55
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Skripsi Analisis Potensi dan Kinerja Pajak Reklame di Kota Surakarta ini dilakukan untuk menganalisis tingkat penerimaan sektor pajak reklame dari tahun. mulai tahun 2004 sampai dengan tahun 2013 dan berbagai permasalahan serta kendala di dalam pelaksanaan kegiatan perpajakan. Data yang digunakan dalam skripsi ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Pemerintah Kota Surakarta.
B. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber dengan cara mengambil data-data statistik yang telah ada serta dokumen-dokumen yang terkait dan diperlukan dihimpun melalui : 1. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah Kota Surakarta. 2. Badan Pusat Statistik Kota Surakarta. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Surakarta tahun 2004 sampai dengan 2013. 2. Penerimaan pajak daerah Kota Surakarta Tahun 2004 sampai dengan 2013.
56
3. Penerimaan pajak reklame di Kota Surakarta tahun 2003 sampai dengan 2013
C.
Definisi Operasional Variabel 1. Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah, yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada daerah dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan asas desentralisasi (UU No. 33 Tahun 2004). Pendapatan Asli Daerah (PAD) tersebut dalam angka rupiah. 2. Pajak Daerah Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada Daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah. Pajak Daerah tersebut dalam angka rupiah. 3. Pajak Reklame Pajak reklame adalah pajak atas penyelenggaraan rekalme yaitu benda, alat, perbuatan atau media yang menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunakan untuk memperkenalkan,
57
menganjurkan mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa, orang, atau badan yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan atau dinikmati oleh umum. Pajak Reklame tersebut dalam angka rupiah. 4. Kontribusi Kontribusi adalah sumbangan yang diberikan pajak reklame untuk penerimaan pajak daerah maupun Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kontribusi pajak reklame dapat dilihat dari prosentase (%) penerimaannya. 5. Efektifitas Efektifitas adalah mengukur hubungan antara hasil pungut suatu pajak dengan potensi pajak itu sendiri. Bentuk ukuran efektifitas tersebut dalam presentase (%). 6. Status Kinerja Status Kinerja adalah segala kemampuan dan kesanggupan untuk menghasilkan penerimaan pajak reklame dalam keadaan 100 % (persen). 7. Elastisitas Elastisitas adalah ukuran derajat kepekaan terhadap suatu perubahan dari salah satu faktor yang mempengaruhinya. Ukuran derajat kepekaan tersebut dalam bentuk presentase (%).
58
D.
Metode Analisis Data Alat analisis dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif yang di dalamnya terdapat analisis kontribusi, matriks kinerja, dan analisis elastisitas. Untuk mengukur kinerja hasil pengupayaan pajak reklame digunakan tolok ukur administrasi efektifitas (Devas, 1989.) 1. Analisis Kontribusi Pajak Reklame terhadap Pajak Daerah Analisis yang digunakan untuk melihat kontribusi pajak reklame terhadap pajak daerah adalah :
2. Analisis Kontribusi Pajak Reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Analisis yang digunakan untuk melihat kontribusi pajak reklame terhadap PAD adalah :
3. Analisis Efektifitas Pajak Analisis ini digunakan untuk mengukur hubungan antara hasil pungut suatu pajak terhadap target penerimaan pajak yang bersangkutan. Rumus efektifitas pajak reklame adalah
59
4. Analisis Elastisitas Pajak Reklame terhadap Pajak Daerah Analisis ini digunakan untuk mengetahui atau menggambarkan besarnya derajat kepekaan dan tingkat perubahan pajak reklame. Akibat adanya perubahan pada jumlah Pajak Daerah. Elastisitas Pajak Reklame terhadap Pajak Daerah yaitu presentase perubahan jumlah Pajak Reklame disebabkan oleh presentase perubahan PAD. Rumus Elastisitas Pajak Reklame terhadap Pajak Daerah adalah (Soedarsono,1986):
Dalam perhitungan menggunakan elastisitas tersebut akan diperoleh tiga kemungkinan hasil perhitungan, yaitu : a. E > 1 (Elastis) Artinya apabila Pajak Daerah (variabel independen) mengalami perubahan sebesar 1% maka Pajak Reklame (variabel dependen) akan mengalami kenaikan perubahan sebesar lebih dari 1%. b. E < 1 (Inelastis) Artinya apabila Pajak Daerah (variabel independen) mengalami perubahan sebesar 1% maka Pajak Reklame (variabel dependen) akan mengalami perubahan kurang dari 1%.
60
c. E = 1 (Unitary Elastis) Artinya apabila Pajak Daerah (variabel independen) mengalami perubahan sebesar 1% maka Pajak Reklame (variabel independen) akan mengalami perubahan sebesar 1% atau besarnya perubahan variabel independen (kenaiakan / penurunan) sama dengan perubahan variabel dependen.
5. Analisis Elastisitas Pajak Reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Analisis ini digunakan untuk mengetahui atau menggambarkan bersarnya drajat kepekaan dan tingkat perubahan pajak reklame. Akibat adanya perubahan pada jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD). Elastisitas Pajak Reklame terhadap PAD yaitu presentase perubahan jumlah Pajak Reklame disebabkan oleh presentase perubahan PAD. Rumus Elastisitas Pajak Reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah (Soedarsono,1986):
Dalam perhitungan menggunakan elastisitas tersebut akan diperoleh tiga kemungkinan hasil perhitungan, yaitu : a. E > 1 (Elastis) Artinya apabila PAD (variabel independen) mengalami perubahan sebesar 1% maka Pajak Reklame (variabel dependen) akan mengalami kenaikan perubahan sebesar lebih dari 1%.
61
b. E < 1 (Inelastis) Artinya apabila PAD (variabel independen) mengalami perubahan sebesar 1% maka Pajak Reklame (variabel dependen) akan mengalami perubahan kurang dari 1%. c. E = 1 (Unitary Elastis) Artinya apabila PAD (variabel independen) mengalami perubahan sebesar 1% maka Pajak Reklame (variabel independen) akan mengalami perubahan sebesar 1% atau besarnya perubahan variabel independen (kenaiakan / penurunan) sama dengan perubahan variabel dependen.
6. Matriks Kinerja Pajak Reklame Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah pajak reklame berpotensi atau tidak, maka diperlukan identifikasi dan klasifikasi kondisi yang didasarkan pada jumlah serta perkembangannya, artinya : a. Komposisi penerimaan, yaitu total hasil setiap jenis pajak daersh terhadap rata-rata hasil penerimaan keseluruhan. b. Pertumbuhan penerimaan yaitu kenaikan setiap jenis penerimaan pajak daerah terhadap kenaikan atau pertumbuhan pajak daerah. Secara tabel matrik, komposisi penerimaan dan pertumbuhan penerimaan jenis pajak daerah dapat dilihat di tabel berikut ini (Jaya,1996):
62
Tabel 3.1 Matrik komposisi penerimaan dan pertumbuhan penerimaan jenis pajak daerah Komposisi
Perumbuhan (G) Prima
Berkembang
Potensial
Terbelakang
Sumber : Jaya, 1998
Keterangan : GX1
: Pertumbuhan setiap jenis pajak
GX
: Pertumbuhan seluruh penerimaan pajak daerah
X1
: Total setiap jenis pajak
X
: Rata-rata penerimaan pajak daerah
Berdasarkan matrik kinerja pajak maka klasifikasi pajak daerah secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 4 kondisi, yaitu : d. Prima, apabila jenis pajak daerah memberikan kontribusi dan pertumbuhan sama, atau lebih dari 1. e. Potensial, apabila pajak daerah memberikan kontribusi lebih atau sama dengan 1, sedangkan pertumbuhannya kurang dari 1. f. Berkembang, apabila pajak daerah memberikan kontribusi kurang dari 1 sedangkan pertumbuhannya sama dengan atau lebih dari 1.
63
g. Terbelakang, apabila pajak daerah memberikan kontribusi dan pertumbuhan kurang dari 1. Untuk menghitung tingkat pertumbuhan masing-masing jenis pajak daerah digunakan rumus (Halim,2002):
Keterangan : : Laju pertumbuhan jenis pajak daerah : Jumlah jenis pajak daerah tahun ke-1 : Jumlah jenis pajak daerah tahun ke t-1 tahun Matrik kinerja pajak reklame ini untuk menghitung dan mengetahui potensi pungutan dari pajak reklame apakah termasuk dalam kategori prima, berkembang, potensial dan terbelakang.