BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KETERAMPILAN PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN PAI DI SMP NEGERI 18 SEMARANG
A. Analisis
Implementasi
Keterampilan
Pengelolaan
Kelas
dalam
Pembelajaran PAI di SMP Negeri 18 Semarang Kehadiran guru dalam proses belajar mengajar atau pengajaran masih tetap memegang peranan penting. Peranan guru dalam proses pengajaran belum dapat diganti oleh mesin, radio, tape recorder ataupun oleh komputer yang paling modern sekalipun. Masih terlalu banyak unsur-unsur manusia seperti sikap, sistem, nilai, perasaan, motivasi, kebiasaan, dan lain-lain yang diharapkan merupakan hasil dari proses pengajaran. Tidak dapat dicapai melalui alat-alat tersebut. Di sinilah kelebihan manusia dalam hal ini guru dari alat-alat atau teknologi yang diciptakan manusia untuk membantu dan mempermudah kehidupan. Setiap guru harus memahami fungsinya karena sangat besar pengaruhnya terhadap cara bertindak dan berbuat
dalam
menunaikan
pelajaran sehari-hari di kelas. Program kelas tidak berarti bilamana tidak diwujudkan menjadi kegiatan. Untuk itu peranan guru sangat menentukan karena kedudukannya sebagai pemimpin pendidikan di antara murid-murid suatu kelas. Secara etimologis atau dalam arti sempit guru yang berkewajiban mewujudkan program kelas adalah orang yang bekerjanya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah atau kelas. Secara lebih luas guru bararti orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab
dalam membantu
anak-anak
mencapai kedewasaan
masing-masing. Untuk itu guru seyogyanya memiliki kemampuan untuk melakukan interaksi belajar mengajar yang lebih baik. Salah satu kemampuan yang
harus
dimiliki
implementasinya
adalah
dalam
kemampuan
pembelajaran
Semarang.
57
PAI
mengelola di
SMP
kelas Negeri
yang 18
58 1. Tahap Persiapan Pada tahap ini guru agama di SMP Negeri 18 Semarang mempunyai persiapan mengajar atau perencanaan pengajaran sebelum masuk kelas, ada 5 persiapan utama yang dilakukan oleh Ibu Dra. Widati yang sudah dijelaskan pada bab III yaitu: a. Mengenali struktur dan prosedur sekolah, materi serta silabusnya b. Mengenali murid-murid yang akan diajar c. Menyiapkan ruang kelas. d. Mempersiapkan catatan-catatan. e. Mempersiapkan
buku-buku
yang
akan
digunakan
beserta
perlengkapan mengajar. Dari kelima persiapan mengajar tersebut pada dasarnya sudah baik, sebagai langkah awal sebelum memulai pelajaran, selain itu Ibu Dra. Widati dan Bapak Her Rustiyono, S. Ag. Juga melakukan persiapan lain yaitu dengan membuat satuan pelajaran dan rencana pembelajaran. Untuk kelas III yang masih menggunakan kurikulum lama, sedangkan untuk kelas VII dan VIII di sesuaikan dengan kurikulum 2004 yaitu rencana pembelajaran yang dibuat merupakan
program harian yang bersifat
aplikatif di kelas, di susun oleh guru untuk satu atau beberapa pertemuan untuk mencapai terget satu kompetensi dasar. Setelah penulis mengetahui persiapan apa saja yang dilakukan oleh guru agama di SMP Negeri 18 Semarang, tentunya dapat dikatakan bahwa persiapan dilakukan
mengajar yang
oleh guru agamanya sudah baik. Karena Ibu Dra. Widati
maupun Bapak Her Rustiyono, S. Ag., sudah memahami pentingnya melakukan persiapan mengajar, akan tetapi dalam prakteknya masih terdapat kekurangan karena dalam
proses pembelajaran PAI yang
berlangsung di kelas kadang tidak sesuai dengan dengan persiapan pengajaran yang sudah di buat. Oleh karena itu untuk lebih baiknya guru agama harus memahami kurikulum 2004 yang sudah diberlakukan, dalam rencana pembelajarannya berisi gambaran kompetensi dasar yang akan dicapai, indikator, materi pokok, skenario pembelajaran tahap demi tahap,
59 dan penilaiannya, karena pendidikan agama Islam sebagai rumpun pelajaran yang sarat dengan muatan norma, nilai-nilai dan aktualisasi diri dalam kehidupan sehari-hari, sudah barang tentu menurut adanya sejumlah kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa. Kurikulum berbasis kompetensi pendidikan agama Islam bertujuan agar siswa menguasi sejumlah kompetensi yang ditetapkan secara komprehensif, karena selama ini proses pembelajaran pendidikan agama Islam di sekolah lebih banyak menyentuh aspek kognitif dan kurang memperhatikan aspek afektif dan psikomotornya. 2. Tahap Pelaksanaan Dalam tahap pelaksanaan, guru melaksanakan pembelajaran PAI mengacu kepada tahap persiapan mengajar yang telah direncanakan, agar pembelajaran
dapat
berlangsung dengan
baik,
guru
juga
harus
menggunakan seperangkat keterampilan mengajar dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, khususnya adalah keterampilan pengelolaan kelas yang meliputi. a. Prinsip Penggunaan Meliputi:
hangat
dan
antusias,
tantangan,
bervariasi,
keluwesan, penekanan pada hal-hal yang positif dan penanaman disiplin diri. Penerapan dari prinsip penggunaan keterampilan pengelolaan kelas di SMP Negeri 18 Semarang sudah baik, karena dalam
penyampaian materi Ibu Dra. Widati dan Bapak Her
Rustiyono, S. Ag., termasuk guru agama yang dekat dengan anak didiknya, sehingga siswa tidak merasa canggung atau takut jika ingin bertanya. Kedua guru agama di SMP Negeri 18 Semarang juga selalu menggunakan contoh seperti ketika mengajar tentang zakat Ibu Dra. Widati memberikan contoh bagaimana proses penyaluran zakat di Indonesia dan apa saja barang-barang yang wajib dizakati, hal ini tentunya dapat lebih memahami siswa akan materi, kemudian dari sikap yang divariasikan dan keluwesan dalam mengajar sudah cukup baik, karena metode pembelajaran
PAI nya selalu bervariasi
60 misalnya: Bapak Her Rustiyono menggunakan metode ceramah kemudian
divariasikan dengan metode tanya jawab, penanaman
disiplin tinggi juga diterapkan
dalam sikap sehari, dengan
memberikan penguatan yang positif pada siswa, pada intinya proses pembelajaran PAI di SMP Negeri 18 Semarang sudah menerapkan prinsip penggunaan dalam mengelola kelasnya. b. Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas Dari kedua komponen keterampilan pengelolaan kelas yaitu penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal, sudah cukup baik dilihat dari adanya usaha penanaman disiplin tinggi yang dilakukan Ibu Dra. Widati dan Bapak Her Rustiyono, S. Ag., dimulai sejak dimulainya pembelajaran PAI. Sedangkan untuk komponen kedua yaitu pengembalian kondisi belajar yang optimal, dalam prakteknya oleh Ibu
Dra. Widati dan Bapak Her Rustiyono, S. Ag.,
masih kurang berhasil, kerana ketika terjadi gangguan di kelas misalnya siswa tidak paham materi, guru kurang
tanggap untuk
merinci apa yang menjadi sebab gangguan, oleh karena itu harus lebih ditingkatkan kemampuan memahami masalah yang timbul di kelas dengan jalan memahami masalah dan karakteristik siswa. c. Pendekatan Pengelolaan Kelas Seperti yang sudah dijelaskan pada bab III di atas Ibu Dra. Widati lebih menerapkan pendekatan berdasarkan perubahan tingkah laku (behaviour modification approach), sedangkan Bapak Her Rustiyono lebih cenderung menggunakan
pendekatan berdasarkan
suasana emosi dan hubungan sosial (social emotional climate approach) baik Ibu Dra. Widati tentunya sudah yakin pendekatan yang dipilih
dengan
dalam mengelola kelas, tetapi akan lebih
baik lagi, jika dipadukan pendekatan lain untuk menangani suatu kasus pengelolaan kelas sesuai dengan masalahnya, jika pendekatan yang pertama ternyata
tidak efektif untuk memecahkan masalah,
61 mungkin masih bisa disesuaikan dan diterapkan pendekatan kedua dan seterusnya. 3. Urgensi Keterampilan Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran PAI Kelas bukan sekedar ruangan tempat anak-anak berkumpul untuk mempelajari sesuatu dari gurunya, kelas merupakan
masyarakat kecil
yang mencerminkan keadaan masyarakat luas di luar sekolah. Di dalam kelas pada saat yang sama berkumpul sejumlah anak-anak yang memiliki perbedaan
latar belakang
keluarga dan latar belakang
kebudayaan
dilingukungannya. Perbedaan itu harus ditempatkan sebagai faktor yang positif dalam mewujudkan situasi kehidupan bersama yang dinamis di kalangan
anak-anak. Situasi kelas yang
dinamis memerlukan usaha
pembinaan dan pengembangan hubungan manusiawi yang efektif antara anak-anak yang menjadi anggotanya. Dalam proses belajar mengajar guru memegang peranan yang sangat penting dalam pembelajaran. Oleh karena menjadi sangat penting bagi setiap guru mempunyai dasar keterampilan mengajar, khususnya keterampilan pengelolaan kelas. Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar, kepiawaian dan kewibawaan guru sangat menentukan
kelangsungan proses belajar mengajar di kelas maupun
efeknya di luar kelas, guru harus pandai membawa peserta didiknya kepada tujuan
yang hendak dicapai. Ada beberapa hal yang dapat
membentuk kewibawaan guru antara lain adalah penguasaan materi yang diajarkan, metode mengajar yang sesuai dengan situasi dan kondisi peserta didik, hubungan antara individu, baik dengan peserta didik maupun antara sesama guru dan unsur lain yang terlibat dalam proses pendidikan seperti andministrator, misalnya kepala sekolah dan tata usaha serta masyarakat sekitarnya, pengalaman dan keterampilan guru itu sendiri. Dalam pembelajaran PAI untuk menciptakan dan mencapai tujuan pembelajaran seorang guru harus dapat mengelola kelas dengan baik. Pengelolaan kelas (classroom management) ditekankan pada upaya untuk
62 menciptakan
kondisi
yang
nyaman
bagi
terlaksananya
proses
pembelajaran secara efektif dan efisien. Dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas mengajar, seorang guru harus dapat bertanggung jawab dan memperhatikan aktivitas-aktivitas di dalam kelas guru dapat berfungsi sebagai manajer, orang tua, teman, nara sumber, mediator, motivator dan supporter bagi siswanya.1 Guru sebagai pemimpin (manajer) memberikan contoh yang baik kepada siswanya tentang bagaimana belajar dan guru terlibat dalam aktivitas yang menyenangkan, sebagai mediator, guru harus mengontrol dan memotivasi siswa agar terlibat secara aktif dalam kelompok. Guru juga harus mendorong siswa untuk belajar dan berperan atau mengambil bagian dalam semua aktivitas dari sejak awal. Siswa harus diberikan tugas-tugas secara teratur, baik berupa kegiatan belajar di dalam kelas, maupun tugas mandiri supaya pembelajaran dapat berpusat (terfokus) pada siswa (student centred). Tuntutan, peran, dan tanggung jawab guru agama sangatlah besar, meskipun pada dasarnya tugas ini merupakan tanggung jawab semua pihak. Pendidikan Agama Islam mempunyai peran yang sangat besar dalam sistem bangsa.
pendidikan yang membangun kepribadian atau karakter
Kita dapat melihat apakah semua genarasi
dapat berprilaku
secara etis dalam segala aspek kehidupan yang tentunya tergantung pada berhasil atau tidaknya pendidikann yang menekankan pada kepribadian bangsa.
Oleh karena itu
seorang
guru agama
harus mempunyai
penguasaan bahan dan pengajaran yang baik, agar terjadi proses dinamika kelas. Dalam hal ini seorang guru tidak hanya menyampaikan bahan pelajaran secara sepihak kepada siswa, tetapi aktif dalam mencontohkan masalah
siswapun terlibat secara
yang terdapat dalam proses
pembelajaran PAI, agar tercipta suasana pembelajaran yang dinamis di dalam kelas, sudah menjadi tugas penting bagi guru untuk mengelola kelas dengan baik. 1
Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, ( Jakarta: Misika Galiza, 2003), hlm. 89
63 4. Faktor Pendukung dan Penghambat Keterampilan Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran PAI di SMP Negeri 18 Semarang. a. Faktor Pendukung Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran PAI di SMP Negeri 18 Semarang. Iklim belajar yang kondisif merupakan tulang punggung dan faktor pendorong yang dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi proses
pembelajaran,
sebaliknya
iklim
belajar
yang
kurang
menyenangkan akan menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan. Agar tercipta
suasana kelas yang
baik harus didukung oleh berbagai
fasilitas belajar yang menyenangkan, sarana dan prasarana dalam kelas, pengaturan lingkungan, dan yang paling penting adalah guru sebagai pengelola kelas harus mempunyai penampilan dan sikap yang baik, sehingga menciptakan hubungan yang harmonis antara peserta didik dengan guru dan antara peserta didik itu sendiri, pengelolaan kelas yang baik oleh guru akan menciptakan iklim belajar yang
menyenangkan
dan
membangkitkan
semangat
dan
menumbuhkan aktivitas serta kreativitas peserta didik. Faktor pendukung keterampilan pengelolaan kelas di SMP Negeri 18 Semarang muncul dari komptensi guru itu sendiri, seperti strategi mengajar guru agama pada dasarnya adalah tindakan nyata dari atau praktek guru agama melaksanakan pengajaran melalui cara tertentu, yang dinilai lebih efektif perkataan lain digunakan
dan lebih efesien.
strategi mengajar adalah politik
guru pendidikan agama
Dengan
atau taktik yang
Islam dalam
melaksanakan
pembelajaran dan mengelola kelas. Faktor lain yang menjadi pendukung dalam pengelolaan kelas di SMP Negeri 18 Semarang adalah tersedianya fasilitas yang menunjang, seperti ruang kelas yang rapi dan sehingga mempunyai dampak siswa nyaman berada di kelas dan dapat mengikuti pelajaran dengan baik, selain itu adanya Masjid yang cukup besar di kompleks SMP Negeri 18 Semarang memudahkan guru dan siswa untuk
64 memperaktekkan materi yang membutuhkan praktek atau penerapan seperti dalam materi wudlu, sholat, atau ibadah yang lainnya. Selain itu faktor lain yang menjadi pendukung yaitu adanya kompetensi dari seorang guru agama di dalam menerapkan keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal, contohnya guru agama banyak memberikan penguatan dan mengajarkan prilaku yang baru dengan contoh dan telada. Inilah salah faktor pendukung keberhasilan pengelolaan kelas di SMP Negeri 18 Semarang selain beberapa lain yang telah penulis sebutkan diatas. Oleh karena fungsi dan peran PAI sampai pada pembentukan akhlak al-karimah dan kepribadian yang seutuhnya. Agar tercapai tujuan pembelajaran PAI
diperlukan
dukungan semua pihak
mengingat pendidikan agama merupakan suatu kelanjutan dari peran agama yang tentunya bukan hanya sekedar mengajar tindakantindakan ritual seperti sholat dan membaca do’a, akan tetapi lebih dari itu yaitu membentuk keseluruhan tingkah laku manusia dalam rangka memperoleh
ridha Allah SWT. Dengan adanya
dukungan
dan
kesadaran dari semua pihak baik keluarga, masyarakat dan peserta didik tentang pentingya pendidikan agama Islam bagi kelangsungan hidup di dunia dan akhirat, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran PAI oleh guru dikelas dapat berlangsung secara optimal dan guru dapat mengelola kelas dengan baik. b. Faktor Penghambat Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran PAI di SMP Negeri 18 Semarang. Selama ini pelaksanaan pendidikan agama yang berlangsung di sekolah masih mengalami banyak kelemahan. Kelemahan dari pelaksanaan
pendidikan agama lebih banyak bermuara pada aspek
metodologi pembelajaran PAI dan oreintasinya yang tak lebih dari bersifat normatif, teoritis dan kognitif, termasuk di dalamnya aspek gurunya yang kurang mampu mengkaitkan dan berinteraksi dengan mata pelajaran. Aspek lainnya adalah menyangkut muatan kurikulum
65 atau materi pendidikan agama, pendidikan agama termasuk di dalamnya buku-buku dan bahan-bahan sehingga ketika masalah tersebut
ajar pendidikan agama,
belum ditangani secara serius
tentunya sangat sulit bagi guru untuk dapat mengajar dan mengelola kelas dengan baik, agar
pengelolaan dapat berhasil seorang guru
harus memahami, menguasi bahan pelajarannya dan juga seperangkat keterampilan pengelolaan kelas yang sudah di bahas di muka. Disamping
guru
memiliki
seperangkat
keterampilan
pengelolaan kelas sebagai guru agama juga harus memiliki kemampuan tata ruang untuk pengajaran, dan mampu menciptakan iklim belajar-mengajar berdasarkan
hubungan
manusiawi yang
harmonis dan sehat. Disamping itu juga mampu mengelola dan menggunakan interaksi belajar-mengajar untuk perkembangan fisik dan psikis yang sehat bagi peserta didik. Faktor yang menjadi penghambat pengelolaan kelas di SMP Negeri 18 Semarang adalah adanya heterogenitas peserta didik, setiap peserta didik mempunyai karakteristik yang berbeda baik dari segi intelegensi, lingkungan maupun pengalaman keberagamaan, sehingga cukup menyulitkan
bagi guru agama Islam untuk menyampaikan
pelajaran, keragaman dalam kelas tersebut sering
menimbulkan
gangguan dalam kelas, bagi sebagian siswa ada yang langsung bisa memahami materi karena sebelumnya sudah mempunyai dasar bekal pengetahuan agama, ada siswa yang harus di jelaskan berulang-ulang untuk memahami satu materi baku dia bisa paham, ada juga yang sama sekali sulit menerima materi agama karena siswa tersebut memang kurang pengetahuannya tentang agama, hal inilah yang menghambat guru untuk dapat menciptakan interaksi edukatif yang optimal dan pengelolaan kelas yang baik. Ketika guru dihadapkan pada kondisi demikian dan tidak dapat mengelola kelas dengan baik, maka imbasnya adalah kelas akan menjadi ramai dan proses belajar mengajar tidak berlangsung sebagaimana mestinya, sebagai solusinya
66 guru dapat memberikan
tugas kepada siswa yang kurang paham
sehingga siswa bisa belajar untuk lebih memahami materi, tentunya sebelum itu guru harus seoptimal mungkin menyampaikan materi yang dapat memahamkan siswa, disamping itu guru bisa melakukan pendekatan pribadi pada waktu pelajaran berlangsung melalui caracara yang tidak menimbulkan kecemburuan pada siswa lain dan mengabaikan kepentingan siswa lain.
B. Implementasi Keterampilan Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran PAI dalam Upaya Pengembangan Keterampilan Mengajar di SMP Negeri 18 Semarang. Keterampilan
pengelolaan kelas adalah salah satu dari beberapa
keterampilan mengajar yang harus dimiliki oleh guru. Dalam pembelajaran PAI di SMP Negeri 18 Semarang, setelah penulis mengadakan observasi di lapangan, penerapan
dari keterampilan
pengelolaan kelas yang meliputi
prinsip penggunaan, komponen keterampilan, dan pendekatan pengelolaan kelas sudah diterapkan walaupun tidak secara keseluruhan. Dra. Widati dan Her Rustiyono, S. Ag. Sebagai guru agama Islam di SMPN 18 Semarang mempunyai cara mengajar yang berbeda, tetapi pada intinya sama-sama ingin menerapkan pembelajaran PAI yang efektif. Sedangkan implementasi
keterampilan pengelolaan kelas dalam
pembelajaran PAI di SMP Negeri 18 Semarang dimulai dengan dua tahap yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Data yang penulis peroleh dari Dra. Widati, dari persiapan mengajar ada lima persiapan mengajar yang dilakukan
sebelum proses belajar mengajar dilakukan yaitu mengenali
struktur dan prosedur sekolah, materi serta silabusnya, mengenali muridmurid yang akan diajar, menyiapkan ruang kelas, mempersiapkan catatancatatan, mempersiapkan buku-buku
yang akan digunakan
beserta
perlengkapan mengajarnya, pada dasarnya persiapan tersebut sudah baik dan sesuai diterapkan dalam pembelajaran juga mengenai materi dan penilaian berdasarkan KBK, serta pengelolaan pembelajaran
PAI
yang berkaitan
67 dengan bagaimana menciptakan dan mengelola kelas dengan baik. Demikian halnya dengan Her Rustiyono, S. Ag., yang juga membuat persiapan mengajar tetapi persiapan mengajarnya lebih ditekankan pada pembentukan
satuan
pembelajaran dan rencana pembelajaran serta persiapan bahan-bahan pengajaran.
Sedangkan
implementasi
dari
persiapan
mengajarnya
disesuaikan dengan satuan pembelajaran dan rencana pembelajaran sudah disusun. Dalam upaya pengembangan keterampilan mengajar di SMP Negeri 18 Semarang, diperlukan pemahaman yang lebih tentang pentingnya guru memiliki keterampilan dalam mengajar khususnya keterampilan pengelolaan kelas yang baik disamping keterampilan guru dalam membuat perencanaan dan persiapan mengajar. Pengembangan
persiapan mengajar
harus
memperhatikan minat dan perhatian peserta didik terhadap materi standar yang di jadikan bahan kajian. Dalam hal ini harus diperhatikan agar guru jangan hanya berperan sebagai transformotor, tetapi harus berperan sebagai motivator yang dapat membangkitkan
gairah dan nafsuh belajar, serta
mendorong peserta didik untuk belajar, dengan menggunakan berbagai variasi media, dan sumber belajar yang sesuai, serta menunjang pembentukan kompetensi dasar. Aktivitas pembelajaran agama Islam sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah yang sarat dengan muatan nilai kehidupan Islami perlu diupayakan melalui perencanaan
pembelajaran yang baik, agar dapat mempengaruhi
pilihan, putusan dan pengembangan kehidupan murid. oleh karena itu salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh guru adalah membuat perencanaan pembelajaran secara optimal dalam melaksanakan
tugas dan tanggung
jawabnya sebagai seorang pendidik, pembelajar, sekaligus sebagai perancang pembelajaran. Upaya membelajarkan murid dapat dirancang tidak hanya dalam berinteraksi
dengan guru sebagai
satu-satunya sumber
belajar,
melainkan berinteraksi dengan semua sumber belajar yang mungkin dapat dipakai untuk mencapai hasil pembelajaran yang di inginkan.
68 Dengan demikian inti dari perencanaan pembelajaran adalah proses memilih, menetapkan dan mengembangkan pendekatan, metode dan teknik pembelajaran, menawarkan bahan ajar, menyediakan pengalaman belajar yang bermakna, serta mengukur tingkat keberhasilan proses pembelajaran dalam mencapai hasil pembelajaran, dan juga keterampilan
dalam
pengelolaan kelas yang baik. Secara keseluruhan penerapan keterampilan pengelolaan kelas dalam pembelajaran PAI di SMP Negeri 18 Semarang sudah diterapkan dengan baik walaupun tidak semua prinsip penggunaan komponen keterampilan dan pendekatan keterampilan pengelolaan kelas tidak semuanya digunakan. Oleh karena itu sebaiknya guru PAI di SMP Negeri 18 Semarang lebih memahami dan mempelajari keterampilan pengelolaan kelas untuk diterapkan proses pembelajaran PAI.
dalam