40
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian a. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di salah satu taman kanak-kanak didaerah Bandung Barat tepatnya di daerah Kota Baru Parahyangan bernama TK. Cahaya Bangsa Classical School (CBCS). TK ini berdiri sejak tahun 2003 sampai saat ini. Penelitian ini sudah mendapat ijin dan dukungan dari pihak sekolah maupun pemerintah setempat. TK. CBCS sudah mulai berkembang dari hanya beberapa anak sampai saat ini memiliki lebih dari 120 anak. Subjek penelitian akan mengambil sampel dari salah satu kelas. b. Subjek Penelitian Subjek dari penelitian ini diambil sampelnya dari satu kelas yang berjumlah 14 anak berusia 4-5 tahun. Anak-anak ini dipimpin oleh dua guru, sehingga perbandingannya 1:7, satu guru berbanding tujuh anak. Adapun komposisi sampel yang ada di lapangan adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Komposisi Sampel Subjek Penelitian No.
Nama anak
Jenis kelamin
Tanggal lahir
1.
Audrey I.
Perempuan
29 Oktober
2.
E. zefanya
Perempuan
22 November
Setiawati, 2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK USIA DINI MELALUI MODEL AKUISISI LITERASI DI TAMAN KANAK-KANAK CAHAYA BANGSA CLASSICAL SCHOOL (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Usia Dini di TK Cahaya Bangsa Classical School, Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
41
3.
Filemon Sean D.
Lelaki
26 April
4.
G. Abigail
Perempuan
16 Maret
5.
Gaellen
Perempuan
3 Maret
6.
Gerald
Lelaki
6 Augustus
7.
Gregory L.
Lelaki
12 Desember
8.
Keshii A.
Perempuan
8 Mei
9.
L.R. Troy
Lelaki
11 Maret
10.
M. Jonathan
Lelaki
11 April
11.
Michella
Perempuan
3 Februari
12.
Nabila D. E . M.
Perempuan
1 November
13.
Vic Jadrosa
Lelaki
19 juni
14.
Wanson
Lelaki
22 September
B. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas menurut Suhardjono (2006) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Menurut beliau fokus dari Penelitian Tindakan Kelas sendiri bukanlah pada input kelas ataupun outputnya melainkan pada proses belajar mengajarnya sendiri yang terjadi di kelas. Kelas yang di maksudkan disini tidaklah berpatok pada bangunan kotak yang dibatasi oelh tembok berbentuk segiempat seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (2006), itu merupakan pengertian kolot. Selanjutnya lagi Arikunto menjelaskan pengertian Setiawati, 2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK USIA DINI MELALUI MODEL AKUISISI LITERASI DI TAMAN KANAK-KANAK CAHAYA BANGSA CLASSICAL SCHOOL (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Usia Dini di TK Cahaya Bangsa Classical School, Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
42
Penelitian Tindakan Kelas berdasarkan kata penyusunnya terdapat tiga unsur pengertian yang dapat dijabarkan yaitu: Penelitian berarti menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian, tindakan berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Alasan bagi peneliti memilih PTK sebagai desain penelitiannya adalah karena PTK memiliki beberapa prinsip yang sesuai dengan apa yang diinginkan peneliti. Beberapa prinsip dari PTK menurut Arikunto (2006) adalah kegiatan nyata dalam situasi rutin artinya penelitian dilakukan tanpa mengubah situasi rutin sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan kapan saja. PTK juga harus didasari dengan kesadaran diri akan perbaikan kinerja, dengan kata lain dilakukan secara sukarela tanpa paksaan. PTK dimulai dengan mengadakan analisis SWOT. Analisa ini melihat Strength (S) dan Weaknesses (W) yang berarti mengamati kekuatan dan kelemahan pada peneliti dan subjek yang diteliti secara langsung dari dalam diri masing-masing. Sedangkan Opportunity (O) dan Threat (T) adalah hal-hal yang ada diluar dari diri peneliti maupun subjek yang diteliti yang dapat dimanfaatkan dan hal-hal yang dapat menjadi hambatan atau bahkan hal-hal yang dapat menjadi resiko. Prinsip berikutnya adalah PTK harus mengikuti prinsip empiris yaitu Setiawati, 2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK USIA DINI MELALUI MODEL AKUISISI LITERASI DI TAMAN KANAK-KANAK CAHAYA BANGSA CLASSICAL SCHOOL (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Usia Dini di TK Cahaya Bangsa Classical School, Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
43
berkaitan dengan pengalaman dan juga sistemik yaitu pelaksaannya harus saling terkait dengan sistem yang sudah berjalan, jika peneliti mengupayakan cara baru harus dipikirkan juga sarana prasarana yang dapat mendukung. Terakhir prinsip PTK
adalah
SMART
yang
merupakan
singkatan
dari
Specific
(S) artinya khusus dan tidak terlalu umum, Manageable (M) pelaksanaannya dapat dikelola, Acceptable (A) dapat diterima oleh lingkungan, Realistic (R) dalam arti tidak menyimpang dari kenyataan dan dapat bermanfaat, Time-bound (T) artinya tindakan dalam PTK sudah ditentukan jangka waktunya, dan dapat diketahui kapan hasilnya dapat terlihat. Selain itu hal yang terpenting dari PTK menurut Arikunto (2006) adalah Penelitian Tindakan Kelas harus cemerlang dan bukan seperti biasanya, juga harus berpusat pada proses dan bukan hanya hasil akhir semata. Sebelum melaksanakan Peneletian Tindakan Kelas peneliti terlebih dahulu akan melakukan Penyusunan Rencana Tindakan. Setelah mengetahui masalah yang terjadi di lapangan maka peneliti mulai menyusun rencana tindakan apa yang harus dilaksanakan peneliti melihat bahwa stimulasi model Akuisisi Literasi dapat menjadi jawaban. Melalui model ini anak diharapkan dapat terstimulasi dalam segi membaca dan menulis tanpa adanya paksaan, sehingga mengurangi resiko anak nantinya tidak menyukai membaca. Model Akuisisi Literasi juga dapat mendorong anak untuk mencoba menulis dan tertarik pada tulisan.
Setiawati, 2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK USIA DINI MELALUI MODEL AKUISISI LITERASI DI TAMAN KANAK-KANAK CAHAYA BANGSA CLASSICAL SCHOOL (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Usia Dini di TK Cahaya Bangsa Classical School, Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
44
Tindakan akan dilakukan melalui beberapa siklus sesuai dengan apa yang menjadi ciri dari PTK. Suhardjono (2006) dalam tulisannya yang berjudul Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Kegiatan Pengembangan Profesi Guru memaparkan empat kegiatan yang utama yang ada pada setiap siklus. Emapt kegiatan itu terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Pelaksanaan empat kegiatan itu dilaksanakan pada siklus 1, lalu peneliti melihat hasil yang diberikan. Setelah melihat hasil maka peneliti melihat hal-hal yang baik yang dapat diteruskan namun harus juga dapat melihat hal-hal yang harus diperbaiki, contohnya mungkin media kurang memenuhi kebutuhan anak atau setting ruangan yang tidak mendukung dan sebagainya. Perbaikan dari siklus pertama dilanjutkan pada siklus 2.
Pada siklus kedua ini hampir sama dengan
siklus yang pertama lalu dilihat apakah proses mendapatkan hasilnya sesuai dengan yang diinginkan. Siklus ini berlanjut beberapa kali. Empat kegiatan itu dapat digambarkan melalui gambar berikut:
Setiawati, 2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK USIA DINI MELALUI MODEL AKUISISI LITERASI DI TAMAN KANAK-KANAK CAHAYA BANGSA CLASSICAL SCHOOL (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Usia Dini di TK Cahaya Bangsa Classical School, Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
45
Gambar 3.1 Gambar penyusunan rancangan proses PTK menurut Suhardjono (2006)
Permasalahan
SIKLUS I
Permasalahan baru hasil refleksi
SIKLUS II
Apabila permasalahan belum terselesaikan
Perencanaan Tindakan 1
Pelaksanaan tindakan 1
Refleksi 1
Pengamatan/ Pengumpulan data 1
Perencanaan Tindakan 2
Pelaksanaan tindakan 2
Refleksi 2
Pengamatan/ Pengumpulan data 2
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
Jumlah siklus yang akan dilaksanakan pada penelitian tindakan kelas tidak dibatasi sampai berapa siklus. Hal itu bergantung pada penilaian peneliti dan
Setiawati, 2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK USIA DINI MELALUI MODEL AKUISISI LITERASI DI TAMAN KANAK-KANAK CAHAYA BANGSA CLASSICAL SCHOOL (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Usia Dini di TK Cahaya Bangsa Classical School, Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
46
kepuasan peneliti dalam melihat proses dan hasil yang diberikan. Suhardjono menyarankan agar siklus ini sendiri tidak kurang dari dua siklus. a. Prosedur Penelitian Masalah yang terjadi di lapangan di sebuah TK tempat peneliti melakukan penelitian adalah ditemukannya beberapa anak yang mampu mengeja dengan baik namun tidak dapat mengerti makna atau arti yang ada dibalik tulisan tersebut. Ada juga yang mampu membaca dan mengerti dengan baik namun mengalami kesulitan untuk mengenal nama huruf per huruf dalam kata tersebut. Setelah melalui tahap observasi dilapangan peneliti melihat bahwa masalah tersebut timbul dikarenakan cara pembelajaran yang digunakan di TK tersebut adalah cara pembelajaran yang masih menggunakan metoda linear, dimana anak dikenalkan huruf per huruf dan menghafal bunyi yang dihasilkan. Lalu mengabungkan huruf-huruf tersebut sesuai bunyi fonetiknya dan membentuk suatu kata. Untuk beberapa anak terkadang bunyi-bunyi tersebut walau dapat dibunyikan secara tepat namun setelah ditanya apakah dia tau apa yang dibacakan tidak dapat menjawab apa makna tulisan yang dibacanya. Masalah tersebut dilihat peneliti dapat diatasi dengan metoda stimulasi BTAL (Baca-Tulis melalui Akuisisi Literasi) b. Sasaran Penelitian Stimulasi ini diberikan kepada anak berusia 4-5 tahun yang berjumlah 14 anak di sebuah TK di daerah Bandung Barat. Setelah peneliti mengidentifikasi masalah Setiawati, 2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK USIA DINI MELALUI MODEL AKUISISI LITERASI DI TAMAN KANAK-KANAK CAHAYA BANGSA CLASSICAL SCHOOL (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Usia Dini di TK Cahaya Bangsa Classical School, Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
47
yang terjadi, peneliti berharapkan setelah PTK ini dilaksanakan maka anak-anak akan lebih terstimulasi untuk dapat lebih lagi tertarik akan membaca dan menulis, terutama memaknai arti tulisan tersebut dan mencoba untuk menuliskan kembali kata-kata yang mereka dapat baca. c. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan, observasi, penugasan, unjuk kerja, pencatatan anekdot, percakapan/dialog, dan dokumentasi hasil karya anak (portofolio). Hal ini sesuai dengan jenis evaluasi berdasarkan PERMEN 58 tahun 2009. Observasi yang dimaksud adalah pengamatan yang dilakukan peneliti untuk melihat dan memotret kegiatan yang terjadi dilapangan dan dilakukan secara informal. Penugasan yang dimaksud adalah anak diminta untuk memilih alat yang akan digunakan dalam penelitian yang telah disiapkan terlebih dahulu oleh peneliti. Unjuk kerja adalah anak diminta untuk melakukan aktivitas yang telah disiapkan oleh peneliti. Pencatatan anekdot dilakukan oleh peneliti sepanjang penelitian. Percakapan atau dialog dilakukan kepada kepala sekolah dan guru yang bersangkutan lalu dicatat secara tertulis. Sedangkan dokumentasi hasil karya anak (portofolio) disimpan oleh peneliti untuk melihat perkembangan yang terjadi. d. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian haruslah divalidasi dan reliable sesuai dengan yang dikemukakan oleh Supardi (2006). Valid dalam arti Setiawati, 2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK USIA DINI MELALUI MODEL AKUISISI LITERASI DI TAMAN KANAK-KANAK CAHAYA BANGSA CLASSICAL SCHOOL (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Usia Dini di TK Cahaya Bangsa Classical School, Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
48
instrumen yang digunakan dapat mampu dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur. Alat yang digunakan juga harus konsisten dan akurat dalam arti tidak berubah-rubah dan dapat dipercaya, ini yang disebut dengan reliabilitas. Sehingga instrumen yang digunakan dapat dipakai beberapa kali. Pembuatan instrumen didasari oleh teori Jennings et all. (2006:168) yang menjelaskan konsep membaca dini kedalam enam area yang harus dikembangkan yaitu: 1. Oral Language Development (Pengembangan Bahasa Lisan) 2. Concepts About Print (Konsep tentang tulisan) 3. Alphabet Knowledge (Pengenalan Huruf) 4. Phonemic Awareness (Kesadaran fonetik) 5. Letter-sound Correspondence (Korespondensi Bunyi Huruf) 6. Beginning Reading Vocabularies (Kosakata Awal Membaca) Keenam area ini dikembangkan lagi untuk dapat menilai tingkat penangkapan anak. Tingkat penangkapannya sendiri dibagi menjadi tiga kategori yaitu kurang kurang, cukup dan baik. Adapun kisi-kisi dan istrumen instrumen yang digunakan dalam penelitian ini akan diperlihatkan melalui tabel dibawah ini: Kisi Kisi Instrumen Penelitian 1. Oral Language Development (Perkembangan Bahasa Lisan)
Setiawati, 2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK USIA DINI MELALUI MODEL AKUISISI LITERASI DI TAMAN KANAK-KANAK CAHAYA BANGSA CLASSICAL SCHOOL (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Usia Dini di TK Cahaya Bangsa Classical School, Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
49
Anak mampu menyimak dan mendengarkan cerita dalam kurun waktu 10-15 menit. Anak terlibat dalam kegiatan membaca keras atas inisiatif sendiri. Anak mampu menjawab pertanyaan sederhana tentang fakta cerita dari cerita yang dibacakan “sesuai kemampuan” Anak menyukai permainan bahasa yang berkaitan dengan kegiatan membaca seperti “acak huruf”, “susun huruf”, “tebak kata” dan lainnya. Anak suka bertanya mengenai tulisan yang ada disekitarnya. 2. Concepts About Prints (Konsep Tentang Tulisan) Anak mampu membedakan tulisan dengan bentuk lain, misalnya gambar, garis dan sebagainya Anak dapat membedakan tulisan namanya dengan anama temannya. Anak dapat menunjukan tulisan nama temannya. Anak dapat membedakan huruf/tulisan yang terbalik dan tidak terbalik. Anak dapat mengenali bentuk tertulis yang merupakan kata. Anak mampu membaca tulisan sesuai aturan dari kiri ke kanan atau dari atas kebawah. 3. Alphabetical Knowledge (Pengenalan Huruf) Anak mampu membedakan bentuk huruf dalam alphabet . Anak mampu menyebutkan nama-nama huruf secara tepat. Anak mampu mengenal huruf dalam kata Anak mampu menyebutkan jumlah huruf dalam kata-kata Setiawati, 2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK USIA DINI MELALUI MODEL AKUISISI LITERASI DI TAMAN KANAK-KANAK CAHAYA BANGSA CLASSICAL SCHOOL (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Usia Dini di TK Cahaya Bangsa Classical School, Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
50
4. Phonemic Awareness (Kesadaran Fonetik) Anak mampu membedakan bunyi awal dalam sebuah kata. Anak mampu menggabungkan bunyi huruf-huruf yang berbeda Anak mampu melengkapi suku kata yang hilang Anak mampu merangkai 3 huruf menjadi kata dengan pola Consonant-Vowel – Consonant 5. Letter-sound Correspondence (Korespondensi Bunyi Huruf terhadap bentuk huruf) Anak dapat mencocokan huruf yang sama dengan contoh Anak dapat mencocokan huruf dengan fonemnya, kata dengan lafalnya. Anak dapat mencari huruf yang samadalam kata yang berbeda.(Contohnya huruf „d‟ pada kodomo dan pepsodent) Anak dapat menguraikan kata berdasarkan huruf penyusunnya berdasarkan contoh. Anak dapat mengenali huruf-huruf yang dihilangkan dalam kata. 6. Beginning Reading Vocabularies ( Kosakata Awal Membaca) Anak mampu memasangkan tulisan sederhana pada gambar yang sesuai Anak dapat mengenali beberapa kata sederhana/ label yang familiar. Anak dapat menekankan ucapan suku kata dalam kata (Contohnya: Dog, Magnum, Big, dan lainnya)
Tabel 3.2 Tabel Daftar Checklist Instrument Penelitian
Setiawati, 2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK USIA DINI MELALUI MODEL AKUISISI LITERASI DI TAMAN KANAK-KANAK CAHAYA BANGSA CLASSICAL SCHOOL (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Usia Dini di TK Cahaya Bangsa Classical School, Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
51
No.
Aspek yang diamati
Penilaian Perolehan Baik
Keterangan
Cukup Kurang
Oral Language Development (Perkembangan Bahasa Lisan) 1.
Anak mampu menyimak dan mendengarkan
cerita
dalam
kurun waktu 10-15 menit. 2.
Anak terlibat dalam kegiatan membaca keras atas inisiatif sendiri.
3.
Anak
mampu
pertanyaan
menjawab
sederhana
tentang
fakta cerita dari cerita yang dibacakan “sesuai kemampuan” 4.
Anak
menyukai
permainan
bahasa yang berkaitan dengan kegiatan membaca seperti “acak huruf”, “susun huruf”, “tebak kata” dan lainnya. 5.
Anak suka bertanya mengenai tulisan yang ada disekitarnya.
Concepts About Prints (Konsep Tentang Tulisan) 6.
Anak
mampu
membedakan
Setiawati, 2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK USIA DINI MELALUI MODEL AKUISISI LITERASI DI TAMAN KANAK-KANAK CAHAYA BANGSA CLASSICAL SCHOOL (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Usia Dini di TK Cahaya Bangsa Classical School, Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
52
tulisan
dengan
misalnya
bentuk
gambar,
lain,
garis
dan
sebagainya 7.
Anak dapat membedakan tulisan namanya
dengan
anama
temannya. 8.
Anak dapat menunjukan tulisan nama temannya.
9.
Anak
dapat
membedakan
huruf/tulisan yang terbalik dan tidak terbalik. 10.
Anak dapat mengenali bentuk tertulis yang merupakan kata.
11.
Anak mampu membaca tulisan sesuai aturan dari kiri ke kanan atau dari atas kebawah.
Alphabetical Knowledge (Pengenalan Huruf) 12. 13.
Anak mampu membedakan bentuk huruf dalam alphabet . Anak mampu menyebutkan nama-nama huruf secara tepat.
14.
Anak mampu mengenal huruf dalam kata
15.
Anak mampu menyebutkan jumlah huruf dalam kata-kata
Setiawati, 2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK USIA DINI MELALUI MODEL AKUISISI LITERASI DI TAMAN KANAK-KANAK CAHAYA BANGSA CLASSICAL SCHOOL (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Usia Dini di TK Cahaya Bangsa Classical School, Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53
Phonemic Awareness (Kesadaran Fonetik) 16.
Anak
mampu
membedakan
bunyi awal dalam sebuah kata. 17.
Anak mampu menggabungkan bunyi huruf-huruf yang berbeda
18.
Anak mampu melengkapi suku kata yang hilang
19.
Anak mampu merangkai 3 huruf menjadi
kata
dengan
pola
Consonant-Vowel – Consonant Letter-sound Correspondence (Korespondensi Bunyi Huruf terhadap bentuk huruf) 20.
Anak dapat mencocokan huruf yang sama dengan contoh
21.
Anak dapat mencocokan huruf dengan fonemnya, kata dengan lafalnya.
22.
Anak dapat mencari huruf yang sama
dalam
kata
berbeda.(Contohnya
yang
huruf „d‟
pada kodomo dan pepsodent) 23.
Anak dapat menguraikan kata berdasarkan huruf penyusunnya
Setiawati, 2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK USIA DINI MELALUI MODEL AKUISISI LITERASI DI TAMAN KANAK-KANAK CAHAYA BANGSA CLASSICAL SCHOOL (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Usia Dini di TK Cahaya Bangsa Classical School, Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
54
berdasarkan contoh. 24.
Anak dapat mengenali hurufhuruf yang dihilangkan dalam kata.
Beginning Reading Vocabularies ( Kosakata Awal Membaca) 25.
Anak
mampu
memasangkan
tulisan sederhana pada gambar yang sesuai 26.
Anak dapat mengenali beberapa kata
sederhana/
label
yang
familiar. 27.
Anak dapat menekankan ucapan suku
kata
dalam
kata
(Contohnya: Dog, Magnum, Big, dan lainnya)
e. Judgment Instrument Judgment instrument ini dilakukan oleh orang yang ahli dalam bidangnya. Beliau akan menilai apakah instrumen yang digunakan telah memenuhi prinsipprinsip yang diperlukan dan dapat digunakan dengan baik.
Setiawati, 2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK USIA DINI MELALUI MODEL AKUISISI LITERASI DI TAMAN KANAK-KANAK CAHAYA BANGSA CLASSICAL SCHOOL (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Usia Dini di TK Cahaya Bangsa Classical School, Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
55
Setelah dilakukan judgement instrument maka peneliti dapat turun ke lapangan dan mulai melaksanakannya di lapangan.
f. Proses Pelaksanaan Tindakan 1.
Perencanaan
Setelah perencanaan penelitian tindakan kelas telah dirancang dengan baik makan maka sikluspun dilakukan. 2.
Siklus
Siklus pertama akan dilakukan pada satu minggu dengan 2 kali pertemuan. Lalu dilihat bagaimana hasil yang diberikan dan dilanjutkan dengan siklus yang kedua dan seterusnya. 3. Persiapan Alat Media dan alat yang digunakan adalah:
Label yang dapat dipajang dikelas seperti nama-nama hari, bulan, nama anak dan lainnya.
Buku-buku cerita bergambar.
Label benda seperti merek (sony, canon, pepsoden, lux).
Permainan seperti huruf lepas tiga dimensi, kartu huruf dan lainnya.
Alat-alat permainan untuk melatih motorik halus seperti playdough, permainan meronce dan lainnya.
Setiawati, 2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK USIA DINI MELALUI MODEL AKUISISI LITERASI DI TAMAN KANAK-KANAK CAHAYA BANGSA CLASSICAL SCHOOL (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Usia Dini di TK Cahaya Bangsa Classical School, Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
56
Alat-alat tulis seperti pensil, spidol, crayon, kertas dan lainnya.
Media untuk kesadaran fonetik sperti huruf lepas untuk bermain tukar huruf.
4. Dokumentasi Dokumentasi yang akan dilaksanakan adalah dengan melalui perekaman video, pengambilan foto dan juga hasil unjuk kerja anak. Dokumentasi digunakan untuk melihat hal-hal yang mungkin terlewat oleh peneliti dan dilihat ulang oleh peneliti sebagai pertimbangan. 5. Tindakan Tindakan yaitu kegiatan yang dilakukan dikelas dalam penerapan model akuisisi literasi ini dilakukan di dalam kelas. Kegiatan berupa membaca buku bersama dimana guru membawakan buku bergambar dihadapan kelas lalu guru mengajukan pertanyaan dan murid menjawab. Guru juga memberikan kesempatan untuk murid bertanya dan guru dapat menjawab. Kegiatan ini dapat menumbuhkan rasa ingin tahu anak dan juga menambah kosa-kata anak. Kegiatan berikutnya adalah anak bermain label benda seperti merek (sony, canon, pepsoden, lux). Anak diminta mencari label kesukaan mereka dan mencoba menbacanya. Jika anak tidak mampu guru memberi bantuan yang mendorong mereka untuk lebih berusaha membaca tanpa paksaan. Setelah itu anak diminta mencocokan label yang mereka ambil dengan label yang sama. Setiawati, 2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK USIA DINI MELALUI MODEL AKUISISI LITERASI DI TAMAN KANAK-KANAK CAHAYA BANGSA CLASSICAL SCHOOL (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Usia Dini di TK Cahaya Bangsa Classical School, Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
57
Anak juga bias diminta untuk menggunting huruf perhuruf yang dapat mendorong mereka sadar akan bunyi fonetik perhurufnya setelah anak menggunting anak juga dapat diminta untuk menggabungkannya kembali menjadi label yang seharusnya. Kegiatan lain yang mendukung adalah kegiatan sentra seperti pojok membaca, pojok motorik halus dan lainnya. Pojok membaca harus diperlengkapi dengan banyaknya bacaan dan buku yang menunjang yang dapat merangsang rasa ingin tahu anak. Buku cerita ditunjang dengan gambar yang menarik dan tulisan yang mudah untuk dibaca anak. Pojok motorik halus anak berisikan alat-alat yang dapat membuat anak ingin membuat karya yang melibatkan motorik halus anak seperti menempel, menulis, merobek, menggunting, melipat, mewarnai, dan lainnya. Pojok ini dilengkapi dengan kertas warna-warni, lem, pensil warna, gunting dan alat tulis lainnya yang menarik bagi anak. g. Pengamatan Pengamatan dilakukan dengan cara observasi, dokumentasi, pencatatan dan juga pengambilan foto. Pengamatan bertujuan untuk melihat apakah model akuisisi literasi ini memberikan efek yang baik bagi anak-anak atau malah membuat masalah baru. Pengamatan sangat penting sebagai acuan untuk menentukan apakah siklus yang berikutnya diperlukan atau tidak. h. Refleksi Refleksi merupakan perenungan untuk melihat apakah
tindakan yang
dilakukan perlu tambahan atau bahkan pengurangan yang akan menunjang siklus Setiawati, 2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK USIA DINI MELALUI MODEL AKUISISI LITERASI DI TAMAN KANAK-KANAK CAHAYA BANGSA CLASSICAL SCHOOL (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Usia Dini di TK Cahaya Bangsa Classical School, Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
58
berikutnya. Refleksi juga bertujuan untuk menilai apakah siklus-siklus yang diberika dirasa cukup atau belum. Setelah peneliti merasa cukup maka PTK boleh berhenti dan saatnya untuk menyusun laporan. C. Penarikan Kesimpulan Kesimpulan diambil setelah seluruh rangkaian siklus selesai lalu peneliti merangkumnya untuk menjel;askan inti dari penelitian tersebut dan bagaimana proses dan hasil yang diberikan sepanjang penelitian ini. Selain dari itu, kesimpulan juga boleh memberikan saran bagi beberapa pihak yang memerlukan masukan agar penelitian berdampak panjang dan memberikan manfaat baik bagi peneliti maupun bagi subjek peneliti dan juga sekolah yang berhubungan.
Setiawati, 2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK USIA DINI MELALUI MODEL AKUISISI LITERASI DI TAMAN KANAK-KANAK CAHAYA BANGSA CLASSICAL SCHOOL (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Usia Dini di TK Cahaya Bangsa Classical School, Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu