini sesuai dengan misi perusahaan yaitu tumbuh dan berkembang secara optimal dan mengembangkan mutu dan kualitas berusaha. Tumbuh dan berkembangnya penyaluran pembiayaan tersebut diikuti oleh tumbuhnya total pendapatan secara rata-rata. Pertumbuhan rata-rata total pendapatan adalah sebesar 0,6%. Walaupun secara rata-rata total pendapatan mengalami peningkatan tetapi dengan rata-rata peningkatan sebesar 0,6% menunjukkan bahwa pertumbuhan total pendapatan yang diterima PT. BPRS PNM Mentari tidak optimal jika dibandingkan dengan rata-rata penyaluran pembiayaan yang diberikan sebesar 4,1%. Tidak optimalnya pendapatan yang diperoleh bisa dilihat dari fluktuatifnya total pendapatan yang diterima. Dari triwulan I tahun 2003 sampai dengan triwulan IV tahun 2003 mengalami penurunan, dan pada triwulan selanjutnya fluktuatif mengalami peningkatan dan penurunan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya menurunnya penyaluran pembiayaan, NPF, margin keuntungan yang tidak maksimal karena harus berbagi hasil dengan pihak perusahaan yang bekerja sama dan faktor lainnya. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis penelitian, hasil pengolahan data dalam penelitian ini menunjukkan diterimanya hipotesis penelitian, artinya pembiayaan memberikan pengaruh positif yang sangat kuat terhadap total
pendapatan. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Purnawan (2005) yang menyebutkan bahwa jumlah pendapatan masih didominasi dari pendapatan penyaluran pembiayaan sehingga hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya. Koefisien korelasi dalam penelitian ini merupakan koefisien korelasi mendekati 1, artinya titik kombinasi antar variabel mendekati garis lurus dugaannya. Karena nilai korelasi mendekati 1, maka kasus ini dapat dimodelkan dengan persamaan linier yang positif. Hal ini dapat dilihat dalam gambar 4.4 berikut. Gambar tersebut diolah melalui SPSS 17. Gambar 4.6 Titik Kombinasi Antar Variabel dengan Garis Lurus
.
Berdasarkan hal ini dapat diperkirakan bahwa, perubahan pembiayaan akan diikuti oleh perubahan total pendapatan dengan arah yang sama, yaitu pada saat pembiayaan mengalami kenaikkan maka diprediksi akan diikuti dengan kenaikan total pendapatan, sebaliknya pada saat pembiayaan mengalami penurunan maka akan diikuti oleh penurunan total pendapatan. Dari hasil data yang diperoleh, pembiayaan yang disalurkan sebagian besar
kepada
produk
pembiayaan
murabahah,
sedangkan
pembiayaan
mudharabah setiap triwulan dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 selalu mengalami penurunan. Dalam hal ini, strategi PT. BPRS PNM Mentari untuk meningkatkan pendapatan sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Zulkifli (2007: 16) bahwa murabahah yang merupakan kontrak jual-beli, termasuk ke dalam Natural Certainty Contracts (NCC). NCC adalah Suatu jenis kontrak transaksi dalam bisnis yang memiliki kepastian keuntungan dan pendapatan, baik dari segi jumlah maupun waktu penyerahannya. Arus kas dari kontrak/akad ini bisa diprediksi, karena sudah disepakati oleh kedua pihak yang bertransaksi di awal kontrak/akad, sebaliknya Natural Uncertainty Contracts (NUC) adalah suatu jenis kontrak transaksi dalam bisnis yang tidak memiliki kepastian keuntungan dan pendapatan, baik dari segi jumlah maupun waktu penyerahannya, karena tergantung pada hasil investasi (usaha). Tingkat return dari kontrak/akad ini bisa positif, negatif, atau nol. Salah satu akad/kontrak yang termasuk kedalam NUC ini adalah akad/kontrak bagi hasil (mudharabah). Menurut Muhammad (2008: 158) dalam praktik perbankan syariah di Indonesia saat ini, model pembiayaan murabahah tidak hanya digunakan untuk
pembiayaan konsumtif, sektor produktif pun banyak yang dibiayai dengan model pembiayaan murabahah. Terdapat tiga alasan yang mendasari penggunaan akad murabahah pada sektor produktif, yaitu: 1. Kemudahan
perhitungan
dan
model
angsuran
karena
hanya
memperhitungkan faktor harga perolehan barang dan margin yang disepakati serta jangka waktu angsuran yang diinginkan. 2. Mengurangi risiko kerugian bagi bank syariah karena sektor produktif rentan dengan risiko kerugian yang sewaktu-waktu bisa terjadi 3. Pendapatan bank lebih mudah untuk diprediksi karena kesepakatan margin relatif tidak berubah selama masa akad jika tidak terjadi kejadian luar biasa Selain itu menurut Karim (2007: 280) pendapatan bank lebih mudah diprediksi karena salah satu referensi penentuan margin murabahah adalah target bagi hasil kompetitif yang diharapkan dapat diberikan kepada dana pihak ketiga. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan PT. BPRS PNM Mentari untuk meningkatkan pendapatan sudah cukup strategis yaitu dengan selalu berupaya meningkatkan jumlah penyaluran pembiayaan. Selain itu, PT. BPRS PNM Mentari melakukan kebijakan yang lebih strategis lagi untuk meningkatkan pendapatan yaitu dengan cara memfokuskan produk penyaluran pembiayaan yang lebih rendah resikonya yaitu pembiayaan murabahah.