BAB IV ANALISIS DATA IMPLEMENTASI KECERDASAN VERBAL-LINGUISTIK
DALAM PEMBELAJARAN PAI KELAS V DI SDN 02 PONCOL PEKALONGAN Berdasarkan wawancara dengan guru PAI SDN 02 PONCOL, dapat dianalisis bahwa Implementasi kecerdasan verbal-linguistik dalam pembelajaran PAI cukup baik. Hal tersebut dibuktikan dengan perencanaan pembelajaran yang disusun guru itu menentukan keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan. Sedangkan rencana pembelajaran yang baik dan terperinci akan membuat guru mudah dalam menyampaikan materi pelajaran yang akan disampaikan. Sedangkan langkah guru dalam perencanaan pembelajaran adalah dengan membuat rencana pembelajaran agar pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran dan lebih teratur kemudian pada awal pembelajaran setiap pagi diawali dengan membaca Al-Qur’an terlebih dahulu. Di samping itu, Langkah guru dalam menerapkan kecerdasan verbal-linguistik dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran bercerita karena siswa yang mempunyai kecerdasan linguistik lebih menyukai pembelajaran yang seperti itu namun tidak hanya siswa saja yang bercerita guru juga juga bercerita agar pembelajaran tidak terasa jenuh. Namun dalam dalam merancang desain langkah pembelajaran belum memenuhi langkah-langkah dalam penggunaan strategi pembelajaran yang baik sesuai dengan langkah yang ada dalam teori.
69
70
Selain itu dalam pelaksanaan pembelajaran kecerdasan verbal linguistik guru harus memahami kecerdasan verbal linguistik itu sendiri sehingga guru dapat menentukan gaya belajar yang sesuai dengan pembelajaran tersebut namun berdasarkan hasil wawancara para guru belum begitu memahami kecerdasan verbal lingusitik tersebut sehingga perlu adanya pelatihan terlebih dahulu terhadap guru tersebut. Pengelolaan adalah usaha guru yang dilakukan guru dalam hal bagaimana caranya kelas itu menjadi baik yang mana layak untuk digunakan sebagai sarana tempat belajar dan penciptaan hingga pemulihan suasana belajar secara maksimal untuk mencapai tujuan pembelajaran yang nantinya berimbas pada pencapaian kualitas prestasi belajar siswa, pengelolaan kelas dalam pembelajaran itu penting sehingga perlu adanya perencanaan terlebih dahulu yang membuat suasana kelas tersebut dapat terkendali dan juga nyaman. Langkah guru dalam menerapkan kecerdasan verbal-linguistik dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran bercerita karena siswa yang mempunyai kecerdasan linguistik lebih menyukai pembelajaran yang seperti itu. Langkah persiapan adalah siswa diminta untuk mendengarkan atau membaca kisah dongeng yang sesuai dengan materi yang diajarkan yang telah disiapkan oleh guru. Siswa mencatat pokok-pokok kisah yang didengar atau dibaca. Siswa menceritakan kembali kisah yang telah didengar atau dibacanya, baik secara lisan maupun tulis. Misalnya bacalah kisah 25 para nabi dan Rasul berikut ini. Catatlah
71
pokok-pokok cerita yang terdapat dalam cerpen yang baru saja kamu baca .Ceritakan kembali secara tertulis kisah yang terdapat dalam cerpen
tersebut sambil
memperhatikan pokok-pokok cerita yang telah kamu catat. Reaksi siswa terhadap kecerdasan verbal-linguistik dalam pembelajaran adalah cukup antusias dibuktikan dengan siswa diminta untuk mempresentasikan tugas memberikan pendapat misalnya dalam pembelajaran tentang cerita yang mencerminkan iman kepada kitab-kitab Allah secara berkelompok. Teramati oleh peneliti bahwa dalam presentasi tersebut ada satu juru bicara, namun anggota lain juga mendapat kesempatan untuk menyampaikan hasil yang dipresentasikan. Kelebihan penerapan kecerdasan tersebut adalah pertama, melalui penerapan kecerdasan verbal-linguistik dalam pembelajaran PAI misalnya telah menggugurkan anggapan bahwa pelajaran PAI itu membosankan dan tidak menyenangkan. kedua, metode yang digunakan dalam penerapan kecerdasan tersebut juga sangat efektif karena mampu meningkatkan aktivitas dan kreatifitas siswa dalam bentuk interaksi baik antara siswa dengan guru maupun antara siswa dengan siswa lainnya. Sedangkan kekurangan dalam penerapan kecerdasan verbal-linguistik dalam pembelajaran PAI adalah sedikitnya waktu pembelajaran yang tersedia sedangkan materi yang harus diajarkan sangat banyak, penerapan kecerdasan verbal-linguistik dalam ruang kelas juga memungkinkan terjadinya diskusi hangat dalam kelas yang menyebabkan kelas lainnya merasa terganggu dengan teriakan dan tepuk tangan siswa, dan adanya keengganan dari para guru untuk mengubah paradigma lama dalam pendidikan
72
karena mereka sudah nyaman dengan metode ceramah dan tidak mau mencoba halhal yang baru. Kendala yang dialami guru saat menerapkan kecerdasan verbal-linguistik dalam pembelajaran PAI adalah pertama, kurangnya persediaan referensi buku-buku keagamaan baik itu sumber kitab-kitab klasik untuk pegangan guru ataupun bukubuku tambahan sebagai pelengkap belajar siswa, sehingga akses bacaan siswa kurang terpenuhi. Kedua, Banyak siswa yang belum bisa membaca al-Qur’an sehingga guru mengadakan bimbingan khusus yang berupa Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ). Ketiga, Kurang maksimalnya kreativitas guru dalam memunculkan inovasi-inovasi baru terkait metode dan strategi pembelajaran. Sehingga memberikan dampak yang kurang baik dalam keberlangsungan kegiatan pembelajaran. Ke empat, Dalam pemanfaatan media kurang maksimal. Media yang sering digunakan adalah papan tulis. Sedangkan LCD proyektor yang telah tersedia sebagai media pembelajaran pada masing-masing kelas masih kurang dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar, salah satu faktor yang sangat mendukung keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajaran adalah kemampuan guru dalam menguasai dan menerapkan strategi pembelajaran. Pemilihan strategi pembelajaran merupakan keharusan yang mutlak dilakukan oleh guru agar materi yang disampaikan mudah diterima dan dapat menumbuhkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Strategi pembelajaran meliputi kegiatan atau pemakaian teknik yang dilakukan oleh pengajar mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai ke tahap evaluasi, serta tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
73
mencapai tujuan tertentu. Strategi pembelajaran berbasis kecerdasan verbal linguistik masih menggunakan strategi pembelajaran pada umumnya yaitu membaca, menulisnya dan bercerita. Tidak ada perbedaan yang menonjol namun siswa yang mempunyai kecerdasan verbal linguistik lebih menonjol dalam pembelajarannya karena mereka menyukai pembelajran yang seperti itu. Metode yang digunakan banyak menggunakan metode ceramah atau komunikasi satu arah. Namun demikian tidak sepenuhnya metode tersebut digunakan dalam penyampaian materi PAI juga menggunakan model pembelajaran penugasan yakni sebuah model pembelajaran yang melatih siswa untuk mandiri dan bisa percaya diri bahwa mereka bisa melakukan sesuatu dengan usaha sendiri. Intinya dalam pembelajaran pai metode yang digunakan guru PAI di SDN 02 Poncol cenderung fleksibel, yaitu tidak hanya menggunakan metode ceramah melainkan menyesuaikan dengan materi yang akan diajarkan dan menentukan metodenya. Penilaian pembelajaran di SDN 02 Poncol menggunakan penilaian autentik dengan menggunakan penilaian kognitif, afektif dan psikomotorik. Berikut adalah penjabaran masing-masing penilaian. Penilaian kognitif di SD 02 Poncol, khususya kelas V diadakan dengan beberapa cara penilaian. Guru menggunakan penilaian tes tertulis, lisan dan penugasan untuk menilai siswa. Tes lisan guru lakukan dengan memberikan pertanyan kepada siswa terkait dengan materi iman kepada Alla, penugasan dengan membuat sebuah cerita, sedangkan tertulis dengan memberikan soal. Berdasarkan hasil observasi, penilaian afektif/ sikap dilakukan guru dengan cara
74
melakukan sebuah pengamatan yang berupa pengamatan/ observasi saat berdoa di dalam kelas dan saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Penilaian psikomotorik dilakukan dengan berbagai cara seperti tugas proyek, praktek dan portofolio.