TUGAS AKHIR ANALISA QUALITY OF SERVICE PADA JARINGAN INTERNET CDMA DENGAN MEDIA WIMODE PT. BAKRIE TELECOM, TBK.
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Teknik Elektro
Disusun oleh Nama NIM Program Studi Peminatan Pembimbing
: Yosep Indra Himawan : 41406120045 : Teknik Elektro : Telekomunikasi : Ir. Bambang Hutomo, Bc.TT.
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2009
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama
: Yosep Indra Himawan
NIM
: 41406120045
Program Studi : Teknik Elektro Peminatan
: Telekomunikasi
Judul Skripsi
: Analisa Quality Of Service Pada Jaringan Internet Cdma Dengan Media Wimode Di Pt. Bakrie Telecom, Tbk.
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di kemudian hari penulisan Skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Mercu Buana. Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan.
Penulis,
Yosep Indra Himawan
ii
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
ANALISA QUALITY OF SERVICE PADA JARINGAN INTERNET CDMA DENGAN MEDIA WIMODE PT. BAKRIE TELECOM, Tbk.
Disusun oleh Nama NIM Fakultas Program Studi Peminatan
: Yosep Indra Himawan : 41406120045 : Teknik Industri : Teknik Elektro : Telekomunikasi
Mengetahui, Pembimbing
( Ir. Bambang Hutomo, Bc.TT )
Ketua Program Studi Teknik Elektro Koordinator Tugas Akhir
( Yudhi Gunardi, Ir. MT. )
iii
ABSTRAKSI Di era globalisasi seperti sekarang ini kebutuhan informasi sudah menjadi sangat penting. Dalam hitungan bulan, tahun, informasi berkembang tumbuh dengan pesat baik dari teknologi GSM maupun teknologi CDMA. Kita sebagai kaum intelektual tergerak untuk mengikuti dan turut serta membuat inovasi dalam persaingan yang semakin global. Inovasi dibutuhkan untuk menciptakan efisiensi dan bandwidth yang besar guna memenuhi kebutuhan akan transfer data, informasi voice, maupun multimedia dengan kecepatan transmisi tinggi, akurasi pengiriman informasi serta delay yang kecil. Penulis ingin membahas teknologi wireless internet baru yang dikeluarkan oleh PT. Bakrie Telecom, Tbk, bernama WiMode. Produk yang berbasis CDMA ini, sangat berguna terutama bagi para pengguna jasa internet yang “mobile”, karena teknologi dari WiMode ini tidak menggunakan akses kabel transmisi atau dalam kata lain menggunakan system wireless (nirkabel) sehingga pengguna dimudahkan dalam mengakses internet dimanapun dia berada. Disamping itu, penulis ingin mengetahui apakah WiMode memiliki efisiensi yang baik atau tidak dengan melakukan analisis terhadap Quality of Service (QoS) menggunakan parameter yang mempengaruhi, yaitu: Respon Time, Data Loss, Bandwidth, serta Throughput.
iv
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis dengan sepenuh hati kepada Allah Tritunggal atas segala rahmat, kasih, bimbingan, serta perlindungan yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini tepat pada waktunya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas akhir ini tidak dapat terwujud tanpa bantuan dan dukungan dari pihak lain yang secara langsung maupun tidak langsung membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya ditujukan kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis secara langsung. Penulis juga menyadari akan kekurangan yang ada dalam penyusunan tugas akhir ini sehingga sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan tulisan. Penulis mengharapkan agar tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat pada umumnya. Dalam kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : -
Ir. Bambang Hutomo, Bc.TT., selaku dosen pembimbing dan pengajar Teknik Telekomunikasi Universitas Mercubuana Jakarta.
-
Yudhi Gunardi, Ir. MT. selaku Koordinator Tugas Akhir dan Ketua Program Studi Teknik Elektro Universitas Mercubuana Jakarta.
-
Seluruh
staf
pengajar
dan
Karyawan
FTI-Telekomunikasi
Universitas
Mercubuana Jakarta. -
Orangtua dan keluarga yang memberikan bantuan baik moril maupun materil kepada penulis.
-
Rekan-rekan mahasiswa Program Kelas Karyawan FTI-Telekomunikasi angkatan ke-10 Universitas Mercubuana Jakarta
-
Teman-teman semua yang namanya tidak bisa saya sebutkan satu persatu . Akhir kata, “Segala sesuatu adalah dari Dia, oleh Dia dan kepada Dia, bagi
Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya”. Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................................. i. Halaman Pernyataan ................................................................................................... ii Halaman Pengesahan ................................................................................................ iii Abstraksi ................................................................................................................... iv Kata Pengantar ........................................................................................................... v Daftar Isi ................................................................................................................... vi Daftar Tabel ............................................................................................................. viii Daftar Gambar ........................................................................................................... ix Daftar Grafik .............................................................................................................. x BAB I.
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1 1.2. Tujuan Penulisan ................................................................................. 1 1.3. Perumusan Masalah ............................................................................. 2 1.4. Metodologi Penulisan .......................................................................... 2 1.5. Sistematika Penulisan .......................................................................... 3
BAB II. LANDASAN TEORI 2.1. Teori Dasar Internet ............................................................................. 4 2.1.1. Sejarah Internet .......................................................................... 4 2.1.2. Protokol Internet TCP/IP ........................................................... 5 2.1.3. Cara Akses ke Internet ............................................................... 7 2.1.4. Layanan Penamaan Domain (DNS) .......................................... 8 2.1.5. Jenis-jenis Layanan Internet ...................................................... 9 2.1.6. Perangat Akses Internet ........................................................... 14 2.2. Teori Dasar CDMA ........................................................................... 14 2.3. Istilah CDMA .................................................................................... 17 2.4. CDMA 2000 ...................................................................................... 18 2.5. Keuntungan CDMA 2000 .................................................................. 22 2.5.1. Kapasitas Voice ditingkatkan .................................................. 22 2.5.2. Data Keluaran yang Tinggi ..................................................... 23 2.5.3. Flexibilitas Band Frekuensi ..................................................... 24 2.5.4. Meningkatkan Kehidupan Baterai ........................................... 24 2.5.5. Sinkronisasi ............................................................................. 24 2.6. Quality of Service .............................................................................. 25 2.6.1. Delay / Respon Time ............................................................... 25 2.6.2. Data Loss / Error Rate ............................................................. 27 2.6.3. Line Speed, Throughput, dan Bandwidth ................................ 27
vi
BAB III. JARINGAN SISTEM KOMUNIKASI CDMA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA WIMODE (ESIA) 3.1. Konfigurasi Jaringan Wimode (Esia) ................................................ 31 3.2. Infrastruktur Dial Up pada Wimode (Esia) ....................................... 35 3.3. Proses Pengambilan Data .................................................................. 37 BAB IV. ANALISIS QUALITY OF SERVICE JARINGAN CDMA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA WIMODE 4.1. Pengantar ........................................................................................... 42 4.1.1. Delay / Respon Time ............................................................... 42 4.1.2. Data Loss ................................................................................. 44 4.1.3. Line Speed dan Throughput .................................................... 45 4.2. Hasil Pengamatan Delay, Data Loss, Line Speed, dan Throughput .. 46 4.2.1. Hasil Pengamatan Delay / Respon Time ................................. 47 4.2.2. Pengamata Data Loss .............................................................. 52 4.2.3. Pengamatan Throughput .......................................................... 55 4.2.4. Kalkulasi Line Speed ............................................................... 57 4.3. Analisa Rata-rata Respon Time, Data Loss, Bandwidth, dan Throughput yang Dapat Menentukan Quality of Service .................. 60 4.3.1. Analisa Rata-rata Respon Time Terhadap Standar ITU .......... 61 4.3.2. Analisa Rata-rata Data Loss Terhadap Standar ITU ............... 62 4.3.3. Analisa Rata-rata Throughput / Line Speed Terhadap Bandwidth Maksimum ............................................ 63 BAB V. KESIMPULAN ....................................................................................... 65 5.1. Kesimpulan ......................................................................................... 65 5.2. Peringkat dan Saran ............................................................................ 66 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 67
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Kategori Respon Time .............................................................................. 43 Tabel 4.2 Kategori Data Loss .................................................................................... 45 Tabel 4.3 Data Pengamatan Respon Time ( Februari 2009) ..................................... 47 Tabel 4.4. Data pengamatan delay dengan metode Ping ( Februari 2009) ................ 48 Tabel 4.5 Data Hasil Pengamatan Respon Time Per Hari ......................................... 49 Tabel 4.6 Data Hasil Pengamatan Roundtrip Time / Delay Per Hari ........................ 49 Tabel 4.7 Data Pengamatan Data Loss per 100 data terkirim (metode ping) ............ 52 Tabel 4.8 Kalkulasi Data Pengamatan Data Loss per 100 data terkirim .................. 53 Tabel 4.9. Data Pengamatan Throughput (Februari 2009) ........................................ 55 Tabel 4.10. Data Pengamatan Rata-Rata Throughput ................................................ 56 Tabel 4.11. Data Kalkulasi Line-Speed ...................................................................... 58 Tabel 4.12 Data Pengamatan Rata-rata Line-speed ................................................... 59 Tabel 4.13. Rata-rata Respon Time metode HTTP terhadap Standar ITU .......... 61 Tabel 4.14. Rata-rata Respon Time metode ping Terhadap Standar ITU.................. 61 Tabel 4.15 Data Loss Dari Segi Rata-Rata (Mean) Terhadap Standar Data Loss ..... 62
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Skema Perkembangan Teknologi CDMA ............................................. 22 Gambar 2.2. Diagram End to End Transmission Delay ............................................. 26 Gambar 2.3. Diagram Mapping user-centric QoS Requirement .............................. 30 Gambar 3.1 Konfigurasi Jaringan CDMA 2000 1X RTT WiMode (Esia) ................ 31 Gambar 3.2. Diagram alur instalasi perangkat lunak untuk modem (CDMA2000 1xRTT) ....................................................................................................................... 36 Gambar 3.3. Diagram Alur Pengambilan data dengan metode Pin ........................... 37 Gambar 3.4. Perintah Ping ke server www.wimode.co.id ........................................ 38 Gambar 3.5. Diagram Alur Instanlasi Program Bandwidth Meter Pro V2.6 ............. 39 Gambar 3.6. Pencatatan data Down/Upload dengan Bandwidth Meter Pro (Diagram Batang) ....................................................................................................................... 40 Gambar 3.7. Pencatatan data Down/Upload dengan Bandwidth Meter Pro yang dilengkapi dengan data rata-rata (average) ................................................................ 40 Gambar 3.8. Pencatatan data Traffic dengan Bandwidth Meter Pro.......................... 41 Gambar 3.9. Fasilitas Stop Watch pada program Bandwidth Meter Pro ................... 41 Gambar 4.1. Skema Pengukuran Delay / Response timei .......................................... 44
ix
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1. Nilai Minimum, Maksimum, Mean Dan Standar Deviasi Respon Time / Delay Dengan Metode Akses HTTP ......................................................................... 50 Grafik 4.2. Nilai Minimum, Maksimum, Mean Dan Standar Deviasi Respon Time / Delay Dengan Metode Ping ....................................................................................... 51 Grafik 4.3 Kalkulasi Data Loss per hari .................................................................... 53 Grafik 4.4. Perbandingan Respon Time, Delay time, dan Data Loss ....................... 54 Grafik 4.5 Nilai Maksimum, Minimum, Mean dan standar Deviasi Throughput...... 57 Grafik 4.6 Nilai Maksimum, Minimum, Mean dan Standar Deviasi Line-spee ....... 60 Grafik 4.7. Data sampling Respon time terhadap Standar ITU ................................ 62 Grafik 4.8. Data Loss Dari Segi Rata-Rata (Mean) Terhadap Standar IT ................. 63 Grafik 4.8. Perbandingan Rata-rata Line-speed dengan BW Wimode ..................... 64
x
Universitas Mercubuana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi CDMA di era globalisasi ini sudah semakin maju dan masing-masing perusahaan berusaha untuk menarik hati konsumennya dengan berbagai pelayanan, kemudahan mengakses, dan tarif rendah yang diberikan tanpa mengurangi kualitas jaringan. Saat ini di Indonesia telah ada setidaknya empat operator CDMA, yaitu Telkom dengan Flexi-nya, Mobile-8 dengan Fren-nya, Bakrie Telecom dengan Esia-nya, dan Indosat dengan StarOne-nya yang telah memiliki izin dari pemerintah berupa akses nirkabel tetap atau biasa disebut Fixed Wireless Access (FWA). Operator dengan masing-masing kelebihannya saling bersaing untuk menjadi yang terbaik mulai dari jangkauan frekuensinya sampai dengan tarif pulsa yang menggiurkan. Selain berbicara tentang perluasan jaringan, para operator ini juga memiliki rencana lain untuk meningkatkan pelayanan bagi para pelanggan-pelanggannya. Teknologi yang digunakan oleh para operator CDMA adalah CDMA 2000 1X. Pada saat ini beberapa operator sudah membangun jaringan dengan teknologi CDMA 2000 1X, tetapi ternyata operator lain tidak ingin ketinggalan untuk menampilkan jaringan tersebut, sedianya jaringan CDMA 2000 1X milik Esia telah beroperasi pada tahun 2005. Berdasarkan persaingan yang ketat dari masing-masing perusahaan tersebut, penulis akan membahas
teknologi jaringan internet pada WiMode yang dikeluarkan oleh PT.
Bakrie Telecom,Tbk. Esia dengan produk WiMode-nya merupakan salah satu alat komunikasi yang berbasis CDMA. Untuk melihat Quality of Service maka diperlukan pengamatan dengan menganalisa parameter-parameter yang ada.
1.2 Tujuan Penulisan Selain untuk mengaplikasikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah didapat
selama
berkuliah,
penulisan
tugas
1
akhir
ini
bertujuan
untuk:
Universitas Mercubuana
•
2
Mengetahui kualitas layanan data Wimode menggunakan parameter Quality of Service yang merujuk kepada rekomendasi dari ITU-T.
•
Mengetahui tingkat kontribusi masing-masing parameter QoS terhadap kualitas layanan yang diberikan oleh Wimode. Disamping itu dengan menganalisis jaringan internet CDMA dalam alat
komunikasi yang mana dalam pengaplikasiannya banyak digunakan oleh masyarakat, mahasiswa dituntut untuk menyelesaikan pokok permasalahan secara ilmiah dan dapat mempertanggungjawabkan hasil dari suatu analisa.
1.3 Perumusan dan Batasan Masalah Karena luasnya masalah yang akan dikaji maka dalam perumusan dan analisa permasalahan dibatasi sebagai berikut: •
Teori Penunjang WiMode o Teori dasar Internet o Teori dasar CDMA
•
Konfigurasi jaringan CDMA 2000 1X RTT WiMode
•
Referensi untuk kategori QoS pada tugas akhir ini adalah ITU-T Recommendation G.1010.
•
Analisis QoS dibatasi dengan pengambilan sampling kualitas layanan data (bukan multimedia) pada pada pengguna dengan menggunakan parameter: o Delay/ Respon Time terhadap standar ITU-T Rec. G.1010 o Data Loss terhadap standar ITU-T Rec.G.1010 o Line Speed dan Througput terhadap Bandwidth maksimum WiMode.
1.4 Metodologi Penulisan Metodologi penulisan yang digunakan adalah: •
Studi literature, dilakukan dengan pencarian dan pendalaman bahan-bahan yang menunjang tugas akhir
Universitas Mercubuana
•
3
Melakukan pengamatan dan pengambilan data operasional di PT. Bakrie Telekom,tbk.
•
Riset data
•
Analisis hasil Riset
1.5 Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pemahaman dari penulisan tugas akhir ini, penulisan dibagi dalam lima sub pokok bahasan yang meliputi : BAB I :
PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan latar belakang, tujuan penulisan, perumusan dan batasan masalah dan sistematika penulisan. BAB II:
TEORI PENUNJANG
Pada bab ini dibahas tentang teori dasar internet dan teori dasar CDMA yang melatar belakangi teknologi yang digunakan oleh PT. Bakrie Telecom,Tbk, yaitu CDMA 2000 1X RTT. BAB III:
SISTEM
KOMUNIKASI
INTERNET
CDMA
DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA WIMODE DI PT. BAKRIE TELECOM,Tbk.
Pada bab ini akan membahas teknologi dan konfigurasi jaringan yang digunakan pada WiMode di PT. Bakrie Telecom,Tbk, serta langkah dalam memperoleh data. BAB IV:
ANALISIS QUALITY OF SERVICE DARI JARINGAN CDMA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA WIMODE DI PT. BAKRIE TELECOM,Tbk.
Pada bab ini menganalisis Quality Of Service dari WiMode dengan cara mengukur parameter-parameter yang mempengaruhi QoS. BAB V:
KESIMPULAN
Bab ini memuat kesimpulan dari data hasil sampling dan analisanya serta berbagai saran ya berhubungan dengan performa jaringan Wimode.
Universitas Mercubuana
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Teori Dasar Internet Istilah Internet berasal dari bahasa Latin, inter yang berarti “antara”. Jika secara kata per kata Internet berarti jaringan antara atau penghubung. Memang itulah fungsinya, Internet menghubungkan berbagai jaringan yang tidak saling bergantung pada satu sama lain sedemikian rupa, sehingga mereka dapat berkomunikasi. Sistem apa yang digunakan pada masing-masing jaringan tidak menjadi masalah, apakah sistem DOS atau UNIX. Sementara jaringan lokal biasanya terdiri atas komputer sejenis (misalnya DOS atau UNIX), Internet mengatasi perbedaan berbagai sistem operasi dengan menggunakan “bahasa” yang sama oleh semua jaringan dalam pengiriman data. Pada dasarnya inilah yang menyebabkan besarnya dimensi Internet. Dengan demikian, definisi Internet ialah “jaringannya jaringan”, dengan menciptakan kemungkinan komunikasi antar jaringan di seluruh dunia tanpa bergantung kepada jenis komputernya. Dan menurut fungsinya Internet merupakan media komunikasi dan informasi modern. Dari keterangan diatas maka Internet dapat didefinisikan sebagai hubungan antar berbagai jenis komputer dan jaringan di dunia yang berbeda sistem operasi maupun aplikasinya dimana hubungan tersebut memanfaatkan kemajuan media komunikasi baik dari segi telepon maupun satelit yang menggunakan protokol standar dalam berkomunikasi yaitu protokol TCP (Transmission Control Protocol) / IP (Internet Protocol). 2.1.1 Sejarah Internet Banyak hal di Internet hanya dapat dimengerti dengan mengetahui dari latar belakang perkembangannya. Berikut akan dijelaskan asal mula terbentuknya Internet, yaitu:
4
Universitas Mercubuana
5
1. ARPANet Pada tahun 1969 ARPA (Advanced Research Project Agency), sebuah bagian dalam Kementerian Pertahanan Amerika Serikat memulai sebuah proyek, yang di satu sisi menciptakan jalur komunikasi yang tak dapat dihancurkan dan disisi lain memudahkan kerjasama antar badan riset diseluruh negeri, seperti halnya industri senjata. Maka terbentuklah ARPANet. Bila pada awalnya komputer sejenis yang melakukan pertukaran data, bertambahnya komputer dengan berbagai sistem operasi lain menuntut solusi baru komunikasi yang tak terbatas antar semua badan yang tergabung dalam jaringan. 2. Internetting Project Untuk itu dibuat Internetting Project, yang mengembangkan lebih lanjut hasil yang telah dicapai dalam ARPANet, agar media komunikasi baru ini juga dapat dimanfaatkan oleh berbagai sistem komputer yang tergabung. Kemudian vendor-vendor komputer meramaikan lalu lintas jaringan tersebut untuk berbagai kebutuhan sehingga terciptalah Internet.
2.1.2 Protokol Internet TCP/IP Seperti telah disebutkan di atas, Internet terbentuk dari jaringan-komputer yang tersebar di seluruh dunia. Masing-masing jaringan-komputer terdiri dari tipetipe komputer yang berbeda dengan jaringan yang lainnya. Maka diperlukan sebuah protokol yang mampu mengintegrasikan seluruh jaringan komputer tersebut. Solusinya adalah sebuah protokol pengiriman data yang tak bergantung pada jenis komputer dan digunakan oleh semua komputer untuk saling bertukar data. Agar data tidak hanya dapat dikirim dan diterima, melainkan juga dapat dimanfaatkan oleh setiap komputer, diperlukan program standar yang mengolah data tersebut pada sistem yang berkaitan.
Universitas Mercubuana
6
Protokol pengiriman merupakan sebuah konvensi (kesepakatan) yang menetapkan dengan cara apa data dikirimkan dan bagaimana kesalahan yang terjadi dikenali serta dipecahkan. Secara sederhana proses pengiriman data terdiri atas dua langkah, yang pertama yaitu data yang akan dikirimkan (misalnya sebuah file teks) dibagi ke dalam paket data berukuran sama (paket), kemudian dikirimkan satu per satu. Di Internet, protokol ini disebut IP (Internet Protocol). Kedua, harus dijamin setiap paket data sampai ke alamat yang benar dan semuanya benar diterima. Untuk itu diperlukan protokol lainnya, yaitu Transmission Control Protocol (TCP) mengaitkan sebuah blok data pada paket data IP, yang antara lain mengandung informasi mengenai alamat, jumlah total paket data dan urutan setiap paket yang membentuk paket tersebut. Secara bersamaan kedua protokol membentuk kesatuan yang berfungsi, karena itu biasanya disebut TCP/IP. Dengan adanya TCP/IP ini, Internet memiliki 3 keuntungan : 1. Memberi kesempatan Internet menggunakan jalur komunikasi yang sama untuk pemakai yang berbeda pada saat yang sama. Karena paket-paket data tidak perlu dikirimkan bersama-sama, jalur komunikasi dapat membawa segala tipe paket data sementara mereka dikirimkan dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Sebagai contoh, bayangkan sebuah jalan raya di mana mobil bergerak sepanjang jalan yang sama walaupun mereka menuju ke tempattempat yang berbeda-beda. 2. Memberi Internet fleksibilitas. Sementara paket-paket data bergerak, mereka bergerak dari satu host ke host lain sampai mencapai tujuan akhir. Jika sebuah jalur komunikasi tidak berfungsi, sistem yang mengontrol aliran data dapat menggunakan jalur alternatif. Maka, paket-paket data dapat bergerak melalui jalur-jalur yang berbeda-beda. 3. Meningkatkan kecepatan transmisi data. Sebagai contoh, jika terjadi kesalahan, TCP meminta host asal mengirim kembali hanya paket-paket data
Universitas Mercubuana
7
yang mengandung kesalahan, bukan semua paket data. Ini berarti meningkatkan kecepatan transmisi data.
2.1.3 Cara Akses Ke Internet 1. Sambungan langsung ke Network Anda dapat menggunakan sebuah komputer yang secara langsung mempunyai hubungan ke Internet. Sebagai contoh, Anda mungkin menggunakan sebuah PC yang merupakan bagian dari sebuah jaringan komputer yang mempunyai hubungan ke Internet. Dalam kasus ini, sistem Anda menjadi host Internet penuh, yaitu mempunyai alamat elektronik tersendiri. 2. Sambungan dengan menggunakan Dial-up Modem Untuk menggunakan hubungan Dial-Up telepon, Anda memerlukan sebuah alat untuk mengkonversi sinyal komputer (digital) menjadi sinyal telepon (analog), dan sebaliknya. Alat untuk mengkonversi sinyal digital ke sinyal analog disebut modulator. Sedang, alat untuk mengkonversikan sinyal analog ke sinyal digital disebut demodulator. Untuk mengakses ke Internet melalui hubungan telepon, Anda memerlukan sebuah modem (modulatordemodulator). Ringkasan tahapan yang dibutuhkan ketika ingin membangun koneksi internet dengan dial-up networking adalah : -
Memperoleh sebuah account internet
-
Menginstal hardware komunikasi (modem).
-
Memeriksa perangkat Dial-up networking , protokol TCP/IP, dan memasukan informasi TCP/IP dimana biasanya MS Window sudah melakukan secara otomatis.
-
Membuat koneksi dial-up ke ISP
-
Melakukan dial internet melalui ISP.
3. Sambungan langsung ke On-line Service seperti BBS, Compuserve.
Universitas Mercubuana
8
Untuk menjadi sebuah host Internet tanpa harus memiliki hubungan full-time ke Internet (yang umumnya sangat mahal), ada sebuah cara mensetup sebuah host Internet melalui hubungan telepon. Untuk melakukan hal tersebut, Anda perlu mengadakan perjanjian dengan sebuah host Internet yang lain yang bertindak sebagai titik hubungan. Selanjutnya, diperlukan sejumlah program yang disebut sebagai PPP (Point to Point Protocol) dan SLIP (Serial Line Internet Protocol) dalam workstation. Setelah workstation menghubungi host Internet melalui jalur telepon, PPP menyediakan kemampuan TCP/IP untuk workstation tersebut.
2.1.4 Layanan Penamaan Domain (DNS) Tentunya juga harus ada sebuah metode yang memungkinkan pengiriman kepada masing-masing komputer di Internet. Pada awalnya disusun sebuah daftar yang memuat nama semua jaringan yang tergabung dalam Internet. Dengan tingkat pertumbuhan Internet yang sangat tinggi tidak mungkin lagi menjaga daftar-daftar tetap aktual. Alamat-alamat IP berperan mengidentifikasi setiap komputer dalam internet. Meski demikian pengidentifikasian komputer secara numerik dirasa kurang familiar bagi manusia yakni sulit diingat. Selain itu seringkali alamat IP dilakukan perubahan setiap kali komputer dipindahkan secara fisik dalam ssebuah jaringan. Solusinya, membuat user dapat mengerti dan mengingat secara mudah, maka dikembangkan sistem pengalamatan menggunakan bahasa umum yang lebih dimengerti manusia, sistem ini dinamakan Domain Name Service (DNS). Melaui DNS setiap komputer memiliki dua Identitas yaitu sebuah IP Address numerik dan sebuah host name, yaitu sbb: 1. IP Address Sebuah alamat IP terdiri atas sebuah angka biner 32-bit, yang menggambarkan lokasi jaringan hingga komputer dalam jaringan tersebut yang harus dicapai. Dari sanalah Router memilih jalur yang paling menguntungkan. Artinya, Internet menentukan sendiri jalan “melalui” banyak jaringan yang tergabung antara dua
Universitas Mercubuana
9
tempat, sehingga hampir tak mungkin merusak media komunikasi ini. Bila misalnya sebuah kabel penghubung rusak oleh pekerjaan galian tanah, INTERNET mengalihkan pengiriman paket ke jalur lain. Hal ini disebut Dynamic Rerouting. 2. Host Name Karena angka biner tidak mudah diingat, maka dikembangkan sistem Domain Name Service (DNS). Disini alamat disusun dalam sebuah hierarki berbagai wilayah (domain = wilayah), yang mewakili sebuah kelompok host tertentu. Host adalah komputer dalam jaringan lokal (LAN) atau Wide Area Network (WAN), yang diakses oleh komputer lain dalam jaringan tersebut. Agar penyampaian otomatis oleh Router tetap berfungsi, angka biner tetap digunakan. Bila Anda memberikan sebuah alamat DNS, pertama-tama data dikirimkan ke sebuah Server dan diubah menjadi alamat IP yang dapat dibaca oleh komputer. Contoh berikut ini akan menjelaskan sistem alamat DNS. Seperti pada alamat IP, alamat tersebut juga mengandung informasi yang dibutuhkan untuk identifikasi komputer yang diinginkan. Setiap bagian alamat DNS harus dipisahkan dengan sebuah titik.
2.1.5 Jenis-Jenis Layanan Internet 1. Electronic Mail (E-mail) Fungsi : mengirim atau menerima surat ke/dari seluruh penjuru dunia. Sebagai pemakai Internet, Anda dapat mengirim dan menerima pesan dari pemakai Internet lain dari berbagai penjuru dunia. Namum selain pesan-pesan pribadi, dengan E-mail dapat juga mengirim dan menerima file binary. Maka secara virtual Anda dapat mengirim dan menerima segala tipe data. Sistem mail Internet adalah tulang punggung (dan motivasi awal) dari Internet itu sendiri. Untuk dapat menerima surat elektronik, Anda harus memiliki kotak pos (mailbox) untuk menampung surat-surat yang masuk sebelum Anda sempat membacanya. Sebuah kotak pos elektronik (electronic mailbox) sama dengan kotak pos dikantor pos. Siapapun bisa mengirim surat ke kotak pos,
Universitas Mercubuana
10
tetapi hanya pemiliknya yang bisa meneliti dan membuang isi kotak surat tersebut.
Alamat kotak pos untuk surat elektronik disebut E-mail address. Sebagai contoh:
[email protected] Yosef.indra : nama user Yahoo
: nama provider
co
: identitas network
id
: nama domain geografis, yaitu Indonesia
Surat menyurat di Internet dilakukan dengan menggunakan program surat elektronik. Cara penggunaannya sangat mudah bila program dijalankan dibawah user interface grafis seperti Windows. Saat pengiriman hanya perlu diisikan alamat penerima dan subjek (topik) surat, kemudian isi surat langsung dapat diketik untuk dikirim. Jika perlu Anda dapat menyertakan file tertentu untuk dikirim bersama-sama dengan surat tersebut (Attachments). Program surat elektronik yang popular digunakan adalah Eudora Mail. Eudora Mail menggunakan protokol yang disebut POP (Post Office Protocol) dan dibuat oleh Qualcomm Inc. 2. File Tranfer Protocol (FTP) Fungsi :mengirim dan menerima file antar host dari seluruh penjuru dunia. Anonymous FTP memungkinkan pengaksesan ke server FTP dengan login anonymous tanpa memerlukan password. Anonymous FTP adalah salah satu dari pelayanan dalam Internet yang cukup penting. Dengan akses ke berbagai anonymous FTP, Anda dapat memperoleh file-file secara grafis. Anda dapat menemukan program-program, gambar-gambar, majalah elektronik, artikelartikel dalam kelompok diskusi tertentu. Salah satu program FTP adalah WS_FTP.
Universitas Mercubuana
11
3. Tele Networking (TelNet) Fungsi : mengakses komputer (host/server) dari jauh/Remote login. Telnet adalah program yang memungkinkan komputer kita menjadi terminal dari komputer lain di Internet. Telnet memungkinkan kita untuk masuk (log in) sebagai pemakai komputer jarak jauh dan menjalankan program komputer layanan yang ada dikomputer tersebut. 4. User’s Network (UseNet) UseNet adalah sistem kelompok diskusi di mana artikel-artikel didistribusikan ke seluruh dunia. UseNet memiliki ribuan kelompok diskusi, sehingga tidak heran jika UseNet meliputi segala macam topik yang mungkin Anda inginkan. 5. World Wide Web (WWW) Sering disebut “the WEB”/”W3”, merupakan sistem dalam internet yang memiliki fasilitas pencarian dan pemberian informasi yang cepat dengan menggunakan teknologi hypertext. Sebutan World Wide Web (Web=jaring laba-laba) sangat tepat untuk menggambarkan struktur data pada jaringan Internet. Berbeda dengan misalnya susunan data logis berstruktur pohon yang dikenal dari DOS. WWW memungkinkan penanganan atau akses yang jauh lebih fleksibel pada file yang dikelola. Di WWW, struktur sumber daya Internet dapat dibandingkan dengan jaring laba-laba. Bila dilihat polanya, jaringan ini terdiri atas lingkaran-lingkaran berbagai ukuran yang berpusat pada titik tengah yang sama. Dari titik tengah ini terbentuk garis-garis penghubung yang tegak lurus pada lingkaran, sehingga terdapat titik simpul. Bila pada struktur pohon percabangan merupakan jalur hubungan, pada Web semua garis merupakan penghubung setiap titik simpul yang mengandung data. Pemilihan disini dilakukan dengan item Hypertext. Pada titik simpul bisa terdapat sebuah komputer di Internet atau sebuah petunjuk untuk file tertentu pada sebuah komputer. Hal ini berarti, dengan memilih sebuah item Hypertext diciptakan hubungan dengan sebuah
Universitas Mercubuana
12
komputer pada suatu tempat di dunia, dimana Anda dapat melanjutkan perjalanan atau langsung ke sebuah file tertentu. Untuk
membuat
Hypertext,
“Bahasa”
World
Wide
Web:
HTML,
dikembangkan sebuah bahasa pemrograman khusus yang memungkinkan pengikatan alamat WWW atau file dalam sebuah dokumen. Sesuai dengan fungsinya, bahasa pemrograman ini disebut Hypertext Mark up Language (HTML). File ini biasanya berextention *.html. Agar file yang berisi Hypertext ini bisa dikirimkan, diperlukan protokol pengiriman data yang spesifik yang disebut HyperText Transfer Protocol (HTTP). Untuk menemukan setiap hubungan Hypertext digunakan Uniform Resource Locator (URL). Karena itu, halaman WWW juga disebut dokumen URL.
Beberapa alamat browser/search engine di Internet : Nama
Alamat elektronik
Google
http://www.Google.com/
Yahoo!
http://www.yahoo.com/
Alta Vista
http://www.altavista.digital.com/
Lycos
http://www.lycos.com/
WebCrawler
http://www.webcrawler.com/
Inktomi
http://www.cs.berkeley.edu/
DejaNews
http://www.dejanews.com/
BimaSakti
http://www.cs.utexas.edu/users/adison/cgi/bimasakti/
6. Internet Relay Chat (IRC) Internet Relay Chat/IRC merupakan fasilitas untuk komunikasi langsung dengan menggunakan keyboard. Anda dapat ambil bagian dalam komunikasi publik dengan sekelompok orang. Atau, jika Anda inginkan, Anda dapat
Universitas Mercubuana
13
menggunakan IRC untuk mengatur komunikasi pribadi dengan orang-orang tertentu, yaitu sejenis teleconference.
7. Internet Phone/Conference Fasilitas untuk melakukan percakapan jarak jauh via Internet. Untuk itu diperlukan aplikasi khusus dan dukungan hardware multi media. 8. WAIS (Wide Area Information Service) menyediakan cara lain untuk menemukan informasi yang tersebar dalam Internet. WAIS mampu mengakses segala database yang besar (seperti dokumen, file berisi gambar, video dan suara). 9. Gopher Internet menyediakan banyak informasi yang dapat diakses penggunanya lewat sistem menu. Seorang pengguna Internet dihadapkan pada sebuah menu yang bercabang-cabang. Untuk menuju ke informasi atau data yang dituju, seorang pengguna menyeleksi pilihan-pilihan yang disediakan hingga masuk ke topik yang diinginkan. Fasilitas demikian disebut Gopher. 10. Mailing List Fasilitas ini dibangun menggunakan teknik yang sama dengan proses penyebaran surat elektronik. Dengan menggunakan fasilitas ini, sebuah berita/file dapat didistribusikan ke banyak pengguna sekaligus. Bahkan penggunanya dapat melakukan diskusi, seminar, ceramah, konferensi secara elektronik tanpa terikat dimensi ruang dan waktu. Diskusi dapat berlangsung setiap hari tanpa henti. Hasil yang diperoleh akan jauh lebih efektif daripada penyelenggaraan seminar/konferensi konvesional. Berikut adalah contoh daftar alamat Mailing List dengan topik ekonomi. Mailing List
Keterangan
[email protected]
Bisnis,Keuangan, dan Administrasi Pro
[email protected]
Perkembangan ekonomi Internasional
Universitas Mercubuana
14
[email protected]
Ekonomi di negara kurang berkembang
[email protected]
Ekonomi global
[email protected]
Ekonomi politik
2.1.6. Perangkat Akses Internet 1. Hardware Memiliki komputer dengan spesifikasi minimum sebagai berikut : •
PC minimal 386 (486 DX-4 recomended)
•
Monitor Super VGA
•
RAM 4 MB (8 MB recomended, tergantung program aplikasi)
•
Modem
•
Peralatan Multi Media (tergantung aplikasi layanan INTERNET yang dibutuhkan)
•
Memiliki Sistem Operasi dan Internet Browser
2. Berlangganan dengan ISP (Internet Service Provider) atau Online Service Software/Program Aplikasi (tergantung fasilitas Internet yang akan digunakan) •
Eudora Light
•
Netscape
•
Internet Explorer
•
Internet Phone
•
Net 2 Phone
•
Net Meeting
2.2 Teori Dasar CDMA Teknik CDMA berawal dari sebuah teknologi militer yang digunakan pertama kali pada Perang Dunia II oleh sekutu Inggris untuk menggagalkan usaha Jerman mengganggu transmisi mereka. Sekutu memutuskan untuk mentransmisikan tidak
Universitas Mercubuana
15
hanya pada satu frekuensi, namun pada beberapa frekuensi, menyulitkan Jerman untuk menangkap sinyal yang lengkap. Sejak itu CDMA digunakan dalam banyak sistem komunikasi, termasuk pada Global Positioning System (GPS) dan pada sistem satelit OmniTracks untuk logistik transportasi. Code division multiple access (CDMA) adalah sebuah bentuk pemultipleksan (bukan sebuah skema pemodulasian) dan sebuah metode akses secara bersama yang membagi kanal tidak berdasarkan waktu (seperti pada TDMA) atau frekuensi (seperti pada FDMA), namun dengan cara mengkodekan data dengan sebuah kode khusus yang diasosiasikan dengan tiap kanal yang ada dan mengunakan sifat-sifat interferensi konstruktif dari kode-kode khusus itu untuk melakukan pemultipleksan. CDMA juga mengacu pada sistem telepon seluler digital yang menggunakan skema akses secara bersama ini, seperti yang diprakarsai oleh Qualcomm. Sistem terakhir didesain dan dibangun oleh Qualcomm, dan menjadi cikal bakal yang membantu insinyur-insinyur Qualcomm untuk menemukan Soft Handoff dan kendali tenaga cepat, teknologi yang diperlukan untuk menjadikan CDMA praktis dan efisien untuk komunikasi seluler terrestrial. Sejumlah istilah yang berbeda digunakan untuk mengacu pada penerapan CDMA. Standar pertama yang diprakarsai oleh QUALCOMM dikenal sebagai IS-95, IS mengacu pada sebuah Standar Interim dari Telecommunications Industry Association (TIA). IS-95 sering disebut sebagai 2G atau seluler generasi kedua. Merk dagang cdmaOne dari Qualcomm juga digunakan untuk menyebut standar 2G CDMA. Setelah beberapa kali revisi, IS-95 digantikan oleh standar IS-2000. Standar ini diperkenalkan untuk memenuhi beberapa kriteria yang ada dalam spesifikasi IMT-2000 untuk 3G, atau selular generasi ketiga. Standar ini juga disebut sebagai 1xRTT yang secara sederhana berarti "1 times Radio Transmission Technology" yang mengindikasikan bahwa IS-2000 menggunakan kanal bersama 1.25-MHz sebagaimana yang digunakan standar IS-95 yang asli. Suatu skema terkait yang disebut 3xRTT menggunakan tiga kanal pembawa 1.25-MHz menjadi sebuah lebar pita 3.75-MHz yang memungkinkan laju letupan data (data burst rates) yang lebih tinggi untuk seorang pengguna individual, namun
Universitas Mercubuana
16
skema 3xRTT belum digunakan secara komersil. Yang terbaru, QUALCOMM telah memimpin penciptaan teknologi baru berbasis CDMA yang dinamakan 1xEV-DO, atau IS-856, yang mampu menyediakan laju transmisi paket data yang lebih tinggi seperti yang dipersyaratkan oleh IMT-2000 dan diinginkan oleh para operator jaringan nirkabel. System CDMA QUALCOMM meliputi sinyal waktu yang sangat akurat yang biasanya mengacu pada sebuah receiver GPS pada stasiun pusat sel (cell base station), sehingga jam berbasis telepon seluler CDMA adalah jenis jam radio yang semakin populer untuk digunakan pada jaringan komputer. Pada pertengahan dekade 1990, International Telecommunication Union (ITU) memulai usaha untuk membangun layanan telekomunikasi untuk pengguna di manapun dan kapanpun. Tujuannya adalah interoperabilitas sistem-sistem bergerak (mobile) yang sanggup memberikan layanan bernilai tambah. Pada 1998, ITU mengeluarkan proposal Radio Transmission Technology (RTT) untuk International Mobile Telecommunications-2000 (IMT-2000), nama formal untuk standar 3G. IMT2000 menyetujui tiga buah standar untuk 3G: W-CDMA dan CDMA 2000. WCDMA didukung oleh European Telecommunications Standards Institute (ETSI) dan operator GSM di Eropa Dan tempat lain. Sedangkan CDMA2000 didukung oleh komunitas CDMA Amerika Utara, dipimpin oleh CDMA Development Group (CDG). Keuntungan utama menggunakan sinyal telepon seluler CDMA untuk keperluan jam referensi adalah bahwa mereka akan bekerja lebih baik di dalam bangunan, sehingga menghilangkan kebutuhan untuk memasang sebuah antenna GPS di luar bangunan. Yang juga sering dikacaukan dengan CDMA adalah W-CDMA (Wideband Code Division Multiple Access). Teknik CDMA digunakan sebagai prinsip dari antarmuka udara W-CDMA, dan antarmuka udara W-CDMA digunakan di dalam Standar 3G global UMTS dan standar 3G Jepang FOMA, oleh NTT DoCoMo dan Vodafone. Namun bagaimanapun, keluarga standar CDMA (termasuk cdmaOne dan CDMA 2000) tidaklah compatible dengan keluarga standar W-CDMA.
Universitas Mercubuana
17
Standar ketiga (TD-SCDMA) didukung di China. Diawal tahun 1998, WCDMA diikutsertakan dalam standar ETSI yaitu UMTS (Universal Mobile Telecommunications System). W-CDMA telah dengan luas didukung oleh operator GSM di seluruh dunia. KarenaW-CDMA membutuhkan setidaknya 5 MHz spektrum, operator yang mendukung W-CDMA harus membeli spektrum baru, dengan biaya miliaran dolar, untuk menggunakan teknologi ini. W-CDMA menjanjikan penggunaan layanan suara dan data dengan kapasitas maksimum 2 Mbps melalui kanal 5 MHz. Namun dilapangan, operator percaya bahwa W-CDMA hanya dapat menangani hingga 384 kbps.
2.3 Istilah CDMA Sebelum lebih lanjut, akan dibahas beberapa istilah yang akan digunakan dalam analisa yang harus dipahami dulu. Disini digunakan terminology Mobile Station (MS) untuk menyatakan terminal secara umum apakah terminal bergerak atau tidak. Kadang Base Station sering digunakan untuk menyatakan intensitas BTS. FER (frame error rate) suatu perbandingan antara frame error terhadap frame yang diterima lebih baik. Merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur permasalahan kualitas suara dan cakupan layanan. Nilai FER direpresentasikan dalam presentase, misalnya 2% artinya hanya 2 frame dari 100 frame yang dikirimkan diperbolehkan mengalami kesalahan. FER pada system CDMA yang baik adalah nilai rendah baik untuk arah BTS ke terminal MS (forward) maupun arah terminal MS ke BTS (reverse). Cell Coverage atau cakupan mengandung arti suatu area yang masih berada dalam wilayah layanan dari base station sel tersebut. Komunikasi yang menghubungkan baik dalam hal forward maupun reverse harus berada dalam kondisi sama baiknya. Ec/I0 atau Nc/ N0 merupakan perbandingan antara energy tiap bit sinyal informasi terhadap sinyal interferensi atau sinyal derau (noise) yang menyertainya. Pada intinya adalah kuat sinyal yang dikehendaki terhadap kuat sinyal yang tidak
Universitas Mercubuana
18
dikehendaki. Makin besar nilai Ec/I0 akan semakin memberikan performansi yang lebih baik. Processing Gain ialah perbandingan antara lebar bandwidth sinyal pembawa (W) terhadap sinyal informasi yang dikirimkan dalam hal ini yang digunakan adalah vocoder rate set (R). Rate set yang digunakan dalam CDMA adalah vocoder 9.6 kbps dan 14.4 kbps. Perbandingan W/R untuk vocoder 9.6 kbps adalah 21.072 dB dan untuk vocoder 14.4 kbps
adalah 19.331 dB, dimana W sebesar 1.228 MHz.
Processing Gain akan mempengaruhi banyak hal dalam system CDMA diantaranya adalah cakupan dan kualitas suara. Mean Opinion Score (MOS) ialah representasi kualitas suara yang dilakukan dengan membandingkan antara vocoder satu dengan vocoder yang lainnya menurut opini pendengar secara rata-rata didalam ruangan yang bebas interferensi suara dengan perlakuan yang sama, oleh orang sama dan dalam kondisi yang sama. Pembobotan dilakukan dengan memberikan nilai satu sampai dengan lima, dimana nilai satu adalah kualitas terburuk dan nilai lima adalah terbaik. Contoh kualitas suara untuk telepon PSTN dengan PCM mempunyai nilai MOS sekitar 4,1.
2.4 CDMA 2000 (Code Division Multiple Access) Jaringan CDMA2000 pertama kali diperkenalkan dimasyarakat pada bulan Oktober 2000 di Negara Korea. Lebih dari 20 operator
diseluruh dunia akan
memperkenalkan jaringan 3G ini pada tahun 2002, dan lebih dari 30 operator juga akan menyusul ditahun 2003. Sekarang, sudah lebih dari 33 produsen dengan lebih dari 170 perlengkapan CDMA yang berbeda. cdmaOne sudah berdiri di 50 negara dalam 5 kontingen, dan kurang lebih terdapat 120 juta pelanggan di berbagai Negara. Pemunculan sebuah solusi baru yaitu CDMA 2000 di Asia, Amerika Utara dan Amerika Latin, dimana lebih dari 19 juta yang menggunakan teknologi 3G CDMA 2000 pada bulan September 2002 dan pelanggan baru terus bertambah kurang lebih 2 juta setiap bulannya, teknologi 3G merupakan sebuah bukti nyata dari perkembangan teknologi dari jasa dan aplikasi. Sebuah peralatan yang memiliki lebar
Universitas Mercubuana
19
range dari wireless dan LCD telepon berwarna yang beredar dipasaran, seperti: kamera handphone, Global Positioning System (GPS), dan perlengkapan multimedia. Perlengkapan yang termasuk baru ini, merupakan gabungan dari paket data dengan kecepatan tinggi, yang dibuka untuk susunan kreasi yang lebar/ bervariasi yang menjadi pilihan untuk para konsumen dan untuk membedakan kelebihan masingmasing operator dan memberikan sumber informasi yang baru sebagai pendapatan. CDMA 2000 merupakan evolusi teknologi yang lebih efektif untuk operator CDMA dan TDMA. CDMA 2000 perkembangan dari teknologi cdmaOne (IS-95). Perkembangan CDMA 2000 diuntungkan dari operasi System cdmaOne yang sangat luas dan sedikit berbeda, sama bagusnya dengan system wireless generasi ketiga. Hasilnya adalah berupa teknologi yang efisien dan banyak kegunaanya. CDMA2000 banyak digunakan oleh operator CDMA (cdmaOne) yang sudah ada. CDMA2000 dirancang untuk beroperasi pada spektrum yang sama dengan jaringan cdmaOne sehingga tidak membutuhkan spektrum baru. Untuk memperoleh ini,nama CDMA2000 1xRTT yang menggunakan sebuah kanal CDMA1,25 MHz untuk memperoleh kecepatan data 153 Kbps dan dua kali kapasitas suara dibandingkan cdmaOne. Spektrum dilepaskan karena penggunaan 1xRTT sekarang dapat digunakan untuk tahap evolusi berikutnya, CDMA 2000 1xEV-DO. Teknologi CDMA memisahkan panggilan pengguna satu dengan lainnya menggunakan kode, bukan frekuensi. Hasilnya, semua frekuensi CDMA dapat digunakan semua sel, sehingga meningkatkan jumlah total kanal suara yang tersedia dan kapasitas sistem secara keseluruhan. CDMA adalah teknologi spread spectrum, yang berarti ia menyebarkan informasi yang dikandung sinyal tertentu ke dalam bandwidth yang lebih besar dari sinyal aslinya. Spread spectrum telah secara substansial meningkatkan bandwidth sinyal pembawa informasi, jauh di atas kebutuhan komunikasi dasar. Peningkatan bandwidth, walau tidak diperlukan untuk komunikasi, dapat mengurangi efek yang merugikan dari interferensi. Tujuan CDMA2000 adalah menyediakan layanan 2.5G dan 3G menggunakan system TIA/EIA-41 yang terdiri dari sistem IS-95A, B, dan cdmaOne.
Universitas Mercubuana
20
Ada beberapa tipe CDMA2000 yaitu: •
CDMA2000 1X CDMA 2000 1X memiliki kapasitas dua kali lebih besar dari cdmaOne networks dan dapat menyediakan peak packet data speeds hingga 307 kbps dalam kondisi mobile.
•
CDMA2000 1XRTT 1X RTT adalah suatu ketentuan khusus untuk suatu pemanfaatan system CDMA 2000 dengan frekuensi pembawa 1.25 MHz, sangat cocok dengan CDMA IS-95. Para pengguna IS-95 dan 1X didukung dengan pembawa yang sama. Spesifikasi 1XRTT dikembangkan oleh Third Generation Partnership Project 2 (3GPP2), sebuah kerjasama yang terdiri dari lima badan standar telekomunikasi: CWTS di China, ARIB dan TTC di Jepang, TTA di Korea dan TIA di Amerika Utara. CDMA2000 1XRTT menawarkan layanan dengan kecepatan hingga 153 kbps dalam rentang spektrum yang kecil (1,25 MHz per carrier).
•
CDMA2000 1XEV-DO CDMA 2000 1X EV DO menyediakan Peak data speeds hingga 2.4 Mbit/s sehingga mendukung aplikasi seperti MP3 transfers dan video conferencing. 1XEV-DO, juga dikenal dengan 1X-EV Phase One, adalah sebuah peningkatan dengan meletakkan suara dan data pada kanal yang terpisah guna menyediakan pengiriman data pada kecepatan 2.4 Mbit/s.
•
CDMA2000 1XEV-DV CDMA 2000 1X EV-DV menyediakan layanan terintergrasi antara voice dan simultaneous high-speeds packet data multimedia pada kecepatan hingga 3.09 Mbit/s. 1X-EV Phase Two menjanjikan kecepatan data berkisar dari 3Mbps hingga 5Mbps. Hingga kini telah ada 8 proposal yang dikirim ke komite standar 3GPP2 untuk rancangan EV-DV.
Universitas Mercubuana
•
21
CDMA2000 3XRTT 3xRTT adalah sebuah standar IMT-2000 (3G) yang disetujui ITU. Ia adalah bagian dari apa yang disebut ITU sebagai IMT-2000 CDMA MC. Ia menggunakan spektrum 5 MHz untuk memberikan kecepatan data berkisar antara 2 hingga 4 Mbps.
CDMA 2000 1X merupakan basic teknologi dari data dan suara (voice), sementara CDMA 2000 1X EV-DO merupakan teknologi yang digunakan hanya untuk data dengan spectrum frekuensi 1.25 MHz. Dengan peralatan/perlengkapan yang baru, CDMA 2000 1X memperkenalkan kelebihannya, antara lain: 1. Peningkatan kapasitas suara dari 22 TCH per sector dan per gelombang dalam cdmaOne menjadi 35 TCH per sector dan per gelombang (fasa lanjut), meningkat menjadi 49 TCH per sector dan per gelombang pada tahun 2003/2004 dengan SMV vocoder (mode2). 2. “Always On” puncak paket data rate pada 153 kbps (fasa lanjut) meningkat menjadi 307 kbps pada tahun 2003/2004 (1X EV-DO mampu mengirim rate data puncak sebesar 2.4 Mbps). 3. Melakukan hubungan dengan ANSI-41, GSM-MAP, dan bermacam jaringan ALL-IP. Bermacam pita dan bandwidth dari pengoperasian dapat menyangga kebutuhan frekuensi operator yang berbeda: 450, 800, 900, 1700, 1800, dan 2100 MHz (untuk sekarang ini belum ada peluncuran bandwidth 900 dan 1800). 4. Dengan cdmaOne, mampu memiliki sinyal balik yang utuh dan harmonis. 5. Peralatan Multiplexing ditingkatkan dan manajemen QoS. 6. Memiliki struktur channel yang fleksibel dalam mensuport peralatan multiple dengan berbagai macam QoS dan kecepatan transmisi yang variable.
Universitas Mercubuana
1996
2000
22
2001
2002
2003
2004
2005
Gambar 2.1. Skema Perkembangan Teknologi CDMA
CDMA 2000 1X, 1X EV-DO, dan 1X EV-DV telah diakui oleh ITU sebagai standard IMT-2000 untuk kategori radio access system. Untuk bagian yang paling penting, dokumen yang berhubungan dengan standarisasi IS-95 dimana berkaitan dengan menaikkan kualitas khususnya dalam kemampuan dan pelayanannya. CDMA 2000 mengeluarkan 0 pada bulan Agustus 1999, dan pada Maret 2000 mengeluarkan A, B, dan C pada Mei 2002. Dan setelah tahun 2004 CDMA berevolusi kembali menjadi CDMA 2000 1X RTT.
2.5 Keuntungan CDMA 2000 2.5.1 Kapasitas Voice Ditingkatkan Sumber utama dari trafik adalah voice dan merupakan hasil dari wireless operator, dimana trafik paket data berawal digunakan sebagai sumber utama dari peningkatan pendapatan tahun depan. CDMA 2000 1X adalah teknologi yang paling
Universitas Mercubuana
23
efisien dibanding dengan teknologi spectrum menyebar yang lainnya, CDMA 2000 1X mengirim kapasitas voice yang tinggi dan keluaraan paket data menggunakan jumlah spectrum yang paling sedikit untuk mendapatkan jumlah harga yang rendah. CDMA 2000 1X menyokong 35 trafik channel per sector per RF (26 Erlangs/sector/RF) dengan menggunakan vocoder EVRC. Vocoder EVRC pertama kali dipublikasikan pada tahun 1999. Vocoder SMV merupakan generasi setelah EVRC yang diharapkan dapat dipublikasikan pada tahun 2003 atau 2004. Vocoder SMV (type SMV2) dapat meningkatkan kapasitas voice sampai 49 trafik channel per sector per RF (39 Elang/sector/RF), dimana pembangunan kualitas voice hampir sama dengan EVRC. Membuktikan bahwa jaringan masa depan kapasitas voice menunjukkan bahwa power control yang paling cepat, kode rate yang rendah (1/4 rate), dan perbedaan transmisi (untuk memudarkan garis single Rayleigh). Dalam jaringan sebaliknya, meningkatkan kapasitas sangat perlu dilakukan untuk mempertahankan jaringan.
2.5.2 Data Keluaran yang Tinggi Memperkenalkan jaringan CDMA 2000 1X (phase 1) untuk menyangga puncak rate data pada 153.6 kbps. Secara teori untuk menyangga rate data dengan nilai maksimum memiliki standar yaitu 628 kbps, dan hal itupun dapat meningkat dengan mempunyai 2 SCH pada 307 kbps dimana FCH menyangga dengan menambah data trafik sebesar 14.4 kbps. Sementara itu hanya beberapa dari perangkat CDMA 2000 ASICS yang mampu menyangga 307 kbps, pengiriman perangkatnya belum diperkenalkan dengan bebas. Untuk sementara waktu, sekarang ini baru diperkenalkan perangkat yang hanya mampu mengirim 153 kbps dengan rat-rata rate datanya 60 sampai 90 kbps dalam 1X dan 2.4 Mbps pada 1X EV-DO dengan rate data rata-rata antara 650 sampai dengan 1400 kbps.
Universitas Mercubuana
24
2.5.3 Flexibilitas Band Frekuensi 1. CDMA 2000 dapat dibuat disemua spectrum seluler dan PCS. 2. Jaringan CDMA 2000 memiliki frekuensi pada range 450 MHz, 800 MHz, 1700 MHz, dan 1900 MHz; membangun range frekuensi pada 2100 MHz dan range frekuensi yang lainnya yang diharapkan dapat dipakai pada tahun 2004. 3. CDMA 2000 juga dapat diimplementasikan pada frekuensi yang lainnya seperti 900 MHz dan 1800 MHz dan 2100 MHz. 4. Efisiensi CDMA 2000 pada spectrum tinggi mampu membangun trafik tinggi untuk berbagai spectrum pada frekuensi 1.25 Mhz.
2.5.4 Meningkatkan Kehidupan Baterai CDMA 2000 secara significan mampu merubah performa baterai yang mempengaruhi kualitas dalam hubungan. Keutungannya antara lain, yaitu: 1. Pemberian nomor operasi channel yang cepat. 2. Performasi reverse link ditingkatkan. 3. Struktur channel umum dan operasi yang baru. 4. Jembatan transmisi reverse link 5. Waktu operasi yang berada dimana-mana dan yang lebih efisien untuk pusat MAC yang baru.
2.5.5 Sinkronsisasi 1. CDMA 2000 disinkronisasikan dengan universal Coordinated Time (UCT). 2. Pewaktuan transmisi untuk jaringan maju dari semua Base Station CDMA 2000 disinkronisasikan dalam waktu micro second. 3. Sinkronisasi Base Station dapat dicapai melalui beberapa teknik termasuk sinkronisasi sendiri, bunyi radio, atau mencakup system pusat satelit seperti GPS, Galileo, atau GLONASS.
Universitas Mercubuana
25
2.6 Quality Of Service Quality Of Service adalah tinjauan dari pada qualitas layanan data wireless dari CDMA 2000 1X. Ada beberapa parameter yang terdapat pada Quality Of Service seperti: respon time, data loss, bandwidth, dan throughput. Berikut akan dijelaskan secara singkat definisi dari masing-masing parameter yang digunakan untuk menentukan unjuk kerja dari model jaringan yang dibuat : 2.6.1 Delay / Respon Time Response Time merupakan waktu yang diperlukan user untuk me-request aplikasi kepada server. Pada umumnya response time tergantung pada aplikasi yang digunakan sesuai dengan besar paket data. Semakin besar paket data aplikasi, maka akan semakin tinggi pula response time yang diperlukan. Sistem interaktif, didefenisikan sebagai waktu yang dihabiskan dari saat karakter terakhir dari pemerintah dimasukkan atau transaksi sampai hasil pertama muncul di layar (terminal), waktu tanggap ini disebut dengan terminal response time. Response Time atau delay berdampak langsung kepada kepuasan pengguna. Aplikasi real time memerlukan memerlukan penyerahan informasi dari sumber kepada tujuan di dalam suatu periode waktu tertentu. Keterlambatan pengiriman data akan menyebabkan peristiwa seperti data hilang, yang pada gilirannya akan mengurangi akurasi hasil data seperti video atau image. Lebih dari itu dapat pula menyebabkan frustrasi pemakai selama melakukan interaktif di internet. Ketika lalu lintas data dibawa ke tujuan maka akan melalui rangkaian komponen di dalam sistem komunikasi yang menghubungkan sumber dan tujuan, masing-masing komponen mempunyai delay. Kita dapat menggolongkan sumber delay yang utama sebagai berikut: 1. Source-processing delay (digitization and packetizing delay), adalah penundaan yang diakibatkan oleh sumber yang menghasilkan paket tersebut yang sangat tergantung pada perangkat keras host seperti CPU, RAM , motherboard, dll, serta banyaknya apliasi yang sedang dijalankan secara serempak.
Universitas Mercubuana
26
2. Transmission delay. Waktu yang dibutuhkan untuk menngirimkan suatu paket adalah suatu fungsi dari ukuran paket terhadap kecepatan transmisi. 3. Network delay a. Propagation delay: waktu perambatan dari sumber kepada tujuan adalah merupakan fungsi dari jarak fisik antara sumber dan tujuan. b. Protocol delay: adalah penundaan yang disebabkan oleh protokol komunikasi yang digunakan didalam komponen jaringan yang berbeda seperti router, gateway, dan network card. Penundaan tergantung pada protokol tersebut, beban yang sedang ditanggung oleh jaringan, dan konfigurasi perangkat keras yang melaksanakan protokol tersebut. c. Output queuing delay: Penundaan ini disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan suatu paket karena antrian disisi keluaran pada suatu komponen jaringan. Sebagai contoh penundaan yang terjadi pada output sebuah router karena antrian yang panjang yang tergantung pada kemungkinan adanya kebuntuan jaringan,
konfigurasi perangkat, dan
kecepatan hubungan antar perangkat jaringan.
Gambar 2.2. Diagram End to End Transmission Delay.
Universitas Mercubuana
27
4. Destination processing delay: Penundaan ini disebabkan oleh pemrosesan yang dibutuhkan di tempat tujuan, yaitu waktu untuk melakukan rekonstruksi data sehingga bisa diterjemahkan secara benar oleh penerima.
2.6.2 Data Loss / Error Rate Biasanya istilah ini digunakan pada saat transmisi data dari suatu terminal ke terminal lainnya dalam suatu jaringan. Data Loss didefinisikan sebagai kehilangan data atau kegagalan transmisi data dalam mencapai tujuannya. Atau dengan kata lain data loss menyatakan banyaknya data yang dikirim tetapi tidak sampai ke penerima. Kegagalan data tersebut dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinkan, diantaranya yaitu: a. Adanya overload trafik yang terdapat di dalam jaringan yang mengalami kerusakan atau gangguan pada media fisik, b. Metoda akses yang menyebabkan tabrakan (collusion) didalam jaringan, c. Buffer penerima yang tidak cukup untuk menampung paket yang diterima sehingga terjadi overflow pada buffer. d. Adanya gangguan pada media jaringan baik yang bersifat hardware maupun software.
2.6.3 Line speed , Throughput, dan Bandwdith Line speed adalah waktu yang dibutuhkan sebuah bit data yang mengalir didalam jaringan dari sumber kepada tujuan per satuan waktu, sehingga diberi satuan Bit / Detik, karena selalu dalam jumlah ribuan sehingga satuannya Kbit / second (Kbps) atau KByte / second (KBps). Throughput merupakan besaran yang menunjukkan seberapa banyak data yang dapat dilewatkan dalam koneksi melalui sebuah network atau lebar spektrum yang disediakan pada media fisik yang digunakan. Pada jaringan paket, throughput yang cukup merupakan suatu isu yang sangat penting pada layanan komunikasi. Hal
Universitas Mercubuana
28
ini dikarenakan media akses yang digunakan merupakan share media, dimana data yang dilewatkan tidak hanya voice melainkan juga data yang lain seperti gambar dan paket data, sehingga throughput yang cukup akan menghasilkan pengaksesan data akan maksimal. Throughput yang kecil akan dapat menyebabkan gangguan dalam beberapa hal seperti terjadinya kongesti pada media fisik sehingga setiap paket yang dilewatkan akan mengalami antrian yang akan mempengaruhi nilai letency data yang dikirimkan. Lebar pita atau kapasitas saluran informasi. Bandwidth merupakan kemampuan maksimum dari suatu sistem untuk menyalurkan informasi dalam satuan waktu detik. Dikenal juga dengan perbedaan atau interval, antara batas teratas dan terbawah dari suatu frekuensi gelombang transmisi dalam suatu kanal komunikasi. Satuan yang digunakan Hertz untuk sirkuit analog dan detik dalam satuan digital. Jalur lebar digital merujuk pula kepada jumlah atau volume data yang dilewatkan melalui satu saluran komunikasi yang diukur dalam unit bit per second (bps) tanpa melibatkan gangguan. Sejumlah data yang mengalir melalui satu saluran sempit mengambil masa yang lebih lama berbanding sejumlah data yang sama apabila mengalir dalam satu saluran yang lebih lebar. Informasi dialirkan melalui berbagai media. Misalnya kita pilih kabel sebagai media, sehingga informasi dialirkan melalui kabel tersebut. Karena informasi bisa “dialirkan” melalui kabel, kita bisa mengasumsikan kabel ini sebagai pipa tempat informasi disalurkan. Bandwidth seperti diungkapkan di atas adalah kemampuan maksimum dari pipa untuk mengalirkan dalam waktu satu detik. Sedangkan kecepatan, adalah jarak yang ditempuh dari suatu satuan waktu, misalnya dalam satu detik. Sebagai contoh jika server anda terhubung melalui kabel telepon anda menghubungkan terhubung dengan modem Internet Service Provider (ISP) dengan bandwidth 56 kbps. Semakin lebar bandwidth yang ada tentu data yang dilewatkan akan semakin besar. Throughput juga merupakan jumlah bit per paket dari suatu paket unit data yang diterima secara benar oleh receiver. Atau dengan kata lain throughput adalah rata-rata jumlah byte yang dibutuhkan oleh setiap pelanggan selama jam sibuk
Universitas Mercubuana
29
(byte/BH). Jumlah kerja yang dapat diselesaikan dalam satu unit waktu. Cara untuk mengekspresikan throughput ada dengan jumlah job pemakai yang dapat dieksekusi dalam satu unit/interval waktu. Dalam sasaran penjadwal proses, throughput ini adalah memaksimalkan jumlah job yang diproses per satu interval waktu. Lebih tinggi angka throughput, lebih banyak kerja yang dilakukan sistem. Throuhput yang dibutuhkan oleh sebuah aplikasi tergantung dari karakteristik aplikasi tersebut. Sebagai contoh didalam aplikasi video streaming perbedaan pada video properties akan mengakibatkan throughput yang berbeda pula. Pengguna dapat memilih kualitas video properties dengan beberapa opsi sebagai berikut : -
Frame size, adalah jumlah piksel pada setiap baris dan kolom serta jumlah bit setiap piksel.
-
Frame rate, adalah jumlah frame per detik, penurunan frame rate akan mengurangi konsumsi bandwidth yang diperlukan tetapi juga akan mengurangi kehalusan dan kualitas pergerakan video tersebut.
-
Color depth, adalah jumlah kemungkinan warna yang disajikan pada video, 256 warna video membutuhkan 8 bit data per piksel, sedangkan 16 juta warna membutuhkan 24 bit data setiap piksel.
-
Compression, adalah sebuah metode untuk mengurangi konsumsi bandwidth, bentuk-bentuk kompresi standart adalah seperti MPEG1, MPEG2, dan MPEG4.
2.7. ITU-T Recommendation G.1010 ITU-T
Recommedation
G.1010
adalah
suatu
rekomendasi
yang
mendefinisikan model untuk kualitas pelayanan multimedia dari sudut pandang pengguna, dengan mempertimbangkan keinginan pengguna maka disusunlah kategori-kategori berdasarkan toleransi dari sebuah delay dan data loss.
Ruang
lingkup rekomendasi ITU-T G.1010 adalah pada kualitas conversation voice, voice messaging, streaming audio, video, dan data. Seperti sudah dijelaskan pada BAB I mengenai batasan masalah maka penulis hanya akan melakukan sampling hanya pada ruang lingkup kualitas layanan data.
Universitas Mercubuana
30
ITU-T G.1010 membuat delapan group yang mencerminkan pemisahan identifikasi aplikasi berdasarkan toleransi terhadap data loss dan empat group tertentu yang lain bertoleransi terhadap delay. Deskripsi mengenai pengelompokan tersebut dijelaskan dengan diagram berikut.
Gambar 2.3. Diagram Mapping user-centric QoS Requrement
Universitas Mercubuana
BAB III JARINGAN SISTEM KOMUNIKASI INTERNET CDMA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA WIMODE (ESIA)
3.1 Konfigurasi Jaringan WiMode (Esia) Dalam hal ini hanya membahas jaringan CDMA WiMode (Esia) yang ada di Jakarta. Berikut akan dibahas infrastruktur jaringan CDMA 2000 1X RTT WiMode (Esia) beserta dengan penjelasannya:
Gambar 3.1 Konfigurasi Jaringan CDMA 2000 1X RTT WiMode (Esia) Gambar diatas merupakan gambar konfigurasi jaringan dari WiMode (Esia) yang terdapat di Jakarta. Dengan alur kerja WiMode sebagai modem disambungkan ke notebook lalu notebook akan mengirim sinyal ke BTS dengan cara mendial #777 berupa paket data. Dari BTS dilanjutkan ke MSC, didalam MSC akan dilakukan suatu proses switching antara 31
Universitas Mercubuana
32
pelanggan dari MSC dilanjutkan ke BSC dari BSC dilanjutkan ke AAA setelah diverifikasi maka pelanggan akan diberikan IP Address. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing bagian jaringan CDMA 2000 1X RTT WiMode:
1. BTS (Base Transceiver Station) Bertanggung jawab mengalokasikan kanal (Walsh code) dan daya (power) untuk konsumsi pelanggan. Mempunyai perangkat radio fisik yang digunakan untuk mengirim dan menerima sinyal CDMA2000. BTS berinteraksi langsung dengan MS melalui interface radio. Berfungsi sebagai radio site covering untuk satu sel atau lebih dengan pita frekuensi tertentu. Setiap sel yang berdekatan menggunakan frekuensi yang berbeda untuk menghindari interferensi. BTS merupakan repeater sinyal yang diletakkan pada area tertentu dan jarak tertentu. Semakin ramai trafik komunikasi di suatu area, maka akan semakin rapat BTS yang diletakkan di area tersebut. BTS mewakili satu area dalam daerah cakupannya yang digambarkan sebagai satu sel berbentuk segi enam (hexagon). Diameter sel mencapai 2-10 kilometer sedangkan tinggi BTS mencapai 30 meter. BTS berisi radio transceiver yang mengidentifikasi cell dan menangani hubungan melalui radio–link dengan Mobile Station (MS). Jumlah BTS yang dibangun sangat tergantung pada luas daerah yang ingin dicakup.
2. BSC (Base Station Controller) Bertanggung jawab untuk mengontrol semua BTS yang ada di bawah pengawasannya. Meroutingkan paket dari BTS ke PDSN atau dari PDSN ke BTS. Meroutingkan trafik TDM ke circuit-switched platform (MSC). BSC mempunyai fungsi yaitu sebagai interface antara BTS dengan OMC, dan mengendalikan setiap BTS yang ada dibawahnya. BSC berfungsi
Universitas Mercubuana
33
sebagai pengatur radio resources bagi satu atau beberapa BTS yang berhubungan dengannya. Kumpulan dari beberapa BTS disuatu daerah dikoordinir dan dimonitor oleh BSC. BSC bertanggung jawab dalam mengatur konektivitas ke BTS mana yang akan disambungkan. MS (mobile station) dihubungkan, nantinya BSC akan dihubungkan ke MSC (Mobile switching Center). Komponen inilah yang menangani mekanisme radio channel setup, frequency hopping, dan handover. Secara umum BSC merupakan penghubung utama antara Mobile Station dengan MSSC (Mobile Service Switching Center). Kedua komponen ini berkomunikasi dengan standar Abis interface yang memungkinkan operasi komunikasi antar komponen dapat dilakukan walaupun dibuat oleh vendor/supplier yang berbeda.
3. MSC (Mobile Switching Center) MSC berfungsi sebagi interface antara jaringan system komunikasi bergerak dengan jaringan komunikasi lainnya, mengatur panggilan baik itu originating maupun terminating call. Bartanggung jawab untuk set-up, routing, control dan terminasi panggilan. MSC berfungsi sebagai pusat keluarmasuknya percakapan, mengatur jalannya komunikasi, menyelesaikan sambungan dan sampai perincian jumlah tagihan. MSC juga berperan mengkoordinasi handover antara BTS dan bahkan handover ke MSC lain ketika pelanggan lain berpindah.
4. HLR (Home Location Register) Pada dasarnya HLR berfungsi sebagai data base utama yang digunakan untuk manajemen pelanggan seluler, memberikan data pelanggan yang dibutuhkan ke SMS-SC/VLR, memberikan informasi routing MS. Seorang pelanggan terdaftar secara permanen pada HLR. HLR bertanggung jawab mengatur manajemen sentral dari pelanggan-pelanggan bergerak dan
Universitas Mercubuana
34
mengandung informasi tentang lokasi untuk menjalankan perintah dan juga layanan-layanan yang telah diberikan. HLR berhubungan dengan MSC, dimana MSC berperan dalam mengintrogasi HLR untuk menentukan letak keberadaan pelanggan bergerak dan meneruskan panggilan kepadanya. Dalam hal ini yang diteruskan dapat berupa data yang berada didalam internet.
5. Router Merupakan computer khusus yang berfungsi sebagai system pengalamatan pada jaringan internet sehingga setiap paket data, baik dalam mengirim dan menerima dapat tersusun dengan baik.
6. PDSN (Packet Data Serving Node) Menyediakan akses ke Internet, Intranet dan WAP Server bagi Mobile Station yang menggunakan CDMA2000 RAN. Bertindak sebagai suatu gerbang akses untuk layanan-layanan data paket Simple IP dan Mobile IP. Bertindak sebagai AAA (Authentication, Authorization, Accounting) Client.
7. AAA (Authentication, Authorization, Accounting) Berkomunikasi dengan PDSN lewat IP dan melakukan fungsi-fungsi utama : Authentication, Authorization & Accounting. Dapat bertindak sebagai suatu proxy client bagi server-server yang lain.
8. Home Agent (HA) Bertanggung jawab untuk menerima semua pesan registrasi Mobile IP dari MS melalui PDSN. Tracking lokasi pelanggan Mobile IP, ketika bergerak dari zona paket satu ke zona paket yang lain. HA juga berperan dalam implementasi protokol Mobile IP dengan meneruskan paket-paket ke FA dan sebaliknya. HA menyediakan keamanan
Universitas Mercubuana
35
dengan melakukan autentikasi MS melalui pendaftaran Mobile IP. HA juga menjaga hubungan dengan AAA untuk menerima informasi tentang pelanggan.
3.2 Infrastruktur Dial Up pada WiMode (Esia) Wimode adalah layanan dari PT.Bakrie Telecom untuk memperoleh internet dial-up secara mobile dan mudah tanpa berlangganan dengan konsep yang sederhana. Kemudahan : 1. Untuk akses internet Esia ini kita dapat berlangganan (pasca bayar) dan bisa juga tanpa berlangganan (prabayar). 2. Mendapatkan akses internet murah dengan hanya Rp.100,- per menit (paskabayar) atau Rp. 125,- per menit (prabayar). 3. Mendapatkan akses internet berkecepatan tinggi hingga 153.6 Kbps. Lebih cepat 3 kali lipat dibandingkan dengan layanan dial-up telepon kabel ataupun GPRS. 4. Bisa melakukan panggilan telpon atau mengirim SMS sehemat telepon rumah, kemanapun tujuannya. 5. Layanan Pelangan 24 Jam siap membantu kelancaran koneksi internet. Spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang disyaratkan : 1. Komputer: minimal prosesor adalah setara Pentium III : -
USB host port : USB 1.1 slot
-
Disk drive : CD ROM
-
I/O Resources : IRQ, 32 bytes I/O space
-
Memory : 64 MB
-
Disk space : 50 MB
2. Operating system Windows 2000/ XP/ Vista 32 bit 3. CDMA Modem (CDMA200 1xRTT) sebagai sarana akses ke internet 4. CD driver dan installasi 5. Browser : Internet Expoler / Mozilla Firefox
Universitas Mercubuana
36
Gambar 3.2. Diagram alur instalasi perangkat lunak untuk modem (CDMA2000 1xRTT SU-S200U) Mulai Pasang Sim Card ESIA di Modem Masukkan CD Driver
// Jangan masukkan modem ke slot USB pada saat memulai instalasi.
Proses Autorun Klik “Install Software” Masukkan Modem ke slot
Auto Install driver Modem Selesai ? Y Pilih lokasi Instalasi aplikasi Klik “ Install ” Klik “ Finish ”
Selesai
N
Universitas Mercubuana
37
3.3 Proses Pengambilan Data Dalam riset ini ada beberapa parameter yang diteliti seperti respon-time / delay, data loss, line-speed dan throughput. Keempat parameter tersebut diukur pada saat jam sibuk saat terjadi kepadatan trafik yaitu pada jam 10.00-12.00 WIB. Pengambilan data dilakukan setiap lima menit sekali. Pengambilan Data loss dan respon-time / delay dapat dilakukan dengan cara melakukan ping. Langkah untuk melakukan pinging adalah sebagai berikut : Mulai Buka Aplikasi “ CMD ”
// CMD adalah aplikasi Command Dos Prompt
Terbuka Layar CMD Ketik : Ping www.wimode.co.id –l 128 –n 100 –w 2000
Tekan “ ENTER ”
Proses Ping berjalan
Tampil data Statistik
// Proses Ping berhenti dan menampilkan ping statistic
Selesai Gambar 3.3. Diagram Alur Pengambilan data dengan metode Ping
Universitas Mercubuana
38
Setelah ping dilakukan selama dua jam (10.00-12.00wib) maka akan didapatkan hasil jumlah data untuk pakat data sent, paket data received, paket data loss dan waktu tempuh (delay). Berikut adalah contoh dari tampilan Ping :
Gambar 3.4. Perintah Ping ke server www.wimode.co.id
Data respon-time / delay didapat dari proses ping test diatas yaitu waktu ratarata yang ditempuh data sebesar 128 bit yang dikirimkan dari komputer client ke server (Wimode) dan kembali lagi ke komputer client dimana pengambilan sampling dilakukan 5 menit sekali selama dua jam sibuk (10.00 – 12.00). Data Line-speed dan Throughput yang umum digunakan adalah dengan cara membuka halaman test kecepatan yang tersedia di internet seperti Telkom-Speedy, Bandwidthmeter.info, speed-test.com, dll. Sebagai contoh digunakan server Telkomspeedy untuk mengukur kecepatan internet, sangat mudah dilakukan dengan hanya mencari menu bandwidth-meter dan kemudian menjalankannya, contoh hasilnya adalah seperti tampak pada gambar 3.3 dibawah. Dalam tugas akhir ini untuk pengambilan data line-speed dan throughput digunakan perangkat lunak agar data yang didapat lebih akurat karena sampling dapat dilakukan sesering mungkin (per menit), lebih cepat karena dilakukan secara program sehingga data kecepatan akan
Universitas Mercubuana
39
tersimpan secara otomatis, dan lebih real-time karena monitoring dilakukan program secara continue. Bandwidth Meter Pro V2.6 bisa diperoleh dengan mendownload free trial version di situs www.bandwidth-meter.net. Langkah instalasi perangkat lunak ini adalah sebagai berikut : Mulai
Dobel Klik File Installer
Klik “ NEXT “
Klik “ I AGREE “
// Halaman depan
// Halaman Lisence Agreement
Pilih lokasi Instalasi
Auto Install Aplikasi Selesai ?
N
Y Klik “ Finish ”
Selesai
Gambar 3.5. Diagram Alur Instanlasi Program Bandwidth Meter Pro V2.6.
Setelah perangkat lunak berhasil diinstal kemudian dilakukan proses dial-up networking untuk terhubung ke internet lalu program Bandwidth Meter dijalankan
Universitas Mercubuana
40
untuk mengukur secara real time dan terus menerus kondisi fluktuasi lalu lintas data pada saat melakukan aktifitas download, upload, browsing, call, chat, dan sebagainya. Dibawah ini adalah contoh hasil pencatatan yang dilakukan oleh program Bandwidth Meter Pro V2.6.
Gambar 3.6. Pencatatan data Down/Upload dengan Bandwidth Meter Pro (Diagram Batang)
Gambar 3.7. Pencatatan data Down/Upload dengan Bandwidth Meter Pro yang dilengkapi dengan data rata-rata (average)
Universitas Mercubuana
Gambar 3.8. Pencatatan data Traffic dengan Bandwidth Meter Pro
Gambar 3.9. Fasilitas Stop Watch pada program Bandwidth Meter Pro
41
Universitas Mercubuana
BAB IV ANALISIS QUALITY OF SERVICE JARINGAN CDMA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA WIMODE 4.1
Pengantar Pada bab ini, semua hasil pendataan dari pengujian performa jaringan
komunikasi data yang didapatkan akan dianalisa dengan menggunakan parameter yang menentukan Quality of Service. Pada dasarnya parameter Quality Of Service berkaitan erat dengan analisa trafik sebuah jaringan. Namun dalam hal ini jaringan telekomunikasi melayani komunikasi data, bukan suara. Hasil dari analisa Quality Of Service mampu memberikan informasi tentang kelayakan suatu jaringan yang berbasiskan protokol tertentu untuk melayani permintaan user pada tingkat aplikasi tertentu. Karena itu dengan hasil analisa Quality Of Service, jaringan bisa diklasifikasikan ke dalam beberapa kelas layanan, mulai dari kelas Best Effort sampai kepada kelas real-time (kelas yang menuntut performa jaringan untuk mendukung trafik pengiriman data secara real time). Secara
garis
besar,
parameter-parameter
Quality
Of
Service
dapat
dikelompokan menjadi dua yaitu parameter yang berbasiskan aplikasi yang dapat dibandingkan terhadap standar ITU (International Telecommunication Union) antara lain: respon time / delay dan data loss. Dan kelompok parameter yang kedua adalah parameter yang berbasiskan jaringan yang dapat dibandingkan terhadap performa maksimumnya yaitu: line-speed dan throughput yang diperbandingkan terhadap bandwidth maksimum yang tersedia. Berikut akan dijelaskan lagi defenisi dari masing-masing parameter yang digunakan untuk menentukan unjuk kerja dari model jaringan yang dibuat. 4.1.1
Delay / Respon Time Delay/Respon Time yang dimaksud disini adalah waktu yang
dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi yang dimaksud seperti HTTP, FTP, dan
42
Universitas Mercubuana
43
E-mail. Mulai dari waktu user mengirimkan permintaan ke server untuk sebuah aplikasi sampai dengan waktu ketika user memperoleh respon dari server. Pada umumnya Respon Time tergantung pada aplikasi yang digunakan sesuai dengan besar paket data. Semakin besar paket data aplikasi, maka akan semakin tinggi pula Respon Time yang diperlukan. Oleh ITU, Respon Time yang baik untuk aplikasi Email dan HTTP adalah kurang dari 2 detik. Sedangkan untuk FTP tidak lebih dari 5 detik. Dalam tugas akhir ini user menggunakan aplikasi HTTP dalam memperoleh data. Tabel 4.1 Kategori Respon Time Kategori
HTTP
FTP
Sangat Baik
0.1 — 0.9 detik
0.1 — 2.5 detik
Baik
I — 2 detik
2.5 — 5 detik
Buruk
> 2 detik
> 6 detik
Pada penelitian ini delay / respon time diukur dengan cara melakukan proses ping. Karena proses ping adalah perintah standart pada sistem operasi DOS maka tidak membutuhkan program yang komplek sehingga delay yang terjadi akibat aplikasi pada client atau yang disebut dengan processing delay bisa diabaikan. Dengan demikian pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar delay pada jalur transmisi (transmission delay) dan
delay pada transit antar jaringan
(network transit). Dengan metode pinging jumlah maksimum, minimum dan rata-rata delay bisa diperoleh secara otomatis pada setiap akhir proses. Setiap proses dicuplik dengan 100 buah sample test dengan mengirim data sebesar 128 bit ke server dalam hal ini Wimode dan dibatasi sebesar 2000 milidetik setiap data harus sudah kembali ke pengirim (client).
Universitas Mercubuana
44
Delay diabaikan karena sangat kecil
Pengukuran Delay dengan Proses pinging
Gambar 4.1. Skema Pengukuran Delay / Response time
4.1.2
Data Loss Data Loss didefinisikan sebagai kegagalan transmisi data mencapai
tujuannya. Atau dengan kata lain Data Loss menyatakan banyaknya data yang dikirim tetapi tidak sampai ke penerima. Kegagalan data, dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinkan, diantaranya yaitu: a. Adanya overload trafik yang terdapat di dalam jaringan, kerusakan atau gangguan pada media fisik sehingga data yang ditransmisikan tidak sampai ke tujuan. b. Metoda akses yang menyebabkan tabrakan (collision) di dalam jaringan. c. Buffer penerima yang tidak cukup untuk menampung paket yang diterima sehingga terjadi overflow pada buffer.
Pada Data Loss, ITU juga mengeluarkan standarisasi untuk sebuah kesuksesan pengiriman paket data dalam menentukan Quality Of Service.
Universitas Mercubuana
45
Tabel 4.2 Kategori Data Loss Kategori Degradasi
Data Loss
Sangat Baik
0-2%
Baik
3 – 15 %
Cukup
16 – 25 %
Buruk
> 25 %
Dengan metode pinging jumlah delay bisa diperoleh secara otomatis pada setiap akhir proses. Setiap proses dicuplik dengan 100 buah sample test dengan menggunakan data sebesar 128 bit dan dibatasi sebesar 2000 ms setiap data harus sudah kembali ke pengirim, apabila jauh melebihi nilai tersebut maka data dianggap hilang (loss)
4.1.3 Line speed dan Throughput Bandwidth merupakan lebar spektrum yang disediakan pada media fisik yang digunakan. pada jaringan paket, bandwidth yang cukup merupakan suatu isu yang sangat penting pada layanan komunikasi. hal ini dikarenakan media akses yang digunakan merupakan share media, dimana data yang dilewatkan tidak hanya voice melainkan juga pengaksesan data yang maksimal. Penggunaan Bandwidth yang kecil akan dapat menyebabkan gangguan dalam beberapa hal seperti terjadinya congesting pada media fisik sehingga setiap paket yang dilewatkan akan mengalami antrian yang akan mempengaruhi nilai latency data yang dikirimkan. Bandwidth maksimum yang dipakai dalam teknologi CDMA 2000 1X RTT WiMode adalah 153.6kbps atau kurang lebih sama dengan 19.2 KBps, berarti untuk semua user dalam menjalankan aplikasi jaringan dengan menggunakan WiMode diberikan Bandwidth sebesar 19.2 KBps.
Universitas Mercubuana
46
Throughput merupakan jumlah bit per paket dari suatu paket unit data yang diterima secara benar oleh receiver. Atau dengan kata lain throughput adalah ratarata jumlah byte yang dibutuhkan oleh setiap pelanggan selama jam sibuk (byte/BH). Untuk sebuah kecepatan Throughput selalu berbanding lurus dengan bandwidth, yang berarti semakin besar bandwidth maka tingkat kestabilan Throughput akan semakin tinggi. Pengukuran dilakukan dengan cara melakukan download file dari server Wimode secara terus-menerus selama jam sibuk (10.00 – 12.00),
sebelumnya
sudah
dijalankan
program
bandwidth-meter
untuk
mengumpulkan data secara otomatis sehingga besar throughput setiap menit akan langsung tersimpan pada file *.txt. Setiap angka yang tercatat menunjukkan rata-rata line-speed pada saat melakukan download dalam 1 menit. 4.2
Hasil Pengamatan Delay, Data Loss, Line-speed, dan Throughput. Proses pengukuran delay, data loss, dan throughput dilakukan secara
bersamaan dengan memanfaatkan server wimode pada www.wimode.co.id sebagai referensi agar data-data yang didapat lebih akurat. Untuk mengetahui besar respon-time yang akan didapat oleh user dilakukan dengan proses pinging dan bisa juga dengan mencatat secara manual dengan menggunakan stop-watch untuk mengetahui berapa lama user mendapat respon dari server wimode. Respon-time yang diterima oleh user tidak selalu konstan karena sangat tergantung oleh beberapa faktor seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Bersamaan dengan itu dataloss juga langsung terukur pada setiap akhir sampling setiap 5 menit, sehingga terkumpul sebanyak 25 sampel data-loss setiap hari. Sedangkan pengukuran Throughput dan line-speed dilakukan dengan program yang dijalankan bersamaan pada saat user melakukan download file dari server wimode. Program akan melakukan pengukuran secara terus menerus selama 2 jam dan sampling dilakukan per menit sehingga akan didapat 120 data sampel per hari.
Universitas Mercubuana
47
4.2.1 Hasil Pengamatan Delay / Respon Time Tabel 4.3 Data Pengamatan Respon Time ( Februari 2009). Respon Time (second) No.
Time 4 Feb'
5 Feb'
6 Feb'
9 Feb'
10 Feb'
11 Feb'
12 Feb'
13 Feb'
1
10:00
15.68
25.64
19.83
18.56
25.15
15.37
07.58
15.28
2
10:05
16.29
17.58
07.22
21.96
05.61
30.51
12.27
18.51
3
10:10
26.90
09.75
10.79
14.82
07.78
12.06
16.63
18.89
4
10:15
14.81
11.75
20.95
12.02
10.45
10.85
10.76
18.18
5
10:20
07.33
12.33
11.03
17.69
08.50
12.86
10.10
10.21
6
10:25
26.53
10.01
09.51
17.40
16.61
12.28
13.05
17.64
7
10:30
16.27
12.46
13.17
11.63
08.71
10.33
09.28
09.53
8
10:35
16.86
07.05
10.25
33.96
11.25
11.97
11.56
12.96
9
10:40
09.53
15.99
14.03
10.43
07.07
11.54
20.15
16.59
10
10:45
07.67
24.89
19.30
11.52
12.59
07.67
07.23
14.00
11
10:50
09.62
12.42
14.24
11.03
09.11
19.03
10.09
09.14
12
10:55
10.73
23.81
16.56
10.35
10.95
09.33
12.27
13.12
13
11:00
18.14
19.19
11.54
11.28
12.72
28.35
12.39
10.62
14
11:05
13.15
10.40
12.93
14.88
15.01
19.74
15.17
10.64
15
11:10
11.80
17.31
10.80
16.16
09.31
12.03
10.74
11.09
16
11:15
10.29
22.04
08.94
13.81
09.40
10.99
10.99
11.76
17
11:20
10.64
37.76
10.77
21.50
10.00
11.94
09.63
14.89
18
11:25
09.15
19.08
09.23
24.21
08.71
12.94
10.70
13.39
19
11:30
14.23
17.59
15.27
13.07
11.82
10.82
08.74
15.68
20
11:35
10.23
13.27
17.32
19.00
13.54
21.95
10.43
11.17
21
11:40
07.89
17.64
08.46
10.13
13.86
14.33
15.45
09.44
22
11:45
12.20
08.02
13.35
18.04
08.91
10.14
11.19
07.13
23
11:50
06.09
15.35
12.21
16.27
11.18
09.03
18.86
10.53
24
11:55
08.34
17.77
09.18
17.92
10.90
10.22
11.24
12.01
25
12:00
12.27
12.78
13.01
15.99
11.58
11.19
10.02
14.39
Universitas Mercubuana
48
Pada Tabel 4.3 diatas merupakan data pengamatan untuk nilai respon time yang dilakukan pada minggu pertama dan kedua Februari 2009, setiap pukul 10.00-12.00wib karena pada jam tersebut merupakan jam sibuk on-line.
Tabel 4.4. Data pengamatan delay dengan metode Ping ( Februari 2009) Approximate Roundtrip Time / Delay (mS) No.
Time
4 Feb'
5 Feb'
6 Feb'
9 Feb'
10 Feb'
11 Feb'
12 Feb'
13 Feb'
1
10:00
865
827
830
881
766
793
722
819
2
10:05
813
845
780
861
737
700
912
970
3
10:10
1085
764
799
1098
822
721
815
721
4
10:15
900
806
1209
1174
791
755
848
896
5
10:20
896
931
920
962
959
957
945
933
6
10:25
791
749
881
886
818
835
837
931
7
10:30
871
893
945
711
876
859
865
772
8
10:35
1042
803
921
891
732
749
862
897
9
10:40
638
845
787
990
817
750
785
944
10
10:45
788
768
1155
905
836
960
799
868
11
10:50
865
851
1015
707
822
672
879
873
12
10:55
960
792
957
907
735
743
851
995
13
11:00
877
778
916
837
779
767
806
866
14
11:05
970
735
856
799
1008
750
784
891
15
11:10
764
1282
987
895
691
809
796
886
16
11:15
877
1175
921
942
729
856
799
824
17
11:20
644
829
799
1142
822
954
752
723
18
11:25
831
864
804
1489
796
818
760
678
19
11:30
834
1035
646
984
736
769
798
789
20
11:35
760
844
762
868
707
1119
958
834
21
11:40
840
840
896
661
840
833
874
792
22
11:45
792
710
903
922
797
757
732
883
23
11:50
889
738
862
862
826
888
828
906
24
11:55
674
873
797
887
945
1006
844
897
25
12:00
702
774
811
785
685
583
850
795
Universitas Mercubuana
49
Pada tabel 4.4 diatas adalah data delay berdasarkan metode ping dimana setiap 5 menit diperoleh data rata-rata delay yaitu waktu yang dibutuhkan sebuah data sebesar 128 bit yang ditransmisikan dari komputer klien ke server wimode kemudian kembali lagi ke komputer klien atau yang disebut dengan roundtrip time. Tabel 4.5 Data Hasil Pengamatan Respon Time Per Hari Respon Time (Second) No
Date
N Min
Max
Ave
Std. Dev.
1
4-Feb
25
6.09
26.90
12.91
5.2980
2
5-Feb
25
7.05
37.76
16.48
6.7538
3
6-Feb
25
7.22
20.95
12.80
3.6976
4
9-Feb
25
10.13
33.96
16.15
5.3965
5
10-Feb
25
5.61
25.15
11.23
3.8404
6
11-Feb
25
7.67
30.51
13.90
5.7567
7
12-Feb
25
7.23
20.15
11.86
3.1926
8
13-Feb
25
7.13
18.89
13.07
3.2528
Tabel 4.6 Data Hasil Pengamatan Roundtrip Time / Delay Per Hari Approximate Roundtrip Time / Delay (mS) No
Date
N Min
Max
Ave
Std. Dev.
1
4-Feb
25
638
1085
838.72
110.3829
2
5-Feb
25
710
1282
854.04
132.9970
3
6-Feb
25
646
1209
886.36
120.9345
4
9-Feb
25
661
1489
921.84
169.7387
5
10-Feb
25
685
1008
802.88
81.1862
6
11-Feb
25
583
1119
816.12
116.4193
7
12-Feb
25
722
958
828.04
59.6982
8
13-Feb
25
678
995
855.32
79.6580
Universitas Mercubuana
50
Pada table 4.5 diatas kita dapat melihat nilai maksimum, minimum, rata-rata dan standar deviasi. Nilai minimum respon time pada waktu sampling tersebut berubah-ubah yaitu dengan nilai minimum terendah 5.61 detik sampai 10.13 detik. Untuk nilai maksimum, juga berubah-ubah dari nilai rendah 18.89 detik sampai 37.76 detik. Sedangkan untuk nilai rata-rata respon time setiap harinya pun berubah-ubah dari 12.80 detik sampai 16.48 detik. Demikian juga dengan nilai standar deviasi berubah dari angka 3.1926 sampai dengan 6.7538 detik. Sedangkan pada table 4.6 juga menunjukkan nilai yang bervariasi tetapi terdapat perbedaan yang sangat jauh karena ternyata pengukuran delay dengan metode ping memberikan nilai yang kecil yaitu dalam milidetik sedangkan dengan metode akses HTTP nilainya cukup besar dalam satuan detik. Ini menunjukkan bahwa besar data dan jenis aplikasi sangat mempengaruhi respon time / delay yang terjadi dalam proses transmisi data.
Grafik 4.1. Nilai Minimum, Maksimum, Mean Dan Standar Deviasi Respon Time / Delay Dengan Metode Akses HTTP 40
35
30
Minimum Maximum
20
Average Std. Deviation
15
10
5
Date
13 Feb'
12 Feb'
11 Feb'
10 Feb'
9 Feb'
6 Feb'
5 Feb'
0 4 Feb'
Second
25
Universitas Mercubuana
51
Dari hasil pengumpulan data dengan metode ping memperlihatkan nilai yang sangat kecil yaitu dalam milidetik tetapi ini tidak memperhatikan jumlah data loss yang terjadi setiap 100 sample data yang ditransmisikan. Artinya perhitungan ratarata yang diperoleh adalah dengan mengabaikan data loss karena waktu tempuhnya tidak diketahui (roundtrip time > 2000 mS). Perhitungan data loss akan dibahas lebih lanjut pada subbab dibawah. Grafik 4.2. Nilai Minimum, Maksimum, Mean Dan Standar Deviasi Respon Time / Delay Dengan Metode Ping 1600
1400
1200
Second
1000 Minimum Maximum
800
Average Std. deviation
600
400
200
13 Feb'
12 Feb'
11 Feb'
10 Feb'
9 Feb'
6 Feb'
5 Feb'
4 Feb'
0
Date
Pada gambar Grafik diatas kita dapat melihat perbedaan nilai untuk nilai maksimum, minimum, mean (rata-rata) maupun berdasarkan standar deviasi yang ditujukkan dengan tinggi rendahnya grafik. Tinggi rendahnya nilai respon time disebabkan oleh besar bandwidth yang didapat oleh user selama jam sibuk berbeda. Kedua grafik diatas diperoleh dari metode yang berbeda tetapi data-data nya hampir memperlihatkan tren yang sama.
Universitas Mercubuana
52
4.2.2 Pengamatan Data Loss Tabel 4.7 Data Pengamatan Data Loss per 100 data terkirim (metode ping) Data Loss (%) No.
Time 4 Feb’
5 Feb'
6 Feb'
9 Feb'
10 Feb'
11 Feb'
12 Feb'
13 Feb'
1
10:00
8
21
5
7
12
1
3
52
2
10:05
3
23
2
27
3
4
8
58
3
10:10
23
16
2
39
8
4
2
60
4
10:15
7
16
15
12
8
1
6
57
5
10:20
4
18
1
19
2
6
1
61
6
10:25
5
10
6
12
7
6
4
73
7
10:30
9
16
7
26
1
2
6
68
8
10:35
53
31
10
30
1
0
6
64
9
10:40
0
31
3
26
4
2
5
3
10
10:45
5
44
21
23
0
3
5
3
11
10:50
5
27
17
20
23
5
10
2
12
10:55
2
30
13
51
2
8
1
1
13
11:00
9
43
9
40
0
6
4
2
14
11:05
9
39
4
51
6
5
4
0
15
11:10
0
57
3
45
0
4
6
1
16
11:15
0
58
3
56
5
26
3
2
17
11:20
0
45
2
51
1
6
2
1
18
11:25
6
50
2
65
2
10
3
2
19
11:30
4
56
4
71
4
0
31
2
20
11:35
1
52
5
38
2
19
5
5
21
11:40
4
59
7
57
3
7
1
3
22
11:45
6
52
3
55
3
0
4
2
23
11:50
3
65
13
50
4
4
5
3
24
11:55
2
46
9
58
15
5
3
5
25
12:00
9
54
8
58
6
3
2
2
Universitas Mercubuana
53
Tabel 4.8 Kalkulasi Data Pengamatan Data Loss per 100 data terkirim (metode ping) Data Loss
No
Date
N
1 2 3 4 5 6 7 8
4 Feb' 5 Feb' 6 Feb' 9 Feb' 10 Feb' 11 Feb' 12 Feb' 13 Feb'
25 25 25 25 25 25 25 25
Min
Max
Ave
Std. Dev.
0 10 1 7 0 0 1 0
53 65 21 71 23 26 31 73
7.08 38.36 6.96 39.48 4.88 5.48 5.20 21.28
10.6924 16.6480 5.3110 18.1868 5.2861 5.8103 5.8023 28.4920
Pada kedua table diatas dapat diketahui nilai data loss berdasarkan banyaknya paket data yang dikirim setiap harinya pada pukul 10.00 sampai 12.00wib. Yaitu sebagai contoh pada 4 Februari 2009 pukul 11.00 banyaknya paket data yang dikirim sebanyak 100 buah data sebesar 128 bit
sedangkan yang
diterima sebanyak 91 buah data. Dilihat dari data tersebut maka ada 9 buah data yang hilang atau 9% dari data yang dikirim tidak kembali. 80
70
60 Minimum Maximum Average Std. Deviation
40
30
20
10
Grafik 4.3 Kalkulasi Data Loss per hari
13 Feb'
12 Feb'
11 Feb'
Date
10 Feb'
9 Feb'
6 Feb'
5 Feb'
0 4 Feb'
Percent
50
Universitas Mercubuana
54
Grafik 4.4. Perbandingan Respon Time, Delay time, dan Data Loss
45
940 Respon Time Data loss
40
920
Roundtrip time 900
35
860 25 840 20 820 15 800 10
780
13 Feb'
12 Feb'
11 Feb'
Date
10 Feb'
9 Feb'
740 6 Feb'
0 5 Feb'
760
4 Feb'
5
Dari dari grafik diatas nampak adanya tren yang hampir sama antara Respon Time dengan data loss ini terjadi karena ada kaitan yang erat, ketika banyak data yang hilang maka server akan meminta untuk dikirim kembali sehingga akan semakin memperpanjang waktu respon dari server. Sedangkan grafik roundtrip time agak sedikit berbeda karena waktu yang hilang oleh data loss tidak ikut diperhitungkan dan juga faktor delay oleh beban aplikasi pada komputer klien diabaikan karena program ping sangat ringan.
Roundtrip Time (mS)
Respon time / Data loss
880 30
Universitas Mercubuana
4.2.3
55
Pengamatan Throughput Tabel 4.9. Data Pengamatan Throughput (Februari 2009) Troughput (Kbyte / menit)
Time 4 Feb'
5 Feb'
6 Feb'
9 Feb'
10 Feb'
11 Feb'
12 Feb'
13 Feb'
10:00
34.5
451.3
401.2
94.7
148.6
56.7
321.5
128.4
10:05
451.2
386.1
357.7
486.5
428.0
54.4
300.2
31.6
10:10
317.5
449.2
340.9
287.0
352.5
420.2
428.2
417.7
10:15
706.1
525.8
708.5
273.0
349.9
538.7
481.9
365.0
10:20
530.3
439.3
313.8
623.6
538.6
802.5
511.3
604.8
10:25
466.3
615.5
658.4
371.2
523.8
533.6
415.6
437.1
10:30
494.1
576.6
692.1
426.6
543.1
675.9
206.4
527.7
10:35
480.1
600.2
572.9
496.5
624.7
710.4
632.1
325.3
10:40
347.5
240.8
317.2
723.2
412.3
80.4
416.7
401.2
10:45
235.7
414.4
328.5
116.3
369.7
270.0
504.5
398.0
10:50
398.0
442.1
333.0
526.6
839.2
584.2
498.8
22.5
10:55
298.5
629.3
292.4
348.5
382.6
472.8
557.7
428.2
11:00
231.6
562.6
652.3
555.2
582.1
274.7
344.0
741.8
11:05
198.4
322.6
191.0
456.4
592.4
409.0
345.6
464.9
11:10
46.3
535.2
540.4
716.6
324.5
601.2
331.3
521.4
11:15
126.3
328.1
446.9
225.6
428.9
598.0
495.4
444.8
11:20
49.4
447.1
371.6
338.3
31.4
820.9
645.4
361.4
11:25
50.4
380.2
354.9
367.5
544.0
626.7
456.6
391.0
11:30
87.9
699.4
67.3
461.5
650.9
574.0
82.9
287.6
11:35
30.1
792.8
378.2
378.6
175.5
710.5
331.3
322.0
11:40
132.9
699.5
125.3
535.4
514.0
433.7
395.4
301.0
11:45
148.3
319.0
286.5
546.6
361.2
534.3
344.2
276.4
11:50
248.2
360.1
235.4
416.0
546.8
387.9
471.2
257.3
11:55
167.3
661.9
229.7
616.8
658.6
519.8
326.1
420.0
12:00
84.3
533.6
328.5
455.2
583.6
390.6
436.2
359.2
Universitas Mercubuana
56
Pada Tabel 4.9 diatas merupakan data pengamatan untuk nilai throughput yaitu banyaknya data yang didownload dan upload ke server wimode secara sampling setiap menit dari pukul 10.00 hingga 12.00 karena pada jam tersebut merupakan jam sibuk on-line. Tabel 4.10. Data Pengamatan Rata-Rata Throughput Throughput (KByte / menit) No
Date
N Min
Max
Ave
Std. Dev.
1
4 Feb'
25
30.10
706.10
254.45
187.4973
2
5 Feb'
25
240.80
792.80
496.51
140.5490
3
6 Feb'
25
67.30
708.50
380.98
170.9863
4
9 Feb'
25
94.70
723.20
433.74
161.0846
5
10 Feb'
25
31.40
839.20
460.28
178.0679
6
11 Feb'
25
54.40
820.90
483.24
212.0102
7
12 Feb'
25
82.90
645.40
411.22
124.8131
8
13 Feb'
25
22.50
741.80
369.45
158.3491
Pada Tabel 4.10 didapat nilai maksimum, minimum, rata-rata dan standar deviasi. Nilai minimum pada satu minggu itu tergolong berubah-ubah yaitu dengan nilai minimum terendah 030.10 KByte sampai 240 Kbyte. Untuk nilai maksimum, juga berubah-ubah dari nilai rendah 645.4 KByte sampai 839.2 Kbyte. Sedangkan untuk nilai rata-rata bandwidth setiap harinya pun berubah-ubah dari 254.45 KByte sampai 496.51 KByte. Dan untuk nilai standar deviasi pun berubah-ubah dari 124.8131 KByte sampai dengan 211.0102 KByte.
Universitas Mercubuana
57
Grafik 4.5 Nilai Maksimum, Minimum, Mean dan standar Deviasi Throughput
900 800
KByte KByte / menit
700 600 Minimum Maximum
500
Average Std. Deviation
400
5 300 200 100
13 Feb'
12 Feb'
11 Feb'
10 Feb'
9 Feb'
6 Feb'
5 Feb'
4 Feb'
0
Date
Pada. gambar Grafik 4.5 diatas kita dapat melihat perbedaan nilai untuk nilai maksimum, minimum, mean (rata-rata) maupun berdasarkan standar deviasi yang ditujukkan dengan tinggi rendahnya grafik. 4.2.4
Kalkulasi Line-speed Line-speed adalah kecepatan transmisi atau banyaknya data yang berhasil
didownload / upload setiap detik, dapat dikalkulasi dari hasil pengumpulan data throughput karena data tersebut diperoleh dengan mengukur besar data yang didwonload dan upload dari server wimode per menit. Sehingga dalam satu menit tercatat sejumlah data seperti tampak pada tabel 4.9. Dengan demikian kalkulasi data line-speed dilakukan dengan membagi angka throughput dengan waktu selama 60 detik.
Universitas Mercubuana
58
Throughput (KByte) Line speed = 60 second
Tabel 4.11. Data Kalkulasi Line-Speed Line-speed (KByte / second ) No.
Time 4 Feb'
5 Feb'
6 Feb'
9 Feb'
10 Feb'
11 Feb'
12 Feb'
13 Feb'
1
10:00
0.58
7.52
6.69
1.58
2.48
0.95
5.36
2.14
2
10:05
7.52
6.44
5.96
8.11
7.13
0.91
5.00
0.53
3
10:10
5.29
7.49
5.68
4.78
5.88
7.00
7.14
6.96
4
10:15
11.77
8.76
11.81
4.55
5.83
8.98
8.03
6.08
5
10:20
8.84
7.32
5.23
10.39
8.98
13.38
8.52
10.08
6
10:25
7.77
10.26
10.97
6.19
8.73
8.89
6.93
7.29
7
10:30
8.24
9.61
11.54
7.11
9.05
11.27
3.44
8.80
8
10:35
8.00
10.00
9.55
8.28
10.41
11.84
10.54
5.42
9
10:40
5.79
4.01
5.29
12.05
6.87
1.34
6.95
6.69
10
10:45
3.93
6.91
5.48
1.94
6.16
4.50
8.41
6.63
11
10:50
6.63
7.37
5.55
8.78
13.99
9.74
8.31
0.38
12
10:55
4.98
10.49
4.87
5.81
6.38
7.88
9.30
7.14
13
11:00
3.86
9.38
10.87
9.25
9.70
4.58
5.73
12.36
14
11:05
3.31
5.38
3.18
7.61
9.87
6.82
5.76
7.75
15
11:10
0.77
8.92
9.01
11.94
5.41
10.02
5.52
8.69
16
11:15
2.11
5.47
7.45
3.76
7.15
9.97
8.26
7.41
17
11:20
0.82
7.45
6.19
5.64
0.52
13.68
10.76
6.02
18
11:25
0.84
6.34
5.92
6.13
9.07
10.45
7.61
6.52
19
11:30
1.47
11.66
1.12
7.69
10.85
9.57
1.38
4.79
Universitas Mercubuana
59
20
11:35
0.50
13.21
6.30
6.31
2.93
11.84
5.52
5.37
21
11:40
2.22
11.66
2.09
8.92
8.57
7.23
6.59
5.02
22
11:45
2.47
5.32
4.78
9.11
6.02
8.91
5.74
4.61
23
11:50
4.14
6.00
3.92
6.93
9.11
6.47
7.85
4.29
24
11:55
2.79
11.03
3.83
10.28
10.98
8.66
5.44
7.00
25
12:00
1.41
8.89
5.48
7.59
9.73
6.51
7.27
5.99
Pada tabel 4.11 diatas merupakan data hasil perhitungan line-speed dari nilai throughput setiap menit pada setiap pukul 10.00 - 12.00wib karena pada jam tersebut merupakan jam sibuk on-line. Tabel 4.12 Data Pengamatan Rata-rata Line-speed Line-speed (KByte / second ) No
Date
N Min
Max
Ave
Std. Dev.
1
4 Feb'
25
0.50
11.77
4.24
3.1250
2
5 Feb'
25
4.01
13.21
8.28
2.3425
3
6 Feb'
25
1.12
11.81
6.35
2.8498
4
9 Feb'
25
1.58
12.05
7.23
2.6847
5
10 Feb'
25
0.52
13.99
7.67
2.9678
6
11 Feb'
25
0.91
13.68
8.05
3.5335
7
12 Feb'
25
1.38
10.76
6.85
2.0802
8
13 Feb'
25
0.38
12.36
6.16
2.6392
Pada tabel 4.12 didapat nilai maksimum, minimum, rata-rata dan standar deviasi. Nilai minimum pada satu minggu itu tergolong berubah-ubah yaitu dengan nilai minimum terendah 0.38 KBps sampai 4.01 KBps. Untuk nilai maksimum, juga berubah-ubah dari nilai rendah 10.76 KBps sampai 13.99 KBps.
Universitas Mercubuana
60
Sedangkan untuk nilai rata-rata Throughput setiap harinya pun berubah-ubah dari 4.24 KBps sampai 8.28 KBps. Dan untuk nilai standar deviasi pun berubahubah dari 2.0802 KBps sampai dengan 3.5335 KBps.
Grafik 4.6 Nilai Maksimum, Minimum, Mean dan Standar Deviasi Line-speed 16
14
KByte / Second
12
10
Minimum Maximum Average
8
Std. Deviation
5 6
4
2
13 Feb'
12 Feb'
11 Feb'
Date
10 Feb'
9 Feb'
6 Feb'
5 Feb'
4 Feb'
0
P a d a G r a f i k 4 . 5 d i a t a s k i t a d a p a t me l i h a t p e r b e d a a n n i l a i u n t uk ni la i maksimum,minimum, mean (rata-rata) maupun berdasarkan standar deviasi yang ditujukkan dengan tinggi rendahnya grafik. 4.3
Analisa Rata-Rata Respon Time, Data Loss, Bandwidth, dan Throughput Yang Dapat Menentukan Quality Of Service. Berdasarkan standar ITU (International Telecommunication Union) kita dapat
menganalisis rata-rata respon time dan rata-rata data loss untuk menentukan tingkat Quality Of Service dari WiMode. Dan pengukuran dari rata-rata bandwidth
Universitas Mercubuana
61
dalam pengamatan terhadap bandwidth maksimum yang disediakan oleh WiMode, serta rata-rata throughput terhadap nilai kestabilannya. Data-data tersebut diatas dapat kita analisis sebagai berikut: 4.3.1 Analisa Rata-rata Data Respon Terhadap Standar Respon Time ITU Tabel 4.13. Rata-rata Respon Time metode HTTP terhadap Standar ITU Kategori Degradasi
HTTP
Sangat Baik
0,1 - 0,9 detik
Baik
1 - 2 detik
Buruk
> 2 detik
4 Feb'
5 Feb'
6 Feb'
9 Feb'
10 Feb'
11 Feb'
12 Feb'
13 Feb'
12.91
16.48
12.80
16.15
11.23
13.90
11.86
13.07
Dari tabel diatas tampak jelas bahwa respon time jaringan wimode masuk dalam kategori buruk karena waktu untuk mendapat respon dari server sangat lambat, dari delapan sampel semuanya lebih dari sepuluh detik.
Tabel 4.14. Rata-rata Respon Time metode ping Terhadap Standar ITU Kategori Degradasi
HTTP
4 Feb'
5 Feb'
6 Feb'
9 Feb'
10 Feb'
11 Feb'
12 Feb'
13 Feb'
Sangat Baik
0,1 - 0,9 detik
838.72
854.04
886.36
921.84
802.88
816.12
828.04
855.32
Baik
1 - 2 detik
Buruk
> 2 detik
Data pada tabel diatas adalah dalam satuan mili detik, sehingga berdasarkan standart ITU digolongkan dalam kelas yang sangat baik. Pengambilan data dengan ping memberikan respon time / delay yang kecil, ini terjadi karena ada faktor-faktor yang diabaikan yaitu beban aplikasi, data loss oleh gangguan jaringan dan trafik, serta adanya kemungkinan kelemahan hardware pada klien maupun server.
Universitas Mercubuana
62
Grafik 4.7. Data sampling Respon time terhadap Standar ITU 18
Respon Time by HTTP Respon time by Ping
16
14
Second
12
10
8
6
Buruk
4
2
Baik Sangat baik 13 Feb'
12 Feb'
11 Feb'
10 Feb'
9 Feb'
6 Feb'
5 Feb'
4 Feb'
0
Date
4.3.2 Analisa Rata-rata Data Loss Terhadap Standar ITU
Tabel 4.15 Data Loss Dari Segi Rata-Rata (Mean) Terhadap Standar Data Loss ITU Kategori Degradasi
FTP
Sangat Baik
0 - 2%
Baik
3 - 15%
Cukup
16 - 25%
Buruk
> 25%
4 Feb'
5 Feb'
7.08
6 Feb'
9 Feb'
6.96
10 Feb'
11 Feb'
12 Feb'
4.88
5.48
5.20
13 Feb'
21.28 38.36
39.48
Dari Tabel 4.20 rata-rata data loss diatas dapat kita analisis bahwa nilai rata-rata Data Loss setiap harinya dapat dikategorikan baik karena nilai data loss per harinya berada dalam kisaran 3 – 15 % ini berdasarkan Standar ITU. Dan dapat
Universitas Mercubuana
63
dianalisis bahwa berdasarkan data Data Loss yang didapatkan Quality Of Service dari wimode tergolong baik, hanya saja terdapat kondisi dimana terjadi loss diatas 25% hal ini banyak diakibatkan oleh gangguan jaringan. Grafik 4.8. Data Loss Dari Segi Rata-Rata (Mean) Terhadap Standar ITU 45 40 35
Buruk Percent
30 25
Cukup
20 15 10
Baik
5
Sangat baik 13 Feb'
12 Feb'
11 Feb'
10 Feb'
9 Feb'
6 Feb'
5 Feb'
4 Feb'
0
Date
Dari Grafik 4.8 diatas dapat dilihat penggolongan nilai rata-rata data loss setiap harinya apakah nilai rata-rata data loss dikategorikan baik, cukup, maupun buruk. Pada grafik nampak sebagian besar data loss setiap harinya masuk dalam kategori baik.
4.3.3 Analisa Rata-rata Throughput / Line-speed Terhadap Bandwidth Maksimum Didalam website dengan alamat www.wimode.co.id
tertulis bahwa
bandwidth yang dijanjikan kepada para pelanggan adalah sebesar 153.6 Kbps atau sekitar 19.2 KBps. Pengambilan data dilakukan dengan melakukan download data pada jam sibuk dari server wimode kemudian dimonitor secara terus menerus dengan menggunakan software. Data yang diperoleh adalah berupa nilai throughput, nilai tersebut harus dibagi per waktu (60 detik) atau bisa disebut dengan Line-speed untuk
Universitas Mercubuana
64
kemudian diperbandingkan dengan bandwith, sehingga akan diperoleh grafik seperti dibawah ini.
Grafik 4.8. Perbandingan Rata-rata Line-speed dengan BW Wimode
25
19.2
19.2
19.2
19.2
19.2
19.2
19.2
19.2
Max. Bandwidth
15
Average 10
8.28
7.67
7.23
8.05 6.85
6.35 5
6.16
4.24
13 Feb'
12 Feb'
11 Feb'
Date
10 Feb'
9 Feb'
6 Feb'
5 Feb'
0 4 Feb'
KByte / Second
20
Universitas Mercubuana
BAB V KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan Dari sampling data, analisa, dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab didepan mengenai analisis Quality Of Service untuk jaringan internet Wimode dapat ditarik kesimpulan yaitu: 1. Dilihat dari Segi Respon time, merujuk kepada rekomendasi ITU-T Respon Time WiMode berdasarkan Quality Of Service tergolong buruk karena waktu yang dibutuhkan untuk mengakses server dengan metode HTTP pada jam sibuk sangat lambat dibawah standar minimum untuk aplikasi Voice / Video Messaging (< 2 second). Tetapi data Respon waktu Wimode dengan metode PING tergolong baik karena cukup cepat diatas standar minimum untuk aplikasi Voice / Video Messaging (< 2 second). 2. Data loss Wimode pada jam sibuk (10.00-12.00) tidak stabil bergerak dari kategori baik hingga buruk (4.88% - 39.48%). 3. Throughput / Line speed Wimode pada jam sibuk cukup jauh berada dibawah Bandwidth maksimum Wimode (4.24 – 8.28 KBps), hanya mencapai ~36% bandwidth maksimum. 4. Kesimpulan generalnya adalah bahwa menurut ITU-T Rec G.1010 layanan internet Wimode pada jam sibuk hanya cukup untuk aplikasi Messaging, Download, Fax, dan Background, atau hanya sekitar 37% dari total layanan internet yang ada sekarang ini.
65
Universitas Mercubuana
66
5.2. Peringkat dan Saran Memperhatikan kesimpulan diatas maka secara garis besar layanan internet wimode masih tergolong rendah dengan demikian pengguna pasti akan merasakan ketidaknyamanan saat melakukan aktifitas di internet dengan wimode pada saat jam sibuk. Berdasarkan hasil sampling dari ketiga aspek QoS (respon time, data loss, throughput / line speed) maka diperoleh dapat diperoleh urutan menurut tingkat kontribusi terhadap rendahnya QoS wimode dan beberapa saran sebagai berikut : 1. Data Loss wimode menduduki peringkat pertama bagi rendahnya kualitas layanan wimode karena nilainya sangat tidak stabil bahkan beberapa kali tembus hingga diatas 38% data hilang, meskipun secara rata-rata masih menunjukkan nilai cukup baik. Dengan demikian pengelola wimode harus memperhatikan berbagai masalah yang terjadi pada sistem transmisi dan network transit. 2. Respon Time wimode menduduki peringkat nomor dua bagi rendahnya kualitas layanan, meskipun semua nilainya tergolong buruk tetapi ditinjau dari metode ping nilainya sangat baik ini artinya jaringan wimode sebenarnya cukup baik tetapi total respon yang diperoleh oleh pengguna menjadi buruk karena terlalu banyak data yang hilang sehingga harus dilakukan transmisi ulang yang menurunkan kecepatan respon dari jaringan wimode. Selain perbaikan pada sistem transmisi dan network pengelola wimode juga harus memperhatikan sofware aplikasi agar dapat diakses lebih ringan dan cepat. 3. Throughput dan line speed memperoleh peringkat tiga sebagai kontributor rendahnya kualitas wimode karena nilai yang diperoleh tersebut merupakan dampak dari rendahnya kualitas data loss dan respon time jaringan wimode ditambah lagi dengan meningkatnya pengguna Wimode pada jam sibuk sehingga perlu dipertimbangkan untuk meningkatkan bandwidth maksimum Wimode.
DAFTAR PUSTAKA
1. Yang, Samuel C,”3G CDMA2000 Wireless System Engineering”, 2004, Artech House. 2. Aura Ganz, Zvi Ganz, Kitti Wongthavarawat, “Multimedia Wireless Networks: Technologies, Standards, and QoS”, 2003, Prentice Hall PTR. 3. Telecommunication Standardization Sector of ITU Series G: Transmission Systems Digital Systems And Networks Quality Of Service And Performance (G.1010), November 2001, ITU. 4. Santoso, Gatot, “Sistem Selular CDMA” , 2004, Graha Ilmu. 5. Collins, Daniel W, and Smith, Clint, “3G Wireless Network”, 2002, McGraw-Hill.