BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Obyek Penelitian Yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah pemeriksaan pajak dan kepatuhan wajib pajak penghasilan. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cimahi. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cimahi merupakan instansi pemerintah yang mengurusi penerimaan negara khususnya penerimaan pajak yang berada di bawah naungan Departemen Keuangan.
3.2 Metode Penelitian 3.2.1
Desain Penelitian Metode menurut Sugiyono (2007:1) pada dasarnya merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan mempergunakan teknik cerita alat tertentu. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak PPh. Dalam penelitian ini bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan penelitian verifikatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh deskripsi mengenai variabel pemeriksaan pajak dan kepatuhan wajib pajak. Sedangkan penelitian verifikatif bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel melalui suatu pengujian hipotesis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai,
56
57
dengan
mengambil
data
dengan
menggunakan
kuesioner
sebagai
alat
pengumpulan data utama.
3.2.2
Definisi dan Operasionalisasi Variabel
3.2.2.1 Definisi Variabel Sugiyono (2007) menyatakan bahwa variabel di dalam penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok objek yang
memiliki variasi
(perbedaan) antara satu dengan yang lain dalam kelompok tersebut. Yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah: •
Variabel Bebas (Independent) Yang menjadi variabel bebas pada penelitian ini adalah pemeriksaan
pajak. Pada pasal 29 Undang-undang Nomor 28 tahun 2007 Pemeriksaan pajak didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pemeriksaan pajak memiliki ketentuan umum yang mengacu pada peraturan perundang-undangan. Ketentuan umum dan Tata cara Perpajakan tersebut yaitu : a. Tujuan pemeriksaan; b. Ruang lingkup pemeriksaan; c. Norma Pemeriksaan; d. Pelaksanaan pemeriksaan;
58
e. Pembahasan hasil pemeriksaan. •
Variabel Terikat (Dependent) Yang menjadi variabel terikat pada penelitian ini adalah kepatuhan wajib
pajak. Kepatuhan perpajakan didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana wajib pajak
memenuhi
semua
kewajiban
perpajakan
dan
melaksanakan
hak
perpajakannya. Terdapat dua macam kepatuhan menurut Safri Nurmantu, yakni: 1. Kepatuhan formal Kepatuhan formal adalah suatu keadaan di mana wajib pajak memenuhi kewajiban perpajakan secara formal sesuai dengan ketentuan dalam undangundang perpajakan. 2. Kepatuhan material Kepatuhan material merupakan kepatuhan terhadap ketentuan material, yaitu suatu keadaan di mana wajib pajak secara substantive memenuhi semua ketentuan material perpajakan, yakni sesuai isi dan jiwa undang-undang perpajakan. Kepatuhan material dapat meliputi kepatuhan formal.
59
3.2.2.2 Operasionalisasi Variabel Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Variabel X (Bebas) Pemeriksaan
Dimensi 1. Tujuan
Indikator •
Skala
Pengujian
kepatuhan
pemeriksaan
pemenuhan
kewajiban
pajak
perpajakan Wajib Pajak •
Pajak
ordinal
Melaksanakan ketentuan peraturan
perundang-
undangan perpajakan. 2. Ruang lingkup • pemeriksaan pajak
ordinal
Melaksanakan Pemeriksaan Lapangan
•
Melaksanakan Pemeriksaan Kantor
3. Norma
•
Pemeriksaan pajak
ordinal
Pelaksanaan tugas Pemeriksa Pajak
•
Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak
4. Pelaksanaan
•
Wewenang
pemeriksaan
pajak
pajak
pelaksanaan
pemeriksa dalam
pemeriksaan lapangan •
Wewenang pemeriksaan pajak
dalam
pelaksanaan pemeriksaan kantor
ordinal
60
5. Pembahasan
•
Pembuktian dan
hasil
pemberitahuan hasil
pemeriksaan
pemeriksaan
pajak
•
ordinal
Tindak lanjut atas hasil pemeriksaan.
Y
1. Kepatuhan
(Terikat)
formal
•
Pelaksanaan kewajiban
Ordinal
perpajakan sesuai
Kepatuhan
dengan ketentuan formal
Wajib Pajak
Undang-undang perpajakan 2. Kepatuhan
•
material
Pemenuhan ketentuan
Ordinal
material perpajakan secara substantive
3.2.3
Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.3.1 Populasi Populasi penelitian adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2007:115). Berdasarkan uraian di atas, yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah petugas pajak pada seksi pemeriksaan pajak yang bertempat di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cimahi.
3.2.3.2 Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi dan ditentukan berdasarkan karakteristik populasi dengan pengambilan yang representative (Sugiyono,
61
2005:56). Dalam pengambilan sampel pada suatu populasi, diperlukan teknik pengambilan sampel (teknik sampling). Dan sampling yang digunakan adalah jenis sampling jenuh. Pengertian sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono,2007:122). Hal ini dilakukan karena jumlah populasi relatif kecil yaitu sebanyak 12 orang maka seluruh anggota populasi diambil sebagai sampel.
3.2.4
Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
3.2.4.1 Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti. Sedangkan data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabeltabel atau diagram-diagram.(Husein Umar, 2004:42) Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field research). Teknik penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data primer Dalam penelitian ini field research dilakukan melalui penyebaran kuesioner. Jenis kuesioner adalah kuesioner tertutup di mana responden hanya memilih salah satu dari kemungkinan jawaban yang tersedia.
62
3.2.4.2 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik , dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Suharsimi Arikunto, 2006:160). Variasi jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner yang disebarkan kepada petugas pada seksi pemeriksaan pajak. Data yang didapat dari pengisian kuesioner oleh para responden kemudian dihitung dengan bantuan program SPSS. Benar tidaknya data yang dikumpulkan, tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Untuk itu, maka akan dibuktikan melalui pengujian, yaitu: 1. Uji validitas Instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut mampu mencapai tujuan pengukurannya, yaitu mengukur apa yang ingin diukurnya dan mampu mengungkapkan apa yang ingin diungkapkannya. Untuk menguji tingkat validitas instrument penelitian menggunakan korelasi product moment yang rumusannya dapat dinyatakan sebagai berikut : rxy =
n ∑ XY − (∑ X )(∑ Y ) {n ∑ X 2 − (∑ X ) 2 }{n ∑ Y 2 − (∑ Y ) 2 }
(Suharsimi Arikunto, 2006:170) Keterangan : r xy
: koefisien validitas item yang dicari
X
: skor responden untuk tiap item
63
Y
: total skor tiap responden dari seluruh item
ΣX
: jumlah skor dalam distribusi X
ΣY
: jumlah skor dalam distribusi Y
ΣX²
: jumlah kuadrat skor dalam distribusi X
ΣY²
: jumlah kuadrat skor dalam distribusi Y
N
: jumlah subyek Kriteria pengujian validitas yang digunakan atau batas minimum suatu
instrumen/angket bahan tes untuk dinyatakan valid atau dianggap memenuhi syarat adalah : a. Harga koefisien korelasi yang diperoleh dari analisis dibandingkan dengan harga koefisien korelasi pada tabel dengan tingkat kepercayaan yang telah dipilih. b. Dibuat suatu ukuran tertentu, batas minimum 0,532. Angka tersebut didapat dari rtabel dimana N sebanyak 14 dengan tingkat kesalahan 5 %. Dengan demikian suatu instrument dinyatakan valid dan dapat dipergunakan untuk penelitian apabila harga koefisien r hitung ≥ rtabel. 2. Uji reliabilitas Reliabilitas menunjukkan seberapa jauh instrumen dapat memberikan hasil pengukuran yang konsisten apabila pengukuran dilakukan berulang-ulang. Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
64
Untuk mengukur reliabilitas digunakan rumus alpha karena instrument yang digunakan kuesioner yang memiliki skor antara 1 sampai dengan 5. Rumusnya adalah sebagai berikut: k ∑σ b )(1 − 2 ) (k − 1) σ t 2
r11 = (
(Suharsimi Arikunto, 2006:196) = reliabilitas instrumen
Dimana: r11 k
= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Σσb2
= jumlah varians butir
σ1 2
= varians total
Untuk mencari nilai varians tiap butirnya menggunakan rumus sebagai berikut:
σr 2 = Dimana: σ
Σx 2 (Σx) 2 − N N2 = varians
Σx
= jumlah skor
N
= jumlah responden
Sedangkan untuk mencari varians totalnya menggunakan rumus: (Σx )2 Σx 2 − N 2 σr = N Kriteria pengujian: rh > rt , reliabel rh < rt , tidak reliable Pembobotan kuesioner menggunakan skala likert, terdiri dari sejumlah pertanyaan dengan kategori-kategori jawaban yang menunjuk derajat keseringan dan derajat ketidakseringan.
65
Tabel 3.2 Kriteria Pemberian Skor atas Tanggapan Responden No.
Alternatif jawaban
Skor
1.
Sangat setuju/selalu/sangat positif
5
2.
Setuju/sering/positif
4
3.
Ragu-ragu/kadang-kadang/netral
3
4.
Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif
2
5.
Sangat tidak setuju/tidak pernah
1
(Sugiyono, 2007:133)
3.2.5
Teknik Analisis Data
3.2.5.1 Teknik Analisis Data Analisis data merupakan suatu cara untuk menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan sehingga dapat memperoleh jawaban dari rumusan masalah dan menarik kesimpulan untuk hipotesis yang diajukan. Teknik analisis data yang digunakan adalah Statistika Deskriptif yaitu statistik yang digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan suatu objek penelitian melalui data sampel atau populasi (Sugiyono, 2006: 21). Sebelum data dianalisis maka perlu diolah terlebih dahulu. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Setelah semua kuesioner terkumpul data dipilih dan dikelompokkan menurut kelompok variabel masing-masing, diteruskan dengan memberikan skor untuk jawaban dari setiap item pertanyaan yang diajukan. 2. Menyusun data yang telah diberi skor tersebut dalam tabel (tabulasi data). 3. Menghitung besarnya nilai variabel X dan variabel Y.
66
4. Mencari nilai rata-rata tiap variabel Untuk mencari nilai rata-rata variabel digunakan rumus: ܺഥ =
∑ ܺ݅ ݊ (Husein Umar, 2004:100)
Dimana: n
= jumlah data
∑Xi = jumlah harga seluruh data 5. Setelah nilai rata-rata diperoleh, kemudian dirubah dalam bentuk persentase dengan cara sebagai berikut: ܲ݁= ܺ ݈ܾ݁ܽ݅ݎܸܽ ݁ݏܽݐ݊݁ݏݎ
ܺത ݔ100% ݆ ݈݉ݑ楳ℎ ݅݃݃݊݅ݐݎ݁ݐ ݎ݇ݏ
Jumlah skor tertinggi = Skor tertinggi (5) x jumlah pertanyaan 6. Dari jawaban yang diperoleh kemudian akan ditafsirkan menggunakan kriteria sebagai berikut: Nilai 0% - 20%
dirancang untuk kriteria ”tidak memadai”
Nilai 21% - 40%
dirancang untuk kriteria ”kurang memadai”
Nilai 41% - 60%
dirancang untuk kriteria ”cukup memadai”
Nilai 61% - 80%
dirancang untuk kriteria ”memadai”
Nilai 81% - 100%
dirancang untuk kriteria ”sangat memadai” (Riduwan, 2004:29)
Setelah analisis data atas variabel pemeriksaan pajak dan variabel kepatuhan wajib pajak penghasilan selesai dilakukan, maka dilakukan uji hipotesis untuk menjawab permasalahan mengenai pengaruh pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak penghasilan dan mengambil kesimpulan atas
67
hipotesis yang diajukan ditolak atau diterima. Adapun hipotesis yang diajukan adalah: Ho
: Pemeriksaan pajak tidak mempunyai pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak
Ha
: Pemeriksaan pajak mempunyai pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak
Analisis Korelasi Rank Spearman Dalam judul skripsi ini terdapat 2 variabel, yaitu pemeriksaan pajak sebagai variabel X dan kepatuhan wajib pajak sebagai variabel Y. Untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak, maka data yang diperoleh harus diolah terlebih dahulu. Teknik analisis yang digunakan adalah statistik nonparametris. Statistik nonparametris digunakan untuk menguji hipotesis bila datanya berbentuk nominal dan ordinal. Analisis
korelasi
digunakan
untuk
mengetahui
hubungan
antara
pemeriksaan pajak dan kepatuhan wajib pajak. Analisis korelasi yang digunakan adalah korelasi Rank Spearman karena dalam penelitian ini data yang digunakan berbentuk ordinal dan hipotesis yang diajukan berupa hipotesis asosiatif. Adapun rumus untuk menghitung nilai korelasi Rank Spearman adalah: ࣋ =−
∑ !"# $($# − )
Keterangan : ρ
: koefisien korelasi Spearman Rank
bi : selisih tiap pasang rank n
: banyaknya pasangan data (Sugiyono, 2006:229)
68
Angka yang didapat kemudian dibandingkan dengan nilai rtabel. rhitung > rtabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima rhitung < rtabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak Untuk mengetahui tinggi rendahnya derajat keeratan antara variabel X dan variabel Y, dapat dilihat dalam penafsiran akan besarnya koefisien korelasi berikut: Tabel 3.3 Klasifikasi Batas Nilai (r) Nilai
Klasifikasi
0,00-0,199
Sangat Rendah
0,20-0,399
Rendah
0,40-0,599
Sedang
0,60-0,799
Kuat
0,80-1,00
Sangat Kuat (Sugiyono,2006:216)
Analisis Koefisien Penentu/Koefisien Determinasi Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel X (pemeriksaan pajak) terhadap variabel Y (kepatuhan wajib pajak), analisis korelasi dapat dilanjutkan dengan menghitung koefisien determinasi, dengan cara mengkuadratkan koefisien yang ditemukan. Rumus koefisien determinasi tersebut adalah : KD= r2 x 100% Keterangan : Kd = koefisien determinasi r
= angka korelasi
69
•
Jika nilai koefisien penentu (KD) = 0, berarti tidak ada pengaruh pemeriksaan khusus (X) terhadap tingkat penerimaan pajak (Y)
•
Jika nilai koefisien penentu (KD) = 1, berarti variasi naik/ turunnya kepatuhan wajib pajak (Y) adalah 100% dipengaruhi oleh pemeriksaan pajak (X)
•
Jika nilai koefisien penentu (KD) berada di antara 0 dan 1 (0 < KD < 1), maka besarnya pengaruh pemeriksaan pajak terhadap variasi naik/turunnya kepatuhan wajib pajak adalah sesuai dengan nilai KD itu sendiri, dan selebihnya berasal dari faktor-faktor lain.