BAB IV ANALISA PERFORMANSI BTS CDMA 20001X PT BAKRIE TELECOM COVERAGE KOTA BEKASI
Sebelum menganalisa suatu masalah pada jaringan telepon selular khususnya jaringan CDMA, harus terlebih dahulu diketahui informasi-informasi mendasar tentang kondisi jaringan, seperti : 1. Konfigurasi dan topologi jaringan. 2. Status beberapa BTS dengan mengeluarkan dari perhitungan BTS-BTS yang masih dalam tahap installasi. 3. Memastikan versi softwere dan hardware yang dipakai di BTS dan BSC sudah sinkron. 4. Memiliki Informasi serta data-data yang dapat dianalisa, seperti data key performance index, alarm log dari keseluruhan sistem, hasil drive test, data call history, dan pengukuran interferensi. Dari periode pengambilan data pada minggu pertama Oktober 2011 sampai minggu keempat Desember 2011 diperoleh data-data yang dapat digunakan sebagai analisa parameter-parameter Key Performance Index dari 12 BTS yang mengcover pusat Kota Bekasi, data-data tersebut meliputi :
Number of Occurance BTS E1 Alarm, yang mengindikasikan berapa kali muncul gangguan traffic link antara BTS-BSC.
Number of Occurance BTS ACN E1Alarm, yang mengindikasikan berapa kali muncul gangguan signalling link antara BTS-BSC.
Drop Calls percentage, yang menunjukan rasio perbandingan drop call terjadi.
Access failure percentage, yang menunjukan rasio perbandingan kegagalan panggilan terjadi.
Call blocking percentage, yang menunjukan rasio perbandingan kegagalan panggilan yang disebabkan ketidak tersediaan kanal terjadi.
Success Calls percentage, yang menunjukan rasio perbandingan panggilan yang berhasil dilakukan.
Traffic Occupancy, yang menunjukan tingkat kepadatan BTS atau traffic density BTS.
4.1 Analisa Call Drop Ratio KPI target 2011 PT. Bakrie Telecom, mensyaratkan call drop ratio harus berada dibawah 0,8%. Dari data rata-rata call drop periode Oktober-Desember 2011 didapatkan bahwa rata-rata call drop untuk 12 BTS di pusat kota Bekasi sebesar 0,45%. Angka ini berada jauh berada diatas ambang batas KPI PT. Bakrie Telecom. Menurut standard yang diberikan oleh vendor, angka ini menunjukan kualitas excellent yaitu dibawah 1%. Detail perhitungan rata-rata ini dapat dilihat pada tabel berikut ini .
46
Tabel 4.1 Rata-rata Call Drop Ratio periode Oktober-Desember 2011
Namun demikian, sempat terjadi kasus call drop yang cukup menonjol pada pada BTS 3020 dan 3013, khususnya pada BTS 3020Z yang sempat menunjukan angka 1,2% pada minggu pertama bulan November 2011. Kedua BTS ini memiliki nilai rata-ata call drop tertinggi, walaupun masih diatas KPI yaitu pada angka 0,72% dan 0,70%. Untuk lebih jelasnya mengenai call drop ratio di 12 BTS tersebut dapat dilihat pada grafik berikut.
47
Grafik 4.1 Grafik Call Drop Ratio periode Oktober-Desember 2011
Penyebab utama dari terjadinya drop call di suatu BTS yang paling umum terjadi ialah karena disebabkan gangguan pada traffic link antara BTS-BSC. Karena itu dapat dilakukan pembandingan antara statistic call drop ratio dengan alarm log traffic link khususnya untu BTS 3020 dan 3013, untuk memastikan apakah call drop yang terjadi disebabkan oleh gangguan pada abis interface ataukah yang lain. Tabel 4.2 Call drop ratio vs Abis traffic interface alarm
Dari data diatas dapat dilihat bahwa peningkatan call drop ratio di BTS 3013 pada minggu kedua bulan Oktober 2011 berbanding lurus dengan jumlah alarm gangguan pada traffic link BTS-BSC pada periode yang sama. Sehingga
48
dapat ditarik kesimpulan bahwa meningkatnya call drop ratio di BTS 3013 pada minggu kedua bulan Oktober 2011 disebabkan oleh gangguan pada ABIS interface link. Hal yang sama juga terjadi pada BTS 3020 di minggu ketiga bulan Desember 2011 dimana peningkatan call drop ratio berbanding lurus dengan jumlah alarm gangguan pada traffic link BTS-BSC pada periode yang sama. Langkah korektif yang dapat dilakukan pada kedua BTS ini adalah memperbaiki kualitas link antara BTS-BSC di kedua BTS tersebut, langkah ini dapat dilakukan dengan melakukan BER ( bit error ratio ) test pada keseluruhan link antara BTS 3013 dan 3020 sampai memenuhi standard BER yaitu dibawah 1 x 10 -6. Untuk memastikan apakah permasalahan call drop ratio ini telah berhasil diatasi maka perlu dilihat performansi call drop ratio di BTS 3013 dan 3020 setelah dilakukan perbaikan kualitas link, masalah call drop akan menurun drastis apabila memang hal ini menjadi akar masalah tingginya call drop di BTS ini. Disamping karena masalah pada abis interface, call drop juga dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti :
Coverage signal yang buruk pada forward dan reverse signal.
Parameter seting call drop, handoff dan neighbor list yang tidak sesuai.
Interference signal radio dari pemancar lain.
Korektif action: Berdasarkan pengecekan oleh team field terdapat interferensi terhadap link radio yang digunakan oleh BTS 3020.
49
Gambar 4.1 Trouble ticket BTS 3020/XL Pulau Sirih
Dari data performance BTS 3020 pada minggu pertama dan kedua bulan Januari terlihat adanya perbaikan nilai call drop.
50
Tabel 4.3 Call drop after improvement
4.2 Analisa Call Setup Success Ratio KPI target 2011 PT Bakrie Telecom, mensyaratkan call success ratio harus berada diatas 97%. Dari data rata-rata call success ratio periode Oktober-Desember 2011 didapatkan bahwa rata-rata call success ratio untuk 12 BTS di pusat kota Bekasi sebesar 96,73 %. Angka ini berada dibawah ambang batas KPI PT Bakrie Telecom. Namun menurut standard yang diberikan oleh vendor, angka ini menunjukan kualitas diatas rata-rata yaitu diatas 95% bahkan mendekati level excellent yaitu 97%.
Grafik 4.2 Call Succes Ratio periode Oktober-Desember 2011
51
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa call success terendah terjadi pada BTS 2446 sector X khususnya pada periode minggu kedua November. Rata-rata call success ratio pada BTS 2446X selama periode Oktober – Desember 2011 merupakan yang terendah diantara 12 BTS yang datanya diambil, yaitu sebesar 95,73 %. Setelah dilakukan penelusuran alarm log di BTS 2466 didapatkan log yang mengindikasikan adanya gangguan pada perangkat channel element di BTS 2466 pada bulan November 2011. Gangguan pada channel element dapat menyebabkan call blocking, karena fungsi channel element adalah sebagai penyedia resource channel call setup pada CDMA, sehingga dapat dipastikan gangguan inilah yang menyebabkan terjadinya penurunan statistik success call di BTS 2466 pada minggu ke dua November 2011, seperti dapat dilihat pada tabel perbandingan success call dan alarm channel element berikut. Tabel 4.4 Success Call vs Channel Element alarm
Korektif action Setelah dilakukan penggantian CEM modul oleh team field, success call BTS 2446x kembali normal di minggu ketiga bulan November 2011 seperti dapat dilihat pada Tabel 4.4
52
Gambar 4.2 Trouble ticket BTS 2466/PH Kayuringin Jaya
4.3 Analisa Traffic Density Dari data yang diambil pada periode pengamatan Oktober – Desember 2011 terlihat bahwa BTS- BTS ini memiliki tingkat kerapatan yang fluktuatif dan tidak
53
merata dalam tiap minggunya. Namun demikian apabila dirata-ratakan, ke duabelas BTS ini memiliki tingkat kerapatan trafik sebesar 56,97erl pada periode Oktober sampai dengan Desember 2011. Tingkat kerapatan trafik BTS-BTS tersebut dapat dilihat pada grafik berikut.
Grafik 4.3 Grafik Traffic Density periode Oktober-Desember 2011
Fluktuasi tingkat kerapatan trafik pada waktu-waktu tertentu tidak dapat menjadi acuan untuk mengoptimasi coverage suatu cell maupun suatu BTS, hal ini dikarenakan hal tersebut sangat berkaitan dengan aktifitas pelanggan yang dicatu di area tersebut. Tingkat kerapatan tertingi terjadi di BTS 3024X yaitu sebesar 104,51erl. Tingginya kepadatan trafik pada BTS 3024X dikarenakan BTS ini mencakup area Mega Mall dan Metropolitan Mall yang kemungkinan mengadakan event belanja akhir tahun, sehingga terjadi pengumpulan pelanggan di area tersebut.
54
Dari data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa rendahnya call success ratio di BTS 3024 pada minggu pertama November 2011 berkaitan erat dengan tingginya kepadatan traffic di cell 3024X pada periode yang sama. Sebagai langkah antisipasi akan lonjakan trafik pada momen-momen tertentu tersebut, BTS 3024 dikonfigurasikan dengan kapasitas maksimal.
4.4 Cakupan jaringan
Cell Coverage atau cakupan mengandung arti suatu area yang masih berada dalam wilayah layanan dari base station sel tersebut. Komunikasi yang menghubungkan baik dalam arah forward maupun reverse harus berada dalam kondisi sama baiknya. Sedangkan langkah korektif pengoptimasian cakupan jaringan, sesuai rekomendasi qualcomm dilakukan apabila rata-rata kepadatan trafik telah menunjukan angka diatas 75 dalam periode 2 bulan berturut-turut. Pada kasus BTS 3024 ini kapasitas trafik yang padat hanya berpengaruh pada performansi access failed namun tidak berpengaruh pada performansi dropcall dan success fail yang masih dalam batas level good. Dengan kondisi dimana access failed akan meningkat saat traffic density di sector X meningkat maka langkah yang dapat dilakukan adalah mengoptimasi coverage area sector X BTS 3024 dengan BTS tetangganya seperti terlihat pada gambar berikut .
55
Gambar 4.3 Optimasi Coverage BTS 3024
Solusi ideal dari penanganan masalah performansi di BTS ini adalah dengan menambah 1 buah BTS di area yang diberi tanda, sehingga distribusi traffic di BTS 3024X dapat terbagi. Solusi lainya adalah mengatur coverage dengan melakukan tilting di antenna sectoral BTS 1367, 2446 dan 3013.
4.5 Analisa Kinerja Jaringan CDMA 2000 1X
Hasil perhitungan beberapa parameter KPI yang dipakai oleh perusahaan pada periode Oktober sampai Desember 2011 dibandingkan dengan target perusahaan tahun 2011 dan sarat dari BRTI ditunjukan pada table berikut.
56
Tabel 4.5 Pencapaian Parameter KPI
Dari tabel pencapaian diatas dapat dilihat bahwa kinerja network adalah baik, karena sudah dapat memenuhi target yang ditetapkan oleh pemerintah dalam hal ini BRTI. Parameter success call berada sedikit dibawah target perusahaan, namun masih memenuhi sarat kelayakan yang ditetapkan pemerintah.
57