BAB III OBYEK PENELITIAN
III.1
Sejarah dan kegiatan perusahaan CV Tepung Hunkwe Cap Boenga merupakan perusahaan pabrikasi yang
bergerak di bidang usaha produksi dan perdagangan tepung dan sagu. Di dalam CV Tepung Hunkwe Cap Boenga terdapat dua macam sekutu. Pertama adalah sekutu yang menyertakan modal saja dalam perusahaan yang disebut sekutu komanditer (sekutu pasif). Kedua adalah sekutu yang menjalankan atau memimpin perusahaan yang disebut sekutu komplementer (sekutu aktif). Perusahaan ini didirikan pada tahun 1950 oleh Nyonya Tjoa Tjoen Goan, Tuan Tjoa Tek Tjoei dan Tuan Tjoa Tek Low. Pada mulanya CV Tepung Hunkwe Cap Boenga adalah perusahaan menengah dengan surat ijin perdagangan (SIUP) No.021/10-22/PM/VII/90 tanggal 19 Juli 1990. Kemudian pada tahun 2008, CV Tepung Hunkwe Cap Boenga berkembang menjadi perusahaan besar dengan surat ijin perdagangan (SIUP) No.503.17/6228/10-22/PB-DPTPM/2008 tanggal 22 oktober 2008 yang disahkan oleh pemerintahan kabupaten Sukabumi. Pabriknya terletak di jalan raya Siliwangi No 115, kelurahan/kecamatan Cicurug, kabupaten Sukabumi, propinsi Jawa Barat. Jenis barang hasil produksi perusahaan adalah sebagai berikut: •
Tepung hunkwe: terbuat dari bahan baku kacang hijau dan perasa vanili yang terdiri dari beberapa kualitas, yaitu: o Kualitas A: Tepung dengan butiran halus dan berwarna putih. o Kualitas B: Tepung dengan butiran halus dan berwarna kuning. o Kualitas C: Tepung dengan butiran kasar
24
•
Sagu ubi: terbuat dari bahan baku singkong (ubi potong) dan bahan tambahan seperti antioksidan, antikempal, pemanis buatan, pengawet, pengental dll.
Selama operasinya, perusahaan lebih terkenal dengan produk tepung hunkwenya yang berkualitas baik. Perusahaan ini telah menjual produk Tepung Hunkwe di sejumlah kota di Indonesia dan mengekspor produk Tepung Hunkwe ke beberapa Negara di luar negeri. Kota-kota di Indonesia antara lain: •
Pulau Sumatera: Padang
•
Pulau Jawa meliputi: Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Solo, Bogor, Cirebon, dan Tasikmalaya.
Sedangkan beberapa Negara di luar negeri, antara lain: Belanda dan Amerika. Dalam kondisi krisis ekonomi seperti saat ini, perusahaan pabrikasi harus pandai mencari celah dan peluang pasar yang baru. Oleh karena itu CV Tepung Hunkwe Cap Boenga menggunakan beberapa cara untuk dapat memenangkan persaingan dengan para kompetitor. Cara-cara yang sudah ditempuh antara lain: 1. Perusahaan tidak menaikkan harga jual tepung hunkwe per bungkus disaat krisis ekonomi seperti saat ini. 2. Perusahaan memberikan lima bungkus tepung hunkwe secara gratis sebagai percobaan kepada pelanggan baru.
Visi: 1. Menjadi pabrik tepung hunkwe terkenal di Indonesia 2. Membuka cabang khusus penjualan di Jakarta
25
Misi: 1. Mengutamakan kepuasan para pelanggan 2. Melakukan perbaikan secara terus-menerus pada operasional produksi
III.2
Struktur organisasi Setiap perusahaan pada dasarnya memiliki beberapa unit kerja dengan tugas dan
tanggung jawab berbeda. Oleh karena itu perusahaan membutuhkan struktur organisasi supaya pemisahan tugas dan tanggung jawab antar unit kerja menjadi jelas dan tugas dari masing-masing unit kerja dapat berjalan dengan efektif dan terarah. Adanya suatu struktur organisasi juga akan menciptakan suasana kerja yang nyaman dan terjalin kerjasama yang baik antar setiap karyawan perusahaan. CV Tepung Hunkwe Cap Boenga
menerapkan
suatu
struktur
organisasi
dimana
perusahaan
tersebut
mengalokasikan tugas dan tanggung jawab kepada lima divisi yang berbeda. Berdasarkan hasil wawancara dan penjelasan dari wakil direktur, struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada lampiran keempat.
26
III.3
Uraian tugas dan tanggung jawab Uraian tugas dan tanggung jawab dari setiap divisi yang terdapat di dalam CV
Tepung Hunkwe Cap Boenga: 1. Direktur Direktur utama memiliki tugas sebagai berikut: 1) Memimpin jalannya perusahaan. 2) Memberikan pinjaman uang kepada karyawan apabila ada yang membutuhkan. 3) Mengambil keputusan pada setiap masalah yang dihadapi perusahaan. 4) Mengambil keputusan pada setiap perencanaan yang dibuat perusahaan. 5) Menetapkan kebijakan perusahaan. 6) Mengkomunikasikan secara lisan job description dan prosedur kepada karyawan yang bersangkutan. 2. Wakil Direktur Wakil Direktur memiliki tugas sebagai berikut: 1) Melakukan pemesanan dan pembelian bahan baku kepada supplier. 2) Mengatur kegiatan produksi. 3) Menentukan harga jual tepung hunkwe dan sagu ubi. 4) Memeriksa laporan keuangan perusahaan. 5) Memeriksa laporan hasil produksi dan penjualan. 6) Memeriksa laporan karyawan dan mengecek database karyawan. 7) Membuat catatan keluar masuk persediaan bahan baku. 8) Mencocokan catatan keluar masuk persediaan bahan baku yang dimiliki dengan yang tercatat di kartu gantung. 27
9) Mengambil keputusan pada setiap perencanaan yang dibuat perusahaan (jika direktur sedang tidak ada di tempat). 10) Membantu setiap divisi dalam menyelesaikan setiap masalah. 11) Melaporkan hasil kerja setiap divisi kepada direktur utama. 12) Membagikan gaji bulanan kepada para karyawan. 13) Menyeleksi, merekrut, dan melatih karyawan yang akan diterima. 14) Membuat surat pemberitahuan secara tertulis kepada direktur apabila ada karyawan baru. 15) Memonitor setiap tanggal penerimaan yang tertera di dalam surat pemesanan. 16) Membuat jadwal pelaksanaan pemeliharaan peralatan (mesin). 3. Divisi Keuangan Staf keuangan/kasir bertanggung jawab kepada wakil direktur. Staf keuangan/kasir bertugas sebagai berikut: 1) Mencatat segala pengeluaran dan pemasukan perusahaan pada buku kas kecil. 2) Membuat buku kas kecil. 3) Memegang kas kecil untuk pengeluaran pabrik setiap hari. 4) Mengatur arus keuangan perusahaan. 5) Membuat tanda terima untuk penerimaan uang/cek/bilyet giro. 6) Memeriksa dan mengatur tagihan yang sudah jatuh tempo. 7) Membuat cek untuk penambahan kas kecil atau membeli bahan baku. 8) Mengelolah database, absensi dan pembayaran gaji karyawan.
28
9) Membuat surat pemberitahuan penerimaan kerja dan surat perjanjian kerja bagi calon karyawan baru. 10) Menerima cek atau bilyet giro dari pelanggan. 11) Menerima dan mengarsip tagihan atas pembelian bahan baku dari para supplier. 12) Membuat laporan penjualan. 13) Membuat surat jalan penjualan barang. 14) Menerima pesanan pembelian tepung hunkwe. 4. Divisi Produksi Kepala produksi bertanggung jawab kepada wakil direktur. Kepala produksi memiliki tugas sebagai berikut: 1) Menentukan jumlah kacang hijau yang akan digiling. 2) Menghitung jumlah kacang hijau yang sudah dipecah. 3) Menyiapkan sagu yang akan dibungkus. 4) Membuat laporan hasil produksi. 5) Mengawasi jalannya proses produksi. 6) Mengawasi keluar masuknya bahan baku dari gudang. 7) Mencatat di kartu gantung setiap bahan baku yang keluar. 8) Melakukan pemeriksaan atas kualitas bahan baku. 9) Menghitung jumlah kacang hijau pada saat diterima dari supplier kemudian membandingkan dengan nota pembelian.
29
5. Buruh Produksi Buruh Produksi bertanggung jawab kepada kepala produksi. Buruh produksi memiliki tugas sebagai berikut: 1) Memecahkan biji kacang hijau dengan alat pemecah. 2) Merendam biji kacang hijau yang telah dipecahkan. 3) Mencuci biji kacang hijau yang telah direndam dan membuang kulitnya. 4) Menggiling kacang hijau. 5) Mengendapkan cairan kacang hijau. 6) Mencuci endapan dengan air bersih. 7) Menyaring sagu yang telah diproses dari kacang hijau. 8) Menjemur sagu yang telah disaring. 9) Membungkus sagu yang telah selesai dijemur. 10) Membersihkan alat-alat setelah selesai jam kerja pabrik. 11) Menyimpan bahan baku dan menyusunnya dengan rapi menggunakan metode FIFO. 6. Divisi Keamanan Staf keamanan bertanggung jawab kepada wakil direktur. Staf keamanan memiliki tugas sebagai berikut: 1) Menjaga pabrik dari segala gangguan. 2) Menjaga keamanan mesin-mesin, persediaan barang jadi (tepung hunkwe), dan persediaan bahan baku di malam hari. 3) Mengawasi barang yang keluar masuk area pabrik.
30
7. Divisi Akuntansi Staf akuntansi bertanggung jawab kepada wakil direktur. Staf akuntansi bertugas sebagai berikut: 1) Mengurusi masalah pajak perusahaan. 2) Membuat laporan keuangan bulanan (laba rugi dan neraca). 3) Melakukan stock opname. 4) Melakukan pemeriksaan atas catatan pengeluaran dan pemasukan pada buku kas kecil yang dibuat oleh divisi keuangan. 5) Menjalin hubungan baik dengan lembaga keuangan seperti lembaga perpajakan. 8. Divisi Pemasaran Staf pemasaran bertanggung jawab kepada wakil direktur. Staf pemasaran bertugas sebagai berikut: 1) Merencanakan strategi pemasaran. 2) Memperluas jangkauan pemasaran. 3) Mengevaluasi hasil pemasaran dan aktivitas pesaing. 4) Membuat program-program peningkatan penjualan. 5) Menawarkan produk perusahaan kepada pelanggan. III.4
Fungsi dalam produksi Dalam perusahaan pabrikasi seperti CV Tepung Hunkwe Cap Boenga, produksi
merupakan kegiatan yang sangat penting. Apabila produksi dalam CV tersebut terhenti, maka seluruh kegiatan dalam perusahaan akan terhambat dan sumber daya manusia akan banyak yang menganggur. Kekurangan produksi akan berakibat pada hilangnya kesempatan dalam menjual sedangkan kelebihan produksi akan memperbesar biaya 31
penyimpanan dan biaya pemeliharaan. Oleh karena itu pihak manajemen perlu melakukan pengendalian intern pada fungsi produksi dan fungsi lainnya yang terlibat di dalam produksi supaya produksi di dalam CV tersebut bisa berjalan dengan efisien dan ekonomis. Dokumen-dokumen yang terdapat di fungsi produksi: A. Laporan hasil produksi. B. Laporan penjualan tepung hunkwe. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dapat diketahui prosedur-prosedur yang terkait dengan fungsi produksi dapat dibagi menjadi dua yaitu: A. Prosedur sebelum produksi Cara-cara yang berkaitan dengan prosedur sebelum produksi adalah sebagai berikut: 1. Pengecekan peralatan-peralatan produksi (mesin penggilingan, mesin pemecah kacang, oven, grengseng/tempat merendam sari kacang hijau) Sebelum melakukan kegiatan produksi, wakil direktur memerintahkan buruh produksi untuk mengecek seluruh peralatan produksi. Pengecekan tersebut antara lain: melihat apakah sekrup-sekrup sudah kencang, alat penggilingan sudah siap bekerja, alat pemecah sudah siap bekerja, oven sudah siap bekerja, dan grengseng sudah bersih kemudian buruh produksi memberikan laporan secara lisan bahwa mesin sudah dalam keadaan siap. 2. Pemeriksaan bahan baku (kacang hijau) ke gudang. Setelah memeriksa peralatan, wakil direktur memerintahkan kepada kepala produksi untuk memeriksa bahan baku ke gudang untuk memastikan bahwa bahan baku yang digunakan untuk produksi tersedia 32
dan siap untuk digunakan. Setelah memastikan bahwa bahan baku siap digunakan dan tersedia maka produksi siap dilaksanakan. Tetapi jika bahan baku tidak tersedia, wakil direktur melakukan pemesanan bahan baku kepada supplier tetap sesuai dengan prosedur pembelian bahan baku. B. Prosedur produksi Cara-cara yang berkaitan dengan prosedur produksi adalah sebagai berikut: 1. Pemrosesan biji kacang hijau menjadi sari kacang hijau adalah sebagai berikut: •
Buruh produksi meminta kacang hijau kepada kepala produksi sesuai dengan prosedur pengeluaran bahan baku.
•
Setelah mendapat bahan baku, biji kacang hijau dimasukan ke dalam mesin pemecah.
•
Hasil pecahan biji kacang hijau tersebut kemudian disaring untuk dipisahkan antara biji yang halus dengan yang kasar.
•
Setelah mendapatkan biji kacang hijau yang halus, biji yang halus tersebut kemudian direndam ke dalam air.
•
Pada keesokan paginya, biji kacang hijau yang halus tersebut diangkat dari air lalu biji kacang hijau tersebut dicuci dengan air bersih dan dibuang kulitnya.
•
Kacang yang sudah bersih kemudian digiling dengan alat penggilingan yang berbatu amaril.
33
•
Hasil dari gilingan tersebut kemudian masuk ke dalam saringan halus yang berputar sambil disemprot dengan air sehingga ampas dari biji kacang hijau terpisah dengan sarinya dan sari kacang hijau diambil untuk diproses lebih lanjut.
2. Pemrosesan sari kacang hijau menjadi endapan adalah sebagai berikut: •
Sari kacang hijau yang diambil kemudian direndam di dalam bak tembok plester P.C. selama kurang lebih dua jam.
•
Setelah endapan kacang hijau dengan cairan terpisah, cairan tersebut dibuang dan endapannya dicuci dengan air bersih.
•
Kemudian endapan tersebut disaring dengan kain yang berpori-pori besar lalu direndam kembali selama kurang lebih dua jam.
•
Apabila endapan yang telah disaring dengan kain yang berpori-pori besar telah direndam selama kurang lebih dua jam, endapan tersebut dicuci kembali dengan air bersih dan cairan yang di atasnya dibuang.
•
Endapan yang telah dicuci dengan bersih tersebut disaring dengan kain yang berpori-pori setengah rapat lalu direndam kembali selama kurang lebih dua jam.
•
Dan yang terakhir, jika endapan yang telah disaring dengan kain yang berpori-pori setengah rapat telah direndam selama kurang lebih dua jam, maka endapan tersebut dicuci kembali dengan air bersih. Setelah dicuci dengan air bersih, endapan tersebut disaring dengan menggunakan kain yang berpori-pori sangat rapat kemudian direndam kembali sampai keesokan hari.
34
3. Pemrosesan endapan menjadi tepung hunkwe adalah sebagai berikut: •
Keesokan harinya, endapan yang telah disaring dengan kain yang berpori-pori sangat rapat dan telah direndam diangkat lalu dicuci dengan air bersih.
•
Setelah dicuci, endapan tersebut siap dijemur. Apabila keadaan cuaca menandakan akan turun hujan, maka pengeringannya menggunakan oven.
•
Setelah dijemur, tepung hunkwe sudah siap untuk dibungkus.
Fungsi yang terlibat di dalam produksi (Khusus CV Tepung Hunkwe Cap Boenga) antara lain: fungsi pengelolaan bahan baku.
III.4.1 Fungsi Pengelolaan Bahan Baku Pengelolaan bahan baku yang baik sangat menentukan kinerja perusahaan. Perusahaan selalu mengupayakan penyelesaian produksi tepat pada waktunya dan pengiriman barang kepada pelanggan tidak terlambat. Karena hal ini sangat menentukan kepuasaan pelanggan dan berdampak pada kinerja perusahaan. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan bahan baku ialah dalam hal permintaan bahan baku, penerimaan bahan baku, penyimpanan bahan baku, pencatatan bahan baku dan pengeluaran bahan baku. Perusahaan menggunakan bahan baku kacang hijau untuk membuat tepung hunkwe. Dalam satu minggu perusahaan melakukan penggilingan kacang hijau sebanyak empat kali yaitu pada hari Senin, Selasa, Rabu, dan Kamis. Jumlah kacang
35
yang digiling rata-rata 2000 kg-2500 kg dalam satu hari. Tabel di bawah ini adalah jumlah kacang yang digiling per hari: Tabel 3.1 Jumlah kacang yang digiling Hari
Jumlah Kacang (dalam Kg)
Senin
2500 Kg
Selasa
2250 Kg
Rabu
2000 Kg
Kamis
2000 Kg
Kebijakan yang terkait dengan pengelolahan bahan baku adalah stock opname dilakukan satu kali dalam setahun oleh staf akuntansi bersama wakil direktur. Dokumen yang digunakan dalam pengelolaan bahan baku diantaranya ialah: 1. Kartu gantung. 2. Catatan pembelian bahan baku yang dibuat wakil direktur. 3. Nota pembelian. 4. Tagihan pembelian bahan baku. 5. Catatan penerimaan bahan baku. 6. Catatan pengeluaran bahan baku. 7. Catatan persediaan stock tepung hunkwe. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dapat diketahui prosedur-prosedur dan aktifitas yang terkait dengan pengelolaan bahan baku yaitu: 1. Prosedur permintaan pembelian bahan baku
36
Pada saat stock bahan baku di gudang tinggal 5 ton, Divisi produksi melaporkan kepada wakil direktur secara lisan. Kemudian wakil direktur akan melakukan pengecekan secara crosscheck, apakah pengeluaran bahan baku yang tercatat di catatan persediaan yang dipegang wakil direktur sudah sesuai dengan yang tercatat di kartu gantung. Jika pengecekan sudah selesai dan jumlahnya benar, wakil direktur akan memesan bahan baku kepada supplier tetap. Setelah melakukan pemesanan, supplier akan datang ke perusahaan dengan membawa contoh bahan baku, jika perusahaan setuju dengan contoh tersebut, maka pemasok akan mengirimkan bahan baku yang dipesan oleh perusahaan sesuai dengan contoh sebesar 30 ton. Kemudian wakil direktur membuat catatan pembelian bahan baku yang berisikan jumlah yang dipesan dan tanggal penerimaan yang dijanjikan oleh supplier. Wakil direktur juga membuat catatan tentang jumlah kacang hijau yang akan datang yang kemudian catatan tersebut akan diberikan kepada kepala produksi untuk dicocokan dengan nota pembelian pada waktu bahan baku datang dari pemasok. 2. Prosedur penerimaan bahan baku Barang dikirim bersama dengan nota pembelian dan tagihan oleh supplier. Bahan baku akan sampai di pabrik satu minggu setelah pemesanan. Bahan baku yang dipesan biasanya datang hari sabtu. Kepala produksi yang bertugas menerima bahan baku dan mengecek apakah jumlah bahan baku yang datang ke pabrik sudah sesuai dengan yang dipesan dengan cara menimbang. Kemudian kepala produksi memerintahkan buruh untuk menyimpan ke gudang lalu kepala produksi mencatat di kartu gantung. Setelah itu kepala produksi membuat catatan penerimaan bahan baku yang berisikan jumlah yang diterima, kemudian memberikan nota pembelian, tagihan, catatan mengenai bahan baku yang datang pada saat hari itu juga kepada 37
staf keuangan. Staf keuangan menginput data catatan penerimaan bahan baku ke dalam komputer sedangkan nota pembelian dan tagihan diarsip ke dalam suatu file. Pada hari senin staf keuangan baru memberikan catatan penerimaan bahan baku yang dibuat kepala produksi kepada wakil direktur, lalu wakil direktur mencatat ke dalam catatan persediaan. 3. Penyusunan bahan baku dan tata letak Bahan baku yang datang diletakkan di ruang penyimpanan (gudang). Gudang terletak di samping area produksi. Penyusunan bahan baku menggunakan metode FIFO. Bahan baku yang pertama datang yang akan dipakai terlebih dahulu. 4. Pencatatan bahan baku Setiap bahan baku yang keluar dan masuk akan dicatat oleh kepala produksi di kartu gantung yang terdapat di gudang kemudian kepala produksi harus melaporkan pencatatan di kartu gantung kepada wakil direktur secara lisan setelah jam kerja pabrik selesai. Lalu wakil direktur akan mencatatnya ke catatan persediaan. Kegiatan penjagaan bahan baku dilakukan oleh kepala produksi pada waktu jam kerja. Pada malam hari bahan baku akan dijaga oleh satpam. 5. Prosedur pengeluaran bahan baku untuk produksi Buruh produksi akan mengambil bahan baku untuk produksi berdasarkan waktunya, yang pertama datang yang dipakai buat produksi. Kemudian kepala produksi memeriksa kualitas dari jumlah bahan baku yang akan diambil oleh buruh produksi. Setelah itu kepala produksi akan mencatat setiap bahan baku yang diminta oleh buruh produksi untuk diproses pada kartu gantung. Selain itu kepala produksi juga mencatat pengeluaran tersebut ke catatan pengeluaran bahan baku. Kemudian catatan pengeluaran tersebut diberikan kepada wakil direktur lalu wakil direktur 38
mencatat ke dalam catatan persediaan miliknya dan catatan pengeluaran bahan baku diarsip.
III.5 Kesimpulan hasil internal control Questionare Berdasarkan jawaban-jawaban yang diperoleh dari kuesioner yang telah diberikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1.
Permintaan pembelian bahan baku tidak dilakukan oleh bagian gudang. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, permintaan pembelian bahan baku dilakukan oleh kepala produksi.
2.
Bagian gudang tidak memeriksa kualitas bahan baku saat bahan baku diterima dari supplier karena sebelum perusahaan melakukan pembelian bahan baku, supplier datang terlebih dahulu ke perusahaan dengan membawa contoh bahan baku, jika pihak perusahaan merasa cocok dengan contoh bahan baku tersebut, maka transaksi pembelian terjadi. Bahan baku yang dibeli akan dikirim oleh supplier sesuai dengan contoh yang telah disetujui.
3.
Supplier pernah mengirim bahan baku terlambat. Berdasarkan hasil wawancara, keterlambatan supplier terjadi karena pihak perusahaan tidak melakukan teguran saat supplier tidak mengirim bahan baku sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
4.
Perusahaan tidak memiliki prosedur kerja yang baku secara tertulis tentang proses produksi. Berdasarkan hasil observasi, buruh melakukan pekerjaan berdasarkan pengalaman yang dipunyai.
5.
Perusahaan tidak mempunyai quality control pada proses produksi yang berjalan. Berdasarkan hasil observasi, perusahaan hanya melakukan pengawasan saja untuk melihat apakah semua buruh sudah melaksanakan tugasnya masing-masing. 39
6.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, di area proses packing terdapat tepung hunkwe yang terbuang percuma karena tidak ada karyawan (pejabat) yang menanggapi akan hal tersebut.
7.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, perusahaan pernah mengalami jumlah produk jadi tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan karena kualitas dari bahan baku ada yang tidak bagus dan perusahaan juga pernah mengalami kualitas dari produk jadi tersebut tidak sesuai dengan tujuan perusahaan.
40
Prosedur pembelian bahan baku Kepala produksi
Buruh produksi
Wakil direktur
Start
Menerima laporan dari kepala produksi
Melaporkan persediaan bahan baku di gudang secara lisan jika sudah mau mencapai 5 ton
Mengecek pengeluaran bahan baku yang ada di catatan persediaan dengan yang di kartu gantung dengan Crosscheck
Apakah jumlahnya sudah sesuai?
Buruh diperintahkan untuk melakukan perhitungan fisik karung dengan diawasi wakil direktur
No
Ya Memesan kepada supplier lewat telephone Melihat contoh yang dibawa supplier Apakah contohnya bagus
No
Batal
Ya Melakukan pembelian dan membuat catatan yang berisikan jumlah yang dipesan serta tanggal penerimaan Membuat catatan untuk kepala produksi mengenai jumlah bahan baku yang akan datang Catatan wakil direktur
1
Gambar 3.1. Prosedur Pembelian Bahan Baku
41
Prosedur Penerimaan Bahan baku Kepala Produksi
Staf Keuangan
1
Nota pembelian
Catatan wakil direktur
Wakil Direktur
Catatan penerimaan bahan baku
NOTA PEMBELIAN
Menerima bahan baku bersamaan dengan nota pembelian dan tagihan
Tagihan
TAGIHAN
Nota pembelian
Mencatat ke dalam catatan persediaan
Catatan persediaan
Tagihan
Mengecek jumlah bahan baku antara catatan wakil direktur dengan nota pembelian dengan crosscheck Memastikan jumlah bahan baku dengan cara menimbang Membuat catatan penerimaan bahan baku yang berisikan jumlah yang diterima Catatan penerimaan bahan baku
Catatan penerimaan bahan baku
SELESAI
Menginput catatan penerimaan bahan baku ke dalam komputer
Memberikan catatan penerimaan bahan baku yang dibuat kepala produksi
Catatan penerimaan bahan baku
Gambar 3.2. Prosedur Penerimaan Bahan Baku
42
Prosedur penyusunan bahan baku dan tata letak
Kepala Produksi
Start
Menerima bahan baku dari pemasok
Mengecek jumlah bahan baku antara catatan wakil direktur dengan nota pembelian
Memerintahkan dan memperhatikan buruh menyimpan bahan baku di gudang.Disusun dengan metode FIFO
Finish
Gambar 3.3. Prosedur Penyusunan Bahan Baku dan Tata Letak
43
Prosedur Pencatatan bahan baku Kepala Produksi
Wakil Direktur
Start
Mengawasi dan mencatat keluar masuk bahan baku di kartu gantung
Melaporkan pencatatan secara lisan di kartu gantung
Menerima laporan dan mencatat di dalam catatan persediaan Dilakukan setelah selesai jam kerja Catatan persediaan
selesai
Gambar 3.4. Prosedur Pencatatan Bahan Baku
44
Prosedur pengeluaran untuk produksi Buruh produksi
Kepala produksi
Wakil direktur
Start
Meminta bahan baku untuk produksi
Memeriksa kualitas bahan baku yang akan diberikan kepada buruh produksi
Mencatat jumlah yang keluar untuk produksi di kartu gantung
Mencatat jumlah yang keluar di catatan pengeluaran bahan baku
Dilakukan setelah selesai jam kerja
Catatan pengeluaran bahan baku
Menerima catatan pengeluaran bahan baku dari kepala produksi dan mencatat pengeluaran ke dalam catatan persediaan lalu catatan pengeluaran bahan baku tersebut diarsip
Catatan persediaan
Selesai
Gambar 3.5. Prosedur Pengeluaran Untuk Produksi
45