BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN
IV.1. Proses Pencatatan, Pengukuran, dan Pelaporan Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah Pada BAZIS DKI Jakarta Tujuan utama akuntansi keuangan lembaga amil zakat adalah untuk menyajikan laporan keuangan yang layak sebagai bahan informasi kepada pihakpihak yang berkepentingan. Pemerintah selaku pemberi izin operasional membutuhkan laporan keuangan zakat, sebagai bahan pertimbangan dalam pengawasan dan pembinaan. Akuntan
publik
sebagai
lembaga
profesional
dibidang
audit
berkepentingan untuk memberikan pernyataan tentang kinerja keuangan, sehingga akan semakin meningkatkan performance lembaga zakat. Namun yang paling berkepentingan langsung terhadap penerbitan laporan keuangan LAZ adalah masyarakat itu sendiri, khususnya para muzakki, karena mereka berhubungan langsung dengan amil zakat. Sesuai dengan tugas mengumpulkan,
pokok dari
mendistribusikan,
dan
Lembaga Amil Zakat
mendayagunakan
sesuai
yaitu dengan
ketentuan agama, maka peranan akuntansi sangat berkaitan dengan proses pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan serta pembuatan laporan keuangan
oleh
lembaga
amil
zakat
itusendiri
dengan
tujuan
untuk
mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada masyarakat umum, khususnya kepada para muzakki yang telah mempercayakan Lembaga Amil dalam mengelola zakat yang disalurkan.
Manajemen LAZ secara berkala harus menerbitkan laporan keuangannya. Laporan ini menjadi sangat strategis dalam rangka meningkatkan kepercayaan paracalon muzakki Keyakinan mereka terhadap LAZ dapat dibangun melalui laporan keuangan yang benar. Laporan keuangan yang dibuat oleh lembaga amil zakat haruslah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, yaitu sesuai dengan prinsip akuntansi yaitu pengakuan, pengukuran, pengungkapan dan penyajian.
IV.1.1 Proses Pencatatan Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah Pada BAZIS DKI Jakarta Pencatatan merupakan proses pengklasifikasian dan pengikhtisaran atasu suatu transaksi. Pencatatan atas transaksi dapat menghasilkan suatu informasi yang relevan untuk pengambilan suatu keputusan. Dalam BAZIS DKI Jakarta, pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran ZIS dilakukan setelah dana diterima atau didayagunakan dan diakui sebagai penerimaan atau pendayagunaan. Pengakuan merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi elemen laporan keuangan serta kriteria pengakuan. Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata – kata maupun dalam jumlah rupiah tertentu dan mencantumkannya dalam neraca. Pengakuan menjelaskan pencatatan elemen-elemen dasar dari suatu laporan keuangan, termasuk didalamnya penjelasan tentang waktu, pengakuan keuntungan atau kerugian organisasi.
61
Pada BAZIS DKI pengakuan atas penerimaan zakat dan infak/sedekah diakui pada saat zakat dan infak/sedekah telah diterima baik dalam bentuk uang maupun dalam bentuk non kas. Zakat dan infak/sedekah yang diakui langsung dicatat kedalam buku jurnal sebagai berikut :
IV.1.1.1 Jurnal Pencatatan Atas Penerimaan Dana Zakat Pada BAZIS DKI Jakarta 1. Jurnal Penerimaan Zakat Entitas Nomor
Nomor
Voucher
Akun
11/01/11
GJ021101587
11/01/11
GJ021101587
Tanggal
Nama Akun
Debit
Credit
112107
ZIS Unit Kerja – PD
Rp. 10,000
0
412001
Air Minum
0
Rp. 10,000
Penerimaan Dana Zakat Unit Kerja (dalam ribuan)
Dari data diatas, jurnal penerimaan terjadi transaksi penerimaan zakat berasal dari unit kerja yang berasal dari PD Air Minum DKI yang belum disetorkan kepada BAZIS Pusat namun telah diterima oleh BAZIS wilayah sebesar Rp. 10.000.000 pada tanggal 11 Januari 2011. 2. Jurnal Penerimaan Zakat Pribadi Nomor
Nomor
Voucher
Akun
07/04/11
GJ041103634
112108
ZIS Pribadi
07/04/11
GJ041103634
413001
Penerimaan Dana
Tanggal
Nama Akun
Debit
Credit
Rp. 100
0
0
Rp. 100
Zakat Pengusaha (dalam ribuan)
62
Dari data diatas, jurnal penerimaan terjadi transaksi penerimaan zakat berasal dari pribadi sebesar Rp. 100.000 telah diterima oleh BAZIS wilayah namun belum disetorkan kepada BAZIS Pusat pada tanggal 7 April 2011.
IV.1.1.2 Jurnal Pencatatan Atas Penerimaan Dana Infak/Sedekah Pada BAZIS DKI Jakarta 1. Jurnal Penerimaan Dana Infak/Sedekah Entitas Nomor
Nomor
Voucher
Akun
07/04/11
GJ041103576
112107
ZIS Unit Kerja
07/04/11
GJ041103576
422001
Penerimaan dana
Tanggal
Nama Akun
Debit
Credit
Rp. 1,660
0
0
Rp. 1,660
Infak Unit Kerja (dalam ribuan)
Dari data diatas, jurnal penerimaan terjadi transaksi penerimaan dana infak/sedekah berasal dari unit kerja yang telah diterima oleh BAZIS wilayah namun belum disetorkan kepada BAZIS Pusat sebesar Rp. 1.600.000 pada tanggal 7 April 2011 2. Jurnal Penerimaan Dana Infak/Sedekah Pribadi Nomor
Nomor
Voucher
Akun
02/08/11
GJ081109558
112108
ZIS Pribadi
02/08/11
GJ081109558
423001
Penerimaan Dana
Tanggal
Nama Akun
Debit
Credit
Rp. 3,000
0
0
Rp. 3,000
Infak Pengusaha (dalam ribuan)
Dari data diatas, jurnal penerimaan terjadi transaksi penerimaan dana infak/sedekah berasal dari pribadi atas nama Ipah Ruyani yang diterima oleh BAZIS Pusat Provinsi DKI Jakarta sebesar Rp. 3.000.000 pada tanggal 2 Agustus 2011.
63
IV.1.1.3 Jurnal Pencatatan Atas Penerimaan Dana Pengelola Pada BAZIS DKI Jakarta 1. Jurnal Penerimaan APBD Tanggal 29/02/11
Nomor
Nomor
Voucher
Akun
GJ111114549
538003
Nama Akun Pengeluaran APBD
Debit
Credit
Rp. 5,283
0
0
Rp. 5,283
BAZIS Provinsi DKI 29/02/11
GJ111114549
432001
Penerimaan APBD
(dalam ribuan)
Dari data diatas, jurnal penerimaan terjadi transaksi penerimaan atas hak amil yang berasal dari APBD sebesar Rp. 5.283.000 pada tanggal 29 Februari 2011. 2. Jurnal Penerimaan Hasil Pengembangan Nomor
Nomor
Voucher
Akun
03/01/11
GJ021100864
111254
03/01/11
GJ021100864
03/01/11
GJ021100864
Tanggal
Nama Akun
Debit
Credit
Bank DKI Syariah
Rp. 9,276
0
111254
Bank DKI Syariah
Rp. 9,276
0
431001
Penerimaan Hasil
0
Rp. 18,552
Pengembangan (dalam ribuan)
Dari data diatas, jurnal penerimaan terjadi transaksi atas hasil pengembangan bagi hasil deposito pada Bank DKI Syariah dengan nomor rekening 7017006667 sebesar Rp. 18.552.000 pada tanggal 3 Januari 2011. 3. Jurnal Penerimaan Jasa Giro Tanggal 01/01/11
Nomor
Nomor
Voucher
Akun
GJ011100503
111237
Nama Akun Bank DKI BAZIS
Debit
Credit
Rp. 1,217
0
0
Rp. 1,217
Wilayah Pusat 01/01/11
GJ011100503
433001
Penerimaan Jasa Giro Non Mitra
64
Dari data diatas, jurnal penerimaan terjadi transaksi jasa giro Non Mitra pada kas pengumpulan Bank DKI BAZIS Pusat sebesar Rp. 1.217.000 pada tanggal 1 Januari 2011. 4. Jurnal Penerimaan Lain-lain Tanggal 11/07/11
Nomor
Nomor
Voucher
Akun
GJ081109067
111231
Nama Akun Bank DKI Bina
Debit
Credit
Rp. 2
0
0
Rp. 2
Produktif 11/07/11
GJ081109067
439003
Penerimaan Lain
(dalam ribuan)
Dari data diatas, jurnal penerimaan lain-lain sebesar Rp. 2.000.000 pada tanggal 11 Juli 2011 atas kelebihan setor pada Bina Produktif 1
IV.1.2 Proses Pencatatan Atas Penyaluran Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah Pada BAZIS DKI Jakarta IV.1.2.1 Jurnal Pencatatan Atas Peyaluran Zakat Pada BAZIS DKI Jakarta 1. Jurnal Penyaluran Zakat Kepada Fakir Miskin Tanggal 04/01/11
Nomor
Nomor
Voucher
Akun
GJ021100942
116119
Nama Akun
Debit
Credit
Biaya dibayar dimuka
Rp.609,000
0
0
Rp. 609,000
– beasiswa 04/01/11
GJ021100942
111202
Bank DKI Pendayagunaan
(dalam ribuan)
Dari data diatas, jurnal transaksi penyaluran zakat kepada fakir miskin untuk beasiswa yang disalurkan melalui Bank
DKI Pendayagunaan dengan
nomor rekening 108.03.12361.0 sebesar Rp. 609.000.000 pada tanggal 4 Januari 2011.
65
2. Jurnal Penyaluran Zakat Kepada Muallaf Tanggal 26/01/11
Nomor
Nomor
Voucher
Akun
GJ011100752
512001
Nama Akun Muallaf a/n Ferick
Debit
Credit
Rp. 1,500
0
0
Rp. 1,500
Rinaldi 26/01/11
GJ011100752
512001
Bank DKI Pendayagunaan
(dalam ribuan)
Dari data diatas, jurnal penyaluran zakat kepada Muallaf atas nama Ferick Rinaldi sebesar Rp. 1.500.000 melalui Bank DKI Pendayagunaan dengan nomor rekening 108.03.12361.0 pada tanggal 26 Januari 2011. 3. Jurnal Penyaluran Zakat Kepada Gharim Tanggal 14/01/11
Nomor
Nomor
Voucher
Akun
GJ011100453
513001
Nama Akun Gharimin a/n Joko
Debit
Credit
Rp. 3,000
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 3,000
Suryanto 14/01/11
GJ011100453
513001
Bank DKI Pendayagunaan
(dalam ribuan)
Dari data diatas, jurnal penyaluran zakat kepada Gharim atas nama Joko Suryanto melalui Bank DKI Pendayagunaan dengan nomor rekening 108.03.12361.0 sebesar Rp. 1.500.000 pada tanggal 14 Januari 2011. 4. Jurnal Penyaluran Zakat Kepada Ibnusabil Nomor
Nomor
Voucher
Akun
28/01/11
GJ011100843
28/01/11
GJ011100843
Tanggal
Nama Akun
Debit
Credit
514001
Ibnusabil a/n Sudarto
Rp. 330
Rp. 0
514001
Kas Pendayagunaan
Rp. 0
Rp. 330 (dalam ribuan)
Dari data diatas, jurnal penyaluran zakat kepada Ibnusabil atas nama Sudarto sebesar Rp. 330.000 pada tanggal 28 Januari 2011 dana diambil melaui kas pendayagunaan. 66
5. Jurnal Penyaluran Zakat Kepada Sabilillah Nomor
Nomor
Voucher
Akun
15/03/11
GJ031102447
515005
Sabilillah
15/03/11
GJ031102447
116119
Biaya dibayar dimuka
Tanggal
Nama Akun
Debit
Credit
Rp. 30,000
0
0
Rp. 30,000 (dalam ribuan)
Dari data diatas, jurnal penyaluran zakat kepada Sabilillah sebesar Rp. 30.000.000 pada tanggal 15 Maret 2011 melalui BAZIS Kota Administrasi Jawa Barat.
IV.1.2.2. Jurnal Pencatatan Atas Peyaluran Infak/Sedekah Pada BAZIS DKI Jakarta 1. Jurnal Penyaluran Infak/Sedekah Kepada Kemaslahatan Umat dan SDM Tanggal 11/01/11
Nomor
Nomor
Voucher
Akun
GJ01110746
511019
Nama Akun Bantuan
Debit
Credit
Rp. 2,500
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 2,500
Kemanusiaan 11/01/11
GJ01110746
111202
Bank DKI Pendayagunaan
(dalam ribuan)
Dari data diatas, jurnal penyaluran infak/sedekah kepada Kemaslahatan Umat dan SDM atas nama Muhammad Hidayat dari rekening Bank DKI Pendayagunaan dengan nomor 108.03.12361.0
sebesar Rp. 2.500.000 pada
tanggal 26 Januari 2011.
67
2. Jurnal Penyaluran Infak/Sedelah Kepada Pengembangan Lembaga dan Pemasyarakatan ZIS Nomor
Nomor
Voucher
Akun
26/01/11
GJ011100731
522002
Sosialisasi ZIS 2011
26/01/11
GJ011100731
116119
Biaya Dibayar
Tanggal
Nama Akun
Debit
Credit
Rp. 5,000
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 5,000
Dimuka (dalam ribuan)
Dari data diatas, jurnal penyaluran infak/sedekah kepada Pengembangan Lembaga dan Pemasyarakatan ZIS dibayar dimuka sebesar Rp. 5.000.000 pada tanggal 26 Januari 2011. 3. Jurnal Penyaluran Infak/Sedekah Kepada Bantuan Sosial Keagamaan dan Kemaslahatan Umat Tanggal 11/01/11
Nomor
Nomor
Voucher
Akun
GJ011100734
525007
Nama Akun Bantuan Lembaga
Debit
Credit
Rp. 3,500
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 3,500
Keagamaan 11/01/11
GJ011100734
111202
Bank DKI Pendayagunaan
(dalam ribuan)
Dari data diatas, jurnal penyaluran infak/sedekah kepada Bantuan Sosial dan Kemaslahatan Umat untuk pembangunan Masjid Al-Ikhwan melalui Bank DKI Pendayagunaan dengan nomor rekening 108.03.12361.0
sebesar Rp.
3.500.000 pada tanggal 26 Januari 2011. 4. Jurnal Penyaluran Infak/Sedekah Kepada Sosialisasi dan Bina Lembaga Tanggal
Nomor
Nomor
Voucher
Akun
Nama Akun
26/01/11
GJ01110735
527003
Bina Motivasi Amil
26/01/11
GJ01110735
116119
Biaya Dibayar
Debit
Credit
Rp. 16,000
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 16,000
Dimuka
68
Dari data diatas, jurnal penyaluran infak/sedekah kepada Sosialisasi dan Bina Lembaga
untuk bina motivasi amil BAZIS Pusat melalui Bank DKI
Pendayagunaan dengan nomor rekening 108.03.12361.0 sebesar Rp. 16.000.000 pada tanggal 26 Januari 2011.
IV.1.2.3. Jurnal Pencatatan Atas Penggunaan Dana Pengelola Pada BAZIS DKI Jakarta 1. Jurnal Beban Pegawai Nomor
Nomor
Voucher
Akun
02/03/11
GJ041103611
531002
Honor – Beban Gaji
02/03/11
GJ041103611
111254
Bank DKI Syariah
Tanggal
Nama Akun
Debit
Credit
Rp. 134,921
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 134,921 (dalam ribuan)
Dari data diatas, jurnal beban pegawai untuk penyaluran honor beban gaji sebesar Rp. 134.921.000 pada tanggal 2 Maret 2011 melalui Bank DKI Syariah dengan nomor rekening 7017006667. 2. Jurnal Beban Amilin Tanggal 12/01/11
Nomor
Nomor
Voucher
Akun
GJ041104042
211002
Nama Akun Kewajiban Amilin
Debit
Credit
Rp. 143,653
Rp. 0
Rp. 19,293
Rp. 0
Rp. 4,294
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 167,239
Mitra 12/01/11
GJ041104042
211008
Kewajiban Amilin Non Mitra
12/01/11
GJ041104042
531002
Honor
12/01/11
GJ041104042
111223
Bank Central Asia
(dalam ribuan)
Dari data diatas, jurnal beban amilin atas kewajiban amilin mitra dan non mitra yang disalurkan melalui Bank Central Asia dengan nomor rekening 0353012344 sebesar Rp. 167.239.000 pada tanggal 12 Januari 2011. 69
3. Jurnal Beban Umum dan Administrasi Lainnya Tanggal 07/03/11
Nomor
Nomor
Voucher
Akun
GJ04110354
539001
Nama Akun Beban Administrasi
Debit
Credit
Rp. 20
Rp. 0
Rp. 481
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 501
Bank 07/03/11
GJ04110354
539002
Beban Pajak
07/03/11
GJ04110354
111253
Bank DKI TPP
(dalam ribuan)
Dari data diatas, jurnal beban umum yaitu beban administrasi sebesar Rp. 20.000 dan beban pajak sebesar Rp. 481.000 pada Bank DKI TPP dengan nomor rekening 101.03.07628.2 dengan total Rp. 501.000 4. Jurnal Beban Penyusutan Nomor
Nomor
Voucher
Akun
31/12/10
CJ021200024
380001
Saldo Awal
31/12/10
CJ021200024
537002
Beban Penyusutan
Tanggal
Nama Akun
Debit
Credit
Rp. 478
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 380
Rp. 0
Rp. 98
Kendaraan 31/12/10
CJ021200024
527003
Beban Penyusutan Peralatan Kantor
(dalam ribuan)
Dari data diatas, jurnal beban penyusutan yaitu beban penyusutan atas kendaraan sebesar Rp. 380,084,375 dan beban penyusutan atas peralatan kantor Rp. 98.412.051 dan total keseluruhn beban penyusutan adalah sebesar Rp. 478.496.426. Pengeluaran kas untuk beban penyustan atas kendaraan dan peralatan kantor diambil dari saldo awal tidak terikat BAZIS DKI Jakarta.
70
IV.1.3. Proses Pengukuran Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah Pada BAZIS DKI Jakarta Tarif zakat adalah proses penentuan jumlah zakat yang harus dibayarkan oleh muzaki berdasarkan atas hukum agama. Perhitungan dana zakat yang dikumpulkan oleh BAZIS DKI Jakarta didasarkan atas ketentuan syariah yang mengatur mengenai perhitungan nishab zakat. Pendayagunaan adalah bagaimana cara atau usaha dalam mendatangkan hasil dan manfaat yang lebih besar serta lebih baik. Pendayagunaan atas zakat dan infak/sedekah berarti usaha dalam mendatangkan manfaat yang lebih besar atas zakat dan infak/sedekah yang diperoleh dengan membagikan kepada pihakpihak yang paling membutuhkan sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Pengukuran pada BAZIS DKI Jakarta selain terjadi pada penerimaan zakat terjadi juga pada pendayagunaan. Pengukuran yang dilakukan oleh BAZIS DKI Jakarta sesuai dengan ketentuan syariah dan dengan keputusan Pemerintah.
IV.1.3.1. Proses Pengukuran Pengumpulan Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah Pada BAZIS DKI Jakarta BAZIS DKI Jakarta menggunakan perhitungan zakat profesi yang berupa uang atau gaji sebesar 2,5 % dari gaji kotor karyawannya. Sedangkan infak/sedekah tidak ditentukan berapa besar jumlahnya karena merupakan sumbangan sukarela. Selain diukur berapa besar zakat yang mesti dibayarkan, diukur pula berapa besar zakat dan infak/sedekah yang didayagunakan. Pengukuran dan pendayagunaan atas hasil zakat dan infak/sedekah yang diperoleh untuk disalurkan kepada masing-masing pihak dalam BAZIS DKI Jakarta telah diatur dalam Peraturan Gubernur Nomor 51 Tahun 2006. 71
IV.1.3.2. Proses Pengukuran Pendayagunaan Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah Pada BAZIS DKI Jakarta Pendayagunaan atas zakat yang telah berhasil dikumpulkan oleh BAZIS DKI Jakarta diatur dalam Peraturan Gubernur Nomor 51 Tahun 2006 Pasal 33 Ayat 1 yang menjelaskan bahwa seluruh zakat yang diperoleh didayagunakan kepada mustahik sesuai dengan tuntutan syariat agama yaitu kepada 8 ashnaf, yaitu fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharim, sabilillah, dan ibnusabil. Dinamika sosial masyarakat DKI Jakarta menuntu perubahan-perubahan dalam alokasi dana bagi masing-masing kelompok tersebut. Setiap tahun persentase zakat dan infak/sedekah yang disalurkan berubah-ubah. Dan perubahan, perubahan ini, terlebih dahulu dimusyawarahkan melalui Rapat Pleno Dewan Pertimbangan, Komisi Pengawas, dan Badan Pelaksana yang kemudian ditetapkan dengan keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan atas SK Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 58 Tahun 2011 tentangPendayagunaan Zakat, Infak dan Sedekah Tahun Anggaran 2010 di Provinsi DKI Jakarta, dengan sasaran pendayagunaan tahun anggaran 2011 sebagai berikut : 1. Mustahik Zakat : a. Fakir Miskin b. Sabilillah c. Muallaf, Gharim, dan Ibnusabil
68%, 31% 1% 100%
Berdasarkan pembagian atas pendayagunaan zakat, perhitungan atas komposisi pendayagunaan Mustahik Zakat yang diperoleh oleh BAZIS DKI Jakarta yang berasal dari Muzaki Entitas sebesar Rp. 2,138,054,800 dan Muzaki Individual sebesar Rp. 37,394,376,180 dengan total keseluruhan pendapatan
72
zakat yang diperoleh oleh BAZIS DKI Jakarta adalah Rp. 39,532,430,980, dan besar pendayagunaan untuk masing-masing kelompok adalah : a. b. c.
Fakir Miskin Sabilillah Muallaf, Gharim, Ibnusabil
68% 31% 1% 100%
Rp. 26,882,053,066.40 Rp. 12,255,053,603.80 Rp. 395,324,309.80 Rp. 39,532,430,980.00
Pada laporan keuangan BAZIS DKI Jakarta yang berakhir pada 31 Desember 2011, pendayagunaan atas penerimaan dana zakat yang berasal dari individu dan entitas adalah sebagai berikut : a. Fakir Miskin b. Sabilillah c. Muallaf, Gharim, Ibnusabil
Rp. 20,868,228,000 Rp. 9,497,126,000 Rp. 172,880,000 Rp. 30,538,234,000 Rp. 8,994,196,980 Rp. 39,532,430,980.
Surplus ( Defisit )
Berdasarkan dari kedua data diatas, dapat dilihat bahwa pendayagunaan zakat tidak sesuai dengan ketetapan yaitu : Tabel 4.1 Perbandingan antara SK Gubernur dengan Realisasi pada Laporan Keuangan BAZIS DKI Jakarta atas Pendayagunaan Dana Zakat a.
Mustahik Fakir Miskin
% 68
SK Gubernur Rp. 26,882,053,066.40
% 53
Realisasi Rp. 20,868,228,000
b.
Sabilillah
31
Rp. 12,255,053,603.80
24
Rp. 9,497,126,000
c.
Muallaf, Gharim,
1
Rp.
0*
Rp.
23
Rp. 8,994,196,980
395,324,309.80
172,880,000
Ibnusabil Surplus ( Defisit )
-
* 172,880,000 ÷ 39,532,430,980 = 0.004373118 = 0.004% = 0%
Terdapat perbedaan antara pendayagunaan sesuai dengan ketetapan SK Gubernur dengan penyaluran atas penerimaan dana zakat yang dilakukan oleh lapangan. Pada fakir miskin, terdapat selisih 15% lebih rendah pada realisasi
73
pada laporan keuangan dibandingkan dengan ketetapan, sedangkan selisih untuk Sabilillah sebesar 7%, dan Pada Muallaf, Gharim serta Ibnusabil selisih 0.996%. Basis Provinsi DKI Jakarta memperoleh surplus atas penerimaan zakat sebesar 23%, yaitu Rp. 8,994,169,980 dari total zakat yang diterima oleh BAZIS DKI Jakarta. 2. Mustahik Infak dan Sedekah : a. Bantuan Sosial Keagamaan dan Kemaslahatan Umat b. Pengembangan Lembaga dan Pemasyarakatan ZIS c. Kemaslahatan Umat dan Peningkatan SDM d. Sosialiasi dan Bina Lembaga
49% 18% 6% 2% 100%
Berdasarkan pembagian atas pendayagunaan infak/sedekah, perhitungan atas komposisi pendayagunaan Mustahik Infak dan Sedekah berdasarkan atas Laporan Keuangan pada tahun yang berakhir 31 Desember 2011 dengan penerimaan dana Infak dan Zakat sebesar Rp. 35,159,909,977 sesaui dengan persentase yang telah ditentukan adalah : a.
Bantuan Sosial Keagamaan dan Kemaslahatan Umat b. Pengembangan Lembaga dan Pemasyarakatan ZIS c. Kemaslahatan Umat dan d. Peningkatan SDM Sosialisasi dan Bina Lembaga
49% Rp. 17,228,355,888.73 18% Rp.
6,328,783,795.86
Rp.
2,109,594,598.62
6% 2% 100%
Rp. 9,493,175,693.79 Rp. 35,159,909,977.00
Pada laporan keuangan BAZIS DKI Jakarta yang berakhir pada 31 Desember 2011, pendayagunaan atas penerimaan dana indak/sedekah yang berasal dari individu dan entitas adalah sebagai berikut :
74
a.
Bantuan Sosial Keagamaan dan Kemaslahatan Umat b. Pengembangan Lembaga dan Pemasyarakatan ZIS c. Kemaslahatan Umat dan d. Peningkatan SDM Sosialisasi dan Bina Lembaga Surplus ( Defisit )
Rp. 11,122,589,736 Rp. 4,056,117,182
Rp. 1,278,263,600 Rp. 6,066,851,869 Rp. 22,523,822,387 Rp. 2,724,550,520 Rp. 25,248,372,907 Berdasarkan dari kedua data diatas, dapat dilihat bahwa pendayagunaan
infak/sedekah tidak sesuai dengan ketetapan yaitu : Tabel 4.2 Perbandingan antara SK Gubernur dengan Realisasi pada Laporan Keuangan BAZIS DKI Jakarta atas Pendayagunaan Dana Infak/Sedekah a.
Mustahik Bantuan Sosial
% 49
SK Gubernur Rp. 12,371,707,133.94
% 44
Realisasi Rp. 11,122,589,736
18
Rp. 4,544,708,743.08
16
Rp. 4,056,117,182
Rp. 1,514,902,914.36
5
Rp. 1,278,263,600
24
Rp. 6,066,851,869
11
Rp. 2,724,550,520
Keagamaan b.
Pengembangan Lembaga
c.
Kemaslahatan Umat
6
d.
Sosialisasi dan Bina
2
Rp. 6,817,063,114.62
Lembaga Surplus (Defisit) Sumber : Data diolah
Terdapat perbedaan antara pendayagunaan sesuai dengan ketetapan SK Gubernur dengan penyaluran atas penerimaan dana infak/sedekah yang dilakukan oleh lapangan. Pada Bantuan Sosial keagamaan dan Kemaslahatan Umat terdapat selisih 5% lebih rendah pada realisasi laporan keuangan dibandingkan dengan ketetapan yang telah ditetapkan, sedangkan selisih untuk Pengembangan Lembaga dan Pemasyarakatan ZIS sebesar 2%, Kemaslahatan Umat dan Peningkatan SDM 1%, namun pada Sosialisasi dan Bina Lembaga terdapat 22% lebih tinggi pada laporan keuangan dibandingkan dengan ketetapan
75
yang telah dikeluarkan. Dari data diatas menandakan bahwa, Bina Lembaga untuk usaha kecil menengah mempunyai porsi yang besar pada tahun 2011. Basis Provinsi DKI Jakarta memperoleh surplus atas penerimaan infak/sedekah sebesar 11%, yaitu Rp. 2,724,550,520 dari total dana infak/sedekah yang diterima oleh BAZIS DKI Jakarta.
IV.1.3.3. Proses Pengukuran Pendayagunaan Insentif Petugas Pada BAZIS DKI Jakarta Pendayagunaan untuk insentif petugas pelaksana pengelola zakat dan infak/sedekah yang berasal dari anggaran APBD pemerintah diatur dalam Peraturan Gubernur Nomor 51 Tahun 2006 Pasal 32 Ayat 2 yang menjelaskan bahwa seluruh petugas pelaksana pengelola zakat dan infak/sedekah diberikan insentif sebagai pengganti Hak Amil yang dibebankan kepada APBD. Besarnya insentif petugas maksimal senilai 12,5% dari total seluruh pengumpulan zakat dan infak/sedekah dalam satu tahun yang pembagiannya diatur sebagai berikut : 1. 80% Untuk petugas BAZIS Kodya, Kecamatan dan Unit Satuan Kerja. 2. 20% Untuk pertugas BAZIS Provinsi DKI Jakarta. Dalam laporan keuangan BAZIS DKI Jakarta periode tahun 2011, perhitungan dana amilin yang bersumber atas dana utama akan diganti oleh APBD yaitu Rp. 64.780.812.886,49 x 12,5% = Rp. 8.097.601.610,81 = Rp. 8.097.601.611 dimana dana tersebut akan diganti oleh APBD pada tahun 2012 Berdasarkan atas ketetapan persentase insentif petugas, berikut adalah pembagian perhitungan insentif petugas pengumpul zakat selama tahun 2011:
76
1 2
Petugas BAZIS Kodya Petugas BAZIS Provinsi
80% Rp. 6,478,081,288.80 20% Rp. 1,619,520,322.20 100% Rp. 8,097,601,611.00
Pada laporan keuangan BAZIS DKI Jakarta yang berakhir pada 31 Desember 2011, pendayagunaan atas insentif petugas atau hak amil adalah sebagai berikut : 1 2 3
Petugas BAZIS Kecamatan, Unit Satuan Kerja Rp. 6,478,081,279 Petugas BAZIS Kodya Rp. 1,239,659,406 Petugas BAZIS Provinsi Rp. 379,890,926 Rp. 8,097,601,611 Berdasarkan dari kedua data diatas, dapat dilihat bahwa pendayagunaan
atas insentif petugas atau hak amil yang berasal dari zakat dan infak/sedekah tidak sesuai dengan ketetapan yaitu : Tabel 4.3 Perbandingan antara SK Gubernur dengan Realisasi pada Laporan Keuangan BAZIS DKI Jakarta atas Pendayagunaan Dana Insentif Petugas 1.
Amilin BAZIS Kecamatan,
% -
Peraturan Gubernur
% 80
Realisasi Rp. 6,478,081,279
Unit Satuan Kerja 2.
BAZIS Kodya
80
Rp. 6,478,081,288.80
15
Rp. 1,239,659,406
3.
BAZIS Provinsi
20
Rp. 1,619,520,322.20
5
Rp.
379,890,926
Sumber : Data diolah
Dari data diatas, adanya perbedaan Peraturan Gubernur dengan realisasi Laporan Keuangan BAZIS DKI Jakarta yang berakhir pada 31 Desember 2011. Terdapat perbedaan antara pendayagunaan insentif hak amil sesuai dengan ketetapan Peraturan Gubernur dengan penyaluran insentif hak amil atas penerimaan dana zakat dan infak/sedekah yang dilakukan oleh lapangan. Pada Peraturan Gubernur, pembagian atas hak amilin dibagi menjadi dua, yaitu hak amilin untuk petugas BAZIS Kodya, Kecamatan dan Unit Kerja 77
mempunyai persentase sebesar 80% dan 20% untuk petugas amil BAZIS Provinsi dari total keseluruhan zakat dan infak/sedekah yang diterima oleh BAZIS DKI Jakarta. Sedang pada laporan keuangan, hak amilin dibagi menjadi 3 tiga, yaitu hak amilin untuk petugas BAZIS Kecamatan dan Unit Satuan Kerja yang mempunyai persentase 80%, BAZIS Kodya mempunyai persentasi 15%, dan BZIS Provinsi mempunyai persentasi 5% dari total keseluruhan perolehan zakat dan infak/sedekah yang diterima oleh BAZIS DKI Jakarta. Pada Peraturan Gubernur, hak amilin untuk BAZIS Kodya, Kecamatan dan Unit Satuan Kerja dijadikan satu bagian persentasenya yaitu 80%, sedangkan pada realisasi Laporan Keuangan 80% bagian hanya untuk BAZIS Kecamatan, dan BAZIS Kodya mempunyai persentase 15%, dan 5% untuk BAZIS Provinsi. Dapat disimpulkan bahwa 95% hak amil yang diperoleh dialokasikan untuk Unit Kodya dan Kecamatan, sedangkan untuk BAZIS Provinsi hanya 5% lebih rendah 15% dari anggaran yang ditetapkan, yaitu 20%
IV.1.4 Proses Pengungkapan Penyajian Laporan Keuangan Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah Pada BAZIS DKI Jakarta Pengungkapan berarti bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil aktivitas dari suatu unit usaha. Dengan demikian BAZIS DKI Jakarta harus memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil dari pengumpulan dan pendaya gunaan zakat dan infak/sedekah. Pengungkapan yang dikemukakan dalam laporan keuangan BAZIS DKI Jakarta terdapat dalam catatan atas laporan keuangan Laporan ini berisi penjelasan yang dilampirkan bersama-sama dengan laporan
78
keuangan. Dalam catatan ini menjelaskan mengenai kebijakan – kebijakan akuntansi dan prosedur yang diterapkan manajemen amil sehingga memperoleh angka-angka dalam laporan keuangan yang disajikan oleh BAZIS DKI Jakarta. Tabel 4.4 Laporan Posisi Keuangan Dana ZIS BAZIS PROVINSI DKI JAKARTA LAPORAN POSISI KEUANGAN DANA ZIS PER 31 DESEMBER 2011 ASET ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Deposito Hak Amil Akan Diganti APBD ZIS Belum Disetor Piutang Qordul Hasan Piutang Mudharabah Biaya Dibayar Dimuka Jumlah Aset Lancar ASET TETAP Harga Perolehan Aset Tetap Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Aset Tetap ASET LAIN-LAIN Investasi Jangka Panjang Aset Lainnya Jumlah Aset Lain-Lain JUMLAH ASET LIABILITAS DAN SALDO DANA LIABILITAS JANGKA PENDEK Liabilitas Amilin Mitra Liabilitas Dana Amilin Liabilitas Lain-lain Biaya Yang Masih Harus Dibayar Jumlah Liabilitas Jangka Pendek SALDO DANA Saldo Dana Zakat Saldo Dana Infak dan Sedekah Saldo Dana Pengelola Saldo Dana JUMLAH LIABILITAS DAN SALDO DANA
Catatan 3 4 5 6 7 8 9
Rp. 28,436,459,611 40,150,000,000 8,097,601,611 519,231,886 3,185,347,000 275,000,000 24,138,311 80,687,778,419
10 3,331,618,347 (1,777,730,647) 1,553,887,700
11a 11b
969,408,500 932,029,494 1,901,437,994 84,143,104,113
12 13 14 15
467,460,558 1,619,520,323 138,302,845 1,010,297,500 3,235,581,226
16 42,976,482,385 35,159,909,977 2,777,130,525 80,907,522,887 84,143,104,113
Sumber : Laporan Keuangan BAZIS DKI Jakarta (2011)
79
Tabel 4.5 Laporan Perubahan Dana ZIS BAZIS PROVINSI DKI JAKARTA LAPORAN PERUBAHAN DANA ZIS BERAKHIR PADA TANGGAL PER 31 DESEMBER 2011 Catatan DANA ZAKAT 17 Penerimaan dari Muzaki : Muzaki Entitas Muzaki Individu Jumlah Penerimaan Penyaluran Fakir Miskin Gharimin Muallaf Sabilillah Ibnu Sabil Jumlah Penyaluran SURPLUS (DEFISIT) DANA INFAQ DAN SADAQAH Penerimaan dari Munfiq dan Mustashaddiq Infak/Sedekah Entitas Infak/Sedekah Pribadi Jumlah Penerimaan Penyaluran Kemaslahatan Umat dan Peningkatan SDM Pengembagan Lembaga dan Pemasyarakatan ZIS Bantuan Sosial Keagamaan dan Kemaslahatan Umat Sosialisasi dan Bina Lembaga Jumlah Penyaluran SURPLUS (DEFISIT) DANA PENGELOLAAN Penerimaan Penerimaan APBD Penerimaan Hasil Pengembangan Penerimaan Jasa Giro Penerimaan Lain-lain Jumlah Penerimaan Penggunaan Beban Pegawai Beban Amilin Beban Umum dan Administrasi Lainnya Beban Penyusutan Beban Penghapusan Piutang Jumlah Penggunaan SURPLUS (DEFISIT) JUMLAH SURPLUS (DEFISIT) SALDO AWAL SALDO AKHIR
Rp.
2,138,054,800 37,394,376,180 39,532,430,980
20 20,868,228,000 135,000,000 17,150,000 9,497,126,000 20,730,000 30,538,234,000 8,994,196,980
18 132,550,500 25,115,831,406 25,248,381,906 21 1,278,263,600 4,056,117,182 11,122,598,736 6,066,851,869 22,523,831,387 2,724,550,520
19 8,097,601,611 2,328,302,435 381,766,247 18,781,700 10,826,451,992 22 2,466,245,275 8,097,601,611 91,711,503 379,244,071 11,034,802,460 (208,350,468) 11,510,397,032 69,397,125,856 80,907,522,887
Sumber : Laporan Keuangan BAZIS DKI Jakarta (2011)
80
Tabel 4.6 Laporan Arus Kas dan Dana Kas BAZIS PROVINSI DKI JAKARTA LAPORAN ARUS KAN DAN DANA KAS BERAKHIR PADA TANGGAL PER 31 DESEMBER 2011 Rp. ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Kenaikan Saldo Dana Disesuatikan Untuk : Penyusutan Aset Tetap Jumlah Kas Berasal dari operasi
11,510,397,032 379,244,071 11,889,641,103
Perubahan Dalam Aset dan Kewajiban Hak Amil Akan Diganti APBD ZIS Belum Disetor Piutang Qurdhul Hasan Piutang Mudharabah Biaya Dibayar Dimuka Kewajiban Amilin Mitra Kewajiban Dana Amilin Kewajiban Lain-lain Biaya Yang Masih Harus Dibayar Arus Kas Bersih Yang Diperoleh Dari (Digunakan) Untuk Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pembelian Aset Tetap Pembelian Aset Lainnya Arus Kas Bersih Yang Digunakan Dari Aktivitas Investasi
(1,501,499,243) (200,430,367) (32,852,000) (275,000,000) 189,266,689 104,090,197 300,298,846 41,266,145 357,055,500 1,017,804,233
(180,708,810) 42,644,500 (138,064,310)
ARUS KAS DARI (UNTUK) AKTIVITAS PENDANAAN Deposito Arus Kas bersih Yang Digunakan Untuk Aktivitas Pendanaan Kenaikan Bersih Kas dan Setara Kas Kas dan Setara Kas Pada Awal Tahun KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN
(6,050,000,000) (6,050,000,000)
4,683,772,559 23,752,687,051 28,436,459,611
Sumber : Laporan Keuangan BAZIS DKI Jakarta (2011)
81
IV.2. Analisis Pencatatan, Pengukuran, dan Pelaporan Akuntansi Zakat BAZIS DKI Jakarta dengan PSAK 109 Tugas pokok lembaga amil zakat adalah mengumpulkan, mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat dan infak/sedekah yang diperoleh sesuai dengan ketentuan agama. Pada proses pengumpulan zakat, perolehan atas zakat yang telah dikumpulkan langsung dicatat oleh lembaga amil zakat sesuai dengan ketatapan yang berlaku dan diukur besarnya pembagian atas perolehan zakat dan infak/sedekah untuk mustahik dan hak amil, serta disalurkan kepada 8 mustahik dan amil pengumpul zakat. Standar Akuntansi Keuangan untuk mengatur akuntansi zakat di Indonesia baru diterbitkan pada 6 April 2010 dan wajib diberlakukan pada 1 Januari 2012, namun penerapan dini diperkenankan. Pada BAZIS DKI Jakarta, laporan keuangan tahun 2011 sudah mengimplementasikan PSAK 109 walaupun belum sepenuhnya. BAZIS DKI Jakarta masih menggunakan PSAK 45 untuk laporan keuangan sebelum adanya PSAK 109. Komponen laporan keuangan amil yang lengkap terdiri atas Laporan Posisi Keuangan, Laporan Perubahan Dana, laporan Perubahan Aset Kelolaan, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Pada PSAK 109, disebutkan bahwa laporan arus kas yang disajikan oleh amil sesuai dengan PSAK 2 dan menyajikan catatatn atas laporan keuangan sesuai dengan PSAK 101 : Penyajian Laporan Keuangan Syariah dan SAK yang relevan. Sementara Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Perubahan Dana ZIS pada BAZIS DKI Jakarta harus sesuai dengan PSAK 109.
82
IV.2.1. Analisis Penyajian Laporan Posisi Keuangan Pada BAZIS DKI Jakarta Dengan PSAK 109 Penyajian Laporan Keuangan pada BAZIS DKI Jakarta mengalami perubahan pada tahun 2011 dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut disebabkan oleh dibuatnya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 109 tentang Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah sedangkan pada tahun sebelum dibuatnya PSAK 109, BAZIS DKI Jakarta menggunakan PSAK 45 tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba. Dari data laporan keuangan yang telah disajikan pada Tabel 4-1 dengan Tabel 2-1, berikut adalah perbedaan laporan posisi keuangan antara BAZIS DKI Jakarta dengan PSAK 109 tentang Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah : 1. Pada Laporan Posisi Keuangan BAZIS DKI Jakarta pada pos Aset Terdiri atas 3 bagian yang mana Terdapat Aset Lancar, Aset Tetap, dan Aset Lainlain. Aset Lancar pada BAZIS DKI Jakarta pos-pos yang disajikan sesuai dengan PSAK 109, sedangkan pada Aset Tetap pos-pos terdiri atas Harga Perolehan Aset Tetap dikurangi dengan Akumulasi Penyusutan hasil pengurangan tersebut memperoleh Nilai Buku Aset Tetap. Pada laporan posisi keuangan PSAK 109 tertulis Aset Tidak Lancar yang terdiri atas Aset Tetap, Aset Lainnya dan Investasi Jangka Panjang dikurangi dengan Akumulasi Penyusutan memperoleh hasil Jumlah Aset Tidak Lancar.
83
Tabel 4.7 Perbandingan antara Laporan Posisi Keuangan pada Pos Aset PSAK 109 dengan BAZIS DKI JAKARTA PSAK 109 BAZIS DKI Jakarta ASET
ASET
ASET LANCAR Kas dan Setara Kas
xxx
ASET LANCAR Kas dan Setara Kas
Deposito
xxx
Deposito
xxx
Hak Amilin
xxx
Hak Amilin Akan Diganti APBD
xxx
ZIS Belum Disetor
xxx
ZIS Belum Disetor
xxx
Piutang Qordul Hasan
xxx
Piutang Qordul Hasan
xxx
Piutang Mudharabah
xxx
Piutang Mudharabah
xxx
Biaya Dibayar Dimuka
xxx
Biaya Dibayar Dimuka
xxx
Jumlah Aset Lancar
xxx
ASET TIDAK LANCAR Aset Tetap
xxx
Aset Lainnya
xxx
Investasi Jangka Panjang Akumulasi Penyusutan Jumlah Tidak Aset Lancar
xxx
JUMLAH ASET
xxx
Jumlah Aset Lancar ASET TETAP Harga Perolehan Aset
xxx
xxx xxx
Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Aset Tetap ASET LAIN-LAIN Investasi jangka Panjang
xxx xxx xxx
Akumulasi Penyusutan
xxx
Jumlah Aset Tetap
xxx
JUMLAH ASET
xxx
Sumber : Data diolah
2. Pada Laporan Keuangan BAZIS DKI Jakarta pada pos Liabilitas dan Saldo Dana, Liabilitas dibagi menjadi 2 pos, yaitu Liabilitas Jangka Pendek dan Liabilitas jangka Panjang. Pada Laporan Posisi Keuangan BAZIS DKI Jakarta terdapat 4 pos, yaitu Liabilitas Mitra Amilin, Liabilitas dana Amilin, Liabilitas lain-lain, dan Biaya yang harus dibayar. Sedangkan pada PSAK 109, Biaya Yang Harus Dibayar termasuk dalam pos jangka pendek dan selain itu termasuk kedalam Labilitas Jangka Panjang.
84
Tabel 4.8 Perbandingan antara Laporan Keuangan pada Pos Liabilitas PSAK 109 dengan BAZIS DKI JAKARTA PSAK 109 BAZIS DKI Jakarta LIABILITAS DAN SALDO DANA LIABILITAS JANGKA PENDEK Biaya Yang Masih Harus Dibayar
LIABILITAS DAN SALDO DANA xxx
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek xxx LIABILITAS JANGKA PANJANG Liabilitas Mitra Amilin Liabilitas Dana Amilin Liabilitas Lain-Lain Jumlah Liabilitas Jangka Panjang JUMLAH LIABILITAS
xxx xxx xxx xxx xxx
SALDO DANA Saldo Dana Zakat
xxx
Saldo Dana Infak/Sedekah
xxx
Saldo Dana Pengelola
xxx
Saldo Dana JUMLAH LIABILITAS SALDO DANA xxx
xxx
LIABILITAS JANGKA PENDEK Liabilitas Mitra Amilin Liabilitas Dana Amilin Liabilitas Lain-Lain Biaya Yang Masih Harus Dibayar Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
xxx xxx xxx xxx xxx
SALDO DANA Saldo Dana Zakat
xxx
Saldo Dana Infak/Sedekah
xxx
Saldo Dana Pengelola
xxx
Saldo Dana JUMLAH LIABILITAS SALDO DANA
xxx xxx xxx
Sumber : Data diolah
3. Pada Laporan Keuangan BAZIS DKI Jakarta tidak disebutkan mengenai transaksi penerimaan ZIS nonkas, dikarenakan BAZIS DKI Jakarta jarang menerima sumbangan dalam bentuk barang/nonkas, sehingga BAZIS DKI Jakarta tidak mencantumkan transaksi nonkas.
IV.2.2. Analisis Penyajian Laporan Perubahan Dana ZIS Pada BAZIS DKI Jakarta Dengan PSAK 109 Pada penyajian Laporan Perubahan Dana pada BAZIS DKI Jakarta mengalami perubahan pada tahun 2011 dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut disebabkan oleh dibuatnya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 109 tentang Akuntansi
Zakat dan Infak/Sedekah
85
sedangkan pada tahun sebelum dibuatnya PSAK 109, BAZIS DKI Jakarta menggunakan PSAK 45 tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba. Dari data laporan keuangan yang telah disajikan pada Tabel 4.9 dengan Tabel 4.10, berikut adalah perbedaan laporan posisi keuangan antara BAZIS DKI Jakarta dengan PSAK 109 tentang Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah : 1. Pada Dana Zakat, terdiri atas pos Penerimaan dari Muzaki disertai dengan jumlah penerimaan, dan penyaluran atas penerimaan zakat disertai dengan jumlah penyaluran. Pada Laporan Perubahan Dana BAZIS DKI langsung terhitung total surplus (defisit) dana zakat yang diterima oleh BAZIS DKI, sedangkan pada PSAK 109 diadakan pos Saldo Awal dan Saldo Akhir dana zakat, sehingga langsung terlibat berapa total saldo dana zakat setelah adanya surplus (defisit). Tabel 4.9 Perbandingan antara Laporan Keuangan pada Pos Dana Zakat PSAK 109 dengan BAZIS DKI JAKARTA PSAK 109 BAZIS DKI Jakarta DANA ZAKAT
DANA ZAKAT Penerimaan dari Muzaki Muzaki Entitas
xxx
Penerimaan dari Muzaki Muzaki Entitas
xxx
Muzaki Individual
xxx
Muzaki Individua
xxx
Jumlah Penerimaan
xxx
Jumlah Penerimaan
xxx
Penyaluran Fakir Miskin
xxx
Penyaluran Fakir Miskin
xxx
Gharim
xxx
Gharim
xxx
Muallaf
xxx
Muallaf
xxx
Sabilillah
xxx
Sabilillah
xxx
Ibnusabil
xxx
Ibnusabil
xxx
Jumlah Penyaluran
xxx
Jumlah Penyaluran
xxx
SRPLUS ( DEFISIT ) SALDO AWAL SALDO AKHIR
xxx xxx xxx
SRPLUS ( DEFISIT )
xxx
Sumber : Data diolah
86
2. Pada Dana Infak/Sedekah pos Penerimaan dari Munfiq dan Mutashaddiq terdiri atas Infak/Sedekah entitas dan infak/sedekah individual disertai dengan jumlah penerimaan atas Infak/Sedekah. Sedangkan pada Laporan Perubahan Dana ZIS BAZIS DKI Jakarta pos penerimaan atas infak/sedekah terdiri atas Infak/Sedekah Terikat (Muqayyadah) dan Infak/Sedekah Tidak Terikat
(Mutlaqah)
yang
terdisi
atas
Infak/Sedekah
Entitas
dan
Infak/Sedekah Individual. Pada Laporan Perubahan Dana BAZIS DKI langsung terhitung total surplus (defisit) dana infak/sedekah yang diterima oleh BAZIS DKI, sedangkan pada PSAK 109 diadakan pos Saldo Awal dan Saldo Akhir dana infak/sedekah, sehingga langsung terlibat berapa total saldo dana infak/sedekah setelah adanya surplus (defisit). Tabel 4.10 Perbandingan antara Laporan Keuangan pada Pos Dana Infak/Sedekah PSAK 109 dengan BAZIS DKI JAKARTA PSAK 109 BAZIS DKI Jakarta DANA INFAK/SEDEKAH
DANA INFAK/SEDEKAH
Penerimaan Infak/Sedekah Terikat Infak/Sedekah Tidak Terikat Infak/Sedekah Entitas
Penerimaan dari Munfiq dan Mustahik Infak/Sedekah Entitas xxx xxx
Infak/Sedekah Individual
xxx
Jumlah Penerimaan Penyaluran Kemaslahatan Umat dan Peningkatan SDM Pengembangan Lembaga dan Pemasyarakatan ZIS Bantuan Sosial Keagamaan dan Kemaslahatan Umat Sosialisasi dan Bina Lembaga
Infak/Sedekah Individual Jumlah Penerimaan
xxx xxx
xxx
xxx
Penyaluran Kemaslahatan Umat dan Peningkatan SDM Pengembangan Lembaga dan Pemasyarakatan ZIS Bantuan Sosial Keagamaan dan Kemaslahatan Umat
xxx
Sosialisasi dan Bina Lembaga
xxx xxx
xxx xxx xxx xxx
Jumlah Penyaluran
xxx
Jumlah Penyaluran
xxx
SURPLUS ( DEFISIT )
xxx
SURPLUS ( DEFISIT )
xxx
SALDO AWAL
xxx
SALDO AKHIR
xxx
Sumber : Data diolah
87
3. Pada BAZIS DKI Jakarta, terdapat Dana Pengelolaan atas zakat dan infak/sedekah, sedangkan pada PSAK 109 disebut dengan Dana Amil. Seperti pada dana zakat dan dana infak/sedekah, pada Laporan Perubahan Dana BAZIS DKI langsung terhitung total surplus (defisit) dana pengelola yang diterima oleh BAZIS DKI, sedangkan pada PSAK 109 diadakan pos Saldo Awal dan Saldo Akhir dana amil, sehingga langsung terlibat berapa total saldo dana amil setelah adanya surplus (defisit). Tabel 4.11 Perbandingan antara Laporan Keuangan pada Pos Dana Pengelolaan PSAK 109 dengan BAZIS DKI Jakarta PSAK 109 BAZIS DKI Jakarta DANA PENGELOLAAN
DANA AMIL
Penerimaan Penerimaan Dana Zakat Penerimaan Dana Infak/Sedekah Penerimaan Hasil Pengembangan
xxx
Penerimaan Penerimaan APBD
xxx
Penerimaan Hasil Pengembangan
xxx
Penerimaan Jasa Giro
xxx
Penerimaan Jasa Giro
xxx
Penerimaan Lain-Lain
xxx
Penerimaan Lain-Lain
xxx
Jumlah Penerimaan
xxx
xxx
Penggunaan Beban Pegawai
xxx
Beban Amilin
xxx
Beban Umum dan Administrasi Lainnya
xxx
Beban Penyusutan
xxx
Beban Penghapusan Piutang
xxx
Jumlah Penggunaan
xxx
SURPLUS ( DEFISIT )
xxx
SALDO AWAL SALDO AKHIR
Jumlah Penerimaan
xxx
Penggunaan Beban Pegawai
xxx
Beban Amilin
xxx
Beban Umum dan Administrasi Lainnya
xxx
Beban Penyusutan
xxx
Beban Penghapusan Piutang
xxx
Jumlah Penggunaan
xxx
xxx
SURPLUS ( DEFISIT ) JUMLAH SURPLUS (DEFISIT ) SALDO AWAL
xxx xxx xxx
xxx
SALDO AKHIR
xxx
Sumber : Data diolah
88
IV.3.
Analisis Implementasi Penerapan PSAK 109 tentang Zakat dan Infak/Sedekah pada BAZIS DKI Jakarta Laporan keuangan lembaga amil zakat harus dibuat sesuai dengan ketetapan yang berlaku. Pada 1 Januari 2012 seluruh lembaga amil zakat dan infak/sedekah sudah harus mengimplementasikan pencatatan laporan keuangan sesuai dengan PSAK 109 tentang zakat dan infak/sedekah. Pada BAZIS DKI Jakarta, dimulai per 1 Januari 2011 telah mengimplementasikan secara bertahap pencatatan laporan keuangan sesuai dengan PSAK 109. Meski masih banyak perbedaan, namun dalam pengadopsian BAZIS DKI Jakarta sudah hampi sesuai dengan ketetapan yang diatur. Pada Gambar 4.4 terdapat Laporan Posisi Keuangan Dana ZIS yang seharusnya dibuat oleh BAZIS DKI Jakarta sesuai dengan PSAK 109, dan pada Gambar 4.5 terdapat Laporan Perubahan Dana ZIS yang sesuai dengan PSAK 109 tentang akuntansi zakat dan infak/sedekah.
89
Tabel 4.12 Laporan Posisi Keuangan Dana ZIS sesuai dengan PSAK 109 BAZIS PROVINSI DKI JAKARTA LAPORAN POSISI KEUANGAN DANA ZIS PER 31 DESEMBER 2011 ASET Catatan
Rp.
ASET LANCAR Kas dan Setara Kas
3
28,436,459,611
Deposito
4
40,150,000,000
Hak Amilin Akan Diganti APBD
5
8,097,601,611
ZIS Belum Disetor
6
519,231,886
Piutang Qordul Hasan
7
3,185,347,000
Piutang Mudharabah
8
275,000,000
Biaya Dibayar Dimuka
9
24,138,311
Jumlah Aset Lancar
80,687,778,419
ASET TIDAK LANCAR Aset Tetap
10
3,331,618,347
Aset Lainnya
11b
932,029,494
Investasi jangka Panjang
11a
969,408,500
Akumulasi Penyusutan
(1,777,730,647)
Jumlah Aset Tidak Lancar
3,455,325,694
JUMLAH ASET
84,143,104,113
LIABILITAS DAN SALDO DANA LIABILITAS JANGKA PENDEK Biaya Yang Masih Harus Dibayar
15
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
1,010,297,500 1,010,297,500
LIABILITAS JANGKA PANJANG Liabilitas Mitra Amilin
12
467,460,558
Liabilitas Dana Amilin
13
1,619,520,323
Liabilitas Lain-Lain
14
138,302,845
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
2,225,283,726
JUMLAH LIABILITAS
3,235,581,226 16
SALDO DANA Saldo Dana Zakat
42,976,482,385
Saldo Dana Infak/Sedekah
35,159,909,977
Saldo Dana Pengelola
2,771,130,525
Saldo Dana JUMLAH LIABILITAS DAN SALDO
80,907,522,887 DANA
84,143,104,113
Sumber : Data diolah
90
Tabel 4.13 Laporan Perubahan Dana ZIS sesuai dengan PSAK 109 BAZIS PROVINSI DKI JAKARTA LAPORAN PERUBAHAN DANA ZIS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL PER 31 DESEMBER 2011 DANA ZAKAT Catatan Penerimaan dari Muzaki Muzaki Entitas 17 Muzaki Individual Jumlah Penerimaan 20 Penyaluran Fakir Miskin Gharim Muallaf Sabilillah Ibnusabil Jumlah Penyaluran SRPLUS ( DEFISIT ) SALDO AWAL SALDO AKHIR DANA INFAK/SEDEKAH Penerimaan Infak/Sedekah Terikat Infak/Sedekah Tidak Terikat Infak/Sedekah Entitas Infak/Sedekah Individual Jumlah Penerimaan Penyaluran Kemaslahatan Umat dan Peningkatan SDM Pengembangan Lembaga dan Pemasyarakatan ZIS Bantuan Sosial Keagamaan dan Kemaslahatan Umat Sosialisasi dan Bina Lembaga Jumlah Penyaluran SURPLUS ( DEFISIT ) SALDO AWAL SALDO AKHIR DANA AMIL Penerimaan Penerimaan APBD Penerimaan Hasil Pengembangan Penerimaan Jasa Giro Penerimaan Lain-Lain Jumlah Penerimaan Penggunaan Beban Pegawai Beban Amilin Beban Umum dan Administrasi Lainnya Beban Penyusutan Beban Penghapusan Piutang Jumlah Penggunaan SURPLUS ( DEFISIT ) SALDO AWAL SALDO AKHIR Sumber : Data Diolah
Rp. 2,138,054,800 37,394,376,180 39,532,430,980 20,868,228,000 135,000,000 17,150,000 9,497,126,000 20,730,000 30,538,234,000 8,994,196,980 33,982,285,405 42,976,482,385
18 0 132,550,500 25,115,831,406 25,248,381,906 21 1,278,263,600 4,056,117,182 11,122,598,736 6,066,851,869 22,523,831,387 2,724,550,519 32,435,359,457 35,159,909,976
19 8,097,601,611 2,328,302,435 381,766,247 18,781,700 10,826,451,993 22 2,466,245,275 8,097,601,611 91,711,503 379,244,071 11,034,802,460 (208,350,467) 2,979,480,993 2,771,130,526
91