BAB III Metode Penelitian A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di tempat pemandian air panas Tirta sanita yang terletak di Ciseeng, tepatnya di Desa Cogrek yang memiliki luas kurang lebih 35 Ha dan kepadatan penduduk sekitar 12.453 jiwa. Dan terletak di Parung Kabupaten Bogor provinsi Jawa Barat. Tirta Sanita Hot Spring Ciseeng terletak pada latitude 625’54.73”S dan Longitude 10641’45.95”E.
Gambar 3.1 Tirta Sanita Hot Spring Ciseeng Sumber : google earth [Type text] Catur Prasetio, 2012 Analisis Fasilitas Wisata Tirta Sanita Hot spring Ciseeng Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
25
Tirta Sanita Hot Spring merupakan objek daya tarik wisata berupa area rekreasi dan sumber mata air panas bumi yang sering digunakan sebagai sarana kesehatan atau therapy, di Kota Bogor dan letaknya berdekatan dengan dengan Kota Tangerang dan Jakarta Selatan selain itu memiliki akses jalan yang memadai dan akses jalan tol untuk menuju ke Tirta Sanita Ciseeng. B. Pendekatan Penelitian Pedekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan kualitatif. Menurut
Sugiyono (2008:15) metode kualitatif adalah
metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositiveisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan trianggulasi, analisis data bersifat induktif, kualitatif dan hasi penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Dalam penelitian kualitatif yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme atau paradigma interpretive, suatu realitas atau obyek tidak dapat dilihat secara parsial dan dipecah kedalam beberapa variable. Penelitian Kualitatif memandang obyek sebagai sesuatu yang dinamis, hasil konstruksi pemikiran dan interprestasi terhadap gejala-gejala yang diamati, serta utuh karena setiap aspek mempunyai keterikatan, seperti dalam meneliti pengembangan fasilitas di suatu kawasan wisata tidak hanya meneliti sarana dan prasarananya saja akan tetapi peneliti kualitatif akan meneliti semua komponen yang terkait dengan
fasilitas
dan hubungannya satu sama lain, serta kinerja pada saat fasilitas itu berjalan.
26
C. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif yang tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Metode penelitian deskriptif lebih merupakan istilah umum mencangkup berbagai teknik deskriptif, Metode penelitian menurut Sugiyono (2008 : 2) adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah, metode deskriptif analitik, yaitu penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejernih mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti menurut Kountur (2002 : 53). Adapun teknik pengumpulan datanya melalui observasi dan survei, survei sendiri terdiri atas tiga jenis, yaitu ; wawancara pribadi, suvai melalui telepon, dan survai melalui surat (Kuestioner). D. Populasi Dan Sampel 1) Populasi Dalam penelitian Kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi menurut yang dikemukakan oleh Spradley dalam Sugiyono (2008 :297) dinamakan “Social Situation” atau situasi social yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat (place), Pelaku (Actors) dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Akan tetapi sebagai objeknya bukan hanya semata - mata pada kondisi sosial saja yang terdiri dari tiga elemen tersebut melainkan bisa objek apapun yang akan di teliti. Seperti di Tirta Sanita Hot Spring Ciseeng ketiga objek situasi sosial yang dapat diteliti adalah wahana atraksi wisata, pengelola dan
27
fasilitas dan Fokus dalam penelitian di Tirta Sanita Hot Spring Ciseeng itu merupakan domain tunggal atau beberapa domain yang terkait dengan situasi sosial di tempat tersebut. Jadi bisa dikatakan dalam penelitian ini juga tidak akan menetapkan penelitiannya berdasarkan variable penelitian, tetapi dilihat secara keseluruhan situasi sosial yang diteliti
meliputi ketiga aspek yang biasanya
disebut, place, actor dan activity. Gambar 3.2 Social sitiation Atraksi Wisata
Tirta Sanita Hot Spring
Pengelola
Fasilitas Sumber : Sugiyono (2008 :297)
Situasi sosial yang diambil oleh peneliti di dalam meneliti pengembangan fasilitas Tirta Sanita Hot Spring Ciseeng adalah Pengelola, atraksi atau kegiatan wisata dan fasilitas yang ada di Tirta sanita tersebut. Yang akan menjadikan pijakan dalam pengngambilan data selama masa penelitian baik data melalui wawancara atau data dari laporan dan pengelolaan tempat tersebut. Penelitian ini tidak mengunakan populasi, karena penelitian ini berangkat dari sebuah kasus tertentu yang ada pada suatu situasi sosial tertentu dan hasil
28
kajiannya tidak akan diberlakukan kedalam populasi, melainkan ditransferkan ketempat lain yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari. Ketika memasuki situasi sosial tertentu, yang berupa lembaga perussahaan tertentu, melakukan observasi dan wawancara kepada orang-orang yang dianggap tahu tentang situasi sosial tersebut. Dan hasil dari penelitian tidak akan digeneralisasikan ke populasi karena, pengambilan sampel tidak diambil secara random.hasil penelitian dengan metode kulitatif hanya berlaku untuk kasus sosial tersebut. Hasil penelitian tersebut dapat ditransferkan atau diterapkan kedalam situasi sosial lain. 2. Sampel sampel dalam penelitian ini disebut sebagai sampel konstruktif, karena dengan sumber data dari sampel itu dapat dikonstruksikan fenomena yang ada, Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
bukan dinamakan responden
melainkan nara sumber atau participan karena pengambilan datanya akan diambil sampai data tersebut jenuh. Sampel ini juga bukan disebut sampel statistik melainkan sampel teoritis, karena tujuan penelitian adalah untuk menghasilkan teori dan saran untuk memecahkan masalah, memberikan gambaran kedepan mengenai pengembangan fasilitas di Tirta Sanita Hot Spring Ciseeng. Jadi, penentuan sampel dalam penelitian ini adalah ketika peneliti mulai memasuki lapangan atau tahap penelitian ke objek yang akan diteliti dan selama berlangsung, dengan caranya
29
yaitu, peneliti memilih orang tertentu berdasarkan pertimbangan kebutuhan data yang akan diperlukan. Penelitian ini menggunakan sampel yang biasa digunakan dalam sebuah penelitian kualitatif adalah: a. Sampling Purposive Sampling
purposive
adalah
teknik
penentuan
sampel
dengan
pertimbangan tertentu, misalnya dalam meneliti sejauh mana tingkatan penjualan maka sumber data yang diambil, adalah orang yang benar-benar menguasai, mengerti dan memahami situasi dan kondisi yang ada di Tirta Sanita Hot spring seperti manajer pengelolaan kawasan tersebut. E. Teknik Pengumpulan data. Teknik Pengumpulan Data yang dilakukan dalam penelitian ini diantaranya : 1. Studi data yang bersifat teoritis. 2. Observasi Lapangan. 3. Wawancara. 4. Dokumentasi. a. Observasi lapangan Menurut W. Gulo dalam Sugiyono (2008:116) Observasi atau disebut juga pengamatan,
adalah
metode
pengumpulan
data
dengan
peneliti
atau
kolabolatornya mencatatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama
30
penelitian. Penyaksian terhadap peristiwa-peristiwa itu bisa dengan melihat, mendengarkan, merasakan, yang kemudian dicatat seobyektif mungkin Karena penelitian ini menggunakan Observasi Lapangan dimana peneliti terjun langsung kelapangan mengamati suatu keadaan fasilitas atau kondisi secara langsung dilapangan.
Maka peneliti
menyusun
desain
penelitian
yang
memudahkan peneliti untuk mendapatkan hasil penelitian yang sesuai dengan yang direncanakan. Maka dari itu peneliti menyusun sebuah desain obesrvasi fasilitas yang akan diteliti agar observasi ini berjalan sesuai dengan fokus penelitian dengan cara membagi dan meyusun fasiltas kedalam variabel - variabel fasilitas yang akan diteliti secara fokus oleh peneliti dengan cara observasi lapangan.
31
Variabel 3.1 Observasi
Fasilitas
Sub - Fasilitas
Indikator
Fasilitas Wisata/ atraksi
Fasilitas Rekreasi dan Out Bound
1.Kondisi
Fasilitas Pemandian air panas
Fasilitas Pendukung
Pesanggrahan Restaurant/ Tempat makan Panggung
2. bentuk fisik
Ukuran
Baik/Buruk
3. Pengelolaan fasilitas
1.Kondisi 2. bentuk fisik/ bangunan
Baik/Buruk
3. Pengelolaan fasilitas
Gedung serbaguna
Fasilitas Umum
musholla
1. bentuk fisik
MCK
2. Kondisi
Tempat Sampah
3. penglolaan fasilitas
Baik/Buruk
Listrik dan sumber air bersih Aksesibilitas
b. Wawancara
Jalan Menuju TSHS Kondisi jalan di dalam TSHS Parkir
1. bentuk fisik 2. Kondisi
Baik/Buruk
Menurut Mardalis dalam bukunya Metode Penelitian Suatu Pendekatan
32
wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap - cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan kepada peneliti. Wawancara dipakai juga untuk melengkapi data yang diperoleh melalui observasi. Wawancara yang digunakan merupakan wawancara mendalam. Sejalan dengan jenis wawancara tak berstruktur terjadi interaksi yang lebih jauh dalam melakukan wawancara. Selain mengikuti rambu-rambu pertanyaan yang telah disisipkan, hal itu pun bisa berkembang ketika wawancara berlangsung. Jenis wawancaranya merupakan wawancara terbuka antara peneliti dan yang diteliti sama-sama tahu dan tujuan wawancara. Wawancara akan dilakukan kepada seluruh sampling. Setiap pertanyaan yang diajukan akan berbeda satu sama lain, sesuai dengan kebutuhan informasi dan kapasitas narasumber. c. Dokumentasi Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen. Dokumen yang dipakai dalam penelitian ini termasuk dalam data sekunder, adalah dokumen mengenai Tirta Sanita Hot Spring Ciseeng Parung Bogor. Yang diperoleh baik dari tulisan, artikel, media massa, maupun dari internet ataupun dari pengelola Tempat tersebut.