ANALISA JARINGAN INTERNET PROTOCOL (IP) BACKBONE PADA PT. INDOSAT, TBK
TUGAS AKHIR
OLEH: ARINY VINDA ASTARI 41405120071
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
ANALISA JARINGAN INTERNET PROTOCOL (IP) BACKBONE PADA PT. INDOSAT, TBK
TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi persyaratan akademis guna mencapai gelar Sarjana Teknik Telekomunikasi pada jurusan Teknik Elektro Universtias Mercubuana
Oleh : ARINY VINDA ASTARI 41405120071
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul:
ANALISA JARINGAN INTERNET PROTOCOL (IP) BACKBONE PADA PT. INDOSAT, TBK
Yang dibuat untuk melengkapi sebagai persyaratan menjadi Sarjana Tekhnik pada peminatan Tekhnik Elektro Fakultas Tekhnologi Industri Universitas Mercu Buana, sejauh yang saya ketahui bukan merupakan tiruan atau duplikasi dari skripsi yang telah dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk mendapatkan gelar kesarjanaan di lingkungan Universitas Mercu Buana maupun di Perguruan Tinggi atau instansi manapun, kecuali bagian yang sumber informasinya dicantumkan sebagaimana mestinya.
Jakarta, September 2009
(ARINY VINDA ASTARI) 41405120071
LEMBAR PENGESAHAN ANALISA JARINGAN INTERNET PROTOCOL (IP) BACKBONE PADA PT. INDOSAT, TBK
Oleh : ARINY VINDA ASTARI 41405120071
Telah disetujui untuk memenuhi persyaratan kurikulum Sarjana Strata Satu (S-1) Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Mercu Buana
Jakarta, September 2009
PEMBIMBING
(SAID ATAMIMI)
LEMBAR PENGESAHAN ANALISA JARINGAN INTERNET PROTOCOL (IP) BACKBONE PADA PT. INDOSAT, TBK
Oleh : ARINY VINDA ASTARI 41405120071
Telah disetujui untuk memenuhi persyaratan kurikulum Sarjana Strata Satu (S-1) Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Mercu Buana
Jakarta, September 2009
KETUA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
(Ir. YUDHI GUNARDI, MT)
KATA PENGANTAR Bismillahirohmanirrohiim
Alhamdulillahirrobil’alamin tak ada yang dapat penulis ungkapkan atas kehadirat Robbul’izzati Allah SWT yang telah menciptakan hamba-Nya tanpa kesia-siaan dan dengan kebesaran, dan kekuasaan-Nya telah memungkinkan semua menjadi nyata sesuatu yang mustahil penulis wujudkan sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Tahap Sarjana Teknik Elektro pada Universitas Mercubuana, Jakarta. Dalam tahap penyelesaian Tugas Akhir ini telah banyak yang membantu penulis dalam menyelesaikannya, baik dari segi materiil maupun imateriil, maka dalam kesempatan ini izinkan penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada: 1. Bapak Said Atamimi, selaku pembimbing Tugas Akhir. Terima kasih untuk segala waktu yang diluangkan, ilmu, pengarahan dan support serta bantuan yang telah diberikan kepada penulis. 2. Mama tercinta yang telah senantiasa memberikan cinta, kasih sayang dan do’a tiada henti, serta motivasi kepada penulis Terima kasih telah memberikanku selalu yang terbaik. 3. Suamiku tercinta yang tiada henti mensupport, mendo’akan dan memberikan cinta kasihnya kepada penulis. Membantu menyelesaikan Tugas Akhir ini menjadi lebih sempurna. 4. Bapak Achmad terima kasih untuk ilmu, masukkan- masukkan dan bimbingan kepada penulis, sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan. 5. Bapak Catur Fajar Wicaksono atas segala bimbingan dan ilmunya kepada penulis, semoga Allah dapat membalas jasa bapak. 6. Dan berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih untuk ilmu, support dan bantuannya kepada penulis.
ABSTRAKSI
Teknologi dalam dunia telekomunikasi semakin berkembang pesat, namun hal ini tidak akan berarti apabila tidak ditunjang dengan jaringan yang memiliki tingkat kehandalan yang tinggi. Dan salah satu perkembangan dunia telekomunikasi adalah pada kebutuhan masyarakat akan layanan informasi data khususnya internet. PT. Indosat, Tbk sebagai salah satu provider penyedia jasa internet tentulah membutuhkan jaringan telekomunikasi dengan kualitas yang handal, fleksibel dalam pengembangan dan dapat digunakan secara maksimal. Pada Tugas Akhir ini akan dijelaskan dan dianalisa mengenai kualitas jaringan IP backbone yang terdapat pada PT. Indosat, Tbk, dimana akan dibahas mengenai kondisi jaringan yang saat ini ada dan digunakan, gangguan yang terjadi pada proses operasional sehari-hari serta penanganannya dan sistem monitoring yang dapat dan telah digunakan pada PT. Indosat, Tbk. Diharapkan dengan Tugas Akhir tersebut penulis dapat mengenalisa kulitas jaringan pada PT. Indosat, Tbk, memberikan saran serta masukkan mengenai kondisi jaringan yang saat ini digunakan agar kualitas jasa yang diberikan PT. Indosat, Tbk sebagai salah satu provider semakin baik dan terus berkembang maju.
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PERNYATAAN
I
LEMBAR PERSETUJUAN
II
KATA PENGANTAR
III
ABSTRAKSI
IV
DAFTAR ISI
V
DAFTAR GAMBAR
IX
DAFTAR TABEL
X
DAFTAR SINGKATAN
XI
DAFTAR ISTILAH
XII
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1
1.2. Tujuan Penulisan
2
1.3. Perumusan Masalah
2
1.4. Pembatasan Masalah
2
1.5. Metodologi Penulisan
3
1.6. Sistematika Penulisan
4
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Jaringan Komputer
6
2.1.1. Local Area Network (LAN) 2.1.2. Metropolitan Area Network (MAN) 2.1.3. Wide Area Network (WAN)
V
2.2. Topologi Jaringan Komputer
7
2.2.1. Topologi Mesh 2.2.2. Topologi Bus 2.2.3. Topologi Star 2.2.4. Topologi Ring 2.2.5. Topologi Tree 2.3. Referensi Model OSI
11
2.3.1. Application Layer 2.3.2. Presentation Layer 2.3.3. Session Layer 2.3.4. Transport Layer 2.3.5. Network Layer 2.3.6. Data Link Layer 2.3.7. Physical Layer 2.4. Konsep Dasar Pengalamatan IP
16
2.5 Perangkat Jaringan Komputer
19
2.5.1 Hub 2.5.2 Brisge dan Switch 2.5.3 Router 2.6. Media Transmisi Jaringan
23
2.6.1. Media Transmisi dengan Kabel 2.6.2. Media Transmisi dengan Tanpa Kabel 2.7. Software Monitoring Cacti
25
2.7.1. Pengenalan Software Cacti 2.7.2. Fitur-fitur Software Cacti 2.7.3. Penginstalan Software Cacti
VI
BAB III DASAR PENGANALISAAN JARINGAN BACKBONE 3.1. TOPOLOGI JARINGAN UMUM INTERNET NETWORK PROVIDER (INP) PT. INDOSAT 3.2. Topologi Jaringan Upstream MCI Verizone Los Angeles
29 30
3.2.1. Jaringan IP Backbone PT. Indosat ke MCI Los Angeles 3.2.2. Konfigurasi Jaringan MCI Los Angeles pada Router 3.2.2.1. Interface 3.2.2.2. IP Address 3.2.2.3. BGP Protocol 3.2.2.4. Network 3.2.3. Perangkat Keras Dalam Jaringan
39
3.2.3.1. Router 3.2.3.2. Kabel Jaringan 3.3 Penginputan Software Monitoring CACTI MCI VERIZON
BAB IV PENGANALISAAN KUALITAS JARINGAN UPSTREAM BACKBONE MCI VERIZONE LOS ANGELES 4.1. Gangguan Physical (Fisik)
45
4.1.1 Cable Cut 4.1.2. Gangguan Port 4.2. Gangguan Routing
52
4.2.1. Flooding 4.2.3. Trafick Full 4.2.3. Gangguan Routing IP Tujuan 4.2.4. Gangguan BGP Down 4.3. SLA (Service Level Agreement)
VII
70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
73
5.2. Saran
74
DAFTAR PUSTAKA
75
LAMPIRAN
76
LAMPIRAN A Lampiran A1 Lampiran A2 LAMPIRAN B Lampiran B1 Lmapiran B2 Lampiran B3 LAMPIRAN C Lampiran C1 Lampiran C2 Lampiran C3
VIII
IX
DAFTAR TABEL
Halaman 1. TABEL 2.1. KELAS DALAM IP ADDRESS
17
2. TABEL 2.2. KELAS IP ADDRESS DENGAN SUBNETMASK
18
3. TABEL 4.1. TABEL FLOODING TAHUN 2007
56
4. TABEL 4.2. TABEL CAPTURE GANGGUAN FLOODING TAHUN 2007
57
5. TABEL 4.3. TABEL KEJADIAN GANGGUAN FLOODING TAHUN 2007
59
6. TABEL 4.4. PERHITUNGAN TABEL SLA TAHUN 2007
71
X
DAFTAR GAMBAR
Halaman 1. GAMBAR 2.1. TOPOLOGY MESH
8
2. GAMBAR 2.2. TOPOLOGY BUS
8
3. GAMBAR 2.3. TOPOLOGY STAR
9
4. GAMBAR 2.4. TOPOLOGY CINCIN (RING)
10
5. GAMBAR 2.5. TOPOLOGY POHON (TREE)
10
6. GAMBAR 2.6. LAPISAN JARINGAN MODEL OSI
12
7. GAMBAR 2.7. PERBANDINGAN MODEL OSI DAN TCP/IP
15
8. GAMBAR 2.8. HUB DALM JARINGAN KOMPUTER
19
9. GAMBAR 2.9. SWITCH DALAM JARINGAN KOMPUTER
21
10. GAMBAR 2.10. ROUTER CISCO
22
11. GAMBAR 2.11. HASIL GRAPH SOFTWARE CACTI
25
12. GAMBAR 2.12. INPUT DATA SOURCE CACTI
26
15. GAMBAR 2.13. DATA GRAPH CACTI
27
16. GAMBAR 2.14. USER LOGIN CACTI
27
17. GAMBAR 3.1. JARINGAN LOGICAL IP BACKBONE PT.INDOSAT
29
18. GAMBAR 3.2. JARINGAN LOGICAL IP BACBONE TO MCI LOSA ANGELES
30
19. GAMBAR 3.3. ROUTER NETWORK M-SERIES MULTISERVICE
40
20. GAMBAR 3.4. INPUT DEVICE SOFTWARE CACTI
42
21. GAMBAR 3.5. INTERFACE PADA ROUTER DI SOFTWARE CACTI
43
22. GAMBAR 3.6. HASIL GRAPH PADA SOFTWARE CACTI
44
23. GAMBAR 4.1. GRAPH TRAFIK GANGGUAN LINK DOWN
46
24. GAMBAR 4.2. GRAPH TRAFIK LINK DOWN KEMBALI NORMAL
50
25. GAMBAR 4.3. GRAPH
52
TRAFIK GANGGUAN FLOODING
26. GAMBAR 4.4. GRAPH TRAFIK FULL
59
IX
DAFTAR SINGKATAN
1. LAN
Local Area Network
2. MAN
Metropolitan Area Network
3. WAN
Wide Area Network
4. ISO
International for Standarization Organization
5. FTP
File Transfer Protocol
6. SMTP
Simple Mail Transfer Protocol
7. SNMP
Simple Network Management Protocol
8. DNS
Domain Name Server
9. SPX
Squenced Exchange Protocol
10. PXP
Packet Exchange Protocol
11. TCP
Transmission Control Protocol
12. IPX
Internet Packet Exchange
13. IP
Internet Protocol
14. UDP
User Datagram Protocol
15. UTP
Unshielded Twisted Pair
16. STP
Shield Twisted Pair
17. APCN
Asia Pacific Cable Network
XI
DAFTAR ISTILAH
1. Acces List Sebuah Kumpulan dari kondisi pengujian yang disimpan oleh router yang menentukan lalu lintas ke dan dari router untuk berbagai layanan network. 2. AS Path Penggunaan peta peta rute dalam BGP untuk memperpanjang jalur autonomous system dengan menambahkan ASN-ASN. 3. Bandwidth Selisih antara frekuensi tertinggi dan terendah yang digunakan oleh sinyal network. Mengacu kepada kapasitas troughput yang diukur dari sebuah protocol atau media network. 4. Bit Sebuah digit binary mempunyai nilai 0 atau 1. Delapan bit membentuk satu byte. 5. Bridge Sebuah alat untuk menguhubungkan dua segmen dari sebuah network dan mentransmisikan paket-paket. Kedua segmen harus menggunakan protokol yang identik untuk berkomunikasi. 6. Cisco IOS Kernel dari produk-produk router dan switch Cisco yang menyediakan fungsional, skalabilitas, dan keamanan yang dibagi untuk semua produk dibawah Cisco Fusion milik Cisco. 7. CLI Command Line Interface, Memungkinkan untuk mengkonfigurasi router dan switch dengan fleksibilitas maksimal.
XII
8. Delay Waktu yang lewat antara inisiasi transaksi dari pengirim dengan respons pertama yang diterimanya. Waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan sebuah paket dari sumbernya ketujuannya melalui sebuah jalur 9. DNS Domain Name Server, Digunakan untuk menterjemahkan nama nama host kedalam alamat-alamat IP. 10. Half Duplex Kapasitas Mentransfer data dalam hanya satu arah saja antara sebuah unit pengirim dan unit penerima. 11. IP Internet Protocol, Semua protocol yang terdapat dalam susunan TCP/IP dan menawarkan koneksi yang connectionless. 12. Latency Waktu yang diperlukan untuk sebuah paket untuk berpindah dari satu lokasi kelokasi lain 13. Layer Istilah yang digunakan dalam networking untuk mendefinisikan bagaimana model OSI bekerja untuk mengenkapsulasi data untuk ditransmisikan pada network. 14. MTU Ukuran paket terbesar, diukur dalam byte, yang dapat ditangani oleh sebuah interface. 15. OSI Program standarisasi international yang dirancang oleh ISO dan ITU-T untuk pengembangan standar-standar networking data yang memungkinkan terjadinya kerjasama antara perlengkapan multivendor.
XIII
16. Protocol Spesifikasi dari sebuah kumpulan aturan untuk sebuah tipe komunikasi tertentu. 17. QOS Sekumpulan matrik yang digunakan untuk mengukur kualitas transmisi dan ketersediaan layanan dari sistem transmisi yang diberikan. 18. Static Route Sebuah rute yang informasinya secara sengaja dimasukkan kedalam tabel routing oleh seorang administrator dan mengambil prioritas melebihi rute yang dipilih oleh protocol routing dinamis. 19. Subnetmask Sebuah alamat 32 bit yang digunakan kedalam IP untuk mengidentifikasi bit-bit dari sebuah alamat IP yang digunakan dalam subnet 20. TCP Transmission Contrort Protocol, Sebuah aturan yang didefinisikan pada layer transpodart dari model referensi OSI. Menyediakan mengirimkan data yang dapat diandalkan. 21. Telnet Merupakan metode koneksi terminal secara remote, memungkinkan user melakukan log in ke network seakan akan user terhubung secara lokal.
XIV
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1
LATAR BELAKANG Teknologi dalam dunia telekomunikasi semakin hari semakin berkembang
dengan pesatnya, dan hal ini tentu tidak akan berarti apabila tidak ditunjang dengan kualitas jaringan yang memiliki tingkat kehandalan yang tinggi dan fleksibilitas yang baik, mengingat jaringan merupakan salah satu komponen yang penting dalam sistem telekomunikasi. Dan salah satu perkembangan telekomunikasi adalah pada kebutuhan masyarakat akan layanan informasi data khususnya internet. Internet yang mulai popular saat ini adalah suatu jaringan komputer raksasa yang saling terhubung dan dapat saling berinteraksi. PT. Indosat, Tbk sebagai salah satu penyedia jasa telekomunikasi khususnya jasa internet dalam negeri dengan jumlah pelanggan yang terus berkembang, tentulah membutuhkan jaringan dengan kualitas yang handal, fleksibel dalam pengembangan jaringan, dan dapat digunakan secara maksimal. Pada Tugas Akhir ini penulis akan menjelaskan dan menganalisa mengenai kualitas jaringan Internet Protocol backbone yang terdapat pada PT. Indosat, Tbk. Dimana didalamnya akan dibahas bebarapa hal seperti: kondisi jaringan backbone salah satu upstream yang saat ini digunakan, kualitas dari jaringan, dan fleksibelitas dari jaringan itu sendiri. Saat ini PT. Indosat, Tbk telah memiliki jaringan backbone international dengan kabel laut (submarine cable) sebagai media transmisi, dengan beberapa topologi yang telah diterapkan sebagai metode dalam akses jasa tersebut. Oleh karena itu, penulis mengajukan tema mengenai kualitas jaringan Internet Protocol backbone pada PT. Indosat, Tbk yang diharapkan dengan tema tersebut penulis dapat menganalisa kualitas jaringan pada operasional sehari-hari dan memberikan saran atau masukkan mengenai kondisi jaringan yang saat ini digunakan agar kualitas jasa yang diberikan PT. Indosat, Tbk sebagai salah satu network access provider semakin baik dan dapat terus berkembang maju .
-1-
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB I PENDAHULUAN
1.2
TUJUAN PENULISAN Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah:
1. Melakukan monitoring jaringan dengan menggunakan aplikasi software CACTI yang dapat digunakan PT. Indosat, Tbk sebagai MRTG. 2. Menganalisa kualitas jaringan internet backbone salah satu upstream yang saat ini ada dan digunakan pada PT. Indosat, Tbk. 3. Memberikan saran, masukan, ataupun solusi dari kekurangan- kekurangan yang ada agar performance yang didapatkan menjadi lebih baik lagi, dan pelayanan terhadap pelanggan dapat ditingkatkan.
1.3
PERUMUSAN MASALAH
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, permasalahan yang akan di ajukan oleh penulis adalah mengenai penganalisaan kualitas jaringan IP backbone salah satu upstream international pada operasional sehari- hari PT. Indosat, Tbk dengan software monitoring CACTI dan perangkat router yang berhubungan langsung dengan jaringan backbone, dimana arah penganalisaaan lebih kepada kualitas jaringan international itu sendiri, dengan tujuan agar dengan penganalisaan tersebut dapat meningkatkan kualitas jaringan, mengurangi atau meminimalkan gangguangangguan yang biasanya kerap terjadi pada operasional sehari-hari, dan dapat lebih mengefisiensikan jaringan upstream yang saat ini dimiliki agar menjadi tepat guna sehingga pelayanan yang diberikan kepada pelanggan menjadi lebih baik.
1.4
PEMBATASAN MASALAH
Dalam Tugas Akhir ini lingkup penulisan dibatasi pada :
-2-
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB I PENDAHULUAN
1. Penganalisaan dilakukan pada jaringan Internet Protocol Backbone pada PT. Indosat, Tbk. 2. Penganalisaan dilakukan dengan mengacu kepada CACTI sebagai software monitoring dan status koneksi pada router yang digunakan oleh PT. Indosat, Tbk sebagai sumber penganalisaan. 3. Upstream international yang dipilih adalah upstream dengan tujuan MCI Verizon Los Angeles Amerika (USA). 4. Penganalisaan dilakukan berdasarkan permasalahan- permasalahan yang terjadi sehari –hari yang dapat mempengaruhi kualitas itu sendiri. 5. Penganalisaan ini tidak membahas secara mendalam mengenai kable laut (submarine cable). 6. Dalam penganalisaan jaringan lebih ditekankan pada metodelogi dan topologi jaringannya tanpa membahas manajemen dan investasi dari jaringan yang ada. 7. Semua sistem dan perangkat yang digunakan pada penganalisaan ini menggunakan system dan standar yang digunakan oleh PT. Indosat, Tbk.
1.5
METODOLOGI PENULISAN
Metode yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah:
1. Metode Literatur Yakni studi yang dilakukan dengan mengumpulkan dan menganalisa berbagai referensi buku, teks dan jurnal – jurnal ilmiah yang bersangkutan dengan bahan tulisan ini.
2. Penelitian Lapangan Dalam
proses
ini
penulis
melakukan
penelitian
di
lapangan
dan
mengumpulkan data-data agar dapat membuat suatu analisa secara sistematis maupun grafis mengenai penganalisaan yang akan di lakukan.
-3-
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB I PENDAHULUAN
3. Metode Diskusi Dalam metode Tugas Akhir ini dilakukan diskusi dengan dosen pembimbing maupun nara sumber dan pelaksana dilapangan sehingga didapatkan data yang akurat dan tepat.
1.6
SISTEMATIKA PENULISAN
Penulisan Tugas Akhir ini terdiri dari lima bab, dimana pada masing-masing bab secara garis besar akan dibahas hal-hal sebagai berikut :
BAB I
: PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan, perumusan
masalah,
pembatasan
masalah,
metodologi
penilitian dan sistematika penulisan tugas akhir
BAB II
: DASAR TEORI Berisi tentang konsep dan teori dasar mengenai jaringan internet dan jaringan backbone yang berhubungan dengan penganalisaan.
BAB III
: DASAR PENGANALISAAN JARINGAN IP BACKBONE Berisi
tentang
persiapan-persiapan
dan
dasar-dasar
penganalisaan jaringan yang akan dilakukan.
BAB IV
: PENGANALISAAN JARINGAN IP BACKBONE Berisi tentang penganalisaan yang dilakukan terhadap jaringan salah satu upstream international yang terdapat pada IP backbone PT. Indosat, Tbk.
-4-
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB I PENDAHULUAN
BAB V
: PENUTUP Berisi mengenai kesimpulan dan saran terhadap hasil yang diperoleh dari penganalisaan dari Tugas Akhir.
-5-
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB II` DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI
2.1
KONSEP JARINGAN KOMPUTER
Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang terhubung informasi yang memungkinkan pengguna jaringan dapat saling bertukar dokumen dan data. Komputer yang saling terhubung tersebut dimungkinkan untuk berhubungan dengan media kabel, saluran telepon, gelombang radio, satelit, atau sinar infra merah. Berdasarkan jarak dan area kerjanya jaringan komputer dibedakan menjadi tiga kelompok besar , yaitu:
2.1.1
Local Area Network (LAN)
Local Area Network (LAN) adalah jaringan yang terhubung dalam suatu area terbatas atau relatif kecil, umumnya dibatasi oleh area lingkungan seperti perkantoran di sebuah gedung atau sekolah dan biasanya tidak jauh dari 1 km persegi. Ada dua jenis prinsip jaringan LAN, yaitu Peer to Peer dan Client-Server. Pada Jaringan Peer to Peer, setiap komputer yang terhubung dengan jaringan dapat bertindak sebagai server (perangkat yang digunakan untuk menyimpan software yang mengatur aktivitas jaringan) maupun workstation (perangkat lunak yang terhubung kedalam jaringan atau network). Sedangkan pada jaringan Client-Server, hanya satu komputer yang bertugas sebagai Server dan komputer lain berperan sebagai Workstation. Selain digunakan untuk menghubungkan komputer satu dengan lainnya di jaringan LAN, diperlukan juga topologi, protokol dan peralatan jaringan yang berfungsi untuk mengatur lalu lintas data di dalam jaringan tersebut. Dan kebanyakan LAN menggunakan media kabel untuk menguhubungkan antara satu dengan lainnya. -6-
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB II` DASAR TEORI
2.1.2
Metropolitan Area Network (MAN)
Metropolitan Area Network (MAN) adalah sebuah jaringan yang dapat menjangkau suatu area metropolitan, seperti sebuah kota atau antar wilayah dalam satu propinsi. Sebuah MAN biasanya terdiri dari dua atau lebih LAN pada suatu area geografik, dalam hal ini jaringan menghubungkan beberapa buah jaringan-jaringan kecil ke dalam lingkungan area yang lebih besar. Sebuah MAN juga dapat dibuat menggunakan teknologi Wireless Bridge dengan sinyal-sinyal melalui pemancar melewati area public (umum).
2.1.3
Wide Area Network (WAN)
Wide Area Network (WAN), merupakan kumpulan dari berbagai macam LAN, dan menghubungkan seluruh LAN tersebut menjadi suatu LAN besar yang menyediakan akses untuk komputer atau file-file server pada lokasi yang berlainan, lingkupnya biasanya sudah menggunakan sarana Satelit ataupun kabel bawah laut sebagai contoh keseluruhan jaringan PT. Indosat, Tbk yang ada di Indonesia ataupun yang ada di negara lain. Menggunakan sarana WAN, Sebuah perusahaan telekomunikasi yang ada di Jakarta dapat menghubungi kantor pusatnya yang ada di Singapura, hanya dalam beberapa menit. Biasanya WAN agak rumit dan sangat kompleks, menggunakan banyak sarana untuk menghubungkan antara LAN dan WAN ke dalam Komunikasi Global seperti Internet. Tapi bagaimanapun juga antara LAN, MAN dan WAN tidak banyak berbeda dalam beberapa hal, hanya lingkup areanya saja yang berbeda satu diantara yang lainnya.
2.2
TOPOLOGI JARINGAN KOMPUTER Topologi adalah suatu cara menghubungkan komputer yang satu dengan komputer
lainnya sehingga membentuk jaringan, dimana bentuk tersebut berpengaruh terhadap pemilihan media transmisi. Cara yang saat ini banyak digunakan adalah mesh, bus, token-
-7-
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB II` DASAR TEORI
ring, star, dan masing-masing topologi ini mempunyai ciri khas, dengan kelebihan dan kekurangannya sendiri. Berikut adalah topologi jaringan :
2.2.1
Topologi Mesh
Gambar 2.1 Topologi Mesh
Topologi jaringan ini menerapkan hubungan dimana tiap komputer dan peralatan jaringan berhubungan satu dengan yang lain. Jumlah saluran harus disediakan untuk membentuk jaringan mesh adalah jumlah sentral dikurangi 1 ( n-1, n = jumlah sentral ). Tipe topologi ini jarang digunakan karena tingkat kerumitan dan juga sangat mahal pada pengoperasiannya. Topologi mesh banyak digunakan pada jaringan wireless.
2.2.2
Topologi Bus
Gambar 2.2 Topologi Bus
-8-
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB II` DASAR TEORI
Pada topologi ini semua komputer dan peralatan jaringan dihubungkan secara langsung pada sebuah kabel. Transmisi sinyal dari suatu sentral tidak dialirkan secara bersamaan dalam dua arah. Hal ini berbeda sekali dengan yang terjadi pada topologi jaringan mesh atau bintang, dimana kedua topologi tersebut dapat dilakukan komunikasi atau interkoneksi antar sentral secara bersamaan. Topologi jaringan bus umumnya tidak digunakan untuk interkoneksi antar sentral, tetapi biasanya digunakan pada sistem jaringan komputer.
2.2.3
Topologi Star (Bintang)
Gambar 2.3 Topologi Star
Dalam topologi ini, tiap komputer dalam jaringan terhubung pada hub, dapat disebut juga dengan jaringan kontrol terpusat, dimana semua link harus melewati pusat yang menyalurkan data tersebut kesemua simpul atau client yang dipilihnya. Simpul pusat dinamakan stasium primer atau server dan lainnya dinamakan stasiun sekunder atau client server. Setelah hubungan jaringan dimulai oleh server maka setiap client server sewaktuwaktu dapat menggunakan hubungan jaringan tersebut tanpa menunggu perintah dari server.. Bila dibandingkan dengan topologi mesh, topologi ini mempunyai tingkat kerumitan jaringan yang lebih sederhana sehingga sistem menjadi lebih ekonomis, tetapi beban yang ditanggung sentral pusat cukup berat. Dengan demikian kemungkinan tingkat kerusakan atau gangguan dari sentral ini lebih besar.
-9-
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB II` DASAR TEORI
2.2.4
Topologi Ring (cincin)
Gambar 2.4 Topologi Cincin
Topologi cincin atau ring adalah topologi jaringan dimana tiap komputer terhubung ke dua komputer lain yang bersebelahan, jadi membentuk sebuah cincin. Contoh, Jika terdapat jaringan cincin yang mempunyai 8 komputer, untuk mengirim data dari komputer pertama ke komputer keempat maka harus melalui komputer kedua dan ketiga lalu kemudian ke komputer keempat. Setiap node mempunyai tingkatan yang sama. Jaringan akan disebut sebagai loop, data dikirimkan kesetiap node dan informasi yang diterima node diperiksa alamatnya apakah data itu untuknya atau bukan. Dengan menggunakan topologi ini kita dapat menghemat kabel yang digunakan, namun topologi ini mudah melakukan kesalahan dan kaku atau sulit dalam pengembangan jaringan.
2.2.5
Topologi Jaringan Pohon (Tree)
Gambar 2.5 Topologi Tree
- 10 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB II` DASAR TEORI
Topologi jaringan ini dikenal sebagai topologi jaringan bertingkat. Tiap komputer terhubung ke hub, kemudian disambungkan ke backbone bus. Setelah itu tiap hub membagi semua transmisi yang diterima dari komputer yang satu ke komputer yang lain. Keuntungan dari topologi ini adalah mudah untuk memperluas jaringan, pemasangan kabel point to point, kegagalan dari komputer tidak mempengaruhi jaringan komputernya. Kerugian dari topologi ini adalah pemasangan kabel yang lebih rumit dibandingkan topologi bus, dan jaringan bintang ( star ).
2.3
REFERENSI MODEL OSI
Model referensi OSI merupakan salah satu arsitektur jaringan yang dibuat oleh ISO (International for Standarization Organization) untuk memecahkan masalah kompatibilitas device antar vendor, dengan menyediakan standarisasi yang dapat digunakan vendor dalam membuat device. OSI mengindentifikasi semua proses yang dibutuhkan untuk melakukan komunikasi dan membaginya kedalam kelompok secara logika yang disebut dengan layer. OSI mengindentifikasi semua proses yang dibutuhkan untuk melakukan komunikasi dan membaginya kedalam kelompok secara logika yang disebut dengan layer. Ketujuh layer/lapisan tersebut seperti pada gambar dibawah ini : a. Lapisan Fisik (Physical layer). b. Lapisan Jalur Data (Data link layer). c. Lapisan Jaringan Kerja (Network layer). d. Lapisan Pengangkutan (Transport layer). e. Lapisan Pembahasan (Session layer). f. Lapisan Penampilan (Presentation layer). g. Lapisan Aplikasi (Application layer).
- 11 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB II` DASAR TEORI
Aplikasi (Application) Presentasi (presentation) Sesi (Session) Transportasi (Transport) Jaringan (Network) Jalur Data (Data Link) Fisik (Physical)
Gambar 2.6 Lapisan jaringan menurut model OSI
2.3.1
Application Layer Layer ini berfungsi sebagai inteface antara user dan komputer. Layer ini
bertanggung jawab untuk mengindentifikasi ketersediaan dari patner komunikasi, melakukan sinkronisasi komunikasi. Layer ini berfungsi untuk file transfer, e-mail, dan remote login. File transfer menggunakan protocol FTP (File Transfer Protocol), TFTP, dan NFS, aplikasi e-mail menggunakan protocol SMTP (Simple Mail Transfer Protocol), Remote Login menggunakan protocol telnet dan rlogin untuk dapat mengakses resource sebuah mesin dari mesin lainnya, aplikasi Network Management menggunakan SNMP (Simple Network Management Protocol) dan Name Management menggunakan DNS (Domain Name Server). 2.3.2
Presentation Layer Pada layer ini digunakan untuk menyajikan data dari application layer,
menyediakan pembentukan code, dan menyediakan proses konversi antar format coding yang berbeda. Layer presentasi menjamin data yang dikirimkan layer aplikasi suatu sistem dapat dibaca oleh sistem yang lain
- 12 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB II` DASAR TEORI
Aplikasi yang digunakan pada layer ini antara lain, PCT, JPEG yang digunakan untuk aplikasi gambar. MIDI, MPEG dan Quicktime yang merupakan format untuk aplikasi sound and movie, ASCII dan ABDICDIC yang merupakan format data untuk aplikasi dalam bentuk teks. 2.3.3
Session Layer Session layer bertanggung jawab pada pembentukan , pengelolaan, pemutusan
session antar sistem aplikasi, selain itu juga berfunsi sebagai koordinator jalannya komunikasi antar sistem. Beberapa aplikasi yang digunakan adalah SQL yang dibangun oleh IBM, RPC, ASP yang merupakan protocold yang menyediakan sistem client pada mesin apple, X windows yang merupakan protocol pada sistem operasi UNIX, dll. 2.3.4
Transport Layer Pada layer transport berfungsi menyediakan perbaikan untuk melayani network
layer. Lapisan ini membantu dalam meyakinkan pengiriman data dapat diandalkan dan menggabungkan data yang telah dikirim dari ujung ke ujung. Pada layer ini merupakan kesempatan terakhir untuk mengatasi error, tetapi pada kenyataannya ia menyediakan pengiriman yang bebas error. Selain itu juga bertanggung jawab untuk membuat hubungan secara logis pada sebuah hubungan jaringan, proses ini disebut multiplexing atau timesharing terjadi ketika nomer sambungan transport dibagi pada sambungan jaringan yang sama. Contoh: Transport-protocol pada Netware menggunakan squencedexchangeprotocol
(SPX)
dan
packet-exchange-protocol
(PXP),
menggunakan protocol transmission-control-protocol (TCP).
- 13 -
sedangkan
pada
TCP/IP
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB II` DASAR TEORI
2.3.5
Network Layer Network layer dibentuk berdasarkan hubungan node to node yang disediakan data
link layer. Disamping melayani proses routing, layer ini membantu menghilangkan kemacetan dengan cara mengatur aliran data. Disamping itu juga dapat membuat kemungkinan agar dua jaringan dapat dihubungkan menerapkan uniformaddresingmecanism ( suatu mekanisme untuk pengalamatan sejenis). Sebagai contoh jaringan lokal Ethernet dan Token-ring memiliki alamat datalink yang berbeda tipenya, untuk menghubungkan dua jaringan tersebut maka diperlukan uniform-addressing-mechanism yang dapat dimengerti oleh keduanya. Untuk jaringan berbasis Novel Netware digunakanlah internet packet exchange (IPX) sebagai protokol network layer, sedangkan TCP/IP digunakan internet protocol. 2.3.6
Data link Layer Paket yang diperoleh dari network layer dibungkus oleh data link layer kedalam
sebuah frame dan menambahkan header yang berisi alamat hardware. Layer ini berfungsi menjamin pesan yang dikirimkan ke media yang tepat dan meterjemahkan pesan dari network layer kedalam bentuk bit di phisycal layer untuk dikirimkan ke host lain. 2.3.7
Physical Layer Physical-layer dipergunakan untuk mengtransmisikan data per bit melewati saluran
komunikasi. Susunan bit tersebut mungkin mewakili pengiriman file atau rekord dari file database, physical-layer mengabaikan arti (melupakan) susunan bit tersebut, untuk selanjutnya akan dikodekan menjadi digit 1 dan 0 atau menjadi bentuk analog. Physicallayer menangani proses mekanis, elektris dan prosedur antar muka dalam media fisik (saluran transmisi, driver, sensor, pencatu, dll.
- 14 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB II` DASAR TEORI
Model Referensi TCP/IP
Semakin berkembangnya pemakaian sistem jaringan yang digunakan dalam jaringan komputer, mulai dari sistem jaringan telepon, radio dan jaringan satelit yang di hubungkan dalam jaringan komputer secara bersama-sama, maka diperlukan suatu model referensi baru yang memungkinkan perbedaan-perbedaan tadi dapat saling berhubungan. Model atau arsitektur yang dimaksud adalah model referensi TCP/IP, sesuai dengan nama dari dua protokol utamanya yaitu TCP (Transmission Control Protocol) dan IP (Internet Protocol). Model referensi TCP/IP di gambarkan dalam empat lapisan, dimana model referensi ini di petakan sedekat mungkin dengan model referensi OSI. Hubungan keduanya seperti terlihat pada gambar di bawah ini:
Aplikasi (Application) Presentasi (presentation)
Proses/aplikasi
Sesi (Session) Transportasi (Transport)
Host ke host
Jaringan (Network)
Antar jaringan
Jalur Data (Data Link) Akses jaringan Fisik (Physical) Model Referensi OSI
Model TCP/IP
Gambar 2.7 Perbandingan model referensi OSI dengan model TCP/IP
- 15 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB II` DASAR TEORI
Lapisan Akses Jaringan bertanggung jawab untuk pertukaran data antara suatu host dengan jaringan, serta untuk pengiriman data antara dua peralatan pada jaringan yang sama. Alamat-alamat fisik node digunakan untuk melakukan pengiriman pada jaringan lokal. Model referensi TCP/IP dapat beradaptasi dengan beberapa standar jaringan yang ada, misalnya paket switching, dan ethernet. Lapisan Antar Jaringan bertanggung jawab untuk melewatkan pesan-pesan melalui internetwork. Peralatan-peralatan yang bertanggung jawab untuk pengaturan rute pesan dalam internetwork disebut router. Lapisan Host Ke Host sebanding dengan lapisan transportasi OSI dan bertanggung jawab bagi kesatuan penyatuan data dari pengirim dan penerima. Dua protokol dipakai pada lapisan ini yaitu TCP (Transmission Control Protocol) dan UDP (User Datagram Protocol). Lapisan Proses/Aplikasi mencakup fungsi dari tiga layer pada model referensi OSI yaitu pembahasan, penampilan dan aplikasi. Karena itu berbagai protokol dimasukkan pada layer ini, misalnya file transfer protokol untuk download file, simple mail transfer protokol untuk pengiriman dan penerimaan e–mail (surat elektronik) dan simple network management protokol (mengatur hubungan antar network). 2.4
Konsep Dasar Pengalamatan IP Alamat IP adalah pengalamatan sebuah komputer atau peralatan yang mensupport
TCP/IP. Alamat ini dalam bentuk angka yang unik, yang dapat membedakan antara satu peripheral dengan peripheral yang lain atau satu komputer dengan komputer yang lain, dalam satu jaringan. Pengalamatan IP dilakukan agar pengiriman paket-paket data tidak salah tujuan. IP address memiliki format xxx.xxx.xxx.xxx, dimana bit paling kiri merupakan alamat kelasnya.
- 16 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB II` DASAR TEORI
IP address terdiri atas 32 bit angka biner, yang dapat ditulis dalam empat kelompok, terdiri atas 8 bit (oktet) dengan dipisah dengan tanda titik. Dapat dilihat pada contoh dibawah ini: 11000000.00010000.00001010.00000001 atau dapat ditulis dalam bentuk empat kelompok angka desimal (0 – 255) seperti contoh berikut: 192.168.10.1 atau dapat secara simbolik dituliskan sebagai empat kelompok sebagai berikut: W.X.Y.Z. IP address terdiri atas dua bagian yaitu network ID dan Host ID, di mana network ID menentukan alamat dari perangkat jaringan, karena itu, IP address memberikan alamat lengkap suatu peralatan jaringan beserta alamat jaringan dimana perangkat itu berada. Dapat diibaratkan dengan alamat rumah yang terdiri dari nama jalan dan nomor rumah, dimana network ID merupakan nama jalan dan host ID merupakan merupakan nomor rumah. IP address dibagi dalam tiga kelas yaitu A, B, dan C. (Seperti terlihat pada tabel 2.1 dibawah). Tabel 2.1. Kelas dalam IP Address
Kelas
Jumlah Maksimum
Jumlah Maksimum Host
Network
Per Network
Range
A
1 - 126
127
16777214
B
128 - 191
16384
65534
C
192 - 223
2097152
254
Dengan subnetting memungkinkan memecah network ke beberapa network. Setiap pecahan tersebut memiliki beberapa jumlah pengguna. Penggunaannya dalam IP address adalah sebagai berikut: kelas A alamat dimulai dari 255.0.0.0, kelas B alamat dimulai 255.255.0.0, sedangkan kelas C alamatnya 255.255.255.0. (Seperti terlihat pada tabel 2.2 dibawah).
- 17 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB II` DASAR TEORI
Tabel 2.2. Kelas IP Address dengan Default Subnet Mask
Kelas
Network ID
Host ID
Default Subnet Mask
A
W
X.Y.Z
255.0.0.0
B
W.X
Y.Z
255.255.0.0
C
W.X.Y
Z
255.255.255.0
Agar jaringan mengetahui kelas mana yang dipakai oleh suatu IP address, dipergunakan default subnet mask. Angka desimal 255 atau biner 11111111 dari default subnet mask menandakan bahwa oktet yang bersangkutan dari IP address adalah untuk host ID. Contoh: 1)
IP address
25.20.5.31
Default subnet mask 255.0.0.0 Berada dikelas A 2)
IP address
172.20.5.31
Default subnet mask 255.255.0.0 Berada dikelas B 3)
IP address
192.20.5.31
Default subnet mask 255.255.255.0 Berada dikelas C Jadi kelas suatu IP address dapat ditentukan dengan memperhatikan angka oktet pertama dan subnet mask IP address yang bersangkutan. Kelas A memberikan paling sedikit jumlah network ID dan sangat banyak host IDnya. Kelas B memberikan jumlah yang sama untuk network ID dan host ID. Kelas C memberikan jumlah yang paling banyak untuk network ID dan sedikit host ID.
- 18 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB II` DASAR TEORI
2.5
PERANGKAT JARINGAN KOMPUTER
Komponen atau perangkat yang biasanya digunakan pada saat kita membuat suatu jaringan komputer, antara lain adalah: 2.5.1
Hub (konsentrator) Sebuah hub adalah sebuah perangkat yang menyatukan kabel-kabel network dari
tiap-tiap workstation, server atau perangkat lain. Hub bekerja pada lapisan physical menggunakan protokolol ethernet. Fungsi peralatan ini hanya meneruskan data tanpa memiliki kecerdasan mengenai alamat-alamat yang dituju. Data disampaikan ke tujuan dengan menyiarkan berita (broadcast) ke semua komputer-komputer yang lain pada jaringan LAN. Hub mempunyai banyak slot concentrator yang dapat dipasang menurut nomor port dari card yang dituju. Biasanya terdiri dari 8, 12, atau 24 port RJ-45, dan digunakan pada topologi Bintang/Star.
Gambar 2.8 Hub dalam jaringan komputer
2.5.2
Bridge dan Switch
Bridging adalah jembatan, atau cabang yang digunakan untuk menguhubungkan dua buah
segmen, seperti halnya jaringan ketika lalu lintas data ramai maka dapat
menimbulkan kemacetan, maka untuk mengatasinya dibuat jalan baru, dimana pada jaringan dibagi-bagi menjadi beberapa segmen jaringan yang lebih kecil.
- 19 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB II` DASAR TEORI
Bridge dan switch adalah sebuah alat untuk menguhubungkan dua segmen dari sebuah network dan mentransmisikan paket-paket diantaranya, berfungsi pada layer 2 dari model OSI, dan merupakan alat untuk mengatasi keterbatasan dari hub dan repeater. Bridge dan switch memiliki tingkat kecerdasan lebih tinggi daripada hub. Bridge bekerja menggunakan MAC address untuk meneruskan frame-frame data ke tujuannya pada lapisan data link dimana secara otomatis bridge membuat table penerjemah untuk frame yang diterima di masing-masing port sehingga dapat mengurangi lalu lintas jaringan dengan hanya menyiarkan (broadcast) frame-frame data yang tidak dikenal oleh table penerjemah. Sedangkan switch memungkinkan transmisi full-duplex untuk hubungan antar port tempat pengiriman dan penerimaan dapat dilakukan bersamaan menggunakan VPN. Dengan menggunakan switch masalah tabrakan frame (collision) yang dihadapi hub tidak terjadi lagi karena terdapat mekanisme aliran data. Bridge dan switch melakukan tugas-tugas berikut: 1. Mempelajari alamat Bridge dan switch akan mengingat alamat dari mesin pengirim dengan selalu mencatat alamat mesin pengirim kedalam sebuah tabel MAC Address. 2. Melewatkan dan Menyaring Frame Ketika switch atau bridge menerima frame, device ini akan memeriksa MAC address tujuan yang terpasang di frame, kemudian melihat isi tabel MAC. Jika alamat tujuan yang terpasang juga terpasang di tabel MAC address maka frame akan dikirimkan kesebuah port yang terhubung dengan mesin tujuan. 3. Mencegah kejadian looping Ketika dua buah switching dihubungkan untuk membentuk dua buah segment yang berbeda, maka ketika salah satu mesin mengirimkan data secara broadcast, frame tersebut akan dikirim keseluruh device dan akan menimbulkan looping, dengan mengaktifkan spanning tree dama switch maka protokol akan memutus satu jalur sehingga looping tidak akan terjadi.
- 20 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB II` DASAR TEORI
Gambar 2.9 Switch dalam jaringan komputer
2.5.3
Router Routing
merupakan proses melakukan forwarding paket-paket yang memiliki
alamat logical, dari subnetwork asal paket tersebut, ketujuan akhirnya. Dalam network yang besar banyaknya tujuan sementara yang dilalui oleh paket sebelum mencapai tujuan akhirnya dapat mengakibatkan routing ,menjadi sangat rumit. Dan perangkat yang membantu keberjalannya sebuah routing dalam suatu jaringan disebut dengan router. Routing yang berlangsung pada layer 3 digunakan untuk membangun rute-rute, dimana satu router harus mengetahui beberapa informasi spesific: address tujuan, routerrouter lain yang berdekatan, rute-rute yang memungkinkan kejaringan tujuan dan rute terbaik untuk melintasinya. Untuk membangun dan merawat tabel routing, router menggunakan empat mekanisme dasar:
1. Direct connection Adalah bentuk koneksi dimana router terhubung langsung,ia ditambahkan secara otomatis ke tabel routing. 2. Static routing Adalah bentuk routing manual, dimana administrator jaringan mengeset sendiri tabel routing router- router untuk menggunakan rute yang diberikan.
- 21 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB II` DASAR TEORI
3. Default routing, Merupakan routing yang memiliki bentuk yang hampir mirip dengan static routing, dimana rute dikonfigurasi manual oleh administrator tetapi diberikan gateway penghujung.
Mekanisme ini cocok dengan router yang dirancang
sebagai penghubung tunggal antara LAN dan jaringan besar, dan biasanya memerlukan protokol routing. 4. Dynamic routing Merupakan bentuk routing yang otomatis dan dinamis, Mekanisme routing ini cocok untuk jaringan- jaringan yang kompleks, dimana kita tidak ingin direpotkan dengan konfigurasi manual saat terjadi penambahan atau pengurangan elemen-elemen jaringan.
Dan perangkat router adalah sebuah device yang berfungsi untuk meneruskan paket-paket dengan alamat network yang berbeda sehingga host-host yang ada pada sebuah network bisa berkomunikasi dengan host-host yang ada pada network yang lain. Hal tersebut dapat dilakukan karena router memiliki tabel routing yang berisi informasi alamat tujuan, jarak menuju network tujuan yang diimplementasikan dengan istilah metric dan juga interface yang terhubung dengan network tujuan. Router tidak mempunyai layar monitor untuk berinteraksi dengan network administrator. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah PC untuk men-setup sebuah router. PC tersebut disambungkan ke router tersebut melalui console port atau melalui network.
Gambar 2.10 Router Cisco
- 22 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB II` DASAR TEORI
2.6
MEDIA TRANSMISI JARINGAN
Untuk membangun sebuah jaringan komputer diperlukan adanya media transmisi yang digunakan. Ada dua tipe media transmisi, yaitu media transmisi kabel dan media transmisi tanpa kabel (wireless). 2.6.1
Media Transmisi dengan Kabel Jenis media trasmisi kabel yaitu menggunakan media antara lain :
1. UTP (Unshielded Twisted Pair) Merupakan jenis kabel paling populer digunakan pada jaringan LAN, panjang maksimum kabel persegment adalah 100 m. Terdiri dari minimal sepasang kabel tembaga terisolasi yang dipilin (twisted) dan tanpa pelinduing. 2. STP (Shield Twisted Pair) Untuk mengurangi masalah crosstalk yang terjadi pada kabel UTP kita dapat menggunakan kabel STP. Pada tiap pasangnya selalu menyediakan pembungkus berkualitas tinggi untuk melindungi pengiriman data dari interface. 3. Kabel Coaxial Terdiri dari core yang dibuat dari tembaga yang berfungsi untuk mengirimkan data dan dilindungi oleh teflon yang merupakan isolator dalam yang berfungsi untuk melindungi core dan aluminium yang mengitari isolator yang berfungsi sebagai grounding dari pengaruh interferensi luar. 4. Kabel Fiber Optik Kabel optik berfungsi mengantarakan data dalam bentuk cahaya, fiber optik ini tidak terpengaruh interferensi dan frekuensi luar. Baik digunakan untuk jaringan berkecepatan tinggi (100 MBps sampai 1 Gbps), berkapasitas besar karena tidak melemahkan sinyal.
- 23 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB II` DASAR TEORI
2.5.2
Media Transmisi tanpa Kabel Alternatif lain selain menggunakan media kabel untuk menguhubungkan komputer
dalam membangun sebuah jaringan adalah dengan menggunakan teknologi wireless. Terdapat beberapa jenis wireless yangd apat diimplementasikan pada jaringan komputer:
1. Gelombang Radio Teknologi radio mengirimkan data melalui frekuensi radio dan dalam prakteknya tidak memiliki keterbatasan jarak. Dapat digunakan untuk menguhubungkan LAN melalui jarak yang jauh. Transmisi ini biasanya mahal, mudah terkena interferensi elektronik, mudah disadap dan membutuhkan mekansime yang digunakan untuk mengamankan data.
2. Microwaves Pengiriman data microwave menggunakan frekuensi yang lebih tinggi lagi untuk jarak yang lebih pendek dan jarak jauh. Keterbatasan dari teknologi ini adalah transmitter dan receiver harus saling terlihat satu dengan yang lainnya. Biasanya digunakan untuk menghubungkan LAN yang berada pada gedung yang terpisah, dimana pengggunaan kabel tidak dimungkinkan. Dapat pula dikembangkan pada pengiriman global dengan menggunakan satelit.
3. Infrared Teknologi infrared bekerja dengan menggunakan sinar infrared untuk membawa data antar device, sistem harus membangkitkan sinyal yang sangat kuat karena sinyal pengiriman lemah. Metode ini dapat mengirimkan sinyal pada rate yang tinggi.Sebuah infrared secara normal dapat mengirim pada kecepatan 10 MBps. Keterbatasannya hanya dapat digunakan untuk jarak yang dekat.
- 24 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB II` DASAR TEORI
2.7
2.7.1
SOFTWARE MONITORING CACTI
Pengenalan Software CACTI Cacti merupakan solusi pembuatan grafik network lengkap yang didesign untuk
memanfaatkan kemampuan fungsi RRDTool sebagai peyimpanan data dan pembuatan grafik. Cacti menyediakan pengumpulan data yang cepat, pola grafik advanced, metoda perolehan multiple data , dan fitur pengelolaan user. Semuanya dikemas secara intuitif, sebuah interface yang mudah digunakan dan dipahami untuk local area network hingga network yang kompleks dengan ratusan device. Cacti merupakan complete fronted untuk peralatan RRD, ia akan menyimpan semua kebutuhan informasi untuk membuat gambar dan mengumpulkan mereka dengan data pada database MySQL. Fronted merupakan penggerak PHP yang lengkap. Sepanjang selalu ada untuk maintain gambar, sumber data dan Round robin arsip di suatu database, cacti juga mempunyai pendukung SNMP untuk ini yang digunakan untuk membuat gambar grafik dengan MRTG. Berikut adalah contoh grapfik pada Cacti yang dapat digunakan sebagai monitoring pada suatu jaringan:
Gambar 2.11 Hasil Graph Sofware Cacti
- 25 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB II` DASAR TEORI
2.7.2
Fitur-Fitur Software CACTI
Dalam Software CACTI terdapat Fitur-fitur sebagai berikut: 1. Data Source Untuk menangani data gathering, dapat digunakan bagian cacti untuk beberapa eksternal script atau perintah dengan beberapa data yang digunakan user yang akan diisi, cacti akan mengambil data ini pada suatu cron-job dan dikumpulkan suatu database atau round robin arsip mySQL.Sumber data juga dapat dibuat, yang mana koresponden untuk data actual pada gambar. Untuk instantnya, jika user mengirimkan untuk gambar waktu ping pada suatu host, anda dapat membuat utilisasi sumber data suatu script yang mengping suatu host dan mengembalikan nilainya dari millisecond. Setelah menjelaskan pilihan dari RRD Tool seperti bagaimana menyimpan data anda yang dapat mengartikan beberapa informasi tambahan yang mana menyediakan masukkan sumber data seperti secara otomatis memaintain internal selama 5 menit.
Gambar 2.12 Input Data Source Cacti
2. Graph Satu atau lebih dari sumber data didefinisikan sebagai suatu gambar dapat di buat menggunakan data. Cacti mengikuti anda untuk membuat hamper semua gambar RRD Tool menggunakan semua standard dan tipe RRD Tool dan fungsi konsolidasi. Seleksi area warna dan fungsi teks otomatis juga di pakai pada pembuatan gambar untuk membuat proses lebih mudah.
- 26 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB II` DASAR TEORI
Gambar 2.13 Data Graph Cacti
3. User Management Mengarah pada beberapa fungsi cacti, sebuah user berdasarkan manajemen perangkat yang dibangun di dalamnya sehingga anda dapat menambah user dan memberi mereka hak untuk memastikan area cacti. Hal ini membuat seseorang harus membuat beberapa dapat membuat parameter, yang mana yang lainnya hanya dapat melihat gambar. user agar Setiap user dapat memaintain setting mereka sendiri yang mana memungkin untuk melihat gambar.
Gambar 2.14 User Login Cacti
4. Templating Terakhir, cacti dipergunakan untuk skala jumlah data dan gambar yang banyak melalui penggunaan templates. Hal ini mengikuti pembuatan dari gambar tunggal atau sumber data template yang mana di jelaskan oleh gambar atau sumber data yang tergabung.
- 27 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB II` DASAR TEORI
2.7.3
Penginstalan Software CACTI
Penginstalan software cacti dapat dilakukan pada windows, linux, maupun unix. Dimana cara-cara penginstalan yang dilakukan berbeda antara satu dengan lainnya. Pada pembuatan Tugas Akhir ini penulis memilih menggunakan penginstalan pada windows. (Keterangan mengenai peginstalan software cacti terlampir pada Lampiran A1). Setelah software cacti di instal pada windows kemudian yang dilakukan adalah melakukan penginputan-penginputan pada software tersebut sehingga nantinya dihasilkan grafik data yang dapat digunakan sebagai bahan penganalisaan kualitas jaringan internet yang kita inginkan. (Keterangan mengenai penginputan software cacti terlampir pada Lampiran A2).
- 28 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB III` DASAR PENGANALISAAN IP BACKBONE
BAB III DASAR PENGANALISAAN JARINGAN IP BACKBONE
3.1
TOPOLOGI JARINGAN UMUM INTERNET NETWORK PROVIDER
(INP) PT. INDOSAT
3.1.1 Jaringan IP Backbone PT. Indosat
Gambar 3.1 Jaringan Logical IP Backbone PT. Indosat
- 29 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB III` DASAR PENGANALISAAN IP BACKBONE
Gambar Jaringan umum IP backbone tersebut menunjukkan upstream dan peering partners yang saat ini dimiliki dan digunakan PT. Indosat dalam melayani jasa internet kepada para pelanggannya, keterangan mengenai tujuan dan besar bandwidth untuk masing –masing upstream tersebut antara lain terdapat pada tabel pada lampiran B1.
3.2
TOPOLOGI JARINGAN UPSTREAM MCI VERIZONE
Pada Subab berikut akan disampaikan mengenai topologi jaringan IP backbone PT. Indosat dengan tujuan upstream MCI Verizone Los Angeles Amerika Serikat.
3.2.1 Jaringan IP Backbone PT. Indosat to MCI Los Angeles
Gambar 3.2 Jaringan Logical IP Backbone PT. Indosat to MCI Los Angeles
- 30 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB III` DASAR PENGANALISAAN IP BACKBONE
Gambar tersebut diatas adalah gambar jaringan logical yang menghubungkan antara PT. Indosat, Tbk Jakarta dengan salah satu upstream, yaitu: MCI Los Angeles dengan tujuan Amerika Seikat (USA). Dimana kapasitas bandwidth yang disewa saat ini adalah sebesar 155 Mbps (1 x STM-1). Sedangkan untuk gambar jaringan fisik dapat dilihat pada lampiran B2.
3.2.2
Konfigurasi Jaringan MCI Los Angeles pada Router
Konfigurasi yang terdapat pada router yang digunakan dalam menghubungkan antara IP backbone PT. Indosat, tbk dengan MCI Los Angeles dapat dijelaskan sebagai berikut ini:
3.2.2.1 Interface Konfigurasi interface pada router yang berhadapan langsung dengan router upstream MCI Verizono dapat dilihat sebagai berikut dibawah ini:
konfigurasi interface : GW2.Jakarta> show interfaces so-0/3/2 Physical interface : so-0/3/2, Enabled, Physical link is Up
Interface index
: 133, SNMP ifIndex: 27
Description
: JKT/INS-LOS ANGELES/INS VC4S001;
bearer
JKT/INS- LAX/INS VC4S001 via SMW3
Link-level type
: PPP, MTU: 4474,
Clocking: External, SDH mode, Speed: OC3, Loopback : None, FCS: 32, Payload scrambler: Enabled Device flags
: Present Running
Interface flags
: Point-To-Point SNMP-Traps 16384
- 31 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB III` DASAR PENGANALISAAN IP BACKBONE
Link flags
: Keepalives
Keepalive settings: Interval 10 seconds, Up-count 1, Down-count 3 Keepalive:Input
: 746278 (00:00:06 ago),
Output : 751120 (00:00:06 ago) LCP state
: Opened
NCP state: inet
: Opened
inet6
: Not-configured, iso: Not-configured,
mpls
: Not-configured
CHAP state
: Not-configured
CoS queues
: 4 supported
Last flapped
: 2008-10-22 23:06:12 WIT (10w6d 05:41 ago)
Input rate
: 45958488 bps (10978 pps)
Output rate
: 31143120 bps (16621 pps)
SDH
alarms
: None
SDH
defects
: None
Logical interface so-0/3/2.0 (Index 69) (SNMP ifIndex 32) Description: MCI Verizone Los Angeles 75467 155 Mbps 6Sep05 Flags: Point-To-Point SNMP-Traps Encapsulation: PPP Protocol inet, MTU: 4470
Flags: None Addresses, Flags: Is-Preferred Is-Primary Destination: 157.130.195.12/30, Local: 157.130.195.14, Broadcast: 157.130.195.15
GW2.Jakarta> show configuration interfaces so-0/3/2
description "JKT/INS-LOS ANGELES/INS VC4S001; bearer JKT/INS-LAX/INS VC4S001 via SMW3"; enable;
traceoptions { flag media;
- 32 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB III` DASAR PENGANALISAAN IP BACKBONE
flag all; } clocking external; encapsulation ppp; sonet-options {
fcs 32; payload-scrambler; z0-increment; bytes { s1 0; } unit 0 { description "MCI Verizone Los Angeles 75467 155 Mbps 6-Sep-05"; point-to-point; family inet { filter { input intruder; output sample; } address 157.130.195.14/30; }
Pada konfigurasi diatas tersebut menunjukkan bahwa interface yang digunakan adalah jenis interface Sonet port 0/3/2, dimana interface sonet adalah interface yang biasanya digunakan untuk jaringan dengan bandwidth yang besarnya 1 x STM-1. Sedangkan untuk kondisi routernya sendiri ditunjukkan dengan status fisikal link dalam keadaan up, device flag atau fisikal port pada router running (berjalan dengan baik), SDH alarm dan SDH defected tidak menunjukkan adanya alarm, port pada router terhubung dengan baik dan tidak terdapat indikasi problem, hal-hal tersebut diatas menunjukkan link dalam kondisi baik dan dapat digunakan sehingga dapat dialiri trafik. Dimana besarnya trafik yang digunakan yang melalui interface tersebut ditunjukkan pada input rate dan output rate dalam satuan pps.
- 33 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB III` DASAR PENGANALISAAN IP BACKBONE
3.2.2.2 IP address IP address yang digunakan untuk jaringan IP backbone ini menggunakan pengalamatan jaringan kelas A, dimana pemilihan IP address disesuaikan dengan IP address yang diberikan oleh upstream yang bersangkutan dan sebelumnya telah terdaftar pada RADB. Sedangkan untuk subnetmask haruslah mengikuti IP address yang telah ada, jika yang digunakan adalah IP address kelas A maka subnetmask yang digunakan juga kelas A. Dan berikut adalah IP address yang digunakan:
IP address Point to Point:
Logical interface so-0/3/2.0 (Index 69) (SNMP ifIndex 32) Description : MCI Verizone Los Angeles 75467 155 Mbps 6-Sep-05 Flags
: Point-To-Point SNMP-Traps Encapsulation: PPP
Protocol inet, MTU: 4470
Flags: None Addresses, Flags: Is-Preferred Is-Primary Destination: 157.130.195.12/30, Local: 157.130.195.14, Broadcast: 157.130.195.15
Pada konfigurasi interface diatas disebutkan bahwa IP point to point yang digunakan
untuk
menghubungkan
kedua
titik
jaringan
tersebut
adalah
157.130.195.12/30 dengan subnetmask 255.255.255.252 . Sehingga terdapat 4 IP yang dapat digunakan dimana dua diantaranya digunakan sebagai penghubung kedua node jaringan, yaitu: IP 157.130.195.13 dipasang pada router sisi MCI verizone sebagai upstream dan IP 157.130.195.14 dipasang pada router sisi Indosat sebagai downstream dari MCI Verizone. Sedangkan sisa IP yang lainnya, yaitu IP 157.130.195.15 digunakan sebagai broadcast.
- 34 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB III` DASAR PENGANALISAAN IP BACKBONE
3.2.2.3 BGP Protocol BGP protocol ini dipasang pada kedua sisi router dengan AS Number yang dimiliki oleh masing- masing network access provider, dimana AS number sendiri berfungsi sebagai pengenal pada jaringan international seluruh dunia, dimana Indosat memiliki AS Number 4761 sedangkan MCI Verizone memiliki AS Number 701. BGP protocol sendiri berfungsi sebagai border gateway yang menghubungkan antara jaringan yang dalam satu AS Number dengan AS Number lainnya yang berbeda wilayah dan cakupan jaringan sehingga dapat mempermudah dalam mengidentifikasi jaringan tersebut berada pada wilayah jaringan milik siapa. Dengan data BGP protocol yang terpasang pada router sebagai berikut ini:
Konfigurasi, status dan advertise BGP : GW2.Jakarta> show configuration protocols bgp group Alter-2
type external; multihop { ttl 255; } kearah router rr kepelanggan
local-address 202.152.175.7;
import from-alter; export to-alter; peer-as 701; local-as 4761; neighbor 137.39.6.187 {
authentication-key "$9$y7Je87Ndb4JDwYJDHkQzEcSe87bs2JUH"; ## SECRET-DATA } } {master}
- 35 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB III` DASAR PENGANALISAAN IP BACKBONE
GW2.Jakarta> show bgp summary | match 701
137.39.6.187 12w2d5h
701
5651664
282724
0
9
Establish
GW2.Jakarta> show route advertising-protocol bgp 137.39.6.187 inet.0: 286663 destinations, 2692053 routes (286603 active, 7522 holddown, 198279 hidden)
Konfiguurasi untuk routing option static :
GW2.Jakarta> show configuration routing-options static | match 137.39.6.
route 137.39.6.187/32 next-hop 157.130.195.13;
Pada konfigurasi BGP diatas tersebut menunjukkan IP yang digunakan sebagai IP BGP adalah 137.39.6.187, dengan BGP dalam keadaan establish (berjalan dengan baik), routes yang dihasilkan 2 juta routing lebih oada setiap detiknya. Sedangkan routing static yang dibuat pada BGP protocol tersebut menunjukkan bahwa untuk seluruh routing yang menuju IP BGP 137.39.6.187 akan menuju IP Point to Point 157.130.195.13.
3.2.2.4 Network Network yang dimaksud pada bagian ini adalah hal-hal atau yang biasa disebut dengan policy, policy sendiri adalah suatu pengaturan yang mengatur jaringan routing bekerja untuk kedua sisi. Dengan policy tersebut tidak semua trafik atau pelanggan dapat melewati upstream MCI Sanjose untuk mengakses web atau alamat alamat IP dengan tujuan Amerika dan Eropa. Dan berikut ini adalah beberapa network policy yang terdapat pada router gateway yang menghubungkan kedua sisi, untuk lebih lengkapnya konfigurasi jaringan tersebut dapat dilihat pada lampiran B2 :
- 36 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB III` DASAR PENGANALISAAN IP BACKBONE
konfigurasi policy MCI Verizone :
GW2.Jakarta> show configuration policy-options policy-statement from-alter
inactive: term test-prefix { from { route-filter 69.17.0.0/17 exact; } then { local-preference 1000; accept; } inactive: term khusus-blackberry { from { route-filter 206.51.26.0/24 exact; route-filter 216.9.240.0/24 exact; } then { local-preference 250; accept; } term deny-cust-prefix { from as-path [ cbn-upstream telkom-upstream ]; then reject; } term req-satnet {
from as-path UK2; then reject; } term akhir { then reject; } {master}
- 37 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB III` DASAR PENGANALISAAN IP BACKBONE
GW2.Jakarta> show configuration policy-options policy-statement toalter
term rejected-khusus { from as-path moratel; then reject; } term deny-non-customers { from as-path [ non-customers ntt ]; then reject; } term locpref-500 { from { route-filter 116.50.29.0/24 exact; } then { local-preference 500; accept; } term special { from as-path deltanet; then { local-preference 500; accept; } then { as-path-prepend 4761; accept; } term khusus-isat {
from { as-path [ isat 1stmedia chevron elnus im2 ]; route-filter 0.0.0.0/0 prefix-length-range /1-/24; }
- 38 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB III` DASAR PENGANALISAAN IP BACKBONE
then accept; } inactive: term prepend-firstmedia { from as-path firstmedia; then { as-path-prepend "4761 4761"; accept; } } term allowed-prefixes { from { route-filter 0.0.0.0/0 prefix-length-range /1-/24; } then { inactive: as-path-prepend 4761; accept; } term default { then reject; } {master}
3.2.3
Perangkat Keras Dalam Jaringan
Terdapat beberapa perangkat keras pada jaringan IP Backbone PT. Indosat yang saat telah digunakan sebagai penunjang jaringan dan penghubung antara jaringan yang satu dengan yang lainnya khususnya antara PT. Indosat dan upstream MCI Los Angeles ini, sehingga kedua jaaringan yang memiliki perbedaan network dapat saling bertukar informasi antara satu dengan lainnya , dan berikut adalah perangkat yang digunakan untuk jaringan backbone pada PT. Indosat :
- 39 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB III` DASAR PENGANALISAAN IP BACKBONE
3.2.3.1 Router
Router adalah perangkat hubungan komunikasi yang berfungsi memilih jalur atau rute mana yang harus dilewati oleh paket- paket data. Dalam menyalurkan paketpaket data router membaca IP address yang ada pada setiap paket, kemudian router menentukan jalur mana yang harus dilewati oleh paket data sehingga sampai pada tujuan yang dimaksud. Dimana router tersebut juga dapat menentukan kualitas jaringan yang dibangun, semakin tinggi tekhnologi router yang dimiliki jaringan tersebut maka akan semakin baik kualitas yang dihasilkan.
Gambar 3.3 Router Network M-series Multiservice Edge Routing Portfolio
3.2.3.2 Kabel Jaringan
Tiga elemen dasar dalam komunikasi adalah adanya sumber informasi, media informasi, dan penerima informasi. Dalam komunikasi data sumber dan penerima informasi adalah host, sedangkan media transmisi merupakan jalur antara perangkat jaringan pada kedua host tersebut.
- 40 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB III` DASAR PENGANALISAAN IP BACKBONE
Kabel jaringan untuk menghubungkan port pada router dengan menggunakan fiber optik. Selain lebih jernih dan cepat, kabel yang dibuat dari serat optik ini dipercaya lebih handal dari teknologi satelit. Saluran ini, relatif tidak terpengaruh cuaca dan gangguan atmosfir yang sering mengganggu saluran satelit. Pengiriman data, juga dipercaya lebih akurat dan aman. PT. Indosat saat ini mempunyai tiga tempat pendaratan kabel bawah laut yaitu di Ancol Jakarta, Banyu Urip Surabaya dan Pantai Cermin yang terletak di kota Medan. Dari ketiga tempat tersebut, kabel disalurkan ke berbagai kota di Indonesia dan beberapa negara, seperti Singapura, Hongkong, Malaysia dan Australia. Saat ini terdapat dua sentral utama Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) yang digunakan pada jaringan internasional, yaitu South East Asia Middle East Western Europe (SMW3) yang menghubungkan Asia Tenggara, Timur Tengah dan Eropa Barat, dan Asia Pacific Cable Network (APCN) yang menghubungkan ke negara-negara Asia Pasifik. Selain terdapat beberapa jaringan kabel bawah laut yang lainnya. Dimana saat telah terdapat 34 titik lokasi pendaratan kabel bawah laut Indosat di seluruh dunia. Dimana kabel laut ini difungsikan tidak hanya sebagai media untuk percakapan telepon tetapi juga sebagai media pengiriman data. Dan terdapat dua jenis kabel yang digunakan pada kedua sistem kabel laut tersebut, yaitu: Single Armoured Light Cable yang biasa digunakan untuk laut dalam, dan Double Armoured Cable yang biasanya digunakan untuk Light Weight Screened Cable. Dan saat ini SKKL yang digunakan untuk menghubungkan antara IP backbone PT. Indosat dengan upstream MCI verizone adalah South East Asia Middle East Western Europe (SMW3) yang menghubungkan Asia Tenggara, Timur Tengah dan Eropa Barat dengan kode kabel laut VC4S001. Dan untuk lebih jelasnya perbedaan antara jaringan kabel laut SMW3 dan APCN gambar jaringan tersebut dapat dilihat pada Lampiran B2.
- 41 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB III` DASAR PENGANALISAAN IP BACKBONE
3.3 PENGINPUTAN SOFTWARE MONITORING CACTI MCI VERIZONE
Berikut adalah step-step yang harus dilakukan dalam penginputan data sehingga dapat menghasilkan graph untuk upstream MCI Verizone Los Angeles , dimana software monitoring tersebut akan melakukan update data setiap 5 menit :
1. Penginputan device atau perangkat yang akan dimonitoring Penginputan ini dilakukan agar software cacti dapat mendeteksi perangkat dari luar, sehingga setiap kegiatan yang dilakukan pada perangkat tersebut dapat di sample oleh cacti dan kemudian diolah dan dibuat dalam bentuk graph. Selain itu dalam penginputan device atau perangkat ini PT. Indosat, Tbk dapat melakukan kontrol device parameters, graphs, dan juga data queries yang available. Yang dilakukan pada step ini adalah dengan membuat device baru pada sistem software CACTI. Dengan meng-add device router dilakukan pemberian nama router tersebut dan dilakukan penginputan data yang dibutuhkan dalam pembuatan device.
Gambar 3.4 Input device pada Software Cacti
- 42 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB III` DASAR PENGANALISAAN IP BACKBONE
2. New Graph
Setelah device tersedia, pada new graph dilakukan refresh maka akan muncul daftar seluruh interface yang ada pada router tersebut. Setelah interface tersebut tersedia salah satu interface tersebut adalah interface yang menguhubungkan antara Indosat dan MCI Verizone Los Angeles. Diklik agar interface tersebut kemudian dapat di create sesuai dengan kebutuhan.
Gambar 3.5 Interface Router pada Software Cacti
3. Graph Management
Pada Graph management ini pilih router GW2. Jakarta dengan interface yang menuju ke upstream MCI Verizone Los Angeles, kemudian dilakukan pemilihan warna yang akan digunakan sebagai warna graph yang akan ditampilkan di CACTI. Selain itu pada bagian ini juga dilakukan pemilihan selected graph yang dibuat berdasarkan interface- traffic (bits/sec) dan juga pemberian nama pada graph trafik tersebut sehingga pada hasil graph bagian atas terdapat nama router, interface
- 43 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB III` DASAR PENGANALISAAN IP BACKBONE
dan nama graph yang dihasilkan. Selain itu juga dilakukan pemilihan data inbound data source dan outbound data source yang merupakan hasil graph yang ditampilkan pada layar saat pemilihan nama tersebut.
4. Graph Trees
Graph trees disini berfungsi memberikan nama singkat graph yang akan ditampilkan. Seperti bentuk pohon penamaan akan diurutkan berdasarkan abjad dari graph tersebut, sehingga pengguna tidak harus mencari graph berdasarkan interface maupun router tetapi cukup dengan nama singkat yang dibuat oleh admin.
5. Hasil software cacti Berikut adalah salah satu contoh hasil grafik dari software cacti secara keseluruhan tanpa dilakukan pemisahan berdasarkan graph trees. Dan untuk lebih jelasnya hasil Graph untuk upstream MCI Los Angeles dapat dilihat pada Lamp. B3.
Gambar 3.6 Hasil Graph Trafik pada Software Cacti
- 44 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB IV PENGANALISAAN KUALITAS JARINGAN UPSTREAM MCI LOS ANGELES
BAB IV PENGANALISAAN KUALITAS JARINGAN UPSTREAM BACKBONE MCI VERIZONE LOS ANGELES
Setelah software CACTI telah dapat diimplementasikan dan graph yang dihasilkan dapat menunjukkan kinerja jaringan secara real time pada masa waktu dilakukan penganalisaan, maka pada bab IV ini akan ditekankan pada penganalisaan jaringan. Penganalisaan kualitas jaringan dilakukan berdasarkan pada permasalahan yang terjadi sehari- hari pada operasional IP Backbone PT. Indosat, tbk. Penganalisaan suatu gangguan pada koneksi suatu jaringan dapat dibagi dalam 2 gangguan besar, yaitu : A. Link Problem Gangguan yang terjadi lebih kepada bagian fisik jaringan, seperti: port, kabel UTP, fiber optik dll. B. Routing Problem Gangguan yang terjadi lebih kepada bagian logical jaringan, seperti: routing, flood, policy- policy yang berhubungan dengan route, full trafik dll. Dan pada saat suatu gangguan terjadi, dilakukan beberapa pengecekkan yang dapat mengindikasikan bahwa jaringan sedang mengalami gangguan. Salah satu pengecekkan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan ping point to pint atau ping dengan IP tujuan yang diinginkan untuk di akses. Ping merupakan perintah untuk mengetahui suatu jaringan terhubung atau tidak. Ping digunakan untuk memeriksa hubungan antar host, dengan mengirimkan paket echo ke alamat yang dituju. Ping menunggu sampai satu detik untuk tiap paket yang dikirimkan dan melaporkan paket yang dikirim dan diterima. Secara default ping mengirimkan paket echo yang terdiri dari 32 byte data.
- 45 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB IV PENGANALISAAN KUALITAS JARINGAN UPSTREAM MCI LOS ANGELES
Dan berikut adalah permasalahan yang biasanya terjadi pada suatu jaringan :
4.1
GANGGUAN PHYSICAL (FISIK)
Gambar 4.1 Graph trafik gangguan link down
Dari gambar trafik yang dihasilkan oleh software monitoring CACTI tersebut terlihat trafik mengalami down time beberapa hari, yaitu tanggal 20 Januari 08 s/d 23 Januari 08 yang biasa disebut dengan link down, dimana gangguan link tersebut disebabkan oleh beberapa indikasi problem yang harus PT. Indosat, Tbk teliti kembali satu persatu, diantara beberapa indikasi link problem diakibatkan oleh halhal berikut ini :
4.1.1 Cable Cut (Kabel putus)
Kabel putus adalah gangguan yang terjadi ketika sambungan antara kabel yang satu dengan yang lain tidak tersambung dengan baik, yang mengakibatkan hubungan antara keduanya tidak dapat saling berkomunikasi. Dapat terjadi pada kabel UTP antara router, fiber optik antara kedua jaringan, maupun kabel laut yang terjadi
- 46 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB IV PENGANALISAAN KUALITAS JARINGAN UPSTREAM MCI LOS ANGELES
pada jaringan bawah laut antara dua jaringan bawah laut. Apabila hal ini terjadi PT. Indosat, Tbk dapat melakukan pengecekkan pada router, karena router akan mengindikasikan down apabila kabel putus terjadi. Berikut adalah konfigurasi dan hasil ping pada saat koneksi terjadi link down :
capture interface router pada saat kabel putus:
GW2.Jakarta> show interfaces so-0/3/2 Physical interface: so-0/3/2, disabled, Physical link is Down
Interface index: 133, SNMP ifIndex: 27 Description: JKT/INS-LOS ANGELES/INS VC4S001; bearer JKT/INSLAX/INS VC4S001 via SMW3 Link-level type: PPP, MTU: 4474, Clocking: External, SDH mode, Speed: OC3, Loopback: None, FCS: 32, Payload scrambler: Enabled Device flags
: Down
Interface flags: Point-To-Point SNMP-Traps 16384 Link flags
: Down
Keepalive settings: Interval 10 seconds, Up-count 1, Down-count 3 Keepalive: Input: 0 (00:00:06 ago), Output: 0 (00:00:06 ago) LCP state: Opened NCP state: inet: Opened, inet6: Not-configured, iso: Notconfigured, mpls: Not-configured
CHAP state: Not-configured CoS queues
: 4 supported
Last flapped
: 2008-10-20 18:06:10 WIT (01:31 ago)
Input rate
: 0 bps
Output rate
: 0 bps
SDH
alarms
: LOS
SDH
defects
: LOS
- 47 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB IV PENGANALISAAN KUALITAS JARINGAN UPSTREAM MCI LOS ANGELES
Hasil ping point to pint :
GW2.Jakarta> ping 157.130.195.13 radpid count 40 ........................................ Success rate is 0 percent (40/0), round-trip min/avg/max = 100 % packet loss Capture interface router pada saat normal:
GW2.Jakarta> show interfaces so-0/3/3 Physical interface: so-0/3/3, Enabled, Physical link is Up
Interface index: 134, SNMP ifIndex: 28 Description:
JKT/INS-LOS-ANGELES/INS
VC4S001;
bearer
JKT/INS-
LAX/INS VC4S001 via SMW3 Link-level type : Frame-Relay, MTU: 4474, Clocking: Internal, SDH mode, Speed: OC3, Loopback: None, FCS: 16, Payload scrambler: Enabled Device flags
: Present Running
Interface flags : Point-To-Point SNMP-Traps 16384 Link flags
: Keepalives DTE
ANSI LMI settings: n391dte 6, n392dte 3, n393dte 4, t391dte 10 seconds LMI: Input: 2605272 (00:00:03 ago), Output: 2606059 (00:00:03 ago) DTE statistics:
Enquiries sent
: 2176826
Full enquiries sent
: 429233
Enquiry responses received
: 2176151
Full enquiry responses received
: 429116
- 48 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB IV PENGANALISAAN KUALITAS JARINGAN UPSTREAM MCI LOS ANGELES
QoS queues
: 4 supported
Last flapped
: 2009-01-05 21:35:55 WIT (23:34:51 ago)
Input rate
: 111939744 bps (23591 pps)
Output rate
: 57546992 bps (36312 pps)
SDH
alarms
: None
SDH
defects
: None
Konfigurasi diatas menunjukkan perbedaan kondisi pada saat link dalam keadaan normal atau berjalan dengan baik, dimana indikasi yang terlihat adalah physical link dalam keadaan down (mati), device flag port jaringan juga dalam keadaan mati, tidak terdapatnya trafik input maupun output yang dapat melewati upstream tersebut dan ditemukannya alarm LOS pada SDH alarm. SDH alarm akan menunjukkan deteksi yang berbeda-beda tergantung kepada gangguan yang terjadi. Pada saat terjadi gangguan kabel putus,untuk penanganan yang dilakukan pengecekkan alarm yang terlihat pada interface router, kemudian dilakukan koordinasi dengan divisi network management apakah gangguan terjadi disisi PT. Indosat, Tbk atau disisi upstream, jika gangguan terjadi disisi upstream maka yang dilakukan adalah berkoordinasi dengan upstream MCI Verizone untuk melakukan perbaikan, sedangkan jika gangguan terjadi pada sisi PT. Indosat, Tbk dilakukan pengecekkan pada jaringan dan mencoba melakukan shutdown pada interface yang dituju dan kemudian mencoba menyalakannya kembali dengan jalan mengaktifkan port interfacenya kembali. Berikut adalah perintah untuk shut interface : GW2.Jakarta > edit Entering configuration mode {master}[edit]
GW2.Jakarta # deactivate interfaces so-0/3/2 GW2.Jakarta # commit synchronize and-quit
- 49 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB IV PENGANALISAAN KUALITAS JARINGAN UPSTREAM MCI LOS ANGELES
GW2.Jakarta > edit Entering configuration mode {master}[edit]
GW2.Jakarta # activate interfaces so-0/3/2 GW2.Jakarta # commit synchronize and-quit
Gambar 4.2 Graph trafik link down kembali normal
Setelah dilakukan pengecekkan dan perbaikan kabel dikedua sisi jaringan maka link akan kembali normal, seperti ditunjukkan pada graph trafik Cacti diatas, dan trafik kembali menunjukkan peningkatan penggunaan.
4.1.2 Gangguan Port pada DDF
Port DDF problem terjadi ketika port salah satu interface pada router yang menghubungkan kedua jaringan mengindikasikan alarm, baik merah maupun kuning. Dengan indikasi alarm tersebut akan mengakibatkan gangguan pada link kedua jaringan tidak terhubung dengan baik dan mengakibatkan link menjadi down. Berikut adalah konfigurasi pada router dan hasil ping saat terjadi link down :
- 50 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB IV PENGANALISAAN KUALITAS JARINGAN UPSTREAM MCI LOS ANGELES
konfigurasi interface port problem:
GW2.Jakarta> show interfaces so-0/3/2 Physical interface: so-0/3/2, Enabled, Physical link is Down
Interface index: 133, SNMP ifIndex: 27 Description: JKT/INS-LOS ANGELES/INS VC4S001; bearer JKT/INSLAX/INS VC4S001 via SMW3 Link-level type: PPP, MTU: 4474, Clocking: External, SDH mode, Speed: OC3, Loopback: None, FCS: 32, Payload scrambler: Enabled Device flags
: Down
Interface flags: Point-To-Point SNMP-Traps 16384 Link flags
: Keepalives
Keepalive settings: Interval 10 seconds, Up-count 1, Down-count 3 Keepalive: Input: 0 (00:00:06 ago), Output: 0 (00:00:06 ago) LCP state: Opened NCP state: inet: Opened, inet6: Not-configured, iso: Notconfigured, mpls: Not-configured
CHAP state: Not-configured CoS queues
: 4 supported
Last flapped
: 2008-10-26 17:06:10 WIT (08:01 ago)
Input rate
: 0 bps
Output rate
: 0 bps
SDH
alarms
: FERF, LINK
SDH
defects
: FERF, LINK
Hasil ping point to pint :
GW2.Jakarta> ping 157.130.195.13 radpid count 40 ........................................ Success rate is 0 percent (40/0), round-trip min/avg/max = 100 % packet loss
- 51 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB IV PENGANALISAAN KUALITAS JARINGAN UPSTREAM MCI LOS ANGELES
Pada konfigurasi gangguan port tidak terdapat perbedaan jauh dengan gangguan yang terjadi pada sisi kabel hanya saja pada gangguan port link flag atau kondisi jaringan masih dalam keadaan running (berjalan dengan baik), sedangkan untuk SDH alarm menunjukkan FERF yang mengindikasikan port berwarna kuning (alarm terjadi pada sisi port bukan pada jaringan). Sehingga yang harus dilakukan adalah melakukan pengecekkan pada sisi port router apakah tidak terkoneksi dengan baik. Jika hal tersebut terjadi yang dapat dilakukan antara lain adalah: penggantian port jika port telah dalam kondisi yang tidak baik, plug unplug pada port dimungkinkan karena port terhubung tidak pas atau pemindahan port interface tergantung pada tingkat gangguannya.
4.2
GANGGUAN ROUTING
Indikasi terjadi flooding
Gambar 4.3 Graph trafik gangguan flooding
- 52 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB IV PENGANALISAAN KUALITAS JARINGAN UPSTREAM MCI LOS ANGELES
4.2.1 Flooding
Flooding adalah gangguan routing yang terjadi ketika trafik naik secara significant yang diakibatkan oleh serangan paket data secara besar- besaran yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab yang mengakibatkan trafik menjadi full, paket data yang terkirim mengalami delay yang tinggi dan request timeout. Hal ini akan dirasakan langsung oleh pelanggan, dimana pelanggan akan merasakan gangguan ketika mengakses alamat atau web yang tujuannya melalui upstream yang terkena gangguan flooding. Penanganan yang dapat dilakukan pada saat flooding terjadi adalah dengan melakukan pengecekkan pada router maupun software yang dapat mengindikasikan terjadinya serangan flooding, jika benar indikasi flooding tersebut terjadi dan telah menghabiskan trafik upstream karena pemakaian bandwidth dalam jumlah besar, maka dilakukan blocking terhadap IP address flooding, baik itu IP address source (IP address yang melakukan flooding), maupun IP address destination ( IP address yang dijadikan sasaran flooding). Dan jika dengan pemblokiran kedua IP address flooding masih terus terjadi maka dilakukan pemblokiran port IP address yang digunakan sebagai port flooding, berikut adalah cara pengecekkan dan pemblokiran jika terjadi gangguan flooding :
GW2.Jakarta> show log /var/tmp/sample
# Jan 05 10:39:40 # Time to
TOS
# addr
Dest Pkt
Intf
addr
IP
port
Src
port
len
193.47.187.219
6
0x4000
# Jan 05 6
0x0
52
79
10:39:40 40
79
63.150.179.246 0x0
Src Pro-
TCP
# Jan 05 12 10:39:40 0x48
Dest
0x10
- 53 -
num
frag flags
202.93.36.89
110
34571
202.152.161.231
80
26543
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB IV PENGANALISAAN KUALITAS JARINGAN UPSTREAM MCI LOS ANGELES
# Jan 05 6
0x0
10:39:40 1500
# Jan 05 6
0x0
10:39:40 1500
# Jan 05 6
0x0
# Jan 05 6
0x0
# Jan 05 6
68
0x0
68
10:39:40 52
82
10:39:40 52
80
10:39:40 48
69
118.136.192.130
118.136.42.99 0x4000
80
69.16.169.113
116.12.52.90 0x4000
69.88.3.198
80
62369
202.51.232.229
80
4575
99.234.23.244
6881
33108
72.146.111.38
2416
50447
0x10
202.146.255.6 0x4000
80
0x10
4.71.164.154 0x4000
64709
0x
0x2
10:39:40
118.136.54.123
17
53
0x0
68
51908
0x4000
# Jan 05 0x0
87.248.197.24
0x0
Jika benar ditemukan indikasi terjadinya flooding seperti diatas dimana IP address ditemukan muncul secara berulang dan berurutan dengan packet data yang besar, maka untuk menghilangkan gangguan tersebut adalah dengan dilakukan pemblokiran.
Dimana
pemblokiran
pertama
dilakukan
dengan
melakukan
pemblokiran pada IP address source. Hal ini dilakukan karena IP address source adalah IP address yang melakukan flooding sehingga terjadi gangguan pada jaringan.
GW2.Jakarta> edit Entering configuration mode {master}[edit]
GW2.Jakarta# edit firewall filter intruder term intruder-prefix from source-address {master}[edit firewall filter intruder term intruder-prefix from source-address] GW2.Jakarta# set 72.76.35.243/32 {master}[edit firewall filter intruder term intruder-prefix from source-address]
GW2.Jakarta# commit synchronize and-quit
- 54 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB IV PENGANALISAAN KUALITAS JARINGAN UPSTREAM MCI LOS ANGELES
Setelah pemblokiran terhadap IP address source dilakukan kemudian melakukan pengecekkan kembali, apakah gangguan flooding masih terjadi dengan IP address source yang sebelumnya telah PT. Indosat, Tbk blokir. Dengan perintah sbb :
GW2.Jakarta> show log /var/tmp/sample| match
72.76.35.243
Jika gangguan flooding masih terus terjadi maka dilakukan pemblokiran terhadap IP address destination. Sebagai catatan sebelum pemblokiran dilakukan, NOC NAP (NdAcPro) memberikan informasi kepada pemilik IP address (dalam hal ini pelanggan). Bahwa akan dilakukan pemblokiran sementara pada salah satu IP address milik pelanggan karena telah terindikasi menjadi sasaran flooding.
GW2.Jakarta> edit Entering configuration mode The configuration has been changed but not committed
{master}[edit]
[email protected]# edit routing-options static
{master}[edit routing-options static] GW2.Jakarta# set route 118.136.25.226/32 discard
{master}[edit routing-options static] GW2.Jakarta# commit synchronize and-quit
Jika pemblokiran terhadap IP address source dan IP address destination telah dilakukan namun flooding masih terus terjadi dan tidak terdapat penurunan trafik bandwidth secara significant atau flooding masih tetap terjadi, maka yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pemblokiran port flooding, sehingga semua trafik yang akan melewati port tersebut tidak dapat melalui jaringan sehingga tidak dapat melakukan flooding.
- 55 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB IV PENGANALISAAN KUALITAS JARINGAN UPSTREAM MCI LOS ANGELES
Tabel 4.1. Gangguan Flooding MCI Verizone Tahun 2007
!" !
! #"
$ %
&'"&$ %
&(
$ %
) !
- 56 -
$ %
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB IV PENGANALISAAN KUALITAS JARINGAN UPSTREAM MCI LOS ANGELES
Tabel 4.2. Tabel Capture Gangguan Flooding MCI Verizone Tahun 2007 GW2.Jakarta> show log /var/tmp/sample |match 202.73.110.69 # # # # # # # # # # # # # # #
Jan Jan Jan Jan Jan Jan Jan Jan Jan Jan Jan Jan Jan Jan Jan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15:12:39 15:12:39 15:12:39 15:12:39 15:12:39 15:12:39 15:12:39 15:12:39 15:12:39 15:12:39 15:12:39 15:12:40 15:12:40 15:12:40 15:12:40
202.73.110.69 202.73.110.69 202.73.110.69 202.73.110.69 202.73.110.69 202.73.110.69 202.73.110.69 202.73.110.69 202.73.110.69 202.73.110.69 202.73.110.69 202.73.110.69 202.73.110.69 202.73.110.69 202.73.110.69
194.50.184.136 194.50.184.136 194.50.184.136 194.50.184.136 194.50.184.136 194.50.184.136 194.50.184.136 194.50.184.136 194.50.184.136 194.50.184.136 194.50.184.136 194.50.184.136 194.50.184.136 194.50.184.136 194.50.184.136
80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
55943 59745 59316 51230 52562 49427 52606 49681 55943 65462 59745 56222 49216 56610 59316
17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0
29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0
0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0
GW2.Jakarta> show log /var/tmp/sample | match 203.84.142.213 # Feb # Feb # Feb # Feb # Feb # Feb # Feb # Feb # Feb # Feb
16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
10:30:44 10:30:44 10:30:44 10:30:44 10:30:45 10:30:45 10:30:45 10:30:45 10:30:45 10:30:45
203.84.142.213 203.84.142.213 203.84.142.213 203.84.142.213 203.84.142.213 203.84.142.213 203.84.142.213 203.84.142.213 203.84.142.213 203.84.142.213
69.64.38.33 69.64.38.33 69.64.38.33 69.64.38.33 69.64.38.33 69.64.38.33 69.64.38.33 69.64.38.33 69.64.38.33 69.64.38.33
43327 15297 12875 46271 53872 10209 37893 25693 37691 47675
35973 35973 35973 35973 35973 35973 35973 35973 35973 35973
17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0
29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
69 69 69 69 69 69 69 69 69 69
0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000
0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0
GW2.Jakarta> show log /var/tmp/sample | match 210.210.162.149 # Mar # Mar # Mar # Mar # Mar # Mar # Mar # Mar # Mar # Mar # Mar # Mar # Mar # Mar # Mar
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
21:15:43 21:15:43 21:15:43 21:15:43 21:15:43 21:15:43 21:15:43 21:15:43 21:15:43 21:15:43 21:15:43 21:15:43 21:15:43 21:15:43 21:15:43
210.210.162.149 210.210.162.149 210.210.162.149 210.210.162.149 210.210.162.149 210.210.162.149 210.210.162.149 210.210.162.149 210.210.162.149 210.210.162.149 210.210.162.149 210.210.162.149 210.210.162.149 210.210.162.149 210.210.162.149
213.251.176.195 213.251.176.195 213.251.176.195 213.251.176.195 213.251.176.195 213.251.176.195 213.251.176.195 213.251.176.195 213.251.176.195 213.251.176.195 213.251.176.195 213.251.176.195 213.251.176.195 213.251.176.195 213.251.176.195
80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
32841 32841 32841 32841 32841 32841 32841 32841 32841 32841 32841 32841 32841 32841 32841
17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0
77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77
70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000
0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0
GW2.Jakarta> show log /var/tmp/sample | match 202.155.147.219 # Apr # Apr # Apr # Apr # Apr # Apr # Apr # Apr
16 16 16 16 16 16 16 16
14:25:32 14:25:32 14:25:32 14:25:32 14:25:32 14:25:32 14:25:32 14:25:32
202.155.147.219 202.155.147.219 202.155.147.219 202.155.147.219 202.155.147.219 202.155.147.219 202.155.147.219 202.155.147.219
130.94.243.60 130.94.243.60 130.94.243.60 130.94.243.60 130.94.243.60 130.94.243.60 130.94.243.60 130.94.243.60
15451 15454 15463 15465 15483 15505 15518 15531
- 57 -
44354 44357 44364 44366 44384 44406 44418 44430
17 17 17 17 17 17 17 17
0x80 0x80 0x80 0x80 0x80 0x80 0x80 0x80
28 28 28 28 28 28 28 28
70 70 70 70 70 70 70 70
0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000
0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB IV PENGANALISAAN KUALITAS JARINGAN UPSTREAM MCI LOS ANGELES
# Apr # Apr # Apr # Apr # Apr # Apr
16 16 16 16 16 16
14:25:32 14:25:32 14:25:32 14:25:32 14:25:32 14:25:32
202.155.147.219 202.155.147.219 202.155.147.219 202.155.147.219 202.155.147.219 202.155.147.219
130.94.243.60 130.94.243.60 130.94.243.60 130.94.243.60 130.94.243.60 130.94.243.60
15544 15576 15588 15576 15588 15588
44444 44478 44491 44478 44491 44491
17 17 17 17 17 17
0x80 0x80 0x80 0x80 0x80 0x80
28 28 28 28 28 28
70 70 70 70 70 70
0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000
0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0
GW2.Jakarta> show log /var/tmp/sample | match 202.162.205.245 # May # May # May # May # May # May # May # May # May # May # May # May # May # May # May
7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
14:11:18 14:11:18 14:11:18 14:11:19 14:11:19 14:11:19 14:11:19 14:11:19 14:11:19 14:11:20 14:11:21 14:11:21 14:11:21 14:11:22 14:11:22
202.162.205.245 202.162.205.245 202.162.205.245 202.162.205.245 202.162.205.245 202.162.205.245 202.162.205.68 202.162.205.68 202.162.205.245 202.162.205.245 202.162.205.245 202.162.205.68 202.162.205.68 202.162.205.245 202.162.205.245
80.168.5.228 80.168.5.228 80.168.5.228 80.168.5.228 80.168.5.228 80.168.5.228 80.168.5.228 80.168.5.228 80.168.5.228 80.168.5.228 80.168.5.228 80.168.5.228 80.168.5.228 80.168.5.228 80.168.5.228
53 37694 53 37694 53 37694 53 37629 53 37629 53 37629 53 38024 53 37888 53 37694 53 37694 53 37629 53 38024 53 38024 53 37694 53 37629
17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0
29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000
0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0
GW2.Jakarta> show log /var/tmp/sample | match 202.149.77.198 # # # # # # # # # # # # # #
Jun Jun Jun Jun Jun Jun Jun Jun Jun Jun Jun Jun Jun Jun
26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
23:18:04 23:18:04 23:18:04 23:18:04 23:18:04 23:18:04 23:18:04 23:18:04 23:18:04 23:18:04 23:18:04 23:18:04 23:18:04 23:18:04
202.149.77.198 202.149.77.198 202.149.77.198 202.149.77.198 202.149.77.198 202.149.77.198 202.149.77.198 202.149.77.198 202.149.77.198 202.149.77.198 202.149.77.198 202.149.77.198 202.149.77.198 202.149.77.198
62.75.138.239 62.75.138.239 62.75.138.239 62.75.138.239 62.75.138.239 62.75.138.239 62.75.138.239 62.75.138.239 62.75.138.239 62.75.138.239 62.75.138.239 62.75.138.239 62.75.138.239 62.75.138.239
6667 6667 6667 6667 6667 6667 6667 6667 6667 6667 6667 6667 6667 6667
48740 53537 48740 53537 48740 53537 53537 53537 48740 53537 48740 48740 48740 48740
17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0
38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
73 71 71 73 73 71 71 73 73 71 73 71 73 73
0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000
0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0
73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73
69 69 69 69 69 69 69 69 69 69 69 69 69 69 69
0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000 0x4000
GW2.Jakarta> show log /var/tmp/sample | match 219.83.2.245 # # # # # # # # # # # # # # #
Jul Jul Jul Jul Jul Jul Jul Jul Jul Jul Jul Jul Jul Jul Jul
14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
09:53:37 09:53:37 09:53:37 09:53:37 09:53:37 09:53:37 09:53:37 09:53:37 09:53:37 09:53:37 09:53:37 09:53:37 09:53:37 09:53:37 09:53:38
219.83.2.45 219.83.2.45 219.83.2.45 219.83.2.45 219.83.2.45 219.83.2.45 219.83.2.45 219.83.2.45 219.83.2.45 219.83.2.45 219.83.2.45 219.83.2.45 219.83.2.45 219.83.2.45 219.83.2.45
193.92.9.19 193.92.9.19 193.92.9.19 193.92.9.19 193.92.9.19 193.92.9.19 193.92.9.19 193.92.9.19 193.92.9.19 193.92.9.19 193.92.9.19 193.92.9.19 193.92.9.19 193.92.9.19 193.92.9.19
23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
29614 29614 29614 29614 29614 29614 29614 29614 29614 29614 29614 29614 29614 29614 29614
- 58 -
17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0
0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0 0x0
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB IV PENGANALISAAN KUALITAS JARINGAN UPSTREAM MCI LOS ANGELES
Diatas dari data flooding yang terjadi dalam kurun waktu selama 2007 dan berikut tabel kejadian flooding selama tahun 2007.
Tabel 4.3 kejadian flooding selama tahun 2007
* + + !
, &- . ./ ,
) + , ".
4.2.2
- 0 1
+
,
2
Trafik Full
Sebelum dilakukan prepend
Setelah dilakukan prepend
Gambar 4.4 Graph trafik full
- 59 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB IV PENGANALISAAN KUALITAS JARINGAN UPSTREAM MCI LOS ANGELES
Trafik seperti gambar graph Cacti diatas adalah trafik yang mengalami penggunaan bandwith yang melebihi batas maksimum penggunaan, dimana batas normal suatu bandwidth digunakan tanpa ada gangguan pada jaringan adalah sebesar 80 % dari bandwidth sewa, jika trafik yang digunakan telah melebihi standar tersebut akan terjadi gangguan routing, seperti lambatnya akses- akses web yang melalui upstream tersebut,
banyak terjadi RTO pada hasil ping, dan gangguan routing
lainnya, Sehingga untuk mengatasi gangguan tersebut dilakukan prepend atau pemindahan trafik dari upstream yang mengalami full trafik menuju upstream dengan trafik yang belum malampui batas maksimum. Selain hal terebut prepend juga dapat secara otomatis dilakukan karena sistem load balance ketika terjadi link down pada salah satu upstream, maka dengan sistem tersebut trafik secara otomatis akan berpindah jalur ketika link salah satu upstream tidak dapat dilalui data atau trafik. Berikut hasil ping ketika trafik salah satu upstream mengalami full kapasitas :
GW2.Jakarta> ping 157.130.195.13 radpid count 40 !!!!!.....!!!!!!!!!!...!!!!!!!....!!!!!! Success rate is 0 percent (40/0), round-trip min/avg/max = 40ms/80ms/200ms 60 % packet loss
Dan
berikut adalah perintah pada router yang dapat dilakukan untuk
mengalihkan trafik dari satu upstream menuju upstream yang lainnya agar tidak terjadi penumpukkan trafik hanya pada salah satu upstream saja.
GW2.Jakarta> edit Entering configuration mode The configuration has been changed but not committed
GW2.Jakarta# edit policy-options policy-statement to-MCI-LAX {master}[edit policy-options policy-statement to-MCI-LAX]
- 60 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB IV PENGANALISAAN KUALITAS JARINGAN UPSTREAM MCI LOS ANGELES
GW2.Jakarta# show term reject-internal { from { prefix-list isat-internal; } then reject; } term deny-non-customers { from as-path non-customers; then reject; term satnetcom-reject { from { route-filter 203.80.14.0/24 exact; } then reject;
term 1stmedia-rejected {
from { route-filter 118.136.0.0/16 prefix-length-range /18-/24; route-filter 118.137.0.0/17 prefix-length-range /17-/24;
then reject; } } term khusus-1stmedia { from { as-path 1stmedia; inactive: route-filter 0.0.0.0/0 prefix-length-range /1-/24; route-filter 0.0.0.0/0 prefix-length-range /1-/22; } then { as-path-prepend "4761 4761"; accept;
- 61 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB IV PENGANALISAAN KUALITAS JARINGAN UPSTREAM MCI LOS ANGELES
Sedangkan apabila tujuannya adalah untuk menambahkan path (menjauhkan jalur routing suatu alamat web sehingga tidak melalui jalur upstream sebelumnya dan mencari jalur alternatif upstream yang lainnya), sehingga pelanggan yang mengakses suatu web tujuan international yang sebelumnya melalui jalur upstream A yang mengalami full trafik mencari upstream B dengan kapasitas bandwidth trafik yang tidak full sebagai jalur altenatif sehingga trafik pada upstream A dapat berkurang dapat digunakan perintah sbb: GW2.Jakarta# set term khusus-1stmedia then as-path-prepend "4761 4761 4761 4761" {master}[edit policy-options policy-statement to-att]
GW2.Jakarta# commit synchronize and-quit
GW2.Jakarta> clear bgp neighbor 137.39.6.187 soft-inbound GW2.Jakarta> clear bgp neighbor 137.39.6.187 soft GW2.Jakarta> clear bgp neighbor 137.39.6.187 soft
4.2.3 Gangguan Routing IP addrress tujuan
Routing problem yang dimaksud adalah gangguan akses yang terjadi kesalah satu IP address tujuan dari salah satu blok IP address source pelanggan, dimana ketika gangguan ini terjadi blok IP address pelanggan mengalami gangguan tidak dapat mengakses ke IP address tujuan, atau blok IP address tujuan tetap dapat diakses dengan routing yang tidak maksimal sehingga hop (jalur) menjadi banyak yang mengakibatkan akses ke IP tujuan menjadi lambat. Salah satu penanganan gangguan routing ini adalah dengan melakukan pengecekkan blok IP address tersebut melalui salah satu upstream PT. Indosat, Tbk. Dan berikut adalah pengecekkan melalui upstream MCI Verizone Los Angeles dengan IP Address tujuan www.yahoo.com, dengan perintah sbb:
- 62 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB IV PENGANALISAAN KUALITAS JARINGAN UPSTREAM MCI LOS ANGELES
GW2.Jakarta> traceroute www.yahoo.com as-number-lookup traceroute to www.yahoo-ht3.akadns.net (209.131.36.158), 30 hops max, 40 byte packets 1
202.93.41.186 (202.93.41.186)
(202.155.7.246) 2
9.281 ms
0.693 ms 202.155.7.246
0.577 ms
unknown.net.verizone.com (134.159.161.189) [AS
unknown.net.verizone.com (134.159.161.157) [AS known.net.verizone.com (134.159.161.189) [AS 3
4
ms 7 ms 8
59.786 ms
63.473 ms un-
59.910 701]
61.734 ms
63.358 ms 701]
224.101 ms
223.728 ms
i-0-0.paix-core02.net.verizone.com (202.84.143.62) [AS
234.118 ms 6
701]
unknown.net.verizone.com (202.84.141.254) [AS
225.128 ms 5
701]
static.net.verizone.com (202.84.153.237) [AS
64.914 ms
701]
233.726 ms
233.8
i-3-3.paix05.net.verizone.com (202.84.251.94) [AS 234.897 ms
701]
239.623
701]
227.796
233.854 ms
yahoo.paix05.net.verizone.com (134.159.63.22) [AS 259.647 ms
701]
255.629
g-1-0-0-p151.msr2.sp1.yahoo.com (216.115.107.79) [AS
10310]
217.825 ms 9
g-0-0-0-p141.msr1.sp1.yahoo.com (216.115.107.51) [AS
10310]
218.434 ms 10 g-0-0-0-p151.msr2.sp1.yahoo.com (216.115.107.75) [AS
10310]
243.305 ms
Dari hasil traceroute terlihat bahwa untuk tujuan www.yahoo.com IP address pelanggan harus melwati 8-9 hop dengan delay time diatas 200 ms, dimana delay time yang biasanya dimiliki untuk akses tujuan tersebut hanya dibawah 200 ms. Kemudian setelah hasil traceroute tersebut didapatkan ternyata IP address pelanggan melalui routing yang tidak maksimum,
maka kemudian yang dilakukan untuk
mempersingkat hop dan delay time yang tinggi adalah melakukan pencarian jalur dimana blok IP address
tersebut mendapatkan best pathnya (jalur terbaiknya).
Berikut adalah perintah yang dapat digunakan:
- 63 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB IV PENGANALISAAN KUALITAS JARINGAN UPSTREAM MCI LOS ANGELES
GW2.Jakarta> show route www.yahoo.com
inet.0: 260084 destinations, 1402373 routes (259933 active, 3 holddown, 409538 hidden) Restart Complete + = Active Route, - = Last Active, * = Both
209.131.32.0/20
*[BGP/170] 2d 18:40:33, localpref 100, from
202.93.46.241 AS path: 4637 10310 36752 36752 I to 202.93.41.186 via ge-2/1/0.0 to 202.93.41.226 via ge-2/3/0.0 to 202.93.46.211 via ge-4/0/0.0 > to 202.155.7.246 via ge-6/0/0.0
[BGP/170] 1d 11:08:33, localpref 100, from 202.155.7.245 AS path: 7018 10310 36752 36752 I to 202.93.41.186 via ge-2/1/0.0 to 202.93.41.226 via ge-2/3/0.0 to 202.93.46.211 via ge-4/0/0.0 > to 202.155.7.246 via ge-6/0/0.0
Dari hasil route yang dilakukan didapatkan best path dari hop menuju www.yahoo.com adalah melalui AS Number 4637 yang merupakan AS Number upstream Reach Hongkong dan bukan melalui AS Number 701 yang merupakan AS Number MCI Verizone Los Angeles, maka kemudian yang dapat PT. Indosat, Tbk lakukan adalah memindahkan jalur dengan masuk kedalam router yang merupakan bestpath dari blok IP address tersebut, dan kemudian melakukan re-route blok IP address pada reouter tersebut agar melalui jalur bestpathnya:
- 64 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB IV PENGANALISAAN KUALITAS JARINGAN UPSTREAM MCI LOS ANGELES
GW1.Jakarta> edit Entering configuration mode {master}[edit] GW1.Jakarta# edit policy-options policy-statement from-reach-hkgdirect
{master}[edit policy-options policy-statement from-reach-hkg-direct] GW1.Jakarta# show term 150locpref { from { route-filter 84.53.182.0/23 exact; route-filter 81.52.236.0/22 exact; } then { local-preference 150; accept; }
term allowed-prefixes { from { route-filter 0.0.0.0/0 prefix-length-range /1-/24; inactive: route-filter 0.0.0.0/0 prefix-length-range /1-/16;
} then accept } term default { then reject; {master}[edit policy-options policy-statement from-reach-hkg-direct]
GW1.Jakarta# set term 150locpref from route-filter 209.131.32.0/20 exact
{master}[edit policy-options policy-statement from-reach-hkg-direct] GW1.Jakarta# commit synchronize and-quit
- 65 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB IV PENGANALISAAN KUALITAS JARINGAN UPSTREAM MCI LOS ANGELES
Kemudian setelah dilakukan perubahan jalur policy dilakukan pengecekkan kembali apakah blok IP address yang PT. Indosat, Tbk rubah jalur policynya telah melalui bestpathnya dan jalur re-route yang dilakukan telah benar dan sesuai dengan keinginan. Dimana jalur bestpath ditunjukkan pada tanda <*> pada AS number paling atas pada hasil traceroute. Jika hal tersebut telah benar dilakukan, maka dilakukan claer BGP soft agar perubahan terbut dapat terdeteksi oleh router reflector dan router dimana jalur IP address tersebut lalui. Pengecekkan dapat dilakukan dengan perintah sbb:
GW2.Jakarta> show route 209.131.36.158 traceroute to www.yahoo-ht3.akadns.net (209.131.36.158) inet.0: 260084 destinations, 1402373 routes (259933 active, 3 holddown, 409538 hidden) Restart Complete
+ = Active Route, - = Last Active, * = Both
209.131.32.0/20
*[BGP/170] 2d 18:40:33, localpref 100, from
202.93.46.241
AS path: 4637 10310 36752 36752 I to 202.93.41.186 via ge-2/1/0.0 to 202.93.41.226 via ge-2/3/0.0 to 202.93.46.211 via ge-4/0/0.0 > to 202.155.7.246 via ge-6/0/0.0
- 66 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB IV PENGANALISAAN KUALITAS JARINGAN UPSTREAM MCI LOS ANGELES
4.2.4 BGP Down
BGP Down adalah gangguan yang terjadi akibat salah satu BGP kedua sisi mengalami gangguan baik itu BGP flapping (up-down berulang), BGP reset (down kemudian up secara otomatis tanpa perintah) maupun BGP down, dimana jika
gangguan ini terjadi maka routing table pada kedua sisi tidak akan establish dan mengalami gangguan bahkan routing dapat hilang dari table sistem. Salah satu akibat dari gangguan ini adalah alamat web, IP address pelanggan dan IP address tujuan tidak memiliki jalur yang dapat mereka lalui. Berikut adalah konfigurasi pada router dan hasil ping saat terjadi gangguan.
GW2.Jakarta> show bgp summary | match 701
137.39.6.187
701
0
0
0
9
00:00 Active
Hasil ping point to pint :
GW2.Jakarta> ping 157.130.195.13 radpid count 40 ........................................
Success rate is 0 percent (40/0), round-trip min/avg/max = 100 % packet loss
Gangguan diatas menunjukkan BGP dalam keadaan active yang berarti antara kedua AS Number tidak dapat berhubungan dan mengalami gangguan routing, sehingga tidak terdapat routing table yang menunjukkan routing yang melewati kedua AS Number tersebut 0 (nol). Sehingga semua route tidak dapat melewati BGP tersebut dan harus melakukan pencarian routing lain. Pada saat terjadi gangguan BGP, penanganan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan clear BGP pada router dengan IP neighbor masing- masing dengan IP address yang digunakan pada BGP. Berikut adalah perintah clear BGP :
- 67 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB IV PENGANALISAAN KUALITAS JARINGAN UPSTREAM MCI LOS ANGELES
GW2.Jakarta> show bgp summary
Table State inet.0
Tot Paths
Act Paths
Suppressed
History Damp
Pending 1400962
258555
0
0
0
inet6.0
0
0
0
0
0
inet6.2
0
0
0
0
0
InPkt
OutPkt
Peer
AS
OutQ
Flaps Last Up/Dwn
State|#Active/Received/Damped... 134.159.125.253
4637
3080601
171561
0
10
0
0
0
7
0
5
2w1d4h Establ 137.39.6.187
701
0
0
00:00
Active 202.93.41.248
4761
120026
3705067
4761
23930949
4761
785803
5450504
0
96
4761
4377
252633
0
26
51426
1337976
5w6d11h Establ 202.93.46.241
13083351
26w5d1h Establ 202.93.46.248 11w2d14h Establ 202.93.46.249
1d 12:14:14 Establ 202.93.46.250
4761
0
15
Establ Capture perintah untuk melakukan clear soft:
GW2.Jakarta> clear bgp neighbor 137.39.6.187 soft-inbound GW2.Jakarta> clear bgp neighbor 137.39.6.187 soft GW2.Jakarta> clear bgp neighbor 137.39.6.187 soft-outbound Capture perintah untuk melakukan clear hard:
GW2.Jakarta> clear bgp neighbor 137.39.6.187 GW2.Jakarta> clear bgp neighbor 137.39.6.187
- 68 -
2w2d11h
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB IV PENGANALISAAN KUALITAS JARINGAN UPSTREAM MCI LOS ANGELES
Clear BGP dilakukan dengan dua cara, yaitu: clear soft dilakukan untuk memutus sementara routing antara kedua BGP dan clear hard dilakukan untuk memutus jaringan link sementara antara kedua BGP. Sebaiknya yang pertama dilakukan adalah clear soft, hal ini dilakukan untuk meminimalisir perubahan routing yang dapat dirasakan langsung, namun jika hal tersebut tidak berpengaruh dan BGP
masih dalam kondisi tidak stabil atau bahkan mati, maka dapat dilakukan clear hard. Setelah dilakukan clear BGP baik itu soft maupun hard dilakukan pengecekkan kembali apakah BGP telah kembali normal dan routing dapat melewati AS number upstream tersebut kembali. Perintah yang dapat digunakan adalah sbb:
GW2.Jakarta> show configuration protocols bgp group Alter-2 \type external; multihop { ttl 255; local-address 202.152.175.7; import from-alter; export to-alter; peer-as 701; local-as 4761; neighbor 137.39.6.187 { authentication-key
"$9$y7Je87Ndb4JDwYJDHkQzEcSe87bs2JUH";
##
SECRET-DATA
GW2.Jakarta> show bgp summary | match 701
137.39.6.187
701
5651664
12w2d5h Establ
- 69 -
282724
0
9
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB IV PENGANALISAAN KUALITAS JARINGAN UPSTREAM MCI LOS ANGELES
4.3
SLA (Service Level Agreement)
Service Level Agreement adalah suatu kesepakatan antara provider dengan pelanggannya dalam hal pelayanan, dimana pelanggan dapat mengajukan klaim atau tuntutan jika SLA yang disetujui oleh kedua belah pihak tidak dapat tercapai. Setiap sistem jaringan memiliki standart agreement yang berbeda antara yang satu dengan lainnya, dimana SLA ini menunjukkan kualitas dari sistem tersebut apakah telah sesuai dengan standar international seharusnya atau belum mencapai standar yang
dibuat ITU-T sebagai salah satu lembaga international yang memberikan standar jaringan berkualitas baik apabila sesuai dengan SLA sebesar 94,99 % untuk jaringan fiber optik international. Kemudian untuk mendapatkan angka SLA pada setiap bulan, triwulan dan tahunan PT. Indosat, Tbk melakukan pengecekkan gangguan baik itu routing maupun link yang nantinya terdapat down time yang menunjukkan adanya gangguan pada jaringan, dan dari hasil down time tersebut PT. Indosat, Tbk dapat melakukan perhitungan persentase SLA. Biasanya perhitungan dilakukan pada setiap akhir tahun sesuai dengan kontrak tahunan yang ada. Dan jika SLA yang diharapkan tidak tercapai maka akan dilakukan evaluasi dan perbaikan kualitas. Sedangkan pelanggan akan mendapatkan restitusi dari terjadinya gangguan tersebut sesuai dengan perjanjian work order, dimana setiap pelanggan berbeda satu dengan lainnya begitupun antara PT. Indosat, Tbk sebagai provider dengan upstreamnya dalam hal ini MCI Verizone Los Angeles. Dan berikut adalah hasil perhitungan SLA pada tahun 2007.
- 70 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB IV PENGANALISAAN KUALITAS JARINGAN UPSTREAM MCI LOS ANGELES
4.1 Tabel Perhitungan SLA (Service Level Agreement) Tahun 2007
NO
PROBLEM
TIME
TIME CLOSED
DOWN TIME
1
MCI Los Angeles (Konfigurasi router phisical up - link layer down)
Sabtu, 12-01-2007 pukul: 22:50 WIB
Senin, 14-01-2007 pukul: 22:00 WIB
47 jam 10 menit
2
Link MCI Los Angeles Down
Jum'at, 19-01-2007 pukul: 15:50 WIB
Sabtu, 20-01-2007 pukul: 00:50 WIB
5 jam 0 menit
3
Link MCI Los Angeles Down (gangguan pada MCI)
Senin, 22-01-2007 pukul: 16:30 WIB
Senin, 22-01-2007 pukul:18:30 WIB
2 jam 0 menit
4
Link MCI Down ( Problem BGP active)
Rabu, 31-01-2007 pukul: 16:50 WIB
Kamis, 01-02-2007 pukul:16:30 WIB
23 jam 40 menit
5
MCI Los Angeles Down
Jum'at,16-02-2007 pukul: 10:45 WIB
Minggu,18-02-2007 pukul: 01:40 WIB
46 jam 55 menit
6
Link MCI Los Angeles and San Jose down
Rabu, 08-03-2007 pukul: 00:55 WIB
Rabu, 08-03-2007 pukul: 01:55 WIB
1 jam 0 menit
7
Jakarta - MCI LA 1 x STM-1 (Transmission problem at MCI)
10-05-2007 pukul: 16:35 WIB
10-05-2007 pukul: 19:40 WIB
3 jam 5 menit
8
MCI Los Angeles 1xSTM1 (Suspect Problem at MCI Los Angeles)
30-06-2007 pukul: 11:56 WIB
01-07-2007 pukul: 06:26 WIB
19 jam 30 memit
- 71 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB IV PENGANALISAAN KUALITAS JARINGAN UPSTREAM MCI LOS ANGELES
NO
PROBLEM
TIME
TIME CLOSED
DOWN TIME
10
Jkt - MCI Los Angeles 1xSTM-1 (Protocol Frame Relay NLPID down)
05/10/2007 pukul: 09:05 WIB
05/10/2007 pukul: 10:25 WIB
1 jam 20 menit
11
MCI Los Angeles 1 x STM-1
06/11/2007 pukul: 16:50 WIB
06/11/2007 pukul: 22:45 WIB
5 jam 55 menit
12
MCI Los Angeles 1 x STM-1 dan MCI Sanjose 1 x STM-1 SMW3 Segment2 PFE (Power Feeding Equipment) problem
30/11/2007 pukul: 03:50 WIB
30/11/2007 pukul: 05:40 WIB
0 jam 50 menit
Total downtime :
156,4 jam
Dari tabel tersebut diatas maka kita dapat melakukan penghitungan terhadap SLA selama tahun 2007 apakah telah sesuai dengan standar ITU-T. Berikut adalah perhitungan persentase SLA :
156,4
X 100 % = 1,78 %
24 x 365
(100 %) - (1,78 % )
= 98,22 %
{Telah mancapai standar SLA (Service Level Agreement} ITU-T international sebesar 94,99 %}
- 72 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
KESIMPULAN
1. Software monitoring CACTI berfungsi menunjukan terjadinya gangguan flooding, trafik full, link down dan BGP down. 2. Software pada router berfungsi untuk menganalisa pada saat software CACTI menujukan gangguan. 3. Hasil dari software monitoring CACTI menunjukan hal yang sama dengan hasil software CLI pada router ketika terjadi gangguan flooding pada jaringan dengan ditandai kenaikan trafick yang tajam pada software CACTI dan pada CLI router ditandai dengan data IP address yang berulang dengan IP address yang sama. 4. Jaringan IP backbone PT. Indosat, Tbk dengan tujuan upstream MCI Verizone Los Angeles selama tahun 2007 mengalami flooding sebanyak 961 kejadian. 5. Jaringan IP backbone PT. Indosat, Tbk dengan tujuan upstream MCI Verizone Los Angeles telah sesuai dengan SLA yang telah ditetapkan standar international dimana besar SLA PT. Indosat, Tbk dapat mencapai 98 %.
- 73 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.2
SARAN
1. Dilakukan penambahan bandwidth MCI Verizone Los Angeles karena saat ini web dengan tujuan Eropa dan Amerika.bestpath melalui jalur ini, sehingga dengan penambahan bandwidth dapat meminimalisir gangguan routing dan lain-lain. 2. Penambahan bandwidth tidak hanya terfokus pada jaringan upstream dengan tujuan negara Singapura dan Hongkong tetapi juga Amerika dan Eropa mengingat berdasarkan pengalaman sering terjadi gempa bumi pada kedua negara tersebut. 3. Dilakukkan pemeliharaan prefentif terhadap perangkat- perangkat, seperti router, kabel UTP, fiber optik, switch dan lain- lain. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi gangguan yang terjadi, seperti : port yang bermasalah dikarenakan kondisi port yang kotor (berdebu). 4. Memiliki security system (IDS (interupt Detection System)) yang dapat berupa software maupun hardware yang dapat digunakan melindungi atau meminimalisasi jaringan dari serangan flooding yang saat ini masih sering terjadi.
- 74 -
ANALISA KUALITAS JARINGAN IP BACKBONE PADA PT. INDOSAT, Tbk DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
1. Hendra Wijaya, “Cisco Router”, PT.Elex Media Komputindo, Jakarta, 2003. 2. Hendra Wijaya, “Cisco Switch”, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2003. 3. Held Gil, “Voice & Data Internet working”, McGraw Hill, NewYork, 2000. 4. Rafiudin Rahmat, “Cisco Router konfigurasi Voice, Video dan Fax”, PT Andi Yogyakarta, Yogyakarta 2004. 5. Rafiudin Rahmat, “Membangun Firewall dan Traffic Filtering berbasis Cisco”, PT Andi Yogyakarta, Yogyakarta 2005. 6. Rafiudin Rahmat, “Multihoming menggunakan BGP”, PT Andi Yogyakarta, Yogyakarta 2007. 7. Randy Zhang, Micah Bartell, “Advanced BGP Design and Implementation, USA, 2002. 8. Stalling William, “Komunikasi Data dan Komputer Jaringan Komputer”, Salemba Teknika, Jakarta, 2002. 9. Zaenal Arifin, “Langkah Mudah Membangun Jaringan Komputer, Yogyakarta, Yogyakarta, 2005. 10. www.ilmukomputer.com, 12.08.2009 11. www.cisco.com, 17.08.2009 12. www.juniper.com, 26.08.2009
-7575-