BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa penyedia telekomunikasi, yaitu PT BAKRIE TELECOM
Tbk beserta Anak
Perusahaan. PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan
jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas (fixed
wireless access-FWA) berteknologi CDMA 2000 1x.
BTEL dikenal karena
produk dan layanannya yang inovatif, menarik dan senantiasa memimpin pasar melalui merek dagang Esia dan AHA. Perseroan didirikan pada tahun 1993 dengan nama PT Radio Telepon Indonesia (Ratelindo). Di tahun 2003, Perseroan berganti nama menjadi PT Bakrie Telecom. Bakrie Telecom tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak Februari 2006 dengan kode BTEL. Pada tahun 2007, Departemen Komunikasi dan
Informatika mengeluarkan
lisensi bagi BTEL
untuk bisa beroperasi secara nasional, diikuti lisensi untuk menyelenggarakan layanan Sambungan Langsung Internasional (SLI). Di tahun berikutnya, BTEL
39
40
mendapatkan
lisensi
untuk menyelenggarakan
Langsung Jarak Jauh (SLJJ).
Pada
tahun
layanan 2010,
Sambungan
BTEL memulai
transformasinya dari hanya fokus kepada layanan percakapan dan SMS menjadi penyedia jasa data Broadband Wireless Access (BWA), dimana layanan tersebut justru akan menjadi pendorong pertumbuhan Perseroan di masa
depan. Pada
tahun yang sama, BTEL juga berubah dari suatu perusahaan yang sebelumnya hanya
mengutamakan pertumbuhan dan keuntungan usaha menjadi suatu
perusahaan yang sangat
sadar
dan peduli terhadap pelestarian lingkungan.
Sampai akhir tahun 2011, pelanggan BTEL telah mencapai 14,6 juta yang tersebar di 84 kota, dengan dukungan 4.016 jaringan Base Transceiver Stations (BTS) yang sebagian besar telah dilengkapi dengan kemampuan Evolution Data Optimized
(EVDO). Pelayanan kepada pelanggan diberikan melalui 2
Call Center, 70 Gerai Esia serta lebih dari 12.000 dealer dan outlet penjualan di seluruh Indonesia.
3.2 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Supranto (2003), penelitian deskriptif bertujuan untuk menguraikan karakteristik tentang suatu keadaan pada waktu tertentu. Metode ini digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan PT BAKRIE TELECOM beserta Anak Perusahaan.
Tbk
41
3.3 Variabel dan Skala Pengukuran 3.3.1 Variabel Dalam penelitian ini yang menjadi variabel adalah: A.
Analisis Rasio Keuangan 1) Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio). • Rasio Lancar (Current Ratio). • Rasio Cepat (Quick Ratio). 2) Rasio Manajemen Utang (Solvability Ratio). • Rasio Utang (Debt Ratio). • Rasio Laba terhadap Beban Bunga (Times Interest Earned Ratio). 3) Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio). • Rasio Marjin Laba Bersih (Profit Margin on Sales Ratio). • Rasio Daya Laba Dasar (Basic Earning Power Ratio). • Rasio Pengembalian Atas Total Aktiva atau ROA (Return on AssetsRatio). • Rasio Pengembalian Atas Ekuitas atau ROE (Return on Equity Ratio).
B.
Penilaian Kesehatan Perusahaan Metode Z – Score Altman
3.3.2 Skala Pengukuran Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala rasio yang mencakup semua ukuran (nominal, ordinal, interval) ditambah dengan sifat
42
lain dimana ukuran ini mempunyai titik nol. Angka pada skala rasio menunjukkan nilai sebenarnya dari obyek yang diukur.
3.4
Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini digunakan metode Dokumentasi dan penelitian
kepustakaan (library research). Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mencatat laporan Neraca dan Laporan Rugi Laba serta mengutip buku-buku dan referensi dari penelitian sebelumnya yang digunakan dalam penelitian ini.
3.5
Jenis Data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis data sekunder. Data yang
digunakan adalah data yang telah dipublikasikan dari PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta anak perusahaan. Data tersebut adalah Laporan keuangan tahunan periode tahun 2007-2011.
3.6
Populasi dan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik pemilihan
sampel secara tidak acak, yaitu dengan teknik purposive atau judgemental, dimana sampel perusahaan dipilih sesuai dengan tujuan penelitian dan yang dianggap potensial oleh penulis. Pengambilan sampel untuk penelitian ini adalah laporan keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk dan anak perusahaan, periode 20072011.
43
3.7
Metode Analisis Data
3.7.1 Analisis Rasio Keuangan A. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio). • Rasio Lancar (Current Ratio). Rasio Lancar =
Aktiva Lancar Utang Lancar
• Rasio Cepat (Quick Ratio). Rasio Cepat
=
Aktiva Lancar – Persediaan Utang Lancar
B. Rasio Manajemen Utang (Solvability Ratio). • Rasio Utang (Debt Ratio). Rasio Utang
=
Total Utang Total Aktiva
• Rasio Laba terhadap Beban Bunga (TIE Ratio). Rasio Laba terhadap Beban Bunga
=
EBIT Beban Bunga
C. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio). • Rasio Marjin Laba Bersih (Profit Margin on Sales Ratio). Rasio Marjin Laba Bersih
=
Laba Bersih Penjualan
• Rasio Daya Laba Dasar (Basic Earning Power Ratio). Basic Earning Power =
EBIT Total Aktiva
44
• Rasio Pengembalian Atas Total Aktiva atau ROA (Return on AssetsRatio). ROI
=
Laba Bersih Total Aktiva
• Rasio Pengembalian Atas Ekuitas atau ROE (Return on Equity Ratio). ROE
=
Laba Bersih Ekuitas
3.7.2 Penilaian Kesehatan dan Indikator Kebangkrutan Perusahaan Pendekatan Z – Score Altman Dalam penelitian ini digunakan model Altman sebagai salah satu alat analisis untuk mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan dan indikator kebangkrutan perusahaan.
Analisis ini menghasilkan nilai Z – Score sebagai prediksi dalam
menunjukkan tingkat kesulitan keuangan perusahaan.
Nilai Z – Score ini akan
menjelaskan kondisi keuangan perusahaan yang dibagi dalam beberapa tingkatan atau kategori, yaitu untuk nilai Z – Score lebih kecil dari 1,81 ( Z – Score < 1,81), berarti perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan perusahaan dalam kondisi tidak sehat. Untuk nilai Z –Score lebih besar dari 2,99 (Z – Score > 2,99) memberikan penilaian bahwa perusahaan berada dalam kondisi sehat sehingga kemungkinan kebangkrutan sangat kecil terjadi, sedangkan untuk area antara 1,81 sampai dengan 2,99 didefinisikan sebagai gray area. Pada kondisi ini, perusahaan mengalami masalah keuangan yang harus ditangani dengan penanganan manajemen yang tepat. Kalau terlambat dan tidak tepat penanganannya maka
45
perusahaan dapat mengalami kebangkrutan. Jadi pada gray area ini ada kemungkinan perusahaan bangkrut dan ada pula yang tidak.. Rasio-rasio keuangan Altman diperoleh dari perhitungan sebagai berikut:
Z – Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5
Keterangan: X1
= Net Working Capital / Total Assets
X2
= Retained Earnings / Total Assets
X3
= Earning Before Interest and Taxes / Total Assets
X4
= Market Of Equity / Book Value of Total Debts
X5
= Sales / Total Assets
Hasil perhitungan dari rasio-rasio tersebut akan digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang posisi kebangkrutan/kesehatan keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk dan anak perusahaan, periode 2007-2011.