PENERAPAN KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS DALAM PEMBELAJARAN PKN KELAS VIII H DI SMP NEGERI 4 MALANG Siti Umayasari Alumni Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang,
[email protected] Drs. I Ketut Diara Astawa, S.H, M.Si Dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang, telp. 081334216237 Dra. Arbaiyah Prantiasih, M.Si Dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang, telp. 085755975488 Abstrak: Pada pembelajaran PKn pengelolaan kelas perlu dilakukan agar terwujud kelas yang efektif, nyaman dan kodusif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sepenuhnya. Penelitian ini bertujuan menggambarkan: (1) pengelolaan kelas pada pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VIII H di SMP Negeri 4 Malang; (2) hambatan bagi guru dalam mengelola kelas pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VIII H SMP Negeri 4 Malang; (3) upaya guru untuk mengatasi hambatan dalam mengelola kelas pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VIII H SMP Negeri 4 Malang. Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, dengan alasan peneliti tidak melakukan hipotesis. Subyek penelitian ini adalah guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VIII H SMP Negeri 4 Malang dan siswa siswi kelas VIII H SMP Negeri 4 Malang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Teknik analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan data menggunakan teknik ketekunan pengamatan, triangulasi sumber dan triangulasi metode. Hasil dari temuan penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Pengelolaan kelas pada pelaksanaan pembelajaran PKn guru berupaya mewujudkan kedisiplinan melalui perilaku siswa tepat waktu masuk kelas, mendengarkan dan mengamati setiap penjelasan dari guru siswa pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pada pembelajaran PKn di kelas VIII H, permasalahan pembelajaran muncul ketika guru menjelaskan materi terdapat beberapa siswa yang tidak mengerti dan memahami isi materi pelajaran sehingga membuat suasana kelas menjadi gaduh, siswa bersikap acuh terhadap pelajaran yang menjadi penyebab permasalahan pada pengelolaan kelas yang diakibatkan oleh masalah pembelajaran. Upaya menangani siswa yang gaduh saat pelajaran dilakukan guru dengan mengatur posisi duduk siswa di kelas secara berpasangan, setiap siswa duduk berpasangan siswa laki-laki dan siswa perempuan yang bertujuan untuk menghindarkan kelas dari suasana ramai. Faktor yang menghambat guru dalam mengelola kelas pada pembelajaran PKn berasal dari siswa dan kurangnya pemenuhan fasilitas sekolah. Hambatan dalam mengelola kelas yang berasal dari dalam diri siswa yang bersikap acuh saat guru menjelaskan, mengobrol/bercanda dengan teman, dan sikap siswa yang ramai dan membuat gaduh suasana kelas. Sedangkan masalah kurangnya pemenuhan fasilitas sekolah adalah keterbatasan jumlah ruang kelas yang dimiliki oleh sekolah yang menyebabkan kelas VIII H tidak dapat melakukan moving class, yang membuat siswanya terkadang merasa bosan karena selalu berada di kelas setiap saat. Upaya mengatasi masalah dari siswa yang diakibatkan oleh masalah pembelajaran adalah guru berupaya untuk mengajar yang menyenangkan dengan pembelajaran yang bervariasi diselingi dengan permainan. Dalam meningkatkan kesadaran diri siswa, guru berupaya untuk selalu memberikan dorongan, motivasi, penguatan pada siswa dengan menciptakan suasana saling menghargai dan menghormati sesamanya. Untuk mengatasi hambatan yang muncul dari kurangnya fasilitas sekolah adalah dengan perencanaan pembangunan ruang kelas baru yang merupakan tugas dari sekolah dan pihak-pihak yang terkait untuk mengatasinya. Kata kunci: Keterampilan Mengelola Kelas, Pembelajaran, Pendidikan Kewarganegaraan
Abstract: The classroom management needs to be done in order of formed an effective classroom, comfort, and condusive, the classroom must be managed effectively, so that the role of learning can be fully achieved. The research is aimed to describe: )1) classroom management in learning implementation of Civic Education on the VIII H Classroom at State Junior High School 4 Malang; (2) the obstacles for teachers in managing the classroom in the Civic Education learning in the VIII H classroom of State Junior High School 4 Malang; (3) the efforts of the teachers to overcome the obstacles in managing the classroom in the Civic Education learning on the Civic Education learning in the VIII H classroom at State Junior High School 4 Malang. This research uses qualitative approach by descriptive method with the reason of the researcher is not to do a hypothesis. These subjects of research are teachers of the Civic Education subject matter on the VIII H classroom at State Junior High School 4 Malang and the students of VIII H classroom at State Junior High School 4 Malang. Data collecting techniques, which are used, are observation, interview, and documentation. The instrument in this research is the researcher itself. Technique of data analysis is done by data reduction, data presentation, and inference. Data validity checking uses technique of observation persistence, triangulation of source and triangulation of method. Classroom managing is appearance with attitude and students’ performance that reflect a disciplinary. In the implementation of Civic Education learning, teachers manage a classroom by making a discipline. The discipline is made through students’ behavior which are on time when come into classroom, listening and observating each of explanation from the teachers when teaching and learning ongoing. In the learning process, there is a problem which is overcame by teachers, this is a problem of classroom managemen and a problem of learning itself that both of them are in relationship. On the Civic Education learning in the VIII H classroom, the problem of learning can be appear when teacher explains a subject matter, there are some students that did not understood and comprehend the content of subject matter. So that it makes a classroom situation being roar, the students are being roar to the subject matter which is being a cause of problem in the classroom management which is resulted by a problem of learning. The effort in overcoming the students which make a roar when in the subject matter that being a problem on the classroom management which is resulted by a learning problem. The effort in overcoming the students that make a roar when in the subject matter is done by teacher by adjusting a position of students’ seat in the classroom in pairs, every students take a seat in pairs, male and female students in pair. The seat position adjusting is aimed to avoid the classroom from a noisy situation. The inhibit factor for teacher in managing the classroom in the Civic Education learning is come from the students and lack of accomplishment the school facility. The obstacle in managing the classroom that come from the students themselves are resulted by students’ condition that indifferent when teacher explained the subject matter, chatting/kidding with their own friends, and students’ attitude that noisy and make a roar the classroom situation. While the problem of the lack of school facility fulfillment is the amount limitation of classroom which is owned by school that causing the VIII H classroom cannot do a moving class, that make the students are sometimes feeling boring, because it is always in the classroom every moment. The effort in overcoming the problem from the students which are resulted by a problem of learning is the teacher make an effort to teach that pelasant, using a variation learning that varied by a game, so that it can increase an awareness in the students themselves in order to it does not do a deviate action that can disturb an effective learning condition. In increasing the awareness of the students themselves, teacher should be make an effort to give a support always, motivation, strengthen on the students by creating the situation of respect and honour each other. To overcome the appearing obstacle from the lack of school facility is by building planning of new classroom which is a task from school and the related parties to overcome it. Keywords: Capability in Managing the Classroom, Civic Education
Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruk-sional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada
penyediaan sumber belajar. Jadi pembelajaran adalah suatu kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru kepada siswa untuk memenuhi tuntutan dari siswa yang membutuhkan pengajaran yang dilakukan secara terprogram dan sistematis (Mudjiono & Dimyati, 2006:297). Dengan adanya kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru tujuannya tidak lain adalah siswa dapat menguasai secara tuntas semua penjelasan dan pengajaran yang dilakukan oleh guru selama kegiatan belajar mengajar yang telah berlangsung. Namun terkadang tidak sedikit para guru mengalami kesulitan dalam menangani siswa yang sedang mengalami kesulitan belajar yang membuat siswa tersebut sulit atau bahkan tidak mampu memahami pembahasan dan pembelajaran yang telah dilakukan guru di kelas. Pengelolaan ruang kelas menjadi salah satu faktor penting dalam memberikan kontribusi yang signifikan bagi keberhasilan siswa dalam belajar. Sebaliknya, pengelolaan kelas yang tidak baik dapat berpengaruh pada keberhasilan siswa dalam belajar. Pengelolaan kelas yang baik akan memberikan kontribusi yang signifikan bagi keberhasilan siswa dalam belajar. Sebaliknya, pengelolaan kelas yang tidak baik juga akan mempengauhi keberhasilan siswa dalam belajar. Sehingga pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang ada tetap dapat disesuaikan dengan kondisi dan keadaan saat ini, serta siswa dapat lebih menguasai dan memahami materi Pendidikan Kewarganegaraan dengan menekankan penggunaan keterampilan-keterampilan dasar dalam mengajar yang dilakukan oleh guru. Untuk mewujudkan pengelolaan kelas guru harus dapat memahami dan menangani permasalahan pengelolaan kelas yang muncul akibat permasalahan pembelajaran. Masalah pengelolaan kelas sangat erat hubungannya dengan masalah pembelajaran. Jika dalam kegiatan belajar mengajar siswa mengalami permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran, permasalahan ini dapat menjadi sebuah permasalahan bagi guru dalam mewujudkan pengelolaan kelas yang kondusif. Jika dalam suatu pembelajaran terjadi permasalahan maka harus dipecahkan dengan baik oleh guru, karena permasalahan ini nantinya akan berkaitan dengan pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru guna mewujudkan kelas yang efektif dan kondusif. Berdasarkan semua pernyataan dan latar belakang tersebut, maka perlu disadari sangat pentingnya penerapan
keterampilan mengelola kelas pada pelaksanaan pembelajaran PKn kelas VIII H di SMP Negeri 4 Malang sehingga guru perlu melakukan variasi atau keterampilan-keterampilan dalam mengajar di kelas dengan tujuan menciptakan suasana yang dapat mendukung terciptanya kegiatan belajar mengajar yang kondusif di ruang kelas.
METODE KAJIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian yang berjudul “ Penerapan Keterampilan Mengelola kelas dalam Pembelajaran PKn di Kelas VIII H SMP Negeri 4 Malang” adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif berusaha mengungkapkan gejala secara menyeluruh dan sesuai dengan konteks (holistikkontekstual) melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci (Moleong, 2008:6). Penelitian semacam ini bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna dari sudut pandang subjek lebih ditonjolkan dalam penelitian ini. Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif antara lain berperan sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya peneliti menjadi pelapor hasil penelitiannya. Pada penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrumen penelitian dengan alat bantu seperti tape recorder, buku, alat tulis, dan kamera serta sebagai pengumpul data dalam penelitian karena terlibat langsung untuk mengadakan observasi dan wawancara terhadap objek atau subjek sebagai kunci pada penelitian ini. Lokasi penelitian yang digunakan adalah kelas VIII H SMP Negeri 4 Malang, yang terletak di Jalan Veteran No. 37 Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Penelitian ini difokuskan pada keterampilan guru dalam mengelola kelas pada pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMPNegeri 4 Malang. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer diperoleh dari wawancara dengan guru bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan SMP Negeri 4 Malang yaitu: Bapak Priyo Gupuh Suryantoro S.Pd dan Ibu Nurul Qomariyah S. Pd serta wawancara dengan siswa siswi kelas VIII H SMP Negeri 4 Malang untuk keperluan penelitian. Sedangkan sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang berkaitan dengan
perangkat pembelajaran, kondisi sekolah, jumlah kelas, foto-foto kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung, serta data sekunder yang diperoleh dari beberapa dokumen yang berkaitan dengan keterampilan guru dalam mengelola kelas pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 4 Malang. Dalam penelitian ini, prosedur pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti, yaitu: (1) Observasi; (2) Wawancara; (3) Dokumentasi. Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan melakukan tiga cara yaitu: (a) Reduksi data; (b) Penyajian data; (c) Penarikan kesimpulan. Pada pengecekan keabsahan temuan ditentukan oleh dua ciri, antara lain: (1) Ketekunan Pengamatan; (2) Triangulasi sumber dan metode. Tahapan dalam penelitian kualitatif ini antara lain: (1) Tahap Persiapan; (2) Tahap pelaksanaan; (3) Tahap Pelaporan.
Pengelolaan kelas pada pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VIII H SMP Negeri 4 Malang Pengelolaan kelas pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VIII H SMP Negeri 4 Malang terlihat darikegiatan mendisiplinkan sikap dan tingkah laku siswa untuk tepat waktu masuk kelas, memeriksa kerapian siswa. Selanjutnya kegiatan pengelolaan nampak saat guru mengatur posisi tempat duduk siswa secara berpasangan (laki-laki dan perempuan). Asmani (2009:128) “Dalam mengatur tempat duduk yang terpenting adalah memungkinkan terjadinya tatap muka, dimana dengan demikian guru sekaligus dapat mengontrol tingkah laku peserta didik. Pengaturan tempat duduk akan mempengaruhi kelancaran pengaturan proses belajar mengajar”. Posisi tempat duduk kelas VIII H SMP Negeri 4 Malang diatur secara berpasangan laki-laki dengan perempuan. Guru berupaya mengatur posisi duduk siswa dengan tujuan mengindarkan kelas dari suasana ramai. Pada kegiatan pendahuluan guru mengelola kelas dengan berdoa sebelum memulai pelajaran, pemberian apersepsi dan motivasi pada siswa. Kemudian pada kegiatan inti guru berupaya mengkondisikan kelas agar kondusif dan efektif melalui pembelajaran dengan penggunaan model pembelajaran yang aktif dan kreatif seperti diskusi kelompok dengan model
pembelajaran diselingi dengan permainan, dan pemberian soal-soal latihan serta melakukan kegiatan tanya jawab bersama siswa untuk meningkatkan perhatian dan konsentrasi siswa serta menghindarkan siswa dari rasa bosan. Guru menggunakan berbagai pendekatan dalam berinteraksi dengan siswa, salah satu pendekatan yang dilakukan guru adalah pendekatan socioemotional yaitu sebuah pendekatan yang didasarkan kepada terjalinnya hubungan baik antara guru dengan siswanya. Pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VIII H SMP Negeri 4 Malang, hubungan antara guru dan siswa terjalin baik hal ini terlihat ketika mengalami kesulitan dalam belajar, siswa tidak sungkan untuk meminta bantuan kepada guru dengan menanyakan kesulitannya atau bahkan meminta guru untuk menjelaskan ulang materi yang belum mereka pahami. Terkadang guru juga menjadi teman dan menjadi pendengar keluh kesah siswanya, hal inilah yang menjadikan hubungan antara guru dan siswa terjalin dengan baik. Dengan demikian guru dapat mengerti dan memahami permasalahan yang sedang dialami siswanya. Hal ini selaras Rusydie (2011:54) menjelaskan bahwa “Sebuah kelas dapat dikelola secara efisien selama guru mampu membina hubungan yang baik dengan siswanya. Karenanya guru harus mampu membangun komunikasi dan interaksi secara positif dengan para siswa melalui pemeliharaan hubungan antarpribadi yang akrab di dalam kelas seperti bersikap pengertian, mengayomi, serta melindungi siswa-siswinya. Sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan secara efektif dan efisien. Pada saat proses pembelajaran berlangsung terdapat pula beberapa siswa yang tidak fokus pada pelajaran misalnya ramai di kelas, acuh pada penjelasan guru, menggangggu konsetrasi siswa lain maka pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru adalah menegur siswa secara langsung, memindah posisi duduk ke deretan depan tepat di meja guru, namun bila siswa tetap bersikap buruk maka guru memberi hukuman dengan meminta siswa untuk berdiri di pojok kelas. Hal ini dilakukan guru untuk mewujudkan situasi kelas yang efektif dan nyaman. Selanjutnya kegiatan penutup, guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran yang telah dibahas, memberikan pertanyaan serta umpan balik pada siswa untuk meningkatkan keaktifan siswa serta pemberian reward berupa pujian
atau acungan jempol kepada siswa yang menjawab dengan tepat. Kemudian sebelum pelajaran usai guru bersama siswa berdoa bersama dan guru membiasakan siswa bersalaman ketika keluar kelas.
Hambatan guru dalam mengelola kelas pada pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Kewagranegaraan di kelas VIII H SMP Negeri 4 Malang Pada saat pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VIII H hambatan dalam mengelola kelas muncul dari siswa dan lingkungan kelas yang tidak mendukung. Hambatan mengelola kelas yang berasal dari dalam diri siswa diakibatkan oleh kondisi siswa di kelas yang bersikap acuh saat guru menjelaskan, mengobrol/bercanda dengan teman, dan sikap siswa yang ramai dan membuat gaduh suasana kelas. Sedangkan masalah kurangnya pemenuhan fasilitas sekolah adalah keterbatasan jumlah ruang kelas yang dimiliki oleh sekolah yang menjadi penyebab kelas VIII H tidak dapat melakukan moving class, sehinggasiswa merasa jenuh di kelas.
Upaya guru dalam mengatasi hambatan dalam mengelola kelas pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VIII H SMP Negeri 4 Malang Upaya guru dalam pengelolaan kelas pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan VIII H antara lain pengaturan posisi tempat duduk, penanaman kedisiplinan dalam diri siswa, mewujudkan kenyamanan siswa di kelas, penataan keindahan dan kebersihan kelas. Dalam mengatasi hambatan dari siswa, guru berupaya untuk mengajar yang menyenangkan, menggunakan pembelajaran yang bervariasi yang diselingi dengan permaianan. Sehingga meningkatkan kesadaran dalam diri siswa agar siswa tidak melakukan perbuatan menyimpang yang dapat mengganggu kondisi belajar yang efektif. Dalam meningkatkan kesadaran diri siswa, guru berupaya untuk selalu memberikan dorongan, motivasi, penguatan pada siswa dengan menciptakan suasana saling menghargai dan menghormati sesamanya. Untuk mengatasi hambatan yang muncul dari kurangnya fasilitas sekolah adalah dengan
perencanaan pembangunan kelas baru yang telah dibicarakan oleh beberapa pihak yang terkait untuk mengatasinya.
Kesimpulan Pada pembelajaran PKn di kelas VIII H, permasalahan pembelajaran muncul ketika guru menjelaskan materi terdapat beberapa siswa yang tidak mengerti dan memahami isi materi pelajaran sehingga membuat suasana kelas menjadi gaduh, siswa bersikap acuh terhadap pelajaran yang menjadi penyebab permasalahan pada pengelolaan kelas yang diakibatkan oleh masalah pembelajaran. Upaya menangani siswa yang gaduh saat pelajaran dilakukan guru dengan mengatur posisi duduk siswa di kelas secara berpasangan, setiap siswa duduk berpasangan siswa laki-laki dan siswa perempuan. Pengaturan posisi duduk tersebut bertujuan untuk menghindarkan kelas dari suasana ramai. Faktor yang menghambat guru dalam mengelola kelas pada pembelajaran PKn berasal dari siswa dan kurangnya pemenuhan fasilitas sekolah. Hambatan dalam mengelola kelas yang berasal dari dalam diri siswa diakibatkan oleh kondisi siswa di kelas yang bersikap acuh saat guru menjelaskan, mengobrol/bercanda dengan teman, dan sikap siswa yang ramai dan membuat gaduh suasana kelas. Sedangkan masalah kurangnya pemenuhan fasilitas sekolah adalah keterbatasan jumlah ruang kelas yang dimiliki oleh sekolah yang menyebabkan kelas VIII H tidak dapat melakukan moving class, yang membuat siswanya terkadang merasa bosan karena selalu berada di kelas setiap saat. Upaya mengatasi masalah dari siswa yang diakibatkan oleh masalah pembelajaran adalah guru berupaya untuk mengajar yang menyenangkan, menggunakan pembelajaran yang bervariasi yang diselingi dengan permainan. Sehingga meningkatkan kesadaran dalam diri siswa agar tidak melakukan perbuatan menyimpang yang dapat mengganggu kondisi belajar yang efektif. Dalam meningkatkan kesadaran diri siswa, guru berupaya untuk selalu memberikan dorongan, motivasi, penguatan pada siswa dengan menciptakan suasana saling menghargai dan menghormati sesamanya. Untuk mengatasi hambatan yang muncul dari kurangnya fasilitas sekolah adalah dengan
perencanaan pembangunan ruang kelas baru yang merupakan tugas dari sekolah dan pihak-pihak yang terkait untuk mengatasinya.
Saran Sesuai kesimpulan yang telah diuraikan dalam penelitian ini, peneliti mengajukan beberapa saran, sebagai berikut: (1) Diharapkan siswa lebih memperhatikan penjelasan guru serta tidak berbuat ramai dan tidak membuat kelas menjadi gaduh karena dapat mengganggu konsetrasi siswa lain pada saat proses pembelajaran berlangsung. Kemudian siswa diharapkan lebih aktif saat berlangsungnya proses pembelajaran agar tercipta tujuan pembelajaran yang telah direncanakan sehingga kelas dapat terkelola dengan baik atas hubungan kerjasama antara guru dan siswa; (2) Sekolah hendaknya segera melengkapi kurangnya ruang kelas yang dimiliki sekolah. Agar semua semua kelas dapat melakukan moving class terutama kelas program khusus seperti kelas olahraga VII G dan VIII H. Sehingga semua kelas dapat merasakan kegiatan moving class itu sendiri agar tidak terjadi kecemburan sosial yang dapat terjadi antar siswa kelas VIII H dengan siswa kelas lain. Selain itu dengan dilakukannya kegiatan moving class di kelas VIII H diharapkan lebih memberikan suasana baru pada siswa supaya siswa nantinya lebih bersemangat ketika pembelajaran berlangsung; (3) Guru diharapkan selalu memiliki hubungan yang harmonis dengan siswa untuk segala kegiatan pembelajaran yang terjadi agar siswa selalu merasa nyaman ketika berada di kelas. Sehingga materi yang diajarkan diterima dengan baik oleh siswa dan dapat tercipta kelas yang kondusif dengan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.
DAFTAR RUJUKAN Asmani, Jamal Ma’mur. 2009. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif dan Inovatif. Jogjakarta: Diva Press. Moleong, Lexy. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Mudjiono & Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Rusydie, Salman. 2011. Prinsip-Prinsip Manajemen Kelas. Jogjakarta: Diva Press.
