54
BAB III
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DAN AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG
A. Gambaran Umum Dusun Kauman Petarukan Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang 1. Letak geografis
Dusun Kauman Petarukan Kecamatan Petarukan
Kabupaten Pemalang Wilayah Dusun Kauman berada di sebelah Dusun Sikentung. Dusun Kauman ini terbagi menjadi tiga (3) bagian yaitu Kauman Barat, Kauman Tengah dan Kauman Timur. Dusun Kauman terbagi atas 2 RW yaitu RW 07 dan RW 08. Sedangkan jumlah RT-nya berjumlah 13 RT. Pedukuhan atau dusun yang ada di Kelurahan Petarukan diantaranya adalah Dusun Kecapang, Jatimulyo, Kapangsari, Kauman, Sikentung, Keboijo, Peron dan Kebonsari. Adapun untuk lebih jelasnya tentang gambaran geografis Dusun Kauman Petarukan Kecamatan Petarukan, berikut batas-batas wilayahnya: a. Sebelah Utara
:
Dusun Sikentung, Dusun Keboijo, dan Dusun
Peron. b. Sebelah Selatan : Dusun Kecapang, Dusun Jatimulyo dan Dusun Kapangsari c. Sebelah Barat
: Dusun Kecapang
54
55
d. Sebelah Timur
: Dusun Kebonsari
2. Visi dan Misi Desa Petarukan a. Visi Desa Petarukan Meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat
melalui
pembangunan
kawasan berbasis potensi lokal. b. Misi Desa Petarukan 1) Melaksanakan musyawarah untuk melaksanakan pembangunan dengan usulan baik fisik maupun non fisik diutamakan sebagai pendukung aktivitas perdagangan, jasa, industri kecil menengah, serta menunjang sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan. 2) Menghasilkan usulan 2 fisik dan 2 non fisik. 3. Struktur Organisasi Dusun Kauman Petarukan Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang Berikut ini adalah bagan struktur organisasi pemerintah Kelurahan Petarukan Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang adalah sebagai berikut: Tabel 1 Struktur Organisasi Kelurahan Petarukan Kecamatan Petarukan Pemalang
56
STRUKTUR ORGANISASI KELURAHAN PETARUKAN KECAMATAN PETARUKAN PEMALANG
LURAH RM. Slamet Agus Purnomo, SH. NIP. 19630803 199010 1 001
Sek. Lurah Dirgono, SIP NIP. 19650312 198607 1 001
Kelompok Pejabat Fungsional
Bejo NIP. 19700427 200904 1 001 Muktiono NIP. 19580807 198402 1 001
Kasi Pemerintahan Mudji Hastuti NIP. 19600803 198603 2 007
Kasi Pembangunan Sri Tiningsih, SIP NIP. 19620310 198903 2 006
Kasi Ketentraman dan Ketertiban Kundoyo NIP. 19640621 198607 1 001 Agus Herawan NIP. 19620530 198607 1 001
Kasi Kesejahteraan Sosial Ibnu Suhoro, SE, MH NIP. 19760527 200404 1 001
Muntoha Komarudin
57
4. Keadaan Penduduk Dusun Kauman Petarukan Dusun Kauman merupakan dusun
memiliki jumlah penduduk
yang cukup banyak dibandingkan dengan dusun lainnya, dimana jumlah penduduknya kurang lebih 2. 212 Jiwa yang terdiri dari 600 kepala keluarga. Keberadaan penduduk masyarakat di Dusun Kauman Kelurahan Petarukan ini berdasarkan data kependudukan tahun 2014 yang terdiri atas laki-laki dan perempuan, baik yang masih usia bayi, usia anak-anak, usia remaja, usia dewasa/orang tua maupun orang lanjut usia. 1 Tabel 2 Jumlah Penduduk Dusun Kauman Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang No
Jenis Kelamin
Jumlah
1
Laki-laki
1.099
2
Perempuan
1.113
Tabel 3 Jumlah Pemeluk Agama Penduduk Dusun Kauman Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang Jumlah warga
1
Agama Islam
Kristen
Budha
Hindhu
2. 211
1
-
-
Buku Induk Kelurahan Petarukan
58
5. Keadaan Ekonomi Penduduk Dusun Kauman Petarukan Keadaan ekonomi penduduk Kauman cenderung di tingkat sedang. Penduduk Dusun Kauman rata-rata berprofesi sebagai pedagang, namun banyak juga yang berprofesi sebagai guru, pegawai pemerintahan, buruh dan kuli bangunan. Hampir semua warga di Dusun Kauman memiliki tingkat ekonomi yang sedang, kecuali di Dusun Kauman Barat. Dusun Kauman Barat ini rata-rata tingkat ekonominya menengah ke bawah, karena hampir sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai buruh, pedagang dan kuli bangunan.2 6. Keadaan Keagamaan Berdasarkan penuturan ketua RW Dusun Kauman dan observasi yang peneliti lakukan bahwa penduduk Dusun Kauman hampir semuanya memeluk agama Islam, hanya satu warga saja yang beragama non muslim. Jadi penduduk Dusun Kauman adalah muslim, baik itu aktif maupun kurang aktif. Kondisi keagamaan dibagian Dusun Kauman ini berbedabeda, misalnya saja di Kauman Barat dan Timur tingkat keagamaan warganya dinilai cukup baik, sedangkan di Kauman Tengah malah sebaliknya, yaitu tingkat kesadaran agama warganya cenderung kurang . 3 Kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilakukan di lingkungan masyarakat adalah sebagai berikut: 1) Mengadakan peringatan-peringatan setiap ada hari besar Islam (PHBI), peringatan ini biasanya diadakan oleh madrasah, musholla dan masjid. 2 3
Hasil wawancara dengan Kasi Pemerintahan Ibu Mudji Hastuti Hasil wawancara dengan ketua RW Bapak Rusmono
59
2) Adanya pengajian rutin untuk ibu-ibu dan bapak-bapak di salah satu musholla setiap malam rabu, malam kamis dan malam sabtu. 3) Setiap hari selasa dan sabtu juga diadakan pengajian di Masjid Besar Kauman. 4) Adanya organisasi keagamaan IPNU-IPPNU yang kegiatannya dilaksanakan setiap malam minggu. 5) Adanya sekumpulan anak-anak dan remaja untuk belajar membaca AlQur’an dan kitab-kitab di beberapa musholla setelah sholat maghrib. 6) Pelaksanaan pendidikan di TPQ dan madrasah diniyah ba’da ashar.4 7. Sarana dan Prasarana Dusun Kauman Petarukan Kabupaten Pemalang memiliki sarana dan prasarana sebagai berikut: Tabel 4 Sarana dan Prasarana a. Tempat ibadah No
Jenis Sarana dan Prasarana
Jumlah
1
Masjid
1 unit
2
Musholla
6 unit
b. Pendidikan
4
No
Sarana dan Prasarana
Jumlah
1
Gedung SMA/sederajat
1 unit
2
Gedung SMP/sederajat
1 unit
3
Gedung SD/sederajat
1 unit
Hasil wawancara dengan ketua RT Bapak Salim
60
4
Gedung TK
1 unit
5
Lembaga pendidkan agama
2 unit
No
Sarana dan Prasarana
Jumlah
1
Balai kesehatan
1 unit
2
Posyandu
2 unit
3
Paramedis
1 orang
4
Bidan
2 orang
5
Perawat
2 orang
c. Kesehatan
B. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di Lingkungan Keluarga di Dusun Kauman Petarukan Pemalang 1. Pentingnya pendidikan agama bagi anak Keluarga adalah tempat yang pertama dan utama bagi anak untuk memperoleh pembinaan mental dan pembentukan kepribadian, yang kemudian ditambah dan disempurnakan oleh sekolah. Demikian pula halnya pendidikan agama, harus diberikan oleh orang tua sejak anak berusia dini. Pendidikan agama Islam merupakan unsur penting dalam suatu lingkungan keluarga, dan di dalamnya mengandung petunjuk yang meliputi keseluruhan aspek kehidupan manusia terutama dalam lingkungan keluarga, dimana pendidikan tersebut kelak nantinya dapat bermanfaat dan menjadi bekal baik di dunia maupun di akhirat, adalah sebagai berikut:
61
“ Pendidikan agama itu penting, karena agama itu urusannya dengan yang diatas (Allah SWT), untuk bekal kehidupan diakhirat”.5 Demikian halnya yang dikatakan oleh Ibu Eli, beliau berpendapat akan pentingnya pendidikan agama. “Ya penting sekali, malah lebih penting dari pada pendidikan umum”.6 Menurut pengamatan peneliti di Dusun Kauman ini, khususnya di Kauman Barat sebagian besar warganya sudah memiliki kesadaran akan pentingnya pendidikan agama untuk anak-anaknya, terbukti dengan adanya para remaja yang aktif di masjid atau musholla, mengaji di TPQ atau musholla-mushola, dan juga banyak orang tua yang menyekolahkan anaknya di Madrasah, baik itu MI, MTs maupun MA, dan bahkan ada beberapa orang tua yang menyekolahkan anaknya di pondok pesantren, agar mereka lebih paham mengenai ajaran agama Islam. 7 2. Pendidikan agama Islam dalam keluarga Pendidikan agama Islam merupakan pendidikan yang sangat sesuai diterapkan dalam keluarga untuk pembentukan karakter, pribadi dan akhlak anak. Karena di dalam pendidikan agama Islam mencakup pendidikan nilai budi pekerti, nilai keyakinan (aqidah), dan nilai pengabdian (ibadah).
5
Hasil wawancara dengan Bapak Nur Falaq, orang tua remaja, hari senin tanggal 21 April
6
Hasil wawancara dengan Ibu Eliyani, orang tua remaja, hari senin tanggal 21 April 2015 Hasil Observasi terhadap orang tua dan remaja, hari selasa tanggal 3 Maret 2015
2015 7
62
a. Mengajari remaja untuk melaksanakan Ibadah Hendaknya sejak kecil anak diajarkan beribadah dengan benar sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Mulai dari tata cara bersuci, shalat, puasa dan ibadah lainnya. “Menyuruh sholat, puasa, mengaji. Biar punya pegangan yang teguh ya harus mengaji biar pinter, biar mengerti syarat-syaratnya ibadah”. 8 Dengan melatih anak sejak dini, mereka terbiasa dengan ibadahibadah tersebut saat dewasa. Dengan demikian, semua hal tersebut berguna untuk membiasakan anak taat kepada Allah SWT. b. Mengajak sholat berjamaah Sholat berjamaah juga diajarkan oleh para orang tua agar anak terbiasa sholat tepat waktu dan sekaligus berjamaah 9, karena sholat yang dilakukakan berjamaah lebih utama dibandingkan sholat sendiri. “Mengajaknya sholat berjamaah bersama keluarga baik di rumah maupun di musholla.” 10 c. Mengajarkan membaca Al-Qur’an Al-Qur’an adalah pedoman utama dalam kehidupan sehari-hari umat Islam. Oleh karena itu setiap orang tua berkewajiban untuk mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anaknya. “Membaca Al-Qur’an setiap habis maghrib, bahkan saya menyuruh ngaji kitab kuning di salah satu rumah ustad”. 11
2015
8
Hasil wawancara dengan Ibu Masfufah, orang tua remaja, hari kamis tanggal 30 Mei
9
Hasil Observasi di Dusun Kauman, hari selasa tanggal 21 April 2015 Hasil wawancara dengan Ibu Eliyani, orang tua remaja, hari selasa tanggal 21 April
10
2015 2015
11
Hasil wawancara dengan Ibu Roaenah, orang tua remaja, hari jum’at tanggal 24 April
63
Orang tua berkewajiban mengenalkan Al-Qur’an kepada anaknya agar kelak anak bisa mencintai pedoman hidupnya yaitu Al-Qur’an, sehingga keimanan anak akan bertambah besar. d. Mendidik dengan berbagai adab dan akhlak mulia Selain
pendidikan
Ibadah,
orang
tua
juga
berkewajiban
mengajarkan pendidikan akhlak. Orang tua harus melakukannya dengan cara membiasakannya pada tingkah-laku dan akhlak yang diajarkan oleh agama, sebagai berikut ini: “Bukan hanya ibadah saja yang saya suruh, tapi kalau sama orang lain saya juga mengajarkan mereka untuk berbicara dengan krama inggil, tidak boleh nakal dan harus patuh sama orang tua”.12 Pelaksanaan pendidikan agama Islam di lingkungan keluarga sebagian besar menekankan remaja untuk beribadah dan berakhlak mulia, dimana pelaksanaan ibadah dan akhlak merupakan salah satu materi pendidikan agama dalam keluarga. Pendidikan akhlak benar-benar harus ditanamkan di lingkungan keluarga, sehingga anak akan belajar berakhlak mulia dan akan terbiasa berbuat kebaikan serta tidak melanggar ajaran-ajaran agama. “Selain menyuruh beribadah, saya juga memberikan suri tauladan, bukan hanya teori saja tapi dengan mencontohkannya secara langsung. Misalnya saja ketika sinta mengadukan bahwa ada temannya yang jail, saya hanya menasehati agar sinta tidak usah menggubris temannya itu. Soalnya kalau saya meladeni aduan sinta maka jatuhnya kita akan menggunjing, oleh karena itu saya memutus pembicaraan agar anak saya tidak membicarakan kejelekan orang lain”.13 12 13
April 2015
Hasil wawancara dengan Ibu Firly, orang tua remaja, hari selasa tanggal 22 April 2015 Hasil wawancara dengan Bapak Nur Falaq, orang tua remaja, hari senin tanggal 21
64
Peneliti mengamati bahwa di keluarga Bapak Nur Falaq ini memang dalam hal pendidikan sangat ditekankan, baik pendidikan umum maupun pendidikan agamanya. Khususnya dalam pendidikan ibadah, kedua anak dari Bapak Nur Falaq sangat rajin sholat berjamaah di musholla, dan setelah itu langsung mengaji Al-Qur’an dan kitab di musholla tersebut. Bahkan Yudis, anaknya yang beranjak dewasa sekarang membantu mengajar ngaji anak-anak kecil dilingkungan sekitar rumahnya. Kedua anak Bapak Nur Falaq ketika berbicara dengan orang yang lebih tua selalu menggunakan bahasa krama inggil, karena sejak kedua anaknya masih berusia dini Bapak Nur Falaq selalu membiasakan anak-anaknya untuk berbicara sopan. 14 e. Menyuruh anak perempuan untuk memakai jilbab Berhijab atau memakai jilbab merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seorang perempuan yang sudah mencapai usia baligh. Hal tersebut telah diperintahkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Para orang tua juga sudah mulai sadar akan kewajiban tersebut sehingga mereka menyuruh putri mereka untuk berjilbab ketika beranjak dewasa. “Saya mewajibkan semua anak saya yang perempuan untuk memakai jilbab ketika keluar rumah”15. 3. Metode pendidikan agama Islam dalam keluarga Pendidikan agama Islam bagi remaja di lingkungan keluarga di Dusun Kauman Petarukan ini menggunakan beberapa metode, diantaranya metode
2015 2015
14
Hasil Observasi terhadap keluarga Bapak Nur Falaq, pada hari selasa tanggal 21 April
15
Hasil wawancara dengan Ibu Roaenah, orang tua remaja, hari jum’at tanggal 24 April
65
pembiasaan, metode keteladanan dan metode pemberian nasihat. Ketika anak berbuat salah orang tuapun selalu menasehati dan orang tua selalu mengarahkan anak kepada hal-hal yang baik, bukan dengan bicara yang bernada tinggi pada anaknya dengan harapan anak tidak mengulangi kesalahan yang sama. Sebagai berikut: “Memberikan teladan yang baik”.16 Setiap remaja perlu dibiasakan semenjak usia dini untuk mengenal, mengetahui,
dan
kalau
perlu
bisa
melaksanakan
berbagai
hal
tentang kegiatan-kegiatan keagamaan. Kebiasaan seperti itu dipandang sangat penting sebagai salah satu metode dalam membina kerangka dasar pemikiran untuk mewujudkan pola mental keagamaan yang kokoh pada masa yang akan datang. Oleh karena itu diharapkan keagamaan ini akan sanggup menjadi penyaring setiap gejala yang akan menerpa jiwa atau keyakinannya. Memang benar pembiasaan adalah metode yang paling ampuh untuk mengajari anak tentang agama, karena dengan dibiasakannya seorang anak untuk melaksanakan ajaran agama maka kebiasaan itu akan dia bawa sampai dewasa. Jika sejak kecil anak dibiasakan untuk melaksanakan ibadah, berperilaku baik dan tidak meninggalkan kewajiban-kewajibannya, maka sampai dewasa dia akan melakukannya. Seorang anak yang terbiasa mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam lebih dapat diharapkan dalam kehidupannya nanti akan menjadi seorang muslim yang shaleh. Selain 16
April 2015
Hasil wawancara dengan Ibu Khasanah, orang tua remaja pada hari kamis tanggal 23
66
pembiasaan tadi, salah satu metode yang digunakan dalam keluarga adalah memberikan contoh dan nasihat-nasihat terkait agama, juga dibutuhkan saat mendidik anak, agar anak selalu mengerjakan kewajiban-kewajibannya sebagai manusia yang beriman. Sebagai berikut: “Dengan cara mencontohkan atau mendidiknya melalui keteladanan dan membiasakan anak untuk menjalankan ajaran agama, seperti sholat, puasa dan menggunakan jilbab, saya tidak hanya menyuruh saja tapi dengan cara memakai jilbab juga biar anak bisa menirunya, memberikan nasihat-nasihat.”17 Metode pendidikan agama Islam di lingkungan keluarga di Dusun Kauman ini merupakan sebuah cara yang digunakan orang tua untuk mengasuh dan mendidik anak-anaknya dalam hal pendidikan agama, agar anak-anaknya kelak bisa paham akan ajaran agama. 4. Tujuan pendidikan agama Islam dalam keluarga Para orang tua mendidik anak dalam hal agama memiliki tujuan agar anak bisa menjadi manusia muslim yang memahami agama, beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta memiliki akhlak mulia dalam kehidupan pribadi dan bermasyarakat. Seperti halnya penuturan Ibu Romlah yang memiliki harapan terhadap cucunya, “Biar Eka (cucu) menjadi orang yang akhlaknya baik. Biar nanti kalau sudah menikah dia bisa nurut sama suaminya. Alhamdulillah Eka tidak pernah membangkang kalau saya suruh”.18 Berdasarkan pengamatan peneliti, Eka adalah salah satu remaja yang sangat rajin beribadah, tutur katanya santun dan juga akhlaknya baik.
17
Hasil wawancara dengan Ibu Roaenah, orang tua remaja pada hari minggu tanggal 26
April 2015 18
2015.
Hasil wawancara dengan Ibu Romlah, orang tua remaja pada hari sabtu tanggal 1 Mei
67
Walaupun Eka tidak tinggal bersama orang tuanya dan hanya tinggal dengan kakek-neneknya, namun dia selalu patuh pada kakek-neneknya tersebut. Dan menurut neneknya Eka merupakan anak yang sangat penurut.
19
Selain
itu, orang tua juga mempunyai harapan agar kelak anaknya bisa selamat dunia dan akhiratnya apabila sedari kecil anak sudah dibekali dengan pendidikan agama, seperti penuturan Ibu Masfufah, “Tujuannya agar selamat dunia akhirat.” 20 Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa para orang tua memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya pendidikan agama untuk anaknya. Mereka mempunyai keinginan supaya anaknya kelak menjadi orang yang paham agama dan berperilaku yang tidak melanggar norma agama serta anak bisa meraih kebahagiaan dan selamat dunia akhirat. Dusun Kauman Kecamatan Petarukan, dengan penduduknya yang memiliki beragam profesi mulai dari kuli bangunan, buruh, sopir, pedagang, guru maupun kepala sekolah. Walaupun profesi mereka berbeda-beda, namun mereka tetap berupaya keras untuk memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anaknya, baik pendidikan umum maupun pendidikan agama. Para orang tua ini ketika di lingkungan keluarga lebih menekankan pada pendidikan agamanya, karena pendidikan umum sudah didapati anak-anaknya di sekolah. Mereka memberikan pendidikan agama dengan menggunakan berbagai metode dan penerapannya untuk anak-anak mereka.
19 20
Mei 2015
Hasil Observasi terhadap Keluarga Ibu Romlah, pada tanggal 3 Maret 2015. Hasil wawancara dengan Ibu Masfufah, orang tua remaja pada hari kamis tanggal 30
68
C. Akhlakul Karimah Remaja di Dusun Kauman Petarukan Pemalang Dusun kauman di bagi menjadi tiga bagian yaitu Kauman Timur, Tengah dan Kauman Barat. Masing-masing bagian ini memiliki karakter warga yang berbeda-beda, khususnya karakter remaja. Kalau di Kauman Timur jumlah remajanya cukup sedikit, remaja disini memiliki akhlak yang cukup baik dan terkontrol, peneliti tidak pernah mendengar adanya kekacauan atau kegaduhan yang ditimbulkan oleh remaja di Kauman Timur. Namun sebaliknya terjadi di Kauman Tengah, di dusun ini memiliki remaja yang tingkat kenakalan remajanya cukup tinggi, banyak dari mereka memiliki kesadaran agama yang kurang. Kenakalan remaja yang biasa dilakukan misalnya seperti minum-minuman keras, pergaulan bebas, suka tawuran dan berkelahi. Hal tersebut mungkin dikarenakan remaja-remaja ini biasa main dilingkungan yang kurang baik, sehingga mereka ikut terpengaruh, karena dusun Kauman tengah merupakan dusun yang paling dekat dengan pasar. Jadi kemungkinan remaja berakhlak buruk lebih besar, apalagi kalau tidak didasari didikan dari keluarga. Hal tersebut berbanding terbalik dengan remaja di Kauman Barat, remaja-remaja ini memiliki akhlak yang cukup baik dan lebih religius. Sebagian remaja di Dusun Kauman Barat rata-rata sudah memiliki kesadaran akan pentingnya pendidikan, khususnya pendidikan agama. Kesadaran mereka ditandai dengan adanya semangat mereka dalam mempelajari ilmu agama, baik melalui pendidikan formal maupun pendidikan nonformal. Seperti TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur’an), pondok pesantren, pengajian-
69
pengajian di musholla. Keluarga dari remaja-remaja ini juga mengajarkan agama ketika dirumah, sebagai berikut: “Mengajarkan sholat, puasa dan mengaji”.21 Berdasarkan pengamatan peneliti, cukup banyak remaja yang sering melaksanakan sholat berjamaah di musholla maupun masjid. Sebagian dari mereka malah menjadi guru mengaji di musholla-musholla tersebut. Bahkan ketika bulan ramadhan remaja berbondong-bondong ke musholla dan masjid untuk tadarus Al-Qur’an serta menjadi panitia pengajian sore, sehingga remaja akan menjadi lebih religius.22 Adapun akhlak-akhlak terpuji para remaja yang ada di dusun Kauman Petarukan Pemalang ini antara lain sebagai berikut: 1. Taat beribadah Pendidikan dan penanaman nilai-nilai islami justru dimulai dari lingkungan keluarga. Dalam hal ini orang tua memikul tanggung jawab dan peran utama mendidik anak. Orang tualah yang menentukan mau dijadikan seperti apa dan diarahkan ke mana jalan hidup anak. Seperti dalam hal pendidikan ibadah (sholat), orang tua wajib mengajarkannya sejak anak kecil, agar kelak ketika menginjak usia dewasa dia akan sholat dengan sendirinya, tanpa disuruh orang tua lagi. “Alhamdulillah sholat yang dilakukan selama ini atas dasar kebutuhan saya sebagai seorang hamba kepada Allah, bukan karena paksaan atau kewajiban”.23
21
Hasil wawancara dengan remaja bernama Elma, pada hari selasa tanggal 21 April 2015. Hasil Observasi terhadap remaja, pada hari minggu tanggal 19 April 2015. 23 Hasil wawancara dengan remaja bernama Fian, pada hari rabu tanggal 22 April 2015. 22
70
Sebagian besar remaja sudah melaksanakan sholat 5 waktu tanpa di suruh lagi sama orang tuanya, walaupun kadang ada yang masih terlambat dalam menjalankannya. “Alhamdulillah tidak pernah, tapi kalau terlambat pernah”. 24 2. Tadarus Al-Qur’an Dalam pendidikan ibadah yang dijalankan oleh para remaja ini, selain melaksanakan sholat 5 waktu, mereka juga mengaji atau membaca AlQur’an setelah sholat maghrib, bahkan ada beberapa remaja juga yang menjadi guru ngaji. “Setiap malam selasa, rabu, sabtu saya mengaji dan kalau malam kamis saya ditugaskan untuk menjadi guru ngaji di musholla.Ya bukan guru sih, Cuma membantu meringankan, biar di musholla itu ngajinya lancar”.25 3. Pamit dan bersalaman dengan orang tua sebelum pergi Dengan mengetahui pentingnya akhlakul karimah diharapkan remaja akan berperilaku sesuai dengan tuntunan Islam dalam kehidupan sehariharinya, sehingga remaja berusaha agar tidak melanggar norma agama maupun sosial. Salah satu contohnya meminta izin atau pamitan kepada orang tua ketika akan sekolah atau bepergian. “Pamit mbak, kalau mau berangkat dan pulang sekolah saya selalu bersalaman dengan orang tua, terutama sama umi”.26
24 25
Hasil wawancara dengan remaja bernama Eka, pada hari minggu tanggal 26 April 2015 Hasil wawancara dengan remaja bernama Yudhis, pada hari kamis tanggal 23 April
2015. 26
2015.
Hasil wawancara dengan remaja bernama Fadilah, pada hari minggu tanggal 3 Mei
71
Menurut pengamatan peneliti, dalam kehidupan sehari-hari Fadilah ini termasuk remaja yang pendiam, ramah, santun serta patuh kepada orang tuanya. 27 4. Patuh dan berbakti kepada orang tua Di samping iman yang mantap, yang harus ditanamkan oleh orang tua terhadap anaknya adalah berbuat baik kepada orang tua. seperti halnya yang di lakukan oleh Sitta, “Ya selalu patuh dan berbakti, berusaha untuk tidak menyakiti hati mereka”.28 Patuh dan berbakti kepada orang tua juga wajib dilakukan oleh setiap anak, karena Rasulullah SAW menekankan kepada para sahabatnya untuk berbuat baik kepada orang tua. 5. Sabar Ketika sedang ditimpa musibahpun seorang muslim hendaknya selalu bersabar, tabah dan yaqin Allah akan memberi pertolongan. Sebagai berikut: “Tetap tenang, tidak panik dan yakin bahwa Allah akan segera memberi pertolongan dan menaikkan derajatku jika aku berhasil menghadapi dan melewati ujian tersebut”.29 6. Rasa empati dan suka menolong Merasa prihatin terhadap kesusahan yang diderita orang lain adalah suatu akhlak terpuji yang harus terus dipupuk dan dipelihara dalam hati.
27
Hasil observasi terhadap Fadilah pada hari minggu tanggal 3 Mei 2015. Hasil wawancara dengan remaja bernama Sitta, pada hari rabu tanggal 22 April 2015. 29 Hasil wawancara dengan remaja bernama Fian, pada hari rabu tanggal 22 April 2015. 28
72
Seperti rasa empati tersebut, kita bisa merasakan penderitaan orang lain serta berusaha membantu untuk meringankan beban hidupnya. Dan ketika saudara atau temannya tertimpa musibah juga kita harus menolongnya. “Merangkul teman kita agar tabah menerima cobaan dan berusaha membantu semampu kita”. 30 Orang yang memiliki akhlakul karimah ketika melihat ada orang yang cacat fisiknya pasti akan merasa iba dan prihatin. “Prihatin, kadang saya pengen sekali membantu agar dia tidak kesusahan”.31 7. Jujur Bersikap jujur berarti memilih untuk tidak berbohong, mencuri, berbuat curang atau menipu dengan cara apapun. Orang tua harus mengajarkan anak sejak dini, ketika akan meminjam barang milik orang lain maka harus ijin terlebih dahulu, sehingga ketika dewasa anak akan terbiasa meminta izin ketika akan pinjam barang milik orang lain. Sebagaimana berikut ini: “Enggak, saya selalu izin”.32 Meminta izin ketika akan meminjam sesuatu merupakan salah satu akhlak terpuji yang harus terus dipupuk, karena jujur itu dapat membuat kita selalu dalam perbuatan kebaikan dan kebajikan dan kebaikan itu sesungguhnya mengantarkan pada surga.
30 31
Hasil wawancara dengan remaja bernama Syifa, pada hari rabu tanggal 29 Mei 2015. Hasil wawancara dengan remaja bernama Eka, pada hari minggu tanggal 26 April
2015. 32
Hasil wawancara dengan remaja bernama Elma, pada hari selasa tanggal 21 April 2015.
73
8. Baik terhadap teman Kenakalan remaja merupakan masalah yang sering menimbulkan kecemasan sosial karena remaja sekarang banyak yang berani melakukan tindakan anarkis, seperti berkelahi, tawuran, bahkan pencurian. Maka dari itu pembinaan akhlak sangat dibutuhkan oleh remaja agar mereka tidak terjerumus dengan tindakan tercela tersebut. Remaja yang memiliki akhlak terpuji tidak akan menyelesaikan masalah dengan cara berkelahi. “Tidak pernah, tapi kalau berselisih sering, karena ada perbedaan prinsip dan cara hidup yang kadang menimbulkan ketidaknyamanan dalam sebuah pertemanan”.33 Sikap dan perilaku yang baik akan menimbulkan hubungan yang harmonis antara orang tua dan anak, anak dengan temannya dan bahkan atasan dengan bawahannya. Karena diantara kasih sayang Allah kepada hamba-Nya adalah perintah untuk selalu berbuat kebaikan, karena kebaikan itu akan kembali kepada dirinya. Ini adalah kemaslahatan manusia agar bisa selamat dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat. Semakin maju suatu masyarakat maka semakin dirasakan pentingnya pendidikan agama Islam maupun pendidikan umum, namun dalam pelaksanaanya pembinaan dilingkungan keluarga sangat ditekankan pada sikap akhlaqul karimah. Akhlak remaja di Dusun Kauman ini cukup baik, mereka masih berperilaku sesuai dengan norma sosial dan norma agama.
33
2015.
Hasil wawancara dengan remaja bernama Yudis, pada hari kamis tanggal 23 April
74
Walaupun masih ada beberapa remaja yang berperilaku buruk, namun itu hanya sedikit saja.
D. Peran Pendidikan Agama Islam di Lingkungan Keluarga dalam Membentuk Akhlaqul Karimah pada Remaja di Dusun Kauman Petarukan Pemalang Pendidikan agama dalam keluarga merupakan pondasi utama bagi anak untuk memperoleh pendidikan-pendidikan selanjutnya baik di lembaga formal maupun non formal. Pendidikan keluarga diharapkan dapat menjadi sarana pembentukan karakter dan kepribadian anak menjadi manusia yang utuh, yaitu manusia yang berbudi luhur, cerdas, dan terampil. Sehingga, di masa mendatang anak tersebut menjadi manusia yang baik. Pendidikan agama Islam merupakan pendidikan yang sangat sesuai untuk diterapkan dalam rangka pembentukan karakter (akhlak) anak. Karena di dalam pendidikan agama Islam mencakup pendidikan akhlak, keyakinan (aqidah), dan ibadah. Sebagaimana dikemukakannya: “Biar anak tahu pendidikan Islam jadi dia tidak nakal dan biar bisa mengerjakan semua ibadahnya”. 34 1. Keluarga sebagai penanggung jawab pendidikan agama anak Kewajiban mengasuh dan memelihara anak yang masih kecil atau belum dewasa (remaja), dibebankan kepada ibu dan bapaknya. Tanggung jawab yang paling besar memang ada dipundak kedua orang tuanya, namun anggota keluarga yang lain seperti kakak, adik, kakek, nenek, 34
Hasil wawancara dengan Ibu Firly, orang tua remaja, hari selasa tanggal 22 April 2015
75
paman juga turut bertanggung jawab juga dalam hal pendidikan di suatu keluarga. “Semuanya tanggung jawab. Orang tua, kakak-kakaknya dan semua yang ada di keluarga ikut bertanggung jawab”. 35 Jadi, semua anggota keluarga memiliki beban tanggung jawab terhadap pendidikan agama seorang anak, hingga anak tersebut beranjak dewasa. Dalam suatu pendidikan jangan hanya dituangkan pengetahuan semata kepada anak, tetapi juga harus diperhatikan pembinaan moral, sikap dan tingkah laku. Oleh karena itu, dalam setiap pendidikan harus ada pendidikan moral dan pembinaan kepribadian yang sehat, agar anak tidak mudah terjerumus dengan hal-hal negatif akibat kemajuan zaman yang tidak bisa dianggap sepele. 2. Keluarga sebagai pembentuk akhlak anak Keluarga merupakan unit terkenal yang peranannya sangat besar. Peranan yang sangat besar itu disebabkan oleh karena keluarga mempunyai fungsi yang sangat penting di dalam kelangsungan kehidupan bermasyarakat. Proses mengetahui kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang dianut, untuk pertama kalinya diperoleh dalam keluarga. Pola perilaku yang benar dan tidak meyimpang untuk pertama kalinya juga dipelajari dari keluarga. Sebagaimana dikemukakannya: “Harus baik dengan tetangga, itu juga produk yang diajarkan dari rumah ya seperti harus menghormati orang lain dengan menyayangi
35
2015
Hasil wawancara dengan Ibu Eliyani, orang tua remaja, hari Rabu tanggal 14 Oktober
76
yang lebih kecil, sopan, dengan orang tua harus memakai bahasa krama”. 36 3. Orang tua sebagai panutan Orang tua memegang peranan yang sangat penting dalam pendidikan dan bimbingan terhadap anak, karena hal itu sangat menentukan perkembangan akhlak anak. Pendidikan agama dapat berjalan dengan baik apabila di dukung oleh peran dan pola asuh orang tua, karena orang tua merupakan figur atau teladan bagi anak-anaknya. Sebagaimana penuturan Bapak Salim, “Pendidikan agama dari keluarga sangat berperan dan berpengaruh bagi akhlak anak, karena anak akan berperilaku seperti orang tuanya. Jika orang tua tidak melaksanakan sholat, maka anak akan menirunya. Biasanya si anak menggunakan alasan “Bapak aja gak sholat, kenapa saya disuruh sholat”. Maka dari itu orang tua wajib memberikan dan mengajarkan agama untuk anaknya.”37 Dari hasil wawancara dan observasi lapangan, dapat diketahui bahwa peran orang tua sangatlah penting dalam menerapkan pendidikan agama kepada anak. Keluarga sebagai institusi pendidikan pertama bagi anak dengan orang tua sebagai pendidik utamanya mempunyai tanggung jawab penuh terhadap pendidikan anak-anaknya. Memang sudah menjadi kewajiban bagi setiap orang tua untuk membimbing, mengajar dan mendidik anak-anaknya untuk selalu berjalan diatas garis agama, agar kelak ketika anak dewasa dia akan selalu berpegang teguh pada agamanya, bertambah kuat iman dan taqwanya serta mampu menerjang masalah-masalah yang bisa menggoyangkan keyakinannya. 36
Hasil wawancara dengan Bapak Nur Falaq, orang tua remaja, hari rabu tanggal 14 Oktober 2015 37 Hasil wawancara dengan Bapak Salim, ketua RT hari minggu tanggal 31 Mei 2015
77