UNIFIED MESSAGING SYSTEM BERBASIS INTERNET PROTOCOL (IP) PADA JARINGAN MOBILE
Afwarman Manaf, M Zuhri Catur C
[email protected],
[email protected] Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung ABSTRAK Layanan messaging merupakan salah satu layanan yang merupakan killing application baik di jaringan Internet maupun di jaringan mobile. Saat ini terdapat banyak sekali layanan messaging yang dapat digunakan dengan berbagai protokol dan format pesan yang berbeda-beda yang masing-masing menggunakan aplikasi khusus. Hal ini mengakibatkan tidak adanya interoperability antara satu sistem messaging dengan sistem messaging lainnya. Makalah ini membahas sistem ‘unified messaging’ yang merupakan sebuah sistem yang memungkinkan penggunaan berbagai macam layanan messaging dalam sebuah sistem tunggal. Kata kunci: unified messaging, jaringan mobile, Internet Protocol (IP)
1.
LATAR BELAKANG
Layanan messaging merupakan salah satu layanan yang paling banyak digunakan baik di jaringan Internet maupun di jaringan mobile. Layanan messaging adalah layanan yang memungkinkan seseorang mengirim dan menerima pesan kepada orang lain melalui jaringan secara asinkron, seperti Email, Short Message Service, Multimedia Message Service, Voice Message, Fax, Instant Messaging. Sistem unified messaging yang terintegrasi dapat memudahkan pengguna untuk menggunakan layanan messaging dan memudahkan penyedia layanan untuk melakukan pengelolaan layanan. Sistem unified messaging akan memiliki prospek yang lebih besar untuk berhasil digunakan secara luas manakala sistem ini dapat dengan mudah diakses kapanpun dimanapun dan mudah digunakan oleh pengguna secara mobile sebagaimana layanan SMS. Pada saat ini, fusi antara teknologi mobile dengan Internet Protocol (IP) berkembang dengan sangat pesat. Dengan fusi ini, berbagai layanan berbasis IP yang selama ini dapat diakses milyaran manusia melalui Internet dapat diakses melalui jaringan mobile. Sistem Mobile Unified Messaging yang dijalankan pada jaringan mobile berbasis IP memiliki keuntungan yang sangat penting, yaitu dimungkinkannya interoperability sistem Mobile Unified Messaging dengan berbagai layanan
messaging yang saat ini sudah ada dan banyak digunakan. Berbagai macam teknologi jaringan mobile berbasis IP saat ini telah banyak tersedia, seperti jaringan General Packet Radio Service (GPRS) pada GSM, jaringan komunikasi data pada CDMA2000 1x, atau jaringan wireless LAN atau WiFi, dsb. Biaya yang dibutuhkan untuk pengaksesan jaringan ini semakin lama juga semakin murah. GPRS, misalnya, saat ini dapat diakses dengan biaya “hanya” Rp. 10 per kilo byte. Jika kita bandingkan dengan biaya komunikasi SMS yang Rp. 250 untuk 160 karakter pesan, maka biaya akses dengan GPRS jauh lebih murah. Pada makalah ini, akan dibahas tentang riset pengembangan sistem Unified Messaging berbasis IP pada jaringan mobile yang saat ini sedang dilakukan di Laboratorium Sistem Terdistribusi, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, ITB.
2.
PROTOKOL-PROTOKOL MESSAGING
Memahami cara kerja berbagai macam protokol messaging yang sudah ada merupakan sesuatu yang penting terutama untuk memahami bagaimana nantinya sistem unified messaging yang dirancang dan dibangun dapat berinterkoneksi dengan berbagai sistem messaging yang sudah ada tersebut.
Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia 3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung
352
Beberapa protokol messaging penting yang terkait dengan sistem ini adalah: - Protokol untuk email, mencakup SMTP [1], POP [2], dan IMAP [3]. - Protokol untuk Short Message Service (SMS) [4]. - Protokol untuk Multimedia Messaging Service (MMS) [5]. - Berbagai macam protokol untuk Instant Messaging seperti Jabber [6], MSN Messanger Service, Yahoo Messanger, ICQ/AIM, IRC. - Protokol untuk Faksimil [7].
1.
2.
3. 3.
KARAKTERISTIK SISTEM
Sistem unified messaging ini dapat dikarakteristikkan dari kebutuhan teknis (technical requirement) yang diakomodasi dan dari skenario layanan tipikal yang dapat dijalankan pada sistem. Berikut beberapa kebutuhan teknis penting dan contoh skenario layanan pada sistem unified messaging ini. 3.1. Kebutuhan Teknis Ada 3 aspek kebutuhan teknis yang diakomodasi sistem, yaitu kebutuhan tingkat atas (high level requirement), kebutuhan tingkat pengguna (user level requirement), dan kebutuhan penyedia layanan (service provider requirement). Kebutuhan tingkat atas mencakup antara lain: 1. Prinsip access independence harus didukung. Sistem ini harus dapat dijalankan dari bearer jaringan mobile berbasis IP (misalnya GPRS, WLAN) secara transparan. 2. Sistem ini memiliki antarmuka dengan sistem messaging lain yang sudah ada seperti SMS, Email, MMS, IM, Fax, dan Voice Message. 3. Sistem ini menyediakan proses otorisasi pengguna. 4. Sistem ini sebisa mungkin akan memanfaatkan berbagai macam protokol yang sudah ada dan banyak digunakan agar memudahkan implementasi. 5. Sistem ini menggunakan prinsip store and forward. 6. Sistem ini memungkinkan berbagai message dengan berbagai media type yang berbeda-beda dapat ditangani. 7. Sistem mengenali identitas entitas (pengguna, content server, dan sebagainya) dengan menggunakan Public User Identity.
4.
Sistem ini diusahakan dapat dijalankan oleh sebanyak mungkin pengguna sehingga platform yang digunakan di sisi User Equipment (UE) harus platform yang sudah banyak tersedia di pasar. Sistem ini memungkinkan pengguna di satu service provider dapat berkomunikasi dengan pengguna di service provider lain sebagaimana pengguna sistem email dapat mengirim dan menerima email ke/dari pengguna email di domain lain. Sistem harus memungkinkan penggunaan banyak UE yang diasosiasikan dengan satu Public User Identity. Dengan kata lain, seorang pengguna dapat menggunakan lebih dari satu UE untuk mengakses account yang sama. Sistem ini menyediakan presence service yang memungkinkan pengguna mengetahui status availability dari pengguna lain.
Untuk kebutuhan penyedia layanan, beberapa diantaranya adalah: 1. Sistem ini harus dapat dijalankan secara independen oleh service provider tanpa harus bergantung pada network operator tertentu. 2. Sistem ini menyediakan Call Data Record yang dapat digunakan oleh service provider untuk keperluan billing. 3. Sistem ini menyediakan antarmuka dengan content provider untuk memberikan value added content kepada pengguna. 3.2. Contoh Skenario Layanan Terdapat banyak sekali kemungkinan skenario penggunaan layanan ini, sebagai ilustrasi berikut salah satu skenario layanan yang tipikal yang melibatkan lebih dari satu jenis messaging sekaligus: Pengguna dalam status available (sudah login), ada email di inbox pengguna, melalui email gateway, email tersebut tampil ke layar UE pengguna. Pengguna membaca email tersebut, kemudian mengforward email tersebut ke pengguna lainnya dengan menggunakan SMS. Diagram sekuens skenario ini dapat dilihat pada gambar 1.
Sedangkan kebutuhan tingkat pengguna mencakup antara lain:
Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia 3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung
353
Email Server
Email Gateway
Server
App on UE : End User
SMS Gateway
GSM Network
Retriev e New Email
Give New Email Give New Email Give New Email Display Email
Forward by SMS Send SM S
Send SM S Send SM S Send SM S ACK Send SM S ACK Send SM S ACK
Display SMS Report
GAMBAR 1. CONTOH SKENARIO LAYANAN
4.
ARSITEKTUR SISTEM
Arsitektur sistem unified messaging ini telah dirancang untuk memenuhi technical requirement yang telah dirumuskan. 4.1. Prinsip Dasar Perancangan Dalam melakukan perancangan sistem, beberapa konsep berikut ini menjadi prinsip-prinsip yang mendasari: 1. Layered Design, sistem Unified Messaging ini dirancang dengan pendekatan berlapis untuk memudahkan abstraksi permasalahan. Pendekatan berlapis ini adalah pendekatan yang umum digunakan dalam arsitektur sistem tersebar. 2. Modular Design, keseluruhan sistem dirancang secara modular, dalam arti implementasi satu subsistem dapat dilakukan secara independen tanpa menganggu subsistem lainnya. Hal ini sangat penting mengingat pada pelaksanaannya riset ini hanya melakukan implementasi sebagian subsistem dan diharapkan akan dapat dikembangkan subsistem-subsistem lainnya. 3. Plugable Framework, khusus untuk aplikasi native client yang akan dijalankan di sisi user equipment, rancangan perangkat lunaknya harus memiliki framework yang memungkinkan berbagai plugin ditambahkan ke aplikasi.
4.2. Arsitektur Global Secara umum, arsitektur sistem ini dibagi dalam 3 (tiga) lapis: 1. Application Layer, adalah lapisan dimana berbagai application server bekerja, seperti: - Content Server sebagai added value pada sistem - Server yang menjalankan pekerjaan khusus seperti media storage & conversion untuk menjalankan tugas store-and-forward dan untuk mengkonversi media type (misalnya konversi dari fax image menjadi teks). 2. Core Layer, adalah lapisan yang merupakan jantung dari sistem ini dimana terdapat core server yang menjalankan fungsi-fungsi utama dari sistem yang dibantu oleh sebuah sistem manajemen database yang menyimpan profil dari para pengguna. Core server dapat tersambung ke core server lainnya di domain lain. 3. User Layer, adalah lapisan dimana terdapat user/client dari sistem. Client dapat berupa native client yang berjalan pada UE pengguna atau dapat juga berupa client gateway yang menghubungkan sistem dengan berbagai sistem jaringan eksternal seperti email, SMS dan MMS (GSM), IM, atau sistem jaringan lainnya. Arsitektur global sistem ini dapat dilihat pada gambar 2 berikut.
Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia 3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung
354
IX
Internet
Application Layer Media Storage & Conversion Server
Content Server
IA
IA
IA
IA
Existing App/Content Servers (e.g. Web Server)
Application Gateway
Other Application Servers
IC
IP Based Network
Core Layer User Profile DB IU IU
Core Server
Core Server (other domain)
Mobile IP Network
User Layer IX
GSM Gateway
End Users
Email Gateway
IM Gateway
Other Gateways IX
IX
IX
Internet
GSM Network
Other Network
GAMBAR 2. ARSITEKTUR GLOBAL SISTEM
4.3. Antarmuka pada Arsitektur Sistem
5.
Agar memungkinkan satu entitas berkomunikasi dengan entitas lainnya maka diperlukan spesifikasi antarmuka (interface). Terdapat 4 (empat) interface pada sistem ini:
Pada riset ini juga dikembangkan sebuah sistem layanan content khusus untuk meningkatkan value added sistem ini. Sistem layanan content ini memungkinkan content delivery kepada pengguna baik secara pull (diminta secara eksplisit oleh pengguna) maupun push (misalnya notifikasi).
1. 2. 3. 4.
Interface IC adalah interface antara Core Server dengan Core Server lainnya. Interface IA adalah interface antara Core Server dengan Application Servers. Interface IU adalah interface antara Core Server dengan UE yang menjalankan native client. Interface IX adalah interface antara gateway dengan berbagai sistem eksternal. Interface ini bukan sebuah interface yang dispesifikasikan dalam rancangan sistem ini melainkan adalah interface yang sudah biasa digunakan pada sistem lain, misalnya pada sistem email sudah biasa digunakan SMTP, POP, dan IMAP, pada SMS biasa digunakan SMPP, dan sebagainya.
Pada interface IC, IA, dan IU digunakan protokol Session Initation Protokol (SIP) untuk manajemen sesi komunikasi. SIP disusun oleh Internet Engineering Task Force (IETF) agar didapatkan sebuah metode pengelolaan sesi yang standar sehingga diharapkan terjadi interoperabilatas antar berbagai layanan aplikasi. [8]
LAYANAN CONTENT
Pengembangan sistem layanan content pada lapisan aplikasi ini dapat menunjukkan bahwa sistem content yang menggunakan sistem unified messaging ini dapat diakses oleh pengguna dengan berbagai cara, baik dengan menggunakan aplikasi khusus untuk unified messaging maupun dengan menggunakan sistem messaging yang sudah ada seperti SMS, email, MMS, dan sebagainya. Pada tahap awal, sistem layanan content yang dikembangkan mencakup layanan berikut, yaitu: - Layanan informasi nomor telepon. - Layanan open directory yang berisi direktori situs-situs di Indonesia. - Layanan classified advertising. Secara bertahap layanan content ini akan terus dikembangkan menjadi layanan content serba ada yang dibutuhkan sehari-hari oleh masyarakat.
Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia 3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung
355
6.
REFERENSI
[1] Internet Engineering Task Force (IETF), SMTP: Simple Mail Transfer Protocol (RFC 2821), http://www.ietf.org. [2] Internet Engineering Task Force (IETF), POP3: Post Office Protocol Version 3 (RFC 1939), http://www.ietf.org. [3] Internet Engineering Task Force (IETF), IMAP: Internet Message Access Protocol Version 4rev1(RFC 2060), http://www.ietf.org. [4] Jochen H. Schiller, Mobile Communications, Addison-Wesley, London, 2002. [5] Open Mobile Alliance / WAP Forum, WAP MMS Architecture Overview, http://openmobilealliance.org, April 2001. [6] Jabber Software Foundation, Open Instant Messaging, http://www.jabber.org. [7] Andrew Margolis, The Fax Modem Sourcebook, Wiley, Chichester, 1995. [8] Internet Engineering Task Force (IETF), SIP: Session Initiation Protocol (RFC 3261), http://www.ietf.org, Juni 2002.
Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia 3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung
356