BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Bagian ini a k a n m e m b a h a s hasil pengolahan data yang diketen g a h k a n pada B A B IV. B a h a s a n ini m e r u p a k a n penafsiran peneliti tentang hasil pengolahan data tersebut untuk memperoleh g a m b a r a n yang lebih m e n d a l a m tentang kaitan
antara t e m u a n penelitian
d e n g a n variabel-
variabel lain. P e m b a h a s a n ini j u g a d i m a k s u d k a n untuk mengkaji faktorfaktor yang mungkin kontributif terhadap t e m u a n penelitian ini.
A. S B B Pembelajar B a h a s a Indonesia s e b a g a i BA Pertanyaan pertama yang menjadi adalah "Strategi belajar
apa
bahasa Indonesia sebagai
kepedulian dari penelitian ini
y a n g d i g u n a k a n m a h a s i s w a yang belajar
BA?"
Data m e n u n j u k k a n b a h w a dari k e e n a m
deskriptor S B B yang diliput dalam SILL, intensitas p e n g g u n a a n deskriptor S B B yang paling tinggi yaitu d a l a m p e n g g u n a a n strategi kompensasi, s e d a n g k a n intensitas penggunaan deskriptor S B B y a n g terendah ialah dalam strategi mengingat. Esensi
pokok
dari
strategi
kompensasi
yang
dicakup
dalam
instrumen penelitian ini meliputi p e n e r k a a n m a k n a dari konteks, antisipasi yang akan diutarakan o r a n g lain, p e n g g u n a a n isyarat d e n g a n gerak tubuh atau pengalihan ke bahasa ibu, d a n p e n g g u n a a n berbagai cara seperti penggunaan cenderung
sinonim bersifat
bahasa dari
untuk
universal
mengutarakan dan
berbagai tingkatan.
mudah Oleh
451
gagasan.
digunakan
karena
itu,
oleh
Strategi
ini
pembelajar
pantaslah
apabila
strategi ini m e r u p a k a n strategi yang paling tinggi frekuensi
penggu-
naannya. Hasil
wawancara
penggunaan
menunjukkan
strategi-strategi
tersebut
minat di
yang
antara
tinggi
dalam
pembelajar
bahasa
Indonesia s e b a g a i BA. Misalnya, Yohanes, salah s e o r a n g r e s p o n d e n y a n g diwawancarai yang T K B - n y a termasuk tingkat L A N J U T A N , m e n g g u n a k a n strategi k o m p e n s a s i seperti mengerutkan kening tatkala tidak mengerti. Dia berkali-kali m e l a k u k a n hal seperti itu tatkala diwawancarai. Anastasia, responden y a n g t e r m a s u k kelompok tingkat
PEMULA menggunakan
isyarat d e n g a n m e n g g u n a k a n intonasi d a l a m mengajukan pertanyaan. Strategi k o m p e n s a s i lainnya yang digunakan Y o h a n e s yaitu beralih ke bahasa ibu
tatakala
sedang
berbicara
diwawancarai oleh peneliti, dia
dalam
bahasa target.
Ketika
menggunakan kata dari b a h a s a Inggris.
Karena tidak mengetahui kata to describe dalam bahasa Indonesia, dia m e n g g u n a k a n k a t a dari bahasanya sendiri d e n g a n m e n g a t a k a n banyak
kata
yah
untuk
describe."
Wallen,
pembelajar
yang
" . . lebih termasuk
kategori t i n g k a t M E N E N G A H sering sekali beralih ke b a h a s a Inggris ketika berbicara. Anastasia, salah seorang responden dari k e l o m p o k tingkat P E M U L A , j u g a sering menggunakan strategi ini. Misalnya tatkala dia menyatakan pendapatnya tentang harapannya agar g u r u s e n a n t i a s a menggunakan
bahasa
mengajar,
dia
kalau
berbahasa
akan
guru
Indonesia
mengatakan Indonesia
sebagai
"Walaupun tetapi
bahasa
pengantar
kadang-kadang
belakang
tidak
(maksudnya
dalam mengerti
setelah
itu)
mengerti." Strategi p e n e r k a a n
oleh
Oxford
(1990)
dimasukkan
ke d a l a m
strategi k o m p e n s a s i , y a n g dalam beberapa studi yang dilaporkannya,
4S2
yaitu studi yang dilakukan G r a n d a g e (1986),
Papalia d a n Z a m p o g n a
(1977), dan Mc D o n o u g h d a n M c N e m e y (1986), strategi ini d i g u n a k a n dalam m e n y i m a k p e m a h a m a n , m e m b a c a p e m a h a m a n , dan pembelajaran kosa-kata. D a l a m hal p e n g g u n a a n strategi p e n e r k a a n g a g a s a n pokok dari konteks,
temuan
mereka
sejalan dengan
temuan
penelitian
ini.
Persentase intensitas p e n g g u n a a n strategi ini tinggi sekali. Lebih dari 8 5 % responden yang dijadikan sampel d a l a m penelitian ini sering sekait a t a u bahkan selalu m e n g g u n a k a n strategi ini. Oleh Canale (dalam Richards dan Schmidt 1983)
strategi ini dikategorisasikan sebagai BAgian dari
strategic competence yang
berfungsi untuk menghindari ketidak-lancaran
dalam berkomunikasi karena keterbatasan pengetahuan d a l a m bahasa target dan untuk m e n c i p t a k a n keefektifan komunikasi itu sendiri. Deskriptor S B B
yang intensitas penggunaannya paling rendah
yaitu strategi mengingat. Esensi pokok dari strategi ini yang diliput d a l a m instrumen penelitian ini yaitu
m e n g h u b u n g k a n materi baru d e n g a n materi
yang telah dikuasai, m e n g g u n a k a n kata d a l a m kalimat, m e n g h u b u n g k a n bunyi kata baru d e n g a n bunyi kata yang telah diketahuinya, m e n y e n a raikan kata-kata yang telah diketahui untuk dihubungkan d e n g a n k a t a baru, m e n g g u n a k a n flashcards, d a n m e m p e r a g a k a n kata baru. Strategi mengingat m e m a n g t e r m a s u k strategi yang kurang diminati oleh pembelajar bahasa Indonesia sebagai BA. Pertama yaitu karena strategi ini didukung
m e m a n g a k a n dirasakan kurang bermakna apabila tidak oleh
pendekatan
pendekatan komunikatif yang
pengajaran lebih
bahasa
menonjolkan
mutakhir
seperti
penggunaan
bahasa
daripada penghafalan kaidah-kaidah atau ungkapan-ungkapan bahasa. Dalam
hal
pembelajaran
bahasa
Indonesia,
453
strategi m e n g h u b u n g k a n
bunyi kata yang telah diketahui d e n g a n bunyi kata baru tidak sepenting d a l a m pembelajaran bahasa Inggris karena bahasa Indonesia m e r u p a k a n bahasa fonetis yang
ujarannya hampir keseluruhannya d i l a m b a n g k a n
d e n g a n huruf secara konsisten. Kira-kira 7 6 , 9 2 % r e s p o n d e n m e n y a t a k a n secara eksplisit bahwa mempelajari pengucapan bahasa Indonesia tidak sulit karena ejaan d e n g a n pelafalannya sama. Penggunaan
flashcards,
yaitu
salah
satu
indikator
strategi
mengingat, intensitasnya sangat rendah. Ronny, salah s e o r a n g r e s p o n d e n yang termasuk kategori tingkat P E M U L A menyatakan b a h w a dia tidak pernah m e n g g u n a k a n kartu kosa-kata untuk mengingat k a t a baru a k a n tetapi
dia
mencoba
menyenaraikan
kata-kata
baru
tersebut
secara
alfabetis. Pada w a k t u diwawancarai bahkan dia memperlihatkan daftar kata yang dibuatnya itu. A k a n tetapi, dia berpendapat b a h w a cara tersebut tidak menunjangnya dalam mengingat kata baru. setelah
kata-kata
yang
ditulisnya
itu
B a h k a n sebaliknya,
dipelajarinya,
tatkala
akan
digunakannya, kata-kata tersebut malah tidak ada d a l a m ingatannya. Jadi, menurut pendapatnya, dalam mengingat kata baru, yang paling efektif yaitu d e n g a n jalan wacana
lisan
menggunakannya
maupun
tertulis.
dalam
Rendahnya
flashcards mungkin karena strategi ini dipandang
kalimat,
apakah
intensitas
dalam
penggunaan
mengambil waktu yang
banyak d a l a m penyiapan dan penggunaannya. Pemeragaan intensitasnya
kata
rendah.
baru
atau
Rendahnya
acting
intensitas
out
the
new
penggunaan
word strategi
juga ini
tampaknya lebih c e n d e r u n g karena pembelajar bahasa Indonesia sebagai BA yang dijadikan sampel dalam penelitian ini k e s e m u a n y a o r a n g d e w a s a sehingga acting-out seolah-olah dirasakan k u r a n g c o c o k dilaksanakan di
454
/ /
kelas
maupun
di
luar
kelas.
Beberapa
orang
yang
diwawancarai
berpendapat b a h w a yang terpenting dalam belajar bahasa ialah u n s u r kebermaknaan. Oleh karena itu, strategi acting-out ini tidak begitu disukai karena dipandang hanya bisa dilakukan untuk kata-kata yang e l e m e n t e r dan
hanya
untuk
kata-kata yang
memungkinkan
untuk
diperagakan.
Untuk kata-kata y a n g abstrak, misalnya, strategi ini sangat sulit d i l a k u k a n . Mungkin indikator strategi ini hanya tingkat pemula. seseorang
dapat
A k a n tetapi
ini
cocok
untuk pembelajar bahasa
sangat tergantung
memanfaatkannya.
Strategi
ini
pada
bagaimana
sebenarnya
dapat
bermakna apabila siswa dapat menggunakannya secara tepat. Misalnya jika strategi ini dilakukan dengan m e n g g u n a k a n metode total physical response.
Dalam
hal inilah diperlukannya pengarahan dari g u r u a g a r
siswa dapat m e m a n f a a t k a n strategi ini semaksimal m u n g k i n .
Dengan
demikian, rendahnya penggunaan strategi ini mungkin karena siswa tidak begitu m e m a h a m i pemanfaatan dari strategi ini. Dari e m p a t
puluh butir indikator S B B yang
diliput d a l a m
intensitas p e n g g u n a a n setiap indikatornya beraneka. akan diketengahkan butir indikator S B B
SILL,
Pada bagian ini
yang intensitas p e n g g u n a a n n y a
paling tinggi d a n butir indikator yang intensitas penggunaannya paling rendah.
Indikator S B B yang dinyatakan intensitasnya tinggi yaitu y a n g
digunakan secara rata-rata oleh responden di atas 8 0 % , s e d a n g k a n y a n g dipandang t e r m a s u k rendah yaitu
yang
intensitas p e n g g u n a a n n y a
di
bawah 5 0 % . Dengan d e m i k i a n , indikator S B B yang diliput dalam SILL, yang intensitas p e n g g u n a a n n y a di atas 8 0 % secara berurutan mulai dari y a n g tertinggi intensitasnya yaitu butir 16, 39, 2 1 , 17, 18, 1 1 , 36, dan 24.
455
Indikator S B B butir
16 y a n g berbunyi
gfossaries or dictionaries indikator S B B yang
to
help
7 use reference
matenals
such as
me use the new language" m e r u p a k a n
intensitas p e n g g u n a a n n y a paling tinggi.
Sewaktu
peneliti m e l a k u k a n observasi l a n g s u n g ke kelas-kelas yang dijadikan sampel penelitian, di setiap kelas yang diobservasi, strategi ini terlihat sekali penggunaannya.
Hampir s e m u a mahasiswa pembelajar bahasa
Indonesia m e m b a w a k a m u s ke kelas d a n setiap w a k t u terlihat para mahasiswa m e n g g u n a k a n n y a tatkala mereka m e n e m u k a n kata yang tidak dipahaminya, baik s e w a k t u m e m b a c a buku pelajaran maupun s e w a k t u menyimak
gurunya
yang
sedang
menerangkan
pelajaran
dengan
m e n g g u n a k a n bahasa Indonesia. K e m u d i a n , strategi y a n g j u g a termasuk tinggi intensitas p e n g g u naannya adalah strategi butir 39 yaitu yang berbunyi 7 try to leam about the culture of the place where the new language is spoken." P e n g g u n a a n strategi ini c u k u p tinggi k a r e n a m e m a n g d a l a m program pengajaran di La Trobe
dan
Deakin
University
ada
program
ekstra
kurikuler
tentang
pengenalan budaya Indonesia. Misalnya, di La Trobe University
sebulan
sekali guru m e n g a d a k a n kegiatan yang disebut Indonesian Night.
Dalam
acara tersebut para siswa dibawa ke restoran Indonesia untuk m e n g e n a l makanan-makanan
Indonesia
sambil
mempelajari
budaya
Indonesia
sedangkan di Deakin University a d a program y a n g disebut in country training. Program tersebut m e r u p a k a n kerjasama antara Deakin University dengan IKIP Bandung d a n IKIP Yogyakarta. Dalam program tersebut, mahasiswa diberi k e s e m p a t a n untuk m e n d a p a t pengalaman belajar di Indonesia selama
satu
bulan d e n g a n
universitasnya.
456
sedikit mendapat subsaidi
dari
Selanjutnya,
butir yang
intensitas
penggunaannya
tinggi
yaitu
intensitas p e n g g u n a a n butir 21 yang berbunyi "When i don't understand a word I read or hear,
I guess the general meaning by using any clue I can
find for example clues from the context or situation." T e k n i k ini
merupakan
teknik yang c u k u p efisien, dalam artian tidak terlalu m e n g a m b i l b a n y a k w a k t u d a n tidak terlalu m e r e p o t k a n seperti halnya m e m b u k a
kamus.
Responden y a n g diwawancarai dari mulai tingkat P E M U L A hingga t i n g k a t L A N J U T A N k e s e m u a n y a sering atau bahkan selalu m e n g g u n a k a n strategi ini,
baik d a l a m m e n c o b a m e m a h a m i w a c a n a
lisan
maupun wacana
tertulis. Butir berikutnya adalan butir 17 yang berbunyi 7 take notes in the class
in
the
new language."
Penggunaan
strategi
ini
memang
tidak
setinggi p e n g g u n a a n strategi butir 21 yaitu m e n e r k a m a k n a dari k o n t e k s akan tetapi intensitasnya masih termasuk c u k u p tinggi. S e b a n y a k 8 0 , 3 % dari keseluruhan jumlah sampel menyatakan bahwa m e r e k a sering a t a u bahkan selalu mencatat d a l a m bahasa target. T a m p a k n y a , kegiatan ini m e r u p a k a n kegiatan yang dapat dimanfaatkan siswa untuk melatih dirinya d a l a m mentranfer sekaligus
informasi yang disimaknya
mengaplikasikannya
untuk
melatih
dalam dirinya
b a h a s a target dalam
menulis
dengan m e n g g u n a k a n bahasa target. Disamping itu, mencatat pelajaran dengan menggunakan
bahasa target cebderung
lebih
mudah
karena
siswa tidak perlu berpikir lagi untuk mengalihkannya ke d a l a m b a h a s a sendiri. Indikator yang kelima yang sering digunakan yaitu indikator S B B butir 18 yang berbunyi into
parts
which
I
7 find the meaning of a word by dividing the words
understand."
Beberapa
457
orang
yang
diwawancarai
menyatakan b a h w a untuk m e m a h a m i bahasa Indonesia, m e r e k a lebih cepat
memahami
kata
dasarnya
daripada
kata
yang
berimbuhan.
Kassandra, yaitu r e s p o n d e n yang TKB-nya termasuk kategori tingkat MENENGAH
menyatakan
bahwa
baginya
lebih
mudah
memahami
w a c a n a lisan daripada w a c a n a tulis karena dalam bercakap-cakap, o r a n g keseringannya m e n g g u n a k a n kata dasar. Butir 11
b e r b u n y i " / read a story or dialogue several times until I can
understand it." Responden pembelajar bahasa Indonesia p a d a u m u m n y a jujur terhadap dirinya. M e r e k a pada umumnya tidak pernah berpura-pura mengerti tatkala mereka tidak mengerti. Misalnya, d a l a m w a w a n c a r a , s e m u a r e s p o n d e n yang diwawancarai apabila tidak m e m a h a m i kata yang digunakan peneliti, mereka a k a n langsung menanyakan arti kata tersebut. Dengan demikian, d a l a m m e m a h a m i wacana tulis tentu saja m e r e k a a k a n m e n c o b a m e m a h a m i w a c a n a tersebut hingga benar-benar m e m a h a m i n y a . Butir 36 berbunyi
"lf I do not understand I ask the speaker to slow
down, repeat, or clarify what was said." Data menunjukkan bahwa strategi ini d i g u n a k a n oleh s e m u a responden yang diwawancarai. R e s p o n d e n pembelajar
bahasa
lingkungan
yang
Pengaruh
budaya
Indonesia
budaya ini
sebagai
BA
keterus-terangan
terlihat jelas
Keterjadian p e n g g u n a a n strategi
dalam
memang
hidup
dalam
ditanamkan
sejak
kecil.
penggunaan
strategi
ini.
ini ditemukan baik d a l a m w a w a n c a r a
m a u p u n d a l a m observasi. Dalam wawancara d e n g a n peneliti d a n j u g a tatkala m e n y i m a k gurunya di kelas, mereka tidak segan-segan m e m i n t a guru
atau
peneliti
untuk
berbicara
agak
lambat a t a u
mengulangi
pernyatannya, atau m e m i n t a penjelasan tentang hal-hal yang d i k a t a k a n guru atau peneliti tersebut apabila hal tersebut belum jelas bagi m e r e k a .
45S
Bahkan
kadang-kadang
mahasiswa
tidak
segan-segan
menentang
pendapat gurunya secara argumentatif. Butir yang terakhir dari kelompok yang intensitas p e n g g u n a a n n y a tinggi yaitu butir 24 yang berbunyi
"When I cannot think of the correct
expression
different way to express
to
say or write,
I find a
Strategi ini banyak digunakan oleh dari
responden
tingkat
the idea."
responden yang diwawancarai mulai
PEMULA
hingga tingkat
r e s p o n d e n yang termasuk k e l o m p o k tingkat
LANJUTAN.
PEMULA,
Diana,
menggunakan
s e b u a h kata bahasa Inggris tatkala dia tidak mengetahui kata ago d a l a m bahasa Indonesia.
Tatkala dia a k a n mengatakan b a h w a dia pernah
belajar bahasa Indonesia tiga puluh tahun lalu dia m e n g a t a k a n "Ehm, .... tiga
puluh
tahu
ago,
saya
belajar
bahasa
Indonesia
di
Universitet
Melbourne." Lorina m e n g g u n a k a n kata out loud tatkala dia tidak tahu kata m e m b a c a nyaring. Dia m e n g a t a k a n bahwa untuk berlatih pelafalan, dia menyatakan
bahwa dia berlatih
mengatakan
"Ada
di
rumah
membaca
saya,
saya
nyaring membaca
di
rumah
dengan
out
loud."
Natalia,
r e s p o n d e n yang skor T B I B A - n y a paling tinggi, m e n c o b a mencari k a t a y a n g bunyinya berdekatan dengan kata yang ingin diutarakannya itu tetapi pemilihan katanya tidak jitu. Dia m e n g g u n a k a n kata pelacur langit untuk kata
pencakar langit.
kampung
tapi
Natalia
juga
tidak sering
Dia ada
berkata langit
bahwa
pelacur"
menyelipkan
"Aneh
sekali
{maksudnya
kata-kata
bahasa
karena
masih
pencakar
langit.
Inggris
tatkala
diwawancarai. Jadi,
strategi
yang
cenderung
paling
pembefajar bahasa Indonesia sebagai BA ialah: 1.
m e n g g u n a k a n buku rujukan seperti kamus;
459
sering
digunakan
oleh
2. mempelajari budaya b a h a s a target; 3. menerka g a g a s a n pokok dari konteks; 4. mencatat pelajaran d a l a m bahasa target; 5. memenggal kata ke d a l a m s u k u kata yang dipahami; 6. m e m b a c a
ceritera/percakapan
secara
berulang-ulang
hingga
memahaminya; 7. meminta
lawan
bicara
untuk
berbicara
agak
lambat
atau
untuk
mengulangi perkataannya; dan 8. m e n g g u n a k a n cara a t a u u n g k a p a n lain untuk menyatakan g a g a s a n . Indikator S B B yang intensitas penggunaannya paling rendah ialah intensitas p e n g g u n a a n y a n g di bawah 5 0 % . Jadi, indikator S B B y a n g termasuk d a l a m kategori ini dari yang terendah secara berurutan s e b a g a i berikut: butir 35, 06, 0 4 , 05, 14, d a n 25. Butir 35 y a n g m e r u p a k a n indikator S B B d a l a m S I L L y a n g intensitas penggunaannya paling rendah berbunyi
7 keep a private diary orjoumal where I write my feelings about
language leaming." S e b a g a i m a n a diketengahkan
pada
bab
sebelumnya,
dari 56 orang r e s p o n d e n yang dilibatkan dalam penelitian ini, hanya satu orang yang m e n y a t a k a n bahwa dia selalu melakukan kegiatan ini d a n tidak
seorang
pun
yang
menyatakan
bahwa
dia
sering
mencatat
perasaannya di b u k u harian. B a h k a n 50 orang responden atau 8 9 , 2 9 % , menyatakan b a h w a m e r e k a tidak pernah melakukan kegiatan tersebut. Butir
ini
termasuk
strategi
afektif.
Secara
keseluruhan
strategi
ini
m e r u p a k a n strategi y a n g intensitas penggunaannya rendah j u g a setelah strategi
mengingat.
Ada
berbagai
kemungkinan
yang
menyebabkan
intensitas p e n g g u n a a n strategi ini rendah. Salah satunya, m u n g k i n karena diary biasanya d i p a n d a n g sebagai
tempat untuk m e n c a t a t k a n kegiatan
460
tentang segala kejadian y a n g terjadi sehari-hari yang biasanya berkaitan d e n g a n segala aspek kehidupan d a n bukan untuk hal-haf akademis. Kalaupun ada g u r u y a n g m e n c o b a m e n d o r o n g siswanya untuk m e l a k u k a n kegiatan ini, biasanya hanya menyentuh siswa-siswa y a n g serius. Jadi, pantaslah jika p e n g g u n a a n strategi ini rendah. K e m u d i a n , butir 06 yang berbunyi word" j u g a rendah.
termasuk
Pada
indikator
bagian
SBB
sebelumnya
7 physica/ly act out the
yang telah
intensitas
new
penggunaannya
dikemukakan
beberapa
k e m u n g k i n a n m e n g a p a strategi ini intensitas p e n g g u n a a n n y a rendah. Selanjutnya, butir yang intensitas penggunaannya r e n d a h j u g a yaitu butir 04 yang berbunyi 7 list all the other words I know that are related to the new words and draw lines to show retationships." Kegiatan
ini
hampir
serupa d e n g a n p e n g g u n a a n strategi butir 05 yang intensitas p e n g g u naannya j u g a rendah yaitu yang berbunyi 7 use flashcards with the new word on
one
saide and the definition
or other information
on
the other."
A l a s a n rendahnya intensitas penggunaan butir ini telah dibahas pada bagian sebelumnya. Pada dasarnya, k e b a n y a k a n r e s p o n d e n m e n y a t a k a n bahwa menuliskan kata-kata baru di luar konteks dan tidak b e r m a k n a kurang efisien karena j i k a kata baru itu dipelajari tanpa d i g u n a k a n secara bermakna, kata-kata tersebut a k a n m u d a h dilupakan. Indikator selanjutnya yang j u g a intensitas p e n g g u n a a n n y a rendah yaitu butir
14 yang
berbunyi
7 read for pleasure 'm the new language."
Hanya dua orang r e s p o n d e n yang m e n g a k u selalu m e l a k u k a n kegiatan ini.
Devy,
responden dari k e o m p o k yang T K B - n y a termasuk kriteria
S E D A N G , s e n a n g m e m b a c a ceritera pendek terutama di hari-hari libur. A k a n tetapi tidak banyak respponden yang m e n g a k u s u k a m e m b a c a
461
novel yang berbahasa Indonesia. Salah satu penyebabnya k e m u n g k i n a n adalah kurangnya b u k u - b u k u yang ditulis dalam bahasa target yang bisa dijadikan
rujukan
atau
acuan
dalam
pengembangan
keterampilan
berbahasa. Misalnya, buku-buku novel Indonesia tidak m u d a h d i d a p a t kecuali yang ada di perpustakaan mereka. Kalaupun ada di t o k o b u k u , harganya m e m a n g mahal. Lagipula, toko yang menjual b u k u - b u k u y a n g berbahasa
Indonesia
tidak
banyak.
Akibatnya,
kesempatan
untuk
memperoleh pajanan terhadap bahasa target tidak m e m a d a i k a r e n a n y a . Kemungkinan lainnya yaitu karena tingkat kemahiran b e r b a h a s a m e r e k a masih rendah. Pembelajar bahasa Indonesia di k e d u a universitas ini tidak k h u s u s belajar bahasa Indonesia akan tetapi m e r u p a k a n keterampilan t a m b a h a n . Dalam istilah mereka yaitu double degree. Butir 25 berbunyi idea of what rt is about.
7 preview the language lesson to get a general how tt /s organized,
and how it relates to what I
already know." Intensitas penggunaan strategi Sallyna,
responden
yang
termasuk
ini tidak terlalu
kelompok
tingkat
rendah.
MENENGAH
menyatakan b a h w a dia tidak suka melakukan hal ini di luar kelas. Dia selalu berusaha untuk belajar sebisanya di kelas d a n tidak belajar lagi di luar kelas. Dia tidak belajar lagi di luar kelas mungkin karena j u r u s a n utama dia adalah bussiness sehingga dia m a m p u n y a ! b a n y a k t u g a s lain yang harus dikerjakannya selain bahasa Indonesia. Sebenarnya, Sallyna m e r u p a k a n responden y a n g c u k u p potensial. Kalaulah dia m a m p u n y a i cukup
waktu
untuk
belajar
di
luar
kelas,
mungkin
kemahiran
berbahasanya a k a n lebih baik daripada yang didapatnya s e k a r a n g . Jadi strategi-strategi yang paling jarang d i g u n a k a n oleh pembelajar bahasa Indonesia sebagai BA d a l a m sampel penelitian ini ialah:
462
1. mencatat perasaan sendiri tentang belajar bahasa; 2. memperagakan kata baru; 3. menyenaraikan kata yang telah diketahui untuk dihubungkan d e n g a n kata baru; 4. menggunakan flashcards untuk mengingat kata baru; 5. membaca buku yang berbahasa target sebagai hobi; d a n 6. mengkaji-ulang pelajaran untuk melihat organisasi bahan, memperoleh gagasan
pokok
dan
menemukan
kaitannya
dengan
pelajaran
sebelumnya.
B. S B B Pembelajar Bahasa Inggris s e b a g a i BA Pertanyaan yang kedua dari penelitian ini yaitu "Strategi
belajar
apa yang digunakan m a h a s i s w a pembelajar bahasa Inggris
sebagai
BA?" Secara
kuantitatif,
keenam
deskriptor S B B
yang
data
menunjukkan
diliput d a l a m
ISBB,
bahwa
dari
deskriptor yang
intensitas
penggunaannya paling tinggi d a n yang paling rendah keadaannya s a m a dengan intensitas penggunaan S B B oleh pembelajar bahasa Indonesia sebagai BA. Intensitas yang tertinggi yang d i g u n a k a n pembelajar bahasa Inggris sebagai BA
j u g a d a l a m p e n g g u n a a n strategi k o m p e n s a s i d a n
yang terendah ialah d a l a m p e n g g u n a a n strategi mengingat. T e m u a n ini sejalan d e n g a n t e m u a n penelitian yang dilakukan Lo Castro (1994) yaitu yang m e n g u n g k a p k a n b a h w a strategi-strategi yang s a m a sekali tidak digunakan
oleh
respondennya
yaitu
strategi-strategi
yang
berkaitan
dengan strategi mengingat. Esensi pokok dari starategi kompensasi yang diliput dalam I S B B yaitu
menerka
makna
dari
konteks,
463
menggunakan
isyarat
dengan
m e n g g e r a k k a n anggota badan, menciptakan kata baru d a l a m b a h a s a target, m e m b a c a w a c a n a yang berbahasa terget tanpa melihat setiap m a k n a kata dalam k a m u s , m e n c o b a menerka hal yang a k a n dikatakan lawan bicara, maknanya
dan m e n g g u n a k a n kata atau frase lain yang kira-kira
sama.
Tampaknya
memang
strategi-strategi
ini
bersifat
universal karena m u d a h dilakukan oleh pembelajar bahasa dari segala tingkatan, dari tingkat pemula hingga tingkat lanjutan. Data m e n u n j u k k a n bahwa
strategi
kompensasi
ini
merupakan
strategi
yang
intensitas
p e n g g u n a a n n y a paling tinggi di antara k e e n a m deskriptor S B B yang digunakan oleh pembelajar bahasa Indonesia sebagai BA dan bahasa Ingris sebagai BA. Dalam
wawancara,
strategi
ini
terlihat
sekali
intensitas
penggunaannya. Responden-responden yang diwawancarai sering sekali m e n g g u n a k a n strategi ini. Misalnya, W a h y u , responden yang t e r m a s u k kelompok tingkat M E N E N G A H
beberapa
kali m e n g g u n a k a n kata
lain
untuk m e n g u n g k a p k a n gagasannya. Tatkala peneliti bertanya a p a k a h dia s u k a m e n g g u n a k a n kata dalam kalimat untuk mengingat kata baru, dia menjawab
"lt
is
sometimes
I
make
eh....
inovation..."
(maksudnya
m e m b u a t kalimat d e n g a n m e n g g u n a k a n kata baru). Nugraha, yang j u g a dari
kelompok
tingkat
MENENGAH
mengaku
bahwa
jika
dia
ingin
m e n g u t a r a k a n sesuatu dalam bahasa target, a k a n tetapi dia lupa kata yang akan digunakannya itu m a k a dia m e n g g u n a k a n isyarat, begitu j u g a W a h y u . Hani, reponden dari kelompok tingkat ini, sering m e n g g a m b a r sesuatu untuk m e n g u t a r a k a n g a g a s a n n y a tatkala dia berbicara d e n g a n orang asing yang dijumpainya di Pangandaran. T a k ada seorang pun dari responden pembelajar bahasa Inggris sebagai BA yang tidak pernah
464
m e n g g u n a k a n bahasa isyarat atau tidak menggunakan kata atau f r a s e lain untuk m e n g e m u k a k a n g a g a s a n . Intensitas yang paling jarang digunakan oleh pembelajar b a h a s a Inggris sebagai BA yaitu pokok
dari
strategi
dalam penggunaan strategi mengingat. Esensi mengingat
yang
diliput
dalam
ISBB
yaitu
m e n g h u b u n g k a n materi baru d e n g a n materi sebelumnya, m e n g g u n a k a n kata baru dalam kalimat, m e m b a y a n g k a n bentuk atau g a m b a r dari kata baru, m e m b a y a n g k a n kata d a l a m s e b u a h situasi, mengasosiasikan bunyi kata
baru
dengan
kata
lain
dalam
bahasa
sendiri,
menggunakan
flashcards, m e m p e r a g a k a n kata, mempelajari kembali pelajaran baru, d a n mengingat kata baru d e n g a n mengingat lokasi kata tersebut dalam b u k u atau pada tanda-tanda jalan. Hal yang paling menonjol dari intensitas penggunaan sembilan butir indikator strategi mengingat ini oleh pembelajar bahasa Inggris sebagai BA yaitu bahwa k e b a n y a k a n responden yang diwawancarai m e n g a k u i bahwa mereka jarang mengutang pelajaran baru yang diberikan g u r u di kelas.
Mereka
mengakui
bahwa
mereka
hanya
belajar
jika
akan
menghadapi tes, t e r u t a m a sebelum ujian tengah semester (UTS) a t a u ujian akhir semester ( U A S ) . K e a d a a n ini perlu mendapat pemikiran y a n g serius
karena
kebiasaan
seperti
ini
tidak
menunjang
peningkatan
k e m a m p u a n siswa d a l a m belajar apapun. Dari sisi guru, g u r u h e n d a k n y a mengintrospeksi
diri
dalam
cara
mengajarnya.
Apakah
guru
telah
berupaya menciptakan kegiatan yang kondusif akan keterjadian strategi ini dalam proses mengajarnya? Berdasarkan informasi yang didapat dari kelas-kelas y a n g diobservasi, d a n j u g a berdasarkan p e n g a k u a n r e p o n d e n dalam
wawancara,
kebanyakan
465
responden
menyatakan
bahwa
kebanyakan d o s e n tidak memberi tugas.
Kalaupun ada d o s e n y a n g
memberi tugas, keseringannya t u g a s tersebut tidak diperiksa atau diberi u m p a n balik. Salah seorang dosen menyatakan b a h w a dia bukan tidak mengetahui b a h w a salah satu cara untuk m e n d o r o n g siswa agar belajar di luar kelas yaitu d e n g a n memberi tugas. A k a n tetapi, pemberian u m p a n balik
secara
individual
memang
sulit
dilaksanakan
karena
jumlah
mahasiswanya terlalu banyak. Jumlah siswa d a l a m satu kelas antara 30 sampai 70 o r a n g . Misalnya, dalam pelajaran writing
yang paling ideal,
mahasiswa mendapat tugas untuk m e m b u a t karya tulis p e n d e k setiap minggu. A k a n tetapi bagaimana s e o r a n g guru dapat mengoreksi karya tulis mahasiswa setiap minggu serta m e m b a h a s n y a secara individual apabila j u m l a h mahasiswanya terlalu banyak. Disamping itu, dia j u g a tidak hanya mengajar mata kuliah tersebut tetapi j u g a m a t a kuliah lainnya. Setiap d o s e n di IKIP Bandung m a m p u n y a i kewajiban mengajar s e d i k i t - / dikitnya 12 S K S dalam satu semester. Untuk tersendiri
mengatasi
yang
pemasalahan
melibatkan
pembuat
ini,
tampaknya
keputusan
di
perlu
penataan
tingkat
institusi.
P e m b e n a h a n din tentu saja b u k a n hanya dituntut dari g u r u a k a n tetapi j u g a harus a d a kerja s a m a yang harmonis antara guru d e n g a n siswa. Siswa juga perlu membenahi diri d a n menyadari bahwa g u r u tidak a k a n dapat menyulap siswanya untuk mahir berbahasa target t a n p a ada u p a y a untuk belajar secara rutin.
Belajar di akhir program
saja tidak akan
membuat siswa untuk dapat menyimpan informasi secara baik di d a l a m struktur kognitifnya. Dalam
penggunaan
flashcards atau
dalam
menyenaraikan
kata
baru untuk dipelajari, intensitasnya j u g a rendah sekali. Ditinjau dari faktor
466
sosial-ekonomi,
bagi
pembelajar
bahasa
Inggris
sebagai
BA,
kata
flashcards konotasinya barang m e w a h dan mahal. Padahal s e b e n a r n y a jika
kreatif,
kartu
kosa-kata
dapat
dibuat dari
karton-karton
bekas,
misalnya b e k a s kartu u n d a n g a n . Hampir semua responden m e n g a t a k a n bahwa
mereka
tidak
pernah
menggunakan
flashcards
atau
menyenaraikan kata baru untuk mengingat kata. Untuk mengingat kata baru, k e b a n y a k a n n r e s p o n d e n menuliskan arti kata tersebut di d a l a m buku yang dibacanya. C a r a inipun
baik untuk menggantikan strategi
penggunaan flashcards d a n penyenaraian kata.
Dengan cara ini, s i s w a
bahkan tidak kehilangan konteks di tempat kata tersebut d i g u n a k a n . Beberapa orang r e s p o n d e n malah m e n g a k u i bahwa menyenaraikan kata baru atau menuliskan kata baru beserta artinya di flashcard waktu
yang
banyak
dan
setelah
dibuatnya
mereka
memerlukan
cenderung
tidak
membacanya sehingga pekerjaan tersebut dipandang sia-sia saja. Hani, responden
yang
termasuk
kelompok
tingkat
MENENGAH
mengakui
bahwa dia tidak s u k a menuliskan kata-kata baru atau m e m b u a t kalimat dengan m e n g g u n a k a n k a t a baru karena jika dia menuliskannya, dia biasanya
lupa
akan
kata-kata
tersebut.
Dia
lebih
senang
menggunakannya d a l a m berbicara karena d e n g a n jalan itu dia a k a n d a p a t mengingatnya lebih lama. 1SBB,
instrumen pengumpul data S B B pembelajar bahasa Inggris
sebagai BA, diliput d e n g a n 50 butir indikator S B B . Pada bagian ini a k a n diketengahkan indikator S B B yang intensitas penggunaannya paling tinggi dan indikator y a n g intensitas penggunaannya paling r e n d a h .
Indikator
S B B yang dinyatakan intensitasnya tinggi d a l a m penelitian ini yaitu yang digunakan secara rata-rata oleh responden di atas 8 0 % , s e d a n g k a n y a n g
467
dipandang t e r m a s u k rendah
yaitu
yang
intensitas
penggunaannya di
bawah 5 0 % . Indikator S B B y a n g intensitas penggunaannya di atas 8 0 % hanya ada empat butir. Butir-butir tersebut mulai dari yang intensitasnya paling tinggi yaitu butir 32, 45, memperhatikan baiknya."
orang
Data
15, d a n butir 22.
yang
menunjukkan
berbicara
Butir 32 berbunyi
bahasa
bahwa
Inggris
indikator
SBB
dengan yang
"Saya sebaik-
intensitas
p e n g g u n a a n n y a paling tinggi ialah intensitas penggunaan indikator S B B butir
32
yang
bahasa Inggris."
berbunyi
"Saya
memperhatikan
orang
yang
berbicara
Banyaknya saluran televisi swasta yang m e n a y a n g k a n
film-film yang berbahasa inggris merupakan keuntungan bagi pembelajar bahasa
Inggris
yang
ingin
memanfaatkan
pajanan
seperti
ini.
Data
menunjukkan bahwa tidak s e o r a n g p u n dari 114 orang responden y a n g skornya
memperlihatkan
bahwa
mereka
tidak
pernah
menggunakan
strategi ini. Lebih dari setengahnya yaitu 5 1 , 7 5 % atau sebanyak 59 o r a n g responden skornya menunjukkan bahwa m e r e k a sering atau sering sekali m e n g g u n a k a n strategi ini d a n s e b a n y a k 47 orang atau 4 1 , 2 3 % s k o r n y a memperlihatkan bahwa m e r e k a hampir selalu atau selalu m e n g g u n a k a n strategi ini. Y a n g selanjutnya, yaitu butir 45 yang berbunyi "Jika saya tidak mengerti berbicara
apa
yang
dikatakan
lawan
berbicara,
saya
memintanya
agak lambat atau mengulangi apa yang dikatakannya."
untuk
Strategi
ini sangat u m u m d a n banyak digunakan oleh hampir setiap m a h a s i s w a karena t a m p a k n y a strategi ini m e r u p a k a n strategi yang m u d a h dilakukan oleh pembelajar bahasa asing dari tingkat rendah hingga tingkat lanjutan.
468
Butir Sama
15
halnya
berbunyi dengan
"Saya
menonton
butir 32,
film
yang berbahasa
banyaknya saluran televisi
Inggris." memberi
k e s e m p a t a n yang banyak kepada pembelajar bahasa inggris di Indonesia untuk m a n y a k berlatih menyimak wacana yang berbahasa Indobesia y a n g disuguhkan
lewat
layar
kaca
ini.
Walaupun
demikian,
perubahan
kebijakan y a n g m e n a y a n g k a n film-film yang berbahasa Inggris d e n g a n didabing
bahasa
Indonesia
menyebabkan
kesempatan
untuk
berlatih
menyimak menjadi hilang. Hal ini amatlah disayangkan. Y a n g terakhir yang intensitas penggunaanya tinggi yaitu butir 22 yang
berbunyi
"Untuk
tidak
menerjemahkannya
memahami wacana kata
demi
kata."
yang
berbahasa
Mahasiswa
Inggris,
saya
kebanyakannya
mengakui b a h w a mereka selalu mencoba untuk m e m a h a m i kalimat a t a u w a c a n a dari konteksnya sehingga mereka tidak perlu m e m a h a m i satiap kata dari w a c a n a tersebut. Strategi ini digunakannya s e w a k t u m e m b a c a w a c a n a yang b e r b a h a s a Inggris d a n juga s e w a k t u m e m a h a m i b a h a s a lisan. Jadi,
strategi
yang
cenderung
paling
sering
digunakan
oleh
pembelajar b a h a s a Inggris sebagai BA meliputi: 1. m e m p e r h a t i k a n orang yang berbicara bahasa target; 2. meminta lawan berbicara untuk berbicara agak lambat; 3. menonton film yang berbahasa target; dan 4. tidak menerjemahkan kata demi kata. Dari 50 butir indikator S B B yang intensitas p e n g g u n a a n n y a paling rendah yaitu yang intensitas penggunaannya di bawah 5 0 % yaitu butir 48, 06, 46, 43, 07, d a n 34.
469
Butir
48
yang
berbunyi
"Meminta
bantuan
penutur
asli
dalam
belajar bahasa Inggris." S e c a r a kuantitatif, data m e n u n j u k k a n b a h w a dari 114 orang r e s p o n d e n hanya menyatakan
bahwa
mereka
1,75% atau dua orang r e s p o n d e n y a n g selalu
atau
hampir selalu
menggunakan
strategi ini d a n 75 o r a n g a t a u 6 5 , 8 % hampir tidak pernah a t a u m u n g k i n tidak pernah melakukan strategi ini. Kenyataan ini belum dapat ditafsirkan bahwa r e s p o n d e n m e n g a n g g a p strategi ini tidak penting a k a n
tetapi
tampaknya strategi ini tidak begitu m u d a h dilakukan karena faktor internal maupun faktor eksternal. Situasi pembelajaran di kelas maupun di luar kelas k u r a n g kondusif terhadap pelaksanaan strategi ini.
Beberapa orang r e s p o n d e n y a n g
diwawancarai menyatakan b a h w a sulit sekali di Bandung ini untuk d a p a t berkomunikasi d e n g a n penutur asli,
baik di k a m p u s m a u p u n di luar
k a m p u s karena IKIP Bandung m e m a n g tidak memiliki t e n a g a pengajar yang penutur asli. Di luar kampus,
k a l a u p u n ada penutur asli, sulit
sekali bagi
mahasiswa j u r u s a n bahasa Inggris untuk dapat mengadakan p e n d e k a t a n kepada mereka. J a n g a n k a n untuk meminta bantuan d a l a m h u b u n g a n n y a dengan belajar bahasa Inggris, untuk mengobrol saja d e n g a n m e r e k a , mahasiswa sulit
mendapat k e s e m p a t a n seperti itu. Dipandang dari sisi
budaya, k e b a n y a k a n orang asing yang tinggal di Indonesia t a m p a k n y a tidak mau seolah-olah d i m a n f a a t k a n oleh orang-orang Indonesia untuk berlatih berbahasa Inggris. Ini tentu saja dapat dipahami k a r e n a m e r e k a juga ingin berlatih berbahasa Indonesia. Kesempatan ini sesekali bisa juga terjadi a k a n tetapi sangat j a r a n g . Misalnya, beberapa orang y a n g diwawancarai menyatakan bahwa mereka pernah b e r c a k a p - c a k a p d e n g a n
470
orang asing a k a n tetapi itupun bukan penutur asli bahasa Inggris. M e r e k a adalah orang-orang Eropa atau orang kulit putih lainnya yang b u k a n penutur asli b a h a s a Inggris. Kesempatan itu didapatnya tatkala m e r e k a bepergian naik kereta api atau di tempat rekreasi akan tetapi tidak s e m u a orang
mendapat
k e s e m p a t a n seperti ini. Dari 114 orang r e s p o n d e n ,
hanya dua o r a n g yang menyatakan bahwa mereka selalu m e n g g u n a k a n strategi ini karena m e r e k a kebetulan mengajar di sebuah institusi y a n g memiliki tenaga pengajar yang pentutur asli bahasa Inggris. Butir 06, yaitu yang berbunyi "Saya menggunakan flashcards (kartu kosa-kata) untuk mengingat kata baru." Karena butir ini t e r m a s u k strategi mengingat,
k e m u n g k i n a n penyebab
rendahnya
intensitas
penggunaan
strategi ini telah d i b a h a s pada bagian sebelumnya, yaitu p a d a w a k t u m e m b a h a s setiap indikator dalam strategi mengingat. Butir selanjutnya y a n g j u g a intensitas p e n g g u n a a n n y a rendah yaitu butir 46 yang membetulkan
berbunyi
bahasa
"Saya
Inggris
meminta penutur asli untuk mengoreksi dan
saya
dalam
menggunakan
bahasa
Inggris."
Butir ini pun telah d i b a h a s pada w a k t u membahas butir 48 karena e s e n s i dari butir ini s a m a d e n g a n butir tersebut. Selanjutnya yaitu mengingat
kata
baru
indikator S B B butir 07 yang
saya
memperagakan
kata
baru
berbunyi
"Untuk
tersebut
dengan
menggerakkan anggota badan " D a r i keseluruhan jumlah r e s p o n d e n y a n g dilibatkan
dalam
penelitian
ini,
hanya
dua
orang
responden
yang
menyatakan b a h w a m e r e k a selalu m e n g g u n a k a n strategi ini. S e b a n y a k 95 orang r e s p o n d e n , atau kira-kira 8 8 , 3 3 % responden m e n y a t a k a n b a h w a mereka j a r a n g , jarang sekait, hampir tidak pernah, d a n b a h k a n tidak pernah melakukan kegiatan seperti ini.
471
Ada
beberapa
kemungkinan
mengapa
strategi
ini
intensitas
p e n g g u n a a n n y a rendah. Pertama, responden b e l u m m e n g e t a h u i b e n a r penggunaan
dan
pemanfaatan
strategi
ini.
Yang
kedua,
responden
m e m a n d a n g b a h w a kegiatan ini kurang cocok untuk tingkat m e r e k a . Sebenarnya, apabila strategi ini dilakukan d a l a m konteks, p e n g g u n a a n strategi ini sangat menarik d a n a k a n m e m b a n t u penguatan siswa d a l a m mengingat kata, frase, m a u p u n k o n s e p - k o n s e p
baru
target.
semaksimal
Agar
diperlukan
strategi
guru
ini
yang
dapat
kreatif
dimanfaatkan
untuk
menciptakan
dalam
dan
bahasa mungkin,
menggunakan
m e t o d e yang kondusif t e r h a d a p penggunaan strategi ini oleh siswa, baik di kelas m a u p u n di luar
kelas. Pemanfaatan strategi ini dapat d i l a k u k a n
dalam
gaming.
bentuk
simulation
Butir y a n g terakhir dari kelompok indikator S B B yang intensitas penggunaannya jadwal
belajar
rendah
sehingga
yaitu
butir 34 yang
mampunyai
cukup
berbunyi
banyak
"Saya
waktu
bahasa Inggris." S e b a g a i m a n a telah ditampilkan di Bab IV,
membuat
untuk
belajar
hanya d u a
orang r e s p o n d e n atau 1,8% yang menyatakan bahwa m e r e k a hampir selalu
atau
merupakan
selalu petanda
menggunakan keteraturan
strategi dalam
ini.
Pembuatan
melakukan
sesuatu.
jadwal Pada
umumnya, siswa-siswa Indonesia belum biasa belajar d e n g a n teratur. Mereka belajar apabila a d a w a k t u atau apabila s e d a n g ingin belajar. Dalam w a w a n c a r a , K a r y a n , responden yang termasuk tingkat P A S C A L A N J U T A N , m e n g a k u b a h w a dia tidak mampunyai jadwal belajar y a n g pasti. Dia baru akan belajar jika dia sedang menginginkannya. A k a n tetapi Chicha, yaitu r e s p o n d e n y a n g j u g a t e r m a s u k tingkat P A S C A L A N J U T A N , selalu m e n j a d u a l k a n kegiatan belajarnya yang harus dilakukannya setiap
472
minggu.
Dia
tidak
peduli
apakah
kegiatan-kegiatan
yang
telah
dijadwalkannya itu terpenuhi atau tidak, dia tetap a k a n menjadwalkannya. Chicha mendapat skor 6 0 3 d a l a m tes T O E F L d a n skor ini m e r u p a k a n skor yang tertinggi di antara responden y a n g dijadikan sampel s e d a n g k a n s k o r Karyan 553. S u n g g u h d i s a y a n g k a n , orang y a n g seperti Chicha itu tidak banyak. T a m p a k n y a , jadwal belajar m e m a n g diperlukan agar siswa dapat m e m a k s a k a n diri untuk belajar s e c a r a teratur. Biasanya, d a l a m kegiatan apapun, apabila seseorang m a m p u n y a i j a d w a l yang pasti kegitannya itu a k a n terorganisasikan secara baik dan
b a n y a k yang bisa dilakukan.
Sebaliknya, jika seseorang tidak m a m p u n y a i j a d w a l yang pasti, sesedikit apapun kegiatan, makin b a n y a k yang tidak terkerjakan. Perilaku belajar s i s w a yang tidak terorganisasikan secara
baik
perlu penataan yang komprehensif. K e b i a s a a n m a m p u n y a i jadwal belajar perlu diinternalisasikan sejak tingkat sekolah dasar. Hal ini perlu dimulai dari guru sendiri yaitu d e n g a n m e n d o r o n g siswa untuk m a m p u n y a i b u k u catatan jadwal kegiatan. Misalnya, dimulai d e n g a n menyuruh siswa untuk mampunyai b u k u catatan k h u s u s untuk tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa di r u m a h . Disiplin w a k t u perlu d i t a n a m k a n b u k a n hanya di tingkat S D , S L T P , d a n S L T A tetapi di tingkat perguruan tinggi pun h e n d a k n y a d i t a n a m k a n secara konsekuen. Dosen seyogyanya tidak terlambat m a s u k ke kelas untuk mengajar. Disiplin w a k t u b u k a n hanya berlaku untuk memulai d a n mengakhiri akademik
pertemuan lainnya.
perkuliahan,
Misalnya
dosen
akan
tetapi j u g a
sebaiknya
tidak
untuk
kegiatan
terlalu
permisif
terhadap mahasiswa y a n g m a m p u n y a i kebiasaan terlambat m e n y e r a h k a n tugas. Batas w a k t u penyerahan tugas-tugas seperti makalah atau laporan
473
b u k u harus pasti. Apabila keterlambatan itu terjadi perlu a d a sangsi y a n g sifatnya akademis. Sebaliknya, d o s e n j u g a perlu mentaati kedisiplinan dalam
melaksanakan
tugas-tugasnya,
misalnya
kedisiplinan
dalam
m e n g e m b a l i k a n tugas mahasiswa d a n nilai U T S maupun U A S sehingga siswa segera akan mendapat u m p a n balik untuk m e m b e n a h i dirinya. A k h i r n y a , perlu dipikirkan sampai sejauh mana toleransi itu d a p a t ditolerir. Jadi,
strategi-strategi yang
cenderung
paling jarang
digunakan
oleh
pembelajar bahasa Inggris sebagai BA yaitu: 1. meminta bantuan penutur asli d a l a m belajar bahasa Inggris; 2. m e n g g u n a k a n flashcards untuk mengingat kata/frase b a r u ; 3. meminta bantuan penutur asli untuk mengoreksi d a n m e m b e t u l k a n bahasa Inggris; dan 4. m e m b u a t jadwal belajar.
C . P e r b e d a a n P e n g g u n a a n S B B Pembelajar Bahasa I n d o n e s i a d a n B a h a s a Inggris s e b a g a i BA Pertanyaan berikutnya yang menjadi kepedulian penelitian ini yaitu pertanyaan
penelitian
nomor
03
yang
berbunyi
penggunaan
SBB
pembelajar
bahasa
Indonesia
penggunaan
SBB
pembelajar
bahasa
Inggris
"Apa
sebagai
sebagai
BA
BA?"
perbedaan dengan Untuk
m e n j a w a b pertanyaan penelitian ini diformulasikan s e b u a h hipotesis, yaitu hipotesis
n o m o r 03
antara
intensitas
sebagai
BA
Inggris
berbunyi
penggunaan
dengan
sebagai
yang
intensitas
SBB
"Terdapat perbedaan yang oleh
penggunaan
BA."
474
signifikan
pembelajar
bahasa
SBB
pembelajar bahasa
oleh
Indonesia
Perhitungan analisis
varians
menunjukkan bahwa dari k e e n a m
deskriptor S B B yang diliput d a l a m SILL dan ISBB ada lima deskriptor yang intensitas penggunaanya berbeda secara signifikan. Secara kuantiitatif, uji analisis varians m e n u n j u k k a n bahwa terdapat perbedaan y a n g signifikan d a l a m intensitas p e n g g u n a a n strategi mengingat, strategi kognitif, strategi kompensasi, strategi afektif, d a n strategi
sosialisasi. A k a n tetapi, tidak
terdapat perbedaan yang signifikan d a l a m intensitas penggunaan strategi metakognitif antara pembelajar bahasa Indonesia sebagai BA d e n g a n pembelajar bahasa Inggris sebagai BA.
1.
Perbedaan
intensitas
Penggunaan
Strategi
Mengingat
Intensitas p e n g g u n a a n strategi mengingat oleh pembelajar bahasa Inggris sebagai BA lebih tinggi daripada intensitas penggunaan strategi tersebut oleh pembelajar bahasa Indonesia sebagai BA. P e r b e d a a n n y a sangat signifikan d e n g a n tingkat signifikansi 0,0013. menunjukkan
bahwa
sebagai
baik di
BA,
beberapa orang La
Trobe
Hasil w a w a n c a r a
pembelajar bahasa
University maupun di
Indonesia
Deakin
University,
menyatakan secara eksplisit bahwa mengingat kata baru d e n g a n cara menyenaraikan kata-kata sulit d a n k e m u d i a n menghafalkannya d i r a s a k a n kurang efektif. Mereka m e n y a t a k a n b a h w a kata baru harus diingat d a l a m konteks yang b e r m a k n a . Artinya, mereka memberi penekanan p a d a u n s u r kebermaknaan d a l a m belajar b a h a s a daripada pada unsur hafalan yang lepas dari konteks. Beberapa orang yang t e r m a s u k kategori tingkat pemula d a l a m TKB-nya
secara
eksplisit
menyatakan
bahwa
mereka
sering
m e n g g u n a k a n strategi mengingat d a l a m belajarnya. A k a n tetapi mereka
475
m e n g a k u i bahwa setelah dihafal, kata-kata
tersebut
ingatannya sehingga sulit untuk digunakannya
cepat hilang dari
pada w a k t u
kata-kata
tersebut diperlukan. P e n g g u n a a n strategi oleh pembelajar bahasa Inggris sebagai
BA lebih
sebagai BA. dikenal
tinggi
daripada
oleh
pembelajar bahasa
Indonesia
Ini m e r u p a k a n akibat dari sistem belajar hafalan atau yang
dengan
rote leaming yang
sudah
sangat
melekat d a l a m
diri
mahasiswa pembelajar bahasa Inggris sebagai BA di Indonesia. Tingginya
intensitas
penggunaan
strategi
mengingat
oleh
pembelajar bahasa Inggris sebagai BA m e r u p a k a n bukti bahwa sistem pengajaran bahasa Inggris di Indonesia pada u m u n y a masih m e n e k a n k a n pada unsur struktural. Selain itu, sistem pengajaran di Indonesia secara umum
masih
terlalu
menekankan
pada
pengenalan
konsep-konsep
daripada pada p e m e c a h a n masalah atau problem solving. Banyak kritikan terhadap sistem evaluasi di Indonesia yang m e n g g u n a k a n model pilihan ganda.
W a l a u p u n sebenarnya,
pilihan ganda dapat dirancang
untuk
menggali k e m a m p u a n siswa secara lebih komprehensif daripada esei d a n j u g a dapat sekaligus dirancang untuk menggali k e m a m p u a n siswa d a l a m pemecahan permasalahan dengan memenuhi persyaratan k e a b s y a h a n , kepraktisan, serta keterandalan s e b u a h tes. Baik tidaknya model pilihan g a n d a sangat tergantung p a d a kepandaian guru d a l a m m e n y u s u n n y a .
2.
Perbedaan
intensitas
Penggunaan
Strategi
Dalam intensitas p e n g g u n a a n strategi Indonesia sebagai
Kognitif
kognitif, pembelajar bahasa
BA secara signifikan lebih tinggi daripada pembelajar
bahasa Inggris sebagai
BA d e n g a n tingkat signifikansi perbedaannya
sebesar 0,0160. Secara kuantitatif dapat ditafsirkan b a h w a pembelajar
476
bahasa
Indonesia
sebagai
BA
lebih
daripada pembelajar bahasa Inggris penggunaan
strategi
mengingat
mengutamakan
unsur
kognitif
sebagai BA. Jika dikaitkan d e n g a n
oleh
pembelajar bahasa Indonesia sebagai
kedua
kelompok
sampel
BA lebih m e n d a h u l u k a n
ini,
unsur
kognitif
daripada unsur hafalan sedangkan pembelajar bahasa Inggris
sebagai
BA
kognitif.
Mungkin
lebih
mengutamakan ini
unsur
mengingat
m e r u p a k a n d a m p a k daripada
daripada
kenyataan
belajar mengajar di Indonesia yang secara u m u m , mulai dari
unsur proses tingkat
sekolah dasar hingga tingkat perguruan tinggi masih manganut p a h a m behavioristik yang memberi p e n e k a n a n pada rote leaming. Di Australia, sejak tingkat sekolah dasar, baik
dari setting kelas
hingga ke proses belajar mengajar s u d a h menerapkan sistem p e n d e k a t a n komunikatif
yang
menekankan
Communicative Language
pada
unsur
Teaching (CLT) di
kebermaknaan.
Prinsip
Australia s u d a h d i t e r a p k a n
sejak tingkat p r e p school. Hal ini terlihat dalam penataan kelas mulai dari tingkat prep school ditata untuk m e m u d a h k a n penerapan p e n d e k a t a n C L T d a l a m proses belajar mengajar yang di antaranya belajar kelompok. Di Indonesia,
p a d a tahun
1970-an penataan
kelas seperti
ini
pernah dicobakan di sekolah percobaan yang disebut d e n g a n Lab School yang kemudian namanya diganti dengan sekolah p e m b a n g u n a n sebagai Proyek
Perintis
Sekolah
Pembangunan.
Penataan
kelas
seperti
itu
dicobakan untuk m e n e r a p k a n pembelajaran dengan sistem modul. A k a n tetapi, realisasinya hingga kini belum ada. Penataan kelas
mulai tingkat
SD hingga tingkat perguruan tinggi masih tetap model tradisional sehingga sulit bagi guru-guru b a h a s a Inggris untuk menerapkan pengajaran b a h a s a Inggris
dengan
menggunakan
pedektan
477
komunikatif
sebagaimana
disarankan
dalam
kurikulum
1994
yang
menekankan
pada
unsur
kebermaknaan. W a l a u p u n akhir-akhir ini telah a d a sekolah-sekolah yang sudah
mulai
menata
kelasnya
yang
memungkinkan
penerapan
pendekatan komunikatif a k a n tetapi j u m l a h n y a masih sedikit.
3.
Perbedaan
Intensitas
Penggunaan
Strategi
Kompensasi
Dalam
penggunaan
strategi
kompensasi,
pembelajar
bahasa
Indonesia sebagai BA j a u h lebih tinggi intensitas penggunaannya daripada pembelajar signifikan
bahasa dengan
Inggris tingkat
sebagai
BA.
signifikansi
Perbedaannya
perbedaan
ini
sebesar
sangat 0,0000.
Sebagaimana d i k e m u k a k a n O x f o r d (1990) bahwa strategi k o m p e n s a s i merupakan strategi yang d i g u n a k a n siswa untuk mengatasi keterbatasan pengetahuan dalam b a h a s a target agar komunikasinya dalam bahasa terget lancar. Strategi ini dapat dilakukan oleh siswa y a n g motivasinya tinggi dan kreatif. D e n g a n demikian, data menunjukkan bahwa pembelajar bahasa Indonesia sebagai BA secara rata-rata intensitas p e n g g u n a a n SBB-nya lebih tinggi daripada pembelajar bahasa Inggris sebagai BA. Dari k e n y a t a a n ini dapat dilakukan beberapa penafsiran. Pertama, ini merupakan petanda b a h w a mahasiswa pembelajar bahasa Indonesia sebagai
BA
lebih
pengetahuannya Kemungkinan memerlukan
kreatif
untuk
lainnya, strategi
dalam
dapat
memanfaatkan
berkomunikasi
pembelajar tersebut
hal
bahasa
karena
dalam
Inggris
TKB-nya
keterbatasan
bahasa
sebagai
lebih
tinggi
target.
BA
tidak
daripada
pembelajar bahasa Indonesia sebagai BA. Selain itu, penggunaan strategi kompensasi m e r u p a k a n patanda p e n e k a n a n pada fungsi komunikasi pada
478
bahasa. Artinya,
mahasiswa Australia lebih m e n e k a n k a n p a d a fungsi
komunikasi dari bahasa.
4.
Perbedaan Intensitas
Intensitas
Penggunaan
penggunaan
strategi
Strategi
Metakognitif
metakognitif
oleh
pembelajar
bahasa Indonesia sebagai BA lebih tinggi daripada pembelajar b a h a s a Indonesia sebagai BA a k a n tetapi perbedaannya tidak signifikan. Jadi boleh
dikatakan
pembelajar
tidak
terdapat
perbedaan
yang
signifikan
antara
bahasa Indonesia sebagai BA d e n g a n pembelajar bahasa
Inggris sebagai BA dalam penggunaan
strategi metakognitif
karena
tingkat signifikansi perbedaannya 0,1032. Strategi kognitif diliput dalam SILL oleh bitur 25 s a m p a i d e n g a n butir 32 s e d a n g k a n dalam ISBB, strategi ini diliput oleh butir 30 s a m p a i d e n g a n butir 33. SILL butir 26 d a l a m ISBB diliput d a l a m butir 32. Esensi dari kedua indikator tersebut s a m a , yaitu m e m p e r h a t i k a n orang y a n g berbicara bahasa target d e n g a n sebaik-baiknya. Dalam intensitas penggunaan kedua indikator S B B bahasa
Inggris
daripada
sebagai
pembelajar
BA
bahasa
lebih
tinggi
Indonesia
intensitas
sebagai
BA.
ini, pembelajar penggunaannya Perbedaan
ini
disebabkan oleh perbedaan banyaknya pajanan t e r h a d a p b a h a s a target. Mahasiswa pembelajar bahasa Inggris sebagai BA pajanannya t e r h a d a p bahasa target j a u h lebih banyak daripada mahasiswa pembelajar b a h a s a Indonesia sebagai BA di Australia. Film-film yang berbahasa Inggris di program televisi, baik televisi swasta m a u p u n televisi pemerintah banyak sekali
menayangkan
film-film
yang
berbahasa
Inggris
sedangkan
Auatralia tidak a d a acara televisi yang berbahasa Indonesia.
479
di
Strategi metakognitif lainnya, yaitu SILL butir 27 d a n I S B B butir 3 4 , esensinya adalah m e m b u a t j a d w a l
belajar.
S k o r rata-rata
responden
pembelajar bahasa Indonesia sebagai BA dalam Intensitas p e n g g u n a a n strategi
ini
jauh
lebih
tinggi
daripada
skor
rata-rata
yang
dicapai
pembelajar bahasa Inggris sebagai BA di Indonesia. Dari perbedaan ini terlihat bahwa mahasiswa Australia lebih m e n e k a n k a n pada kegiatan yang
terencana
dan
pasti
dalam
menentukan
hal-hal
yang
akan
dilakukannya. Ini tentu banyak dipengaruhi oleh budaya Australia yang p a d a umumnya mahasiswa
senantiasa Indonesia
ingin
memegang
sangat
ketepatan
dipengaruhi
oleh
waktu
budaya
sedangkan yang
pada
u m u m n y a tidak terencana secara pasti d a n terlalu toleransi p a d a ketidaktepatan w a k t u . Jika orang Australia yang menginduk pada budaya barat m a m p u n y a i m o t o time /s money, mahasiswa Indonesia p a d a u m u m n y a masih dipengaruhi oleh budaya yang disebut dengan jam karet. Indikator strategi metakognitif yang terkandung dalam SILL butir 28 d a n j u g a diliput dalam I S B B butir 37, esensinya yaitu mampunyai sasaran yang jelas d a l a m melakukan setiap kegiatan belajar. Dalam strategi ini, mahasiswa Australia j u g a lebih tinggi dalam intensitas p e n g g u n a a n n y a . Hal ini jelas sekali adanya peran budaya yang pada u m u m n y a m e n e m p a mereka untuk hidup d e n g a n
lugas d a n pasti.
dilakukannya cenderung tidak take for granted.
Segala sesuatu yang Dalam budaya m e r e k a
segala yang dilakukan pada u m u m n y a harus jelas sasaran d a n tujuannya sehingga segala sesuatu tidak mubadzir. Indikator metakognitif selanjutnya yaitu indikator strategi d a l a m SILL butir 30 yang juga diliput d a l a m ISBB butir 30. Esensi dari butir ini
480
yaitu mencari berbagai cara dan kesempatan untuk m e n g g u n a k a n b a h a s a target. Dalam intensitas penggunaan butir ini, pembelajar bahasa Inggris intensitasnya lebih tinggi daripada pembelajar bahasa Indonesia. T u n t u t a n untuk m e n g g u n a k a n bahasa target yang dalam hal ini bahasa Inggris, di Indonesia lebih tinggi daripada tuntutan p e n g g u n a a n b a h a s a Indonesia di Australia sehingga intensitas penggunaan strategi ini
lebih tinggi di
Indonesia daripada di Australia. SILL
butir
31
esensinya
sama
dengan
ISBB
butir
31
yaitu
mengidentifikasi kesalahan untuk meningkatkan kemahiran berbahasa. Dalam intensitas penggunaan butir ini, pembelajar bahasa Indonesia lebih tinggi daripada pembelajar bahasa Inggris. Di dalam sistem pendidikan di Australia,
tampaknya
daripada
di
kemampuan
Indonesia.
analistis d i t a n a m k a n
Kemampuan
lebih
mengidentifikasi
intensif
kesalahan
memerlukan keterampilan dalam k e m a m p u a n analitis. Dalam
intensitas penggunaan
SBB dalam
esensinya s a m a d e n g a n ISBB butir 38, yaitu sendiri
dalam
belajar
bahasa
target,
SILL
butir 32 y a n g
memperhatikan kemajuan
pembelajar
bahasa
Inggris
intensitasnya lebih tinggi daripada pembelajar bahasa Indonesia. S a l a h satu kemungkinannya yaitu karena bahasa Indonesia di Deakin d a n di La Trobe
University
Dengan
bukan
demikian,
merupakan
mahasiswa
tidak
bidang
studi
secara
utama
khusus
atau
belajar
major. bahasa
Indonesia sebagai bidang studi utama akan tetapi sebagai bidang studi g a n d a atau double degree. S e d a n g k a n , bagi pembelajar bahasa Inggris sebagai
BA,
dipelajarinya
bahasa di
Inggris
perguruan
merupakan
tinggi
bidang
sehingga
kemajuannya d a l a m bahasa target lebih tinggi.
481
studi
utama
perhatiannya
yang
terhadap
5.
Perbedaan
Intensitas
Penggunaan
Strategi Afektif
Terdapat p e r b e d a a n yang signifikan d a l a m intensitas p e n g g u n a a n strategi afektif antara pembelajar bahasa Indonesia d e n g a n pembelajar bahasa
Inggris.
Tingkat
signifikansi
perbedaannya
sebesar
0,0000.
Pembelajar b a h a s a Inggris lebih tinggi intensitas p e n g g u n a a n strategi afektifnya daripada pembelajar bahasa Indonesia. Strategi afektif d a l a m S1LL diliput oleh indikator butir 33 s a m p a i dengan butir 35 s e d a n g k a n d a l a m ISBB strategi ini diliput oleh butir 39 sampai d e n g a n 4 4 . SILL butir 33 esensinya s a m a d e n g a n ISBB butir 39 dan 42 yaitu m e n c o b a mengatasi ketegangan emosi tatkala m e n g g u n a k a n bahasa target. D a l a m strategi ini, pembelajar bahasa Inggris intensitas penggunaannya lebih tinggi daripada pembelajar bahasa Indonesia. Salah satu k e m u n g k i n a n penafsirannya yaitu bahwa pembelajar bahasa Inggris ini lebih m a m p u mengatasi emosinya daripada pembelajar bahasa Indonesia. Ini mungkin karena jumlah j a m perkuliahan di IKIP Bandung j a u h lebih b a n y a k daripada di program bahasa Indonesia di Deakin
dan
Indonesia bahasa
di
La
Trobe
mampunyai Inggris
University.
lebih
daripada
Dengan
demikian,
banyak kesempatan
mahasiswa
Australia
mahasiswa
untuk
menggunakan
dalam
menggunakan
bahasa Indonesia. SilLL butir 34 esensinya s a m a dengan I S B B butir 40. Esensi dari kedua strategi ini yaitu m e n d o r o n g diri untuk berbahasa target w a l a u p u n mungkin
akan
pembelajar
membuat
bahasa
kesalahan.
Indonesia
Dalam
intensitas
penggunaan
penggunaannya
strategi lebih
ini
tinggi
daripada pembelajar b a h a s a Inggris. Perbedaan ini mungkin d i s e b a b k a n
482
oleh pengaruh budaya barat yang keberaniannya d a l a m m e n g e m u k a k a n pendapat telah ditanamkan sejak kecil. SILL butir 35 d a l a m
ISBB diliput oleh butir 43 d a n 44 y a n g
esensinya yaitu mencatat perasaan tentang belajar b a h a s a target d a l a m buku harian. Baik di Australia m a u p u n di Indonesia strategi ini intensitas penggunaannya rendah tetapi apabila d i b a n d i n g k a n skor rata-ratanya, pembelajar bahasa Inggris lebih tinggi intensitas p e n g g u n a a n n y a daripada pembelajar bahasa Indonesia.
6.
Perbedaan
Intensitas
Penggunaan
Strategi
Sosialisasi
Intensitas p e n g g u n a a n strategi sosialisasi oleh pembelajar bahasa Indonesia lebih tinggi daripada intensitas p e n g g u n a a n strategi ini oleh pembelajar
bahasa
Inggris.
Perbedaannya
sangat
signifikan
dengan
tingkat signifikansi perbedaannya sebesar 0,0000. Temuan
penelitian
ini
cukup
mengejutkan
karena
intensitas
penggunaan strategi sosialisasi di Australia malah lebih tinggi daripada di Indonesia, padahal Indonesia menganut prinsip gotong royong. Artinya, prinsip-prinsip atau falsafah yang t e r k a n d u n g d a l a m butir-butir Pancasila kurang begitu tercermin d a l a m sistem pendidikan di Indonesia. Misalnya, sila
persatuan
Indonesia yang
secara eksplisit m e n s y a r a t k a n
prinsip
kegotong-royongan seharusnya tercermin d a l a m perilaku belajar mengajar sehingga
situasi
belajar
mengajar
tidak
searah
akan
tetapi
mampu
menciptakan kerjasama yang serasi antara g u r u d e n g a n siswa d a n juga antara siswa d e n g a n siswa lainnya. Dalam kelas seharusnya terpupuk rasa keberanian bagi siswa untuk m e m b u a t siswa berani mengajukan pertanyaan kepada guru.
483
Salah
satu
mengajukan
butir indikator strategi
pertanyaan
tentang
sosialisasi
bahasa
Inggris,
berbunyi
baik
"Dalam
kepada
guru
m a u p u n k e p a d a t e m a n , saya m e n g g u n a k a n bahasa Inggris. S k o r ratarata d a l a m intensitas penggunaan strategi ini 2.34. Skor ini t e r m a s u k kriteria R E N D A H yang menunjukkan bahwa r e s p o n d e n J A R A N G a t a u J A R A N G S E K A L I m e n g g u n a k a n strategi ini dalam proses b e a j a m y a . Kebanyakan mereka
dari
hampir
responden tidak
yang
pemah
diwawancarai
bertanya
kepada
menyatakan guru
di
bahwa
kelas
baik
m e n g g u n a k a n bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Lismanda, s a l a h s e o r a n g r e s p o n d e n yang diwawancarai yang skor T O E F L - n y a t e r m a s u k kategori tingkat P A S C A L A N J U T A N , secara eksplisit menyatakan b a h w a dia tidak pernah bertanya kepada guru m a u p u n kepada temannya.
Dia
lebih suka belajar sendiri daripada belajar dengan t e m a n . Dia tidak s u k a bertanya k e p a d a siapapun tentang masalahnya dalam belajar. Begitu pula halnya d e n g a n A n d r i a n , responden yang j u g a termasuk kategori tingkat PASCA LANJUTAN, pertanyaan
m e n g a k u bahwa dia larang sekali
mengajukan
baik kepada guru m a u p u n kepada t e m a n n y a karena m a l u .
Jika dia m a m p u n y a i masalah, lebih baik dia mencoba m e m e c a h k a n n y a sendiri
dari
nahasiswa
buku-buku
Indonesia
yang
malu
dibacanya.
bertanya
Memang
terutama
pada
kepada
guru
umumnya dikelas.
T a m p a k n y a ini b a n y a k sekali pengaruh budaya yang pada u m u m n y a m e n g a k i b a t k a n a n a k didik menjadi malu bahkan k a d a n g - k a d a n g m e r a s a takut untuk m e n g a j u k a n pendapat. Strategi sosialisasi diliput d a l a m SILL butir 36 s a m p a i d e n g a n 40 dan d a l a m I S B B butir 45 sampai dengan
butir 50.
Indikator strategi
sosialisasi yang pertama diliput dalam SILL butir 36 yang esensinya s a m a
484
dengan I S B B butir 45 yaitu m e m i n t a lawan bicara untuk berbicara a g a k lambat atau mengulangi pernyataannya apabila pernyataannya itu b e l u m bisa dipahami. bahasa
Dalam
Indonesia
intensitas p e n g g u n a a n strategi ini,
secara
rata-rata
skornya
lebih
pembelajar
tinggi
daripada
pembelajar bahasa Inggris. Keberanian m e n g e m u k a k a n pendapat d a l a m budaya m e r e k a p a d a u m u m n y a telah ditanamkan sejak kecil sehingga siswa-siswa Auatralia tidak s e g a n - s e g a n untuk mengajukan pertanyaan, m e n g e m u k a k a n pendapat, bahkan m e n e n t a n g pendapat g u r u pun m e r e k a berani s e l a m a mereka m a m p u n y a i argumentasi yang cukup kuat. S e c a r a rata-rata intensitas setiap indikator strategi sosialisasi oleh pembelajar
bahasa
Indonesia
skor
rata-ratanya
lebih
tinggi
daripada
pembelajar bahasa Inggris. Y a n g menarik adalah, mahasiswa Australia yang
hidup
dalam
intensitasnya mahasiswa
budaya
dalam
yang
individu
merupakan
penggunaan
strategi
ini
pembelajar
bahasa
inggris.
lebih
Data
unsur tinggi
utama, daripada
menunjukkan
bahwa
mahasiswa Australia m a u belajar b e r s a m a d e n g a n t e m a n . Mahasiswa Indonesia d a l a m hal belajar masih boleh d i k a t a k a n individualistis. Dalam hal m e n g a j u k a n pertanyaan, mahasiswa Indonesia terbiasa ekspresif baik kepada g u r u m a u p u n kepada t e m a n .
kurang Ini j u g a
t a m p a k n y a a d a p e n g a r u h dari latar belakang budaya. Dulu orang tua p a d a umumnya
melarang
anak-anaknya
untuk
mengemukakan
pendapat
karena keseringannya d i a n g g a p m e m b a n t a h kepada orang yang lebih tua walaupun yang d i k e m u k a k a n n y a itu benar. Kritik m e m b a n g u n di d a l a m interaksi
kelas-kelas
di
Indonesia
agak
jarang
terjadi
karena
keseringannya m a h a s i s w a e n g g a n untuk mengajukan pertanyaan kepada guru. Beberapa m a h a s i s w a pembelajar bahasa Inggris yang diwawancarai
485
menyatakan bahwa ada beberapa d o s e n yang apabila a d a m a h a s i s w a yang bertanya kepada gurunya dan kebetulan pertanyaan tersebut t a j a m , d o s e n tersebut seperti tidak seriang dan m e n u d u h m a h a s i s w a tersebut bukan
bertanya
melainkan
menguji
kebolehannya.
Kesalahpahaman
seperti ini mungkin saja disebabkan oleh cara mahasiswa tersebut d a l a m ¡ mengajukan pertanyaan yang memperlihatkan sikap yang p o n g a h . Butir-butir
dalam
strategi
sosialisasi
ini
pada
dasarnya
mensyaratkan kerja sama antar siswa, baik di kelas m a u p u n di luar kelas. Tidak heran apabila dalam intensitas p e n g g u n a a n strategi ini ternyata pembelajar bahasa Indonesia lebih tinggi daripada pembelajar bahasa Inggris. Hal ini berkaitan dengan pengelolaan kelas di sekolah-sekolah di Indonesia yang kebanyakannya masih tradisional d a n tidak dirancang agar kondusif untuk terjadinya kerja kelompok. P e m b a n g u n a n sekolah-sekolah, kelas-kelas d a n laboratorium di Indonesia
memang
kurang
kondusif untuk
menerapkan
pendekatan
komunikatif. Misalnya kelas bahasa y a n g dibentuk dalam bentuk p e n t a g o n dengan trap-trap seperti untuk menonton konser ini a g a k menyulitkan guru untuk dapat menerapkan pendekatan komunikatif. Dalam kelas y a n g bentuknya demikian itu guru berada di t e n g a h yang
menjadi
pusat
perhatian siswa, sementara siswa hanya bisa t e r p a k u d a n hanya d a p a t berkomunikasi dengan t e m a n di kiri kanannya saja. Kondisi seperti ini secara
tidak
langsung
menghendaki
ketidak-terjadian
pendekatan
komunikatif di kelas. D e n g a n perkataan lain, penataan bangunan untuk kelas-kelas di indonesia
pada
umumnya
secara
eksplisit
keterjadian interaksi kelas yang teacher-centered.
486
sudah 4 menyarankan Hal seperti ini s a n g a t
bertolak
belakang
dengan
Kurikulum
Bahasa
inggris
1994
yang
menyarankan p e n g g u n a a n prisnsip-prinsip pendekatan komunikatif d a l a m proses
belajar
mengajar.
Penerapan
prinsip
pendekatan
komunikatif
dengan p e n e k a n a n p a d a unsur k e b e r m a k n a a n masih b e l u m tercermin dalam interaksi kelas-kelas bahasa Inggris di Indonesia. Strategi sosialisasi di Indonesia t a m p a k n y a belum diterapkan sejak dini. Alasan untuk tidak m a m p u menerapkan strategi ini d a l a m p r o s e s belajar mengajar d i d u k u n g oleh kenyataan misalnya penataan kelas y a n g kurang
memudahkan
guru
untuk
menerapkan
pendekatan
tersebut.
Jumlah siswanya di d a l a m setiap kelas juga terlalu banyak s e h i n g g a komunikasi guru-siswa keseringannya hanya terjadi komunikasi satu a r a h . Kerja kelompok di perguruan tinggi boleh dikatakan hampir j a r a n g
ada.
Kalaupun a d a , kerja kelompok keseringannya hanya dikerjakan oleh s a t u orang saja. Ini mungkin sebagai d a m p a k dari ketidak-biasaan s i s w a u n t u k kerja
kelompok dan
kurangnya
arahan
serta
supervisi
dari
dosen.
Supervisi kurang intensif karena mahasiswa yang harus dibimbingnya terlalu banyak. Dalam kelas-kelas speaking d a n whting yang mensyaratkan supervisi yang intensif, misalnya, idealnya jumlah mahasiswa d a l a m satu kelas tidak lebih dari 20 mahasiswa. A k a n tetapi kenyataannya di IKIP Bandung j u m l a h m a h a s i s w a di kelas tidak kurang dari 30 orang.
D. T K B Pembelajar B a h a s a Indonesia s e b a g a i BA Bagian ini m e r u p a k a n p e m b a h a s a n tentang temuan penelitian y a n g berkenaan d e n g a n T K B Pembelajar Bahasa Indonesia untuk m e n j a w a b pertanyaan berbahasa
penelitian Indonesia
yang mahasiswa
berbunyi
"Pada
pembelajar
487
tingkat
bahasa
apa
Indonesia
kemahiran sebagai
BA?" dan
hasil
uji
hipotesis
signifikan
dalam
Indonesia
sebagai BA
1.
Pembelajar Bahasa
TKB
TKB
yang
berbunyi
Indonesia
sebagai
semester 4
dengan
Indonesia
"Terdapat perbedaan yang
BA
antara
pembelajar bahasa
semester 6."
dalam
TBIBA
Hasil penelitian y a n g diketengahkan pada Bab IV m e n u n j u k k a n bahwa
berdasarkan
skor
rata-rata
TBIBA,
TKB
pembelajar
bahasa
Indonesia sebagai BA yang dijadikan sampel dalam penelitian ini secara rata-rata termasuk kriteria S E D A N G . Kriteria ini m e n u n j u k k a n b a h w a T K B responden
pembelajar
bahasa
Indonesia
di
La
Trobe
dan
Deakin
University d i k e l o m p o k k a n ke d a l a m kategori tingkat M E N E N G A H . R e s p o n d e n yang dilibatkan dalam penelitian ini terdiri atas 8 o r a n g responden semester 6 kelas pemula, yaitu yang s a m a sekali belum pernah mengikuti pelajaran b a h a s a Indonesia di tingkat S D , maupun SLTA.
Kelompok
ini disebut kelas
IIIA di
Deakin
SLTP,
University.
Kelompok k e d u a yaitu 12 orang mahasiswa semester 6 kelas lanjutan, yaitu yang pernah mengikuti pelajaran bahasa Indonesia di tingkat S D , S L T P , atau SLTA. Kelompok ini disebut kelas IIIC di Deakin University. Kelompok ketiga yaitu s e b a n y a k 15 orang mahasiswa s e m e s t e r 4 tingkat lanjutan yang pernah mengikuti kelas bahasa Indonesia di S D , atau S L T P , atau SLTA. Kelompok ini yaitu kelas IIC di Deakin University. Kelompok keempat yaitu 13 orang mahasiswa di La Trobe University yang terdiri atas mahasiswa c a m p u r a n antara mahasiswa semester 4 kelas lanjutan yaitu yang disebut d e n g a n kelas IIA d a n mahasiswa s e m e s t e r 6 tingkat pemula yaitu yang disebut kelas HIB. mahasiswa
semester
6
tingkat
Kelompok terakhir ialah kelompok
lanjutan
488
yang
terdiri
atas
8
orang
mahasiswa. Kelas ini di La Trobe University disebut kelas IIIA. S e b u t a n kelas p e m u l a
dengan
kelas
lanjutan
sebutannya
berbeda
di
Deakin
d e n g a n di La Trobe University. Sebagaimana diketengahkan pada B a b III, di Deakin kelas pemula disebut kelas A dan kelas lanjutan disebut kelas C s e d a n g k a n di
La
Trobe,
kelas A yaitu sebutan untuk kelas lanjutan
sedangkan kelas B yaitu sebutan untuk kelas pemula. Perhitungan menunjukkan
statistik
bahwa
dengan
terdapat
menggunakan
perbedaan
yang
analisis
varians
signifikan
antara
mahasiswa pembelajar bahasa Indonesia semester 4 d e n g a n s e m e s t e r 6 di kedua universitas ini d e n g a n tingkat signifikansi perbedaan s e b e s a r 0,0423. S k o r rata-rata T B I B A mahasiswa semester 6 tingkat lanjutan a t a u kelas III C di Deakin
University merupakan skor yang paling tinggi di
antara kelima k e l o m p o k responden pembelajar bahasa Indonesia s e b a g a i BA. Urutan k e d u a ialah skor rata-rata T B I B A mahasiswa semester 6 k e l a s pemula di Deakin University yaitu mahasiswa kelas IIIA.
Urutan ketiga
ialah skor y a n g diperoleh oleh mahasiswa semester 6 kelas lanjutan di La Trobe
University yaitu
kelas
IIIA.
Urutan
berikutnya
yaitu
skor y a n g
diperoleh oleh m a h a s i s w a Deakin University kelas IIC. yaitu k e l o m p o k mahasiswa s e m e s t e r 4 tingkat lanjutan. Urutan terakhir yaitu skor T B I B A mahasiswa
kelas
semester 6 kelas
campuran
semester 4
kelas
lanjutan
(IIA)
dengan
lanjutan yaitu kelas IIIA di La Trobe University.
T e m u a n penelitian ini memperlihatkan bahwa kelas IIIA di Deakin University secara
rata-rata skornya
dalam T B I B A lebih
baik d a r i p a d a
kelas IIC. Dari t e m u a n ini dapat dipelajari bahwa pengalaman belajar di jenjang
sebelumnya
pencapaian
belajar di
tidak
terlihat
perguruan
mampunyai
tinggi.
489
Selain
dampak itu,
temuan
terhadap ini j u g a
memperlihatkan b a h w a proses belajar mengaiar di tingkat p e g u r u a n tinggi Jebih baik daripada di jenjang-jenjang
sebelumnya. Kemungkinan lainnya
yaitu adanya kejenuhan dari mahasiswa dalam belajar bahasa Indonesia atau yang dikenal d e n g a n Plato Effect sehingga terjadi fosilisasi d a l a m upaya peningkatan k e m a m p u a n n y a . K e l o m p o k semester 6 rata-rata
TBIBA-nya
lebih
kelas pemula di Deakin University j u g a skor tinggi
daripada
skor
rata-rata
mahasiswa
semester 6 kelas lanjutan di La Trobe University. Padahal, s e b a g a i m a n a telah d i k e t e n g a h k a n sebelumnya, kelas yang di La Trobe ini yaitu kelas yang terdiri atas mahasiswa yang telah mendapat pelajaran Indonesia di jenjang-jenjang sebelumnya.
bahasa
Salah satu k e m u n g k i n a n n y a
yaitu materi y a n g d i g u n a k a n di La Trobe kurang sesuai d e n g a n k e b u t u h a n atau keinginan mahasiswanya. Beberapa
orang
responden
Kassandra d a n Devy menyatakan
yang
diwawancarai,
misalnya
bahwa materi yang diberikan di La
Trobe tidak menarik. D e v y m e n g e m u k a k a n bahwa materi yang diberikan di universitas ini tidak cocok baginya sebagai mahasiswa calon g u r u bahasa Indonesia di sekolah dasar. Disamping itu, dia m e m a n d a n g b a h w a materi
seperti
mengenal
pengenalan
menteri-menteri
sistem Indonesia
pemerintahan dan
juga
di
Indonesia
atau
undang-undang
yang
berlaku di Indonesia tidak menarik d a n tidak penting baginya. K a s s a n d r a j u g a tidak puas d e n g a n materi y a n g d i g u n a k a n di universitasnya ini. Dia m e m a n d a n g b a h w a mempelajari U U D 45 baginya tidak penting. Apabila materi kurang menarik, upaya siswa untuk belajar pun biasanya m e n u r u n . Kemungkinan
lainnya
yaitu
sistem
490
pengelompokan
mahasiswa
yang
homogin seperti di kelas-kelas di Deakin University lebih efektif daripada kelas c a m p u r a n seperti di La Trobe University. Faktor lainnya y a n g t e r u n g k a p dari w a w a n c a r a , di atas 8 0 % dari r e s p o n d e n y a n g diwawancarai tidak menyukai salah s e o r a n g d o s e n n y a karena
dosen
tersebut
terlalu
banyak
menggunakan
bahasa
Inggris
sebagai bahasa pengantar di kelas. Hanya a d a dua orang d o s e n y a n g mengajar bahasa Indonesia si universitas ini. Kedua-duanya penutur asli bahasa
Indonesia.
menyatakan berbahasa
Dengan
bahwa s u d a h Indonesia
nada
yang
berkali-kali
tetapi
dosen
sangat
jengkel
mahasiswa
tersebut
tidak
Kassandra
memintanya mau
untuk
mengubah
k e b i a s a a n n y a . Ketidak-puasan m a h a s i s w a terhadap d o s e n ini terlihat di w a j a h para mahasiswa s e w a k t u peneliti m e n g a d a k a n o b s e r v a s i di k e l a s kelas di universitas ini. Di Deakin ada j u g a keluhan terhadap d o s e n yang terlalu b a n y a k m e n g g u n a k a n bahasa Inggris,
yaitu terhadap seorang d o s e n yang j u g a
penutur asli bahasa Indonesia tetapi terlalu banyak m e n g g u n a k a n b a h a s a Inggris sebagai bahasa pengantar. Keadaan ini sangat tidak d i h a r a p k a n oleh pembelajar bahasa Indonesia di kedua universitas ini. M a h a s i s w a Deakin b a n g g a sekali terhadap dosennya yang orang Australia k a r e n a lebih b a n y a k m e n g g u n a k a n b a h a s a target d a l a m mengajar. K e m a m p u a n d o s e n tersebut d a l a m bahasa Indonesia m e m a n g bahasa
Indonesia,
Selama
observasi,
dia
mendekati p e n u t u r asli
selalu
mengajar
dengan
m e n g g u n a k a n lebih banyak b a h a s a Indonesia daripada bahasa Inggris. Menurut
mahasiswanya,
memang
dalam
kesehariannya
beliau
banyak m e n g g u n a k a n bahasa Indonesia s e w a k t u mengajar di kelas.
495
lebih
T K B b a h a s a Indonesia di Deakin University s e b a g a i m a n a d i u k u r dengan T B I BA berbeda secara signifikan antara k e l o m p o k s e m e s t e r 4 dengan
semester
signifikansi
6
perbedaan
dan
perbedaannya
s e b e s a r 0,0473.
analisis varians m e n u n j u k k a n
signifikan Di
La
dengan
Trobe
tingkat
University hasil
b a h w a tidak terdapat p e r b e d a a n y a n g
signifikan d a l a m T K B - n y a d e n g a n tingkat signifikansi p e r b e d a a n s e b e s a r 0 , 3 4 7 1 . Keadaan ini memperlihatkan bahwa proses belajar m e n g a j a r di Deakin University lebih efektif daripada di La Trobe University.
2.
TKB
Pembelajar Bahasa
Indonesia
dalam
MENYIMAK
T K B pembelajar b a h a s a Indonesia dalam a s p e k m e n y i m a k secara rata-rata
termasuk
kriteria
SEDANG.
Dengan
skor
rata-rata
8,02,
berdasarkan Tabel 3.20 T K B responden ini termasuk kategori t i n g k a t M E N E N G A H atau Intermediate." Dalam aspek ini, yang s k o r rata-ratanya paling tinggi ialah kelas HIC di Deakin University, yaitu k e l o m p o k s e m e s t e r 6 kelas lanjutan. Urutan k e d u a yaitu skor mahasiswa kelas IIIA di La Trobe University, yaitu m a h a s i s w a semester 6 kelas lanjutan j u g a . U r u t a n ketiga yaitu s k o r rata-rata yang diproleh oleh kelas IIIA d a n urutan selanjutnya yaitu skor m a h a s i s w a
La trobe University kelas c a m p u r a n
semester 4 kelas lanjutan d e n g a n semester 6 kelas pemula. B e r d a s a r k a n skor rata-ratanya, k e m a m p u a n m e n y i m a k mahasiswa kelas IIIA di Deakin University lebih baik daripada k e m a m p u a n menyimak m a h a s i s w a kelas c a m p u r a n semester 4 kelas lanjutan kelas
pemula
di
La
Trobe
dengan mahasiswa semester 6
University.
Perbedaan
ini
tampaknya
disebabkan oleh p e n g e l o m p o k a n siswa c a m p u r a n m e m a n g k u r a n g efektif dalam proses belajar mengajar menyimak. Secara statistik
492
terdapat
perbedaan yang signifikan d a l a m k e m a m p u a n m e n y i m a k antara kelima kelompok
pembelajar
bahasa
Indonesia
dengan
tingkat
signifikansi
perbedaan sebesar 0,0329. Ini m e n a n d a k a n a d a n y a p e n g a r u h dari proses belajar mengajar terhadap aspek m e n y i m a k di kedua universitas y a n g dijadikan sampel penelitian ini. Terdapat
perbedaan
perolehan
skor
rata-rata
dalam
aspek
menyimak di antara kelompok-kelompok yang dipisahkan berdasarkan lama belajar di pergurun tinggi dan berdasarkan pengalaman belajar di tingkat sebelum masuk ke perguruan tinggi. Di Deakin University, terdapat perbedaan yang signifikan antara ketiga kelompok pembelajar b a h a s a Indonesia d a l a m aspek sebesar
0,0244.
Di
La
ini.
Tingkat signifikansi
Trobe
University,
hasil
perbedaannya uji
statistik
yaitu
dengan
m e n g g u n a k a n analisis v a h a n s tidak memperlihatkan p e r b e d a a n y a n g sgnifikan
dalam
kemampuan
menyimak
karena
tingkat
signifikansi
perbedaannya sebesar 0,1356. Dari t e m u a n ini terlihat b a h w a t a m p a k n y a proses belajar mengajar lebih mempunyai d a m p a k di Deakin University daripada di La Trobe University. Untuk melihat k e m u n g k i n a n penyebab dari kondisi ini perlu dilakukan penelaahan lebih lanjut.
3.
TKB
Pembelajar Bahasa
Indonesia
'j J/ '
dalam ASPEK STRUKTUR
Skor rata-rata pembelajar b a h a s a Indonesia d a l a m a s p e k struktur yaitu 9. Menurut Tabel 3 . 2 1 , skor ini t e r m a s u k kriteria S E D A N G y a n g menunjukkan b a h w a T K B pembelajar b a h a s a Indonesia d a l a m a s p e k ini termasuk kategori tingkat M E N E N G A H . belajarnya,
uji
statistik
dengan
Jika
dilihat dari
menggunakan
pengalaman
analisis
varians
memperlihatkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan d a l a m
493
aspek struktur di antara kelima kelompok pembelajar bahasa Indonesia ini. Artinya proses pengajaran dan pembelajaran bahasa Indonesia di Deakin dan di La
Trobe University kurang mampunyai d a m p a k
terhadap
T K B siswa d a l a m aspek ini karena skor tingkat signifikansi p e r b e d a a n n y a lebih besar dari 0,05, yaitu sebesar 0,1577. Baik analisis
di
varians
signifikan
mahasiswa
kelas
memperlihatkan
University maupun
menunjukkan
antara
mahasiswa
Deakin
Deakin
pemula
bahwa
University m a u p u n
La
Trobe
bahwa tidak terdapat semester 4
dengan
tampaknya di
di
La
dengan
kelas proses
Trobe
University,
hasil
perbedaan
yang
6 d a n j u g a antara
lanjutan. belajar
Kenyataan
mengajar
University boleh
baik
ini di
d i k a t a k a n tidak
m a m p u n y a i d a m p a k yang bermakna dalam m e n i n g k a t k a n k e m a m p u a n siswa d a l a m a s p e k ini. Jika dikaji dari proses belajar mengajarnya, Indonesia di Deakin d a n
pelajaran
bahasa
La Trobe University diajarkan secara terintegrasi
d a n tidak secara diskrit atau secara serpihan. Proses belajar mengajar ditekankan p a d a unsur k e b e r m a k n a a n dan memberi p e n e k a n a n y a n g lebih banyak p a d a k e m a m p u a n komunikatif. A s p e k struktural t a m p a k n y a tidak menjadi kepedulian utama sehingga aspek ini tidak menjadi f o k u s dalam
proses
belajar mengajar.
Beberapa orang
yang
diwawancarai
menyatakan b a h w a d a l a m belajar bahasa yang trpenting yaitu d a p a t menggunakan
bahasa
secara
lisan
tanpa
harus
terlalu
merisaukan
kesalahan d a l a m gramatika. A k a n tetapi, untuk mengetahui faktor-faktor penyebab m e n g a p a k e m a m p u a n mahasiswa semeter 4 d a n 6 atau tingkat pemula d a n
lanjutan d a l a m aspek struktur ini tidak
signifikan diperlukan penelitian lebih lanjut.
494
berbeda
secara
4.
TKB
Pembelajar Bahasa
Berdasarkan
skor
Indonesia
rata-rata y a n g
dalam
ASPEK MEMBACA
diperoleh
pembelajar bahasa
Indonesia d a l a m aspek M E M B A C A , T K B - n y a dalam aspek ini termasuk kriteria
SEDANG.
Kriteria
ini
menunjukkan
bahwa
TKB
pembelajar
bahasa Indonesia sebagai BA d a l a m aspek ini termasuk kategori tingkat M E N E N G A H . Secara statistik, hasil perhitungan analisis varians tentang perbedaan k e m a m p u a n responden berdasarkan pengalaman belajarnya tidak
memperlihatkan
perbedaan
yang
signifikan
antara
mahasiswa
semester 4 d a n s e m e s t e r 6 m a u p u n antara mahasiswa yang m a m p u n y a i pengalaman di jenjang sebelum perguruan tinggi d e n g a n yang tidak mampunyai pengalaman tersebut. Artinya, proses belajar mengajar, baik di tingkat S D , S L T P , S L T A , m a u p u n di perguruan tinggi tidak m a m p u m e m b e d a k a n k e m a m p u a n m e m b a c a responden secara signifikan. Jika dikaji secara terpisah, baik di Deakin Universify m a u p u n di La Trobe Universify,
hasil
uji statistik
menunjukkan
bahwa tidak terdapat
perbedaan y a n g signifikan d a l a m k e m a m p u a n m e m b a c a antara k e l o m p o k mahasiswa s e m e s t e r 4 d e n g a n s e m e s t e r 6 d a n juga antara kelompok kelas
pemula
penafsiran
dengan
sementara
kelompok
kelas
menunjukkan
lanjutan.
bahwa
proses
Dengan belajar
demikian, mengajar
bahasa Indonesia baik di tingkat sekolah dasar, m e n e n g a h , m a u p u n perguruan tinggi belum m a m p u m e m b e d a k a n k e m a m p u a n siswa d a l a m aspek ini.
495
E. T K B Pembelajar B a h a s a Inggris s e b a g a i BA Bagian ini m e r u p a k a n pembahasan hasil penelitian m e n g e n a i
TKB
pembelajar bahasa Inggris untuk m e n j a w a b pertanyaan penelitian yang berbunyi sebagai
"Pada BA?"
signifikan
1.
dan
dalam
mahasiswa
tingkat
apa
hipotesis TKB
TKB yang
pembelajar
semester 5 dengan
TKB Pembelajar Bahasa
Inggris
pembelajar
bahasa
berbunyi
"Terdapat
perbedaan
bahasa
semester
Inggris
sebagai
BA
inggris yang antara
7."
Inggris dalam
TOEFL
Hasil penelitian yang diketengahkan pada Bab IV m e n u n j u k k a n bahwa
skor
TOEFL
rata-rata
sebesar
mahasiswa
488,90.
pembelajar
Berdasarkan
bahasa
kriteria
Inggris
pengukuran
dalam TKB
sebagaimana d i k e m u k a k a n pada Tabel 3.23, skor ini t e r m a s u k kriteria S E D A N G . Dengan demikian T K B pembelajar bahasa Inggris ini t e r m a s u k kategori tingkat M E N E N G A H . Mengingat tingkat kesulitan d a l a m T O E F L ini cukup tinggi dan juga responden pembelajar bahasa Inggris ini adalah mahasiswa s e m e s t e r 5 d a n 7, maka k e m a m p u a n ini dinilai c u k u p baik. Apabila dipisahkan antara kelompok responden semester 5 d e n g a n semester 7, skor rata-rata dalam T O E F L antara keduanya berbeda. S k o r rata-rata
mahasiswa
semester
7
k e m a m p u a n mahasiswa semester 7
ialah
493,47.
Dengan
ini t e r m a s u k kriteria
demikian BAIK yang
dikategporisasikan ke d a l a m kategori tingkat L A N J U T A N . Skor rata-rata mahasiswa semester 5 dalam T O E F L yaitu 481,64. Skor ini termasuk kriteria S E D A N G dan dikategorisasikan ke d a l a m tingkat M E N E N G A H . Dari uraian di atas terlihat bahwa terdapat perbedaan k e m a m p u a n dalam T O E F L berdasarkan lama belajar di perguruan tinggi. A k a n tetapi
496
a p a k a h perbedaan ini b e r b e d a secara signifikan? Hasil uji statistik d e n g a n menggunakan perbedaan
analisis
yang
varians
signifikan
ternyata
antara
menunjukkan
mahasiswa
tidak
semester
5
adanya dengan
semester 7 d a l a m k e m a m p u a n T O E F L - n y a d e n g a n tingkat signifikansi perbedaan sebesar 0,1474.
Keadaan ini
memperlihatkan
kurangnya
d a m p a k proses belajar mengajar untuk dapat m e m b e d a k a n k e m a m p u a n mahasiswa j u r u s a n b a h a s a Inggris di IKIP Bandung d a l a m k e m a h i r a n berbahasa inggrisnya.
A k a n tetapi, apabila digunakan kriteria penafsiran
dengan mengambil 0,20 sebagai batas tingkat signifikansi p e r b e d a a n n y a , perbedaan
ini
masih
dipandang
signifikan.
Artinya,
proses
belajar
mengajar di IKIP B a n d u n g mampunyai d a m p a k terhadap k e m a m p u a n mahasiswa d a l a m T O E F L .
2.
TKB
Pembelajar Bahasa
Inggris
dalam ASPEK MENYIMAK
Skor rata-rata r e s p o n d e n pembelajar bahasa Inggris d a l a m T O E F L bagian pertama yaitu Listening Comprehension yaitu 26,26. B e r d a s a r k a n kriteria p e n g u k u r a n T K B dalam menyimak sebagaimana dapat diamati pada Tabel 3.24, skor ini termasuk kriteria S E D A N G d e n g a n kategori tingkat M E N E N G A H . S k o r rata-rata mahasiswa semester 5 d a l a m a s p e k ini yaitu 26,24 s e d a n g k a n skor rata-rata mahasiswa semester 7 yaitu sebesar 26,34. Hasil perhitungan
analisis varians memperlihatkan b a h w a
perbedaan ini sangat tidak signifikan dengan tingkat signifikansi 0,90. Dengan demikian, d a l a m aspek inipun dapat dimaknai bahwa p r o s e s belajar
mengajar
tidak
mampunyai
dampak
untuk
membedakan
k e m a m p u a n siswa d a l a m aspek ini. A~dakah hal yang salah d a l a m proses belajar mengajar? K e a d a a n ini memerlukan penelitian lebih lanjut.
497
3. TKB
Pembelajar Bahasa
Inggris
dalam
ASPEK
STRUKTUR
K e m a m p u a n m a h a s i s w a pembelajar bahasa Ingris dalam a s p e k struktur ditunjukkan d e n g a n skor rata-rata yang diperoleh siswa d a l a m aspek ini yaitu sebesar 25,47 dari k e m u n g k i n a n skor tertinggi sebesar 4 0 . Artinya, secara rata-rata responden ini
m a m p u m e n j a w a b soal secara
benar sebesar 6 3 , 6 8 % . B e r d a s a r k a n T a b e l 3.25, skor ini termasuk kriteria BAIK d e n g a n kategori tingkat L A N J U T A N .
S k o r rata-rata m a h a s i s w a
semester
sedangkan
5
dalam
aspek
ini
yaitu
24,21
mahasiswa s e m e s t e r 7 yaitu s e b e s a r 26,27. menggunakan
analisis
varians
Hasil uji
memperlihatkan
bahwa
skor rata-rata statistik yang perbedaan
ini
signifikan p a d a tingkat signifikansi perbedaan sebesar 0,0463. Bukti ini m e n u n j u k k a n b a h w a dalam aspek ini,
proses belajar
mengajar mampunyai d a m p a k d a l a m m e m b e d a k a n k e m a m p u a n siswa. Keadaan ini m e r u p a k a n salah satu ciri bahwa proses belajar mengajar di jurusan bahasa istimewa
Inggris
terhadap
keberhasilan
IKIP
aspek
dosen
Bandung
Struktur.
mata
ini
memberi
Temuan
kuliah
structure
penekanan yang
ini j u g a dalam
memperlihatkan meningkatkan
k e m a m p u a n siswa dalam aspek ini.
4. TKB
Pembelajar Bahasa
Inggris
dalam
ASPEK
MEMBACA
Skor rata-rata mahasiswa pembelajar bahasa Inggris dalam a s p e k ini yaitu sebesar 36,75 dari k e m u n g k i n a n skor tertinggi sebesar 6 0 . Artinya, secara rata-rata r e s p o n d e n ini
m a m p u m e n j a w a b soal 6 1 , 2 5 % .
Berdasarkan Tabel 3.26, skor ini t e r m a s u k kriteria S E D A N G d e n g a n kategori tingkat M E N E N G A H .
S k o r rata-rata
498
mahasiswa
semester
5
dalam
aspek
ini
yaitu
35,73
sedangkan
skor
rata-rata
mahasiswa
semester 7 yaitu sebesar 3 7 4 0 . Hasil uji statistik y a n g m e n g g u n a k a n r
analisis
varians
menunjukkan
bahwa
perbedaan
ini
tidak
signifikan
d e n g a n tingkat signifikansi perbedaan sebesar 0,2015. Bukti ini m e n u n j u k k a n b a h w a dalam aspek ini mengajar tidak mampunyai
dampak dalam
proses belajar
membedakan
kemampuan
siswa d a l a m m e m b a c a . Keadaan ini menunjukkan
bahwa proses belajar
mengajar m e m b a c a
IKIP
mampunyai
di jurusan
bahasa
Inggris
Bandung
tidak
d a m p a k untuk m a m p u m e m b e d a k a n k e m a m p u a n r e s p o n d e n
dalam a s p e k ini.
F. K o n t r i b u s i S B B t e r h a d a p T K B S e t e l a h mengkaji S B B d a n T K B dari kedua k e l o m p o k r e s p o n d e n yang dijadikan s a m p e l penelitian ini, yaitu responden pembelajar b a h a s a Indonesia sebagai BA di Australia d a n pembelajar bahasa Inggris sebagai BA di Indonesia, muncul keingintahuan tentang bagaimana kontribusi S B B yang d i g u n a k a n k e d u a kelompok r e s p o n d e n ini terhadap T K B - n y a d a l a m masing-masing bahasa target. Bagian
ini
akan
membahas
kontribusi
SBB
terhadap
TKB
pembelajar bahasa Indonesia sebagai BA dan bahasa Inggris s e b a g a i BA untuk
menjawab
kontribusi
SBB
pertanyaan
terhadap
penelitian
TKB
yang
mahasiswa
berbunyi
pembelajar
"Berapa
bahasa
besar
Indonesia
sebagai BA?" Untuk m e n j a w a b pertanyaan ini telah d i r u m u s k a n hipotesis yang
berbunyi
Indonesia besar
"Terdapat kontribusi yang
sebagai BA." Pertanyaan
kontribusi
SBB
terhadap
signifikan
penelitian TKB
499
terhadap
lainnya
mahasiswa
TKB
bahasa
berbunyi
"Berapa
pembelajar
bahasa
Inggris sebagai BA?"
Untuk m e n j a w a b
hipotesis yang berbunyi bahasa
1.
Inggris
pertanyaan ini telah d i r u m u s k a n
"Terdapat kontribusi yang signifikan terhadap
TKB
sebagai BA."
Kontribusi SBB
terhadap
TKB
Pembelajar Bahasa
Indonesia
A d a k a h kontribusi dari S B B yang digunakan pembelajar bahasa Indonesia
sebagai
BA terhadap T K B - n y a ?
Hasil
uji
statistik
dengan
m e n g g u n a k a n regresi j a m a k menunjukkan bahwa tidak terdapat kontribusi yang signifikan dari S B B terhadap T K B bahasa Indonesia sebagai BA. Dari k e e n a m deskriptor S B B yang diliput dalam SILL, hanya ada s a t u deskriptor S B B yang kontribusinya signifikan yaitu strategi afektif. Jika dilihat dari skor korelasinya, ada dua butir indikator strategi afektif yang korelasinya d e n g a n T K B signifikan pada tingkat signifikansi perbedaan antara 0,00 sampai 0,20. Butir-butir tersebut yaitu butir 33 d e n g a n skor korelasi sebesar 0,2274 pada tingkat signifikansi 0,092 d a n 34 d e n g a n skor korelasi 0,2299 d e n g a n tingkat signifikansi 0,088. Butir 33 berbunyi / try to relax whenever I feel anxious about using the language. Dengan
demikian,
data
menunjukkan
bahwa
pembelajar y a n g
berupaya untuk bersikap lebih santai dalam memakai bahasa s a s a r a n cenderung lebih baik d a l a m T K B - n y a . Upaya untuk bersikap santai itu m e m a n g c e n d e r u n g akan m e m b a n t u proses pemerolehan b a h a s a k a r e n a sikap santai itu m e r u p a k a n cara yang alami dalam pemerolehan b a h a s a . Butir lainnya yang korelasinya j u g a signifikan yaitu butir 34 y a n g berbunyi leaming,
/
actively
such
as
encourage
guessing
myself to
meaning
take
or trying
to
wise
risk
speak,
'm
even
language though
f
might make some mistakes. Sikap yang terus mendorong diri sendiri untuk
500
berani mengambil resiko d a l a m belajar bahasa m e r u p a k a n faktor y a n g
j
kontributif
j
terhadap
Pengambilan
keberhasilan
dalam
kemahiran
berbahasa,
resiko ini bisa berbentuk pendugaan m a k n a atau
upaya
untuk berbicara d a l a m bahasa target d e n g a n tidak merasa takut a k a n berbuat salah.
Memang,
proses
pembelajaran yang alami itu selalu
mengikuti prinsip triai and error. D a l a m analisis pemerolehan bahasa y a n g m e n g g u n a k a n prinsip analisis kesalahan, salah satu pandangan yang pokok
ialah
kemahiran
bahwa
siswa
kesalahan
sebelum
itu
merupakan
hal
yang
menjangkau t a h a p mendekati
alami
dan
kemampuan
penutur asli m e r u p a k a n tahapan yang j u g a alami. Para kognitivis sendiri bahkan
berpendapat bahwa
leaming process,
.."{Nunan,
"...making mistakes is an important pari of the 1991:233).
T e m u a n ini, yaitu tentang pentingnya strategi afektif dalam belajar bahasa, sejalan d e n g a n teori t e n t a n g faktor afektif dalam leaming cycle dari Hutchinson d a n W a l t e r (1987). Mereka menyatakan bahwa d o r o n g a n keinginan
siswa
untuk
belajar
merupakan
titik
tolak
dari
keterjadian
belajar. Apabila ada keinginan untuk belajar m a k a niscaya siswa a k a n m e n g g u n a k a n k e m a m p u a n kognitifnya untuk m e m p e r o l e h pengetahuan. Jika
proses
keberhasilan
belajar tersebut dalam
belajar
terjadi yang
maka
akan
siswa
akan
menjadikan
memperoleh
siswa
menjadi
kempeten d a l a m hal yang dipelajarinya itu. Bila kompetensi itu telah berkembang d a l a m diri siswa m a k a kompetensi siswa tersebut a k a n menjadikan proses belajar menjadi lebih m u d a h . Apabila siswa telah merasa n y a m a n d a l a m belajar k a r e n a ternyata belajar itu m u d a h m a k a belajar
a k a n m e r u p a k a n hal y a n g
m e n y e n a n g k a n yang pada gilirannya
akan m e n y e b a b k a n siswa termotivasi untuk terus belajar.
501
Teori ini
memperlihatkan pentingnya faktor afektif dalam belajar yaitu siswa h a r u s m a m p u n y a ! niat yang k o k o h untuk mendorong dirinya agar belajar. Dalam k e m a m p u a n menyimak, dari k e e n a m deskriptor S B B yang diliput dalam SILL, deskriptor strategi yang kontribusinya paling tinggi ialah deskriptor strategi afektif.
Dengan tingkat signifikansi kontribusi
s e b e s a r 0,1745, nilai beta yang diperoleh yaitu s e b e s a r 0,2469. Indikator strategi afektif yang
korelasinya signifikan terhadap a s p e k menyimak
yaitu butir 33 p a d a tingkat signifikansi 0,127. D a l a m menyimak, m e m a n g diperlukan
konsentrasi
yang
penuh
sehingga
sikap
santai
daiam
menyimak b a h a s a sasaran merupakan faktor yang sangat penting. Dari k e e n a m deskriptor S B B , deskriptor strategi yang kontribusinya paling tinggi t e r h a d a p T K B siswa dalam struktur yaitu strategi afektif d e n g a n nilai beta sebesar 0,2407 pada tingkat signifikansi kontribusi sebesar
0,0458.
Dalam
kemampuan
struktur
pun,
strategi
afektif
berkontribusi s e c a r a signifikan. Indikator strategi afektif yang berkorelasi secara signifikan terhadap aspek ini yaitu butir 33 d a n 34.
Dengan
demikian, s i k a p santai d a n sikap yang selalu m e n d o r o n g diri untuk belajar d e n g a n jalan m e n e r k a m a k n a , mencoba untuk berbicara dalam b a h a s a target d e n g a n tidak takut untuk berbuat salah m e r u p a k a n hal-hal y a n g diperlukan untuk meningkatkan k e m a m p u a n struktur d a l a m bahasa target. Tatkala membaca,
tidak
keenam ada
strategi
satu
pun
ini dari
diregresikan keenam
terhadap
deskriptor
SBB
aspek yang
kontributif terhadap a s p e k ini. Dari 40 indikator S B B , terdapat 14 butir indikator
SBB
yang
berkorelasi
secara
signifikan
terhadap
aspek
membaca, yaitu butir 6, 10, 12, 13, 14, 15, 17, 20, 27, 29, 33, 38, d a n 40. Butir-butir y a n g tingkat signifikansi korelasinya 0,05 a t a u kurang, yaitu
502
butir 10 d a n butir 38. korelasi
s e b e s a r 0,3364.
speakers talk. language,
Butir 10 tingkat signifikansinya 0,011 Butir ini
Butir 38 berbunyi
berbunyi
way native
In conversation with others in the new
I ask questions in order to be
show I'm interested.
/ immitate the
dengan
as involved as possible
and to
K e d u a strategi ini pada dasarnya esensinya s a m a
yaitu berupaya untuk terlibat secara aktif dalam berbicara d a n m e n y i m a k bahasa target. T a m p a k n y a , upaya untuk berbicara dalam bahasa target m e m b u t u h k a n p e n g e t a h u a n untuk dapat berkomunikasi d e n g a n lancar. Jadi,
m u n g k i n saja o r a n g
yang
kemampuan
m e m b a c a n y a baik,
dia
mempunyai bekal yang c u k u p untuk dapat m e n g e m u k a k a n gagasannya. Dengan d e m i k i a n , d o r o n g a n untuk berbicaranya pun tinggi. Butir lainnya yang korelasinya signifikan d a n berkaitan d e n g a n k e m a m p u a n berbicara dan m e n y i m a k bahasa target, yaitu butir 12 dan 13 a k a n tetapi tingkat signifikansinya antara 0,10 sampai 0,16.
Jadi, apabila penafsiran ini
berdasar p a d a tingkat signifikansi 0,20, m a k a kedua indikator strategi ini korelasinya d i p a n d a n g signifikan. Butir 12 berbunyi / innitiate conversation in the new language dan
butir 13 berbunyi / watch TV shows or movies or
listen to the radio in the new language.
Tampaknya dengan
menonton
televisi, m e n o n t o n film-film yang berbahasa target, dan m e n d e n g a r k a n radio yang b e r b a h a s a target, siswa dapat memperoleh pengetahuan d a n juga
memperluas
kosa-katanya
yang
diperlukan
dalam
memahami
bacaan. Jadi, kegiatan-kegiatan yang terkandung dalam strategi-strategi ini b u k a n hanya bermanfaat untuk meningkatkan k e m a m p u a n produktif, yang
dalam
hal
ini
kemampuan
berbicara,
tetapi
strategi
ini
juga
bermanfaat untuk m e n i n g k a t k a n k a m a p u a n reseptif, yang dalam hal ini kemampuan
membaca.
503
Indikator S B B butir 06, yaitu yang berbunyi / physically act out the new word,
korelasinya d e n g a n aspek membaca yaitu
sebesar 0,2009
dengan tingkat signifikansi 0,138. Strategi ini dapat m e m b a n t u siswa dalam mengingat kosa-kata baru.
Pengetahuan kosa-kata yang luas
sudah barang tentu akan m e m b a n t u s i s w a dalam m e m a h a m i w a c a n a . Indikator S B B butir 14, yaitu tentang / read forpleasure /n the new language korelasinya signifikan pada tingkat signifikansi 0,114. Strategi yang terkandung d a l a m butir ini akan m e m b a n t u siswa d a l a m k e m a m p u a n membaca,
Dengan
seringnya
membaca,
kecepatan
dan
pemahaman
dalam m e m b a c a akan baik. Dengan demikian, tentu saja strategi ini a k a n kontributif terhadap k e m a m p u a n membaca. Butir lainnya, yang j u g a korelasinya signifikan yaitu butir 15 d a n 16. Butir
15
tingkat
signifikansinya
0,120
sedangkan
butir
16
tingkat
signifikansinya 0,127. K e d u a strategi ini esensinya yaitu mencatat segala hal, baik kegiatan akademis m a u p u n non-akademis dalam bahasa target. Kemampuan sehingga
menulis
dengan
pengetahuan
memerlukan
sering
yang
luas.
pengetahuan
membaca, Kedua
siswa
seseorang
keterampilan
yang
dapat
ini
cukup
memperoleh
sebenarnya
saling
melengkapi. Indikator S B B y a n g t e r k a n d u n g d a l a m butir 20, yaitu yang berbunyi /
develop
my
sometimes
own
I have
understanding to
revise
of how
the
language
works,
my understanding based on
even
if
new information.
P e m a h a m a n terhadap s e b u a h w a c a n a b u k a n hanya tergantung p a d a banyaknya Dengan
kosa-kata,
demikian,
akan
tetapi
pemahaman
juga
pada
terhadap
diperlukan d a l a m p e m a h a m a n s e b u a h w a c a n a .
504
kaidah
kaidah
gramatikanya.
bahasa
sangat
Butir schedule
to
27,
yaitu
study
and
indikator strategi
yang
practice
language
the
new
berbunyi
/
arrange
consistently,
my
not just
when there is the pressure of a test korelasinya cukup signifikan d e n g a n tingkat signifikansi sebesar 0 . 0 6 1 . Strategi ini berkorelasi s e c a r a signifikan tidak hanya d e n g a n aspek membaca akan tetapi j u g a d e n g a n struktur,
dan menyimak. Artinya,
TBIBA,
belajar secara teratur d a n t e r e n c a n a
diperlukan d a l a m setiap aspek keterampilan berbahasa.
2.
Kontribusi SBB Hasil
terhadap
TKB
Pembelajar bahasa
Inggris
uji statistik dengan m e n g g u n a k a n analisis
regresi j a m a k
menunjukkan bahwa dari e n a m deskriptor S B B yang diliput d a l a m I S B B hanya ada satu deskriptor S B B yang berkontribusi s e c a r a signifikan terhadap T K B bahasa
Inggris
pada tingkat signifikansi
0,1996,
yaitu
strategi kognitif. Indikator strategi kognitif yang korelasinya signifikan yaitu butir 1 1 , 12,13, 16, 17, d a n 22. Esensi dari butir 11 d a n 12 pada dasarnya s a m a yaitu berlatih m e n g u c a p k a n kata-kata dalam bahasa target seperti penutur asli. butir ini berkorelasi dalam
menyimak,
Butir-
secara signifikan d e n g a n k e m a m p u a n r e s p o n d e n membaca,
dan
TOEFL.
Tingkat
signifikansinya
dengan T O E F L yaitu sebesar 0,138, d e n g a n m e n y i m a k p a d a t i n g k a t signifikansi 0,045, d a n d e n g a n m e m b a c a pada tingkat signifikansi 0,056. Tampaknya,
dengan
mencoba
berlatih
berbicara
dan
meniru
penutur asli, siswa a k a n m a m p u memahami w a c a n a lisan secara lebih baik. K e m a m p u a n lisan yang baik memperlihatkan k e m a m p u a n s i s w a baik dalam keluasan kosa-kata, k e m a m p u a n m e n g g u n a k a n kaidah g r a m a t i k a , dan j u g a p e m a h a m a n isi w a c a n a . Dengan demikian, strategi ini j u g a d a p a t
505
m e m b a n t u s i s w a dalam m e m a h a m i w a c a n a tulis sehingga k e m a m p u a n responden d a l a m membaca j u g a baik. Strategi yang t e r k a n d u n g d a l a m butir 13, yaitu menggunakan kata dalam konteks,
berkorelasi secara signifikan d e n g a n
struktur, d a n
membaca.
Strategi ini
tingkat signifikansi 0,025, 0,021,
dengan
dengan
TOEFL, menyimak,
berkorelasi dengan
TOEFL pada
menyimak pada tingkat signifikansi
struktur pada tingkat signifikansi 0,096,
dan
dengan
m e m b a c a p a d a tingkat signifikansi 0,070. Data m e n u n j u k k a n bahwa strategi ini dapat m e m b a n t u siswa d a l a m meningkatkan k e m a m p u a n n y a d a l a m keempat aspek tersebut. D e n g a n selalu m e n g g u n a k a n kata d a l a m konteks, siswa akan m e m a h a m i k a t a tersebut b u k a n hanya m a k n a dari kata tersebut tetapi j u g a tentang c a r a kata tersebut digunakan sehingga dalam
mengingat
kata
bermakna. Cara ini m e m b a n t u siswa
sehingga
kata
tersebut
akan
hidup
dalam
ingatannya. Indikator strategi kognitif lainnya yang berkorelasi secara signifikan yaitu butir 15 yang berbunyi Saya menonton film yang berbahasa Inggris. Strategi
ini
brekorelasi
secara
signifikan
dengan
menyimak
dan
membaca. T i n g k a t signifikansi korelasinya d e n g a n menyimak yaitu p a d a tingkat k e p e r c a y a a n
0,035
sedangkan
dengan
membaca
yaitu
pada
tingkat k e p e r c a y a a n 0,152. Dengan menonton film yang berbahasa Inggris siswa akan terlatih mendengarkan
cara
penutur
asli
berbicara
sehingga
kemampuan
menyimaknya a k a n baik. Dari menonton film yang berbahasa Inggris, apabila yang ditontonnya banyak ilmu yang dapat dimanfaatkan untuk memperluas
cakrawala
berpikirnya,
506
strategi
ini
juga
akan
mampu
m e m b a n t u s i s w a d a l a m meningkatkan k e m a m p u a n n y a d a l a m m e m b a c a w a c a n a yang berbahasa Inggris. Indikator strategi butir 16, yaitu yang esensinya membaca bukubuku
berbahasa
kemampuan Dengan
Inggris,
siswa
berkorelasi
dalam
TOEFL,
melihat kenyataan
ini,
secara
menyimak,
signifikan
struktur,
sangat disarankan
dengan
dan
membaca.
kepada
pembelajar
bahasa Inggris sebagai BA untuk selalu m e n g g u n a k a n strategi ini d a l a m upaya m e n i n g k a t k a n T K B - n y a . Indikator strategi butir 17, yaitu yang esensinya mencatat segala hal dalam
bahasa
membaca.
Berlatih
mencatat
segala
memperkokoh
Inggris,
berkorelasi
menggunakan hal
dalam
informasi
dengan
bahasa
bahasa
yang
TOEFL,
Inggris
terget
diperolehnya
menyimak,
dan
dengan
cara
yaitu
dapat
membantu
dengan
cara
siswa
langsung
m e n g g u n a k a n n y a dalam konteks. Strategi ini berkaitan d e n g a n strategi butir 13 yang
berkorelasi dengan s e m u a aspek T K B y a n g dijadikan
ukuran
penelitian
dalam
struktur,
3.
dan
Kontribusi
ini
yaitu
dengan
aspek
TOEFL,
menyimak,
Tidak
Langsung
membaca.
SBB
Langsung
dengan
SBB
terhadap
TKB Pertanyaan berikutnya yang menjadi kepedulian penelitian ini ialah Apakah
dengan
melalui
pembelajar bahasa berbunyi terhadap
Apakah TKB
SL,
STL
berkontribusi
lebih
besar terhadap
TKB
Indonesia sebagai BA? Pertanyaan lainnya yaitu yang dengan
melalui
pembelajar bahasa
SL,
inggris
STL
berkontribusi
sebagai BA?
pertanyaan tersebut dirumuskan hipotesis-hipotesis.
507
Untuk
lebih
besar
menjawab
a.
Kasus
Bahasa
Indonesia sebagai BA
S e b a g a i m a n a d i k e t e n g a h k a n pada bagian lain dari disertasi ini, bahasan ini d i m a k s u d k a n untuk menguji ketepatan teori O x f o r d (1990) yang
menyatakan
bahwa
STL
keterjadian belajar melalui SL.
berkontribusi
secara
kuat
terhadap
Terjadi tidaknya proses belajar d a p a t
diukur d e n g a n hasil belajar yang d a l a m penelitian ini diukur d e n g a n
TKB
responden. Untuk menguji teori ini telah dibuat model analisis jalur untuk teori Oxford ini s e b a g a i m a n a d i k e t e n g a h k a n pada Bab III. Uji statistik d e n g a n m e n g g u n a k a n perhitungan regresi dan korelasi antar variabel-variabel bebas
dengan
variabel
terikat
yang
menggunakan
data
pembelajar
b a h a s a Indonesia sebagai BA untuk mencari nilai-nilai koefisien jalur d a n j u g a nilai korelasi telah d i k e t e n g a h k a n pada Tabel 4.62 di B a b IV. Dalam k a s u s pembelajar bahasa Indonesia sebagai BA, m o d e l analisis jalur untuk teori Oxford yang diketengahkan p a d a B a g a n 3 . 1 , tatakala
digunakan
data
yang
menggunakan
pembelajar
bahasa
Indonesia s e b a g a i BA, m o d e l tersebut harus direkonstruksi s e b a g a i m a n a terlihat pada Bagan 4 . 1 . Pada Bagan 3.1 terlihat tidak ada kontribusi langsung dari S T L t e r h a d a p T K B . Data menunjukkan a d a n y a kontribusi langsung
dari
ketiga
STL
yaitu
strategi
metakognitif,
afektif,
dan
sosialisasi terhadap T K B . Strategi metakognitif dan afektif y a n g oleh Oxford dikategorisasikan sebagai S T L ternyata m a m p u n y a i kontribusi yang signifikan t e r h a d a p T K B . Hal ini m e n u n j u k k a n a d a n y a interrelasi yang j a m a k dari setiap S B B itu sendiri. Istilah strategi tidak langsung hendaknya diartikan hanya d a l a m kaitan dengan p e n g g u n a a n b a h a s a
508
sasaran saja sebagaimana ditunjukkan dalam definisi O x f o r d sendiri. Dengan kata fain, ketiadaan ketiga,
S T L tidak untuk ditafsirkan dalam kaitan d e n g a n
kontribusi
yaitu
langsung
strategi
pembelajar bahasa
terhadap T K B .
sosialisasi,
Indonesia
Sedangkan
berkontribusi
sebagai
BA.
STL
yang
negatif t e r h a d a p
TKB
Salah
satu
kemungkinan
penafsiran terhadap kenyataan data ini ialah adanya kontribusi y a n g terbalik
yaitu
kemungkinan
diperlukannya
kemampuan
TKB
dalam
penggunaan strategi sosialisasi. Strategi
sosialisasi j u g a
berkontribusi
negatif t e r h a d a p strategi
mengingat. T a m p a k n y a , bagi pembelajar bahasa Indonesia sebagai BA, sebelum
mereka
diperlukan
bisa
memanfaatkan
kemampuannya
dalam
strategi
menggunakan
ini,
terlebih
strategi
dahulu
mengingat.
Salah satu indikator strategi sosialisasi yang m e m e r l u k a n k e m a m p u a n siswa
dalam
bahasa
target
yaitu
mengajukan
pertanyaan
tatkala
mengobrol dalam bahasa target. Untuk dapat m e n g g u n a k a n strategi ini, siswa
harus s u d a h
target.
Kemampuan
mampu ini
mengemukakan
dapat
dicapai
gagasan
melalui
dalam
bahasa
strategi-strategi
yang
terkandung dalam strategi mengingat. Strategi
lainnya
yang juga
berkontribusi
negatif yaitu
strategi
mengingat terhadap T K B pembelajar bahasa Indonesia sebagai BA. J a d i , bagi
pembelajar bahasa
Indonesia
sebagai
BA,
agar m e r e k a
dapat
m e n g g u n a k a n strategi ini secara baik diperlukan T K B y a n g m e m a d a i untuk
dapat
memanfaatkan
strategi
tersebut.
Strategi
afektif
juga
berkontribusi negatif t e h a d a p strategi mengingat. Salah satu k e m u n g k i n a n penafsiran dari kenyataan ini yaitu untuk dapat m e n g g u n a k a n strategi
509
afektif diperlukan k e m a m p u a n yang cukup dalam m e n g g u n a k a n strategi mengingat. Bagan 4.1 memperlihatkan tidak adanya kontribusi dari salah s a t u SL yaitu
strategi
kompensasi.
Garis kontribusinya
harus dihilangkan
karena nilai koefisien jalurnya di bawah 0,05 yang m e n u n j u k k a n tidak adanya s u m b a n g a n efektif langsung dari strategi k o m p e n s a s i t e r h a d a p T K B . Dengan demikian, model analisis jalur ini harus direkonstruksi lagi sebagaimana terlihat pada Bagan 4.2. Bagi pembelajar y a n g T K B - n y a masih belum m e m a d a i , penggunaan strategi kompensasi a k a n c e n d e r u n g melahirkan kesalahan-kesalahan berbahasa. Dengan kata lain, efektivitas dari strategi kompensasi itu dalam kaitannya d e n g a n T K B hanya a k a n terjadi apabila pembelajar berada pada tingkat k e m a m p u a n b e r b a h a s a yang c u k u p untuk dapat memanfaatkan strategi tersebut. Dari
gambaran
kenyataan
data
pembelajar
bahasa
Indonesia
sebagai BA, d a p a t disimpulkan bahwa setiap deskriptor strategi a k a n berfungsi secara efektif apabila digunakan secara b e r s a m a - s a m a d a n saling m e m b a n t u antara strategi yang satu d e n g a n yang lainnya. Hasil uji statistik m e n u n j u k k a n bahwa S T L tidak bisa diartikan hanya berkontribusi melalui
SL.
Semua
strategi
tampaknya
berkontribusi
terhadap T K B pembelajar bahasa Indonesia sebagai BA. pembelajar
bahasa
Indonesia sebagai
BA,
misalnya,
secara
realtif
Dalam k a s u s strategi
afektif
mampunyai kontribusi atau sumbangan efektif langsung y a n g signifikan terhadap T K B - n y a .
510
b.
Kasus Bahasa Inggris sebagai BA Untuk menguji ketepatan teori Oxford (1990) ini j u g a dilakukan uji
regresi
dan
korelasi
dengan
menggunakan
data
pembelajar bahasa
Inggris sebagai BA. Hasil perhitungan statistik yang m e n g e t e n g a h k a n nilai koefisien jalur d a n koefisien korelasi untuk pembelajar bahasa Inggris dapat dilihat p a d a Tabel 4.63. D e n g a n m e n g g u n a k a n nilai-nilai koefisien jalur d a n koefisien korelasi yang diketengahkan pada T a b e l 4 . 6 3 , model analisis jalur y a n g m e n g g u n a k a n data pembelajar bahasa Inggris dapat diamati p a d a Bagan 4.3. Pada Bagan 4.3 terlihat adanya kontribusi yang nilai koefisien jalurnya di b a w a h 0,05, yaitu kontribusi dari strategi sosialisasi t e r h a d a p T K B dan kontribusi dari strategi sosialisasi terhadap strategi mengingat. Karena nilai koefisien jalur dari strategi sosialisasi ini terhadap T K B d a n j u g a terhadap strategi
mengingat
kurang
dari
0,05,
maka hubungan
tersebut dihilangkan. Ini m e n u n j u k k a n bahwa tidak terdapat kontribusi atau s u m b a n g a n efektif langsung dari strategi sosialisasi terhadap T K B dan terhadap strategi mengingat. Rekonstruksi Bagan 4.3 dapat diamati pada Bagan 4.4. Bagan 4.4 memperlihatkan bahwa terdapat kontribusi langsung atau s u m b a n g a n efektif yang langsung dari dua buah strategi S T L yaitu strategi afektif dan strategi metakognitif terhadap T K B . A k a n tetapi tidak terdapat
kontribusi
atau
sumbangan
efektif
langsung
dari
strategi
sosialisasi terhadap T K B d a n j u g a terhadap strategi mengingat. Strategi
metakognitif
pembelajar bahasa Inggris.
berkontribusi
negatif
terhadap
TKB
Bagi pembelajar bahasa Inggris, s e b e l u m
511
dapat m e n g g u n a k a n strategi metakognitif, t a m p a k n y a diperlukan T K B yang lebih baik. Misalnya, salah s a t u dari indikator strategi metakognitif yang mungkin memerlukan T K B yang baik yaitu butir 31 y a n g berbunyi Saya
mengidentifikasi
Inggris
dan
berbahasa
saya
kesalahan-kesalahan
gunakan
Inggris
saya
informasi
itu
dengan
saya
untuk
dalam
berbahasa
meningkatkan
kemampuan
menghindari
kesalahan-kesalahan
tersebut. Dari butir ini jelas sekali bahwa untuk dapat mengidentifikasi apalagi
menganalisis
kesalahan
sendiri
dalam
berbahasa
target
diperlukan tingkat k e m a m p u a n berbahasa yang c u k u p tinggi.
Dengan
demikian, agar strategi ini dapat dimanfaatkan secara m a k s i m a l sehingga mampunyai
dampak
terhadap
TKB
siswa,
diperiukan
kemampuan
berbahasa siswa yang lebih tinggi. Kemungkinan lain, indikator-indikator strategi
yang
dipahami
terkandung
penggunaannya
demikian,
mungkin
dalam oleh
strategi pembelajar
diperlukan
metakognitif bahasa
semacam
kurang
Inggris.
perlatihan
dapat Dengan
sebelum
menggunakan strategi ini.
G . S B B Pembelajar Bahasa y a n g T K B - n y a Baik S B B yang d i u n g k a p k a n pada bagian ini m e r u p a k a n strategi-strategi yang sering a t a u selalu digunakan pembelajar bahasa Indonesia d a n bahasa Inggris sebagai BA yang kategori k e m a m p u a n bahasa targetnya baik sebagaimana ditunjukkan oleh hasil T B I B A dan T O E F L - n y a . Strategistrategi
belajar bahasa yang diidentifikasi
m e r u p a k a n g a m b a r a n dari
pengalaman belajarnya sebagaimana diakuinya dalam
SILL d a n j u g a
d a l a m wawancara. Identifikasi strategi dari k e d u a k e l o m p o k pembelajar bahasa
ini
diharapkan
bermanfaat
S12
dalam
upaya
perbaikan
proses
pembelajaran
bahasa
asing
para
pembelajar
bahasa d a l a m
konteks
kebahasaan yang serupa.
1.
SBB
Pembelajar Bahasa
Indonesia
sebagai BA
Bagian ini a k a n m e m a p a r k a n strategi-strategi yang diidentifikasi dari pembelajar bahasa Indonesia, baik yang d i k e m u k a k a n n y a d a l a m SILL maupun bentuk
dalam senarai
wawancara. strategi
Strategi-strategi
yang
dapat
ini
dijadikan
disenaraikan
dalam
rambu-rambu
oleh
pembelajar lainnya, baik yang T K B - n y a masih rendah atau yang masih kurang
untuk
Indoensia.
meningkatkan
kemampuannya
dalam
belajar
bahasa
O'Malley (1985) menyatakan bahwa apabila strategi belajar
bahasa yang biasa d i g u n a k a n oleh pembelajar bahasa yang baik telah teridentifikasi d a n k e m u d i a n diajarkan dan digunakan oleh
siswa-siswa
yang kurang baik, p r o s e s belajar tersebut akan m e m b a n t u pembelajar yang kurang baik itu untuk meningkatkan k e m a m p u a n n y a d a l a m b a h a s a target.
a.
SBB Pembelajar Bahasa Indonesia
dalam
SfLL
T K B pembelajar bahasa Indonesia sebagai BA di kedua universitas yang dijadikan sampel penelitian ini
secara rata-rata sedang. T e r d a p a t 3
orang responden yang T K B - n y a baik. Dari ketiga orang inilah dicoba diangkat strategi-strategi yang akan disenaraikan untuk dijadikan r a m b u rambu strategi yang dapat dimanfaatkan oleh pembelajar b a h a s a lainnya. Strategi-strategi yang diliput dalam SILL yang a k a n disenaraikan ini yaitu strategi-strategi yang sering atau selalu digunakan oleh pembelajar yang T K B - n y a baik ini, yaitu yang skor pilihannya 4 d a n 5 saja.
513
Indikator
strategi d a l a m SILL yang sering d a n j u g a selalu d i g u n a k a n oleh ketiga pembelajar yang T K B - n y a baik ini meliputi strategi-strategi berikut ini.
Strategi
mengingat
- I use flashcards other information -1
with on
the new word on one side and the definition or
the
other.
review often
-1 go back to refresh my memory of things I learned much earlier.
Strategi
kognitif
-1 immitate the
way native
speakers talk.
- I read a story or dialogue several times until I can understand it." -1 initiate
conversation
-1 watch
in
the new language.
TV shows or movies or listen to the radio in the new language.
-1 read for pleasure in the new language. -
I
write
personal
notes,
messages,
letters
or
reports
in
the
new
language. -1 take notes in the class in the new language. - I use
reference
materials
such
as glossaries
or dictionaries
to help me
use the language. - I find the meaning of a
word by dividing the
word into
parts which
I
understand. - I try to understand what I have heard or read without translating it word for word into - I
develop
my own
my own
language.
understanding
of how the
language
works,
even
if
sometimes I have to revise my understanding based on new information. 514
Strategi - When
kompensasi t don't understand a
meaning
by
using
context
or situation.
- In a conversation,
any
word
clue
I
I read or hear,
can
find,
I guess
for example,
the
clues
general
from
the
I anticipate what a person is going to say based on
what has been said so far. -If I'm speaking and
cannot think the
switch back to my own - When
right
expression,
I use gestures or
language momentarily.
I cannot think of the correct expression to say or write,
different way to express idea;
for example,
I find a
I use a synonym or describe
the idea.
Strategi - /
metakognitif
arrange
consistently, -1 plan
my
schedule
to
study
and
practice
the
new
language
not just when there is pressure of a test.
my goal for language learning,
for instance,
how proficient I want
to become or how I might want to use the language in the long run. - / clearly identify the purpose of the language listening task I might need to listen
activity;
for instance,
for the general idea
in
or for specific
facts. -1 actively look for people with whom I can speak the new language. -1 learn from my mistakes in using the new language. -1 evaluate the general progress I have made in learning the
515
the
language.
Strategi
afektif
-I try to relax whenever I feel anxious about using the new language. -1 actively encourage myself to take wise as guessing meaning or trying to speak,
risk
in language learning,
such
even though I might make some
mistakes.
Strategi
sosialisasi
- If I don't undertand I ask the speaker to slow down,
repeat,
or clarify
what was said. - In conversations with others in the new language,
ask questions in order
to be as involved as possible and to show I'm interested. -1 try to learn about the culture of the place where the new language
is
spoken. - / pay close attention
to
the
thoughts and feelings
of other people
with
whom I interact in the new language. Dari
40 butir S B B yang diiiput dalam SILL ini ternyata a d a
sembilan butir yang tidak sering atau tidak selalu digunakan oleh ketiga responden ini. Artinya, s e b a n y a k 31
butir atau 77,5% dari butir-butir
indikator S B B yang sering atau selalu digunakan oleh ketiga pembelajar bahasa Indonesia sebagai BA ini yang T K B - n y a paling baik di a n t a r a responden yang dijadikan sampel penelitian ini.
b.
SBB
Pembelajar Bahasa
Indonesia
dalam
Wawancara
Bagian ini akan m e n g e t e n g a h k a n strategi belajar b a h a s a y a n g biasa
digunakan
oleh
pembelajar
bahasa
Indonesia
sebagaimana
dikemukakannya d a l a m w a w a n c a r a . Dari sejumlah strategi y a n g diperoleh
516
dari w a w a n c a r a ini yang biasa digunakan oleh ketiga pembelajar b a h a s a Indonesia
yang
baik dalam
hasil TBIBA-nya
meliputi
strategi-strategi
berikut ini.
Strategi
Mengingat
- M e n g g u n a k a n kartu atau flashcards untuk mempelajari k o s a kata; - M e n g h a f a l k a n seluruh kalimat daiam w a c a n a yang a k a n
digunakan
untuk kepentingan bermain peran; d a n - Membuat
sendiri
daftar
kosa
kata
baru
serta
mereviunya
secara
berulang-ulang.
Strategi
Kognitif
- Merujuk ke kamus untuk mengetahui makna kata baru p a d a b a h a n bacaan d a n m e m b a c a ulang bahan yang ada kata baru tersebut; - Mencatat apa yang dikatakan guru dan mereviu agar bisa mengingat terus apa yang dikatakan tersebut; - Berupaya membuat catatan atau persiapan sebelum m e l a k u k a n fungsi bahasa tertentu seperti menelepon d a n berbicara di depan kelas; - Meniru secara berulang-ulang cara penutur asli m e n g u c a p k a n kata-kata atau u n g k a p a n - u n g k a p a n ; - Memperhatikan struktur kalimat yang dapat digunakan untuk berbicara atau menulis dalam konteks lain d e n g a n m e n g g u n a k a n bahasa s a s a r a n ; - Menyimak secara komprehensif untuk memperoleh m a k n a keseluruhan dan
menduga
makna
kata
atau
berdasarkan konteksnya;
517
ungkapan
yang
belum
diketahui
- M e m b a c a nyaring d a n meniru ucapan penutur asli untuk m e m p e r b a i k i cara p e n g u c a p a n ; - M e n g g u n a k a n terus k a t a atau ungkapan yang baru diperoleh d a l a m berbagai konteks; - Berlatih s e c a r a terus m e n e r u s mengucapkan kata atau u n g k a p a n y a n g di dalamnya a d a bunyi yang dipandang sukar diucapkan karena tidak s a m a d e n g a n bunyi d a l a m bahasa ibu; - Mengerjakan tugas-tugas secara rutin setiap minggu yang
diberikan
oleh setiap g u r u ; - Membuat c a t a t a n kecil sebelum melakukan tindak tutur tertentu.
Strategi
Metakognitif
- Memonitor kesalahan sendiri secara konsisten; -
Berupaya
terus
untuk
menggunakan
bahasa
sasaran,
kendatipun
sesekali harus d i d u k u n g gerak tubuh {gestures).
Strategi
Sosialisasi
- M e m a n f a a t k a n k e s e m p a t a n belajar di lingkungan tempat bahasa target digunakan; - Bertanya langsung kepada penutur tatkala d a l a m b e r c a k a p - c a k a p a d a kata atau u n g k a p a n yang tidak dipahami.
c.
SBB
Pembelajar Bahasa
Indonesia
yang
TKB-nya
baik
Bagian ini a k a n m e n g e m u k a k a n strategi-strategi yang sering a t a u selalu d i g u n a k a n oleh ketiga pembelajar bahasa Indonesia sebagai BA yang diidentifikasi dari SILL dan j u g a dari wawancara. Senarai strategi ini
518
dapat digunakan sebagai r a m b u - r a m b u oleh pembelajar bahasa Indonesia sebagai BA lainnya untuk m e n i n g k a t k a n k e m a m p u a n n y a d a l a m belajar bahasa asing.
Strategi
mengingat
(1) Penggunaan medium belajar yang m u d a h diakses dilakukan setiap saat misalnya penggunaan kartu kosa kata. M e r e k a menyatakan: 7 use
flashcards
other information
with the new word on one side and the definition or on
the
other."
(2) Prinsip pengulangan dalam belajar dimanfaatkan untuk m e m p e r k o k o h d a n memperbaiki hasil belajarnya, misalnya m e r e k a berkata: 7 review often" "i go back to refresh my memory of things I learned much earlier." (3) Penghafalan kalimat-kalimat s e b e l a u m bermain peran dilakukan untuk berlatih
menggunakan
bahasa
target.
Dalam
hal
ini
mereka
mengatakan: 7 try to memorize ell sentences I'm going to use in the role play." (4) Penyenaraian kata-kata baru d i g u n a k a n untuk mengingat kata b a r u dalam bahasa sasaran. Dalam strategi ini m e r e k a melakukan kegiatan seperti:
7 make a list of new words and try to review them consistently."
Strategi
kognitif
(1) Proses peniruan terhadap tuturan penutur asli dimanfaatkan d e n g a n sebaik-baiknya. Dalam hal ini m e r e k a mengakui bahwa mereka: 7 immitate the
way native speakers talk." 519
7
read
aloud
improve
my
(2) Pengulangan
and
try
to
immitate
native
speakers
pronunciation
to
pronunciation." bahan
bacaan
atau
sirnakan
dilakukan
untuk
memperoleh p e m a h a m a n yang baik, mereka mengatakan b a h w a : 7 read a story or dialogue several times until I can understand it. (3) P e n g g u n a a n
bahasa
sasaran
misalnya
dalam
bentuk
"
percakapan
sering dilakukan. M e r e k a menyatakan: 7 initiate conversation in the new language." (4) Media
teknologi
informasi
dimanfaatkannya
untuk
meningkatkan
k e m a m p u a n n y a dalam berbahasa target. Mereka berkata: 7
watch
TV
shows
or movies
or listen
to
the
radio
in
the
new
language." (5) P e m a n f a a t a n
produk-produk
media
cetak
yang
berbahasa
target
dijadikannya sebagai hobi dalam membaca. Mereka m e n y a t a k a n : 7 read for pleasure in (6) P e n g g u n a a n berbagai
the new language."
bahasa
sasaran
kepentingan
dan
secara
tertulis
bentuknya,
diupayakan
misalnya
dalam
strategi
yang
digunakannya yaitu: "I
write
personal
notes,
messages,
letters
or
reports
in
the
new
language" 1 take notes in the class in the new \anguage." 7 take notes everything the teacher said in the class and review them so that I can remember them." 7
wnte
functions,
down
everything
for instance,
I'm
going
to
before making a
class."
520
say before
using
call or talking
in
the
language
front of the
7 always jot down things before speaking in the new language." (7) Pemanfaatan
bahan
refenrensi
dilakukan
untuk
membantu
dalam
m e n g g u n a k a n bahasa target. Mereka menyatakan: 7 use reference matehals such as glossaries or dictionaries to help me use
the
language."
7 look up the meaning of the words I find in the reading text in the dictionary
and
read
the
text
containing
those
new
words
several
times." (8)
Pemenggalan kata dilakukan untuk m e m p e r m u d a h p e m a h a m a n kata baru. Strategi yang digunakannya misalnya: 7 find the meaning of a
word by dividing the word into parts which I
understand." (9) Penerjemahan
kata demi
kata
ke dalam
bahasa
ibu
senantiasa
dihindari d a l a m m e m a h a m i apa yang didengar atau dibaca. Misalnya, 7 try to understand what I have heard or read without translating it word for word into my own language." (10) P e m a h a m a n tentang kaidah bahasa sasaran dikembangkan b a h k a n dengan
kemungkinan
merevisi
kaidah
yang
telah
diketahuinya.
Mereka m e n g g u n a k a n strategi seperti: 7 develop my own sometimes
I
have
understanding of how the language works, to
revise
my
understanding
based
even if on
new
information." 7 pay atention
to
the
structrure
of sentences
speaking or writing in other contexts in
which
I
can
use
for
the new language."
(11) Memfokuskan perhatian pada g a g a s a n utama dan penerkaan m a k n a kata atau u n g k a p a n dari konteksnya dilakukan untuk mengetahui
521
m a k n a k a t a yang tidak diketahuinya lewat konteksnya. Dalam hal ini mereka berkata b a h w a : "I try to pay attention to get the general idea or to guess the meaning of a word or phrase that I don't know from the context. " (12)
Berlatih
menggunakan
bahasa
target
dalam
berbagai
konteks.
Secara eksplisit mereka berkata: 7 try to use the new words or expressions in many context " "I practice regularly the words which are difficult to pronouce. " "I dilligently do the assignments given by the teacher. "
Strategi
kompensasi
(1) M a k n a secara u m u m diperoleh d e n g a n melakukan d u g a a n melalui p e n a n d a - p e n a n d a yang didapat dari konteks atau situasi. Strategi yang d i g u n a k a n n y a yaitu "When I don't understand a word I read or hear, meaning by using context
any clue
I can
find,
I guess the general
for example,
clues
from
the
or situation"
"In a conversation,
I anticipate what a person is going to say based on
what has been said so far. " (2) P e n g g u n a a n u n g k a p a n lain atau gerakan tubuh dan sesekali beralih ke bahasa target ke bahasa ibu dilakukan tatkala sukar m e n e m u k a n kata atau u n g k a p a n yang tepat d a l a m bahasa sasaran. Strategi y a n g digunakan m e r e k a itu misalnya, "If I 'm speaking and or switch
cannot think the right expression,
back to my own
language momentarily"
522
I use gestures
(3) P e n g g u n a a n sinonim atau u n g k a p a n lain untuk menyatakan g a g a s a n dilakukan untuk menjelaskan sesuatu. Dalam hal ini m e r e k a berkata. "When I cannot think of the correct expression to say or write, different way to express idea; the
for example,
I find a
I use a synonym or describe
idea."
Strategi
metakognitif
(1) Jadwal belajar dirancang untuk belajar dan berlatih bahasa sasaran setiap w a k t u bukan hanya apabila akan menghadapi tes. eksplisit m e r e k a berkata: the
new language
Secara
7 arrange my schedule to study and practice
consistently,
not just when
there
is
pressure
of a
dahulu
agar
test." (2) T u j u a n
belajar dirumuskan
dan
ditentukan
terlebih
m e m a h a m i benar setiap kegiatan belajar yang dilakukannya, misalnya, 7
plan
my goal for language
learning,
for instance,
how proficient
I
want to become or how I might want to use the language in the long run" 7
dearly identify the purpose of the
the listening specific (3) T e m a n
task I might need to
language listen
activity;
for instance,
for the general idea
in
or for
facts." bertutur
dalam
bahasa
sasaran
senantiasa
diupayakan.
Mereka m e n y a t a k a n : 7 actively look for people with whom I can speak the new language." (4) Kesalahan d a l a m pemakaian bahasa digunakannya sebagai bahan untuk memperbaiki k e m a m p u a n n y a dalam bahasa sasaran. Misalnya: 7 ieam from my mistakes in using the new language."
523
(5) Kemajuan d a l a m belajar bahasa sasaran senantiasa dievaluasi d a n dipantaunya sendiri. Dalam hal ini mereka menyatakan: 7
evaluate
the
general
progress
I
have
made
in
learning
the
language."
Strategi
afektif
(1) Upaya untuk bersikap tenang atau tidak gugup dilakukan
dalam
m e n g g u n a k a n bahasa sasaran. Mereka menyatakan: 7 try to relax whenever I feel anxious about using the new language. " (2) Sikap
untuk
berani
membuat
dikembangkannya dengan
kesalahan
dalam
berbahasa
m e n g g u n a k a n pengetahuan
target
kebahasaan
yang dimilikinya. Strategi yang digunakannya itu yaitu 7
actively
such
as
encourage guessing
myself to
meaning
take
or trying
wise to
risk
speak,
in
language
even
though
learning, I
might
make some mistakes. "
Strategi
sosialisasi
(1) Meminta
penutur
lain
untuk
berbicara
lambat
atau
mengulang
tuturannya dilakukan untuk dapat memahami lawan bicara s e c a r a baik. Strategi yang digunakannya itu yaitu 7f / don't undertand I ask the speaker to stow down, what was
repeat,
or clarify
said."
(2) Pertanyaan
diajukan
kepada
penutur lain
untuk
membuat
dirinya
terlibat secara aktif d a l a m percakapan. Strategi tersebut yaitu "In conversations
with
others
in
the new language,
ask questions
order to be as involved as possible and to show I'm interested. "
524
in
(3) Budaya
bahasa
sasaran
dipelajarinya
untuk
memperkokoh
p e m a h a m a n d a n ketepatan penggunaan bahasa s a s a r a n .
Mereka
m e n g g u n a k a n strategi: 7 try to learn about the culture of the place where the new language is spoken. " (4) Pemikiran d a n perasaan lawan bicara diperhatikan d e n g a n baik agar interaksi
berjalan
sebagaimana
mestinya.
Mereka
menggunakan
strategi: 7 pay close
attention
to the thoughts and feelings of other people
with
whom I interact in the new language. " (5)
Kesempatan sebagai
belajar di
bahasa
tempat
sehari-hari
yang
bahasa
dimanfaatkan
sasaran untuk
digunakan
meningkatkan
kemahiran berbahasa. Mereka menyatakan. "I
use
any
opportunities
to
study
in
the
place
where
the
target
language is used. "
b.
SBB
Pembelajar Bahasa
Inggris sebagai BA
Bagian ini akan memaparkan strategi-strategi yang diidentifikasi dari pembelajar bahasa Inggris dalam
ISBB
sebagai BA, baik yang d i k e m u k a k a n n y a
maupun dalam wawancara
untuk
disenaraiklan
menjadi
senarai strategi belajar yang dapat dijadikan rambu-rambu t a u petunjuk oleh pembelajar bahasa Inggris Perangkat strategi ini bahasa
Inggris
sebagai BA di lingkungan Indonesia.
diharapkan a k a n dapat digunakan oleh pembelajar
lainnya
yang
TKB-nya
masih
belum
baik
untuk
meningkatkan k e m a m p u a n n y a dalam belajar bahasa Inggris sebagai BA.
S25
a.
SBB
Pembelajar Bahasa
Inggris
dalam
ISBB
T K B pembelajar bahasa Inggris sebagai BA di IKIP sebagaimana ditunjukkan oleh skor T O E F L - n y a , termasuk
kriteria
SEDANG
dengan
Bandung,
secara rata-rata s k o r n y a
kategori
tingkat
MENENGAH.
Terdapat 7 o r a n g responden yang skor T O E F L - n y a termasuk kriteria baik sekali d e n g a n kategori tingkat pasca lanjutan. Dari ketujuh
orang inilah
dicoba d i a n g k a t strategi-strategi yang akan dijadikan d a s a r p e n y u s u n a n model alternatif ini. Strategi-strategi yang diliput dalam I S B B yang a k a n dijadikan d a s a r penyusunan model ini yaitu strategi-strategi yang sering atau selalu dilakukan oleh pembelajar yang TKB-nya baik ini, yaitu yang skor pilihannya 3 dan 4. Indikator strategi dalam ISBB yang sering d a n j u g a selalu d i g u n a k a n oleh responden-responden yang T K B - n y a
baik
sekali meliputi strategi-strategi berikut ini.
Strategi
mengingat
- Saya m e n c o b a m e n g h u b u n g k a n apa yang sudah saya ketahui d e n g a n ha-hal yang baru yang saya pelajari. - Saya m e n g g u n a k a n kata-kata baru bahasa Inggris dalam kalimat a g a r
j]
saya bisa mengingat kata-kata baru tersebut. - Untuk mengingat s e b u a h kata, saya menghubungkan bunyi kata baru itu
I
dengan b a y a n g a n b e n d a atau g a m b a r kata tersebut. - Untuk mengingat kata baru, saya mengingat bunyi kata-kata tersebut dengan
mengasosiasikan
bunyi
kata
tersebut
dengan
kata
dalam
bahasa sendiri yang bunyinya mirip dengan kata baru tersebut. - Untuk
mengingat
kata
baru,
saya
tersebut.
526
memperagakan
kata-kata
baru
J'
- Saya mempelajari kembali pelajaran yang sudah diajarkan di kelas di luar j a m s e k o l a h . - Saya mengingat kata-kata dan frase-frase baru yang absrak d e n g a n mengingat lokasi kata-kata dan frase-frase baru tersebut d a l a m b u k u , di papan tulis, atau pada tanda-tanda jalan
Strategi
kognitif
- Dalam mempelajari kata-kata baru, saya mengucapkan atau m e n u l i s k a n kata-kata baru itu beberapa kali. i ,
- Saya berupaya beriatih berbicara seperti penutur asli bahasa Inggris,
j'
- Saya berlatih m e n g u c a p k a n bunyi-bunyi bahasa Inggris. - Saya m e n g g u n a k a n kata-kata bahasa Inggris dalam berbagai konteks. - Saya
berinisiatif
untuk
memulai
percakapan
dengan
menggunakan '
bahasa Inggris. - Saya m e n o n t o n film berbahasa Inggris,
ji
- Saya m e m b a c a b u k u - b u k u berbahasa Inggris.
•/
- Saya m e m b u a t catatan, pesan, surat-surat, atau laporan d a l a m bahasa Inggris. - Pada w a k t u m e m b a c a b u k u - b u k u bahasa Inggris, terlebih dahulu saya m e m b a c a n y a untuk mencari esensi dari bacaan tersebut,
kemudian
m e m b a c a n y a lagi dengan s a k s a m a - Saya mencari kata-kata dalam bahasa saya sendiri yang serupa d e n g a n kata-kata baru dalam bahasa Inggris. - Saya m e n c o b a untuk mengetahui pola kalimat bahasa Inggris. - Saya mencari m a k n a kata bahasa Inggris dengan m e m e n g g a l kata tersebut ke d a l a m kata-kata yang saya ketahui.
527
- Untuk m e m a h a m i w a c a n a bahasa Inggris, saya tidak m e n e r j e m a h k a n kata demi kata. - Saya m e m b u a t ringkasan dari apa yang saya dengar atau saya b a c a yang b e r b a h a s a Inggris.
Strategi
kompensasi
- Untuk m e m a h a m i kata-kata bahasa Inggris yang tidak saya ketahui, saya m e n c o b a m e n e r k a m a k n a kata tersebut. - Jika saya lupa sebuah kata sewaktu bercakap-cakap d a l a m bahasa Inggris,
saya
menggunakan
isyarat dengan
menggunakan
anggota
badan. - Saya menciptakan sendiri kata baru dalam bahasa target yang kira-kira maknanya mendekati apa yang saya maksud untuk m e n y a m p a i k a n sesuatu. Misalnya saya m e n g g u n a k a n kata paperhoider untuk kata note book. Kata tersebut tidak ada dalam bahasa Inggris. - Saya m e m b a c a bahasa Inggris t a n p a melihat makna setiap kata di dalam k a m u s . - Saya m e n c o b a untuk menerka apa yang akan dikatakan lawan bicara tatkala s e d a n g bercaka-cakap dalam bahasa Inggris. - Jika saya lupa s e b u a h kata bahasa Inggris, saya m e n g g u n a k a n k a t a atau frase lain yang kira-kira maknanya sama.
Strategi
metakognitif
- Saya mencari
berbagai
cara dan
bahasa Inggris.
528
kesempatan
untuk m e n g g u n a k a n
- Saya mengidentifikasi kesalahan-kesalahan dalam berbahasa Inggris d a n saya g u n a k a n informasi tersebut untuk meningkatkan k e m a m p u a n bahasa Inggris saya d e n g a n menghindari kesalahan-kesalahan tersebut. - Saya m e m p e r h a t i k a n o r a n g yang berbahasa Inggris d e n g a n sebaikbaiknya. - Saya mencari informasi tentang cara agar menjadi pembelajar bahasa Inggris yang baik. - Saya mencari t e m a n untuk berlatih berbicara dalam bahasa Inggris. - Saya mencari k e s e m p a t a n sebanyak mungkin untuk m e m b a c a a p a p u n yang berbahasa Inggris. - Setiap kegiatan yang saya lakukan dalam belajar yang d i m a k s u d k a n untuk
meningkatkan
kemampuan
bahasa
Inggris,
saya
mempunyai
sasaran yang jelas. - Saya memperhatikan kemajuan saya dalam belajar bahasa Inggris.
Strategi
afektif
- Saya berupaya untuk tidak t e g a n g atau gugup tatkala akan atau s e d a n g m e n g g u n a k a n bahasa Inggris. - Saya m e n d o r o n g diri saya sendiri untuk berbicara dalam bahasa Inggris
/ '
walaupun saya mungkin a k a n m e m b u a t kesalahan. - Saya memberi pujian kepada diri saya sendiri jika saya mendapat nilai baik dalam pelajaran bahasa Inggris. - Saya mengatasi e m o s i atau tegang
atau
gugup
dengan
perasaan saya sehingga tidak m e r a s a mendengarkan
kegiatan (ain y a n g m e n y e n a n g k a n .
529
musik
atau
melakukan
/;
r
- Saya mencatat perasaan saya tentang belajar b a h a s a Inggris d a l a m b u k u harian. - Saya m e n g u n g k a p k a n perasaan saya tentang belajar bahasa Inggris kepada orang lain, misalnya kepada t e m a n saya sendiri.
Strategi - Jika
sosialisasi saya tidak
mengerti
apa yang
dikatakan
lawan
bicara,
saya
m e m i n t a dia untuk melambatkan ucapannya atau mengulangi a p a y a n g dikatakannya. - Saya meminta penutur asli untuk mengoreksi d a n m e m b e t u l k a n b a h a s a Inggris saya d a l a m m e n g g u n a k a n bahasa Inggris. - Saya berlatih berbicara bahasa Inggris dengan siswa lainnya.
/
- Dalam m e n g a j u k a n pertanyaan tentang bahasa Inggris, baik k e p a d a g u r u di kelas m a u p u n kepada t e m a n di luar kelas, saya m e n g g u n a k a n bahasa Inggris. - Saya m e n c o b a mempelajari budaya penutur asli bahasa Inggris, a p a k a h d e n g a n m e n o n t o n film tentang penutur asli bahasa Inggris atau d e n g a n m e m b a c a b u k u - b u k u yang m e n g g a m b a r k a n budaya mereka. Dari 50 indikator S B B yang diliput dalam ISBB, hanya d u a butir yang s a m a sekali tidak dipilih sebagai strategi yang sering atau selalu digunakan oleh ketujuh pembelajar ini. Kedua indikator ini yaitu butir 6 yang berbunyi "Saya m e n g g u n a k a n ftashcards untuk mengingat k a t a - k a t a baru," d a n butir 34 yang berbunyi "Saya membuat jadwal belajar sehingga saya m e m p u n y a i banyak w a k t u untuk belajar bahasa Inggris. Artinya, 9 6 % dari j u m l a h indikator yang diliput d a l a m ISBB sering a t a u b a h k a n selalu
530
Kampus,
- Berlatih m e n y i m a k d e n g a n sangat sering melalui kaset di laboratorium d a n berlatih d e n g a n m e n g g u n a k a n hasil rekam ulang di rumah pada berbagai k e s e m p a t a n , misalnya s e w a k t u m e m a s a k ;
- Membaca
koran
berbahasa
Inggris d a n
berlangganan
majalah
ber-
bahasa Inggris; - Meringkas hasil
bacaan terutama
yang
berkaitan
dengan
masalah
pengajaran bahasa; - M e m b a c a berbagai bahan bacaan d a l a m bidang yang berbeda-beda, termasuk novel untuk k e s e n a n g a n ; - Segera
merujuk
terutama
bila
ke
tidak
kamus bisa
manakala
diduga
berjumpa
dari
konteks
dengan dan
kata
kata
baru
tersebut
menentukan g a g a s a n pokok tulisan yang s e d a n g dibaca; - M e n g g u n a k a n dengan
berulang-ulang kata atau tuturan
yang
baru
didengar atau dibaca pada kesempatan lain sesegera m u n g k i n ; - Menonton
hampir
setiap
hari
program-program
tertentu
yang
m e n g g u n a k a n bahasa Inggris di TV, seperti C o s b y Show; - Membaca s u m b e r - s u m b e r bacaan yang relevan sebelum m e l a k u k a n presentasi di kelas; - Mempelajari
gramatika
bahasa
Inggris
untuk
digunakan
dalam
berbahasa Inggris; - M e m b a c a kembali b u k u bahasa Inggris S L T P / S M U s e b e l u m m e m b a c a bahan yang s a m a pada buku pegangan di IKIP.
Strategi
Metakognitif
- Mulai belajar bahasa Inggris pada usia dini, yaitu tatkala di sekolah dasar; - M e n g g u n a k a n fasilitas perpustakaan secara teratur;
j
- Membuat jadwal kegiatan belajar s e m i n g g u sebelum kegiatan itu akan dilakukan.
532
Strategi -
Afektif
Berusaha
memahami
tuturan
penutur
asli
dengan
memanfaatkan
konteks tuturan; - Berusaha b e r t e m a n d e n g a n penutur asli bahasa sasaran dan berbicara sesering mungkin d a l a m bahasa sasaran d e n g a n penutur asli tersebut. - Menulis di b u k u harian dalam bahasa Inggris meskipun m e m b u a t b a n y a k kesalahan.
Strategi
Sosialisasi
- Meminta g u r u untuk sering m e n g g u n a k a n bahasa Inggris pada w a k t u mengajar; - Berupaya
mengajarkan
bahasa
Inggris
kepada
m e n d o r o n g diri sendiri dalam meningkatkan
orang
kemampuan
lain
untuk
berbahasa
Inggris.
c.
SBB
Pembelajar Bahasa
Inggris yang
TKB-nya
Baik
Bagian ini a k a n mengetengahkan strategi-strategi yang sering atau selalu d i g u n a k a n oleh
ketujuh
pembelajar bahasa Inggris yang
skor
T O E F L - n y a di atas 550 ini, yaitu strategi-strategi yang diidentifikasi dari ISBB dan j u g a dari w a w a n c a r a . Strategi-strategi tersebut meliputi hal-hal berikut ini.
533
Strategi
mengingat
(1) Advanced organizer digunakan d a l a m mempelajari hal y a n g baru a g a r hal yang baru itu dapat diingat secara lebih baik. Strategi ini tercermin pada p e n g a k u a n mereka yang m e n g a t a k a n : "Saya
mencoba
menghubungkan
dengan
ha-hal yang baru yang
apa
saya
yang
sudah
saya
ketahui
pelajah."
(2) P e n g g u n a a n kata yang baru dipelajari di dalam konteks dilakukan agar kata-kata yang baru itu bisa diingat d e n g a n baik. M e r e k a berkata: "Saya saya
menggunakan bisa
kata-kata
baru
mengingat kata-kata
bahasa
Inggris
dalam
kalimat agar
baru tersebut."
(3) Kaitan antara kata yang baru dipelajari dengan b a y a n g a n benda atau hal yang dirujuknya d a n juga kaitan antara kata yang b a r u itu d e n g a n kata y a n g serupa dalam bahasa ibu dimanfaatkan untuk mengingat dan mempelajari k a t a yang baru tersebut. kata,
saya
menghubungkan
benda
atau
gambar kata
"Untuk mengingat kata dengan
"Saya
mengingat
lokasi
di papan
tulis,
kata-kata kata-kata
saya
bunyi
sendiri yang bunyinya mengingat
kata
bani
itu
dengan
bayangan
tersebut"
baru,
mengasosiasikan
bahasa
bunyi
"Untuk mengingat sebuah
kata
mirip dan
dan
mengingat bunyi kata-kata tersebut
dengan
frase-frase frase-frase
dengan
kata
kata
baru tersebut."
baru
yang
baru
tersebut
absrak dalam
tersebut dalam
dengan buku,
atau pada tanda-tanda jalan."
(A) Unsur kinesik khususnya gerak tubuh dimanfaatkan untuk mengingat kata baru. Mereka menyatakan bahwa: "Untuk
mengingat
kata
baru,
saya
tersebut."
534
memperagakan
kata-kata
baru
(5) Prinsip pengulangan d a l a m belajar dimanfaatkan untuk m e m p e r k o k o h d a n m e m p e r b a i k i hasil belajarnya, misalnya m e r e k a berkata: "Saya
mempelajari kembal/ pelajaran
luar jam
yang
sudah
diajarkan
di kelas
di
sekolah."
(6) P r o s e s peniruan terhadap tuturan penutur asli d i m a n f a a t k a n d e n g a n sebaik-baiknya. Dalam hal ini mereka berkata: "Saya
meniru
menonton
Strategi 1)
pengucapan
penutur asli yang
saya
dengar tatkala
saya
televisi."
kognitif
Belajar
dengan
melalui
proses
pengulangan
pelafalan m a u p u n cara penulisan dilakukan
baik
dalam
latihan
untuk mengingat kata
baru. D a l a m hal ini, mereka berkata: "Dalam
mempelajari
kata-kata
baru,
saya
menuliskan
kata-kata baru itu beberapa kati."
"Saya
mengucapkan
berlatih
bunyi-bunyi
bahasa
mengucapkan
atau
Inggris."
(2) Proses peniruan terhadap tuturan penutur asli d i m a n f a a t k a n d e n g a n sebaik-baiknya. Dalam hal ini mereka mengakui b a h w a m e r e k a : "Saya
berupaya
berlatih
berbicara
seperti penutur asli bahasa
Inggris."
(3) Berlatih m e n g g u n a k a n bahasa target dalam berbagai k o n t e k s . S e c a r a eksplisit m e r e k a berkata: "Saya
menggunakan
kata-kata
bahasa
Inggris
dalam
berbagai
konteks." (4) Media
teknologi
informasi
dimanfaatkannya
untuk
k e m a m p u a n n y a d a l a m berbahasa t a r g e t Mereka berkata: "Saya
menonton
film
berbahasa
Inggris."
535
m e n i n g k a t k a n J; •(/
(5) Pemanfaatan
produk-produk
media
cetak
yang
berbahasa
target
digunakan dalam p r o s e s belajar bahasa target. Mereka m e n y a t a k a n : "Saya
membaca
(6) Penggunaan berbagai
buku-buku
bahasa
berbahasa
Inggris."
sasaran
secara
dan
bentuknya,
kepentingan
tertulis
diupayakan
misalnya
dalam
strategi
yang
laporan
dalam
digunakannya yaitu: "Saya
membuat
bahasa
catatan,
surat-surat,
atau
Inggris."
"Saya membuat yang
pesan,
ringkasan
berbahasa
(7) P e n g g u n a a n
dari apa yang saya dengar atau saya baca
Inggris."
bahasa
sasaran
misalnya
dalam
bentuk
percakapan
sering dilakukan. Mereka m e n y a t a k a n : "Saya
berinisiatif
bahasa
Inggris."
'Saya jika
berbicara tidak
"Saya di
untuk
memulai
sendiri atau
mampunyai
teman
menggunakan
percakapan
memikirkan untuk
bahasa
Inggris
dengan
sesuatu
berlatih secara
dalam
menggunakan
bahasa
Inggris
dengan
teman
berbicara." konsisten
kampus."
"Saya
membaca
melakukan "Saya
sumber-sumber
presentasi
mempelajari tata
bercakap-cakap
dalam
di
bacaan
yang
relevan
sebelum
kelas." bahasa
bahasa
bahasa
Inggris
untuk digunakan
dalam
Inggris."
(8) Teknik m e m b a c a seperti skimming d a n scanning dimanfaatkan untuk m e m a h a m i bahasa target. Dalam hal ini mereka berkata:
536
"Pada
waktu membaca
membacanya
untuk
membacanya
lagi
buku-buku bahasa
mencari dengan
esensi
Inggris,
dari
terlebih
bacaan
dahulu
tersebut,
saya
kemudian
saksama."
(9) P e n g e t a h u a n d a l a m bahasa ibu dimanfaatkan untuk mengingat kata atau u n g k a p a n baru d a l a m bahasa target. Dengan d e m i k i a n m e r e k a berkata: "Saya
mencari
kata-kata
dengan
kata-kata
baru
dalam
dalam
bahasa
bahasa
saya
sendiri
yang
serupa
Inggris."
(10) P e m a h a m a n tentang kaidah bahasa sasaran d i k e m b a n g k a n d a l a m mempelajari bahasa target. Mereka menggunakan strategi seperti: "Saya
mencoba
untuk
mengetahui pola
kalimat bahasa
Inggris."
(11) P e m e n g g a l a n kata dilakukan untuk m e m p e r m u d a h p e m a h a m a n kata baru. Strategi yang digunakannya misalnya: "Saya
mencari makna
tersebut ke
dalam
kata
bahasa
kata-kata yang
Inggris dengan
saya
memenggal kata
ketahui."
(12) Penerjemahan kata demi kata ke dalam bahasa ibu senantiasa dihindari d a l a m m e m a h a m i apa yang didengar atau d i b a c a . Misalnya, "Untuk
memahami
menerjemahkan "Saya
kata
menonton
membaca
teks
wacana demi
film
bahasa
Inggris,
saya
tidak
kata."
benoahasa
Inggris
dengan
berupaya
tanpa
terjemahannya."
(13) Pengulangan bahan bacaan atau sirnakan dilakukan untuk berlatih bahasa target. Mereka m e n g a t a k a n bahwa: "Saya
berlatih
laboratorium rumah
pada
dan
menyimak berlatih
dengan dengan
berbagai kesempatan,
537
sangat
sering
menggunakan misalnya
melalui
hasil rekam sedang
kaset
di
ulang
di
memasak."
"Saya
menggunakan
kata
dibaca
berulang-ulang
pada
(14) P e m a n f a a t a n
bahan
atau
tuturan
kesempatan
referensi
yang lain
seperti
baru
didengar
sesegera
kamus
atau
mungkin."
dan
buku-buku
pelajaran dilakukan untuk membantu dalam m e n g g u n a k a n b a h a s a target. M e r e k a m e n y a t a k a n : "Saya
membaca
menengah,
kembali
yaitu
yang sama pada "Saya baru
segera
menentukan
Strategi
buku-buku buku
pelajaran
SLTP/SMU
pegangan
merujuk
terutama
buku
ke
tidak bisa
gagasan
pokok
manakala
diduga
tulisan
sekolah
membaca
bahan
tinggi." berjumpa
dari konteks
yang
Inggris
sebelum
di perguruan
kamus
bila
bahasa
sedang
dan
dengan kata
kata
tersebut
dibaca."
kompensasi
(1) M a k n a s e c a r a u m u m diperoleh dengan melakukan d u g a a n melalui p e n a n d a - p e n a n d a yang didapat dari konteks atau situasi.
Mereka
menyatakan: "Untuk memahami kata-kata saya
mencoba
menerka
"Saya
membaca
dalam
kamus."
bahasa
bahasa
makna Inggris
Inggris yang
kata
tidak saya
ketahui,
'i
tersebut."
tanpa
melihat
makna
setiap
kata
di
(2) P e n g g u n a a n u n g k a p a n lain atau gerakan tubuh d a n sesekali beralih ke bahasa target ke bahasa ibu dilakukan tatkala s u k a r m e n e m u k a n kata atau u n g k a p a n y a n g tepat dalam bahasa sasaran. Strategi y a n g digunakan m e r e k a itu misalnya,
538
'Jika
saya
Inggris,
lupa saya
sebuah
kata
sewaktu
menggunakan
bercakap-cakap
isyarat
dengan
dalam
bahasa
menggunakan
anggota
badan." "Jika saya lupa sebuah kata bahasa atau
frase
lain yang kira-kira
Inggris,
maknanya
saya menggunakan
kata
sama."
(3) Penggunaan potensi diri dalam menciptakan kaidah bahasa target yang d a l a m hal ini m e r e k a berkata: "Saya
menciptakan
kira
maknanya
paikan
sesuatu.
kata note book.
Strategi
sendiri kata
mendekati Misalnya
baru
apa saya
dalam bahasa
yang
saya
menggunakan
target yang
maksud kata
untuk
kira-
menyam-
paper holder untuk
Kata tersebut tidak ada dalam bahasa Inggris.
"
metakognitif
(1) Jadwal belajar dirancang untuk belajar d a n berlatih b a h a s a sasaran setiap w a k t u b u k a n hanya apabila akan menghadapi tes.
Secara
eksplisit m e r e k a berkata: "Saya
membuat jadwal
akan
dilakukan."
(2) Tujuan
belajar
kegiatan
dirumuskan
belajar seminggu
dan
ditentukan
sebelum
terlebih
kegiatan
dahulu
itu
agar
memahami benar setiap kegiatan belajar yang dilakukannya, misalnya, "Setiap untuk sasaran
kegiatan
yang
meningkatkan
saya
lakukan
kemampuan
dalam
bahasa
belajar yang Inggris,
saya
dimaksudkan mempunyai
yang jelas."
(3) Penggunaan
bahasa
target
untuk
meningkatkan
kemampuan
berbahasa tersebut s a n g a t diupayakan. Mereka m e n y a t a k a n b a h w a :
539
"Saya
mencari
bahasa "Saya
berbagai
cara
dan
kesempatan
untuk
menggunakan
Inggris." mencari teman
untuk berlatih
berbicara
dalam bahasa
Inggns."
(4) Kesalahan dalam pemakaian bahasa sasaran d i g u n a k a n n y a sebagai bahan untuk memperbaiki k e m a m p u a n n y a dalam
bahasa sasaran.
Misalnya, "Saya dan
mengidentifikasi saya
bahasa
gunakan Inggris
kesalahan-kesalahan
informasi saya
tersebut
dengan
dalam
untuk
berbahasa
meningkatkan
menghindari
Inggris
kemampuan
kesalahan-kesalahan
tersebut." (5) Kemajuan d a l a m belajar bahasa sasaran s e n a n t i a s a dievaluasi d a n dipantaunya sendiri. Dalam hal ini mereka m e n y a t a k a n : "Saya
memperhatikan
(6) P e m a t i a n
yang
kemajuan
saksama
saya
diberikan
dalam
belajar bahasa
kepada
lawan
Inggris."
bicara
untuk
memperoleh p e m a h a m a n dan k e m a m p u a n d a l a m p e n g g u n a a n b a h a s a sasaran. M e r e k a menyatakan bahwa "Saya
memperhatikan
orang
yang
berbahasa
Inggris
dengan
sebaik-
baiknya. " (7) Informasi tentang cara belajar agar bisa menjadi pembelajar yang baik ditelusuri untuk dimanfaatkan d a l a m proses belajar b a h a s a s a s a r a n . Mereka m e n u n j u k k a n bahwa: "Saya
mencari
pembelajar bahasa (8) Berbagai
informasi
tentang
Inggris yang
kesempatan
untuk
bagaimana
caranya
agar
menjadi
baik." dapat
meresepsi
bahan-bahan
yang
berbahasa sasaran dimanfaatkan dengan sebaik m u n g k i n . Dalam hal ini mereka m e n y a t a k a n :
540
"Saya
mencari
apapun
yang
kesempatan
berbahasa
sebanyak
mungkin
untuk
membaca
inggris."
(9) Pemanfaatan sarana belajar s e c a r a teratur. S e c a r a eksplisit m e r e k a menyatakan:
"Saya
Strategi
menggunakan
fasilitas perpustakaan
secara
teratur."
afektif
(1) U p a y a untuk bersikap t e n a n g
atau tidak g u g u p d i l a k u k a n d a l a m
m e n g g u n a k a n b a h a s a sasaran. M e r e k a m e n y a t a k a n : 'Saya
berupaya
sedang
untuk
tidak
menggunakan
"Saya
mengatasi
tegang
atau
kegiatan
bahasa
emosi
gugup
lain
yang
tegang
atau
gugup
tatkala
akan
atau
Inggris."
atau
perasaan
dengan
saya
mendengarkan
sehingga musik
tidak
atau
merasa
melakukan
menyenangkan."
(2) Sikap untuk berani
membuat kesalahan
dalam
b e r b a h a s a target
dikembangkannya dengan menggunakan pengetahuan kebahasaan yang dimilikinya. Strategi y a n g d i g u n a k a n n y a itu yaitu "Saya
mendorong
Inggris
walaupun
"Saya
memberi
diri
saya
saya pujian
mungkin kepada
nilai baik dalam pelajaran (3)
sendiri akan diri
bahasa
Pengekspresian p e r a s a a n
untuk
berbicara
dalam
bahasa
membuat kesalahan."
saya
sendiri jika
saya
mendapat
Inggris."
sendiri
dengan
menggunakan
bahasa
sasaran untuk m e n i n g k a t k a n k e m a m p u a n d a l a m b a h a s a tersebut. Strategi y a n g d i g u n a k a n n y a y a i t u : "Saya
mencatat perasaan
buku
harian."
saya
tentang
541
belajar bahasa
Inggris
dalam
'Saya
mengungkapkan
kepada orang la/n,
perasaan
saya
tentang
belajar bahasa
m/salnya kepada teman saya
Inggris
sendiri."
(4) Pemanfaatan konteks untuk m e m a h a m i penutur asti d i m a n f a a t k a n sehingga tingkat p e m a h a m a n a k a n lebih baik lagi. 'Saya
berusaha
memanfaatkan (5)
Jalinan
memahami
konteks
tuturan
penutur
asli
dengan
bahasa
sasaran
tuturan."
persahabatan
dengan
penutur
asli
d i u p a y a k a n untuk berlatih b a h a s a sasaran. "Saya
berusaha
berbicara asli
berteman
sesering
dengan
mungkin
dalam
penutur asli bahasa
bahasa
sasaran
sasaran
dengan
dan
penutur
tersebut."
Strategi
sosialisasi
(1) Meminta
penutur
lain
untuk
berbicara
lambat
atau
mengulang
tuturannya dilakukan untuk d a p a t m e m a h a m i l a w a n b i c a r a s e c a r a baik. Strategi yang d i g u n a k a n n y a itu yaitu "Jika
saya
meminta yang
tidak
dia
mengerti
untuk
apa
yang
melambatkan
dikatakan
ucapannya
lawan atau
bicara,
saya
mengulangi
apa
dikatakannya."
(2) Pertanyaan diajukan k e p a d a penutur lain d a l a m b a h a s a s a s a r a n untuk
membuat
dirinya
terlibat
secara
aktif
dalam
percakapan.
Strategi tersebut yaitu "Dalam
mengajukan
pertanyaan
tentang
bahasa
Inggris,
guru di kelas maupun kepada teman di luar kelas, bahasa Inggris.
"
542
saya
baik
kepada
menggunakan
(3) B u d a y a
bahasa
sasaran
dipelajarinya
untuk
memperkokoh
p e m a h a m a n d a n ketepatan p e n g g u n a a n b a h a s a s a s a r a n . M e r e k a m e n g g u n a k a n strategi. "Saya
mencoba
apakah
dengan
atau
dengan
mempelajari menonton
budaya
film
membaca
penutur
tentang
buku-buku
asli
penutur yang
bahasa
asli
bahasa
menggambarkan
Inggris, Inggris budaya
mereka." (4) Pemanfaatan
penutur
asli
ditingkatkan
untuk
membetulkan
p e n g g u n a a n b a h a s a sasaran. M e r e k a m e n y a t a k a n : "Saya bahasa
meminta
penutur
Inggris saya
(5) T e m a n - t e m a n ,
baik
asli
dalam teman
untuk
mengoreksi
menggunakan di
sekolah
dan
bahasa
membetulkan
Inggris."
maupun
di
luar
sekolah
dimanfaatkan untuk berlatih b e r b a h a s a s a s a r a n . "Saya bedatih berbicara
bahasa
Inggris dengan
siswa
lainnya."
(6) Belajar sambil m e l a k u k a n p e r s i a p a n mengajar d i m a n f a a t k a n untuk meningkatkan k e m a m p u a n b e r b a h a s a target. "Saya
mengajarkan
mendorong Inggris
diri
bahasa
sendiri
Inggris
dalam
kepada
meningkatkan
saya."
543
orang
iain
kemampuan
untuk bahasa