IV. METODE PENELITIAN 4.1.
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di objek wisata Taman Wisata Tirta Sanita
yang terletak di Desa Bojong Indah, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwa kawasan Taman Wisata Tirta Sanita merupakan salah satu objek wisata yang potensi wisatanya belum dimanfaatkan secara optimal. Namun, selama beberapa periode perkembangan jumlah wisatawan kawasan Taman Wisata Tirta Sanita terus mengalami peningkatan. Hal ini berpeluang untuk terus dikembangkan dan dapat menimbulkan dampak ekonomi bagi masyarakat setempat. Pengambilan data di lapangan dilakukan mulai bulan Agustus-September 2009. Data yang diperoleh melalui survei lapang dan wawancara yang dilakukan terhadap pengunjung Taman Wisata Tirta Sanita yang ditemui pada saat penelitian. Selain itu, wawancara juga dilakukan terhadap unit usaha, tenaga kerja lokal dan masyarakat sekitar kawasan Taman Wisata Tirta Sanita. 4.2.
Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder
yang
diolah
baik
secara
kuantitatif
maupun
kualitatif
dan
diinterpretasikan secara deskriptif. Pengumpulan data primer tersebut dilakukan dengan pengamatan dan wawancara langsung kepada responden dengan bantuan kuesioner. Data primer meliputi karakteristik pengunjung objek Taman Wisata Tirta Sanita, pendapatan dari unit usaha, pendapatan dan pengeluaran tenaga kerja lokal di lokasi wisata dan keterlibatan masyarakat lokal sekitar.
Data sekunder dalam penelitian ini meliputi keadaan umum lokasi wisata (sejarah, status, letak dan luas, keadaan fisik serta potensi wisata) dan jumlah kunjungan pengunjung yang diperoleh dari pengelola Taman Wisata Tirta Sanita dan studi literatur lainnya. 4.3.
Metode Pengambilan Sampel Metode pengambilan contoh terhadap pengunjung menggunakan metode
non-probability sampling yaitu semua objek penelitian tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai responden (Juanda, 2007). Responden dipilih dengan menggunakan metode convenience sampling, dimana peneliti mengambil contoh yang mudah tersedia, sembarang atau kebetulan ditemui. Hal ini relatif lebih mudah cepat serta menghemat biaya, namun tentunya dengan menjamin tingkat ketelitian. Responden yang terpilih adalah pengunjung sebanyak 80 orang. Metode pengambilan contoh responden pada unit usaha dan tenaga kerja lokal serta masyarakat sekitar dilakukan dengan bentuk purposive sampling, dimana anggota responden akan dipilih dan disesuaikan berdasarkan kriteria tertentu yaitu eterwakilan jenis usahanya. Responden terpilih untuk unit usaha sebanyak 30 orang dan tenaga kerja lokal sebanyak 30 orang. Sedangkan pengambilan contoh responden untuk masyarakat sekitar dengan pertimbangan kriteria responden terpilih adalah masyarakat yang mengetahui keberadaan Taman Wisata Tirta Sanita sebanyak 30 orang.
27
4.4.
Analisis Data Analisis data bertujuan untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk
yang lebih mudah dipahami dan diinterpretasikan. Metode analisis data yang akan dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Tabel 2. Matriks Metode Analisis Data No 1
2
3
Tujuan Penelitian Identifikasi karakteristik dan penilaian pengunjung, unit usaha, tenaga kerja dan masyarakat sekitar objek wisata Taman Wisata Tirta Sanita. Kajian mengenai faktorfaktor sosial ekonomi yang mempengaruhi fungsi permintaan wisata ke objek wisata Taman Wisata Tirta Sanita. Dampak ekonomi yang ditimbulkan dari kegiatan Taman Wisata berbasis masyarakat lokal di sekitar objek wisata Taman Wisata Tirta Sanita.
Sumber Data Wawancara dengan menggunakan kuesioner.
Metode Analisis Data Analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan Microsoft Office Excel.
Wawancara dengan menggunakan kuesioner.
Analisis Regresi Poisson dengan Microsoft Office Excel dan Stata 9.
Wawancara dengan menggunakan kuesioner.
Keynesian Multiplier dengan Microsoft Office Excel.
4.4.1. Analisis Biaya Perjalanan (Travel Cost Analysis) Biaya
perjalanan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan pengunjung
dalam satu kali perjalanan rekreasi meliputi biaya konsumsi selama rekreasi (total konsumsi selama rekreasi dikurangi biaya konsumsi sehari-hari), biaya transportasi, biaya dokumentasi dan biaya lain-lain. Dihitung dengan rumus: BP = TR + DC + ( KR- KS) + LL BP
: Biaya perjalanan rata-rata (Rp/orang/hari)
TR
: Biaya transportasi (Rp/orang/hari)
28
DC
: Biaya dokumentasi (Rp)
KR
: Biaya konsumsi selama rekreasi (Rp/orang/hari)
KS
: Biaya konsumsi sehari-hari (Rp/orang/hari)
LL
: Biaya lain-lain (Rp)
Tarif masuk tidak dimasukkan ke dalam perhitungan biaya perjalanan karena merupakan suatu konstanta. Permintaan wisata hanya terdefinsi untuk bilangan bulat yang tidak pernah negatif, sehingga untuk mengestimasi permintaan wisata dapat dilakukan dengan model Negatif Binomial maupun Model Poisson. Perhitungan nilai ekonomi ini menggunakan analisis regresi Poisson, dimana menurut Hellerstein et al (1993) dalam Nurdini (2004), regresi Poisson tidak seperti regresi linier biasa yang diduga dengan ordinary least square (OLS) dimana R-squares bersifat aditif terhadap model, maka R-squares dalam regresi Poisson bersifat parametrik dan sudah dimasukkan dalam model. Dengan kata lain R-squares tidak terlalu penting untuk regresi Poisson. Tapi bukan berarti bahwa model yang didapat akan mampu meramalkan dengan tepat jumlah kunjungan seseorang secara pasti (akurat). Penafsiran pengaruh koefisien independent variable regresi Poisson ini sedikit berbeda dengan penafsiran terhadap hasil regresi linier dengan OLS. Sebagai contoh, dalam regresi linier koefisien regresi yang bertanda positif akan meningkatkan nilai dependent variable sedangkan dalam regresi Poisson nilai independent variable yang bertanda positif berarti akan meningkatkan peluang rata-rata kejadian. Dalam regresi OLS dapat dinyatakan peningkatan suatu independent variable tertentu sebanyak satu satuan akan meningkatkan dependent variable sebesar nilai koefisiennya, cateris paribus. Sedangkan dalam regresi
29
Poisson hanya dapat dinyatakan bahwa peningkatan independent variable yang bertanda positif akan meningkatkan peluang rata-rata dependent variable, cateris paribus. Pendugaan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata ke Taman Wisata Tirta Sanita dilakukan dengan metode biaya perjalanan individual (Individual Travel Cost Method) tiap individu pertahun kunjungan, yaitu: Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3+ b4X4+ b5X5+ b6X6 + b7X7 + b8X8+ b9X9 + b10X10 +ε dimana: Y
= Jumlah kunjungan/trip tahunan ke lokasi Taman Wisata Tirta Sanita (jumlah kunjungan per tahun)
X1
= Biaya Perjalanan individu ke lokasi Taman Wisata Tirta Sanita (rupiah)
X2
= Pendapatan responden (rupiah per tahun)
X3
= Taraf pendidikan responden (tahun)
X4
= Umur responden (tahun)
X5
= Waktu tempuh ke lokasi Taman Wisata Tirta Sanita (menit)
X6
= Jarak tempuh ke lokasi Taman Wisata Tirta Sanita (km)
X7
= Jumlah tanggungan (orang)
X8
= Lama kunjungan ke lokasi Taman Wisata Tirta Sanita (menit)
X9
= Jumlah rombongan (orang)
X10
= Pengetahuan pengunjung terhadap objek wisata (tahun)
ε
= Error term
b1- b10 = Koefisien regresi untuk faktor X1-X10
30
Variabel-variabel diatas dipilih berdasarkan teori-teori, penelitian terdahulu dan observasi di lapang. Data yang telah dikumpulkan penelitian ini diolah dengan menggunakan program Stata 9 untuk membentuk model regresi berganda. 4.4.2. Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Taman Wisata Tirta Sanita Terhadap Masyarakat Lokal Analisis dilakukan pada masing-masing kelompok pelaku kegiatan wisata yaitu, unit usaha lokal penyedia barang dan jasa untuk kegiatan wisata (META, 2001). Informasi penting terkait dengan dampak ekonomi adalah: (1) proporsi perputaran uang yang berasal dari pengeluaran pengunjung ke unit usaha tersebut, (2) proporsi antara kesempatan kerja yang dapat diciptakan oleh unit usaha tersebut (full time, part time, seasonal), (3) proporsi dari perputaran arus uang terhadap tenaga kerja lokal, supplier, investor, pajak, (4) tipe dan kuantitas bahan baku yang dibutuhkan, apakah berasal dari luar atau dalam wilayah dan (5) rencana investasi ke depan. Sejumlah informasi tersebut diharapkan dapat diperoleh perkiraan mengenai dampak langsung (direct impact) dari pengeluaran pengunjung terhadap masyarakat lokal, perkiraan biaya sumberdaya yang diperlukan untuk menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh pengunjung, serta estimasi mengenai rencana investasi ke depan. Kelompok kedua adalah tenaga kerja lokal pada unit usaha lokal penyedia barang dan jasa untuk kegiatan wisata. Informasi penting terkait dengan dampak ekonomi adalah: (1) jumlah tenaga kerja yang terdapat pada lokasi wisata, (2) jumlah jam kerja dan tingkat upah, (3) proporsi dari pengeluaran sehari-hari pekerja yang dilakukan di dalam dan di luar wilayah, (4) kondisi pekerjaan sebelum bekerja di unit usaha ini, dan (5) pelatihan atau kursus yang pernah diikuti. Informasi yang diperoleh diharapkan dapat memperkiraan dampak tidak 31
langsung (indirect impact) dan dampak ikutan (induced impact) dari pengeluaran pengunjung. Kelompok ketiga adalah masyarakat lokal. Informasi penting yang terkait dengan dampak ekonomi adalah informasi mengenai manfaat dan biaya yang ditimbulkan dari kegiatan wisata tersebut. Informasi yang didapat dari responden akan memberikan informasi mengenai pengeluaran pengunjung, serta aliran uang sejumlah dana tersebut yang akan
berdampak langsung, tidak langsung dan ikutan (induced impact) bagi
perekonomian masyarakat lokal. Dampak ekonomi ini dapat diukur dengan menggunakan efek pengganda (multiplier) dari arus uang yang terjadi. Dalam mengukur dampak ekonomi pariwisata terhadap perekonomian masyarakat lokal terdapat dua tipe pengganda, yaitu (META,2001): 1. Keynesian Local Income Multiplier, yaitu nilai yang menunjukkan berapa besar pengeluaran pengunjung berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat lokal. 2.
Ratio Income Multiplier, yaitu nilai yang menunjukkan seberapa besar dampak langsung yang dirasakan dari pengeluaran pengunjung berdampak terhadap perekonomian lokal. Pengganda ini mengukur dampak tidak langsung dan dampak lanjutan (induced impact).
Secara matematis dirumuskan : Keynesian Income Multiplier
=
Ratio Income Multiplier, Tipe I = Ratio Income Multiplier, Tipe II = dimana: E : Tambahan pengeluaran pengunjung (rupiah) 32
D : Pendapatan lokal yang diperoleh secara langsung dari E (rupiah) N : Pendapatan lokal yang diperoleh secara tidak langsung dari E (rupiah) U : Pendapatan lokal yang diperoleh secara induced dari E (rupiah) Dengan mengidentifikasi dampak ekonomi yang ditimbulkan dari objek wisata ini, selanjutnya dapat diidentifikasi produk atau jasa yang belum tersedia di lokasi tersebut, besarnya permintaan terhadap barang tersebut dan manfaatnya bagi masyarakat sekitar. Hal ini juga dapat dijadikan rekomendasi bagi pengelola dan Pemerintah Daerah untuk pengembangan objek wisata tersebut. 4.4.3. Hipotesis Penelitian Menurut Juanda (2007), untuk mempermudah proses analisis, maka dianjurkan untuk menyusun hipotesis dalam membuat rancangan penelitian. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Biaya perjalanan ke lokasi wisata, jarak tempuh, waktu tempuh, umur dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh nyata secara negative terhadap kunjungan ke Taman Wisata Tirta Sanita. 2. Tingkat pendapatan, taraf pendidikan, lama kunjungan ke Taman wisata Tirta Sanita dan pengetahuan pengunjung terhadap objek wisata berpengaruh nyata secara positif terhadap kunjungan ke Taman Wisata Tirta Sanita.
33
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1.
Keadaan Lokasi Penelitian Taman Wisata Tirta Sanita merupakan salah satu objek wisata yang
terdapat di kawasan Kabupaten Bogor. Secara Administratif terletak di Desa Bojong Indah RT 15 RW 04, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Adapun batasan kawasan ini meliputi Desa Cogleg, Desa Cihoe, Desa Bojong Sempu dan Desa Waru. Secara astronomis, Desa Bojong Indah terletak pada 23,5 LU–66,5 LU dan 23,5 LS–66,5 LS, dengan suhu pada kisaran 15-22C. Daerah ini berada pada ketinggian 600–1500 meter dpl dengan curah hujan berkisar antara 1000-1500 ml/tahun. Luas kawasan Taman Wisata Tirta Sanita seluas 13 ha yang terdiri dari lahan milik Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor seluas 21.675 m2. Pada tahun 1970 kawasan wisata ini dibuka untuk umum dan dikelola langsung oleh aparat desa setempat dibawah naungan Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor. Namun sejak tahun 1990, objek wisata ini dikelola oleh PT. Supra Piranti Wisata Ria dengan sistem sewa jangka panjang kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor. Daya tarik utama dari objek wisata ini berupa pemandangan bukit kapur yang mengasilkan air panas alami dan merupakan sentral dari lokasi pemandian ini. Selain itu, wisata alam ini merupakan kawasan wisata pemandian air panas yang letaknya relatif lebih dekat dengan ibukota dibandingkan wisata pemandian air panas lain yang terdapat di Kabupaten Bogor. Pada beberapa bagian dari bukit ini dipahat menyerupai anak tangga sehingga memungkinkan pengunjung untuk mendakinya. Di atas bukit kapur, terdapat sebuah kolam kecil berisi air panas alami yang menghasilkan bau belerang yang cukup menyengat berwarna putih
kehijau-hijaun. Air panas alami tersebut mengandung material kimia diantaranya kapur, belerang, garam dan zat kimia lainnya dengan suhu berkisar antara 3242C. Menurut penelitian yang dilakukan oleh TEMAC (Thai Engineering Materials Co. Ltd) Thailand, sumber air panas di objek wisata ini sangat berguna untuk pengobatan penyakit kulit, tulang, pegal-pegal, dan kecantikan. Kondisi wisata alam Gunung Kapur dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Bukit Kapur Objek Wisata Taman Wisata Tirta Sanita Pada kawasan wisata ini juga terdapat restoran, warung-warung dan kioskios cinderamata yang sebagian besar pemiliknya merupakan masyarakat lokal. Restoran tersebut terdapat di tengah danau dan warung-warung yang terdapat di Taman Wisata Tirta Sanita sebagian besar merupakan warung yang menjual berbagai makanan dan minuman sehingga mempermudah para pengunjung untuk membeli sesuai dengan yang diinginkan. Sedangkan kios cenderamata yang terdapat di Taman Wisata Tirta Sanita berupa kios yang sebagian besar menjual berbagai mainan anak-anak dan kaos. Tiket masuk yang diberlakukan berbeda-beda berdasarkan hari kedatangan dan kategori usia (dewasa dan anak-anak). Untuk hari biasa (senin-jumat), tiket
35
masuk untuk pengunjung dewasa dan anak-anak sebesar Rp 6.000,00 dan Rp 4.000,00. Sedangkan hari libur tiket masuk masing-masing pengunjung dewasa dan anak-anak sebesar Rp 7.000,00-Rp. 8.000,00 dan Rp 5.000,00. Pada hari libur, pengunjung juga dimanjakan dengan panggung hiburan musik. Hal ini menjadi nilai tambah bagi objek wisata Taman Wisata Tirta Sanita agar semakin banyak pengunjung yang menjadikan lokasi ini tujuan wisata. Taman Wisata Tirta Sanita ini memiliki beberapa fasilitas lain, diantaranya: kamar mandi air panas, kolam renang, sarana hiburan dan taman rekreasi, sarana bermain anak dan dewasa, paket outbond, penginapan, serta gedung serba guna. Tiket untuk masing-masing fasilitas berbeda-beda. Untuk kamar mandi air panas dewasa, sebesar Rp 7.000,00 per orang untuk kamar biasa (ukuran 2×2 m) atau Rp 10.000,00 per orang untuk kamar VIP (ukuran 4×4m). Sedangkan kolam rendam dan kolam renang anak-anak sebesar Rp 4.000,00 dan Rp 3.000,00 per orang. Tiket yang diberlakukan untuk sarana permainan anak dan dewasa mulai dari Rp 5.000,00 hingga Rp 25.000,00. Untuk paket outbond tiket yang diberlakukan mulai dari Rp 125.000,00 hingga Rp 260.000,00. Tarif penginapan mulai dari Rp 100.000,00 hingga Rp 165.000,00.
36
5.2.
Aksesibilitas Aksesibilitas menuju Kawasan Taman Wisata Tirta Sanita ini dapat
dikatakan relatif mudah karena dapat ditempuh dengan berbagai jenis kendaraan umum dan pribadi. Semua jenis kendaraan bisa masuk hingga pintu gerbang utama. Untuk menuju kawasan ini dapat ditempuh dari berbagai jalur jalan, baik melalui jalur Jalan Munjul, jalur Jalan Parung atau jalur tol Serpong. Pada jalur Jalan Parung akan mengalami hambatan karena adanya aktivitas pasar sehingga menimbulkan kemacetan. Untuk saat ini masih terdapat hambatan lain seperti jalan yang rusak dan perbaikan jalan. Namun demikian, hambatan-hambatan tersebut diduga tidak berpengaruh terhadap keinginan masyarakat untuk berekreasi di objek wisata ini.
37