1 BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi Pemecahan masalah adalah suatu proses berpikir yang mencakup tahapan-tahapan yang dimulai dari menen...
Metodologi Pemecahan masalah adalah suatu proses berpikir yang mencakup tahapan-tahapan yang dimulai dari menentukan masalah, melakukan pengumpulan data melalui studi pustaka maupun studi lapangan, melakukan pengolahan-pengolahan data dan analisa dari hasil pengolahan data yang ada sampai dengan penarikan kesimpulan dari permasalahan yang diteliti. Adapun tahapan dalam metodologi pemecahan masalah adalah sebagai berikut:
3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah
Gambar 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah
82
•
Observasi Lapangan Tahap ini merupakan tahap awal yang perlu dilakukan sebelum kita menentukan suatu masalah. Penulis melakukan penelitian pendahuluan untuk memahami kondisi perusahaan yang diantaranya adalah jalannya proses produksi, pengenalan kondisi pabrik, hingga pada pengenalan terhadap produk. Hal ini dilakukan dengan wawancara dan pengamatan di lantai produksi sehingga penulis dapat lebih memahami masalah yang terjadi di perusahaan.
•
Identifikasi Masalah Melalui penelitian yang telah dilakukan pada departemen Maintenance di perusahaan PT. INTIRUB, khususnya pada Section Curing, ditemukan masalah yang berhubungan dengan downtime yang sering terjadi pada mesin Press. Masih sering terjadinya kerusakan pada mesin ini mengakibatkan terganggunya kelancaran proses produksi. Hal ini dikarenakan tidak dilaksanakannya tindakan preventif terhadap mesinmesin press yang berada di Section Curing. Kegiatan maintenance yang dilakukan perusahaan saat ini berupa perawatan korektif yang seringkali menyebabkan down time yang panjang dan berlarut-larut. Untuk itu, perusahaan perlu menerapkan tindakan pencegahan dan pemeriksaan terhadap komponen-komponen mesin press secara teratur sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar.
83
•
Studi Pustaka Tahap ini dilakukan agar dapat menunjang landasan teori yang dijelaskan pada bab II. Studi pustaka adalah usaha untuk mendapatkan referensi yang mendukung landasan teori sehingga pada akhirnya akan dioeroleh landasan teori yang sesuai dengan topik permasalahan yang diteliti penulis.
•
Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan tahap yang sangat penting untuk dilaksanakan karena data-data yang dikumpulkan dari perusahaan akan menunjang pengolahan data yang dilakukan penulis. Data-data yang dimaksud adalah : 1. Data kerusakan dan downtime dari mesin Press yang berada di Section Curing untuk periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2005. 2. Data kerusakan komponen dari mesin Press yang berada di Section Curing untuk periode Juni 2005 sampai dengan September 2005.
•
Pengolahan Data Kegiatan pengolahan data dimulai dengan menentukan distribusi yang sesuai dengan sebaran data yang telah diperoleh. Kegiatan ini menggunakan bantuan software Stat Graphics 3.0 untuk menentukan distribusi mana yang paling sesuai untuk data time to failure dan time to repair yang telah didapat. Software ini juga membantu menguji Goodness of Fit test dengan menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov Test.
84
Selanjutnya akan dilakukan perhitungan untuk MTTF (Mean Time to Failure) dan MTTR (Mean Time to Repair), kemudian akan ditentukan kondisi wear out komponen berdasarkan distribusi kerusakannya, dimana apabila identifikasi distribusi menunjukkan bahwa interval waktu kerusakan memiliki laju kerusakan yang menurun atau konstan (berdistribusi exponential atau Weibull dengan β ≤ 1) maka penggantian pencegahan kerusakan tidak akan efektif untuk dilaksanakan karena tidak akan meningkatkan keandalan mesin sehingga Usulan tindakan preventive maintenance yang dilakukan hanya berupa pemeriksaan saja. Sebaliknya bila interval kerusakan memiliki laju kerusakan meningkat (berdistribusi Weibull dengan β > 1, normal, dan lognormal) maka tindakan preventive maintenance yang diusulkan ada dua yaitu penggantian pencegahan kerusakan dan pemeriksaan. •
Penentuan interval waktu penggantian pencegahan Penentuan interval waktu penggantian pencegahan ini dilakukan berdasarkan umur komponen dan penentuan umur komponen yang optimal ini akan diperoleh berdasarkan kriteria minimasi downtime. Disini akan dihitung pula availability mesin jika dilakukan penggantian pencegahan tersebut.
•
Penentuan interval waktu pemeriksaan Kemudian akan dilakukan penentuan interval waktu pemeriksaan sehingga melalui hal ini nantinya akan diperoleh frekuensi waktu pemeriksaan yang
85
optimum. Selain itu juga kita akan memperoleh jadwal pemeriksaan mesin kritis tersebut dan availability pemeriksaan. •
Perbandingan reliabilitas saat ini dengan kondisi usulan Pada tahap ini akan dilakukan perhitungan terhadap reliabilitas pada kondisi setelah dilakukan perawatan pencegahan dan juga akan dilakukan perbandingan terhadap reliabilitas pada kondisi yang sedang berjalan saat ini. Melalui hal ini kita akan mengetahui meningkat atau tidaknya reliabilitas mesin pada kondisi setelah dilakukan dilakukan perawatan pencegahan.
3.2 Ukuran Kinerja Selama ini pihak perusahaan belum melakukan tindakan preventive untuk meminimasi downtime pada mesin Press ataupun mesin lainnya yang berada di lantai produksi. Hal ini menyebabkan sering terjadinya downtime pada mesin sehingga menghambat jalannya proses produksi. Oleh karena itu, perusahaan perlu untuk mencoba menerapkan tindakan pencegahan dan pemeriksaan secara teratur terhadap komponen-komponen mesin Press. Dengan adanya tindakan pencegahan dan pemeriksaan yang dilakukan secara teratur, maka diharapkan reliability dan availability komponen kritis mesin Press di lantai produksi PT. INTIRUB dapat meningkat sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar.
86
3.3 Teknik Pengumpulan Data Di dalam teknik pengumpulan data penulis melakukan : 1. Wawancara. Wawancara
dilakukan
terhadap
manajer
produksi,
kepala
bidang
maintenance, staff maintenance dan operator. 2. Observasi / peninjauan lapangan Peninjauan lapangan ini dilakukan di lantai produksi PT. INTIRUB dan di bagian maintenance. 3. Pengambilan sample Sample yang diambil adalah berupa data mentah selama periode satu tahun yaitu data downtime dari bulan Januari 2005 hingga Desember 2005.
3.4 Analisis Sistem Berjalan Dari penelitian pendahuluan didapatkan bahwa perusahaan belum menerapkan kegiatan preventive maintenance untuk menekan biaya down time dan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas output produksi. Kegiatan maintenance yang dilakukan perusahaan saat ini hanya berupa perawatan korektif yang seringkali menyebabkan down time yang panjang dan berlarut-larut.